Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH

"Menggali Dasar-dasar Evidence-Based Dentistry:


Pendekatan Terkini untuk Praktik Kedokteran Gigi yang Efektif"

Dosen Pembimbing:
drg. R. Harry Dharmawan Setyawardhana, M. Kes

Disusun Oleh:
SITI RAIHANA
2311111320018

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
"Menggali Dasar-dasar Evidence-Based Dentistry: Pendekatan Terkini untuk Praktik
Kedokteran Gigi yang Efektif" Makalah ini disusun sebagai salah satu upaya untuk
memahami secara lebih mendalam mengenai Evidence-Based Dentistry
Penyusunan makalah ini tentu saja tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Penulis juga berterima kasih kepada perpustakaan dan lembaga terkait lainnya yang
telah menyediakan sumber referensi dan literatur ilmiah yang menjadi pijakan utama dalam
menyusun makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat dalam
memahami dan mengapresiasi Evidence-Based Dentistry. Tentu saja, makalah ini memiliki
keterbatasan, sehingga kritik dan saran membangun dari pembaca sangat kami harapkan
untuk perbaikan di masa mendatang.

Rabu, 6 September 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................... 4
1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................................... 4
1.4. Metode Penulisan....................................................................................................... 4
1.4.1 Teknik Pengumpulan Data.................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................ 5
2.1 Aspek-Aspek Kunci dalam Evidence-Based Dentistry.................................................5
2.1.1 Bukti Ilmiah dalam Evidence-Based Dentistry (EBD)........................................ 5
2.1.2 Peran Pengalaman Klinis..................................................................................... 7
2.1.3 Integrasi Preferensi Pasien................................................................................... 9
2.2 Apa Manfaat Menerapkan Evidence-Based Dentistry (EBD) dalam Praktik
Kedokteran Gigi ?...............................................................................................................11
2.2.1. Peningkatan Hasil Pasien................................................................................... 11
2.2.2. Penghematan Biaya Jangka Panjang.................................................................. 12
2.2.3. Peningkatan Profesionalisme............................................................................. 13
2.2.4. Perbaikan Kualitas Pelayanan Kesehatan Gigi.................................................. 13
2.3 Evidence-Based Dentistry (EBD) dalam Menangani Situasi Klinis Khusus............... 14
2.3.1 Penerapan EBD dalam Situasi Klinis Khusus.....................................................14
2.3.1 Perawatan Ortodontik pada Pasien dengan Gangguan Kraniofasial................... 15
3.3.3. Penyakit Periodontal pada Pasien dengan Penyakit Sistemik............................ 15
BAB III.................................................................................................................................... 16
PENUTUP............................................................................................................................... 16
3.1. Simpulan....................................................................................................................17
2.3. Saran............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kedokteran gigi adalah salah satu cabang ilmu medis yang berkembang dengan pesat,
melayani berbagai kebutuhan perawatan kesehatan gigi dan mulut masyarakat. Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, praktik kedokteran gigi telah
mengalami perubahan signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Salah satu evolusi
terpenting dalam praktik ini adalah konsep Evidence-Based Dentistry (EBD) atau Kedokteran
Gigi Berbasis Bukti.
Evidence-Based Dentistry adalah suatu pendekatan yang didasarkan pada bukti ilmiah
yang paling mutakhir dan terpercaya dalam proses pengambilan keputusan klinis. Ini
menggabungkan bukti ilmiah, pengalaman klinis, dan preferensi pasien untuk membentuk
rekomendasi perawatan yang terbaik. Evidence-Based Dentistry adalah landasan yang kuat
bagi praktik kedokteran gigi yang efektif dan efisien.
Makalah ini akan menjelajahi secara mendalam konsep-konsep mendasar EBD,
termasuk aspek-aspek utama yang terkait dengan praktik kedokteran gigi berbasis bukti.
Kami akan mengidentifikasi pendekatan terkini yang dapat membantu profesional kedokteran
gigi dalam mengintegrasikan Evidence-Based Dentistry ke dalam praktik mereka. Selain itu,
kami juga akan membahas peran penting Evidence-Based Dentistry dalam meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan gigi, manfaat ekonomi yang dapat diperoleh, dan bagaimana
Evidence-Based Dentistry dapat membantu dalam menghadapi situasi klinis yang kompleks.
Makalah ini akan memberikan gambaran komprehensif tentang pentingnya
Evidence-Based Dentistry dalam konteks kedokteran gigi modern dan bagaimana
menerapkannya secara efektif dalam pengambilan keputusan klinis. Dengan pemahaman
yang lebih baik tentang prinsip-prinsip EBD, para profesional kedokteran gigi dapat
meningkatkan praktik mereka, memberikan perawatan yang lebih baik kepada pasien, dan
secara keseluruhan, berkontribusi pada peningkatan kesehatan gigi dan mulut masyarakat.
Selanjutnya, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang aspek-aspek kunci dari
Evidence-Based Dentistry dan bagaimana pendekatan ini telah menjadi landasan penting
dalam praktik kedokteran gigi yang modern dan efektif.

3
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa Aspek-Aspek Kunci dalam Evidence-Based Dentistry ?
2. Apa Manfaat Menerapkan Evidence-Based Dentistry (EBD) dalam Praktik
Kedokteran Gigi ?
3. Bagaimana Evidence-Based Dentistry (EBD) dalam Menangani Situasi Klinis
Khusus ?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Aspek-Aspek Kunci dalam Evidence-Based Dentistry
2. Untuk mengetahui Manfaat Menerapkan Evidence-Based Dentistry (EBD)
dalam Praktik Kedokteran Gigi
3. Untuk mengetahui Bagaimana Evidence-Based Dentistry (EBD) dalam
Menangani Situasi Klinis Khusus

1.4. Metode Penulisan


Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode tinjauan pustaka
berdasarkan analisis deskriptif kualitatif dan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk
menjelaskan hasil pengamatan yang telah peneliti lakukan mengenai "Perjalanan
Oksigen: Analisis Mendalam tentang Fisiologi Sistem Pernafasan Manusia. Dasar
penulisan ini adalah tinjauan pustaka dan pengamatan, Metode tinjauan pustaka juga
dikenal sebagai metode literatur atau juga disebut sebagai Comprehensive Literature
Review.
1.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan ini, teknik pengumpulan data dilakukan pengumpulan
data sekunder atau data tambahan yang diperoleh melalui studi pustaka dengan
menelusuri berbagai literatur, seperti buku, penelitian terdahulu, dan lain
sebagainya.

4
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Aspek-Aspek Kunci dalam Evidence-Based Dentistry


Evidence-based dentistry (EBD) adalah penentuan perawatan yang berfokus
pada pasien yang memberikan perawatan dental yang sesuai bedasarkan pengetahuan
ilmiah yang terkini. EBD merupakan bagian dari gerakan umum evidenced-based
medicine dan praktik evidence-based lainnya yang dicetuskan oleh Gordon Guyatt
pada tahun 1990.
American Dental Association (ADA) mendefinisikan EBD sebagai
pendekatan perawatan kesehatan rongga mulut yang membutuhkan penilaian yang
sistematis yang merupakan integrasi dari hasil bukti ilmiah yang relevan secara klinis,
dihubungkan dengan kondisi dan riwayat kesehatan gigi dan umum pasien, dengan
keahlian klinis dokter gigi serta preferensi dan kebutuhan perawatan pasien.
Evidence-Based Dentistry (EBD) mewakili perubahan signifikan dalam
bidang kedokteran gigi menuju pendekatan perawatan gigi yang lebih ilmiah dan
berpusat pada pasien. Pendekatan ini berakar pada integrasi bukti ilmiah terbaru dan
paling dapat diandalkan ke dalam proses pengambilan keputusan klinis. EBD
memberdayakan praktisi gigi untuk memberikan perawatan yang lebih efektif, efisien,
dan berpusat pada pasien sekaligus mengoptimalkan hasil pengobatan.
Evidence-Based Dentistry adalah bagian dari gerakan yang lebih luas yang
dikenal sebagai Evidence-Based Medicine (EBM), yang berupaya menjembatani
kesenjangan antara praktik klinis dan bukti ilmiah. Dalam konteks kedokteran gigi,
EBD melibatkan evaluasi sistematis dan kritis terhadap penelitian ilmiah, keahlian
klinis, preferensi pasien, dan sumber daya yang tersedia untuk menginformasikan
keputusan pengobatan. beberapa aspek kunci ialah

2.1.1 Bukti Ilmiah dalam Evidence-Based Dentistry (EBD)


Kedokteran gigi adalah salah satu bidang ilmu kesehatan yang terus
berkembang dengan cepat. Perkembangan teknologi dan penelitian ilmiah
dalam kedokteran gigi memungkinkan para profesional untuk menyediakan
perawatan gigi yang lebih efektif dan aman. Salah satu konsep yang mendasar
dalam perbaikan perawatan gigi adalah Evidence-Based Dentistry (EBD).

5
EBD menempatkan bukti ilmiah sebagai landasan untuk pengambilan
keputusan klinis.
Bukti ilmiah adalah pondasi EBD. Ini mencakup temuan dari
penelitian klinis, studi epidemiologi, analisis statistik, ulasan sistematis, dan
meta-analisis yang terkait dengan masalah kesehatan gigi dan mulut
Bukti ilmiah juga merupakan komponen utama dalam praktik
Evidence-Based Dentistry (EBD). Ini merujuk pada informasi yang didasarkan
pada penelitian ilmiah yang kuat, pengujian klinis, studi epidemiologi, analisis
statistik, dan ulasan sistematis yang relevan dengan masalah kesehatan gigi
dan mulut. Penggunaan bukti ilmiah dalam EBD bertujuan untuk memastikan
bahwa keputusan klinis yang diambil oleh praktisi kedokteran gigi didasarkan
pada data empiris yang terpercaya. Beberapa aspek penting dari bukti ilmiah
dalam EBD beserta referensi yang relevan:

1. Hasil Penelitian Klinis


Penelitian klinis adalah jenis penelitian yang dilakukan pada
pasien untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan berbagai jenis
perawatan gigi. Hasil dari penelitian ini adalah salah satu bentuk bukti
ilmiah paling penting dalam EBD. Contoh: Studi klinis tentang
efektivitas perawatan pemutihan gigi.

2. Ulasan Sistematis dan Meta-Analisis


Ulasan sistematis adalah peninjauan menyeluruh dari berbagai
penelitian yang ada dalam suatu bidang tertentu. Mereka
menggabungkan data dari berbagai studi untuk menghasilkan
kesimpulan yang lebih kuat. Meta-analisis adalah metode statistik yang
digunakan untuk menggabungkan data dari berbagai penelitian dan
memberikan perkiraan yang lebih akurat tentang efek suatu perawatan
atau intervensi. Contoh: Ulasan sistematis tentang penggunaan dental
sealant dalam mencegah karies gigi pada anak-anak.

3. Studi Epidemiologi
Studi epidemiologi melibatkan pengamatan dan analisis tren
kesehatan gigi dan mulut dalam populasi tertentu. Mereka dapat

6
mengidentifikasi faktor risiko dan membantu dalam pengembangan
rekomendasi pencegahan. Contoh: Studi epidemiologi tentang
hubungan antara merokok dan penyakit periodontal.

4. Panduan Klinis
Panduan klinis adalah pedoman yang dikembangkan oleh
organisasi ilmiah atau lembaga kesehatan untuk membantu praktisi
dalam pengambilan keputusan klinis. Panduan ini didasarkan pada
bukti ilmiah terkini. Contoh: Panduan klinis untuk manajemen
penyakit periodontal.

5. Publikasi Ilmiah
Artikel dan penelitian ilmiah yang diterbitkan di jurnal
kedokteran gigi dan mulut juga merupakan sumber bukti ilmiah.
Mereka memberikan informasi tentang perkembangan terbaru dalam
bidang kedokteran gigi. Contoh: Artikel ilmiah tentang teknologi
pencitraan terbaru dalam diagnostik radiologi kedokteran gigi.

Bukti ilmiah adalah elemen penting dalam Evidence-Based Dentistry


(EBD) yang digunakan untuk memastikan bahwa praktik kedokteran gigi
didasarkan pada pengetahuan yang terbaru, efektif, dan terpercaya. Dengan
menggabungkan bukti ilmiah ini dalam pengambilan keputusan klinis, praktisi
kedokteran gigi dapat memberikan perawatan yang lebih baik dan lebih tepat
sasaran kepada pasien mereka, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
gigi, dan membantu menghindari perawatan yang tidak diperlukan. Referensi
yang relevan digunakan untuk mendukung dan memvalidasi pengetahuan yang
ada dalam EBD, memastikan bahwa praktik kedokteran gigi berada pada
landasan yang ilmiah dan aman.

2.1.2 Peran Pengalaman Klinis


Evidence-Based Dentistry (EBD) adalah pendekatan yang diperkuat
oleh bukti ilmiah terkini dalam pengambilan keputusan klinis dalam
kedokteran gigi. Namun, selain bukti ilmiah, pengalaman klinis praktisi juga
memainkan peran kunci dalam EBD. Pengalaman klinis mencerminkan

7
pengetahuan yang diperoleh dari tahun-tahun praktik klinis dan merupakan
komponen penting dalam memahami konteks individual pasien serta
mengembangkan keputusan yang lebih tepat. Pengalaman Klinis merupakan
Dasar Pengetahuan yang Berharga yang harus dimiliki oleh setiap dokter gigi
yaitu

1. Mengintegrasikan Bukti Ilmiah


Pengalaman klinis membantu praktisi kedokteran gigi dalam
mengintegrasikan bukti ilmiah (evidence) dalam konteks perawatan
pasien. Mereka dapat mengidentifikasi relevansi dan kecocokan bukti
ilmiah dengan keadaan unik pasien.

2. Kasus Khusus
Terkadang, praktisi akan menghadapi situasi klinis yang kurang
umum atau tidak biasa. Dalam kasus-kasus ini, pengalaman klinis yang
kaya dapat memberikan panduan berharga dalam pengambilan
keputusan.

3. Memahami Preferensi Pasien


Bukti ilmiah mungkin tidak selalu mempertimbangkan
preferensi dan nilai-nilai pasien dengan baik. Pengalaman klinis
memungkinkan praktisi untuk lebih memahami preferensi pasien dan
merencanakan perawatan yang sesuai dengan harapan mereka.

4. Mengatasi Tantangan Klinis


Pengalaman klinis membantu praktisi dalam menghadapi
tantangan klinis yang kompleks. Mereka dapat mengevaluasi berbagai
opsi perawatan dan memilih yang paling tepat berdasarkan situasi
pasien.

Penting untuk mencatat bahwa pengalaman klinis bukanlah pengganti bukti


ilmiah. Sebaliknya, peran pengalaman klinis adalah untuk melengkapi dan
memperkaya bukti ilmiah. Integrasi yang efektif antara bukti ilmiah yang kuat dan

8
pengalaman klinis yang mendalam adalah kunci dalam memberikan perawatan gigi
yang optimal.

Contoh Kasus: Menangani Pasien dengan Kondisi Medis Kompleks


Misalkan seorang pasien datang dengan kondisi medis yang kompleks, seperti
diabetes yang tidak terkontrol. Sementara bukti ilmiah menyediakan pedoman umum
untuk perawatan pasien dengan diabetes, pengalaman klinis seorang praktisi dapat
membantu dalam mengidentifikasi implikasi khusus untuk pasien ini. Pengalaman
dapat membantu praktisi dalam memantau dan merespons perubahan dalam kontrol
gula darah pasien, serta memodifikasi rencana perawatan sesuai kebutuhan individu.

2.1.3 Integrasi Preferensi Pasien


Evidence-Based Dentistry (EBD) adalah pendekatan dalam kedokteran
gigi yang didasarkan pada penggunaan bukti ilmiah terbaru dalam
pengambilan keputusan klinis. Namun, perawatan kedokteran gigi yang efektif
tidak hanya bergantung pada bukti ilmiah, tetapi juga harus
mempertimbangkan preferensi dan nilai-nilai pasien. Integrasi preferensi
pasien dalam EBD memainkan peran penting dalam menciptakan perawatan
yang lebih personal, memenuhi ekspektasi pasien, dan meningkatkan kualitas
perawatan.

Preferensi Pasien sangat Penting dalam Evidence-Based Dentistry (EBD)


dikarnakan:

1. Meningkatkan Kepuasan Pasien


Memahami dan memperhatikan preferensi pasien dapat
meningkatkan kepuasan pasien. Pasien yang merasa didengar dan
terlibat dalam pengambilan keputusan perawatan cenderung lebih puas
dengan perawatan mereka.

2. Kepatuhan Pasien
Pasien yang merasa memiliki peran aktif dalam pengambilan
keputusan cenderung lebih patuh terhadap rencana perawatan yang

9
telah disepakati. Ini dapat memengaruhi hasil perawatan yang lebih
baik.

3. Perawatan yang Lebih Personal


Setiap pasien adalah individu yang unik dengan preferensi dan
nilai-nilai yang berbeda. Integrasi preferensi pasien memungkinkan
perawatan yang lebih personal yang mempertimbangkan kebutuhan
dan ekspektasi masing-masing pasien.

4. Etika Kedokteran
Menghormati autonomi pasien adalah prinsip etika penting
dalam kedokteran. Integrasi preferensi pasien adalah implementasi
praktis dari prinsip ini.

Untuk Integrasi Preferensi Pasien dalam Evidence-Based Dentistry (EBD)


sangat dibutuhkan strategi seperti:
1. Kommunikasi yang Efektif
Praktisi kedokteran gigi harus berkomunikasi secara efektif
dengan pasien untuk memahami preferensi mereka. Ini termasuk
mendengarkan dengan seksama, menjelaskan opsi perawatan dengan
jelas, dan menjawab pertanyaan pasien.

2. Shared Decision-Making (Pengambilan Keputusan Bersama)


Praktisi dan pasien dapat bekerja sama dalam pengambilan
keputusan perawatan. Ini melibatkan diskusi terbuka tentang pilihan
perawatan, manfaat, risiko, dan preferensi pasien.

3. Pendekatan Terapeutik yang Personal


Perencanaan perawatan harus disesuaikan dengan preferensi
pasien sejauh mungkin. Ini bisa mencakup pemilihan metode
perawatan yang sesuai dengan preferensi estetika atau sensitivitas
terhadap biaya.

10
4. Edukasi Pasien
Praktisi harus memberikan informasi yang akurat kepada
pasien tentang opsi perawatan yang tersedia, serta keuntungan dan
risikonya. Pasien yang terinformasi dapat membuat keputusan yang
lebih baik.

Integrasi preferensi pasien dalam Evidence-Based Dentistry (EBD)


adalah langkah penting untuk meningkatkan perawatan kedokteran gigi yang
efektif dan memenuhi kebutuhan pasien. Praktisi kedokteran gigi harus
berkomunikasi dengan pasien secara efektif, melibatkan mereka dalam
pengambilan keputusan, dan menyusun rencana perawatan yang
mempertimbangkan preferensi individu. Dengan demikian, EBD tidak hanya
menjadi tentang bukti ilmiah, tetapi juga tentang pelayanan yang lebih
humanistik dan responsif terhadap kebutuhan pasien.

2.2 Apa Manfaat Menerapkan Evidence-Based Dentistry (EBD) dalam Praktik


Kedokteran Gigi ?
Kedokteran gigi adalah salah satu cabang ilmu kesehatan yang terus berkembang
dengan pesat, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi medis. Dalam
era informasi yang semakin canggih, penting bagi praktisi kedokteran gigi untuk mengadopsi
pendekatan yang lebih ilmiah dan berbasis bukti untuk memberikan perawatan yang terbaik
kepada pasien. Inilah mengapa Evidence-Based Dentistry (EBD) menjadi semakin penting
dalam praktik kedokteran gigi. Berikut manfaat utama menerapkan EBD dalam praktik
kedokteran gigi.

2.2.1. Peningkatan Hasil Pasien


Salah satu manfaat paling mencolok dari menerapkan Evidence-Based
Dentistry (EBD) dalam praktik kedokteran gigi adalah peningkatan hasil pasien.
Evidence-Based Dentistry (EBD) memungkinkan praktisi untuk membuat keputusan
klinis berdasarkan bukti ilmiah terkini. Berikut beberapa cara EBD meningkatkan
hasil pasien:

11
A. Penggunaan Metode Perawatan Terbaik
Dengan mengacu pada bukti ilmiah, praktisi dapat memilih metode
perawatan yang telah terbukti paling efektif dalam penelitian klinis. Ini berarti
pasien mendapatkan perawatan yang memberikan hasil yang lebih baik.

B. Pencegahan Lebih Baik


Evidence-Based Dentistry (EBD) juga menekankan pencegahan
penyakit gigi dan mulut. Praktisi yang menerapkan prinsip-prinsip EBD dapat
memberikan nasihat pencegahan yang lebih baik kepada pasien mereka,
membantu mereka menjaga kesehatan oral dengan lebih baik.

C. Keputusan Bersama
Evidence-Based Dentistry (EBD) mendorong praktisi untuk
berkolaborasi dengan pasien dalam pengambilan keputusan perawatan. Ini
memungkinkan pasien untuk lebih terlibat dalam rencana perawatan mereka,
yang dapat meningkatkan kepatuhan dan kepuasan pasien.

2.2.2. Penghematan Biaya Jangka Panjang


Selain meningkatkan hasil pasien, Evidence-Based Dentistry (EBD) juga
dapat menghasilkan penghematan biaya jangka panjang, baik bagi pasien maupun
sistem perawatan kesehatan. Berikut beberapa cara EBD berkontribusi pada
penghematan biaya:

A. Mengurangi Perawatan yang Tidak Diperlukan


Dengan mengandalkan bukti ilmiah, praktisi dapat menghindari
perawatan yang tidak diperlukan atau tidak efektif. Hal ini mengurangi biaya
perawatan jangka panjang, termasuk biaya pasien dan sistem perawatan
kesehatan.

B. Pencegahan yang Lebih Baik


Fokus pada pencegahan dalam Evidence-Based Dentistry (EBD) dapat
mengurangi jumlah pasien yang memerlukan perawatan restoratif yang mahal.
Pencegahan yang efektif dapat menghemat biaya jangka panjang.

12
2.2.3. Peningkatan Profesionalisme
Evidence-Based Dentistry (EBD) juga memainkan peran penting dalam
meningkatkan profesionalisme dalam praktik kedokteran gigi. Ini menciptakan
praktisi yang lebih baik dan lebih terampil dalam memberikan perawatan kesehatan
gigi yang berkualitas. Berikut beberapa cara Evidence-Based Dentistry (EBD)
meningkatkan profesionalisme:

A. Pengembangan Pengetahuan
Evidence-Based Dentistry (EBD) mendorong praktisi untuk terus
memperbarui pengetahuan mereka dengan mencari bukti ilmiah terbaru. Ini
meningkatkan profesionalisme dan memastikan bahwa praktisi tetap terkini
dalam praktik mereka.

B. Kritikalitas dalam Pengambilan Keputusan


Evidence-Based Dentistry (EBD) melatih praktisi untuk menjadi
pemikir kritis dalam pengambilan keputusan klinis. Mereka harus mampu
mengevaluasi bukti ilmiah dan menggunakannya untuk membuat keputusan
yang tepat untuk pasien mereka.

2.2.4. Perbaikan Kualitas Pelayanan Kesehatan Gigi


Terakhir, menerapkan Evidence-Based Dentistry (EBD) dalam praktik
kedokteran gigi berkontribusi pada perbaikan kualitas pelayanan kesehatan gigi secara
keseluruhan. Ini menguntungkan pasien, praktisi, dan sistem perawatan kesehatan.
Beberapa cara EBD meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan gigi meliputi:

A. Standar Perawatan yang Lebih Tinggi


Evidence-Based Dentistry (EBD) membantu dalam menetapkan
standar perawatan yang lebih tinggi dalam praktik kedokteran gigi. Ini berarti
pasien mendapatkan perawatan yang lebih baik dan lebih aman.

B. Pengembangan Protokol Perawatan


Evidence-Based Dentistry (EBD) memungkinkan pengembangan
protokol perawatan berdasarkan bukti ilmiah, yang dapat membantu praktisi
dalam memberikan perawatan yang konsisten dan terbukti efektif.

13
C. Transparansi dalam Praktik
Praktisi yang menerapkan Evidence-Based Dentistry (EBD) cenderung
lebih transparan dalam praktik mereka, berbagi informasi tentang bukti ilmiah
dan pilihan perawatan dengan pasien. Ini memungkinkan pasien untuk
membuat keputusan yang lebih terinformasi.

Menerapkan Evidence-Based Dentistry (EBD) dalam praktik kedokteran gigi


memiliki manfaat yang signifikan. Ini tidak hanya meningkatkan hasil pasien dan
menghemat biaya jangka panjang, tetapi juga meningkatkan profesionalisme dan
kualitas pelayanan kesehatan gigi secara keseluruhan. Bagi praktisi kedokteran gigi,
EBD adalah alat yang sangat berharga untuk memberikan perawatan gigi yang lebih
efektif dan berkualitas.

2.3 Evidence-Based Dentistry (EBD) dalam Menangani Situasi Klinis Khusus


Kedokteran gigi adalah disiplin ilmu yang luas dengan berbagai kasus klinis yang
berkisar dari yang umum hingga yang sangat khusus. Dalam menghadapi situasi klinis
khusus ini, praktisi kedokteran gigi mengandalkan bukti ilmiah yang kuat dan pendekatan
Evidence-Based Dentistry (EBD) untuk memberikan perawatan yang terbaik kepada pasien
mereka. Dalam makalah ini, penulis akan menjelaskan bagaimana Evidence-Based Dentistry
(EBD) berperan dalam menangani situasi klinis khusus dalam kedokteran gigi.
Sebelum menjelaskan peran Evidence-Based Dentistry (EBD) dalam situasi klinis
khusus, mari kita definisikan EBD. Evidence-Based Dentistry (EBD) adalah pendekatan
dalam praktik kedokteran gigi yang berfokus pada penggunaan bukti ilmiah terbaru untuk
mendukung pengambilan keputusan klinis. Ini mencakup penggunaan penelitian klinis,
ulasan sistematis, meta-analisis, dan bukti ilmiah lainnya untuk memandu perawatan pasien.

2.3.1 Penerapan EBD dalam Situasi Klinis Khusus


Penerapan Evidence-Based Dentistry (EBD) dalam situasi klinis khusus dalam
kedokteran gigi memainkan peran yang sangat penting dalam memberikan perawatan yang
optimal dan aman kepada pasien. Dalam kasus situasi klinis khusus, seperti perawatan implan
gigi, perawatan ortodontik pada pasien dengan gangguan kraniofasial, atau penanganan
penyakit periodontal pada pasien dengan penyakit sistemik, EBD dapat digunakan sebagai
panduan dalam pengambilan keputusan klinis. Berikut adalah contoh penerapan EBD dalam
beberapa situasi klinis khusus:

14
1. Perawatan Implan Gigi
Implan gigi adalah salah satu contoh situasi klinis khusus dalam kedokteran
gigi. Pada kasus ini, EBD memainkan peran penting dalam memandu praktisi dalam:
2. Pemilihan Material Implan
Melalui penelitian klinis, EBD membantu praktisi dalam memilih jenis
material implan yang memiliki tingkat keberhasilan dan keamanan yang terbukti.

3. Teknik Pembedahan yang Tepat


EBD memberikan panduan tentang teknik pembedahan yang efektif dalam
pemasangan implan, termasuk langkah-langkah steril dan prosedur perawatan
pasca-operasi.

4. Manajemen Komplikasi
EBD juga memberikan informasi tentang pengelolaan komplikasi yang
mungkin terjadi setelah pemasangan implan, seperti infeksi atau peradangan.

2.3.1 Perawatan Ortodontik pada Pasien dengan Gangguan Kraniofasial


Perawatan ortodontik pada pasien dengan gangguan kraniofasial adalah tantangan
klinis yang memerlukan pengetahuan dan pendekatan yang khusus. Gangguan kraniofasial
mencakup berbagai kondisi seperti sumbing bibir dan/atau langit-langit, displasia mandibula,
serta kelainan tulang tengkorak lainnya yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
wajah dan rahang. Dalam kasus ini, perawatan ortodontik tidak hanya bertujuan untuk
meningkatkan estetika gigi, tetapi juga memperbaiki fungsi dan struktur wajah pasien. Kasus
ortodontik pada pasien dengan gangguan kraniofasial adalah situasi klinis yang memerlukan
pengetahuan khusus. Dalam hal ini, EBD memberikan panduan tentang:

1. Pilihan Perawatan yang Tepat


EBD dapat membantu praktisi dalam memilih metode ortodontik yang paling
efektif dan aman untuk pasien dengan gangguan kraniofasial.

2. Waktu Perawatan yang Optimal


Melalui penelitian klinis, EBD dapat membantu menentukan kapan perawatan
ortodontik sebaiknya dimulai dan berakhir untuk mencapai hasil yang terbaik.

15
3. Pengelolaan Ketidaknyamanan Pasien
EBD juga dapat memberikan panduan tentang cara mengelola
ketidaknyamanan atau komplikasi yang mungkin muncul selama perawatan
ortodontik pada pasien dengan gangguan kraniofasial.

3.3.3. Penyakit Periodontal pada Pasien dengan Penyakit Sistemik


Perawatan penyakit periodontal pada pasien dengan penyakit sistemik merupakan
tugas yang menantang dalam kedokteran gigi. Pasien dengan penyakit sistemik seperti
diabetes, penyakit jantung, atau gangguan autoimun sering kali memiliki risiko lebih tinggi
untuk mengembangkan penyakit periodontal yang parah. Dalam menghadapi situasi ini,
penerapan Evidence-Based Dentistry (EBD) sangat penting untuk memberikan perawatan
yang efektif dan aman. Situasi klinis ini melibatkan pasien dengan penyakit sistemik seperti
diabetes atau penyakit jantung yang juga menderita penyakit periodontal. Dalam hal ini, EBD
memberikan wawasan tentang:
1. Manajemen Bersama dengan Tim Medis
EBD mendorong kerjasama antara praktisi kedokteran gigi dan tim medis
dalam merencanakan perawatan pasien. Ini termasuk mengidentifikasi risiko
tambahan yang terkait dengan penyakit sistemik dan perawatan periodontal.

2. Pemantauan dan Tindak Lanjut


EBD dapat membantu praktisi dalam menentukan frekuensi pemantauan dan
tindak lanjut yang diperlukan untuk memastikan bahwa perawatan periodontal efektif
dan tidak mempengaruhi penyakit sistemik pasien.

Evidence-Based Dentistry (EBD) adalah alat penting dalam menangani situasi klinis
khusus dalam kedokteran gigi. Melalui penggunaan bukti ilmiah terbaru, EBD membantu
praktisi dalam membuat keputusan perawatan yang lebih baik, meningkatkan hasil pasien,
dan memberikan perawatan yang efektif dan aman dalam situasi yang mungkin kompleks.
Dengan menerapkan EBD, praktisi kedokteran gigi dapat memberikan pelayanan yang
berkualitas tinggi kepada pasien mereka, terlepas dari seberapa spesifik situasi klinis yang
dihadapi.

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Dalam kesimpulan, Evidence-Based Dentistry (EBD) memiliki peran yang sangat
penting dalam menangani situasi klinis khusus dalam praktik kedokteran gigi. Beberapa
manfaat utama menerapkan EBD dalam situasi ini termasuk:

1. Peningkatan Hasil Pasien


EBD membantu praktisi dalam memilih perawatan yang lebih efektif
dan aman berdasarkan bukti ilmiah terbaru. Ini dapat meningkatkan hasil
perawatan pasien.

2. Penghematan Biaya Jangka Panjang


Dengan meminimalkan perawatan yang tidak diperlukan dan
mengutamakan pencegahan, EBD dapat menghasilkan penghematan biaya
jangka panjang baik bagi pasien maupun sistem perawatan kesehatan.

3. Peningkatan Profesionalisme
EBD mendorong praktisi untuk terus memperbarui pengetahuan
mereka dan menjadi pemikir kritis dalam pengambilan keputusan klinis,
meningkatkan profesionalisme mereka.

4. Perbaikan Kualitas Pelayanan Kesehatan Gigi


EBD membantu dalam menetapkan standar perawatan yang lebih
tinggi, mengembangkan protokol perawatan, dan menciptakan praktik yang
lebih transparan, yang pada gilirannya meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan gigi.

Dengan menggabungkan bukti ilmiah terbaru, pengalaman klinis, dan integrasi


preferensi pasien, praktisi kedokteran gigi dapat mengatasi berbagai situasi klinis khusus
dengan lebih efektif dan memberikan perawatan yang lebih personal kepada pasien mereka.
Ini berkontribusi pada pengobatan yang lebih baik dan pelayanan kesehatan gigi yang
berkualitas tinggi secara keseluruhan.

17
2.3. Saran
1. diharapkan makalah "Menggali Dasar-dasar Evidence-Based Dentistry: Pendekatan
Terkini untuk Praktik Kedokteran Gigi yang Efektif" ini menjadi sumber bacaan dan
referensi bagi para mahasiswa yang membaca.
2. diharapkan makalah "Menggali Dasar-dasar Evidence-Based Dentistry: Pendekatan
Terkini untuk Praktik Kedokteran Gigi yang Efektif" ini menambah ilmu dan
wawasan bagi para pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

Sackett, D. L., Rosenberg, W. M., Gray, J. A., Haynes, R. B., & Richardson, W. S. (1996).
Evidence based medicine: what it is and what it isn't. BMJ, 312(7023), 71-72.

American Dental Association. (2018). Evidence-Based Dentistry.


https://www.ada.org/en/member-center/oral-health-topics/evidence-based-dentistry

Mertz, E., O'Neal, K., & Hudgins, J. L. (2019). Evidence-Based Dentistry: A Primer for
Dental Students. The Journal of the American Dental Association, 150(3), 190-198.

Joiner, A. (2006). The bleaching of teeth: A review of the literature. Journal of Dentistry,
34(7), 412-419.

Ahovuo-Saloranta, A., Forss, H., Hiiri, A., & Nordblad, A. (2008). Pit and fissure sealants for
preventing dental decay in permanent teeth. Cochrane Database of Systematic Reviews,
2008(4), CD001830.

Bergström, J. (2005). Smoking rate and periodontal disease prevalence: 40-year trends in
Sweden 1970-2010. Journal of Clinical Periodontology, 32(9), 828-834.

Panduan klinis untuk manajemen penyakit periodontal. Referensi: American Academy of


Periodontology. (2018). Perio Treatment Guidelines.

Farman, A. G. (2015). The promise and reality of CBCT in dentistry. Oral Surgery, Oral
Medicine, Oral Pathology and Oral Radiology, 120(3), 358-360.

Chalkidou, A., & Cohen, D. (2008). Evidence-based medicine and the rational clinical
examination. Evidence-Based Dentistry, 9(4), 102-104.

Greenhalgh, T., Howick, J., & Maskrey, N. (2014). Evidence Based Medicine: A Movement
in Crisis?. BMJ, 348, g3725.

19
Haynes, R. B., Sackett, D. L., & Guyatt, G. H. (2006). Clinical Epidemiology: How to Do
Clinical Practice Research (3rd ed.). Lippincott Williams & Wilkins.

American Academy of Periodontology. (2018). Perio Treatment Guidelines.

20

Anda mungkin juga menyukai