Abstrak
Desa Purworejo sebagai desa nelayan yang memiliki sarana pengolahan air limbah domestik minim.
Permasalahan ini diperparah dengan kebiasaan sebagian besar penduduknya melakukan kegiatan buang
air besar sembarangan. Hal ini, menunjukkan rendahnya pola hidup sehat dan bersih pada
masyarakat.Perencanaan ini berguna untuk meningkatkan akses dan memenuhi kebutuhan masyarakat
terhadap sarana pengolahan air limbah domestik di wilayah pesisir. Data primer yang dikumpulkan
dengan survey dan penyebaran kuisioner digunakan untuk bahan pertimbangan pemilihan teknologi yang
akan diterapkan.Teknologi yang dipilih untuk pengolahan air limbah adalah Tripikon-S diterapkan pada
masyarakat yang rumahnya berdekatan dengan bibir pantai sebanyak 224 unit, tangki septik komunal
untuk daerah yang berjauhan dari bibir pantai dan sebagian besar memiliki jamban sendiri sebanyak 147
unit, sedangkan untuk Mandi Cuci Kakus (MCK) ++ (ruang mandi 4 unit, ruang cuci 2 unit, ruang kakus
4 unit) dengan 2 unit Anaerobic Baffled Reactor untuk daerah yang tidak memiliki prasarana MCK, jarak
tempat tinggal masyarakat yang berdekatan, dan luas lahan rumah yang relatif sangat kecil.
Kata kunci: Anaerobic Baffled Reactor, daerah pesisir, sanitasi masyarakat, tangki septik komunal,
Tripikon-S
43
Perencanaan Sarana Pengolahan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat di Daerah Pesisir
sungai sekitar, serta adanya saluran pembuangan diperlukan dalam suatu populasi. Hal ini
air limbah yang langsung dialirkan ke laut. Hal dilakukan untuk menghemat biaya, waktu, dan
ini, menjadi suatu masalah yang perlu tenaga. Untuk menghitung hasil kuisioner
mendapatkan perhatian karena akan berpengaruh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
pada kesehatan masyarakat secara khusus dan 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛
menimbulkan pencemaran laut dan pesisir. Nilai Survey = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
× 100% (1)
Jumlah Jawaban "Ya "
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka Total Nilai Risiko = ×
Jumlah soal
dalam kajian ini akan direncanakan Jumlah soal (2)
pengembangan sarana dan prasarana sanitasi Nilai Risiko:9–10 = Sangat Tinggi; 7–8 =
dengan berbasis masyarakat bagi masyarakat Tinggi; 4–6 = Menengah;0–3 = Rendah
yang bermukim di wilayah pesisir pantai.
Pengambilan Sampel
Untuk menentukan jumlah sampel yang akan
Metodologi Kajian diambil dengan menggunakan rumus Slovin. Hal
ini didasari atas jumlah populasinya sudah
Data Primer
diketahui sebelumnya (Ariola & Ellen, 2006).
Data primer diperoleh dari pengumpulan data
yang berasal dari sumber data pertama yang Persamaan rumus yang digunakan adalah :
diambil langsung dari lapangan. Sumber data 𝐍
primer dapat berupa responden atau subyek yang 𝐧 = 𝟏+𝐍𝐞𝟐 (3)
dijadikan riset dari hasil pengisian wawancara, Dimana :
kuisioner dan observasi (Kriyantono, 2009).
n =Jumlah sampel (Kepala Keluarga/KK)
Pengumpulan data yang dilakukan dalam Tugas
N= Jumlah populasi (KK)
Akhir ini adalah dengan survey lapangan dan
kuisioner. Metode survey merupakan metode e = Derajat kecermatan atau toleransi kesalahan
penelitian untuk memperoleh data yang sesuai dalam pengambilan sampel 10%
dengan fakta-fakta di lapangan. Metode Survey Sehingga :
yang digunakan adalah inspeksi sanitasi yang 𝑁 2.603
𝑛= = = 96,3 KK = 97 KK
bertujuan untuk menganalisis risiko yang 1+𝑁𝑒 2 1+2.603 𝑋 0,12
diakibatkan sarana dan prasarana sanitasi di Berdasarkan perhitungan rumus Slovin di atas,
daerah studi. Selain itu juga maka dapat diketahui jumlah sampel responden
menggunakanmetode Real Demand Survey yang ditentukan untuk pengisian kuisioner
(RDS) yang bertujuan untuk mengetahui kondisi adalah sebanyak 97 (KK) sampel.
sarana dan prasarana eksisting mengenai
sanitasi, higienitas, serta perilaku masyarakat Pemilihan responden dilakukan secara acak
dalam masalah kesehatan lingkungan, berdasarkan pada jumlah sampel KK pada tiap
mengetahui tingkat kebutuhan masyarakat RW.Berikut rumus yang digunakan dalam
terhadap sarana dan prasarana air bersih, air penentuan pengambilan sampel :
limbah, persampahan, dan drainase serta untuk 𝑵𝒊
𝒇𝒊 = 𝑵
(4)
menentukan prioritas dalam menyediaan dan
pembangunan sarana dan prasarana sanitasi ni = fi x n (5)
(Anonim, 2008).
Keterangan :
Penyebaran kuisioner dilakukan setelah fi=Sampling fraction cluster
melakukan perhitungan jumlah sampel yang Ni=Banyaknya individu yang ada dalam cluster
44
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management, Vol. 2, No. 2: 43-50
N=Banyaknya anggota yang dimasukkan sampel disalurkannya air limbah, dan tempat
ni=Banyaknya anggota yang dimasukkan disalurkannya air bekas cuci.
menjadi sub sampel
Aspek pertama yaitu mengenai tempat anggota
keluarga melakukan BAB dari 97 responden
Maka, contoh perhitungan untuk masing-masing terdapat 61 responden melakukannya di
RW di Desa Purworejo ini adalah sebagai sungai/pantai, jamban sendiri 32 responden, 3
berikut : responden MCK umum, dan 1 responden
401 menggunakan jamban bersama karena jumlah
𝑓𝑖 = = 0,15
2.603 kepala keluarga yang menggunakan lebih dari 3
ni = 0,15 x 97 = 14,55 ≈ 15 KK Kepala Keluarga yakni 5 Kepala Keluarga.
Jumlah Responden
secara acak kelompok : 60%
50%
Tabel 1. Sistem Sampel Secara Acak 40%
Jumlah 30% 63%
RW Jumlah Populasi 20%
Sampel 33%
01 401 KK 15 10%
0% 3% 1%
02 397 KK 15
03 462 KK 17 Jamban MCK Langsung Jamban
sendiri umum ke Sungai bersama
04 403 KK 15
05 374 KK 14 Lokasi Kegiatan BAB
06 269 KK 10
07 297 KK 11 Gambar 1. Tempat Kegiatan BAB Responden
Jumlah 2.603 KK 97
Alasan responden banyak yang melakukan
Hasil dan Pembahasan kegiatan BAB di ruang terbuka yaitu
Masalah sanitasi yang terjadi di daerah studi sungai/pantai di karenakan selain dekat dengan
diketahui dari hasil pengamatan dan survey serta sungai dan pantai dengan alasan praktis tingkat
penyebaran kuisioner terhadap masyarakat Desa kesadaran tentang bahaya BABS masih rendah.
Purworejo. Cara pengisian kuisioner dilakukan Hal ini dapat ditunjukkan dengan hasil survey
dengan cara wawancara langsung dengan yang diperoleh dari 97 responden terdapat 58
masyarakat. Kuisioner disebar sebanyak 97 responden tahu bahaya BABS, 22 responden
sampel KK yang diperoleh dari hasil tidak mengetahui, dan 17 responden tidak dapat
perhitungan Slovin. menjawab.
Hasil KuisionerAkses Air Limbah Dari 32 responden yang menggunakan jamban
Untuk akses air limbah di daerah studi terdiri sendiri, 3 responden MCK umum, dan 1
dari beberapa komponen yang tersaji dalam responden menggunakan jamban bersama air
kuisioner. Beberapa aspek yang menjadi limbah dari kegiatan domestik (kagiatan
perhatian dalam kuisioner tersebut antara lain BAB/tinja dan urin) disalurkan ke cubluk
tempat anggota keluarga melakukan kegiatan sebanyak 16 responden dan 20 responden
buang air besar (BAB), pengetahuan bahaya menyalurkannya ke sungai/laut.
buang air besar sembarangan (BABS), tempat
45
Perencanaan Sarana Pengolahan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat di Daerah Pesisir
Responden yang menyalurkan air limbah Tabel 2. Tempat Kegiatan Buang Air Besar
domestik (tinja dan urin) ke dalam cubluk yang (BAB)
Jamban MCK Jamban
tidak kedap air dan ditutup secara RW
sendiri Umum
BABS
Bersama
permanen.Karena kondisi tanah di daerah studi 01 3 0 11 1
yang berupa pasir serta konstruksi dari cubluk 02 4 0 11 0
03 5 0 12 0
yang tidak kedap air, maka air limbah tidak
04 11 3 1 0
mengalami luapan (terisi penuh) meskipun telah 05 3 0 11 0
digunakan cukup lama. Hal ini dimungkinkan 06 2 0 8 0
karena daya resap tanah yang tinggi sehingga 07 4 0 7 0
Total 32 3 61 1
responden tidak pernah melakukan pembersihan
atau pengangkatan, menimbun lubang, dan
mengganti lubang dengan yang baru. Cubluk di Tabel 3. Penilaian Risiko Kepemilikan Jamban
letakkan di bawah dapur dan di tutup dengan Untuk Setiap RW
Sangat Mene-
lantai rumah/keramik. Sam- Tinggi Rendah
RW Tinggi ngah
pel (6-7) (0-2)
(8-9) (3-5)
Untuk air bekas cuci responden tidak ada yang 01 15 0 0 0 4
menggunakan instalasi penampungan khusus air 02 15 0 0 2 2
03 17 0 0 2 3
bekas cuci ataupun di salurkan ke cubluk.Dari
04 15 0 0 0 14
97 responden semua menyalurkan air bekas cuci 05 14 0 0 0 3
ke selokan kemudian mengalir langsung ke 06 10 0 0 0 2
sungai dan laut. 07 11 0 0 0 4
Total 97
Adapula responden yang langsung membuang
air bekas cuci ke sungai langsung karena
Secara keseluruhan dari hasil nilai risiko
belakang rumah tinggalnya di pinggir sungai.
responden yang menggunakan jamban sendiri,
Kebutuhan Sarana Air Limbah jamban bersama, dan MCK Umum mendapat
skor 0-2 (Rendah) sebanyak 32 responden dan
Kebutuhan sarana dan prasarana sanitasi
skor 3-5 (Menengah) sebanyak 4
diperlukan untuk mengetahui tanggapan
responden.Disimpulkan bahwa risiko
masyarakat terhadap sarana dan prasarana
kepemilikan jamban cenderung “Rendah”.
sanitasi yang dibutuhkan.Hasil kuisioner kepada
97 responden di daerah studi diketahui bahwa 39 Namun dari 36 responden yang memiliki jamban
responden membutuhkan sarana dan prasarana terdapat 20 responden yang menyalurkan air
air limbah. limbah domestik (black water) ke saluran
sungai/laut.Sedangkan 61 responden melakukan
Hasil Inspeksi Air Limbah BABS di saluran terbuka seperti sungai/laut.Hal
Inspeksi sanitasi yang dilakukan di daerah studi ini dapat membahayakan masyarakat baik secara
kesehatan maupun keselamatan sehingga
dengan cara melakukan pengamatan langsung
dibutuhkan sarana dan prasarana air limbah.
dan mewawancarai responden dengan kuisioner
untuk melihat kondisi sanitasi. Tujuan dari Pemilihan Opsi Teknologi Untuk Air
inspeksi sanitasi ini adalah untuk masukan Limbah
rencana pengembangan sanitasi berdasarkan Pemilihan opsi teknologi untuk air limbah
nilai risiko. dipengaruhi oleh aspek teknis dan non teknis.
Untuk hasil penjumlahan dari pembobotan
46
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management, Vol. 2, No. 2: 43-50
masing-masing teknologi yang akan dipilih Reactor (ABR). Tripikon-S dipilih untuk
adalah alternatif teknologi yang memiliki jumlah masyarakat yang rumahnya berdekatan dengan
pembobotan paling tinggi. Skor yang ditentukan bibir pantai untuk meminimalkan dampak
memiliki rentang 1-3 dengan ketentuan 1 adalah pasang surut air laut terhadap teknologi yang
untuk nilai tinggi/sulit, nilai 2 adalah sedang, diterapkan.Sedangkan untuk tangki septik
dan nilai 3 adalah rendah/mudah. komunal diaplikasikan untuk rumah warga yang
jaraknya jauh dari bibir pantai karena tidak
Berdasarkan hasil analisa alternatif teknologi
terpengaruh dampak pasang surut secara
yang terpilih adalah teknologi Anaerobic Baffled
langsung.
47
Perencanaan Sarana Pengolahan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat di Daerah Pesisir
48
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management, Vol. 2, No. 2: 43-50
49
Perencanaan Sarana Pengolahan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat di Daerah Pesisir
50