Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JURNAL REPORT

CRITICAL JOURNAL
REPORT
MATA KULIAH
RANGKAIAN LISTRIK
PRODI S1 PENDIDIKAN
IPA

Skor Nilai :

OLEH

HUKUM KIORCHOFF

NAMA : LILI NURINDAH SYARI


NIM. : 4173351012
DOSEN PENGAMPU. : TOGI TAMPUBOLON

PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018 / 2019

KATA PENGGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, dimana atas berkat dan karunia-
Nya pengkritisi dapat menyelesikan critical journal report ini tepat dan waktu. Pengkritisi
mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu telah memberi tugas serta bimbingan
kepada kami dalam menyelesaikan tugas critical journal ini. Saya juga tidak lupa mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman semua yang telah memberikan dukungan serta semangat
untuk Saya dalam menyelesaian laporan ini.
Critical Journal Report ini merupakan salah satu tugas yang harus dipenuhi dalam satu
semester. Dalam penyusunan laporan ini terdapat beberapa komponen yang harus dipenuhi dan
harus sesuai dengan sistematika yang telah ditentukan. Pengkritisi berharap laporan critical
journal ini membawa manfaat bagi pembaca. Dan laporan ini dapat dijadikan sebagai acuan
dalam pembuatan jurnal dan menambah informasi yang berkaitan dengan penelitian.
Penulisan Critical Journal Report ini tidak terlepas dari kesalahan baik dalam
penggunaan tanda baca atau penggunaan kalimat yang kurang tepat. Oleh sebab itu, pengkritisi
meminta maaf atas kekurangan tersebut. Guna memperbaiki kesalahan di masa yang akan
datang, maka penulis mengharapkan adanya saran serta kritikan yang membangun.

Medan, 16 Mei 2019

Lili Nurindah Syari


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisika merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari fenomena alam semesta,
hukumhukum, dan interaksinya. Setiap gejala alam apa saja pasti terkait dengan hukum fisika.
Berdasarkan hal tersebut fisika tidaklah lepas dari apa yang terjadi di alam semesta ini dan
selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini menuntut siswa mampu menyelesaikan
masalah dalam realita kehidupan dengan menerapkan pengetahuan fisika.

Untuk mempelajari rangkaian listrik, seseorang harus mengerti tentang teori dan rumus
dasarnya, setelah itu dengan teori dan rumus yang telah dikuasai dapat diaplikasikan pada
praktikum. Namun seringkali masyarakat umum kurang tertarik untuk mempelajari teori dan
rumus dari buku, juga dalam mempraktikan rangkaian listrik harus dibutuhkan komponen dan
bahan penunjang. Hal ini menjadi masalah baru, karena terkadang ada bahan yang susah dicari
dan didapatkan.
1.2 Tujuan
A. Menjelaskan bagaimana cara mengaplikasikan hukum Kiorchoff ?
B. Dapat menyimpulkan Hukum Kiorchoff pada Arus ?
C. Dapat menyimpulkan Hukum Kiorchoff pada Tegangan ?
1.3 Rumusan Masalah
A. Mengetahui Bagaimana cara mengaplikasikan hukum Kiorchoff
B. Dapat menyimpulkan Hukum Kiorchoff pada Arus
C. Dapat Menyimpulkan Hukum Kiorchoff pada Tegangan
1.4 Identitas Jurnal
Jurnal. : Jurnal Pengairan Mipa
Judu. : DARI TEOREMA SIMPAL KIRCHHOFF UNTUK MENYELESAIKAN.
PERSOALAN-PERSOALAN RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
Penulis. : Yuyu R. Tayubi, Andi Suhandi, Ida Kaniawati, Suhendiana Noor
Penerbit. : Mipa sulawesi tengah

Tahun Terbit : 2001


Kota Terbit. : Sulawesi Tengah
Vol. : 2 No. 2
ISSN. : 2338- 3240
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Gustaf Robert Kirchoff adalah seorang fisikawan jerman yang berkontribusi pada
pemahaman konsep dasar teori rangkaian listrik, spektroskopi, dan emisi radiasi benda hitam
yang dihasilkan oleh benda-benda yang dipanaskan.
Dalam kelistrikan, sumbangan utamanya adalah dua hukum dasar rangkaian, yang kita kenal
sekarang dengan Hukum I dan Hukum II Kirchoff. Kedua hukum dasar rangkaian ini sangat
bermanfaat untuk menganalisis rangkaian-rangkaian listrik majemuk yang cukup rumit. Akan
tetapi sebagian orang menyebut kedua hukum ini dengan Aturan Kirchoff, karena dia terlahir
dari hukum-hukum dasar yang sudah ada sebelumnya, yaitu hukum kekekalan energi dan
hukum kekekalan muatan listrik.
Untuk memecahkan persoalan-persoalan rangkaian yang rumit; yaitu rangkaian yang terdiri
dari beberapa buah sumber tegangan atau sumber arus serta beberapa buah hambatan/beban
maka dipergunakan hukum-hukum rangkaian, diantaranya hukum Kirchoff.

A.Hukum I Kirchoff

Hukum Kirchoff I berbunyi “jumlah aljabar dari arus yang menuju/ masuk dengan arus yang
meninggalkan/keluar pada satu titik sambungan/cabang sama dengan nol “
Hukum I Kirchoff merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang menyatakan bahwa
jumlah muatan listrik yang ada pada sebuah sistem tertutup adalah tetap. Hal ini berarti dalam
suatu rangkaian bercabang, jumlah kuat arus listrik yang masuk pada suatu percabangan sama
dengan jumlah kuat arus listrik yang ke luar percabangan itu. Untuk lebih jelasnya tentang
Hukum I Kirchoff, perhatikanlah rangkaian berikut ini:
B.Hukum II Kirchoff

Hukum Kirchoff II ini berbunyi “di dalam satu rangkaian listrik tertutup jumlah aljabar antara
sumber tegangan dengan kerugian-kerugian tegangan selalu sama dengan nol.”
Hukum II Kirchoff adalah hukum kekekalan energi yang diterapkan dalam suatu rangkaian
tertutup. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah aljabar dari GGL (Gaya Gerak Listrik)
sumber beda potensial dalam sebuah rangkaian tertutup (loop) sma dengan nol. Secara
matematis, Hukum II Kirchoff ini dirumuskan dengan persamaan

Di mana V adalah beda potensial komponen komponen dalam rangkaian (kecuali sumber ggl)
dan E adalah ggl sumber. Untuk lebih jelasnya mengenai Hukum II Kirchoff, perhatikanlah
sebuah rangkaian tertutup sederhana berikut ini

Dari rangkaian sederhana di atas, maka akan berlaku persamaan berikut (anggap arah loop
searah arah arus)

I . R + I . r - E = 0..............1)
E = I (R + r)

I = E/(R + r)

Persamaan 1 dapat ditulis dalam bentuk lain seperti berikut

I.R=E-I.r

Di mana I . R adalah beda potensial pada komponen resistor R, yang juga sering disebut
dengan tegangan jepit.

Jika berbagai arus listrik bertepatan di suatu titik, maka jumlah Aljabar dari kekuatan arus-
arus tersebut adalah 0 (nol) di titik pertepatan tadi.

Besar Arus listrik yang mengalir menuju titik percabangan sama dengan jumlah arus listrik
yang keluar dari titik percabangan.

E1 = V1 + V2 + V3
E1 – V1 – V2 -V3 = 0
E1 – (V1 + V2 + V3) = 0
E1 : Tegangan sumber dalam Volt (V)
V1, V2, V3 : Tegangan di masing-masik resistor
I = I1 + I2 + I3
I – I1 – I2 – I3 = 0
I – (I1 + I2 + I3) = 0
I : Arus input dalam Ampere
I1, I2, I3 : Arus output dalam Ampere

Ia + Ib + Ic = I1 + I2 + I3
Ia + Ib + Ic -I – I1 – I2 – I3 = 0
Ia + Ib + Ic – (I1 + I2 + I3) = 0
Ia, Ib, Ic : Arus input dalam Ampere
I1, I2, I3 : Arus output dalam Ampere

Di dalam rangkaian listrik (terdiri dari sumber tegangan dan komponen-komponen), maka
akan berlaku Hukum-hukum kirchhoff. Hukum ini terdiri dari hukum kirchhoff tegangan
(Kirchhoff voltage law atau KVL) dan hukum Kirchhoff arus (Kirchhoff Current Law atau
KCL).

C.Hukum Kirchhoff Tegangan

Hukum ini menyebutkan bahwa di dalam suatu lup tertutup maka jumlah sumber tegangan
serta tegangan jatuh adalah nol.
Gambar 1. Contoh suatu ikal tertutup dari rangkaian listrik

Seperti diperlihatkan dalam Gambar 1 di atas, rangkaian ini terdiri dari sumber tegangan
dan empat buah komponen. Jika sumber tegangan dijumlah dengan tegangan jatuh pada
keempat komponen, maka hasilnya adalah nol, seperti ditunjukan oleh persamaan berikut.

D.Hukum Kirchhoff Arus

Hukum Kirchhoff arus menyebutkan bahwa dalam suatu simpul percabangan, maka jumlah
arus listrik yang menuju simpul percabangan dan yang meninggalkan percabangan adalah
nol.

Gambar 2. Percabangan arus listrik dalam suatu simpul


Gambar 2 adalah contoh percabangan arus listrik dalam suatu simpul. Dalam Gambar 2,
terdapat tiga komponen arus yang menuju simpul dan tiga komponen arus yang
meninggalkan simpul. Jika keenam komponen arus ini dijumlahkan maka hasilnya adalah
nol, seperti diperlihatkan dalam persamaan berikut.

E.Penerapan dalam kehidupan sehari - hari:

Dalam kehidupan sehari-hari, kadang kita harus memasang lampu-lampu secara seri,
tetapi dalam keadaan yang lain kita harus memasang lampu secara paralel. Kuat arus listrik
dalam suatu rangkaian tak bercabang, besarnya selalu sama. Lampu-lampu di rumah kita
pada umumnya terpasang secara paralel. Pada kenyataannya rangkaian listrik biasanya terdiri
banyak hubungan sehingga akan terdapat banyak cabang maupun titik simpul. Titik simpul
adalah titik pertemuan dua cabang atau lebih. Penyelesaian dalam masalah rangkaian listrik
yang terdapat banyak cabang atau simpul itu digunakan Hukum I dan II Kirchhoff.
Sebagai contoh berikut dijelaskan ada dua komponen arus yang bertemu di satu titik simpul
sehingga menjadi satu, seperti ditunjukkan pada gambar :
BAB III
METOLOGI PENELITIAN

A.Metologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Subyek
penelitian adalah siswa kelas tiga SMU. Mula-mula ditentukan sampel. Karena di sekolah itu
hanya ada dua kelas paralel., maka diambil kedua kelas itu, satu kelas untuk kelompok
eksperimen dan kelas lain untuk kelompok kontrol. Tahap selanjutnya adalah
menyelenggarakan tes awal (pre test), untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan rangkaian listrik arus searah. Berikutnya melaksanakan
proses belajar mengajar terhadap masingmasing kelompok siswa. Kelompok kontrol
mendapatkan pengajaran teorema simpal Kirshhoff, sedangkan kelompok eksperimen
mendapatkan pengajaran prinsip variasi Van Baak. Terakhir melaksanakan post-test untuk
mengevaluasi hasil PBM.
Instrumen atau alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah tes tulis berbentuk essay yang berisi soal-soal tentang rangkaian listrik DC, baik
rangkaian sederhana maupun rangkaian majemuk atau komplek, yang harus diselesaikan
dengan teorema simpal Kirchoff untuk kelompok kontrol dan prinsip variasi Van Baak untuk
kelompok kelas eksperimen.
B.Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian, telah dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis statistik parametrik, dengan menggunakan uji signifikansi perbedaan dua mean gain.
Adapun tes statistik yang digunakan adalah tes t satu ekor (one-tailed test) (Luhut Panggabean,
1996). Yang menjadi pertimbangan digunakannya teknik analisis statistik parametrik adalah
karena kedua skor gain baik untuk kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen
terdistribusi secara normal. Selanjutnya nilai t hasil perhitungan (to) dikonsultasikan dengan
nilai t dari tabel (tt) dengan ketentuan, jika t hitung (to) lebih besar atau sama dengan t tabel (tt)
berarti secara signifikan rata-rata gain dari penggunaan prinsip variasi Van Baak lebih tinggi
dari rata-rata gain hasil penggunaan teorema simpal Kirchhoff dan sebaliknya.
C.Hasil dan Pembahasan
Hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.
Dari hasil uji statistik (uji t) terhadap kedua rata-rata gain, diperoleh; harga t hitung (to) sebesar
2,57 dan harga t tabel (tt) pada taraf signifikansi 95 % dan derajat kebebasan 80 sebesar 1,99.
Ternyata to > tt , berarti secara signifikan ratarata gain yang diperoleh dari penggunaan prinsip
variasi Van Baak lebih tinggi dari rata-rata gain yang diperoleh dari penggunaan teorema
simpal Kirchhoff.

Tabel 1
Data-data hasil pretest dan posttest serta gainnya
Kel. Eksperimen Kel. Kontrol
N = 40 N = 42
Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain
Skor tertinggi 13 20 10 14 20 8
Skor terendah 0 4 3 0 1 1
Mean 4,11 13,23 5,93 3,86 9,10 4,21
SD (standar 3,98 4,52 3,21 4,01 7,14 2,83
deviasi)

Hasil analisis lebih lanjut, menunjukkan bahwa untuk persoalan rangkaian listrik sederhana
(bersimpal tunggal) kedua metode penyelesaian dapat sama-sama handal untuk digunakan.
Sedangkan untuk persoalan rangkaian listrik kompleks (bersimpal jamak), prinsip variasi Van
Baak lebih handal dibanding teorema simpal Kirchhoff.
Dari pengamatan sumber-sumber kesalahan utama yang dilakukan siswa dari penggunaan
prinsip variasi Van Baak, menunjukkan bahwa setengah dari kesalahan yang dibuat siswa (50
%) bersumber dari kesalahan dalam melakukan penurunan fungsi secara parsial. Sedangkan
dari pengamatan sumber-sumber kesalahan utama yang dilakukan siswa dari penggunaan
teorema simpal Kirchhoff, menunjukkan bahwa sebagian besar (70 %) dari kesalahan yang
dibuat oleh siswa adalah bersumber dari kesalahan dalam melakukan penandaan arah-arah arus
dan ggl dihubungkan dengan arah simpal yang dibuat.
BAB IV
PEMBAHSAN

A. Kelebihan
Peneliti mengungkapkan alasan-alasan yang spesifik yang menjadi permasalahan
mengapa siswa tidak menjawab pertanyaan dengan disertai alasan yang benar. Itu
merupakan hal yang sangat bagus untuk mengevaluasi kemampuan siswa.
B. Kelemahan
Peneliti tidak memaparkan solusi-solusi supaya siswa tersebut mampu mendalami
konsep yang berkaitan dengan rangkaian listrik arus searah. Peneliti hanya
memberikan saran-saran yang mendasar saja namun tidak memberikan jalan keluar
yang lebih spesifik lagi kepada siswa mengenai pembelajaran yang berhubungan
dengan. listrik arus searah di SMA yang dilaksanakan penelitian
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Hukum I Kirchoff merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang menyatakan bahwa
jumlah muatan listrik yang ada pada sebuah sistem tertutup adalah tetap.

Hukum Kirchhoff arus menyebutkan bahwa dalam suatu simpul percabangan, maka jumlah
arus listrik yang menuju simpul percabangan dan yang meninggalkan percabangan adalah nol.

Hukum ini menyebutkan bahwa di dalam suatu lup tertutup maka jumlah sumber tegangan
serta tegangan jatuh adalah nol.
DAFTAR PUSTAKA

Halliday dan Resnick, (1986). Fisika, Jakarta: Erlangga.


Van Baak, D.A. (1999). Variational Alternatives to Kirchhoff’s Loop Theorem In dc Circuits,
Am. J. Phys. 67 (1), January, pp. 36-44,
Luhut P. Panggabean, (1996). Penelitian Pendidikan, Bandung: FPMIPA IKIP.

Anda mungkin juga menyukai