(RPP 5)
A. Kompetensi Inti
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan ke-2
Pertemuan ke-3
1. Teknik membaca indah teks geguritan
2. Teknik menanggapi geguritan
Materi terlampir
E. Metode/Model Pembelajaan
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Kooperatif
3. Metode : Diskusi, Tanya jawab,Penugasan, Demonstrasi
2. Bahan
a. Kertas manila
b. Lembar Kerja
c. Kertas HVS sejumlah peserta Didik
3. Sumber Belajar :
- Tim MGMP Bahasa Jawa ( 2018 ). Reroncening Basa 7. Tuban : Sigma
Mandiri
- Sunardi dkk ( 2009 ) . Kirtiya Basa VII . Surabaya : Dinas Pendidkan Provinsi
Jawa Timur
- Mangunsuwito ( 2002 ) . Kamus Lengkap Bhs. Jawa . Bandung : Yrama
Widya
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
No Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
1) Peserta didik mengamati tayangan slide yang ditampilkan guru.
(PPK : Mandiri)
2) Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang cirri-ciri geguritan
yang diamatinya. (C4: Comunication)
3) Peserta didik berkelompok kemudian menerima lembar kerja dari
guru.
4) Peserta didik dalam kelompok membaca contoh Teks Geguritan
kemudian berdiskusi mengerjakan LK dari guru. untuk 60 menit
menemukan isi dan pesan moral sesuai lembar kerja yang
diterimanya.
5) Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
bergantian dan kelompok lain memberi tanggapan dengan santun.
(C4: Communication)
6) Peserta didik penampilan terbaik dengan jawaban benar
mendapatkan point nilai dari guru.
3. Kegiatan Penutup
No Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
1) Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang teknik
menulis geguritan.
2) Peserta didik mengumpulkan data-data berbagai objek yang akan
dijadikan bahan untuk membuat geguritan.
3) Peserta didik berlatih menulis larik-larik geguritan dengan 60 menit
menggunakan pilihan kata yang tepat.
4) Peserta didik menyunting sendiri pilihan kata yang ditulis dalam
bentuk teks geguritan.
5) Peserta didik menceritakan isi geguritan yang telah dibuat.
G
3. Kegiatan Penutup
1) Guru memfasilitasi peserta didik menyampaikan simpulan dan
evaluasi kegiatan pembelajaran. 10 menit
2) Guru memberikan tugas membaca teks dan menemukan isi dalam
Geguritan yang dibaca.
3) Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pertemuan
berikutnya.
Pertemuan 3
No Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
1) Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang teknik
membaca geguritan.
2) Peserta didik berlatih membaca geguritan dengan memperhatikan
wiraga, wirama, dan wirasa.
3) Secara bergantian peserta didik membaca geguritan sesuai kaidah
60 menit
atau aturan yang ada.
4) Peserta didik mengamati penampilan temannya dalam membaca
geguritan.
5) Peserta didik menyampaikan pendapat/tanggapan terhadap siswa
lain berdasarkan hasil pengamatannya.
G
3. Kegiatan Penutup
1) Guru memfasilitasi peserta didik menyampaikan simpulan dan
evaluasi kegiatan pembelajaran. 10 menit
2) Guru memberikan penghargaan pada peserta didik.
4) Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pertemuan
berikutnya.
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi melalui jurnal secara tidak
langsung.
b. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan teknik tes tulis.
c. Penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik kinerja.
2. Instrumen Penilaian
a. Instrumen jurnal
Contoh:
Jurnal Perkembangan Sikap Sosial
Nama Sekolah : SMPNegeri 1 Merakurak
Kelas/Semester : VII/Satu
Tahun pelajaran : 2018/2019
Nama
‘No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap
Siswa
1. ………… menyampaikan usulan dalam peduli
diskusi untuk menemukan isi
geguritan
2 dst.
2) Soal evaluasi:
1.Tegesana tembung-tembung kang wigati/ kang kagaris ngisor ing geguritan,”Ron
Garing”!
2. Golekana purwakanthi kang tinemu ana ing geguritan ,”Ron Garing”!
3. Sebutna ukara kang nggunakake lelewaning basa ing geguritan “Ron Garing”!
4. Jlentrehna bab basa kang digunakake ing geguritan “Ron Garing”
5. Sebutna tema ing geguritan ,”Ron Garing”!
6. Coba critakna isi geguritan ,”Ron Garing” kanthi ringkes!
7. Sebutna apa wae dudutan budi pekerti ing geguritan,”Ron Garing”!
8. Jlentrehna kepriye urut-urutan nalika nulis geguritan !
9. Sebutna 4 bab kang wigati/perlu digatekake nalika maca geguritan !
10. Jlentrehna bab kang wigati/perlu digatekake nalika maca geguritan !
Skor Penilaian:
Skor maksimal masing-masing soal adalah 10
Jika jawaban seluruhnya benar maka skor 100.
RUBRIK PENILAIAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
4 = Sangat baik
3 = Baik
2= Cukup
1 = Kurang
b. Pembelajaran Pengayaan
Ciri-ciri Geguritan
Isi dan Pesan Moral Gegurian
Teknik menulis dan membaca Geguritan
LAMPIRAN
A. MATERI
1. Teks geguritan
Ron Garing
Pangripta: Budhi setyawan
Panjenengan
Guruku, sihku, oborku
Kancanana sukmaku sinau bab katresnan sajroning ati.
b. Basa Rinengga
1) Purwakanthi (Rima/ritma)
Runtuting swara utawi mbaleni swara (vocal), mbaleni tembung, kelompok
tembung (frasa) utawi mbaleni ukara.
Tuladha :
Prasasat tan kendhat (Purwakanthi Sastra)
Lelana tapa brata (Purwakanhti Swara)
c. Unggah-Ungguh Basa
Basa ing geguritan biasanipun ngginakaken basa ngoko.
(RPP 6)
H. Kompetensi Inti
J. Tujuan Pembelajaran
L. Metode/Model Pembelajaan
4. Pendekatan : Saintifik
5. Model : Kooperatif
6. Metode : Diskusi, Tanya jawab,Penugasan, Demonstrasi
4. Bahan
a. Kertas manila
b. Lembar Kerja
c. Kertas HVS sejumlah peserta Didik
3. Sumber Belajar :
- Tim MGMP Bahasa Jawa ( 2018 ). Reroncening Basa 7. Tuban : Sigma
Mandiri
- Sunardi dkk ( 2009 ) . Kirtiya Basa VII . Surabaya : Dinas Pendidkan Provinsi
Jawa Timur
- Mangunsuwito ( 2002 ) . Kamus Lengkap Bhs. Jawa . Bandung : Yrama
Widya
Pertemuan 1
No Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
7) Peserta didik mengamati tayangan slide yang ditampilkan guru.
(PPK : Mandiri)
8) Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang cirri-ciri tembang
macapat yang diamatinya. (C4: Comunication)
9) Peserta didik membaca paugeran,sasmita dan watak tembang
macapat
10) Peserta didik dalam kelompok membaca contoh Teks tembang 60 menit
macapat kemudian berdiskusi mengerjakan LK dari guru. untuk
menemukan nama tembang sesuai lembar kerja yang diterimanya.
11) Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
bergantian dan kelompok lain memberi tanggapan dengan santun.
(C4: Communication)
12) Peserta didik penampilan terbaik dengan jawaban benar
mendapatkan point nilai dari guru.
3. Kegiatan Penutup
Pertemuan 2
No Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
1. Peserta didik mengamati tayangan slide yang ditampilkan guru.
(PPK : Mandiri)
2. Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang unsur kebahasaan
tembang macapat yang diamatinya. (C4: Comunication)
3. Peserta didik membaca teks tembang pocung
4. Peserta didik dalam kelompok membaca contoh Teks tembang
pocung kemudian berdiskusi mengerjakan LK dari guru. untuk
menemukan isi dan pesan moral sesuai lembar kerja yang 60 menit
diterimanya.
5. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
bergantian dan kelompok lain memberi tanggapan dengan santun.
(C4: Communication)
6. Peserta didik penampilan terbaik dengan jawaban benar
mendapatkan point nilai dari guru.
3. Kegiatan Penutup
1) Guru memfasilitasi peserta didik menyampaikan simpulan dan
evaluasi kegiatan pembelajaran. 10 menit
2) Guru memberikan tugas mencari teks tembang macapat dan
menemukan isi dalam tembang macapat yang dibaca.
3) Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pertemuan
berikutnya.
Pertemuan 3
No Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
6) Peserta didik bersama guru merelevansikan isi tembang macapat
pocung dalam kehidupan sehari-hari.
7) Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang teknik
membaca notasi tembang pocung.
8) Secara bergantian peserta didik membaca notasi tembang pocung
60 menit
sesuai kaidah atau aturan yang ada.
9) Peserta didik mengamati penampilan temannya dalam membaca
notasi tembang pocung.
10) Peserta didik menyampaikan pendapat/tanggapan terhadap
siswa lain berdasarkan hasil pengamatannya.
G
3. Kegiatan Penutup
4) Guru memfasilitasi peserta didik menyampaikan simpulan dan
evaluasi kegiatan pembelajaran. 10 menit
5) Guru memberikan penghargaan pada peserta didik.
6) Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pertemuan
berikutnya.
Pertemuan 4
No Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
1) Peserta didik memperhatikan tayangan tembang macapat pocung.
2) Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang cra
melagukan tembang pocung secara tepat.
3) Secara bergantian peserta didik melagukan tembang pocung sesuai
kaidah atau aturan yang ada. 60 menit
4) Peserta didik mengamati penampilan temannya dalam membaca
notasi tembang pocung.
5) Peserta didik menyampaikan pendapat/tanggapan terhadap siswa
lain berdasarkan hasil pengamatannya.
3. Kegiatan Penutup
1) Guru memfasilitasi peserta didik menyampaikan simpulan dan
evaluasi kegiatan pembelajaran. 10 menit
2) Guru memberikan penghargaan pada peserta didik.
3) Guru menyampaikan tugas kepada peserta didikmembuat teks
tembang pocung sesuai paugeran tembang.
4) Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pertemuan
berikutnya.
I. Penilaian
3. Teknik Penilaian
d. Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi melalui jurnal secara tidak
langsung.
e. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan teknik tes tulis.
f. Penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik kinerja.
4. Instrumen Penilaian
b. Instrumen jurnal
Contoh:
Jurnal Perkembangan Sikap Sosial
Nama Sekolah : SMPNegeri 1 Singgahan
Kelas/Semester : VII/Satu
Tahun pelajaran : 2018/2019
Nama
‘No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap
Siswa
1. ………… menyampaikan usulan dalam peduli
diskusi untuk menemukan isi
tembang pocung
Nama
‘No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap
Siswa
2 dst.
2) Soal evaluasi:
1 Paugeran
Tembang
2 Isi Tembang
3 Pesan
Tembang
4 Relevansi
Tembang karo
kahanan saiki
Keterangan
1. Trep = 20
2. Rada Trep = 15
3. Kurang Trep = 10
Nilai akhir = Skor perolehan
----------------------- X 100
Skor Maximum
Skor Penilaian:
Skor maksimal masing-masing soal adalah 20
Jika jawaban seluruhnya benar maka skor 100.
RUBRIK PENILAIAN
d. Pembelajaran Pengayaan
Ciri-ciri tembang macapat
Isi dan Pesan Moral tembang pocung
Teknik menulis dan membaca tembang pocung
LAMPIRAN
B. MATERI
Tembang macapat menika minangka pralambang gesanging manungsa wiwit lair
dumugi pejah. Manungsa lair ing ngalam donya medal saka guwa garba (mijil) nalika
taksih alit kedah dituntun utawi dikanthi (kinanthi) menawi sampun mudha ( sinom) gadhah
raos tresna (asmaradana). Ingkang nembe nandhang tresna swasananipun katingal endah
lan manis (dhandhanggula), sasampunipun mengku kulawarga kedah ngertos ( gambuh)
marang prakaraning urip. Menawi sampun sepuh gesangipun bakal ngambang
(maskumambang) mikiraken donya lan akherat. Tambah sepuh saya mundur (durma)
mungkur ing kadonyan (pangkur) ngadhepi akherat mula gentur ngibadahipun.
Sasampunipun pejah ateges pegat ruhe (megatruh). Banjur dibuntel utawi dipocong
(pucung).
10. Sinom 9 8a, 8i, 8a, 8i, 7i, 8u, 7a, 8i, 12a
11. Dhandhanggula 10 10i, 10a, 8e, 7u, 9i, 7a, 6u, 8a, 12i, 7°
10. Sinom
sarkara, hartati,
manis, dhandhang,
tresna, bremana
11. Dhandhanggula
Da di a la ku ni re ku
. 6 7 2 2 . . 2 2 23 / 2
. 0 2 3 3 / 3 . . 2 7 3 / 2 3
. 6 6 / 6 . . 7 5 6 5 / 3
0 . 5 6 6 / 6 . . 7 5 7 / 6
pe su nen sa ri ra ni ra,
. . 3 5 6 / 7 . . 3 2 7 / 6
Saking tembang ing inggil tinemu tembung kawi, kadosta ; kalbu, lantip, nendra, lan den
kaesthi. Tembung kawi dipunwastani ugi tembung Jawa kuna. Tembung-tembung kawi
samenika sampun awis-awis diginakaken ing madyaning pasrawungan padinan. Tembung
menika diginakaken kangge pepaes, utawe rerenggan.
Ing ngendi papan, wektu, jaman biyen, saiki nganti tekan besuk kabeh wong padha
nindakake tata krama. Mung wae kudu eling papan siji lan sijine, desa siji lan sijine, kutha
siji lan sijine malah negara siji lan sijine ana bedane, ora padha cak-cakane. Trep karo unen-
unen: desa mawa cara negara mawa tata, salin enggon salin tatanan . Unen-unen basa
Indonesia: “ Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya”.
Ngecakake tata krama iku kudu empan papan, aja nganti digebyah uyah. Anggone
nindakake kudu ngelingi papane, kahanane, wektune, dicocogake karo kala mangsane. Kena
diunekake salin jaman salin tatanan. Sing biyen dianggep becik, bok menawa saiki bisa
dianggep ala. Kang saiki ala bisa uga besuk kalebu becik.
Tuladhane: Dhek biyen wong omong mangan karo omong utawa mlaku iku ora
becik. Jaman saiki lumrah wae wong mangan karo omong utawa karo mloka-mlaku, kaya
dene yen jagong ing acara manten/ syukuran, bubar salaman karo sing duwe gawe banjur
diacarani dhahar prasmanan, lumrahe ing gedhung ora dicepaki kursi akeh kaya cacahe
undhangan, mula banjur ana sing dhahar karo ngadeg lan ngobrol. Biyen bocah sekolah,
kudu lungguh bangku ngrungokake lan nggatekske karo tanganne sedheku. Saikimmurid
nalika ing kelas ora kudu tumindak mangkono, bisa bebas sing penting tertib. Biyen wong
mlaku ing kraton utawa cedhak kraton karo ndhingkluk lan meneng, nanging saiki malah
padha guneman, menga-mengo, tudang-tuding karo ndeleng mrana-mrene.
Mesthi wae ana bab liya sing biyen ala saiki iya ala, umpamane: bab colong jupuk,
ngapusi utawa goroh, wani marang wong tuwa, ulangan sekolah ngrepek. Mangkono uga
biyen becik saiki iya tetep becik, besuk uga tetep becik, umpamane: seneng tetulung,
seneng weweh, bekti marang wong tuwa, sregep sinau, sregep nyapu, jujur, lan
sapanunggalane.
Nindakake tata krama iku padha karo nggunakake pangati-ati, deduga lan prayoga.
Kabeh tumindake wong urip kuwi becik yen tansah nganggo: deduga, prayoga, pangira-ira,
pangati-ati, reringa, weweka. Kabeh kuwi tegese padha. Ingkang Sinuwun Pakubuwana IV
ing bukune Wulangreh paring dhawuh menawa duga lan prayoga iku katindakake yen
pinuju lungguh, ngadeg, mlaku, omong, meneng, turu, mangan, sebab duga lan prayoga iku
pirantining urip sing ora kena ditinggal. Kabeh mau sinawung ing tembang Pangkur:
Cekak aose sakabehing tumindake wong urip ing alam donya kudu nganggo tata
krama, tansah nganggo deduga utawa pangati-ati. Sing gelem nindakake tata krama urip
bakal tentrem, begja, tansah nemu keslametan ing sadhengah papan. Sapa sing bisa
migunakake tata krama kanthi becik bakal mundhak ajining dhirine, dikurmati, diajeni wong
liya lan dadi tuladha urip sing utama. Babagan iki salaras karo unen-unen”Ajining dhiri
sakahi ajining raga saka busana.
(RPP 7)
A. Kompetensi Inti
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan menulis, peserta didik dapat menulis kata yang mengandung
sandhangan dan pasangan
2. Melalui kegiatan membaca, peserta didik dapat membaca kalimat berhuruf Jawa
yang mengandung sandhangan dan pasangan dengan benar.
3. Setelah belajar tentang menulis sandhangan aksara Jawa, peserta didik dapat
menulis teks sederhana aksara Jawa dengan baik dan benar.
4. Setelah belajar tentang menulis pasangan aksara Jawa, peserta didik dapat menulis
teks sederhana aksara Jawa dengan baik dan benar.
E. Metode/Model Pembelajaran
- Pendekatan : Saintifik
- Model : Inquiry
- Metode : Demonstrasi, Tanya jawab, Diskusi, Penugasan
g. Bahan :
5) Kertas BC
6) Amplop Coklat
7) Kertas HVS
3. Sumber Belajar :
- Tim MGMP Bahasa Jawa ( 2017). Reroncening Basa 7. Tuban : Sigma Mandiri
- Sunardi dkk ( 2009 ) . Kirtiya Basa VII . Surabaya : Dinas Pendidkan Provinsi Jawa
Timur
- Padmosoekotjo, S. 1960. Wewaton Panulise Basa Jawa Nganggo Aksara
Jawa. Surabaya: PT. Citra Jaya Murti.
No Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 10 menit
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup
Pertemuan 2
No Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 10 menit
2. Kegiatan Inti
Pertemuan 3
No Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
10 menit
1) Peserta didik merespon salam, berdoa bersama, mengecek
kebersihan sekitar tempat duduk, dan kerapian meja kursi
2) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya dengan melakukan tanya jawab
3) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai terkait
pembelajaran aksara jawa
4) Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup
O. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi melalui jurnal secara tidak
langsung.
b. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan teknik tes tulis.
c. Penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik kinerja.
5. Instrumen Penilaian
a. Instrumen jurnal
Contoh:
Jurnal Perkembangan Sikap Sosial
Nama Sekolah : SMPNegeri 1 Merakurak
Kelas/Semester : VII/Satu
Tahun pelajaran : 2018/2019
Nama
‘No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap
Siswa
1. …………
2 dst.
b. Instrumen Penilaian Tes Tulis
1) Kisi-kisi Tes Tulis
Soal :
Pedoman Penilaian:
PEDOMAN PENILAIAN
TABEL SKOR
Keterampilan
Menuliskan/mengelompokkan nama dan bentuk sandhangan dalam teks
sederhana beraksara Jawa
Menuliskan/mengelompokkan nama dan bentuk pasangan dalam teks
sederhana beraksara Jawa
Mentransliterasi kalimat beraksara Jawa ke huruf Latin
Mentransliterasi kalimat sederhana ke dalam aksara Jawa
b)Pembelajaran Pengayaan
Pengetahuan
Menemukan “sandhangan” dalam teks sederhana beraksara Jawa
Menemukan “pasangan” dalam teks sederhana beraksara Jawa
Keterampilan
Menuliskan/mengelompokkan nama dan bentuk sandhangan dalam teks
sederhana beraksara Jawa
Menuliskan/mengelompokkan nama dan bentuk pasangan dalam teks
sederhana beraksara Jawa
Mentransliterasi kalimat beraksara Jawa ke huruf Latin
Mentransliterasi kalimat sederhana ke dalam aksara Jawa
LAMPIRAN
P. MATERI/BAHAN AJAR
Teks Wacana
Äk=wjibFiku/mti.
ÄauripHi=[fovpºsstKy[w=ommPi/
[zo[mB.fisebutM=[k[njl/rnHuripHi=[fovaiki[aorsu[w.mulnlikauri[pW=okufu
g[wbecikMr=spw[a,z[jni[w=otuw,ln¿s}gep¿nGibfh.crgmP=[z,g[wbecikMr=
spw[aaikubisfiwuju[fKknQibufipk/tik=luau/mr=spw[a.
Sing kudu digatekake nalika maca teks wacana beraksara Jawa:
3. Golongene sandhangan
1. Soal Ukara
1;?akutukuk]mBil\,
2;?simBhanm\kLs.
3;?[bochse[kolhkufus}gep\,
4;?xgXzmunDk.
5;? k(zusWrse[robzet\,
6;?auri[pPbg-mulY.
7;?set-mn\kWci.
8;? ati[nxmuk>mPu
9;?kLmBi[nsitiaix=.
10;?tnF=[z t]mPilT~=gins\,
2. Soal dalam bentuk Paragraf
?r[fnG[qotKcst]iyai=p]i=gfni.nliklai/puse/
[rfike[qokZ=[gowr=kpuskkunTwijynFnu.put]
[nr[fnWe/kufrk[ro[fwiarimBi.
[konD=[ao[totKwtBlu=wesi,su=sumGegl.g[qotKcbismbu/tnPael/.fu[w
cpi=bsunnF.ai=per=brtyufffi[snptiper=.mti[nkenpuskkunTwijynFnu.
Kelompok : ………………………
Nami :
1. ………………………………….
2…………………………………...
3…………………………………...
4……………………………………
Lumantar diskusi kelompok para siswa kaajab kanthi tertib nindhakaken ayahan ing
ngandhap menika !
Ayahan 1 :
1. Gathukake tugelan kartu aksara Jawa supaya bisa kawaca dados tembung !
2. Tulisen tembung-tembung kasebut !
NO AKSARA JAWA AKSARA LATIN
…………………………………………... ………………………………………
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
4. Sandhangan lan pasangan apa bae kang tinemu ing tembung-tembung kasebut ?
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
A. Kompetensi Inti
4.3 Mengapresiasi teks fiksi 4.3.1 Membaca indah teks cerita rakyat.
(wayang/ cerkak/cerita
rakyat/ Topeng dhalang) 4.3.2 Menanggapi isi cerita rakyat.
sesuai konteks secara lisan
dan tulis 4.3.3 Menceritakan relevansi pesan moral teks
cerita rakyat dengan kehidupan
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan ke-2
E. Metode/Model Pembelajaran
- Pendekatan : Saintifik/ Kontekstual
- Model : kooperatif
- Metode : Demonstrasi, Tanya jawab, Diskusi, Penugasan
No Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
10) Peserta didik dan Guru bertanya jawab tentang cerita rakyat
berupa dongeng. (C4: Comunication)
11) Peserta didik mengamati cerita dongeng yang ditampilkan guru.
(PPK: Mandiri)
12) Guru menjelaskan materi tentang cerita rakyat dan teknik
pembelajaran yang akan digunakan.
13) Guru menjelaskan struktur teks dan unsur kebahasaan dalam cerita
rakyat
14) Peserta didik berkelompok kemudian menerima lembar kerja
dari guru.
15) Peserta didik dalam kelompok membaca contoh cerita rakyat
“brandalloka jaya” kemudian berdiskusi mengerjakan LK dari
guru. untuk menemukan struktur teks dan unsur kebahasaan
sesuai lembar kerja yang diterimanya.
16) Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
bergantian dan kelompok lain memberi tanggapan dengan santun.
(C4: Communication)
17) Peserta didik penampilan terbaik dengan jawaban benar
mendapatkan point nilai dari guru.
3. Kegiatan Penutup
Pertemuan 2
No Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
13) Peserta didik mengamati teks cerita rakyat “brandal loka jaya”.
(PPK : Mandiri)
14) Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang pesan moral yang
diamatinya. (C4: Comunication)
15) Peserta didik berkelompok kemudian menerima lembar kerja
dari guru.
16) Peserta didik dalam kelompok membaca contoh teks cerita
rakyat kemudian berdiskusi mengerjakan LK dari guru. untuk
menemukan isi dan pesan moral sesuai lembar kerja yang
diterimanya.
17) Peserta didik dalam kelompok bediskusi menemukan relevansi
cerita rakyat dalam kehidupan sehari-hari sesuai LK dari guru.
18) Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
bergantian dan kelompok lain memberi tanggapan dengan santun.
(C4: Communication)
19) Peserta didik penampilan terbaik dengan jawaban benar
mendapatkan point nilai dari guru.
G
3. Kegiatan Penutup
H. Penilaian
3. Teknik Penilaian
d. Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi melalui jurnal secara tidak
langsung.
e. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan teknik tes tulis.
f. Penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik kinerja.
4. Instrumen Penilaian
a. Instrumen jurnal
Contoh:
Jurnal Perkembangan Sikap Sosial
Nama Sekolah : SMPNegeri 1 Merakurak
Kelas/Semester : VII/Satu
Tahun pelajaran : 2018/2019
Nama
‘No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap
Siswa
1. …………
2 dst.
b. Pembelajaran Pengayaan
Struktur kebahasaan cerita rakyat
Isi dan Pesan Moral cerita rakyat
Merelevansikan cerita rakyat dengan kehidupan sehari-hari
Merakurak, Juli 2018
Mengetahui
Kepala SMP Negeri 1 Merakurak Guru Mata Pelajaran,
LAMPIRAN MATERI
Dongeng menika kalebet crita gancaran lawas ingkang mboten saged ical ngantos
samenika.
Dene ciri-cirinipun dongeng inggih menika : (1) nglengkara utawi boten tinemu nalar,
(2) istanasentris inggih menika punjering carita ing kraton, (3) kacarita kanthi turun
temurun utawi kasebut tradisi lisan.
Tuladhanipun : Asal usul Tuban, Asal Usul Banyuwangi, Tangkuban Perahu, Rawa
Pening, Desa Maibit, Dumadine telaga Ngabel, Telaga Sarangan, lsp.
4. Mithe inggih menika dongeng babagan bangsa alus, ghaib lan kapercayan masyarakat.
Tuladhanipun : dongengipun Nyai Roro kidul, Nyi Blorong, Ki Ageng Sela ,Dewi Sri, lsp.
5. Fabel inggih menika dongeng ingkang paraganipun para kewan, tetanduran utawi
samubarang ingkang mboten gadhah nyawa ingkang saged tata jalma kados dene
manungsa.Tuladhanipun : Jaran Momotan, Dongeng Kancil, Peksi Glathik, Pitik lan
Wedhus, lsp.
6. Gegedhug (wiracarita) inggih menika dongeng ingkang ngandharaken para linuwih ing
jaman rumiyin, jejeripun cerita dipun pundhi - pundhi sanget . Tuladhanipun : Carita
Panji, Ramayana, Mahabarata, lsp.
Ing ngandhap menika wonten tuladha dongeng badhe dipun waosaken dening bapak
/ ibu guru. Para siswa mirengaken kanthi premati !
Kacarita ing kabupaten Tuban dhek jaman semana sing dadi Bupati yaiku Adipati
Wilwatikta, kalebu andhahane kraton Majapahit. Saben wulan kudu atur ulu-ulu bekti arupa
mas picis raja brana menyang kraton. Kamangka ing wanci iku akeh sawah tegal sing
garing, rajakaya padha mati kang ndadekake para kawula alit ing Tuban padha urip
kecingkrangan. Nanging kosok baline para punggawa lan sentana praja malah urip suka pari
suka ora nggatekake penjerite para kawula alit. Raden Said putra pambayun sang Adipati
rumangsa prihatin, banjur nggawe gerombolan kanthi jejuluk “Brandal Lokajaya”.
Raden Said diusir karo wong tuwane saka kadipaten Tuban amarga konangan
seneng ngrampok bandhane wong-wong sugih, bandha rampokan mau banjur diwenehake
marang kawula alit.
Ing sawijining dina Sunan Bonang dicegat karo Raden Said arep dirampas
bandhane, nanging Sunan Bonang namung nggawa teken sing gagange digawe saka emas.
Sakwise cedhak, Raden Said ngadhang jangkahe Sunan Bonang sing ngganggo klambi
jubah putih.
“Wong tuwa, ketoke kowe ora wuta. Kowe uga isih kuwat mlaku, kenapa kowe ndadak
nggawa teken?” pitakone Raden Said.
“Nganggo teken iki aku ora bakal kesasar meskhi aku mlaku ing dalan sing peteng.”
Wangsulane wong tuwa iku.
Nanging saiki isih padang, yen tanpa teken iku kowe isih isa mlaku apik.” kandhane Raden
Said.
Wong tuwa iku mandeng Raden Said. Praupane ngetokake sifat welas asihe nanging
pribadine agung lan wibawa.
“Wong urip utawa mlaku kudu duweni cekelan supaya ora mlaku ing dalan sing kleru.”
Kandhane wong tuwa jubah putih kuwi.
“Saka weruh isa nuwuhake rasa pengen duweni. Ora apik duweni nggone wong liya.”
Kandhane wong tuwa mau.
Tanpa ngomong Raden Said ngrebut teken iku nganti wong ngganggo jubah putih
iku tiba ndeprok ana ing lemah. Raden Said ndeleng teken kuwi, aneh, teken sing asale
gagange emas maleh dadi kayu. . Raden Said gumun.
“Aja nangis wong tuwa, iki tekenmu tak balekake.” Kandane Raden Said karo ngulungake
teken sing dicekeli.
Yen kowe pengen bandha. Iki njupuken!” ngomong kaya kana wong jubah putih kuwi karo
nuduhake wit aren.
Saknalika wit mau dadi emas. Pange, godhonge, wohe, lan sakabehane dadi emas.
Raden Said gumun, dheweke nyoba menek wit iku, arep njupuk wohe sing cemlorot.
Durung nganti tekan dhuwur wohe wis padha rontok nibani sirahe nganti Raden Said
semaput. Nalika Raden Said eling ,wit aren mau mbalik asal. Raden Said banjur nggoleki
wong tuwa jubah putih mau nanging wong tuwa mau wis ora katon maneh. Saknalika
Raden Said nggoleki wong tuwa mau . Ing pinggir kali raden Said lagi bisa nemokake wong
tuwa mau.
“Nuwun sewu kanjeng Sunan , kula pengin meguru dados murid panjenengan.”
Wangsulane Raden Said.
“Inggih kanjeng Sunan, kula tobat…..kula kepengin dados murid panjenengan.’” Raden Said
matur karo nangis.
Wong tuwa iku ora liya yaiku Sunan Bonang gelem nrima Raden Said dadi muride. Nanging
raden Said kudu ngliwati ujian kasetyan. Sunan Bonang nancepake tekene ing pinggir kali.
Raden Said diperintah nunggu teken iku.
“Aja pisan-pisan kowe ninggalake papan iki sadurunge mbesok takparani. Sanggup kowe
nrima syarat iki?” Pitakone Sunan Bonang.
Kanthi setya Raden Said ya Bradhal Lokajaya nunggoni teken kuwi. Dene Sunan Bonang
nerusake lakune menyang Masjid Demak. Bali Raden Said kaget weruh Sunan Bonang mlaku
ing dhuwur banyu kaya mlaku biasa ing daratan. Tambah mantep niate Raden Said maguru
karo Sunan Bonang. Kacarita wis lumaku nganti wulan-wulanan suwene Sunan Bonang bali
nemoni Raden Said. Sunan Bonang pengen weruh apa raden said setya nunggu tekene.
Sunan Bonang kaget sakwise weruh Raden Said sing tetep setya nunggu tekene ing pingir
kali nyambi semedi. Dheweke isa turu taunan saengga awake dirambati oyot lan godhong
wit-witan. Sunan Bonang lagi bisa nangekake sakwise ngetokake suara adzan. Sakwise
Raden Said tangi banjur didadekake santrine. Diparingi ngelmu kasampurnaning urip lan
diangkat dadi wali kanthi jejuluk “Sunan Kalijaga” .
Para siswa tamtunipun sampun mangertos bab struktur teks narasi. Ing wulangan 3
sampun diandharaken bilih struktur teks cerita narasi inggih menika : 1) Orientasi ,
2)Komplikasi, 3) Klimaks , 4) Resolusi lan 5) Koda/amanat.
Tuladha :
a. Ukara
Ukara yakuwi rangkaian tembung kang nyatakake gagasan, pikiran awujud
katrangan, pitakon, panjaluk utawa maksud liyane. Tata ukara bisa diprinci utawa disilah
miturut tindakan jejer lan wasesa, miturut wangun ukara lan miturut wedharing gagasan.
Miturut wangun ukara , ukara bisa kabedakake dadi loro yaiku: ukara lamba (kalimat
tunggal) lan ukara camboran (kalimat majemuk).
1. Ukara Lamba
Ukara lamba yaiku ukara kang medharake gagasan (ciptaning ati) mung sae bab utawa
dianggep mung sebab. Ukara iki saora-orane dumadi saka jejer lan wasesa.
Tuladha:
Tuladha:
- Bapak maos koran, ibu dondom dene adhiku dolanan ing latar.
Ukara langsung uga diarani luguning gunem iku ukara kang niroake pocapaning
manungsa. Denen ukara ora langsung iku ukara kang ora nirokake pocapaning manungsa
nanging nyaritakake pocapaning manungsa.
Ukara ora langsung uga diarani cekaking gunem. Ukara langsung iku sejatine
ukara camboran kang kadhapuk sarana rinaketake.
b. Unggah-ungguh Basa
Ndhudah Nilai Budi Pekerti Teks Cerita Narasi
Pesen moral ingkang saged kapethik saking isi dongeng “Brandhal Lokajaya” inggih
menika :
Damela kelompok ( 4-5 siswa ), lajeng dongeng ing ngandhap menika dipunwaos kanthi
premati !
Jingglengana sepisan malih dongeng ing inggil lajeng wangsulana pitakenan ing
ngandhap menika !
6. Menapa buktinipun bilih Jaka Tarub panggih para widadari ing sendang Marasemo
Plumpang ?
3. Damela dudutan ngenani pesan moral / pitutur ing tembang kasebat lan relevansi isi cerita
kaliyan kawontenan jaman samenika !