PENDAHULUAN
Basal cell carcinoma (BCC) merupakan kanker kulit yang timbul dari
lapisan basal epidermis dan jaringan pendukungnya. Tumor ini telah disebut
sebagai "epitheliomas" karena potensi metastasisnya yang rendah. Namun, istilah
karsinoma masih digunakan dikarenakan sel ini dapat melakukan invasi lokal,
agresif, serta dapat merusak kulit maupun struktur sekitarnya termasuk tulang. 1,2,3
Manajemen BCC diindikasikan karena efek lokal invasif, agresif, dan
merusak dari tumor ini terhadap kulit dan jaringan sekitarnya. Terapi yang efektif
pada BCC meliputi electrodesiccation and curettage (ED & C), eksisi bedah,
Mohs micrographic surgery (MMS), agen topikal dan intralesi, terapi radiasi, dan
terapi photodynamic.3,4
Mohs micrographic surgery (MMS) adalah teknik bedah khusus untuk
mengangkat kanker kulit berisiko tinggi yang invasif secara lokal. MMS
memberikan tingkat kesembuhan yang tinggi dengan pelestarian maksimal
jaringan yang tidak terkena sel malignansi. Berbeda dengan eksisi standar yang
hanya dapat melakukan evaluasi terhadap sebagian kecil dari margin, pada
spesimen MMS dilakukan insisi pada bagian horisontal yang memungkinkan untuk
dilakukannya evaluasi pada tepi perifer maupun dalam tumor.4
Keganasan yang paling umum dilakukan manajemen menggunakan MMS
adalah basal cell carcinoma dan squamous cell carcinoma. MMS juga dilakukan
pada keganasan kulit lainnya seperti pada dermatofibrosarcoma protuberans,
microcystic adnexal carcinoma, extramammary Paget disease, dan lentigo
maligna.5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Epidemiologi
BCC merupakan jenis kanker yang paling umum dijumpai pada manusia.
Diperkirakan lebih dari 1 juta kasus baru terjadi setiap tahun di Amerika Serikat.
Keganasan ini menyumbang sekitar 75% dari semua nonmelanoma skin cancers
(NMSC) dan hampir 25% dari semua kanker yang didiagnosis di Amerika Serikat.
Data epidemiologi menunjukkan bahwa insidensi keseluruhan meningkat secara
signifikan di dunia sebesar 3% –10% per tahun. 1
BCC terjadi pada kulit yang terpapar sinar matahari pada individu berkulit
cerah. BCC jarang terjadi pada kulit gelap dikarenakan efek fotoproteksi dari
melanin dan dispersi melanosomal. Diperkirakan hanya 1,8% BCC yang terjadi
pada orang kulit hitam.6
Faktor risiko BCC berupa paparan sinar ultraviolet (UV), individu dengan
warna rambut dan mata yang cerah, dan keturunan Eropa utara. Sebuah penelitian
di Italia menunjukkan peran penting dari sunburns dikarenakan keadaan ini
disebabkan oleh paparan sinar matahari yang intens bukan disebabkan oleh
paparan sinar matahari yang berkepanjangan.3
E. Fibroephitelioma of Pinkus
FEP secara klasik ditemukan sebagai papul merah muda, biasanya di
punggung bawah. Mungkin sulit dibedakan dengan acrochordon atau skin tag.
Mirip dengan basal cell carcinoma, fibroepithelioma of Pinkus mengekspresikan
reseptor androgen, mendukung klasifikasi sebagai karsinoma sel basal. Diagnosis
banding FEP mencakup acrochordon.3
B. Perineural Invasion
Perineural Invasion (PNI) jarang terjadi pada BCC yang biasanya sering
terjadi pada lesi histologis agresif atau rekuren. Temuan PNI berhubungan dengan
lesi rekuren, peningkatan durasi dan ukuran lesi, dan invasi orbital. Tumor ini
memerlukan pembedahan yang luas dan dalam beberapa kasus eksenterasi. PNI
dapat bermanifestasi sebagai nyeri, parestesi, kelemahan, atau kelumpuhan.3
C. Metastasis
Metastasis BCC jarang terjadi, dengan kemungkinan yang bervariasi dari
0,0028% hingga 0,55%. Keterlibatan kelenjar getah bening regional dan paru-paru
merupakan yang paling sering ditemukan. Karakteristik histologis agresif, seperti
gambaran morfeaform, metaplasia skuamosa, dan PNI diketahui sebagai faktor
risiko untuk terjadinya metastasis.3
2.4 Diagnosis
Diagnosis BCC dilakukan dengan interpretasi akurat dari hasil biopsi kulit.
Metode biopsi yang sering digunakan berupa shave biopsy dan punch biopsy.
Sterilized razor yang dapat dimanipulasi secara tepat oleh operator untuk
menyesuaikan kedalaman spesimen biopsi lebih baik dibandingkan scalpel No. 15
untuk digunakan pada shave biopsy. Punch biopsy dapat digunakan pada lesi flat
daro morpheaform BCC atau pada BCC rekuren yang terjadi pada bekas luka.
Sampel jaringan yang kecil dan terfragmentasi dapat membuat diagnosis menjadi
sulit sehingga berpotensi mengurangi akurasi dalam menilai subtipe dan ketebalan
BCC, sehingga dapat mempengaruhi pilihan terapi.3,4
Histopatologi
Gambaran histopatologi BCC akan berbeda sesuai dengan subtipe, tetapi
kebanyakan BCC memiliki beberapa karakteristik histologis umum. Keganasan
pada sel basal memiliki nucleus yang besar dan sitoplasma yang relatif sedikit.
Meskipun memiliki nukleus yang besar, sel tersebut biasanya tidak terlihat atipikal.
Biasanya, mitotic figure akan menghilang. Temuan slit-like retraction dari stroma
pada tumors island menciptakan peritumoral lacunae yang membantu dalam
diagnosis histopatologi. Bentuk BCC yang paling umum adalah nodular, diikuti
oleh superfisial, kemudian morpheaform. Nodular dan morpheaform paling sering
ditemukan di bagian kepala dan leher, sedangkan bentuk superficial paling sering
ditemukan di badan.3
Eksisi bedah
Eksisi bedah dapat dilakukan lebih jika dibandingkan dengan prosedur
Mohs, tindakan yang relatif lebih murah, dan dapat memberikan informasi
mengenai margin bedah. Eksisi biasanya dilakukan pada pasien rawat jalan dengan
anestesi lokal dan biasanya pasien dapat mentoleransi dengan baik. Hasil kosmetik
dan fungsional jangka panjang biasanya lebih unggul dibandingkan dengan terapi
radiasi.9
Kecacatan pasca bedah dapat diperbaiki dengan side-side closure, atau
penggunaan flap jaringan maupun skin graft. Penggunaan metode tersebut
memungkinkan penyembuhan luka selesai dalam waktu satu hingga dua minggu.4
Mohs micrographic surgery
Mohs micrographic surgery (MMS) adalah teknik bedah khusus yang
mengoptimalkan kontrol margin tumor dan meminimalkan jumlah jaringan normal
yang harus direseksi. Prosedur ini memungkinkan evaluasi histologis terhadp 100
persen margin perifer pada saat prosedur pembedahan. MMS biasa dilakukan
terhadap lesi dengan gambaran peningkatan risiko akan kekambuhan dan pada
situasi di mana pelestarian jaringan sangat penting dikarenakan masalah kosmetik
atau fungsional. Prosedur ini tidak diindikasikan pada BCC primer kecil pada
badan atau ekstremitas yang tidak memiliki gambaran klinis maupun
histopatologis yang agresif dikarena prosedur lain memiliki kemanjuran yang sama
dan memakan waktu lebih sedikit dan lebih murah dibandingkan prosedur ini. 4,10
Batas klinis kanker yang telah diketahui secara pasti berdasarkan hasil
biopsi dapat diberi marking. Kulit yang akan mendapatkan tindakan akan
dilakukan tindakan antiseptik dan dibius dengan anestesi lokal. Tumor dapat
dieksisi (debulking) menggunakan kuret. Kuretase tidak efektif pada morpheaform
BCC atau tumor nonfriabel lainnya. 12
Eksisi dilakukan pada margin tumor dengan kulit normal menggunakan
skalpel pada kemiringan 45 derajat terhadap permukaan kulit. Margin dan
kedalaman jaringan yang akan dieksisi bergantung pada jenis tumor dan subtipe
histologis. Pada tumor superfisial, eksisi awal dilakukan secara dangkal, sedangkan
untuk kanker yang sangat infiltrasi, kedalaman eksisi dapat dilakukan hingga
mencapai jaringan subkutan. Sebelum jaringan dieksisi, ditempatkan jarum secara
memanjang dari jaringan ke tepi luka untuk mempertahankan orientasi anatomi
yang sesuai.5
Setelah margin bebas dari sel kanker, selanjutnya dapat dilanjutkan dengan
analisa defek yang terbentuk untuk menentukan teknik perbaikan yang optimal.
Karakteristik tumor, lokasi dan ukuran defek, komorbiditas pasien, dan
pertimbangan estetika menentukan pilihan teknik terbaik. Sebagian besar defek
dapat diperbaiki secara linier. Defek yang lebih besar pada area yang sensitif
secara anatomi membutuhkan perbaikan dengan full thickness skin graft atau local
flap.4
2.6 Prognosis
Prognosis pada kebanyakan pasien BCC sangat baik. Lesi biasanya
berkembang lambat, dan metastasis sangat jarang ditemukan. Meskipun memiliki
angka kematian yang sangat rendah, kanker ini dapat menyebabkan morbiditas
yang signifikan. BCC dapat menyebabkan kerusakan besar dengan menghancurkan
kulit, kartilago dan bahkan tulang. Lesi yang tidak diobati dapat membentuk
ulserasi, menciptakan masalah perawatan luka.12
Daftar Pustaka