Anda di halaman 1dari 85

Spesifikasi Teknis

PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV


KOTA TARAKAN

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN
PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU I
TAHAP IV

LOKASI
KOTA TARAKAN

TAHUN ANGGARAN
I-1
2019
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

BAB I
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. Pengukuran, Duga dan Patok Utama

1.1.1. Lingkup Pekerjaan


(a). Meliputi : pekerja–pekerja, ahli, bahan, peralatan dan kegiatan-kegiatan
yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai
dengan Spesifikasi teknis dan Gambar.
(b). Pekerjaan pengukuran antara
lain :
(1). Penentuan lokasi bangunan, jalan, landscaping dan lain-
lain. (2). Penentuan duga.
(c). Uitzet dan pemasangan
bouwplank :
Kontraktor akan melaksanakan pengukuran / uitzet dahulu untuk
menentukan peil dan as bangunan. Tanda-tanda as bangunan dinyatakan
pada bouwplank dan dituliskan dengan cat meni.

1.1.2. Syarat-syarat :
(a). Pengukuran dilakukan oleh tenaga yang betul-betul ahli dan
perpengalaman.
(b). Pemeriksaan : hasil pengukuran akan segera dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk dimintakan persetujuannya. Konsultan Pengawas
juga akan menentukan patok utama sebagai referensi dari gedung, jalan dan
bangunan- bangunan lainnya.

1.1.3. Bahan dan Peralatan


Theodolite, waterpass serta peralatannya dan patok-patok yang kuat diperlukan
dalam pengukuran. Semua peralatan ini harus dimiliki Kontraktor dan harus selalu
ada bila sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan.

1.1.4. Lahan Kerja


Lokasi, ukuran dan duga gedung, jalan maupun bangunan-bangunan
lainnya ditentukan dalam gambar. Jika terdapat keragu-raguan supaya
menanyakan kepada Konsultan Pengawas.

1.2. Pembersihan, Perataan Lapangan dan Pembongkaran

1.2.1. Lingkup Pekerjaan :


(a). Meliputi semua pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan, peralatan-
peralatan, kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan : stripping, grubbing, penggalian, pengurugan, pemadatan dan
lain-lain sesuai dengan Spesifikasi Teknik dan Gambar.
(b). Pekerjaan pembongkaran bangunan yang telah ada sampai dengan
pondasinya. (c). Pekerjaan pada seksi-seksi lain yang berhubungan dengan
hal ini antara lain
pekerjaan untuk I-2
konstruksi.
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

1.2.2. Syarat-syarat :
(a). Standar : Pengujian seperti disyaratkan dalam bab ini.
(b). Pemeriksaan lapangan dan melihat kondisi-kondisi dan bahan-bahan yang akan
dikerjakan sebelum memulai pekerjaan.
(c). Kontraktor diwajibkan menyerahkan kembali barang–barang hasil
pembongkaran gedung lama, yang sebelumnya telah ditetapkan oleh Pengguna
Barang/Jasa, barang/invetaris apa yang diperlukan dari gedung lama.
(d). Pemeriksaan dan pengujian : Pekerjaan tanah yang dilakukan akan diperiksa
dan diuji pada laboratorium Penyelidikan Bahan dan Material yang dipilih oleh
Konsultan Pengawas.
Jasa-jasa Laboratorium akan meliputi :
(1). Pengawasan pekerjaan pengurugan.
(2). Pengujian pekerjaan pemadatan tanah.
(3). Penyerahan laporan pengujian kepada Konsultan pengawas.
(4). Rekomendasi-rekomendasi supaya dapat mencukupi persyaratan dan
spesifikasi.

(e). Biaya Pengujian :


Kontraktor harus menanggung semua biaya pengujian. Apabila hasil pengujian
tidak memenuhi syarat yang ditentukan maka Kontraktor harus menggali,
mengurug dan memadatkan lagi sampai pengujian memenuhi syarat yang
ditentukan atas biaya Kontraktor sendiri.

(f). Prosedur Pengujian :


Pengujian pemadatan berupa test untuk mendapatkan prosentasi relatif dari
density maximum yang dihasilkan oleh pekerjaan pemadatan yang dibandingkan
dengan test-test laboratorium sebelumnya untuk density kering secara teroritis.
Pengujian-pengujian dapat disesuaikan dengan metode lain yang disetujui
Konsultan Pengawas.

1.2.3. Bahan-bahan :
Urugan : bahan-bahan urugan harus disetujui oleh Konsultan dan ditentukan sebagai
berikut :
(a). Bahan-bahan yang memenuhi syarat dari galian lapangan.
(b). Material yang didatangkan dari luar lapangan yaitu jenis tanah yang berbutir
kasar, tidak mengembang dan bebas sampah-sampah, akar dan bahan-bahan
organik lainnya.
(c). Lapisan teratas urugan setebal 30 cm tidak boleh dimasuki butir-butir yang lebih
kasar dari 3 cm.
(d). Tanah untuk keperluan pengurungan taman.

1.2.4. Tata Kerja


(a). Pengertian clearing, stripping dan grubbing :
(1). Clearing : Membersihkan semua sampah-sampah dan barang-
barang yang tidak perlu.
(2). Stripping : Memangkas semua rumput dan tumbuh-tumbuhan
lainnya kecuali pohon-pohon yang memang
dipertahankan.

I-3
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

(3). Grubbing : Menyingkirkan dan membuang semua sampah dari


tempat kerja.
(b). Pembongkaran bangunan lama ;
Semua elemen bangunan lama dibongkar termasuk pondasi. Bekas bongkaran
seluruhnya dikeluarkan dari lapangan dengan memperhatikan ketentuan BAB I
ayat 1.2. butir 1.2.4. nomor a.

(c). Pemadatan yang bukan area bangunan :


Tanah urug ini harus dipadatkan paling sedikit mencapai 60% dari pemadatan
maksimum.

(d). Pemadatan area jalan :


Didaerah yang akan dibuat jalan pasir harus dipadatkan sampai 90% dari
pemadatan maksimum. Pondasi jalan terletak di atas Basement.

(e). Finish grading :


Didaerah untuk landscaping, elevasinya tidak boleh berbeda dari 3 cm dengan
elevasi yang tercantum dalam gambar.

(f). Pekerjaan-pekerjaan untuk melindungi kerusakan :


(1). Kontrol air dan dibawah tanah selama masa pembangunan dan masa
pemeliharaan dengan jaminan, lindungilah seluruh lapangan terhadap air
yang menggenang, yang mengalir yang dapat menimbulkan erosi, serta
tanah longsor. Ini meliputi pembuatan tanggul-tanggul, selokan-selokan
semntara, sumur-sumur, alat-alat pompa dan lain-lain guna mencegah
kerusakan atau dibawah tanah ditempat yang berdekatan, serta
pengaruhnya terhadap bangunan disekitarnya.
(2). Kontrol bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kerusakan termasuk
kerusakan bangunan disekitarnya akibat pelaksanaan proyek tersebut.
(3). Perpanjangan jangka waktu kontrak yang disebabkan lapangan belum siap
tidak akan dipertimbangkan, kecuali bila Kontraktor telah melakukan
semua usaha-usaha perlindungan yang mungkin.

1.3. Pekerjaan Tanah Untuk Konstruksi

1.3.1. Lingkup Pekerjaan :


(a). Meliputi : Penyediaan Pekerja-pekerja, peralatan-peralatan, bahan-bahan yang
sehubungan dengan galian dan urugan untuk konstruksi seperti yang tercantum
dalam Spesifikasi dan Gambar.
(b). Pekerjaan ini berhubungan dengan :
(1). Pembersihan dan peralatan lapangan.
(2). Pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan seksi ini.

1.3.2. Syarat-syarat :
(a). Standar pengujian seperti yang tercantum dalam BAB I ayat 1.2.
(b). Laporan penyelidikan tanah untuk pondasi bangunan ini dapat dilihat di kantor
Konsultan Perencanaan atau Pemberi Tugas.

I-4
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

(c). Pemeriksaan dan Pengujian :


Syarat-syarat sama seperti yang tercantum dalam BAB I ayat 1.2.

1.3.3. Bahan-bahan :
Bahan-bahan sama seperti yang tercantum dalam BAB I ayat 1.2.

1.3.4. Tata Kerja :


(a). Galian untuk Konstruksi :
Urugan dan peralatan tanah galian untuk Konstruksi harus dikerjakan sesuai
dengan BAB II dan harus selesai sebelum pekerjaan seksi ini dimulai.
Semua galian dan pemadatan tanah dari seksi ini harus mengikuti persyaratan
dari BAB II dengan persyaratan dari seksi ini hasus mengikuti persyaratan dari
BAB II dengan persyaratan lain sebagai berikut :
(1). Konsultan Pengawas mmeriksa dan menyetujui semua permukaan
sebelum pengecoran beton.
(2). Semua sisi tanah vertikal sellau runtuh maka alternatif ini tidak diijinkan.
(3). Jika galian tanah vertikal selalu runtuh maka alternatif ini tidak diijinkan.
(4). Galian tanah vertikal ini jika memenuhi syarat a.b.c. diatas juga pada
masing-masing sisinya lebih besar 2,5 cm dari pada yang ditunjukkan
dalam gambar.
(b). Bila galian tanah dibuat terlalu dalam tanpa persetujuan Konsultan Pengawas
terlebih dahulu dari galian ini tidak boleh diurug kembali dengan tanah, tetapi
harus diisi dengan pasir urug atau beton tergantung dari jenis pondasinya.

I-5
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

IIIIII
III-1
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

BAB IV
PEKERJAAN PONDASI

1.1. Persyaratan-Persyaratan Umum

A. Kecuali ditentukan lain semua pekerjaan pada bab ini, seperti terlihat atau terperinci harus sesuai
dengan persyaratan dari seluruh bagian dari kontrak dokumen.

B. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan setting out (penentuan titik posisi tiang dilapangan sesuai dengan
gambar rencana), mobilisasi dan demobilisasi alat, pengadaan dan pemancangan tiang pancang beton
bertulang termasuk percobaan beban pada tiang, penggalian setempat dan pemotongan kepala tiang.

Panjang tiang yang dicantumkan pada gambar adalah sebagai petunjuk untuk kontraktor,
tetapi kontraktor harus memutuskan panjang tiang yang sebenarnya yang diperlukan untuk mencapai
persyaratan pemancangan. Laporan penyelidikan tanah dan percobaan pemancangan tiang
pendahuluan akan diberikan pada Kontraktor pekerjaan pondasi.

1.2. Lingkup Pekerjaan

A. Pekerjaan yang berhubungan :

Kontraktor bertanggung jawab atas fasilitas-fasilitas yang berkepentingan untuk pekerjaan ini
seperti jalan-jalan diproyek, tempat penumpukan tiang, galian pada setiap titik, perlindungan terhadap
fasilitas-fasilitas yang telah ada seperti pipa air, kabel tilpon, kabel listrik, pipa gas, saluran-saluran
umum dan fasilitas-fasilitas lainnya baik yang berada dilokasi proyek maupun dilokasi yang
bersebelahan dengan proyek.

B. Pekerjaan yang termasuk :

Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang ini harus terdiri dari hal-hal berikut :

1. Penyediaan tiang pondasi dari beton precast

2. Pengadaan perlengkapan termasuk tenaga kerja

3. Pemancangan tiang pondasi.

4. Percobaan pembebanan tiang

5. Penyerahan semua data seperti ditentukan dalam spesifikasi dan seperti yang diminta oleh
Engineer.
IV-4
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

6. Pemotongan kelebihan panjang dari tiang.

1.3. Jaminan Mutu

A. Standar-standar

Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :

1. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia

2. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.

3. SII 0192-83 : Mutu dan Cara Uji Elektroda Las Terbungkus Baja Karbon Rendah.

4. ASTM A-416 : Standard Specification for Uncoated Seven Wire Stress Relieved Steel Strand for
Prestress Concrete.

5. ASTM A-82 : Standard Specification for Cold Drawn Steel Wire for Concrete Reinforcement.

6. ASTM D-1143.81 : Standard Test Method for Piles Under

(Reapproved 1987) Static Axial Compressive Load.

7. ASTM D-3966.90 : Standard Test Method for Piles Under Lateral Loads.

8. ASTM D-3689.90 : Standard Test Method for Individual Piles Under Static Axial Tensile Load.

B. Jaminan Pabrik :

Produksi harus secara teratur dan terus menerus serta pengiriman bahan-bahan harus dari jenis yang
sesuai seperti disyaratkan.

C. Jaminan Pekerja :

1. Pekerjaan pemancangan tiang ini harus dikerjakan oleh tenaga kerja dan pengawas yang
berpengalaman dalam pemancangan tiang dari jenis yang diusulkan, sedemikian sehingga mampu
untuk mencapai kapasitas tiang seperti yang disyaratkan pada berbagai macam kondisi tanah yang
akan dijumpai.

2. Kontraktor harus menyerahkan pernyataan tertulis kepada Engineer untuk menunjukkan bahwa
pekerja yang akan terlibat dalam pekerjaan ini berpengalaman untuk pekerjaan demikian.

IV-5
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

D. Persyaratan Lapangan :

1. Kontraktor bertanggung jawab untuk memancang tiang dengan ukuran dan jumlah seperti
disyaratkan pada posisi seperti dinyatakan pada gambar denah lokasi tiang, seperti yang telah
disetujui oleh Engineer.

Kontraktor harus didukung oleh team supervisi yang dapat dipertanggung jawabkan yang dilengkapi
dengan peralatan yang presisi dan sedikitnya dua orang memeriksa kelurusan dari setiap tiang selama
pemancangan.

2. Tiang-tiang pondasi harus dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras atau sesuai dengan
petunjuk "pengawas yang ditunjuk".

3. Urutan pemancangan tiang dalam satu kelompok harus sesuai dengan petunjuk "pengawas yang
ditunjuk".

4. Tiang-tiang yang rusak atau ditolak, menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus disingkirkan dari
proyek.

5. Dalam hal diperlukan penyambung (follower), maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab
kontraktor.

1.4. Perubahan dan Penambahan

A. Panjang tiang yang sebenarnya boleh dimodifikasi oleh Engineer setelah percobaan pembebanan
tiang dan bilamana kondisi lapangan mensyaratkan perubahan demikian.

B. Setiap perintah perubahan harus mendapat persetujuan tertulis dari Engineer.

1.5. Penyerahan

Sedikitnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut
kepada Engineer.

A. Data Pabrik :

Data produk dari pabrik tentang tiang harus diserahkan oleh Kontraktor untuk disetujui oleh Engineer.

B. Sertification :

Semua tiang pondasi yang dikirim ke proyek harus dilengkapi dengan sertifikat dari pabrik. IV-6
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

C. Gambar kerja :

Kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar kerja, metoda konstruksi, jadwal kerja dan
daftar perlengkapan kepada Engineer untuk mendapat persetujuan.

1.6. Kondisi Kerja :

A. Kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mencegah kerusakan dari
tiang pancang pada waktu pengangkutan, penyimpanan dan pemancangan.

B. Tiang pancang harus dirawat dan disimpan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi tegangan-
tegangan yang melebihi rencana.

C. Tiang pancang harus ditumpuk pada tumpukan yang sesuai sehingga tidak terjadi kerusakan pada
beton atau pengotoran dari permukaan. Tumpukan harus ditempatkan pada posisi sesuai dengan
petunjuk (gambar) atau telah disetujui oleh pengawas yang ditunjuk atau dalam posisi dimana
kemungkinan terjadi tekanan dan deformasi sekecil mungkin.

D. Pemberian tanda pada tiang pancang dicantumkan dengan cat pada tiap interval/jarak 0.5 m.
Panjang keseluruhan tiang harus dicantumkan dengan cat atau bahan lain yang disetujui. Penunjuk
panjang harus diberikan pada interval setiap 1.0 m.

PASAL 2 - BAHAN-BAHAN/PRODUKSI

2.1. Hasil pabrik yang dapat diterima.

Kontraktor harus menyerahkan brosur-brosur dari beberapa pabrik yang menghasilkan jenis tiang yang
sama dengan yang disyaratkan, untuk dipilih dan disetujui oleh Engineer.

2.2. Bahan-bahan tiang.

Bahan-bahan tiang yang akan dipakai pada pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan
berikut :

IV-7
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

A. Dimensi/Ukuran-ukuran :

Jenis tiang yang dipakai adalah Tiang Beton Precast Prestress dengan ukuran Diameter 50 cm
dengan ketebalan 9 cm seperti ditunjukkan pada gambar-gambar struktur.

B. Beton

Mutu beton minimum yang dipakai adalah fc' - 41.5 MPa (Cylinder), yang harus sudah dicapai
pada waktu pemancangan.

C. Penulangan dan prestressing strands :

1. Prestressing strands harus "uncoated, bright seven wire, stress relieved 270 ksi "sesuai ASTM A-
416".

2. Spiral harus dibentuk dari "cold drawn bright steel wire" sesuai ASTM A- -24.

D. Peralatan Pemancangan

1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kotraktor harus mengajukan data lengkap dari peralatan yang akan
dipergunakan, jadwal pemancangan dan prosedur kerjanya termasuk mesin pancang dan peralatan
yang akan digunakan di lapangan.

2. Cara pemancangan yang dipakai harus tidak menyebabkan kerusakan pada bentuknya. Hammer
(pemukul) harus dipilih yang sesuai untuk type tiang pancang dan sifat dari kekuatan tiang pancang
tersebut.

3. Kondisi lapangan harus diperiksa untuk meyakinkan apakah memungkinkan untuk penempatan
peralatan pemancangan, pelaksanaan pemancangan dan percobaan beban.

2.3. Bahan-bahan lain yang harus disediakan

Penggunaan bahan-bahan khusus :

Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dalam penggunaan bahan khusus seperti bahan
tambahan, perlengkapan las, pencegah karat dan semua bahan lain yang tidak disyaratkan disini.

Percobaan-percobaan ataupun biaya tambah lainnya sehubungan dengan pemakaian dari bahan-
bahan tersebut diatas adalah sepenuhnya tanggung jawab Kontraktor.

IV-8
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

PASAL 3 - PELAKSANAAN

3.1. Persiapan

A. Seminggu sebelum dimulainya pekerjaan Kontraktor harus mengajukan usulan mengenai urutan
rencana pemancangan yang harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan saling mengganggu.

B. Metoda pemancangan, perlengkapan, jadwal dan tahapan/urutan harus mendapat persetujuan dari
Engineer. Persetujuan demikian tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk
pemancangan tiang yang lancar dan bermutu tinggi. Semua kerusakan, keterlambatan dan tambahan
biaya yang disebabkan karena pemilihan metode harus ditanggung oleh Kontraktor.

C. Pengawas yang ditunjuk dapat meminta perubahan urutan pemancangan dari waktu ke waktu
apabila dianggap perlu.

Untuk perubahan demikian tidak ada biaya tambah.

D. Pemancangan tiang harus dilakukan dalam suatu operasi yang menerus dan tidak terganggu.

E. Kontraktor harus memancang tiap tiang pancang tepat pada ordinat yang telah ditentukan pada
dokumen pelaksanaan. Setiap koordinat tiang harus mendapat persetujuan dari pengawas yang
ditunjuk sebelum mulai pemancangan.

Tiang pancang ditempatkan pada posisi yang tepat sesuai dengan urutan kerja yang telah
direncanakan.

F. Kontraktor harus berusaha agar semua perlengkapan siap pakai untuk menjamin pemancangan
tiang tepat pada lokasinya selama pemancangan.

G. Kontraktor harus mencegah pergeseran/pergerakan dari tiang yang sudah terpancang selama tiang-
tiang selanjutnya dipancang ataupun karena fasilitas-fasilitas lainnya.

H. Kontraktor tidak diijinkan mendongkrak, atau mencoba untuk memindahkan atau membentuk tiang-
tiang yang terpancang diluar posisi sebenarnya baik pada waktu maupun setelah pemancangan.
IV-9
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

3.2. Pemancangan Tiang

A. Alat pukul (Hammer) dan penghentian pemancangan tiang.

1. Untuk memancang tiang harus dipakai suatu alat pukul dari jenis disel (a diesel hammer type).
Dalam pemilihan "driving diesel hammer" haruslah dari berat yang memadai agar tidak merusak tiang.

"Hammer" harus mempunyai persyaratan minimum : berat ram 3500 kg (Kobe - 35 type).

2. Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai kedalaman yang ditunjukkan didalam gambar
struktur atau dengan final set yang disetujui dimana tidak lebih dari 20 mm untuk 10 pukulan terakhir.

3. Tiang-tiang harus dipancang secara akurat, pada lokasi yang tepat; pada garis yang benar baik
secara lateral maupun longitudinal seperti ditunjukkan pada gambar.

4. Toleransi yang diijinkan untuk ketidak tepatan lokasi dan ketidak kelurusan adalah 75 mm dan 1/80.
Tiang-tiang harus diarahkan selama pemancangan dan bila perlu harus dibantu/diganjal untuk dapat
menjaga posisi yang benar. Apabila ada tiang yang berubah bentuk atau bengkok, maka tidak boleh
dipaksa untuk meluruskannya kembali kecuali dengan persetujuan tertulis dari pengawas yang
ditunjuk.

B. Test untuk mutu tiang.

Apabila pada waktu pemancangan suatu tiang, jumlah pukulan sangat tinggi (lebih dari 2000)
atau apabila tiang dicurigai retak atau patah, P.I.T. (Pile Integrated Test) atau test sejenis yang
disetujui oleh Engineer harus dilakukan.

C. Pemeriksaan naiknya kembali suatu tiang akibat pemancangan tiang didekatnya (heave check).

Lakukan suatu "heave check" pada pemancangan kelompok tiang yang pertama, dan pada kelompok
yang dipilih seperti ditunjukkan pada gambar.

1. Periksa "heave" dengan mengukur panjang dan dengan mencatat elevasi pada masing-masing tiang
segera setelah selesai pemancangan.

2. Periksa ulang elevasi-elevasi dan panjang setelah semua tiang pada suatu kelompok selesai
dipancang.

3. Bila ujung (tip) tiang mengalami "heave" lebih dari 6 mm dari posisi asli, tiang tersebut harus
dipukul lagi.

Bila dijumpai pile heave, lanjutkan pemeriksaan heave dan lanjutkan pemancangan sampai pengawas
yang ditunjuk menyatakan bahwa pile heave teratasi.

IV-
10
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

D. Penilaian dari kapasitas daya dukung.

Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai "final set" yang diijinkan oleh pengawas yang
ditunjuk. Pengukuran langsung dari set dan rebound harus memberikan kapasitas tiang yang ekivalen
dengan beban kerja yang disyaratkan.

Set harus ditentukan dilapangan. Set haruslah dibuktikan dengan dua percobaan. Nilai konstanta yang
akan dipakai untuk memodifikasi rumus akan ditaksir oleh Soil Engineer setelah tiang pertama selesai
dipancang dan setelah grafik rebound/set diperoleh.

E. Posisi-posisi tiang.

Posisi-posisi tiang dan ketidak lurusan harus didata oleh Kontraktor dan diserahkan kepada
pengawas yang ditunjuk pada waktu berlangsungnya pekerjaan dan persetujuan akhir diberikan oleh
pengawas yang ditunjuk dalam waktu tiga hari sesudah tiang yang terakhir selesai dipancang. Sampai
persetujuan tersebut diberikan, tak ada perlengkapan yang boleh dipindahkan; kecuali atas resiko
Kontraktor sendiri.

F. Tiang-tiang yang rusak atau salah tempat.

Apabila suatu tiang rusak pada waktu pemancangan, percobaan atau oleh sebab lain atau
salah letak atau gagal pada waktu percobaan beban, Kontraktor disyaratkan untuk mengadakan
penambahan tiang pada posisi yang ditentukan oleh Engineer sedemikian sehingga akhirnya dihasilkan
daya dukung yang sama.

G. Pendataan pemancangan tiang.

Kontraktor harus mengambil data dari setiap tiang yang dipancang dan dilengkapi parap
pengawas yang ditunjuk pada masing-masing data, setiap hari.

Pemancangan, set dan rebound dari setiap tiang harus mengikuti persetujuan Engineer. Data
pemancangan setiap tiang harus diserahkan kepada pengawas yang ditunjuk dan tembusan (copy)nya
harus disimpan oleh Kontraktor.

IV-
11
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

Data-data laporan harus meliputi hal-hal berikut :

1. Nama proyek

2. Nomor tiang

3. Tanggal pemancangan

4. Cuaca

5. Set, rebound dan tinggi jatuh (ram height) pada 10 pukulan terakhir (last ten blow)

6. Dalamnya pemancangan dari level tanah

7. Level tanah

8. Panjang tiang

9. Jenis alat pukul (Hammer Type)

10. Sambungan yang dipakai, jumlah dan jenisnya (kalau ada sambungan).

11. Waktu/saat mulai dan waktu selesainya pemancangan

12. Jumlah pukulan dan rata-rata set tiap 0.5 m

13. Tinggi jatuh yang sebenarnya (actual ram stroke)

14. Semua informasi lain seperti disyaratkan oleh Engineer.

Metoda pengukuran set dan rebound harus disetujui oleh Engineer. Record diatas harus
menunjukkan satu seri pengukuran set selama seluruh proses pemancangan. Apabila pemancangan
suatu tiang dimulai, maka harus dilakukan sampai selesai dan mencapai set yang disyaratkan (kecuali
waktu penyambungan).

H. Kepala Tiang

1. Setelah pemancangan selesai dilaksanakan Kontraktor wajib untuk memotong kelebihan panjang
tiang pancang sedemikian rupa sehingga panjang stek tulangan setelah pemotongan kepala tiang
minimum 40 diameter tulangan tiang pancang terbesar, sebagai pengikat ke-pur (pile cap).

Setelah pemancangan selesai, kontraktor harus segera melanjutkan dengan memeriksa level dan
mencatat posisi-posisi tiang secara detail dan akurat serta membandingkan dengan posisi yang
dicantumkan pada gambar denah tiang.

IV-
12
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

Kontraktor harus menyediakan surveyor dilapangan untuk pekerjaan tersebut.

2. Stek tulangan tiang setelah pemotongan kepala tiang (panjang minimum 40 diameter) harus dalam
keadaan bersih, lurus dan baik.

3. Kepala tiang setelah dipotong harus dibersihkan dengan sikat kawat.

4. Batas pemotongan kepala tiang harus tepat sesuai dengan petunjuk/gambar.

I. Sambungan tiang dan pengelasan :

1. Kontraktor atau Pabrik pembuat tiang harus menyerahkan sistim sambungan tiang untuk disetujui
Engineer sebelum pemasangan di lapangan.

2. Detail dari sambungan harus terdiri dari :

a. Sistim sambungan yang akan dipakai

b. Detail pengelasan dan mutu dari bahan pengelasan

c. Prosedur pengelasan

d. Kwalifikasi/kecakapan tukang las.

J. Laporan dan pemeriksaan pekerjaan pondasi tiang.

Pada waktu selesainya pekerjaan pondasi tiang, sebuah laporan yang tepat harus segera disiapkan
dan diserahkan rangkap 6 (enam) kepada pengawas yang ditunjuk.

Hal-hal berikut harus termasuk juga di dalam laporan :

1. Ringkasan pekerjaan (sketsa, metoda, tanggal waktu mengerjakan, dll).

2. Laporan tentang pukulan (blows)

3. Laporan harian pekerjaan dan laporan pemeriksaan :

a. Waktu yang disyaratkan untuk pemancangan

b. Jumlah pukulan

c. Kedalaman pemancangan

d. Nilai pemancangan akhir

e. Nilai rebound

f. Daya dukung akhir yang diijinkan

IV-
13
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

4. Laporan percobaan beban

5. Denah (lay out) tiang dan toleransinya.

3.3. Percobaan Pembebanan Tiang Pancang

A. Umum

1. Antara pemancangan tiang yang akan ditest dan percobaan pembebanan pada tiang tersebut harus
ada jangka waktu paling sedikit 2 (dua) minggu untuk mengembalikan kondisi tanah akibat
pemancangan tiang kepada keadaan semula. Pemancangan tiang yang berdekatan dengan tiang
percobaan harus ditunda selama adanya percobaan pembebanan tiang.

2. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman, bahan dan semua perlengkapan
yang diperlukan untuk pelaksanaan, pencatatan dan pengukuran dari percobaan beban termasuk
penyediaan, penyusunan kentledge yang digunakan dan pembongkaran kembali setelah percobaan
pembebanan selesai.

3. Selama pelaksanaan percobaan beban, Kontraktor harus menempatkan tenaga kerja yang
berpengalaman untuk pelaksanaan pengamatan dan pencatatan hasil percobaan.

4. Suatu percobaan pembebanan tiang harus dimaksudkan sebagai percobaan pada tiang tunggal.

5. Percobaan beban harus dilakukan pada 20 buah tiang terpakai untuk percobaan beban vertikal dan
2 buah tiang terpakai untuk percobaan beban tarik yang dipilih oleh Engineer.

6. Tiang yang dipakai untuk percobaan beban haruslah dari bahan dan ukuran yang sama dengan
tiang-tiang terpakai dan harus dipancang dengan peralatan yang sama jenisnya serta dengan prosedur
dan metoda yang sama.

7. Semua percobaan pada tiang-tiang terpakai harus diikuti dengan PIT (Pile Integrity Test) seperti
disyaratkan pada 3.4.

B. Standard Percobaan Pembebanan Pada Tiang Terpakai

1. Beban axial tekan penuh pada tiang terpakai haruslah 2 (dua) kali beban rencana (design load) dari
sebuah tiang sesuai dengan ASTM D 1143-81 (standard test) atau seperti yang disyaratkan oleh
Engineer pada gambar dalam hal diperlukan.

2. Beban lateral penuh pada tiang terpakai harus 200% dari beban rencana (design load) lateral pada
tiang atau seperti disyaratkan oleh Engineer pada gambar dalam hal diperlukan dan harus dilakukan
sesuai dengan ASTM D 3966-81, dengan pembebanan bertahap (cyclic loading).

3. Beban tarik axial penuh pada tiang terpakai haruslah 2 (dua) kali beban rencana tarik atau seperti
disyaratkan Engineer pada gambar dalam hal diperlukan dan harus dilakukan sesuai dengan ASTM D
3689-83.

IV-
14
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

C. Perlengkapan Pembebanan

1. Beban percobaan didapat dari reaksi kentledge melalui jack hidraulis yang besarnya melebihi dari
beban percobaan dan ditempatkan pada platform sebagaimana harusnya.

2. Beban kentledge terdiri dari blok-blok beton dengan ukuran sama.

3. Plat baja dengan ketebalan yang cukup untuk menerima beban ditempatkan secara sentris diatas
pile cap untuk dapat menyalurkan beban percobaan secara sempurna kepada tiang.

4. Ukuran dari plat baja tidak boleh lebih kecil dari ukuran pile cap dan juga tidak boleh lebih kecil dari
ukuran jack yang digunakan.

5. Jack hidraulic harus ditempatkan sentris pada tiang/pile cap.

6. Jack dan alat lainnya termasuk hydraulic ram, hydraulic pump dan pressure gauge harus
dikalibrasikan sebelum percobaan dilakukan.

D. Alat Pengukuran Penurunan

1. Metoda pengukuran penurunan dari tiang harus dilakukan dengan sistim dimana 4 dial gauge
ditempatkan dengan jarak yang sama pada keliling tiang dan sistim pendukung dengan memakai
mistar.

2. Pembacaan harus dilakukan dengan sistim seperti disyaratkan di F dari Bab dan pasal ini.

3. Dial gauges harus mempunyai kemampuan gerak sampai 50 mm dan keakuratan sampai 0.25 mm.

4. Skala ukur untuk pembacaan pada mistar harus dipilih yang sanggup untuk pembacaan sampai
keakuratan mencapai 0.5 mm. Selain mistar levelling boleh juga dipakai sebuah mistar yang dipasang
pada tiang atau pur (pile caps).

5. Laporan kalibrasi harus disertakan pada semua alat-alat percobaan pembebanan yang
membutuhkan kalibrasi sebelum percobaan beban dilakukan.

6. Semua reference beam dan kawat-kawat (wires) harus ditunjang secara terpisah dengan penunjang
yang cukup kaku dan ditanamkan ditanah pada jarak bersih tidak kurang dari 2.5 m dari tiang
percobaan.

7. Dua buah dial gauge tambahan harus dipasang pada reference beam secara tegak lurus untuk
memantau kemungkinan terjadinya pergerakan lateral dari ujung tiang.

IV-
15
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

E. Prosedur Pembebanan

1. Percobaan pembebanan vertikal harus sesuai dengan syarat berikut :

Percobaan pembebanan 4 (empat) cycle untuk tiang dengan beban tekan axial sesuai dengan ASTM
D-1143-81.

Prosedur Pembebanan :

Langkah

Cycle beban dalam

% dari beban kerja Lamanya penahanan beban

10

11

12

13

14

15

16

17

18
IV-
16
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28 0

25

50 Cycle 1

25

50

75

100 Cycle 2

75

50

50

100

IV-
17
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

125

150 Cycle 3

125

100

50

50

100

150

175

200 Cycle 4

150

100

50

A - beban ditahan selama minimum 1 jam dan sampai settlement < 0.25 mm per jam (max. 2 jam). A
jam 20 menit 20 menit 20 menit A A 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit A A 20 menit 20
menit 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit A B = beban ditahan selama min. 12 jam, bila
setelah 12 jam settlement yang terjadi > 0.25 mm per jam, maka beban ditahan selama max. 24 jam.

1 jam

1 jam

1 jam

24 jam

Bila kegagalan terjadi sebelum mencapai 200% dari beban rencana, maka beban harus
diturunkan perlahan-lahan dan hati-hati dengan suatu tingkatan tidak lebih dari 20% dari beban kerja
permenit sampai penurunan mencapai < 0.25 mm per jam. Kemudian mengikuti langkah B sampai
akhir dari prosedur. 2. Percobaan pembebanan lateral axial harus dilakukan dalam 4 cycles sesuai
dengan ASTM D 3966-90. Prosedur pembebanan : Langkah Cycle beban dalam % dari beban kerja

IV-
18
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

Lamanya Penahanan Beban Jadwal pembacaan Perge-rakan lateral (dalam menit) 1 2 3 4 5 6


7 8 9 10

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 0 25 50 25 0 50 75 100 50 0 50 100 125


150 75 0 50 100 150 170 180 190 200 150 100 50 0 - 10 10 10 10 10 15 20 10 10 10 10 20 20 10 10
10 10 10 20 20 20 60 10 10 10 10 - 0-5-10 0-5-10 0-5-10 0-5-10 0-5-10 0-5-10-15 0-5-10-15-20 0-5-
10 0-5-10 0-5-10 0-5-10 0-5-10-15-20 0-5-10-15-20 0-5-10 0-5-10 0-5-10 0-5-10 0-5-10 0-5-10-15-20
0-5-10-15-20 0-5-10-15-20 0-10-20-30-40-50-60 0-5-10 0-5-10 0-5-10 0-5-10 3. Percobaan
pembebanan tarik axial harus dilakukan dalam 4 cycles sesuai dengan ASTM D 3689-90 Prosedur
Pembebanan : Langkah Cycle beban dalam % dari beban kerja Lamanya Penahanan Beban 1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 0 25 50 Cycle 1 25 0 50 75 100
Cycle 2 75 50 0 50 100 125 150 Cycle 3 125 100 50 0 50 100 150 175 200 Cycle 4 150 100 50 0 A =
Beban ditahan selama minimum 1 jam dan sampai pergerakan keatas dari tiang < 0.25 mm per jam
(max. 2 jam). 1 jam 20 menit 20 menit 20 menit A A 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit A
A 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit A B = Beban ditahan selama min.
12 jam, bila setelah 12 jam pergerakan keatas dari tiang adalah > 0.25 mm per jam, maka beban
ditahan selama 24 jam.

1 jam

1 jam

1 jam

1 jam

F. Prosedur pembacaan

1. Percobaan Pembebanan Vertikal

Pembacaan dilakukan sebagai berikut :

- Sebelum dan sesudah penambahan beban

- Sebelum dan sesudah penurunan beban

- Setiap 10 menit

- Pada pembebanan 200% beban rencana, pembacaan dilakukan sebagai berikut :

- Setiap 10 menit selama 2 jam pertama

- Selanjutnya setiap 1/2 jam selama 10 jam.

- Selanjutnya setiap 1 jam.

- Pada pembebanan akhir (0% beban rencana), pembacaan dilakukan sebagai berikut :

- Setiap 1 jam selama 4 jam pertama

IV-
19
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

- Setiap 2 jam sesudahnya sampai 8 jam.

- Selanjutnya setiap 4 jam.

2. Percobaan Pembebanan Lateral

Pembebanan dilakukan sebagai berikut :

- Sebelum dan sesudah penambahan beban

- Sebelum dan sesudah penurunan beban

- Setiap 5 menit

- Pada pembebanan 200% beban rencana, pembacaan dilakukan setiap 10 menit.

G. Laporan Percobaan Pembebanan

Laporan hasil percobaan dikirim kepada pengawas yang ditunjuk untuk persetujuan, terdiri dari :

1. Nama proyek dan lokasi

2. Laporan penyelidikan tanah dan catatan pelaksanaan pemancangan tiang percobaan

3. Sertifikat dari kalibrasi peralatan

4. Catatan pembebanan yang meliputi :

a. tanggal percobaan

b. waktu pembacaan

c. beban percobaan

d. pembacaan dial gauge, dll.

5. Grafik load-settlement

Grafik load-time

Grafik time-settlement

6. Kesimpulan dari hasil percobaan.

IV-
20
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

H. Kriteria kegagalan dari standar percobaan pembebanan pada tiang :

1. Untuk percobaan pembebanan vertikal pada tiang.

Kegagalan dari percobaan tiang dianggap telah terjadi apabila penurunan (settlement) yang terjadi
waktu dibebani adalah lebih dari 25 mm, atau bila beban dihilangkan, penurunan permanent
melampaui 6 mm.

2. Untuk percobaan pembebanan lateral pada tiang.

Pergerakan lateral maximum melampaui 10 mm pada percobaan lateral.

3. Percobaan pembebanan tidak boleh diteruskan jika terjadi ketidak stabilan kentledge, kerusakan
dari pile cap ataupun kerusakan lainnya yang dapat memberikan hasil yang tidak sebenarnya.

I. Kegagalan pada tiang terpakai.

Jika terjadi kerusakan atau/dan kegagalan pada tiang dalam percobaan pembebanan maka Kontraktor
harus mengganti tiang tersebut dengan tiang yang lain sesuai dengan petunjuk dari Perencana atas
biaya Kontraktor.

Biaya dari percobaan pembebanan tambahan, penggantian atau penambahan tiang dan persiapan
perhitungan-perhitungan serta gambar-gambar fondasi yang disebabkannya akan dibebankan kepada
Kontraktor.

3.4. PIT (The Pile Integrity Test)

Test Integrity tiang harus dilakukan dengan metoda sonic dengan memakai alat test Integrity untuk
tiang.

A. Lingkup percobaan :

Percobaan-percobaan tiang :

1. Semua percobaan-percobaan pada tiang-tiang terpakai harus dilakukan dengan pile integrity test.

2. Untuk tiang-tiang yang disambung, setiap bagian tiang harus ditest sebelum penyambungan dan
segera setelah satu bagian tiang dipancang juga setelah percobaan lateral dan tarik.

3. Apabila ada bagian (segmen) dari tiang yang didapati retak pada tahapan manapun dari percobaan
diatas, bagian yang retak atau rusak harus diganti dengan yang utuh (masih baik) dan ditest ulang
sesuai dengan A.2. di atas.

IV-
21
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

B. Perlengkapan test.

1. Percobaan integrity harus dilakukan dengan memakai perlengkapan untuk memperoleh data secara
digital.

2. Pengkondisian signal dan pengadaan power harus mempunyai kemampuan yang sangat tinggi
terhadap rasio kebisingan agar tidak mengganggu signal.

3. Data harus disimpan sedemikian sehingga proses lanjutan atau tambahan dengan analisa
gelombang dapat dilakukan.

4. Data harus dapat dibaca ditempat/dilapangan setidaknya dapat diperoleh evaluasi mutu dari data
pendahuluan.

C. Persiapan percobaan :

1. Percobaan integrity pada tiang manapun dapat dilakukan sedikitnya 7 (tujuh) hari setelah tiang
dipancang.

2. Untuk penempatan dari perlengkapan untuk percobaan/testing pada kepala tiang, kepala tiang
harus bersih, bebas dari air, beton yang terkelupas dan siap untuk keperluan percobaan.

D. Pelaksanaan percobaan dan interprestasi :

1. Pile Integrity testing harus dilaksanakan oleh perusahaan spesialis yang mengerjakan test demikian.

2. Percobaan sesungguhnya dilapangan harus dilakukan oleh Engineer (bukan teknisi) yang sudah
berpengalaman untuk melakukan testing dengan sedikitnya 1 (satu) tahun pengalaman dalam
percobaan dinamic dari tiang-tiang.

3. Interprestasi dari data-data harus dilakukan oleh Engineer yang berpengalaman dengan sedikitnya
2 (dua) tahun pengalaman dalam percobaan dynamic dari tiang.

4. Apabila penampilan ujung atau tiang meragukan, ujung tiang harus dipotong lebih jauh dan ditest
ulang.

5. Detail-detail lengkap dari kondisi tanah, dimensi tiang dan metoda konstruksi harus diberikan
kepada perusahaan spesialis bila disyaratkan untuk menginterprestasikan hasil percobaan.

E. Laporan :

1. Untuk setiap tiang yang ditest, laporan harus termasuk juga :

IV-
22
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

a. data dari waktu terhadap simpangan kecepatan rata-rata (average amplified velocity vs time
record).

b. Kesimpulan dari keutuhan masing-masing tiang yang ditest.

2. Laporan ahir harus diserahkan kepada Engineer dalam waktu 10 hari setelah percobaan selesai.

F. Kriteria hasil test yang dapat diterima dan ditolak :

1. Dapat diterima atau ditolaknya tiang-tiang yang ditest harus didasarkan dari kesimpulan laporan
yang dikeluarkan oleh perusahaan yang melaksanakan P.I.T.

2. Apabila mayoritas dari tiang-tiang memberikan hasil yang meragukan, Engineer boleh, atas
kebijaksanaannya, memerintahkan penggalian suatu tiang secara penuh untuk mencocokkan kriteria
yang ditolak atau dapat diterima.

G. Tindakan usaha perbaikan.

1. Tiang-tiang yang ditolak harus dipindahkan.

2. Tiang-tiang yang meragukan dapat ditindak lanjuti dengan percobaan dynamic (P.D.A), percobaan
pembebanan static (Static Load Testing) etc.

3.5. Pembersihan :

Kontraktor harus memindahkan dan membongkar semua puing, tanah, kelebihan beton, keluar dari
lokasi atau proyek seperti ditunjukkan oleh pengawas yang ditunjuk tanpa biaya tambahan.

IV-
23
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

IV-
24
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

BAB III
PEKERJAAN BETON

5.1. Lingkup Pekerjaan

Melingkupi semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton
sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan
tambahan dari arsitektur dalam uraian syarat-syarat pelaksanaan.

5.2. Pedoman Pelaksanaan

5.2.1. Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan-persyaratan, maka sebagai dasar


pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
(a). Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI 1982) – NI – 3
(b). Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1961 (NI- 5)
(c). Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI – 5)
(d). Peraturan Portland Cement Indonesia (NI – 8).
(e). ASTM C – 150 “Speciofication Concrete Agregates”.
(f). ASTMC-33” Standard Spescification Concrete Agregates”.
(g). Peraturan pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
(h). Peraturan BANgunan Nasional 1978.
(i). „„America Society for Testing material” (ASTM).
(j). “America Consere Institue” (ACI).
(k). Petunjuk-petunjuk dan peringatan lisan maupun tetulis yang diberikan oleh
Konsultan pengawas.

5.3. Keahlian dan Pertukangan

5.3.1. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, tolerasni dan
penyelesaiannya.
5.3.2. Semua pekerjaan harsua dilaksanakan oleh ahli-ahli, atau tenaga kerja yang
berpengalaman and mengerti akan pekerjaannya.
5.3.3. Semua pekerjaan yang dilaksanakan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan
standar yang berlaku.
5.3.4. Apabila Konsultan Pengawas memandang perlu, Kontraktor dapat menminta nasehat-
nasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk Konsultan Penagaws atas beban Kontraktor.

5.4. Bahan–Bahan yang digunakan

5.4.1. Semen
(a). Semua semen yang digunakan adalah semen Portland local, syarat-syarat :
(1). Peraturan Cement Portland Indonesia (NI – 8 – 1972).
(2). Peraturan Beton Indonesia (NI.2 – 1971).
(3). Mempunyai Sertifikat uji test (Test Certificate).
(4). Mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

V-1
Tahun Anggaran 2017
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

(b). Semua semen yang akan dipakai harus satu merk yang sama (tidak
diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis / merk semen untuk
konstruksi yang sama), dalam keadaan baru yang asli dikirim dalam kantong-
kantong semen yang masih disegel tidak pecah.
(c). Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterima dalam
zak / kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus
disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan tidak kena air.
Diletakkan pada tempat yang tingginya paling sedikit 30 cm dari lantai.
(d). Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan akibat salah
penyimpanan, membantu dapat ditolak penggunaanya tanpa melalui test lagi,
bahan yang telah ditolak harus dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam
waktu 2 x 24 jam.

5.4.2. Agregate
Agregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat dalam PBI 1971, terdiri
dari :
(a). Semua pemakaian koral (kerikil) batu pecah (aggregates kasar) dan pasir beton,
harus memenuhi syarat-syarat :
(1). Peraturan Umum Pemeriksaan bahan bangunan (NI.3 – 1956).
(2). Peraturan betin Indonesia (NI.2 – 1971).
(3). Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porus
(4). Beban dari tanah liat atau kotoran-kotoran lain.
(b). Koral (kerikil) atau batu pecah yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38cm,
untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
(c). Gradasi dari aggregate-agregate secara keseluruhan harus dapat menghasilkan
mutu beton yangbaik, padat dan mempuntai daya kerja yang baik dengan
semen dan air dalam propinsi campuran yang akan dipakai.
(d). Konsultan Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor untuk mengadakan test
kualitas dari aggregate-agregate tersebut dari tempat penimbunan yang
ditunjuk oleh Konsultan Pengawas setiap saat pada laboratorium yang diakui.
(e). Penyimpanan agregates harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras
permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran antara satu sama
lainya dan terkotori.

5.4.3. Air
(a). Air yang dipergunakan untuk semau pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air
bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali)
organisme yang dapat merusak beton, minyak atau lemak.
(b). Memenuhi syarat-syarat Peraturan beton bertulang Indonesia (NI.2-1971) dan
diuji oleh laboratorium yang diakui sah oleh yang berwenang.
(c). Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.

5.4.4. Besi Beton

(a). Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :


(1). Peraturan Beton Indonesai (NI.2 – 1971).
(2). Bebas dari Kotoran-kotoran, lapisan minyak dan tidak cacat (retak-retak
mengelupas, luka, dan sebagainya).

V-2
Tahun Anggaran 2017
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

(3). Dari jenis baja mild steel dengan mutu U 24 untuk diameter dibawah 12
mm dan U32 untuk diameter 13 mm keatas. Bahan tersebut dalam segala
hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971.
(4). Mempunyai penampang yang rata.
(5). Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar.
(b). Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan yang
tersebut diatas, harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas atau
Konsultan Perencana.
(c). Besi beton harus supply dari satu sumber / pabrik dan tidak dibenarkan untuk
mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk
pekerjaan konstruksi.
(d). Karena sifat beton pada pekerjaan ini adalah bukan beton ringan maka
Kontraktor harus melaksanakan beton dengan ukuran perbandingan 1 Pc : 2
pasr : 3 kri atau sesuai dengan mix design beton..
(e). Pemasangan besi beton harus dilakukan sesuai dengan gambar atau mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Untuk hal itu kOntraktor harus membuat
daftar bengkokan besi tulangan (bending schedule), diajukan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
(f). Hubungan antara besi beton dengan lainnya menggunakan kawat beton, diikat
dengan kuat, tidak muah bergeser selama pengecoran beton dan bebas dari
lantai kerja atau papan acuan.
(g). Sebelum beton dicor, besi beton harus bersih dari minyak, kotoran cat karat-
karat atau bahan-bahan yang akan merusak. Semua beton harus dipasang pada
posisi yang tepat.
(h). Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kualitasnya tidak
memenuhi spesifikasi dan apa yang tercantum dalam ayat (a), diatas harus
segera dikeluarkan dari lapangan.

5.4.5. Admixture
(a). Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang sama, cara mencampur
dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan
admixture.
(b). Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, kontraktor diminta terlebih
dahulu mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas mengenai hal
tersebut.
(c). Untuk itu kontraktor diharapkan memberitahukan nama perdagangan
adminixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan
dengan nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara
pemakainnya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap
perlu.

5.4.6. Penyimpanan

(a). Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai


dengan waktu dan urutan pelaksanaan.
(b). Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-
bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat asing lainya (minyak dan lain-
lain).

V-3
Tahun Anggaran 2017
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

(c). Agregate harus ditempatkan dalam bak-bak dan harus beralaskan lantai beton
ringan untuk menghindari agregate tercampur dengan tanah.

5.4.7. Kualitas Beton

(a). Kualitas beton adalah K-225 untuk beton pile cap, sloof, balok, ring balk, dan
kolom, Khusus untuk pekerjaan beton balok lantai dua, plat lantai dua, balok
dak dan plat dak atap harus menggunakan beton Ready Mix Mutu K-225. Beton
K-125 hanya digunakan untuk pekerjaan beton rabat lantai, dan beton lantai
kerja. Untuk mendapatkan mutu beton sesuai rencana maka kontraktor wajib
membuat campuran rencana (mix design) dengan berdasarkan contoh-contoh
material yang diajukan oleh kontraktor dan sudah mendapat persetujuan dari
direksi/konsultan pengawas untuk digunakan pada paket kegiatan/pekerjaan ini.
(b). Jika dianggap perlu oleh pihak pengawas karena suatu hal dari hasil pekerjaan
kontraktor dalam memberikan jaminan atas kemampuannya membuat
pengujian kualitas beton, maka pengawas berhak meminta kontraktor untuk
membuat pengujian beton pada laboratorium yang disetujui pengawas dengan
masa pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3.
(c). Pengambilan benda uji harus dengan periode antara lainyang disesuaikan
dengan kecepatan pembetonan.
(d). Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang
dibuat dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus
dilengkapi dengan nilai karakteristiknya.
(e). Laporan tertulis harus disertai sertifikat dari laboratorium.
(f). Petunjuk laboratorium harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas. Selama
pelaksanaan harus diadakan pengujian slump. Slump minimum 5 cm dan
maximum 12 cm. Cara pengujian komponen-komponen beton.
(g). Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton bertulang.

5.4.8. Pekerjaan Acuan


(a). Type Acuan
(1). Acuan yang digunakan dapat dalam bentuk; baja, pasangan bata, kayu
atau multiplex.
(2). Lain-lain jenis bahan yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas terlebih dahulu.

5.4.9. Perencanaan
(a). Acuan untuk direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan
bentuk yang nyata dan cukup kuat menampung bahan-baahn sementara
maupun tetap sesuai dengan jalannya pengecoran beton.
(b). Susunan acuan dengan sedemikian rupa sehingga kemungkinan dilakukannya
kemungkinan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Konsultan Pengawas.
(c). Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkaran
tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.
(d). Kekuatan penyanggah silang-silang, kedudukan serta dimensi yang tepat dari
pada acuan adalah merupakan tanggung jawab Kontrktor.
(e). Pada bagian terendah daris etiap phase pengecoran dari acuan kolom atau
dinding ada bagian yang dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.

V-4
Tahun Anggaran 2017
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

(f). Kayu acuan harus bersih dan dibasahi dahulu sebelum dilakukan pengecoran.

5.4.10. Siar-siar Kontruksi dan Pembongkaran Acuan


(a). Pembongkaran acuan penempatan siar-siar pelaksanaan, harus mengikuti pasal
5.8. dan 6.5 PBI 1971. Pembongkaran acuan beton harus dimintakan ijin dan
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
(b). Siar-siar tersebut dibasahi lebih dulu dengan air semen tepat sebelum
pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar tersebut harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

5.4.11. Perawatan Beton

(a). Beton harus dlindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat.
(b). Persiapan perlindungan akan kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
(c). Beton harus selalu dibasahi paling sedikit selama 10 (sepuluh) hari setelah
pengecoran.

5.4.12. Tanggung Jawab Kontraktor

(a). Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas Konstruksi sesuai ketentuan-
ketentuan di atas dan juga dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan.
(b). Konsultan Pengawas yang sejauh melihat / mengawasi / menegur atau
memberikan saran tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh di atas.

5.4.13. Perbaikan permukaan Beton

(a). Penambalan pada daerah yang tidak sempurna (keropos), dengan campuran
adukan semen pembukaan acuan, hanay boleh dilakukan setelah persetujuan
dan sepengetahuan Konsulatn pengawas.
(b). Jika ketidak sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Konsultan Pengawas, maka
harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya
kontraktor.
(c). Ketidak kesempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teraturan,
pecah / retak aad gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan lain yang
tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan / diinginkan.

5.4.14. Pembersihan

(a). Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan lingkungan, pembersihan harus


dilakukan secara teratur.

5.4.15. Cara Pelaksanaan

(a). Adukan Beton


(1). Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 beton harus
mempunyai kekuatan beton karaktrestik K-225 dan K-300.
(2). Konsultan Pengawas mempunyai wewenang pada setiap saat minta
kepada kontraktor untuk mengadakan percobaan mutu beton dan

V-5
Tahun Anggaran 2017
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

bilamana diragukan kualitasnya, maka Konsultan Pengawas akan


menghentikan dan menolak ready mix tersebut.
(3). Semua resiko dan biaya akibat hal tersebut diatas, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

5.4.16. Adukan yang dibuat setempat (Site Mixing)


Campuran adukan beton dibuat berdasarkan hasil mix design untuk masing-masing
mutu beton.

(a). Semen diukur menurut beratnya


(b). Aggregate diukur menurut beratnya.
(c). Adukan beton harus dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (batch
mixer) Type kapasitas harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.
(d). Kecepatan mengaduk sesuai dengan rekomendasi dari pembuat mesin tersebut.
(e). Volume adauakn beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
(f). Lama pengadukan tidak boleh kurang dari 2 menit sesudah semua bahan
berada dalam mesin pengaduk

5.4.17. Beton Ready Mixed


Mutu beton yang disyaratkan adalah beton mutu K-225 untuk bangunan atas (Up-
structure) dan K-330 untuk bangunan bawah (Sub-struktur)

(a). Beton ready-mix harus didapatkan dari sumber yang disetujui oleh pengawas,
dengan takaran adukan serta cara pengiriman/pengangkutannya harus
memenuhi persyaratan didalam ASTM C94-78a.
(b). Adukan beton harus dibuat sesuai campuran rencana (mix design) dengan
berdasarkan contoh-contoh material yang diajukan oleh kontraktor dan sudah
mendapat persetujuan dari direksi/konsultan pengawas untuk digunakan pada
paket kegiatan/pekerjaan ini. Kekuatan beton minimum yang dapat diterima
adalah berdasarkan hasil pengujian di laboratorium.
(c). Batas temperatur beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui
30˚C.
(d). Penambahan bahan aditif dalam proses pembuatan beton readfy-mix harus
sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat aditif tersebut dengan persetujuan dari
pengawas. Bila diperlukan dua atau lebih jenis bahan aditif maka harus
dikerjakan secara terpisah. Dalam pelaksanaannya harus sesuai ACI 212.2R-71
dan ACI212.IR-63
(e). Dalam selang waktu yang diijinkan untuk penambahan air dalam adukan, harus
dilaksanakan dibawah pengawasan, baik selama ditempat pembuatan ready-mix
maupun dilokasi proyek. Penambahan air untuk peningkatan slump beton atau
untuk alasan lain tidak diperkenankan, kecuali atas persetujuan pengawas.
(f). Kendaraan pengangkut ready-mix harus dilengkapi dengan peralatan pengukur
air yang tepat.

(g). Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit setelah
semen dan agregat dituangkan dalam pengaduk.
(h). Proses pengeluaran beton ready-mix dilapangan proyek dari alat pengaduk di
kendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu antara 1
V-6
Tahun Anggaran 2017
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

sampai 1,5 jam atau sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam
cuaca panas, jangka waktu itu harus diperpendek sesuai persetujuan pengawas.
(i). Apabila temperatur atau keadaan lain yang dapat mempengaruhi slum beton,
maka kontraktor harus segera meminta petunjuk atau keputusan pengawas
dalam menentukan apakah adukan beton tersebut masih memenuhi kondisi
normal yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air kedalam
adukan beton tersebut.

V-7
Tahun Anggaran 2017
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

BAB IV
PEKERJAAN LANTAI

6.1. Umum

6.1.1. Persyaratan :
(a). Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan
plafond dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan.
(b). Apabila dipandang perlu dapat ditentukan lain dengan persetujuan Konsultan
Pengawas.
(c). Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan
pengecekan terhadap peil lantai dan kemiringannya.
(d). Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun
sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi
Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.

6.1.2. Pelaksanaan :
(a). Tanah dasar terlebih dahulu dipadatkan dan diberi lapisan pasir urug padat
menurut ukuran yang telah ditentukan. Pemadatan pasir dilakukan dengan alat
pemadat tangan (tamper tangan) diiringi dengan penyiraman air.
(b). Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.
(c). Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan penutup lantai
yang diapkai.
(d). Pada bahan penutup lantai yang berlubang akibat pengunci pintu, harus
dibingkai dengan aluminium yang direkatkan dengan silicone sealant.
(e). Pemasangan bahan lantai dilakukan oleh tenaga ahli.

6.2. Pekerjaan Lantai Keramik

6.2.1. Lingkup Pekerjaan


(a). Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu
baik.
(b). Pemasangan lantai keramik tiles ini dipasang pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, berikut point dan nosing tangga.

VI-1
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

6.2.2. Persyaratan Bahan :


(a). Jenis : * Homogenous Tile Tile (Permukaan
Kasar/Non-Foolish dan Foolish) Ukuran :
1 . 6 0 cm x 60 cm (Lantai Shelter)
2. 40 cm x 40 cm (Lantai Koridor
Pedestrian dan KM/WC)
3. 30x30 cm (Border)

• Staincomer (anti slip) Ceramic tile, Produksi


Roman, atau setara. Bentuk sudut, jenis keramik
disesuaikan dengan jenis keramik pada bidang
setara.
• Keramik untuk lantai, yang digunakan adalah
produk Roman, IKAD, Artistika atau setara.

VI-2
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

(b). Ketebalan : Minimum 12 mm atau sesuai gambar.


(c). Daya Serap : 1 %.
(d). Kekerasan : Minimum 6 Skala Mohs.
(e). Kekuatan tekan : Minimum 900 kb per cm2.
(f). Daya tahan lengkung : Minimum 350 kg/cm2
(g). Mutu : Tingkat 1 (satu), Extruded Single Firing, tahan
asam dan basa.
(h). Chemical Resistance : Konsisten terhadap PVBB 70 (NI-3) pasal 33 D ayat
17-23.
(i). Bahan Pengisi : Grout semen berwarna / IGI grout.
(j). Bahan Perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir pasang ditambah bahan
pelekat / Carofix 2.
(k). Warna : Akan ditentukan kemudian.

6.2.3. Pengendalian Pekerjaan

(a). Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan


ASTM, peraturan keramik Indonesia SNI, S04 – 1989-F, SNI, S06-1989-F dan
SNI, S05-1989-F.
(b). Semen Portland harus memenuhi SNI, S04-1989-F, pasir dan air harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI, SO4-1989-F dan SNI, T15-
1991-03 dan ASTM.
(c). Bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas.

6.2.4. Syarat-syarat Pelaksanaan

(a). Sebelum dimulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing


mengenai pola keramik.
(b). Keramik yang terpasng harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan
bernoda.
(c). Adukan pasangan / pengikat dengan adukan campuran 1 PC : 3 pasir pasangan
dan ditambah bahan perekat seperti yang disyaratkan atau dapat pula
digunakan acian PC murni dan ditambah bahan perekat.
(d). Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.
(e). Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan yang
benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan
didaerah basah dan teras.
(f). Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus
sama lebarnya, maksimum 3 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus
yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
(g). Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik
khusus sesuai persyaratan dari pabrik.
(h). Keramik yang dipasang harus dihindarkan dari sentuhan / beban selama 3 x 24
jam dlindungi dari kemungkinan cacat akibat dari yang sama pula.
(i). Lantai yang akan dipasang terlebih dahulu harus dipadatkan, agar pasangan
tidak turun/retak sewaktu menerima beban diatasnya.

VI-3
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

(j). Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari debu, cat
dan kotoran lainnya, kemudian dikasarkan agar pelekat adukan spesi lebih
sempurna.
(k). Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian belakang harus terisi
juga pengambilan as pemasangan.
(l). Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar, demikian juga
pengambilan as pemasangan.
(m). Naad keramik diisi dengan bahan semen tertentu yang tahan asam, basa serta
kedap air, perekat naad ini disesuaikan dengan warna keramik.
(n). Pengisian / pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik
dipasang.
(o). Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar melekat dengan
kuat pada lantai, sebelum diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih
dahulu dari debu dan kotoran lain.
(p). Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak terkena adukan
/ air semen.
(q). Kotoran semen dan lain-lain yang menempel dipermukaan keramik pada waktu
pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum mengering/mengeras.
(r). Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap/disapu
hingga bersih.
(s). Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus sepi, baik, tidak miring,
tidak bergelombang, terpasang dengan kuning.
(t). Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah atau bahan-
bahan pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotorannya.
(u). Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka pada
beberapa bagaian harus disediakan alur-alur expantion. Alur-alur expantion ini
harus diisi dengan bahan yang elastis / sealant sesuai dengan gambar dan
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

6.3. Pekerjaan Lantai Beton Bertulang

6.3.1. Persyaratan Bahan


(a). Beton rabat dan kansteen dibuat dari adukan 1 pc : 2 pc : 3 kr, sehingga
menghasilkan mutu beton K. 225 dengan besi beton dari baja lunak Gr. 300
bertengangan lebih, ijin minimum 300 mPa.
(b). Memenuhi syarat SK. SNI –15-1991-03 dan memenuhi spesifikasi teknis
pekerjaan beton.

6.3.2. Pemasangan/Pelaksanaan.
(a). Sesuai dengan gambar dan mendapat petunjuk serta persetujuan konsultan
Pengawas.
(b). Lantai kerja (beton rabat Bo) tebal 3 cm
(c). Prosedur pelaksanaan sebagaimana tercantum dalam spesifikasi teknis
pekerjaan beton.

VI-4
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

VI-5
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

BAB VII
PEKERJAAN DINDING

7.1. Pekerjaan Dinding

7.1.1. Umum
(a). Persyaratan :
(1). Sebelum pekerjaan finishing dinding dilakukan, bagian-bagian yang
dipersyaratkan harus waterproof, harus diberi lapisan waterproofing
terlebih dahulu.
(2). Dinding bagian luar yang bertemu dengan lapisan tanah.
(3). Dinding disekelilingi KM / WC termasuk dinding bak kamar mandi.
(4). Bahan dan jenis waterproofing tersebut sesuai dengan spesifikasi ini,
dipasang sesuai dengan gambar dan menurut instruksi pabrik, serta
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
(5). Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun
sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada
pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.
(b). Pelaksanaan :
(1). Sebelum pekerjaan finishing tersebut dilakukan, pelaksanaan Kontraktor
harus menyerahkan sample dan setengah teknis tentang cara
pemasangannnya, untuk mendapat persteujuan Konsultan Pengawas.
(2). Adapun yang akan terjadi sesudah pemasangan finishing dinding tersebut
selesai menjadi tanggung jawab dari Kontraktor.

7.2. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran

7.2.1. Pekerjaan Pasangan Batu Bata


(a). Lingkup Pekerjaan
(1). Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan
dan alat-alat bantunya yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya pekerjaan
ini.
(2). Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi dinding-dinding bangunan pada
ruang-ruang dan seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
(b). Bahan-bahan :
(1). Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
(i). Batu bata harus memenuhi NI – 10
(ii). Semen Portland harus memenuhi NI – 8.
(iii). Pasir harus memenuhi NI – 3 pasal 14 ayat 2.
(iv). Air harus memenuhi PUBI – 1982 Pasal 9.

(c). Pelaksanaan :
(1). Sebagian besar dinding batu bata merah, dengan menggunakan adukan
campuran 1 PC : 4 pasir.

VII-1
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

(2). Untuk semua dinding luar dan dalam pada daerah basah lainnya,
digunakan campuran rapat air dengan campuran 1 PC : 2 Pasir.
(3). Batu bata merah yang digunakan batu bata merah ex local dengan
kualitas terbaik yang disetujui Konsultan Pengawas, yaitu siku dan sama
ukurannya.
(4). Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum
hingga jenuh.
(5). Setelah bata terpasang dengan aduk, naad / siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm, dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram
air.
(6). Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap bahan terdiri dari
(maksimal) 24 lapis setiap hari, diikuti dengan cor kolom praktis.
(7). Bidang dinding bata ½ (setengah batu yang luasnya lebih besar dari 12
m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan
ukuran 12 x 12 cm, dengan 4 buah tulangan pokok berdiameter 12 mm,
beugel diameter 6 – 20 cm, jarak antara kolom maksimal 3,50 m.
(8). Pembuatan lubang pada pasangan bata merah untuk perancah sama
sekali tidak diperkenankan.
(9). Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm,
Jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditaman dalam pasanagn bata minimal
30 cm, kecuali ditentukan lain.
(10). Tidak diperkenankan pemasangan bata merah yang patah dua melebihi
dari 5%. Bata yang patah lebih dua tidak boleh digunakan.
(11). Pasangan batu bata merah untuk dinding ½ (setengah) batu harus
menghasilkan dinding finish setebal 12 cm dan untuk dinding 1 (satu)
batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan
benar-benar tegak lurus.
(12). Pada bagian / daerah sekitar toilet. Pantry dan lain-lain yang
digantungkan pada dinding bagian-bagian tersebut harus dipasang
perkuatan yang dibuat dari besi beton secara vertical dan horizontal, yang
dihubungkan / disambungkan dengan las.
(13). Pemasangan besi beton perkuatan dinding tersebut harus disetujui
terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas mengenai tempat dan
ukurannya.
(14). Kelos-kelos yang dibutuhkan dapat ditanam dalam dinding-dinding
dengan angkur.
(15). Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat
kelalaiannya, maka Kontraktor harus mengganti tanpa biaya tambahan.
(d). Pengujian Mutu Pekerjaan
(1). Kontraktor harus menguji semua pekerjaan menurut persyaratan teknis
dari pabrik pembuat / produsen atau menurut uraian di atas.
(2). Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor.
(3). Konsultan Penagawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini
dianggap perlu.

VII-2
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

(4). Apabila pengujian tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan
maka biaya pengujian (dan pengulangan pengujian) tersebut adalah
tanggung jawab Kontraktor.

7.2.2. Pekerjaan Plesteran dan Acian


(a). Lingkup Pekerjaan
(1). Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan acian pada seluruh
dinding data (termasuk dinding dalam shaft) kolom, dinding beton, dan
lian-lain seperti yang dijelaskan dalam gambar.
(2). Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam :
(i). NI – 2 – 1971.
(ii). NI – 3 – 1970
(iii). NI – 8 – 1974
(b). Bahan-bahan :
(1). Pasir yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membantu
dan dalam zak yang tertutup seperti yang disyaratkan dalam NI – 8. jenis
semen yang dipakai dalam pekerjaan, yaitu type 1 atau yang setaraf.
(2). Portland Cement
Portland Cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagain yang
membantu dan dalam zak yang tertutup seperti yang disyaratkan dalam
NI-8. jenis semen yang dipakai dalam pekerjaan, yaitu type 1 atau yang
setaraf.
(3). Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti
minyak sama, atau unsur-unsur organic lainnya seperti yang disyaratkan
dalam PUBI – 1982 Pasal 9.
(c). Rencana Campuran
(1). Acian
Acian dibuat dalam campuran 1 PC : 4 pasir (volume) dan digunakan
hanya pada dinding – dinding yang akan dicat.
(2). Campuran Plesteran (1 : 4)
(i). Perbandingan campuran dan pengujiannya dapat dilaksanakan
dalam waktu 1 (satu) minggu dan tidak ada penambahan waktu lagi
untuk itu.
(ii). Plesteran dengan campuran 1 PC : 2 Pasir (volume) digunakan pada
daerah – daerah basah untuk kedap air, setinggi 40 cm dari lantai
atau sebagaimana ditunjukkan Konsultan Pengawas.
(iii). Plesteran harus dicampur dengan bahan additive untuk mencegah
keretakan yang tidak diinginkan dan terlebih dahulu mendapat
persetujuan Konsultan pengawas.
(3). Pengunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang
memadai. Bersihkan semua permukaan yang akan diplester dari bahan-
bahan yang akan merusak plesteran dan disiram air hingga jenuh.
Pekerjaan plesteran harus rata sesaui perintah Konsultan
penagawas,dengan tebal plesteran 20 mm dengan toleransi minimal 15
mm dan maksimal 25 mm, kecuali ditentukan lain.

VII-3
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

(4). Pencampuran
Membuat campuran plesteran tanpa mesin pengaduknya dapat
dilaksanakan hanya pada bagian pekerjaan yang sekop pekerjannya
relatif kecil.
(d). Pelaksanaan
(1). Umum
(i). Bersihkan permukaan dinding batu bata dari noda-noda debu,
minyak cat, dan bahan-bahan lain yang mengurangi daya ikat
plesteran agar benar-benar siap untuk dilakukan plesteran.
(ii). Singkirkan semua hal yang dapat merusak / menganggu pekerjaan
plesteran.
(iii). Bentuk screed sementara bila mungkin (untuk pembentukan dasar
yang permanen) untuk menjamin adanya ketabalan yang sama,
permukaan yang datar / rata, kontur dan profil-profil akurat.
(iv). Letakan seluruh permukaan bidang plesteran untuk peresapan.
Jangan menjenuhkan permukaan dan jangan dipasang plesteran
sampai permukaan iar yang terlihat tersebut telah lenyap / kering
kembali.
(v). Letakan / tempelkan campuran plesteran selama 2,5 jam
(maksimal) setelah proses pencampuran, kecuali selama udara
panas / kering, kurangi waktu penempatan itu sesuai yang
diperlukan untuk mencegah pengerasan yang bersifat sementara
dari plesteran.
(vi). Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata. Datar maupun tegak
lurus.
(vii). Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai
dengan yang disyaratkan maka dalam memulai pekerjaan plesteran
harus terlebih dahulu “kepala plesteran”.
(2). Plesteran ke Dinding Bata Biasa
(i). Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti
yang rata, tidak tegak lurus atau bergelombang, adanya pacah atau
retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar, kembali
untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor.
(ii). Pasangan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (15 mm) dan
diratakan dengan roskam kayu, kemudian basahkan terus selama 3
(tiga) hari.
(iii). Pelaksanaan plesteran dilakukan minimal setelah pasangan batu
bata berumur 2 (dua) minggu.
(3). Plesteran Permukaan Beton
(i). Pasangan acian setebal 2 – 3 mm, kasarkan permukaannya,
kemudian pasangan plesteran sebelum acian mongering.
(ii). Ulangi bagian pertama, lalu pasangan plesteran dalam ketebalan /
kerataan yang disyaratkan dalam gambar.

VII-4
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

(4). Plesteran Interior


(i). Pemasangan
Pasang lapisan dasar pertama dan kedua dengan ketebalan ± 7
mm. Ketebalan lapisan finishing harus ditambahkan di atasnya.
(ii). Ukur/periksa ketebalan plesteran dari bagian dasar belakang yang
rata.
(iii). Aplikasikan lapisan dasar pertama dengan bahan-bahan secukupnya
; dan tekan untuk menjamin adanya kesatuan dengan dasar.
Setelah lapisan pertama diletakkan, sikat dengan hanya satu arah /
cara, untuk membentuk ikatan mekanik bagi lapisan kedua.
(iv). Aplikasikan lapisan dasar kedua denagn bahan-bahan secukupnya
dan tekan untuk menjamin melekat eratnya lapisan ini dengan
dasar pertama.
(5). Plesteran Exterior
(i). Pemasangan
pasang lapisan dasar dengan ketebalan ± 10 mm. Ketebalan
lapisan finishing harus ditambahkan diatasnya.
(ii). Ukur ketebalan plesteran dari bagian dasar belakang yang rata.
(iii). Aplikasikan lapisan dasar pertama dengan bahan-bahan secukupnya
; dan tekan untuk menjamin adanya ikatan dengan dasar. setelah
lapisan pertama diletakkan, sikat dengan satu arah, untuk
membentuk ikatan mekanik bagi lapisan finishing.
(6). Basahi lapisan plesteran yang dahulu yang telah kering untuk menerima
aplikasi lapisan selanjutnya. Basahi dengan ia sesuai dengan yang
diperlukan untuk mendapatkan penyerapan yang merata.
(7). Untuk permukaan yang datar, diberi toleransi < 5 mm dalam area 2 m2,
untuk membengkokkan atau untuk pipa-pipa.
(8). Kontraktor bertanggung jawab atas penentuan prosedur / cara perbaikan
dan hal-hal lain yang terjadi selama pelaksanaan,selama bukan karena
kesalahan Pemilik, seperti plesteran yang pecah atau rusak selama waktu
pelaksanaan dan perbaikan yang tidak dapat diterima atau disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
(9). Potong, tambal, perbaiki dan point – up plesteran seperti yang diperlukan
dengan pleseteran baru, tambal dan padatkan dengan permukaan yang
harus ditutupi / disambung. Kontraktor bertanggung jawab atas segala
perbaikan yang diadakan setelah berkonsultasi dengan Konsultan
Pengawas sampai perbaikan tersebut dapat diterima, atas beban
Kontraktor.
(10). Kontraktor harus memperhatian serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan ; jika terjadi kerusakan akibat kelalaian,
maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya tambah.

VII-5
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

7.3. Pekerjaan Dinding Keramik

7.3.1. Lingkup Pekerjaan


(a). Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat Bantu yang dibutuhkan dalam terlaksanakannya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
(b). Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

7.3.2. Persyaratan Bahan


(a). Bahan Keramik dinding :
(1). Jenis : Keramik Tile
(2). Finishing Permukaan : Berglazzur.
(3). Produksi : Roman atau setara
(4). Ketebalan : Minimum 1,2 cm.
(5). Bahan Pengisi Siar : IGI tile grout
(6). Bahan Perekat : Adukan 1 PC : 2 Pasir.
(7). Warna / Texture : Ditentukan Kemudian.
(8). Ukuran : 20 cm x 20 cm, 20 cm x 25 cm, atau
seperti tertera dalam gambar.
(b). Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, SNI, SO5 – 1989 – F dan SNI. S06 – 1986 – F.
(c). Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
(d). Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis–
operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas.
(e). Material lain yang tidak terdapat pada daftar tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan adalam bagian ini, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengaws.

7.3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

(a). Dinding-dinding bata, beton dan kolom-kolom beton dibersihkan dari kotoran-
kotoran dan sisa-sisa semen yang menempel, kemudian permukaannya
diplesteran halus dengan 1 PC : 2 PC setebal 2 cm, menurut arah permukaan
yang tertera dalam gambar hingga rata dan tidak bergelombang.
(b). Kemudain permukaan plesteran tersebut dikasarkan (dengan menggaruk
menyilang) agar lapisan yang akan dipasang terikat kuat.
(c). Keramik tile dipasang dengan menggunakan semen biasa setebal minal 1 cm.
Dengan lebar naad sesuai dengan rekomendasikan dari pabrik (kurang dari 2
mm). Naad ini diisi dengan semen putih hingga mencapai permukaan yang rata
dan saling tegak lurus. Kemudian dibersihkan dengan air keras.
(d). Pada bagian-bagian sudut-sudut / pojok-pojok/ tekukan-tekukan pendek, harus
dipasang bahan -bahan yang khusus dibuat untuk itu (tile accessories).
(e). Pada permukaan dinding beton / bata merah yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan, dengan menggunakan perekat spesi 1 PC : 3 pasir, diaduk baiak
memakai larutan supercement, jumlah pemakaian adalah 105 dari berat semen
yang dipakai dengan tebal adukan tidak lebih dari 1,5 atau bahan perekat
khusus, dengan memperhatikan sehingga mendapatkan ketebalan dinding
seperti tertera pada gambar.
VII-6
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

(f). Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif
tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
(g). Pemotongan keramik yang menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai
petunjuk pabrik. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus
direndam air sampai jenuh.
(h) Pola keramik harus memperhatikan ukuran / letak dan semua peralatan yang
akan terpasang dinding : Exhaust Fan, panel stop Kontak, Lemari gantung dan
lain-lain yang tertera didalam gambar.
(i) Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar.
(j) Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Konsultan Pengawas
sebelum pekerjaan pemasnagan dimulai.
(k) Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-
benar lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil
lantainya harus merupakan satu garis lurus.
(l) Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm
setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar
keramik diisi dengan bahan pengisi aiar sehingga membentuk setengah
lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan
ditentukan kemudian.
(m) Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan supergaant

VII-7
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

BAB VIII
PEKERJAAN ATAP (RANGKA BAJA RINGAN)

8.1. Lingkup Pekerjaan

8.1.1. Pekerjaan penutup atap, dalam hal ini meliputi :


(a). Pekerjaan kayu kasar : kap kuda-kuda dan rangka atap, rangka pemegang
insulation, rangka plafond, klos-klos dan pekerjaan kayu kasar pada umumnya.
(b). Pekerjaan kayu halus : kayu tampak antara lain yaitu : Kosen diprofil, kanopy,
daun pintu, list plank, dan pekerjaan kayu halus pada umumnya.
(c). Pekerjaan penutup atap : penutup atap genteng metal, bubungan, jurai dalam dan
jurai luar.
(d). Pekerjaan penutup atap beton untuk dak beton.

8.4. Pekerjaan Kuda-kuda dan Rangka Atap Baja Ringan (Zincalume)

8.4.1. Persyaratan khusus :


Produk baja lapis untuk struktur kuda-kuda dan rangka atap baja ringan (zincalume)
yang digunakan dalam pekerjaan ini disyaratkan harus :
1. Bersertifikasi ISO.
2. Bergaransi Konstruksi 10 (sepuluh) tahun.
3. Bergaransi Plat 25 (dua puluh lima) tahun.

8.4.2. Lingkup Pekerjaan meliputi :


(a). Pemasangan kuda-kuda baja ringan (zincalume), antara lain : rangka kuda-kuda,
struktur pengaku, ikatan angin, nok, jurai, dan gording untuk penutup atap
genteng metal (multi color)
(b). Pemasangan rangka atap / reng (zincalume) untuk atap genteng metal (multi
color)

8.4.3. Bahan / Material :


(a). Type, dimensi dan ukuran bahan/material kuda-kuda dan rangka atap baja ringan
(zincalume) yang digunakan harus sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
kerja yang dikeluarkan oleh pabrik/distributor dan telah disetujui oleh direksi
teknis.

VIII-8
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

(b). Kuda-kuda dan rangka atap baja ringan (zincalume) yang dipergunakan harus
berupa rangka atap baru dalam artian belum pernah dipakai sebagai kuda-kuda
dan rangka atap sebelumnya, serta berkualitas baik dan tidak cacat.
8.4.4. Persyaratan Pelaksanaan.
Dalam pekerjaan pemasangan kuda-kuda dan rangka atap baja ringan harus
dilaksanakan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut :
(a). Menunjukkan dan membuktikan bahwa produk yang digunakan bersertifikasi ISO.
(b). Membuat dan menyerahkan gambar kerja untuk mendapatkan persetujuan direksi
teknis / konsultan pengawas. Gambar kerja dapat dibuat dan diajukan oleh
kontraktor atau pabrik atau distributornya.
(c). Menyerahkan Garansi Konstruksi (Struktur Rangka Atap Baja Ringan) dengan
masa garansi minimal 10 (sepuluh) tahun.
(d). Menyerahkan Garansi Plat dengan masa garansi minimal 25 (dua puluh lima)
tahun.

(e). Pelaksanaan pekerjaan pemasangan rangka atap baja ringan tidak boleh dimulai
sebelum kontraktor menyerahkan secara lengkap Garansi Konstruksi, Garansi Plat
dan gambar kerja yang telah disetujui oleh direksi teknis.

(f). Membuat dan menyerahkan gambar terbangun (asbuild drawing) konstruksi


rangka atap rangka baja ringan setelah pekerjaan selesai.

8.5. Pekerjaan Penutup Atap Spandeck

8.5.1. Lingkup Pekerjaan meliputi :


(a). Pemasangan atap spandeck 0.4 mm

8.5.2. Bahan / Material :


(a). Type atap yang dipakai adalah spandeck 0.4 mm Segala contoh material yang
akan dipasang harus diserahkan semua kepada Konsultan Pengawas untuk
persetujuan Pemberi Tugas.
(b). Atap yang dipergunakan harus berupa atap baru dalam artian belum pernah
dipakai sebagai penutup atap sebelumnya, berkwalitas baik, tidak cacat, dan tidak
berkarat.

8.5.3. Persyaratan Pelaksanaan.


Dalam pekerjaan pemasangan atap genteng metal perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
(a). Untuk mendapatkan bidang yang rata, semua rangka atap genteng metal multi
roof menggunakan rangka atap baja ringan (zincalume) dengan ukuran yang
tertera pada gambar kerja.

VIII-9
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

(b). Atap dipasang diatas rangka dan reng baja ringan (zincalume) dengan jarak
pemasangan sesuai gambar. Atap yang terpasang harus berkwalitas baik, tidak
mengurangi mutu genteng tersebut. Pemasangannya dilakukan sedemikian
sehingga terlihat rapi, dan tidak mengalami kebocoran, demikian pula dalam hal
pemasangan bubungan genteng metal. Jika terjadi kebocoran atap hal ini adalah
menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya untuk memperbaiki hingga
diperoleh hasil yang memuaskan direksi teknis serta konsultan pengawas.

8.4. Pekerjaan Kuda-kuda dan Rangka Atap Spaceframe

SAMBUNGAN

Sambungan sistem Konstruksi Baja Space Frame berupa baut, mur, ring, elektroda las harus
memenuhil persyaratan sebagai berikut:
• Pengikat sambungan baja ke bukan baja harus terbuat dari baja karbon yang
memenuhi persyaratan ASTM A370
• Pengikat sambungan baja ke baja harus terbuat dari baja karbon yang memenuhi
persyaratan ASTM A325 dan/atau ASTM A490.
• Pengikat sambungan logam yang berlainan (tidak sama) harus terbuat dari baja tahan
korosi yang memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau tipe-tipe lainnya dari
baja tahan korosi.
• Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari American Welding Society AWS
D1.0-69 Code for Welding in Building Construction, dan pengelasan harus dilaksanakan
oleh tenaga ahli las yang memiliki sertifikat 3G.
• Baut-baut angkur dan sekrup-sekrup atau mur-mur harus memenuhi persyaratan
ASTM A36 atau A325.
• Baut dan mur yang tidak di-finishing harus memenuhi ASTM A307 dan berbentuk segi
enam (hexagon bolt type).
• Baja berlapis seng harus memenuhi ASTM A123 dan lapisan seng untuk produksi uliran
sekrup harus memenuhi ASTM A153.

BOLA
• Material baja spesifikasi JIS G4051 S45C atau AISI 1045 dengan tegangan leleh 380
N/mm2
• Pembuatan lubang dilakukan dengan menggunakan mesin CNC sehingga dihasilkan
akurasi dengan toleransi ukuran di bawah diameter 0,1mm dan tingkat akurasi sudut
lubang 0,2 derajat.
• Diameter bola: 49 mm – 307 mm, bervariasi sesuai dengan desain.
• Finishing: elektro-galvanis tebal lapisan zinc 25 micron (DIN 50961) dan cat

PIPA
• Material baja JIS G3444 STK400 dengan tegangan leleh 235 N/mm2 atau BS1387
dengan tegangan leleh 195 N/mm2
• Diameter pipa: 1,25” – 12”
• Panjang sesuai dengan desain.
• Finishing: sand blasting dan cat

KONEKTOR
• Material baja spesifikasi JIS G4051 S45C atau AISI 1045 dengan tegangan leleh 420
N/mm2

VIII-
10
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TENGKAYU TAHAP IV
KOTA TARAKAN

• Dikerjakan dengan menggunakan mesin bor CNC (lathe dan 2-spindle drilling machine)
dan mesin tap
• Bentuk konektor ”bottle system” dibuat dengan menggunakan mesin forging
• Ukuran: B032 sampai BI66

VIII-
11
BAB IX
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)

9.1. Umum

9.1.1. Persyaratan
(a). Pemasangan plafond baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang
terdapat di dalam plafond (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat
penggantung dan penguat plafond) siap dan selesai dikerjakan.
(b). Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan contoh / sampel untuk
disetujui oleh Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
(c). Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum
dilaksanakan harus diprestasikan dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
(d). Dalam kaitannya dengan jenis elemen lain yang terdapat dalam rencana langit-
langit haruslah mengacu pada gambar mekanikal-elektrikal, sedangkan gambar
arsitektur hanya memuat tata letaknya saja.

9.1.2. Pelaksanaan.
(a). Sebelum pemasangan, Kontraktor harus memberikan contoh / sample bahan
penutup plafond dan harus mendapat persetujuan Konsultan perencana,
Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
(b). Penggantung plafond harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang
langit-langit yang rata, datar dan tidak melengkung, sedang bagian bawah dari
rangka penggantung kayu harus diserut rata.
(c). Pemasangan plafond harus rata. Naad-naad yang pecah pada waktu pemasangan
harus diganti.
(d). Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap :
(1). Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian yang partisi
yang harus disangga oleh rangka langit-langit.
(2). Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksa (mainhole).
(3). Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurna alat-alat penggantung, sehingga
plafond menjadi bergelombang karenanya.
(4). Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada langit-
langit diluar bangunan.

9.2. Pekerjaan Langit-Langit

9.2.1. Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan peralatan serta pemasangan plafond
PVC dengan rangka GALVALUM HOLOW 4/4 , diruang kerja yang berhubungan dengan
elektrika dan mekanikal, dan pekerjaan lain yang sesuai dengan detail yang dinyatakan
dalam gambar dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.

IX-1
9.2.2. Bahan-bahan
(a). PVC 1.2mm
Panil-panil P V C yang dipakai adalah ukuran tebal lebar 20 cm dan tebal 1.2 mm.
coating.
(b). Baja Penggantung
Dipakai atau gesper metal penggantung yang dapat distel agar seluruh sistem
langit-langit dapat tetap rata permukaannya, setelah sistem-sistem lainnya ikut
terpasang (mekanikal, elektrikal) dan sebagainya.
(e). List menggunakan list kayu P V C lebar 5 cm dengan kualitas terbaik,
finishing dengan cat.
(d). Contoh-contoh
(1). Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh
bahan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
(2). Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman/standar
bagi Konsultan pengawas untuk menerima / memeriksa bahan yang dikirim
oleh Kontraktor ke lapangan.

9.2.3. Pelaksanaan
(a). Pekerjaan rangka langit-langit
(1). Rangka langit-langit dibuat dari hollow galvalum 4/4 t 0.3 mm dengan bentuk,
ukuran dan pola pemasangan sesuai dengan gambar.
(2). Seluruh rangka plafond digantungkan pada pelat beton, atap dengan
menggunakan penggantu dari tulangan beton Ø 10 mm atau kawat seng
BWG-14 yang dapat diatur ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa
sehingga seluruh rangka apat melekat dengan baik dan kuat pada pelat
beton dan tidak dapat berubah-ubah bentuk lagi.
(3). Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang seluruh permukaan rangka
harus rata, lurus dan waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang, dan
batang-batang rangka harus saling tegak lurus.
(4). Bahan penutup langit-langit yang digunakan adalah P V C dengan ukuran
sesuai dengan gambar.
(5). PVC ceiling yang dipasang adalah PVC yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang cacat
dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
(6). Penutup langit-langit dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan
gambar untuk itu dan setelah terpasang, bidang permukaan langit-langit
harus rata, lurus waterpas dan tidak bergelombang.
(7). Finishing P V C a d a l a h adalah cat kilap (powder coating)
(8). Pada tempat tertentu harus dibuat manhole / access panel pada langit-langit
yang dapat dibuka, tanpa merusak plywood sekelilingnya, untuk keperluan
pemeriksaan / pemeliharaan M & E.

IX-2
BAB X
PEKERJAAN PENUTUP, PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

10.1. Lingkup Pekerjaan

10.1.1. Pekerjaan ini meliputi :


(a). Kaca dan pintu, jendela dan bovenlight
(b). Cermin.
(c). Pengantung dan Pengunci.

10.2. Pekerjaan Kaca dan atau Cermin

10.2.1. Persyaratan Bahan


(a). Semua kaca dipergunakan adalah standart produki ASAHI MAS GLASS atau setaraf
(SII-0189-78).
(b). Kaca lembaran u n t uk exterior (Darkgreen Sheet Glass) tebal 8 mm dipergunakan
untuk semua pintu dan jendela yangt berhubungan dengan luar dan ruang-ruang
khusus seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
(c). Kaca lembaran bening tebal 8 mm, dipergunakan untuk semua pintu kaca didalam
ruang (Interior). Kac aini harus tahan terjadap beban angin 165 Kg/cm2, dan kaca
ini harus dijamin dari pabrik dengan karakteristik.
(1). Meneruskan cahaya 55%.
(2). Menerusakan panas matahari 65%.
10.2.2. Persyaratan Mutu
(a). Kaca lembaran memenuhi syarat-syarat mutu sebagai berikut :
(1). Ketebalan kaca lembaran tidak boleh melampaui toleransi sebagai berikut :

JENIS (Mm) TEBAL (Mm) TOLERANSI (Mm)


5 5,00 + 0,3
10 10,00 + 0,3

(2). Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi sebagai berikut :

JENIS (MM) TOLERANSI PANJANG DAN LEBAR (MM)


5,00 + 2,0
10,00 - 2,0

(b). Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat mempunyai sudut serta tepi potongan
yang ratada lurus. Tolerasi kesikuan maksimum diperkirakan adalah 1.5 mm/m.

(c). Cacat-cacat
Dihindari pemakaian kaca dengan cacat sebagai berikut :
(1). Gelembung (bubles)
(2). Bahan heterogin
(3). Retak (cracks) dan gumpulan tepi (edge chipping).
X-1
(4). Benang (string) dan gelombang (wave).
(5). Bintik-bintik (spots), awan (could), bergores dan lengkung (bouw)

10.2.3. Persyaratan dan Cara Pelaksanaan


(a). Persyaratan Pekerjaan Cermin dan Kaca
(1). Semua pekerjaan dilaksanakan secara cermat dengan mengikuti petunjuk
gambar, uraian dan syarat pekerjaan.
(2). Semua bahan yang terpasang harus disetujui oleh Direksi/Pengawas
sebelum dan sesudahnya.
(3). Bahan yang terpasang harus dilindungi daru kerusakan dan benturan dan
diberi tanda agar mudah diketahui.
(4). Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus. Sisi kaca tang tampak maupun yang tidak akibat
pemotongan harus digurinda / dihaluskan sampai terbentuk tembereng.
(b). Pekerjaan Pemasangan Kaca.
(1). Pemasangan kaca ini dilaksanakan pada semua pekerjaan pemasangan
kacaa yang disebutkan dalam gambar seperti jendela, bovenlight, pintu dan
jalusi atap.
(2). Ukuran, tebal, warna dan jenis kaca yang dipasang sesuai petunjuk gambar
dansyarat pekerjaan tertulis serta memperhatikan petunjuk Direksi /
Konsultan Pengawas.
(c). Pekerjaan Pemasangan Cermin
(1). Cermin yang dipasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan
semua yang terpasang harus disetujui oleh Direksi/Pengawas. Jenis cermin
sesuai dengan yang telah disebutkan dalam syarat pemakaian bahan
material dalam uraian dansyarat pekerjaan tertulis ini.
(2). Pemasangan cermin pada dinding memakai skrup. Ukuran cara pemasangan
kedinding sesuai petunjuk gambar (disekrupkan dengan fissher kedalam
setiap jarak 40 cm). Kepala skrup yang timbul dipermukaan kaca ditutup
oleh penutup list kayu atau list jenis lainnya, disekeliling cermin sesuai
gambar atau petunjuk Direksi/Pengawas.
(3). Cermin harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak dan pecah pada saat penyetelan, sedangkan tepinya
bebas dari segala noda dan bekas goresan.
(4). Cermin kualitas utama tebal 5 mm disyaratkan jenis clear glass tipe Float
Standart SII-189/78.
(5). Penempatan diatas washtafel, petunjuk dan ukuran-ukuran sesuai petunjuk
gambar.

10.2.4. Pengujian Mutu Pekerjaan


(a). Mutu dan bahan harus memenuhi persyaratan yang tertulis dalam spesifikasi ini.
(b). Semua kaca dan cermin tidak boleh terjadi retak tepi akibat pemasangan list.
(c). Perlubangan cermin untuk skrup harsu diteliti dengan sempurna pada saat
terpasang tidak ada keretakan pada cermin.

X-2
(d). Semua cermin atau kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang, apabila
masih terlihat adanya gelombang maka kaca atau cermin tersebut harus dibongkar
atas biaya Kontraktor yang bersangkutan.

10.3. Pekerjaan Pengantung dan Pengunci

10.3.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini merupakan pengadaan dan pemasnagn semua bahan perelengkapan pintu
dan jendela seperti : engsel, hak angin, grendel, kunci tanam, dan perlengkapan lainb
yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus dapat dimungkinkan dengan sistem
master key.

Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :


(a). Pekerjaan perlengkapan pintu, jendela dan bovenligh.
(b). Pekerjaan perlengkapan tambahan.

10.3.2. Persyaratan Bahan


(a). Semua perangkat dalam pekerjaan ini, diusahakan sedapat mungkin berasal dari
satu produk. Untuk memperoleh keseragaman, disyaratkan macam produk untuk
bagian perangkat yang mutlak dan satu produk, misalnya : engsel, kunci atau
sejenisnnya mekanisme kerja harus menyesuaikan gambar.
(b). Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbaik dari pelat
aluminium yang tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak
lunci dengan cincin nikel, untuk anak kunci dengan backed enemel finish dilengkap
kaitannya, anak kunci lengkap dengan nomor pelengkapnya.
(c). Kunci-kunci yang dipakai 2 (dua) kali pengunci masing-masing dengan 3 (tiga)
anak kunci, daun pintu double dilengkapi dengan espagnoleet, yang mengunci
diatas dan dibawah dari jenis yang ditanam.
(d). Perlengkapan pintu dan double ligth adalah sebagai berikut ;
(1). Engsel (Bolit AXAXI) 3 set dengan SII-0470-80. untuk engsel daun pintu
dipakai engsel ukuran 4” sebanyak 3 buah dan untuk boven light dipakai
ukuran 3” sebanyak 2 buah.
(2). Perangkat pengunci lengkap, produk setara Union.
(e). Semua bahan untuk pekerjaan ini, harus ditunjau dan diuji baik pada
pembautannya, pengerjannya maupun pelaksanaannya dilapangan oleh Konsultan
Pengawas. Atau Pemberi Tugas, atas tanggungan Kontraktor tanpa tambahan
biaya.

10.3.3. Persyaratan Pelaksanaan


(a). Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari atas pintu. Engsel bawah
dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan bawah. Engsel tengah
dipasang tidak lebih dari 20 cm dari engsel atas. Untuk pintu toilet jarak tersebut
diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun pintu.
(b). Engsel dipasang tidak lebih dari 15 cm (as) dari sisi kiri bovenligh, sedangkan
pada bagian kanan dipasang sama, yaitu tidak lebih dari 15 cm (as) dari sisi
kanan.

X-3
(c). Penarik pintu (dor pull) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai.
(d). Untuk pintu-pintu kayu, penahan pada daun pintu (door stoper) dipasang pada
daun pintu dengan minimum ketinggian 1,55 cm sejarak kurang lebih 6 cm dari
tepi daun pintu. Untuk pintu lainnya dipasng pada lantai dengan letak sedemikian
rupa sehingga daun pintu dan kunci tidak membentur tembok pada pintu terbuka.

10.3.4. Pengujian Mutu Pekerjaan


(a). Seluruh mekanisme perangkat pengunci ini harus bekerja dengan baik, dicoba
dengan pengunci secara kasar dan halus.
(b). Pemasangan back plate dan lock case harus rata (tenggelam) didalam panel pintu.

10.3.5. Syarat Pengaman Pekerjaan


(a). Seluruh kunci harus diberikan tanda pengenal anak kunci yang sesuai dengan
anak pintunya.
(b). Tanda pengenal berupa nomor urut yang digantungkan pada penggantung kunci
dan aluminium.
(c). Seluruh kunci-kunci disimpan (dilokalisir) disatu tempat (box) yang juga diberi
pengaman (kunci).

X-4
BAB XI
PEKERJAAN PENGECATAN

11.1. Pengecatan Secara Umum

11.1.1. Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat (kecuali ditentukan lain), peralatan
untuk melaksanakan pekerjaan ini termasuk alat-alat bentuknya dan alat angkutnya (bila
diperlukan), ke tempat pekerjaan yang seperti yang tercantum dalam gambar, uraian,
dan spesifikasi ini dan perjanjian kerja.

11.1.2. Bahan-Bahan
(a). Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai
dengan spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.
Bahan cat dengan menggunakan cat eksterior wheatershield (perlindungan)
eksternal
(b). Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat pabrik tersebut mengenai hal-hal
antara lain :
(1). Segel kaleng.
(2). Test Laboratorium.
(3). Hasil akhir pengecatan.
Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen
untuk diketahui Konsultan Pengawas. Biaya test tersebut menjadi tanggungan
Kontraktor.
(c). Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib menyerahkan 1 contoh bahan
yang masih dalam kaleng, 3 contoh bahan yang telah dicatkan pada permukaan
plywood ukuran 40 x 40 cm, brosur lengkap dan jaminan dari pabrik.

11.1.3. Pelaksanaan
(a). Umum
(1). Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Konsultan
Pengawas beserta ketentuan / persyaratan jaminan pabrik untuk
mendapatkan persetujuannya. Bahan yang tidak disetujui harus diganti
tanpa biaya tambahan.
(2). Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian, bahan penggantain
harus disetujui oleh Konsultan pengawas berdasarkan contoh yang diajukan
Kontraktor.
(3). Untuk pekerjaan cat didaerah terbuka, jangan dilakukan dalam keadaan
cuaca lembab dan hujan atau keadaan angin berdebu, yang akan
mengurangi kualitas penegcatan dalam keadaan terlindung dari basah dan
lembab ataupun debu.
(4). Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah dipersiapkan
untuk pengecatan, sesuai persyaratan pabrik cat dan bahan yang
bersangkutan.
(5). Permukaan yang akan dicat harsu benar-benar kering, bersih dari debu,
lemak / minyak dan noda-noda yang melekat.
XI-1
(6). Setiap penegcatan yang akan dimulai pada suatu bidang, harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Sebelum memulai pengecatan,
Kontraktor wajib mealkukan percobaan untuk disetujui Konsultan Pengawas.
(7). Kontraktor tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan disuatu tempat
bila ada kelainan / perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
(8). Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan alin-lainnya maka
Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Konsultan Pengawas.
(9). Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garasi, atas beban biaya
Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabakan oleh tindakan Pemberi
Tugas.

(b). Teknis
(1). Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang umum dilakukan kecuali
spesifikasi lain. Jika urutan pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan dasar
dan tebal lapisan penutup minimal sama dengan persyaratan pabrik.
Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas-
bekas yang menunjukkan tanda-tanda satuan, semprotan dan roller.
(2). Sapukan semua dasar dengan cat dasar memakai kuas, penyemprotan
hanya diijinkan dilakukan bila disetujui Konsultan Pengawas.
(3). Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat atau cat akhir yang kurang
menutupi, atau lepas. Pengulangan penegcatan dilakukan sebagimana
ditunjukkan oelh Konsultan Pengawas, serta harus mengikuti petunjuk dan
spesifikasi yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
(4). Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan, pekerjaan termasuk
penggunaan ongkos, pencucian dengan air, maupun pembersihan dengan
kain kering.
(5). Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan menganggu
pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah terpasang
pekerjaan yang tidak sempurna diulangi dan diperbaiki atas tanggungan
Kontraktor.

11.1.4. Pengujian Mutu Pekerjaan


(a). Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib melakukan percobaan atas
semau pekerjaan yang akan dilaksanakan atas biaya sendiri. Pengecatan yang
tidak disetujui Konsultan Pengawas harsu diulangi / diganti, atas biaya Kontrator.
(b). Pada waktu penyerahan, pabrik dengan Kontraktor harsu memberi jaminan selama
minimal 2 tahun atas semua pekerjaan pengecatan, terhadap kemungkinan cacat
karena cuaca warna dan kerusakan cat lainnya.
(c). Konsultan pengawas wajib menguji hasil berdasarkan syarat-syarat yang telah
diberikan baik oleh pabrik maupun atas petunjuk Konsultan Pengawas. Peralatan
untuk pengujian disediakan oelh Kontraktor.
(d). Konsultan Pengawas berhak minta pengulangan pengujian bila dianggap perlu.
(e). Dalam hal pengujian yang telah dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan
maka biaya pengujian / pengulangan pengujian adalah termasuk tanggung jawab
Kontraktor.

XI-2
11.1.5. Pengamanan Pekerjaan
(a). Daerah-daerah yang sedang dicat agar ditutup dari pekerjaan –pekerjaan lain,
maupun kegiatan lain dan juga daerah tersebut terlindungi dari debu dan kotoran
lainnya sampai cat tersebut kering.
(b). Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau bahan lain yang dekat dengan
pekerjaan ini seperti fitting-fitting, kosen-kosen dan sebagainya dengan cara
menutup / melindungi bagain tersebut selama pekerjaan pengecatan berlangsung.
Kontarktor bertanggung jawab memperbaiki jawab atau mengganti bahan yang
rusak akibat pekerjaan pengecatan tersebut.

11.3. Pengecatan Dinding Beton Expose

11.3.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi pengecatan seluruh permukaan langit-langit dan dinding beton
expose sesuai dengan gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.

11.3.2. Bahan-bahan
(a). Vinilex Emulsion
(b). Plamur digunakan cat produksi Non matex yang sudah disetujui Konsultan
Pengawas.

11.3.3. Pelaksanaan
(a). Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan langit-langit harus diperhatikan
mengenai :

XI-3
(1). Profil yang diminat sesuai dengan gambar sudah dilakukan berdasarkan
peil-peil yang ditentukan.
(2). Permukaan langit-langit harus datar dan sempurna sesuai dengan pola yang
telah ditentukan.
(b). Pola permukaan langit-langit yang sudah siap untuk cat,terlebih dahulu diplamur
dengan bahan plamur yang sudah disetujui Konsultan Pengawas.
(c). Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas atau roller, dimana
penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan keadaan lokasinya.
(d). Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya sentuhan-
sentuhan selama 1,5 sampai 1 jam.
(e). Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit selama 2 (dua) jam
kemudian.

11.4. Pengecatan Dinding

11.4.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi pengecatan dinding seperti yang dinyatakan dalam gambar dan
petunjuk Konsultan pengawas, anatar lain :
(a). Pengecatan seluruh dinding bangunan bagian luar seperti dalam gambar dan
petunjuk Konsultan Pengawas.
(b). Seluruh pekerjaan ini harus mengacu pada ketentuan dalam SNI. T11 – 1990 – F.

11.4.2. Bahan-Bahan
Spesifikasi Bahan :
(a). Untuk dinding bangunan bagian luar dengan cat dulux ici weathersield atau setara
dengan warna-warna yang akan ditentukan kemudian.
(b). Untuk dinding bangunan bagian dalam cat Metrolite atau setara dengan warna-
warna yang akan ditentukan kemudian.

11.4.3. Pelaksanaan
(a). Sebelum dilakuakn pengecatan pada permukaan dinding tersebut, maka harus
diperhatikan permukaan plesterannya dari :
(1). Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan, berdasarkan
peil-peil yang ditentukan.
(2). Permukaan plesteran harus datar dan sempurna sesuai dengan pola yang
telah ditentukan.
(3). Permukaan plesteran telah diberi lapisan aci dengan hasil yang rata dan
halus.
(4). Seluruh bidang pengecatan sudah bersih dari segala noda-noda atau
kotoran / debu.
(b). Bila pengecatan dilakukan di atas permukaan dinding tidak diplester, maka
Kontraktor harus memeriksa apakah permukaan dinding sudah bersih dari noda,
seperti yang disyaratkan.
(c). Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas dan roller, dimana
penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan keadaan lokasinya dengan
mutu yang baik.

XI-4
(d). Setiap kali lapisan cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya sentuhan-
sentuhan selama 1,5 sampai 1 jam. Pengecatan akhir harus dilakukan secara
ulang paling sedikit selama 2 (dua) jam kemudian.

11.6. Pengecatan Besi

11.6.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi pengecatan besi tangga darurat atau bagian lain yang disebutkan
dalam gambar serta sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Penjabaran syarat-syarat
teknisnya akan diberikan kemudian bersamaan denagn RKS pekerjaan interior seluruh
pekerjaan ini harus mengacu pada ketentuan dalam SNI. T09 – 1990 – F.

11.6.2. Bahan-Bahan
Cat yang dipakai adalah merek Glotex, Avian atau yang setara. Cat dasar / meni dan
emulsi anti karat sebagai lapis perantara.

11.6.3. Pelaksanaan
(a). Kontraktor harus menyerahkan surat jaminan dari pabrik pembuat cat tersebut
serta cara pelaksanaan sesuai dengan ketentuan dari pabriknya.
(b). Besi yang akan dicat harus dibersihkan dari karat, minyak dan kerak dengan cara
menggosok kemudian dilakukan pengecatan cat dasar dengan cat meni sebelum
cat kilap.
(c). Pengecatan dengan cat kilap/minyak dilakukan minimal 2 kali(lapis) hingga
didaptkan hasil pengecatan yang rata dan memuaskan.
(d). Setiap kali akhir dilakukan, harus dihindarkan terjadinya sentuhan selama 1,5 – 1
jam.

11.6.4. Syarat Pemeliharaan


(a). Perbaikan.
Hasil pengecatan yang kurang rapi harus segera diperbaiki , sesuai persyaratan
yang ditetapkan dan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas.
(b). Pengaman
Setelah pekerjaan pengacatan selesai harus dijaga terhadap kemungkinan
kerusakan terkena benda lain atau noda-noda dan sebagainya.

XI-5
BAB XII
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

12.1. Lingkup Pekerjaan

12.1.1. Kontraktor harus melaksanakan pengadaan, pemasangan dan pengetesan hingga


berfungsi dengan baik seluruh peralatan dibawah ini :
(a). Semua panel penerangan dan tenaga sesuai gambar perencanaan, termasuk panel
distribusi utama.
(b). Instalasi titik nyala lampu dan stop kontak berikut saklar sesuai gambar
perencanaan, baik didalam maupun diluar gedung.
(c). Semua armature lampu, sesuai gambar perencanaan.
(d). Instalasi pengetanahan untuk :
(1). Semua titik nol dan badan panel.
(2). Semua badan armature lampu.
(3). Semua titik arde stop kontak.
(4). Semua badan pompa dan exhaust fan.
(5). Kerangka badan pompa dari baja.
(e). Titik Pengetanahan tersebut diatas, dilaksanakan masing-masing secara terpisah.
(f). Disamping itu Kontraktor harus juga melakukan :
(1). Masa pemeliharaan, antara serah terima pertama sampai dengan serah
terima kedua, selama 6 bulan.
(2). Garansi selama 1 (satu) tahun penuh, terhitung sejak serah terima pertama.

12.2. Ketentuan Umum Yang Berlaku

12.2.1. Untuk seluruh pelaskanaan instalasi ini, diberlukan :


(a). Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987.
(b). AV 1941 (Algelemen Voorwaarden Voor de Uitvoering bij aaneming van openbare
werken).
(c). Standar Perum Listrik Negara (SPLN).
(d). Peraturan-peraturan umum untuk pemeriksaan bahan bangunan Indonesia (PUBB)
1986.
(e). Peraturan-peraturan setempat dan segala Penetapan pemerintah lainnya yang
bersangkutan dengan pelaksanaan apekerjaan yang harus dipenuhi.
(f). Keputusan Menteri Pekerjaan Umum tentang pencegahan dan penangulan bahaya
kebakaran No. 02/KPTS/1985.
(g). Ketentuan-ketentuan dalam Keputusan Presiden RI. No.29/30 tahun 1984 serta
ketentuan-ketentuan lainnya yang berlaku didaerah.
(h). Peraturan-peraturan yang di keluarkan oleh Jawatan Keselamatan Kerja.

XII-1
12.2.2. Gambar Kerja dan Ketentuannya
(a). Gambar-gambar perencananaan serta spesifikasi masing-masing berakitan dan
merupakan suatu kesatuan.
(b). Gambar-gambar perencanaan insatalasi ini menggambarkan tat letak secara
umum dari peralatan yang nantinya akan dipergunakan sebagai referensi.
(c). Apabila ada suatu bagian pekerjaan atau bahan yang akan diperlukan agar instasli
ini dapat bekerja dengan baik dan hanya pada salah satu gambar atau spesifikasi
perencanaan saja, Kontraktor harus tetap melaksanaannya tanpa adanya
tambahan biaya.
(d). Gambar-gambar kerja dan Detail (Shop Drawing) harus dibuat sebelum pekerjaan
dimulai untuk mendapat persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas, sehingga shop
Drawing yang diajukan dianggap Kontraktor telah memepelajari situasi dan sudah
berkonsultasi dengan pekerjaan instalsi lainnya.
(e). Kontraktor tidak diperbolehkan memulai pekerjaan sebelum Shop Drawing
mendapat persetujuan Direksi / Konsultan pengawas.
(f). Semua shop Draawing, baik yang dipakai dilapangan didalam shop drawing dan
disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan Oleh Pabrik pembuat peralatan-
peralatan tersebut.
(g). Lokasi yang tepat dari seluruh peralatan harsu dinyatakan dialam Shop drawing
dan disesuaikan dengan ukuran – ukuran yang diberikan oelh Pabrik Pembuat
Peralatan-peralatan tersebut.
(h). Selama pelaskanaan pemasangan instalsi ini berjalan, Kontraktor harus memberi
tanda-tanda dengan pensil/tinta merah pada 2 (dua) set, atas segala perubahan,
penghapusan atau penambahan Rencana Instalasi. Satu gambar tersebut harus
diserahkan kepada Pemilik Gedung.

12.3. Gambar Terlaksana

Kontraktor harus menerbitkan gambar terlaksana (AS Built Drawing) yang menyatakan semua
perubahan-perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan dan disetujui Direksi / Konsultan
Pengawas dalam 4 ( empat ) rangkap cetak biru dan1 kalkir, pada saat serah terima pekerjaan
yang pertama.

12.4. Daftar Bahan dan Contoh Bahan

12.4.1. Pada saat pemasukan dokumen penawaran, kontraktor harus melampirkan daftar
material / bahan yang akan dipergunakan dengan merk / Spesifikasi dan Brochure
gambar kerja dari pabrik pembuat dalam rangkap 5 (lima).
12.4.2. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas daftar material
bahan yang dipasang dalam rangkap 3 (tiga) segera sebelum pekerjaan dimulai, lengkap
dengan merk/spesifikasi dan brochure/gambar kerja dari Pabrik pembuat.
12.4.3. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi / Konsultan Penagawas contoh material /
peralatan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini dan menjadi tanggung jawab
Kontraktor untuk disetujui lebih dahulu.

XII-2
12.5. Material dan Peralatan

12.5.1. Seluruh peralatan dan material yang diperguankan harus didesain, dikonstruksi dan
dipasang agar dapat bekerja dengan normal danwajar pada kondisi tersebut dalam
spesifikasi ini tanpa menumbulkan panas, tegangan dan getaran yang berlebihan dan
kesulitan–kesulitan kerja lainnya.
12.5.2. Seluruh bagian-bagian yang akan aus, berkarat atau mengalami perubahan /
memerlukan penyetelan, pemeriksaan , serta perbaikan haruslah dikerjakan secara
wajar untuk keperluan penggantian, perbaikan, pemeriksaan dan penyetelan tersebut.
12.5.3. Getaran suara, tegangan mekanik dan panas, korosui dan erosi yang terjadi haruslah
yang lebih besar dari sistem yang sejenis dengan desain dan cara pemasangan terbaik
yang akan bekerja pada kondisi yang seruap (sedikala).
12.5.4. Seluruh peralaatn harus didesain dan dibuat sedemikian rupa sehingag tidak terjadi
kerusakan yang akibatnya oleh cuaca / iklim selam pengiriman, penyimpanan,
pemasanagan dan pemakaian.
12.5.5. Peralatan yang dipasang harus memenuhi dan disetujui oleh pemberi Tugas untuk
dipasang digedung ini.
12.5.6. Seluruh material dan peralatan yang akan dipergunakan harus yang terbaik dan sudah
mendapat persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas dalam jangka 30 (tiga puluh)
hari sejak Kontraktor menerima perintah kerja (penunjukan).
12.5.7 Untuk keperluan koordinasi dengan pekerjaan – pekerjaan lain, dalam jangka waktu 30
(tiga Puluh) hari sejak penunjukkan, data-data listrik, phisik dan gambar – gambar
pondasi harus diserahkan kepada Instruksi dari Pabrik Pembuat.

12.6. Pemasangan Peralatan

12.6.1. Kegiatan pemasangan peralatan yaitu dari penerimaan, penyimpanan, pemindahan


ketempatnya, setting diatas pondasi dan persiapan untuk operasi harus dilaksanakan
sesuai dengan spesifikasi dan instruksi dari pabrik pembuat.
12.6.2. Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan dan material yang belum
atau yang sudah dipasang agar selalu dalam keadaan bersih dan dilindungi dari
kerusakan kotor, basah atau hilang sampai dengan pada saat serah terima pertama.
12.6.3 Kontraktor harus menyediakan sendiri dan memasang supoort, bracket atau mouting
dari peralatan yang akan dipergunakan.

12.7. Pengecatan

12.7.1. Segera sebelum suatu peralatan dirakit maka permukaan – permukaan yang perlu
pengecatan dan akan tertutup sesudah dirakit/dipasang, haruslah dibersihkan dan dicat
dengan bahan dan warna serupa dengan aslinya.
12.7.2 Segera sesudah suatu peralatan dirakit/ dipasang Kontraktor harus memeriksa cat dari
peralatan tersebut, bagian yang rusak catnya harus dibersihkan dan dicat dengan bahan
dan warna yang serupa dengan aslinya.
12.7.3 Semua las-lasan yang dilakukan Kontraktor selama masa Konstruksi, harus segera dicat
dengan cat dasar dan dilapisi dengan secepatnya sebelum terjadi korosi.

XII-3
12.8. Pekerjaan Pondasi, Pembobokan dan Pengeboran

12.8.1. Kontraktor dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak penunjukkannya harus
menyerahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas semua gambar-gambar detail
pondasi, penembusan-penembusan dinding, pelat lantai dan lain-lain yang berkaitan
dengan pekerjaannya.
12.8.2. Keterlambatan penyerahan gambar, kesalahan informasi gambar oleh Kontraktor maka
Kontraktor maka Kontraktor bertanggung jaab atas biaya sendiri untuk pengadaan dan
pembetulan atas pekerjaan-pekerjaan tersebut.
12.8.3. Seluruh pembobolan pada dinding, tembok, lantai dan sebagainya yang diperlukan
dalam rangka pemasangan instalasi, termasuk perbaikan kembali akibat pembobokan ini
adalah tanggung jawa Kontraktor.
12.8.4. Pekerjaan pengeboran dan sebagainya hanya dapat dialkukan setelah ada persetujuan
dari direksi / Konsultan Pengawas oleh karena itu setiap hal yang menyangkut pekerjaan
tersebut, harus diajukan kepada Direksi / Konsultan Pengawas secara tertulis lebih
dahulu.

12.9. Masa Pemeliharaan

12.9.1. Masa pemeliharaan adalah 3 (tiga) bulan terhitung dari saat penyerahan seluruh
diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan, baik perbaikan maupun penggantian
peralatan tanpa ada tambahan biaya. Dalam hal ini termasuk juga pengadaan tenag-
tenaga yang diperlukan untuk ini.
12.9.2. Selama masa pemeliharaan tersebut Kontraktor pekerjaan intlasi ini masih harus
menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan dan bertanggung jawab penuh terhadap
seluruh instalasi yang telah dilaksanakan.
12.9.3. Penyerahaan pekerjaan pertama harus dapat dilakukan setelah dilengkapi dengan bukti-
bukti hasil pemeriksaan baik yang ditanda – tangani bersama oleh Kontraktor yang
melaksanakan pekerjaan tersebut danpemebri tugas serta jika perlu disyahkan juga oleh
jawatan keselamatan kerja.
12.9.4. Jika dalam pemeliharaan tersebut, kontarktor pekerjaan instalasi ini tidak melaksanakan
teguran-teguran untuk perbaikan / penggantian melengkapi kekurangan, maka pemberi
Tugas berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan / kekurangan tersebut kepada pihak
lain atas biaya kontraktor.
12.9.5. Selama masa pemeliharaan ini, pelaksanaan pemeliharaan rutin dilaksanakan tidak
kurang dari tiap- tiap 2 (dua) minggu sekali.

12.10. Garansi

Kontraktor bertanggung jawab atas semua keruskan peralatan yang dipasang dalam waktu 1
(satu) tahun sejak serah pertama pekerjaan. Selama masa garansi, makas emua keruskan
yang diakibatkan oleh kesalaahn pabrik (factory Fault) menjadi tanggung jawab Kontraktor
untuk mengganti / memperbaikinya, tanpa boleh mengajukan claim.

12.11. Testing Instalasi


12.11.1. Kontraktor pekerjaan intalasi harus melakukan semua testing dan pengukuran-
pengukuran yang diperlukan untuk memeriksa / mengetahui apakah seluruh
instalasi yang sudah dipasang dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi semua
persyaratan.

XII-4
12.11.2. Semua tenaga,bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor, termasuk peralatan khusus yang diperlukan
untuk testing dari seluruh sistim ini, seperti yang disyaratkan oleh pabrik pembuat,
harus disediakan oleh Kontraktor.
12.11.3. Apabila pada saat pemeriksaan dan pengujian ternyata ada kerusakan atau
kegagalan dari suatu bagian Instasli atau suatu bahan dari intalasi yang ruska /
gagal maka setelah diadakan perbaikan, pemeriksaan / pengujian dilakukan lagi
sampai berhasil . penggantian atas bahan-bahan yang rusak / gagal harus
dilaksanakan, penambalan dengan bahan apapun tidak diperkenankan.
12.11.4. Laporan Pengetesan Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemberi tugas dalam
rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :
(a). Hasil pengetesan kabel-kabel (meger).
(b). Hasil pengetesan peralatan-peralatan instlasi meliputi :
(1). Test beban lebih.
(2). Test emergency device.
(3). Test pemberhentian.
(c). Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi.
(d). Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain
12.11.5. Semua pengetesan dan/atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Direksi /
Konsultan Pengawas / Pemberi tugas.

12.12. Penegasan AV 1941.

Kontraktor harus memeriksa ulang semua besaran-besaran yang dinyatakan dalm gambar
perencanaan. Bila terdapat keraguan-keraguan atau ketidaksesuaian, konstraktor harus
melaporkan secara tertulis keapda Direksi / Konsultan Pengawas, untuk mendapatkan
penyelesaian bersama konsultan Perencana. Bila kontraktor tidak melaporkan dan dikemudian
hari terdapat kegagalan didalam pelaksanaan, maka resiko ini sepenuhnya berada dipihak
Kontraktor. semua biaya perbaikan / penggantian dibebankan kepada Kontraktor.

12.13. Lain – lain

12.13.1. Sistem Tegangan didalam bangunan : 380/220 V.


12.13.2. Pengujian :
Kontraktor diwajibkan mengurus ijin-ijin (bila ada) yang diperlukan selama masa
konstruksi dan harus sudah diserahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas sebelum
pekerjaan dimulai.

12.13.3. Petunjuk Operasi


Sebelum serah terima pekerjaan Kontraktor harus sudah menyerahkan petunjuk
operasi dan pemeliharaan lengkap, dari keseluruhan sistem dalam rangkap 3 (tiga)
kepada Direksi / Konsultan Pengawas. Buku petunjuk ini harus di ketik diatas kertas
berkualitas baik serta dijilid pula dengan baik yang sebelumnya diberikan contoh
untuk setujui Petunjuki Operasi ini haruslah berisi hal-hal sebagai berikut :
(a). Uraian dari sistem.

XII-5
(b). Bab yang menjelaskan sistem secara singkat dan jelas.
12.13.4. Operator
Kontraktor wajib mealtih cara-cara mengoperasikan dan memelihara sistem ini
kepada operator yang ditunjuk oleh pemilik gedung selam 1 (satu) bulan sejak serah
terima pertama, sehingga operator akan mampu dan cakap menjalankan dan
memelihara sistem dengan baik.
12.13.5. Pembobolan, pengelesan dan penegecoran :
(a). Pembobolan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
rangka pemasangan instalasi ini serta mengembalikannya dalam keadaan
semula, termasuk pekerjaan Kontraktor.
(b). Pembobolan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat ijin tertulis dari
Direksi Konsultan Pengawas.
12.13.6. Walaupun tidak disebutkan dialam gambar perencanaa, spesifikasi teknik atau Bill of
Quantity (BQ), namun Kontraktor tetap diharuskan melaksanakan dan memasang
semua material yang menurut ketentuan / kelaziman harus dipasng sedemikian
sehingga seluruh sistem ini dapat berfungsi dan bekerja dengan sebaik-baiknya.
12.13.7. Pada waktu konstruksi fisik berjalan, kontraktor harus sudah mulai mengurus izin
operasi untuk seluruh perangkat instalasi yang berwennag, sehingga pada saat
serah terima pertama, semua izin operasi telah tersedia.
12.13.8. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis Semi-Flush dalam kotak tahan getaran
dengan ukuran 96 x 96 mm2 dengan skala linier dan ketelitian 1%.

12.14. Spesifikasi Teknik Peralatan Tegangan Rendah


12.14.1. Panel-panel Distribusi Penerangan
(a). Panel harus dari pelat besi tebal 2 mm dengan rangka besi, seluruhnya harus
dimenie dan cat duco 2 kali dengan sistem bakar. Warna finishing ditentukan
grey blue (abu-abu). Panel-panel harus dilengkapi dengan kunci tanam merek
YALE atau yang setara.
(b). Semua panel harus dilengkapi dengan wiring diagram yang jelas menunjukkan
antara lain :
(1). Besarnya ampere dari fuse, saklar dan alin-alinya.
(2). Incoming lines dari panel mana.
(3). Out going menuju panel mana, group penerangan atau stop kontak
yang mana.
(c). Konstruksi dalam panel serat letak dari komponen-komponen dan sebagainya
harus diatur sedemikian rupa sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan-
perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen dapat
mudah dilaksanakan tanpa menganggu komponen-komponen lainnya.
(d). Seluruh elemen-elemen/komponen–komponen panel harus telah lulus uji dari
LMK PLN.
(e). Komponen-komponen pengaman yang dipakai adalah jenis ACB (Air Circuit
Breaker) MCCB (Moulded Case Breaker atau MCBSR) dan miniatur Circuit
Breaker (MCB), sesuai gambar perencanaan.

XII-6
(f). Tiap-tiap panel harus dibuatkan Busbar untuk Grouding, tahanan pengetahuan
tidak boleh melebihi 2 Ohm diukur setelah minimal tidak hujan selama 2 hari.
(g). Setiap panel harus mempunyai 5 busbar tembaga etrdiri dari 3 busbar, phase
R-S-T,1 busbar netral dan 1 busbar untuk grouding. Besarnya busbar harus
diperhitungkan untuk arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa
menyebabkan suhu yang lebih dari 65 °C. setiap busbar tembaga harus jenis
yang tahan terhadap suhu yang diperolehkan.

12.16. Instalasi Distribusi

12.16.1. Untuk penerangan dan stop kontak biasa, kabel yang digunakan adalah type NYA,
penampang kabel minimum yang dapat dipakai adalah 2,5 mm2.
12.16.2. Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan box (dura doos) dari PVC.
Terminal box tersebut tutupnya harus dapat dilepas dan dipasang kembali dengan
mudah, dengan memakai sekrup.
12.16.3. Pemasangan kabel-kabel utama diatas plafod harus disusun rapi dan harus diikat
serat dianyam dengan tali rami pada tabel tray. Pada prinsipnya kabel-kabel tidak
diperkenankan langsung diklem pada Konstruksi bangunan, kecuali kabel tidak lebih
dari pada 2 buah, kabel dipasang paralel.
12.16.4. Kabel-kabel yang dipasang didalam dan beton, kolom beton, dinding haton harus
menggunakan Pipa Conduit EGA atau Clipsol pada daerah-daerah tersebut harus
disertai dengan kawat pancingan (tredraad).
12.16.5. Penyambungan kabel-kabel penerangan dan stop kontak didalam doos harus
memakai las dop yang terbuat dari bakelit berwarna yang dapat disetujui oleh
Pemberi Tugas Las Dop dari bahan porselin tidak diperkenankan untuk
dipergunakan.
12.16.6. Kabel-kabel untuk penerangan harus menggunakan kabel yang diisetujui oleh
Pemberi Tugas.

12.17. Stop Kontak dan Saklar

12.17.1. Stop kontak dan saklar yang dipergunakan adalah merk Broco atau yang setara
yang disetujui oleh Pemberi Tugas / konsultan pengawas.
12.17.2. Stop kontak dan saklar yang akan dipasang adalah type pemasangan masuk (flush
mounting).
12.17.3. Flush box (inbow doos) untuk tempat saklar, stop kontak dinding harus dipakai dari
jenis bahan metal atau plastik sesuai ukuran.
12.17.4. Stop kontak dinding dipasnag 30 cm dari permukaan lantai dan diruangan-rungan
yang basah atau lembab harus jenis Water Dicht (WD), sedang untuk saklar
dipasang 150 cm dari permukaan lantai semuanya diukur dari lantai finish sampai ke
as saklar atau stop kontak.

12.18. Spesifikasi Teknik Lampu


12.18.1. Lampu TL :
(a). Badan lampu : Ex Artolite, viva elektrik, setara.
(b). cat badan lampu : cat bakar, putih, ICI.
(c). Sekrup / mur baut : Ex dalam negeri
(d). Fitting : BJB / vosloh.
XII-7
(e). Statter / TL : Philips
(f). Condenser : Philips
12.18.2. Condenser ini akan mengoreksi Power Factor sampai sekurang-kurangnya 0,8
(a). Ballast : Philips, satu lubang harus dilengkapi dengan satu
ballst.
(b). Tabung lampu : Philips
(c). Penampang kabel
didalam lampu : Minimal 0,8 mm2 dan harus SPLN
(d). Sambungan kabel : Menggunakan terminal
(e). Jenis lampu : Opbouw dan Inbouw
(f). Lain-lain : Sesuai gambar perencanaan.
12.18.3. Lampu Gantung :
(a). Badan lampu : Ex dalam negeri bentuk bulat/lingkaran
(b). Cat badan lampu : -
(c). Isi lampu : Baret warna susu 6x20 watt, merek Philips.
(d). Fitting : Ex dalam negeri.
(e). Cover/penutup
Lampu ; Plastik / kaca
(f). Warna cover : Bening
(g). Sambungan kabel : Menggunakan terminal.
(h). Penampungan kabel
didalam lampu : Minimal 0,8 mm2 dan harus SPLN.
12.18.4. Lampu Down lihgt :
(a). Bentuk : Bulat panjang. (b).
Badan lampu : Ex dalam negeri (c).
Cat badan lampu : Lapis krom/stenlist
(d). Isi lampu : SL - 18 watt, merek Philips.
(e). Fitting : Ex dalam negeri.
(f). Cover/penutup
Lampu ; -
(g). Warna cover : -
(h). Sambungan kabel : Menggunakan terminal.
(i). Penampungan kabel
didalam lampu : Minimal 0,8 mm2 dan harus SPLN.
12.18.5. Lampu SL :
(a). Bentuk : Bulat panjang.
(b). Badan lampu : -
(c). Cat badan lampu : Lapis krom/stenlist
(d). Isi lampu : SL - 18 watt dan SL – 9 watt, merek Philips.
(e). Fitting : Fitting Tempel Merk Broco atau yang setara
(f). Cover/penutup
Lampu ; -
(g). Warna cover : -
(h). Sambungan kabel : Menggunakan terminal.
(i). Penampungan kabel
didalam lampu : Minimal 0,8 mm2 dan harus SPLN.

12.18.6. Lampu Spot lihgt :


(a). Bentuk : Persegi
(b). Badan lampu : Ex dalam negeri

XII-8
(c). Cat badan lampu : Cat bakar, warna hitam merek cat ICI.
(d). Isi lampu : Baret 60 watt, merek Philips.
(e). Fitting : Ex dalam negeri.
(f). Cover/penutup
Lampu ; Kaca/plastik
(g). Warna cover : Bening
(h). Sambungan kabel : Menggunakan terminal.
(i). Penampungan kabel
didalam lampu : Minimal 0,8 mm2 dan harus SPLN.

12.19. Instalasi Hubungan Pengetahanan

12.19.1. Cara penyelenggarakan instalasi hubungan pengetahuan harus disesuaikan dengan


peraturan PLN yang ada dan disesuaikan dengan spesifikasi teknik dan gambar
perencanaan.
12.19.2. Bagian-bagian yang wajib dihubung tanahkan ialah :
(a). Semua titik nol badan panel.
(b). Semua badan armature lampu.
(c). Semua titik arde stop kontak.
(d). Semua badan pompa dan exhaust fan.
(e). Kerangka bangunan dari baja.
12.19.3. Kawat grouding dapat dipergunakan kaat telanjang Bare Cooper Conduntor (BBC)
untuk luar bangunan dan kawat berisolasi warna majemuk hijau – kuning (NYMHY)
untuk instalasi didalam bangunan.
12.19.4. Besarnya kawat grouding yang dapat digunakan minimal berpenampung kabel
masuk (incoming feerfer), tetapi tidak kurang dari 6 mm2.
12.19.5. Nilai tahanan grouding sistem untuk panel-panel harus lebih dari 2 Ohm, diukur
setelah tidak terjadi hujan selama 2 hari.
12.19.6. Elekroda pengetahanan untuk grouding digunakan pipa galvanis minimum
berdiameter 1,5 inch pipa tersebut diberi / dipasang cooper rod sepanjang 0,5 m.
elektroda pengetahanan yang dipanetk dalam tanah minimal mencapai air tanah.
12.19.7. Tahanan dari hubungan pengetahanan harus diukur dan harus sesuai dengan
peraturan PLN yang ada (R < 2 Ohm).

12.20. Lain – lain

12.20.1. Masalah ketidaksamaan Gambar dan Spesifikasi Teknis


Apabila Kontraktor menemukan ketidaksamaan atau kesalhan didalam gambar
perencanaan terhadap Spesifikasi Teknik, maka Kontraktor wajib melaporkan secara
tertulis kepada direksi / Konsultan Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian yang
sebaik-baiknya. Bilamana Kontraktor tidak melakukan pemeriksaan atas gambar
perencanaan dan Spesifikasi teknik, maka Kontraktor dianggap telah melakukan
penelitian yang tidak ditemukan hal-hal yang menyimpang. Apabila kelak terjadi
penyimpangan-penyimpangan didalam pekerjaan, maka Kontraktor harus
memperbaiki atau mengganti bagian-bagian yang tidak sesuai atas biaya Kontraktor
dan tidak diperkenankan mengajukan claim.
12.20.2. Merk Yang Disetujui
(a). Kabel tegangan Rendah : Kabelindo, Kabelmetal, Tranka, Supreme
(b). Panel Tegangan Rendah :

XII-9
(1). Box panel : Anggota Assosiasi panel Indonesia.
(2). Komponen : Merlin Gerin, Aisthom Unelec.
(c). Panel Distribusi :
(1). Box panel : Anggota Assosiasi panel Indonesia.
(2). Komponen : Merlin Gerin, Aisthom Unelec.
(d). Instalasi Distribusi :
(1). Kabel : Kabelindo, Kabelmetal Tranka, Supreme atau
setara.
(2). Conduit : Clipsol, EGA, gilflex.
(3). Las dop : Le Grand, 3 – M
(4). Saklar & Stopkontak : MK, Merten . Legrand, Prima, Broco
(5). Kabel BC : Kabelindo, Kabelmetal dan Tranka, Supreme.

XII-
1010
BAB XIII
PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

13.1. Lingkup Pekerjaan

13.1.1. Kontraktor harus melaksanakan pengadaan, pemasangan dan pengetesan hingga


berfungsi dengan baik seluruh peralatan dibawah ini :
(a). Semua jaringan pipa air bersih sesuai gambar perencanaan yang meliputi :
(1). Peralatan dari System ke existing.
(2). Delivery pipa, dari pompa transfer sampai ke tandon air atas.
(3). Pipa ditribusi, dari tandon air atas sampai ke semua bak air, kolam, alat-alat
sanitair, yaitu wastafel, Closet, Kran tembok, dsb.
(b). Pemimpaan Air Bekas dan Kelengkapannya, Meliputi :
(1). Semua pipa dari wastafel, sampai ke pipa tegak air bekas.
(2). Semu apipa dari floor drain sampai ke pipa tegak air bekas.
(3). Semua pipa tegak air bekas, sampai tergabung dengan saluran air bekas
menuju ke saluran grainage kota.
(c). Semua pipa Air Kotor dan Kelengkapannnya, meliputi :
(1). Pipa dari Closet sampai ke pipa tegak air kotor.
(2). Pipa dari Urinoir sampai ke pipa tegak air kotor.
(3). Semau pipa dari Clean out sampai ke pipa tegak air kotor.
(4). Semua pipa tegak air kotor sampai ke septic tank.
(d). Semua Pipa Hawa, berikut kelengkapnnya, meliputi :
(1). Pipa Hawa dari Closet menuju piap hawa tegak.
(2). Pipa Hawa dari Urinoir menuju pipa hawa tegak.
(3). Pipa Hawa dari wastafel menuju pipa hawa tegak.
(4). Pipa Hawa Tegak didalam dan diluar shaft.
(5). Vent Cup.
(e). Pembersihan pipa air bersih dengan bahan desinfektansi, disamping itu Kontraktor
harus menyelenggarakan :
(1). Masa pemeliharaan antara serah terima pertama sampai saat serah terima
kedua pekerjaan.
(2). Training Operator.
(3). Garansi selama 1 tahun penuh, terhitung mulai serah terima pertama
pekerjaan.

13.2. Spesifikasi Teknis

13.2.1. Pipa Air Bersih


(a). Semua pipa air bersih harus dari jenis Galvazed iron pipe GIP atau pipa PVC atau
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, Medium Class, sesuai standard BS
1387/11986. diameter mengikuti gambar rencana. Pipa yang dipasang harus baru
dan tanpa cacat. Pemotongan pipa harus menggunakan pipa cutter, tidak
diperkenakan menggunakan gergaji, kecuali gergaji mesin.
XIII-1
(b). Fitting
Semua fitting harus dari bahan Galvanized iron pipa atau pipa PVC, medium class,
diameter harus sama dengan diameter pipa
(c). Valve
(1). Valve dari diameter “4” atau lebih hendaknya terbuat dari besi sistim
sambungan menggunakan flange.
(2). Valve dengan dimeter “3‟ dan kebawah, hendaknya berbuat dari bahan
kuningan (bronze) dengan sistim draad (ulir).
(3). Valve hendaknya sama dengan diameter pipanya, valve untuk alat-alat
sanitair terbuat dari bass metal, sehingga bebas dari bahan karat.
(4). Valve harus dari klass 125 PSI, meliputi :
(i). Gate Valve.
(ii). Check Valve.
(iii). Stainer. (iv).
Foot Valve (v).
Flotter Valve.
(d). Pemasangan Pipa didalam tanah :
(1). Pipa dipasang dan ditanam dibawah tanah/jalan/pelataran parkir
dengan kedalaman ± 80 cm diukur dari pipa bagian atas sampai
permukaan tanah/ lantai pada peil yang terendah.
(2). Sebelum pipa ditanam, maka dasar galian harus diurug dahulu dengan
pasir padat setebal 10 cm, selanjutnya setelah pipa
diletakkan,disekeliling dan diatas pipa diurug kembali dengan pasir
setebal 15 cm kemudain diurug kembali dengan pasir setebal 15 cm
kemudian di urug kembali dengan tanah urug sampai padat.
(3). Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan dalamnya
galian tidak memenuhi syarat (80 cm), maka pipa pada bagian
pengurungan teratas harus dilindungi dengan plat beton bertulang
setebal 10 cm yang dipasng sedemikian rupa sehingga plat beton tidak
tertumpu pada pipa, untuk selanjutnya diurug sampai padat.
(4). Konstruksi permukaan tanah/jalan bekas galian harus dikembalikan
seperti semual. Hal ini berlaku juga untuk jaringan pipa air bersih yang
berada didalam / dibawah tanah.
(5). Pipa hendaknya dibalut dengan aspal dan karung goni untyuk mencegah
korosi. Urugan kembali dilakukan segera setelah pipa terpasang. Namun
tempat-tempat sambungan dibiarkan terbuka, dan baru diurug setelah
hasil test ternyata baik.
(6). Tiap 2 (dua) batang pipa, sambungan dilakukan secara flange untuk
memudahkan pemeliharaan dan penggantian pipa,s ehingga tidak perlu
membongkar semau jalur pipa. Tiap sambungan diberi penyangga dari
beton tumbuk, untuk menghindari lenturan pipa.
(e). Pemasangan Pipa didalam Gedung
(1). Pipa Tegak didalam Shaft :
(i). Pipa tegak didalam shaft dipasang rak pipa tegak, dan rak pipa
tegak dipasang dengan kokoh ke dinding shaft dengan batuan
las ke angkur, atau dengan dynabolt atau ramset.

XIII-2
(ii). Pipa dikalm dengan sempurna ke rak pipa, sedemikian pipa
diatasnya tidak membebani pipa yang berada dibawahnya.
(2). Pipa Tegak didalam tembok/lantai :
(i). Pipa tegak yang menuju ke fixture harus ditanam didalam
tembok/lantai. Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-
lubang yang di perlukan pada tembok sesuai kebutuhan pipa.
(ii). Setelah pipa dipasng, diklem dan diuji harus kembali sehingga
pipa tidak kelihatan dari luar. Cara penutupan kemabli harus
seperti semula dan finish yang rapi sehingga tidak terlihat
bekas-beaks dari pembobokan.
(3). Pipa datar dibawah lantai beton :
(i). Pia datar dibawah lantai beton/atas langit-langit dipasng denagn
cara menggantung pipa tersebut ke lantai beton.
(ii). Penggantung direkatkan ke konstruksi beton dengan batuan,
pada balok beton. Untuk hal ini Kontraktor harus mengajukan
permohonan kepada manajemen Proyek untuk mendapatkan
izin.
(iii). Penggantung pipa dipasang setiap jarak 50 cm sampai 150 cm,
tergantung dipasang setiap jarak 50 cm sampai 150 cm,
tergantung diameter pipa, tidak melentur.
(iv). Penggantung dibuat dari bahan plat besi atau besi bulat,
diameter sekurang-kurangnya 6 mm.
(4). Pipa datar atap, harus dipasang rak pipa datar, tetapi ikatan rak pipa
terhadap lantai atap harus pada beton yang dicor khusus untuk dudukan
rak pipa, tidak diperkenankan menggunakan ramset atau dynabolt untuk
menghindari bocor.

(f). Sambungan Pipa


(1) Semua pipa dengan garis tengah sampai 2“ (5 cm) dipakai sambungan ulir
(srew), ujung dalam pipa dan ulir tersebut harus direm agar berat yang
ada dipipa hilang. semua pipa sebelum disambung, bagian dalam pipa
harus dibersihkan dahulu.
(2) Pipa yang disambung dengan ulir (screw) harus menggunakan seal tape
agar tidak bocor.
(3) Pipa dengan garis tengah 2,5” keatas harus memakai sambungan flens
diantara flens tersebut harus dipasang packing pengcegah kebocoran.
(g). Pengetesan Pipa / Pengujian
Setelah pipa terpasang, maka dilakukan pengujian terhadap kebocoran, sebagai
berikut :
(1). Pengujian pertama dilakukan dibagian temui bagian, panjang rat-rata
100 mm.
(2). Tidak boleh diikuti seratkan dalam test : valves dan alat-alat sanitair.
(3). Ujung pipa ditutup dengan dop.
(4). Pengujian menyeluruh dilakukan setelah semua sistim terpasang, tanpa
mengikuti sertakan valve dan alat-alat sanitair.

XIII-3
(5). Tekanan yang dikenakan menggunakn pompa test atau test pump,
sampai tekanan 10 kg / cm2, harus bertahan selama 12 jam tanpa
boleh ada penurunan.
(6). Bila ada penurunan tekanan test, harus diperbaiki dan di test ulang
sampai berhasil baik.
(h). Pengujian Sistim Kerja :
Pada akhir kegiatan pemasangan pipa air bersih harus dilakukan Trial Run atau
Percobaan jalan, yang disaksikan oleh Manajemen Proyek, meliputi :
(1). Percobaan membuka semua kran secara bergantian apakah airnya
keluar/mengalir denganbaik, (wastafel, kitchen zink, kran tembok, kran
taman).
(2). Percobaan membuang air di closet, apakah kemudian reservoir closet
terisi lancar, dan berhenti setelah isi reservoir penuh.
(3). Percobaan semua push kran pada urinal, apakah mengalir dengan baik.
(4). Percobaan untuk semua sistim suplly air.

13.2.2. Pipa Air Bekas


(a). Semua pipa tersebut terbuat dari PVC AW dengan kemampuan tekanan 8
kg/cm2.
(b). Alat-alat Bantu pipa harus menggunakan bahan yang sama dengan bahan
pipanya, dan hendaknya digunakan jenis injection mold, dan direkatkan ke pipa
menggunakan lem khusus untuk bahan PVC.
(1). Pipa dengan diameter “3” atau lebih , harus disambung dengan
Rubbering Joint pipa dengan diameter kurang dari 3” disambung dengan
solvent cement/perekat.
(2). Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan
terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
(3). Pembersihan tersebut dilakukan terhadap permukaan dan dalam dari
pipa yang saling melekat.
(4). Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam pipa yang akan
disambung harus bebas dari benda-benda/kotoran yang dapat
menganggu kelancaran air diadlam pipa.
(c). Pemasangan pipa didalam gedung :
(1). Pipa Tegak
Pipa dipasang dengan supoort dari besi / baja kanal serta U-klem sesuai
dengan diameter pipa, jarak antara support maksimal 300 cm, untuk
memudahkan pemasangan, pipa harus diberi pelindung (sadel) agar
jangan sampai pecah karena pecah karena tekanan pengklem dengan
cara-cara yang ditunjukkan pada gambar rencana.
(2). Pipa mendatar.
(i). Pipa dipasang dengan penggantung (hanger) sesuai dengan
dokumen kemiringan / sloppe 1 – 2%.

XIII-4
(ii). Perletakkan pipa harus diusahakan berada pada tempat yang
tersembunyi baik di dinding/tembok maupun pada ruang yang
berada dibawah lantai dan diatas plafod dari tiap-tiap lantai.
(iii). Setiap percabangan atau penyambungan yang merubah arah
harus mneggunakn fitting dengn sudut 45 derajat (umpanan : Y
brach dan sebagainya) log radius.
(3). Pada bagian terbawah dari pipa tegak, harus dibuat kontruksi beton cor,
untuk menumpu elbow, agar tidak membebani pipa datar.
(4). Pemasangan Pipa di Dalam Tanah :
(i). Pipa di dalam Tanah
• pipa dipasang dan ditanam dibawah permukaan tanah /
jalan dengan tebal / tinggi timbunan minimal 80 cm diukur
dari atas pipa sampai permukaan tanah / lantai.
• Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug
dahulu dengan pasir padat setebal 10 cm selanjutnya diurug
keambli dengan pasir seteabl 15 cm kemudian diurug
kembali dengan tanah sampai padat.
• Kontruksi permukaan tanah / lantai bekas galian harus
dikembalikan seperti semula.
(ii). Penanaman Pipa
• Dasar dari lubang diratakan dan dipadatkan pada tiap-tiap
sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm.
• Untuk menempatkan sambungan pipa pda bagian yang
membelok ke atas (vertical) harus diberi landasan dari
beton.
• Dalamnya perletakkan pipa disesuaikan denga kemiringan
1% - 2% dari titik didalam gedung sampai kesaluran
drainage.
(5). Pengujian Pipa :
(i). Pipa air bekas setelah terpasnag keseluruhan diisi air sampai
penuh, bagian bawah pipa ditutup dengan dop kemudian diamati
selama 24 jam, permukaan air tidak boleh turun.
(ii). Apabila terjadi kegagalan, harus diperbaiki dan ditest ulang
sampai sempurna.
(6). Percobaan Jalan atau Trial Run
Setelah semua alat-alat sanitair terpasang diadakah pengujian semua
sistim dengan disaksikan Direksi / Konsultan Pengawas, meliputi :
(i). Apakah air bekas segera masuk ke floor drain, dan tidak terjadi
genangan-genangan dilanati toilet / WC dsb.
(ii). Apakah air dari wastafel dan kitchen zink segera turun tidak
terjadi pembuangan yang tidak lancar, karena tersumbatnya pipa
air beaks atau pipa hawa.
(iii). Apakah tidak terjadi kebocoran-kebocoran yang dilakuakn karena
revisi pipa, setelah test kebocoran dinyatakan baik

XIII-5
13.2.3. Pipa Air Kotor
(a). Semua pipa air kotor menggunakan pipa PVC klas AW, tekanan sampai 8
kg/cm2.
(b). Alat-alat Bantu pipa harus menggunakan bahan yang sama dengan bahan
pipanya, hendaknya diguankan jenis injection mold, dan rekatkan ke pipa
mneggunakan lem khusus untuk baha PVC. Pipa denagn diameter 3” atau lebih
harus disambung denagn Rubbering Joint, pipa dengan diameter kurang dari 3”
diasmbung dengan solvent cement/perekat. Pipa yang harus disambung dengan
solvent cement harus dibersihkan terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran
lemak. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap permukaan dan dalam dari
pipa yang akan saling melkat. Paad waktu pelaksanaan penyambungan, bagian
dalam dari pipa yang akan diasmbung bebas dari benda-benda/kotoran yang
dapat menganggui kelancaran air didalam pipa.
(c). Pemasangan pipa didalam gedung :
Pipa Tegak
Pipa dipasang dengan support dari besi/baja kanal serta U-klem sesuai dengan
diameter pipa, jarak anatara support maksimal 300 cm, untuk memudahkan
pemasngan pip ahrus diberi pelindung (sadel) agar jangan sampai pecah karena
tekanan pengklem dengan cara-cara yang ditunjukkan pada gambar rencana.
(d). Pemasangan Pipa di dalam Tanah:
(1). Pipa didalam Tanah :
Pipa dipasang dan ditanam dibawah permukaan tanah / jalan dengan
tabal/tinggi timbunan minimal 80 cm diukur dari atas pipa sampai
permukaan tanah/lantai. Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus
diurug dahulu dengan pasir padat setebal 10 cm, selanjutnya diurug
kembali dengan pasir setebal 15 cm kemudaian diurug dengan tanah
sampai padat. Konstruksi permukaan tanah/lantai bekas galian harus
dikembalikan seperti semula.
(2). Penanaman Pipa
(i). Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan pada
tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50
mm.
(ii). Untuk menempatkan sambungan pipa pada bagian yang
membelok ke atas (vertical) harus diberi landasan dari beton.
(iii). Dalamnya perletakkan pipa disesuaikan dengan kemiringan 1%
- 2% dari titik mulai daidalam gedung sampai landasan dari
beton.
(3). Pipa dari septick tank menuju ke rembesan menggunakan PVC AW, 8
kg/cm2, diberi lubang-lubang yang cukup.
(4). Untuk perlengkapan pipa melintas jalan kendaraan karena galian tidak
memenuhi syarat (kurang dari 80 cm) maka pada bagian atas pipa
harus dilindungi plat beton bertulang dengan tebal 10 cm, plat beton
tersebut tidak tertumpu pada pipa.
(e). Percobaan Jalan atau Trial Run :
Setelah semua alat-alat sanitary terpasang diadakan pengujian semua sistim
dengan disaksikan Direksi / Konsultan Pengawas, meliputi :

XIII-6
(1). Apakah air kotor dari closet tidak ada yang keluar/rembes pada
perbatasan closet dengan lantai WC.
(2). Apakah ada ketidak lancaran aliran air kotor, yang dikarenakan pipa
mampet atau piap hawa terganggu.
(3). Apakah urinal segera mengalirkan air lewat pipa pembuangan
dibawahnya.
(4). Apakah ada kebocoran-kebocoran baru yang terjadi sesudah test pipa.

13.2.4. Pipa Hawa


(a). Pipa Hawa dipasang di :
(1). Closet jongkok
(2). Closed duduk.
(3). Urinal.
(4). Washtafel.
(5). Kitchen Zink
(b). Pipa hawa dari bahan PVC klas D, dipasang dari tiap-tiap alat sanitair gambar
rencana, menuju pipa hawa tegak didalam shaft.
(c). Pipa hawa didalam shaft dipasang rak pipa, diklem dengan klem besi, diberi
dudukan dan sebagainya, pada ujung paling atas dilengkapi vent cup.
13.2.5. Alat-alat Sanitair
(a). Alat-alat sanitair dipasang sesuai ketentuan pabrik pembuat dan memperhatikan
instruksi-instruksi Manajemen Proyek.
(b). Floor drain dan roof drain dipasang pada sparing dilantaii yang telah tersedia,
kemudian dilakukan grouting dengan beton untuk mencegah kebocoran. Pipa-
pipa yang digunakan dilengkapi dengan Water Stop.
(c). Joint dengan pipa-pipa air kotor menggunakan T – Y (Tee – Way ).
13.2.6. Desinfektansi
Seluruh jaringan pipa bersih harus dibersihkan dengan larutan desinfektasn. urutan
kerja dilaksanakan sbb :
(a). Setelah semua jarinagn pipa air bersih dipasang dan ditest dengan tekanan
untuk mengetahui apakah sudah tidak ada kebocoran, dilakukan flusing dengan
air bersih bertekanan cukup.
(b). Setelah bersih, maka kedalam pipa diisikan bahan larutan desinfektansi, dan
dibiarkan mengisi jaringan selama 24 jam.
(c). Setelah waktu 24 jam dilampaui, diadakah lagi flushing dengan air bertekaann,s
ampai selam 1 jam terus menerus.
(d). Setelah butir 3 selesai , maka instalasi airbersih dinayatakan benar-benar saip
untuk dipergunakan dan air dialirkanlah air bersih dari tangki air atas, sehingga
sampai ke semua titik pemakaian.
(e). Desinfentasi yang dipergunakan ialah larutan chorine, dengan dosisi 50 PPM (50
part per million)

XIII-7
13.3. Lain – Lain
13.3.1. Masalah ketidaksamaan Gambar dan RKS
(a). Jika Kontraktorc memnuhi kesalahan atau ketidak sesuaian dalam gambar
perencanaan, atau spesifikasi maka Kontraktor wajib memberitahukan kepada
Direksi / Konsultan Pengawas secara tertulis untuk mendaspatkan penjelasan,
dan memperoleh penyelesaian yang memadai.
(b). Bilamana kontraktor tidak melakukan review atas gambar rencana yang
diterbitkan oleh konsultan perencana, maka kontraktor dianggap telah meneliti
gambar tersebut dan tidak ditemukanh hal-hal yang patut mendapat
penyelesaian lebih lanjut, sehingga bila kelak terjadi penyimpangan-
penyimpangan didalam mutu pekerjaan yang dihasilkan, maka kontraktor
harus menyempurnakannya atas beban kontraktor sendiri.

13.3.2. Masalah Testing


(a). Semua keperluan tenaga listrik untuk testing dan peralatan testing termasuk
pompa, harus disediakan dan disuplly oleh kontraktor, tidak boleh
menggunakan peralaatn yang akan diserahkan kepada Pemberi Tugas.
(b). Daya listrik PLB, bila sudah disambung dapat digunakan untuk testing tetapi
beban KWH, dibayar oleh Kontraktor air PAM / sumber DeepWell, biayanya
juga harus dibayar juga oleh Kontraktor.
(c). Merk yang disetujui :
(1). Instlasi Air bersih dan Pemipaan disekitar
Reservoir :
(i). Pipa GIP : Bakrie Brothers, PPI, Bumi Raya.
(ii). Alat Bantu pipa : Sama dengan merk pipa
(iii). Valves : Kitazawa, Toyo atau setara
(iv). Pipe Rack : Lokal.
(v). Seal Tape : Lokal.
(2). Instalasi Air Bekas :
(i). Pipa : Wavin klas AW atau setara
(ii). Alat Bantu pipa : Sama dengan merk pipa
(iii). Pipe rack : Lokal.
(3). Instalasi Air Kotor :
(i). Pipa Bantu : Wavin klas AW atau setara
(ii). Alat Bantu pipa : Rucika
(iii). Pipa Rack : Lokal.
(4). Alat-alat Sanitair
(i). Wastafel porselin : Toto
(ii). Closet Duduk : Toto
(iii). Closet jongkok : Toto
(iv). Urinal : Toto
(v). Clean Out : San Ei
(vi). Floor Drain/roof drain : San Ei
(vii). Kran Tembok : San Ei.
(viii). Kran Taman : San Ei
(5). Sanitary Fixture : Lingkup Pekerjaan Arsitektur

XIII-8
BAB XIV
PEKERJAAN INSTALASI AIR DAN SANITAIR

14.1. Lingkup Pekerjaan

14.1.1. Pekerjaan instalasi air dan sanitair ini meliputi semua pekerjaan sanitasi dan instalasi air
sebagai berikut :
(a). Perlengkapan sanitasi.
(b). Pipa-pipa jaringan air bersih dan air buangan.
(c). Pembuangan septic tank dan termasuk peresapannya.

14.2. Persyaratan Bahan

14.2.1. Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapatkan dipasarkan
kecuali bial ditentukan lain.
14.2.2. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapan, sesuai dengan
yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang dipilih.
14.2.3. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-
masing type yang dipilih.
14.2.4. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dari syarat-
syarat dalam buku.

14.3. Bahan / Material

14.3.1. Type, warna sesuai petunjuk gambar dan uraian serta pekerjaan. Segala contoh material
yang akan dipasang harus diserahkan semua kepada Direksi / Konsultan Pengawas
untuk persetujuan Pemberi Tugas.
14.3.2. Produk yang dipergunakan untuk sanitair adalah produk KIA atau setaraf. Jenis dan type
sebagai berikut :
(a). Closed Jongkok : Setara Toto
(b). Closed Duduk : Setara Toto
(c). Washtafel : Setara Toto
(d). Floor Drain : Setara SAN – EI
(e). Keran Air : Setara SAN – EI.
14.3.3. Produk yang digunakan untuk pekerjaan pipa-pipa air bersih dan air buangan adalah
pipa PVC produk Maspion Type AW.

14.4. Syarat-syarat Pelaksanaan

14.4.1. Dalam melaksanakan pekerjaan ini dibutuhkan suatu keahlian dan ketelitian.
14.4.2. Pekerjaan dilaksanakan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat pekerjaan,
spesifikasi pabrik yang memproduk bahan / material tersebut dan atas petunjuk
Konsultan Pengawas.
14.4.3. Didalam pemasangan peralatan harus diperhatikan semua ukuran / peil / pola yang
tersebut dalam gambar baik itu yang berlaku untuk pemasangan di lantai / dinding
maupun diplafond (jika ada).

XIV-1
14.4.4. Semua bahan / material atau peralatan yang terpasang harus disetujui oleh Kosnultan
Pengawas dan dijaga dari segala kerusakan dan hilang sebelum masa penyerahan
akhir tiba. Jika dipasang perlu diadakan penukaran / penggantian bahan, pengganti
harus disetujui Konsultan pengawas berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor.
14.4.5. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
14.4.6. Bila ada kelalaian dalam hal ini apapun antara gambar-gambar dengan spesifikasi dan
sebagainya dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada
Konsultan Pengawas. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat
bila ada kelainan / perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan .
14.4.7. Semua peralatan sanitair dipasang mengikuti gambar rencana, dan sebelum
Kontraktor memulai pekerjaannya wajib menyerahkan gambar kerja (shop drawing)
menyangkut rencana penempatan sanitasi, dan setelah Konsultan pengawas
memeriksa kondisi lapangan memberikan persetujuannya, Kontraktor dapat
melaksanakan pekerjaan tersebut.
14.4.8. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
14.4.9. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemilik.
14.4.10. Pipa-pipa air bersih digunakan PVC Ø ½“ dan kran Ø ½“ yang pemasangannnya
disesuaikan gambar rencana.
14.4.11. Untuk pembuangan air kotor dari klosed menuju septic tank dipakai PVC Ø 4” dan
menuju dari wastafel menuju parit keliling bangunan dipakai pipa PVC Ø 2”
penempatan pipa-pipa ini mengikuti gambar rencana dan kemiringan dari pipa
tersebut minimal 5% dan tidak menyebabkan tersumbat pengaliran, dan untuk hal
tertentu diperlukan petunjuk Konsultan Pengawas.
14.4.12. Sebagai penampung buangan dari klosed, dibuat septic tank yang bentuk, ukuran dan
rencana penempatan serta bahan material pembentuknya dan peresapannya dibuat
sesuai gambar rencana.
14.4.13. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhububungan
dengan Mekanikal dan Elektrikal, agar pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal tersebut
tidak rusak. Jika terjadi kerusakan, maka Kontarktor harus tanpa biaya tambahan.

14.5. Pengujian Mutu Pekerjaan

14.5.1. Bila dianggap perlu, Kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahan-bahan
tersebut pada laboratorium yang ditunjuk Konsultan Pengawas, baik mengenai
komposisi kekuatan maupun aspek-aspek yang ditimbulkannya. Untuk itu Kontarktor
harus menunjukkan syarat rekomendasi dari lembaga resmi yang ditunjuk tersebut
sebelum memulai pekerjaan.
14.5.2. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji pada pembuatan,
pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh Konsultan Pengawas atas
tanggungan Kontraktor tanpa biaya tambahan.
14.5.3. Bila Konsultan Pengawas memandang perlu pengujian dengan teknik yang telah
disetujui,mak segala biaya dan fasilitas yang dibutuhkan untuk terlaksanannya
pekerjaan tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.

XIV-2
BAB XV
PEKERJAAN WATER PROFING

15.1. Lingkup Pekerjaan

15.1.1. Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai yang dinyatakan
dalam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat dibawah ini memenuhi spesifikasi dari
pabrik yang bersangkutan.
15.1.2. Bagian yang diwater proofing
(a). Dinding dalam kolam bak induk dan bak larva. Lantai kolam bak induk dan bak
larva
(b). Daerah WC, Kamar Mandi dan daerah basah lain.
(c). Ground Reservoir Tank, STP and Sump pit.
(d). Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

15.2. Pengendalian Pekerjaan

15.2.1. Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam :


(a). SNI SO4 – 89. F.
(b). ASTM 828.
(c). ASTME – 154.
(d). ASTMD – 146.
(e). TAPP I 803 dan 407

15.3. Bahan–bahan

15.3.1. Spesifikasi Bahan


Untuk lapisan kedap air digunakan GRACE PRODUCTT, atau yang setara yaitu :
(a). Untuk groud water reservoir dan STP water proofing dipasang pada bagian
dinding dan lantai.
(b). Untuk daerah lain sesuai gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.
15.3.2. Contoh – contoh
(a). Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap dan jaminan dari
pabrik minimal 10 (sepuluh) tahun.
(b). Contoh bahan yang digunakan hasru diserahkan kepada Konsultan Pengawas
sebanyak minimal 2 (dua) produk setaraf dari berbagai merk bahan, kecuali
ditentukan lain oleh Perencanam, untuk mendapatkan Persetujuan Konsultan
Pengawas.
(c). Keputusan jenis bahan, tekstur dan produk akan diambil oleh Konsultan Pengawas
dan akan diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari
kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
(d). Keputusan jenis bahan, warna tekstur dan produk akan diambil oleh Konsultan
Pengawas dan akan diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7
(tujuh) hari kalender penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.

XV-1
(e). Apabila diinginkan, Kontraktor wajib membuat “mock up” sebelum pekerjaan
dimulai / dipasang.

15.4. Pelaksanaan

15.4.1. Umum
(a). Semua bahan sebelum dikerjakan ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya, lengkap dengan ketentuan / persyaratan dari
pabrik yang bersangkutan. Bahan-bahan yang tidak disetujui harus diganti atas
tanggungan Kontraktor.
(b). Apabila dianggap perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahan-bahan
pengantian harus disetujui Konsultan pengawas berdasarkan contoh yang diajukan
oleh Kontraktor.
(c). Sebelum pekerjaan dimulai di atas suatu permukaan, permukaan harus bersih
pengerjaannya harus sudah disetujui Konsultan Pengawas serta peil-peil dan
ukuran sesuai dengan gambar.
(d). Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
(e). Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan pada sautu tempat apabial ada
kelainan / perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
(f). Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan kerusakan akibat kelalaian, maka kontraktor tersebut harsu mengganti
tanpa biaya tambahan.
15.4.2. Cara Pelaksanaan
(a). Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli
dari pihak supplier) dan terlebih dahulu harus mnegajukan metode pelaksanaan
sesuai dengan spesifikasi dari pabriknya untuk mendapatkan persetujuan
konsultan pengawas.
(b). Permukaan dinding yang akan dipasang waterproofing harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
(1). Halus, rata terbebas dari tonjolan tajam, rongga maksimum diameter 1 cm.
(2). Bersih dari segala kotoran, debu, bantuan kecil dan minyak.
(3). Permukaan dinding dibersihkan dahulu dari segala kotoran, permukaan
harus rata dan kering.
(c). Bituthene tidak boleh dipasang pada suhu dibawah 5°C.
(d). Pekerjaan primer harus memenuhi persayaratan sebagai berikut :
(1). Alat yang digunakan untuk primer ialah menggunakan spray atau roller.
(2). Pemasangan Bituthene harus menunggu sampai primer kering, minimal 1
(satu) jam setelah pemasangan.
(3). Primer dilaksanakan hanya untuk area yang akan dilapisi membrane
Bituthene pada hari yang sama.
(4). Lantai yang sudah diprimer harus sesegera mungkin dilapisi oleh angin, dll.

XV-2
(5). Lantai yang sudah terprimer dan terkena hujan harus dikeringkan
dibersihkan dan semua Lumpur yang melekat, untuk kemudian diprimer
ulang.
(6). Lantai yang sudah terprimer dan terkena hujan harus dikeringkan
dibersihkan dari semua Lumpur yang melekat, untuk kemudian diprimer
ulang.
(e). “Comer Detail” pada setiap sambungan bidang horizontal dan vertical harus diberi
“fite” cement mortar dan detail overlap sesuai dengan standar drawing dari WR
Grace.
(f). Joint pada seluruh “construction joint dan expansion joint” harus diberi Waterstop.
(g). Pemasangan pada bidang horizontal harus dipasang sesuai dengan kemiringan
bidang permukaan dari low point ke high point dengan overlap minimum 6,5
(missal, jika tinggi dinding basemen 3 m, maka tinggi membrane yang boleh
sekaligus dipasang adalah max 2,5 m dan kemudian di overlap 0,5). Pada setiap
sambungan overlap, baik pada bidang horizontal maupun vertical harus diberi
penguat mastic.
(h). Floot test, harus dilaksanakan dengan minimum ketinggian air 5 cm dan minimum
selaam 24 jam.
(i). “proction” Bituthene harus secepat mungkin dilindungi denagn menggunakan
servipak Protection board, atau screed dengan tebal minimum 25 mm, atau
dengan pasangan dinding bata.
(j). Pekerjaan screed atau pemasangan batas sebaliknya dilaksanakan oleh applicator
waterproofing itu sendiri apabila pihak Main Contractor ingin melaksanakan
pekerjaan tersebut pada saat pelaksanaan harus diawasi oleh Supervisor dari
applicator tersebut untuk menyakinkan tidak ada benda tajam yang dapat
merusak membrane Bituthene.

15.5. Pengujian Mutu Pekerjaan

15.5.1. Kontraktor wajib untuk melakukan percobaan /pengetesan hasil pekerjaan atas biaya
Kontraktor seperti dengan cara memberi siraman diatas permukaan yang telah diberi
lapisan kedap air.
15.5.2. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
15.5.3. Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas semua pekerjaan
perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya sebagai akibat dari
kegagalan dari bahan / hasil pekerjaan yang digunakan, selama 5 (lima) tahun termasuk
mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.
15.5.4. Bila ada pekerjaan yang harus dibongkar/diperbaiki akan mejadi tanggungan Kontraktor.

XV-3
XV-1

Anda mungkin juga menyukai