Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KULIAH ILMU SOSIAL DAN PERILAKU KESEHATAN

TESTIMONI MELAKUKAN PELAYANAN


KESEHATAN DI MALUKU

Dosen

Dr. Ridwan, M. Thaha, M.Sc

Oleh

YOKI STEFANUS

No.Pokok: K012182027

MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Puji Tuhan Yang Maha Esa kami dapat diterima di Program Studi Administrasi Kebijakan
Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hassanudin. Sebagai mahasiswa baru
banyak penyesuaian yang perlu kami lakukan untuk menjalankan perkuliahan dengan baik.

Melalui tugas ini kami diharapkan dapat terus belajar seumur hidup. Dengan tema:
TESTIMONI MELAKUKAN PELAYANAN KESEHATAN DI MALUKU, diharapkan kami
dapat memaparkan sesuai tema yang sudah ditentukan.

Terima kasih kepada jajaran Fakultas Kesehatan Masyarakat. Semoga kami dapat menjadi
bagian keluarga besar ini.

PENULIS
GAMBARAN PEKERJAAN

Profesi : Dokter Umum

Lulusan : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Riwayat Perkuliahan : 2003 sampai 2010

Riwayat Pekerjaan:

1. 2010-2013 : Dokter PTT Kabupaten Manggarai Berat, NTT


2. 2013-2015 : Dokter PTT Kabupaten Seram bagian Barat, Maluku
3. 2015-sekarang : Dokter Rumah Sakit Hative Ambon

TESTIMONI

Bak Durian, Tajam Di Luar, Manis Di Dalam

Orang Maluku terkenal keras, galak dan lainnya. Buat saya, datang ke Maluku adalah
petualangan. Di balik kerasnya orang Maluku dari luar, mereka sangat baik dan ramah. Di
kampung bernama Uweng Pantai di Pulau Seram, saya tidak pernah ke luar uang membeli
makan. Masyarakat menyiapkan makanan untuk saya setiap hari. Saya dokter PTT layaknya
pendeta yang kesemua kebutuhannya disiapkan oleh jemaat. Luar Biasa!

Sulit Minum Susu

Waktu itu ada satu anak dengan gizi kurang, usianya kira-kira enam bulan. Dia berasal dari
daerah gunung. Keluarganya memang tidak mampu. Dia datang dengan keluhan demam dan
mencret dan baru sampai ke Puskesmas seminggu kemudian karena memang jaraknya jauh.
Ketika datang, si anak sudah dehidrasi berat.

Dari anamnesa, anak ini memang nggak bisa makan dan minum karena nggak ada duit. Kalau
ada pun belinya susu kental manis yang tidak ada gizinya, manis doang. Sehari-hari hanya
minum air putih sedangkan air di sana tinggi kapurnya. Mau kasih infus juga nggak bisa
karena semua pembuluh darahnya sudah kolaps. Di kepala nggak dapet, di tulang juga nggak
dapet.

Diberi minum oralit juga mencret terus. Akhirnya aku ijin Jakarta pinjam susu dari Panti
Rawat Gizi. Setelah diijinkan, aku buka satu bungkus. Orang tuanya bilang, “ya ampun,
Dok… Selama ini dia nggak pernah minum susu karena nggak ada duit.” Setengah bungkus
minum, ada perbaikan. Langsung aku rujuk ke rumah sakit di Kei Kecil untuk pasang infus.
Orang tuanya sampai Novena di depan aku karena mereka nggak pernah beli susu sama
sekali. Buat mereka, itu barang mewah..

Menemukan “Tulak Rusuk” Dari Tuhan

Bekerja bertahun-tahun jauh dari kenyamanan yang bernama Jakarta sudah saya lalui. Banyak
pengalaman yang saya alami. Tetapi anugerah Tuhan yang begitu besar datang saat saya di
Maluku. Tuhan mempertemukan saya dengan wanita yang sekarang telah menjadi ibu dari
anak saya.

Anda mungkin juga menyukai