SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN
PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU I
TAHAP IV
LOKASI
KOTA TARAKAN
TAHUN ANGGARAN
I-1
2019
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
BAB I
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1.2. Syarat-syarat :
(a). Pengukuran dilakukan oleh tenaga yang betul-betul ahli dan
perpengalaman.
(b). Pemeriksaan : hasil pengukuran akan segera dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk dimintakan persetujuannya. Konsultan Pengawas
juga akan menentukan patok utama sebagai referensi dari gedung, jalan dan
bangunan- bangunan lainnya.
1.2.2. Syarat-syarat :
(a). Standar : Pengujian seperti disyaratkan dalam bab ini.
(b). Pemeriksaan lapangan dan melihat kondisi-kondisi dan bahan-bahan yang akan
dikerjakan sebelum memulai pekerjaan.
(c). Kontraktor diwajibkan menyerahkan kembali barang–barang hasil
pembongkaran gedung lama, yang sebelumnya telah ditetapkan oleh Pengguna
Barang/Jasa, barang/invetaris apa yang diperlukan dari gedung lama.
(d). Pemeriksaan dan pengujian : Pekerjaan tanah yang dilakukan akan diperiksa
dan diuji pada laboratorium Penyelidikan Bahan dan Material yang dipilih oleh
Konsultan Pengawas.
Jasa-jasa Laboratorium akan meliputi :
(1). Pengawasan pekerjaan pengurugan.
(2). Pengujian pekerjaan pemadatan tanah.
(3). Penyerahan laporan pengujian kepada Konsultan pengawas.
(4). Rekomendasi-rekomendasi supaya dapat mencukupi persyaratan dan
spesifikasi.
1.2.3. Bahan-bahan :
Urugan : bahan-bahan urugan harus disetujui oleh Konsultan dan ditentukan sebagai
berikut :
(a). Bahan-bahan yang memenuhi syarat dari galian lapangan.
(b). Material yang didatangkan dari luar lapangan yaitu jenis tanah yang berbutir
kasar, tidak mengembang dan bebas sampah-sampah, akar dan bahan-bahan
organik lainnya.
(c). Lapisan teratas urugan setebal 30 cm tidak boleh dimasuki butir-butir yang lebih
kasar dari 3 cm.
(d). Tanah untuk keperluan pengurungan taman.
I-3
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
1.3.2. Syarat-syarat :
(a). Standar pengujian seperti yang tercantum dalam BAB I ayat 1.2.
(b). Laporan penyelidikan tanah untuk pondasi bangunan ini dapat dilihat di kantor
Konsultan Perencanaan atau Pemberi Tugas.
I-4
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
1.3.3. Bahan-bahan :
Bahan-bahan sama seperti yang tercantum dalam BAB I ayat 1.2.
I-5
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
IIIIII
III-1
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
BAB IV
PEKERJAAN PONDASI
A. Kecuali ditentukan lain semua pekerjaan pada bab ini, seperti terlihat atau terperinci harus sesuai
dengan persyaratan dari seluruh bagian dari kontrak dokumen.
B. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan setting out (penentuan titik posisi tiang dilapangan sesuai dengan
gambar rencana), mobilisasi dan demobilisasi alat, pengadaan dan pemancangan tiang pancang beton
bertulang termasuk percobaan beban pada tiang, penggalian setempat dan pemotongan kepala tiang.
Panjang tiang yang dicantumkan pada gambar adalah sebagai petunjuk untuk kontraktor,
tetapi kontraktor harus memutuskan panjang tiang yang sebenarnya yang diperlukan untuk mencapai
persyaratan pemancangan. Laporan penyelidikan tanah dan percobaan pemancangan tiang
pendahuluan akan diberikan pada Kontraktor pekerjaan pondasi.
Kontraktor bertanggung jawab atas fasilitas-fasilitas yang berkepentingan untuk pekerjaan ini
seperti jalan-jalan diproyek, tempat penumpukan tiang, galian pada setiap titik, perlindungan terhadap
fasilitas-fasilitas yang telah ada seperti pipa air, kabel tilpon, kabel listrik, pipa gas, saluran-saluran
umum dan fasilitas-fasilitas lainnya baik yang berada dilokasi proyek maupun dilokasi yang
bersebelahan dengan proyek.
Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang ini harus terdiri dari hal-hal berikut :
5. Penyerahan semua data seperti ditentukan dalam spesifikasi dan seperti yang diminta oleh
Engineer.
IV-4
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
A. Standar-standar
2. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
3. SII 0192-83 : Mutu dan Cara Uji Elektroda Las Terbungkus Baja Karbon Rendah.
4. ASTM A-416 : Standard Specification for Uncoated Seven Wire Stress Relieved Steel Strand for
Prestress Concrete.
5. ASTM A-82 : Standard Specification for Cold Drawn Steel Wire for Concrete Reinforcement.
7. ASTM D-3966.90 : Standard Test Method for Piles Under Lateral Loads.
8. ASTM D-3689.90 : Standard Test Method for Individual Piles Under Static Axial Tensile Load.
B. Jaminan Pabrik :
Produksi harus secara teratur dan terus menerus serta pengiriman bahan-bahan harus dari jenis yang
sesuai seperti disyaratkan.
C. Jaminan Pekerja :
1. Pekerjaan pemancangan tiang ini harus dikerjakan oleh tenaga kerja dan pengawas yang
berpengalaman dalam pemancangan tiang dari jenis yang diusulkan, sedemikian sehingga mampu
untuk mencapai kapasitas tiang seperti yang disyaratkan pada berbagai macam kondisi tanah yang
akan dijumpai.
2. Kontraktor harus menyerahkan pernyataan tertulis kepada Engineer untuk menunjukkan bahwa
pekerja yang akan terlibat dalam pekerjaan ini berpengalaman untuk pekerjaan demikian.
IV-5
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
D. Persyaratan Lapangan :
1. Kontraktor bertanggung jawab untuk memancang tiang dengan ukuran dan jumlah seperti
disyaratkan pada posisi seperti dinyatakan pada gambar denah lokasi tiang, seperti yang telah
disetujui oleh Engineer.
Kontraktor harus didukung oleh team supervisi yang dapat dipertanggung jawabkan yang dilengkapi
dengan peralatan yang presisi dan sedikitnya dua orang memeriksa kelurusan dari setiap tiang selama
pemancangan.
2. Tiang-tiang pondasi harus dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras atau sesuai dengan
petunjuk "pengawas yang ditunjuk".
3. Urutan pemancangan tiang dalam satu kelompok harus sesuai dengan petunjuk "pengawas yang
ditunjuk".
4. Tiang-tiang yang rusak atau ditolak, menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus disingkirkan dari
proyek.
5. Dalam hal diperlukan penyambung (follower), maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab
kontraktor.
A. Panjang tiang yang sebenarnya boleh dimodifikasi oleh Engineer setelah percobaan pembebanan
tiang dan bilamana kondisi lapangan mensyaratkan perubahan demikian.
1.5. Penyerahan
Sedikitnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut
kepada Engineer.
A. Data Pabrik :
Data produk dari pabrik tentang tiang harus diserahkan oleh Kontraktor untuk disetujui oleh Engineer.
B. Sertification :
Semua tiang pondasi yang dikirim ke proyek harus dilengkapi dengan sertifikat dari pabrik. IV-6
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
C. Gambar kerja :
Kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar kerja, metoda konstruksi, jadwal kerja dan
daftar perlengkapan kepada Engineer untuk mendapat persetujuan.
A. Kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mencegah kerusakan dari
tiang pancang pada waktu pengangkutan, penyimpanan dan pemancangan.
B. Tiang pancang harus dirawat dan disimpan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi tegangan-
tegangan yang melebihi rencana.
C. Tiang pancang harus ditumpuk pada tumpukan yang sesuai sehingga tidak terjadi kerusakan pada
beton atau pengotoran dari permukaan. Tumpukan harus ditempatkan pada posisi sesuai dengan
petunjuk (gambar) atau telah disetujui oleh pengawas yang ditunjuk atau dalam posisi dimana
kemungkinan terjadi tekanan dan deformasi sekecil mungkin.
D. Pemberian tanda pada tiang pancang dicantumkan dengan cat pada tiap interval/jarak 0.5 m.
Panjang keseluruhan tiang harus dicantumkan dengan cat atau bahan lain yang disetujui. Penunjuk
panjang harus diberikan pada interval setiap 1.0 m.
PASAL 2 - BAHAN-BAHAN/PRODUKSI
Kontraktor harus menyerahkan brosur-brosur dari beberapa pabrik yang menghasilkan jenis tiang yang
sama dengan yang disyaratkan, untuk dipilih dan disetujui oleh Engineer.
Bahan-bahan tiang yang akan dipakai pada pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan
berikut :
IV-7
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
A. Dimensi/Ukuran-ukuran :
Jenis tiang yang dipakai adalah Tiang Beton Precast Prestress dengan ukuran Diameter 50 cm
dengan ketebalan 9 cm seperti ditunjukkan pada gambar-gambar struktur.
B. Beton
Mutu beton minimum yang dipakai adalah fc' - 41.5 MPa (Cylinder), yang harus sudah dicapai
pada waktu pemancangan.
1. Prestressing strands harus "uncoated, bright seven wire, stress relieved 270 ksi "sesuai ASTM A-
416".
2. Spiral harus dibentuk dari "cold drawn bright steel wire" sesuai ASTM A- -24.
D. Peralatan Pemancangan
1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kotraktor harus mengajukan data lengkap dari peralatan yang akan
dipergunakan, jadwal pemancangan dan prosedur kerjanya termasuk mesin pancang dan peralatan
yang akan digunakan di lapangan.
2. Cara pemancangan yang dipakai harus tidak menyebabkan kerusakan pada bentuknya. Hammer
(pemukul) harus dipilih yang sesuai untuk type tiang pancang dan sifat dari kekuatan tiang pancang
tersebut.
3. Kondisi lapangan harus diperiksa untuk meyakinkan apakah memungkinkan untuk penempatan
peralatan pemancangan, pelaksanaan pemancangan dan percobaan beban.
Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dalam penggunaan bahan khusus seperti bahan
tambahan, perlengkapan las, pencegah karat dan semua bahan lain yang tidak disyaratkan disini.
Percobaan-percobaan ataupun biaya tambah lainnya sehubungan dengan pemakaian dari bahan-
bahan tersebut diatas adalah sepenuhnya tanggung jawab Kontraktor.
IV-8
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
PASAL 3 - PELAKSANAAN
3.1. Persiapan
A. Seminggu sebelum dimulainya pekerjaan Kontraktor harus mengajukan usulan mengenai urutan
rencana pemancangan yang harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan saling mengganggu.
B. Metoda pemancangan, perlengkapan, jadwal dan tahapan/urutan harus mendapat persetujuan dari
Engineer. Persetujuan demikian tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk
pemancangan tiang yang lancar dan bermutu tinggi. Semua kerusakan, keterlambatan dan tambahan
biaya yang disebabkan karena pemilihan metode harus ditanggung oleh Kontraktor.
C. Pengawas yang ditunjuk dapat meminta perubahan urutan pemancangan dari waktu ke waktu
apabila dianggap perlu.
D. Pemancangan tiang harus dilakukan dalam suatu operasi yang menerus dan tidak terganggu.
E. Kontraktor harus memancang tiap tiang pancang tepat pada ordinat yang telah ditentukan pada
dokumen pelaksanaan. Setiap koordinat tiang harus mendapat persetujuan dari pengawas yang
ditunjuk sebelum mulai pemancangan.
Tiang pancang ditempatkan pada posisi yang tepat sesuai dengan urutan kerja yang telah
direncanakan.
F. Kontraktor harus berusaha agar semua perlengkapan siap pakai untuk menjamin pemancangan
tiang tepat pada lokasinya selama pemancangan.
G. Kontraktor harus mencegah pergeseran/pergerakan dari tiang yang sudah terpancang selama tiang-
tiang selanjutnya dipancang ataupun karena fasilitas-fasilitas lainnya.
H. Kontraktor tidak diijinkan mendongkrak, atau mencoba untuk memindahkan atau membentuk tiang-
tiang yang terpancang diluar posisi sebenarnya baik pada waktu maupun setelah pemancangan.
IV-9
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
1. Untuk memancang tiang harus dipakai suatu alat pukul dari jenis disel (a diesel hammer type).
Dalam pemilihan "driving diesel hammer" haruslah dari berat yang memadai agar tidak merusak tiang.
"Hammer" harus mempunyai persyaratan minimum : berat ram 3500 kg (Kobe - 35 type).
2. Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai kedalaman yang ditunjukkan didalam gambar
struktur atau dengan final set yang disetujui dimana tidak lebih dari 20 mm untuk 10 pukulan terakhir.
3. Tiang-tiang harus dipancang secara akurat, pada lokasi yang tepat; pada garis yang benar baik
secara lateral maupun longitudinal seperti ditunjukkan pada gambar.
4. Toleransi yang diijinkan untuk ketidak tepatan lokasi dan ketidak kelurusan adalah 75 mm dan 1/80.
Tiang-tiang harus diarahkan selama pemancangan dan bila perlu harus dibantu/diganjal untuk dapat
menjaga posisi yang benar. Apabila ada tiang yang berubah bentuk atau bengkok, maka tidak boleh
dipaksa untuk meluruskannya kembali kecuali dengan persetujuan tertulis dari pengawas yang
ditunjuk.
Apabila pada waktu pemancangan suatu tiang, jumlah pukulan sangat tinggi (lebih dari 2000)
atau apabila tiang dicurigai retak atau patah, P.I.T. (Pile Integrated Test) atau test sejenis yang
disetujui oleh Engineer harus dilakukan.
C. Pemeriksaan naiknya kembali suatu tiang akibat pemancangan tiang didekatnya (heave check).
Lakukan suatu "heave check" pada pemancangan kelompok tiang yang pertama, dan pada kelompok
yang dipilih seperti ditunjukkan pada gambar.
1. Periksa "heave" dengan mengukur panjang dan dengan mencatat elevasi pada masing-masing tiang
segera setelah selesai pemancangan.
2. Periksa ulang elevasi-elevasi dan panjang setelah semua tiang pada suatu kelompok selesai
dipancang.
3. Bila ujung (tip) tiang mengalami "heave" lebih dari 6 mm dari posisi asli, tiang tersebut harus
dipukul lagi.
Bila dijumpai pile heave, lanjutkan pemeriksaan heave dan lanjutkan pemancangan sampai pengawas
yang ditunjuk menyatakan bahwa pile heave teratasi.
IV-
10
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai "final set" yang diijinkan oleh pengawas yang
ditunjuk. Pengukuran langsung dari set dan rebound harus memberikan kapasitas tiang yang ekivalen
dengan beban kerja yang disyaratkan.
Set harus ditentukan dilapangan. Set haruslah dibuktikan dengan dua percobaan. Nilai konstanta yang
akan dipakai untuk memodifikasi rumus akan ditaksir oleh Soil Engineer setelah tiang pertama selesai
dipancang dan setelah grafik rebound/set diperoleh.
E. Posisi-posisi tiang.
Posisi-posisi tiang dan ketidak lurusan harus didata oleh Kontraktor dan diserahkan kepada
pengawas yang ditunjuk pada waktu berlangsungnya pekerjaan dan persetujuan akhir diberikan oleh
pengawas yang ditunjuk dalam waktu tiga hari sesudah tiang yang terakhir selesai dipancang. Sampai
persetujuan tersebut diberikan, tak ada perlengkapan yang boleh dipindahkan; kecuali atas resiko
Kontraktor sendiri.
Apabila suatu tiang rusak pada waktu pemancangan, percobaan atau oleh sebab lain atau
salah letak atau gagal pada waktu percobaan beban, Kontraktor disyaratkan untuk mengadakan
penambahan tiang pada posisi yang ditentukan oleh Engineer sedemikian sehingga akhirnya dihasilkan
daya dukung yang sama.
Kontraktor harus mengambil data dari setiap tiang yang dipancang dan dilengkapi parap
pengawas yang ditunjuk pada masing-masing data, setiap hari.
Pemancangan, set dan rebound dari setiap tiang harus mengikuti persetujuan Engineer. Data
pemancangan setiap tiang harus diserahkan kepada pengawas yang ditunjuk dan tembusan (copy)nya
harus disimpan oleh Kontraktor.
IV-
11
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
1. Nama proyek
2. Nomor tiang
3. Tanggal pemancangan
4. Cuaca
5. Set, rebound dan tinggi jatuh (ram height) pada 10 pukulan terakhir (last ten blow)
7. Level tanah
8. Panjang tiang
10. Sambungan yang dipakai, jumlah dan jenisnya (kalau ada sambungan).
Metoda pengukuran set dan rebound harus disetujui oleh Engineer. Record diatas harus
menunjukkan satu seri pengukuran set selama seluruh proses pemancangan. Apabila pemancangan
suatu tiang dimulai, maka harus dilakukan sampai selesai dan mencapai set yang disyaratkan (kecuali
waktu penyambungan).
H. Kepala Tiang
1. Setelah pemancangan selesai dilaksanakan Kontraktor wajib untuk memotong kelebihan panjang
tiang pancang sedemikian rupa sehingga panjang stek tulangan setelah pemotongan kepala tiang
minimum 40 diameter tulangan tiang pancang terbesar, sebagai pengikat ke-pur (pile cap).
Setelah pemancangan selesai, kontraktor harus segera melanjutkan dengan memeriksa level dan
mencatat posisi-posisi tiang secara detail dan akurat serta membandingkan dengan posisi yang
dicantumkan pada gambar denah tiang.
IV-
12
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
2. Stek tulangan tiang setelah pemotongan kepala tiang (panjang minimum 40 diameter) harus dalam
keadaan bersih, lurus dan baik.
1. Kontraktor atau Pabrik pembuat tiang harus menyerahkan sistim sambungan tiang untuk disetujui
Engineer sebelum pemasangan di lapangan.
c. Prosedur pengelasan
Pada waktu selesainya pekerjaan pondasi tiang, sebuah laporan yang tepat harus segera disiapkan
dan diserahkan rangkap 6 (enam) kepada pengawas yang ditunjuk.
b. Jumlah pukulan
c. Kedalaman pemancangan
e. Nilai rebound
IV-
13
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
A. Umum
1. Antara pemancangan tiang yang akan ditest dan percobaan pembebanan pada tiang tersebut harus
ada jangka waktu paling sedikit 2 (dua) minggu untuk mengembalikan kondisi tanah akibat
pemancangan tiang kepada keadaan semula. Pemancangan tiang yang berdekatan dengan tiang
percobaan harus ditunda selama adanya percobaan pembebanan tiang.
2. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman, bahan dan semua perlengkapan
yang diperlukan untuk pelaksanaan, pencatatan dan pengukuran dari percobaan beban termasuk
penyediaan, penyusunan kentledge yang digunakan dan pembongkaran kembali setelah percobaan
pembebanan selesai.
3. Selama pelaksanaan percobaan beban, Kontraktor harus menempatkan tenaga kerja yang
berpengalaman untuk pelaksanaan pengamatan dan pencatatan hasil percobaan.
4. Suatu percobaan pembebanan tiang harus dimaksudkan sebagai percobaan pada tiang tunggal.
5. Percobaan beban harus dilakukan pada 20 buah tiang terpakai untuk percobaan beban vertikal dan
2 buah tiang terpakai untuk percobaan beban tarik yang dipilih oleh Engineer.
6. Tiang yang dipakai untuk percobaan beban haruslah dari bahan dan ukuran yang sama dengan
tiang-tiang terpakai dan harus dipancang dengan peralatan yang sama jenisnya serta dengan prosedur
dan metoda yang sama.
7. Semua percobaan pada tiang-tiang terpakai harus diikuti dengan PIT (Pile Integrity Test) seperti
disyaratkan pada 3.4.
1. Beban axial tekan penuh pada tiang terpakai haruslah 2 (dua) kali beban rencana (design load) dari
sebuah tiang sesuai dengan ASTM D 1143-81 (standard test) atau seperti yang disyaratkan oleh
Engineer pada gambar dalam hal diperlukan.
2. Beban lateral penuh pada tiang terpakai harus 200% dari beban rencana (design load) lateral pada
tiang atau seperti disyaratkan oleh Engineer pada gambar dalam hal diperlukan dan harus dilakukan
sesuai dengan ASTM D 3966-81, dengan pembebanan bertahap (cyclic loading).
3. Beban tarik axial penuh pada tiang terpakai haruslah 2 (dua) kali beban rencana tarik atau seperti
disyaratkan Engineer pada gambar dalam hal diperlukan dan harus dilakukan sesuai dengan ASTM D
3689-83.
IV-
14
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
C. Perlengkapan Pembebanan
1. Beban percobaan didapat dari reaksi kentledge melalui jack hidraulis yang besarnya melebihi dari
beban percobaan dan ditempatkan pada platform sebagaimana harusnya.
3. Plat baja dengan ketebalan yang cukup untuk menerima beban ditempatkan secara sentris diatas
pile cap untuk dapat menyalurkan beban percobaan secara sempurna kepada tiang.
4. Ukuran dari plat baja tidak boleh lebih kecil dari ukuran pile cap dan juga tidak boleh lebih kecil dari
ukuran jack yang digunakan.
6. Jack dan alat lainnya termasuk hydraulic ram, hydraulic pump dan pressure gauge harus
dikalibrasikan sebelum percobaan dilakukan.
1. Metoda pengukuran penurunan dari tiang harus dilakukan dengan sistim dimana 4 dial gauge
ditempatkan dengan jarak yang sama pada keliling tiang dan sistim pendukung dengan memakai
mistar.
2. Pembacaan harus dilakukan dengan sistim seperti disyaratkan di F dari Bab dan pasal ini.
3. Dial gauges harus mempunyai kemampuan gerak sampai 50 mm dan keakuratan sampai 0.25 mm.
4. Skala ukur untuk pembacaan pada mistar harus dipilih yang sanggup untuk pembacaan sampai
keakuratan mencapai 0.5 mm. Selain mistar levelling boleh juga dipakai sebuah mistar yang dipasang
pada tiang atau pur (pile caps).
5. Laporan kalibrasi harus disertakan pada semua alat-alat percobaan pembebanan yang
membutuhkan kalibrasi sebelum percobaan beban dilakukan.
6. Semua reference beam dan kawat-kawat (wires) harus ditunjang secara terpisah dengan penunjang
yang cukup kaku dan ditanamkan ditanah pada jarak bersih tidak kurang dari 2.5 m dari tiang
percobaan.
7. Dua buah dial gauge tambahan harus dipasang pada reference beam secara tegak lurus untuk
memantau kemungkinan terjadinya pergerakan lateral dari ujung tiang.
IV-
15
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
E. Prosedur Pembebanan
Percobaan pembebanan 4 (empat) cycle untuk tiang dengan beban tekan axial sesuai dengan ASTM
D-1143-81.
Prosedur Pembebanan :
Langkah
10
11
12
13
14
15
16
17
18
IV-
16
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28 0
25
50 Cycle 1
25
50
75
100 Cycle 2
75
50
50
100
IV-
17
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
125
150 Cycle 3
125
100
50
50
100
150
175
200 Cycle 4
150
100
50
A - beban ditahan selama minimum 1 jam dan sampai settlement < 0.25 mm per jam (max. 2 jam). A
jam 20 menit 20 menit 20 menit A A 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit A A 20 menit 20
menit 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit A B = beban ditahan selama min. 12 jam, bila
setelah 12 jam settlement yang terjadi > 0.25 mm per jam, maka beban ditahan selama max. 24 jam.
1 jam
1 jam
1 jam
24 jam
Bila kegagalan terjadi sebelum mencapai 200% dari beban rencana, maka beban harus
diturunkan perlahan-lahan dan hati-hati dengan suatu tingkatan tidak lebih dari 20% dari beban kerja
permenit sampai penurunan mencapai < 0.25 mm per jam. Kemudian mengikuti langkah B sampai
akhir dari prosedur. 2. Percobaan pembebanan lateral axial harus dilakukan dalam 4 cycles sesuai
dengan ASTM D 3966-90. Prosedur pembebanan : Langkah Cycle beban dalam % dari beban kerja
IV-
18
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
1 jam
1 jam
1 jam
1 jam
F. Prosedur pembacaan
- Setiap 10 menit
- Pada pembebanan akhir (0% beban rencana), pembacaan dilakukan sebagai berikut :
IV-
19
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
- Setiap 5 menit
Laporan hasil percobaan dikirim kepada pengawas yang ditunjuk untuk persetujuan, terdiri dari :
a. tanggal percobaan
b. waktu pembacaan
c. beban percobaan
5. Grafik load-settlement
Grafik load-time
Grafik time-settlement
IV-
20
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
Kegagalan dari percobaan tiang dianggap telah terjadi apabila penurunan (settlement) yang terjadi
waktu dibebani adalah lebih dari 25 mm, atau bila beban dihilangkan, penurunan permanent
melampaui 6 mm.
3. Percobaan pembebanan tidak boleh diteruskan jika terjadi ketidak stabilan kentledge, kerusakan
dari pile cap ataupun kerusakan lainnya yang dapat memberikan hasil yang tidak sebenarnya.
Jika terjadi kerusakan atau/dan kegagalan pada tiang dalam percobaan pembebanan maka Kontraktor
harus mengganti tiang tersebut dengan tiang yang lain sesuai dengan petunjuk dari Perencana atas
biaya Kontraktor.
Biaya dari percobaan pembebanan tambahan, penggantian atau penambahan tiang dan persiapan
perhitungan-perhitungan serta gambar-gambar fondasi yang disebabkannya akan dibebankan kepada
Kontraktor.
Test Integrity tiang harus dilakukan dengan metoda sonic dengan memakai alat test Integrity untuk
tiang.
A. Lingkup percobaan :
Percobaan-percobaan tiang :
1. Semua percobaan-percobaan pada tiang-tiang terpakai harus dilakukan dengan pile integrity test.
2. Untuk tiang-tiang yang disambung, setiap bagian tiang harus ditest sebelum penyambungan dan
segera setelah satu bagian tiang dipancang juga setelah percobaan lateral dan tarik.
3. Apabila ada bagian (segmen) dari tiang yang didapati retak pada tahapan manapun dari percobaan
diatas, bagian yang retak atau rusak harus diganti dengan yang utuh (masih baik) dan ditest ulang
sesuai dengan A.2. di atas.
IV-
21
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
B. Perlengkapan test.
1. Percobaan integrity harus dilakukan dengan memakai perlengkapan untuk memperoleh data secara
digital.
2. Pengkondisian signal dan pengadaan power harus mempunyai kemampuan yang sangat tinggi
terhadap rasio kebisingan agar tidak mengganggu signal.
3. Data harus disimpan sedemikian sehingga proses lanjutan atau tambahan dengan analisa
gelombang dapat dilakukan.
4. Data harus dapat dibaca ditempat/dilapangan setidaknya dapat diperoleh evaluasi mutu dari data
pendahuluan.
C. Persiapan percobaan :
1. Percobaan integrity pada tiang manapun dapat dilakukan sedikitnya 7 (tujuh) hari setelah tiang
dipancang.
2. Untuk penempatan dari perlengkapan untuk percobaan/testing pada kepala tiang, kepala tiang
harus bersih, bebas dari air, beton yang terkelupas dan siap untuk keperluan percobaan.
1. Pile Integrity testing harus dilaksanakan oleh perusahaan spesialis yang mengerjakan test demikian.
2. Percobaan sesungguhnya dilapangan harus dilakukan oleh Engineer (bukan teknisi) yang sudah
berpengalaman untuk melakukan testing dengan sedikitnya 1 (satu) tahun pengalaman dalam
percobaan dinamic dari tiang-tiang.
3. Interprestasi dari data-data harus dilakukan oleh Engineer yang berpengalaman dengan sedikitnya
2 (dua) tahun pengalaman dalam percobaan dynamic dari tiang.
4. Apabila penampilan ujung atau tiang meragukan, ujung tiang harus dipotong lebih jauh dan ditest
ulang.
5. Detail-detail lengkap dari kondisi tanah, dimensi tiang dan metoda konstruksi harus diberikan
kepada perusahaan spesialis bila disyaratkan untuk menginterprestasikan hasil percobaan.
E. Laporan :
IV-
22
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
a. data dari waktu terhadap simpangan kecepatan rata-rata (average amplified velocity vs time
record).
2. Laporan ahir harus diserahkan kepada Engineer dalam waktu 10 hari setelah percobaan selesai.
1. Dapat diterima atau ditolaknya tiang-tiang yang ditest harus didasarkan dari kesimpulan laporan
yang dikeluarkan oleh perusahaan yang melaksanakan P.I.T.
2. Apabila mayoritas dari tiang-tiang memberikan hasil yang meragukan, Engineer boleh, atas
kebijaksanaannya, memerintahkan penggalian suatu tiang secara penuh untuk mencocokkan kriteria
yang ditolak atau dapat diterima.
2. Tiang-tiang yang meragukan dapat ditindak lanjuti dengan percobaan dynamic (P.D.A), percobaan
pembebanan static (Static Load Testing) etc.
3.5. Pembersihan :
Kontraktor harus memindahkan dan membongkar semua puing, tanah, kelebihan beton, keluar dari
lokasi atau proyek seperti ditunjukkan oleh pengawas yang ditunjuk tanpa biaya tambahan.
IV-
23
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
IV-
24
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
BAB III
PEKERJAAN BETON
Melingkupi semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton
sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan
tambahan dari arsitektur dalam uraian syarat-syarat pelaksanaan.
5.3.1. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, tolerasni dan
penyelesaiannya.
5.3.2. Semua pekerjaan harsua dilaksanakan oleh ahli-ahli, atau tenaga kerja yang
berpengalaman and mengerti akan pekerjaannya.
5.3.3. Semua pekerjaan yang dilaksanakan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan
standar yang berlaku.
5.3.4. Apabila Konsultan Pengawas memandang perlu, Kontraktor dapat menminta nasehat-
nasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk Konsultan Penagaws atas beban Kontraktor.
5.4.1. Semen
(a). Semua semen yang digunakan adalah semen Portland local, syarat-syarat :
(1). Peraturan Cement Portland Indonesia (NI – 8 – 1972).
(2). Peraturan Beton Indonesia (NI.2 – 1971).
(3). Mempunyai Sertifikat uji test (Test Certificate).
(4). Mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
V-1
Tahun Anggaran 2017
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
(b). Semua semen yang akan dipakai harus satu merk yang sama (tidak
diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis / merk semen untuk
konstruksi yang sama), dalam keadaan baru yang asli dikirim dalam kantong-
kantong semen yang masih disegel tidak pecah.
(c). Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterima dalam
zak / kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus
disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan tidak kena air.
Diletakkan pada tempat yang tingginya paling sedikit 30 cm dari lantai.
(d). Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan akibat salah
penyimpanan, membantu dapat ditolak penggunaanya tanpa melalui test lagi,
bahan yang telah ditolak harus dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam
waktu 2 x 24 jam.
5.4.2. Agregate
Agregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat dalam PBI 1971, terdiri
dari :
(a). Semua pemakaian koral (kerikil) batu pecah (aggregates kasar) dan pasir beton,
harus memenuhi syarat-syarat :
(1). Peraturan Umum Pemeriksaan bahan bangunan (NI.3 – 1956).
(2). Peraturan betin Indonesia (NI.2 – 1971).
(3). Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porus
(4). Beban dari tanah liat atau kotoran-kotoran lain.
(b). Koral (kerikil) atau batu pecah yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38cm,
untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
(c). Gradasi dari aggregate-agregate secara keseluruhan harus dapat menghasilkan
mutu beton yangbaik, padat dan mempuntai daya kerja yang baik dengan
semen dan air dalam propinsi campuran yang akan dipakai.
(d). Konsultan Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor untuk mengadakan test
kualitas dari aggregate-agregate tersebut dari tempat penimbunan yang
ditunjuk oleh Konsultan Pengawas setiap saat pada laboratorium yang diakui.
(e). Penyimpanan agregates harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras
permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran antara satu sama
lainya dan terkotori.
5.4.3. Air
(a). Air yang dipergunakan untuk semau pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air
bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali)
organisme yang dapat merusak beton, minyak atau lemak.
(b). Memenuhi syarat-syarat Peraturan beton bertulang Indonesia (NI.2-1971) dan
diuji oleh laboratorium yang diakui sah oleh yang berwenang.
(c). Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.
V-2
Tahun Anggaran 2017
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
(3). Dari jenis baja mild steel dengan mutu U 24 untuk diameter dibawah 12
mm dan U32 untuk diameter 13 mm keatas. Bahan tersebut dalam segala
hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971.
(4). Mempunyai penampang yang rata.
(5). Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar.
(b). Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan yang
tersebut diatas, harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas atau
Konsultan Perencana.
(c). Besi beton harus supply dari satu sumber / pabrik dan tidak dibenarkan untuk
mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk
pekerjaan konstruksi.
(d). Karena sifat beton pada pekerjaan ini adalah bukan beton ringan maka
Kontraktor harus melaksanakan beton dengan ukuran perbandingan 1 Pc : 2
pasr : 3 kri atau sesuai dengan mix design beton..
(e). Pemasangan besi beton harus dilakukan sesuai dengan gambar atau mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Untuk hal itu kOntraktor harus membuat
daftar bengkokan besi tulangan (bending schedule), diajukan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
(f). Hubungan antara besi beton dengan lainnya menggunakan kawat beton, diikat
dengan kuat, tidak muah bergeser selama pengecoran beton dan bebas dari
lantai kerja atau papan acuan.
(g). Sebelum beton dicor, besi beton harus bersih dari minyak, kotoran cat karat-
karat atau bahan-bahan yang akan merusak. Semua beton harus dipasang pada
posisi yang tepat.
(h). Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kualitasnya tidak
memenuhi spesifikasi dan apa yang tercantum dalam ayat (a), diatas harus
segera dikeluarkan dari lapangan.
5.4.5. Admixture
(a). Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang sama, cara mencampur
dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan
admixture.
(b). Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, kontraktor diminta terlebih
dahulu mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas mengenai hal
tersebut.
(c). Untuk itu kontraktor diharapkan memberitahukan nama perdagangan
adminixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan
dengan nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara
pemakainnya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap
perlu.
5.4.6. Penyimpanan
V-3
Tahun Anggaran 2017
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
(c). Agregate harus ditempatkan dalam bak-bak dan harus beralaskan lantai beton
ringan untuk menghindari agregate tercampur dengan tanah.
(a). Kualitas beton adalah K-225 untuk beton pile cap, sloof, balok, ring balk, dan
kolom, Khusus untuk pekerjaan beton balok lantai dua, plat lantai dua, balok
dak dan plat dak atap harus menggunakan beton Ready Mix Mutu K-225. Beton
K-125 hanya digunakan untuk pekerjaan beton rabat lantai, dan beton lantai
kerja. Untuk mendapatkan mutu beton sesuai rencana maka kontraktor wajib
membuat campuran rencana (mix design) dengan berdasarkan contoh-contoh
material yang diajukan oleh kontraktor dan sudah mendapat persetujuan dari
direksi/konsultan pengawas untuk digunakan pada paket kegiatan/pekerjaan ini.
(b). Jika dianggap perlu oleh pihak pengawas karena suatu hal dari hasil pekerjaan
kontraktor dalam memberikan jaminan atas kemampuannya membuat
pengujian kualitas beton, maka pengawas berhak meminta kontraktor untuk
membuat pengujian beton pada laboratorium yang disetujui pengawas dengan
masa pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3.
(c). Pengambilan benda uji harus dengan periode antara lainyang disesuaikan
dengan kecepatan pembetonan.
(d). Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang
dibuat dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus
dilengkapi dengan nilai karakteristiknya.
(e). Laporan tertulis harus disertai sertifikat dari laboratorium.
(f). Petunjuk laboratorium harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas. Selama
pelaksanaan harus diadakan pengujian slump. Slump minimum 5 cm dan
maximum 12 cm. Cara pengujian komponen-komponen beton.
(g). Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton bertulang.
5.4.9. Perencanaan
(a). Acuan untuk direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan
bentuk yang nyata dan cukup kuat menampung bahan-baahn sementara
maupun tetap sesuai dengan jalannya pengecoran beton.
(b). Susunan acuan dengan sedemikian rupa sehingga kemungkinan dilakukannya
kemungkinan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Konsultan Pengawas.
(c). Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkaran
tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.
(d). Kekuatan penyanggah silang-silang, kedudukan serta dimensi yang tepat dari
pada acuan adalah merupakan tanggung jawab Kontrktor.
(e). Pada bagian terendah daris etiap phase pengecoran dari acuan kolom atau
dinding ada bagian yang dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
V-4
Tahun Anggaran 2017
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
(f). Kayu acuan harus bersih dan dibasahi dahulu sebelum dilakukan pengecoran.
(a). Beton harus dlindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat.
(b). Persiapan perlindungan akan kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
(c). Beton harus selalu dibasahi paling sedikit selama 10 (sepuluh) hari setelah
pengecoran.
(a). Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas Konstruksi sesuai ketentuan-
ketentuan di atas dan juga dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan.
(b). Konsultan Pengawas yang sejauh melihat / mengawasi / menegur atau
memberikan saran tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh di atas.
(a). Penambalan pada daerah yang tidak sempurna (keropos), dengan campuran
adukan semen pembukaan acuan, hanay boleh dilakukan setelah persetujuan
dan sepengetahuan Konsulatn pengawas.
(b). Jika ketidak sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Konsultan Pengawas, maka
harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya
kontraktor.
(c). Ketidak kesempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teraturan,
pecah / retak aad gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan lain yang
tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan / diinginkan.
5.4.14. Pembersihan
V-5
Tahun Anggaran 2017
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
(a). Beton ready-mix harus didapatkan dari sumber yang disetujui oleh pengawas,
dengan takaran adukan serta cara pengiriman/pengangkutannya harus
memenuhi persyaratan didalam ASTM C94-78a.
(b). Adukan beton harus dibuat sesuai campuran rencana (mix design) dengan
berdasarkan contoh-contoh material yang diajukan oleh kontraktor dan sudah
mendapat persetujuan dari direksi/konsultan pengawas untuk digunakan pada
paket kegiatan/pekerjaan ini. Kekuatan beton minimum yang dapat diterima
adalah berdasarkan hasil pengujian di laboratorium.
(c). Batas temperatur beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui
30˚C.
(d). Penambahan bahan aditif dalam proses pembuatan beton readfy-mix harus
sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat aditif tersebut dengan persetujuan dari
pengawas. Bila diperlukan dua atau lebih jenis bahan aditif maka harus
dikerjakan secara terpisah. Dalam pelaksanaannya harus sesuai ACI 212.2R-71
dan ACI212.IR-63
(e). Dalam selang waktu yang diijinkan untuk penambahan air dalam adukan, harus
dilaksanakan dibawah pengawasan, baik selama ditempat pembuatan ready-mix
maupun dilokasi proyek. Penambahan air untuk peningkatan slump beton atau
untuk alasan lain tidak diperkenankan, kecuali atas persetujuan pengawas.
(f). Kendaraan pengangkut ready-mix harus dilengkapi dengan peralatan pengukur
air yang tepat.
(g). Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit setelah
semen dan agregat dituangkan dalam pengaduk.
(h). Proses pengeluaran beton ready-mix dilapangan proyek dari alat pengaduk di
kendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu antara 1
V-6
Tahun Anggaran 2017
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
sampai 1,5 jam atau sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam
cuaca panas, jangka waktu itu harus diperpendek sesuai persetujuan pengawas.
(i). Apabila temperatur atau keadaan lain yang dapat mempengaruhi slum beton,
maka kontraktor harus segera meminta petunjuk atau keputusan pengawas
dalam menentukan apakah adukan beton tersebut masih memenuhi kondisi
normal yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air kedalam
adukan beton tersebut.
V-7
Tahun Anggaran 2017
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
BAB IV
PEKERJAAN LANTAI
6.1. Umum
6.1.1. Persyaratan :
(a). Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan
plafond dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan.
(b). Apabila dipandang perlu dapat ditentukan lain dengan persetujuan Konsultan
Pengawas.
(c). Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan
pengecekan terhadap peil lantai dan kemiringannya.
(d). Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun
sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi
Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.
6.1.2. Pelaksanaan :
(a). Tanah dasar terlebih dahulu dipadatkan dan diberi lapisan pasir urug padat
menurut ukuran yang telah ditentukan. Pemadatan pasir dilakukan dengan alat
pemadat tangan (tamper tangan) diiringi dengan penyiraman air.
(b). Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.
(c). Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan penutup lantai
yang diapkai.
(d). Pada bahan penutup lantai yang berlubang akibat pengunci pintu, harus
dibingkai dengan aluminium yang direkatkan dengan silicone sealant.
(e). Pemasangan bahan lantai dilakukan oleh tenaga ahli.
VI-1
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
VI-2
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
VI-3
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
(j). Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari debu, cat
dan kotoran lainnya, kemudian dikasarkan agar pelekat adukan spesi lebih
sempurna.
(k). Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian belakang harus terisi
juga pengambilan as pemasangan.
(l). Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar, demikian juga
pengambilan as pemasangan.
(m). Naad keramik diisi dengan bahan semen tertentu yang tahan asam, basa serta
kedap air, perekat naad ini disesuaikan dengan warna keramik.
(n). Pengisian / pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik
dipasang.
(o). Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar melekat dengan
kuat pada lantai, sebelum diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih
dahulu dari debu dan kotoran lain.
(p). Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak terkena adukan
/ air semen.
(q). Kotoran semen dan lain-lain yang menempel dipermukaan keramik pada waktu
pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum mengering/mengeras.
(r). Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap/disapu
hingga bersih.
(s). Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus sepi, baik, tidak miring,
tidak bergelombang, terpasang dengan kuning.
(t). Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah atau bahan-
bahan pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotorannya.
(u). Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka pada
beberapa bagaian harus disediakan alur-alur expantion. Alur-alur expantion ini
harus diisi dengan bahan yang elastis / sealant sesuai dengan gambar dan
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
6.3.2. Pemasangan/Pelaksanaan.
(a). Sesuai dengan gambar dan mendapat petunjuk serta persetujuan konsultan
Pengawas.
(b). Lantai kerja (beton rabat Bo) tebal 3 cm
(c). Prosedur pelaksanaan sebagaimana tercantum dalam spesifikasi teknis
pekerjaan beton.
VI-4
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
VI-5
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
BAB VII
PEKERJAAN DINDING
7.1.1. Umum
(a). Persyaratan :
(1). Sebelum pekerjaan finishing dinding dilakukan, bagian-bagian yang
dipersyaratkan harus waterproof, harus diberi lapisan waterproofing
terlebih dahulu.
(2). Dinding bagian luar yang bertemu dengan lapisan tanah.
(3). Dinding disekelilingi KM / WC termasuk dinding bak kamar mandi.
(4). Bahan dan jenis waterproofing tersebut sesuai dengan spesifikasi ini,
dipasang sesuai dengan gambar dan menurut instruksi pabrik, serta
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
(5). Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun
sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada
pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.
(b). Pelaksanaan :
(1). Sebelum pekerjaan finishing tersebut dilakukan, pelaksanaan Kontraktor
harus menyerahkan sample dan setengah teknis tentang cara
pemasangannnya, untuk mendapat persteujuan Konsultan Pengawas.
(2). Adapun yang akan terjadi sesudah pemasangan finishing dinding tersebut
selesai menjadi tanggung jawab dari Kontraktor.
(c). Pelaksanaan :
(1). Sebagian besar dinding batu bata merah, dengan menggunakan adukan
campuran 1 PC : 4 pasir.
VII-1
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
(2). Untuk semua dinding luar dan dalam pada daerah basah lainnya,
digunakan campuran rapat air dengan campuran 1 PC : 2 Pasir.
(3). Batu bata merah yang digunakan batu bata merah ex local dengan
kualitas terbaik yang disetujui Konsultan Pengawas, yaitu siku dan sama
ukurannya.
(4). Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum
hingga jenuh.
(5). Setelah bata terpasang dengan aduk, naad / siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm, dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram
air.
(6). Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap bahan terdiri dari
(maksimal) 24 lapis setiap hari, diikuti dengan cor kolom praktis.
(7). Bidang dinding bata ½ (setengah batu yang luasnya lebih besar dari 12
m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan
ukuran 12 x 12 cm, dengan 4 buah tulangan pokok berdiameter 12 mm,
beugel diameter 6 – 20 cm, jarak antara kolom maksimal 3,50 m.
(8). Pembuatan lubang pada pasangan bata merah untuk perancah sama
sekali tidak diperkenankan.
(9). Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm,
Jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditaman dalam pasanagn bata minimal
30 cm, kecuali ditentukan lain.
(10). Tidak diperkenankan pemasangan bata merah yang patah dua melebihi
dari 5%. Bata yang patah lebih dua tidak boleh digunakan.
(11). Pasangan batu bata merah untuk dinding ½ (setengah) batu harus
menghasilkan dinding finish setebal 12 cm dan untuk dinding 1 (satu)
batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan
benar-benar tegak lurus.
(12). Pada bagian / daerah sekitar toilet. Pantry dan lain-lain yang
digantungkan pada dinding bagian-bagian tersebut harus dipasang
perkuatan yang dibuat dari besi beton secara vertical dan horizontal, yang
dihubungkan / disambungkan dengan las.
(13). Pemasangan besi beton perkuatan dinding tersebut harus disetujui
terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas mengenai tempat dan
ukurannya.
(14). Kelos-kelos yang dibutuhkan dapat ditanam dalam dinding-dinding
dengan angkur.
(15). Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat
kelalaiannya, maka Kontraktor harus mengganti tanpa biaya tambahan.
(d). Pengujian Mutu Pekerjaan
(1). Kontraktor harus menguji semua pekerjaan menurut persyaratan teknis
dari pabrik pembuat / produsen atau menurut uraian di atas.
(2). Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor.
(3). Konsultan Penagawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini
dianggap perlu.
VII-2
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
(4). Apabila pengujian tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan
maka biaya pengujian (dan pengulangan pengujian) tersebut adalah
tanggung jawab Kontraktor.
VII-3
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
(4). Pencampuran
Membuat campuran plesteran tanpa mesin pengaduknya dapat
dilaksanakan hanya pada bagian pekerjaan yang sekop pekerjannya
relatif kecil.
(d). Pelaksanaan
(1). Umum
(i). Bersihkan permukaan dinding batu bata dari noda-noda debu,
minyak cat, dan bahan-bahan lain yang mengurangi daya ikat
plesteran agar benar-benar siap untuk dilakukan plesteran.
(ii). Singkirkan semua hal yang dapat merusak / menganggu pekerjaan
plesteran.
(iii). Bentuk screed sementara bila mungkin (untuk pembentukan dasar
yang permanen) untuk menjamin adanya ketabalan yang sama,
permukaan yang datar / rata, kontur dan profil-profil akurat.
(iv). Letakan seluruh permukaan bidang plesteran untuk peresapan.
Jangan menjenuhkan permukaan dan jangan dipasang plesteran
sampai permukaan iar yang terlihat tersebut telah lenyap / kering
kembali.
(v). Letakan / tempelkan campuran plesteran selama 2,5 jam
(maksimal) setelah proses pencampuran, kecuali selama udara
panas / kering, kurangi waktu penempatan itu sesuai yang
diperlukan untuk mencegah pengerasan yang bersifat sementara
dari plesteran.
(vi). Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata. Datar maupun tegak
lurus.
(vii). Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai
dengan yang disyaratkan maka dalam memulai pekerjaan plesteran
harus terlebih dahulu “kepala plesteran”.
(2). Plesteran ke Dinding Bata Biasa
(i). Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti
yang rata, tidak tegak lurus atau bergelombang, adanya pacah atau
retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar, kembali
untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor.
(ii). Pasangan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (15 mm) dan
diratakan dengan roskam kayu, kemudian basahkan terus selama 3
(tiga) hari.
(iii). Pelaksanaan plesteran dilakukan minimal setelah pasangan batu
bata berumur 2 (dua) minggu.
(3). Plesteran Permukaan Beton
(i). Pasangan acian setebal 2 – 3 mm, kasarkan permukaannya,
kemudian pasangan plesteran sebelum acian mongering.
(ii). Ulangi bagian pertama, lalu pasangan plesteran dalam ketebalan /
kerataan yang disyaratkan dalam gambar.
VII-4
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
VII-5
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
(a). Dinding-dinding bata, beton dan kolom-kolom beton dibersihkan dari kotoran-
kotoran dan sisa-sisa semen yang menempel, kemudian permukaannya
diplesteran halus dengan 1 PC : 2 PC setebal 2 cm, menurut arah permukaan
yang tertera dalam gambar hingga rata dan tidak bergelombang.
(b). Kemudain permukaan plesteran tersebut dikasarkan (dengan menggaruk
menyilang) agar lapisan yang akan dipasang terikat kuat.
(c). Keramik tile dipasang dengan menggunakan semen biasa setebal minal 1 cm.
Dengan lebar naad sesuai dengan rekomendasikan dari pabrik (kurang dari 2
mm). Naad ini diisi dengan semen putih hingga mencapai permukaan yang rata
dan saling tegak lurus. Kemudian dibersihkan dengan air keras.
(d). Pada bagian-bagian sudut-sudut / pojok-pojok/ tekukan-tekukan pendek, harus
dipasang bahan -bahan yang khusus dibuat untuk itu (tile accessories).
(e). Pada permukaan dinding beton / bata merah yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan, dengan menggunakan perekat spesi 1 PC : 3 pasir, diaduk baiak
memakai larutan supercement, jumlah pemakaian adalah 105 dari berat semen
yang dipakai dengan tebal adukan tidak lebih dari 1,5 atau bahan perekat
khusus, dengan memperhatikan sehingga mendapatkan ketebalan dinding
seperti tertera pada gambar.
VII-6
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
(f). Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif
tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
(g). Pemotongan keramik yang menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai
petunjuk pabrik. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus
direndam air sampai jenuh.
(h) Pola keramik harus memperhatikan ukuran / letak dan semua peralatan yang
akan terpasang dinding : Exhaust Fan, panel stop Kontak, Lemari gantung dan
lain-lain yang tertera didalam gambar.
(i) Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar.
(j) Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Konsultan Pengawas
sebelum pekerjaan pemasnagan dimulai.
(k) Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-
benar lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil
lantainya harus merupakan satu garis lurus.
(l) Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm
setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar
keramik diisi dengan bahan pengisi aiar sehingga membentuk setengah
lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan
ditentukan kemudian.
(m) Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan supergaant
VII-7
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
BAB VIII
PEKERJAAN ATAP (RANGKA BAJA RINGAN)
VIII-8
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
(b). Kuda-kuda dan rangka atap baja ringan (zincalume) yang dipergunakan harus
berupa rangka atap baru dalam artian belum pernah dipakai sebagai kuda-kuda
dan rangka atap sebelumnya, serta berkualitas baik dan tidak cacat.
8.4.4. Persyaratan Pelaksanaan.
Dalam pekerjaan pemasangan kuda-kuda dan rangka atap baja ringan harus
dilaksanakan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut :
(a). Menunjukkan dan membuktikan bahwa produk yang digunakan bersertifikasi ISO.
(b). Membuat dan menyerahkan gambar kerja untuk mendapatkan persetujuan direksi
teknis / konsultan pengawas. Gambar kerja dapat dibuat dan diajukan oleh
kontraktor atau pabrik atau distributornya.
(c). Menyerahkan Garansi Konstruksi (Struktur Rangka Atap Baja Ringan) dengan
masa garansi minimal 10 (sepuluh) tahun.
(d). Menyerahkan Garansi Plat dengan masa garansi minimal 25 (dua puluh lima)
tahun.
(e). Pelaksanaan pekerjaan pemasangan rangka atap baja ringan tidak boleh dimulai
sebelum kontraktor menyerahkan secara lengkap Garansi Konstruksi, Garansi Plat
dan gambar kerja yang telah disetujui oleh direksi teknis.
VIII-9
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
(b). Atap dipasang diatas rangka dan reng baja ringan (zincalume) dengan jarak
pemasangan sesuai gambar. Atap yang terpasang harus berkwalitas baik, tidak
mengurangi mutu genteng tersebut. Pemasangannya dilakukan sedemikian
sehingga terlihat rapi, dan tidak mengalami kebocoran, demikian pula dalam hal
pemasangan bubungan genteng metal. Jika terjadi kebocoran atap hal ini adalah
menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya untuk memperbaiki hingga
diperoleh hasil yang memuaskan direksi teknis serta konsultan pengawas.
SAMBUNGAN
Sambungan sistem Konstruksi Baja Space Frame berupa baut, mur, ring, elektroda las harus
memenuhil persyaratan sebagai berikut:
• Pengikat sambungan baja ke bukan baja harus terbuat dari baja karbon yang
memenuhi persyaratan ASTM A370
• Pengikat sambungan baja ke baja harus terbuat dari baja karbon yang memenuhi
persyaratan ASTM A325 dan/atau ASTM A490.
• Pengikat sambungan logam yang berlainan (tidak sama) harus terbuat dari baja tahan
korosi yang memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau tipe-tipe lainnya dari
baja tahan korosi.
• Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari American Welding Society AWS
D1.0-69 Code for Welding in Building Construction, dan pengelasan harus dilaksanakan
oleh tenaga ahli las yang memiliki sertifikat 3G.
• Baut-baut angkur dan sekrup-sekrup atau mur-mur harus memenuhi persyaratan
ASTM A36 atau A325.
• Baut dan mur yang tidak di-finishing harus memenuhi ASTM A307 dan berbentuk segi
enam (hexagon bolt type).
• Baja berlapis seng harus memenuhi ASTM A123 dan lapisan seng untuk produksi uliran
sekrup harus memenuhi ASTM A153.
BOLA
• Material baja spesifikasi JIS G4051 S45C atau AISI 1045 dengan tegangan leleh 380
N/mm2
• Pembuatan lubang dilakukan dengan menggunakan mesin CNC sehingga dihasilkan
akurasi dengan toleransi ukuran di bawah diameter 0,1mm dan tingkat akurasi sudut
lubang 0,2 derajat.
• Diameter bola: 49 mm – 307 mm, bervariasi sesuai dengan desain.
• Finishing: elektro-galvanis tebal lapisan zinc 25 micron (DIN 50961) dan cat
PIPA
• Material baja JIS G3444 STK400 dengan tegangan leleh 235 N/mm2 atau BS1387
dengan tegangan leleh 195 N/mm2
• Diameter pipa: 1,25” – 12”
• Panjang sesuai dengan desain.
• Finishing: sand blasting dan cat
KONEKTOR
• Material baja spesifikasi JIS G4051 S45C atau AISI 1045 dengan tegangan leleh 420
N/mm2
VIII-
10
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN
• Dikerjakan dengan menggunakan mesin bor CNC (lathe dan 2-spindle drilling machine)
dan mesin tap
• Bentuk konektor ”bottle system” dibuat dengan menggunakan mesin forging
• Ukuran: B032 sampai BI66
VIII-
11
BAB IX
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)
9.1. Umum
9.1.1. Persyaratan
(a). Pemasangan plafond baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang
terdapat di dalam plafond (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat
penggantung dan penguat plafond) siap dan selesai dikerjakan.
(b). Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan contoh / sampel untuk
disetujui oleh Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
(c). Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum
dilaksanakan harus diprestasikan dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
(d). Dalam kaitannya dengan jenis elemen lain yang terdapat dalam rencana langit-
langit haruslah mengacu pada gambar mekanikal-elektrikal, sedangkan gambar
arsitektur hanya memuat tata letaknya saja.
9.1.2. Pelaksanaan.
(a). Sebelum pemasangan, Kontraktor harus memberikan contoh / sample bahan
penutup plafond dan harus mendapat persetujuan Konsultan perencana,
Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
(b). Penggantung plafond harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang
langit-langit yang rata, datar dan tidak melengkung, sedang bagian bawah dari
rangka penggantung kayu harus diserut rata.
(c). Pemasangan plafond harus rata. Naad-naad yang pecah pada waktu pemasangan
harus diganti.
(d). Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap :
(1). Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian yang partisi
yang harus disangga oleh rangka langit-langit.
(2). Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksa (mainhole).
(3). Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurna alat-alat penggantung, sehingga
plafond menjadi bergelombang karenanya.
(4). Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada langit-
langit diluar bangunan.
IX-1
9.2.2. Bahan-bahan
(a). PVC 1.2mm
Panil-panil P V C yang dipakai adalah ukuran tebal lebar 20 cm dan tebal 1.2 mm.
coating.
(b). Baja Penggantung
Dipakai atau gesper metal penggantung yang dapat distel agar seluruh sistem
langit-langit dapat tetap rata permukaannya, setelah sistem-sistem lainnya ikut
terpasang (mekanikal, elektrikal) dan sebagainya.
(e). List menggunakan list kayu P V C lebar 5 cm dengan kualitas terbaik,
finishing dengan cat.
(d). Contoh-contoh
(1). Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh
bahan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
(2). Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman/standar
bagi Konsultan pengawas untuk menerima / memeriksa bahan yang dikirim
oleh Kontraktor ke lapangan.
9.2.3. Pelaksanaan
(a). Pekerjaan rangka langit-langit
(1). Rangka langit-langit dibuat dari hollow galvalum 4/4 t 0.3 mm dengan bentuk,
ukuran dan pola pemasangan sesuai dengan gambar.
(2). Seluruh rangka plafond digantungkan pada pelat beton, atap dengan
menggunakan penggantu dari tulangan beton Ø 10 mm atau kawat seng
BWG-14 yang dapat diatur ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa
sehingga seluruh rangka apat melekat dengan baik dan kuat pada pelat
beton dan tidak dapat berubah-ubah bentuk lagi.
(3). Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang seluruh permukaan rangka
harus rata, lurus dan waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang, dan
batang-batang rangka harus saling tegak lurus.
(4). Bahan penutup langit-langit yang digunakan adalah P V C dengan ukuran
sesuai dengan gambar.
(5). PVC ceiling yang dipasang adalah PVC yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang cacat
dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
(6). Penutup langit-langit dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan
gambar untuk itu dan setelah terpasang, bidang permukaan langit-langit
harus rata, lurus waterpas dan tidak bergelombang.
(7). Finishing P V C a d a l a h adalah cat kilap (powder coating)
(8). Pada tempat tertentu harus dibuat manhole / access panel pada langit-langit
yang dapat dibuka, tanpa merusak plywood sekelilingnya, untuk keperluan
pemeriksaan / pemeliharaan M & E.
IX-2
BAB X
PEKERJAAN PENUTUP, PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
(2). Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi sebagai berikut :
(b). Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat mempunyai sudut serta tepi potongan
yang ratada lurus. Tolerasi kesikuan maksimum diperkirakan adalah 1.5 mm/m.
(c). Cacat-cacat
Dihindari pemakaian kaca dengan cacat sebagai berikut :
(1). Gelembung (bubles)
(2). Bahan heterogin
(3). Retak (cracks) dan gumpulan tepi (edge chipping).
X-1
(4). Benang (string) dan gelombang (wave).
(5). Bintik-bintik (spots), awan (could), bergores dan lengkung (bouw)
X-2
(d). Semua cermin atau kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang, apabila
masih terlihat adanya gelombang maka kaca atau cermin tersebut harus dibongkar
atas biaya Kontraktor yang bersangkutan.
X-3
(c). Penarik pintu (dor pull) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai.
(d). Untuk pintu-pintu kayu, penahan pada daun pintu (door stoper) dipasang pada
daun pintu dengan minimum ketinggian 1,55 cm sejarak kurang lebih 6 cm dari
tepi daun pintu. Untuk pintu lainnya dipasng pada lantai dengan letak sedemikian
rupa sehingga daun pintu dan kunci tidak membentur tembok pada pintu terbuka.
X-4
BAB XI
PEKERJAAN PENGECATAN
11.1.2. Bahan-Bahan
(a). Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai
dengan spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.
Bahan cat dengan menggunakan cat eksterior wheatershield (perlindungan)
eksternal
(b). Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat pabrik tersebut mengenai hal-hal
antara lain :
(1). Segel kaleng.
(2). Test Laboratorium.
(3). Hasil akhir pengecatan.
Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen
untuk diketahui Konsultan Pengawas. Biaya test tersebut menjadi tanggungan
Kontraktor.
(c). Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib menyerahkan 1 contoh bahan
yang masih dalam kaleng, 3 contoh bahan yang telah dicatkan pada permukaan
plywood ukuran 40 x 40 cm, brosur lengkap dan jaminan dari pabrik.
11.1.3. Pelaksanaan
(a). Umum
(1). Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Konsultan
Pengawas beserta ketentuan / persyaratan jaminan pabrik untuk
mendapatkan persetujuannya. Bahan yang tidak disetujui harus diganti
tanpa biaya tambahan.
(2). Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian, bahan penggantain
harus disetujui oleh Konsultan pengawas berdasarkan contoh yang diajukan
Kontraktor.
(3). Untuk pekerjaan cat didaerah terbuka, jangan dilakukan dalam keadaan
cuaca lembab dan hujan atau keadaan angin berdebu, yang akan
mengurangi kualitas penegcatan dalam keadaan terlindung dari basah dan
lembab ataupun debu.
(4). Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah dipersiapkan
untuk pengecatan, sesuai persyaratan pabrik cat dan bahan yang
bersangkutan.
(5). Permukaan yang akan dicat harsu benar-benar kering, bersih dari debu,
lemak / minyak dan noda-noda yang melekat.
XI-1
(6). Setiap penegcatan yang akan dimulai pada suatu bidang, harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Sebelum memulai pengecatan,
Kontraktor wajib mealkukan percobaan untuk disetujui Konsultan Pengawas.
(7). Kontraktor tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan disuatu tempat
bila ada kelainan / perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
(8). Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan alin-lainnya maka
Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Konsultan Pengawas.
(9). Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garasi, atas beban biaya
Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabakan oleh tindakan Pemberi
Tugas.
(b). Teknis
(1). Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang umum dilakukan kecuali
spesifikasi lain. Jika urutan pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan dasar
dan tebal lapisan penutup minimal sama dengan persyaratan pabrik.
Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas-
bekas yang menunjukkan tanda-tanda satuan, semprotan dan roller.
(2). Sapukan semua dasar dengan cat dasar memakai kuas, penyemprotan
hanya diijinkan dilakukan bila disetujui Konsultan Pengawas.
(3). Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat atau cat akhir yang kurang
menutupi, atau lepas. Pengulangan penegcatan dilakukan sebagimana
ditunjukkan oelh Konsultan Pengawas, serta harus mengikuti petunjuk dan
spesifikasi yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
(4). Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan, pekerjaan termasuk
penggunaan ongkos, pencucian dengan air, maupun pembersihan dengan
kain kering.
(5). Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan menganggu
pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah terpasang
pekerjaan yang tidak sempurna diulangi dan diperbaiki atas tanggungan
Kontraktor.
XI-2
11.1.5. Pengamanan Pekerjaan
(a). Daerah-daerah yang sedang dicat agar ditutup dari pekerjaan –pekerjaan lain,
maupun kegiatan lain dan juga daerah tersebut terlindungi dari debu dan kotoran
lainnya sampai cat tersebut kering.
(b). Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau bahan lain yang dekat dengan
pekerjaan ini seperti fitting-fitting, kosen-kosen dan sebagainya dengan cara
menutup / melindungi bagain tersebut selama pekerjaan pengecatan berlangsung.
Kontarktor bertanggung jawab memperbaiki jawab atau mengganti bahan yang
rusak akibat pekerjaan pengecatan tersebut.
11.3.2. Bahan-bahan
(a). Vinilex Emulsion
(b). Plamur digunakan cat produksi Non matex yang sudah disetujui Konsultan
Pengawas.
11.3.3. Pelaksanaan
(a). Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan langit-langit harus diperhatikan
mengenai :
XI-3
(1). Profil yang diminat sesuai dengan gambar sudah dilakukan berdasarkan
peil-peil yang ditentukan.
(2). Permukaan langit-langit harus datar dan sempurna sesuai dengan pola yang
telah ditentukan.
(b). Pola permukaan langit-langit yang sudah siap untuk cat,terlebih dahulu diplamur
dengan bahan plamur yang sudah disetujui Konsultan Pengawas.
(c). Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas atau roller, dimana
penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan keadaan lokasinya.
(d). Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya sentuhan-
sentuhan selama 1,5 sampai 1 jam.
(e). Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit selama 2 (dua) jam
kemudian.
11.4.2. Bahan-Bahan
Spesifikasi Bahan :
(a). Untuk dinding bangunan bagian luar dengan cat dulux ici weathersield atau setara
dengan warna-warna yang akan ditentukan kemudian.
(b). Untuk dinding bangunan bagian dalam cat Metrolite atau setara dengan warna-
warna yang akan ditentukan kemudian.
11.4.3. Pelaksanaan
(a). Sebelum dilakuakn pengecatan pada permukaan dinding tersebut, maka harus
diperhatikan permukaan plesterannya dari :
(1). Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan, berdasarkan
peil-peil yang ditentukan.
(2). Permukaan plesteran harus datar dan sempurna sesuai dengan pola yang
telah ditentukan.
(3). Permukaan plesteran telah diberi lapisan aci dengan hasil yang rata dan
halus.
(4). Seluruh bidang pengecatan sudah bersih dari segala noda-noda atau
kotoran / debu.
(b). Bila pengecatan dilakukan di atas permukaan dinding tidak diplester, maka
Kontraktor harus memeriksa apakah permukaan dinding sudah bersih dari noda,
seperti yang disyaratkan.
(c). Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas dan roller, dimana
penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan keadaan lokasinya dengan
mutu yang baik.
XI-4
(d). Setiap kali lapisan cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya sentuhan-
sentuhan selama 1,5 sampai 1 jam. Pengecatan akhir harus dilakukan secara
ulang paling sedikit selama 2 (dua) jam kemudian.
11.6.2. Bahan-Bahan
Cat yang dipakai adalah merek Glotex, Avian atau yang setara. Cat dasar / meni dan
emulsi anti karat sebagai lapis perantara.
11.6.3. Pelaksanaan
(a). Kontraktor harus menyerahkan surat jaminan dari pabrik pembuat cat tersebut
serta cara pelaksanaan sesuai dengan ketentuan dari pabriknya.
(b). Besi yang akan dicat harus dibersihkan dari karat, minyak dan kerak dengan cara
menggosok kemudian dilakukan pengecatan cat dasar dengan cat meni sebelum
cat kilap.
(c). Pengecatan dengan cat kilap/minyak dilakukan minimal 2 kali(lapis) hingga
didaptkan hasil pengecatan yang rata dan memuaskan.
(d). Setiap kali akhir dilakukan, harus dihindarkan terjadinya sentuhan selama 1,5 – 1
jam.
XI-5
BAB XII
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
XII-1
12.2.2. Gambar Kerja dan Ketentuannya
(a). Gambar-gambar perencananaan serta spesifikasi masing-masing berakitan dan
merupakan suatu kesatuan.
(b). Gambar-gambar perencanaan insatalasi ini menggambarkan tat letak secara
umum dari peralatan yang nantinya akan dipergunakan sebagai referensi.
(c). Apabila ada suatu bagian pekerjaan atau bahan yang akan diperlukan agar instasli
ini dapat bekerja dengan baik dan hanya pada salah satu gambar atau spesifikasi
perencanaan saja, Kontraktor harus tetap melaksanaannya tanpa adanya
tambahan biaya.
(d). Gambar-gambar kerja dan Detail (Shop Drawing) harus dibuat sebelum pekerjaan
dimulai untuk mendapat persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas, sehingga shop
Drawing yang diajukan dianggap Kontraktor telah memepelajari situasi dan sudah
berkonsultasi dengan pekerjaan instalsi lainnya.
(e). Kontraktor tidak diperbolehkan memulai pekerjaan sebelum Shop Drawing
mendapat persetujuan Direksi / Konsultan pengawas.
(f). Semua shop Draawing, baik yang dipakai dilapangan didalam shop drawing dan
disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan Oleh Pabrik pembuat peralatan-
peralatan tersebut.
(g). Lokasi yang tepat dari seluruh peralatan harsu dinyatakan dialam Shop drawing
dan disesuaikan dengan ukuran – ukuran yang diberikan oelh Pabrik Pembuat
Peralatan-peralatan tersebut.
(h). Selama pelaskanaan pemasangan instalsi ini berjalan, Kontraktor harus memberi
tanda-tanda dengan pensil/tinta merah pada 2 (dua) set, atas segala perubahan,
penghapusan atau penambahan Rencana Instalasi. Satu gambar tersebut harus
diserahkan kepada Pemilik Gedung.
Kontraktor harus menerbitkan gambar terlaksana (AS Built Drawing) yang menyatakan semua
perubahan-perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan dan disetujui Direksi / Konsultan
Pengawas dalam 4 ( empat ) rangkap cetak biru dan1 kalkir, pada saat serah terima pekerjaan
yang pertama.
12.4.1. Pada saat pemasukan dokumen penawaran, kontraktor harus melampirkan daftar
material / bahan yang akan dipergunakan dengan merk / Spesifikasi dan Brochure
gambar kerja dari pabrik pembuat dalam rangkap 5 (lima).
12.4.2. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas daftar material
bahan yang dipasang dalam rangkap 3 (tiga) segera sebelum pekerjaan dimulai, lengkap
dengan merk/spesifikasi dan brochure/gambar kerja dari Pabrik pembuat.
12.4.3. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi / Konsultan Penagawas contoh material /
peralatan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini dan menjadi tanggung jawab
Kontraktor untuk disetujui lebih dahulu.
XII-2
12.5. Material dan Peralatan
12.5.1. Seluruh peralatan dan material yang diperguankan harus didesain, dikonstruksi dan
dipasang agar dapat bekerja dengan normal danwajar pada kondisi tersebut dalam
spesifikasi ini tanpa menumbulkan panas, tegangan dan getaran yang berlebihan dan
kesulitan–kesulitan kerja lainnya.
12.5.2. Seluruh bagian-bagian yang akan aus, berkarat atau mengalami perubahan /
memerlukan penyetelan, pemeriksaan , serta perbaikan haruslah dikerjakan secara
wajar untuk keperluan penggantian, perbaikan, pemeriksaan dan penyetelan tersebut.
12.5.3. Getaran suara, tegangan mekanik dan panas, korosui dan erosi yang terjadi haruslah
yang lebih besar dari sistem yang sejenis dengan desain dan cara pemasangan terbaik
yang akan bekerja pada kondisi yang seruap (sedikala).
12.5.4. Seluruh peralaatn harus didesain dan dibuat sedemikian rupa sehingag tidak terjadi
kerusakan yang akibatnya oleh cuaca / iklim selam pengiriman, penyimpanan,
pemasanagan dan pemakaian.
12.5.5. Peralatan yang dipasang harus memenuhi dan disetujui oleh pemberi Tugas untuk
dipasang digedung ini.
12.5.6. Seluruh material dan peralatan yang akan dipergunakan harus yang terbaik dan sudah
mendapat persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas dalam jangka 30 (tiga puluh)
hari sejak Kontraktor menerima perintah kerja (penunjukan).
12.5.7 Untuk keperluan koordinasi dengan pekerjaan – pekerjaan lain, dalam jangka waktu 30
(tiga Puluh) hari sejak penunjukkan, data-data listrik, phisik dan gambar – gambar
pondasi harus diserahkan kepada Instruksi dari Pabrik Pembuat.
12.7. Pengecatan
12.7.1. Segera sebelum suatu peralatan dirakit maka permukaan – permukaan yang perlu
pengecatan dan akan tertutup sesudah dirakit/dipasang, haruslah dibersihkan dan dicat
dengan bahan dan warna serupa dengan aslinya.
12.7.2 Segera sesudah suatu peralatan dirakit/ dipasang Kontraktor harus memeriksa cat dari
peralatan tersebut, bagian yang rusak catnya harus dibersihkan dan dicat dengan bahan
dan warna yang serupa dengan aslinya.
12.7.3 Semua las-lasan yang dilakukan Kontraktor selama masa Konstruksi, harus segera dicat
dengan cat dasar dan dilapisi dengan secepatnya sebelum terjadi korosi.
XII-3
12.8. Pekerjaan Pondasi, Pembobokan dan Pengeboran
12.8.1. Kontraktor dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak penunjukkannya harus
menyerahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas semua gambar-gambar detail
pondasi, penembusan-penembusan dinding, pelat lantai dan lain-lain yang berkaitan
dengan pekerjaannya.
12.8.2. Keterlambatan penyerahan gambar, kesalahan informasi gambar oleh Kontraktor maka
Kontraktor maka Kontraktor bertanggung jaab atas biaya sendiri untuk pengadaan dan
pembetulan atas pekerjaan-pekerjaan tersebut.
12.8.3. Seluruh pembobolan pada dinding, tembok, lantai dan sebagainya yang diperlukan
dalam rangka pemasangan instalasi, termasuk perbaikan kembali akibat pembobokan ini
adalah tanggung jawa Kontraktor.
12.8.4. Pekerjaan pengeboran dan sebagainya hanya dapat dialkukan setelah ada persetujuan
dari direksi / Konsultan Pengawas oleh karena itu setiap hal yang menyangkut pekerjaan
tersebut, harus diajukan kepada Direksi / Konsultan Pengawas secara tertulis lebih
dahulu.
12.9.1. Masa pemeliharaan adalah 3 (tiga) bulan terhitung dari saat penyerahan seluruh
diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan, baik perbaikan maupun penggantian
peralatan tanpa ada tambahan biaya. Dalam hal ini termasuk juga pengadaan tenag-
tenaga yang diperlukan untuk ini.
12.9.2. Selama masa pemeliharaan tersebut Kontraktor pekerjaan intlasi ini masih harus
menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan dan bertanggung jawab penuh terhadap
seluruh instalasi yang telah dilaksanakan.
12.9.3. Penyerahaan pekerjaan pertama harus dapat dilakukan setelah dilengkapi dengan bukti-
bukti hasil pemeriksaan baik yang ditanda – tangani bersama oleh Kontraktor yang
melaksanakan pekerjaan tersebut danpemebri tugas serta jika perlu disyahkan juga oleh
jawatan keselamatan kerja.
12.9.4. Jika dalam pemeliharaan tersebut, kontarktor pekerjaan instalasi ini tidak melaksanakan
teguran-teguran untuk perbaikan / penggantian melengkapi kekurangan, maka pemberi
Tugas berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan / kekurangan tersebut kepada pihak
lain atas biaya kontraktor.
12.9.5. Selama masa pemeliharaan ini, pelaksanaan pemeliharaan rutin dilaksanakan tidak
kurang dari tiap- tiap 2 (dua) minggu sekali.
12.10. Garansi
Kontraktor bertanggung jawab atas semua keruskan peralatan yang dipasang dalam waktu 1
(satu) tahun sejak serah pertama pekerjaan. Selama masa garansi, makas emua keruskan
yang diakibatkan oleh kesalaahn pabrik (factory Fault) menjadi tanggung jawab Kontraktor
untuk mengganti / memperbaikinya, tanpa boleh mengajukan claim.
XII-4
12.11.2. Semua tenaga,bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor, termasuk peralatan khusus yang diperlukan
untuk testing dari seluruh sistim ini, seperti yang disyaratkan oleh pabrik pembuat,
harus disediakan oleh Kontraktor.
12.11.3. Apabila pada saat pemeriksaan dan pengujian ternyata ada kerusakan atau
kegagalan dari suatu bagian Instasli atau suatu bahan dari intalasi yang ruska /
gagal maka setelah diadakan perbaikan, pemeriksaan / pengujian dilakukan lagi
sampai berhasil . penggantian atas bahan-bahan yang rusak / gagal harus
dilaksanakan, penambalan dengan bahan apapun tidak diperkenankan.
12.11.4. Laporan Pengetesan Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemberi tugas dalam
rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :
(a). Hasil pengetesan kabel-kabel (meger).
(b). Hasil pengetesan peralatan-peralatan instlasi meliputi :
(1). Test beban lebih.
(2). Test emergency device.
(3). Test pemberhentian.
(c). Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi.
(d). Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain
12.11.5. Semua pengetesan dan/atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Direksi /
Konsultan Pengawas / Pemberi tugas.
Kontraktor harus memeriksa ulang semua besaran-besaran yang dinyatakan dalm gambar
perencanaan. Bila terdapat keraguan-keraguan atau ketidaksesuaian, konstraktor harus
melaporkan secara tertulis keapda Direksi / Konsultan Pengawas, untuk mendapatkan
penyelesaian bersama konsultan Perencana. Bila kontraktor tidak melaporkan dan dikemudian
hari terdapat kegagalan didalam pelaksanaan, maka resiko ini sepenuhnya berada dipihak
Kontraktor. semua biaya perbaikan / penggantian dibebankan kepada Kontraktor.
XII-5
(b). Bab yang menjelaskan sistem secara singkat dan jelas.
12.13.4. Operator
Kontraktor wajib mealtih cara-cara mengoperasikan dan memelihara sistem ini
kepada operator yang ditunjuk oleh pemilik gedung selam 1 (satu) bulan sejak serah
terima pertama, sehingga operator akan mampu dan cakap menjalankan dan
memelihara sistem dengan baik.
12.13.5. Pembobolan, pengelesan dan penegecoran :
(a). Pembobolan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
rangka pemasangan instalasi ini serta mengembalikannya dalam keadaan
semula, termasuk pekerjaan Kontraktor.
(b). Pembobolan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat ijin tertulis dari
Direksi Konsultan Pengawas.
12.13.6. Walaupun tidak disebutkan dialam gambar perencanaa, spesifikasi teknik atau Bill of
Quantity (BQ), namun Kontraktor tetap diharuskan melaksanakan dan memasang
semua material yang menurut ketentuan / kelaziman harus dipasng sedemikian
sehingga seluruh sistem ini dapat berfungsi dan bekerja dengan sebaik-baiknya.
12.13.7. Pada waktu konstruksi fisik berjalan, kontraktor harus sudah mulai mengurus izin
operasi untuk seluruh perangkat instalasi yang berwennag, sehingga pada saat
serah terima pertama, semua izin operasi telah tersedia.
12.13.8. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis Semi-Flush dalam kotak tahan getaran
dengan ukuran 96 x 96 mm2 dengan skala linier dan ketelitian 1%.
XII-6
(f). Tiap-tiap panel harus dibuatkan Busbar untuk Grouding, tahanan pengetahuan
tidak boleh melebihi 2 Ohm diukur setelah minimal tidak hujan selama 2 hari.
(g). Setiap panel harus mempunyai 5 busbar tembaga etrdiri dari 3 busbar, phase
R-S-T,1 busbar netral dan 1 busbar untuk grouding. Besarnya busbar harus
diperhitungkan untuk arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa
menyebabkan suhu yang lebih dari 65 °C. setiap busbar tembaga harus jenis
yang tahan terhadap suhu yang diperolehkan.
12.16.1. Untuk penerangan dan stop kontak biasa, kabel yang digunakan adalah type NYA,
penampang kabel minimum yang dapat dipakai adalah 2,5 mm2.
12.16.2. Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan box (dura doos) dari PVC.
Terminal box tersebut tutupnya harus dapat dilepas dan dipasang kembali dengan
mudah, dengan memakai sekrup.
12.16.3. Pemasangan kabel-kabel utama diatas plafod harus disusun rapi dan harus diikat
serat dianyam dengan tali rami pada tabel tray. Pada prinsipnya kabel-kabel tidak
diperkenankan langsung diklem pada Konstruksi bangunan, kecuali kabel tidak lebih
dari pada 2 buah, kabel dipasang paralel.
12.16.4. Kabel-kabel yang dipasang didalam dan beton, kolom beton, dinding haton harus
menggunakan Pipa Conduit EGA atau Clipsol pada daerah-daerah tersebut harus
disertai dengan kawat pancingan (tredraad).
12.16.5. Penyambungan kabel-kabel penerangan dan stop kontak didalam doos harus
memakai las dop yang terbuat dari bakelit berwarna yang dapat disetujui oleh
Pemberi Tugas Las Dop dari bahan porselin tidak diperkenankan untuk
dipergunakan.
12.16.6. Kabel-kabel untuk penerangan harus menggunakan kabel yang diisetujui oleh
Pemberi Tugas.
12.17.1. Stop kontak dan saklar yang dipergunakan adalah merk Broco atau yang setara
yang disetujui oleh Pemberi Tugas / konsultan pengawas.
12.17.2. Stop kontak dan saklar yang akan dipasang adalah type pemasangan masuk (flush
mounting).
12.17.3. Flush box (inbow doos) untuk tempat saklar, stop kontak dinding harus dipakai dari
jenis bahan metal atau plastik sesuai ukuran.
12.17.4. Stop kontak dinding dipasnag 30 cm dari permukaan lantai dan diruangan-rungan
yang basah atau lembab harus jenis Water Dicht (WD), sedang untuk saklar
dipasang 150 cm dari permukaan lantai semuanya diukur dari lantai finish sampai ke
as saklar atau stop kontak.
XII-8
(c). Cat badan lampu : Cat bakar, warna hitam merek cat ICI.
(d). Isi lampu : Baret 60 watt, merek Philips.
(e). Fitting : Ex dalam negeri.
(f). Cover/penutup
Lampu ; Kaca/plastik
(g). Warna cover : Bening
(h). Sambungan kabel : Menggunakan terminal.
(i). Penampungan kabel
didalam lampu : Minimal 0,8 mm2 dan harus SPLN.
XII-9
(1). Box panel : Anggota Assosiasi panel Indonesia.
(2). Komponen : Merlin Gerin, Aisthom Unelec.
(c). Panel Distribusi :
(1). Box panel : Anggota Assosiasi panel Indonesia.
(2). Komponen : Merlin Gerin, Aisthom Unelec.
(d). Instalasi Distribusi :
(1). Kabel : Kabelindo, Kabelmetal Tranka, Supreme atau
setara.
(2). Conduit : Clipsol, EGA, gilflex.
(3). Las dop : Le Grand, 3 – M
(4). Saklar & Stopkontak : MK, Merten . Legrand, Prima, Broco
(5). Kabel BC : Kabelindo, Kabelmetal dan Tranka, Supreme.
XII-
1010
BAB XIII
PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING
XIII-2
(ii). Pipa dikalm dengan sempurna ke rak pipa, sedemikian pipa
diatasnya tidak membebani pipa yang berada dibawahnya.
(2). Pipa Tegak didalam tembok/lantai :
(i). Pipa tegak yang menuju ke fixture harus ditanam didalam
tembok/lantai. Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-
lubang yang di perlukan pada tembok sesuai kebutuhan pipa.
(ii). Setelah pipa dipasng, diklem dan diuji harus kembali sehingga
pipa tidak kelihatan dari luar. Cara penutupan kemabli harus
seperti semula dan finish yang rapi sehingga tidak terlihat
bekas-beaks dari pembobokan.
(3). Pipa datar dibawah lantai beton :
(i). Pia datar dibawah lantai beton/atas langit-langit dipasng denagn
cara menggantung pipa tersebut ke lantai beton.
(ii). Penggantung direkatkan ke konstruksi beton dengan batuan,
pada balok beton. Untuk hal ini Kontraktor harus mengajukan
permohonan kepada manajemen Proyek untuk mendapatkan
izin.
(iii). Penggantung pipa dipasang setiap jarak 50 cm sampai 150 cm,
tergantung dipasang setiap jarak 50 cm sampai 150 cm,
tergantung diameter pipa, tidak melentur.
(iv). Penggantung dibuat dari bahan plat besi atau besi bulat,
diameter sekurang-kurangnya 6 mm.
(4). Pipa datar atap, harus dipasang rak pipa datar, tetapi ikatan rak pipa
terhadap lantai atap harus pada beton yang dicor khusus untuk dudukan
rak pipa, tidak diperkenankan menggunakan ramset atau dynabolt untuk
menghindari bocor.
XIII-3
(5). Tekanan yang dikenakan menggunakn pompa test atau test pump,
sampai tekanan 10 kg / cm2, harus bertahan selama 12 jam tanpa
boleh ada penurunan.
(6). Bila ada penurunan tekanan test, harus diperbaiki dan di test ulang
sampai berhasil baik.
(h). Pengujian Sistim Kerja :
Pada akhir kegiatan pemasangan pipa air bersih harus dilakukan Trial Run atau
Percobaan jalan, yang disaksikan oleh Manajemen Proyek, meliputi :
(1). Percobaan membuka semua kran secara bergantian apakah airnya
keluar/mengalir denganbaik, (wastafel, kitchen zink, kran tembok, kran
taman).
(2). Percobaan membuang air di closet, apakah kemudian reservoir closet
terisi lancar, dan berhenti setelah isi reservoir penuh.
(3). Percobaan semua push kran pada urinal, apakah mengalir dengan baik.
(4). Percobaan untuk semua sistim suplly air.
XIII-4
(ii). Perletakkan pipa harus diusahakan berada pada tempat yang
tersembunyi baik di dinding/tembok maupun pada ruang yang
berada dibawah lantai dan diatas plafod dari tiap-tiap lantai.
(iii). Setiap percabangan atau penyambungan yang merubah arah
harus mneggunakn fitting dengn sudut 45 derajat (umpanan : Y
brach dan sebagainya) log radius.
(3). Pada bagian terbawah dari pipa tegak, harus dibuat kontruksi beton cor,
untuk menumpu elbow, agar tidak membebani pipa datar.
(4). Pemasangan Pipa di Dalam Tanah :
(i). Pipa di dalam Tanah
• pipa dipasang dan ditanam dibawah permukaan tanah /
jalan dengan tebal / tinggi timbunan minimal 80 cm diukur
dari atas pipa sampai permukaan tanah / lantai.
• Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug
dahulu dengan pasir padat setebal 10 cm selanjutnya diurug
keambli dengan pasir seteabl 15 cm kemudian diurug
kembali dengan tanah sampai padat.
• Kontruksi permukaan tanah / lantai bekas galian harus
dikembalikan seperti semula.
(ii). Penanaman Pipa
• Dasar dari lubang diratakan dan dipadatkan pada tiap-tiap
sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm.
• Untuk menempatkan sambungan pipa pda bagian yang
membelok ke atas (vertical) harus diberi landasan dari
beton.
• Dalamnya perletakkan pipa disesuaikan denga kemiringan
1% - 2% dari titik didalam gedung sampai kesaluran
drainage.
(5). Pengujian Pipa :
(i). Pipa air bekas setelah terpasnag keseluruhan diisi air sampai
penuh, bagian bawah pipa ditutup dengan dop kemudian diamati
selama 24 jam, permukaan air tidak boleh turun.
(ii). Apabila terjadi kegagalan, harus diperbaiki dan ditest ulang
sampai sempurna.
(6). Percobaan Jalan atau Trial Run
Setelah semua alat-alat sanitair terpasang diadakah pengujian semua
sistim dengan disaksikan Direksi / Konsultan Pengawas, meliputi :
(i). Apakah air bekas segera masuk ke floor drain, dan tidak terjadi
genangan-genangan dilanati toilet / WC dsb.
(ii). Apakah air dari wastafel dan kitchen zink segera turun tidak
terjadi pembuangan yang tidak lancar, karena tersumbatnya pipa
air beaks atau pipa hawa.
(iii). Apakah tidak terjadi kebocoran-kebocoran yang dilakuakn karena
revisi pipa, setelah test kebocoran dinyatakan baik
XIII-5
13.2.3. Pipa Air Kotor
(a). Semua pipa air kotor menggunakan pipa PVC klas AW, tekanan sampai 8
kg/cm2.
(b). Alat-alat Bantu pipa harus menggunakan bahan yang sama dengan bahan
pipanya, hendaknya diguankan jenis injection mold, dan rekatkan ke pipa
mneggunakan lem khusus untuk baha PVC. Pipa denagn diameter 3” atau lebih
harus disambung denagn Rubbering Joint, pipa dengan diameter kurang dari 3”
diasmbung dengan solvent cement/perekat. Pipa yang harus disambung dengan
solvent cement harus dibersihkan terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran
lemak. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap permukaan dan dalam dari
pipa yang akan saling melkat. Paad waktu pelaksanaan penyambungan, bagian
dalam dari pipa yang akan diasmbung bebas dari benda-benda/kotoran yang
dapat menganggui kelancaran air didalam pipa.
(c). Pemasangan pipa didalam gedung :
Pipa Tegak
Pipa dipasang dengan support dari besi/baja kanal serta U-klem sesuai dengan
diameter pipa, jarak anatara support maksimal 300 cm, untuk memudahkan
pemasngan pip ahrus diberi pelindung (sadel) agar jangan sampai pecah karena
tekanan pengklem dengan cara-cara yang ditunjukkan pada gambar rencana.
(d). Pemasangan Pipa di dalam Tanah:
(1). Pipa didalam Tanah :
Pipa dipasang dan ditanam dibawah permukaan tanah / jalan dengan
tabal/tinggi timbunan minimal 80 cm diukur dari atas pipa sampai
permukaan tanah/lantai. Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus
diurug dahulu dengan pasir padat setebal 10 cm, selanjutnya diurug
kembali dengan pasir setebal 15 cm kemudaian diurug dengan tanah
sampai padat. Konstruksi permukaan tanah/lantai bekas galian harus
dikembalikan seperti semula.
(2). Penanaman Pipa
(i). Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan pada
tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50
mm.
(ii). Untuk menempatkan sambungan pipa pada bagian yang
membelok ke atas (vertical) harus diberi landasan dari beton.
(iii). Dalamnya perletakkan pipa disesuaikan dengan kemiringan 1%
- 2% dari titik mulai daidalam gedung sampai landasan dari
beton.
(3). Pipa dari septick tank menuju ke rembesan menggunakan PVC AW, 8
kg/cm2, diberi lubang-lubang yang cukup.
(4). Untuk perlengkapan pipa melintas jalan kendaraan karena galian tidak
memenuhi syarat (kurang dari 80 cm) maka pada bagian atas pipa
harus dilindungi plat beton bertulang dengan tebal 10 cm, plat beton
tersebut tidak tertumpu pada pipa.
(e). Percobaan Jalan atau Trial Run :
Setelah semua alat-alat sanitary terpasang diadakan pengujian semua sistim
dengan disaksikan Direksi / Konsultan Pengawas, meliputi :
XIII-6
(1). Apakah air kotor dari closet tidak ada yang keluar/rembes pada
perbatasan closet dengan lantai WC.
(2). Apakah ada ketidak lancaran aliran air kotor, yang dikarenakan pipa
mampet atau piap hawa terganggu.
(3). Apakah urinal segera mengalirkan air lewat pipa pembuangan
dibawahnya.
(4). Apakah ada kebocoran-kebocoran baru yang terjadi sesudah test pipa.
XIII-7
13.3. Lain – Lain
13.3.1. Masalah ketidaksamaan Gambar dan RKS
(a). Jika Kontraktorc memnuhi kesalahan atau ketidak sesuaian dalam gambar
perencanaan, atau spesifikasi maka Kontraktor wajib memberitahukan kepada
Direksi / Konsultan Pengawas secara tertulis untuk mendaspatkan penjelasan,
dan memperoleh penyelesaian yang memadai.
(b). Bilamana kontraktor tidak melakukan review atas gambar rencana yang
diterbitkan oleh konsultan perencana, maka kontraktor dianggap telah meneliti
gambar tersebut dan tidak ditemukanh hal-hal yang patut mendapat
penyelesaian lebih lanjut, sehingga bila kelak terjadi penyimpangan-
penyimpangan didalam mutu pekerjaan yang dihasilkan, maka kontraktor
harus menyempurnakannya atas beban kontraktor sendiri.
XIII-8
BAB XIV
PEKERJAAN INSTALASI AIR DAN SANITAIR
14.1.1. Pekerjaan instalasi air dan sanitair ini meliputi semua pekerjaan sanitasi dan instalasi air
sebagai berikut :
(a). Perlengkapan sanitasi.
(b). Pipa-pipa jaringan air bersih dan air buangan.
(c). Pembuangan septic tank dan termasuk peresapannya.
14.2.1. Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapatkan dipasarkan
kecuali bial ditentukan lain.
14.2.2. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapan, sesuai dengan
yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang dipilih.
14.2.3. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-
masing type yang dipilih.
14.2.4. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dari syarat-
syarat dalam buku.
14.3.1. Type, warna sesuai petunjuk gambar dan uraian serta pekerjaan. Segala contoh material
yang akan dipasang harus diserahkan semua kepada Direksi / Konsultan Pengawas
untuk persetujuan Pemberi Tugas.
14.3.2. Produk yang dipergunakan untuk sanitair adalah produk KIA atau setaraf. Jenis dan type
sebagai berikut :
(a). Closed Jongkok : Setara Toto
(b). Closed Duduk : Setara Toto
(c). Washtafel : Setara Toto
(d). Floor Drain : Setara SAN – EI
(e). Keran Air : Setara SAN – EI.
14.3.3. Produk yang digunakan untuk pekerjaan pipa-pipa air bersih dan air buangan adalah
pipa PVC produk Maspion Type AW.
14.4.1. Dalam melaksanakan pekerjaan ini dibutuhkan suatu keahlian dan ketelitian.
14.4.2. Pekerjaan dilaksanakan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat pekerjaan,
spesifikasi pabrik yang memproduk bahan / material tersebut dan atas petunjuk
Konsultan Pengawas.
14.4.3. Didalam pemasangan peralatan harus diperhatikan semua ukuran / peil / pola yang
tersebut dalam gambar baik itu yang berlaku untuk pemasangan di lantai / dinding
maupun diplafond (jika ada).
XIV-1
14.4.4. Semua bahan / material atau peralatan yang terpasang harus disetujui oleh Kosnultan
Pengawas dan dijaga dari segala kerusakan dan hilang sebelum masa penyerahan
akhir tiba. Jika dipasang perlu diadakan penukaran / penggantian bahan, pengganti
harus disetujui Konsultan pengawas berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor.
14.4.5. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
14.4.6. Bila ada kelalaian dalam hal ini apapun antara gambar-gambar dengan spesifikasi dan
sebagainya dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada
Konsultan Pengawas. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat
bila ada kelainan / perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan .
14.4.7. Semua peralatan sanitair dipasang mengikuti gambar rencana, dan sebelum
Kontraktor memulai pekerjaannya wajib menyerahkan gambar kerja (shop drawing)
menyangkut rencana penempatan sanitasi, dan setelah Konsultan pengawas
memeriksa kondisi lapangan memberikan persetujuannya, Kontraktor dapat
melaksanakan pekerjaan tersebut.
14.4.8. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
14.4.9. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemilik.
14.4.10. Pipa-pipa air bersih digunakan PVC Ø ½“ dan kran Ø ½“ yang pemasangannnya
disesuaikan gambar rencana.
14.4.11. Untuk pembuangan air kotor dari klosed menuju septic tank dipakai PVC Ø 4” dan
menuju dari wastafel menuju parit keliling bangunan dipakai pipa PVC Ø 2”
penempatan pipa-pipa ini mengikuti gambar rencana dan kemiringan dari pipa
tersebut minimal 5% dan tidak menyebabkan tersumbat pengaliran, dan untuk hal
tertentu diperlukan petunjuk Konsultan Pengawas.
14.4.12. Sebagai penampung buangan dari klosed, dibuat septic tank yang bentuk, ukuran dan
rencana penempatan serta bahan material pembentuknya dan peresapannya dibuat
sesuai gambar rencana.
14.4.13. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhububungan
dengan Mekanikal dan Elektrikal, agar pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal tersebut
tidak rusak. Jika terjadi kerusakan, maka Kontarktor harus tanpa biaya tambahan.
14.5.1. Bila dianggap perlu, Kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahan-bahan
tersebut pada laboratorium yang ditunjuk Konsultan Pengawas, baik mengenai
komposisi kekuatan maupun aspek-aspek yang ditimbulkannya. Untuk itu Kontarktor
harus menunjukkan syarat rekomendasi dari lembaga resmi yang ditunjuk tersebut
sebelum memulai pekerjaan.
14.5.2. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji pada pembuatan,
pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh Konsultan Pengawas atas
tanggungan Kontraktor tanpa biaya tambahan.
14.5.3. Bila Konsultan Pengawas memandang perlu pengujian dengan teknik yang telah
disetujui,mak segala biaya dan fasilitas yang dibutuhkan untuk terlaksanannya
pekerjaan tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.
XIV-2
BAB XV
PEKERJAAN WATER PROFING
15.1.1. Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai yang dinyatakan
dalam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat dibawah ini memenuhi spesifikasi dari
pabrik yang bersangkutan.
15.1.2. Bagian yang diwater proofing
(a). Dinding dalam kolam bak induk dan bak larva. Lantai kolam bak induk dan bak
larva
(b). Daerah WC, Kamar Mandi dan daerah basah lain.
(c). Ground Reservoir Tank, STP and Sump pit.
(d). Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.
15.3. Bahan–bahan
XV-1
(e). Apabila diinginkan, Kontraktor wajib membuat “mock up” sebelum pekerjaan
dimulai / dipasang.
15.4. Pelaksanaan
15.4.1. Umum
(a). Semua bahan sebelum dikerjakan ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya, lengkap dengan ketentuan / persyaratan dari
pabrik yang bersangkutan. Bahan-bahan yang tidak disetujui harus diganti atas
tanggungan Kontraktor.
(b). Apabila dianggap perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahan-bahan
pengantian harus disetujui Konsultan pengawas berdasarkan contoh yang diajukan
oleh Kontraktor.
(c). Sebelum pekerjaan dimulai di atas suatu permukaan, permukaan harus bersih
pengerjaannya harus sudah disetujui Konsultan Pengawas serta peil-peil dan
ukuran sesuai dengan gambar.
(d). Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
(e). Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan pada sautu tempat apabial ada
kelainan / perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
(f). Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan kerusakan akibat kelalaian, maka kontraktor tersebut harsu mengganti
tanpa biaya tambahan.
15.4.2. Cara Pelaksanaan
(a). Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli
dari pihak supplier) dan terlebih dahulu harus mnegajukan metode pelaksanaan
sesuai dengan spesifikasi dari pabriknya untuk mendapatkan persetujuan
konsultan pengawas.
(b). Permukaan dinding yang akan dipasang waterproofing harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
(1). Halus, rata terbebas dari tonjolan tajam, rongga maksimum diameter 1 cm.
(2). Bersih dari segala kotoran, debu, bantuan kecil dan minyak.
(3). Permukaan dinding dibersihkan dahulu dari segala kotoran, permukaan
harus rata dan kering.
(c). Bituthene tidak boleh dipasang pada suhu dibawah 5°C.
(d). Pekerjaan primer harus memenuhi persayaratan sebagai berikut :
(1). Alat yang digunakan untuk primer ialah menggunakan spray atau roller.
(2). Pemasangan Bituthene harus menunggu sampai primer kering, minimal 1
(satu) jam setelah pemasangan.
(3). Primer dilaksanakan hanya untuk area yang akan dilapisi membrane
Bituthene pada hari yang sama.
(4). Lantai yang sudah diprimer harus sesegera mungkin dilapisi oleh angin, dll.
XV-2
(5). Lantai yang sudah terprimer dan terkena hujan harus dikeringkan
dibersihkan dan semua Lumpur yang melekat, untuk kemudian diprimer
ulang.
(6). Lantai yang sudah terprimer dan terkena hujan harus dikeringkan
dibersihkan dari semua Lumpur yang melekat, untuk kemudian diprimer
ulang.
(e). “Comer Detail” pada setiap sambungan bidang horizontal dan vertical harus diberi
“fite” cement mortar dan detail overlap sesuai dengan standar drawing dari WR
Grace.
(f). Joint pada seluruh “construction joint dan expansion joint” harus diberi Waterstop.
(g). Pemasangan pada bidang horizontal harus dipasang sesuai dengan kemiringan
bidang permukaan dari low point ke high point dengan overlap minimum 6,5
(missal, jika tinggi dinding basemen 3 m, maka tinggi membrane yang boleh
sekaligus dipasang adalah max 2,5 m dan kemudian di overlap 0,5). Pada setiap
sambungan overlap, baik pada bidang horizontal maupun vertical harus diberi
penguat mastic.
(h). Floot test, harus dilaksanakan dengan minimum ketinggian air 5 cm dan minimum
selaam 24 jam.
(i). “proction” Bituthene harus secepat mungkin dilindungi denagn menggunakan
servipak Protection board, atau screed dengan tebal minimum 25 mm, atau
dengan pasangan dinding bata.
(j). Pekerjaan screed atau pemasangan batas sebaliknya dilaksanakan oleh applicator
waterproofing itu sendiri apabila pihak Main Contractor ingin melaksanakan
pekerjaan tersebut pada saat pelaksanaan harus diawasi oleh Supervisor dari
applicator tersebut untuk menyakinkan tidak ada benda tajam yang dapat
merusak membrane Bituthene.
15.5.1. Kontraktor wajib untuk melakukan percobaan /pengetesan hasil pekerjaan atas biaya
Kontraktor seperti dengan cara memberi siraman diatas permukaan yang telah diberi
lapisan kedap air.
15.5.2. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
15.5.3. Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas semua pekerjaan
perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya sebagai akibat dari
kegagalan dari bahan / hasil pekerjaan yang digunakan, selama 5 (lima) tahun termasuk
mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.
15.5.4. Bila ada pekerjaan yang harus dibongkar/diperbaiki akan mejadi tanggungan Kontraktor.
XV-3
XV-1