04 PENUTUP
PENDAHULUAN
12/7/2018 3
VISI
OBAT DAN MAKANAN AMAN MENINGKATKAN
KESEHATAN MASYARAKAT DAN DAYA SAING BANGSA
MISI
1. Meningkatkan sistem pengawasan obat dan makanan berbasis risiko untuk
melindungi masyarakat
2. Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan obat
dan makanan serta memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan Badan Pengawas Obat dan Makanan
STRUKTUR
ORGANISASI
BPOM
Perpres No. 80/2017
Perka BPOM No. 26 /2017
BADAN POM
REPUBLIK INDONESIA
12/7/2018 7
Landasan Hukum Efektivitas Pengawasan dengan
Kerja Sama Lintas Sektor
Inpres No. 6/2016 Inpres No. 3/2017
Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat
kesehatan
Permenkes 83/2014
Inpres No. 3/2017
• Badan POM merupakan bagian dari tim
Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan penilai perizinan UTD, anggota Jejaring
Permenkes No. 83/2014 Pelayanan Transfusi Darah, pelaksana audit
UTD, BDRS, dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah eksternal untuk UTD dan BDRS, serta
Permenkes No. 72/2015 berwenang melakukan pengawasan
terhadap UTD
Fraksionasi Plasma
Permenkes No. 91/2015 • Peningkatan efektivitas pengawasan
Standar Pelayanan Transfusi Darah dilakukan dengan kerjasama lintas sektor
Permenkes No. 17/2017 antara Badan POM (termasuk BBPOM,
Rencana Aksi Pengembangan Industri Farmasi dan Alkes Balai POM, dan Loka POM), Kementerian
Kesehatan, Pemerintah Daerah Setempat,
PerKaBPOM No. 10/2017 PMI, dan Jejaring Pelayanan Darah
Penerapan Pedoman CPOB di UTD dan Pusat Plasmaferesis
OVERVIEW PEDOMAN CPOB DAN POPP CPOB
DI UTD DAN PUSAT PLASMAFERESIS
12/7/2018 9
GMP Standards for Blood
Establishments
13
BAB 2. PERSONALIA
Organisasi dan Tanggung Jawab
• Setiap personil memiliki uraian tugas secara tertulis. Pada POPP, contoh
uraian tugas dan struktur organisasi terdapat pada lampiran 2.1a – 2.1k
• Kategori personil kunci tergantung kebijakan UTD/Pusat Plasmaferesis,
minimal mencakup :
Kepala UTD/Pusat Plasmaferesis Disesuaikan pula dengan
Kepala Bagian Pengelolaan Darah Permenkes No. 83 tahun 2014
Kepala Pengawasan Mutu
Manajer Pemastian Mutu
Dokter
Pelatihan
• Tersedia perencanaan program pelatihan tahunan
• Program pelatihan harus dikaji berkala dan kompetensi personil
dievaluasi berkala (evaluasi pasca pelatihan). Pada POPP,
contoh evaluasi pelatihan terdapat pada lampiran 2.10
Higiene Personil
• Mengenakan pakaian pelindung bersih
• Mencuci dan melakukan desinfeksi tangan sebelum, selama, dan
setelah melakukan kegiatan pengambilan dan pengolahan darah
(contoh pada POPP lampiran 2.20)
BAB 3. DOKUMENTASI
Prinsip
Memastikan bahwa :
Pekerjaan dilakukan dengan cara yang terstandar dan seragam
Ketertelusuran semua tahapan kegiatan
Pengendalian Dokumen
Dokumen disusun dengan format yang ditetapkan dengan
judul unik, nomor referensi, versi dan tanggal berlaku
Catatan dan dokumen disimpan di tempat penyimpanan yang
aman sesuai peraturan nasional, atau sedikitnya 5 tahun
BAB 4. BANGUNAN, FASILITAS, & PERALATAN
Bangunan dan Fasilitas
Alur personil dan alur material diatur sedemikian rupa
sesuai dengan alur kerja untuk memperkecil risiko kesalahan.
Area donor, area pengolahan, dan area pengujian terpisah
Area Penyimpanan : Suhu dikontrol, dimonitor dan
didokumentasikan, pemisahan yang efektif untuk karantina dan
diluluskan, serta area terpisah untuk bahan dan komponen yang
ditolak
Program Pengendalian Hama Terpadu
Dilakukan oleh personil atau pihak ketiga yang memahami dan
berkompeten di bidangnya
Mobile Unit : Lokasi MU dilakukan penilaian terlebih dahulu
sebelum dilakukan donor darah. Sistem Komputerisasi
Contoh desain dan tata letak bangunan UTD terdapat pada POPP Dipertahankan dalam keadaan tervalidasi
lampiran 4.2. Dibuat back up secara berkala
Dibuat hierarki akses data
Peralatan Membuat catatan lengkap mengenai perubahan
Dilakukan pemeliharaan secara rutin, tersedia catatan data (audit trail), sehingga mampu telusur.
pemeliharaan dan status pemeliharaan alat.
Alat ukur dikalibrasi secara berkala
Contoh terkait peralatan terdapat pada POPP lampiran 4.34; 4.37; 4.44
Contoh Penyimpanan Kantong Darah
17
BAB 5. KUALIFIKASI DAN VALIDASI
Contoh protokol dan laporan kualifikasi dan validasi terdapat dalam POPP lampiran 5.2a – 5.2h
BAB 6
PENANGANAN BAHAN DAN REAGEN
• Bahan dan Reagen
– Hendaklah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
• Rekomendasi Otoritas Regulator Nasional (ORN) dan Internasional
• Memiliki surat izin edar Alat Kesehatan Luar Negeri (AKL) atau Alat
Kesehatan Dalam Negeri (AKD) yang masih berlaku
• Penerimaan dan Karantina
– Spesifikasi bahan dan reagen mengacu pada Peraturan Menteri
Kesehatan dan Guideline WHO
– Bahan dan reagen agar disimpan dengan pemisahan yang jelas antar
bets
19
• Pelulusan Bahan Pengolahan dan Reagen Pengujian yang Baru
Datang
– Sertifikat pelulusan tiap bets diverifikasi oleh UTD dan Pusat
Plasmaferesis.
– Pelulusan bahan pengolahan dan reagen pengujian dilakukan oleh
Manajer Pemastian Mutu.
• Ketertelusuran Bahan dan Reagen
– Pada saat pengambilan darah pasien, label donasi darah yang tidak
terpakai atau sisa, hendaklah dimusnahkan dan dicatat.
• Manajemen Pemasok
– Pemasok terkualifikasi memenuhi persyaratan/ spesifikasi yang
ditetapkan standar pelayananan transfusi darah
20
BAB 7
PEMBUATAN
• Registrasi Donor
– Selama registrasi donor, disediakan informasi terkait donor darah.
• Seleksi Donor
– Kriteria seleksi donor dan kondisi medis yang memerlukan penolakan mengacu
pada Peraturan Menteri Kesehatan
– Informasi Kepada Donor:
Kepada calon donor baru hendaklah diberi tahu tentang urgensi menjawab
dengan jujur semua pertanyaan, menandatangani informed consent, dan
menghubungi UTD dan Pusat Plasmaferesis bila ada kejadian tak terduga
setelah proses donasi darah.
21
• Pengambilan Darah
– Pengambilan Darah Lengkap
• Pastikan sistem pengambilan darah yang digunakan tidak rusak atau
terkontaminasi dan sesuai dengan tujuan pengambilan
– Pengambilan Darah dengan Aferesis
• Maksimal volume komponen yang diambil dengan cara aferesis adalah 15%
dari total volume komponen darah yang ada dalam tubuh.
• Keamanan Donor
– Hal yang memengaruhi keamanan donor:
• sebelum donasi : riwayat dan kondisi kesehatan donor,
• selama donasi : fasilitas dan lingkungan pengambilan darah yang memenuhi
standar,
• setelah donasi : memberikan waktu yang cukup untuk pemulihan donor
22
• Penyiapan Komponen
– Kondisi penyimpanan atau transportasi mempengaruhi mutu produk.
– Komponen darah dibuat menggunakan metode penyiapan yang tervalidasi.
Metode yang digunakan antara lain: Sentrifugasi, pemisahan, pembekuan,
pengurangan leukosit, dan penyinaran
• Pengujian Laboratorium
– Uji saring untuk penanda penyakit menular (Uji Saring Infeksi Menular Lewat Transfusi
Darah)
– Penggolongan darah
Tiap proses donasi hendaklah dilakukan uji terhadap golongan darah ABO dan RhD
– Sampel pertinggal
Sebagian kecil dari sampel uji awal tiap donasi hendaklah dibuat pertinggal.
23
• Pemantauan Mutu Darah dan Komponen Darah
– Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan nomor 91 tahun 2015 tentang Standar
Pelayanan Transfusi Darah
• Pelabelan
– Diberi label dengan informasi yang sesuai mengenai identitas dan status pelulusannya
– Nama Produk dicantumkan secara jelas pada label dan menunjukkan tiap proses
pengolahan lebih lanjut seperti pengurangan leukosit atau penyinaran
– Tanggal Daluwarsa
24
• Pelulusan Produk
– Kriteria pelulusan dan spesifikasi komponen darah ditetapkan, divalidasi,
didokumentasikan dan disetujui oleh Manajer Pemastian Mutu
• Penyimpanan
– Tersedia sistem untuk menjaga kondisi penyimpanan
• Pengiriman
– Tersedia prosedur untuk memastikan bahwa seluruh komponen darah yang akan
dikirimkan telah diluluskan secara formal untuk digunakan
• Pengembalian
– Pendistribusian komponen darah yang dikembalikan melalui persetujuan
Manajer Pemastian Mutu
25
BAB 8. PEMBUATAN, ANALISIS,
DAN SERVIS BERDASARKAN KONTRAK
• Penerima kontrak
memenuhi persyaratan
CPOB.
• Pengujian terkait
pengawasan mutu, selain
dikontrakkan kepada
UTD yang memenuhi
persyaratan CPOB, juga
dapat dilakukan di
laboratorium rujukan.
12/7/2018 27
PENUTUP
• Penerapan CPOB di UTD bertujuan untuk menjamin keamanan dan kualitas
produk darah yang digunakan oleh masyarakat. Pemenuhan prinsip-prinsip
CPOB dibuktikan dengan sertifikat CPOB.
• POPP CPOB untuk membantu personil UTD untuk memahami/ interpretasi
dalam menerapkan persyaratan CPOB, berisi penjelasan rinci dari butir-butir
CPOB.
• POPP COPB ini bukanlah hal yang mutlak, namun merupakan contoh dan tidak
membatasi pengembangan inovasi yang telah divalidasi di UTD dan Pusat
Plasmaferesis, tetapi untuk memastikan bahwa prosedur di UTD dan Pusat
Plasmaferesis memenuhi persyaratan minimal yang sudah ditetapkan.
• Perlu kerja sama dan komitmen yang kuat dari Stakeholder untuk menjamin
ketersediaan produk darah yang aman dan berkualitas bagi masyarakat.
29