Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
Disusun Oleh:
Septyn Anggun Lestari
082001500054
Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Hj. Ratnaningsih, ST, MT
Rositayanti Hadisoebroto, S.T, M.T
Tazkiaturrizki, ST, MT
Asisten Dosen :
Fajra Ramadhan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah dengan judul
“Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah Kota Trisakti Lestari”.
Tujuan dari penulisan Laporan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air
Limbah ini adalah untuk merencanakan bangunan pengolahan air limbah di Kota
Trisakti Lestari serta merupakan salah satu persyaratan untuk mengikuti Ujian
Tengah Semester mata kuliah Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Hj. Ratnanigsih M.T, selaku dosen pengampu mata Perencanaan
Bangunan Pengolahan Air Limbah yang memberikan ilmu, bimbingan,
saran serta ide kepada penulis.
2. Rositayanti Hadisoebroto, S.T, M.T, selaku dosen pengampu mata kuliah
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah yang memberikan ilmu,
bimbingan, saran serta ide kepada penulis.
3. Tazkiaturrizki, S.T, M.T, selaku dosen pengampu mata kuliah
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah yang memberikan ilmu,
bimbingan, saran serta ide kepada penulis.
4. Fajra Ramadhan, selaku asisten dosen mata Perencanaan Bangunan
Pengolahan Air Limbah yang memberikan saran serta bimbingan kepada
penulis.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat
penulis harapkan. Penulis berharap semoga laporan ini dapat menambah wawasan
dan bermanfaat bagi pembaca
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
lingkungan yang lebih besar lagi akibat buangan limbah industri dapat
dihindarkan.
Rendahnya tingkat pemahaman IPAL dan sistem manajemen limbah
menyebabkan sulitnya untuk mengelola limbah yang ada, sehingga hampir semua
limbah yang dihasilkan langsung dibuang ke saluran umum. Pembuangan limbah
secara langsung tanpa pengolahan ini menyebabkan tingginya tingkat pencemaran
lingkungan di sekitar lokasi industri. Untuk itu dibuat Perencanaan Bangunan
Pengolahan air Limbah sehingga air limbah yang dibuang ke lingkungan aman
dan memenuhi baku mutu yang telah ditentukan.
BAB II
KOMPILASI DATA
Untuk perhitungan air limbah non domestik yang dihasilkan adalah dari 10%
air limbah domestik Kota Trisakti Lestari. Debit air limbah non domestik dari
Industri Kopi di Trisakti Lestari sebesar 6,563 L/detik. Berikut karakteristik
Limbah non domestik Industri Kopi di Kota Trisakti Lestari :
Tabel 2. 2 Karakteristik Air Limbah Non Domestik
Q BOD TSS
Waktu Q% BOD % TSS %
(m3/jam) (mg/L) (mg/L)
06.00 - 07.00 4 682 73 2,13% 4,69% 0,97%
07.00 - 08.00 6 682 739 3,19% 4,69% 9,83%
08.00 - 09.00 10 664 268 5,32% 4,57% 3,56%
09.00 - 10.00 10 608 840 5,32% 4,18% 11,17%
10.00 - 11.00 18 627 530 9,57% 4,31% 7,05%
11.00 - 12.00 15 627 349 7,98% 4,31% 4,64%
12.00 - 13.00 9 645 897 4,79% 4,43% 11,93%
13.00 - 14.00 10 590 140 5,32% 4,06% 1,86%
14.00 - 15.00 11 608 500 5,85% 4,18% 6,65%
15.00 - 16.00 9 645 413 4,79% 4,43% 5,49%
16.00 - 17.00 11 664 366 5,85% 4,57% 4,87%
17.00 - 18.00 7 645 296 3,72% 4,43% 3,94%
18.00 - 19.00 14 645 277 7,45% 4,43% 3,68%
19.00 - 20.00 12 682 87 6,38% 4,69% 1,16%
20.00 - 21.00 6 664 694 3,19% 4,57% 9,23%
21.00 - 22.00 9 719 323 4,79% 4,94% 4,30%
22.00 - 23.00 9 0 0 4,79% 0,00% 0,00%
23.00 - 00.00 4 0 0 2,13% 0,00% 0,00%
TOTAL 188 14545 7518 100% 100% 100%
(Sumber :Jurnal Ratna Kusumadewi, Rancangan Instalasi Pengolahan Air
Limbah Industri Dengan Proses Biologis Biological Nutrient Removal)
BAB III
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN ALTERNATIF
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Perhitungan :
a) TSS campuran
Qd = 65,63 L/detik
Qi = 0,065 L/detik
Cd TSS = 405,33 mg/L
Ci TSS = 210,60 mg/L
= 387,63 mg/L
b) BOD campuran
Qd = 65,63 L/detik
Qi = 0,065 L/detik
Cd BOD = 4,74 mg/L
Ci BOD = 1214,33 mg/L
(Qd ×Cd)+(Qi ×Ci)
BODcampuran = Qd+Qi
(65,63 × 4,74)+(0,065 x 1214,33)
= 65,63 + 0,065
= 114,70 mg/L
c) COD campuran
Qd = 65,63 L/detik
Qi = 0,065 L/detik
Cd COD = 249,47 mg/L
Ci COD = 1881,167 mg/L
(Qd ×Cd)+(Qi ×Ci)
CODcampuran = Qd+Qi
(65,63 × 4,74)+(0,065 x 1881,167)
= 65,63 + 0,065
= 397,81 mg/L
Tabel 3. 1 Rekapitulasi Konsentrasi Campuran Limbah Cair
di Kota Trisakti Lestari
C
Baku %
No Parameter campuran Selisih Keterangan
Mutu *) Removal
(mg/L)
Tidak memenuhi
1 BOD 114,70 30 84,70 73,846
baku mutu
Memenuhi Baku
2 COD 397,81 100 297,81 74,862
Mutu
Tidak memenuhi
3 TSS 387,63 30 357,63 92,261
baku mutu
*) Baku mutu menurut Permenlhk No. 68 Tahun 2016
Keterangan:
Selisih : Nilai C campuran - Nilai Baku Mutu
% removal : Presentase penyisihan.
[(Nilai C campuran – Nilai Baku Mutu) / C campuran] x 100%
Perhitungan:
Selisih BOD = Ccampuran – Nilai baku mutu
= 114,70 – 30
= 84,70 mg/L
Selisih COD = Ccampuran – Nilai baku mutu
= 397,81 – 100
= 297,81 mg/L
Selisih TSS = Ccampuran – Nilai baku mutu
= 387,63 – 30
= 357,63 mg/L
114,70
% Removal BOD =( )L/detik x 100%
30
= 73,846 %
397,81
% Removal COD =( )L/detik x 100%
100
= 74,862 %
387,63
% Removal TSS =( )L/detik x 100%
30
= 92,261 %
7. Comminutor
Pada unit screening terkadang terjadi proses pencacahan yang dilanjutkan
dengan pengembalian air limbah ke alirannya. Untuk tujuan ini, umumnya
digunakan alat pencacah yang disebut comminutor. Comminutor biasanya
diletakkan sejalan dengan jalur aliran dan mengintersepsi padatan kasar serta
mencacahnya menjadi berukuran kurang lebih 8 mm (Peavy, Rowe, dan
Tchobanoglous, 1985). Hal ini dimaksudkan agar :
a. Tidak mengganggu proses berikutnya misalnya pemompaan
b. Partikel-partikel tetap terbawa aliran dan tidak mengendap pada grit
chamber.
9. Bak Ekualisasi
Unit pengolahan ini merupakan proses untuk mengekualisasi debit dan
kualitas air limbah agar tidak terjadi shock loading pada pengolahan biologis,
yaitu perubahan pembebanan yang tiba-tiba.
Parameter Nilai
Over flow rate 600 – 1200 gpd/ft2 → 1000 gpd/ft2
SS removal 60 – 85%
Td 1 – 4 jam
Kemiringan dasar 1/ft
Diameter bak 100 – 300 ft
Kedalaman tangki 7 – 14 ft
Weir loading 5000 – 15000 gpd/ft
Sumber: Metcalf & Eddy, 1991.
murah dan tidak menuntut pengontrolan ekstra (Metcalf dan Eddy, 1991).
Alternatif Pengolahan
Ket
I II III
Saluran Saluran
Saluran pembawa
pembawa pembawa
Pre-Treatment bar screen bar screen bar screen
grit chamber grit chamber grit chamber
- comminutor comminutor
ekualisasi ekualisasi ekualisasi
Primary Clarifier
sedimentasi I sedimentasi I sedimentasi I
Secondary Acticated Sludge
RBCs trickling filter
Treatment Aerated Lagoon
Sludge Drying Sludge Drying
Sludge Treatment Sludge Drying Bed
Bed Bed
Saluran
Pembawa
Barscreen
Grit
Chamber
Bak
Ekualisasi
Primary
Clarifier
Actiated
Sludge
Sludge
Secondary Gravity
Sludge Drying
Clarifier Thickener Disposal
Bed
Effluent
Saluran
Pembawa
Barscreen
Communitor
Grit
Chamber
Bak
Ekualisasi
Primary
Clarifier
RBC
Sludge
Secondary Gravity
Sludge Drying
Clarifier Thickener Disposal
Bed
Effluent
Saluran
Pembawa
Barscreen
Communitor
Grit
Chamber
Bak
Ekualisasi
Primary
Clarifier
Trickling
Filter
Sludge
Secondary Gravity
Sludge Drying
Clarifier Thickener Disposal
Bed
Effluent
Menurut Metcalf dan Eddy (1991), kolam aerasi adalah suatu unit proses
pengolahan air limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme tersuspensi tanpa
menggunakan resirkulasi lumpur. Penambahan udara pada kolam oksidasi
dilakukan dengan menggunakan aerator. Kolam aerasi dikembangkan dari kolam
oksida fakultatif yang ditambahkan aerator untuk mencegah bau yang timbul.
Sebelum effluent dibuang, padatan sudah harus dihilangkan sebelumnya melalui
proses pengendapan.
Tahap ini ditandai dengan adanya proses aerasi yang bertujuan untuk
mengontakkan semaksimal mungkin pemakaian cairan dengan udara, agar transfer
sesuatu zat atau komponen dari satu medium ke medium lain berlangsung lebih
efisien. Maka yang terpenting adalah terjadinya turbulensi antara cairan dan
udara. Pada sistem aerasi, digunakan turbin sistem hybrid yang melibatkan
impeller dan sumber udara. Udara yang keluar dari bagian bawah impeller,
dipecah menjadi gelembung yang halus dan merembes keseluruh tangki akibat
gerakan pompa pada impeller.
Pada pengolahan air limbah, proses aerasi diterapkan untuk
menghilangkan senyawa organik dan non-organik yang mudah menguap
(volatile), memberikan oksigen untuk proses biologi, dan untuk meningkatkan
kandungan oksigen pada air yang telah diolah. Pada kolam aerasi tersebut, terjadi
penghembusan udara secara berkala dengan tujuan agar biomassa yang terdapat
pada limbah tersebut menjadi aktif sehingga biomassa tersebut dapat
mendekomposisi kandungan biologis yang merupakan nutrisi pada limbah cair
tersebut. Pada akhir prosesnya biomassa akan menggumpal dan membentuk
koloni dan terbentuklah lumpur aktif. Waktu detensi pada kolam aerasi adalah 4-6
jam dengan efisiensi pengolahan dalam menurunkan kandungan BOD sebesar
90%.
Tabel 3. 13 Rekapitulasi Perhitungan % Penyisihan Unit Pengolahan BPAL Kota Trisakti Lestari
BAB IV
PENGOLAHAN FISIK
Perhitungan
Fmd = 1,2
Fph = 1,6
Qmd = Q total x Fmd
0.139 m3 /detik
= 0,8
= 0,17 m3/detik
a. Dimensi Saluran
Q full
Afull = V full
0,17 m3 /detik
= 1 m/detik
= 0,17 m²
A full = ¼ πd²
0,17 m² = ¼ πd²
0.17 m3
√ =d
0,25 𝑥 𝜋
0,470 m =d
470 mm = d 500 mm
D = 0,625
Keliling basah =R
D
=4
0,625
= 4
= 0,156
d. Kemiringan dasar saluran
2 1
1
v =𝑛 R3 S 2
2
vxn
S =( 2 )
R3
2
1 m/detik x 0,012
S =( 2 )
0,1563
= 0,002
Perhitungan
1. Perhitungan jarak dan dimensi ruang bar
a) Luas bersih yang melalui rack
Q peak
=
kecepatan melalui bar
0,139 m³/detik
=
0,6 m/detik
= 0,23 m2
b) Lebar bersih pada bar
luas bersih
= kedalaman aliran
0,23 m2
= 0,625 m
= 0,37 m
c) Jumlah spasi
lebar bersih 0,37 m
= = 0,025 m = 14,8 spasi ≈ 15 spasi
lebar spasi
= 0,73
1 v 2 v2 2
= HL = Ke [ 2g − ]
2g
Q jam puncak
= v2 = Lebar chamber x d
2
Keterangan:
Z1 dan Z2 = ketinggian terhadap datum (m)
V1 dan V2 = kecepatan di bagian 1 dan 2 (m/detik)
HL = total kehilangan tekanan (m)
d1 dan d2 = kedalaman aliran (m)
Qp 2 Qp 2
v1 2 ( ) v1 2 ( )
Lc x d2 Lc x d2
Z1 + + d1 = Z2 + + d2 + Ke [ 2g − ]
2g 2g 2g
0,139 2 0,139 2
0,82 ( ) 0,82 ( )
0,515 x d2 0,515 x d2
0,015 + + 0,625 = 0 + + d2 + 0,3 [ − ]
2 x 9,81 2 x 9,81 2 x 9,81 2 x 9,81
0,00037 0,00037
0,015 + 0,033 + 0,625 = + d2 + 0,3 [0,033 − ]
d2 2 d2 2
0,00037 0,00001
0,673 = + d2 + 0,0099 −
d2 2 d2 2
0,00037 0,00001
0,673 – 0,0099 = − + d2
d2 2 d2 2
0,000036
0,663 = + d2 (x d22)
d2 2
0,663 d22 = 0,000036 + d23
d23 – 0,663 d22 + 0,000036 =0
m3
0,139
detik
= 0,515 x 0,5
m3
0,139
detik
=
0,375 m × 0,5 m
0,742 −0,542 1
= × 0,7
2 × 9,81
0,139 2
0,542 ( )
0,7 x d3
+ 0,5 = + d3 + 0,018
2 × 9,81 2 × 9,81
0,002
0,515 = + d3 + 0,018
d3 2
0,002
0,497 – d3 - =0 (x d32)
d3 2
0,497 d32 – d33 – 0,002 =0
Dengan metode pendekatan dimasukkan d3 = 0,6 ke persamaan di atas, maka
didapat hasil -0,04. Karena mendekati 0, maka:
Qjp
Cek V3 =
Lc ×d3
0,139 m3 /detik
= 0,515 m × 0,6 m
0,139 m3 /detik
= 0,515 m ×0,5 x d′2
0,54 m/detik
= d′2
0,29
(V2`)2 = d′2 ²
0,139 m3 /detik
= 0,515 m x d′2
0,27 m/detik
= d′2
0,29
(v1`)2 = d′2 ²
0,29 0,073
2 − ′2
0,0037 d′2 d2
d′2 + 2 = 1,16 +
d′2 13,73
0,217
2
0,0037 d′2
d′2 + 2 = 1,16 + 13,73
d′2
0,0037 0,016
d′2 + 2 = 1,16 + 2
d′2 d′2
0,0123
d′2 - 1,16 - 2 =0 (x d2ʹ2)
d′2
2
d2 ′ ³ - 1,16 d2 ′ - 0,0123 = 0
Dengan metode pendekatan dimasukkan d2’ = 1 ke persamaan diatas, maka
didapat hasil -0,17
Cek
Qph
𝐯𝟐 ′ = Lc
x d₂′
2
0,139
= 0,515
x1
2
( 0,74)2 −(0,54)2 1
HL50 = x 0,7
2 x 9,81
= 0,027 m
Kecepatan melewati bar rack
v2 ʹ
v = d′2
0,27
= 0,54
= 0,5 m/dtk OK
Maka spesifikasi barscreen mekanik yang digunakan adalah model JHZ – 500
dengan daya motor 0,55 kW dan bak lebar 550.
Desain Terpilih:
Menggunakan 2 (dua) unit grit chamber yang dioperasikan secara bergantian
Waktu detensi (Td) = 60 detik = 1 menit
Kecepatan Horizontal (vh) = 1 ft/s = 0,3 m/ detik
Diameter partikel yang diendapkan = 50 mesh
Kecepatan Pengendapan (vs) = 2,8 m/menit = 0,0467 m/ detik
Qph = 0,139 m3/detik
Perhitungan:
1.) Jumlah Bak Penangkap pasir 2 Kompartemen dipakai bergantian dengan
debit tetap ( dimana 1 MGD = 1,574 cfs)
Qmax = 0,0866 m3/dtk = 1,98 MGD = 3,12 cfs
3
Q rata-rata = 0,0722 m /dtk = 1,65 MGD = 2,60 cfs
Qph = 0,139 m3/dtk = 3,17 MDG = 4,99 cfs
Q min = f min x Q rata-rata
= 0,51 x 0,0722 m3/dtk
0,139 m3 /detik
= 0,3 m/detik
= 0,46 m2
3.) Kecepatan Mengendap Pasir dengan nilai diameter equivalent
Partikel pasir yang akan diendapkan adalah jenis quartz sand dengan spesifik
gravity 2,65 mm, Vs = 54”/menit (0,023 m/dtk)
Over Flow rate = 900 x laju pengendapan terkecil yang dapat diendapkan
= 900 x 54”/menit
= 48600 gal/hr/ft2 = 0,07 cfs/ft2
4.) Luas Permukaan (Asurface)
ph Q
ASurface = 𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑓𝑙𝑜𝑤 𝑟𝑎𝑡𝑒
4,99 cfs
=
0,07 cfs/ft2
= 0,93 m ≈ 0,9 m
A surface
Panjang (l) =
b
6,62 m2
= 0,9 m
= 7,4 m ≈ 7,5 m
Freeboard = 0,3 m
Vruang pasir = b x l x d
= 0,9 m x 7,5 m x 0,1 m
= 0,675 m3
volume bak
Intensitas pembersihan ruang pasir = volume ruang pasir
5,4 m3
= 0,675 m2
= 8 hari sekali
7.) Cek Td
volume bak
Td = Q max
5,4 m3
= 0,0866 m3 /detik
= 0,26 m2
1
A = 4 x π x d2
1
0,26 m2 = 4 x π x d2
πd2 = 1,03 m2
1,03
d =√ π
x
Dari tabel diperoleh nilai = 0,140
b
X = 0,140 x 0,9
= 0,126 m
Perhitungan Hadloss
HL propotional weir = 0,3 m Panjang = 7,5 m
Lebar = 0,9 m
Tinggi = 0,8 m
Qpeak = 0,139 m3/s
n = 0,015
A
R =P
(L x H)
= (L+(2 xH))
(0,9 m x 0,8m)
= (0,9 m+(2 x0,8 m ))
= 0,288 m
Qph
V = A
0,139 m3 /detik
= = 0,193 m/s
(0,9 m x 0,8 m)
V
S = (1 2 )2
x R3
n
0,193 m/s
=( 1
2 )2
x 0,288 3
0,015
= 4,4 × 10-5
HL outlet =S×P
= 4,4 × 10-5 × 7,5 m
= 3,3× 10-4 m
Kriteria Desain
Kedalaman 1,5 – 3
Slope (2 m – 5 m)
Luas Alas (20% - 25%) x Luas Atas
Freeboard 0,5 m – 1 m
v inlet = v outlet 0,3 m/det – 0,6 m/det
Sumber : Metcalf and Eddy 2003.
Perencanaan:
Bentuk tangki = Trapesium
Kedalaman tangki (H) =3m
Vinlet = Voutlet = 0,5 m/dtk
Luas alas (A1) = 25% Luas atas (A2)
Q peak = 0,139 m3/detik
Td = < 10 menit
Hasil Perhitungan:
500
400 Inlet (m3/jam)
300 Outlet (m3/jam)
200
100
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425
Waktu (jam)
Q Inlet Volume BOD TSS BOD TSS BOD TSS BOD TSS
Q Outlet
Ekualisasi mg/L mg/L kg/jam kg/jam mg/L mg/L kg/jam kg/jam
Waktu %BOD %TSS Mass loading
Mass loading
(m3/jam) (m3/jam) m3 Rata-rata Ekualisasi dengan
tanpa Ekualisasi
Ekualisasi
08.00 - 09.00 199,07 259,89 -60,83 4,69% 9,83% 76,71 868,74 15,271 172,939 76,714 868,743 19,938 225,782
09.00 - 10.00 331,78 259,89 11,06 4,57% 3,56% 74,69 315,05 24,781 104,528 74,235 190,754 19,293 49,576
10.00 - 11.00 331,78 259,89 82,95 4,18% 11,17% 68,39 987,48 22,691 327,625 68,579 961,774 17,823 249,960
11.00 - 12.00 597,21 259,89 420,26 4,31% 7,05% 70,53 623,05 42,120 372,088 70,290 664,358 18,268 172,663
12.00 - 13.00 497,67 259,89 658,03 4,31% 4,64% 70,53 410,27 35,100 204,181 70,419 526,601 18,302 136,861
13.00 - 14.00 298,60 259,89 696,74 4,43% 11,93% 72,55 1054,48 21,664 314,871 71,085 691,373 18,475 179,684
14.00 - 15.00 331,78 259,89 768,63 4,06% 1,86% 66,37 164,58 22,019 54,604 69,563 521,439 18,079 135,519
15.00 - 16.00 364,96 259,89 873,69 4,18% 6,65% 68,39 587,78 24,960 214,516 69,185 542,799 17,981 141,071
16.00 - 17.00 298,60 259,89 912,40 4,43% 5,49% 72,55 485,51 21,664 144,974 70,043 528,206 18,204 137,278
17.00 - 18.00 364,96 259,89 1017,46 4,57% 4,87% 74,69 430,26 27,259 157,026 71,371 500,221 18,549 130,005
18.00 - 19.00 232,25 259,89 989,81 4,43% 3,94% 72,55 347,97 16,850 80,814 71,590 471,926 18,606 122,651
19.00 - 20.00 464,49 259,89 1194,41 4,43% 3,68% 72,55 325,63 33,700 151,254 71,898 425,201 18,686 110,507
20.00 - 21.00 398,14 259,89 1332,65 4,69% 1,16% 76,71 102,27 30,543 40,719 73,102 344,469 18,999 89,526
21.00 - 22.00 199,07 259,89 1271,83 4,57% 9,23% 74,69 815,84 14,868 162,408 73,308 405,731 19,052 105,447
22.00 - 23.00 298,60 259,89 1310,53 4,94% 4,30% 80,88 379,71 24,150 113,382 74,747 400,783 19,426 104,161
23.00 - 00.00 298,60 259,89 1349,24 0,00% 0,00% 0,00 0,00 0,000 0,000 60,877 326,411 15,822 84,832
Q Inlet Volume BOD TSS BOD TSS BOD TSS BOD TSS
Q Outlet
Ekualisasi mg/L mg/L kg/jam kg/jam mg/L mg/L kg/jam kg/jam
Waktu %BOD %TSS Mass loading
Mass loading
(m3/jam) (m3/jam) m3 Rata-rata Ekualisasi dengan
tanpa Ekualisasi
Ekualisasi
00.00 - 01.00 132,71 259,89 1222,06 0,00% 0,00% 0,00 0,00 0,000 0,000 55,425 297,180 14,405 77,235
01.00 - 02.00 99,53 259,89 1061,70 4,69% 3,91% 76,71 345,62 7,636 34,401 57,028 300,828 14,821 78,184
02.00 - 03.00 66,36 259,89 868,16 5,07% 1,10% 82,90 97,57 5,501 6,474 58,550 288,871 15,217 75,076
03.00 - 04.00 33,18 259,89 641,44 4,69% 2,34% 76,71 206,90 2,545 6,865 59,219 285,854 15,391 74,292
04.00 - 05.00 99,53 259,89 481,08 4,82% 0,63% 78,85 55,25 7,848 5,499 61,856 254,878 16,076 66,241
05.00 - 06.00 33,18 259,89 254,37 4,69% 1,10% 76,71 97,57 2,545 3,237 62,815 244,729 16,325 63,604
06.00 - 07.00 132,71 259,89 127,18 4,57% 0,57% 74,69 50,55 9,912 6,709 66,886 178,153 17,383 46,301
07.00 - 08.00 132,71 259,89 0,00 4,69% 0,97% 76,71 85,82 10,181 11,389 71,905 131,002 18,688 34,047
BOD
45
40
Konsentrasi (mg/L)
35
30
25
20
15
Tanpa Ekualisasi
10
5 Dengan Ekualisasi
0
Waktu
TSS
400
Konsentrasi TSS (mg/L)
350
300
250
200
150
100 Tanpa Ekualisasi
50 Dengan Ekualisasi
0
Waktu
= 80,58 m2
Cek Luas
A1 = 18 m x 18 m = 324 m2
A2 =9mx9m = 81 m2
Cek Volume
H
V = x A1 + A2 + √A1 x A2
3
3
= 3 m x 324 m2 + 81 m2 + √324 m2 x 81 m2
= 1 m x 405 m2 + 162 m2
= 567 m3
Cek td
Volume
Td = Qmd
567 𝑚3
= 0,0866
= 0,278 m2
1
A inlet = 4 x π x d2
1
0,278 = 4 x π x d2
4 x 0,278 = π x d2
1,112 = π x d2
1,112
D =√
3,14
0,139
= 1
x π x 0,62
4
= 0,49 m/detik OK
2. Pipa Outlet
v = 0,5 m/dtk
Qrata-rata = 0,0722 m3/dtk
Q rata−rata
Aoutlet = v
0,0722
= 0,5
= 0,14 m2
1
Aoutlet = 4 x π x d2
1
0,14 = 4 x π x d2
4 x 0,14 = π x d2
0,56 = π x d2
0,56
D = √3,14
0,0722
= 1
x 3,14 x 0,42
4
= 0,57 m/detik
18 m
3m
9m
0,072 m3 /detik
= 4
= 0,012 m
Unttuk 4 pompa, pada tahap 1 = 0,012 x 4 = 0,048 m
4) Headloss minor
v2
hm = k x 2 x g
Aksesoris v
Jumlah k hL (m)
pipa (m/detik)
Elbow 900 2 0,3 1,5 0,07
Check valve 1 1 1,5 0,11
Gate valve 1 0,1 1,5 0,01
Total headloss (hm) 0,19
5) Headloss kecepatan
v2
hv = 2 x g
m 2
(1,5 )
detik
= 2 x 9,81
= 0,115 m
6) Total head
Htotal = hstatis + hf + hm + hv
= 15 m + 0,048 m + 0,19 m + 0,115 m
= 15,36 m
4.6 Sedimentasi I
Berfungsi untuk menurunkan kadar partikel diskrit yang terdapat dalam air
buangan dengan cara mengendapkannya, yang berlangsung secara gravitasi.
Efisiensi penyisihan (Qosim, 1985):
SS : (50 – 70) %
Data :
Overflow rate = 40 m3/m2/hari
Weir loading = 9 m3/m2/detik
QOutlet = 259,89 m3/jam ≈ 0,072 m3/detik
Direncanakan 2 unit bak sedimentasi
1) Luas permuakaan tangki
QOutlet = 259,89 m3/jam ≈ 0,072 m3/detik
Q
outlet
Qbak = Jumlah bak
0,072 m3 /detik
= 2
= 0,0361 m3/detik
≈ 3118,74 m3/hari
≈ 129,95 m3/hari
Qbak
Luas permukaan tangki = 𝑄
𝑜𝑣𝑒𝑟𝑓𝑙𝑜𝑤 𝑟𝑎𝑡𝑒
= 77,97 m2 ≈ 78 m2
2) Dimensi bak
P: L =2:1
P =2L
A =PxL
= 2L x L
= 2 L2
78 m2 = 2 L2
L2 = 39 m2
L = √39 m2 ≈ 6,2 m ≈ 6,5 m
Maka :
P =2L
= 2 x 6,5 m
= 13 m
= 1,63 m ≈ 2 m
Freeboard = 0,5 m
H total = H + freeboard
= 2 m + 0,5 m
= 2,5 m
Volume bak =PxLxH
= 13 m x 6,5 m x 2,5 m
= 211,25 m3
3) Cek overflow rate
Q
Overflow rate = Pbak
xL
3118,74 m3 /hari
= 13 m x 6,5 m
211,25 m3
= 0,0361 m3 /detik
a. Struktur Influet
Data :
Jumlah oriffice = 10 buah
v inffluent channel = 0,3 m/detik
Dimensi 1 buah oriffice = 0,1 m x 0,1 mStr
Asumsi H =1m
v pipa = 1 m/detik
Qbak = 0,0361 m3/detik
Perhitungan :
Q
A pipa outlet = v bak
pipa
0,0361m3 /detik
= 1 m/detik
= 0,0361 m2
1
A outlet = 4 x 𝜋 x d2
1
0,0361 m2 = 4 x 𝜋 x d2
4xA
d =√ 3,14
4 x 0,0361
=√ 3,14
0,0361 m3 /detik
= 0,3 m/detik
= 0,1203 m2
Q
VAktual = A bak
cross
0,0361 m3 /detik
= 0,1203 m2
= 0,0078 m2
Qbak
Qoriffice =
n
0,0361 m3 /detik
= 10
= 0,0036 m3/detik
Jarak oriffice = Lbak – (n x 𝜙 oriffice)
= 6,5 m – (10 x 0,1 m)
= 6,5 m – 1 m
= 5,5 m
Qoriffice 2
HL = Cd x A
oriffice x √2 x g
0,00362
= 0,4 x 0,0078 x
√2 x 9,81
= 0,000937 m
b. Struktur Effluen
Data :
Weir loading berbentuk V-notch
Weir loading = 124 m3/m.hari
Qbak = 0,0361 m3/detik = 3118,74 m3/hari
Perhitungan :
𝑏akQ
Panjang weir = 𝑤𝑒𝑖𝑟 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔
3118,74 m3 /hari
= 124 m3 /m /hari
= 25,15 m
Total panjang weir = [2(P+L)] + [2(P+L)-1] – 1
25,15 m = [2(P+6,5)] +[ 2 [(P+6,5) - 1]-1
25,15 m = 2P + 13 + 2P + 13 – 1 – 1
25,15 m = 4P + 24
4P = 1,15 m
P = 0,29 m ≈ 0,5 m
Total panjang weir aktual = [2(P+L)] + [2(P+L)-1] – 1
= [2(0,5 + 6,5)] + [2(0,5 + 6,5) – 1] – 1
= [2 x 7 m] + [(2 x 7m) – 1] – 1
= 14 m + 13 m – 1 m
= 26 m
𝑏ak Q
Cek aktual weir loading = 𝑤𝑒𝑖𝑟 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔
3118,74 m3 /hari
= 26 m
= 0,000286 m3/detik
Tiap launder memiliki 2 sisi
𝑛
Jumlah V-notch tiap sisi =
2
130
= = 65 buah
2
= 0,09 m
c. Kuantitas Lumpur
Diketahui:
Spesifik gravity lumpur = 1,03
Solid content 3 % - 6 % = 4 %
BOD campuran = 67,95 mg/L = 67,95 g/m3
TSS campuran = 431,35 mg/L= 431,35 g/m3
g m3
431,35 3 3118,74 𝑥 0,61
m x hari
= 1000 g/Kg
= 820,6 Kg/hari
2) Volume lumpur per menit per bak
Jumlah produksi lumpur
= spesifik gravity x solid content
kg g
820,6 x 1000
hari kg
= kg cm3 menit
1,03 x 0,04 x 106 x 1440
cm3 m3 hari
= 0,0138 m3/menit/bak
3) Kapasitas pompa
menit
Volume lumpur x 18
putaran
= menit
1,5
putaran
m3
18menit
0,0138 menit x
bak putaran
= menit
1,5
putaran
= 0,166 m3/menit/bak
4) Interval putaran untuk 2 bak
Kapasitas pompa x 1,5 menit/putaran
= 2 x Volume lumpur
m3
1,5 menit
0,166 menit x
bak putaran
= m3
0,0005
2x menit
bak
= 9 menit/putaran
g m3
67,95 3118,74 𝑥 (1−0,38)
m3 x hari
= 1000 g/Kg
= 131,38 kg/hari
2) SS di effluent primer
TSS rata rata ekualisasi x Qbak x (1−%removal TSS)
= 1000 g/kg
g m3
431,35 3118,74 𝑥 (1−0,61)
m3 x hari
= 1000 g/Kg
= 524,65 kg/hari
3) Jumlah endapan yang terbentuk
Asumsi solid = 4 %
SS
= spesifik gravity x % solids
kg g
524,65 x 1000
hari kg
= kg cm3
1,03 3 x 0,04 x 106 3
cm m
e. Kuantitas scum
8 kg
Kuantitas scum = 1000 m3
= 49,8 kg/hari
2) Kuantitas scum
Kuantitas rata−rata scum
= spesivic gravity
kg g
49,8 x 1000
hari kg
= g 1 kg m3
1,05 x x 106 3
cm3 1000g cm
= 47,40 m3/hari
= 9,96 m3
Volume bak lumpur
Luas ruang lumpur = L
9,96 m3
= 6,5 m
= 1,53 m2
2) Bentuk zona pengendapan (ruang lumpur) berbentuk trapesium
Σ sisi sejajar×t
Luas (A) = 2
Σ sisi sejajar × 1
1,53 m2 = 2
Lama Pengurasan
V = Cd x √2 g h
Kriteria
Komponen Satuan Nilai Ket
Desain
Q bak m3/detik 0,0361
2
Luas permukaan tangki m 84,5
Panjang Bak m 13
Lebar Bak 6,5
Tinggi Bak 2
Cek overflow rate m3/ m2 hari 36,91 30 - 50 OK
Cek td menit 97,5 90 - 150 OK
Struktur Influen
Diameter pipa inlet, d mm 200
Cek v influen m/detik 0,3
Jumlah orifice buah 10
Diameter orifice, d m 0,1
Jarak orifice m 5,5
hL m 0,000936809
Kriteria
Komponen Satuan Nilai Ket
Desain
Struktur Efluen
Panjang weir m 25,15
Tidak
Cek aktual weir loading m3/m hari 119,95 124 - 496
Memenuhi
Jumlah v notch buah 130
V notch tiap sisi buah 70
Lebar v notch m 0,15
Jarak tiap v notch m 0,18
Jarak v notch ke tepi m 0,1
Kuantitas Lumpur
% BOD removal % 38%
% TSS removal % 61%
Jumlah produksi
0,0138
lumpur/bak/hari Kg/hari
Volume m3/menit
0,166
lumpur/menit/bak per bak
Kualitas efluen dari bak
sedimentasi
Jumlah BOD5 di efluen Kg/hari 131,38
Jumlah SS di efluen Kg/hari 524,65
Konsentrasi BOD5 di
21,11
efluen mg/L
Konsentrasi SS di efluen mg/L 84,28
Kuantitas Scum
Kuantitas rata-rata scum Kg/hari 49,8
Kuantitas scum m3/hari 47,43
Dimensi Ruang
Lumpur
Sisi 1 m 1,02
Sisi 2 m 2,04
Tinggi ruang lumpur, t m 0,5
Lama pengurasan menit 1,25
BAB V
PENGOLAHAN BIOLOGIS DAN KIMIAWI
Notes :
Dikarenakan konsentrasi BOD5 setelah melalui pengolahan sedimentasi I sudah
kecil dan memenuhi baku mutu, yaitu 21,11 mg/L maka agar dalam perencanaan
terdapat pengolahan biologis Aerated Lagoon konsentrasi BOD5 ditambahkan
100 mg/L menjadi 121,11 mg/L.
Perhitungan
Asumsi MLVSS = 0,8 MSS
Efisiensi unit pengolahan
BOD5in − BOD5ef
η = x 100%
BOD5in
mg mg
121,11 −20
L L
= mg x 100%
23,84
L
= 83,49 %
Volume kolam aerasi
V = Q x θc
= 3118,74 m3/hari x 5 hari
= 15593,7 m3
= 3118,7 m2
Panjang lebar kolam
P =L
A = P2
P = √A
= √3118,7 m2
= 55,8 m P = 55,8 m dan L = 55,8 m
Temperatur kolam
Pada temperatur udara ambien maksimum
(A x f x Ta)+(Q x Ti)
Tw = (A x f)+Q
= 25 0C
Pada temperatur udara ambien minimum
(A x f x Ta)+(Q x Ti)
Tw = (A x f)+Q
= 24,99 0C
*)
Jadi tidak terdapat perubahan yang signifikan pada temperatur kolam akibat
perubahan temperatur udara ambien
Konsentrasi BOD5 terlarut yang terukur pada outlet saat temperatur maksimum
Ks x ( 1+ θc x Kd)
S = (θ
c x (Y x k−Kd))−1
= 7,78 mg/L
Koreksi konstanta penyisihan akibat pengaruh temperatur udara ambien
kT = k20 x θT – 20
Pada temperatur udara ambien maksimum
k30 = k20 x θT – 20
= 2,5 x 1,0830 – 20
= 5,4
Pada temperatur udara ambien minimum
k24 = k20 x θT – 20
= 2,5 x 1,0824 – 20
= 3,4
Perkiraan konsentrasi BOD5 pada effluent
S 1
= v
S0 1+ kT x
Q
S 1
= 15593,7
121,11 1+5,4 x
3118,74
S 1
= 15593,7
121,11 1+3,4 x
3118,74
0,6 x (121,11−7,78)
= 1+(0,06 x 5)
= 52,30 mgVSS/L
Konsentrasi zat padat terlarut sebelum diendapkan
SS = SSin + MLSS
52,30
= 84,28 + 0,8
= 149,66 mg/L
Jumlah lumpur biologis yang dibuang
Px = XxQ
mg 1 kg 1L m3
= 52,30 x 106 mg x 10−3 m3 x 3118,74 hari
L
= 163,12 kg/hari
Kebutuhan oksigen
Asumsi faktor koversi BODultimate menjadi BOD5 adalah 0,68
Q x (S −S)
0
O2/hari = faktor konversi – 1,42 x Px
m3 1L mg 1 kg
3118,74 x x (121,11−7,78) x 6
hari 10−3 m3 L 10 mg
= – 1,42 x 163,12 kg/hari
0,68
= 288,11 kg/hari
= 0,82
Berdasarkan kebutuhan O2 di atas, ditentukan surface aerator yang akan
digunakan :
Motor Aerator
Model
Hp Pole Kg/O2/jam DM DZ D Pumping rate m3/min
SFA - 02 2 4 3 6 12 2 - 3 5
SFA - 03 3 4 4,2 9 18 3 - 4 7
SFA - 05 5 4 6,6 12 24 3 - 4 9
Motor Aerator
Model
Hp Pole Kg/O2/jam DM DZ D Pumping rate m3/min
SFA - 07 7,5 4 9,6 16 32 3 - 4 11
SFA - 10 10 4 11,5 19 38 3 - 4 19
SFA - 15 15 4 16,5 27 54 3 - 4 24
SFA - 20 20 4 21 32 64 3 - 4 29
SFA - 25 25 4 27,5 36 72 3 - 4 33
SFA - 30 30 4 31 40 80 3 - 4 37
SFA - 40 40 4 38 45 90 5 - 6 46
SFA - 50 50 4 50 50 100 5 - 6 55
SFA - 60 60 4 61 56 112 5 - 6 65
SFA - 75 75 4 73 62,5 125 5 - 6 80
SFA - 100 100 4 95 70 140 5 - 6 120
Notes:
Aerator yang dipilih adalah Tipe SFA – 02 dikarenakan disesuaikan dengan
kondisi agar jumlah bak aerasi yang direncanakan lebih dari 1.
= 4 ≈ 4 buah aerator
Kriteria
Parameter Simbol Besaran Satuan Ket
Desain
Efisiensi unit pengolahan η 83,48557 %
Volume kolam aerasi V 15593,69 m3
Luas permukaan kolam A 3118,738 m2
Panjang lebar kolam P 55,84566 m
L 55,84566 m
Temperatur kolam 0
Tw 25,00006 C
maksimum
0
Temperatur kolam minimum Tw 24,99999 C
Konsentrasi BOD5 terlarut
S 7,784431 mg/L
Tamax
Konstanta penyisihan Tamax k30 5,397312
Konstanta penyisihan Tamin k24 3,401222
Konsentrasi BOD5 effluent
Smax 4,327297 mg/L
Tamax
Konsentrasi BOD5 effluent
Smin 6,725837 mg/L
Tamin
Perbandingan konsentrasi Smin/Sm
1,554281
BOD5 effluent ax
Konsentrasi BOD5 terlarut
S' 12,0992 mg/L
aktual effluent
Konsentrasi lumpur biologis mgVSS/
X 52,30234
yang dihasilkan L
Konsentrasi zat padat terlarut
SS 149,6623 mg/L
sebelum diendapkan
Jumlah lumpur biologis yang
Px 163,1173 kg/hari
dibuang
faktor konversi BODultimate 0,68
Kebutuhan oksigen O2/hari 288,1099 kg/hari
Kebutu
Rasio kebutuhan oksigen han
0,815204
terhadap BOD5 yang O2/BO
disisihkan D
Jumlah aerator n 4 buah
Kedalaman kolam D 5 m 1 - 10 √
Umur Lumpur θc 5 hari 2,5 - 5 √
Koef. penyisihan BOD5
k 6 hari-1 2 - 10 √
terlarut
Kriteria
Parameter Simbol Besaran Satuan Ket
Desain
mg
VSS/mg
Koef. kinetic pertumbuhan
y 0,6 BOD5 0,4 – 0,8 √
sel maksimum
terkonsu
msi
Koeefisien kematian Kd 0,06 hari-1 0,025 – 0,075 √
Kefisien temperatur θ 1,08 - 1,04 – 1,10 √
mg
Ks 100 25 – 100 √
Half velocity constant BOD5/L
Faktor proporsionalitas f 0,000012 - 12 x 10-6 √
= 61794 kg/tahun
Akumulasi VSS tiap tahun
VSS = 0,8 SS
= 1559,37 m2
Direncanakan kolam sedimentasi dengan panjang sebesar 1,25 lebar
A =PxL
1559,37 m2 = 1,25 L2
A
L = √1,25
1559,37 m2
=√ 1,25
= 35,32 m
P = 1,25 x L
= 1,25 x 35,32 m
= 44,15 m
Akumulasi lumpur per luas kolam pengendap
SS 61794 kg
= 44,15 m x 35,32 m
PxL
= 39,63 kg/m2
Asumsi lumpur mengalami pemadatan 15% spesific gravity lumpur 1,06
Kedalaman ruang lumpur
akumulasi lumpur per luas kolam pengendap
Dsl = spesifik gravity x ρ x % pemadatan
kg
39,63
m2
= kg
1,06 x 997 3 x 0,15
m
= 0,25 m
Jadi kedalaman total kolam sedimentasi
Dtotal = D + Dsl + freeboard
= 2 m + 0,25 m + 0,3 m
= 2,55 m
Kriteria
Parameter Simbol Besaran Satuan Ket
Desain
Akumulasi lumpur tanpa
SS 61794,00 kg/tahun
dekomposisi anaerobik/tahun
Akumulasi VSS tiap tahun VSS 49435,20 kg/tahun
Akumulasi fixed solid FS 12358,80 kg/tahun
Perkiraan akumulasi VSS
VSSt 51906,96 kg
setelah 2 tahun
Perkiraan total solid yang
SSt 76624,57 kg
terakumulasi setelah 2 tahun
Volume kolam pengendap V 3118,74 m3
Luas permukaan kolam
A 1559,37 tan
pengendap
Lebar bak L 35,32 m
Panjang bak P 44,15 m
Kriteria
Parameter Simbol Besaran Satuan Ket
Desain
Kedalaman BAK D 2 m
Akumulasi lumpur per luas
SS/(PxL) 39,63 kg/m2
kolam pengendap
Kedalaman ruang lupur Dsl 0,25 m
freeboard 0,30 m
Kedalaman total kolam
Dtotal 2,55 m
sedimentasi
Waktu detensi Kolam √
td 1 hari 6 - 12
Sedimentasi
Kedalaman Kolam Sediemntasi D 2 m 1 – 1,8 √
3118,74 m3 /hari
Q Tiap bak = 2
Dimensi Thickener
Total 𝑆𝑜𝑙𝑖𝑑 𝑖𝑛𝑓𝑙𝑢𝑒𝑛𝑡
1) Debit lumpur = Kadar 𝑆𝑜𝑙𝑖𝑑
kg
854,46
= 1% x 1020hari
kg/m3
= 83,77 m3/hari
2) Luas permukaan thickener (berdasarkan perencaanaan tahap II)
Jumlah lumpur
AS = 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑐 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔
kg
854,46
hari
= kg
50 3 hari
m
= 17,09 m2
3) Diameter thickener
AS x 4
D =√ π
17,09 m2 x 4
=√ 3,14
= 4,67 m ≈ 5 m
4) Luas permukaan aktual
1
AS = 4 x π x D2
1
= 4 x 3,14 x 52
= 19,63 m2
5) Cek beban hidrolis
Q
HL = A
S
a. Tahap I
Q lumpur
HL = AS
m3
83,77
hari
= 19,63 m2
a. Tahap I
Jumlah lumpur
SL = AS
kg
854,46
hari
= 19,63 m2
= 1 % OK Memenuhi
Dengan harga Ci = 1 % dan Ce = 5 % sebagai konsentrasi solid di bagian
bawah thickener, maka konsentrasi solid di zona pengentalan adalah :
1
Czona pengentalan = 2 x (Ci + Ce)%
1
= 2 x (1 + 5)%
=3%
- Diasumsikan ketinggian zona pengendapan = (h), maka volume sludge blanket
setiap thickener adalah :
1
Vsludge blanketi = 4 x π x D2 x h
1
= 4 x 3,14 x 52 x h
= 19,63 h.m3
- Jumlah solid dengan konsentrasi solid %
∑solid = Vsludge blanket x Czona pengentalan x spesific gravity
= 19,63 h.m3 x 3 % x 1020 kg/m3
= 600,53 h.kg
- Jumlah solid yang tertahan di zona pengetalan setiap thickener :
Jumlah lumpur
∑solid di zona pengentalan = 2
854,46 kg
= 2
= 427,23 kg
- Dengan waktu detensi = 1 hari maka :
∑ 𝑠𝑜𝑙𝑖𝑑
Td = ∑ 𝑠𝑜𝑙𝑖𝑑 di zona pengentalan
600,53 x h kg
1 = 427,23 kg
427,23 = (600,53 x h)
(1 x 427,23)
h = 600,53
= 0,71 m ≈ 0,7 m
Disediakan penambahan kedalaman zona pengentalan sebesar 20% untuk
menjaga terjadinya hal – hal seperti beban yang berkelanjutan atau kerusakan
peralatan, maka :
h = h x 1,2
= 0,7 m x 1,2
= 0,84 m
- Kedalaman total thickener adalah :
htotal = hair bersih + hpengendapan + hpengentalan
= 1 m ++ 0,7 m + 0,84 m
= 2,54 m
hthickener = htotal + freeboard
= 2,54 m + 0,5 m
= 3,04 m
- Kedalaman thickener di bagian tengah adalah :
Dengan slope pada tangki direcanakan sebesar 15% maka total penurunan
menuju bagian tengah thickener adalah :
D 𝑡ℎ𝑖𝑐𝑘𝑒𝑛𝑒𝑟
Penurunan = 15% x 2
5m
=15% x 2
= 0,375 m
Pada bagian tengah thickener terdapat ruang lumpur dengan kedalaman
direncanakan 0,65 m. Maka kedalaman thickener bagian tengah adalah :
hthickener tengah = hthickener + Penurunan thickener tengah + hlumpur
= 3,04 m + 0,375 m+ 0,65 m
= 4,07 m
Struktur influen
Struktur influen terdiri dari center feed well. Lumpur dari bak pengendap 1
masuk ke thickener dengan pipa berdiameter 100 mm (4 inchi) dan dari tangki
stabilisasi dnegan pipa berdiamter 200 mm (8 inchi) melalui inlet well.
= 75,39 m3/hari
3) Lumpur yang terbentuk dialirkan menuju sludge drying bed dengan pipa
berdimeter 0,1 m yang terdapat di ruang lumpur
a. Tahap I
BOD
BOD = Debit5
kg
34,18
hari
= m3
8,38
hari
Struktur Effluent
1) Struktur effluent terdiri dari weir dengan V – notch, saluran effluent, box
effluent dan pipa outlet.
2) Direncanakan lebar saluran effluent adalah 0,4 m, maka panjang weir :
Pweir = π x (D – 0,4)m
= 3,14 x (5 - 0,4)m
= 14,4 m ≈ 1444,4 cm
3) V – notch memiliki sudut 900 dengan jarak antar pusat notch 20 cm. Maka
jumlah notch yang diperlukan adalah :
P𝑤𝑒𝑖𝑟
∑notch = jarak
1444,4 cm
= 20 cm
m3
0,5 x 8,38
hari
= 14,4 m
= 0,29 m3/m/hari
6) Debit rata – rata setiap notch
a. Tahap I
0,5 x Debit supernatan
q = 86400 detik
∑𝑛𝑜𝑡𝑐ℎ x
hari
m3
0,5 x 8,38
hari
= 86400 detik
72 x
hari
m3
5
= 3,12 x 10-16 m
8) Saluran effluent memiliki lebar 0,4 m yang membawa aliran ke box effluent.
Box effluent memiliki ketinggian muka air = 0,5 m. Saluran effluent
diletakkan 0,3 m di atas effluent box maka tinggi muka air pada saluran
effluent di titik keluar (y2) adalah :
Y2 = hmuka air – 0,3 m
= 0,5 m – 0,3 m
= 0,2 m
9) Kedalaman saluran effluent
2 x (q′ x L x N)2
Y1 = √y2 2 + g x b2 x y2
Q
q’ = P
𝑤𝑒𝑖𝑟
m3
0,5 x 6,7 x 10−7
detik
= 14,4 m
m3
2 x (2,3 x 10−8 x14,4 m x 1)2
= √(0,2 m)2 + m
detik
9,81 x (0,4 m)2 x 0,2 m
detik2
= 0,2 m
Direncanakan penambahan ketinggian 15 cm untuk menjaga terjadi free fall
dan penambahan kedalaman 25% akibat friction losses. Maka kedalaman
total saluran efluen = (0,2 m x 1,25 ) + 0,15m = 0,4 m
10) Dimensi box effluent direncanakan 1 m x 1 m dengan pipa outlet berdiameter
100 mm (4 inchi) menuju bak distribusi supernatan
11) Pada dasar thickener terdapat pipa pembuangan lumpur berdiameter 100 mm
(4 inchi) menuju sludge drying bed.
4080,00 g/m3
Struktur Effluent
Panjang weir Pweir 14,44 m
1444,40 cm
Sudut V-notch θ 90o derajat
Jarak antar pusat notch R 20 cm
Jumlah V-notch ∑ notch 72 notch
Weir loading 0,29 m3/m2/hari
Debit rata-rata tiap notch q 7,E-07 m3/detik
Head pada notch H 3,12 x 10-16 m
Lebar saluran L 0,40 m
Tinggi muka air Hmuka air 0,50 m
Tinggi muka air di titik
Y2 0,20 m
keluar
Debit saluran effluent q' 2,E-08 m3/detik.m
Kedalaman saluran effluent Y1 0,20 m
Dimensi Box Effluent
Panjang P 1 m
Lebar L 1 m
Diameter pipa outlet D 100 m
Diameter pepa lumpur D 100 m
A. Dimensi
1) Pipa Inlet
Asumsi v = 0,6 m/detik
Q
A =v
m3 1 hari
8,38 x
hari 86400 detik
= 0,6 m/detik
= 0,00016 m2
1
A = 4 x π x D2
4xA
D = √ 3,14
4 x 0,00016 m2
=√ 3,14
= 0,014 m ≈ 0,5 m ≈ 50 mm
2) Volume bed yag dibutuhkan dengan waktu detensi (td) = 10 hari
a. Tahap I
V = Q x td
= 8,38 m3/hari x 10 hari
= 83,77 m3
3) Luas bed yang dibutuhkan dengan kedalaman bed (h) = 0,3 m :
a. Tahap I
V
Abed =h
83,77 m3
= 0,3 m
= 279,24 m2
4) Dimensi SDB direncanakan memiliki panjang = 12 m dan lebar = 10m
maka luas setiap bed = 120 m2
5) Jumlah unitt SDB yang diperlukan saat Q rata – rata :
a. Tahap I
Abed
∑ uni SDB =A
tiap bed
279,74 m2
= 60 m2
Coarse sand = 75 mm
b. Lapisan gravel dengan ketebalan 250 mm :
Fine gravel = 75 mm
Medium gravel = 75 mm
Coarse gravel = 100 mm
Total ketebalan lapisan bed = 225 mm + 250 mm = 475 mm
7) Kedalaman bed :
h bed = ketebalan lumpur + ketebalan lapisan bed + freeboard
= 0,3 m + 0,475 m + 0,225 m
=1m
= 2,26 m3/hari
D. Karakteristik Filtrat
1.) Debit filtrat:
Q = QSDB – Qsludge cake
= 8,38 m3/hari – 2,26 m3/hari = 6,12 m3/hari
2.) Jumlah solid pada filtrat:
TSS = 0,1 x 769,02 kg/hari = 76,90 kg/hari
3.) Konsentrasi TSS supernatan:
Jumlah solid di filtrat
TSS = Q filtrat
kg g
76,90 x 1000
hari kg
= m3
6,12
hari
= 12575,34 g/m3
4.) Konsentrasi BOD5 pada filtrat (Diperkirakan BOD5 = 1500 g/m3):
BOD5 x Qfiltrat
BOD5 = g
1000
kg
g m3
1500 3 x 6,12
m hari
= g
1000
kg
= 9,17 kg/hari
BAB VI
PERHITUNGAN PROFIL HIDROLIS
A = 0,14 m2
Diameter = 0,4 m
Perhitungan :
1
R lingkaran = 4 x π x D2
1
= x 3,14 x 0,42
4
= 0,125 m
Q 0,072 m3 /detik
V =A= = 0,5 m/detik
0,14 m2
1
V = n x R2/3 x √S
1
0,5 m/detik = 0,002 x 0,1252/3 x √S
√S = 4 x 10-3
S = 0,06
HL =SxD
= 0,06 x 0,4 m
= 0,025 m
Tinggi muka air di saluran effluen
= +60,9 m - 0,025 m = +60,875 m
Notes :
Dari Bak Ekualisasi – Sedimentasi I terdapat Head statis pompa +15 m
DAFTAR PUSTAKA
Seelye, E.E. Third Design, John Wiley and Soons Inc. New York
LAMPIRAN GAMBAR
SALURAN PEMBAWA, BARSCREEN &
GRIT CHAMBER
LAMPIRAN GAMBAR
BAK EKUALISASI
LAMPIRAN GAMBAR
SEDIMENTASI I
LAMPIRAN GAMBAR
PENGOLAHAN BIOLOGIS
(AERATED LAGOON)
LAMPIRAN GAMBAR
SEDIMENTASI II
LAMPIRAN GAMBAR
PENGOLAHAN LUMPUR
(GRAVITY THICKENER)
LAMPIRAN GAMBAR
PENGOLAHAN LUMPUR
(SLUDGE DRYING BED)
LAMPIRAN GAMBAR
PROFIL HIDROLIS
LAMPIRAN GAMBAR
LAYOUT
BANGUNAN PERENCANAAN
PENGOLAHAN AIR LIMBAH
KOTA TRISAKTI LESTARI