Anda di halaman 1dari 8

CRITICAL APPRAISAL

Nama : Arrum Anggraeni

Judul Jurnal : Perbandingan Angka Keberhasilan Pemasangan Laryngeal Mask


Airway (LMA) Jenis Klasik pada Usaha Pertama antara Teknik Balon
Dikempiskan dan Dikembangkan Sebagian pada Pasien Dewasa

Penulis : Yustisa Sofirina Harahap, Doddy Tavianto, Eri Surahman

Jurnal : Jurnal Anestesi Perioperatif (HAP)

Publikasi : 2016

1. Pendahuluan
1.1 Latar belakang
 Besarnya masalah dinyatakan dalam latar belakang, yaitu
keberhasilan pemasangan LMA jenis klasik dengan teknik
pemasangan standar pada usaha pertama berkisar 57-96%, dan
kesulitan-kesulitan yang ditemui adalah pasien dengan bukaan
mulut minimal dna kondisi jalur orofaring yang sulit, fleksibilitas
pipa LMA yang kurang karena memerlukan tekanan langsung
melewati lengkung aksis yang berbeda dari jalan napas, dan
terutama fleksibilitas yang menurun karena telah dilakukan
sterilisasi dengan autoclave berulang.
 Manfaat terdeskripsi dengan jelas dalam latar belakang, yaitu untuk
menemukan teknik managemen jalan napas yang baik untuk
anestesi umum pasien dewasa.
 Latar belakang disusun dari berbagai tinjauan pustaka yang sesuai,
namun beberapa kepustakaan telah lebih tua dari 10 tahun sejak
jurnal diterbutkan (1995 (8), 2005 (1, 14)).
1.2 Tujuan penelitian dideskripsikan dengan jelas, yaitu membandingkan
angka keberhasilan pemasangan LMA jenis klasik pada usaha pertama
antara teknik balon dikempiskan dan balon dikembangkan sebagian pada
pasien dewasa.
1.3 Hipotesis penelitian ini tidak dinyatakan secara gamblang.

2. Metode Penelitian
2.1.Populasi penelitian/subjek penelitian
 Populasi target/populasi terjangkau

Populasi target penelitian ini adalah pasien berusia 18-60 tahun dan status ASA I dan
II yang akan menjalani operasi terencana dengan anestesi umum.

1
Populasi terjangkau penelitian ini adalah pasien berusia 18-60 tahun dan status ASA I
dan II yang akan menjalani operasi terencana dengan anestesi umum di Instalasi
Bedah Sentral RS Dr. Hasan Sadikin Bandung periode Februari – Maret 2015.

 Kriteria inklusi dan eksklusi

Kriteria inklusi penelitian ini:

- Subjek berusia 18-60 tahun


- Subjek akan menjalani operasi elektif
- Subjek bersedia berpartisipasi dalam penelitian

Kriteria eksklusi penelitian ini adalah adanya kontraindikasi dilakukannya


pemasangan LMA.

2.2.Desain penelitian
 Deskripsi tentang desain penelitian (jika uji klinik, apakah ada
randominasi, blinding)

Desain penelitian ini adalah eksperimental uji acak lengkap terkontrol, tersamar
tunggal (single blind randomized controlled trial). Randomisasi dilakukan untuk
menentukan kelompok alokasi subjek. Blinding dilakukan terhadap para subjek.

 Informasi tentang desain dan hubungannya dengan kualitas


penelitian

Desain penelitian ini cukup baik dan akan membuahkan hasil penelitian yang cukup
baik juga.

 Hubungan desain penelitian dan pertanyaan penelitian

Desain penelitian ini pada akhirnya akan dapat menjawab pertanyaan penelitian, yaitu
metode apakah yang baik digunakan untuk anestesi umum operasi elektif orang
dewasa di RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung.

 Bias yang terjadi karena metode penelitian

Bias yang mungkin terjadi karena metode penelitian ini adalah bias seleksi subjek
penelitian.

2.3.Besar sampel
 Penjelasan cara penghitungan besar sampel, pengambilan sampel,
jika lebih dari satu kelompok, adakah perbedaan/komparabel
kelompok tersebut

Penentuan jumlah sampel dilakukan menggunakan rumus penelitian analitik tidak


berpasangan, dengan data numerik, dan didapatkan jumlah sampel minimal adalah 70

2
orang pasien. Rumus besar sampel dan komponen-komponennya tidak dicantumkan
dalam penelitian ini.

2.4.Pengambilan data
 Frekuensi pengambilan data (untuk penelitian eksperimental: Pre,
post, follow up)

Frekuensi pengambilan data hanya saat sebelum penelitian dilakukan (karakteristik


subjek) dan saat segera setelah LMA berhasil dipasangkan.

 Variabel yang diukur

Variabel yang diukur hanyalah keberhasilan pemasangan LMA jenis klasik pada 70
pasien dewasa.

 Cara pengukuran

Cara pengukuran keberhasilan pemasangan LMA adalah dengan inspensi gerakan


ekspansi dinding dada yang adekuat, tidak ada gerakan di luar respirasi dari dinding
dada, dinding abdomen, atau tidak adanya tahanan pada gerakan inspirasi – ekspirasi,
tidak terdengar suara napas tambahan, dan tidak terdengar suara udara bocor di sekitar
balon LMA. Penilaian-penilaian ini adalah dengan skala kualitatif.

 Validitas dan reliabilitas pengukuran

Validitas penelitian ini kurang baik karena hanya mengukur keberhasilan dalam
upaya pertama. Seharusnya, penelitian semacam ini mengukur multivariabel seperti
keberhasilan dalam upaya pertama, waktu yang dibutuhkan untuk memasukkan LMA
(dalam detik), dan tindakan lain jika gagal (apakah dicoba sekali lagi, atau diganti alat
yang lain atau metode lain).

Reliabilitas pengukuran ini baik karena merupakan pemeriksaan fisik yang rutin
dilakukan semua anestesiolog, namun harus ada pengukuran yang akurat secara
numerik (kuantitatif) dari keberhasilan pemasangan LMA (contoh: saturasi oksigen
yang di atas 92% sepanjang operasi).

2.5.Pengolahan data
 Uji statistik yang digunakan apakah sesuai dengan hipotesis

Uji statistik dilakukan dengan uji chi-kuadrat (perbedaan dua kelompok data
kategorik), dan uji-t (perbedaan dua kelompok data kuantitatif dengan distribusi data
normal) atau uji Mann-Whitney (perbedaan dua kelompok data kuantitatif dengan
distribusi data tidak normal). Tingkat kepercayaan 95% dan kemakmaan adalah
p<0,05.

3
 Perangkat program yang digunakan

Analisis data menggunakan statistical product and service solution (SPSS) versi 15.0
untuk Windows.

3. Intervensi
 Deskripsi dari intervensi yang diberikan (jenis yang digunakan, apakah
ada plasebo, pemberi intervensi, frekuensi, setting intervensi, blinding)

Setelah induksi anestesi, dilakukan pemasangan LMA jenis klasik sesuai BB subjek,
yaitu LMA no. 3 untuk BB 30-50 kg, LMA no. 4 untuk BB 50-70 kg. Volume udara
sebanyak 10 mL diberikan pada LMA no. 3 dan 15 mL pada LMA no. 4. Pemasangan
LMA klasik dilakukan dengan teknik standar, dengan memposisikan kepala telentang
dan ekstensi, LMA dipegang seperti memegang pensil pada apangkal, meletakkan
ujung LMA pada bagian dalam gigi atas pasien, menekan ujung sungkup ke arah
palatum durum agar mendatar, dan menekan sungkup dengan bantuan telunjuk hingga
ke dalam faring untuk memastikan ujungnya tetap rata dan menghindari lidah. Setelah
itu, kepala diekstensi, menekan sungkup hingga dinding faring posterior sampai LMA
berada di bawah. Balon dikembangkan tidak melebihi volume maksimal ukuran
LMA.

Tidak ada variabel kontrol pada penelitian ini. Blinding dilakukan terhadap subjek
namun tidak terhadap anestesiolog.

 Pemisahan sampel dalam kelompok, metode randomisasi, siapa yang


melakukan randomisasi (bila sampel lebih dari satu kelompok)

Tidak dijelaskan siapa yang melakukan pemisahan sampel dalam kelompok.


Randomisasi dilakukan terhadap subjek, namun tidak dijelaskan cara dan metodenya
dan siapa yang melakukannya.

 Apakah kedua kelompok dimulai dengan keadaan yang sama

Pada tabel karakteristik subjek penelitian, kedua kelompok dimulai pada keadaan
yang cukup serupa, dari segi usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, IMT, dan
ukuran LMA.

4
4. Hasil Penelitian
 Penjelasan terhadap hasil penelitian utama, kedua, dst, dan kesimpulan
hasil penelitian serta maknanya secara statistik

Pemasangan LMA klasik pada usaha pertama berhasil pada 33 subjek kelompok
balon dikembangkan sebagian (33/35), dan kelompok balon dikempiskan sebesar 27
subjek (27/35). Hasil ini bermakna secara statistik (p=0,042).

5. Analisis terhadap kesesuaian jenis statistik yang digunakan dengan jenis


pengukuran dan metode penelitian

Jenis statistik yang digunakan sesuai dengan jenis pengukuran dan metode penelitian
(sudah digunakan dalam konteks yang tepat dan mengukur variabel yang tepat).

6. Makna klinis hasil penelitian

Penelitian ini dapat memberikan saran dan pertimbangan bagi para anestesiolog yang
hendak melakukan pemasangan LMA, apakah sebaiknya menggunakan metode LMA
balon dikempiskan atau LMA balon dikembangkan sebagian. Pada studi ini, hasilnya
akan lebih baik jika menggunakan balon yang dikembangkan sebagian, karena
menurut penulis, balon yang setengah dikembangkan mempermudah dan
mempercepat pemasangan LMA, sehingga meningkatkan tingkat keberhasilan pada
upaya pertama pemasangan.

5
7. Sample drop-out (dinilai jika telah dilakukan terhadap penelitian jenis
eksperimental)
 Penyebab drop-out

Tidak ada subjek yang drop-out pada penelitian ini, yang mungkin diakibatkan
prosedurnya yang mudah dan berjangka pendek, serta tidak mempengaruhi subjek
(prosedurnya secara penuh dilakukan oleh anestesiolog).

 Hubungannya dengan analisis statistik

Tidak ada sampel yang drop-out sehingga tidak mempengaruhi analisis statistik (dan
jumlah subjek masih lebih banyak dibandingkan yang diperlukan).

 Efeknya terhadap penelitian

Tidak ada sampel yang drop-out sehingga tidak berefek terhadap penelitian ini.

8. Pembahasan dan implikasi klinik


 Analisis perbandingan hasil penelitiannya dengan peneliti sebelumnya,
dan penjelasan dari hasil penelitian
- Penelitian tahun 1995  Keberhasilan pemasangan LMA Jenis klasik dengan
teknik balon dikembangkan sebagian memiliki angka keberhasilan mencapai
97,7% dibandingkan teknik balon dikempuskan (92%) (p<0,05) yang
pemasangannya dilakukan oleh konsultan anestesia, residen tahun ke-4, ke-3,
dan tahun ke-2 Angka keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan studi ini.
- Penelitian tahun 1997  Keberhasilan pemasangan LMA jenis klasik antara
balon dikembangkan penuh dan dikempiskan = Hasil sebanding. Penelitian
dilakukan oleh operator yang telah berpengalaman
- Penelitian tahun 2012  Teknik pemasangan LMA balon dikempuskan vs
dikembangkan sebagian = Hasil sebanding. Pemasangan LMA dilakukan
operator yang telah memasang LMA 3.000 kali sejak tahun 1998.

- Keberhasilan pemasangan LMA balon dikembangkan sebagian  batas


anterior LMA jenis klasik lebih datar, sehingga dengan mudah meluncur pada
permukaan atas lidah.
- Kegagalan pemasangan LMA balon dikempiskan  kempisnya balon LMA
pada permukaan yang datar sehingga LMA bersentuhan dengan lidah dan
menyulitkan pemasangan.
- Masalah yang sering terjadi pada pemasangan LMA tanpa kelainan jalan
napas  kegagalan mencapai posisi LMA yang benar di hipoafaring (posisi
ideal: epiglotis dan esofagus berada di luar LMA, dan pintu laring seluruhnya
di dalam LMA)  namun hanya terjadi pada 50-60% pemasangan LMA
(epiglotis sering berada di dalam batas proksimal LD=MA, dengan ujung
epiglotis melipat ke bawah  sering menyebabkan obstruksi parsial bagian
distal LMA dan laring)

6
- Kegagalan pemasangan LMA  kurangnya pengalaman operator, teknik yang
kurang baik, kedalaman anestesia yang tidak adekuat (rangsangan jalan napas
 kontraksi dinding faring & otot laring, atau ujung sungkup LMA melipat)

 Keterbatasan dan kekuatan penelitian (yang dijelaskan oleh peneliti


dan dari sudut pandang penelaah artikel)

Keterbatasan penelitian ini adalah:

- Sedikitnya variabel hasil penelitian yang ditelusuri (hanya keberhasilan pada


upaya pertama), dan tidak menelusuri waktu pemasangan, komplikasi-
komplikasi yang ditemui, dan lain sebagainya.
- Tidak adanya gambar atau skema yang informatif yang dapat mendukung
penjelasan penelitian.

Kekuatan penelitian ini adalah:

- Penjelasan pada bagian pembahasan yang jelas dan komprehensif sehingga


para pembaca mengetahui alasan keberhasilan penelitian
- Daftar pustaka yang hampir seluruhnya terbilang baru dan masih dalam durasi
10 tahun terakhir, sehingga ilmu ini bersifat up-to-date.

 Implikasi hasil penelitian terkait dengan kualitas penelitian dapat


diaplikasi dan digeneralisasi

Hasil penelitian dengan kualitas penelitian ini dapat dicoba untuk diaplikasi dan
digeneralisasi, namun sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan yang mengukur
variabel yang lebih banyak untuk mengetahui seberapa efektif teknik LMA setengah
balon dikembangkan ini, dan untuk melihat signifikansi statistiknya setelah dilakukan
penyesuaian faktor-faktor perancu.

 Analisis terhadap kesimpulan yang dibuat oleh peneliti/penulis


didukung data hasil penelitian

Kesimpulan yang dibuat penulis kurang lengkap. Seharusnya, dicantumkan “Angka


keberhasilan pemasangan dalam upaya pertama”, untuk mempertegas bahwa
keberhasilan ini berarti upaya pertama (dan kegagalannya bukan berarti gagal
intubasi).

9. Kesimpulan telaah kritis jurnal (cricial appraisal)

Jurnal ini adalah jurnal yang taat azas dan kaedah penulisan jurnal di Indonesia.
Isinya cukup singkat namun informatif, sehingga dapat dijadikan contoh penulisan
yang baik. Bagaimanapun, variabel yang diteliti terlalu sedikit dan jumlah sampelnya
sedikit, sehingga power penelitian ini kurang baik. Alangkah baiknya jika dilakukan
penelitian-penelitian lanjutan yang menyelidiki variabel-variabel yang lebih banyak,

7
sehingga penelitiannya menjadi sahih dan dengan yakin dapat dipraktekkan pada
praktek sehari-hari.

***

Anda mungkin juga menyukai