1. Pepatah-Petitih
Pepatah-petitih dikenali juga sebagai perbilangan yang berasal daripada pusaka adat resam.Pepatah
memiliki ciri-ciri puisi tradisional Melayu. Pepatah mempunyai sifat yang sangat ringkas, berkerat-kerat
atau berpatah-patah dan mementingkan ketepatan perkataan yang mengandungi unsur pengajaran.
Setiap rangkai pepatah terdiri daripada dua baris atau lebih dan ia disebut satu demi satu seolah-olah
seorang itu membuat perbilangan.
Sifat seseorang yang tidak suka berterus terang dan tidak suka ketegasan
dalam sesuatu.
b. Anak nalayan mambaok cangkua, mananam ubi ditanah darek. Baban sakoyan dapek dipikua, budi
saketek taraso barek.
Beban yang berat dapat dipikul, tetapi budi sedikit terasa berat.
c. Anak ikan dimakan ikan, gadang ditabek anak tenggiri. Ameh bukan perakpun bukan, budi saketek
rang haragoi.
Hubungan yang erat sesama manusia bukan karena emas dan perak, tetapi lebih diikat budi yang baik.
d. Anjalai tumbuah dimunggu, sugi sugi dirumpun padi. Supayo pandai rajin baguru, supayo tinggi
naikan budi.
Pengetahuan hanya didapat dengan berguru, kemulian hanya didapat dengan budi yang tinggi.
2. Syair
Syair adalah salah satu jenis puisi lama. Ia berasal dari Persia (sekarang Iran) dan telah dibawa masuk ke
Nusantara bersama-sama dengan kedatangan Islam. Kata syair berasal dari bahasa Arab syu’ur yang
berarti perasaan. Kata syu’ur berkembang menjadi kata syi’ru yang berarti puisi dalam pengertian umum.
Syair dalam kesusastraan Melayu merujuk pada pengertian puisi secara umum. Akan tetapi, dalam
perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu,
tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair di negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam
membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair
Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir. Ciri-ciri dari syair adalah: Setiap bait terdiri dari
empat baris. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. Bersajak aaaa. Semuanya merupakan isi.
Menurut isinya, syair dapat dibagi menjadi lima golongan, sebagai berikut:
1. Syair Panji
Syair panji menceritakan tentang keadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang yang
berada atau berasal dari dalam istana.
Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan tentang seorang putri bernama Ken
Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.
2. Syair Romantis
Syair romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita pelipur lara, hikayat,
maupun cerita rakyat. Contoh syair romantis yakni Syair Bidasari yang menceritakan tentang seorang
putri raja yang telah dibuang ibunya. Setelah beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan (saudaranya)
untuk bertemu dengan ibunya. Pertemuan pun terjadi dan akhirnya Bidasari memaafkan ibunya, yang
telah membuang dirinya.
3. Syair Kiasan
Syair kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buah-buahan. Percintaan tersebut
merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu. Contoh syair kiasan adalah Syair Burung
Pungguk yang isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat, atau seperti
perumpamaan “seperti pungguk merindukan bulan”.
4. Syair Sejarah
Sebagian besar syair sejarah berisi tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah Syair Perang
Mengkasar (dahulu bernama Syair Sipelman), berisi tentang perang antara orang-orang Makassar
dengan Belanda. Syair berbahasa Arab yang tercatat paling tua di Nusantara adalah catatan di batu nisan
Sultan Malik al Saleh di Aceh, bertarikh 1297 M.
5. Syair Agama
Syair agama merupakan syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu: (a) syair sufi, (b) syair
tentang ajaran Islam, (c) syair riwayat cerita nabi, dan (d) syair nasihat.
Perlu kita ketahui, setiap syair pasti mengandung pesan tertentu. Pesan tersebut dapat kita simpulkan
setelah memahami isi sebuah syair.Contoh syair agama : Syair Perahu, Syair Dagang (banyak yg bilang
karangan Hamzah Fansuri, tapi para ahli membantahnya), Syair Kiamat, Bahr An-Nisa, Syair Takbir Mimpi,
Syair Raksi.
mandaki ka bukiktingi.
3. Teka-teki
Teka-teki adalah soal yang berupa kalimat yang dikemukakan secara samar samar, biasanya untuk
permainan atau mengasah pikiran.
Teka-teki 1
Jawab: kacang panjang kalau dikarek namonyo tatap kacang panjang, kalau sarawa panjang dikarek
namonyo sarawa pendek.
Jawab: kacang panjang kalau dipotong namanya tetap kacang panjang, celana panjang kalau dipotong
namanya celana pendek).
Teka-teki 2:
Jawab: batunangan
Jawab: bertunangan).
Teka-teki 3:
Jawab: awan
Jawab: awan).
Teka-teki 4:
Teka-teki 5:
Jawab: jalo