Anda di halaman 1dari 15

Oklusi Dental : Konsep Modern dan Aplikasinya pada Implant Prosthodontics

Abstrak

Tujuan dari artikel ini adalah membahas literatur dari berbagai aspek oklusi yang berhubungan
dengan implant prosthodontics; menggunakan literatur dari perpustakaan PubMed dan Cochrane.
Walaupun banyak penelitian mengenai implan dan prostodontik, tidak ada penelitian kontrol
ataupun ulasan yang menemukan kemungkinan pengaruh dari desain oklusal atau karakteristik
oklusi yang merupakan hasil dari sebuah perawatan. Oleh karena itu, hal ini akan dibahas pada
artikel ini. Beberapa opini menyebutkan implan lebih unggul dari gigi asli dibantah oleh 2
konferensi terakhir, yang menyimpulkan bahwa hasil jangka panjang dari sebuah restorasi
implant tidak lebih baik dari gigi asli. Tidak ada studi kontrol pada keadaan optimal dari sebuah
oklusi natural / restorasi yang harmonis., termasuk protesa implan yang ditemukan. Begitupun
dengan evidensi dengan metode yang lebih nyaman dengan jaw registration (contohnya
penggunaan face-bows dan artikulator) dibandingkan dengan metode yang lebih sederhana, yang
akan menghasilkan hasil klinis prostodontik yang lebih baik. Artikel ini mendiskusikan, konsep
oklusi dari restorasi implan, occlusal material, cantilevers, dan faktor resiko oklusal.
Kesimpulan dari artikel ini adalah banyak faktor yang dapat mempengaruhi kegagalan implan,
dan peri-implan bone loss. Faktor oklusal dan detil oklusi memiliki pengaruh yang kecil dalam
hasil dari sebuah perawatan restorasi implan. Oklusi dapat diatur dengan baik menggunakan
metode simpel untuk jaw registration dan konsep oklusal yang berbeda.

Pendahuluan

Beberapa tahun terakhir, terdapat fakta, lebih dari 100 tahun, dokter gigi dan para peneliti
memperdebatkan bagaimana cara mengidentifikasi dan menetapkan konsep oklusi yang dapat
diaplikasikan pada situasi klinis dan therapeutic. Oklusi sampai batas tertentu, hal kontroversi
yang saat ini disebut dengan removable dan fixed prosthodontics. , dan tidak seepenuhnya
diselesaikan dengan implan. Sebuah survey konsep perkembangan (dan kontroversi) dari oklusi,
Mohl dan Robertson menggarisbawahi ketertarikan yang meningkat pada aspek biologis dan
behavioral dari oklusi mempengaruhi teknik dan prinsip biomekanis. Mereka menyimpulkan
bahwa informasi baru dabn pandangan baru dibutuhkan untuk melanjutkan analisis dari konsep
mereka dan pendekatan therapeutic pada masalah oklusal, yang akan selalu berubah. Telah
dipublikasikan 20 tahun lalu, topik ini masih relevan, sebagai indikasi pada pembahasan akhir
akhir ini.

Meskipun sejumlah pertanyaan berhubungan dengan karakteristik oklusal tidak dapat dijawab
dengan pasti, dokter gigi setiap hari melakukan prosedur diagnosa dan therapeutic yang termasuk
di dalamnya oklusi dental, contohnya tambalan sederhana, mahkota, protesa removable dan
fixed, dan restorasi implan. Hasil dari perawatan biasanya sukses, meskipun faktanya dokter gigi
menggunakan konsep oklusi yang berbeda. Jadi hal ini memungkinkan banyak klinisi yang
dibingungkan oleh banyak teori teori yang direkomendasikan untuk oklusi dental, termasuk
konsep oklusi ideal. Individu dengan oklusi ideal jarang kita temui pada kehidupan nyata, dan
banyaknya pasien memiliki oklusi yang terdeviasi dan namun masih bisa berfungsi dengan baik.
Secara fisiologis mereka tidak memerlukan intervensi. Saran ini secara alami disusun untuk
oklusi dari pembentukan gigi geligi dan terapi prostodontik konvensional. Hal ini juga kurang
tidak diketahui jika pasien pasien ini aplikatif terhadap implan prostodontik.

Tujuan dari artikel ini untuk mengulas literatur bermacam macam aspek pada oklusi
berkaitan dengan implan prostodontik. Dihipotesa bahwa bermacam macam prinsip oklusi
dapat digunakan dan tidak ada satu pun konsep yang lebih baik satu sama lainnya.

Bahan dan Metode

Literatur dental yang dicari menggunakan Medline/PubMed pada November 2008 menggunakan
bermacam-macam kombinasi dari kata kata berikut : Oklusi dental, implan dental / oral,
prostodontik, desain oklusal, beban oklusal, faktor resiko oklusal, dan bruxism. Pembahasan
mengenai dental implan dan oklusi dicari di perpustakaan Cochrane. Pencarian manual mengenai
oklusi dan implan prostodontik dilakukan berdasarkan referensi dan artikel yang ditemukan.
Kriteria yang dimasukkan adalah artikel penelitian mengenai pengaruh variabel oklusal
berhubungan dengan hasil dari perawatan protesa yang didukung dengan implan.

Hasil dari Pencarian Literatur

Pencarian PubMed dengan kombinasi oklusi dental dan implan menghasilkan 919 temuan judul,
21 di antaranya diklasifikasikan sebagai Randomized Controlled Trials (RCTs). Namun, tidak ada
satupun yang memasukkan analisis dari pengaruh desain oklusal / karakteristik oklusi pada hasil
dari sebuah perawatan. Pada perpustakaan Cochrane, tidak ada ulasan mengenai implan dan
oklusi. Lima dari RCTs dan 2 ulasan Cochrane menganalisa waktu penempatan dan pemasangan
implan, dan maka dari itu aspek ini dimasukkan. Pencarian manual tidak dapat diidentifikasikan
dengan penelitian penelitian yang memiliki hubungan. Judul dari 919 artikel yang disusun oleh
PubMed telah mengungkap bahwa sebagian besar dari artikel ini tidak menarik dan dikeluarkan
dari kategori. Abstak dari 112 judul berpotensi menjadi artikel yang relevan untuk dibaca dan 80
judul diulas secara utuh, 33 di antaranya dipresentasikan dengan sudah memenuhi kriteria
inklusi.Sisa bagian literatur yang dibahas dipresentasikan dengan tambahan referensi dari
beberapa bagian textbook. Keuntungan dari ulasan sistematik berdasarkan RCTs, dianggap
memberikan evidensi yang baik. Penelitian dan artikel dari level evidensi yang lebih rendah ,
oleh karena itu diterima sebagai ulasan, sepeerti yang disarankan pada ulasan sistematis yang
lain Hanya 3,6 % dari judul yang ditemukan , yang terbukti sesuai dengan kriteria inklusi.

Hasil Berdasarkan Literatur Dental Implan dan Prostodontik

Jumlah artikel prostodontik selama 5 tahun pada periode 2001 -2005 dan selama periode 12
bulan terakhir pada November 2008, PubMed menyusun 2176 publikasi. Sebuah survey
perkembangan publikasi prostodontik selama 4 dekade, menunjukkan bahwa literatur implan
adalah yang paling mahal dengan peningkatan artikel yang eksponen , sedangkan artikel tentang
removable mengalami penurunan yang drastis.

Pembahasan ini telah menolong orang untuk menolong orang untuk menyusun literatur yang
terbaru. Bahasan konvensional mungkin memiliki kekurangan yang dapat menyebabkan kesalah
interpretasi dari sebuah literatur. A serious drawback adalah resiko dari penulis yang berdasarkan
inklusi dan ekslusi dari penelitian yang dipilih.....

Table 1. Possible disadvantages in conventional literature reviews


Inclusion and exclusion of studies may be author-biased/subjective
A review is retrospective and subject to bias
Publication bias (lack of negative fi ndings)
Use of academic results, seldom from general practice
Not all literature is searched

Untuk mengatasi kekurangan ini, batasan yang tegas dibuat sehingga ulasan ini menjadi
sistematis. Ulasan yang sistematis didefinisikan sebagai aplikasi dari strategi scientific yang
membatasi bias kepada systematic assembly., critical appraisal, dan synthesis of all penelitian
relevan dengan topik spesifik. Digunakan untuk memfasilitasi pengeluaran evidensoi terbaik
yang mungkindari literatur literatur yang tersedia. Ulasan sistematik telah meng-improved
situasi, tetapi masih bisa terus dilakukan improvement. Ulasan sistematik digunakan sebagai
dasar dari beberapa konferensi konsensus selama beberapa tahun terakhir. Strategi dari
systematic reviews pertama-tama dapat digunakan untuk membuat pertanyaan yang dapat
diujikan, mengidentifikasi kriteria inklusi dan ekslusi untuk sebuah penelitian dan untuk
scrutinized literatur. Contohnya, ulasan mengenai penelitian oklusi dental dan implan dimulai
dengan pencarian publikasi, (e.g. dalam PubMed/Medline) untuk beberapat periode waktu yang
spesifik. Judul diungkap lewat pencarian, kebanyakan haruslah exclude karena banyak yang
tidak sesuai dengan kriterai inklusi. Abstrak dari artikel yang tersisa yang dibaca, dan ulasan
yang memenuhi kriteria, artikel utuh di-scrutinized . Untuk beberapa systematic reviews dari
mahkota tunggal yang bertahan dan protesa fixed, hanya 1% dari jumlah asli yang menjadi
ulasan final.
Implan atau Gigi

Opini luas mengenai implan lebih baik dibandingkan gigi asli dan dapat menyelesaikan semua
masalah dalam prostodontik dapat secara serius dipertanyakan. Halangan utama adalah masalah
ekonomis; kebanyakan dari pasien edentulous adalah orang miskin dan tidak memiliki
kemampuan finansial , karena implan membutuhkan biaya yang tinggi. Namun, jika faktor
finansial dihilangkan, lebih dari 1/3 pasien edetulous tua menolak untuk diberikan implan gratis,,
dan lebih memilih gigi tiruan RB mereka.

RCTs tidak membandingkan hasil dari restorasi implan dengan gigi asli. Namun, reviews
dalam waktu lama dari kedua pilihan perawatan ini menemukan bahwa banyak insidensi yang
menunjukkan komplikasi akibat perawatan implan dibandingkan dengan protesa gigi tiruan
biasa. Sebuah meta-analysis dari berbagai terapi restorasi menunjukkan bahwa protesa fixed
pada gigi memiliki ketahanan 10 tahun yang lebih lama dibandingkan dengan implan. Pada dua
konferensi konsensus terakhir pertanyaan mengenai implan atau gigi sebagai support for dental
replacement telah diteliti. Keduanya mengarah kepada satu kesimpulan. Yang pertama
menemukan bahwa Implan tidak dapat memiliki hasil yang dapat diprediksikan setelah 10
tahun .. dibandingkan dengan gigi alami. Pertanyaan Apakah implan memiliki prognosis yang
lebih baik dibandingkan gigi dengan reduksi tulang marginal? dijawab pada konferensi lain :
Survival rate dari gigi dengan periodontal sehat memiliki prognosis yang lebih baik
dibandingkan implan. Kesimpulan dua konferensi adalah gigi asli seharusnya diberikan
prioritas whenever possible . Implan yang menggambarkan penemuan terakhir : implan tidak
menggantikan gigi; implan seharusnya menggantikan gigi yang hilang.

Konsep Oklusi

Literatur dental menggambarakan sejumlah opini tentang karakteristik oklusi pada natural
dentition sebaik restorasi prostodontik. Contoh kasus untuk analisis oklusi have been number
gigi, hubungan rahang, kontak oklusal, occlusal interferences,dan stabilitas oklusal. Opini
opini pada kasus ini memiliki variasi yang beragam, menimbulkan banyak perdebatan dan
kebingungan, dan kebanyakan tidak terselesaikan.. Pada textbook terbaru mengenai oklusi
menggunakan dasar pendekatan evidence-based, mengungkapkan bahwa tidak ada penelitian
kontrol pada keadaan optimal (features) dari sebuah oklusi harmoni natural/ yag=ng sudah
direstorasi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hal yang membingungkan adalah mengenai
hubungan oklusal yang optimal.

Biasanya prinsip mengenai jaw registration ikut didiskusikan. Literatur mengenai jaw
registration mengungkapkan berbagai variasi metode yang cocok dan kontroversi mengenai
pemilihan artikulator dan penggunaan face-bows. Walaupun hal ini menjadi trend pada beberapa
literatur untuk hint metode yang lebih nyaman,maka protesa yang dihasilkan juga akan lebih
baik. Pada faktanya, kebanyakan restorasi full-mouth pada daerah Scandinavian selama dekade
terakhir dihasilkan pada artikulator semiadjustable menggunakan instrumen mean-value, tanpa
menggunakan face-bow. Hal yang sama untuk protesa implan, yang sering berhasil pada
penelitian jangka panjang dari Scandinavia. Model are mounted dengan oklusal plane disusun
paralel dengan artikulator bagian atas dan mean-value setting of the instrument

Fig. 1. Average mounting of a mandibular cast with the occlusal plane


aligned parallel to the upper articulator member. The maxillary cast is
to be placed for mounting with an interocclusal record

Memendekkan dental arches

Dalam pembuatan keputusan prostodontik, dogma lama bahwa kehilangan


gigi selalu diganti dan harus diperbaiki. Konsep Shortened Dental Arch (SDA),
pertama didiskusikan secara internasional oleh Profesor Kayser , seorang
prosthodontist Jerman pada tahun 1981, membuktikan pentingnya treatment
planning pada seorang pasien edetulous parsial.. Ulasan mengenai literatur
prolific pada SDA menyimpulkan bahwa pemendekkan arkus dental
comprising gigi anterior dan premolar in general fulfill the requirements of a
functional dentition.

Pada perawatan implan oleh Branemark, konsep moderat SDA diaplikasikan.


Walaupun kekurangan molar-support, dapat kita lihat hasil yang baik dari
perawatan jangka panjang. Walaupun tidak semua orang setuhju dengan
konsep SDA, tidak studi klinis yang dapat melawan hasil tersebut. Oleh
karena itu, subjek dengan SDA ekstrim dapat exhibit masalah fungsional .
Penelitian Jepang terakhir menemukan bahwa untuk kepuasan penuh dari
fungsi mastikasi , setidaknya satu pasang dari gigi molar yang berlawanan
sangat dibutuhkan. Neverthless hal ini terlihat bahwa literatur terakhir
menerima opini bahwa oklusi dental yang acceptable mungkin pada subjek
dengan reduced dentition. Beraapa banyak gigi yang dibutuhkan tidak
dapat dijawab secara umum namun harus dievaluasi terlebih dahulu secara
individual dengan respect terhadap bermacam-macam variasi morfologi
oklusal dan indivual yang muncul dalam suatu populasi. Pada prostodontik
konvensional, pilihan pertama untuk menggantikan gigi yang hilang adalah
dengan menggunakan gigi tiruan sebagian. Dibandingkan dengan pilihan
perawatan SDA, sebuah gigi tiruan sebagian dan protesa fixed kecil., telah
mendemonstrasikan beberapa keuntungan untuk fixed protesa, walaupun
dalam kenyataannya bahwa fixed protesa tidak memberikan molar support.
Pasien lebih menyukai fixed protesa ini dibandingkan dengan gigi tiruan
sebagian, walaupun rentan terhadap karies dan masalah perawatan lainnya
setelah 5 tahun pemakaian. Dan ditemukan juga bahwa gigi tiruan sebagian
tidak menyediakan kenyamanan pengunyahan yang lebih baik dan stabilitas
oklusi ataupun mencegah penyakit temporomandibular (TMD). Penelitian lain
juga menunjukkan bahwa sejumah pasien (20%-50%) yang menerima
perawatan gigi tiruan sebagian berhenti memakainya setelah beberapa
lama. Dengan hasil klinis dan peningkatan penerimaan terhadap konsep
SDA, indikasi untuk gigi tiruan sebagian berkurang sedikit demi sedikit.

Implan oral memiliki potensi sebagai pilihan perawatan pada dunia prostodontik modern.
Hampir pada seluruh oasein edetulous , saat ini banyak sekali yang memakai partial edentulism.
Tidak ada oublikasi mengenai RCTs yang dibandingkan dengan implan modern dan protesa
konvensional pada pasien dengan SDA. Walaupun jika hal ini dapat kita asumsikan bahwa
protesa implan akan menyediakanhasil jangka panjang yang lebih baik dibandingkan dengan gigi
tiruan sebagian, kemungkinan untuk menghindari penggantian gigi molar yang hilang harus juga
dipertimbangkan sesuai dengan konsep SDA. Pada SDA unilateral, di mana gigi tiruan sebagian
sulit untuk dibuat dan digunakan, sebuah restorasi implan akan ideal menjadi perawatan dai
beberapa sumber yang tersedia.
Fig. 2. Early full-arch implant-supported restorations according to the
Brnemark system using a moderate shortened dental arch (SDA) concept
Fig. 3. Unilateral tooth loss in
the right mandible treated with an implant-supported
prosthesis

Oklusi Therapeutic

Perbedaaan yng besar dari opini opini mengenai metode klinis yang berhubungan
dengan oklusi dan prosedur perawatan terus terjadi selama beberapa dekade dan membuat
banyak klinisi menjadi kurang paham. Oklusi therapeutic didefinisikan sebagai satu modifikasi
oleh ukuran therapeutic (therapeutic measure) so that it falls within the parameters of a
physilogical occlusion. Di antara bermacam-macam rekomendasi untuk oklusi therapeutic yang
ada di dalam textbook prostodontik, sebuah konsep mengenai fungsi oklusi yang optimal pertama
kali dikemukakan oleh Beyron pada tahun 1950 dan mendapat banyak dukungan selama
beberapa tahun. Beberapa patokan (gudelines) untuk oklusi therapeutic telah disusun
berdasarkan rekomendasi yang ditampilkan pada tabel 2
Table 2. Some general guidelines for a therapeutic occlusion22
Acceptable vertical facial height after treatment
Acceptable interocclusal distance with the mandible at rest
Stable jaw relationship with bilateral contact after relaxed closure
leading into maximal intercuspation as well as after retruded
closure
Well-distributed contacts in maximal intercuspation, providing
axially directed forces
Multidirectional freedom of contact movements radiating from
maximal intercuspation
No disturbing or harmful intermaxillary contacts during lateral or
protrusive excursions
No soft tissue impingement during occlusal contact

Tidak ada evidensi yang kuat yang mendukung gagasan ini yang akan
menghasilkan perawatan prostodontik yang sukses. Mereka mengindikasikan
pendekatan yang logis dan praktikal yang akan mendukung suksesnya suatu
perawatan / terapi oklusal; menjaga ataupun memperbaiki fungsi mastikasi
dan kenyamanan, termasuk stabilitas oklusi. Walaupun hal-hal ini sudah
cukup , namun tidak diketahui apakah hal ini untuk sebuah perawatan
konvensional ataupun implan prostodontik. Seperti yang tercantum dalam
textbook terbaru,Tidak ada studi kontrol pada keadaan optimal dari sebuah
oklusi natural ataupun yang terestorasi yang optimal.

Dengan melihat bentuk oklusal, morfologi yang ideal, contohnya


mencakup tripodization of contacts, akan menggantikan desain yang simpel.
Alasan mengapa tidak adanya evidensi dari hasil klinis yang berdasarkan
prinsip yang kompleks lebih baik dibandingkan dengan prinsip yang simpel.
Morfologi oklusal harus memiliki bentuk yang halus dengan ketinggian cusp
minimal dan kedalaman fossa. Satu kontak antara gigi yang berlawanan
pada intercuspation maksimal sudah cukup. Konferensi konsensus
internasional menyatakan bahwa tidak ada evidensi yang mengindikasikan
bahwa desain oklusal particular ataupun occlusal form is superior. Seperti
penjelasan untuk hasil rekonstruksi tulang-implan dengan bermacam-macam
desain oklusal, lalu disarankan agar mekanisme neurofisiologi dapat
membantu sistem sistem otot rahang untuk mengakomodasi perubahan oral
dan dental. Perubahan morfologi oklusal dari sebuah restorasi, secara
konvensional maupun design yang didukung implant, pasti akan terjadi
seiring berjalannya waktu. Untuk beberapa perubahan ini, diperlukan
penyesuaian untuk menjaga kestabilan dan fungsi dalam jangka panjang.

Oklusi dari Restorasi yang Didukung Implan

Sebuah pertanyaan yang menarik : Apakah oklusi dari sebuah restorasi pada
gigi alami dan pada sebuah implan perlu dibedakan ? Pada tahap awal dari
sebuah implan prostodontik, perlu dibedakan antara gigi dengan implan.
Dengan meningkatnya kesuksesan perawatan implan mengguanakan
beberapa prinsip - prinsip oklusal, perbedaan ini nampaknya perlu untuk
diminimalisir. Sekarang, kita perlu menerima prinsip dan metode yang
diaplikasikan pada prostodontik konvensional yang juga dapat digunakan
secara luas untuk protesa implan.

Walaupun adanya perbedaan antara perlekatan dari gigi asli melalui


ligamen periodontal dan ossointegrated implant dengan tulang kompak yang
berkontak dengan rahang, banyak fungsi oral dan mastikatori yang mirip
antara natural dan implan-supported dentition. Ligamen periodontal hilang
setelah ekstraksi gigi, tetapi fungsi-fungsi yang berhubungan oklusi dan
mastikasi diambil alih oleh mekanisme yang lain.
Tidak banyak penelitian yang yang terfokus pada oklusi pada restorasi
implant-supported dan tidak ada perbandingan RCTs mengenai bermacam-
macam desain oklusal. Teori yang ditemukan pada literatur biasanya
mengarah pada prinsip dan metode yang digunakan pada prostodontik
konvensional, yang mengarah kepada sebuah kontroversi antara orang-
orang yang memegang paham teknik kompleks ataupun metode sederhana.
Berdasarkan kesuksesan restorasi restorasi implan jangka panjang yang
dikemukakan banyak sumber, dapat disimpulkan bahwa bermacam
macam metode yang berhubungan jaw registration dan morfologi oklusal
dapat diterima untuk rehabilitasi berbasis dental implants sebagai fixed
prosthodontics pada gigi gelili asli. Prinsip sederhana yang dijelaskan di atas
untuk prostodontik konvensional dapat juga diterapkan pada restorasi
berbasis implan. Skema oklusal untuk restorasi yang didukung implan harus
didesain untuk mengurangi cuspal interferences, mensentralisasi daya pada
axis dan meminimalisir lateral forces; i.e. sehingga mirip dengan restorasi
yang didukung gigi asli. Bagaimanapun, tidak diketahui berada besar deviasi
dari desain oklusal yang dapat ditoleransi pada implan prostodontik. Sebuah
penelitian tentang pengaruh dari faktor oklusal dari hasil perawatan
menemukan divergensi dari oklusi optimal yang diperuntukkan bagi restorasi
implant supported tanpa konsekuensi negatif pada kepuasan pasien dan variabel secara
klinis dan radiografis yang dapat dicatat.

Perbedaan antara perlekatan gigi dan implan dengan tulang rahang butuh untuk
dipertimbangkan. Gigi asli dapat mengalami intrusi sebanyak 50m dengan gaya yang ringan
(20 N) dibandingkan dengan 2m pada osseointergrated implant. Penting untuk mengecek
oklusi pada gigitan ringan dan keras ketika terdapat restorasi implan-supported dan gigi alami
pada rahang yang sama (hal ini lebih lanjut akan didiskusikan pada bagian aspek klinis di
bawah). Sejak dapat dibedakannya perkembangan kondisi peri-implant dan periodontal, penting
untuk memeriksa secara teliti dan jika dibutuhkan perubahan pengaturan kontak oklusal pada
pemeriksaan follow-uppada beberapa kasus.

Perpanjangan cantilever satu atau dua unit biasanya dilakukan pada restorasi implan, dan
jarang terjadi kontroversi. Namun, cantilever pada restorasi gigi alami dapat mengurangi daya
tahan pada fixed dental prosthodontics (FDPs) dengan end abutment. Meskipun, cantilever dapat
menimbulkan masalah pada sisi biomekanis, tidak ada laporan mengenai efek adverse biologis
yang berhubungan dengan cantilever. However,Oleh karena itu, insidensi komplikasi teknis
dilaporkan lebih banyak terjadi pada implan dengan cantilever dibandingkan dengan yang tidak
memakai cantilever, hal ini mungkin berbeda pada jenis restorasi yang lain. Pada follow up
dengan periode lebih dari 10 tahun, tidak ada fraktur implan pada protesa implant-supported
pada mandibula edentulous parsial dengan framework titanium / gold alloy cast (dengan atau
tanpa cantilevers) . Penulis yang sama melaporkan juga, fraktur pada frameworks titanium
biasanya terjadi pada cantilever dua unit, pada 16 % pasien dengan restorasi implan pada
mandibula edentulous selama follow-up 15 tahun. Tidak ada analisis spesifik mengenai daya dan
dimensi oklusal pada restorasi ini yang dapat menjelaskan tingginya insidensi fraktur., Oleh
karena itu, kebanyakan fraktur terjadi pada laser welding pada implan posterior, perlu
dipertimbangkan daya tahan material terhadap beban oklusal.

Penelitian lebih lanjut tentang daya oklusal pada pasien dengan protesa implant-
supported fixed cantilever dilakukan untuk thesis doktor di Swedia. Hasilnya, terdapat perbedaan
antara distribusi daya pada protesa implant-supported fixed cantilever bergantung kepada status
dental dari rahang yang berlawanan (gigi tiruan ataupun gigi asli). Daya saat rahang menutup
dan rahang mengunyah meningkat pada distal sepanjang cantilever beam ketika beroklusi
dengan gigi tiruan penuh dibandingkan dengan gigi asli. Disarankan bahwa oklusi dengan gigi
tiruan penuh, dimensi yang lebih besar dari cantilever joint dan metal framework diperlukan
dibandingkan ketika beroklusi dengan protesa tooth-borne.

Distribusi daya dapat diakomodasi dengan infra-occluding (oklusi yang berlawanan)


pada bagian posterior cantilever. Berdasarkan penemuan ini, unit cantilever distal harus
mengalami sedikit infraoccluded (0.1 - 0.2 mm) untuk menghindarkan beban yang berlebih
secara sebagian pada restorasi daerah maksila dan oklusi pada unit cantilever harus diperiksa
secara hati hati agar tidak melibatkan kontak prematur. Pada excursions lateral dan protusif,
disarankan disoklusi pada cantilever.

Material Oklusal

Untuk protesa implant-supported, direkomendasi untuk menggunakan material shock-absorbing


seperti resin akrilik pada bagian atas superstructure untuk melindungi implant-bone interface.
Berdasarkan analisis biomekanis, gigi tiruan resin akrilik were therefore predominant during the
developmental years. Oleh karena itu, kalkulasi biomekanis tidak selakukan di klinis. Pada studi
klinis pada lima subjek menggunakan protesa fix (permukaan oklusal resin / porselain), daya
mastikasi dicatat ketika subjek mengunyah bermacam macam makanan. Tidak ada perbedaan
yang berhubungan dengan material gigi yang dapat dideteksi pada load rates. Pada sebuah
penelitian selama 6 tahun, penggunaan porselain sebagai ganti resin komposit sebagai material
oklusal tidak berpengaruh terhadap ketinggian tulang marginal di sekitar implan.

Penemuanm ini dapat diinterpretasikan sebagai dukungan untuk pemakaian porselain


sebagai material oklusal karena tidak ada konsekuensi biologis yang serius dari material keras
yang pernah dilaporkan. Selanjutnya, komplikasi
yang sering terjadi pada restorasi implan biasanya
dihubungkan dengan faktur dari resin akrilik pada
protesa (gambar 4). Penggunaan akrilik pada
permukaan oklusal meningkat, menurut follow-up protesa implant-supported fixed selama 15
tahun pada rahang atas yang edetulous. (gambar 5).

Fig. 4. Fracture of an acrylic resin tooth in a fi xed full-arch implantsupported


maxillary prosthesis. (Courtesy of Dr. Anders rtorp)

Fig. 5. Extensive wear of acrylic resin teeth of a fi xed full-arch implantsupported


mandibular prosthesis after 7 years occluding with a fi xed
metal ceramic dental prosthesis on natural teeth. (Courtesy of Dr.
Anders rtorp)

Pada praktik klinis akhir akhir ini, poselain menjadi pilihan utama untuk material
oklusal untuk gigi tunggal dan restorasi implan fixed parsial. Secara umum permukaan oklusal
dengan menggunakan keramik menghasilkan estetik dan wear-resistance. Mengenai protesa
implan full arch-fixed , banyak yang memilih menggunakan protesa metal keramik, ada juga
yang memakai resin akrilik. Pada protesa implant-supported tipe removable contohnya
overdentures, biasanya digunakan gigi polimer.

Faktor Resiko Oklusal


Seperti prostodontik konvensional, detil oklusi masih terus dievaluasi sesuai dengan protesa
implan. Pada sebuah textbook mengenai implan, dijelaskan pendekatan sistematis tentang faktor
resiko oklusal. Bruxism, parafungsi oral lainnya, fraktur pada gigi asli akibat daya oklusal,
kontak oklusal lateral pada protesa implant-supported dikategorikan sebagai faktor resiko.
Resiko ini didasarkan pada kalkulasi biomekanis dan pengalaman klinis tanpan evidensi
scientificyang kuat. Selama beberapa dekade setelah publikasi dari buku ini, banyak penelitian
yang dilakukan.

Pada penelitian pada 379 pasien yang telah menggunakan restorasi implan selama
beberapa tahun, occlusal wear dihubungkan dengan bruxism, jadi bruxism tidak terlihat sebagai
faktor oklusal untuk variabel variabel yang diperiksa. Harus ditekankan bahwa bruxism bukan
penyebab utama dari tooth wear dan tentunya bukan menjadi faktor utama. Sebuah penelitian
tentang pengaruh dari beberapa parameter oklusal dan parafungsi oral yang menjadi akibat dari
protesa implan, dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan bahwa bruxism dan perpanjangan
cantilever dihubungkan dengan komplikasi teknis, namun tidak memiliki pengaruh yang
signifikan pada kesalahan biologis. Pada penelitian jangka panjang dari protesa fixed implant-
supported, daktor faktor yang dihubungkan dengan beban oklusal seperti daya gigit, tooth
clenching, dan panjang cantilever memiliki pengaruh yang sedikit terhadap peri-implant bone
loss dibandingkan dengan faktor merokok dan oral hygiene. Literatur mengenai implan pada
pasien dengan bruxism menyimpulkan bahwa bruxism dan implant failure tidak terlalu memiliki
hubungan. Bagaimanapun, pendekatan secara teliti direkomendasikan (contohnya penggunaan
implan lebih banyak, lama, dan luas; stabilization splint), walaupun harus diakui bahwa
rekomendasi ini adalah expereience based, dan bukanlah evidence based.

Literatur tentang beban nonaxial pada implan berisi daya nonaxial normal pada saat
pengunyahan ataupun bruxism. Tidak ada evidensi yang berkaitan dengan efek beban nonaxial
implan pada manusia, dan pada penelitian 2 hewan tidak menimbulkan efek negatif. Penulis
menyimpulkan evidensi bahwa beban nonaxial tidak meganggu osseointegration. Faktor resiko
lain yang berhubungan dengan oklusi implan adalah rasio crown-to-implant (C/I) dan kedalaman
dari occlusal table. Parameter prostodontik ini dievaluasi pada penelitian mengenai daya tahan
dan besarnya komplikasi pada implan pendek (short implant). Disimpulkan bahwa peningkatan
C/I ratio dan occlusal table values tidak menjadi faktor resiko utama, dengan tambahan hati
hati : Orientasi daya dan distribusi beban diatur dengan baik dan parafungsi tetap terkontrol.

Faktor resiko oklusal yang terdapat pada textbook tidak didokumentasikan sebagai
evidence based. Kesimpulan pada konferensi sesuai dengan bebang oklusal : Walaupun telah
dilalikan dari penelitian klinis bahwa daya oklusal berhubungan dengan hilangnya oral implan,
hubungan kausatif ini tidak pernah didokumentasikan. Banyak klinisi masih memiliki anggapan
bahwa ada relevansi pada faktor resiko, menunjukkan kontrol klinik yang teliti dan menjawab
kebutuhan untuk pengaturan pada semua pasein implan.Ketika adanya peringatan, seperti fraktur
pada abutment screws dan fraktur pada maerial veenering, harus diikuti dengan analisis yang
mendalam dan kenuntungan dari modifikasi situasi dan mengurangi resiko yang berlebih.
Perbedaan Waktu Pemasangan Implan

Rekomendasi awal untuk mencapai sebuah osseointegration membutuhkan periode


penyembuhan 3 sampai 6 bulan sebelum dipasang implan. Dua literatur Cochrane diteliti
mengenai bahasan ini. Pembasahan pertama, membandingkan perbedaan waktu untuk
penggantian implan pada socket ekstraksi, menyimpulkan immediate implant dapat berfungsi
dan dapat memperpendek waktu perawatan. Desain RCTs juga diperlukan untuk mengevaluasi
keuntungan yang mungkin ada dan resiko dari perawatan ini. Tinjauan lain yang mengacu
kepada perbedaan waktu pemasangan,, juga megindikasikan desain RCTs yang lebih baik.
Namun, disimpulkan bahwa adanya kemungkinan untuk memasang implan segera atau lebih
awah setelah penggantian pada beberapa pasien, namun tidak semua klinisi dapat dapat
mencapai hasil maksimal ketika pemasangan implan dilakukan dengan segera. Hasil optimal
dihasilkan ketika stabilitas primer implan (high value of insertion torque) menjadi syarat untuk
prosedur pemasangan yang segera.

Jelas bahwa pemasangan segera dapat dilakukanm tetapi harus juga dipertimbangkan resiko dari
komplikasinya yang lebih besar dari protokol biasa yang membutuhkan waktu yang lebih lama.
Banyak pertanyaan seperti, tidak jelas dalam literatur apakah restorasi sementara harus memiliki
oklusal kontak penuh atau hanya infraoccluded selama beberapa waktu, ataupun berapa lama
waktu yang dibutuhkan sampai restorasi yang semestinya dipasang. 2 RCTs telah dipublikasikan
oleh COChrane. Penelitian pertama, membandingkan beban immediate non-occlusal dengan
early-loaded implant pada pasien edetulous parsial selama 14 tahun. Dan diindikasikan bahwa
waktu pemasangan tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada tulang peri implan lateral
ataupun jaringan lunak dalam waktu jangka pendek. Pada penelitian lain, tidak ada perbedaan
sginifikan yang ditemukan mengacu kepada immediate versus delayed loading dari restorasi
single unit implan pada molar mandibula. Walaupun hasil ini terlihat menjanjikan, penelitian
lebih lanjut dengan observasi yang lebih lama sebelum diterik sebuah kesimpulan yang lebih
baik.

Oklusi dapat terlihat sangat komplikasi tetapi jarang sulit ataupun misterius. Teori komleks
oklusi dan instrumen yang canggih untuk jaw registration harus ditinggalkan karena belum ada
laporan yang menandakan keberhasilan. Oklusi dapat diatur dengan sukses dengan menggunakan
metode simpel untuk jaw registration dan konsep oklusal yang berbeda. Oklusi yang baik dapat
didefinisikan sama dengan okludi fisiologi, yakni nyaman bagi pasien, berfungsi tanpa adanya
masalah dan dalam keadaan stabil.

Direkomendasikan bahwa kontak oklusal harus dapat diperiksa penutupan ringan ataupun
kuat. Pada penutupan ringan, ada kontak multipel bahkan simultan diantara beberapa gigi
ataupun restorasi dental. Pada penutupan kuat, semua kontak harus dipertahankan tanpa
pergerakkan ke depan pada mandibula atau secara lateral setelah penutupan ringa. Apapun
konsep dan instrumen yang digunakan pada protesan yang dibuat pabrik, oklusi harus selalu
diperiksa pada mulut pasien saat insersi dan pemeriksaan rutin.

Ketika memeriksa oklusi, perlu diingat bahwa pasien memiliki perbedaan dengan
restorasi resin akrilik dan metal keramik. Lebih jauh lagi, level persepsi oklusal lebih tinggi
(yaitu perbedaan kapasitas itu lebih rendah) untuk protesa implant-supported dibandingkan
dengan gigi alami, komentar dari pasien implan harus benar-benar dipertimbangkan ketika
memeriksa oklusi mereka. Ditetapkan bahwa kekurangan reseptor periodontal akan
mengakibatkan lemahnya kontrol motorik pada mandibula. Bagaimanapun juga, penelitian
menyimpulkan kapasitas fungsi klinis pasien dengan restorasi implan hampir sama dengan
dentate subject. Sebuah penelitian menunjukkan sensibilitas taktil dari single tooth-implant yang
berlawanan dengan gigi alami mirip dengan sepasang gigi natural yang berlawanan yang
mengarah pada kesimpulan bahwa implan dapat terintegrasi pada stomathognathic control
circuit. Tetapi, hasil fungsi sensoris oklusal pada oral implant tidak terlalu meyakinkan, dan
harus dengan hati hati memeriksa oklusi dari restorasi implant-supported sama seperti yang
kita lakukan pada protesa fix pada gigi alami.

Diskusi

Hanya ada sedikit penelitian yang berfokus pada oklusi restorasi implant-supported dan tidak ada
RCTs yang membandingkan bermacam-macam desain oklusal. Penelitian tidak menemukan
literatur yang membuktikan evidensi scientific yang dibutuhkan untuk sebuah ulasan sistematik.
Studi dan artikel tentang evindesi yang lebih rendah oleh karena itu diterima pada bagian utama
dari artikel ini. Bagaimanapun, implikasi bahwa hasil yang dipresentasikan tidak merefleksikan
level yang tinggi dari evindesni scientific dan membutuhkan modifikasi ketika hasil penelitian
baru dimunculkan. Mempertimbangkan pembatasan ini, hasil yang dipresentasikan harus
dihormati sebagai hal transisi dan akan membutuhkan modifikasi atau perubahan ketika penlitian
yang baru dilakukan.

Kesimpulan

Tanpa pembatasan literatur yang ada , dapat ditarik beberapa kesimpulan :

- Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kegagalan implan dan perimplant bone-loss.

- Kesehatan lokal maupun umum harus sebanding dengan fakotr-fakotr biomekanis.

- Sedikit yang diketahui tentang pentingnya faktor yang rlaltif seperti yang sudah
dijelaskan di atas.
- Sangat mungkin faktor oklusal dan detail oklusi secara umum pada umumnya kurang
openting untuk hasil perawatan restorasi implan.

- Tidak ada evidensi yang merekomendasikan desain oklusal spesifik.

- Oklusi protesa implant-supported dapat diatur dengan sukses dengan menggunakan


metode simpel untuk jaw registration dan konsep oklusal yang berbeda.

- Acknowledgments This article is based on a lecture presented at the


- Asian Academy of Osseointegration, Hiroshima, Japan, July 18, 2008.
- The author wishes to thank Dr. Anders rtorp for valuable comments
- on the manuscript and for providing the illustrations presented in
- Figs. 4 and 5.

Anda mungkin juga menyukai