ASKEP
ASKEP
“KANKER PAYUDARA”
Disusun Oleh :
TAHUN 2018
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi.Penting
artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala.Benjolan, penebalan, dan perubahan
warna kulit menjadi kemerahan patut diwaspadai sebagai indikasi kanker.Rasa gatal, kulit
mengelupas, atau ruam di payudara selama berminggu-minggu juga perlu diwaspadai.
Perubahan lain pada kulit payudara, seperti bengkak, kulit tertarik ke dalam, atau
mengerut, juga harus dicurigai sebagai gejala.
Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa
menyerang meski hal ini jarang terjadi.Setiap benjolan di payudara sebaiknya perlu
diwaspadai, terutama jika keluar cairan dari bagian puting.
Saat ini kanker masih menjadi penyakit yang menjadi keprihatinan di dunia
karena menduduki peringkat lima besar penyakit penyebab kematian. Kanker diakibatkan
oleh berbagai macam faktor, antara lain faktor genetik, lingkungan, makanan, obat-
obatan, hormon dan beberapa pemicu lainnya. Bagi wanita, kanker yang paling
menakutkan adalah kanker payudara karena menyerang anggota tubuh yang termasuk
vital dan menjadi salah satu daya tarik seksual yang berperan penting di dalam kehidupan
wanita itu sendiri.
Kanker payudara harus dapat dideteksi secara dini sebelum masuk ke fase akhir
yang sulit untuk diobati selain melalui pengangkatan payudara.Terkait dengan mitos dan
fakta, banyak orang mengira kanker payudara hanya terjadi pada kaum hawa saja.Namun
ternyata berdasarkan penelitian, 1 dari 1000 pria mengidap kanker payudara. Akan tetapi
memang dari hampir 50 % penderita kanker payudara pada pria tidak mau memeriksakan
diri atau malu jika diketahui terkena kanker payudara sehingga pada umumnya ditemukan
pada kondisi yang sudah mengalami metastase atau penyebaran ke jaringan tubuh
lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengkajian pada pasien kanker
2. Apakah diagnosa keperawatan yang bisa ditegakkan pada pasien kanker
3. Bagaimana intervensi keperawatan yang dilakukan pada pasien kanker
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien kanker mamae
2. Mengetetahui pengkajian pada pasien kanker mamae
3. Dapat menegakkan diagnose keperawatan pada pasien kanker mamae
4. Mengetahui intervensi keperawatan yang bisa dilakukan pada pasien kanker mamae
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap pengumpulan data yang berhubungan dengan pasien
secara sistematis. (Doenges,Moorhouse, & Burley, 2000).
Menurut Wijaya & Putri (2013), data yang dikaji padapengkajian mencakup data yang
dikumpulkan melalui riwayatkesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboraturium dan
diagnostik, serta review catatan sebelumnya. Langkah-langkah pengkajian yang
sistematik adalah pengumpulan data, sumber data,klasifikasi data, anaisa data dan
diagnose keperawatan.
1. Identitas
Meliputi data pasien dan data penanggung-jawab, sepertinama, umur (50 tahun ke
atas), alamat, agama, pendidikan,pekerjaan, nomor medical record.
2. Keluhan utama adanya benjolan pada payudara, sejak kapan,riwayat penyakit
(perjalanan penyakit, pengobatan yang telahdiberikan), faktor etiologi/ resiko.
3. Konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar kliendengan cancer
mammae.
4. Pemeriksaan klinis
Mencari benjolan karena organ payudara dipengaruhi oleh factor hormon antara
lain estrogen dan progesteron, maka sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan saat
pengaruh hormonalini seminimal mungkin/ setelah menstruasi ± 1 minggu dari
hari akhir menstruasi. Klien duduk dengan tangan jatuh kesamping dan pemeriksa
berdiri didepan dalam posisi yang sama tinggi.
5. Inspeksi
a. Simetri (sama antara payudara kiri dan kanan).
b. Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu,kelainan kulit, tanda
radang, peaue d’ orange, dimpling, ulserasi, dan lain-lain.
6.Palpasi
a. Klien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas lapangan
dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.
b. Konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, batas dan operabilitas.
c. Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila).
d. Adanya metastase nodus (regional) atau organ jauh,
e. Stadium kanker (system TNM UICC)
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang klinis
a. Pemeriksaan radiologist
1) Mammografi/ USG
2) MammaX-foto thoraks
3) Kalau perlu galktografi, tulang-tulang, USG abdomen,bone scan, CT
scan.
b. Pemeriksaan laboraturium
1) Darah lengkap, urin
2) Gula darah puasa dan 2 jpp
3) Enxym alkali sposphate, LDH
4) CEA, MCA, AFP
5) Hormon reseptor ER, PR
6) Aktivitas estrogen/ vaginal smear.
c. Pemeriksaan sitologis
1) FNA dari tumor.
2) Cairan kista dan efusi pleura.
3) Sekret puting susu, ditemukannya cairan abnormal seperti darah atau
nanah.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan agen injuri biologis atau agen injuri fisik
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan prosedur bedah (mastektomi)
3. Resiko infeksi berhubungan dengan Post operasi
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan
penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
faktor biologis (hipermetabolisme ke jaringan).
6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh.
7. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
C. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan agen injuri biologis atau agen injuri fisik
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama ... x ... jam diharapkan nyeri
berkurang atau dapat mentolerir nyeri.
Kriteria hasil :
a. Klien mampu mengontrol rasa nyeri.
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri.
c. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri).
d. Menyatakan merasa nyaman setelah nyeri berkurang
Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Informasi memberikan data dasar
secara komprehensif, termasuk untuk mengevaluasi kebutuhan/
lokasi, karakteristik, durasi, keefektifan intervensi.
2. Memungkinkan pasien untuk
frekuensi, maupun kualitas.
berpartisipasi secara aktif dan
2. Berikan pengalihan seperti
meningkatkan rasa control.
reposi dan aktivitas 3. Evaluasi dilakukan setelah
menyenangkan seperti mengajarkan teknik pengalihan,
mendengarkan music atau sehingga mengetahui kebutuhan
menonton TV. klien.
3. Evaluasi keefektifan control 4. Nyeri adalah komplikasi sering
Intervensi Rasional
1. Bersihkan lingkungan 1. Lingkungan yang bersih
setelah dipakai pasien lain. meminimalkan jumlah
2. Cuci tangan sebelum bakteri.
melakukan tindakan. 2. Lindungi pasien dari
Pengunjung juga dianjurkan sumber-sumber infeksi,
melakukan hal yang sama.
seperti pengunjung dan staf
3. Monitor temperatur. yang mengalami ISK.
4. Tingkatkan istirahat adekuat/ 3. Peningkatan suhu terjadi
periode latihan.
karena berbagai faktor,
5. Kolaborasi dalam pemberian
antibiotik. misalnya efek samping
kemoterapi, proses penyakit,
atau infeksi.
4. Membatasi keletihan,
mendorong gerakan yang cukup
untuk mencegah komplikasi.
5. Diberikan secara profilaktik
pada pasien dengan
imunosupresi.
Intervensi Rasional
1. Berikan penilaian tentang 1. Memvalidasi tingkat
tingkat pengetahuan pasien pemahaman saat ini, dan
tentang proses penyakit yang memberikan dasar
spesifik. pengetahuan diamana pasien
2. Jelaskan patofisiologi dari
membuat keputusan
penyakit dan hubungannya
berdasarkan informasi.
dengan anatomi fisiologi
2. Informasi akurat dan
dengan cara yang tepat.
3. Diskusikan perubahan gaya mendetil dapat membantu
Intervensi Rasional
1. Pantau masukan makanan 1. Mengidentifikasi kekuatan/
seiap hari. defisiensi nutrisi.
2. Ukur tinggi badan, berat 2. Membantu dalam
badan, dan ketebalan lipatan identifikasi malnutrisi protein-
kulit trisep. kalori, khususnya bila berat
3. Ciptakan suasana makan badan dan hasil antropometrik
yang menyenangkan. kurang dari normal.
4. Dorong komunikasi 3. Membuat waktu makan
terbuka mengenai masalah lebih menyenangkan,yang dapat
anoreksia. meningkatkan masukan.
5. Kolaborsi denga ahli gizi 4. Sering sebagai distress
untuk menentukan jumlah emosi, khususnya untuk orang
kalori dan nutrisi yang terdekat yang menginginkan
dibutuhkan pasien. member makan pasien dengan
sering.
5. Memberikan rencana diet
khusus untuk memenuhi
kebutuhan individu dan
menurunkan masalah berkenaan
dengan malnutrisi protein/ kalori
dan defisiensi mikronutrien.
Intervensi Rasional
1. Kaji secara verbal dan 1. Dapat menyatakan
nonverbal respon klien terhadap bagaimana pandangan diri
pasien pada perubahan.
tubuhnya.
2. Dapat menyatakan masalh
2. Jelaskan tentang
penyakit sehingga membantu
pengobatan, perawatan,
kemajuan dan prognosis dalam mengambil keputusan.
penyakit.
3. Kehilangan bagian tubuh,
3. Dorong klien menerima kehilanga hasrat
mengungkapkan perasaannya.
seksual sehingga pasien
4. Fasilitasi kontak dengan
membuat rencana untuk masa
individu lain dalam kelompok
depan.
kecil.
4. Memberikan tempat untuk
pertukaran masalah dan
perasaan dengan orang lain
yang mengalami pengalaman
yang sama dan mengidentifikasi
cara orang terdekat dapat
memudahkan penyembuhan
pasien.
Intervensi Rasional
1. Gunakan pendekatan yang 1. Pasien yang cemas
menenangkan. memerlukan teman dan
ketenangan dalam
2. Jelaskan semua prosedur
mengungkapkan kecemasannya.
dan apa yang dirasakan selama
2. Prosedur, dampak dan segala
prosedur. yang berkaitan dengan terapi
diberikan. Hal ini membuat
3. Dorong pasien untuk
pasien tahu mengenai
mengungkapkan perasaan,
dampaknya, dan dapat
ketakutan, persepsi.
mengambil keputusan yang
4. Bantupasien/ orang terdekat
tepat.
dalam mengenali dan
3. Memberikan kesempatan
mengklarifikasi rasa takut untuk
untuk memeriksa rasa takut
memulai mengembangkan
realistis serta kesalahan konsep
strategi koping untuk
tentang diagnosis
menghadapirasa takut.
4. Keterampilan koping sering
5. Jelaskan semua prosedur
rusak setelah diagnosis dan
dan apa yang dirasakan selama
selama fase pengobatan yang
prosedur.
berbeda. Dukungan dan
konseling sangat diperlukan
untuk individu mengenal dan
menghadapi rasa takut.
5. Memungkinkan pasien
membuat keputusan sesuai
realita.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit degenerative yang endemicpada wanita
hampir diseluruh dunia yang disebabkan oleh berbagai macam factor,diantaranya
faktor lifestyle dan gizi. Setiap orang di dunia ini memiliki resiko untuk terkena
kanker payudara, walaupun wanita lebih berresiko daripada laki-laki. Olehkarena itu,
sangat diperlukan pencegahan dini dimulai dari diri sendiri denganSADARI,
memperbaiki pola makan/gizi dan gaya hidup/lifestyle. Karena menurutpenelitian
World Cancer Research Fund (WCRF), memperbaiki gizi dan lifestyledapat mencegah
kanker payudara hingga 42%. Dengan adanya makalah ini diharapkan perawat dapat mengetahui
konsep asuhan keperawatan yang bisa ditegakkan pada pasien kanker payudara dan bisa berperan
penting dalam kesembuhan pasien kanker payudara
B. Saran
Dalam makalah ini masih banyak yang belum Penulis bahas tentang Penyakit
Kanker. Oleh karna itu, diharapkan kepada Penulis lain yang ingin mengangkat tema
yang sama, yaitu tentang konsep asuhan keperawatan pada pasien kanker , agar lebih
baik dan lebih detail lagi dalam membuat makalah tentang Penyakit, karena masih ada
bahkan masih banyak pembahasan tentang makalah saya ini yang penulis belum
sampaikan dalam Makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan
Diagnosis Medis & NANDA. Yogyakarta : Medi Action Publishing.
Wijaya, Andra Saferi & Putri, Yessie Mariza. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Bengkulu :
Nuha Medika