Anda di halaman 1dari 29

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI

SEKRETARIAT DAERAH
Jalan Siliwangi Nomor 10 Telepon (0266) 433611-431018 Fax. (0266) 333614-221017-435006
Website: sukabumikab.go.id email : setda@sukabumikab.go.id
PALABUHANRATU 43364

PERNYATAAN DUKUNGAN

Yang bertandatangan dibawah ini :


Nama :

NIP :

Jabatan :

Dengan ini menyatakan : ………………………………………….. kepada peserta


Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan XI Tahun 2017 dalam
pembuatan proyek perubahan, mengenai : “EFEKTIVITAS PENYUSUNAN ANGGARAN
KAS (CASH BUDGET) BERBASIS INTEGRASI DATA TERPADU (SIDADU) DI
KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI”, yang dilaksanakan oleh :

Nama : Hj. RATU BADRIJAWATI, SIP

NIP : 19710908 200701 2 005

Jabatan : Kepala Sub Bagian Keuangan, Perencanaan dan Evaluasi


Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi

Demikian Surat Dukungan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Sukabumi, September 2017


Yang Membuat Pernyataan,

NIP……………………………………………
FORMULIR KONSULTASI DAN KOORDINASI
PADA TAHAP BREAKTHROUGH II – LABORATORIUM KEPEMIMPINAN
DIKLATPIM TINGKAT IV ANGKATAN XI TAHUN 2017

1. Nama Peserta Hj. RATU BADRIJAWATI, SIP


2. Instansi Kantor Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi
3. Judul Proyek EFEKTIVITAS PENYUSUNAN ANGGARAN KAS (CASH
BUDGET) BERBASIS INTEGRASI DATA TERPADU
Perubahan
(SIDADU) DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN
SUKABUMI

Catatan terhadap rencana aksi perubahan yang disiapkan peserta :

Rekomendasi :

Sukabumi, September 2017


…………………………………………………….
……………………………………………………

NIP………………………………………………..
PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI
SEKRETARIAT DAERAH
Jalan Siliwangi Nomor 10 Telepon (0266) 433611-431018 Fax. (0266) 333614-221017-435006
Website: sukabumikab.go.id email : setda@sukabumikab.go.id
PALABUHANRATU 43364

PERNYATAAN DUKUNGAN

Yang bertandatangan dibawah ini :


Nama :

NIP :

Jabatan :

Dengan ini menyatakan : ………………………………………….. kepada peserta


Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan XI Tahun 2017 dalam
pembuatan proyek perubahan, mengenai : “EFEKTIVITAS PENYUSUNAN ANGGARAN
KAS (CASH BUDGET) BERBASIS INTEGRASI DATA TERPADU (SIDADU) DI
KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI”, yang dilaksanakan oleh :

Nama : Hj. RATU BADRIJAWATI, SIP

NIP : 19710908 200701 2 005

Jabatan : Kepala Sub Bagian Keuangan, Perencanaan dan Evaluasi


Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi

Demikian Surat Dukungan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Sukabumi, September 2017


Yang Membuat Pernyataan,

NIP……………………………………………
FORMULIR KONSULTASI DAN KOORDINASI
PADA TAHAP BREAKTHROUGH II – LABORATORIUM KEPEMIMPINAN
DIKLATPIM TINGKAT IV ANGKATAN XI TAHUN 2017

1. Nama Peserta Hj. RATU BADRIJAWATI, SIP


2. Instansi Kantor Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi
3. Judul Proyek EFEKTIVITAS PENYUSUNAN ANGGARAN KAS (CASH
BUDGET) BERBASIS INTEGRASI DATA TERPADU
Perubahan
(SIDADU) DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN
SUKABUMI

Catatan terhadap rencana aksi perubahan yang disiapkan peserta :

Rekomendasi :

Sukabumi, September 2017


…………………………………………………….
……………………………………………………

NIP………………………………………………..
PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI
SEKRETARIAT DAERAH
Jalan Siliwangi Nomor 10 Telepon (0266) 433611-431018 Fax. (0266) 333614-221017-435006
Website: sukabumikab.go.id email : setda@sukabumikab.go.id
PALABUHANRATU 43364

PERNYATAAN DUKUNGAN

Yang bertandatangan dibawah ini :


Nama :

NIP :

Jabatan :

Dengan ini menyatakan : ………………………………………….. kepada peserta


Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan XI Tahun 2017 dalam
pembuatan proyek perubahan, mengenai : “EFEKTIVITAS PENYUSUNAN ANGGARAN
KAS (CASH BUDGET) BERBASIS INTEGRASI DATA TERPADU (SIDADU) DI
KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI”, yang dilaksanakan oleh :

Nama : Hj. RATU BADRIJAWATI, SIP

NIP : 19710908 200701 2 005

Jabatan : Kepala Sub Bagian Keuangan, Perencanaan dan Evaluasi


Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi

Demikian Surat Dukungan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Sukabumi, September 2017


Yang Membuat Pernyataan,

NIP……………………………………………
FORMULIR KONSULTASI DAN KOORDINASI
PADA TAHAP BREAKTHROUGH II – LABORATORIUM KEPEMIMPINAN
DIKLATPIM TINGKAT IV ANGKATAN XI TAHUN 2017

1. Nama Peserta Hj. RATU BADRIJAWATI, SIP


2. Instansi Kantor Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi
3. Judul Proyek EFEKTIVITAS PENYUSUNAN ANGGARAN KAS (CASH
BUDGET) BERBASIS INTEGRASI DATA TERPADU
Perubahan
(SIDADU) DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN
SUKABUMI

Catatan terhadap rencana aksi perubahan yang disiapkan peserta :

Rekomendasi :

Sukabumi, September 2017


…………………………………………………….
……………………………………………………

NIP………………………………………………..
PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI
SEKRETARIAT DAERAH
Jalan Siliwangi Nomor 10 Telepon (0266) 433611-431018 Fax. (0266) 333614-221017-435006
Website: sukabumikab.go.id email : setda@sukabumikab.go.id
PALABUHANRATU 43364

PERNYATAAN DUKUNGAN

Yang bertandatangan dibawah ini :


Nama :

NIP :

Jabatan :

Dengan ini menyatakan : ………………………………………….. kepada peserta


Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan XI Tahun 2017 dalam
pembuatan proyek perubahan, mengenai : “EFEKTIVITAS PENYUSUNAN ANGGARAN
KAS (CASH BUDGET) BERBASIS INTEGRASI DATA TERPADU (SIDADU) DI
KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI”, yang dilaksanakan oleh :

Nama : Hj. RATU BADRIJAWATI, SIP

NIP : 19710908 200701 2 005

Jabatan : Kepala Sub Bagian Keuangan, Perencanaan dan Evaluasi


Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi

Demikian Surat Dukungan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Sukabumi, September 2017


Yang Membuat Pernyataan,

NIP……………………………………………
FORMULIR KONSULTASI DAN KOORDINASI
PADA TAHAP BREAKTHROUGH II – LABORATORIUM KEPEMIMPINAN
DIKLATPIM TINGKAT IV ANGKATAN XI TAHUN 2017

1. Nama Peserta Hj. RATU BADRIJAWATI, SIP


2. Instansi Kantor Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi
3. Judul Proyek EFEKTIVITAS PENYUSUNAN ANGGARAN KAS (CASH
BUDGET) BERBASIS INTEGRASI DATA TERPADU
Perubahan
(SIDADU) DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN
SUKABUMI

Catatan terhadap rencana aksi perubahan yang disiapkan peserta :

Rekomendasi :

Sukabumi, September 2017


…………………………………………………….
……………………………………………………

NIP………………………………………………..
PERNYATAAN DUKUNGAN

Yang bertandatangan dibawah ini :


Nama :

NIP :

Jabatan :

Dengan ini menyatakan : ………………………………………….. kepada peserta


Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan XIII Tahun 2018 dalam
pembuatan proyek perubahan, mengenai : “AKSELERASI PEMIELIHARAAN
PEMBANGUNAN FISIK P3K MELALUAI SWADAYA MURNI MASYARAKAT DI
KECAMATAN PABUARAN KABUPATEN SUKABUMI”, yang dilaksanakan oleh :

Nama : SIDIQ HADIANSYAH,S.Pd.I

NIP : 198004042008011008

Jabatan : Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Wilayah Kecamatan


Pabuaran Kabupaten Sukabumi

Demikian Surat Dukungan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Sukabumi, Mei 2018


Yang Membuat Pernyataan,

NIP……………………………………………
FORMULIR KONSULTASI DAN KOORDINASI
PADA TAHAP BREAKTHROUGH II – LABORATORIUM KEPEMIMPINAN
DIKLATPIM TINGKAT IV ANGKATAN XI TAHUN 2017

1. Nama Peserta Hj. RATU BADRIJAWATI, SIP


2. Instansi Kantor Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi
3. Judul Proyek EFEKTIVITAS PENYUSUNAN ANGGARAN KAS (CASH
BUDGET) BERBASIS INTEGRASI DATA TERPADU
Perubahan
(SIDADU) DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN
SUKABUMI

Catatan terhadap rencana aksi perubahan yang disiapkan peserta :

Rekomendasi :

Sukabumi, September 2017


…………………………………………………….
……………………………………………………

NIP………………………………………………..
PERNYATAAN DUKUNGAN

Yang bertandatangan dibawah ini :


Nama :

NIP :

Jabatan :

Dengan ini menyatakan : ………………………………………….. kepada peserta


Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan XI Tahun 2017 dalam
pembuatan proyek perubahan, mengenai : “EFEKTIVITAS PENYUSUNAN ANGGARAN
KAS (CASH BUDGET) BERBASIS INTEGRASI DATA TERPADU (SIDADU) DI
KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI”, yang dilaksanakan oleh :

Nama : Hj. RATU BADRIJAWATI, SIP

NIP : 19710908 200701 2 005

Jabatan : Kepala Sub Bagian Keuangan, Perencanaan dan Evaluasi


Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi

Demikian Surat Dukungan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Sukabumi, September 2017


Yang Membuat Pernyataan,

NIP……………………………………………
FORMULIR KONSULTASI DAN KOORDINASI
PADA TAHAP BREAKTHROUGH II – LABORATORIUM KEPEMIMPINAN
DIKLATPIM TINGKAT IV ANGKATAN XI TAHUN 2017

1. Nama Peserta Hj. RATU BADRIJAWATI, SIP


2. Instansi Kantor Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi
3. Judul Proyek EFEKTIVITAS PENYUSUNAN ANGGARAN KAS (CASH
BUDGET) BERBASIS INTEGRASI DATA TERPADU
Perubahan
(SIDADU) DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN
SUKABUMI

Catatan terhadap rencana aksi perubahan yang disiapkan peserta :

Rekomendasi :

Sukabumi, September 2017


…………………………………………………….
……………………………………………………

NIP………………………………………………..
PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
Jalan Siliwangi Nomor 10 Telepon (0266) 434011-434012 Fax. (0266) 433613
Website: www.dppkad.sukabumikab.go.id, email : dppkad@sukabumikab.go.id
PALABUHANRATU 43364

PERNYATAAN DUKUNGAN

Yang bertandatangan dibawah ini :


Nama :

NIP :

Jabatan :

Dengan ini menyatakan : ………………………………………….. kepada peserta


Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan XI Tahun 2017 dalam
pembuatan proyek perubahan, mengenai : “EFEKTIVITAS PENYUSUNAN ANGGARAN
KAS (CASH BUDGET) BERBASIS INTEGRASI DATA TERPADU (SIDADU) DI
KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI”, yang dilaksanakan oleh :

Nama : Hj. RATU BADRIJAWATI, SIP

NIP : 19710908 200701 2 005

Jabatan : Kepala Sub Bagian Keuangan, Perencanaan dan Evaluasi


Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi

Demikian Surat Dukungan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Sukabumi, September 2017


Yang Membuat Pernyataan,

NIP……………………………………………
FORMULIR KONSULTASI DAN KOORDINASI
PADA TAHAP BREAKTHROUGH II – LABORATORIUM KEPEMIMPINAN
DIKLATPIM TINGKAT IV ANGKATAN XI TAHUN 2017

1. Nama Peserta Hj. RATU BADRIJAWATI, SIP


2. Instansi Kantor Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi
3. Judul Proyek EFEKTIVITAS PENYUSUNAN ANGGARAN KAS (CASH
BUDGET) BERBASIS INTEGRASI DATA TERPADU
Perubahan
(SIDADU) DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN
SUKABUMI

Catatan terhadap rencana aksi perubahan yang disiapkan peserta :

Rekomendasi :

Sukabumi, September 2017


…………………………………………………….
……………………………………………………

NIP………………………………………………..
FORMULIR KONSULTASI KEPADA COACH
PADA TAHAP BREAKTHROUGH II – LABORATORIUM KEPEMIMPINAN
DIKLATPIM TINGKAT IV ANGKATAN XI TAHUN 2017

1. Nama Peserta Hj. RATU BADRIJAWATI, SIP


2. Instansi Kantor Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi
3. Judul Proyek EFEKTIVITAS PENYUSUNAN ANGGARAN KAS (CASH
BUDGET) BERBASIS INTEGRASI DATA TERPADU
Perubahan
(SIDADU) DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN
SUKABUMI

Catatan terhadap rencana aksi perubahan yang disiapkan peserta :

Rekomendasi :

Sukabumi, September 2017


…………………………………………………….
……………………………………………………

NIP………………………………………………..
- 84 - BAB V PENGELOLAAN KEUANGAN KECAMATAN Deskripsi Singkat Topik : Pokok
Bahasan : Pengelolaan Keuangan Kecamatan Sub Pokok Bahasan : 1. Pendahuluan 2. Siklus
Pengelolan Keuangan Kecamatan 3. Pendekatan Tipologi Untuk Menentukan Besaran Anggaran
Kecamatan 4. Stuktur RKA SKPD Waktu : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan Tujuan : Praja dapat
memahami siklus pengelolaan keuangan kecamatan terutama pada siklus perencanaan dan
penganggaran dan mengenal formulir-formulir penyusunan anggaran kecamatan Metode :
Ceramah/Tatap Muka

A. Pendahuluan Pada saat kecamatan sebagai wilayah administrasi pemerintahan dalam rangka asas
dekonsentrasi, anggaran kecamatan bersumber dari APBN dan bantuan dari APBD (Provinsi dan
kabupaten/kota). Setelah kedudukan kecamatan berubah menjadi wilayah kerja perangkat daerah
dan Camat sebagai perangkat daerah, sumber utama anggaran penyelenggaraan pemerintahan
kecamatan berasal dari APBD kabupaten/kota. Konsekuensi logis dari perubahan tersebut, maka
anggaran kecamatan disusun dengan prinsip anggaran berbasis kinerja (Kepmendagri Nomor 29
Tahun 2002) dan anggaran berdasarkan prestasi kerja - 85 - (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006)
dan diperlakukan sama dengan organisasi perangkat daerah lainnya. Tugas pokok dan fungsi unit
kerja merupakan dasar dalam penyusunan anggaran unit kerja perangkat daerah. Kebijakan
penyelenggaraan pemerintahan kecamatan oleh masingmasing daerah mengalami peralihan.
Kondisi obyektif perlakuan kecamatan khususnya anggaran kecamatan belum sepenuhnya
dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta beban kerja kecamatan, tetapi masih
menggunakan pendekatan pragmatis dan praktis dalam menentukan kriteria dan besaran alokasi
anggaran sehingga cenderung dibuat seragam. Menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, bahwa setiap Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pejabat
pengguna anggaran/barang daerah – termasuk Camat sebagai salah satu Kepala Satuan Kerja
Perangkat Daerah - mempunyai tugas sebagai berikut : 1. Menyusun anggaran satuan kerja
perangkat daerah yang dipimpinnya; 2. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran; 3.
Melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya; 4. Melaksanakan
pemungutan penerimaan bukan pajak; 5. Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung
jawab satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya; 6. Mengelola barang milik/kekayaan daerah
yang menjadi tanggung jawab satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya; dan 7. Menyusun
dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya. - 86 -
Uraian lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan kecamatan dapat dilihat dalam butir – butir
berikut : 1. Dilihat dari segi pengelolaannya, keuangan daerah dapat dibagi menjadi keuangan
daerah yang pengelolaannya dilakukan secara terpisah (contoh BUMD) dan pengelolaan keuangan
daerah yang pengelolaannya dilakukan secara tidak terpisah (contoh APBD). 2. Kecamatan sebagai
bagian integral dari satuan kerja perangkat daerah (SKPD) memiliki kewenangan untuk menyusun
dan mengelola anggarannya sendiri. 3. Camat sebagai pengguna anggaran setiap tahun memiliki
kewajiban untuk menyusun rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah (RKA
SKPD) dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. 4. Kecamatan sebagai SKPD
wajib menyusun program dan anggaran sesuai pedoman (Permendagri No. 13/2006). 5. Program
tahunan kecamatan merupakan pejabaran dari Renstra Kecamatan (5 tahunan) yang setiap tahunnya
masih harus diselaraskan dengan RKPD. 6. Program tahunan yang sudah diselaraskan dengan
RKPD dirinci lebih lanjut dalam kegiatan atau aktivitas sesuai dengan jenis urusan atau fungsinya.
7. Berdasarkan rincian program (kegiatan/aktivitas) sebagaimana butir 3 di atas disusunlah
anggaran kecamatan. Adapun penyusunan program dan kegiatan satuan kerja perangkat daerah,
termasuk untuk kecamatan mekanismenya adalah sebagai berikut : - 87 - 1. Berdasarkan
kewenangan atributif (Pasal 126 UU No. 32/2004) dan kewenangan delegatif yang dilimpahkan
oleh kepala daerah serta berdasarkan potensi unggulan daerah, Camat menyusun visi misi
kecamatan yang dituangkan dalam renstra kecamatan. 2. Renstra kecamatan berisi program kerja
indikatif dan terukur yang akan dicapai selama lima tahun guna mendukung atau memberikan
kontribusi pencapaian visi dan misi yang tertuang dalam RPJMD. 3. Program-program indikatif dan
terukur yang tercantum di dalam renstra kecamatan harus digunakan sebagai dasar penyusunan
anggaran kecamatan. 4. Program kerja lima tahunan tersebut secara sistematis dan logis dijabarkan
ke dalam program kerja tahunan sebagai dasar penyusunan anggaran kecamatan. 5. Program kerja
tahunan kecamatan setelah diselaraskan dengan RKPD dirinci ke dalam kegiatan menurut jenis
urusan dan fungsinya. 6. Jenis urusan terbagi menjadi 2 (dua) yakni : (1) Urusan wajib dan (2)
Urusan pilihan. TABEL 4.1 CONTOH TARGET PENCAPAIAN KINERJA TERUKUR DARI
SETIAP URUSAN PEMERINTAH Kode Rek. Bidang Urusan Pemerintahan Sasaran Program/
Kegiatan Target (%) Organisasi Pagu Indikatif 1 Urusan Wajib 1 01 Pendidikan Program ……….
Kegiatan ………. dst 2 Urusan Pilihan 2 02 Pendidikan Program ………. Kegiatan ………. dst - 88
- Untuk kecamatan, urusan wajib dan urusan pilihannya mengikuti urusan tersebut pada tingkat
kabupaten/kota dengan penekanan sesuai dengan potensi kecamatan masing-masing.  Jenis urusan
menurut fungsi terbagi menjadi 9 (sembilan), yaitu : 1. Fungsi pelayanan umum; 2. Fungsi
ketertiban dan ketentraman; 3. Fungsi ekonomi; 4. Fungsi lingkungan hidup; 5. Fungsi perumahan
dan fasilitas umum; 6. Fungsi kesehatan; 7. Fungsi pariwisata dan budaya; 8. Fungsi pendidikan; 9.
Fungsi perlindungan sosial; Sedangkan penyusunan program anggaran satuan kerja perangkat
daerah, termasuk untuk kecamatan mekanismenya adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan Surat
Edaran Kepala Daerah (SE KDH) tentang permintaan anggaran dari kerja satuan pemerintah
daerah, Camat menyusun RKA SKPD kecamatan. 2. SE KDH berisi tentang jumlah atau plafond
anggaran sementara, petunjuk teknis pengisian RKA SKPD dan lampiran Keputusan Kepala Daerah
tentang harga satuan barang dan jasa. - 89 - B. Siklus Pengelolaan Keuangan Kecamatan
Penyusunan program kerja dan kegiatan kecamatan sebagai dasar dalam menyusun anggaran
mengacu pada tugas pokok dan fungsi yang merupakan penjabaran dari kewenangan atributif (Pasal
126 UU Nomor 32 Tahun 2004) dan kewenangan delegatif yang diberikan oleh Kepala Daerah.
Penyusunan anggaran kecamatan mekanismenya adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan Surat
Edaran Kepala Daerah (SE KDH) tentang Permintaan anggaran dari satuan kerja pemerintah
daerah, selanjutnya Camat menyusun RKA SKPD Kecamatan. 2. SE KDH berisi tentang jumlah
atau pagu anggaran sementara, petunjuk teknis (juknis) pengisian RKA SKPD dan lampiran
Keputusan Kepala Daerah tentang Harga Satuan Barang dan Jasa. Menurut Permendagri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang dimaksud Pengelolaan
Keuangan Daerah adalah “keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah”. Berdasarkan
definisi tersebut, dikaitkan dengan pengelolaan keuangan kecamatan maka dapat dibuat siklus
sebagai berikut : - 90 - TABEL 5.1 SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN KECAMATAN
Secara garis besar, siklus pengelolaan keuangan kecamatan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Perencanaan, pada siklus ini berisi : a. Pelaksanaan Musrenbang (Musyawarah Perencanaan
Pembangunan) tingkat kecamatan, b. Penyusunan Renstra Kecamatan (periode 5 tahunan), c.
Penyusunan Renja Kecamatan (periode 1 tahunan). 2. Penganggaran, pada siklus ini berisi
penyusunan Anggaran Kecamatan yang terdiri dari : a. Pendapatan Kecamatan Pendapatan
kecamatan adalah semua unsur pendapatan asli daerah yang pemungutannya didelegasikan kepada
Camat. - 91 - b. Belanja Kecamatan; Belanja kecamatan terdiri atas Belanja Tidak Langsung (BTL)
dan Belanja Langsung (BL). 1) Belanja tidak langsung adalah belanja (pengeluaran) yang tidak
dipengaruhi oleh ada atau tidak adanya program/kegiatan. Belanja tidak langsung terdiri dari : a).
Belanja pegawai b). Belanja bunga c). Belanja subsidi d). Belanja hibah e). Belanja bantuan sosial
f). Belanja bagi hasil g). Belanja bantuan keuangan h). Belanja tidak terduga 2) Belanja langsung
adalah belanja (pengeluaran) yang dipengaruhi oleh adanya program/kegiatan. Belanja langsung
terdiri dari : a). Belanja pegawai. b). Belanja barang dan jasa c). Belanja modal c. Pembiayaan
Kecamatan - Pembiayaan adalah selisih antara pendapatan dengan belanja - Pendapatan > Belanja =
surplus ~> dipakai untuk apa - Pendapatan < Belanja = devisit ~< ditutup dari mana Untuk
anggaran kecamatan tidak disarankan ada defisit, kecuali untuk pengeluaran mendesak atau darurat
seperti penanggulangan bencana alam, wabah penyakit dsb. 3. Penatausahaan Keuangan Kecamatan
a. Penatausahaan Penerimaan Bendahara Kecamatan wajib mempertanggungjawabkan penerimaan
uang - 92 - yang menjadi tanggung jawabnya melalui laporan pertanggungjawaban penerimaan. b.
Penatausahaan Pengeluaran Bendahara Kecamatan wajib mempertanggungjawabkan penggunaan
uang yang menjadi tanggung jawabnya melalui laporan pertanggungjawaban pengeluaran. 4.
Pelaporan Setelah berakhirnya tahun anggaran, Camat wajib menyusun pelaporan pelaksanaan
anggaran yang disampaikan kepada Kepala Daerah. 5. Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
Setelah berakhirnya tahun anggaran, Camat wajib menyusun pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran yang disampaikan kepada Kepala Daerah. 6. Evaluasi Evaluasi dilakukan oleh Kepala
Daerah untuk melihat sejauhmana perkembangan antara perencanaan dan capaian. - 93 - C.
Pendekatan Tipologi Untuk Menentukan Besaran Anggaran Kecamatan Kebiasaan pemda selama
ini dalam memberikan anggaran kepada kecamatan tidak didasarkan pada kebutuhan riil, namun
besarannya sudah dalam pagu tertentu (tergantung kebijakan pemda). Anggaran kecamatan
diberikan secara „seragam‟ terutama belanja langsungnya (BL), sedangkan belanja tidak langsung
(BTL) tergantung jumlah pegawai kecamatan masing-masing. Besaran BL sangat berpengaruh
terhadap aktivitas/kegiatan kecamatan. Semakin besar jumlah BL kecamatan berarti program dan
kegiatan kecamatan tsb dipastikan banyak. Sebaliknya semakin kecil BL kecamatan berarti aktivitas
kecamatan dimaksud juga terbatas, konsekuensinya pegawai kecamatan banyak yang menganggur.
„Seragamnya‟ BL karena kecamatan kesulitan dalam membuat uraian program dan kegiatan karena
dianggap rutinitas belaka. Program dan kegiatan kecamatan umumnya tidak didasarkan pada
besaran kewenangannya baik kewenangan atributif maupun kewenangan delegatif. Untuk BTL,
setelah kewenangan, struktur organisasi dan personil kecamatan disusun berdasarkan kebutuhan
masing-masing tipe kecamatan. Tipe A, karena jumlah personilnya lebih banyak dibandingkan
kecamatan dengan tipe B dan C, dipastikan BTLnya akan besar (apabila pemerintah daerah
membuat kebijakan penerapan tipologi kecamatan sehingga terdapat Kecamatan Tipe A, B dan C). -
94 - Bagaimana agar Balanja Langsung Kecamatan besar? Prinsip money follow function (uang
mengikuti fungsi). Agar kecamatan berfungsi dengan baik maka harus dilihat dulu
kewenangan/urusan kecamatan. Ada 2 (dua) sumber kewenangan kecamatan yaitu : 1. Kewenangan
atributif 2. Kewenangan delegatif Ad.1. Kewenangan atributif Kewenangan atributif adalah
kewenangan yang melekat sesuai peraturan perundang-undangan yang mengaturnya. Kewenangan
atributif ini merupakan tugas pemerintahan umum sebagaimana diatur dalam PP Nomor 19 Tahun
2008. Ad.2. Kewenangan delegatif Kewenangan delegatif merupakan kewenangan yang
dilimpahkan dari Bupati kepada Camat. Berdasarkan penjelasan di atas, maka besaran anggaran
kecamatan dapat disusun melalui 2 (dua) pendekatan : 1. Pendekatan rata-rata Analogi pendekatan
ini dapat diibaratkan seorang ayah yang mempunyai tiga orang anak yang duduk di bangku SMA,
SMP dan SD. Karena si ayah hanya mempunyai uang Rp 10rb maka distribusi kepada ketiga
anaknya agar dirasakan adil adalah yang SMA diberi uang jajan harian Rp. 4rb, anak SMP sebesar
Rp. 3rb, dan anak SD diberikan Rp. 2rb. (asumsinya, uang jajan anak SMA pasti besar). - 95 -
Pendekatan ini sama rata untuk tiap tipe, belum dibedakan berdasarkan hasil skor tipologi (bisa saja
besaran anggaran tiap tipe berbeda berdasarkan skor). Pendekatan ini bersifat sementara karena
besaran/plafond anggaran untuk kecamatan sudah disiapkan oleh pemda (dengan asumsi besaran
anggaran nantinya hanya didasarkan pada tipologi kecamatan). Dengan pendekatan ini akan terlihat
bahwa kecamatan-kecamatan yang selama ini mendapatkan anggaran besar, tetapi karena bobot
kerjanya kecil (yang tercermin dari tipe B atau C), maka akan mendapatkan anggaran yang kecil.
Konsekuensinya anggarannya akan dipangkas dan disesuaikan dengan besaran tipologinya. 2.
Pendekatan kebutuhan riil Analoginya, untuk uang jajan, uang SPP dan uang transport dianalisis
kembali untuk menentukan kebutuhan riil masing-masing anak. Dimungkinkan kebutuhan anak
SMP akan lebih besar dibandingkan anak SMA karena jarak sekolahnya jauh, sekolahnya favorit
sehingga SPPnya mahal. Yang pertama harus dilihat adalah apakah tipologi kecamatan yang sudah
dibuat sudah benar? Masalahnya apabila dalam penyusunan anggaran ini terjadi kasus kebutuhan
riil kecamatan tipe B atau bahkan tipe C, kebutuhan riilnya melebihi kecamatan dengan tipe A.
Apabila ini terjadi, kesalahan terletak pada menentukan skala prioritas/bobot variabel tipologinya
terutama variabel yang bobotnya paling besar dan dominan seperti kewenangan kecamatan. - 96 -
Secara umum berdasarkan uraian di atas, untuk membedakan kebutuhan riil BL dan BTLnya, perlu
dianalisis lebih lanjut komponen apa saja yang mempengaruhi keduanya : 1. Belanja Langsung
(BL) Kecamatan Dari kewenangan atributif diuraikan menjadi uraian tugas pokok dan fungsi (dan
menjadi kewenangan masing-masing sekcam dan seksi). Masing-masing seksi kemudian menyusun
kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan tupoksinya sebagai dasar dalam menyusun
anggaran. NO UNIT KERJA KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN BIAYA YANG
DIBUTUHKAN 1. Sekretaris Kecamatan 2. Seksi Pemerintahan 3. Seksi ..................... 4. Seksi
............... dst Tiap kebijakan terdiri dari beberapa program, dan tiap program terdiri dari berbagai
kegiatan, sehingga tiap-tiap kegiatan dapat dilihat besaran anggarannya. Demikian juga menurut
kewenangan delegatifnya, uraian kewenangan kecamatan dibagi menurut tupoksi masing-masing
seksi. Masing-masing seksi kemudian menyusun kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan
tupoksinya sebagai dasar dalam menyusun anggaran. - 97 - NO RINCIAN BIDANG
KEWENANGAN OBYEK BESARAN OBYEK YANG DIURUS KET. VOLUME OBYEK
YANG DIURUS VOLUME/ FREKUENSI KEGIATAN 1 Bidang Ketentraman, Ketertiban dan
Perlindungan Masyarakat 1 Melaksanakan operasi penertiban pada jalan lingkungan Jalan
Lingkungan  Panjang jalan lingkungan ...............  Jumlah personil yang terlibat ...... Frekuensi
operasi penertiban : Rata-rata per bulan ..................... Rata-rata per tahun .................... Biaya yang
dibutuh kan tiap operasi ......... 2 Melaksanakan operasi penertiban pada jalur hijau Jalur Hijau 
Jumlah kawasan/ jalur hijau ..................  Panjang jalur hijau ..................  Jumlah personil yang
terlibat .................. Frekuensi operasi penertiban : Rata-rata per bulan .................... Rata-rata per
tahun ................... Biaya yang dibutuh kan tiap operasi ......... Catatan : Belanja langsung diatas
sudah termasuk rincian kebutuhan ATK, belanja modal dan perjalanan dinas. 2. Belanja Tidak
Langsung (BTL) kecamatan BTL kecamatan sangat dipengaruhi oleh besaran pegawai di
kecamatan. Untuk kecamatan tipe A karena jumlah personilnya banyak maka BTL kecamatan
otomatis akan besar pula (berkaitan dengan gaji pokok dan tunjangan). Untuk menentukan besaran
jumlah personil kecamatan perlu diperhatikan apakah adanya pelimpahan kewenangan sudah
disertai dengan kemampuan SDM yang memadai. Hal ini penting karena berkaitan dengan alokasi
kebutuhan personil sesuai dengan tipe kecamatan. - 98 - NO PERSONIL KECAMATAN GAJI
POKOK TUNJANGAN LAINNYA JUM-LAH 1. Camat 2. Sekcam 3. Kasi 4. Staf golongan IV – I
5. Honorer/Kontrak Cat : Plus gaji ke-13. Untuk menentukan uraian kebijakan, program dan
kegiatan, organisasi kecamatan harus mempunyai renstra kecamatan sesuai dengan dominasi PDRB
kecamatan, mata pencaharian penduduk dan luas penggunaan lahan. Tanpa renstra yang jelas, sulit
untuk menentukan kebutuhan riil kecamatan. Besaran anggaran riil tiap kecamatan ini setiap tahun
senantiasa akan berubah seiring dengan banyaknya program dan kegiatan (BL), sedangkan BTL
dipengaruhi oleh kenaikan pangkat pegawai, tunjangan jabatan (untuk struktural) dan gaji berkala,
termasuk gaji ke-13 PNS. Adapun tata urutan alur pikir/penataan organisasi kecamatan dapat ditata
sebagai berikut : 1. Kewenangan kecamatan Apakah perlu ditinjau/dievaluasi kembali efektifitasnya
terutama kewenangan delegatifnya. Evaluasi ini penting untuk melihat sejauhmana pelaksanaannya
di lapangan terutama kewenangan yang sudah didelegasikan namun tidak dilaksanakan. Perlu
kejelasan mengapa kewenangan tsb tidak dilaksanakan. Besaran kewenangan merupakan dasar
dalam penyusunan anggaran kecamatan. - 99 - 2. SOTK Dalam PP 19/2008 disebutkan bahwa
organisasi kecamatan sekurangkurangnya adalah 5 seksi, artinya dimungkinkan penerapan SOTK
sesuai tipologinya. SOTK Tipe A adalah 5, Tipe B adalah 4 dan tipe C adalah 3. Kelebihan dari
penerapan metode ini akan diperoleh efisiensi anggaran terutama pada tipe B dan C karena seksinya
berkurang. Walaupun demikian, SOTK yang sedikit, fungsi organisasi kecamatan ada yang
mengadopsi agar tupoksi berjalan normal. 3. Personil Sesuai tipologi kecamatan, besaran personil
menentukan besaran BTL. Pelimpahan kewenangan seharusnya diikuti dengan SDM yang
mempunyai kemampuan teknis sesuai kewenangannya. Perekrutan personil bagi kecamatan yang
kurang dapat diperoleh dari pindahan kecamatan yang lebih personilnya, atau dari dinas teknis yang
menguasai bidang kewenangan yang dilimpahkan atau pegawai yang ada dididik terlebih dulu
dalam penguasaan teknis. 4. Sarana/prasarana/dokumentasi Sesuai Permendagri Nomor 6 Tahun
2006 dan Nomor 11 Tahun 2007, kecamatan dengan tipe A akan memperoleh sarana yang optimal
atau mendekati 100%, kecamatan tipe B, ketersediaan sarana dan prasarananya minimal di atas 66%
dan kecamatan tipe C minimal 33%. 5. Pembiayaan Terdapat 2 model yaitu model rata-rata dan
model sesuai kebutuhan riil. - 100 - D. Struktur RKA SKPD Dalam struktur anggaran daerah,
terdapat 3 (tiga) formulir RKA SKPD yaitu RKA SKPD 1, RKA SKPD 2 dan RKA SKPD 3.
Pengisian formulir RKA SKPD 1 tergantung pada kewenangan untuk memungut pendapatan, dan
khusus pengisian formulir RKA SKPD 3.1 dan 3.2 (Pembiayaan) tidak perlu diisi oleh kecamatan
(formulir tersebut hanya diisi oleh Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah). BAGAN 5.2. ALIR
PENGERJAAN RKA SKPD Penjelasan/Keterangan Bagan Alir Pengerjaan RKA SKPD Nama
Formulir Keterangan RKA-SKPD Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan
Kecamatan RKA-SKPD 1 Rincian Anggaran Pendapatan Kecamatan RKA-SKPD 2.1 Rincian
Anggaran Belanja Tidak Langsung Kecamatan RKA-SKPD 2.2 Rincian Anggaran Belanja
Langsung Kecamatan RKA-SKPD 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja Langsung Kecamatan Menurut
Program dan Per Kegiatan RKA SKPD 1 RKA SKPD 2.1 RKA SKPD 2.2 RKA SKPD 3.1 RKA
SKPD 3.2 RKA SKPD 2.2.1 RKA SKPD - 101 - Nama Formulir Keterangan RKA-SKPD 3.1
Rincian Penerimaan Pembiayaan Kecamatan RKA-SKPD 3.2 Rincian Pengeluaran Pembiayaan
Kecamatan Uraian : 1. RKA SKPD Jenis dan contoh formulir Rencana Kerja dan Anggaran Satuan
Kerja Perangkat Daerah (RKA SKPD) dapat dijelaskan sebagai berikut : TABEL 6.2. FORMULIR
RKA SKPD RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
Formulir Provinsi/Kabupaten/Kota ............... RKA SKPD Tahun Anggaran ....................... Urusan
Pemerintahan : …………………………….. Organisasi : …………………………….. Ringkasan
Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kode Rekening
Uraian Jumlah (Rp) 1 2 3 Surplus/(Defisit) Pembiayaan netto ……….., tanggal, bulan, tahun ……..
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (nama jelas) NIP….......... - 102 - Cara Pengisian Formulir
RKA SKPD Formulir RKA-SKPD merupakan formulir anggaran satuan kerja perangkat daerah
yang sumber datanya berasal dari ringkasan jumlah pendapatan menurut kelompok dan jenis yang
isinya dalam formulir RKA SKPD 1, jumlah belanja tidak langsung menurut kelompok dan jenis
belanja yang diisi dalam formulir RKA SKPD- 2.1, dan penggabungan dari seluruh jumlah
kelompok dan jenis belanja langsung yang diisi dalam setiap formulir RKA SKPD- 2.2.1. Khusus
formulir RKA SKPD Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah setelah baris surplus dan defisit
anggaran diuraikan kembali penerimaan dan pengeluaran pembiayaan sebagaimana tercantum
dalam formulir RKA SKPD- 3.1 dan formulir RKA SKPD- 3.2. Penjelasan : 1.
Provinsi/kabupaten/kota diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota. 2. Tahun anggaran diisi
dengan tahun anggaran yang direncanakan. 3. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode
urusan pemerintahan dan nama urusan pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi SKPD. 4. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD). 5. Kolom 1, diisi dengan nomor kode rekening pendapatan/nomor
kode rekening belanja/nomor rekening pembiayaan. Pengisian kode rekening dimaksud secara
berurutan dimulai dari kode rekening akun pendapatan/belanja/pembiayaan, diikuti dengan masing-
masing kode rekening kelompok pendapatan/belanja/ pembiayaan dan diakhiri dengan kode
rekening jenis pendapatan/ belanja/pembiayaan. 6. Kolom 2, diisi dengan uraian
pendapatan/belanja/pembiayaan a. Pencantuman pendapatan diawali dengan uraian pendapatan,
selanjutnya diikuti dengan uraian kelompok dan setiap uraian kelompok diikuti dengan uraian jenis
pendapatan yang dipungut atau diterima oleh satuan kerja perangkat daerah sebagaimana
dianggarkan dalam formulir SKPD 1. b. Untuk belanja diawali dengan pencantuman uraian belanja,
selanjutnya uraian belanja dikelompokkan ke dalam Belanja Tidak Langsung dan Belanja
Langsung. Dalam kelompok Belanja Tidak Langsung diuraikan jenis-jenis belanja sesuai dengan
yang tercantum dalam formulir RKA – SKPD 2.1 Dalam kelompok belanja langsung diuraikan
jenis-jenis belanja sesuai dengan yang tercantum dalam formulir RKA SKPD 2.2.1. - 103 - c. Untuk
pembiayaan diawali dengan pencantuman uraian pembiayaan, selanjutnya uraian pembiayaan
dikelompokkan ke dalam penerimaan dan pengeluaran pembiayaan. Dalam kelompok penerimaan
pembiayaan diuraikan jenis-jenis penerimaan sesuai dengan yang tercantum dalam formulir RKA
SKPD 3.1. Dalam kelompok pengeluaran pembiayaan diuraikan jenis-jenis pengeluaran sesuai
dengan yang tercantum dalam formulir RKA SKPD 3.2. 7. Kolom 3 diisi dengan jumlah menurut
kelompok, menurut jenis pendapatan, menurut jenis belanja. Jumlah dimaksud merupakan
penjumlahan dari jumlah yang tercantum dari formulir RKA SKPD 1, formulir RKA SKPD 2.1,
dan seluruh formulir RKA SKPD 2.2.1. 8. Surplus diisi apabila jumlah anggaran pendapatan
diperkirakan lebih besar dari jumlah anggaran belanja. 9. Defisit diisi apabila jumlah anggaran
pendapatan diperkirakan lebih kecil dari jumlah anggaran belanja, dan ditulis dalam tanda kurung.
10. Khusus formulir RKA SKPD sekretariat daerah atau satuan kerja pengelola keuangan daerah
sebagaimana diterangkan di atas, pada kolom 3 diisi dengan jumlah menurut kelompok, menurut
jenis penerimaan dan pengeluaran pembiayaan. Selanjutnya pada kolom 2 diisi dengan uraian
pembiayaan netto untuk menerangkan selisih antara jumlah penerimaan pembiayaan dengan jumlah
pengeluaran pembiayaan yang tercantum dalam kolom 3. Pencantuman mengenai ringkasan
pembiayaan pada formulir RKA SKPD pada prinsipnya sama dengan yang diuraikan dalam
formulir RKA SKPD 3.1 dan formulir RKA SKPD 3.2. 11. Nama ibukota, bulan, tahun diisi
berdasarkan pembuatan formulir RKA SKPD, dengan mencantumkan nama jabatan kepala SKPD.
12. Formulir RKA SKPD ditandatangani oleh Kepala SKPD dengan mencantumkan nama lengkap
dan Nomor Induk Pegawai (NIP). 13. Formulir RKA SKPD dapat diperbanyak sesuai dengan
kebutuhan. 14. Apabila formulir RKA SKPD lebih dari satu halaman, maka pada halaman
berikutnya cukup diisi mulai dari ringkasan anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan Satuan
Kerja Perangkat Daerah serta pengisian nama ibukota, bulan, tahun, nama jabatan, tanda tangan
kepala SKPD, ditempatkan pada halaman terakhir dan setiap halaman diberi nomor urut halaman. -
104 - 2. RKA SKPD 1 Jenis dan contoh formulir Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah 1 (RKA SKPD 1) dapat dijelaskan sebagai berikut : TABEL 6.3 FORMULIR
RKA SKPD 1 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT
DAERAH Formulir Provinsi/Kabupaten/Kota ............... RKA – SKPD 1 Tahun Anggaran
....................... Urusan Pemerintahan : x.xx.............................................. Oganisasi :
x.xx.xx........................................ Rincian Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kode Rekening Uraian Rincian Penghitungan Jumlah (Rp.) Volume Satuan Tarif/ Harga 1 2 3 4 5 6
= (3x5) Jumlah ……….., tanggal, bulan, tahun …….. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
(nama jelas) NIP….......... Keterangan Tanggal Pembahasan Catatan Hasil Pembahasan 1. 2. Dst
Tim Anggaran Daerah : No Nama NIP Jabatan Tanda Tangan 1. 2. 3. - 105 - Formulir RKA SKPD
1 sebagai formulir untuk menyusun rencana pendapatan atau penerimaan satuan kerja perangkat
daerah dalam tahun anggaran yang telah direncanakan. Oleh karena itu nomor kode rekening dan
uraian nama kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan yang dicantumkan dalam
formulir RKA SKPD- 1 disesuaikan dengan pendapatan tertentu yang akan dipungut atau
penerimaan tertentu dari pelaksanaan tugas pokok dan satuan fungsi kerja perangkat daerah
sebagaimana ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan. Pengisian formulir RKA
SKPD- 1 berpedoman pada ketentuan Pasal 25 Permendagri Nomor 13 Tahun 2006. Untuk
memenuhi asas transparansi dan prinsip anggaran berdasarkan rencana pendapatan yang
dianggarkan, pengisian rincian penghitungan tidak diperkenankan mencantumkan satuan ukuran
yang tidak terukur, seperti paket, pm, up, maupun lumpsum. Penjelasan : 1. Provinsi/kabupaten/kota
diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota. 2. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang
direncanakan. 3. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan dan nama
urusan pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD. 4.
Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama satuan kerja perangkat daerah. 5.
Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan nomor kode rekening akun, kelompok, jenis, obyek, rincian
obyek pendapatan satuan kerja perangkat daerah. 6. Kolom 2 (kode uraian) diisi dengan uraian
nama akun, kelompok, jenis, obyek dan rincian pendapatan. 7. Kolom 3 (volume) diisi dengan
jumlah target dari rincian obyek pendapatan yang direncanakan, seperti jumlah kendaraan bermotor,
jumlah liter bahan bakar kendaraan bermotor, jumlah tingkat hunian hotel, jumlah pengunjung
restoran, jumlah kepala keluarga, jumlah pasien, jumlah pengunjung, jumlah kendaraan yang
memanfaatkan lahan parkir, jumlah bibit peternakan/pertanian/kehutanan/ perkebunan, jumlah
limbah yang diuji, jumlah uang yang ditempatkan pada bank tertentu dalam bentuk tabungan atau
giro, jumlah modal yang disertakan atau diinvestasikan. - 106 - 8. Kolom 4 (satuan) diisi dengan
satuan hitung dari rincian obyek yang direncanakan seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/tahun,
ukuran berat, ukuran luas, ukuran isi dan sebagainya. 9. Kolom 5 (tarif/harga) diisi dengan tarif
pajak/retribusi atau harga/nilai satuan lainnya dapat berupa besarnya tingkat suku bunga, persentase
bagian laba, atau harga atas penjualan barang milik daerah yang tidak dipisahkan. 10. Kolom 6
(jumlah) diisi dengan jumlah pendapatan yang direncanakan menurut kelompok, jenis, obyek,
rincian obyek pendapatan. Jumlah pendapatan dari setiap rincian obyek yang dianggarkan
merupakan hasil perkalian kolom 3 dengan kolom 5. 11. Formulir RKA SKPD 1 merupakan input
data untuk menyusun formulir RKA SKPD. 12. Nama ibukota, bulan, dan tahun diisi berdasarkan
pembuatan formulir RKA SKPD 1, dengan mencantumkan nama jabatan Kepala SKPD. 13.
Formulir RKA SKPD-1 ditandatangani oleh Kepala SKPD dengan mencantumkan nama lengkap
dan Nomor Induk Pegawai (NIP). 14. Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir RKA
SKPD oleh tim anggaran pemerintah daerah. Apabila terdapat catatan dari hasil pembahasan oleh
tim anggaran pemerintah daerah untuk mendapatkan perhatian Kepala SKPD dicantumkan dalam
baris catatan hasil penelitian. 15. Seluruh anggota tim anggaran pemerintah daerah menandatangani
formulir RKA SKPD 1 yang telah dibahas yang dilengkapi dengan nama, NIP dan jabatan. 16.
Formulir RKA SKPD 1 lebih dari satu halaman, maka pada halaman berikutnya cukup diisi mulai
dari rekapitulasi anggaran belanja langsung berdasarkan program dan kegiatan serta pengisian nama
ibukota, bulan, tahun, nama jabatan, tandatangan kepala SKPD ditempatkan pada halaman terakhir
dan setiap halaman diberi nomor urut halaman. - 107 - 3. RKA SKPD 2.1 RKA SKPD 2.1 adalah
Rincian Anggaran dan Kegiatan Belanja Tidak Langsung Kecamatan. Jenis dan contoh formulir
Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah 2.1 (RKA SKPD 2.1) dapat
dijelaskan sebagai berikut : TABEL 6.3 FORMULIR RKA SKPD 2.1. RENCANA KERJA DAN
ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir Provinsi/Kabupaten/Kota
............... RKA SKPD 2.1 Tahun Anggaran ....................... Urusan Pemerintahan : x.xx. .
............................................. Oganisasi : x.xx.xx. ............................................. Rincian Anggaran
Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah Kode Rekening Uraian Rincian
perhitungan Tahun n + 1 Volume Satuan Harga Satuan Jumlah (Rp.) Jumlah ……….., tanggal,
bulan, tahun …….. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (nama jelas) NIP….......... Keterangan
Tanggal Pembahasan Catatan Hasil Pembahasan 1. 2. Dst Tim Anggaran Daerah : No Nama NIP
Jabatan Tandatangan 1. 2. Dst - 108 - Formulir RKA SKPD 2.1 merupakan formulir untuk
menyusun rencana kebutuhan belanja tidak langsung satuan kerja perangkat daerah dalam tahun
anggaran yang direncanakan. Pengisian jenis belanja tidak langsung supaya mempedomani
ketentuan Pasal 37 Permendagri Nomor 13 Tahun 2006. Untuk memenuhi azas transparansi dari
prinsip anggaran berdasarkan prestasi kerja, pengisian rincian penghitungan tidak diperkenankan
mencantumkan satuan ukuran yang tidak terukur, seperti paket, pm, up, maupun lumpsum.
Penjelasan : 1. Provinsi/kabupaten/kota diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota. 2. Tahun
anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan. 3. Urusan pemerintahan diisi dengan
nomor kode urusan pemerintahan dan nama urusan pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi SKPD. 2. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan
nama satuan kerja perangkat daerah. 3. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan nomor kode rekening
akun, kelompok, jenis obyek, dan rincian obyek rincian obyek Belanja Tidak Langsung. 4. Kolom 2
(uraian) diisi dengan uraian nama akun, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek Belanja Tidak
Langsung. 5. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah satuan dapat berupa jumlah orang/pegawai. 6.
Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian obyek yang direncanakan seperti
unit, waktu/jam/bulan/tahun, ukuran berat, ukuran luas, ukuran isi dan sebagainya. 7. Kolom 5
(harga satuan) diisi dengan harga satuan dapat berupa tarif, harga, tingkat suku bunga, atau nilai
kurs. 8. Kolom 6 (jumlah n) diisi dengan jumlah perkalian antara jumlah volume dengan jumlah
harga satuan. Setiap jumlah uraian rincian obyek dijumlahkan menjadi jumlah rincian obyek
belanja. Setiap jumlah rincian obyek pada masing-masing obyek belanja pada masing-masing jenis
belanja kemudian dijumlahkan menjadi jumlah jenis belanja. 9. Kolom 7 (jumlah tahun n + 1) diisi
dengan perkiraan jumlah menurut jenis belanja untuk 1 tahun berikutnya. 10. Baris jumlah pada
kolom 7 merupakan penjumlahan dari seluruh jenis belanja tidak langsung yang tercantum dalam
kolom 7. 11. Formulir RKA SKPD 2.1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan. 12. Apabila
formulir RKA SKPD 3.1 lebih dari satu halaman, maka pada halaman berikutnya cukup diisi mulai
dari rincian penerimaan pembiayaan dan setiap halaman diberi nomor urut halaman. 13. Tanggal,
bulan, dan tahun diisi berdasarkan pembuatan RKA SKPD 2.1. 14. Formulir RKA SKPD 2.1
ditandatangani oleh Kepala SKPD dengan mencantumkan nama lengkap dan NIP yang
bersangkutan. - 109 - 15. Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir RKA SKPD 2.1
oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah. Apabila terdapat catatan dari hasil pembahasan oleh tim
anggaran pemerintah daerah untuk mendapatkan perhatian Kepala SKPD dicantumkan dalam
kolom catatan hasil pembahasan. 16. Seluruh anggota tim anggaran pemerintah daerah
menandatangani formulir RKA SKPD 2.1 yang telah dibahas yang dilengkapi dengan nama, NIP,
dan jabatan. 17. Apabila formulir RKA SKPD 2.1 lebih dari satu halaman, maka tanggal, bulan dan
tahun pembuatan, kolom tanda tangan dan nama Kepala SKPD, serta keterangan, tanggal
pembahasan, catatan hasil pembahasan, nama, NIP, jabatan dan tanda tangan Tim Anggaran
Pemerintah Daerah ditempatkan pada halaman terakhir. Selanjutnya setiap lembar RKA SKPD 2.1
yang telah dibahas diparaf oleh setiap anggota Tim Anggaran Pemerintah Daerah. 18. Formulir
RKA SKPD 2.1 merupakan input data untuk menyusun formulir RKA SKPD. - 110 - 4. RKA
SKPD 2.2 RKA SKPD 2.2 adalah Rincian Anggaran dan Kegiatan Belanja Langsung Kecamatan.
Jenis dan contoh formulir Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah 2.2 (RKA
SKPD 2.2) dapat dijelaskan sebagai berikut : TABEL 6.3 FORMULIR RKA SKPD 2.2 RENCANA
KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir
Provinsi/Kabupaten/Kota ............... RKA SKPD 2.2 Tahun Anggaran ....................... Urusan
Pemerintahan : x.xx. . ............................................. Organisasi : x.xx.xx.
.............................................. Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan
Kegiatan Kode Uraian Lokasi kegiatan Target kinerja (kuantitatif) Jumlah Program Kegiatan Tahun
n Belanja Pegawai Barang & Jasa Modal Jumlah Tahun n + 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9=6+7+8 10 xx
Program ......... Xx Kegiatan .......... Xx dst ................. xx Program ......... Xx Kegiatan .......... Xx dst
................. xx Program ......... Xx Kegiatan .......... Xx Kegiatan .......... xx dst ................. xx dst
................. Xx dst ................. xx dst ................. xx dst ................. Xx dst ................. xx dst
................. xx dst ................. Xx dst ................. xx dst ................. xx dst ................. Xx dst
................. Jumlah ……….., tanggal, bulan, tahun …….. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
(nama jelas) NIP….......... - 111 - Formulir RKA SKPD 2.2 merupakan formulir rekapitulasi dari
seluruh program dan kegiatan satuan kerja perangkat daerah yang dikutip dari setiap formulir RKA
SKPD 2.2.1 (Rincian Belanja Langsung Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat
Daerah). Penjelasan : 1. Provinsi/kabupaten/kota diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota. 2.
Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan. 3. Urusan pemerintahan diisi
dengan nomor kode urusan pemerintahan dan nama urusan pemerintahan daerah yang dilaksanakan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD. 4. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat
daerah dan nama satuan kerja perangkat daerah. 5. Kolom 1 (kode program) diisi dengan nomor
kode program. 6. Kolom 2 (kode kegiatan) diisi dengan nomor kode kegiatan. 7. Untuk kode
program dan kegiatan tersebut pada angka 5 dan 6 tersebut diatas disesuaikan dengan kebutuhan
daerah. 8. Kolom 3 (uraian) diisi dengan uraian nama program yang selanjutnya diikuti dengan
penjabaran uraian kegiatan untuk mendukung terlaksananya program dimaksud. 9. Kolom 4 (lokasi
kegiatan) diisi dengan nama lokasi atau tempat setiap kegiatan dilaksanakan. Lokasi atau tempat
dimaksud dapat berupa kecamatan atau unit organisasi lain. 10. Kolom 5 (target kinerja kualitatif)
diisi dengan target capaian program dari masingmasing program dan target kinerja dari masing-
masing kegiatan. 11. Kolom 6 (jumlah tahun n belanja pegawai) diisi dengan jumlah belanja
pegawai per program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun yang direncanakan. Jumlah
belanja pegawai per program merupakan penjumlahan dari seluruh jumlah belanja pegawai per
kegiatan yang termasuk dalam program dimaksud, sedangkan untuk jumlah belanja pegawai setiap
kegiatan merupakan jumlah belanja pegawai untuk mendukung pelaksanaan masing-masing
kegiatan. 12. Kolom 7 (jumlah tahun n barang dan jasa) diisi dengan jumlah belanja barang dan jasa
per program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun yang direncanakan. Jumlah belanja
barang dan jasa per program merupakan penjumlahan dari seluruh jumlah belanja pegawai per
kegiatan yang termasuk dalam program kegiatan dimaksud, sedangkan untuk jumlah belanja
pegawai setiap kegiatan merupakan jumlah belanja modal untuk mendukung pelaksanaan
masingmasing kegiatan. 13. Kolom 8 (jumlah tahun n modal) diisi dengan jumlah belanja modal per
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun yang direncanakan. Jumlah belanja
modal per program merupakan penjumlahan dari seluruh jumlah belanja modal per kegiatan yang
termasuk dalam program dimaksud, sedangkan untuk jumlah belanja modal setiap kegiatan
merupakan jumlah belanja modal untuk mendukung pelaksanaan masing-masing kegiatan. 14.
Kolom 9 (jumlah tahun n) diisi dengan jumlah menurut program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam tahun yang direncanakan. Jumlah program merupakan penjumlahan dari
seluruh jumlah kegiatan yang termasuk dalam program - 112 - dimaksud, sedangkan untuk jumlah
setiap kegiatan merupakan penjumlahan dari seluruh jenis usaha untuk mendukung pelaksanaan
masing-masing kegiatan. 15. Kolom 10 (jumlah tahun n + 1) diisi dengan jumlah menurut program
dan kegiatan yang akan dilaksanakan 1 tahun berikutnya dari jumlah yang direncanakan. Kolom ini
diisi apabila program dan kegiatan tersebut diselesaikan lebih dari satu tahun. Dalam hal program
dan kegiatan tersebut dalam tahun yang direncanakan merupakan tahun terakhir maka kolom 10
tidak perlu diisi. 16. Baris jumlah pada kolom 6, 7, 8, 9 dan kolom 10. 17. Nama ibukota, bulan, dan
tahun diisi berdasarkan pembukuan formulir RKA SKPD 2.2 dengan mencantumkan nama jabatan
Kepala SKPD. 18. Formulir RKA SKPD 2.2 ditandatangani oleh Kepala SKPD dengan
mencantumkan nama lengkap dan Nomor Induk Pegawai (NIP). 19. Formulir RKA SKPD 2.2 dapat
diperbanyak sesuai dengan kebutuhan. 20. Apabila formulir RKA SKPD 2.2 lebih dari satu
halaman, maka pada halaman berikutnya cukup diisi mulai dari rekapitulasi anggaran belanja
langsung berdasarkan program dan kegiatan serta pengisian nama ibukota, bulan, tahun, nama
jabatan, dan tanda tangan kepala SKPD ditempatkan pada halaman terakhir dan setiap halaman
diberi nomor urut halaman. - 113 - 5. RKA SKPD 2.2.1 RKA SKPD 2.2.1 adalah Rincian Anggaran
dan Kegiatan Belanja Langsung Kecamatan menurut program dan kegiatan. Jenis dan contoh
formulir Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah 2.2.1 (RKA SKPD 2.2.1)
dapat dijelaskan sebagai berikut : TABEL 6.3 FORMULIR RKA SKPD 2.2.1. RENCANA KERJA
DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir
Provinsi/Kabupaten/Kota ………….. RKA SKPD 2.2.1 Tahun Anggaran …………………..
Urusan Pemerintahan : x.xx. ……………………. Organisasi : x.xx.xx. …………………. Program
: x.xx.xx.xx. ………………. Kegiatan : x.xx.xx.xx.xx. ……………. Lokasi Kegiatan :
……………. Jumlah Tahun n-1 : Rp. …………..(…………………………..) Jumlah Tahun n : Rp.
…………..(…………………………..) Jumlah Tahun n+1 : Rp.
…………..(…………………………..) Indikator & Tolok Ukur Kinerja Belanja Langsung
Indikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja Capaian Program Masukan Keluaran Hasil Kelompok
Sasaran Kegiatan :………. Rincian Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Per
Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kode Rekening Uraian Rincian Penghitungan Jumlah
(Rp.) Volume Satuan Harga satuan 1 2 3 3 3 6 = (3X5) Jumlah ……….., tanggal, bulan, tahun
…….. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (nama jelas) NIP….......... - 114 - Keterangan
Tanggal Pembahasan Catatan Hasil Pembahasan 1. 2. dst. Tim Anggaran Daerah : No Nama NIP
Jabatan Tandatangan 1. 2. dst. Formulir RKA SKPD 2.2.1 digunakan untuk merencanakan belanja
langsung dari setiap kegiatan yang diprogramkan. Dengan demikian apabila dalam 1 (satu) program
terdapat 1 (satu) atau lebih kegiatan maka setiap kegiatan dituangkan dalam formulir RKA SKPD
2.2.1 masing-masing. Pengisian jenis belanja langsung supaya mempedomani ketentuan Pasal 50
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006. Untuk memenuhi azas transparansi dan prinsip anggaran
berdasarkan prestasi kerja, perincian pengisian penghitungan tidak diperkenankan mencantumkan
satuan ukuran yang tidak terukur, seperti paket, pm, up, maupun lumpsum. Penjelasan : 1.
Provinsi/kabupaten/kota diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota. 2. Tahun anggaran diisi
dengan tahun anggaran yang direncanakan. 3. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode
urusan pemerintahan dan nama urusan pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi SKPD. 4. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama satuan
kerja perangkat daerah. 5. Baris kolom diisi dengan nomor kode program dan nama program dari
kegiatan yang berkenaan. Program merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh satuan kerja
perangkat daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan kegiatan yang ditetapkan untuk memperoleh
alokasi anggaran. 6. Baris kolom kegiatan diisi dengan nomor kode kegiatan dan nama kegiatan
yang akan dilaksanakan. 7. Baris kolom lokasi kegiatan diisi dengan nama lokasi atau tempat dari
setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Lokasi atau tempat dimaksud dapat berupa nama
kecamatan. - 115 - 8. Baris kolom jumlah tahun n-1 diisi dengan jumlah perkiraan belanja kegiatan
berkenaan untuk 1 (satu) tahun sebelumnya. 9. Baris kolom jumlah tahun n diisi dengan jumlah
perkiraan belanja kegiatan berkenaan pada tahun yang direncanakan. 10. Baris kolom jumlah tahun
n + 1 diisi dengan jumlah perkiraan belanja kegiatan berkenaan untuk satu tahun berikutnya. 11.
Indikator dan tolok ukur kinerja belanja langsung. Contoh 1 : Program : Peningkatan peran serta
dan kesetaraan jender dalam pembangunan. Kegiatan : Pelatihan keterampilan dalam rangka
peningkatan kualitas dan produktivitas hasil jahitan ibu-ibu rumah tangga.  Tolok ukur untuk
capaian program : ibu-ibu rumah tangga yang berkenaan di bidang usaha jahit menjahit.  Target
kinerja untuk capaian program : 5.000 orang  Tolok ukur untuk masukan : jumlah dana yang
dibutuhkan  Target kinerja dari tolok ukur masukan : Rp. 100 juta  Tolok ukur untuk keluaran :
terlatihnya ibu-ibu rumah tangga mendayagunakan peralatan menjahit secara optimal.  Target
kinerja dari tolok ukur keluaran : 500 orang  Tolok ukur untuk hasil : meningkatnya kemampuan
menjahit ibu-ibu rumah tangga yang dilatih.  Target kinerja dari tolok ukur hasil : 450 orang dari
5.000 orang (9% dari target capaian program). Contoh 2 Program : Program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar 9 Tahun Kegiatan : Pembangunan gedung sekolah SMP  Tolok ukur untuk
capaian program : kualitas pendidikan bagi seluruh anak usia pendidikan SMP  Target kinerja
untuk capaian program : 1.000 anak didik usia SMP  Tolok ukur untuk masukan : jumlah dana
yang dibutuhkan  Target kinerja dari tolok ukur masukan : Rp. 5 miliar - 116 -  Tolok ukur untuk
keluaran : tersedianya ruang belajar bagi peserta didik SMP  Target kinerja dari tolok ukur
keluaran : 5 gedung SMP  Tolok ukur untuk hasil : tersedianya ruang belajar yang dapat
menampung peserta didik SMP  Target kinerja dari tolok ukur hasil : 5 gedung untuk 600 peserta
didik atau 60% dari target capaian program 12. Kelompok sasaran kegiatan diisi dengan penjelasan
terhadap karakteristik kelompok sasaran seperti status ekonomi dan jender. Contoh 1 : Ibu-ibu
rumah tangga yang mempunyai potensi menjahit yang perlu dikembangkan namun di sisi lain
kemampuan ekonomi terbatas. 2 : Peserta didik usia SMP yang belum tertampung di sekolah SMP
13. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan kode rekening akun, kelompok, jenis obyek, rincian
obyek, dan rincian obyek belanja langsung. 14. Kolom 2 (uraian) diisi dengan uraian nama akun,
kelompok, obyek dan rincian obyek belanja langsung. 15. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah
satuan dapat berupa jumlah orang/pegawai. 16. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari
target rincian obyek yang direncanakan seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/tahun, ukuran berat,
ukuran luas, ukuran isi dan sebagainya. 17. Kolom 5 (harga satuan) diisi dengan harga satuan dapat
berupa tarif, harga, tingkat suku bunga, atau nilai kurs. 18. Kolom 6 (jumlah) diisi dengan jumlah
perkalian antara jumlah volume dengan jumlah harga satuan. Setiap jumlah uraian rincian obyek
pada masing-masing obyek belanja selanjutnya dijumlahkan menjadi obyek belanja berkenaan.
Setiap obyek belanja pada masing-masing jenis belanja kemudian dijumlahkan menjadi jumlah
jenis belanja. Penjumlahan dari seluruh jenis belanja merupakan jumlah kelompok belanja langsung
yang dituangkan dalam formulir RKA SKPD 2.2. 19. Baris jumlah pada kolom 7 merupakan
penjumlahan dari seluruh jenis belanja langsung yang tercantum dalam kolom 7. 20. Formulir RKA
SKPD 2.2.1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan. 21. Apabila formulir RKA SKPD 2.2.1
lebih dari satu halaman, maka pada halaman berikutnya cukup diisi mulai dari rincian belanja
langsung program per kegiatan satuan kerja perangkat daerah dan setiap halaman diberi nomor urut
halaman. 22. Tanggal, bulan, dan tahun diisi berdasarkan pembuatan RKA SKPD 2.2.1. 23.
Formulis RKA SKPD 2.2.1 ditandatangani oleh Kepala SKPD dengan mencantumkan nama
lengkap dan NIP yang bersangkutan. 24. Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir
RKA SKPD 2.2.1 oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah. Apabila terdapat catatan dari hasil
pembahasan oleh tim Anggaran Pemerintah Daerah untuk mendapatkan perhatian Kepala SKPD
dicantumkan dalam baris catatan hasil pembahasan. 25. Seluruh anggota tim anggaran pemerintah
daerah menandatangani formulir RKA SKPD 2.2.1 yang telah dibahas yang dilengkapi dengan
nama, NIP dan jabatan. - 117 - 26. Apabila formulir RKA SKPD 2.2.1 lebih dari satu halaman maka
tanggal, bulan dan tahun pembuatan, kolom tanda tangan dan nama lengkap SKPD, serta
keterangan, tanggal pembahasan, catatan hasil pembahasan, nama, NIP, jabatan dan tanda tangan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah ditempatkan pada halaman terakhir. Selanjutnya setiap lembar
RKA SKPD 2.2.1 yang telah dibahas diparaf oleh setiap anggota Tim Anggaran Pemerintah
Daerah. 27. Formulir RKA SKPD 2.2.1 merupakan input data untuk menyusun formulir RKA
SKPD dan RKA SKPD 2.2. - 118 - 6. RKA SKPD 3.1 RKA SKPD 3.1 adalah Rincian Penerimaan
Pembiayaan. Jenis dan contoh formulir Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah 3.1 (RKA SKPD 3.1) dapat dijelaskan sebagai berikut : TABEL 6.3 FORMULIR RKA
SKPD 3.1. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
Formulir Provinsi/Kabupaten/Kota .................... RKA SKPD 3.1 Tahun Anggaran ...................
Pemerintahan : x.xx. ....................... Perangkat Daerah : x.xx. ....................... Rincian Penerimaan
Pembiayaan Kode Rekening Uraian Jumlah (Rp.) 1 2 3 x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx
xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx Jumlah Penerimaan ……….., tanggal, bulan,
tahun …….. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (nama jelas) NIP….......... Keterangan Tanggal
Pembahasan Catatan Hasil Pembahasan 1. 2. Dst Tim Anggaran Pemerintah Daerah : No Nama NIP
Jabatan Tandatangan 1. 2. Dst - 119 - Formulir ini tidak diisi oleh satuan kerja perangkat daerah
lainnya, pengerjaan dilakukan oleh satuan kerja pengelolaan keuangan daerah. Penjelasan : 1.
Provinsi/kabupaten/kota diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota. 2. Tahun anggaran diisi
dengan tahun anggaran yang direncanakan. 3. Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode
urusan pemerintahan dan nama urusan pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi SKPD. 4. Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama satuan
kerja perangkat daerah. 5. Kolom 1 (program kerja) diisi dengan nomor kode rekening akun/
kelompok/jenis/obyek/rincian obyek penerimaan pembiayaan. 6. Kolom 2 (uraian) diisi dengan
nama akun, jenis, obyek, dan rincian obyek penerimaan pembiayaan. 7. Kolom 3 (jumlah) diisi
dengan jumlah jenis penerimaan pembiayaan berkenaan yang merupakan hasil penjumlahan dari
seluruh obyek penerimaan pembiayaan yang termasuk dalam jenis penerimaan pembiayaan
bersangkutan. Jumlah obyek penerimaan merupakan penjumlahan dari seluruh rincian obyek
penerimaan pembiayaan yang termasuk dalam obyek penerimaan pembiayaan bersangkutan. 8.
Jumlah penerimaan merupakan hasil dari penjumlahan seluruh jenis penerimaan pembiayaan. 9.
Formulir RKA SKPD 3.1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan. 10. Apabila formulir RKA
SKPD 3.1 lebih dari satu halaman, maka pada halamanhalaman berikutnya cukup diisi mulai dari
rincian penerimaan pembiayaan dan setiap halaman diberi nomor urut halaman. 11. Tanggal, bulan,
dan tahun diisi berdasarkan pembuatan RKA SKPD 3.1. 12. Formulir RKA SKPD 3.1 ditandatanani
oleh kepala SKPD dengan mencantumkan nama lengkap dan NIP yang bersangkutan. 13.
Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir RKA SKPD 3.1 oleh tim anggaran
pemerintah daerah. Apabila terdapat catatan dari hasil pembahasan oleh tim anggaran pemerintah
daerah untuk mendapatkan perhatian Kepala SKPD dicantumkan dalam kolom catatan hail
pembahasan. 14. Seluruh anggota tim anggaran pemerintah daerah menandatangani formulir RKA
SKPD 3.1 yang telah dibahas yang dilengkapi dengan nama, NIP, dan jabatan. 15. Apabila formulir
RKA SKPD 3.1 lebih dari satu halaman, maka tanggal, bulan dan tahun pembuatan, kolom tanda
tangan dan nama Kepala SKPD, serta keterangan, tanggal pembahasan, catatan hasil pembahasan,
nama, NIP, jabatan dan tanda tangan Tim Anggaran Pemerintah Daerah ditempatkan pada halaman
terakhir. Selanjutnya setiap lembar RKA SKPD 3.1 yang telah dibahas diparaf oleh setiap anggota
Tim Anggaran Pemerintah Daerah. 16. Formulis RKA SKPD 3.1 merupakan input data untuk
menyusun formulir RKA SKPD. - 120 - 7. RKA SKPD 3.2 RKA SKPD 3.2 adalah Rincian
Pengeluaran Pembiayaan. Jenis dan contoh formulir Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah 3.2 (RKA SKPD 3.2) dapat dijelaskan sebagai berikut : TABEL 6.3 FORMULIR
RKA SKPD 3.2. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT
DAERAH Formulir Provinsi/Kabupaten/Kota .................... RKA SKPD 3.2 Tahun Anggaran
................... Pemerintahan : x.xx. ....................... Perangkat Daerah : x.xx. ....................... Rincian
Pengeluaran Pembiayaan Kode Rekening Uraian Jumlah (Rp.) 1 2 3 x x x xx xx x x x xx xx x x x
xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx Jumlah Pengeluaran
……….., tanggal, bulan, tahun …….. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (nama jelas)
NIP….......... Keterangan Tanggal Pembahasan Catatan Hasil Pembahasan 1. 2. dst. Tim Anggaran
Pemerintah Daerah : No Nama NIP Jabatan Tanda tangan 1. 2. dst. - 121 - Formulir ini tidak diisi
oleh satuan kerja perangkat daerah lainnya, pengerjaan dilakukan oleh satuan kerja pengelolaan
keuangan daerah. Penjelasan : 1. Provinsi/kabupaten/kota diisi dengan nama
provinsi/kabupaten/kota. 2. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan. 3.
Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan dan nama urusan pemerintahan
daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD. 4. Organisasi diisi dengan
nomor kode perangkat daerah dan nama satuan kerja perangkat daerah. 5. Kolom 1 (program kerja)
diisi dengan nomor kode rekening akun/ kelompok/jenis/obyek/rincian obyek penerimaan
pembiayaan. 6. Kolom 2 (uraian) diisi dengan nama akun, jenis, obyek, dan rincian obyek
penerimaan pembiayaan. 7. Kolom 3 (jumlah) diisi dengan jumlah jenis penerimaan pembiayaan
berkenaan yang merupakan hasil penjumlahan dari seluruh obyek penerimaan pembiayaan yang
termasuk dalam jenis penerimaan pembiayaan bersangkutan. Jumlah obyek penerimaan merupakan
penjumlahan dari seluruh rincian obyek penerimaan pembiayaan yang termasuk dalam obyek
penerimaan pembiayaan bersangkutan. 8. Jumlah penerimaan merupakan hasil dari penjumlahan
seluruh jenis penerimaan pembiayaan. 9. Formulir RKA SKPD 3.2 dapat diperbanyak sesuai
dengan kebutuhan. 10. Apabila formulir RKA SKPD 3.2 lebih dari satu halaman, maka pada
halaman berikutnya cukup diisi mulai dari rincian penerimaan pembiayaan dan setiap halaman
diberi nomor urut halaman. 11. Tanggal, bulan, dan tahun diisi berdasarkan pembuatan RKA SKPD
3.2. 12. Formulir RKA SKPD 3.2 ditandatangani oleh kepala SKPD dengan mencantumkan nama
lengkap dan NIP yang bersangkutan. 13. Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir
RKA SKPD 3.2 oleh tim anggaran pemerintah daerah. Apabila terdapat catatan dari hasil
pembahasan oleh tim anggaran pemerintah daerah untuk mendapatkan perhatian Kepala SKPD
dicantumkan dalam kolom catatan hail pembahasan. 14. Seluruh anggota tim anggaran pemerintah
daerah menandatangani formulir RKA SKPD 3.2 yang telah dibahas yang dilengkapi dengan nama,
NIP, dan jabatan. 15. Apabila formulir RKA SKPD 3.2 lebih dari satu halaman, maka tanggal,
bulan dan tahun pembuatan, kolom tanda tangan dan nama Kepala SKPD, serta keterangan, tanggal
pembahasan, catatan hasil pembahasan, nama, NIP, jabatan dan tanda tangan Tim Anggaran
Pemerintah Daerah ditempatkan pada halaman terakhir. Selanjutnya setiap lembar RKA SKPD 3.2
yang telah dibahas diparaf oleh setiap anggota Tim Anggaran Pemerintah Daerah. 16. Formulir
RKA SKPD 3.2 merupakan input data untuk menyusun formulir RKA SKPD.

Anda mungkin juga menyukai