Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL PROGRAM HIBAH BINA DESA

DESA BINAAN BERBASIS EKONOMI KREATIF


“POLIO” (POT LIMBAH ORGANIK)
POT BUNGA DARI LIMBAH SABUT KELAPA
SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN IBU-IBU RUMAH TANGGA
DI DESA SENGKUBANG, KABUPATEN MEMPAWAH

OLEH :

KETUA : SEPTIAN TRIADI SYAHPUTRA (121620125 - 2012)


ANGGOTA : TUTI KURNIATI (121630405 - 2012)
YUDA ANDRI SETIAWAN (131620108 - 2013)
FRILIANTY PUTRI (131630692 - 2013)
AZIMAH AMALIA (141620329 - 2014)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2016

i
ii
IDENTITAS PROPOSAL PROGRAM HIBAH BINA DESA

No Data
1. Judul : Desa Binaan Berbasis Ekonomi Kreatif
“Polio” (Pot Limbah Organik) Pot Bunga Dari
Limbah Sabut Kelapa Sebagai Upaya
Pemberdayaan Ibu-ibu Rumah Tangga Di
Desa Sengkubang, Kabupaten Mempawah
2. Tema : Seni dan Budaya / Industri Kreatif
3. Organisasi Pelaksana : BEM FKIP UM PONTIANAK
4. Ketua Pelaksana :
Nama : Septian Triadi Syahputra
NPM : 121620125
Tahun Angkatan : 2012
Jurusan/Departemen : Pendidikan Kimia
Perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Pontianak
Alamat perguruan tinggi : Jalan Ahmad. Yani. No. 111 Pontianak
No.hp : 089678487907
Email : Striadi40@gmail.com
4.1 Nama anggota 1 : Tuti Kurniati
NPM : 121630405
Jurusan/Departemen : Pendidikan Biologi
Perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Pontianak
4.2 Nama anggota 2 : Yuda Andri Setiawan
NPM : 131620108
Jurusan/Departemen : Pendidikan Kimia
Perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Pontianak
4.3 Nama anggota 3 : Frilianty Putri
NPM : 131630692
Jurusan/Departemen : Pendidikan Biologi
Perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Pontianak
4.4 Nama anggota 4 : Azimah Amalia
NPM : 141620329
Jurusan/Departemen : Pendidikan Kimia
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Pontianak
5. Nama Penanggung Jawab : Aspiansyah, ST., M.Eng
NIDN : 0003077601
6. Nama Dosen Pendamping : Aspiansyah
Gelar Depan : -
Gelar Belakang : ST., M.Eng
NIDN : 0003077601
No. HP : 085245275455
Email : aspi_pbun@yahoo.co.id
7. Biaya yang diperlukan : Rp 44.470.000,-
Biaya yang diusulkan ke DIKTI : Rp 44.470.000,-

iii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Identitas Proposal iii
Daftar Isi iv

A. Judul 1

B. Latar Belakang Masalah 1

C. Rumusan Masalah 3

D. Tujuan 3

E. Indikator Keberhasilan Program 3

F. Luaran Yang Diharapkan 4

G. Manfaat Program 4

H. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran 5

I. Metode Pelaksanaan 5

J. Jadwal Kegiatan 11

K. Rancangan Biaya 12

L. Lampiran 14

Lampiran 1 : Biodata Kelompok dan Dosen Pembimbing


Lampiran 2 : Gambaran Iptek yang akan Diterapkan
Lampiran 3 : Surat Pernyataan Kesediaan Bekerja Sama
Lampiran 4 : Denah Lokasi Desa Binaan

iv
A. JUDUL
Desa Binaan Berbasis Ekonomi Kreatif “POLIO” (Pot Limbah Organik) Pot Bunga
Dari Limbah Sabut Kelapa Sebagai Upaya Pemberdayaan Ibu-ibu Rumah Tangga Di Desa
Sengkubang, Kabupaten Mempawah.

B. LATAR BELAKANG MASALAH


Di era teknologi yang semakin maju, dimana masyarakat hidup modern, kepedulian
masyarakat terhadap lingkungan semakin menipis. Banyak limbah tak terpakai yang
terdapat di lingkungan masyarakat terbuang percuma tanpa adanya perhatian masyarakat
untuk memanfaatkannya. Limbah yang dinilai tidak berguna dan merusak lingkungan,
apabila diolah dan dikelola dengan lebih baik akan menjadi sesuatu yang bermanfaat dan
berdampak positif. Pemanfatan limbah maupun barang tak pakai menjadi sesuatu yang
memiki nilai jual tinggi dan sangat diperlukan untuk melestarikan lingkungan maupun
menjadi penghasilan lebih. Salah satunya adalah dengan pemanfaatan limbah sabut kelapa
agar memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat yang memanfaatkannya. Sabut kelapa yang
biasanya di buang begitu saja oleh para pekebun kelapa dan hanya menimbulkan tumpukan
sampah dan bau tidak nyaman. Dengan pemanfaatan yang tepat dan sentuhan kreatifitas
maka limbah sabut kelapa tersebut dapat diubah menjadi produk seni bernilai jual.
Sabut kelapa kebanyakan kurang dimanfaatkan oleh masyarakat. Manfaat sabut kelapa
yang sering kita dengar salah satunya adalah untuk bahan bakar tungku sebagai pengganti
kayu bakar. Selain itu, sabut kelapa di bidang pertanian dimanfaatkan sebagai media tanam
pembungkus batang pada proses pencangkokkan dan lain sebagainya. Namun, ada satu
karya inovasi yang sangat indah, yaitu “POLIO” pot limbah organik yang berbahan baku
limbah sabut kelapa. Diambil bagian dalam limbah sabut kelapa kemudian di rendam
selama kurang lebih 2 hari. Setelah itu sabut tersebut di keringkan sampai kering. Setelah
kering sabut tersebut di haluskan dengan cara pencacahan dengan menggunakan mesin
penghancur. Apabila sabut telah kering dan halus dilakukan pemasakan dengan kanji,
tawas dan telur seperti suatu adonan. Setelah adonan tercampur sempurna setelah itu baru
dicetak menggunakan mesin pencetak pot bunga. Perpaduan ini sungguh memberikan
nuansa keindahan seni luar biasa. Produk ini benar-benar memiliki seni keunikan yang
berbeda dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Desa Sengkubang merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Mempawah Hilir
Kabupaten Mempawah, memiliki luas 2000 Ha dengan jumlah penduduk total tahun 2014
yaitu 6.577 jiwa. Mata pencaharian utama penduduk desa ini adalah di bidang pertanian
sebesar 55% dan perkebunan 25% sedangkan sisanya adalah perikanan dan perternakan.
1
Dari data statistik, perkebunan terbesar yang ada di desa tersebut adalah perkebunan kelapa
dengan luas 950 Ha, dengan hasil produksi mencapai 4000 buah per Ha. Hal ini
menunjukkan bahwa potensi sabut kelapa di desa ini cukup melimpah sehingga
mendukung kami untuk mengembangkan inovasi produk dari sabut kelapa.
Berdasarkan hasil pengamatan tim peneliti, ibu-ibu di Desa Sengkubang, Kecamatan
Mempawah Hilir, termasuk golongan ekonomi menengah ke bawah. Kebanyakan dari
mereka hanya menjadi ibu rumah tangga. Waktu senggang yang ada juga tidak digunakan
untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan menghasilkan. Berdasarkan pengamatan
tersebut, diharapkan melalui Program Desa Binaan Berbasis Ekonomi Kreatif, keratifitas
ibu-ibu rumah tangga di Desa Sengkubang dapat diberdayakan dengan memanfaatkan
limbah sabut kelapa yang melimpah menjadi sebuah produk ekonomi kreatif yaitu
“POLIO”.
Selain itu Tim Peneliti juga akan membantu mempromosikan dan mempublikasikan
kerajinan yang dihasilkan oleh ibu-ibu rumah tangga di Desa Sengkubang melalui situs
WEB, Social Media dan Majalah Ilmiah Universitas Muhammadiyah Pontianak agar dapat
menarik minat masyarakat luar untuk membeli produk tersebut. Masyarakat juga akan
mendapat pelatihan tentang bagaimana cara penggunaan WEB dan Social Media sebagai
media promosi agar tercipta kemandirian. Dengan demikian, selain dapat mengurangi
limbah sabut kelapa, program ini juga dapat meningkatkan pengetahuan dan penghasilan
masyarakat Desa Sengkubang. Dengan memberikan pelatihan pembuatan pot bunga dari
limbah sabut kelapa, diharapkan dapat memberikan kegiatan positif dan bermanfaat kepada
ibu-ibu Rumah Tangga di Desa Sengkubang.
Alasan pemilihan sabut kelapa sebagai bahan pembuatan pot organik karena untuk
memanfaatkan sabut kelapa yang peranannya kurang dimanfaatkan oleh masyarakat. Hal
ini dapat didukung dengan adanya Program Hibah Bina Desa yang diberikan oleh
pemerintah kepada para mahasiswa untuk terjun membangun desa dan menumbuhkan
kreativitas masyarakat dalam mengolah sabut kelapa sehingga memiliki nilai ekonomi bagi
masyarakat. Melalui program tersebut diharapkan mampu menumbuhkann rasa peduli
masyarakat di desa setempat sehingga mampu berkontribusi membangun desa yang aktif,
dan mandiri dalam berwirausaha.

2
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan masalah dari program ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengolah limbah sabut kelapa menjadi barang seni bernilai jual guna
meningkatkan penghasilan masyarakat Desa Sengkubang?
2. Bagaimana cara memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di Desa Sengkubang dengan
mengolah limbah sabut kelapa yang melimpah di lingkungan sekitar?
3. Bagaimana cara mempromosikan dan mempublikasikan produk “POLIO” pot limbah
organik dari limbah sabut kelapa sebagai sebuah Industri seni kreatif baru serta
memiliki nilai jual yang tinggi?

D. TUJUAN
1. Mengurangi dampak buruk di lingkungan sekitar limbah sabut kelapa, berupa bau tidak
sedap yang menyengat sehingga masyarakat yang tinggal di daerah tersebut menjadi
kurang nyaman.
2. Mengolah limbah sabut kelapa dari perkebunan maupun lingkungan sekitar Desa
Sengkubang menjadi produk seni bernilai jual tinggi.
3. Memberdayakan ibu-ibu rumah tangga Desa Sengkubang untuk mendapatkan
keterampilan dan meningkatkan penghasilan melalui pengolahan limbah sabut kelapa
yang diubah menjadi “POLIO”.
4. Mempromosikan dan mempublikasikan kepada masyarakat umum bahwa masyarakat
Desa Sengkubang dapat menghasilkan produk seni bernilai jual tinggi bernama
“POLIO” berupa pot limbah organik dari hasil pemanfaatan limbah sabut kelapa.
5. Direncanakan produk limbah sabut kelapa “POLIO” akan dipublikasikan melalui situs
WEB, Sosial Media dan Majalah Ilmiah Universitas Muhammadiyah Pontianak.
6. Mengembangkan Desa Binaan Berbasis Ekonomi Kreatif sebagai Desa percontohan
yang memiliki Industri Seni Kreatif baru dalam hal pengolahan limbah sabut kelapa
menjadi “POLIO” pot limbah organik yang dapat meningkatkan penghasilan bagi
masyarakatnya.

E. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM


1. Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar dalam mengolah limbah sabut
kelapa menjadi produk seni yang bernilai jual tinggi.
2. Antusias Ibu-ibu rumah tangga di Desa Sengkubang dalam mengikuti petunjuk dan
pelatihan pengolahan limbah sabut kelapa menjadi produk seni yang bernilai jual tinggi.
3
3. Adanya tambahan pengetahuan dan penghasilan Ibu-ibu rumah tangga di Desa
Sengkubang dengan mengolah limbah sabut kelapa.
4. Keterlibatan rekan-rekan mahasiswa serta dosen-dosen dalam melakukan pengabdian
Masyarakat akan semakin tinggi dengan memberikan pengarahan dan pelatihan dalam
mengolah limbah.
5. Meningkatnya penghasilan dan ketrampilan Ibu-ibu rumah tangga di Desa Sengkubang
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di lingkungan limbah sabut
kelapa.

F. LUARAN YANG DIHARAPKAN


1. Mengembangkan kreatifitas ibu-ibu rumah tangga dalam mengolah limbah sabut
kelapa agar semakin inovatif dan bersaing dengan produk sejenis yang ada dipasaran.
2. Pengolahan limbah sabut kelapa oleh Ibu-ibu rumah tangga di Desa Sengkubang akan
di publikasikan melalui situs WEB dan Sosial Media agar masyarakat umum dapat
mengenal produk kerajinan dari limbah sabut kelapa yang bernama “POLIO”.
3. Mempublikasikan hasil karya ibu-ibu rumah tangga dalam mengolah limbah sabut
kelapa melalui artikel di Majalah Ilmiah Universitas Muhammadiyah Pontianak
mengenai pengolahan limbah sabut kelapa menjadi “POLIO”.

G. MANFAAT PROGRAM
1. Ibu-ibu rumah tangga di Desa Sengkubang mendapatkan pengetahuan mengenai
pemanfaatan limbah sabut kelapa menjadi pot bunga yang memiliki nilai seni dan
bernilai jual.
2. Memberikan kegiatan yang positif untuk masyarakat Desa Sengkubang dalam
mengolah limbah sabut kelapa menjadi produk seni kreatif.
3. Meningkatkan penghasilan masyarakat Desa Sengkubang melalui pengolahan limbah
sabut kelapa.
4. Mengurangi dampak limbah sabut kelapa berupa bau menyengat di lingkungan sekitar.
5. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat Desa Sengkubang tentang cara
memasarkan dan mempublikasikan hasil kerajinan limbah “POLIO” agar dikenal oleh
masyarakat umum.

4
H. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Gambar 1 : Foto Daerah Sasaran


(Kantor Desa Sengkubang, Desa Sengkubang, dan Perkebunan Masyarakat)
Masyarakat Desa Sengkubang merupakan masyarakat agraris, yang sumber
penghasilan utamanya dari hasil pertanian. Masyarakat Desa Sengkubang merupakan
petani kelapa, dengan luas lahan perkebunan kelapa produktif sebesar 950 Ha. Setiap satu
hektar, terdapat 154 pohon kelapa, dengan produksi buah kelapa mencapai 4.000 buah/Ha
dengan rentang masa panen empat bulan.
Masyarakat Desa Sengkubang merasa bahwa sabut kelapa yang tidak dimanfaatkan
dengan maksimal hanya menjadi sampah yang mencemari lingkungan. Masyarakat sudah
berusaha mencari alternatif pemanfaatan sabut kelapa ini, dan Program Hibah Bina Desa
ini sangat sesuai dengan permasalahan yang dialami oleh mereka. Masyarakat sangat
antusias terhadap program binaan yang dilakukan oleh mahasiswa kepada masyarakat
sebagai bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

I. METODE PELAKSANAAN
1. Identifikasi Masalah

Gambar 2 : Kondisi Perkebuan Masyarakat Desa Sengkubang


(Limbah Sabut Kelapa yang tidak digunakan berserakan dan menumpuk)
Desa Sengkubang yang letaknya tidak jauh dari Perkebunan Masyarakat yang
merupakan penghasil limbah sabut kelapa terbesar di Kecamatan Mempawah Hilir. Limbah
5
sabut kelapa ini menimbulkan bau yang sangat menyengat dan berserakan di sekitar
perkebunan. Hal ini tentu saja menjadi sebuah masalah yang harus diatasi. Salah satu cara
untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengurangi limbah yang ada. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengolah limbah sabut kelapa menjadi produk seni bernilai jual
seperti “POLIO”. Sehingga jumlah limbah yang ada akan berkurang dan dapat menambah
penghasilan serta ketrampilan masyarakat.

2. Analisis Kebutuhan
Desa Sengkubang adalah salah satu desa di Kecamatan Mempawah Hilir. Lokasinya
strategis karena dikelilingi oleh rumah warga dan sekolah. Daerah ini dikenal sebagai
daerah padat penduduk dan mayoritas ibu-ibu rumah tangga tidak bekerja. Waktu
senggang yang ada, juga tidak digunakan untuk kegiatan yang menghasilkan dan
bermanfaat. Desa Sengkubang juga memiliki fasilitas Gedung Serbaguna namun kurang
terkelola dengan baik. Sehingga diharapkan melalui Program Desa Binaan, keratifitas ibu-
ibu rumah tangga di Desa Sengkubang dapat diberdayakan dengan kegiatan pengolahan
limbah sabut kelapa. Gedung serbaguna juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat sosialisasi
dan pelatihan kepada masyarakat umum yang berkunjung. Dengan demikian secara tidak
langsung juga akan membantu proses promosi. Proses promosi dan publikasi juga akan
dilakukan melalui situs WEB, Social Media dan Majalah Ilmiah Universitas
Muhammadiyah Pontianak agar dapat menarik minat masyarakat umum untuk membeli
dan pada akhirnya berdampak pada peningkatan penghasilan masyarakat Desa
Sengkubang.

a. Analisis kondisi masyarakat


Untuk mencapai kondisi yang ideal diperlukan transformasi dengan melibatkan
seluruh elemen terkait. Agar transformasi dapat terwujud, selain kondisi ideal yang
diinginkan, diperlukan juga pemahaman terhadap kondisi masyarakat di Desa
Sengkubang. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahpahaman antara Tim Peneliti
dan masyarakat. Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pemetaan
terhadap karakteristik masyarakat Desa Sengkubang, dan setelah itu menentukan
beberapa daerah Rukun Tetangga (RT) yang dapat dijadikan daerah sasaran. Daerah
RT yang akan menjadi sasaran adalah daerah yang mayoritas ibu rumah tangganya
tidak bekerja dan tingkat ekonominya belum ideal. Setelah penilaian dan pemetaan di
lakukan, penentuan prioritas langkah dapat ditentukan.

6
b. Pemetaan kondisi masyarakat Desa Sengkubang
Dari analisis sebelumnya, akan ditemukan hubungan saling terkait antara
elemen yang satu dengan lainnya. Salah satunya adalah kesejahteraan, kesejahteraan
dipengaruhi oleh aspek kemampuan ekonomi dan pendidikan. Untuk memberdayakan
masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan maka diperlukan faktor eksternal sebagai
pemercepat seperti aspek kreatif dan mandiri.

3. Penyusunan Program

Sosialisasi (Program Desa Binaan)

Pelatihan Pembuatan “POLIO”


Pot Limbah Organik

Pelatihan MOM (Manajemen Organisasi


Masyarakat

Pelatihan Pemasaran dan Publikasi Produk


Melalui Situs WEB dan Sosial Media

Evaluasi Program Bersama TIM


Masyarakat Desa Binaan

Monitoring Keberlanjutan Program Kepada


TIM Masyarakat Desa Binaan

Pembuatan Laporan Akhir

Gambar 3 : Diagram Alir Susunan Program

7
4. Pelaksanaan Program
a. Tahap Sosialisasi Program Desa Binaan
Pada tahap ini, akan diadakan sosialisasi tentang pengolahan limbah khususnya
sabut kelapa dan bagaimana cara menerapkan Green Life Style dalam kehidupan sehari-
hari. Selain itu, akan dipaparkan pula tentang pendayagunaan limbah sabut kelapa
menjadi “POLIO” pot limbah organik yang bernilai seni tinggi dan bernilai jual.
Masyarakat diharapkan dapat mengubah limbah sabut kelapa yang semula tidak berguna
dan terbuang begitu saja menjadi produk seni bernilai jual tinggi. Selain itu dapat
menyebarkan ilmu kreatif tersebut pada daerah disekitarnya.

b. Tahap Pelatihan “POLIO” Pot Limbah Organik


Dilakukan praktek langsung tentang bagaimana teknik pembuatan pot bunga yang
benar. Kegiatan ini akan diadakan secara terpusat di Gedung Serbaguna Desa
Sengkubang. Acara pelatihan ini akan dihadiri oleh ibu-ibu PKK dari RT yang telah
dipilih sebagai daerah sasaran.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain :


1. Alat yang digunakan adalah Cetakan Pot, Mesin Cetak, Mesin Penghancur, Kompor
Gas, Tabung Gas, Kuali Besar, Sendok Pengaduk, Ember dan Baskom.
2. Bahan yang digunakan adalah Sabut Kelapa, Tepung kanji, Tawas dan Telur.
3. Cara kerja yang dilakukan yaitu diambil bagian dalam limbah sabut kelapa kemudian
di rendam selama kurang lebih 2 hari. Setelah itu sabut tersebut di keringkan sampai
kering. Setelah kering sabut tersebut di haluskan dengan cara pencacahan dengan
menggunakan mesin penghancur. Apabila sabut telah kering dan halus dilakukan
pemasakan dengan kanji, tawas dan telur seperti suatu adonan. Setelah adonan
tercampur sempurna setelah itu baru dicetak menggunakan mesin pencetak pot
bunga.
4. Handout mengenai hasil pembuatan pot bunga organik dari limbah sabut kelapa yang
terdiri dari judul, tujuan, alat dan bahan, cara pembuatan, penjelasan mengenai
limbah sabut kelapa menjadi pot bunga, kelebihan dan keunikan produk pot bunga
organik, dan hal-hal lain yang perlu diperhatikan. Handout di sajikan dalam bentuk
contoh produk jadi dan film dokumenter tentang proses pembuatan produk.
Sehingga melalui Handout yang disajikan diharapkan para peserta pelatihan dapat
lebih cepat memahami apa yang disampaikan oleh Tim Peneliti.

8
5. Pelaksanaan pembuatan pot bunga organik dari limbah sabut kelapa. Melakukan
publikasi melalui banner yang dipasang di desa dan menyebar brosur di tempat-
tempat strategis. Selain itu dari pihak desa akan menyampaikan surat pemberitahuan
tentang pelatihan tersebut kepada ketua RT yang telah ditunjuk. Selanjutnya
masyarakat dilibatkan secara langsung dengan membentuk organisasi kepanitiaan
dari pihak masyrakat guna mempermudah proses pembinaan dan mengurangi resiko
ketidaksepahaman yang mungkin akan terjadi saat program berlangsung. Sehingga
dengan demikian dapat meningkatkan jumlah peserta yang hadir dalam program
pelatihan.

c. Tahap MOM (Manajemen Organisasi Masyarakat)


1. Musyawarah Masyarakat dengan Tim Peneliti
Sosialisasi adanya pelatihan di Desa Sengkubang melalui musyawarah dengan
masyarakat sekitar di Desa Sengkubang yang selanjutnya diadakan pertemuan yang
dihadiri oleh perwakilan dari masyarakat daerah sasaran dan Tim Peneliti
(Mahasiswa dan Dosen) untuk membicarakan setiap kegiatan yang akan diadakan
dalam Program Desa Binaan. Melalui proses musyawarah yang dilakukan untuk
mencapai kesepahaman antara pihak masyarakat dan Tim Peneliti. Dengan demikian
kegiatan yang akan berlangsung merupakan kesepakatan bersama dan masyarakat
dengan senang hati mengikuti setiap kegiatan yang ada. Keberlanjutan program juga
lebih terjamin dengan adanya kepercayaan dari masyarakat kepada Tim Peneliti.

2. Pembentukan TIM Pengelola “POLIO” dari Pihak Masyarakat


Pembentukan Tim Pengelola “POLIO” dilakukan untuk menjaga
kesinambungan program ini, mengingat bimbingan dan kontroling dari Tim Peneliti
tidak dapat dilakukan secara terus menerus. Dengan adanya Tim Pengelola
“POLIO” maka setiap kegiatan yang dilaksanakan akan lebih transparan. Tim ini
akan bertugas dalam mengelola setiap produk yang akan dihasilkan dan mengelola
kearsipan administrasi dari pihak masyarakat. Sehingga nantinya program ini akan
terkelola dengan administrasi yang benar dan transparan. Apapun yang terjadi dalam
proses pelaksanaan program antara Tim Pengelola dan Tim Peneliti sama-sama
mengetahui.

9
3. Pelatihan Manajemen Organisasi Masyarakat (MOM)
Adapun pelatihan yang akan diberikan adalah :
a. Memberikan penjelasan struktur Tim Pengelola yang tertata dengan benar.
b. Penyusunan tata tertib pelaksanaan program guna meningkatkan kedisiplinan
masyarakat.
c. Mekanisme pengambilan keputusan bersama guna transparansi program.
d. Bagaimana cara menjalankan proses organisasi dalam Tim Pengelola dengan
benar.
e. Bagaimana menjadi Pimpinan Tim Pengelola yang berkualitas dan mampu
menjalankan organisasinya dengan efektif.
Dengan adanya pelatihan MOM diharapkan proses pengelolaan “POLIO” oleh
Tim Pengelola dari pihak masyarakat benar-benar dapat berlangsung dengan efektif.
Hal ini perlu dilakukan demi keberlangsungan program yang berkorelasi, mengingat
pihak panitia tidak akan terus menerus melakukan kontroling. Sehingga nantinya
akan tercipta masyarakat yang mandiri dalam melanjutkan program Desa Binaan
Berbasis Ekonomi Kreatif.

d. Tahap Pelatihan Pemasaran dan Publikasi Produk Melalui Situs WEB dan Sosial
Media
Dalam Tahap ini masyarakat akan mendapatkan pelatihan tentang proses
pembuatan WEB dan cara menggunakan sosial media guna mempromosikan serta
mempublikasikan hasil karya mereka. Dengan demikian masyarakat juga akan
menambah pengetahuannya di bidang Teknologi Informatika dalam proses promosi.

e. Tahap Evaluasi Program Bersama TIM Masyarakat Desa Binaan


Tahap Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kekurangan dalam pelaksanaan
program. Melalui proses evaluasi, kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan program
dapat diperbaiki menjadi lebih baik. Tahap ini dilakukan oleh Tim Peneliti (Mahasiswa
dan Dosen) bersama pihak panitia dari masyarakat.

f. Tahap Monitoring Keberlanjutan Program Kepada TIM Masyarakat Desa Binaan


Tahap monitoring dilakukan agar proses keberlanjutan oleh tim pengelolah dari
masyarakat tentunya masih membutuhkan pembimbingan. Tahap Monitoring ini
bertujuan :
1. Melihat perkembangan program yang telah dilaksanakan.
10
2. Mengetahui kendala yang ada dalam proses pelaksana program.
3. Mencari solusi terhadap masalah yang ada, sehingga program Desa Binaan yang
dilaksanakan benar-benar efektif dan maksimal serta bersinergis.

g. Tahap Pembuatan Laporan


1. Pembuatan Laporan Awal
Pembuatan laporan awal disesuaikan dengan hasil yang telah dicapai selama
melakukan pembinaan terhadap ibu-ibu rumah tangga di Desa Binaan. Memaparkan
proses pelaksanaan program dari awal hingga akhir serta perkembangan dari setiap
program yang telah disusun.
2. Revisi Laporan
Revisi laporan dilakukan apabila terdapat perkembangan baru saat program
bina desa berlangsung atau telah selesai terlaksana.
3. Pembuatan Laporan Akhir
Pembuatan laporan akhir dilakukan setelah melakukan revisi laporan apabila
terjadi kesalahan dalam pembuatan laporan agar dalam penyusunan laporan akhir
diperoleh hasil yang lebih baik dari laporan awal.

J. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Tabel 1 : Jadwal Kegiatan


Bulan - Ke
No Kegiatan 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
2. Sosialisasi
3. Pembentukan Kepanitian Warga
4. Pelatihan 1
5. Pelatihan 2
6. Pelatihan 3
7. MOM
8. Pelatihan WEB
9. Evaluasi
10. Monitoring
11. Pelaporan

11
K. RANCANGAN BIAYA

Tabel 2 : Rancangan Biaya


No Keterangan Jumlah Harga Satuan Jumlah
(Rp) (Rp)
A. Biaya Habis Pakai

1. Pembuatan Proposal 7 Rangkap 25.000 175.000

2. Pembuatan Laporan Pengembangan 7 Rangkap 20.000 140.000

3. Pembuatan Laporan Akhir 7 Rangkap 30.000 210.000

4. Pembuatan Modul 100 Rangkap 5.000 500.000

5. Alat Tulis Admin Panitia 1 Paket 150.000 150.000

6. Alat Tulis Peraga 100 Buah 2.000 200.000

7. Sabut Kelapa 100 Kg 7.500 750.000

8. Tawas 10 Kg 15.000 150.000

9. Telur 10 Kg 25.000 250.000

10. Tepung Ganji 10 Kg 13.000 130.000

11. Pembuatan Film Pendek 1 Kali 700.000 700.000

12. Spidol Maker 1 Lusin 50.000 50.000

13. Tinta Board Maker 4 Kotak 25.000 100.000

14. Baju Panitia 10 Helai 75.000 750.000

15. Baju Peserta 100 Helai 50.000 5.000.000

16. Dokumentasi 1 Kali 800.000 800.000

B. Peralatan Penunjang

17. Mesin Cetak Pot 1 Butir 8.500.000 8.500.000

18. Mesin Penghancur 1 Butir 5.200.000 5.200.000

19. Kompor Gas 1 Butir 300.000 300.000

20. Tabung Gas 1 Buah 150.000 150.000

21. Kuali Besar 3 Buah 100.000 300.000

12
22. Sendok Pengaduk 7 Buah 15.000 105.000

23. Ember 10 Buah 20.000 200.000

24. Baskom 10 Buah 30.000 300.000

25. Sewa LCD Proyektor 1 Buah 800.000 800.000

26. Banner 3 Buah 150.000 450.000

27. White Board 1 Buah 250.000 250.000

28. Laptop 1 Buah 4.990.000 4.990.000

C. Perjalanan

29. Persiapan 6 Hari 50.000 300.000

30. Sosialisasi 1 Hari 50.000 50.000

31. Pelatihan 1, 2, 3 6 Hari 50.000 300.000

32. MOM 5 Hari 50.000 250.000

33. Evaluasi 3 Hari 50.000 150.000

34. Logistik 6 Hari 50.000 300.000

35. Kontroling 20 Hari 35.000 700.000

D. Publikasi dan Seminar

36. Seminar Lokal / Nasional 1 Kali 600.000 600.000

37. Publikasi Jurnal 1 Kali 750.000 750.000

Jumlah 35.000.000

Dana yang terbilang : “Tiga Puluh Lima Juta Rupiah”

13
14
15
16
17
18
BIODATA DOSEN PENDAMPING

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Aspiyansyah, ST., M.Eng


2. Jabatan Fungsional Lektor (300)
3. Jabatan Struktural Dosen
4. NIDN 0003077601
5. Tempat dan Tanggal Lahir Pangkalan Bun, 03 Juli 1976
6. Alamat Rumah Jl. Sei Raya Dalam Komp. Mitra Indah Utama 6
7. Nomor Telepon/Faks Rumah -Blok A no.53 Pontianak
8. Nomor HP 085245275455
9. Alamat Kantor Jalan Jenderal Achmad Yani No.111
10. Nomor Telepon/Faks Kantor Pontianak
(0561) 78124
764571
11. Email Unmuhpnk.ac.id
12. Mata Kuliah yang diampu 1. Metalurgi Fisisik
2 Material Teknik
3 Elemen Mesin

RIWAYAT PENDIDIKAN

S1 S2

Nama PT UNPAS Bandung Universitas Gadjah Mada


Bidang Ilmu Bahan Teknik Bahan Teknik
Tahun Masuk 1995 2007
Tahun Lulus 2001 2009
Judul Skripsi/Tesis Analisa Karakteritik Matarial Pengaruh Parameter Proses
Disertasi Ring Piston Pengecoran Squeeze
(Temperatur Tuang,
Temperatur Cetakan Dan
Kandungan Si) Terhadap
Kekerasan, Kekuatan Tarik
Dan Struktur Mikro Pada
Benda Cor Tipis Al-Si

Nama Pembimbing/ Ir. Bukti Tarigan, MT Dr. Suyitno, ST. M.Sc


Promotor

PENGALAMAN PENELITIAN 5 TAHUN TERAKHIR

Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian
Sumber Jlh (Juta Rp.)

1. 2010 Pemanfaatan Kulit Kayu Kapua Kopertis Wilayah 2.500.000,00


Sebagai Bahan XI Kalimantan
Dasar Pembuatan Material
Komposit dan Sifat
19
Mekaniknya.
2. 2010 Pengaruh Melt Temperatur dan UNMUH 3.000.000,00
Kerapatan Polystyrene Foam Pontianak
Terhadap Fluiditas, Sifat Fisis dan
Mekanis Al-0,45%Si pada lost
foam casting

3. 2011 Pemilihan Pasir Cetak Yang Tepat Kopertis Wilayah 3.500.000


Untuk Pengecoran XI Kalimantan
Al-0,45%Si Dengan Metode
Evaporative

4. 2012 Rekayasa dan Manufaktur Bahan Hibah Bersaing 44.000.000,00


Komposit Hibrid Berpenguat DIKTI
(Ketua) Serat Tandan Kosong Kelapa
Sawit (TKKS) dan Serat Glass
untukPelampung Jaring Apung
5. 2013 Rekayasa dan Manufaktur Bahan Hibah Bersaing 45.000.000,00
Komposit Hibrid Berpenguat DIKTI
(Ketua) Serat Tandan Kosong Kelapa
Sawit (TKKS) dan Serat Glass
untuk Pelampung Jaring Apung
6. 2013 Pengembangan Matrial Komposit Hibah Bersaing 40.000.000,00
Berpenguat Serat Kelapa Sebagai DIKTI
(Anggota) Bahan Dasar Pembuatan Digester
Biogas Dalam Upaya Pemenuhan
Keperluan Energi Rumah Tangga
7. 2014 Pengembangan Dan Manufaktur Hibah Bersaing 50.000.000,00
Matrial Komposit Berpenguat DIKTI
(Ketua) Serat Alam Sebagai Bahan Dasar
Pembuatan Sudu Turbin Angin
Dengan Metode Squeeze Casting

8. 2015 Pengembangan Dan Manufaktur Hibah Bersaing 57.500.000,00


Matrial Komposit Berpenguat DIKTI
(Ketua) Serat Alam Sebagai Bahan Dasar
Pembuatan Sudu Turbin Angin
Dengan Metode Squeeze Casting

PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Judul Pengabdian Kepada Pendanaan


No Tahun
Masyarakat Sumber Jlh (Juta Rp.)
1. 2010 Pelatihan dan Pembuatan UNMUH Pontianak 2.000.000,00
Tungku Krusibel Sebagai Sarana
Praktikum Pengecoran Logam
20
untuk Mahasiswa Teknik mesin
2. 2011 Pelatihan Penggunaan Tungku Kopertis Wilayah 2.500.000,00
Krusibel untuk Praktikum XI Kalimantan
Pengecoran Logam Mahasiswa
Teknik Mesin

3. 2014 Anggota TIM KKN-PPM DIKTI KKN-PPM Hibah 95.000.000


dengan judul: Pemberdayaan DIKTI
Masyarakat di Wilayah Desa
Terpencil Melalui Pembinaan
Desa Siaga dan Sektor Sosial
Ekonomi Dalam Upaya
Peningkatan Derajat Kesehatan
Masyarakat di Kecamatan
Belitang Kabupaten Sekadau
Provinsi Kalimantan Barat
4. 2015 Ibm Pondok Pesantren Al- Iptek bagi 46.000.000
Murabbi Dan Panti Asuhan Masyarakat
Tunas Melati Dalam Mengatasi
Kesulitan Air Bersih
5. 2015 Peningkatan Derajat Kesehatan KKN PPM DIKTI 95.000.000
Melalui Pembinaan Desa Siaga
Dan Sektor Sosial Ekonomi Di
Wilayah Terpencil Desa Padak
Dan Desa Menua Prama
Kabupaten Sekadau

PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL

No Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal


1. 2010 Pengaruh Parameter Squeeze No.1- Voleme 7 Majalah Ilmiah
casting (Temperatur Tuang AL-RIBAATH
dan Temperatur Cetakan) (LPPM UMP,
terhadap kekerasan dan ISSN: 1412-
Munculnya Cacat Pada benda 7156)
Cor Tipis Al-3,22%Si

2. 2010 Aspiyansyah (2010) No.1- Volume 1 Majalah Ilmiah


Effect of Squeeze Casting Suara Teknik
Parameter Process (Melt No. 1 Vol.1
Temperature and Die Januari 2010
Temperature) on ISSN: 2086-
Microstructure, Hardness and 1826
Tensile Strength in Thin Wall
Casting Al-6,04%Si
Laporan Penelitian yang
dipublikasikan

21
22
Lampiran 2 : Gambaran Iptek yang akan Diterapkan

”POLIO (Pot Limbah Organik)”


Pot Bunga dari Limbah Sabut Kelapa
Yang akan dipasarkan melalui WEB dan Sosial Media

 Alat dan Bahan Untuk Membuat “POLIO” :


1. Limbah Sabut Kelapa
2. Cetakan Pot
3. Mesin Cetak
4. Mesin Penghancur
5. Kompor Gas
6. Tabung Gas
7. Kuali Besar
8. Sendok Pengaduk
9. Ember Baskom
10. Tepung Kanji
11. Tawas
12. Telur

 Proses Pembuatan :
Dalam proses pembuatan ini, sabut kelapa yang di pakai adalah sabut kelapa yang
sudah digunakan warga desa untuk pembuatan minyak makan. Sabut kelapa yang di gunakan
di beli dari warga setempat. Hal ini dilakukan selain untuk menjamin kualitas produk yang
dihasilkan juga bermanfaat untuk membersihkan dan memanfaatkan sabut kelapa yang tidak
terpakai. Untuk pengemasan, produk di cetak dengan pencetak pot. Berikut adalah uraian
tahapan pembuatan pot organik.

Sabut kelapa direndam selama kurang dari 2 hari, setelah proses perendaman sabut
kelapa dikeringkan. Lalu dimasukkan kedalam mesin penghancur. Disiapkan wajan besar
yang sudah dinyalakan api, lalu dimasukkan sabut kelapa halus dan ditambahkan telur, tawas
(yang telah di haluskan), tepung kanji serta sedikit air. Setelah semua bahan tercampur,
diaduk campuran tersebut. Setelah proses pengadukan dilakukan pencetakan dengan
menggunakan mesin pres.sehingga jadilah pot organik. Untuk merealisasikan produk pot
organik dari sabut kelapa ini maka dilaksanakan tahapan kerja sebagai berikut:

23
 Alur Pembuatan :

Pengumpulan Sabut Kelapa

Perendaman Sabut Kelapa

Pengeringan

Penghancuran Sabut Kelapa

( di tambah gula, cengkeh dan kayu


mamanis )
Dimasak dengan Tepung Kanji,
Tawas dan Telur

Siap Untuk Pencetakan

( di tambah gula, cengkeh dan kayu


manis )

Gambar 1. Gambar 2.
Mesin Pres Sabut Kelapa Pot Organik Serabut Kelapa

24
Lampiran 3 : Surat Pernyataan Kesediaan Bekerja Sama

25
Lampiran 4 : Denah Lokasi Desa Binaan

UMP MUSEUM

Jl. Ahmad Yani Jl. Ahmad Yani

Jl. Adi Sucipto Jl. Imam Bonjol

JARAK DARI PONTIANAK


(KAMPUS UMP) KE Jl.
MEMPAWAH (TEMPAT
R
PELAKSANAA) KURANG KANTOR
a
LEBIH 80 KM d BUPATI
e MEMPAWAH
n

K
u KANTOR
s CAMAT
n
PERKEBUNN KELAPA o

Jl. Sengkubang Dalam

GEDUNG KANTOR
SERBAGUNA DESA

Jl. Natuna 1

PERKEBUNN KELAPA

26

Anda mungkin juga menyukai