Anda di halaman 1dari 33

PUISI LAMA

PUISI LAMA
Merupakan jenis puisi yang sangat terikat
BEBERAPA CIRI
dengan aturan. o Diwariskan secara turun-menurun
Aturan pada puisi lama berhubungan o Termasuk ke dalam bagian sastra lisan karena
dengan keterikatannya pada jumlah kata disampaikan dari mulut ke mulut.
dalam satu baris, jumlah baris dalam satu
bait, jumlah suku kata, rima dan juga irama. o Tidak diketahui siapa pengarangnya (anonim).
Jenis-Jenis Puisi Lama

Pantun

Peribahasa Syair

Mantra
PUISI Gurindam
LAMA

Seloka Karmina

Talibun
PANTUN
PANTUN

Jenis lain
Ciri-ciri Jenis
• Terdiri atas 4 baris • Pantun anak-anak : pantun bersuka
• Setiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku cita, pantun berduka cita • Pantun jenaka
kata
• Pantun teka-teki
• Bersajak a-b-a-b • Pantun orang muda : pantun
• Baris pertama dan kedua disebut sampiran perkenalan, pantun berkasih-kasihan,
pantun berceraian
• Baris ketiga dan keempat disebut isi

• Pantun orang tua : pantun nasihat,


pantun adat, pantun agama
Pantun Anak-anak

Pantun Suka Cita Pantun Duka Cita


Carilah barang di luar bilik Burung nuri terbang ke jalan
Sekarang benda boleh carikan Ikan belanak makan karang
Kita berdendang kakak beradik Bunda mati bapak berjalan
Sebarang dendang kita lantunkan Melarat anak tinggal seorang
PANTUN ORANG MUDA

Dari mana hendak ke mana Ikan dimasak nasi ditanak Berlayar berkelok-kelok
Dari kota hendak ke udik Burung dara membuat sarang Sauh dibongkar di tempat tenang
Kalau boleh abang bertanya Makan tak enak tidur tak nyenyak Yang tinggal hati tak elok
Siapa nama adik yang cantik Hanya teringat dinda seorang Yang pergi hati tak tenang

PANTUN
PANTUN BERKASIH- PANTUN
PERKENALAN KASIHAN PERCERAIAN
• Nenek ke pasar membeli
nangka
Pantun • Membeli nangka dengan

Nasihat
mangga
• Jadilah insan berhati mulia
• Baik hati dan berbudi bahasa

PANTUN • Kuat rumah karena sendi


ORANG TUA Pantun • Rusak sendi rumah binasa

Adat • Kuat bangsa karena budi


• Rusak budi bangsa binasa

• Kemumu di dalam semak


Pantun • Jatuh melayang selaranya

Agama • Meski ilmu setinggi tegak


• Tidak sembahyang apa gunanya
Pantun Jenaka & Pantun Teka-Teki

Pantun yang Ada katak di dalam parit


berisikan lelucon
dan bisa Ada ular di pohon mangga
membuat orang Aku berlari terbirit-birit
lain tertawa
Karena lupa memakai celana

Pantun yang Tali di potong menjadi tiga


membutuhkan Setelah dipancang tetap kendur
jawaban Coba tebak ini apa
Warnaku merah jalanku mundur
SYAIR
SYAIR
Kata atau istilah syair berasal dari bahasa Arab
syi’r atau syu’r yang berarti puisi. Penyair Melayu yang terkenal
adalah Hamzah Fansuri
BEBERAPA CIRI dengan karyanya Syair
• Setiap bait terdiri dari empat baris. Perahu, Syair Burung Pinggai,
• Setiap baris terdiri atas 8-12 suku kata. Syair Dagang, dan Syair
• Memiliki pengulangan bunyi atau bersajak a-a-a-a. Sidang Fakir.
• Keempat baris merupakan rangkaian isi cerita.
• Setiap bait memberi arti sebagai satu kesatuan.
• Isi syair berupa nasihat, petuah, dongeng, cerita, dan sebagainya.
Inilah gerangan suatu madah Perteguh jua alat perahumu,
mengarangkan syair terlalu indah, hasilkan bekal air dan kayu,
membetuli jalan tempat berpindah, dayung pengayuh taruh di situ,
Kutipan Syair di sanalah i’tikat diperbetuli sudah supaya laju perahumu itu
Perahu
Wahai muda kenali dirimu, Sudahlah hasil kayu dan ayar,
ialah perahu tamsil tubuhmu, angkatlah pula sauh dan layar,
tiadalah berapa lama hidupmu,
ke akhirat jua kekal diammu. pada beras bekal jantanlah taksir,
niscaya sempurna jalan yang kabir.

Perteguh jua alat perahumu,


Hai muda arif-budiman,
hasilkan kemudi dengan pedoman, muaranya sempit tempatmu lalu,
alat perahumu jua kerjakan, banyaklah di sana ikan dan hiu,
itulah jalan membetuli insan. menanti perahumu lalu dari situ

.
CIRI GURINDAM
❖ Tiap bait terdiri atas dua larik (kalimat)
❖ Kedua kalimat membentuk kalimat majemuk
❖ Hubungan antara kalimat pertama dan kalimat kedua
adalah hubungan sebab akibat
❖ Isi gurindam terletak pada larik kedua
❖ Kebanyakan berisi nasihat atau pelajaran

Gurindam yang paling terkenal adalah gurindam


dua belas, yang diciptakan oleh Raja Ali Haji dari
Riau. Gurindam dua belas memiliki dua belas
pasal yang dikategorikan sebagai puisi didaktik
karena berisi nasihat dan petunjuk hidup.
Pasal Sembilan : Cara menghindari
G perbuatan jahat
Pasal satu : Agama dan mistik
U Jika orang muda kuat berguru
Barang siapa mengenal Allah Pasal lima : Mengenal sifat-sifat Dengan saitan jadi berseteru
R luhur
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah Jika hendak mengenal orang yang berilmu
I
Bertanya dan belajar tiadalah jemu
N Pasal sepuluh : Sikap yang baik
D dalam kehidupan keluarga

A Pasal dua : Rukun Islam Dengan ibu hendaklah hormat


Barang siapa meninggalkan sembahyang Pasal enam : Kawan hidup yang Supaya badan tetap selamat
M Seperti rumah tiada bertiang
sejati
Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh di jadikan obat
D Pasal sebelas : Sikap yang baik
dalam pergaulan antarmanusia
U Pasal tiga : Pengendalian diri lewat
pancaindera Hendaklah berjasa
A Apabila terpelihara mata Pasal tujuh : Sifat dan tingkah laku kepada yang berbangsa
manusia yang utama
Sedikitlah cita-cita. Apabila banyak berkata-kata
B Disitulah jalan masuk dusta
E Pasal dua belas : Nasihat untuk penguasa (
raja-raja ) agar berhasil dalam tugasnya
L Pasal empat : Sifat-sifat dan bekerjanya
pikiran serta perasaan manusia Hukum adil atas rakyat
A Barang siapa yang sudah besar Pasal delapan : Mawas diri Tanda raja beroleh inayat
S Janganlah kelakuannya berbuat kasar Keaiban orang jangan dibuka
Keaiban diri janganlah sangka
KARMINA
o Disebut juga dengan pantun kilat
Dahulu parang, sekarang besi
o Setiap bait terdiri dari dua baris. Dahulu sayang, sekarang benci
o Baris pertama merupakan sampiran.
o Baris kedua merupakan isi (biasanya berupa Kayu lurus, dalam lalang
sindiran). Kerbau kurus, banyak tulang
o Memiliki jeda baris yang ditandai dengan koma.
o Bersajak la-a.
TALIBUN

Talibun merupakan jenis puisi lama yang jumlah barisnya selalu genap: 6,
8, 10, 12, dst. (bahkan sampai 20).

• Setiap baris talibun berjumlah genap hingga 20 baris.


CIRI-CIRI • Talibun berima abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya
(menyesuaikan jumlah baris)
• Talibun terdiri atas sampiran dan isi. (bergantung pada jumlah barisnya) →
6 baris: 1-3 sampiran, 4-6 isi; 8 baris: 1-4 sampiran, 5-8 isi; dst.
Contoh

Enam larik Delapan larik


Kalau anak pergi ke pekan, Tak alu sebesar ini,
Yu beli belanak pun beli, Alu tertumbuk di tebing,
Ikan panjang beli dahulu. Kalau tertumbuk di pandan,
Kalau anak pergi berjalan, Boleh ditanami tebu.
Ibu cari sanak pun cari, Tak malu sebesar ini,
Induk semang cari dahulu. Malu tertumbuk di kening,
Kalau tertumbuk di badan,
Boleh ditutup dengan baju.
Seloka
• Satu bait empat baris
Sajak aaaa (ciri syair)
Gabungan •
antara • Ada sampiran (baris 1-2) dan ada isi (baris 3-4) → ciri pantun
pantun dan
syair Candu dibungkus kain palas
Makan dia mata bilas
Mandi segan kerja malas
Harta orang hendak digalas

Baris 2 dan baris 4 bait pertama akan menjadi baris 1 dan baris 3 bait kedua, dst.

Bunga melur cempaka biru


Bunga rampai di dalam puan
Tujuh malam semalam rindu
Belum sampai padamu tuan

Bunga rampai di dalam puan


Pantun Ruku-ruku dalam peringgit
berkait Belum sampai padamu tuan
Rindu sahaya bukan sedikit

Dst.
MANTRA
Mantra dianggap sebagai puisi lama yang paling tua yang digunakan dalam
upacara atau ritual tertentu dan untuk tujuan tertentu. Mantra diucapkan oleh
dukun/pawang dan harus dihafal, tidak boleh dicatat atau ditulis agar daya magis
mantra tersebut tidak hilang. Isi dan tujuan penggunaan mantra dapat
menggambarkan kepercayaan suatu masyarakat pada saat itu. Mantra juga
merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak bisa dipahami melalui setiap
bagiannya.

MANTRA
Mantra diartikan sebagai susunan kata
yang berunsur puisi (seperti rima dan Terlepas dari berbagai isi dan fungsi yang ada di dalamnya, mantra digolongkan
irama) yang dianggap mengandung ke dalam puisi lama karena strukturnya bercirikan puisi, yaitu adanya unsur rima
dan irama saat dibacakandan pengulangan kata.
kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh
dukun atau pawang untuk menandingi
kekuatan gaib yang lain.
KARAKTERISTIK

dianggap mengandung daya terdiri atas beberapa rangkaian mengandung rayuan dan
magis kata yang memiliki irama perintah

ada bahasa yang tidak umum dan mementingkan keindahan


bukan bahasa sehari-hari yang setelah mendapat pengaruh Islam,
digunakan dalam mantra ada kata-kata bernuansa Islam permainan bunyi
Mantra Mantra
Tujuan Baik Tujuan Buruk
Jenis Mantra
Untuk Untuk
Mantra dapat digolongkan ke daam dua bagian: penyembuhan Pengasihan
mantra untuk tujuan baik dan mantra untuk tujuan
buruk.

Untuk Untuk
perlindungan Pembunuhan
CONTOH Mantra Pengasih Bini

o Salatu salamu alisa isa wamumni


Mantra obat sakit gigi Aku ambil hidup engkau
Sampai mati akulah tuhan engkau
o tuk asa tuk asi Akulah nabi engkau di dunia ini
Mantra penghalau setan patah tangga ikat besi
teguh tegak semua gigi
o Bismillahirrahmanirahim nganga ngingai
Hantu raya jembalang raya teguh tegak engkau gigi
Datang engkau dari hutan raya sama-sama kita pergi
Kembalilah engkau ke hutan raya
Engkau jangan bertemu anak sidang
manusia
Jika bertemu anak sidang manusia
Tunduk engkau tujuh kali kepada aku
Umat Muhammadlah yang sebenarnya
Berkat kata laihaillallah
Muhammadarrasulullah
PERIBAHASA
BEBERAPA CIRI:

• Peribahasa kaya dengan unsur – unsur perumpamaan dan metafor.


• Berupa kalimat singkat yang memiliki arti luas dan dalam.
• Termasuk ke dalam sastra lisan.
• Memiliki unsur eufemistis (menghaluskan tuturan kata).

PERIBAHASA •
.
Berfungsi sebagai nasihat atausindiran.

Bidal atau peribahasa adalah sebuah


kalimat singkat yang mengungkapkan Bentuknya yang singkat padat serta adanya kiasan yang terkandung didalamnya
suatu maksud dengan cara berkias. membuat bidal atau peribahasa bisa digolongkan kedalam karya sastra
khususnya puisi
JENIS

PEPATAH PERUMPAMAAN TAMSIL


kiasan yang tepat yang membandingkan suatu
diucapkan dalam bentuk yang kenyataan dengan keadaan kiasan yang bersajak dan
pendek tetapi benar-benar
mengena sasarannya lain yang ada di alam ini berirama
Air beriak tanda tak dalam ( artinya Bagi duri dalam daging (artinya Kura – kura dalam perahu, pura –
orang yang banyak bicara, sesuatu yang membuat hati pura tidak tahu (artinya
biasanya tidak berilmu). menjadi tidak menyenangkan) menanyakan sesuatu yang telah
diketahui).
Anjing menyalak tanda tak
menggigit (artinya orang yang Laksana bulan kesiangan (artinya
memiliki hati yang mulia, meskipun wajah yang terlihat pucat dan lesu Tua – tua keladi, makin tua makin
memiliki suara yang keras). karena patah hati) jadi (artinya perilaku orang tua yang
tidak tahu diri karena berlagak
seperti halnya anak muda).
Beberapa contoh peribahasa

Peribahasa Arti

Ada air ada ikan Dimanapun seseorang itu berusaha tentu ada rejekinya

Bagai air di daun talas Orang yang tidak mempunyai pendirian

Cacing menjadi ular naga Orang kecil menjadi orang besar

Duduk berkisar, tegak berpaling Ingkar janji

Emas disangka loyang Orang yang miskin disangka jahat, ternyata sangat baik
Referensi
• Braginsky, V.I. 1998. Yang Indah Berfaedah dan Kamal: Sejarah Sastra Melayu
dalam Abad 7-19. Jakarta: INIS.
• Fang, Liaw Yock. 2011. Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik. Jakarta: Obor.
• Karim, Maizar. 2015. Menyelisik Sasrtra Melayu. Yogyakarta: Histokultura.
• Kristantohadi, Didik. 2010. Peribahasa Lengkap dan Kesusastraan Melayu Lama.
Jakarta: Taboramedia.
• Nursito. 2000. Ikhtisar Kesusastraan Indonesia. Yogyakarta: Adicita
• Sugiarto, Eko. 2015. Mengenal Sastra Lama. Yogyakarta: Penerbit Andi
• Windstedt, Richard. 1958. A History of Classical Malay Literature. Source: Journal
of the Malayan Branch of the Royal Asiatic Society , June, 1958, Vol. 31, No. 3
(183), pp. 3-259, https://www.jstor.org/stable/41503140
• Wahyuni, Ristri. 2014. Kitab Lengkap Puisi, Prosa, dan Pantun Lama. Yogyakarta:
Saufa.
SEMANGAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai