Dilema Ibu Bekerja
Dilema Ibu Bekerja
Teruskan
Lihat komentar
Print
LONDON (REUTERS) —
Banyak ibu baru di seluruh dunia diliputi kecemasan dan rasa bersalah karena
harus meninggalkan bayi-bayi mereka ketika kembali bekerja. Beberapa
cemas kebijakan nasional tentang persalinan menggambarkan masyarakat
yang lebih mementingkan produktivitas daripada membesarkan anak.
Blanca Eschbach, seorang ibu dari San Antonio, Texas yang baru melahirkan,
kembali bekerja setelah cuti melahirkan 10 minggu.
Eschbach menuturkan dia ingin bisa lebih lama berada di rumah bersama
anaknya. Idealnya 16 minggu. Tapi keluarganya tidak mampu bila dia harus
cuti untuk waktu yang lama.
Di Belanda, Lucie Sol, seorang pekerja sosial berusia 32 tahun dan ibu dari
bayi Lena Amelie, mengatakan kembali bekerja “membuatnya sangat merasa
bersalah.”
“Saya merasa bersalah meninggalkan dia,” kata Lucie Sol kepada Reuters.
“Dia baru berumur lima setengah bulan. Jadi saya ingin selalu dekat
dengannya.”
Sol mengambil cuti ekstra selama tiga bulan hingga memperpanjang cuti
melahirkan menjadi total 27 minggu. Pasangan Sol, Rudie Jonkmans,
mendapat dua hari cuti resmi ayah dan menambah tiga minggu waktu liburan
untuk keluarganya. Cuti resmi untuk ayah di Belanda sudah diperpanjang
menjadi lima hari.
BACA JUGA:
Rutsevich mengatakan dia bahagia bisa punya waktu banyak untuk merawat
bayinya dan memuji kebijakan negaranya.
“Durasi cuti untuk merawat anak sudah optimal,” kata Rutsevich. “Saya
percaya dalam tiga tahun, anak sudah tumbuh, kesehatan dan perilakunya
membaik.”
BACA JUGA:
https://www.voaindonesia.com/a/dilema-ibu-bekerja-dirundung-cemas-dan-rasa-
bersalah/4817021.html