Anda di halaman 1dari 65

TEORI VAN HIELE DAN

IMPLEMENTASINYA PADA GEOMETRI

Wahyuningsih
Trimurtini
Nursiwi Nugraheni

Penerbit
Jurusan PGSD FIP UNNES
Jl. Bringin Raya No. 15 Karanganyar Ngaliyan Semarang
Telp / Fax :(024)8660106
Web: http://pgsd.unnes.ac.id
Email: pgsdunnes01@gmail.com

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang


memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi
buku ini dalam bentuk apapun, secara elektronis maupun
mekanis, termasuk memfotokopi, merekam atau dengan
teknik perekam lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.

ISBN: 978-602-74165-8-1
Cetakan pertama, tahun 2017

i
PRAKATA

Matematika merupakan salah satu matapelajaran


yang diajarkan di sekolah. Karena itu guru maupun calon
guru dituntut mampu mengembangkan pembelajaran
matematika. Salah satu ciri pembelajaran matematika
masa kini adalah penyajiannya didasarkan pada
psikologi pembelajaran. Memahami teori belajar dari
para pakar psikologi sangatlah penting untuk
keberhasilan proses pembelajaran matematika di kelas.
Dengan memahami teori belajar, guru diharapkan dapat
merancang dan melaksanakan proses pembelajaran di
kelasnya dengan lebih baik karena sudah mendasarkan
pada teori-teori belajar. Begitu pentingnya pengetahuan
teori belajar matematika dalam sistim penyampaian
materi di kelas, sehingga setiap metode pengajaran harus
selalu disesuaikan dengan teori belajar yang
dikemukakan oleh ahli pendidikan.
Teori belajar Van Hiele Van Hiele melahirkan
tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam
memahami geometri.Model pembelajaran dengan
menerapkan teori Van Hiele tidak hanya memuat

ii
tingkat-tingkat pemikiran geometrik. Menurut Van
Hiele, kenaikan dari tingat yang satu ke tingkat
berikutnya tergantung lebih banyak kepada akibat
pembelajarannya. Guru memegang peran pentinguntuk
memperlancar kemajuan belajar siswa. Kenyataan di
lapangan buku yang memuat contoh pembelajaran
geometri berdasar teori Van Hiele sangat terbatas,
yang berdampak pada mutu pembelajaran yang
dilakukan guru kurang optimal.
Buku ini memuat pengertian teori Van Hiele,
tahap-tahap teori Van Hiele, fase-fase teori Van Hiele,
dan implementasinya pada geometri. Para guru maupun
calon guru untuk terampil membelajarkan geometri perlu
memahami teori Van Hiele secara berurutan mulai
dari pengertian, tahapan , fase-fase teori Van Hiele serta
berlatih mengimplementasikannya pada topik-topik
geometri. Buku ini memuat contoh bagaimana
membelajarkan geometri agar para siswa berpindah dari
level satu ke tingkat yang lebih tinggi.
Buku ini dapat digunakan untuk guru maupun
mahasiswa calon guru yang kelak akan membelajarkan
geometri pada para siswa.

iii
Dengan disusunnya buku ini mudah-mudahan
dapat membantu guru maupun calon guru dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran geometri
yang dikelolanya. Agar buku ini lebih bermanfaat
masukan dari berbagai pihak diterima dengan senang
hati.
Akhirnya tiada gading yang tak retak

Semarang, Maret 2017


Tim penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………….……………….……….i

PRAKATA…………...………………..……….………ii

DAFTAR ISI……...…………………….…….………..v

BAB I. PENDAHULUAN……...…….…….………… 1

BAB II. PEMAHAMAN GEOMETRI ANAK PADA


SETIAP TAHAP…………………………..…………...4

BAB III. MENINGKATKAN PEMAHAMAN


GEOMETRI …………………………..…..…………. 14

BAB IV. IMPLEMENTASI TEORI VAN HIELE


PADA MATEMATIKA SD……………….………….24

DAFTAR PUSTAKA …………………….………..…52

GLOSARIUM………….……..………………………54

INDEKS………………….……………...……………56

v
BAB I
PENDAHULUAN

Upaya untuk meningkatkan kemampuan anak tentu


melibatkan beberapa faktor,di antaranya adalah
kurikulum dan metode pembelajaran yang merupakan
komponen vital yang dapat membuat proses
pembelajaran berlangsung secara efektif dan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu ciri
pembelajaran matematika masa kini adalah
penyajiannya didasarkan pada psikologi pembelajaran.
Memahami teori belajar dari para pakar psikologi
sangatlah penting untuk keberhasilan proses
pembelajaran matematika di kelas. Dengan
memahami teori belajar yang ada, guru diharapkan
dapat merancang dan melaksanakan proses
pembelajaran di kelasnya dengan lebih baik karena
sudah mendasarkan pada teori-teori belajar
Begitu pentingnya pengetahuan teori belajar
matematika dalam sistim penyampaian materi di kelas,
sehingga setiap metode pengajaran harus selalu
disesuaikan dengan teori belajar yang dikemukakan oleh

1
ahli pendidikan. Tidak hanya tingkat kedalaman konsep
yang diberikan pada anak tetapi harus disesuaikan
dengan tingkat kemampuannya, cara penyampaian
materi pun demikian pula. Guru harus mengetahui
tingkat perkembangan mental anak dan bagaimana
pengajaran yang harus dilakukan sesuai dengan
tahap-tahap yang benar.
Van Hiele pengajar matematika bangsa Belanda
yang melakukan penelitian tentang pemahaman
geometri. Hasil penelitian ditulis dalam disertasinya
pada tahun 1954. Penelitian yang dilakukan Van Hiele
menghasilkan beberapa kesimpulan tentang
perkembangan kognitif anak dalam memahami
geometri. Beliau menyatakan bahwa terdapat 5 tahap
dalam memahami geometri yaitu tahap pengenalan,
tahap analisis, tahap pengurutan, tahap deduksi , dan
tahap akurasi. Selaain itu penelitian beliau difokuskan
pada tingkat berpikir dalam geometri dan peran
mengajar dalam membantu anak berpindah dari satu
tingkat ke yang berikutnya. Mereka juga menyimpulkan
bahwa untuk kemajuan dari satu tingkat ke tingkat

2
berikutnya, anak melewati lima fase yaitu penjelasan,
orentasi, penjelasan, orentasi bebas, dan integrasi.
Berdasar uraian di atas, buku ini akan membahas
hal- hal berikut.
A. Bagaimana pemahaman geometri anak pada
setiap tahap ?
B. Bagaimana meningkatkan pemahaman geometri
anak dari satu tahap ke tahap berikutnya?
C. Bagaimana mengimplementasikan teori Van
Hiele pada pembelajaran matematika SD ?

“ selamat membaca”

3
BAB II
PEMAHAMAN GEOMETRI ANAK
PADA SETIAP TAHAP

A. Uraian Materi
1. Tahap-tahap Van Hiele
Penelitian yang dilakukan Van Hiele menyimpulkan
bahwa dalam belajar geometri, anak mengalami
kemajuan melalui 5 tahap. Awalnya Van Hiele menamai
tahapannya mulai tahap 0 sampai 4. Pada tahun 1986
Van Hiele mulai menggunakan nama tahap 1 sampai
tahap 5. Tahap-tahap tersebut adalah:
1. tahap pengenalan
2. tahap analisis
3. tahap pengurutan
4. tahap deduksi
5. tahap akurasi
2. Pemahaman geometri anak pada setiap tahap
sebagai berikut.
Tahap 1. Pengenalan
Pada tahap pengenalan anak baru mengenal nama
bangun geometri yang dikenal dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya, di lingkungan anak melihat bola.

4
Anak mengenal lingkaran melalui gelang, cincin, ban
sepeda, holahok lingkaran. Anak mengenal dadu
sebagai kubus. Anak mengenal tabung melalui kaleng
susu, drum, kaleng roti. Anak mengenal segiempat
melalui bingkai foto, kusen jendela, kusen pintu, dll.
Jika anak pada tahap ini ditanya jumlah sudut dalam
segitiga, jumlah sudut segiemat, diameter lingkaran, tali
busur, busur, anak tidak bisa menjawab. Jika diberitahu
anak cenderung hanya menghafal, tidak memahami
konsep berdasar pengertian.
Tahap 2. Analisis
Pada tahap analisis, anak mulai memahami sifat-sifat
bangun geometri. Misalnya, secara bertahap anak
memahami sifat persegi.
D C Sifat-sifat persegi
Keempat sisinya sama panjang
AB=BC=CD=DA
A B Keempat sudutnya siku-siku
 DAB=  ABC=  BCD=  CDA= 90 0

Pada awalnya anak mengetahui keempat sisi persegi


konkruen, dan keempat sudutnya siku-siku tanpa
memperhatikan diagonal - diagonalnya. Pada hal

5
persegi mempunyai diagonal yang sama panjang saling
tegak lurus dan berpotongan di tengah-tengah. Sifat
persegi yang berkaitan dengan diagonal ini baru
dipahami kemudian setelah anak melihat sifat persegi
yang berkaitan dengan, sisi dan sudut pada persegi.
Tahap 3. Pengurutan
Pada tahap pengurutan anak mulai memahami hubungan
antar bangun. Pada tahap analisis anak memahami
sifat-sifat bangun geometri antara lain:
D C
Sifat-sifat jajargenjang
T 1. sisi-sisi yang berhadapan sama
dan sejajar
AB=CD;AD=BC;AB//CD;AD//BC
A B 2. kedua diagonalnya sama panjang,
berpotongan ditengah-tengah
TA=TB=TC=TD; AC=BD
3. sudut-sudut yang berhadapan
sama besar
 BAD =  BCD;
 ABC =  ADC

6
.
C D
T

A B

Sifat-sifat persegipanjang
1. Sisi-sisi berhadapan sama panjang dan sejajar
AB=CD; AD = BC; AB//CD; AD//BC
2. keempat suutnya siku-siku
< DAB=<ABC=<BCD=<ADC=900
3. Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan
ditengah-tengah

T
A C

B
Sifat-sifat belahketupat
1.keempat sisinya sama panjang
AB=BC=CD=DA
2.Dua diagonalnya berpotongan di
tengah-tengah , saling tegak lurus dan membagi
sudut belah ketupat menjadi dua sama besar
TA=TC=TB=TD; < ABT=<CBT

7
D C

A B
Sifat-sifat persegi
Keempat sisinya sama panjang
AB=BC=CD=DA
Keempat sudutnya siku-siku
Dua diagonalnya sama panjang berpotongan di
tengah-tengah dan saling tegak lurus
AC=BD;TA=TB=TC=TD < ATB= 900
Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar
AB=CD;AD=BC;AB//CD;AD//BC

Setelah memahami sifat-sifat keempat bangun tersebut


anak memahami hubungan antar bangun. Anak
memahami bahwa persegipanjang, persegi dan
belahketupat adalah jajargenjang. Hubungan tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut.

8
Jajargenjang

persegipanjang
Belah ketupat

Persegi

Dari sifat-sifat keempat bangun tersebut jelas terlihat


hubungan bahwa:
a. Persegipanjang adalah jajargenjang yang keempat
sudutnya siku-siku
b. Belahketupat adalah jajargenjang yang keempat
sisinya sama
c. Persegi adalah jajargenjang yang keempat sisinya
sama dan keempat sudutnya siku-siku
Selain itu juga terlihat juga hubungan antara persegi dan
persegipanjang, yaitu persegi adalah persegipanang
yang keempat sisinya sama panjang.

9
Sedangkan hubungan antara persegi dan belahketupat
sebagai berikut. Persegi adalah belahketupat yang
sudutnya siku-siku.
Tahap 4. Deduksi
Pada tahap deduksi anak sdah dapat mengambil
kesimpulan secara deduktif yaitu penarikan kesimpulan
dari hal-hal yang bersifat khusus. Seperti kita ketahui
bahwa matematika adalah ilmu deduktif karena
pengambilan kesimpulan, pembuktian teorema ,
dilakukan secara deduktif. Contoh untuk membuktikan
jumlah sudut dalam segitiga 180 derajad sebagai
berikut.
C D

2
1 3
A B
Tarik garis BD // AC
 A =  B 3 ( sehadap)
 C =  B2 ( sudut dalam berseberangan)
 B1 =  B1 ( berimpit)
___________________________________ +
A + C + B 1 = B 3 + B 2 + B 1

10
 A +  C +  B 1 = 180 0 ( sudut lurus )
Jadi sudut dalam segitiga besarnya 180 0.

Tahap 5. Akurasi.
Tahap terakhir dari perkembangan kognitif anak dalam
memahami geometri adalah tahap keakuratan. Pada
tahap ini anak sudah memahami betapa pentingnya
ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi
suatu pembuktian. Belajar geometri pada tahap
keakuratan sangat abstrak tidak melibatkan model atau
gambar. Tahap keakuratan merupakan tahap tertinggi
dalam memahami geometri. Pada tahap ini memerlukan
tahap berpikir yang kompleks dan rumit, sehingga
jarang anak yang dapat mencapai tahap ini.
Menurut Van Hiele anak dapat melewati tahap ini jika
dibantu pengalaman pembelajaran yang tepat. Dan anak
tidak dapat mencapainya tanpa melewati tahap
sebelumnya. Dalam hal ini guru perlu mengajarkan
informasi pada tahap sebelumnya. Akan terlihat bahwa
jika seorang guru tidak mengetahui tahap belajar van
Hiele dan dapat mengenali tahap di mana anak mereka

11
berada,kecil kemungkinan geometri akan diajarkan di
kelas akan berakibat sedikit materi yang didapat anak.

B. Rangkuman
Menurut Van Hiele, terdapat lima tahapan pemahaman
geometri, yaitu:
a. Tahap Pengenalan
b. Tahap Analisis
c. Tahap Pengurutan
d. Tahap Deduksi
e. Tahap Akurasi
Mengajar geometri perlu mengetahui anak berada di
tahap mana dan menyesuaikan tahap berpikir anak

C. Latihan
1. Sebutkan tahap-tahap perkembangan kognitif dalam
memahami geometri menurut Van Hiele?
2. Sebutkan Kemampuan yang dimiliki anak pada setiap
tahap menurut Van Hiele?
3. Anak pada tahap analisis belum dapat menyebutkan
bahwa persegi, persegipanjang, belahketupat, persegi
termasuk jajargenjang. Jelaskan

12
4. Sebutkan kemampuan yang harus dimiliki anak
ketika akan belajar sifat-sifat bangun datar.

13
BAB III
MENINGKATKAN PEMAHAMAN GEOMETRI

A. Uraian Materi
1. Sifat urutan tetap
Teori Van Hiele menyatakan bahwa, dalam memahami
geometri, orang harus melalui tahap secara berurutan,
disebut sifat urutan tetap.
Sifat 1: Seorang anak tidak dapat berada di tahap
Van Hiele ke n tanpa sudah melewati tahap
ke n-1.
Sifat 2: Konsep-konsep yang secara implisit dipahami
pada suatu tahap menjadi dipahami secara
eksplisit pada tahap berikutnya. Pada setiap
tahap muncul secara ekstrinsik dari sesuatu
yang intrinsik pada tingkat sebelumnya.
Sifat 3: Setiap tingkat mempunyai bahasanya sendiri,
mempunyai simbol linguistiknya sendiri dan
sistem relasinya sendiri yang
menghubungkan simbol-simbol itu.

14
Sifat 4: Dua orang yang berpikir pada tingkat yang
berlainan tidak dapat saling mengerti, dan
yang satu tidak dapat mengikuti yang lain.
2. Fase-fase Van Hiele
Menurut van Hiele , maju dari satu tahap ke tahap
berikutnya melalui lima fase yaitu:
1:informasi,
2: orientasi terarah,
3: penjelasan,
4: Orientasi bebas, dan
5:integrasi.
Setelah selesai fase kelima ini, maka tingkat pemikiran
yang baru tentang topik dapat tercapai.
3. Penerapan fase-fase menurut Van Hiele.
Pemahaman geometri anak berpindah dari satu tahap
ketahap berikutnya melalui pengalaman belajar berdasar
lima fase van Hiele.
Contoh: Pada tahap 1 anak mengenal bangun datar
seperti persegi, persegi panjang melalui contoh dan
bukan contoh, Mencari contoh persegi dan persegi
panjang dilingkungan anak, Mengomunikasikan bangun
bangun persegi dan persegipanjang yang ditemukan,

15
merangkai beberapa bangun menjadi persegi dan persegi
panjang, menyimpulkan bangun persegi dan persegi
panjang yang sudah dipelajari.
Pada tahap satu anak sudah mengenal bangundatar
seperti persegi dan persegipanjang
Selanjutnya agar pemahaman geometri anak berpindah
ke tahap 2, pengalaman belajar anak melalui fase fase
seperti berikut.
1. Informasi atau Pertanyaan
Indikator pada fase ini adalah:
a. memilih bangun persegi
b. memilih bangun persegipanjang
Pada fase informasi anak diberi pertanyaan tentang
persegi dan bukan persegi, persegi panjang dan
bukan persegipanjang
2. Orientasi terarah
Indikator pada fase ini:
Menyebutkan unsur-unsur bangun persegi
Pada fase orientasi terarah anak dikenalkan unsur
-unsur persegi meliputi sisi, sudut, titik sudut dan
diagonal, garis sejajar, dan sudut siku-siku pada
bangun persegi

16
3. Penjelasan

Indikator pada fase ini adalah:


Mengomunikasikan unsur-unsur bangun datar
Pada fase penjelasan anak menunjukan sisi-sisi
persegi, sudut, titik sudut, diagonal, garis sejajar
dan sudut siku-siku pada bangun persegi.
4. Orientasi Bebas
Indikator pada fase ini: menemukan unsur-unsur
persegipanjang
Pada tahap orientasi bebas anak belajar dengan
mengerjakan tugas yang lebih kompleks.
Menemukan banyak sisi, titik sudut, diagonal, sudut,
diagonal, garis-garis sejajar dan sudut siku-siku pada
persegipanjang.
5. Integrasi:

Indikator fase ini: membuat simpulan tentang


sifat-sifat bangun persegi dan persegipanjang anak
menyimpulkan tentang bangun persegi dan
sifat-sifatnya, persegipanjang dan sifat-sifatnya.
Pada tahap 2 anak sudah mengenal persegi beserta
sifat-sifatnya, dan persegipanjang beserta sifat-sifatnya.

17
Selanjutnya bagaimana pengalaman belajar anak agar
berpindah ke tahap 3 ?
Pada tahap 2 anak telah memiliki kemampuan geometri
tentang sifat sifat bangun datar seperti persegi dan
persegi panjang beserta sifat-sifatnya.
Agar kemampuan geometri anak berpindah ke tahap 3,
anak perlu memiliki pengalaman pelajaran melalui lima
fase berikut.
1. Informasi
Indikator fase ini adalah menyebutkan sifat-sifat
persegi dan persegipanjang
Pada fase informasi, anak ditanya tentang sifat-sifat
persegi dan persegi panjang.
2. Orientasi terarah
Indikator fase ini adalah menemukan kesamaan sifat
persegi dan persegipanjang
Pada fase orientasi terarah, anak diminta mengamati
apakah sifat-sifat persegi ada yang sama dengan sifat
sifat persegipanjang.
3. Penjelasan
Indikator fase ini adalah mengomunikasikan
kesamaan sifat persegi dan persegipanjang

18
Pada fase penjelasan anak diminta menjelasan
kesamaan sifat persegi dan persegi panjang
4. Orientasi bebas
Indikator fase ini adalah menemukan hubungan
persegi dan persegipanjang
Pada tahap orientasi bebas anak diminta menemukan
hubungan persegi dan persegipanjang dengan
memperhatikan kesamaan kedua bangun tersebut
5. Integrasi
Indikator fase ini adalah membuat simpulan tentang
hubungan persegi dan persegipanjang
Pada tahap integrasi, anak diminta menyimpulkan
hubungan persegi dan persegipanjang.
Akhir fase 5 anak dapat menyatakan bahwa persegi
adalah persegi panjang yang keempat sisinya sama
panjang.
Selanjutnya bagaimana pengalaman belajar anak agar
kemampuan geometrinya maju ke tahap 4 ?
Pada tahap 3 anak sudah memiliki kemampuan melihat
hubungan antar bangun geometri seperti hubungan
persegi dan persegipanjang antara

19
laindiagonal-diagonalnya sama panjang, sisi-sisi yang
berhadapan sama dan sejajar, keempat sudutnya sama.
Agar kemampuan geometri anak berpindah ke tahap 4
perlu memiliki pengalaman belajar melalui lima fase
Van Hiele berikut.
1. Informasi
Indikator fase ini adalah manyebutkan
diagonal-diagonal persegipanjang
Pada fase informasi diadakan tanya jawab tentang
diagonal-diagonal persegipanjang
2. Orientasi terarah
Indikator fase ini membuktikan diagonal-diagonal
persegipnjang sama panjang
Pada fase orientasi terarah anak diminta
membuktikan diagonal-diagonal persegipanjang
sama panjang ( secara deduktif). Anak SD belum
sampai tahap ini karena pembuktian di SD secara
induktif.
Untuk membuktikan secara deduktif banyak anak
SMA maupun perguruan tinggi belum bisa. Bukti
secara deduktif bahwa diagonal persegipanjang
sebagai berikut.

20
A B
Diketahui:
ABCD persegipanjang
Buktikan: AD =BC
C D

Bukti:
Lihat segitiga ACD dan BCD
CD = DC ( berimpit)
Sudut C = sudut D ( 90 0)
AC =BD ( sisi berhadapan)
ACD BCD
Akibatnya AD = BC (terbukti)
3. Fase penjelasan
Pada fase penjelasan anak mengomunikasikan bukti
dua diagonal persegipanjang sama panjang
4. Fase orientasi bebas
Indikator fase ini membuktikan jumlah sudut
persegipanjang secara deduktif
Pada fase orientasi bebas anak mengerjakan tugas
membuktikan jumlah sudut persegipanjang 360
derajat

21
5. Fase integrasi
Indikator fase ini membuat simpulan tentang jumlah
sudut persegipanjang dan panjang diagonal
persegipanjang
Pada fase integrasi anak membuat simpulan materi
yang dikerjakan
Pada akhir fase 5 anak sudah memiliki kemampuan
geometri mengambil kesimpulan secara deduktif.

B. Rangkuman
Ada 5 fase pembelajaran geometri, yaitu:
1) fase informasi,
2) fase orientasi,
3) fase eksplisitasi,
4) fase orientasi bebas,
5) fase integrasi.

C. Latihan
1. Sebutkan lima fase pembelajaran geometri. Jelaskan
2. Dari kelima fase tersebut, buat indikator fase orientasi
terbimbing dalam pembelajaran jajargenjang.

22
3. Buat indikator kelima fase untuk materi jajargenjang
dan belahketupat.
4. Kembangkan kegiatan untuk menaikkan kemampuan
geometri anak dari tahap 1 ke tahap 2 untuk materi
jajargenjang dan belahketupat
5. Kembangkan kegiatan untuk menaikan kemampuan
geometri anak dari tahap 2 ke tahap 3 untuk materi
jajargenjang dan belahketupat

23
BAB IV
IMPLEMENTASI TEORI VAN HIELE PADA
MATEMATIKA SD

A.Uraian Materi
1. Menganalisis KD pada kurikulum 2013 ke dalam
tahapan teori Van Hiele
Untuk mengimplementasikan teori van Hiele pada
materi matematika SD perlu kita analisis terlebih dulu
kompetensi dasar (KD) dari kurikulum 2013 ke dalam
tahap-tahap teori Van Hiele sebagai berikut.
Kompetensi Dasar Tahap-tahap Indikator
Van Hiele
KELAS 1
3.6 Mengenal Tahap 1 3.6.1 menyebutkan
bangun ruang nama bangun datar
danbangun datar yang bersesuaian
denganmenggunaka dengan bangun
n berbagai yang ditentukan
bendakonkret 3.6.2 menentukan
bangun datar yang
bersesuaian dengan
nama yang
ditentukan
3.6.3 membedakan
bangun datar dan
daerah bangun
datar
3.6.4 menyebutkan

24
Kompetensi Dasar Tahap-tahap Indikator
Van Hiele
nama benda
disekitar yang
termasuk bangun
ruang
3.6.5 menyebutkan
bangun ruang
bersesuaian dengan
namanya
3.6.6 membedakan
bangun ruang dan
daerah bangun
ruang
4.6 Tahap 1 4.6.1
Mengelompokkan mengelompokkan
bangun ruangdan bangun datar yang
bangun datar sesuai dengan
berdasarkansifat bangun yang
tertentu diketahui
denganmenggunaka 4.6.2menggambar
nberbagai benda bangun datar
konkret dengan menjiplak
4,6,3 membentuk
bangun datar
dengan kertas
berpetak atau papan
berpaku
4.6.4
mengelompokkan
bangun ruang
sesuai dengan nama
bangunnya
4.6.5menggambar
bangun ruang

25
Kompetensi Dasar Tahap-tahap Indikator
Van Hiele
dengan
menebalkan

3.7 Tahap 1 3.7.1 Menyebutkan


Mengidentifikasi bangun datar yang
bangun dataryang dapat digunakan
dapat disusun untuk pengubinan
membentukpola 3.7.2 Menentukan
pengubinan bangun datar yang
terdapat pada
pengubinan yang
ditentukan
4.7 Menyusun Tahap 1 4.7.1 merangkai
bangun-bangun bangun datar
datar membentuk pola
untuk membentuk pengubinan
pola
pengubinan 4.7.2 menggambar
pengubinan dari
rangkaian bangun
datar
KELAS 2
3.8 Menjelaskan Tahap 2 3.8.1 menyebutkan
ruas garis ciri-ciri ruas garis
denganmenggunaka 3.8.2menyebutkan
n model ruas garis yang
konkretbangun datar membatasi suatu
dan bangun ruang bangun datar
3.8.3 menyebutkan
banyak ruas garis
yang membatasi
bangun datar
3.8.4 menyebutkan

26
Kompetensi Dasar Tahap-tahap Indikator
Van Hiele
ruas garis yang
membatasi bangun
ruang
3.8.5 menyebutkan
banyak ruas garis
yang membatasi
bengun ruang
4.8 Tahap 2 4.8.1 menggambar
Mengidentifikasi ruas garis
ruas garis dengan
menggunakan 4.8.2Mengelompok
model konkret kan bangun datar
bangun datar dan berdasarkan banyak
bangun ruang ruas garis yang
membatasi
4.8.3 membentuk
bangun datar
menggunakan
banyak ruas garis
yang ditentukan
4.8.4
mengelompokkan
bangun ruang
berdasarkan banyak
ruas garis yang
membatasi
4.8.5 membentuk
bangun ruang
menggunakan
banyak ruas garis
yang ditentukan
( sedotan dan pin)

27
Kompetensi Dasar Tahap-tahap Indikator
Van Hiele
3.9 Menjelaskan Tahap 2 3.9.1
bangun datar mengidentifikasi
danbangun ruang bangun datar
berdasarkan berdasarkan
ciricirinya ciri-cirinya
(banyak sisi dan
sudutnya)
3.9 2 menyebutkan
contoh benda di
sekitar yang
bersesuaian dengan
bangun datar
berdasarkan
ciri-cirinya
3.9.3
mengidentifikasi
bangun ruang
berdasarkan
ciri-cirinya
( banyak
sisi ,banyak titik
sudut, dan banyak
rusuk)
3.9 4 menyebutkan
contoh benda di
sekitar yang
bersesuaian dengan
ciri-ciri bangun
ruang

4.9 Mengklasifikasi Tahap 2 4.9.1


bangun datar dan mengelompokan
bangun ruang bangun datar

28
Kompetensi Dasar Tahap-tahap Indikator
Van Hiele
berdasarkan berdasarkan banyak
ciricirinya sisinya
4.9.2 membuat
contoh bangun
datar di sekitar
berdasarkan
ciri-cirinya
4.9.3 membuat
contoh bangun
ruang di sekitar
berdasarkan
ciri-cirinya
3.10 Menjelaskan Tahap 2 3.10.1
pola barisan bangun menyebutkan pola
datar dan bangun dari barisan bangun
ruang datar yang
menggunakan ditentukan
gambar atau 3.10.2 melengkapi
bendakonkret pola bangun datar
dari pola yang
ditentukan
3.10.3
4.10 Memprediksi Tahap 2 4.10.1 membuat
pola barisan bangun berbagai pola
datar dan bangun barisan bangun
ruang datar dari berbagai
menggunakan bangun datra yang
gambar atau disediakan
bendakonkret 4.10.2 menggambar
berbagai pola
barisan bangun
datar dari berbagai
bangun datra yang

29
Kompetensi Dasar Tahap-tahap Indikator
Van Hiele
disediakan
KELAS 3
3.9 Menjelaskan Tahap 2 3.9.1 menyebutkan
simetri lipat bangun yang
dansimetri putar memiliki simetri
pada bangun datar lipat
menggunakan benda 3.9.2 menyebutkan
konkret sumbu simetri lipat
(Tahap 2) dari suatu bangun
yang ditentukan
3.9.3 menyebutkan
banyak simetri lipat
dari suatu bangun
yang ditentukan
3.9.4 menyebutkan
bangun yang
memiliki simetri
putar
3.9.5 menyebutkan
pusat simetri putar
dari suatu bangun
3.9.6 menyebutkan
banyak simetri
putar dari bangun
yang ditentukan

4.9 4.9.1
Mengidentifikasi Mengelompokkan
simetri lipat dan bangun datar yang
simetri putar pada memiliki banyak
bangun datar simetri lipat sama
menggunakan benda 4.9.2
konkret Mengelompokkan

30
Kompetensi Dasar Tahap-tahap Indikator
Van Hiele
bangun datar yang
memiliki banyak
simetri putar sama
3.11 Menjelaskan Tahap 2 3.11.1Menunjukka
sudut, jenis sudut n sudut pada
(sudut siku-siku, bangun datar
sudut lancip, 3.11.2Menyebutkan
dansudut tumpul), banyak sudut pada
dan satuan bangundatar
pengukuran tidak 3.11.3Menunjukan
baku sudut lancip,
siku-siku, dan
tumpul pada bangn
datar
4.11 Tahap 2 Mengelompokkan
Mengidentifikasi bangun datar yang
jenis sudut, memiliki sudut
(sudut siku-siku, siku-siku
sudut lancip, Mengelompokkan
dansudut tumpul), bangun datar yang
dan satuan memiliki susut
pengukuran tidak lancip
baku Mengelompokkan
(tahap2) bangun datar yang
memiliki sudut
tumpul
3.12 Menganalisis Tagap 3 3.12.1 menemukan
berbagai bangun bangun datar yang
datar berdasarkan diketahui
sifat-sifat sifat-sifatnya
yangdimiliki 3.12.2 menemukan
hubungan bangun
datar berdasarkan

31
Kompetensi Dasar Tahap-tahap Indikator
Van Hiele
sifat-sifatnya

4.12 Tahap 3 4.12.1


Mengelompokkan Mengklasifikasikan
berbagai bangun datar yang
bangundatar memiliki sifat yang
berdasarkan sama
sifat-sifat 4.12.2 menggambar
yangdimiliki hubungan bangun
datar
KELAS 4
3.8 Menganalisis Tahap 2 3.8.1 Menemukan
sifat-sifat sifat-sifat
segibanyak segibanyak
beraturan dan beraturan
segibanyak 3.8.2Menemukan
tidakberaturan sifat-sifat
segibanyak tidak
beraturan
4.8 Tahap 2 4.8.1Mengelompok
Mengidentifikasi an segibanyak
segibanyakberaturan beraturan
dan segibanyak 4.8.2Mengelompok
tidakberaturan kan segibanyak tak
beraturan
4.8.3 Menggambar
segibanyak
beraturn
4.8.4 menggambar
segibanyak tak
beraturan
3.10 Menjelaskan Tahap 2
hubungan antar Menyebutkan ciri

32
Kompetensi Dasar Tahap-tahap Indikator
Van Hiele
garis ciri dua garis
(sejajar, sejajar,
berpotongan, berpotongan, dan
berhimpit)menggun berimpit
akan model konkret Menyebutka dua
garis yang sejajar
pada bangun datar
Menyebutkankan
dua garis yang
berpotongan pada
bangun datar
Menyebutkan dua
garis yang
berhimpit pada
bangun datar
4.10 Tahap 2 Menyebutkan
Mengidentifikasi alasan mengapa
hubungan antargaris dua garis dikatakan
(sejajar, sejajar,
berpotongan, berpotongan dan
berhimpit) berhimpit
menggunakan Mengelompokkan
modelkonkret garis garis yang
sejajar pada bangun
datar
Mengelompokkan
garis-garis yang
berpotongan pada
bangun datar
Mengelompokkan
garis-garis yang
berimpit pada
bangun datar

33
Kompetensi Dasar Tahap-tahap Indikator
Van Hiele
Menggambar duda
garis sejajar,
berpotongan dan
berimpit

KELAS 5
3.6 Menjelaskan dan Tahap 2 3.6.1 memilih
menemukanjaring-ja gambar yang
ring bangun merupakan
ruangsederhana jaring-jaring kubus
(kubus dan balok) 3.6. 2 memilih
gambar yang
merupakan
jaring-jaring balok
3.6.3 menentukan
bidang atas pada
jaring-jaring kubus
yang diketahui
bidang alasnya

4.6 Tahap 2 4.6.1 menggambar


Membuatjaring-jari jaring-jaring kubus
ng bangun 4.6.2 menggambar
ruang sederhana jaring-jaring balok
(kubus dan balok)
KELAS 6
3.4 Menjelaskan Menyebutkan
titik pusat, titik pusat, jari-jari,
jari-jari,diameter, diameter, busur, tali
busur, tali busur, busur,
tembereng, dan tembereng, dan
juring Tahap 2) juring oada
lingkaran

34
Kompetensi Dasar Tahap-tahap Indikator
Van Hiele
4.4 Tahap 2 Memberi warna
Mengidentifikasi bagian lingkaran
titik pusat, jarijari, yang merupakan
diameter, busur, tali titik pusat, jari-jari,
busur, diameter, busur, tali
tembereng, dan busur,
juring tembereng, dan
(tahap 2) juring
3.6 Membandingkan Tahap 3 3.6.1.Menemukan
prisma, tabung, perbedaan prisma,
limas, kerucut, dan tabung, limas,
bola. kerucut, dan bola
3.6.1 Menemukan
hubungan antara
bangun prisma,
tabung, limas,
kerucut, dan bola
4.6 Tahap 3 4.6.1 Menggambar
Mengidentifikasi hubungan antara
prisma, tabung, bangun ruang
limas, kerucut, dan
bola
3.7 Menjelaskan Tahap 3 3.7.1 Menemukan
bangun ruang bangun yang
yangmerupakan dirangkai menjadi
gabungan kubus
daribeberapa 3.7.2 menemukan
bangun ruang, serta bangun yang
luas dirangkai menjadi
permukaan balok
danvolumenya 3.7.3 menentukan
luas permukaan
kubus /balok

35
Kompetensi Dasar Tahap-tahap Indikator
Van Hiele
3.7.4
menenentukan
volume
kubus/balok
4.7 Tahap 3 4.7.1 menggambar
Mengidentifikasi gabungan bangun
bangun ruangyang ruang menjadi
merupakan kubus/balok
gabungan 4.7.2
daribeberapa mengomunikasikan
bangun ruang, serta cara menentukan
luas luas
permukaan dan
volumenya

2. Mengembangkan pembelajaran dengan


mengimplementasikan kelima fase Van Hiele

Dari analisis kompetensi dasar matematika SD ke


dalam tahapannya Van Hiele terlihat bersesuaian dengan
tahap 1, tahap 2, dan tahap 3. Berikut disajikan 3 contoh
pembelajaran untuk tahap 1, tahap 2, dan tahap 3
dengan mengimplementasikan fase-fase Van Hiele.

36
a. Contoh Kelas 1
Kompetensi Dasar:
3.6. Mengenal bangun ruang danbangun datar dengan
menggunakan berbagai benda konkret
4.6. Mengelompokkan bangun ruangdan bangun datar
berdasarkansifat tertentu dengan menggunakanberbagai
benda konkret
(Catatan KD 3.6 dan 4.6 memuat bangun datar dan
bangun ruang, karena itu rancangan pembelajarannya
untuk bangun datar dulu baru untuk bangun ruang).
Kompetensi dasar diatas ada pada tahap 1 Van Hiele
Berikut adalah kegiatan pembelajaran untuk bangun
datar
1. Informasi
Indikator pada fase ini adalah:
a. menyebutkan nama bangun datar yang bersesuaian
dengan bangun yang ditentukan
b. membedakan bangun datar dan daerah bangun datar
Kegitan pembelajaran pada fase informasi ini :
a. guru mengenalkan bangun datar (persegi,
persegipanjang, segitiga, dan lingkaran) dengan

37
menggunakan alat peraga (dibuat dari
kawat/lidi/sedotan).
b. Guru mengenalkan persegi dan daerah persegi,
persegipanjang dan daerah persegipanjang, segitiga
dan daerah segitiga, lingkaran dan daerah lingkaran
2. Orientasi terarah
Indikator fase ini adalah menyebutkan benda disekitar
yang termasuk segitiga dan daerah segitiga, persegi dan
daerah persegi, persegipanjang dan daerah
persegipanjang, lingkaran dan daerah lingkaran.
Kegiatan pembelajaran pada fase orientasi terarah ini,
siswa mendiskusikan benda-benda disekitar yang
termasuk persegi dan daerah persegi, lingkaran dan
daerah lingkaran, persegipanjang dan daerah
persegipanjang, segitiga dan daeran segitiga.
3. Penjelasan
Indikator pada fase ini adalah menunjukkan persegi dan
daerah persegi, lingkaran dan daerah lingkaran,
persegipanjang dan daerah persegipanjang, segitiga dan
daeran segitiga
Kegiatan pembelajaran pada fase penjelasan ini sebagai
berikut.

38
Siswa mengkonfirmasikan temuannya tentang persegi
dan daerah persegi, lingkaran dan daerah lingkaran,
persegipanjang dan daerah persegipanjang, segitiga dan
daeran segitiga
4. Orientasi bebas
Indikator untuk fase ini adalah:
a. mengelompokkan bangun datar yang sesuai dengan
bangun yang diketahui
b. menggambar bangun datar dengan menebalkan
c. membentuk bangun datar dengan kertas berpetak
Kegiatan pembelajaran pada fase orientasi bebas ini
sebagai berikut.
a. Siswa mengelompokkan bangun datar yang berbentuk
segitiga, persegi, persegipanjang, dan lingkaran
b. Menggambar lingkaran dengan menjipak benda
seperti mata uang logam, dll
c. Menggambar persegi, persegipanjang, segitiga
dengan menebalkan
5. Integrasi
Indikator pada fase ini adalah membuat simpulan
tentang segitiga, persegi, persegipanjang dan lingkaran.

39
Kegiatan pembelajaran pada fase integrasi ini siswa
dibimbing membuat simpulan tentang segitiga, persegi,
persegipanjang, dan lingkaran beserta daerahnya
Selanjutnya implementasi fase-fase Van Hiele pada
geometri ruang ( untuk KD di atas ada pada tahap 1 Van
Hiele) sebagai berikut.
1. Informasi
Indikator fase ini adalah
a. Menyebutkan nama bangun ruang yang bersesuaian
dengan model bangun yang ditentukan
b. Membedakan bangun ruang ( kubus dan balok) dan
kerangka bangun ruang ( kubus dan balok)
Kegiatan pembelajaran pada fase informasi ini sebagai
berikut
a. Tanya-jawab nama bangun ruang untuk bungkus
pasta gigi, dan dadu
b. Informasi dari guru tentang kubus, balok, kerangka
kubus, kerangka balok
2. Orientasi terarah
Indikator untuk fase ini adalah menemukan benda
disekitar yang berbentuk balok dan kubus
Kegiatan pembelajarannya sebagai berikut.

40
Berdiskusi menemukan benda di sekitar yang berbentuk
kubus dan balok, menemukan gambar benda di sekitar
berbentuk kubus dan balok
3. Penjelasan
Indikator untuk fase ini adalah mengomunikasikan
benda-benda disekitar yang berbentuk kubus dan balok
4. Orientasi bebas
Indikator untuk fase ini adalah :
a. mengelompokkan bangun ruang sesuai dengan nama
bangunnya.
b. menggambar bangun kubus dan balok dengan
menebalkan
Kegiatan pembelajaran untuk fase orientasi bebas
sebagai berikut.
a. Anak diberi gambar berbagai bangun ruang diminta
mengelompokan pada lembar kerja
b. Anak diberi gambar benda di sekitar diminta
mengelompokkan sesuai nama bangun kubus dan
balok
c. Anak diminta menggambar bangun kubus dan balok
dengan menebalkan
5. Integrasi

41
Indikator untuk fase ini adalah membuat simpulan
tentang kubus dan balok
Kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan fase
integrasi ini adalah anak diminta membuat kliping yang
berkaitan dengan kubus dan balok.

b. Contoh kelas 2
Kompetensi dasar
3.8 Menjelaskan ruas garis denganmenggunakan
model konkretbangun datar dan bangun ruang
4.8 Mengidentifikasi ruas garis dengan menggunakan
model konkret bangun datar dan bangun ruang
Kompetensi tersebut ada di tahap 2 Van Hiele. Untuk
merancang pembelajarannya bangun datar, kemudian
baru bangun ruang
Kegiatan pembelajarannya dengan
mengimplementasikan fase-fase Van Hiele sebagai
berikut.
1. Informasi
Indikator pada fase ini adalah:
3.8.1 menyebutkan ruas garis yang membatasi suatu
bangun datar

42
3.8.2 menyebutkan banyak ruas garis yang membatasi
bangun datar
a. Kegiatan pada fase informasi ini melalui tanya jawab
tentang bangun datar.
b. Anak dikenalkan istilah ruas garis
c. Menyebutkan ruas garis yang membatasi bangun
datar
2. Orientasi terarah
Indikator untuk fase ini adalah menyebutkan banyak
ruas garis yang membatasi bangun datar
Kegiatan pembalajaran pada fase orientasi terarah ini
adalah anak berdiskusi untuk menemukan banyak ruas
garis yang membatasi bangun datar
3. Penjelasan
Indikator fase ini adalah mempresentasikan banyak ruas
garis yang membatasi bangun datar
Kegiatan pembelajaran pada penjelasan ini, anak
mempresentasikan hasil kerjanya tentang ruas garis
yang membatasi bangun datar
4. Orientasi bebas
Indikator fase ini adalah :

43
mengelompokkan bangun datar yang dibatasi ruas garis
dengan banyak tertentu.
Menggambar bangun datar yang dibatasi oleh banyak
ruas garis yang ditentukan
Kegiatan pembelajaran pada fase orientasi bebas ini
adalah anak menemukan bangun datar yang dibatasi
oleh banyak ruas garis dengan banyak tertentu.
Menggambar bangun datar yang dibatasi ruas garis
dengan banyak tertentu
5. integrasi
Indikator fase ini adalah membuat simpulan tentang ruas
garis pada bangun datar
Kegiatan pembelajaran pada fase integrasi ini anak
menggambar berbagai bangun datar dengan banyak ruas
garis yang bervariasi.
Pada akhir fase 5 ini anak telah memiliki kemampuan
geometri yang berkaitan dengan ruas garis pada bangun
datar.

44
Selanjutnya pembelajaran untuk bangun ruang melalui
kelima fase Van Hiele dipaparkan berikut
1. Informasi
Indikator :
3.8.4 menyebutkan ruas garis yang membatasi bangun
ruang
3.8.5 menyebutkan banyak ruas garis yang membatasi
bengun ruang
Kegiatan pembelajaran pada fase informasi ini adalah
sebagai berikut.
a. Tanya-jawab tentang rusuk pada bangun kubus dan
balok
b. Tanya jawab banyaknya rusuk pada kubus dan balok
2. Orientasi terarah
Indikator fase ini menemukan benda disekitar yang
memiliki 12 rusuk
Kegiatan pembelajarannya pada fase orientasi terarah
adalah anak mendiskusikan benda benda disekitar
yang memiliki 12 rusuk
3. Penjelasan
Indikator fase ini mempresentasikan benda-benda yang
mempunyai 12 rusuk

45
4. Orientasi bebas
Indikator fase ini adalah anak mengelompokkan benda
disekitar yang mempunyai banyak rusuk yang sama
Kegiatan pembelajaran pada fase orientasi bebas ini,
sebagai berikut
a. anak diberi berbagai benda.
b. anak mengelompokkan benda yang banyak sisinya
sama
5. Integrasi
Indikator fase ini adalah :membuat simpulan tentang
banyak rusuk bangun kubus dan balok.
Kegiatan pembelajaran pada fase integrasi , anak
dibimbing membuat kliping tentang benda-benda yang
mempunyai rusuk 12.

d. Contoh kelas 3
Kompetensi dasar
3.12 Menganalisis berbagai bangundatar berdasarkan
sifat-sifat yangdimiliki
4.12 Mengelompokkan berbagai bangundatar
berdasarkan sifat-sifat yangdimiliki

46
Kompetensi dasar di atas ada pada tahap 3 Van Hiele
Kegiatan pembelajaran dengan mengimplemen- tasikan
fase-fase Van Hiele sebagai berikut.
1. Informasi
Indikator untuk fase ini adalah menyebutkan sifat-sifat
bangun datar
Kegiatan pembelajaran fase informasi sebagai berikut.
Pembelajaran diawali dengan tanya jawab tentang
sifat-sifat bangun datar ( jajargenjang, persegipanjang,
belahketupat, persegi, trapesium, layang-layang).
2. Orientasi
Indikator untuk fase ini adalah menemukan bangun
datar yang ditentukan sifat-sifatnya
Kegiatanya pembelajarannya sebagai berikut.
a. menyebutkan sifat-sifat bangun datar menggunakan
format berikut.
Anak menulis sifat-sifat bangun pada format berikut
Nama bangun Sifat
persegi
Persegipanjang

47
b. Anak menemukan nama bangun yang sifat-sifatnya
ditentukan menggunakan format berikut
Sifat - sifat bangun Nama
bangun
1. Sisi- sisi yang berhadapan sama
dan sejajar
2. Sudut-sudut berhadapan sama
besar
1.Sisi- sisi yang berhadapan sama
dan sejajar
2.Sudut-sudut berhadapan sama
besar
3. Keempat sisinya sama panjang
3. Penjelasan
Indikator fase ini adalah mengkomunikasikan bangun
yang sifat-sifatnya sudah ditentukan
Kegiatan pembelajaran dari fase penjelasan ini adalah
anak memajang hasil temuannya tentang nama bangun
datar yang sifat-sifatnya sudah ditentukan
4. Orientasi bebas
Indikator fase ini adalah menemukan hubungan antara
bangun datar.
Kegiatan pembelajaran
Anak mengerjakan tugas untuk menemukan :

48
a. Hubungan belahketupat dan jajargenjang
menggunakan format berikut
Nama bangun Sifat
Jajargenjang
Belahketupat

Anak menuliskan sifat bangun jajargenjang dan


belahketupat yang sama
Nama Bangun Jajargenjang Belahketupat

Sifat-sifat yang
sama

Dengan mengamati kesamaan sifat bangun jajargenjang


dan belahketupat tersebut selanjutnya anak dibimbing
untuk menemukan hubungan jajargenjang dan
belahketupat
5. Integrasi
Indikator fase ini adalah membuat rangkuman tentang
nama bangun yang ditentukan sifat-sifatnya dan

49
membuat bagan yang berkaitan dengan hubungan antar
bangun datar
Kegiatan pembelajaran pada fase integrasi ini sebagai
berikut.
Anak dengan bimbingan guru membuat rangkuman
tentang nama bangun yang ditentukan sifat-sifatnya
dan membuat bagan hubungan antar bangun datar

B. Rangkuman
Untuk mengimplementasikan teori Van Hiele pada
matematika SD melalui langkah-langkah berikut;
1. Menganalisis KD geometri dilihat kesesuaiannya
dengan tahapan Van Hiele
2. Menentukan indikator untuk setiap fase
3. Mengembangkan pembelajaran untuk setiap fase.
a. Fase informasi
(1) Melihat pengalaman awal yang dimiliki siswa
tentang topik yang dibahas.
(2) Menginformasikan masalah yang akan
dipelajari
b. Fase orientasi

50
Anak mengkaji topik yang akan dipelajari melalui
lembar kerja, alat peraga, dan berbagai sumber
c. Fase penjelasan
Anak mengemukakan pendapatnya tentang topik
yang sudah dikaji
d. Fase orientasi bebas
Anak menyelesaikan tugas yang lebih komplek
e. Fase integrasi
Anak membuat rangkuman materi yang dipelajari.

C. Latihan Soal
1. Implementasikan teori Van Hiele untuk kompetensi
berikut:
3.8 Menganalisis sifat-sifat segibanyak
beraturan dan segibanyak tidakberaturan
4.8 Mengidentifikasi segibanyakberaturan dan
segibanyak tidakberaturan

51
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abdul Halim & Zakaria Effandi. 2013. The


Effects of Van Hiele’s Phases of Learning Geometry
on Students’ Degree Acquisition of Van Hiele Levels.
Social and Behavioral Sciences. (102)

Abdussakir. 2010. Pembelajaran Geometri Sesuai


Teori Van Hiele. Jurnal El-Hikmah: Jurnal
Kependidikan dan Keagamaan, Vol. VII, No. 2.
Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang

Crowley, Mary L. 1987. The Van Hiele Models of the


Development of Geometric Thought. Yearbook of
the National Council of Theachers of
Mathematics.

Fuys, D., Geddes, d., and Tischler. 1988. The van


Hiele Model Thinking Geometry among
Adolescent. Journal for research in
Mathematics Education. Number 3. Volume XII.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang


Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Safrina, Khusnul,dkk. 2014. Peningkatan Kemampuan


Pemecahan Masalah Geometri melalui
Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori Van
Hiele. Jurnal Didaktik Matematika, Vol. 1, No. 1

52
Shadiq, Fajar dkk, 2011. Penerapan teori belajar
padaPembelajaran matematika di SD. Modul
Matematika SD Program Bermutu Jakarta.

Zilkova, K., Gucaga, J. & Kopacova, J. 2015.


(Mis)Conceptions About Geometric Shapes In
Pre-Service Primary Teachers. Acta Didactica
Napocensia, Volume 8, Number 1.

53
GLOSARIUM

Deduksi : adalah penarikan keseimpulan


dari umum ke khusus
Ekstrinsik : adalah sesuatu yang berada di
luar diri anak
Fase : adalah langkah-langkah yang
Pembelajaran harus diperhatikan dalam
Geometri pembelajaran geometri
Geometri : adalah suatu cabang dari
matematika yang mempelajari
titik, garis, bidang, dan ruang
Indikator : penanda pencapaian kompetensi
dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat
diukur mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
Intrinsik : adalah sesuatu didalam diri anak
Keakuratan : adalah ketelitian, kecermatan
seseorang dalam mengamati
suatu obyek

Kompetensi : kemampuan spesifik yang


dasar mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang terkait
muatan atau mata pelajaran

Tahap : adalah tahapan yang harus dilalui


pemahaman anak dalam memahami geometri
geometri

54
Teori : adalah buah fikiran yang abstrak
dan prinsip prinsip yang
memperhatikan suatu batang
tubuh ilmu pengetahuan

55
INDEKS

A
Analisis-2,4,5,12,13
B
Bangun-5,24,25,26,27,28,29,30,31,33,34,35,39,43,46,
47,48
Belah ketupat -7,9,10,51,53,55
Balok - 37,39,44,45
C
Ciri - ciri 1, 35
D
Diagonal- 6,17
F
Fase- 3,22,40,41,42,44,45,46,47,48,50,51
G
Geometri -1,4,5,6,11,14,18,20,22,43
I
Informasi-2,3,15,16,18,20,22,41,44,46,48,51,53,54,
55
Integrasi-2,3,15,17,19,22,23,43,45,48,49,54,56
J
Jajargejang -6,9,13,22,51,53,54,55
Jaring-jaring- 37
K
Kubus -5,37,39,44
L
Layang-layang- 51
M
Matematika- 1,10

56
O
Orientasi terarah-2,3,15,16,18,20,21,23,41,44,47,49,
51,53
Orientasi bebas- 2,3,15,17,19,22,23,43,45,48,49,49,
54,56
P
Pengenalan- 2,4,12
Pengurutan-2,4,6,12
Penjelasan- 2,3,15,17,19,22,23,42,44,45,47,49,53,56
Pemahaman geometri- 3,4,14,16
Persegi - 6,10,13,15,16,17,19,20,41,42,51
Persegipanjang- 9,10,13,15,16,19,20,22,43,51
S
Segitiga-4,43
Segiempat-4
Sifat-sifat- 5,6,7,8,9,13,18,34,50,51
Sisi-6
Sudut-6,52
T
Teori belajar-1
V
Van Hiele-2,3,4,11,12,13,14,15,20,24,40,43,45,46
48,53,55

57
TENTANG PENULIS
Dra. Wahyuningsih, M.Pd. lahir di Sragen
10 Desember 1952. Ia menyelesaikan
pendidikan Sarjana Muda di Jurusan
Pendidikan Matematika Universitas Sebelas
Maret (UNS), dan melanjutkan pendidikan
Sarjana di Universitas Terbuka. Ia
memperoleh gelar Magister Pendidikan
(M.Pd.) di Jurusan Pendidikan Matematika
SD di Univeritas Negeri Malang. Karirnya
dimulai dari guru SPG Negeri Saalatiga
(1976-1981), kemudian guru di SPG Negeri
Semarang (1981-1991). Selanjutnya ia
menjadi dosen di Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD) FIP Universitas
Negeri Semarang sejak 1991.

Trimurtini, M.Pd. lahir di Purworejo, 10


Mei 1981. Ia telah menempuh pendidikan
Sarjana Pendidikan Matematika di
Universitas Sebelas Maret (UNS) serta
memperoleh gelar S.Pd. (Sarjana
Pendidikan) dan gelar M.Pd. (Magister
Pendidikan) di Jurusan Pendidikan
Matematika Universitas Negeri Semarang.
Ia mengawali karir menjadi guru
matematika di SMA Kebon Dalem
Semarang (2003-2006), kemudian menjadi
dosen di Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan
(FIP) Univeristas Negeri Semarang sejak
tahun 2006.

58
Nursiwi Nugraheni, S.Si., M.Pd. lahir di
Semarang, 22 Mei 1985. Ia telah menempuh
pendidikan Sarjana (S.Si.) pada Jurusan
Matematika UNNES serta memperoleh
gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) jurusan
Pendidikan Matematika UNNES. Ia
mengawali karir menjadi dosen pada jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNNES
sejak 2009.

59

Anda mungkin juga menyukai