OLEH :
JURUSAN KIMIA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
Makalah inu dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu mata kuliah Kimia Analitik tentang Analisis Gravimetri, sebagai
pegangan bagi mahasiswa untuk memahani tentang Analisis Gravimetri, dan
menjadi refrensi penunjang bagi mahasiswa untuk mencapai keberhasilan
dalam memahami materi Analisis Gravimetri.
BAB II
PEMBAHASAN
Analisis Gravimetri adalah suatu bentuk analisis kuantitatif yang
berupa penimbangan, yaitu suatu proses pemisahan dan penimbangan suatu
komponen dalam suatu zat dengan jumlah tertentu dan dalam keadaan
sempurna mungkin. Penimbangan disini merupakan penimbangan hasil reaksi
setelah zat yang dianalisis direaksikan.Hasil reaksi dapat berupa sisa bahan
atau suatu gas yang terjadi atau suatu endapan yang dibentuk dari bahan yang
dianalisis. Gravimetri merupakan cara analisis tertua dan paling murah.
Hanya saja gravimetri memerlukan waktu yang relatif lama dan hanya dapat
digunakan untuk kadar komponen yang cukup besar. Suatu kesalahan kecil,
secara relatif akan berakibat besar.
3. “a” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan analit (A), “p” adalah
koefisien reaksi setara dari reaktanpengendap (P) dan AaPp adalah rumus
molekul dari zat kimia hasil reaksi yang tergolong sulit larut (mengendap)
yang dapat ditentukkan beratnya dengan tepat setelah proses pencucian dan
pengeringan.
4. Penambahan reaktan pengendap P umumnya dilakukan secara berlebih
agar dicapai proses pengendapanyang sempurna.
3. Ketepatan analisa gravimetri, untuk bahan tunggal dengan kadar lebih dari
100 % jarang dapat ditandingi perolehannya.
1. Metode Pengendapan
a. Endapan koloid
b. Endapan kristal: Endapan tipe ini lebih mudah dikerjakan karena mudah
disaring dan dibersihkan.
1) absorbi permukaan,
c. Endapan yang kasar: Yaitu endapan yang butir-butirnya tidak keecil, halus
melainkan
d. Endapan yang bulky: Endapan dengan volume atau berat besar, tetapi
berasal dari analit yang hanya sedikit.
Pengotor Endapan
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi zat pengotor tersebut adalah :
Tahap I: Pada pengembangan ialah nukleai dalam hal ini ion-ion dari molekul
yang akan diendapkan mulai terbentuk inti yaitu pasangan beberapa ion
menjadi butir-butir miniskus (sangat kecil).
Tahap II: Pertumbuhan kristal yaitu inti tersebut menarik molekul lain
sehingg dari kumpulan hanya beberapa molekul tumbuh menjadi butiran
lebih besar
2. Metode Penguapan
3. Metode Elektrolisis
2. Tegangan Peruraian
Tegangan peruraian adalah besarnya tegangan luar minimum yang
harus diberikan agar terjadi proses elektrolisis yang kontinyu. Jika Arus
diputus, tegangan pada voltmeter tidak berubah, tetapi semakin lama arus
makin lemah dan pada akhirnya nol. Pada saat itu sel E berfungsi sebagai
sumber arus dan tegangannya disebut tegangan Polarisasi. Dilihat dari
besarnya tegangan peruraian larutan asam dan basa dapat disimpulkan
bahwa pada proses elektrolisis larutan asam dan basa relatif sama, yaitu
terjadinya proses pembebasan gas. Misalnya tegangan 0,5 Volt digunakan
pada 2 buah elektroda platina halus yang masing-masing dicelupkan
dalam larutan H2SO4 1M, maka amperemeter akan menunjukan adanya
arus yang mengalir pada larutan. Jika tegangan diperbesar makaaruspun
bertambah. Sehingga pada tegangan tertentu arus akan naik secara cepat.
Pada saat ini timbul gelembung-gelembung pada elektroda.
5. Hal yang penting juga adalah adanya beberapa endapan yang mudah
tereduksi oleh karbon bila disaringdengan kertas saring seperti perak klorida,
sehingga harus disaring dengan menggunakan cawan penyaring (berpori)
dapat juga terjadi kelebihan pemijaran sehingga terjadi dekomposisi sehingga
komposisi zat tidak tentu.
6. Kesalahan juga terjadi dari suatu endapan yang telah dipijarkan akan
mengalami penyerapan air atau gaskarbondioksida selama pendinginan
sehingga hasil penimbangan menjadi lebih besar dari yang seharusnya, ini
dihindari dengan alat penggunaan penutup cawan yang rapat dan desikator
yang cukup baik selama pendinginan,
BAB III
B. SARAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dan agar
mahasiswa lebih memahami teknik analisis gravimetri. Isi makalah ini
tentunya sangat terbatas baik contoh maupun penjelasannya, olehnya kami
harapkan bagi para pembaca bisa menambah dari referensi lain. Karena jika
hanya menggunakan makalah ini sangat sedikit didapatkan. Semoga pembaca
tidak puas dengan membaca makalah ini, sebab jika anda puas niscaya anda
tidak akan menambah pengetahuan anda, “Seorang yang dalam keadaan haus,
meminum air laut, niscaya ia akan semakin haus, semoga andapun demikian”.
Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA