STUDI KASUS
KEBANGKRUTAN ENRON CORPORATION
Dosen Pengampu : Yogy Budi Yuda W, SE, M.Si
Oleh:
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN
MARET 2015
1
KATA PENGANTAR
Segala rasa puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
limpahan rahmat dan karunianya-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah Etika Bisnis dan Profesi
dengan judul “Studi Kasus Kebangkrutan Enron Corporation”. Makalah yang kami susun
merupakan salah satu tugas mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi.. Sebagai manusia biasa,kami tidak
lepas dari kesalahan dan kekhilafan dalam menyusun makalah ini. Untuk menyempurnakannya, kami
dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Sehingga
di kemudian hari kami dapat menyempurnakan makalah selanjutnya dengan lebih baik. Kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi semua pihak
yang berkepentingan. Amin.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II PEMBAHASAN 6
BAB IV KESIMPULAN 14
DAFTAR PUSTAKA 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
dari kebangkrutan Enron Corporation dalam sebuah makalah yang berjudul “Studi Kasus
Kebangkrutan Enron Corporation”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah berdirinya Enron Corporation?
2. Bagaimana latar belakang kasus Enron Corporation?
3. Apa pelanggaran yang dilakukan oleh Enron Corporation?
4. Bagaiamana peran Arthur Andersen dalam kasus Enron Corporation?
5. Bagaimana peran Gedung Putih dalam kasus Enron Corporation?
6. Bagaimana dampak dari kasus Enron Corporation?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah berdirinya Enron Corporation.
2. Untuk mengetahui latar belakang kasus Enron Corporation.
3. Untuk mengetahui apa pelanggaran yang dilakukan oleh Enron Corporation.
4. Untuk mengetahui bagaimana peran Arthur Andersen dalam kasus Enron Corporation.
5. Untuk mengetahui bagaimana peran Gedung Putih dalam kasus Enron Corporation.
6. Untuk mengetahui bagaimana dampak dari kasus Enron Corporation.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH PERUSAHAAN
Enron didirikan pada tahun 1985 oleh sebuah perusahaan “Houston Natural Gas” dengan
“Internorth”, sebuah perusahaan lain dalam pemipaan minyak sebagai hasil merger yang diwajibkan
oleh peraturan perundangan Pemerintah Federal Amerika. Di tahun 1997, Enron membeli perusahaan
pembangkit listrik “Portland General Electric Corp” senilai $ 2 milyar. Masih di tahun yang sama,
manajemen mengubah nama perusahaan menjadi “Enron Capital and Trade Resources” yang
menjadi perushaan Amerika terbesar yang komoditas utamanya adalah gas alam dan listrik.
Pendapatan Enron meningkat tajam dari $ 2 milyar menjadi $ 7 milyar dengan jumlah karyawan
sebanyak 2.000 tenaga kerja, yang awalnya hanya 200 tenaga kerja.
Tidak cukup hanya dengan prestasi tersebut, Enron kemudian membentuk Enron Online
“EOL” pada bulan Oktober 1999. Dalam waktu sekejab, EOL berhasil melaksanakan transaksi
sebesar $ 335 milyar pada tahun 2000. Januari 2000, Enron mengumumkan sebuah rencana yang
sangat ambisius, yaitu membuat jaringan elektronik broadbrand yang berkecepatan tinggi (high speed
broadbrand). Enron membiayai ratusan juta dollar guna melaksanakan program ini walaupun
keuntungannya belum Nampak sama sekali, namun harga saham Enron di Wall Street melonjak
menjadi $ 40, bahkan meningkat menjadi $ 90,56, sehingga Enron dinyatakan oleh majalah Fortune
maupun media lain sebagai “One of the Most Admired and Innovative Companies in the World”.
Komoditas utama Enron adalah energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat
luas hingga pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut,
antara lain future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan.
6
B. PEMBAHASAN MASALAH
Pada tanggal 2 Desember 2001, dunia perekonomian dikejutkan dengan munculnya berita
yang berasal dari Houston di Texas, Amerika. Enron, industry terbesar ketujuh di Amerika, yang
sekaligus merupakan perusahaan energi perdagangan terbesar di Amerika menyatakan
kebangkrutannya. Yang lebih memprihatinkan, kebangkrutan tersebut bukan dikarenakan
perekonomian dunia yang sedang melemah, melainkan disebabkan oleh kesalahan fatal dalam sistem
akuntan mereka. Selama tujuh tahun terakhir, Enron melebih-lebihkan laba dan menutupi hutang-
hutang mereka. Hal ini dimaksudkan agar investor tetap melirik saham Enron yang sempat menjadi
primadona perekonomian dunia.
Terjadinya penurunan nilai rating investasi perusahaan disebabkan hutangnya yang terlalu
besar, yang sebelumnya tidak tercatat dalam neraca (off balance sheet) kemudian diklasifikasikan
ulang sehingga tercatat dalam neraca (on balance sheet). Hutangnya tidak hanya sebesar $ 13 juta
tetapi bertambah hingga sebesar $ 38 juta. Klasifikasi ulang dilakukan karena terdapat banyak special
purpose entity (SPEs) dan kerjasama yang tidak tercatat dalam neraca yang memiliki banyak hutang.
Sehingga terjadi ketidakcocokan saat dilakukan konsolidasi ulang yang kemudian menyebabkan nilai
ekuitas perusahaan jatuh (Eiteman, dkk, 2007).
Auditor independen, Arthur Andersen ikut berperan penting dalam menyusun pembukuan
kreatif Enron. Lebih buruk lagi, kantor hukum yang merupakan penasihat Enron, Vinson & Eikins,
juga dituduh ikut andil dalam korupsi skala dunia ini karena telah membantu membuka partnership-
partnership kontroversial yang dianggap sebagai awal dari
kehancuran Enron. Dan yang terakhir adalah bank investasi
besar di Wallstreet seperti Salomon Smith Barney unit, Credit
Suisse First Boston, Merrill Lynch, Goldman Sachs, J.P.
Morgan Chase and Lehman Bros, ikut meraup $ 214 juta dalam
komisi sebagai penjual saham dan obligasi dari Enron.
Untuk memenuhi persyaratan Moody’s dan S&P s, Enron menjaga leverage rationya.
Kegagalan untuk meningkatkan credit ratingnya mendorong Enron untuk meningkatkan margin
dengan memperbesar paper profit dan penurunan nilai assets ditransfer ke Special Purpose Vehicle
(SPV). Untuk meningkatkan modal dan melindungi risiko, Enron memanfaatkan SPV, bekerjasama
dengan pihak luar sebagai “ keranjang sampah” untuk menambah Assets dan Liabilities, termasuk
tempat pembuangan asset yang mengalami penurunan nilai,
lindung nilai untuk meng-offset kerugian Enron dan
memanfaatkan derivatives. Karena tidak dikonsolidasikan,
maka laporan keuangan Enron tidak terganggu.
Pada bulan september 2001, pemerintah mulai mencium adanya ketidakberesan dalam
laporan pembukuan Enron. Satu bulan kemudian, Enron mengumumkan kerugian sebesar $ 600 juta
dan nilai asset Enron menyusut $ 1,2 triliun. Pada laporan keuangan yang sama diakui, bahwa selama
tujuh tahun terakhir, Enron selalu melebih-lebihkan laba bersih mereka. Akibat laporan mengejutkan
ini, nilai saham Enron mulai turun drastis dan saat Enron mengumumkan bahwa perusahaan harus
gulung tingkar, 2 Desember 2001, harga saham Enron hanya 26 sen.
Hukum perusahaan Amerika menyatakan bahwa setiap perusahaan terbuka Amerika, harus
diperiksa pembukuannya oleh auditor independen dari Certified Public Accounting Firm. Tidak
jarang, akuntan publik menerima uang lebih banyak dari jasa konsultasi daripada jasa audit, seperti
kasus Enron di mana Arthur Andersen menerima $ 27 juta dari konsultasi dan $ 25 juta dari audit.
Akibatnya, timbul kesangsian akan kejujuran dan kejernihan dari laporan audit mereka terhadap
pumbukuan Enron.
Yang lebih mengejutkan dunia akuntan adalah peristiwa penghancuran dokumen yang
dilakukan oleh David Duncan, ketua partner dari Arthur Andersen untuk Enron. Panik karena
menerima undangan untuk diminta kesaksiannya di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika (Congress),
Duncan memerintahkan anak buahnya untuk menghancurkan ratusan kertas kerja (work papers) dan
e-mail yang berhubungan dengan Enron. Kertas kerja adalah dukumen penting dalam dunia profesi
akuntan yang berhubungan dengan laporan keuangan dari klien. Secara umum, setiap kertas kerja,
komunikasi dan laporan keuangan harus di dokumentasikan dengan baik selama 6 tahun. Baru setelah
6 tahun, dokumen tersebut bisa dihancurkan. Peristiwa
penghancuran dokumen ini memberi keyakinan pada publik dan
kongres bahwa Arthur Andersen sebenarnya mengetahui bisnis
buruk dari Enron, tetapi tidak mau mengungkapkannya dalam
laporan audit mereka, karena takut kehilangan Enron sebagai
klien.
9
4. PERANAN GEDUNG PUTIH
Yang menambah kompleks kasus Enron ini adalah keterlibatan Gedung Putih. Sejak tahun
1989, Enron "menyumbang dana" pada Washington sebesar $ 5,7 juta, dengan pembagian $ 4,1 juta
untuk Partai Republik dan sisanya untuk golongan yang lain. Lebih lanjut, seperti yang diketahui
publik sekarang ini, hubungan Presiden George W. Bush dengan Kenneth Lay, Komisaris dan Chief
Executive Officer Enron sangatlah mesra. Ken Lay adalah kontributor terbesar selama kampanye
kepresidenan dengan menyumbang sebesar $ 625.000 menyebabkan President Bush memanggil Ken
Lay dengan nama kesayangan, "Kenny Boy." Lalu darimana Enron mengalokasikan dana sebanyak
itu untuk disumbangkan kepada calon presiden dan partainya? Jawabannya terletak pada
kompleksitas hukum perpajakan Amerika.
Selama lima tahun terakhir, walaupun memiliki laba bersih miliaran dolar, Enron tidak
membayar pajak sepeser pun. Hukum perpajakan Amerika menegaskan bahwa stock option atau opsi
kepemilikan perusahaan bisa dikategorikan sebagai "gaji/upah" pegawai. Karena Enron selama ini
memberikan bonus dan kompensasi kepada pegawainya dalam bentuk stock option, maka walau
dalam bentuk fisik hanyalah kertas, Enron mampu mengurangi nilai laba mereka dengan nilai opsi
tersebut di pasar bebas.
Bila keuntungan Enron dikurangi dengan nilai opsi tersebut, maka sebagai hasil akhir Enron
tidak memiliki laba sama sekali dan perusahaan yang tidak memiliki laba tidak diwajibkan untuk
membayar pajak. Lebih buruk lagi, Enron memiliki lebih dari 90 perusahaan off shore atau
perusahaan yang didirikan di negara kepulauan yang bebas pajak atau berpajak rendah yang tujuan
utamanya untuk memindahkan pendapatan dari Amerika ke negara kepulauan tersebut.
Berakhirnya kasus Enron menimbulkan adanya perubahan dari segi hukum di Amerika.
Presiden Bush mengesahkan Rancangan Undang-Undang yang diajukan oleh anggota senat Paul
Sarbanes dan Michael Oxley pada tanggal 30 Juli 2002. Ikthisar
Sarbanes Oxley act 2002 adalah:
11
3. Dampak bagi KAP Arthur Andersen
Arthur Andersen yang dianggap turut campur tangan dalam kasus kebangkrutan Enron juga
terkena imbasnya. Member Arthur Andersen di beberapa negara seperti, Jepang dan Thailand,
telah membuat kesepakatan merger dengan KPMG, Australia dan Selandia Baru dengan Ernst
& Young, dan Spanyol dengan Deloitte Touche Tohmatsu. Di Amerika sendiri, aktivitas
seluruh member Andersen dibekukan pemerintah. Akibatnya, menurut Asian Wall Street
Journal klien-klien Andersen LLP beralih ke berbagai auditor. Antara lain Delotte and Touche
(10 persen), KPMG (11 persen), PriceWaterhouseCooper (20 persen), dan Ernst & Young (28
persen). Dan yang berpindah ke auditor-auditor kecil lainnya atau mengaku belum tahu
berpindah kemana sebanyak 40 persen. Hal ini menunjukkan bahwa KAP Andersen terus
menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan klien, pembelotan afiliasi
yang bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan yang meningkat mengenai
keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron.
12
5. Dampak bagi Perekonomian di Amerika
Akibat kebangkrutan Enron pada tahun 2001 sedikitnya 4.000 tenaga kerja kini menjadi
pengangguran. Kolapsnya Enron juga mengguncang neraca keuangan para kreditornya yang
telah mengucurkan milyaran dolar (JP Morgan Chase dan Citigroup adalah dua kreditor
terbesarnya). Para karyawan Enron dan investor kecil-kecilan juga dirugikan karena simpanan
hari tua mereka yang musnah. Sebagian besar dana pensiun dan tabungan 20.000 karyawan
Enron terikat dalam saham yang kini tanpa nilai. Banyak lembaga keuangan internasional juga
ikut menderita kerugian akibat bangkrutnya Enron, sehingga membuat mereka semakin
berhati-hati dalam membidik peluang investasi.
13
BAB III
KESIMPULAN
Enron merupakan salah satu perusahaan terbesar di Amerika yang mengalami kebangkrutan
pada bulan desember 2001 karena sistem akuntansi internal perusahaan. Untuk memenuhi
persyaratan Moody’s dan S&P, Enron diwajibkan untuk menjaga leverage rationya tetap stabil.
Namun pada kenyataannya, Enron telah gagal meningkatkan credit ratingnya sehingga terpaksa
merekayasa laporan keuangan dengan menyembunyikan kerugian dan memperbesar laba. Hal ini juga
dimaksudkan agar investor semakin tertarik untuk menanamkan modalnya pada saham Enron.
Sebagai perusahaan terbuka, pembukuan Enron wajib diperiksa oleh auditor independen. Dan Arthur
Andersen adalah salah satu KAP terbesar di Amerika, yang saat itu menangani pemeriksaan keuangan
Enderson. Sebagai salah satu KAP terbaik di Amerika, seharusnya Arthur Andersen menjunjung
tinggi kode etik profesi akuntan, salah satunya mengungkap jika ada ketidakwajaran dalam laporan
keuangan perusahaan. Namun, Arthur Andersen justru melanggarnya dengan membantu Enron untuk
menyusun rekayasa pembukuan kreatif yang merugikan banyak pihak.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/29073146/Kasus-Enron-Corporation
https://mukhsonrofi.wordpress.com/2008/09/04/fraudtriangle-segitiga-fraud Diakses tanggal 26
Maret 2015, pukul 12:18.
15