Anda di halaman 1dari 5

1.

Sistem Produksi Peralatan Konversi Energi


a. Contoh sistem produksi peralatan konversi energi
1) Konversi Energi Angin
 Tenaga angin merupakan sumber energi yang berasal dari tenaga kinetik angin untuk menghasilkan
tenaga mekanik.
 Tenaga mekanik ini dimanfaatkan untuk memompa air atau dikonversikan lebih lanjut menjadi listrik
dengan bantuan generator.
2) Konversi Energi Surya (Matahari)
 Pembangkit listrik energi surya / photovoltaic (PV)
 Teknik mengubah energi sinar matahari menjadi energi listrik melalui sel surya (solar cel) secara
langsung.
 Komponen yang digunakan dalam pembangkit listrik energi surya antara lain modul surya, regulator,
aki, inverter DC/AC, dan beban listrik.
 Keuntungan pembangkit listrik tenaga surya adalah mengubah energi surya menjadi listrik secara
langsung tanpa menggunakan generator.
 Energi surya yang dipancarkan oleh matahari dapat diubah menjadi energi lain seperti energi listrik
dan energi panas.
 Saat ini sudah dikembangkan energi hibrid, yaitu pembangkitan energi listrik yang berasal dari
perpaduan dua atau lebih sumber energi yang berbeda misalnya energi surya dan energi angin untuk
mencapai kecukupan ketersediaan listrik yang dihasilkan.
3) Energi Air
 Pembangkit listrik tenaga air skala kecil yang sering diistilahkan dengan Mikrohidro (sampai 1000
Watt) dan Pikohidro (kurang dari 5000 Watt) cocok dikembangkan di daerah derah terpencil yang
belum tersentuh energi listrik atau di daerah yang masih membutuhkan / kurang pasokan listrik.
Pembangkitan listrik sampai mencapai 1000 kilowatt sering diistilahkan dengan Minihidro.
 Arus air menggerakkan sudu sudu turbin yang dihubungkan dengan poros sebuah generator. Di dalam
generator terdapat magnet yang dikelilingi gulungan kawat, dan jika digerakkan oleh turbin akan
dapat membangkitkan listrik, yang dapat disalurkan melalui kabel.
4) Biogas
 Biogas yang berasal dari kotoran sapi / manusia disalurkan pada bak penampung dan melalui lubang
pipa kotoran disalurkan ke digester atau pengolah. Kotoran dicampur dengan air dimasukkan ke
dalam tangki pencampur diaduk hingga merata membentuk lumpur kotoran (slurry) sebelum masuk
ke dalam digester untuk menghasilkan gas bio.
 Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan bahan oerganik oleh bakteri anaerob yaitu bakteri
yang dapat hidup dalam kondisi kedap udara.
 Tahapan pencernaan oleh bakteri :
a) Hidrolisis : molekul organik diuraik menjadi karbohidrat, as. amino, as. lemak.
b) Proses penguraian menghasilkan ammonia, karbon dioksida, dan hydrogen sulfide (acidogenesis).
c) Proses penguraian acidogenesis menghasilkan hydrogen, karbondioksida, dan asetat
(asetogenesis).
d) Methanogenesis : menghasilkan gas methane (CH4), dan produk lain berupa karbon dioksida, air
dan sejumlah senyawa gas lainnya.
5) Biomassa
 Sampah padat dari pemukiman atau yang diproduksi dari tumbuhan dapat dibakar untuk
menghasilkan energi panas, dimana energi panas ini digunakan untuk tenaga uap dan listrik
6) Energi panas bumi
 Energi panas bumi berasal dari inti bumi dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi pembangkit
listrik
b. Manfaat
1) Meningkatkan kemandirian dari kebergantungan terhadap energi fosil dan menjadi penyangga pasokan
energi nasional di masa mendatang.
2) Ramah lingkungan mempunyai potensi mengurangi emisi CO2.
3) Ketersediaan energi listrik terutama di daerah-daerah terpencil diharapkan secara merata dapat
menyejahterakan masyarakat.
4) Menyelamatkan lingkungan dan mengatasi berbagai dampak buruk yang ditimbulkan akibat penggunaan
bahan bakar fosil.
5) Dapat dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan produktif pada industri rumah
6) Terciptanya lapangan pekerjaan di berbagai sektor.
2. Sistem Produksi Usaha Jasa Profesi dan Profesionalisme
a. Kompetensi kerja
1) Kompetensi personal (emotionalstability,selfmanagement, orientation towards work)
2) Kompetensi sosial (capability for communication and teamwork)
3) Kompetensi teknis (subject related skill, knowledge, and abillities)
4) Kompetensi metodologi (analysis, planning, abstract thinking, implementation and control, information)
b. Keterampilan bekerja yang dikembangkan
1) Komunikasi, berkontribusi produktif dan hubungan yang harmonis di antara karyawan dan pelanggan
2) Teamwork, berkontribusi produktif terhadap hubungan dan hasil kerja
3) Problem solving, berkontribusi produktif terhadap hasil guna
4) Inisiatif dan enterprise, berkontribusi untuk hasil guna yang inovatif
5) Self-management, berkontribusi untuk kepuasan dan pertumbuhan pekerja
6) Belajar, berkontribusi pada peningkatan berkelanjutan dan ekspansi pada pekerja dan operasi perusahaan
dan hasilnya.
7) Teknologi, berkontribusi untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif

3. Sistem Produksi Peralatan Teknologi Terapan


a. Desain produk peralatan teknologi terapan
1) Market Research dan Feasibility Study
2) Brainstorming
3) Menentukan tujuan dan batasan produk
4) Menggambar produk
5) Review produk
6) Membuat prototype
7) Uji coba
8) Produksi missal
9) Garansi
b. Pembuatan produk
1) Prosedur persiapan
2) Penyaringan gagasan
3) Analisis gagasan
4) Percobaan produk
5) Uji coba produk
6) Komersialisasi

4. Sistem Produksi Grafika


a. Pengertian
Grafika adalah suatu teknik atau cara penyampaian pesan, gagasan, informasi, pikiran, kesan perasaan
melalui penggandaan dengan cara dicetak dan disajikan kepada khalayak. Grafika merupakan teknologi yang
memungkinkan hasil pikiran-pikiran tokoh ratusan bahkan ribuan tahun lalu sampai kepada kita berupa hasil
cetakan.
b. Grafika Komputer :
Adalah proses untuk menciptakan suatu gambar berdasarkan deskripsi obyek maupun latar belakang yang
terkandung pada gambar tersebut di alam nyata (realism).
Bertujuan menghasilkan gambar/citra dengan primitif-primitif geometri seperti garis, lingkaran, dsb.
Primitif-primitif geometri tersebut memerlukan data deskriptif untuk melukis elemen-elemen gambar. Data
deskriptif : koordinat titik, panjang garis, jari-jari lingkaran, tebal garis, warna, dsb. Grafika komputer
berperan dalam visualisasi dan virtual reality.
Bagian dari grafika komputer meliputi:
1. Geometri: mempelajari cara menggambarkan permukaan bidang
2. Animasi: mempelajari cara menggambarkan dan memanipulasi gerakan
3. Rendering: mempelajari algoritma untuk menampilkan efek cahaya
4. Citra (Imaging): mempelajari cara pengambilan dan penyuntingan gambar.
c. SEJARAH PERCETAKAN
Sejarah pencetakan dimulai sekitar 3000 SM dengan duplikasi gambar. Percetakan adalah sebuah proses
untuk mereproduksi teks dan gambar, biasanya dengan tinta di atas kertas menggunakan mesin cetak.
Perkembangan pencetakan diawali dengan penggunaan segel silinder di Mesopotamia dikembangkan di 3500
SM, dan lainnya yang terkait segel cap .
Bentuk paling awal dari pencetakan adalah pencetakan woodblock, dengan contoh-contoh yang ada dari
China berasal sebelum 220 AD dan Mesir ke abad keempat. Kemudian perkembangan dalam pencetakan
termasuk jenis bergerak , pertama kali dikembangkan oleh Bi Sheng di Cina, dan mesin cetak , proses
pencetakan lebih efisien untuk bahasa barat dengan mereka lebih terbatas huruf , dikembangkan
oleh Johannes Gutenberg pada abad kelima belas.
Teknik cetak yang sering digunakan antara lain :
A. Cetak Datar / Offset
adalah suatu teknik mencetak dengan menggunakan pelat yang datar sebagai acuan cetak. Berdasarkan cara
pemasukan material kertas yang di cetak, mesin Offset dapat dibagi dua:
a. Mesin cetak lembaran (sheet fed) yaitu mesin cetak yang menggunakan kertas lembaran.
- Cetak offset sheeted banyak digunakan untuk mencetak pekerjaan seperti majalah, buku, brosure, kalender,
poster dll.
- Ciri khas cetak Offset Sheetfed :
1. Cocok untuk mencetak diatas kertas dengan berat sekitar 100-270 gram
2. Cocok untuk mencetak dengan jumlah sekitar di atas 1000 hingga 10.000 exp.
3. Cocok untuk mencetak majalah, buku, brosur dan lainnya dengan kualitas tinggi.
b. Mesin cetak gulungan(Web fed) yaitu mesin cetak yg menggunakan kertas roll/ gulung.
- Cetak Web offset digunakan untuk mencetak Koran, tabloid, buku atau majalah yang menggunakan kertas
yang lebih tipis dibanding cetak sheetfed.
- Ciri khas cetak Offset Webfed :
1. Cocok untuk mencetak diatas kertas dengan berat sekitar dibawah 100 gram
2. Cocok untuk mencetak jumlah cetak sekitar ratusan ribu exemplar
3. Kecepatan lebih tinggi disbanding cetak dimesin sheetfed
4. Dapat langsung mencetak pada kedua sisi kertas.

B. Cetak Flexografi / Cetak Tinggi (Relief)


a. adalah suatu teknik cetak yang menggunakan acuan cetak berupa pelat dari karet atau photopolymer. Cetak tinggi
adalah proses cetak timbul atau menonjol artinya dimana bagian mencetak dan bagian tidak mencetak dalam
acuan cetaknya adalah tidak sama datar atau tinggi di acuan cetak dan bersentuhan langsung pada bahan cetak.
Cetak tinggi tinta dialihkan dari area cetak yang lebih tinggi ke media cetak. Pemindahan tinta ke pelat cetak
melalui rol transfer yang disebut Anilox dan terbuat dari tembaga atau keramik.
Ditinjau dari cara kerjanya memiliki 4 sistem : Boston, Gordon, Gally, Liberty.
Contohnya pada proses pembuatan stempel, mencetak kemasan label, corrugated (karton gelombang), embos
(tulisan timbul), hot leafsteam.
b. Ciri khas cetak Flexografi :
- Cocok untuk material berupa karton gelombang
- Cocok untuk mencetak dengan jumlah cetak tinggi

C. Cetak Rotogravure / Cetak Dalam


a. Cetak Rotogravure adalah suatu teknik cetak yang menggunakan Silinder sebagai acuan cetaknya, dan sering
disebut dengan cetak dalam oleh karena tinta yang berada dibagian dalam image area dialihkan dari Silinder
langsung ke media cetak. Pembentukan gambar pada silinder dapat menggunakan teknologi Laser, Direct
Etching atau Engrave Helio, sehingga terbentuk sel kecil dengan kedalaman tertentu. Cetak Gravure banyak
digunakan untuk mencetak kemasan permen, rokok, plastic tipis, alumunium foil ataupun flexible packaging.
b. Ciri-ciri cetak Rotogravure
1. Cocok utk mencetak diatas plastik tipis, alumunium foil, material transparent/apaque.
2. Cocok untuk mencetak oplah yang tinggi
3. Cocok untuk mencetak jumlah warna lebih dari 8 warna.
4. Warna lebih konsisten dibandingkan denga teknik cetak lainnya.

D. Cetak Saring / Screen Priting / Cetak Sablon


a. adalah suatu teknik cetak yang menggunakan Silk Screen sebagai acuan cetaknya. Cetak saring adalah cetak
secara langsung dimana acuan cetak dan bahan cetaknya ketemu langsung dengan tinta oleh gaya tekan (degel)
kuas/rakel dengan bersifat pencurahan tinta secara saring/rembes keatas bahan cetak.
Contoh : pencetakan kaos, spanduk, stiker, gelas, seng, mika, plastic, kertas dan lainnya. Saat ini teknologi cetak
sablon sudah menerapkan system Computer to Screen, yang dapat menghasilkan kualitas tinggi.
b. Ciri khas cetak sablon :
Dapat mencetak diatas hampir semua benda padat, seperti gelas, kaca, keramik, aluminium, seng, mika, plastic,
kertas dan lainnya. Karena dilakukan manual (kecuali yang sudah menerapkan teknologi Computer To Screen).

E. Digital Printing
- Cetak digital atau Digital Printing adalah suatu teknik cetak tanpa melalui proses pembuatan acuan cetak,
melainkan melalui proses digital atau any printing completed via digital file. Semua proses pencetakan
dilakukan dan dikontrol secara digital dan memiliki metode penintaan yang berbeda sesuai teknologi masing-
masing.
- contoh produk digital adalah baleo yang menggunakan media MMT, baner, poster, bahkan cetak-cetak full color
lainnya

5. Sistem Produksi Peralatan Teknik


A. Perancangan
Produk usaha sistem teknik dirancang dan dikembangkan berdasarkan pada aspek-
aspek lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, dan etika masyarakat pengguna. Karya rekayasa inovatif dibuat
dengan harapan untuk mempermudah kehidupan manusia.

B. Proses Produksi
Dalam proses produksi, untuk menghasilnya produk yang berkualitas harus mempertimbangkan berbagai
faktor. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menghasilkan produk meliputi, pasar yang baik dimasa
yang akan datang, siklus hidup produk, arus kas, dan kemampuan organisasi.
Konsep pembuatan produk dikembangkan dari sumber yang bervariasi serta di proses melalui berbagai tahap
pengkajian, umpan balik, serta evaluasi lingkungan untuk meminimalisir kegagalan. Berbagai tahapan yang
dilalui dan pengkajian secara terus-menerus tersebut dikenal dengan istilah tahap-tahap perencanaan produksi.
Tahap-tahap perencanaan produksi adalah sebagai berikut :
1. Ide Produk
Ide Produk disusun berdasar kebutuhan konsumen, kemampuan perusahaan dalam riset
dan pengembangan, keuangan, pemasaran, dan personalia.
2. Seleksi Ide Produk
Seleksi Ide Produk disusun berdasar atas evaluasi dari pasar tentang kebutuhan konsumen untuk
menyerap hasil produksi, kemampuan perusahaan menghasilkan produk dengan fasilitas yang ada dan
kemampuan memperoleh bahan baku dan bahan pembantu, serta keadaan keuangan perusahaan dengan
mempertimbangkan hasil yang diperoleh akan menguntungkan atau tidak.
3. Desain awal
Desain awal atau rancang bangun awal
mempertimbangkan beberapa tujuan yaitu manfaat produk,fungsi barang, style, seni atau keindahan
barang dengan melihat keseimbangan biaya, kualitas, dan performance produk.
4. Prototype
Pada tahap ini perusahaan mengadakan percobaan kemampuan dan kekuatan produk, kemudian dicari
kelemahan dan dianalisis keindahan bentuknya.
5. Testing
Hasil prototype dicoba fungsinya dalam berbagai keadaan yang mungkin terjadi apakah memenuhi syarat
atau tidak.
6. Desain Akhir
Pada tahap desain akhir, produk yang telah melewati tahap testing disempurnakan sesuai dengan hasil uji
yang telah dilakukan.
7. Implementasi
Tahap ini adalah tahap terakhir pembuatan produk. Pada tahap ini, perusahaan memulai proses produksi.

C. Pengemasan
Merupakan system yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan,
didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah
atau mengurangi kerusakan.

6. Sistem Produksi Teknologi Transportasi dan Logistik


Kegiatan produksi diawali dengan persiapan produksi. Persiapan produksi dapat berupa pembuatan gambar teknik
(gambar kerja), atau gambar pola. Gambar kerja atau pola akan menjadi patokan untuk kebutuhan pembelian bahan.

Tahapan produksi secara umum terbagi 4 :

1. Tahap pembahanan
adalah menggambarkan pola pada karton dan memotongnya berdasarkan pola. Penempatan pola pada setiap
lembar karton harus mempertimbangkan efisiensi bahan. Pada produksi dalam jumlah terbatas, pemotongan dapat
dilakukan dengan gunting atau cutter dengan teliti agar rapi. Pada produksi dalam jumlah besar, pemotongan
dapat dilakukan dengan penggunaan cutting punch, yaitu pemotong yang sudah berbentuk pola. Cutting punch
untuk memotong kertas biasanya terbuat dari plat besi.

Pada pembuatan alat bantu pemindah piring dan transportasi dengan bahan pipa besi, papan kayu, tali dan lain-
lain, pembahanan yang dilakukan di antaranya adalah melakukan pemotongan dan penghalusan papan agar siap
dibentuk serta pemotongan pipa agar sesuai dengan kebutuhan produksi.

2. Pembentukan
Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk dasar material dan bentuk produk yang akan
dibuat. Material kertas dibentuk dengan cara dilipat. Kayu, bambu dan rotan dapat di bentuk dengan cara dipotong
atau dipahat. Pemotongan bahan dibuat sesuai dengan bentuk yang direncanakan. Pemotongan dan pemahatan
juga biasanya digunakan untuk membuat sambungan bahan, seperti menyambungkan bilah-bilah papan atau dua
batang bambu. Pembentukan besi dan rotan, selain dengan pemotongan, dapat menggunakan teknik
pembengkokan. Pembentukan besi juga dapat menggunakan teknik las. logam lempengan dapat dibentuk dengan
cara pengetokan.

3. Perakitan
Sebuah produk pada umumnya terdiri dari beberapa bagian, misalnya bagian rangka, bagian dinding dan roda.
Perakitan adalah menggabungkan bagian-bagian dari sebuah produk. Perakitan dapat memanfaatkan bahan
pendukung untuk penguat seperti lem, paku, benang, tali atau teknik sambungan tertentu.

4. Finishing.
Finishing dilakukan sebagai tahap terakhir sebelum produk tersebut dimasukkan ke dalam
kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan atau pelapisan permukaan. Penghalusan yang dilakukan
diantaranya penghalusan permukaan kayu dengan amplas atau menghilangkan lem yang tersisa pada permukaan
produk. Finishing dapat juga berupa pelapisan permukaan atau pewarnaan agar produk yang dibuat lebih awet dan
lebih menarik.

Kelancaran produksi juga memperhatikan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Upaya menjaga kesehatan dan
keselamatan kerja bergantung pada bahan, alat dan proses produksi yang digunakan, pada proses produksi. Proses
pembahanan dan pembentukan material solid seringkali menghasilkan sisa potongan atau debu yang dapat melukai
bagian tubuh pekerjanya. Maka, dibutuhkan alat keselamatan kerja berupa kaca mata pelindung dan masker antidebu.
Proses pembahanan dan finishing, apabila menggunakan bahan kimia yang dapat berbahaya bagi kulit dan pernapasan,
pekerja harus menggunakan sarung tangan dan masker dengan filter untuk bahan kimia. selain alat keselamatan yang tak
kalah penting adalah sikap kerja yang rapi, hati-hati, teliti dan penuh konsentrasi. Sikap tersebut akan mendukung
kesehatan dan keselamatan kerja.

Anda mungkin juga menyukai