Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN PADA Tn.

J DENGAN CA BULLI
DI RUANG FLAMBOYAN 7 RUMAH SAKIT DR. MOEWARDI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners

DISUSUN OLEH :
AGUSTA RIFA WASITO
SN191005

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2019
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Ca bulli (kanker kandung kemih) adalah kanker yang mengenai kandung
kemih dan kebanyakan menyerang laki-laki berusia di atas 50 tahun (Nursalam,
2009).
Ca buli adalah kanker yang ditandai dengan adanya total hematuria tanpa
disertai rasa nyeri dan bersifat intermiten. Pada karsinoma yang telah mengadakan
infiltratif tidak jarang menunjukkan adanya gejala iritasi dari buli-buli seperti
disuria, polakisuria, frekuensi dan urgensi dan juga biasa dengan keluhan retensi
oleh bekuan darah (Purnomo, 2011).
Ca buli-buli adalah kanker yang didapatkan dalam buli-buli atau kandung
kemih. Ca ini lama kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina phopria, otot
& lemak perivesika yang kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitar
(Basuki 2012).

2. Etiologi
Menurut Nursalam (2009), penyebab yang pasti dari ca bulli tidak
diketahui. Akan tetapi beberapa faktor resiko seseorang mengalami ca bulli, antara
lain:
a. Pekerjaan: pekerja di pabrik kimia (cat, korek api, tekstil, kulit) karena sering
terpapar oleh bahan karsinogen (senyawa air aromatik).
b. Perokok: karena rokok mengandung bahan karsinogen berupa amin aromatik
dan nitrosamine
c. Infeksi saluran kemih: Escherichia Coli dan proteus yang menghasilkan
nitrosamin sebagai zat karsinogen
d. Kopi: pemanis buatan, serta pemakaian obat-obatan dalam jangka waktu lama
dapat mengakibatkan ca bulli

3. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala ca bulli antara lain:
a. Kencing campur darah yang intermittent
b. Merasa panas waktu kencing
c. Merasa ingin kencing
d. Sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing
e. Nyeri suprapubik yang konstan
f. Panas badan dan merasa lemah
g. Nyeri pinggang karena tekanan saraf

4. Komplikasi
Menurut Basuki (2012) Komplikasi yang dapat terjadi pada ca bulli adalah:
a. Retensi urine bila kanker mengadakan invasi ke bladder neck
b. Hydroneprhrosis oleh kanker karena ureter mengalami koklusi

5. Patofisiologi dan Pathway


a. Patofisiologi
Karsinoma kandung kemih yang masih dini merupakan tumor superfisial.
Tumor ini lama kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina propria, otot,
dan lemak perivesika yang kemudian menyebar langsung ke jaringan
sekitarnya. Tumor dapat menyebar secara limfogen maupun hematogen.
Penyebaran limfogen menuju kelenjar limfe, obturator, iliaka eksterna, dan
iliaka komunis ; sedangkan penyebaran hematogen paling sering ke hepar,
paru, dan tulang.
b. Pathway
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ca bulli meliputi:
a. Pembedahan
b. Radiotherapy
Biasanya dilakukan 3-4 minggu sebelum pembedahan dan merupakan
kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan terapi tunggal.
Adapun efek sampingnya antara lain kerusakan kulit disekitarnya, kelelahan.
c. Chemotherapy
Pemberian obat-obtan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah.
Efek sampingnya antara lain mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan
rambut dan mudah terserang penyakit.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat
1) Keluhan Utama
Biasanya didapatkan rasa nyeri saat BAK
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari penyakit
itu sendiri, yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan
terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab penyakit,
kemungkinan komplikasi yang akan muncul akibat penyakit dan memberi
petunjuk berapa lama pengobatan yang harus dilakukan.

b. Pola Gordon
1) Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Pada kasus ca bulli akan timbul ketidakadekuatan dalam kehidupan sehari-
hari. Selain itu, pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup klien seperti
penggunaan obat yang dapat mengganggu metabolisme, pengkonsumsian
alkohol yang bisa mengganggu keseimbangannya, merokok, pekerjaan dan
apakah klien melakukan olahraga atau tidak.
2) Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada klien ca bulli harus mengkonsumsi nutrisi yang dibutuhkan sehari-
harin untuk membantu proses penyembuhan. Evaluasi terhadap pola nutrisi
klien bisa membantu menentukan penyebab masalah dan mengantisipasi
komplikasi dari nutrisi yang tidak.
3) Pola Eliminasi
Dalam pola eliminasi perlu juga dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta
bau feces pada pola eliminasi bowel. Sedangkan pada pola eliminasi
bladder dikaji frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. Pada
kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak.
4) Pola Aktivitas dan Latihan
Pola aktivitas dan latihan pada klien ca bulli biasanya normal tetapi ada
juga yang harus dibantu keluarga karena ketidaknyamanan.
5) Pola Tidur dan Istirahat
Pada klien ca bulli akan timbul rasa tidak nyaman sehingga hal ini dapat
mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien. Selain itu juga, pengkajian
dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana lingkungan, kebiasaan tidur, dan
kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur.
6) Pola Sensori dan Kognitif
Pada klien ca bulli tidak ada perubahan pada sensori dan kognitifnya.
7) Pola Persepsi dan Konsep Diri
Dampak yang timbul pada klien ca bulli yaitu timbul ketidakutan akibat
penyakitnya, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas
secara optimal, dan gangguan citra diri.
8) Pola Hubungan Peran
Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat.
Karena klien harus menjalani rawat inap, klien biasanya merasa rendah diri
terhadap perubahan dalam penampilan, klien mengalami emosi yang tidak
stabil.
9) Pola Reproduksi Seksual
Dampak pada klien ca bulli yaitu, klien tidak bisa melakukan hubungan
seksual karena harus menjalani rawat inap dan keterbatasan gerak pada
ektremitasnya.
10) Pola Mekanisme Koping
Pada klien ca bulli akan timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya.
Mekanisme koping yang ditempuh klien bisa tidak efektif
11) Pola Nilai dan Keyakinan
Untuk klien ca bulli dapat melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baik
terutama frekuensi dan konsentrasi
c. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik yang terdapat masalah adalah pada bagian BAK klien,
apakah ada pedarahan dan nyeri saat BAK atau tidak
d. Pemeriksaan Penunjang (Diagnostik/ Laboratorium)
1) Laboratorium
- Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gros atau
micros hematuria
- Leukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan bakteri
dalam urine
2) Pemeriksaan IVP dapat mendeteksi adanya tumor kandung kemih berupa
filling defect/massa tumor , tumor sel transisional yang berada pada ureter
atau pielum, dan adanya hidroureter atau muara ureter.
3) CT scan atau MRI berguna untuk menentukan ekstensi tumor ke organ
sekitarnya.
4) USG
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri (akut) berhubungan dengan agen cidera biologis
b. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan iritasi ginjal, ureter, kandung
kemih, obstruksi mekanik dan peradangan ditandai dengan retensi urine
c. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
hipermetabolik (kanker, kemoterapi)
d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh
sekunder dan sistem imun (efek kemoterapi/radiasi), malnutrisi, prosedur
invasive
3. Perencanaan Keperawatan (tujuan, kriteria hasil, dan tindakan
keperawatan)
No. Diagnosa Tujuan Intervensi
keperawatan
1. Nyeri akut Tujuan : NIC:
berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
dengan agen keperawatan 3x24 jam 1) Lakukan pengkajian
cidera biologis diharapkan masalah resiko nyeri secara
nyeri dapat berkurang komprehensif (P, Q, R, S,
dengan kriteria hasil: T)
NOC: 2) Berikan informasi
Kontrol Nyeri mengenai nyeri, seperti
1) Klien mampu mengenali penyebab, berapa lama
kapan terjadi nyeri dan antisipasi
2) Mampu menggunakan 3) Ajarkan penggunaan
tindakan pengurangan teknik nonfarmakologi
nyeri tanpa analgesic 4) Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian
analgesik
2 Gangguan nutrisi Tujuan : NIC :
(kurang dari Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi (1100)
kebutuhan tubuh) keperawatan 3x24 jam 1) Pantau persentase
berhubungan diharapkan masalah jumlah makanan yang
dengan gangguan nutrisi dapat dikonsumsi setiap kali
hipermetabolik berkurang dengan kriteria makan, timbang BB tiap
(kanker, hasil: hari, catat hasil
kemoterapi) NOC : pemerikasaan protein
Status Nutrisi (1004) total, albumin,
1) Klien menunjukkan osmolalitas.
berat badan yang stabil, 2) Kontrol faktor
hasil lab normal dan lingkungan seperti bau
tidak ada tanda busuk atau bising.
malnutrisi Hindarkan makanan
2) Klien mengerti terhadap yang terlalu manis,
perlunya intake yang berlemak dan pedas.
adekuat 3) Monitor intake makanan
3) Klien berpartisipasi setiap hari, apakah klien
dalam penatalaksanaan makan sesuai dengan
diet yang berhubungan kebutuhannya.
dengan penyakitnya 4) Timbang dan ukur berat
badan, serta amati
penurunan berat badan.

Resiko tinggi NOC: NIC:


infeksi dengan 1) Klien mampu 1) Cuci tangan sebelum
faktor resiko mengidentifikasi dan melakukan tindakan.
tidak adekuatnya berpartisipasi dalam Pengunjung juga
pertahanan tubuh tindakan pecegahan dianjurkan melakukan
sekunder dan infeksi hal yang sama
sistem imun 2) Tidak menunjukkan 2) Kaji semua sistem untuk
(efek tanda-tanda infeksi dan melihat tanda-tanda
kemoterapi/radia penyembuhan luka infeksi
si), malnutrisi, berlangsung normal 3) Jaga personal hygine
prosedur 3) Tanda tanda vital normal klien dengan baik
invasive (TD : 120/80 mmHg, S :
36,5°C-37,5°C, RR : 16-
24 x/menit, N : 60-100
x/menit)
DAFTAR PUSTAKA

Basuki. 2012. Dasar-dasar urologi. Malang : Sagung Seto

Corwin, Elisabeth J. 2010.Patofisiologi. Jakarta: EGC

Desen, W.2011.Buku Ajar Onkologi Klinis, edisi2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta: EGC.

Herdman & Kamitsu. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan


Klasifikasi 2018-2020, editing edisi 11. Jakarta: EGC

Machsoos, B. D. 2006. “Pendekatan Diagnostik Tumor Padat”. Buku Ajar Penyakit


Dalam, Edisi 4, Jilid 2. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Nursalam, 2009. Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem


Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika

Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2011. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC.

Suega, Ketut, Bakta I Made. 2009. Penanda Tumor dan Aplikasi Klinik dalam Sudoyo,
Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K, Marcellus.
Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta:
Interna Publishing.

Anda mungkin juga menyukai