Studi Kasus X
Statement of Authorship
“Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan
untuk makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa
kami menggunakannya. Kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”
Company Background
Chadwik Inc. adalah produsen produk konsumsi dan farmasi. Salah satu divisinya adalah
Divisi Norwalk yang mengembangkan, memproduksi dan menjual obat legal untuk manusia
maupun hewan. Norwalk menjual produknya melalui beberapa distributor utama yang
menyuplai pasar lokal. Chadwick menyadari bahwa kesuksesan jangka panjang Norwalk
ditentukan oleh tingkat pendapatan yang dapat dihasilkan distributor melalui promosi dan
penjualan produk.
Penelitian dan pengembangan obat legal membutuhkan waktu yang tidak singkat, biaya yang
terbilang besar, dan menghadapi banyak faktor yang sulit diprediksi. Siklus nya rata-rata
membutuhkan waktu 12 tahun, karena terdapat banyak tahapan yang harus dilalui dalam
proses pengembangan dan pengujian ini. Proses pengembangan dimulai dengan menemukan
komponen yang memiliki benefit yang diinginkan. Komponen ini harus melalui berbagai
pengujian ketat yang didokumentasikan untuk menguji apakah obat ini dapat memenuhi
aturan pemerintah terkait manfaat produk, keandalan produksi dan kepastian bahwa produk
ini tidak menimbulkan efek samping. Keuntungan Norwalk selama tahun 1980 diperoleh dari
salah satu obat yang ditemukan pada akhir tahun 1960. Namun sejak penemuan obat tersebut
hingga tahun 1980-an belum ditemukan satu pun obat baru oleh divisi Norwalk. Manajemen
mulai menekan divisi Research and Development untuk mempercepat dan mengefisiensi
biaya dalam proses pembuatan obat baru tersebut.
Saat ini peneliti Norwalk mengembangkan teknik bio-engineering baru dengan menetapkan
fokus pada komponen apa yang dibutuhkan oleh obat baru yang ingin dihasilkan. Akan tetapi
teknik ini dinilai mahal karena membutuhkan investasi besar pada peralatan baru untuk
melakukan penelitian dengan computer based. Pendekatan lain yang sedang dikembangkan
adalah menemukan fungsi lain dari komponen yang sudah mendapatkan izin untuk diolah.
Saat ini bagian penjualan mulai dilatih untuk tidak hanya menjual produk yang sudah ada,
melainkan juga mendengarkan saran dan kritik dari pelanggan mengenai produk Norwalk
untuk menghasilkan ide baru sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pelanggan untuk
mengatasi keluhan terkait masalah kesehatannya.
Manufacturing
Norwalk memiliki proses produksi yang sampai saat ini dinilai terbaik dalam industrinya.
Proses produksi Norwalk dijalankan dengan cepat dan efisien, dan dapat dimulai begitu
pemerintah mengeluarkan izin. Norwalk juga dinilai telah mampu memproduksi produk baru
dalam jumlah kecil untuk proses pengujian dan evaluasi.
Chadwick mengizinkan beberapa divisinya, yaitu divisi penelitian dan pengembangan, divisi
produksi, divisi pemasaran dan penjualan, dan divisi administrasi seperti keuangan, HRD dan
legal, untuk beroperasi secara terpisah. Chadwick kemudian memberikan tantangan kepada
setiap manager divisinya untuk dapat menyelaraskan target per divisi dengan target
perusahaan. Target tersebut adalah Return on Capital Employed (ROCE). Laporan keuangan
bulanan tiap divisi ini kemudian akan dikirim ke kantor pusat untuk kemudian dianalisa oleh
The Chadwick Executive Committee.
Bill Baron, Controller Chadwick mengemukakan ide tentang Balance Scorecard (BSC)
kepada Dan Daniels, President and Chief Operating Officer Chadwick, karena Baron merasa
BSC adalah cara terbaik untuk menyelaraskan tujuan keuangan jangka pendek dengan jangka
panjang perusahaan. Beberapa hari kemudian Daniel mengeluarkan memo untuk seluruh
Divisi Manager Chadwick. Isinya adalah meminta seluruh Manager Divisi membuat
balanced scorecard untuk divisinya yang akan dipresentasikan di kantor pusat pada 90 hari
kemudian. Salah satu manager divisi Norwalk yaitu John Greenfield menyukai ide tersebut
tapi dia tidak yakin seberapa besar kebebasan yang dapat diberikan perusahaan untuknya
membuat scorecard tersebut, sehingga ia tidak yakin untuk mendelegasikan bawahannya agar
mulai menjalankan proyek BSC tersebut.
Keesokan harinya pada pertemuan mingguan Divisi Operasi, Greenfield menugaskan komite
yang terdiri dari 3 orang yang diketuai oleh Divisional Controller, Will Wagner, untuk
memfasilitasi pembuatan Balanced Scorecard untuk Norwalk. Setelah membaca artikel
terkait balanced scorecard, Wagner menemui Greenfield untuk mengetahui visi dan strategi
bisnis Norwalk. Berikut ini adalah data yang diberikan oleh Greenfield :
Exhibit 1 Norwalk Pharmaceutical Division – Business Strategy :
Greenfield menerima memo baru dari Daniels yang meminta tiap divisi untuk menggunakan
data kuantitaf. Daniels hanya menginginkan balanced scorecard yang disusun berdasarkan
“hard data”.
Butuh waktu berminggu-minggu bagi Wagner untuk dapat mengumpulkan kesepuluh top
manager divisi Norwalk untuk mendiskusikan Balanced Scorecard. Walaupun Wagner
merasa bahwa pertemuan yang berlangsung tidak begitu efisien dikarenakan tidak semua top
10 manager hadir dan ada top manajer yang tidak fokus dalam upaya pembuatan Balanced
Scorecard ini, pada akhirnya sebuah Balanced Scorecard berhasil disusun. Berikut ini adalah
Balanced Scorecard yang berhasil disusun dalam pertemuan tersebut :
- Manajemen telah membuat suatu analisa yang menggambarkan aspek bisnis strategi
dalam penyelarasan tujuan perusahaan yang mencakup seluruh aktivitas perusahaan
- Manajemen telah menyusun BSC yang diturunkan dari analisa bisnis strategi
perusahaan dan telah dengan pemahaman yang disampaikan oleh Kaplan dan David
Norton di mana aspek penilaian atas performa perusahaan dinilai dari persepektif
keuangan, konsumen, internal proses bisnis, dan pembelajaran serta pertumbuhan.
Namun BSC yang sebelumnya disusun hanya mencakup kompenen penilaian saja.
Seharusnya BSC menjelaskan lebih rinci tentang target yang ingin dicapai serta pihak
yang bertanggungjawab atas masing – masing target.
Analisa atas propose BSC untuk memperbaiki BSC yang telah ada :
2. Penjelasan Produk
Norwalk Pharmaceutical meriset dan memproduksi obat-obatan legal baik bagi untuk
manusia dan hewan.
7. Analisis SWOT
a. Kekuatan (Strengths)
Mampu menghasilkan produk dengan kualitas yang baik
Dalam proses produksi, fasilitas produksi perusahaan mampu untuk membuat
obat dalam skala produksi yang kecil (untuk keperluan riset)
Merupakan salah satu brand terbaik di industri ini
Hubungan dan jaringan dengan distributor baik
Meimiliki potansi sumber daya manusia yang menunjang untuk mencapai
tujuan perusahaan
b. Kelemahan(Weaknesses)
Sudah lama tidak menghasilkan produk baru;
Penjualan bergantung pada produk yang sudah ada sehingga produk tidak
terdiversifikasi
Kurangnya respon terhadap kebutuhan pasar
c. Peluang (Opportunities)
Adanya kecendurungan pertambahan penduduk tiap tahunnya di berbagai
negara sehingga menciptakan peluan pangsa pasar baru
Kepercayaan konsumen saat ini hendaknya dijadikan peluang untuk terus
memperbaiki kualitas produk yang ada
Teknologi yang selalu berkembang merupakan suatu peluang dalam hal
memperbaiki keefisiensian produksi dan mutu produk untuk kedepannya
d. Ancaman (Threats)
Semakin ketatnya persaingan dengan kompetitor di industri yang sama
Munculnya brand lain yang menawarkan benefit yang sama pada harga yang
lebih murah
Ketatnya pengeluaran izin obat
Ketergantungan terhadap distributor
I. PERSPEKTIF KEUANGAN
ANALISA :
1. Menurut kami penggunaan net contribution margin bisa menjadi ukuran performa
finansial perusahaan
2. Net contribution margin menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membiaya
biaya fix dan operasional perusahaan setelah menutupi biaya variabelnya
3. Dengan penggunaan net contribution magin sebagai pengukur performa finansial,
maka ada indikasi bahwa perusahaan memang ingin lebih fokus me-review biaya
variabel yang ada. Yang nantinya juga bisa berguna untuk keputusan pengefisiensian
biaya
SARAN
1. Dengan adanya keputusan untuk membuat BSC sebagai pengukur kinerja perusahaan,
maka setiap organ perusahaan wajib menyelaraskan tujuan divisi dengan tujuan besar
perusahaan yang diukur dengan rasio ROCE
2. Dengan adanya kewajiban penyelarasan ujuan tiap divisi, maka ada baiknya sistem
perusahaan diubah menjadi sentralisasi
3. Perusahaan hendaknya membuat satu database yang bisa diakses bersama. Namun
tentunya dengan mempertimbangkan unsur "user previllage"
4. Manager sales : bertanggung jawab atas besaran penjualan produk di tiap periode
akuntansi
5. Manajer marketing : bertanggung jawab untuk lebih gencar mempromosikan produk
obat yang ada ke konsumen potensial contohnya dokter yang praktik di rumah sakit
serta apotek yang ada baik di rumah sakit maupun di luar rumah sakit
6. Manajer produksi : bertanggung jawab atas pengelolaan biaya variabel yang ada.
Mengatur efisiensi dalam penggunaan bahan produksi.
7. Manajer pembelian : bertanggung jawab untuk melakukan negosiasi dengan supplier
sehingga bisa membeli bahan baku dengan harga relatif murah
WORKING CAPITAL
ANALISA
SARAN
ANALISA
1. Operating profti after tax menurut kami juga dapat digunakan sebagai ukuran dari
performa finansial perusahaan
2. Dengan digunakan nilai OPAT, maka perusahaan bisa lebih spesifik lagi melihat
kemampuan perusahaan perusahaan dalam menghasilkan profit
3. Jika perusahaan dapat menghasilkan OPAT bernilai positif (meraih keuntungan)
dengan kata lain perusahaan sudah mampu melunasi seluruh kewajibannya pada
stakeholders. Contohnya perusahaan telah mampu membayar utang ke kreditur,
membayar pajak ke negara, membayar kewajiban ke supplier, serta membayar gaji
pada karyawannya.
SARAN
1. Adanya keselarasan kinerja seluruh divisi perusahaan dalam mencapai target OPAT
yang ditetapkan
2. Kenaikan jumlah penduduk dunia hendaknya dijadikan peluang sebagai pangsa pasar
potensial untuk dijadikan konsumen
3. Disisi lain pesaing seperti produsen obat – obatan generik juga merupakan pesaing
perusahaan yang harus menjadi pertimbangan vesar
4. Manager sales : bertanggung jawab atas besaran penjualan produk di tiap periode
akuntansi
5. Manajer marketing : bertanggung jawab untuk lebih gencar mempromosikan produk
obat yang ada ke konsumen potensial contohnya dokter yang praktik di rumah sakit
serta apotek yang ada baik di rumah sakit maupun di luar rumah sakit
6. Manajer produksi : bertanggung jawab atas pengelolaan biaya variabel yang ada.
Mengatur efisiensi dalam penggunaan bahan produksi. Bertanggung jawab dalam
penggunaan mesin secara optimal sehingga mampu memproduksi obat dengan
kualitas dan kuantitas yang ditargetkan
7. Manajer pembelian : bertanggung jawab untuk melakukan negosiasi dengan supplier
sehingga bisa membeli bahan baku dengan harga relatif murah, namun memiliki
kualitas yang baik
8. Division Manager : bertanggung jawab untuk me-review taget – target perusahaan
dengan mengadakan eprtemuan rutin sebelum akhir periode buku. Sebab target
OPAT melibatkan berbagai divisi dalam mencapainya
II. PERSPEKTIF PELANGGAN
ANALISA
1. Menurut kami penggunaan markest share for key market sudah baik dalam mengukur
performa perusahaan untuk dari perspektif konsumen
2. Market share adalah presentase yang mengukur persentase pasar yang ditentukan dalam
ukuran unit maupun revenue
3. Market share juga merupakan sebuah indikator tentang apa yang dilakukan sebuah
perusahaan terhadap pesaingnya dengan memperhitungkan faktor – faktor yang akan
mempengaruhi nilai penjualan perusahaan
SARAN
1. Perusahaan mampu memperluas pangsa pasar, membuat produk dengan kemasan yang
unik, dan selalu menjaga hubungan baik dengan pelanggan dalam rangka menaikkan
penjualan dan dapat bersaing dengan kompetitor
2. Manajer marketing : bertanggung jawab untuk proses mendapatkan konsumen. Manajer
juga harus memantau penjualan dari prosuk pesaing contohnya obat generik. Jika
perusahaan sulit bersaing dari sisi harga, maka harus dipastikan perusahaan dapat unggul
dari segi kualitas produk baik dari konten obat serta kemasan obat. Manajer marketing
juga harus gencar untuk menawarkan produk obat perusahaan ke dokter dan rumah sakit
sebab, obat yang diproduksi oleh perusahaan merupakan obat legal dimana
peruntukannya menggunakan resep dokter
ANALISA
1. Tingkat komplain dari konsumen yang dijadikan indikator performa sungguh baik sebab
perusahaan bisa mengukur biaya kualitas perusahaan dan kepuasan pelanggan perusahaan
SARAN
1. Perusahaan harus menetapkan target indikator yaitu dengan tingkat komplain pelanggan
yang terus berkurang tiap periodenya
2. Manjer produksi : bertanggungjawab untuk menghasilkan produk yang terbaik dari segi
mutu. Manajer produksi selalu memantau karyawan mereka agar selalu bekerja tepat
sasaran dalam membuat obat dan memasukkan obat tersebut ke kemasan yang ada
3. Tim Quality Assurance : bertanggung jawab untuk melakukan inspeksi terhadap produk
yang dihasilkan. Misalnya melakukan inspeksi berkala tiap 2 minggu sekali dengan
mengunjungi pabrik – pabik dan mengevaluasi pekerjaan tim produksi
4. Tim customer care : berrtanggung jawab untuk memastikan pelayanan after sales
perusahaan tanggap dengan komplian pelanggan. Misalnya jika ada komplain dari
pelanggan kemasan obat rusak, maka 1 x 24 jam permasalahan tersebut harus dipecahkan.
Perusahan juga harus menargetkan tidak adanya repeat komplain dari pelanggan yang
terjadi ketika im customer care telah melayani komplain
ANALISA
1. Menurut kami pengukuran performa dari perspekif bisnis internal menggunakan capial
turn over, inventory turn over, price index, dan cost index sudah bisa menggambarkan
perusahaan
2. Perusahaan dapat mengukur kemampuannya untuk mengelola dana yang tertanam di
persediaan berputar dalam suatu periode tertentu
3. Perusahaan juga mengukur kemampuan modal perusahaan yang bisa digunakan untuk
menghasilkan penjualan produk
SARAN
1. Dalam mengukur performa dengan indikator yang telah ditentukan, maka perusahaan
sebabaiknya fokus pada efektifitas dan efisiensi proses produksi
2. Kami menyarankan adanya tambahan indikator lain dalam perspektif ini yaitu indikator
pengembangan produk yang harus dinaungi oleh divisi R&D jangan dibuat terpisah
menjadi perspektif tersendiri
3. Indikator yang kami sarankan yaitu jumlah pertambahan produk baru, penurunan
development cycle time, serta kenaikanpendapatan dari produk yang berhasil dipatenkan
4. Manjer produksi : bertanggungjawab untuk menghasilkan produk yang terbaik dari segi
mutu. Manajer produksi selalu memantau karyawan mereka agar selalu bekerja tepat
sasaran dalam membuat obat dan memasukkan obat tersebut ke kemasan yang ada
5. Tim Quality Assurance : bertanggung jawab untuk melakukan inspeksi terhadap produk
yang dihasilkan. Misalnya melakukan inspeksi berkala tiap 2 minggu sekali dengan
mengunjungi pabrik – pabik dan mengevaluasi pekerjaan tim produksi
6. Manajer pembelian : bertanggung jawab untuk melakukan negosiasi dengan supplier
sehingga bisa membeli bahan baku dengan harga relatif murah, namun memiliki kualitas
yang baik
7. Manajer marketing : bertanggung jawab memberikan laporan mengenai kebutuhan pasar
konsumen atas produk obat yang dibutuhkan dan melaporkannya ke bagian R&D
8. Manajer R&D : melakukan riset terkait dengan obat – obatan yang dibutuhkan, pro aktif
ke lembaga – lembaga pemerintah untuk mengkaji hasil riset ataupun untuk mendapatkan
hak paten suatu obat
9. Manajer Keuangan : bertanggung jawab atas investasi yang akan ditanamkan perusahaan
khususnya adalah investasi teknologi yang menunjang tim R&D untu melakukan riset
yang lebih cepat dan akurat. Salah satunya adalah investasi di bio-technology
SARAN :
OPERATION (40%)
Kenaikan % Penurunan 5% Maksimal 3% Meningkatkan Production
kualitas dari produk cacat produk defect dari efektifitas produksi manager
proses total produk yang dan pengawasan
produksi dihasilkan tiap dalam proses produksi
bulannya
Penurunan biaya 10% 10% Meningkatkan Production
kualitas dari efektifitas produksi manager
periode dan pengawasan
sebelumhya dalam proses produksi
Kenaikan % Naiknya trend 5% 10% Efisiensi penggunaan Production
efisiensi proses penurunan unit input manager
produksi cost dari periode
sebelumnya