Anda di halaman 1dari 19

EFEKTIVITAS TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK PADA PASIEN IMPLAN

GIGI MAKSILOFASIAL YANG DIIRADIASI: TINJAUAN SISTEMATIS


MENGGUNAKAN ANALISIS META

Abstrak: Tingkat kegagalan implan yang lebih tinggi secara signifikan pada pasien
maksilofasial yang menjalani radioterapi, kemungkin disebabkan oleh efek jangka
panjang dari penurunan vaskularisasi yang membahayakan tempat implantasi.
Literatur kedokteran hewan preklinis yang luas dan banyaknya laporan klinis
menyarankan penggunaan terapi oksigen hiperbarik atau hyperbaric oxygen (HBO)
karena dapat meningkatkan vaskularisasi jaringan. Oleh karena itu, terapi ini
kemungkinan dapat meningkatkan tingkat survivalitas implan dengan meningkatkan
proses osseointegrasi pada pasien tersebut. Tujuan dari tinjauan sistematis ini adalah
untuk mengetahui efektivitas terapi HBO pada tingkat survivalitas implan gigi pada
pasien maksilofasial iradiasi yang memerlukan rehabilitasi prostodontik. Pencarian
elektronik tanpa batasan waktu dilakukan pada bulan April 2016 menggunakan
database: PubMed, Google Scholar, dan Cochrane Oral Health Group Trials
Register. Kami juga mencoba menghubungi produsen dan peneliti di lapangan untuk
mendapatkan detail yang diperlukan. Studi klinis pada manusia, pada pasien implan
gigi maksilofasial yang diiradiasi, termasuk uji coba terkontrol secara acak atau
randomized controlled trials (RCT), uji coba terkontrol prospektif, studi retrospektif,
dan preliminary reports atau laporan awal dimasukkan dalam penelitian ini.
Pengumpulan data dilakukan oleh dua orang penulis secara mandiri. Judul dan
abstrak dari semua laporan disaring untuk desain penelitian dan jenis intervensi yang
dilaporkan; semua duplikat telah dihapus. Pencarian data menghasilkan 62 judul,
dimana 14 artikel dipilih untuk penelitian dengan kriteria penyaringan artikel:
Judul/abstrak/teks lengkap. Data yang diekstraksi oleh dua penulis yang apabila
terdapat ketidaksepakatan maka akan diselesaikan oleh penulis ketiga, dan meta-
analisis dilakukan dengan menggunakan binary random-effect model atau model
efek acak biner. Hasil penelitian menunjukkan penurunan tingkat kegagalan implan
pada kelompok HBO (9,21%) dibandingkan kelompok non-HBO (22,44%). Batasan
potensial attau potential limitations dari penelitian ini adalah jumlah dosis radiasi
yang digunakan, periode yang berlangsung dari radioterapi hingga penempatan
implan, dan periode tindak lanjut yang bervariasi untuk setiap subjek penelitian yang
disertakan, yang dapat mempengaruhi hasil pengobatan. Meskipun ada banyak
artikel sensitif yang diterbitkan tentang HBO, termasuk sejumlah review papers atau
makalah peninjauan, RCT masih ada kekurangannya. Berdasarkan analisis statistik
dapat disimpulkan bahwa terapi preventif HBO dapat menurunkan risiko kegagalan
implan pada pasien yang diiradiasi sebesar 1,21 (risiko relatif) dengan interval
kepercayaan 95% (P <0,001). Oleh karena itu, HBO dapat menjadi protokol
pengobatan yang efektif untuk pengobatan implan pada pasien maksilofasial yang
diiradiasi.

Kata Kunci: Implan gigi, kegagalan implan gigi, hyperbaric oxygen, implan,
iradiasi, osseointegrasi, radioterapi, randomized controlled trials

PENDAHULUAN

Deskripsi kondisi

Pengetahuan yang menyeluruh dan pemahaman yang luas tentang etiologi dan faktor
risiko dari kegagalan implan diperlukan untuk menurunkan tingkat kegagalan
implan. Sejak beberapa tahun terakhir, implan lebih umum digunakan pada pasien
kanker mulut maksilofasial, sehingga apakah pasien yang diiradiasi di daerah kepala
dan leher lebih berisiko kehilangan implan gigi atau tidak, masih belum jelas.
Kapasitas penyembuhan jaringan yang berkurang menyebabkan osteoradionekrosis,
necrotic bone exposure, dan fraktur patologis sebagai respons terhadap trauma
jaringan; dengan demikian, dengan berkurangnya kemampuan penyembuhan dan
osteoradionekrosis sebagai respons terhadap cedera, tingkat survivalitas implan dapat
berkurang untuk pasien kanker mulut maksilofasial yang telah menjalani pengobatan
radioterapi. [1 6]

Deskripsi intervensi
Terapi oksigen hiperbarik atau Hyperbaric Oxygen (HBO) dan efektivitasnya sampai
saat ini masih menjadi topik kontroversial. [7] Ada banyak penelitian yang
melaporkan tentang kegunaan HBO untuk pengobatan osteoradionekrosis jaringan
tulang yang berbeda. Selain kegunaannya dalam mengobati osteoradionecrosis, juga
dapat mencegah kondisi ini. Uji klinis acak/prospektif menggunakan HBO dan
penisilin dilakukan oleh Marx et al. [8] Percobaan ini menunjukkan bahwa HBO
mengurangi perkembangan osteoradionekrosis setelah pencabutan gigi dan
pengurangan ini signifikan secara statistik. [9]

Terapi HBO dapat dilakukan di ruang multiplace atau monoplace. Pasien dirawat
dalam ruang oksigen 100% murni di bawah tekanan 1,5–3 atmosfer absolut. [10]

Bagaimana intervensi ini bekerja?

Terapi HBO meningkatkan tekanan oksigen, produksi kolagen, dan aktivitas


fibroblastik dan menciptakan matriks untuk neovaskularisasi. [11] Menurut
Johnsson, hal ini juga melawan efek negatif iradiasi, merangsang osseointegrasi, dan
meningkatkan tingkat survivalitas implan. [12]

Perlunya melakukan tinjauan sistematis

Tinjauan sistematis ini membantu ahli bedah maksilofasial dan prostodontis untuk
memahami bukti, mengintegrasikan informasi yang valid, dan memberikan
pengambilan keputusan yang rasional tentang penggunaan terapi HBO untuk pasien
mereka. Hal ini juga akan membantu mereka dalam meningkatkan tingkat
survivalitas implan gigi dan kualitas hidup pasien tersebut dengan menyediakan
rehabilitasi jangka panjang yang berhasil.

TUJUAN

Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk membandingkan tingkat kegagalan implan
untuk pasien yang diiradiasi atau sebelumnya diiradiasi di daerah kepala dan leher
dan menerima terapi HBO versus pasien yang diiradiasi dan tidak menerima terapi
tersebut dengan masa follow up 1-2 tahun hingga 26 tahun.
BAHAN DAN METODE

Kriteria untuk mempertimbangkan studi untuk tinjauan ini

Jenis studi

Uji coba terkontrol secara acak atau Randomized controlled trials (RCT), uji klinis
prospektif, dan studi retrospektif.

Jenis peserta

Pasien maksilofasial yang pernah menjalani radioterapi dan dirawat dengan implan
gigi untuk rehabilitasi rongga mulut.

Jenis intervensi

Terapi HBO dibandingkan dengan tanpa terapi HBO.

Jenis perbandingan

Kelompok hbo versus kelompok non hbo.

Jenis pengukuran hasil (outcome measures)

Tingkat kegagalan implan.

STRATEGI PENCARIAN

Pencarian elektronik tanpa batasan waktu dilakukan pada bulan April 2016 untuk
studi klinis yang membandingkan tingkat kegagalan implan (O), pada pasien
maksilofasial yang diiradiasi (P), yang menjalani perawatan implan gigi baik dengan
terapi HBO tambahan (I) atau tanpa terapi HBO (C), menggunakan database berikut:
PubMed, Google Scholar, dan Cochrane Oral Health Group Trials Register. Strategi
pencarian menggunakan kombinasi kosakata terkontrol dan istilah teks bebas.

Kata kunci berikut digunakan dalam kotak pencarian dari ketiga database baik
sendiri atau dalam kombinasi dengan dua atau lebih kata kunci (yaitu, # 1, # 2, # 3,
atau # 1, # 2, # 3, # 5) dalam upaya untuk mencari segala uji coba terkait, yang
memenuhi syarat untuk diikutsertakan dalam penelitian.

1. Implan gigi atau implan oral atau implan endosseous atau implan
osseointegrasi
2. Terapi radiasi atau radioterapi atau iradiasi atau jaringan teriradiasi
3. Oksigen hiperbarik atau terapi oksigen hiperbarik atau terapi HBO atau
oksigenasi hiperbarik
4. Kegagalan implan gigi dan/atau uji coba terkontrol secara acak
5. Terapi HBO dan uji eksperimental
6. Iradiasi, implan gigi, terapi HBO, uji coba terkontrol secara acak, uji
eksperimental (variasi kata telah digunakan, yaitu radioterapi untuk iradiasi).

Pencarian manual jurnal terkait implan gigi, daftar referensi dari penelitian yang
teridentifikasi, dan ulasan yang relevan tentang subjek juga dipindai untuk
kemungkinan penelitian tambahan. Selain itu, database online yang menyediakan
informasi tentang uji klinis yang sedang berlangsung juga diperiksa
(clinicaltrials.gov;www.centerwatch.com/clinicaltrials;www.clinicalconnection.com;
www.cochranelibrary.com).

Koleksi data dan analisis

Pemilihan studi

Proses review terdiri dari dua tahap. Pada tahap pertama, judul dan abstrak dari studi
yang dicari awalnya disaring oleh dua penulis untuk relevansi dan teks lengkap dari
abstrak yang relevan diperoleh dan diakses. Setiap ketidaksepakatan diselesaikan
dengan diskusi dan dengan saran penulis ketiga. Pencarian manual jurnal yang
dipilih serta pencarian referensi dari studi yang dipilih juga dilakukan. Artikel
diperoleh setelah langkah pertama dari proses peninjauan menggunakan kriteria
inklusi dan eksklusi berikut dan disaring pada fase kedua, dan artikel yang relevan
dan sesuai diisolasi untuk diproses lebih lanjut dan ekstraksi data. Duplikat dan
artikel dengan data yang tidak mencukupi dikecualikan.
Kriteria inklusi

Studi klinis pada manusia, pada pasien implan gigi maksilofasial yang diiradiasi,
termasuk:

• RCT
• Studi prospektif
• Studi retrospektif
• Laporan awal.

Kriteria eksklusi

• Laporan kasus
• Laporan teknis
• Penelitian pada hewan
• Penelitian in vitro
• Review artikel
• <5 pasien yang dirawat.

Secara umum, RCT merupakan tingkatan bukti tertinggi. Meskipun mengembangkan


rekomendasi berdasarkan tingkat bukti tertinggi diinginkan, jumlah RCT yang
memadai tidak selalu tersedia. Oleh karena itu, kami memasukkan beberapa studi
klinis prospektif dan retrospektif dengan laporan awal (Ali et al., 1997). Tujuan dari
laporan ini adalah untuk memberikan beberapa data awal yang dikumpulkan dari
penyelidikan prospektif jangka panjang tentang efek terapi HBO pada integrasi
implan di rahang yang diiradiasi. Data tentang efek dari berbagai dosis iradiasi ke
daerah perioral dikumpulkan melalui pemeriksaan klinis, radiologis, dan histologis
secara teratur.

Ekstraksi dan pengelolaan data

Tiga penulis review secara independen mengekstraksi data dari studi menggunakan
kriteria seleksi standar, yang dikembangkan untuk tinjauan ini. Kami mencoba
menghubungi penulis studi utama untuk meminta informasi lebih lanjut ketika data
hilang atau tidak lengkap. Penulis review menyelesaikan semua perbedaan dengan
diskusi. Data dikecualikan sampai klarifikasi lebih lanjut tersedia jika kesepakatan
tidak dapat dicapai.

Untuk setiap percobaan, data berikut dicatat.

• Tahun publikasi dan negara asal


• Rincian peserta termasuk karakteristik demografis dan kriteria untuk
dimasukkan
• Rincian jenis intervensi
• Rincian hasil yang dilaporkan termasuk metode penilaian dan interval waktu.

Penilaian "risiko bias" dalam studi yang disertakan

Penilaian risiko bias dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang


direkomendasikan oleh ulasan Cochrane [Tabel 1 dan Grafik 1] dan diselesaikan
secara independen dan di duplikat oleh dua penulis tinjauan sebagai bagian dari data
proses ekstraksi.

Tabel 1: Penilaian "risiko bias" dalam uji coba yang dimasukkan dalam meta-analisis
N Studi Random Allocation Blinding Data hasil Pelaporan Bias
o sequence concealment (bias kinerja tidak selektif lainnya
generation (bias seleksi) dan deteksi) lengkap (bias
(bias (bias pelaporan)
seleksi) gesekan)
1 Franzén et al., Tidak Jelas Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi
1995 [13]
2 Barber et al., Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tidak Jelas
1995 [14]
3 Esser dan Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tidak Jelas Tidak Jelas
Wagner, 1997
[15]
4 Ali et al., 1997 Tinggi Tinggi Tinggi Tidak Jelas Tinggi Tidak Jelas
[16]
5 Niimi et al ., Tidak Jelas Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tidak Jelas
1997 [17]
6 Jisander et al., Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tidak Jelas
1997 [18]
7 Niimi et al., Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tidak Jelas
1998 [19]
8 Andersson et Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi
al., 1998 [20]
9 Granström et Tinggi Tidak Jelas Tinggi Tinggi Rendah Rendah
al., 1999 [21]
10 Granström et Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tidak Jelas Tidak Jelas
al., 2003 [22]
11 Shaw et al., Tinggi Tinggi Tidak Jelas Tinggi Rendah Tinggi
2005 [23]
12 Granström, Tinggi Tidak Jelas Tinggi Rendah Rendah Tidak Jelas
2006 [24]
13 Schoen et al., Rendah Tinggi Tinggi Tidak Jelas Rendah Tidak Jelas
2007 [25]
14 Barrowman et Rendah Tidak Jelas Tinggi Rendah Tinggi Tinggi
al., 2011 [26]

Grafik 1: Penilaian risiko bias dari studi yang disertakan

Hasil pencarian pengumpulan data

Pencarian database menghasilkan 62 judul, dimana 22 judul dibuang oleh evaluasi


judul. Evaluasi abstrak dilakukan untuk sisa 40 artikel, dan 6 artikel dibuang
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Data teks lengkap diperoleh untuk sisa 34
artikel, 8 artikel di antaranya dibuang karena data tidak mencukupi dan 12 artikel
tidak sesuai dengan kriteria penelitian. Oleh karena itu, akhirnya, 14 artikel dipilih
untuk penelitian [Flowchart 1].
Flowchart 1: Hasil pencarian melalui berbagai sumber

Deskripsi dari studi yang dimasukan

Data yang diperoleh setelah strategi pencarian ditabulasi dan dianalisis secara
statistik. Hasilnya adalah sebagai berikut:

• Tabel 2 menunjukkan rincian yang diperlukan, mengenai 14 studi terpilih,


termasuk dalam tinjauan sistematis ini
• Tabel 3 menunjukkan tingkat bukti artikel yang dipilih sesuai dengan desain
studi
• Tabel 4 menunjukkan karakteristik masing-masing termasuk studi.

Tabel 3: Evidence level atau tingkatan bukti dari artikel yang dipilih
No Nama Penulis Desain studi Evidence level
1 Niimi et al., 1998 Survei 3
2 Niimi Atsushi, 1997 Survei 3
3 Andersson, 1998 Retrospektif, in vivo 2
4 Barrowman, 2011 Retrospektif, in vivo 2
5 Franzen, 1995 Prospektif, in vivo 2
6 Schoen, 2007 RCT, in vivo 2
7 Granstrom, 1999 Case controlled study, in vivo 2
8 Granstrom, 2006 Retrospektif, in vivo 2
9 Granstrom, 2003 Retrospektif, in vivo 2
10 Shaw, 2005 Retrospektif, in vivo 2
11 Jisander, 1997 Calon, in vivo 2
12 Elmar Esser, 1997 Prospektif, in vivo 2
13 Arshad Ali, 1997 Preliminary reports 2
14 Barber, 1995 Prospektif, in vivo 2
RCT: Uji coba terkontrol secara acak

Tabel 4: Karakteristik studi yang disertakan


Studi Franzén dkk., 1995 [13]
Metode Sebuah studi observasi, retrospektif, mengenai rehabilitasi implan oral pada
pasien maksilofasial yang diiradiasi
Partisipan 5 pasien maksilofasial yang menjalani operasi dan radioterapi, menjalani
perawatan implan
Intervensi 20 Implan Branemark dipasang pada jaringan yang terkena radiasi, tanpa
terapi HBO
Ukuran Hasil Usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok pasien
Akhir (Outcome Jenis tumor dan kekambuhannya
measures) Jenis modalitas bedah yang digunakan untuk penempatan implan
Dosis radiasi, perkiraan dosis
Tingkat keberhasilan implan
Studi Barber et al., 1995[14]
Metode Sebuah studi percontohan tentang evaluasi osseointegrasi implan pada
mandibula yang diiradiasi
Partisipan 5 pasien kanker kepala dan leher yang dirawat dengan reseksi mandibula dan
radioterapi
Intervensi 20 implan ditempatkan di mandibula yang diiradiasi, dengan rekonstruksi flap
fibula vaskularisasi dan terapi tambahan HBO
Ukuran Hasil Evaluasi osseointegrasi implan dan tingkat survivalitasimplan
Akhir (Outcome
measures)
Studi Esser dan Wagner, 1997[15]
Metode Sebuah studi retrospektif, mengenai perawatan implan gigi pada pasien
maksilofasial yang diiradiasi
Peserta 64 pasien maksilofasial, menjalani terapi implan, antara 1985 dan1995.
Intervensi 249 implan (maksila - 28, mandibula - 221) ditempatkan pada rahang yang
diiradiasi tanpa menggunakan terapi HBO
Ukuran Hasil Tingkat keberhasilan implan setelah operasi kanker dan radioterapi
Akhir Analisis survivalitas implan IMZ dan Branemark
Adanya kejadian rekurensi
Implan tanpa osseointegrasi awal
Implan dengan secondary loss dari osseointegrasi
Insiden osteoradionekrosis
Studi Ali dkk., 1997[16]
Metode Sebuah laporan preliminary, setelah 64 bulan penyelidikan prospektif,
mengenai rehabilitasi implan rahang yang diiradiasi
Partisipan 10 pasien maksilofasial yang diiradiasi (7 laki-laki, 3 perempuan), menjalani
perawatan implan
Intervensi 42 Implan titanium Branemark (maksilofasial- 10, rahang bawah - 32)
ditempatkan pada rahang yang diiradiasi tanpa terapi HBO dan disediakan
implan yang mendukung overdenture atau protesa cekat
Ukuran Hasil Tingkat survivalitas implan untuk maksilofasialdan rahang bawah, faktor-
Akhir faktor yang menyebabkan kegagalan implan
Studi Niimi dkk., 1997 [17]
Metode Sebuah studi multisenter tentang implan osseointegrasi pada rahang yang
diiradiasi di sembilan pusat di Jepang
Partisipan 24 pasien maksilofasial, dirawat dengan bone anchored prosthesis
menggunakan implan sistem Branemark (118), setelah operasi tumor ganas
dan radioterapi
Intervensi 34 implan diobati dengan terapi HBO
Kelompok kontrol: 84 implan (non-HBO)
Ukuran Hasil Implan ditanam
Akhir Implan dilepas
Tingkat survivalitas implan untuk kelompok HBO dan non-HBO
Tingkat survivalitas implan, mengenai dosis radiasi dan lokasi implan,
kegagalan implan terkait dengan waktu dari penempatan hingga sambungan
abutment
Kegagalan implan, terkait jenis prostesis
Studi Jisander dkk., 1997 [18]
Metode Sebuah studi prospektif tentang survivalitas implan gigi pada rahang yang
diiradiasi
Peserta 17 pasien kanker mulut (15 laki-laki, 2 perempuan) dengan usia rata-rata 67
tahun (kisaran: 47-78), diobati dengan radiasi eksternal rahang, 18-228 bulan
(rata-rata: 88) sebelum penempatan implant
Intervensi Para pasien menerima 98 Nobel Biocare (Göteborg, Swedia) dan 5 implan
gigi Astra (Astra Tech AB, Mölndal, Swedia). Tiga puluh delapan implan
ditempatkan di 8 maksila dan 65 implan di 14 rahang bawah. Delapan pasien
(36 implan) diberikan radiasi lebih dari 50 Gy (Subkelompok A), dan
sembilan pasien (67 implan) diberikan kurang dari 50 Gy (Subkelompok B) di
lokasi implan yang akan datang. Sebelum penempatan implan, 6 pasien (7
implan) di Subkelompok A dan 1 pasien (2 implan) di Subkelompok B
menerima pengobatan HBO.
Ukuran Hasil Efek dosis radiasi ke daerah perioral
Akhir
Studi Niimi dkk., 1998 [19]
Metode Sebuah survei tentang implan osseointegrated pada rahang yang diiradiasi di
sembilan pusat Jepang dan dua pusat AS
Peserta 44 pasien maksilofasial, dirawat dengan prostesis tulang berlabuh
menggunakan implan sistem Branemark (228), setelah operasi tumor ganas
dan radioterapi
Intervensi 161 implan dirawat dengan terapi HBO
Kelompok kontrol: 67 implan (non-HBO)
Ukuran Hasil Implan ditanam
Akhir Implan dilepas
Tingkat survivalitas implan untuk kelompok HBO dan non-HBO
Tingkat survivalitas implan, mengenai dosis radiasi dan lokasi implan,
kegagalan implan terkait dengan waktu dari penempatan hingga sambungan
abutment
Kegagalan implan, terkait jenis prosthesis
Studi Andersson et al., 1998[20]
Metode Sebuah studi retrospektif, mengenai rehabilitasi implan oral pada pasien
iradiasi tanpa terapi tambahan HBO dengan masa tindak lanjut 8 tahun
Peserta 15 pasien maksilofasial iradiasi (11 laki-laki, 4 perempuan), menjalani
perawatan implan
Intervensi 90 Implan Branemark ditempatkan di tulang alveolar yang diiradiasi tanpa
terapi tambahan HBO
Ukuran Hasil Kehilangan implan total
Akhir Tingkat keberhasilan untuk stabilitas implan dan stabilitas prostesis
Studi Granström dkk., 1999[21]
Metode Sebuah studi kasus terkontrol, pada osseointegrasi implan pada pasien kanker
yang diiradiasi
Peserta 78 pasien maksilofasial menjalani perawatan implan
Intervensi Kelompok A (disinari): 147 implan
Grup B (tidak disinari): 89 implan
Grup C (Iradiasi + HBO): 99 implan
Ukuran Hasil Tingkat survivalitas implan di semua kelompok
Akhir
Studi Granström, 2003 [22]
Metode Sebuah studi retrospektif, mengenai radioterapi, osseointegrasi dan terapi
HBO
Peserta 45 pasien maksilofasial yang diiradiasi, dirawat dengan Implan gigi, setelah
operasi tumor ganas dan radioterapi
Intervensi 133 implan dari 206, diobati dengan terapi HBO
Kelompok kontrol: 73 implan (non-HBO)
Ukuran Hasil Tingkat survivalitas implan untuk kelompok HBO dan non-HBO
Akhir Tingkat survival implan, mengenai dosis radiasi dan lokasi implan
Kegagalan implan pada tulang asli dan tulang yang dicangkok

Studi Shaw et al., 2005[23]


Metode Sebuah studi kohort retrospektif (1987-2002) untuk pasien iradiasi, menjalani
bedah mulut dan reseksi orofaringeal di unit onkologi kepala dan leher
regional
Peserta 81 pasien yang diiradiasi (49 laki-laki, 32 perempuan) dengan usia rata-rata 58
tahun pada saat penempatan implan, dirawat karena karsinoma sel skuamosa
Intervensi 77 dari 172 implan yang dirawat dengan terapi HBO
Kelompok kontrol: 95 implan (non-HBO)
Ukuran Hasil Data dikumpulkan secara retrospektif, untuk etiologi kegagalan implan dan
Akhir prostesis,
Pengaruh radioterapi pada kehilangan implan
Implan dibongkar (Tidur)
Implan dilepas
Desain protesa versus hasil
Tingkat survivalitas implan untuk kelompok HBO dan non-HBO
Tingkat kegagalan implan membandingkan kedua kelompok
Studi Granström, 2006[24]
Metode Sebuah studi retrospektif, tentang evaluasi osseointegrasi implan pada pasien
kanker yang diiradiasi selama periode 25 tahun
Peserta 107 pasien maksilofasial, dirawat dengan implan, setelah operasi tumor ganas
dan radioterapi
Intervensi 340 implan dari 631, diobati dengan terapi HBO
Kelompok kontrol: 291 implan (non-HBO)
Ukuran Hasil Mengukur tingkat survivalitas implan untuk kelompok HBO dan non-HBO
Akhir Kegagalan implan mengenai jenis kanker, protokol radioterapi, dan elemen
terkait implan dianalisis
Studi Schoen, 2007[25]
Metode Sebuah RCT, membandingkan efek terapi HBO pada osseointegrasi implant
Peserta 26 pasien maksilofasial, dirawat dengan implan, setelah operasi tumor ganas
dan radioterapi, antara 1990 dan 2000
Intervensi 54 implan dari 103, diobati dengan terapi HBO
Kelompok kontrol: 49 implan (non-HBO), dengan profilaksis antibiotik
Ukuran Hasil Kegagalan prostesis dan implan perubahan tingkat tulang marginal pada
Akhir radiografi, komplikasi postimplantasi, indeks plak, kalkulus, indeks
perdarahan, indeks gingiva, kedalaman poket probing, lebar gingiva yang
melekat, periotest, penilaian fungsional dan kualitas hidup, kepuasan terhadap
denture, kemampuan mengunyah subjektif . Hasil dinilai sebelum operasi bila
memungkinkan, dan 6 minggu dan 1 tahun setelah pemasangan prostesis
Studi Barrowman dkk., 2011 [26]
Metode Sebuah studi retrospektif, mengenai rehabilitasi mulut dengan implan gigi
setelah perawatan kanker
Peserta 31 pasien maksilofasial, dengan usia rata-rata 50,7 tahun (kisaran: 20-76
tahun), menjalani terapi implan sebagai bagian dari rehabilitasi mulut antara
tahun 1992 dan 2007
Intervensi 48 dari 115 implan gigi Branemark ditempatkan pada jaringan yang diiradiasi
dan dirawat dengan terapi HBO tambahan
Ukuran Hasil Data demografi dan faktor termasuk survivalitas implan, jenis prostesis yang
Akhir disediakan, radioterapi dan terapi HBO, dianalisis.

Deskripsi studi yang dieksklusi (dengan alasan eksklusi)

Tabel 5 menunjukkan karakteristik studi yang dieksklusi.

Tabel 5: Karakteristik studi yang dieksklusi


Percobaan Alasan eksklusi
Goiato MC, 2012 Laporan kasus saja
Goiato MC, 2009 Sebuah tinjauan literatur saja
Harding SA, 2008 Studi melaporkan 66 pasien maksilofasial yang diiradiasi dirujuk untuk
terapi HBO perioperatif untuk debridemen jaringan nekrotik atau preventif
osteoradionekrosis. Tidak semua pasien menjalani rehabilitasi implan, tidak
memenuhi kriteria inklusi
Adkinson C, 2003 Tidak dapat menemukan data teks lengkap dan semua hasil pengobatan
A.N. Kanatas, 2004 Tidak sesuai dengan kriteria inklusi penelitian
Bodard Anne, 2011 Hanya ulasan
Zhang F, 1999 Hanya artikel ulasan
Harrison JS, 2003 Sebuah tinjauan pustaka saja
Coppola D, 1999 Tidak dapat menemukan data tentang tindakan pengobatan
M Agustus 1998 Studi terutama membandingkan tingkat survivalitas implan pada pasien
radiasi versus noniradiasi dengan hanya dua pasien yang menerima terapi
HBO (kelompok sangat kecil)
Granstrom, 1992 Artikel review saja
Michael R, 1997 Hanya 4 pasien yang terlibat dalam penelitian ini, sesuai dengan kriteria
eksklusi (<5 pasien yang diteliti), data tidak lengkap
Granstrom, 2006 Artikel review saja
Paul Coulthard, 2002 Artikel ulasan
Coulthard P, 2002 Hanya artikel ulasan
Chambrone, 2013 Artikel review saja
Esposito M, 2013 Tinjauan sistematis
Bruno Ramos, 2012 Tinjauan sistematis
Nasser Nooh, 2013 Sebuah tinjauan pustaka
Larsen, 1997 Artikel ulasan
HBO: Oksigen hiperbarik

Penilaian risiko bias

Tabel 1 menunjukkan penilaian risiko bias dari studi yang disertakan.

Grafik 1 menunjukkan penilaian risiko bias dari studi yang disertakan.

Pengaruh intervensi dan analisis statistik

Pengaruh intervensi dipelajari untuk semua 14 studi yang dipilih, dan tingkat
survivalitas implan untuk setiap kelompok dihitung secara statistik [Tabel 2 dan 4].

Hasil studi

Studi Eksperimental

Tabel 6 menunjukkan nilai estimasi untuk kegagalan implan pada kelompok HBO
(+) untuk studi eksperimental ketika nilai P ditetapkan pada P <0,05, dengan interval
kepercayaan (CI) 95%. Tabel 7 menunjukkan nilai perkiraan untuk kegagalan implan
pada kelompok non HBO (+) untuk studi eksperimental ketika nilai P ditetapkan
pada P <0,05, dengan CI 95%.

Tabel 6: Perkiraan nilai kegagalan implan dalam hyperbaric oxygen (+) untuk studi eksperimental
ketika nilai P ditetapkan pada P<0,05, dengan confidence interval atau interval kepercayaan 95%
Studi Perkiraan 95% CI Kejadian(kegagalan implan)
/perawatan (jumlah implan)
Schoen, 2007 0,148 0,053 0,243 8/54
Secara keseluruhan 0,0148 0,053 0,243 84/54
CI: Interval kepercayaan

Tabel 7: Perkiraan nilai kegagalan implan pada kelompok oksigen non-hiperbarik (+) untuk studi
eksperimental ketika nilai P ditetapkan pada P <0,05, dengan confidence interval atau interval
kepercayaan 95%
Studi Perkiraan 95% CI Kejadian(kegagalan
implan)/perawatan (jumlah
implan)
Schoen, 2007 0,061 0,000 0,128 3/49
Secara keseluruhan 0,061 0,000 0,128 3/49
CI: Interva kepercayaan

Forest Plot 1 menunjukkan kegagalan implan pada kelompok HBO dan non HBO
untuk studi eksperimental.
Forest Plot 1: Studi eksperimental: Kegagalan implan pada oksigen hiperbarik versus kelompok
oksigen non-hiperbarik

Studi prospektif

Tabel 8 menunjukkan nilai estimasi untuk kegagalan implan pada kelompok HBO (-)
untuk tiga studi prospektif ketika nilai P yang sama ditetapkan pada P <0,05, dengan
CI yang sama sebesar 95%.

Tabel 9 menunjukkan nilai estimasi kegagalan implan pada kelompok non HBO (-)
untuk 3 studi prospektif ketika nilai P ditetapkan pada P <0,05, dengan CI yang sama
sebesar 95%.

Forest Plot 2 menunjukkan kegagalan implan di kelompok HBO dan non HBO untuk
studi prospektif.

Tabel 8: Perkiraan nilai kegagalan implan pada hiperbarik oksigen (-) untuk studi prospektif ketika
nilai P yang sama ditetapkan pada P <0,05, dengan confidence interval atau interval kepercayaan
yang sama sebesar 95%
Studi Perkiraan 95% CI Kejadian(kegagalan
implan)/perawatan (jumlah
implan)
Franzen, 1995 NA NA NA NA
Jisander, 1997 0,048 0,000 0,112 2/42
Granstrom, 1999 0,081 0,027 0,134 8/99
Arshad Ali, NA NA NA NA
1997
Barber, 1995 0,000 0,000 0,000 0/20
Lebih dari 0,062 0,045 0,078 10/161
NA: Tidak tersedia, CI: Interval keyakinan

Tabel 9: Perkiraan nilai kegagalan implan pada kelompok oksigen nonhiperbarik (−) untuk 3 studi
prospektif ketika nilai P ditetapkan pada P<0,05, dengan confidence interval atau interval
kepercayaan yang sama 95%
Studi Perkiraan 95% CI Kejadian(kegagalan
implan)/perawatan (jumlah
implan)
Franzen, 1995 0,050 0,000 0,146 1/20
Jisander, 1997 0,049 0,000 0,103 3/61
Barber, 1995 NA NA NA NA
Granstrom, 1999 0,537 0,457 0,618 79/147
Arshad Ali, 1997 0,143 0,037 0,249 6/42
Secara keseluruhan 0,329 0,265 0,353 89/270
CI: Interval keyakinan, NA: Tidak tersedia

Forest Plot 2: Studi prospektif: Kegagalan implan pada oksigen hiperbarik versus kelompok oksigen
non-hiperbarik

Studi retrospektif

Tabel 10 menunjukkan nilai estimasi untuk kegagalan implan pada kelompok HBO
(-) untuk empat studi retrospektif ketika nilai P yang sama ditetapkan pada P <0,05,
dengan CI yang sama sebesar 95%.

Tabel 11 menunjukkan nilai perkiraan untuk kegagalan implan pada kelompok non
HBO (-) untuk tujuh studi retrospektif ketika nilai P yang sama ditetapkan pada P
<0,05, dengan CI yang sama sebesar 95%.

Forest Plot 3 menunjukkan kegagalan implan di kelompok HBO dan non HBO untuk
studi retrospektif.

Tabel 10: Perkiraan nilai kegagalan implan pada kelompok oksigen hiperbarik (-) untuk 4 penelitian
retrospektif ketika nilai P yang sama ditetapkan pada P <0,05, dengan confidence interval atau
interval kepercayaan yang sama sebesar 95%
Studi Perkiraan 95% CI Kejadian(kegagalan
implan)/perawatan
(jumlah implan)
Niimi dkk., 1998 0,025 0,001 0,049 4/161
Andersson, 1998 NA NA NA -
Granstrom, 2006 0,085 0,056 0,115 29/340
Shaw, 2005 0,195 0,106 0,283 15/77
Elmar Esser, 1997 NA NA NA -
niimi Atsushi, 1997 0.118 0.009 0.226 4/34
Barrowman, 2011 0,167 0,033 0,300 5/30
Granstrom, 2003 0,038 0,005 0,070 5/133
Lebih dari 0,088 0,071 0,096 57/642
CI: Interval keyakinan, NA: Tidak tersedia
Tabel 11: Perkiraan nilai untuk kegagalan implan di kelompok oksigen nonhiperbarik (-) untuk 7
studi retrospektif ketika nilai P yang sama ditetapkan pada P<0,05, dengan confidence interval atau
interval kepercayaan yang sama dari 95%
Studi Perkiraan 95% CI Kejadian(kegagalan
implan)/perawatan
(jumlah implan)
Niimi dkk., 1998 0,239 0,137 0,341 16/67
Andersson, 1998 0,022 0,000 0,053 2/90
Granstrom, 2006 0,402 0,346 0,458 117/291
Shaw, 2005 0,179 0,102 0,256 17/95
Elmar Esser, 1997 0.153 0.108 0.197 38/249
niimi Atsushi, 1997 0,095 0,032 0,158 8/84
Barrowman, 2011 NA NA NA NA
Granstrom, 2003 0,233 0,136 0,330 17/73
Lebih dari 0.226 0.209 0.241 198/876
Secara keseluruhan CI: Interval keyakinan, NA: Tidak tersedia

Forest Plot 3: Studi retrospektif: Kegagalan implan dalam oksigen hiperbarik versus kelompok
oksigen nonhiperbarik

Tabel 12 menunjukkan “Tes Chi square Pearson” yang menunjukkan jumlah implan
yang dipasang, gagal, dan bertahan pada kedua kelompok, dengan P <0,001, yang
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok
mengenai jumlah implan yang gagal dan selamat. .

Tabel 12: Mewakili “Tes Chi-square Pearson” yang menunjukkan jumlah implan yang dipasang,
gagal, dan bertahan pada kedua kelompok, dengan P <0,001, yang menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok mengenai jumlah implan yang gagal dan berhasil
Grup HBO Grup non - Total P
(+) HBO (-)
Jumlah implan gagal 80. 307 387 <0,001
Jumlah implan berhasil 910 961 1871
Jumlah implan yang dipasang 990 1268 2258
HBO: Oksigen hiperbarik

Grafik 2 menunjukkan perbedaan yang signifikan mengenai tingkat kegagalan


implan pada kedua kelompok:
• Tingkat kegagalan implan (%) pada kelompok HBO (+): 9,21%
• Tingkat kegagalan implan (%) pada kelompok non HBO (-): 22,44%


• Grafik 2: Perbedaan signifikan mengenai tingkat kegagalan implan pada kedua kelompok

RINGKASAN

Tinjauan sistematis saat ini dilakukan untuk membandingkan tingkat kegagalan


implan untuk pasien yang diiradiasi di daerah kepala dan leher dan menerima terapi
HBO versus terapi non HBO. Ada banyak makalah ilmiah [27] yang menulis tentang
subjek ini termasuk sejumlah artikel review, tetapi hanya satu RCT (Schoen et al.
2007) termasuk sejumlah kecil peserta yang ditemukan cocok untuk tinjauan ini.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis statistik di atas, hasil menunjukkan bahwa terapi preventif HBO
dapat mengurangi risiko kegagalan implan pada pasien yang diiradiasi, mungkin
karena peningkatan vaskularisasi yang mengarah pada penurunan risiko kerusakan
jaringan yang diinduksi radiasi, dan dengan demikian, HBO dapat menjadi protokol
efektif untuk pengobatan, sambil merencanakan pengobatan implan pada pasien
maksilofasial yang diiradiasi. Namun, beberapa faktor penting selain iradiasi yang
mempengaruhi tingkat survival dari implan pada tulang yang diiradiasi adalah jenis
implan, prosedur pembedahan yang digunakan, selang waktu antara radioterapi dan
penempatan implan, serta dosis radiasi yang tidak dimasukkan dalam meta analisis,
karena ke data yang tidak mencukupi. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut harus
dilakukan untuk menentukan berbagai alasan kegagalan yang disebutkan di atas dan
berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan dan kegagalan implan gigi
pada pasien maksilofasial yang diiradiasi.

Dibutuhkan lebih banyak RCT untuk memastikan efektivitas HBO pada pasien
implan gigi maksilofasial yang diiradiasi. Uji coba ini harus berkualitas tinggi dan
dilaporkan seperti yang direkomendasikan oleh the consort statement (www. Consort
statement.org/). Setiap pusat klinis mungkin memiliki jumlah pasien yang terbatas
dan kemungkinan diperlukan uji coba multisenter. Hanya dengan itu dokter akan
menerima bukti yang mereka butuhkan untuk studi mereka dan membuat keputusan
pengobatan terbaik.

Anda mungkin juga menyukai