BAB 4 Uji Hipotesis Sampel Kecil 2 PDF
BAB 4 Uji Hipotesis Sampel Kecil 2 PDF
dimana
t = nilai distribusi t
µ = nilai rata2 populasi
𝑥𝑥̅ = nilai rata2 sampel
s = standar deviasi sampel
n = jumlah sampel
CIRI-CIRI DISTRIBUSI T STUDENT
1. Merumuskan H2 dan H1
2. Menentukan taraf nyata
3. Menentukan uji statistik dengan menggunakan rumus uji t
4. Menentukan daerah keputusan
5. Mengambil keputusan
Contoh
Uji t menjadi :
𝑥𝑥1 − 𝑥𝑥2
𝑡𝑡 =
𝑠𝑠 2 1
𝑝𝑝 �𝑛𝑛 +1�𝑛𝑛2
1
Dimana :
t : nilai distribusi t
𝑥𝑥1 : nilai rata2 sampel pertama
𝑥𝑥2 : nilai rata2 sampel kedua
𝑠𝑠𝑝𝑝2 : penduga varians gabungan populasi
n1 : jumlah sampel populasi pertama
n2 : jumlah sampel populasi kedua
𝑠𝑠12 : varians sampel pertama
𝑠𝑠22 : varians sampel kedua
Contoh
Penelitian pada tahun 2008 tentang industri mobil di Indonesia menunjukkan
hasil sebagai berikut. Dari 19 jenis varian mobil Malaysia, dari Proton,
diperoleh harga rata2 Rp Rp 196 juta dengan standar deviasi 73 juta. Pada
mobil Jepang untuk 23 jenis mobil diperoleh harga rata2 Rp 245 juta dan
standar deviasi Rp 161 juta. Dengan taraf 1% apakah pernyataan bahwa mobil
proton Malaysia lebih murah dari Jepang masih berlaku?
MENGUJI HIPOTESIS PENGAMATAN
BERPASANGAN
Data berpasangan adalah data yang satu berpasangan dengan data yang lain secara
khusus.
Data yang sudah berpasangan tidak dapat dipisahkan untuk membentuk pasangan
yang lainnya.
Pada data berpasangan setiap sampelnya dapat memiliki 2 data.
Data yang berpasangan ini dikenal dengan data bebas (nonindependent)
Ex :
1. Manajer SDM ingin melihat efisiensi dari dampak pelatihan, maka datanya berupa
data pasangan. Yaitu hasil sebelum pelatihan dan hasil sesudah pelatihan untuk
semua orang.
2. Bank Indonesia yang mengembangkan program pengembangan usaha kecil dan
menengah ingin melihat apakah ada perbedaan sebelum pembinaan dan sesudah
pembinaan pada setiap usaha kecil dan menengah yang dibina.
Uji Statistik
𝑑𝑑�
𝑡𝑡 = 𝑠𝑠𝑠𝑠
� 𝑛𝑛
Dimana
t = nilai distribusi t
= nilai rata2 perbedaan antara pengamatan berpasangan
sd = standar deviasi dari perbedaan antara pengamatan berpasangan
n = jumlah pengamatan berpasangan
s = standar deviasi
d = perbedaan antara data berpasangan
𝑑𝑑̅
Contoh
PT PSJ Jaya merupakan perusahaan konveksi di Tangerang. Untuk
meningkatkan keterampilan tenaga kerja maka perusahaan melakukan
pelatihan tenaga kerja untuk mengurangi kerusakan terhadap produk pakaian
yang akan dikirim ke Eropa. Catatan terhadap 10 orang bagian pemotongan
yang mengikuti pelatihan adalah sbb :
Nama Kerusakan Sebelum Pelatihan Kerusakan Sebelum Pelatihan
Siswojo 9 5
Sajimun 5 5
Hasto 7 6
Taryono 6 4
Hia 8 6
Supriyadi 7 4
Santoso 4 2
Suromo 4 1
Herry 3 3
Subeno 7 6
Dengan taraf nyata 5% ujilah pertanyaan apakah harapan manajer bahwa
pelatihan meningkatkan sehingga kerusakan semakin kecil dapat terwujud?
ANALISIS VARIANS
Untuk mempelajari perbandingan secara simultan antara beberapa rata2
populasi dikenal dengan analisis varians (analysis of varians-ANOVA)
Dalam Anova digunakan distribusi F.
Distribusi digunakan untuk menguji apakah 2 atau lebih sampel berasal dari
populasi dengan varians yang sama
Ciri2 Distribusi F
1. Derajat bebas terdiri dari derajat bebas pembilang dan derajat bebas
penyebut. Derajat bebas pembilang diperoleh dari k-1, k adalah jumlah
perlakuan yang akan diuji. Derajat bebas penyebut diperoleh dari N-1, N
adalah jumlah total pengamatan dari seluruh perlakuan.
2. Distribusi Z tidak pernah mempunyai nilai negatif seperti distribusi Z
3. Nilai distribusi F mempunyai rentang dari tak terhingga sampai 0.
4. Syarat2 distribusi F:
a. Populasi yang diteliti berdistribusi normal
b. Populasi mempunyai standar deviasi yang sama
c. Sampel yang ditarik dari populasi bersifat bebas serta diambil secara acak.
PROSEDUR ANALISIS VARIANS
1. Merumuskan hipotesis
2. Menentukan taraf nyata
3. Menentukan uji statistik
4. Menentukan daerah keputusan sesuai dengan nilai kritis F
5. Menentukan keputusan dengan membandingkan nilai F dengan daerah
keputusan apakah menolak atau menerima H0.
Merumuskan Hipotesis
Taraf nyata dapat dipilih 1%, 5% atau 10% tergantung pada kepentingannya.
Untuk menentukan nilai kritis F diperlukan pengetahuan tentang derajat
bebas pembilang (k-1) dan derajat bebas penyebut (N-k) dimana k : jumlah
perlakuan, N : jumlah total keseluruhan sampel.
Menentukan Uji Statistik
Dimana :
F : nilai uji statistik F
SST : Sum of square treatment atau sum of square antar perlakuan
k-1 : derajat bebas pembilang
SSE : Sum of square error atau sum of square dalam perlakuan
N-k : derajat bebas penyebut
MSTR : Mean square between treatment atau mean square antarperlakuan
MSE : Mean square error
Rumus SST dan SSE
𝑇𝑇𝑐𝑐2 ∑ 𝑋𝑋 2
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = � −
𝑛𝑛𝑐𝑐 𝑁𝑁
𝑇𝑇𝑐𝑐2
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 = �
𝑛𝑛𝑐𝑐
Dimana :
SST : Sum of square treatment
SSE : Sum of square error
Tc : kuadrat dari setiap kolom. Nilai dalam setiap pengamatan (X) dalam 1
kolom dijumlahkan kemudian dikuadratkan
nc : Jumlah pengamatan dalam setiap kolom
X : Nilai setiap pengamatan
N : Jumlah total pengamatan
Contoh
PT Sinar Mas Group ingin membangun sebuah mall di daerah Serpong. Untuk ukuran
mall yang besar diharuskan mempunyai daya dukung berupa daya beli dari
masyarakat. Karenanya ada 3 lokasi yang diincar, yaitu Kawasan Kota Lippo Karawaci,
Kota Bintaro dan Kota Bumi Serpong Damai (BSD). Survei awal didasarkan pada 5
sampel setiap kota terhadap pendapatan keluarga yang dinyatakan dalam jutaan.
Berikut adalah hasil survey tersebut :