Anda di halaman 1dari 12

BLOK 2 – KETERAMPILAN BELAJAR

PEMICU 6

“Fluor dan Fluoride “

Disusun oleh:

Afilya Tharanindya Dalimunthe

230600094

Kelompok 3

FASILITATOR:

Sefty Aryani Harahap, drg., M.Si

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Evidence based dentistry (EBD) adalah pendekatan yang mengintegrasikan bukti ilmiah yang
relevan secara klinis, kebutuhan dan preferensi pasien, dan keahlian klinis dokter gigi dalam
pengambilan keputusan klinis. EBD bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dentistry
dengan menggunakan bukti ilmiah yang valid, reliabel, dan berkualitas sebagai dasar
pengambilan keputusan klinis. EBD telah diperkenalkan sejak tahun 1990-an dan mendapat
dukungan dari berbagai organisasi profesional dentistry di seluruh dunia. Namun, EBD juga
menghadapi beberapa hambatan dan tantangan dalam implementasinya. Oleh karena itu, perlu
dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi hambatan dan tantangan tersebut, serta untuk
meningkatkan penerapan EBD dalam praktik dentistry.

1.2 DESKRIPSI TOPIK

Pemicu 6
Nama Pemicu: Fluor dan Fluoride
Penyusun:Prof. Sondang Pintauli,drg.,PhD., Drs. Beni M.Sembiring,MPdK, Dr.
Alemina Br.Perangin-Angin, M.Hum
Hari/Tanggal: Rabu, 18 Oktober 2023
Pukul: 13.30-15.30 Wib
Skenario

Radang gusi atau gingivitis termasuk kondisi umum yang sering terjadi. Hal
tersebut bisa disebabkan banyak faktor seperti infeksi bakteri, kebersihan mulut
yang buruk, merokok, dan faktor genetik. Jika tidak diobati, gingivitis dapat
berkembang menjadi penyakit periodontal yang lebih serius yang dapat
menyebabkan kerusakan permanen pada gigi dan tulang rahang. Untuk mencegah
dan mengobati radang gusi, penting untuk menjaga kebersihan mulut yang baik
dengan menyikat gigi dua kali sehari dan membersihkan rongga mulut dengan
menggunakan obat kumur. Penggunaan obat kumur propolis merupakan salah satu
cara lain meningkatkan kebersihan mulut selain obat kumur klorheksidin yang
sudah biasa digunakan dalam jangka panjang. Kepada Saudara diberikan satu
artikel yang berjudul “Efficacy of propolis-based mouthwashes on dental
plaque and gingival inflammation: a systematic review” (link: file artikel
pemicu 6 blok 2) untuk dilakukan analisis.

Pertanyaan:
1. Apakah artikel tersebut dapat digunakan sebagai evidence-based?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan Evidence Based Dentistry, dan apa
manfaatmya bagi ilmu kedokteran gigi
3. Tuliskan minimal 2 sumber informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
evidence-based
4. Definisikan minimal 3 pertanyaan (define the question) yang menurut Saudara
merupakan isu dalam artikel sebagai langkah awal dalam Evidence Based
Dentistry.
5. Buat interpretasi dari data dalam artikel tersebut/artikel lain yang dapat
menjawab pertanyaan yang Saudara buat pada no.4.
6. Coba anda jelaskan secara detail hubungan antara Evidence Based Dentistry
dengan kajian Ilmu Filsafat dalam hal Manusia berfikir, tahu dan Mengerti serta
kaitkan dengan etika dan etika Profesi!
7. Apa perbedaan Literature Review, Scoping Review dan Systematic Review.
Apakah jenis review tersebut dapat dijadikan sebagai evidence based dentistry?
8. Bagaimana implementasi evidence based dentistry untuk mengevaluasi dan
menganalisis keefektifan obat kumur propolis dalam mencegah terjadinya plak
gigi dan peradangan gusi?
9. Buatlah rangkuman dari artikel tersebut tentang perbedaan obat kumur propolis
dengan obat kumur khlorheksidin?
10. Apa kesimpulan utama dari artikel pada Pemicu ini

Note: Pertanyaan no. 7 dan no. 9 dijawab dengan menggunakan Bahasa


Inggris.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Apakah artikel tersebut dapat digunakan sebagai evidence-based?


Artikel dengan judul "Efficacy of propolis-based mouthwashes on dental plaque and gingival

inflammation: a systematic review " dapat digunakan sebagai bukti ilmiah karena artikel

tersebut memenuhi kriteria sebagai artikel ilmiah, yaitu:

- Dipublikasikan di jurnal ilmiah yang bereputasi

Jurnal ilmiah yang bereputasi adalah jurnal yang diterbitkan oleh penerbit yang memiliki

reputasi baik dan telah melalui proses peer review oleh para ahli di bidangnya. Artikel Yang

diterbitkan di jurnal ilmiah yang bereputasi memiliki kualitas yang lebih baik dan lebih dapat

dipercaya.

- Terbit dalam waktu 10 tahun terakhir

Artikel yang diterbitkan dalam waktu 10 tahun terakhir memiliki relevansi yang lebih tinggi

dengan praktik klinis terkini.

- Terstruktur secara sistematis

Artikel yang terstruktur secara sistematis menggunakan metode penelitian yang jelas dan

terencana. Hal ini penting untuk memastikan bahwa hasil penelitian yang dilaporkan akurat

dan dapat diandalkan.

2. Jelaskan yang dimaksud dengan Evidence Based Dentistry, dan apa manfaatnya
bagi ilmu kedokteran gigi
Evidence Based Dentistry (EBD) adalah pendekatan dalam praktek kedokteran gigi

yang didasarkan pada bukti ilmiah terbaru dan terpercaya. Ini melibatkan penggunaan

penelitian klinis terkini, data pasien, dan pengetahuan klinis bersama dengan keahlian

profesional untuk membuat keputusan diagnostik dan terapeutik yang terinformasi dan
tepat. Manfaat dari Evidence Based Dentistry bagi ilmu kedokteran gigi sangat

signifikan. Pertama-tama, EBD memastikan bahwa praktik kedokteran gigi didasarkan

pada pengetahuan dan penelitian terbaru, memungkinkan dokter gigi untuk memberikan

perawatan yang paling mutakhir dan efektif kepada pasien. Selain itu, EBD juga

memungkinkan profesional kedokteran gigi untuk meminimalkan risiko kesalahan atau

penanganan yang tidak tepat, karena keputusan klinis didukung oleh bukti ilmiah yang

kuat.

Selain itu, EBD membantu dalam memperbaiki hasil perawatan dan pencegahan, karena

tindakan yang diambil didasarkan pada pengetahuan terbaik tentang apa yang bekerja

paling baik untuk kondisi dan kebutuhan khusus pasien. Hal ini juga membantu dalam

mempromosikan perawatan yang lebih efisien dan mengurangi potensi biaya yang tidak

perlu.

Selanjutnya, EBD juga memungkinkan dokter gigi untuk berkolaborasi dengan baik

dengan profesional kesehatan lainnya, karena mereka dapat memberikan pengetahuan

yang didukung oleh bukti ilmiah dan memahami rekomendasi dari berbagai disiplin

ilmu kesehatan. Secara keseluruhan, Evidence Based Dentistry memainkan peran

penting dalam meningkatkan mutu perawatan dan memajukan ilmu kedokteran gigi

dengan memastikan bahwa keputusan klinis didasarkan pada bukti ilmiah terbaik yang

tersedia.

3. Tuliskan minimal 2 sumber informasi yang dapat digunakan sebagai bahan


evidence-based
1. Jurnal Ilmiah: Jurnal-jurnal ilmiah terkemuka dalam bidang kedokteran gigi, seperti

Journal of Dental Research, Journal of Periodontology, dan Journal of Prosthetic

Dentistry, menyajikan penelitian dan tinjauan sistematis terbaru tentang berbagai topik

dalam kedokteran gigi.


2. Pedoman Klinis: Organisasi kesehatan dan asosiasi profesional kedokteran gigi,

seperti American Dental Association (ADA) atau British Dental Association (BDA),

seringkali menerbitkan pedoman klinis berbasis bukti untuk memberikan panduan

kepada profesional kedokteran gigi dalam memilih pendekatan terbaik untuk diagnosis

dan perawatan.

4. Definisikan minimal 3 pertanyaan (define the question) yang menurut Saudara


merupakan isu dalam artikel sebagai langkah awal dalam Evidence Based
Dentistry.
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang dapat saya berikan yaitu :
Mengapa penggunaan obat kumur berbahan alami lebih baik untuk digunakan
daripada obat kumur berbahan kimia?
Bagaimana keefektifan propolis dalam mencegah peradangan gusi?
Apakah ada efek samping yang ditimbulkan melalui penggunaan obat kumur
klorheksidin (CHX) secara jangka panjang?
Bagaimana jika seseorang tidak memperhatikan kebersihan mulutnya?
Apa yang terkandung dalam propolis sehingga mampu mencegah terjadinya plak?

5. Buat interpretasi dari data dalam artikel tersebut/artikel lain yang dapat
menjawab pertanyaan yang Saudara buat pada no.4.
Kebersihan mulut yang tidak terjaga menjadi faktor utama terjadinya plak gigi yang
kemudian menjadi penyakit periodontal jika tidak segera diatasi. Penggunaan obat
kumur menjadi salah satu langkah yang diambil untuk mengontrol kebersihan gigi
dan mulut. Kebanyakan orang menggunakan produk obat kumur klorheksidin (CHX)
karena mudah didapatkan. Namun, penggunaan jangka panjang obat kumur CHX
memberikan efek samping seperti rasa terbakar, perubahan warna pada lidah dan gigi,
persepsi rasa yang berubah, dan geno toksisitas sel epitel bukal. Untuk itu, dibuatlah
obat kumur yang berbahan alami yaitu propolis. Propolis terbuat dari resin-resin
alami dari lebah madu. Propolis mengandung resin, lilin, minyak aromatik esensial,
serbuk sari, dan bahan lainnya yang mengandung sifat antimikroba dan anti inflamasi.
Sifat-sifat tersebut terbukti mencegah dan mengobati berbagai penyakit gigi dan
mulut melalui penelitian dan studi-studi yang telah dilakukan.

6. Coba anda jelaskan secara detail hubungan antara Evidence Based Dentistry
dengan kajian Ilmu Filsafat dalam hal Manusia berfikir, tahu dan Mengerti
serta kaitkan dengan etika dan etika Profesi!
Evidence-Based Dentistry (EBD) adalah pendekatan kedokteran gigi yang
menggunakan bukti ilmiah terkini untuk membuat keputusan klinis yang tepat. EBD
melibatkan penggunaan penelitian dan bukti empiris dalam pengambilan keputusan
perawatan gigi. Penelitian filosofis berfungsi sebagai landasan konseptual untuk
memahami aspek pemikiran, pengetahuan, dan pemahaman manusia dalam konteks
EBD.
pemahaman ini dapat membantu dokter gigi menghormati keragaman individu dan
menciptakan pendekatan terhadap perawatan pasien. Filsafat dapat membantu
membangun kerangka etika yang kuat dan prinsip-prinsip etika yang mendasari
keputusan klinis, seperti prinsip otonomi dan keadilan pasien. Dalam kedokteran
gigi, etika profesi merupakan seperangkat pedoman yang mengatur perilaku dokter
gigi dalam hubungannya dengan pasien, rekan profesional, dan masyarakat. Filsafat
dapat membantu mendiskusikan isu-isu dasar etika profesional dan membantu dokter
gigi membuat keputusan etis dalam perawatan pasien. Secara khusus, etika
kedokteran berkaitan dengan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan sikap dokter
terhadap rekan kerja, perawat, masyarakat, pemerintah, dan etika pelayanan
kedokteran, khususnya etika kedokteran yang menjadi pedoman dalam kehidupan
sehari-hari, termasuk sikap dan tindakan dokter terhadap pasiennya. dia bertanggung
jawab. Oleh karena itu, penelitian filosofis dapat memberikan landasan konseptual
untuk memahami prinsip-prinsip pemikiran, pengetahuan dan pemahaman manusia
dalam konteks EBD dan menghubungkannya dengan etika dan moralitas profesi
kedokteran gigi. Penting untuk memastikan bahwa praktik kedokteran gigi didasarkan
pada bukti ilmiah yang nyata dan mempertimbangkan nilai-nilai etika.
7. Apa perbedaan Literature Review, Scoping Review dan Systematic Review.
Apakah jenis review tersebut dapat dijadikan sebagai evidence based dentistry?
Literature review, systematic reviews, and scoping review both are used to provide a
summary of the existent literature on a specific knowledge. The differences is,
Systematic review is conducted based on certain number of pre-defined guidelines or
criteria. Systematic reviews are most commonly used in medical, public health,
clinical research and public policy given the sensitivity of information in these fields.
Literature reviews are more general and usually answer broad and descriptive
research question. There are no specific guidelines or criteria for searching research
topics. In scoping reviews, it identified the types of evidence available, clarify key
concepts and definitions, and identify and analyze knowledge gaps. So the conclusion
is scoping review had the most specific summary.

8. Bagaimana implementasi evidence based dentistry untuk mengevaluasi dan


menganalisis keefektifan obat kumur propolis dalam mencegah terjadinya plak
gigi dan peradangan gusi?
Evaluasi efektivitas obat kumur propolis adalah proses yang kompleks yang membutuhkan

beberapa langkah. Langkah-langkah ini penting untuk memastikan bahwa obat kumur propolis

aman dan efektif.

Berikut adalah beberapa penjelasan tambahan untuk setiap langkah:

- Mengembangkan pertanyaan penelitian:

Pertanyaan penelitian harus spesifik dan dapat diuji. Pertanyaan penelitian yang terlalu umum

atau tidak dapat diuji akan membuat tinjauan sistematis menjadi tidak efektif.

- Melakukan tinjauan sistematis:

Tinjauan sistematis harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa semua studi

yang relevan telah diidentifikasi dan dinilai secara objektif.

- Menganalisis, mensitesis, dan meringkas data:

Data dari RCT yang memenuhi syarat harus dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif untuk

mendapatkan gambaran yang jelas tentang efektivitas obat kumur propolis.


- Menilai bukti uji klinis:

Bukti uji klinis harus dinilai untuk memastikan bahwa studinya berkualitas tinggi dan dapat

diandalkan.

- Mengevaluasi keberhasilan implementasi:

Langkah-langkah sebelumnya harus dievaluasi untuk memastikan bahwa mereka telah

dilaksanakan dengan benar.

9. Buatlah rangkuman dari artikel tersebut tentang perbedaan obat kumur


propolis dengan obat kumur khlorheksidin?
The following are the differences between propolis-based mouthwash and chlorhexidine

mouthwash based on the article:

• Propolis-based mouthwash is a mouthwash that contains propolis, which is a bee

product that has antibacterial, anti-inflammatory, and antioxidant properties.

Chlorhexidine mouthwash is a mouthwash that contains chlorhexidine, which is

an antiseptic that has antibacterial and antiplaque properties.

• Propolis-based mouthwash has fewer or minimal side effects compared to

chlorhexidine mouthwash. Chlorhexidine mouthwash can cause burning sensation,

tooth staining, and taste alteration. Propolis-based mouthwash does not cause

these side effects and can even improve oral health overall.

• Propolis-based mouthwash has lower cost compared to chlorhexidine mouthwash.

Chlorhexidine mouthwash is an expensive and hard-to-get mouthwash in some

countries. Propolis-based mouthwash can be made by yourself using natural

ingredients such as propolis, water, and alcohol. Propolis itself is a bee product

that is easy and cheap to get.

• Propolis-based mouthwash is easier to get than chlorhexidine mouthwash.

Chlorhexidine mouthwash is a mouthwash that requires a doctor’s prescription

and is not available in all pharmacies. Propolis-based mouthwash can be made by


yourself quickly and easily without special tools. Propolis can also be found in

various places such as health stores, traditional markets, or bee farms.

• Propolis-based mouthwash has good effectiveness in reducing dental plaque and

gingival inflammation in all articles included in the systematic review. Of the

eight articles that reported plaque index, five articles found the same effectiveness

between propolis and chlorhexidine, two articles found better effectiveness for

chlorhexidine, and one article found better effectiveness for propolis. Of the six

articles that reported gingivitis index, four articles found better results with

propolis, while two articles found comparable results.

From the differences above, it can be concluded that propolis-based mouthwash has some

advantages over chlorhexidine mouthwash in terms of side effects, cost, and availability.

However, further research is needed to know the effectiveness of propolis-based mouthwash in

the long term.

10. Apa kesimpulan utama dari artikel pada Pemicu ini


Obat kumur propolis adalah produk alami yang terbuat dari getah lebah. Getah lebah memiliki

sifat antibakteri dan anti-inflamasi yang dapat membantu melawan bakteri penyebab plak dan

peradangan gusi.

Penelitian yang ada telah menunjukkan bahwa obat kumur propolis dapat mengurangi plakgigi

dan peradangan gusi. Namun, penelitian tersebut masih terbatas dan memiliki beberapa

keterbatasan. Misalnya, beberapa penelitian menggunakan metodologi yang tidak sempurna,

seperti desain penelitian yang tidak acak atau ukuran sampel yang kecil. Selain itu, beberapa

penelitian hanya dilakukan dalam jangka waktu yang singkat.

Karena keterbatasan tersebut, keandalan bukti yang ada tentang efektivitas obat kumur propolis

masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut yang menggunakan metodologi
yang lebih baik dan ukuran sampel yang lebih besar untuk memastikan efektivitas obat kumur

propolis.

Pertanyaan no. 7 dan no. 9 dijawab dengan menggunakan Bahasa Inggris.

BAB III
PENUTUPAN

Evidence Based Dentistry penting dibuat baik sebelum maupun setelah melakukan penelitian.

Sebelum penelitian, evidence based dapat digunakan untuk membuat hipotesis, yaitu pernyataan

yang dapat diuji kebenarannya melalui penelitian. Setelah penelitian dilakukan, evidence based

dapat digunakan untuk menguji hipotesis dan menarik kesimpulan.

Proses penelitian dilakukan melalui cara berpikir ilmiah, yaitu proses yang sistematis dan

terkontrol untuk memperoleh pengetahuan baru. Hasil penelitian yang valid dan dapat

dipertanggungjawabkan dapat ditambahkan dalam ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan yang telah dipublikasikan dapat disebarluaskan ke masyarakat melalui

berbagai media, salah satunya adalah systematic literature review. Systematic literature review

adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi, menilai, dan merangkum bukti ilmiah dari

berbagai sumber.
DAFTAR PUSTAKA

Dhar V. Evidencebased dentistry: An overview. Contemp Clin Dent 2016; 7: 293.

Sohail K, Sabir S. A review: Evidence based dentistry. Pakistan: Pak Armed Forces Med J 2014;
64 (2): 360-63.

Madhumala R. Evidence based dentistry: An overview. Int J Applied Dent Sciences 2018; 4(2):
30-32.

Halboub E, Al-Maweri SA, Al-Wesabi M, et al. Efficacy of propolis-based mouthwashes on


dental plaque and gingival inflammation: A systematic review. BMC Oral Health 2020; 20: 1-7.

Anda mungkin juga menyukai