Anda di halaman 1dari 4

Gejala Klinis

Infeksi HHV-6 mulai dengan gejala mendadak, demam setinggi 39,4-41,20C,

fontanella anterior mencembung sehingga dapat timbul kejang. Kejang dapat terjadi pada

stadium pra-eruptif Roseola. Mukosa faring mungkin sedikit meradang dan sedikit koryza,

biasanya anak tampak relatif baik walaupun demam.

Demam turun dengan cepat pada hari ke 3-4, ketika suhu kembali normal, erupsi

berbentuk makulopapular tampak diseluruh tubuh, mulai pada badan, menyebar ke lengan

dan leher, dan melibatkan muka dan kaki. Ruam menghilang dalam 3 hari. Deskuamasi

jarang dan tidak ada pigmentasi. Limfonodi dapat membesar terutama di daerah servikal

tetapi tidak meluas seperti pada ruam rubella. Berikut uraian gejala klinis roseola terkait

HHV-6:

Demam

Tingkat maksimum : 39-400C (kisaran 37,5-41,20C)

Lamanya : 3-4 hari (kisaran 1-7 hari)

Ruam

Hari kemunculan : 3-5 hari sesudah mulai demam

Lamanya : 3-4 hari (kisaran 1-6 hari)

Tandanya : Makular, menyatu (seperti campak), 40%;

Papular (seperti rubella), 55%.

Tempat : leher, perut, badan, punggung, tungkai

Tanda dan gejala terkait

Adenopati oksipital atau servikal 30-35%

Tanda atau gejala pernafasan 50-55%

Diare ringan 55-70%

Kejang 5-35%
Edema palpebra 0-30%

Pencembungan fontanella anterior 26-30%

Faringitis papuler 65%

Gambar.1. Ruam pada exanthema subitum.

Gambar.2. Ruam pada exanthema subitum.


Diagnosis Banding

Beberapa diagnosis banding dari roseola infantum:

1. Rubella.

Pada rubella didapatkan adanya pembesaran kelenjar limfonodi di daerah

suboksipital, servikal bagian posterior dan belakang telinga. Ruam pada penyakit ini

muncul ketika masih terjadi demam. Dan saat ruam menghilang dapat terjadi

deskuamasi.

2. Rubeola.

Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak koplik, koryza, batuk dan

konjungtivitis. Ruam makulopapuler terjadi disertai naiknya suhu badan. Hilangnya

ruam disertai adanya hiperpigmentasi.

3. Demam dengue.

Ruam makulopapular biasanya timbul 5-12 jam sebelum naiknya suhu

pertama kali, yaitu pada hari ketiga sampai hari kelima dan biasanya berlangsung

selama 3-4 hari. Ruam ini menghilang pada tekanan.

4. Demam skarlet.

Pada penyakit ini ruam makulopapuler menyatu dengan tekstur seperti kulit

angsa yang secara jelas terdapat pada abdomen. Saat ruam menghilang diikuti adanya

deskuamasi.

Diagnosis

Penegakan diagnosis dibuat dari gambaran klinis berupa adanya demam tinggi selama

3-4 hari dan setelah demam turun akan muncul ruam makulopapuler di seluruh tubuh, mulai

dari badan, menyebar ke lengan dan leher, dan melibatkan muka dan kaki. Ruam ini tidak

menimbulkan rasa gatal dan akan menghilang dalam waktu 2-3 hari tanpa adanya

hiperpigmentasi. Dapat terjadi pembengkakan limfonodi servikal, retroaurikular dan


oksipital. Limpa juga agak membesar. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukopenia

dan leukositosis relatif. Adanya HHV-6 dapat ditemukan dengan kultur darah, tes serologi

atau PCR.

Pengobatan

Tidak ada terapi antivirus yang tersedia untuk infeksi HHV-6. Akan tetapi pada tahun

2002 Rapaport et al, melaporkan bahwa terapi profilaksis menggunakan Gansiklovir dapat

digunakan untuk mencegah reaktivasi HHV-6 pada pasien yang mendapat transplantasi

sumsum tulang.

Terapi yang direkomendasikan adalah terapi suportif. Antipiretik dapat membantu

dalam mengurangi demam. Dapat menggunakan asetaminofen atau ibuprofen. Pada bayi dan

anak muda yang cenderung untuk konvulsi, pemberian sedatif ketika mulai muncul demam

mungkin efektif sebagai profilaksis terhadap kejang.

Setelah demam turun, sebaiknya anak dikompres dengan menggunakan handuk atau lap

yang telah dibasahi dengan air hangat (suam-suam kuku) guna menjaga tidak terjadinya

demam kembali. Jangan menggunakan es batu, air dingin, alkohol maupun kipas angin.

Untuk pencegahan terjadinya dehidrasi akibat demam, anjurkan anak untuk minum

banyak air putih.

Anda mungkin juga menyukai