Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

Penggunaan berbagai macam unsur tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan


sehari-hari. Pada kawasan industri tidak mungkin lepas dari penggunaan unsur baik
logam maupun non-logam seperti halnya dengan logam berat yakni cadmium (Cd)
yang dapat ditemukan dengan mudah di limbah berbagai jenis pertambangan logam.
Selain itu dapat juga ditemukan dalam perairan, baik dalam bentuk sedimen maupun
system penyediaan air minum. Hal ini dapat menjadi indicator pencemaran
lingkungan. 1
Kadmium (Cd) merupakan salah satu logam berat yang keberadaannya patut
mendapat perhatian khusus karena secara luas terdapat di lingkungan baik sebagai
pencemar atau sebagai komponen dalam rokok yang dikonsumsi oleh masyarakat
luas. Salah satu system organ yang merupakan target dari cadmium adalah system
reproduksi pada individu jantan. 1
Dalam suatu pertambangan Pb dan Zn, pada proses pemurniannya akan selalu
terdapat hasil samping berupa cadmium. Diduga, cemaran Cd yang dihasilkan
sebagai limbah pabrik disekitar sungai ini lah yang mengakibatkan masyarakat
menderita penyakit yang menyerupai rheumatic. Dimana air sungai yang digunakan
oleh masyarakat sekitas telah tercemar logam cadmium. Penyakit itai-itai merupakan
suatu penyakit akibat toksisitas kadmium yang terjadi secara masal di perfektur
toyama Jepang. 2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kadmium
Kadmium (Cd) pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Jerman yang
bernama Friedric Strohmeyer pada tahun 1817.Logam Cd ini ditemukan dalam
bebatuan Calamine (Seng Karbonat). Nama kadmium sendiri diambil dari nama latin
dari “calamine” yaitu “Cadmia”.3
Kadmium hampir selalu ditemukan dalam jumlah yang kecil dalam bijih-bijih
seng, seperti sphalerite (ZnS).Greenokcite (CdS) merupakan mineral satu-satunya
yang mengandung kadmium. Hampir semua kadmium diambil sebagai hasil
produksi dalam persiapan bijih-bijih seng, tembaga dan timbal.Unsur ini lunak,
logam putih yang kebiru-biruan yang dapat dengan mudah dipotong dengan
pisau.Hampir dalam banyak hal sifatnya mirip seng. Penanganannya harus hati-hati
karena uap dari kadmium sangat berbahaya. 3
Kadmium merupakan komponen campuran logam yang memiliki titik lebur
terendah.Unsur ini digunakan dalam campuran logam poros dengan koefisien gesek
yang rendah dan tahan lama.Ia juga banyak digunakan dalam aplikasi sepuhan listrik
(electroplating). Kadmium digunakan pula dalam pembuatan solder, baterai Ni-Cd,
dan sebagai penjaga reaksi nuklir fisi. Senyawa kadmium digunakan dalam fosfor
tabung TV hitam-putih dan fosfor hijau dalam TV bewarna. Sulfat merupakan
garamnya yang paling banyak ditemukan dan sulfidanya memiliki pigmen
kuning.Kadmium dan solusi senyawa-senyawanya sangat beracun.

2.2 Toksisitas
Kadmium merupakan salah satu jenis logam logam berat yang berbahaya
karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Cadmium berpengaruh
terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh
khususnya hati dan ginjal.Secara prinsipil pada konsentrasi rendah berefek terhadap
gangguan pada paru-paru, emphysema dan renal turbular disease yang kronis.3
Bagi manusia, Cd sebenarnya merupakan logam asing. Tubuh sama sekali
tidak memerlukannya dalam proses metabolisme. Karenanya Cd sangat beracun bagi
manusia dan dapat diabsorspi tubuh dalam jumlah yang tidak terbatas, karena tidak
adanya mekanisme tubuh yang dapat membatasinya.2
Jumlah normal kadmium di tanah berada di bawah 1 ppm, tetapi angka
tertinggi (1.700 ppm) dijumpai pada permukaan sample tanah yang diambil di dekat
pertambangan biji seng (Zn). Kadmium lebih mudah diakumulasi oleh tanaman
dibandingkan dengan ion logam berat lainnya seperti timbal.Logam berat ini
bergabung bersama timbal dan merkuri sebagai the big three heavy metal yang
memiliki tingkat bahaya tertinggi pada kesehatan manusia. Menurut badan dunia
FAO/WHO, konsumsi per minggu yang ditoleransikan bagi manusia adalah 400-500
μg per orang atau 7 μg per kg berat badan.Kadmium juga berefek pada potensial
membran alga sel chara.Kadmium menyebabkan potensial membran sel chara
berubah menjadi lebih negatif dibandingkan potensial membran sebelum adanya
penambahan kadmium.Seiring dengan bertambahnya konsentrasi Kadmium,
penurunan potensial membran menjadi semakin kecil dan potensial akhirnya menjadi
semakin positif.Gejala ini kemungkinan dapat diterangkan berdasarkan peran
kadmium sebagai kation divalen.3
Kadmium adalah logam toksik yang umumnya ditemukan dalam pekerjaan-
pekerjaan industri, logam kadmium digunakan secara intensif dalam proses
electroplating. Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya
karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Apabila Cd masuk ke
dalam tubuh maka sebagian besar akan terkumpul di dalam ginjal, hati dan sebagian
yang dikeluarkan lewat saluran pencernaan. Kadmium dapat mempengaruhi otot
polos pembuluh darah secara langsung maupun tidak langsung lewat ginjal, sebagai
akibatnya terjadi kenaikan tekanan darah.3
Kadmium adalah senyawa logam yang biasa digunakan dalam baterai.
Senyawa ini bisa mengakibatkan penyakit liver dan gangguan ginjal serta
tulang.Senyawa yang mengandung kadmium juga mengakibatkan kanker.3
Dalam industri pertambangan logam Pb dan Zn, proses pemurniannya akan
selalu diperoleh hasil samping kadmium.yang terbuang kealam lingkungan.
kadmium masuk kedalam tubuh manusia terjadi melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi. Untuk mengukur asupan kadmium kedalam tubuh manusia
perlu dilakukan pengukuran kadar Cd dalam makanan yang dimakan atau kandungan
Cd dalam feses.3
Sekitar 5% dari diet kadmium, diabsorpsi dalam tubuh.Sebagian besar Cd
masuk melalui saluran pencernaan, tetapi keluar lagi melalui feses sekitar 3-4
minggu kemudian dan sebagian kecil dikeluarkan melalui urin.Kadmium dalam
tubuh terakumulasi dalam ginjal dan hati terutama terikat sebgai
metalothionein.Metalotionein mengandung asam amino sistein, dimana Cd terikat
dengan gugus sulfhidril (-SH) dalam enzim karboksil sisteinil, histidil, hidroksil dan
fosfatil dari protein dan purin.Kemungkinan besar pengaruh toksisitas Cd disebabkan
oleh interaksi antara Cd dan protein tersebut, sehingga menimbulkan hambatan
terhadap aktivitas kerja enzim.2
Kadmium lebih beracun bila terhisap melalui saluran pernafasan daripada
saluran pencernaan. Kasus keracunan akut kadmium kebanyakan dari menghisap
debu dan asap kadmium, terutama kadmium oksida (CdO). Dalam beberapa jam
setelah menghisap, korban akan mengeluh gangguan saluran nafas, nausea, muntah,
kepala pusing dan sakit pinggang. Kematian disebabkan karena terjadinya edema
paru-paru. Apabila pasien tetap bertahan, akan terjadi emfisema atau gangguan paru-
paru yang jelas terlihat.2
Keracunan kronis terjadi bila memakan atau inhalasi dosis kecil Cd dalam
waktu yang lama. Gejala akan terjadi setelah selang waktu beberapa lama dan
kronik. Kadmium pada keadaan ini menyebabkan nefrotoksisitas, yaitu gejala
proteinuria, glikosuria, dan aminoasidiuria diserta dengan penurunan laju filtrasi
glumerolus ginjal.Kasus keracunan Cd kronis juga menyebabkan gangguan
kardiovaskuler dan hipertensi.Hal tersebut terjadi karena tingginya afinitas jaringan
ginjal terhadap Kadmium.Gejala hipertensi ini tidak selalu dijumpai pada kasus
keracunan Cd krosik.Kadmium dapat menyebabkan osteomalasea karena terjadinya
gangguan daya keseimbangan kandungan kalsium dan fosfat dalam ginjal.

2.3 Penyakit Itai-itai


Definisi
Penyakit itai-itai adalah kasus massal keracunan kadmium yang
didokumentasikan di Prefektur Toyama, Jepang. Keracunan kadmium ini
menyebabkan pelunakan tulang dan gagal ginjal. Nama penyakit ini berdasarkan kata
dalam bahasa Jepang yaitu nyeri yang dirasakan pada persendian dan tulang
belakang. Istilah penyakit itai-itai ini diciptakan oleh penduduk setempat. Kadmium
ini dicemarkan ke sungai oleh pertambangan perusahaan-perusahaan di pegunungan.
Perusahaan pertambangan tersebut telah dituntut atas kerusakan dan kerugian yang
terjadi. Penyakit itai-itai ini dikenal sebagai salah satu dari Empat Besar Penyakit
akibat Pencemaran Jepang. 1,2

Penyebab
Penyakit itai-itai disebabkan oleh keracunan kadmium akibat pertambangan
di Prefektur Toyama. Pertambangan emas di daerah ini merupakan catatan
pertambangan awal pada 710. Pertambangan reguler unuk perak dimulai pada tahun
1589, dan tidak lama kemudian, pertambangan untuk timah, tembaga, dan seng pun
juga dimulai. Meningkatnya permintaan terhadap bahan baku selama Perang Rusia-
Jepang dan Perang Dunia I, serta teknologi pertambangan baru dari Eropa,
meningkatkan output dari pertambangan, menempatkan Kamioka Pertambangan di
Toyama terkenal pada pertambangan kelas atas. Produksi meningkat bahkan lebih
sebelum Perang Dunia II. Dimulai pada tahun 1910 dan terus berlanjut sampai 1945,
kadmium dirilis dalam jumlah yang signifikan oleh operasi pertambangan, dan
penyakit itai-itai ini pertama kali muncul sekitar tahun 1912. Sebelum Perang Dunia
II, pertambangan yang dikendalikan oleh Mitsui Mining dan Smelting Co, Ltd,
meningkat untuk memenuhi permintaan masa perang. Hal ini kemudian
meningkatkan pencemaran Sungai Jinzu dan anak-anak sungainya. Sungai ini
digunakan terutama untuk pengairan sawah, tetapi juga untuk air minum, mencuci,
memancing, dan kegunaan lain oleh penduduk hilir. 1
Akibat keracunan kadmium, ikan di sungai mulai mati, dan beras irigasi
dengan air sungai tidak tumbuh dengan baik. Kadmium dan logam berat lainnya
terakumulasi di dasar sungai dan di air sungai. Air ini kemudian digunakan untuk
mengairi sawah. Beras menyerap logam berat, terutama kadmium. Kadmium pun
akhirnya terakumulasi dalam tubuh orang-orang yang memakan nasi yang
terkontaminasi. 1
Penduduk mengeluh kepada Mitsui Mining and Smelting tentang polusi yang
terjadi. Perusahaan membangun sebuah bak untuk menyimpan air limbah
pertambangan sebelum dilepas ke dalam sungai. Hal ini sudah terlambat karena
sudah banyak orang yang sakit menjadi korban. Penyebab keracunan tidak dapat
dipahami dan, hingga 1946, penyakit ini hanya dianggap sebagai penyakit lokal atau
jenis infeksi bakteri. 1
Tes medis dimulai pada tahun 1940-an dan 1950-an, untuk mencari penyebab
penyakit tersebut. Awalnya, hal ini diduga sebagai akibat keracunan dari
pertambangan di hulu. Hanya pada tahun 1955 Dr Hagino dan rekan-rekannya mulai
mencurigai kadmium sebagai penyebab penyakit itai itai ini. Prefektur Toyama juga
memulai penyelidikan pada tahun 1961, untuk menentukan bahwa Mitsui Mining
and Pertambangan Smelting's Kamioka yang menyebabkan polusi yang terburuk
hingga wilayah 30 km hilir dari tambang. Pada tahun 1968 Departemen Kesehatan
dan Kesejahteraan mengeluarkan pernyataan tentang gejala-gejala penyakit itai-itai
yang disebabkan oleh keracunan kadmium. 2
Penurunan kadar kadmium dalam air mengurangi jumlah korban penyakit ini,
sehingga tidak ada lagi korban baru tercatat sejak 1946. Korban dengan gejala yang
terburuk berasal dari Prefektur Toyama, namun ternyata pemerintah menemukan
korban di lima prefektur lain.

Gejala
Salah satu efek utama yang ditimbulkan dari keracunan kadmium adalah
lemah dan rapuh tulang. Umumnya tulang belakang dan kaki sakit, dan gaya berjalan
pincang karena cacat tulang yang disebabkan oleh kadmium. Rasa sakit kemudian
melemahkan, dengan patah tulang yang lebih umum dibandingkan tulang yang
melemah. Komplikasi lain yang tejadi adalah batuk, kanker, anemia, dan gagal
ginjal, yang kemudian menyebabkan kematian. 2,3
Penderita penyakit ini banyak terjadi pada wanita pascamenopause.
Penyebabnya belum sepenuhnya dapat dipahami, dan kemudian diselidiki. Hingga
penelitian akhirnya menemukan bahwa hal ini berhubungn dengan gizi umum, serta
metabolisme kalsium yang miskin yang berkaitan dengan usia perempuan.
Penelitian terhadap hewan telah menunjukkan bahwa keracunan kadmium saja tidak
cukup untuk menimbulkan gejala penyakit itai-itai. Penelitian ini menunjukkan
kerusakan mitokondria sel ginjal oleh kadmium sebagai faktor kunci dari penyakit
ini. 2,3

BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

1. Darmono, Farmasi Forensik Dan Toksikologi, Penerapannya Dalam Penyidik


Kasus Tindak Pidana Kejahatan, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 2009.
2. Chadha, P.V.Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi.,Widya Medika,
Jakarta. 1995.
3. Palar, Heryando.2004.Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat.Jakarta:Rineka
Cipta

Anda mungkin juga menyukai