Anda di halaman 1dari 62

RANCANGAN AKSI

PERUBAHAN

KINERJA ORGANISASI
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR
ANGKATAN VIII TAHUN 2023

PENYEDIAAN INFORMASI TENAGA KERJA MELALUI


SISTEM INFORMASI TENAGA KERJA TANAH BUMBU
OLEH BIDANG TENAGA KERJA PADA DINAS
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
KABUPATEN TANAH BUMBU

Oleh :
Arianto Sani, ST., MM.
NDH : 22

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH


PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
BANJARBARU
2023

ii
RANCANGAN AKSI PERUBAHAN
KINERJA ORGANISASI
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR
ANGKATAN VIII TAHUN 2023

PENYEDIAAN INFORMASI TENAGA KERJA MELALUI


SISTEM INFORMASI TENAGA KERJA TANAH BUMBU
OLEH BIDANG TENAGA KERJA PADA DINAS
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
KABUPATEN TANAH BUMBU

Oleh :
Arianto Sani, ST., MM.
NDH : 22

POLA FASILITASI
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
DENGAN PEMERINTAH KAB/KOTA
BANJARBARU
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKSI PERUBAHAN


PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR
ANGKATAN VIII TAHUN 2023

JUDUL : Penyediaan Informasi Tenaga Kerja Melalui


Sistem Informasi Tenaga Kerja Tanah Bumbu
Oleh Bidang Tenaga Kerja Pada Dinas Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Tanah
Bumbu

NAMA : Arianto Sani, ST., MM.

JABATAN : Kepala Bidang Tenaga Kerja

UNIT KERJA : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten


Tanah Bumbu

NDH : 22

Telah disetujui untuk diseminarkan pada tanggal, 25 Oktober 2023


Di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Kalimantan Selatan

Banjarbaru, 24 Oktober 2023

Mentor, Coach,

Kadri Mandar, S.Ag.M.H Dr. Zaenal Fanani, M.Ed


NIP. 19780910 200501 1 009 NIP. 19620501 198703 1 006

ii
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKSI PERUBAHAN


PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR
ANGKATAN VIII TAHUN 2023

JUDUL : Penyediaan Informasi Tenaga Kerja Melalui


Sistem Informasi Tenaga Kerja Tanah Bumbu
Oleh Bidang Tenaga Kerja Pada Dinas Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Tanah
Bumbu

NAMA : Arianto Sani, ST., MM.

JABATAN : Kepala Bidang Tenaga Kerja

UNIT KERJA : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten


Tanah Bumbu

NDH : 22

Telah diseminarkan pada tanggal, 25 Oktober 2023


Di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Kalimantan Selatan

Banjarbaru, 24 Oktober 2023

Mentor, Coach,

Kadri Mandar, S.Ag.M.H Dr. Zaenal Fanani, M.Ed


NIP. 19780910 200501 1 009 NIP. 19620501 198703 1 006
Penguji,

……………………………..
NIP. ……………………………..

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT


atas segala Rahmat dan Nikmatnya yang telah diberikan, serta segala do’a
yang telah di panjatkan, sehingga penyusunan rancangan aksi perubahan
dengan Judul “Penyediaan Informasi Tenaga Kerja Melalui Sistem
Informasi Tenaga Kerja Tanah Bumbu Oleh Bidang Tenaga Kerja
Pada Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Tanah
Bumbu” dapat diselesaikan, sebagai persyaratan mengikuti Pelatihan
Kepemimpinan Administrator Angkatan VIII Tahun 2023 di Banjarbaru.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan;
2. Sekretaris Daerah ProvinsI Kalimantan Selatan;
3. Bupati dan Wakil Bupati Tanah Bumbu;
4. Sekretaris Daerah Kabupaten Tanah Bumbu;
5. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan, beserta jajarannya;
6. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten
Tanah Bumbu;
7. Dr. Zaenal Fanani, M.Ed selaku Coach aksi perubahan atas arahan
dan bimbingannya yang berharga;
8. ……………………. selaku Penguji terhadap Rancangan Aksi
Perubahan dan telah memberikan masukan untuk penyempurnaan
rancangan;
9. Kadri Mandar, S.Ag.M.H sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu yang sekaligus menjadi Mentor
aksi perubahan atas arahan dan bimbingannya yang berharga;
10. Para Widyaiswara yang telah memberikan banyak sharing ilmu dan
pengalaman selama kami mengikuti PKA Angkatan VIII Tahun 2023.
11. Tim aksi perubahan yang telah banyak membantu penyusunan
rancangan aksi perubahan.

iv
12. Rekan-rekan peserta PKA Angkatan VIII Tahun 2023 dan pihak-pihak
lain yang turut memberikan petunjuk dan motivasi;
13. Seluruh stakeholder aksi perubahan, atas segala dukungannya, saran,
dan kritik untuk perbaikan dan kesempurnaan rancangan aksi
perubahan.
14. Keluargaku tercinta, atas dukungan, pengertian dan kesabarannya
beserta pengorbanan waktu kebersamaan yang terlewati.
Semoga Allah SWT memberikan ganjaran kebaikan dan pahala
yang berlipat ganda kepada kita dan mereka semua. Amin Ya Rabbal
Alamin.
Demikian rancangan aksi perubahan ini dibuat dengan segala
keterbatasan dan kemampuan yang ada. Akhirnya hanya kepada Allah
SWT kami serahkan segala urusan dan semoga Rancangan Aksi
Perubahan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Banjarbaru, 24 Oktober 2023


Penyusun,

Arianto Sani, ST., MM.


NIP. 19720529 199702 1 002

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................ iii
KATA PENGANTAR........................................................................ iv
DAFTAR ISI .................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................... vii
DAFTAR TABEL.............................................................................. viii
GLOSSARY ..................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................
B. Tujuan ............................................................................
C. Manfaat...........................................................................
D. Ruang Lingkup................................................................

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI


A. Profil Organisasi
.......................................................................................
6
B. Visi Misi dan NIlai............................................................
C. Uraian Tugas dan Sasaran Kerja....................................

BAB III ANALISA MASALAH


A. Ruang Lingkup Aksi Perubahan......................................
B. Identifikasi Isu Strategis...................................................
C. Analisis Akar Masalah ....................................................
D. Isu Strategic Terpilih........................................................
E. Analisa Faktor Lingkungan Penyelesaian Masalah.........
F. Deskripsi Inovasi Aksi Perubahan Peningkatan Kinerja. .

BAB IV STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH


A. Terobosan Inovasi (Adopsi/Adaptasi hasil STULA).........
B. Tahapan Kegiatan (Milestone)........................................
C. Sumber Daya Aksi Perubahan........................................
D. Strategi Pengembangan Kompetensi dalam Aksl
Perubahan.......................................................................
E. Pemetaan Stakeholder dan Pemanfaatan.......................
F. Manajemen Resiko..........................................................
G. Indikator KeberhasIlan dan Output Kunci........................

DAFTAR PUSTAKA

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Kuadran Peta Organisasi Aksi Perubahan ....................


Gambar 4.1. Peta Stakeholders (Net Maps) ........................................
Gambar 4.2. Posisi Stakeholders ........................................................
Gambar 4.3. Tim Efektif Aksi Perubahan ...........................................

vii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Jumlah Pegawai .................................................................


Tabel 3.1. Analisa AKPL ......................................................................
Tabel 3.2. Analisa USG .......................................................................
Tabel 3.3. Identifikasi Faktor Internal Dan Eksternal ...........................
Tabel 3.4. Matriks Urgensi Faktor Internal Dan Eksternal ...................
Tabel 3.5. Evaluasi Faktor Internal Dan Eksternal ..............................
Tabel 3.6. Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan ......................................
Tabel 3.7. Formulasi Strategi Swot ......................................................
Tabel 3.8. Teori Tapisan ......................................................................
Tabel 3.9. Strategi Pelaksanan ............................................................
Tabel 4.1. Milestone Aksi Perubahan ..................................................
Tabel 4.2. Analisis Stakeholder Aksi Perubahan .................................
Tabel 4.3. Manajemen Resiko .............................................................
Tabel 4.4. Rencana Strategi Pengembangan Potensi Diri ..................
Tabel 4.5. Rencana Capaian Aksi Perubahan .....................................
Tabel 4.6. Output Kunci Aksi Perubahan .............................................

viii
GLOSARI

AKPL = Aktual, Kekhalayakan, Problematik dan Kelayakan


APBD = Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
BCR = Benefit Cost Ratio
SKPD = Satuan Kerja Perangkat Daerah
USG = Urgency, Seriousness, Growth
SDM = Sumber Daya Manusia
SIMATA = Sistem Informasi Tenaga Kerja Tanah Bumbu

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan undang-undang dasar Negara tahun 1945 pasal
27 ayat (2) yang menyatakan bahwa setiap warga Negara republik
Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Namun pada kenyataannya, hal tersebut masih menjadi
permasalahan yang disebabkan banyaknya jumlah tenaga kerja yang
tidak terserap oleh lapangan kerja yang tersedia. Pendirian
perusahaan besar adalah satu faktor penunjang yang amat berperan
dalam peroses pembangunan bangsa yang sedang dijalani.
Masalah ketenagakerjaan terus-menerus mendapat perhatian
dari berbagai pihak, yakni pemerintah, lembaga pendidikan, dan
masyarakat. Pemerintah melihat masalah ketenagakerjaan sabagai
salah satu bahkan sentral pembangunan, karena ketenagakerjaan itu
pada hakekatnya adalah tenaga pembangunan yang banyak
sumbangannya terhadap keberhasialan pembangunan daerah
termasuk pembangunan disektor ketenagakerjaan itu sendiri. Masalah
sumber daya manusia terus meningkat khususnya berkenaan dengan
supply tenaga kerja terampil.
Pembangunan ketenagakerjaan merupakan upaya yang
sifatnya menyeluruh di semua sektor, daerah dan ditujukan pada
perluasan lapangan kerja dan pemerataan kesempatan kerja,
peningkatan mutu dan kemampuan serta perlindungan kerja.
Pembangunan sektoral dan regional perlu selalu mengusahakan
terciptanya lapangan kerja yang seluas mungkin. Upaya perluasan
kesempatan kerja dilaksanakan melalui pertumbuhan ekonomi juga
dilaksanakan dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas
penempatan tenaga kerja.
Terbatasnya pengunaan tenaga kerja local di perusahaan-
perusahaan yang ada dapat dilihat dari banyaknya tenaga kerja luar

1
yang bekerja, yang mengisi lowongan dan jabatan diperusahaan.
Dalam upaya memanfaatkan tenaga kerja lokal oleh perusahaan perlu
diatur dan ditetapkan dalam suatu peraturan daerah.
Adanya otonomi daerah maka setiap daerah memiliki kewajiban
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah
dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan
pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sebagai konsekuensi dari pelaksanaan Otonomi Daerah
terlebih setelah ditetapkannya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, dimana Pemerintahan Daerah diberi
kewenangan yang demikian luas oleh pemerintah pusat untuk
mengatur rumah tangga daerahnya sendiri, termasuk didalamnya
adalah pemberian pelayanan kepada masyarakat di daerah.
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum,
juga sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang harus
diberdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan yang
lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam
mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang
ada didaerahnya masing-masing. Pelaksanaan otonomi daerah
merupakan titik fokus yang penting dalam rangka memperbaiki
kesejahteraan rakyat.
Permasalahan tenaga kerja merupakan salah satu masalah
pembangunan di Kabupaten Tanah Bumbu yang belum terpecahkan
dengan baik sampai saat ini, seperti penempatan tenaga kerja lokal
yang belum terlaksana secara optimal oleh berbagai perusahaan dan
unit-unit usaha yang beroperasi di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu.
Sektor Industri merupakan sektor utama Kabupaten Tanah Bumbu.
Guna mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja lokal dan
untuk melindungi hak-hak tenaga kerja lokal serta menghindari adanya
kecemburuan sosial. Untuk terlaksananya peraturan tentang

2
penempatan tenaga kerja lokal maka pemerintah Kabupaten Tanah
Bumbu telah menetapkan dinas tenaga kerja Kabupaten Tanah Bumbu
untuk menjalankan berbagai kewenangan agar tercapainya tujuan dari
ketentuan tersebut. Dalam hal ini dinas tenaga kerja Kabupaten Tanah
Bumbu akan menjalankan tugas dan fungsinya dibidangnya.
Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam penempatan
tenaga kerja lokal perusahaan-perusahaan yang ada untuk dituntut
untuk berpartisipasi dengan memanfaatkan tenaga kerja lokal dan bagi
tenaga kerja luar daerah. Penempatan tenaga kerja lokal dipandang
lebih efisien dalam segala hal, baik waktu, tenaga, pembiayaan
maupun birokrasinya lebih mudah karena ruang lingkupnya antar
kebupaten. Tenaga kerja lokal belum secara optimal dimanfaatkan
oleh perusahaan-perusahaan atau unit-unit usaha yang beroperasi di
Kabupaten Tanah Bumbu. Semakinmeningkatnya jumlah pencari kerja
yang terdaftar setiap tahunnya meningkat, ini menunjukkan bahwa
penempatan tenaga kerja ldi Kabupaten Tanah Bumbu masih belum
optimal dilakukan. Untuk itu tenaga kerja lokal agar diberdayakan
untuk mengisi lowongan dan jabatan pada perusahaan yang ada di
Kabupaten Tanah Bumbu, maka perusahaan berpartisipasi dalam
menggunakan tenaga kerja lokal.
Sesuai dengan kewenangan Bidang Tenaga Kerja pada Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu, dengan
tugas pokok, yaitu : ”mempunyai tugas melakukan penyiapan
perumusan kebijakan teknis dan penyelenggaraan kegiatan di
bidang tenaga kerja”, yang kemudian dijabarkan kedalam uraian
tugas yang menyangkut pengelolaan data ketenagakerjaan.
Berdasarkan hasil penilaian dalam Tabel USG tersebut dapat
disimpulkan bahwa isu strategis terpilih yang merupakan area
organisasi yang menjadi area perubahan berdasarkan ranking tertinggi
adalah ”Belum optimalnya informasi kerja kepada pencari kerja
dan pemberi kerja serta perluasan kesempatan kerja kepada
masyarakat“, berdasarkan isu strategis terpilih maka rancangan topik

3
aksi perubahan terhadap identifikasi permasalahan dihadapi oleh
Bidang Tenaga Kerja pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Tanah Bumbu, adalah: ”Penyediaan Informasi Tenaga
Kerja Melalui Sistem Informasi Tenaga Kerja Tanah Bumbu
(Simata) Oleh Bidang Tenaga Kerja Pada Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu”.

B. Tujuan
1. Tujuan Jangka Pendek
Terlaksananya pembuatan Sistem Informasi Tenaga Kerja
Tanah Bumbu (Simata) Oleh Bidang Tenaga Kerja Pada Dinas
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu, yang
dilaksanakan melalui :
a. Menyiapkan dan membentuk tim efektif;
b. Melaksanakan koordinasi, penyusunan, pembuatan sistem
informasi;
c. Melaksanakan publikasi, operasional sistem dan supervisi;
d. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan.

2. Tujuan Jangka Menengah


a. Menambah fungsi menu lainnya untuk meningkatkan performa
Sistem Informasi Tenaga Kerja Tanah Bumbu;
b. Melaksankan update datang yang terus berkembang.

3. Tujuan Jangka Panjang :


a. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pelayanan dari Simata;
b. Mengembangkan dan mengintegrasikan Simata dengan sistem
pelayanan yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi.
c. Mengintegrasikan Sistim Informasi (Simata) dengan layanan
yang ada di Dinas Sosial dan Disdukcapil

4
C. Manfaat
1. Manfaat Bagi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Tanah Bumbu :
a. Meningkatnya kinerja pelayanan dari Bidang Tenaga Kerja;
b. Menggantikan pelayanan informasi yang dulunya dilakukan
secara manual sekarang telah berbasis teknologi;
c. Mengurangi petugas lapangan yang harus menghimpun dan
mempublikasikan terkait dengan ketersesiaan tenaga kerja.

2. Manfaat Bagi Pemerintah Daerah:


a. Sebagai bentuk transparansi terhadap pelaksanaan bidang
ketenagakerjaan;
b. Meningkatkan koordinasi dan kerja sama antara stakeholders
yang terkait dengan ketenagakerjaan.

3. Manfaat Bagi Masyarakat :


c. Terlindungi dan terpenuhinya hak-hak tenaga kerja
sebagaimana yang telah diatur dalam undang-undang;
d. Meningkatnya hubungan antara pengusaha dan pekerja;
e. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang
ada daerah.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam pencapaian tujuan aktualisasi perubahan
ini adalah untuk memenuhi kompetensi manajerial administrasi pada
Bidang Tenaga Kerja pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Tanah Bumbu. Kegiatan aktualisasi perubahan dibuat
berlandaskan pada tugas dan fungsi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, instruksi dari atasan atau pimpinan dan kegiatan inovatif yang

5
dirancang oleh penulis sendiri sebagai solusi bagi permasalahan yang
dihadapi dari tema utama yang diangkat. Kegiatan tersebut yaitu :
1. Aksi perubahan akan dilaksanakan dalam jangka waktu 2 (dua)
bulan mulai Oktober s/d Desember 2023;
2. Pelaksanaan pembuatan Sistem Informasi Tenaga Kerja Tanah
Bumbu (Simata) Oleh Bidang Tenaga Kerja Pada Dinas Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu.

6
BAB II
ANALISIS MASALAH

A. Profil Organisasi
1. Tugas dan Fungsi
Peraturan Bupati Tanah Bumbu Nomor 22 Tahun 2022
Tentang Tugas, Fungsi, Uraian Tugas Dan Tata Kerja Unsur-Unsur
Organisasi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi pada Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, mempunyai tugas membantu
Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang tenaga kerja dan transmigrasi. Dinas
dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan daerah dibidang tenaga kerja dan
transmigrasi,
b. pelaksanaan kebijakan daerah dibidang tenaga kerja dan
transmigrasi,;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dibidang tenaga kerja dan
transmigrasi,;
d. pelaksanaan administrasi Dinas; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait
dengan tugas dan fungsinya.
Dalam menjabarkan tugas dan fungsi, Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi mempunyai uraian tugas sebagai berikut:
a. merumuskan kebijakan teknis dibidang Tenaga Kerja,
Transmigrasi, Koperasi dan Usaha Mikrosesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
b. menetapkan kebijakan teknis dibidang Tenaga Kerja dan
Transmigrasi,;

7
c. melaksanakan kebijakan, pembinaan, pengendalian,
pengawasandan pengaturan serta penyelenggaraan kegiatan
dibidang tenaga kerja;
d. melaksanakan kebijakan, pembinaan, pengendalian,
pengawasandan pengaturan serta penyelenggaraan kegiatan
dibidang transmigrasi dan hubungan industrial;
e. melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi
terkait;
f. membina dan mengoordinasikan pengelolaan Unit Pelaksana
Teknis Daerah;
g. mengendalikan pengelolaan kegiatan ketatausahaan;
h. mengoordinasikan dan membina unit pelaksana teknis;
i. mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan Jabatan Fungsional;
j. mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas; dan
k. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupatisesuai
bidang tugas.

2. Uraian Tugas
a. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan
pengoordinasian, pengendalian dan melaksanakan kegiatan
administrasi umum, rumah tangga, humas, protokol
kepegawaian, perencanaan, keuangan, dan penatausahaan
aset.
b. Bidang Transmigrasi dan Hubungan Industrial
Bidang Transmigrasi dan Hubungan Industrial
mempunyai tugas penyiapan perumusan kebijakan teknis dan
penyelenggaraan kegiatan di bidang transmigrasi dan hubungan
industrial.
c. Bidang Tenaga Kerja

8
Bidang Tenaga Kerja mempunyai tugas melakukan
penyiapan perumusan kebijakan teknis dan penyelenggaraan
kegiatan di bidang tenaga kerja.

3. Susunan Organisasi
Unsur-unsur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, terdiri dari:
a. Sekretariat;
b. Bidang Tenaga Kerja;
c. Bidang Transmigrasi dan Hubungan Industrial
d. Unit Pelaksana Teknis; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.

4. Data Kepegawaian
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tanah
Bumbu dalam menjalankan tugasnya didukung sebanyak 43 orang
pegawai dari berbagai tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan
pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tanah
Bumbu Tahun 2022 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1. Jumlah Pegawai


No. Tingkat Pendidikan Jumlah
1. S2 8
2. S1/DIV 25
3. DIII 6
4. SMU 4
5. SLTP
6. SD
Jumlah 43

5. Visi dan Misi


a. Visi
Adapun Visi Kabupaten Tanah Bumbu yang hendak
dicapai pada tahun 2021-2026 adalah: “Membangun Tanah
Bumbu maju, Unggul, Mandiri, Religius dan Demokratis”.

9
b. Misi Kepala Daerah
Dalam upaya perwujudan visi dimaksud Pemerintah
Kabupaten Tanah Bumbu menjalankan misi sebagai berikut:
1). Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas,
Produktif dan berakhlak Mulia;
2). Mewujudkan infrastruktur wilayah yang mantap untuk
menopang daya saing pelayan publik dan perekonomian;
3). Mewujudkan pengelolaan Sumber Daya Alam yang arif
dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan;
4). Mewujudkan Perekonomian daerah berbasis
pengembangan potensi maritim dan agroindustri;
5). Membangun tata kelola pemerintahan yang melayani,
sederhana dan akuntabel;

B. Uraian Tugas dan Sasaran Kinerja Pelayanan


1. Uraian Tugas
Bidang Tenaga Kerja mempunyai tugas melakukan
penyiapan perumusan kebijakan teknis dan penyelenggaraan
kegiatan di bidang tenaga kerja, dengan fungsi sebagai berikut :
a. penyiapan perumusan kebijakan teknis bidang tenaga kerja;
b. pelaksanaan program, pembinaan dan penyelenggaraan
pelatihan kerja;
c. pelaksanaan pembinaan pelatihan, penempatan dan perluasan
kerja;
d. pelaksanaan program, pembinaan, penyuluhan serta
peningkatan produktifitas kerja;
e. koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait;
f. pemantauan, evaluasi dan pelaporan; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan.
Bidang Tenaga Kerja mempunyai uraian tugas, adalah
sebagai berikut :

10
a. melaksanakan koordinasi penyelenggaraan pelatihan berbasis
kompetensi (PBK);
b. melakukan verifikasi informasi regulasi bidang pelatihan kerja
yang akan disebarluaskan kepada lembaga pelatihan kerja
swasta;
c. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
lembaga pelatihan kerja swasta;
d. melaksanakan pemberian izin kepada lembaga pelatihan kerja
swasta;
e. melakukan penyebarluasan informasi produktifitas kepada
perusahaan kecil;
f. melaksanakan koordinasi pemberian konsultasi produktifitas
kepada perusahaan kecil;
g. melaksanakan koordinasi pengukuran produktivitas tingkat
kabupaten/kota;
h. pelayanan antar kerja kepada pencari kerja dan pemberi kerja
serta perluasan kesempatan kerja kepada masyarakat;
i. melaksanakan koordinasi penyuluhan dan bimbingan jabatan
dalam pelayanan antar kerja serta perluasan kesempatan kerja
kepada masyarakat;
j. melaksanakan koordinasi perantaraan kerja dalam pelayanan
antar kerja serta perluasan kesempatan kerja kepada
masyarakat.
k. melaksankan verifikasi penerbitan izin kepada lembaga
penempatan tenaga kerja swasta;
l. melakukan promosi penyebarluasan informasi mekanisme
bekerja keluar negeri kepada masyarakat;
m. melaksanakan koordinasi pendaftaran, perekrutan dan seleksi
calon TKI;
n. melaksanakan koordinasi pelayanan dan verifikasi kelengkapan
dokumen ketenagakerjaan calon TKI keluar negeri;

11
o. melaksanakan koordinasi pelayanan penandatanganan
perjanjian kerja;
p. melaksanakan koordinasi penyelesaian permasalahan TKI pra
dan purna penempatan;
q. melaksanakan koordinasi pelayanan pemulangan dan
kepulangan TKI;
r. melaksanakan pemberdayaan TKI purna;
s. melaksanakan penerbitan perpanjangan ijin mempekerjakan
tenaga kerja asing (IMTA) yang lokasi kerja lebih dari 1 (satu)
daerah dalam 1(satu) daerah kabupaten;
t. melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi
terkait;
u. melaksanakanpemantauan, evaluasi dan laporan pelaksanaan
tugas; dan
v. melaksankan koordinasi pemantauan tingkat produktivitas;
w. melaksankan koordinasi pemberian dan penyebarluasan
informasi pasar kerja
x. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan bidang tugasnya

2. Sasaran Kinerja Pelayanan


a. Indikator Kinerja Utama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
Kabupaten Tanah Bumbu, adalah sebagai berikut :
1). Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun
2). Besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian
Bersama (PB)
3). Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan
4). Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program
Jamsostek
5). Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan
pemerintah daerah

12
6). Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan
berbasis kompetensi
b. Indikator Kinerja Utama Kepala Bidang Tenaga Kerja, adalah
sebagai berikut :
1). Meningkatkan Kualitas Daya Saing Tenaga Kerja.

3. Cascading Kinerja Bidang Tenaga Kerja


Gambar 2. 3. Cascading Kinerja Bidang Tenaga Kerja
VISI : MEMBANGUN TANAH BUMBU MAJU, UNGGUL, MANDIRI, RELIGIUS DAN DEMOKRATIS”
MISI I : Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas, Produktif dan Ber Akhlak Mulia
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

Menurunkan Tingkat Meningkatnya Peningkatan Peningkatan


Pengangguran Kesempatan Kerja informasi pasar penyebarluasan informasi
Terbuka kerja dan pasar kerja dengan
penyelenggaraan meningkatkan job
Jobfair canvasing,baik lokal
maupun luar daerah
Penyelenggaraan Meningkatkan kualitas
pelatihan jobfair, dengan
kompetensi memperbanyak lowongan
ketrampilan pencari pekerjaan
kerja
Penyelenggaraan Meningkatkan pelatihan
pelatihan produktivitas wirausaha
produktivitas baru yang lebih terarah
wirausaha baru
Meningkatkan kualitas
pelatihan keterampilan
pencari kerja dengan
keterampilan yang modern
sesuai kebutuhan industri
dan yang masih terbuka
peluang usahanya

13
BAB III
ANALISIS MASALAH PELAYANAN

A. Identifikasi lsu Strategis


Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh Bidang Tenaga
Kerja pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tanah
Bumbu, yang terkait dengan pelaksanaan tugas : ”mempunyai tugas
melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis dan
penyelenggaraan kegiatan di bidang tenaga kerja”, terkait dengan
pelayanan utama adalah pelayanan terhadap pencari kerja maupun
dengan penyelenggara kerja yaitu pihak perusahaan, sesuai dengan
salah satu fungsi tersebut dapat diidentifikasi beberapa masalah yang
terus berkelanjutan, dengan identifikasi isu aktual sebagai berikut :
1. Belum optimalnya peningkatan kompetensi sumber daya manusia
lembaga pelatihan kerja swasta;
2. Belum optimalnya pemberian izin kepada lembaga pelatihan kerja
swasta;
3. Belum optimalnya penyebarluasan informasi produktifitas kepada
perusahaan kecil;
4. Belum optimalnya koordinasi pemberian konsultasi produktifitas
kepada perusahaan kecil;
5. Belum optimalnya informasi kerja kepada pencari kerja dan
pemberi kerja serta perluasan kesempatan kerja kepada
masyarakat.

B. Analisis Akar Masalah


Sesuai dengan tugas pokok Bidang Tenaga Kerja pada Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu, terkati
dengan Identifikasi lsu Strategis, maka untuk mengetahui akar
masalah yang dihadapi, dilakukan analisis dengan menggunakan
Tabel AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik dan Kelayakan)
terhadap ke-5 isu aktual tersebut. Sebagai berikut :

14
Tabel 3.1. Analisa AKPL
No Isu Aktual Nilai Total Ranking
A K P L Nilai
1 Belum optimalnya 2 3 3 3 11 III
peningkatan kompetensi
sumber daya manusia
lembaga pelatihan kerja
swasta;
2 Belum optimalnya pemberian 2 3 2 3 10 IV
izin kepada lembaga
pelatihan kerja swasta;
3 Belum optimalnya 4 3 4 4 15 II
penyebarluasan informasi
produktifitas kepada
perusahaan kecil;
4 Belum optimalnya koordinasi 2 1 2 1 8 V
pemberian konsultasi
produktifitas kepada
perusahaan kecil;
5 Belum optimalnya informasi 5 5 4 5 19 I
kerja kepada pencari kerja
dan pemberi kerja serta
perluasan kesempatan kerja
kepada masyarakat.
Keterangan : Keterangan Nilai :
A = Aktual 1 = Sangat Kurang
K = Kekhalayakan 2 = Kurang
P = Problematik 3 = Sedang
L = Layak/ Logis 4 = Baik
5 = Sangat Baik

Berdasarkan hasil penilaian dalam Tabel AKPL tersebut yang


merupakan area organisasi yang bermasalah pada Bidang Tenaga
Kerja adalah :
1. Belum optimalnya informasi kerja kepada pencari kerja dan
pemberi kerja serta perluasan kesempatan kerja kepada
masyarakat;
2. Belum optimalnya penyebarluasan informasi produktifitas kepada
perusahaan kecil;
3. Belum optimalnya peningkatan kompetensi sumber daya manusia
lembaga pelatihan kerja swasta.

15
Identifikasi terhadap akar masalah yang menjadi area
perubahan dilakukan terhadap area organisasi, sebagaimana menjadi
hasil penilaian Tabel AKPL, dengan menggunakan teknik analisis
USG, sebagai berikut :

Tabel 3.2. Analisa USG


No Isu Aktual Nilai Total Ranking
U S G Nilai
1. Belum optimalnya 3 3 2 8 I
informasi kerja kepada
pencari kerja dan pemberi
kerja serta perluasan
kesempatan kerja kepada
masyarakat;
2. Belum optimalnya 2 2 2 6 II
penyebarluasan informasi
produktifitas kepada
perusahaan kecil;
3. Belum optimalnya 1 1 2 4 III
peningkatan kompetensi
sumber daya manusia
lembaga pelatihan kerja
swasta
Keterangan : Keterangan Nilai :
U = Urgency 1 = Sangat Kurang
S = Seriousness 2 = Kurang
G = Growth 3 = Sedang
4 = Baik
5 = Sangat Baik

C. Isu Strategis Terpilih


Berdasarkan hasil penilaian dalam Tabel USG tersebut dapat
disimpulkan bahwa isu strategis terpilih yang merupakan area
organisasi yang menjadi area perubahan berdasarkan ranking tertinggi
(I) adalah ”Belum optimalnya informasi kerja kepada pencari kerja
dan pemberi kerja serta perluasan kesempatan kerja kepada
masyarakat“, berdasarkan isu strategis terpilih maka rancangan topik
aksi perubahan terhadap identifikasi permasalahan dihadapi oleh
Bidang Tenaga Kerja, adalah : ”Penyediaan Informasi Tenaga Kerja
Melalui Sistem Informasi Tenaga Kerja Tanah Bumbu Oleh Bidang
Tenaga Kerja Pada Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Kabupaten Tanah Bumbu”, hal tersebut sesuai dengan analisa faktor

16
lingkungan penyelesaian masalah, yang diuraikan pada pembahasan
selanjutnya.
D. Analisa Faktor Lingkungan Penyelesaian Masalah
1. Kendala : Internal dan Eksternal

Identifikasi faktor internal dan eksternal yang terkait dengan


Penyediaan Informasi Tenaga Kerja Melalui Sistem Informasi
Tenaga Kerja Tanah Bumbu Oleh Bidang Tenaga Kerja Pada
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu,
dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 3.3. Identifikasi Faktor Internal Dan Eksternal
IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL
Strenghts (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)
S1 Adanya program dan W1 Lemahnya pengawasan
kegiatan yang yang dilakukan oleh unsur
mendukung dalam pimpinan secara berjenjang
pelaksanaan
pengelolaan
ketenagakerjaan
S2 Dukungan dari atasan W2 Terbatasnya jumlah
langsung untuk pegawai yang
pelaksanaan aksi melaksanakan pelayanan
perubahan ketenagakerjaan
S3 Tersedianya anggaran W3 Belum optimalnya
untuk pelaksanaan pelaksanaan koordinasi dan
program dan kegiatan. kerjasama dengan bipihak
terkait
IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL
Opportunities (Peluang) Threats (Tantangan)
O1 Dukungan dari instansi T1 Semakin banyaknya
terkait untuk kebutuhan kerja oleh
pengelolaan pencari kerja
ketenagakerjaan;
O2 Adanya pelatihan T2 Tidak seimbangnnya
ketenagakerjaan oleh kebutuhan kerja dengan
instansi dan berbagai ketersediaan kerja
pihak terkait
O3 Pesatnya kemajuan T3 Belum terintegrasinya
teknologi dalam layanan data secara digital
mendukung ketenagakerjaan
pelaksanaan tugas

17
Hal ini menunjukan bahwa seluruh faktor saling berinteraksi
dan bersinergi dengan segala kekuatannya dan kelemahannya
untuk dapat menangkap peluang dan mengatasi segala ancaman.

18
2. Matriks Urgensi Faktor Internal dan Eksternal

Hasil identifikasi faktor dominan baik internal dan eksternal


pada pelaksanaan : Belum optimalnya informasi kerja kepada
pencari kerja dan pemberi kerja serta perluasan kesempatan
kerja kepada masyarakat dapat dilihat pada Tabel 3.4. Yang
menunjukan saling berinteraksi dan bersinergi segala kekuatannya
dan kelemahannya untuk dapat menangkap peluang dan
mengatasi segala ancaman.

19
Tabel 3.4. Matriks Urgensi Faktor Internal Dan Eksternal
MATRIKS URGENSI FAKTOR INTERNAL
No Faktor Internal Faktor Lebih NU BF
Urgen
A b c d e f
Strenghts (Kekuatan) (S)
a Adanya program dan kegiatan a a a e a 4 26,67
yang mendukung dalam
pelaksanaan pengelolaan
ketenagakerjaan
b Dukungan dari atasan langsung a b b b f 3 20,00
untuk pelaksanaan aksi
perubahan
c Tersedianya anggaran untuk a b c c f 2 13,33
pelaksanaan program dan
kegiatan.
Weaknesses (Kelemahan) (W)
d Lemahnya pengawasan yang a b c d d 2 13,33
dilakukan oleh unsur pimpinan
secara berjenjang
e Terbatasnya jumlah pegawai e b c d e 2 13,33
yang melaksanakan pelayanan
ketenagakerjaan
f Belum optimalnya pelaksanaan a f f d e 2 13,33
koordinasi dan kerjasama
dengan bipihak terkait
TOTAL NILAI URGENSI (TNU) 15 100
No Faktor Eksternal Faktor Lebih NU BF
Urgen
A b c d E f
Opportunities (Peluang) (O)
a Dukungan dari instansi terkait a c d a a 3 20,00
untuk pengelolaan
ketenagakerjaan;
b Adanya pelatihan a c b e b 2 13,33
ketenagakerjaan oleh instansi
dan berbagai pihak terkait
c Pesatnya kemajuan teknologi c c c e c 4 26,67
dalam mendukung pelaksanaan
tugas
Threats (Tantangan) (T)
d Semakin banyaknya kebutuhan d b c d f 2 13,33
kerja oleh pencari kerja
e Tidak seimbangnnya kebutuhan a e e d f 2 13,33
kerja dengan ketersediaan kerja
f Belum terintegrasinya layanan a b c f f 2 13,33
data secara digital
ketenagakerjaan
TOTAL NILAI URGENSI (TNU) 15 100

20
Dapat dilihat dan tergambar faktor-faktor yang
mempengaruhi dan sangat menentukan keberhasilan suatu
organisasi untuk memanfaatkan kekuatan dan meraih peluang
dengan mengatasi kelemahan dan ancaman (faktor internal dan
faktor eksternal). Faktor internal dan eksternal ini dinilai lagi
kemampuan urgensinya (kepentingannya) berdasarkan personal
adjusment dengan jalan membandingkan antar faktor satu persatu
secara berurutan dan berhierarkhi dalam bentuk masing-masing
matrik urgensi internal dan eksternal sehingga didapat nilai
urgensinya (NU) beserta nilai bobot faktornya (BF dalam %).
Terdapat perbandingan pada faktor yang sama tidak diberi
nilai sedangkan perbandingan dengan faktor lainnya diberi nilai
sesuai besaran urgensinya yang dalam hal ini nilainya berupa huruf
dari faktor yang bersangkutan, yang dapat dilihat pada Tabel 3.4. di
atas. Dapat dijelaskan bahwa jumlah huruf dari masing-masing
faktor dijumlahkan pada baris maupun kolom nilainya harus sama.
Ketentuan lainnya adalah nilai total faktor internal dan
eksternal maksimal adalah 15 dengan nilai bobot diperoleh dari
perkalian jumlah nilai urgensi per 15 dan dikalikan 100%.

3. Memilih dan Menetapkan Faktor Kunci Keberhasilan


Berdasarkan hasil matrik urgensi faktor internal dan
eksternal diperoleh total nilai urgensi (NU) dan bobot faktor (BF %)
pada masing-masing faktor baik internal (kekuatan dan kelemahan)
maupun eksternal (peluang dan ancaman) yang dimasukan ke
dalam evaluasi faktor internal dan eksternal.
Dalam tabel tersebut terdapat juga nilai keterkaitan (NK)
yang cara menilainya sama dengan matrik urgensi tetapi nilai
keterkaitan langsung menggunakan angka dari personal
adjustment menggunakan skala Likert. Pada kisaran nilai
keterkaitan ini adalah 1 sampai dengan 5, yang berarti 1 = kurang
terkait, 2 = cukup terkait, 3 = terkait, 4 = sangat terkait, dan 5 =

21
amat sangat terkait, sedangkan perbandingan faktor yang sama
tidak dinilai.
Selain itu terdapat nilai dukung (ND) yang merupakan nilai
dukungan suatu faktor berdasarkan personal adjusment terhadap
misi, tugas dan fungsinya Bidang Tenaga Kerja pada Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu.
Kisaran nilai dukung ini juga antara 1 sampai dengan 5, yang
berarti 1 = tidak mendukung, 2 = kurang mendukung, 3 = cukup
mendukung, 4 = mendukung, dan 5 = sangat mendukung suatu
faktor terhadap misi, tugas dan fungsi dari Bidang Tenaga Kerja
pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tanah
Bumbu, nilai dukung (ND) setidaknya sama dengan atau lebih kecil
dari nilai urgensi (NU).
Evaluasi faktor internal dan eksternal pada tabel 3.5. meliputi
antara lain :
a. Nilai Bobot Dukungan (NBD) adalah perkalian antara nilai
dukung (ND) dengan Bobot Faktor (BF%);
b. Nilai Rata-rata Keterkaitan (NRK) adalah Total Nilai Keterkaitan
(TNK) dibagi dengan jumlah faktor internal dan eksternal
dikurang 1.
c. Nilai Bobot Keterkaitan (NBK) merupakan perkalian antara Nilai
Rata-Rata Keterkaitan (NRK) dengan Bobot Faktor (BF%);
d. Total Nilai Bobot (TNB) adalah penjumlahan antara Nilai Bobot
Dukung (NBD) dengan Nilai Bobot Keterkaitan (NBK);
e. Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) didapat dengan mengambil
dua nilai terbesar dari masing-masing unsur kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman;
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka hasil
perhitungan penilaian kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
yang berupa evaluasi faktor internal dan eksternal dapat dilihat
pada Tabel.

22
Tabel 3.5. Evaluasi Faktor Internal Dan Eksternal
NO FAKTOR INTERNAL DAN NU BF ND NBD NILAI KETERKAITAN TNK NRK NBK TNB FKK
EKSTERNAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

FAKTOR INTERNAL
Strenghts (S)
1 Adanya program dan kegiatan yang
mendukung dalam pelaksanaan 4 0,267 4 1,07 5 4 5 5 4 5 4 4 4 3 3 46 2,83 0,76 1,82 1
pengelolaan ketenagakerjaan
2 Dukungan dari atasan langsung untuk
3 0,200 2 0,40 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 50 3,17 0,63 1,03 2
pelaksanaan aksi perubahan 4
3 Tersedianya anggaran untuk
2 0,133 2 0,27 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 46 2,83 0,38 0,64
pelaksanaan program dan kegiatan.
3,50
Weaknesses (W)
4 Lemahnya pengawasan yang dilakukan
2 0,133 2 0,27 5 5 4 5 5 4 4 3 4 5 5 49 3,08 0,41 0,68 2
oleh unsur pimpinan secara berjenjang
5 Terbatasnya jumlah pegawai yang
melaksanakan pelayanan 2 0,133 2 0,27 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 50 3,17 0,42 0,69 1
ketenagakerjaan
6 Belum optimalnya pelaksanaan
koordinasi dan kerjasama dengan bipihak 2 0,133 2 0,27 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 45 2,75 0,37 0,63
terkait
15 1,000 2,00
FAKTOR EKSTERNAL
Oppurtunities (O)
7 Dukungan dari instansi terkait untuk
3 0,200 3 0,60 5 4 4 4 5 4 5 3 4 3 3 44 2,67 0,53 1,13 2
pengelolaan ketenagakerjaan;
8 Adanya pelatihan ketenagakerjaan oleh
2 0,133 2 0,27 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 48 3,00 0,40 0,67
instansi dan berbagai pihak terkait
9 Pesatnya kemajuan teknologi dalam
4 0,267 3 0,80 4 4 4 3 5 4 3 4 5 4 4 44 2,67 0,71 1,51 1
mendukung pelaksanaan tugas
3,31
Threats (T)
10 Semakin banyaknya kebutuhan kerja
2 0,133 2 0,27 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 45 2,75 0,37 0,63 1
oleh pencari kerja
11 Tidak seimbangnnya kebutuhan kerja
2 0,133 2 0,27 3 5 4 5 4 3 3 4 4 4 3 42 2,50 0,33 0,60 2
dengan ketersediaan kerja
12 Belum terintegrasinya layanan data
2 0,133 2 0,27 3 4 4 5 4 3 3 4 4 3 3 40 2,33 0,31 0,58
secara digital ketenagakerjaan
15 1,000 1,81

23
Berdasarkan di atas dihasilkan Faktor Kunci Keberhasilan
(FKK) dengan mengambil dua nilai terbesar dari masing-masing
unsur kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka hasil
perhitungan penilaian kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
yang berupa evaluasi faktor internal dan eksternal dapat dilihat
pada Tabel 3.6. berikut ini.

Tabel 3.6. Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan


IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL
Strenghts (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)
S1 Adanya program dan T1 Terbatasnya jumlah
kegiatan yang mendukung pegawai yang
dalam pelaksanaan melaksanakan pelayanan
pengelolaan ketenagakerjaan
ketenagakerjaan
S2 Dukungan dari atasan T2 Lemahnya pengawasan
langsung untuk yang dilakukan oleh unsur
pelaksanaan aksi pimpinan secara
perubahan berjenjang
IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL
Opportunities (Peluang) Threats (Tantangan)
O1 Pesatnya kemajuan T2 Semakin banyaknya
teknologi dalam kebutuhan kerja oleh
mendukung pelaksanaan pencari kerja
tugas
O2 Dukungan dari instansi T2 Tidak seimbangnnya
terkait untuk pengelolaan kebutuhan kerja dengan
ketenagakerjaan ketersediaan kerja

Berdasarkan Tabel 3.6. tersebut dapat dihasilkan Faktor


Kunci Keberhasilan (FKK) dengan mengambil dua nilai terbesar
dari masing-masing unsur kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman.

4. Menetapkan Peta Organisasi


Berdasarkan perhitungan pada Tabel 3.6, maka dapat dibuat
peta organisasi berupa penentuan wilayah kuadran berdasarkan
sumbu vertikal S-W dan horizontal O-T. Jelasnya seperti Gambar
3.2. berikut ini :

24
S = 3,50

KW Y = 1,50
KW

II I
T = 1,81 O = 3,31

X = 1,50

KW KW

IV II
W = 1,81

Gambar 3.1. Kuadran Peta Organisasi Aksi Perubahan

Pada Gambar 3.1. dapat dilihat bahwa Total Nilai Bobot


(TNB) kekuatan 2,87, peluang 0,79, kelemahan 1,87 dan tantangan
1,79. Nilai kekuatan yang sebenarnya adalah hasil pengurangan
nilai kekuatan dengan kelemahan yaitu 2,87 – 1,87 = 1 sedangkan
nilai peluang sebenarnya adalah hasil pengurangan nilai peluang
dengan tantangan, yaitu 0,79 – 1,79 = 1. Hasil perpotongan kedua
nilai tersebut berada pada kuadran I yang mencirikan arah
kekuatan organisasi yang ekspansif atau selalu berkembang.
Gambar 3.1 memperlihatkan bahwa dengan menggunakan
kekuatan 2,87 akan memanfaatkan peluang sebesar 0,79, dapat
pula disimpulkan bahwa kekuatan organisasi berada di kuadran I
yang artinya dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk
meraih peluang yang ada akan dapat di capai.

25
Strategi untuk mengatasi kendala diformulasikan dengan
menggunakan analisis SWOT disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 3.7. Formulasi Strategi Swot


INTERNAL S1 S2
Adanya program dan Dukungan dari atasan
kegiatan yang langsung untuk
mendukung dalam pelaksanaan aksi
EKSTERNAL pelaksanaan perubahan
pengelolaan
ketenagakerjaan
O1 Strategi S1O1 Strategi S2O1
Dukungan dari Mengoptimalkan Mendayagunakan
instansi terkait untuk program dan kegiatan keberpihakan
pengelolaan dalam rangka pimpinan untuk
ketenagakerjaan; mengoptimalkan bersama dukungan
dukungan dari instansi instansi terkait dalam
terkait dalam upaya meningkatkan
memberikan pelatihan kemampuan pegawai
ketenagakerjaan dalam pengelolaan
data ketenagakerjaan.
O2 Strategi S1O2 Strategi S2O2
Dukungan dari Mengoptimalkan Mendayagunakan
instansi terkait untuk program dan kegiatan keberpihakan
pengelolaan dalam rangka pimpinan untuk
ketenagakerjaan; mengoptimalkan bersama dukungan
dukungan dari instansi instansi terkait dalam
terkait dalam upaya meningkatkan
memberikan pelatihan kemampuan pegawai
ketenagakerjaan dalam pengelolaan
data ketenagakerjaan.

Selanjutnya terhadap 4 strategi yang telah dirumuskan tersebut di


atas, akan dilakukan pemilihan strategi prioritas untuk dapat menetapkan
strategi yang akan dilaksanakan dalam jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang dengan menggunakan teknik analisis
tapisan sebagaimana yang dikemukakan oleh Mc Namara tabel di bawah
ini.

26
Tabel 3.8. Teori Tapisan
No. Strategi Efektifitas Kemudahan Biaya Total Rangking
1. Mengoptimalkan program 5 5 5 15 I
kegiatan dan penggunaan
teknologi saat ini dalam
mendukung pelaksanaan
penyediaan informasi
tenaga kerja melalui sistem
informasi tenaga kerja;
2. Mendayagunakan 5 4 4 13 II
dukungan dari pimpinan
dalam rangka pemanfaatan
teknologi untuk perbaikan
pelayanan kartu kerja;
3. Mengoptimalkan program 5 4 3 11 III
dan kegiatan dalam rangka
mengoptimalkan dukungan
dari instansi terkait dalam
memberikan pelatihan
ketenagakerjaan;
4. Mendayagunakan 4 3 3 10 IV
keberpihakan pimpinan
untuk bersama dukungan
instansi terkait dalam
upaya meningkatkan
kemampuan pegawai
dalam pengelolaan data
ketenagakerjaan.
* Alatenatif yang dipilih adalah nomor 1

Untuk mengatasi permasalahan yang ada dengan


menggunakan teori tapisan Mc Namara terhadap permasalahan
”Belum optimalnya informasi kerja kepada pencari kerja dan
pemberi kerja serta perluasan kesempatan kerja kepada
masyarakat”, maka strategi prioritas yang digunakan adalah :
”Mengoptimalkan program kegiatan dan penggunaan
teknologi saat ini dalam mendukung pelaksanaan penyediaan
informasi tenaga kerja melalui sistem informasi tenaga kerja”,
hal ini sesuai dengan tugas dan fungsi dari Bidang Tenaga Kerja
pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tanah
Bumbu, dengan pelaksanaan meliputi jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang, sehingga tercapainya perlindungan
dan pemeliharaan kearsipan sesuai dengan standar pelaksanaan,
sebagai berikut :

27
Tabel 3.9. Strategi Pelaksanan
No. Strategi Pelaksanaan

A. TAHAPANPERSIAPAN
1. Konsultasi dan menerima arahan dari Jangka Pendek
Mentor;
2. Pembuatan SK. Tim Pokja; Jangka Pendek
B. TAHAPAN PELAKSANAAN
3. Rapat kerja dan koordinasi dengan tim dan Jangka Pendek
pihak terkait;
4. Pembuatan rancangan sistem informasi Jangka Pendek
sesuai keperluan;
5. Pembuatan Sistem Informasi Tenaga Kerja Jangka Pendek
Tanah Bumbu;
6. Uji coba Sistem Informasi Tenaga Kerja Jangka Pendek
Tanah Bumbu;;
7. Pembuatan SOP;
8. Sosialisasi Sistem Informasi Tenaga Kerja Jangka Pendek
Tanah Bumbu;;
9. Operasional dan pengelolaan Sistem Jangka Pendek
Informasi Tenaga Kerja Tanah Bumbu;;
10 Supervisi bersama pihak terkait; Jangka Pendek
C. TAHAPAN EVALUASI
11. Evaluasi hasil pelaksanaan aksi Jangka Pendek
perubahan;
12. Pembuatan laporan aksi perubahan. Jangka Pendek
13. Menambah fungsi menu lainnya untuk Jangka
meningkatkan performa Sistem Menengah
Informasi Tenaga Kerja Tanah Bumbu;
14. Melaksankan update datang yang terus Jangka
berkembang. Menengah
15. Melaksanakan monitoring dan evaluasi Jangka Panjang
terhadap pelaksanaan pelayanan dari
Simata;
16. Mengembangkan dan Jangka Panjang
mengintegrasikan Simata dengan
sistem pelayanan yang dilaksanakan
oleh Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi

Sesuai dengan rencana kerja tersebut di atas sebagai


bentuk penjabaran dari teknis analisis tapisan sebagaimana
diuraikan pada halaman terdahulu, dihasilkan prioritas strategi
berdasarkan skor penilaian, dengan mempertimbangkan waktu,
maka penentuan pelaksanaan strategi untuk ”Penyediaan

28
Informasi Tenaga Kerja Melalui Sistem Informasi Tenaga Kerja
Tanah Bumbu Oleh Bidang Tenaga Kerja Pada Dinas Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu” dengan
urutan prioritas strategi jangka pendek, menengah dan panjang dari
aksi perubahan tersebut.

5. Dampak Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dampak masalah
”Belum optimalnya informasi kerja kepada pencari kerja dan
pemberi kerja serta perluasan kesempatan kerja kepada
masyarakat”, adalah sebagai berikut:
a. Tidak terkelolanya data pencari kerja yang dibutuhkan oleh
perusahaan;
b. Tidak tersedianya data lowongan kerja dari perusahaan yang
diperlukan pencari kerja;
c. Tidak terjalinnya kerjasama dengan perusahaan selaku pihak
yang menyediakan lapangan kerja;
d. Tidak tersalurkannya tenaga kerja produktif, pada perusahaan
yang memerlukan tenaga kerja sebagai salah satu foktor
produksi.

F. Deskripsi Inovasi Aksi Perubahan Peningkatan Kinerja


1. Deskripsi
Sistem Informasi Tenaga Kerja Tanah Bumbu sebagai
bentuk penyediaan informasi bursa kerja yang dihimpun dari
berbagai sumber yang memerlukan tenaga kerja, dan sebaliknya
juga menyedaikan informasi terkait dengan data tenaga kerja
sehingga dapat saling bertukar data yang dibuat dalam bentuk
sistem yang terintegrasi melalui akses layanan internat.

2. Peningkatan Kinerja Organisasi


Peningkatan kinerja organisasi dilakukan melalui
Penyediaan Informasi Tenaga Kerja Melalui Sistem Informasi

29
Tenaga Kerja Tanah Bumbu Oleh Bidang Tenaga Kerja Pada
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu,
adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan kinerja pelayanan Bidang Tenaga Kerja melalui
penyediaan data tenaga kerja
b. Menyediakan data peluang kerja dari pihak perusahaan;
c. Meningkatnya penyaluran tenaga kerja kemasing-masing
perusahaan yang memerlukan sesuai dengan speifikasi yang
diperlukan.

30
BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

A. Terobosan Inovasi
Menyelaraskan ketersedian tenaga kerja dengan kebutuhan
industri menjadi hal yang paling krusial untuk menekan angka
pengangguran. Sayangnya, upaya ini menemui sejumlah kendala,
seperti kurangnya wadah informasi serta belum sesuainya
kemampuan para pencari kerja dengan kebutuhan industri. Oleh
karena itu untuk mendukung penyerapan tenaga kerja di Kabupaten
Tanah Bumbu, diperlukan upaya penyediaan informasi yang terkait
dengan pelayanan kepada pencari kerja; pelayanan kepada pemberi
kerja; pencarian lowongan pekerjaan; dan pencocokan antara pencari
kerja dengan lowongan pekerjaan, untuk kepentingan tersebut
diperlukan media infomasi yang to update, sehingga keterbukaan
informasi tersebut membuat ketersediaa pelluang kerja dapat lebih
trasnparan dan mampu menyalurkan tenaga kerja sesuai dengan
bidang dan keahlianya.

B. Tahapan Kegiatan (Millestone)


Sebagai upaya untujk pelaksanaan aksi perubahan maka
disusunlah tahapan kegiatan/Milestone sebagai suatu rencana kerja
yang disusun secara terperinci, guna menggambarkan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan, yang didasarkan kepada periode
tertentu (harian, minggu, bulan) sehingga aksi perubahan
”Penyediaan Informasi Tenaga Kerja Melalui Sistem Informasi
Tenaga Kerja Tanah Bumbu Oleh Bidang Tenaga Kerja Pada
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu
” yang dilaksanakan melalui beberapa tahapan dan waktu
pelaksanaannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

31
Tabel 4.1. Milestone Aksi Perubahan
No. Kegiatan Utama Aksi Tanggal Ouput
Perubahan Pelaksanan

A. PERSIAPAN
1. Konsultasi dan menerima 30 Oktober - Berita acara
arahan dari Mentor; 2023 konsultasi
- Dokumentasi
2. Pembuatan SK. Tim Pokja; 31 Oktober - SK. Tim Aksi
2023 - Dokumentasi
-
B. PELAKSANAAN
3. Rapat kerja dan koordinasi 1 Nopember - Surat Undangan
dengan tim dan pihak 2023 - Daftar Hadir
terkait; - Laporan
- Dokumentasi
4. Pembuatan rancangan 2-3 - Laporan
sistem sesuai keperluan; Nopember - Dokumentasi
2023
5. Pembuatan Sistem 6-13 - Laporan
Informasi Tenaga Kerja Nopember - Dokumentasi
Tanah Bumbu; 2023
6. Uji coba Sistem Informasi 14 Nopember - Laporan
Tenaga Kerja Tanah 2023 - Dokumentasi
Bumbu;;
7. Pembuatan SOP; 15-17 - Laporan
Nopember - Dokumentasi
2023 - Dokumen SOP
8. Sosialisasi Sistem 20-21 - Surat Undangan
Informasi Tenaga Kerja Nopember - Daftar Hadir
Tanah Bumbu;; 2023 - Laporan
- Dokumentasi
9. Operasional dan 22 - Laporan
pengelolaan Sistem Nopember-8 - Dokumentasi
Informasi Tenaga Kerja Desember
Tanah Bumbu;; 2023
10. Supervisi bersama pihak 4-8 - Laporan
terkait; Desember - Dokumentasi
2023
-
C. EVALUASI -
11. Evaluasi hasil pelaksanaan 11-12 - Laporan
aksi perubahan; Desember - Dokumentasi
2023
12. Pembuatan laporan aksi 12-15 - Laporan
perubahan. Desember - Dokumentasi
2023

32
Sesuai dengan tabel di atas, meunjukan aksi perubahan yaitu :
”Penyediaan Informasi Tenaga Kerja Melalui Sistem Informasi
Tenaga Kerja Tanah Bumbu Oleh Bidang Tenaga Kerja Pada
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu”,
didasarkan kepada tahapan kegiatan dan waktu pelaksanaan yang
telah disusun dalam tahapan kegiatan/Milestone aksi perubahan.
Untuk mengoptimalkan waktu pelaksanaan kegiatan aksi perubahan
juga memperhatikan perkembangan yang terjadi di tempat kerja
sehingga diperlukan beberapa penyesuaian yang tentunya telah
dikonsultasikan dengan Mentor, setelah mendapat persetujuan akan
disampaikan ke Coach sebagai pemberitahuan adanya penyesuaian
pelaksanaan aksi perubahan.

C. Sumberdaya Organisasi
Pada rencana kegiatan implementasi aksi perubahan,
diperlukan dukungan sumber daya yang saling berkaitan agar
pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, pelaksanaan aksi perubahan
harus berbarengan dengan tugas-tugas rutin kedinasan, untuk itu
diperlukan pengelolaan sumberdaya, adalah sebagai berikut :
1. Pemetaan Stakeholder
Pada implementasi aksi perubahan melalui : ”Penyediaan
Informasi Tenaga Kerja Melalui Sistem Informasi Tenaga Kerja
Tanah Bumbu Oleh Bidang Tenaga Kerja Pada Dinas Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu”, tentunya
tidak terlepas dari peran yang diberikan oleh Stakeholder baik yang
berasal dari dalam organisasi maupun di luar unit kerja, yang
tentunya akan memberikan andil dalam pelaksanaan aksi
perubahan, berikut ini dapat disajikan stakeholder internal dan
eksternal aksi perubahan sebagai berikut :
a. Stakeholder Internal :
1). Kepala Dinas
Sebagai mentor yang memberikan bimbingan, arahan, dan
dukungan atas aksi perubahan yang dilaksanakan;

33
2). Seluruh staf Bidang Tenaga Kerja sebagai pendukung
sekaligus pelaksana aksi perubahan, yang antara lain
melaksanakan tugas :
(a) Menyiapkan prasarana dan sarana kerja
(b) Menyiapkan bahan dan data
(c) Melaksanakan rapat dan koordinasi
(d) Membuat laporan
(e) Melaksanakan uji coba sistem
(f) Melaksanakan operasional sistem
(g) Menyiapkan undangan rapat
(h) Mendokumentasikan kegiatan
(i) Melaksanakan tugas lain yang diperlukan.

b. Stakeholder Eksternal
1). Sekretaris
Mitra kerja dalam pelaksanaan aksi perubahan, yang
memberikan saran dan masukan, dan dukungan dalam
pelaksanaan aksi perubahan
2). Bidang Transmigrasi dan Hubungan Industrial
Mitra kerja pada aksi perubahan, yang memberikan saran
dan masukan, dan dukungan dalam pelaksanaan aksi
perubahan
3). Diskominfo
Mitra kerja pada aksi perubahan terkait dengan sistem yang
dibuat, yang memberikan saran, masukan, dan dukungan
dalam pelaksanaan aksi perubahan
4). Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO)
Mitra kerja pada aksi perubahan terkait dengan pengusaha
yang ada di daerah, yang memberikan saran, masukan, dan
dukungan dalam pelaksanaan aksi perubahan
5). BPJS Ketenagakerjaan

34
Mitra kerja pada aksi perubahan terkait dengan organisasi
ketenagakaerjaan yang ada di daerah, yang memberikan
saran, masukan, dan dukungan dalam pelaksanaan aksi
perubahan
6). Serikat Pekerja
Mitra kerja pada aksi perubahan terkait dengan organisasi
tenaga kerja yang ada di daerah, yang memberikan saran,
masukan, dan dukungan dalam pelaksanaan aksi perubahan
7). Programer
Membantu dalam perencangan pembuatan dan
pemeliharaan sistem yang menjadi bagian dari aksi
perubahan yang dilaksanakan;
Melalui dukungan oleh berbagai pihak, akan menambah
semangat Project Leader dalam memimpin pelaksanaan aksi
perubahan khususnya dan seluruh Tim Efektif yang terlibat dalam
pelaksanaan aksi perubahan, melalui dukungan tersebut
diharapkan akan menambah kinerja dalam pencapaian target yang
telah ditetapkan, tentunya diperlukan kerja keras dari seluruh Tim
Efektif yang telah dibentuk.
Selanjutnya dapat diuraikan peranan masing-masing
stakeholder aksi perubahan sebagaimana gambar berikut ini :

35
Kepala Dinas/
Mentor
(+)

(+)

Diskominfo Sekretaris
(+)
(+)
Asosiasi Pengusaha
Indonesia (APINDO)

(+)
BPJS
Project Leader
Ketenagakerjaa
n
(+)
Serikat Pekerja

(+) Bidang Transmigrasi


dan Hubungan
Programer (+) Industrial

(+)
Tim Aksi
perubahan

Keterangan :

= Garis Komando

= Garis Koordinasi

= Stakeholder Internal

= Stakeholder Eksternal

Gambar 4.1. Peta Stakeholders (Net Maps)

36
Dalam menganalisa pemangku kepentingan dari aksi
perubahan ini, baik stakeholder internal dan eksternal, terlebih
dahulu dilakukan inventarisasi terhadap peran dan fungsi masing-
masing Stakeholder yang terkait dengan pelaksanaan aksi
perubahan yang didasarkan kepada peran dan fungsi masing-
masing pihak yang terlibat tersebut, berikut ini disajikan pengaruh
setiap stakeholders dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2. Analisis Stakeholder Aksi Perubahan


Stakeholder

Stakeholder
Influence
Kategori

No

Interest

Potensi
Jenis
I Internal
1. Kepala Dinas Orang High High Promoters Mendukung
1. Tim Pokja Orang High High Promoters Mendukung

II Eksternal
1. Sekretaris Orang High High Defender Mendukung
2. Bidang Orang High High Defender Mendukung
Transmigrasi dan
Hubungan
Industrial
3. Diskominfo Orang High High Defender Mendukung
4. Asosiasi Pengusaha Orang High High Latents Mendukung
Indonesia
(APINDO)
5. BPJS Orang High High Latents Mendukung
Ketenagakerjaan
6. Serikat Pekerja Orang High High Latents Mendukung
7. Programer Orang Low Low Apathetics Mendukung

Berdasarkan Jenis Stakeholder (Promoters, Defender, dan


Latents, dan Apathetics), selanjutnya dapat digambarkan posisi
kepentingan dari Stakeholder terhadap aksi perubahan sebagai
berikut:

37
Latents : Promoter :
- Asosiasi Pengusaha - Kepala Dinas
Indonesia (APINDO) - Tim Pokja
- BPJS Ketenagakerjaan
- Serikat Pekerja

Apathetics : Defender :
- Programer - Sekretaris
- Bidang Transmigrasi dan
Hubungan Industrial
- Diskominfo

Gambar 4.2. Posisi Stakeholders

2. Penetapan Strategi Komunikasi


Berdasarkan Peta Stakeholders internal dan eksternal
tersebut di atas, maka langkah berikutnya adalah menentuan
strategi komunikasi pada masing-masing Stakeholders, strategi
dapat diartikan sebagai suatu perencanaan dalam sebuah
manajemen aksi perubahan untuk mencapai suatu tujuan.
Strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang
hanya menunjukkan arah, melainkan harus menunjukkan
bagaimana taktik operasional harus dilaksanakan. Demikianlah
pula strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan
komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu
tujuan.
Dalam mencapai tujuan tersebut, perlu adanya strategi
komunikasi harus untuk dapat menunjukkan bagaimana
operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata
bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari
situasi dan kondisi yang berkembang saat itu.
Oleh karena itu strategi merupakan keseluruhan keputusan
kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai

38
tujuan. Jadi dalam merumuskan strategi komunikasi, selain
diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama
memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak yang menjadi fokus
perhatian. Strategi komunikasi dalam aksi perubahan yang
dilaksanakan adalah memfasilitasi terjadinya perubahan dalam
perilaku. Strategi komunikasi yang tepat akan membangun
keterlibatan dan rasa memiliki dari seluruh pegawai dan juga para
pemangku kepentingan (Stakeholder) lainnya terhadap perubahan
untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Strategi Komunikasi yang dilakukan dalam pelaksanaan aksi
perubahan ini dapat diterangkan sebagai berikut :
1. Strategi Komunikasi dengan bawahan
Strategi komunikasi yang dilaksanakan adalah dengan
memberikan arahan dan petunjuk yang jelas melalui diskusi dan
konsultasi baik formal maupun informal.
2. Strategi komunikasi dengan mitra kerja selevel/sejawat
Strategi komunikasi yang dilaksanakan adalah dengan
berdiskusi dan berkoordinasi dalam menyampaikan rencana
dan implementasi aksi perubahan, sehingga dapat dipahami
dan diterima dengan baik.
3. Strategi komunikasi dengan atasan dan / atau level lebih tinggi.
Strategi komunikasi yang dilaksanakan adalah dengan
berkonsultasi dan menyampaikan pendapat secara langsung
rencana dan implementasi aksi perubahan.
Untuk melaksanakan aksi perubahan, strategi komunikasi
kepada para stakeholders dilakukan juga secara terbuka langsung
dengan memadukan strategi komunikasi assertive dan responsive
sebagai instrument dalarn negosiasi/pemecahan masalah, atau
resolusi komplit dan menjadikan metode komunikasi paling optimal,
yaitu :

39
a. Komunikasi assertive, yaitu bagaimana kita bersilat jujur dan
menunjukan ekspresi dengan dengan perasaan, opini maupun
kebutuhan yang kita miliki.
b. Komunikasi responsive, komunikasi yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang ada.
c. Komunikasi persuasive, yaitu komunikasi yang bersikap bujukan
yang dilakukan dengan pendekatan perorangan.
Untuk menganalisa para pihak terkait dilakukan dengan
pengumpulan data stakeholders dilakukan dengan cara langsung
melakukan sinergitas seluruh potensi stakeholders, yaitu dengan
koordinasi, konsultasi, sosialisasi, dan pendekatan lainnya yang
diperlukan sesuai dengan karakterstik Stakeholder tersebut,
sehingga dengan komunikasi yang terjalin baik tersebut akan dapat
memperlancar pelaksanaan aksi perubahan.

3. Pelaksanaan Strategi Komunikasi


Selanjutnya langkah yang digunakan untuk memobilisasi
stakeholders yang terkait dengan aksi perubahan, menggunakan
strategi komunikasi yang dapat dibangunkan tim yang efektif,
dengan menyampaikan tujuan dan manfaat kepada semua
stakeholders dari aksi perubahan ini dengan komunikasi dua arah,
the structuring style, dan relinquishing style dengan cara :
a. Promoter:
1). Menerima arahan terhadap aksi perubahan yang disusun;
2). Melaksanakan koordinasi dan komunikasi dengan semua
pihak terkait;
3). Melaporkan pelaksanaan terhadap tahapan dan kemajuan
kegiatan perubahan;
4). Meminta arahan setiap ada kendala yang dihadapi;
5). Memberikan kesempatan pada setiap anggota tim
menyampaikan pendapat dan gagasan secara lisan
maupun tulisan, untuk pelaksanaan dan tindaklanjut aksi.

40
b. Defender:
1). Diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat.
2). Dilibatkan dalam proses aksi perubahan sesuai dengan
keperluan.
3). Tetap dijaga komunikasi terhadap tahap aksi perubahan
yang dilaksanakan agar dapat berjalan dengan baik.
c. Latens:
1). Diberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan;
2). Disampaikan hasil pelaksanaan aksi perubahan.
d. Apethetics:
1). Diberikan kesempatan untuk menyampaikan masukan atau
saran;
2). Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan.

4. Pemanfaatan Informasi Teknologi


Pemanfaatan teknologi informasi, saat ini mutlak diperlukan
yang berkaitan yaitu:
a. Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen
dan proses kerja secara elektronis.
b. Pemanfaatan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat
diakses secara mudah dan cepat oleh masyarakat.
Proses pelayanan yang akan dilakukan adalah dalam rangka
pembuatan Sistem Informasi Tenaga Kerja Tanah Bumbu, sebagai
media yang menyediakan informasi jumlah tenaga kerja yang
dikumpulkan dari berbagai sumber dan juga penyediaan informasi
yang terkait dengan lowongan kerja yang dihimpun dari berbagai
perusahaan yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu.

5. Membangun Tim Efektif


Keberadaan sumber daya manusia merupakan faktor yang
paling penting, dimana manusialah yang merencanakan dan
melaksanakan proses kegiatan agar berjalan maksimal. Dalam

41
rencana aksi perubahan ini, sumber daya manusia yang terlibat
yaitu unsur pimpinan, tim teknis, pelaksana, dan personal eksternal
yang masing-masing memberikan dukungan sesuai kompetensi
dan tugasnya. Berikut ini disampaikan bagan Tim Efektif
pelaksanaan aksi perubahan yang dibutuhkan sebagaimana tersaji
dalam gambar berikut:

D SPONSOR/MENTOR
(Kepala Dinas)

Project Leader
(Kepala Bidang Tenaga Kerja)

Coach

Tim Efektif I Tim Efektif II

Keterangan :
Koordinasi
Instruksi/garis komando
Pembimbingan

Gambar 4.3. Tim Efektif Aksi Perubahan

Sesuai dengan struktur organisasi tim kerja untuk mengelola


aksi perubahan dapat diterangkan bahwa tugas utama masing-
masing yang termuat dalam tim kerja selaku pelaksana aksi
perubahan adalah sebagai berikut :

42
a. Mentor :
1). Memberikan arahan terhadap aksi perubahan;
2). Memberikan bimbingan selama proses perencanaan
hingga pelaksanaan aksi perubahan;
3). Memberi dukungan serta masukan dalam setiap tahap
kegiatan;
4). Membantu menyelesaikan hambatan yang mungkin
muncul.
b. Pimpinan Aksi Perubahan/Project Leader :
1). Mempersiapkan/ merencanakan (dokumen/ instrument/
waktu) terkait dengan aksi perubahan;
2). Menggalang komunikasi dan kesepakatan dengan
stakeholder (internal dan ekternal);
3). Membuat rencana aksi (rancangan aksi perubahan);
4). Melaksanakan seluruh tahapan yang telah dirancang
dalam aksi perubahan;
5). Menggerakkan dan berikoordiansi dengan seluruh
stakeholder dalam menjalankan seluruh rangkaian kegitan
aksi perubahan (Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi);
6). Melakukan perekaman terhadap setiap perkembangan
yang dihasilkan dalam proses implementasi aksi
perubahan;
7). Melaporkan jalannya aksi perubahan kepada atasan
langsung.
c. Koordinator
1). Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
kelompok Tim Efektif yang dibentuk;
2). Membantu menyampaikan informasi aksi perubahan
kepada stakeholder;
3). Memberikan masukan untuk mempermudah pelaksanaan
rancangan aksi perubahan;

43
4). Membantu memonitor progres pelaksanaan tahapan aksi
perubahan;
5). Membantu penyusunan laporan;
6). Mendokumentasikan kegiatan;
7). Membantu mengatasi permasalahan dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan selama tahapan aksi perubahan
dilaksanakan.
d. Tim Efektif I
1). Melaksanakan tugas yang terkait administasi
2). Membuat jadwal
3). Membuat dan menyebarkan undangan
4). Membuat notulen rapat
5). Menyusun laporan
6). Mendokumentasikan kegiatan yang dilaksanakan;
7). Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan.
e. Tim Efektif 2
1). Melaksanakan tugas yang terkait dengan teknis kegiatan
2). Menyiapkan ruangan pertemuan;
3). Menyiapkan bahan pembuatan sistem;
4). Melaksanakan uji coba;
5). Melaksanakan operasional;
6). Mendokumentasikan kegiatan yang dilaksanakan;
7). Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan.
6. Anggaran
Pada rencana aksi perubahan ini, anggaran yang
dipergunakan antara lain untuk penyediaan website, penyediaan
dokumen, konsumsi dan dokumentasi, yang bersumber dari
swadana penulis, dan untuk agenda pengembangan website
selanjutnya diupayakan agar dapat dianggarkan pada DPA Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu.

44
Sementara itu biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan
aksi perubahan pada implementasi aksi perubahan jangka pendek
adalah sebesar Rp. 10.500.000,- dengan rincian adalah :
a. Pengadaan makan minum Rp. 2.500.000,-
b. Honor Programer Rp. 4.000.000,-
c. Mencetak banner dan cetak lainnya Rp. 1.000.000,-
d. Membeli ATK kegiatan Rp. 500.000,-
e. Memfotokopy bahan dan laporan Rp. 1.000.000,-
f. Biaya telp dan jaringan internet Rp. 1.000.000,-
g. Transport Rp. 1.000.000,-;

7. Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana kegiatan merupakan seluruh
peralatan dan perlengkapan penunjang lainnya yang dapat
memberikan kelancaran pada proses pelaksanaan kegiatan. Dalam
rencana aksi perubahan ini, peralatan yang digunakan adalah
barang-barang inventaris Kantor Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu, berupa yaitu :
a. Jringan internet;
b. ruangan pertemuan;
c. computer/leptop;
d. alat tulis kantor.

E. Manajemen Resiko
1. Potensi resiko dan strategi mengatasi kendala
Manajemen Resiko merupakan suatu proses tindakan yang
dilakukan untuk meminimalkan dan mencegah terjadinya resiko
dan masalah dalam pelaksanaan kegiatan. Resiko merupakan
kondisi tidak terduga yang menghambat proses pelaksanaan
kegiatan. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi sejak
awal hal-hal apa saja yang dapat menjadi potensi ancaman dan
resiko pada rencana pelaksanaan kegiatan. Dalam rencana aksi

45
perubahan ini, terdapat beberapa potensi resiko yang perlu disikapi
dan dihindari/dikurangi, yaitu:

Tabel 4.3. Manajemen Resiko


Potensi Resiko Strategi Mengatasi Kendala

Padatnya jadwal kerja pelayanan Menjadwalkan kembali kegiatan


sehingga pelaksanaan kegiatan yang tertunda pelaksanaannya di
yang telah disusun dalam RAP lain waktu, sehingga kegiatan
menjadi berbenturan; aksi perubahan tetap terlaksana
dengan baik;
Beban pekerjaan rutin untuk Mengoptimalkan waktu dan SDM
pelayanan ketenagakerjaan yang yang tersedia untuk pelaksanaan
padat sehingga anggota Tim tugas kedinasan dan
Aksi Perubahan tidak dapat pelaksanaan aksi perubahan
membantu secara optimal dalam yang antara lain menambah
pelaksanaan aksi perubahan; waktu kerja diluar jam kantor baik
pada sore hari maupun di hari
libur;
Belum sepenuhnya memperoleh Melakukan pendekatan baik
dukungan dari pihak terkait; secara individu maupun secara
kedinasan kepada seluruh pihak
terkait agar mampu menjalin
komunikasi yang baik, sehingga
seluruh Stakeholder terkait,
berkenan membantu dan
mensukseskan pelaksanaan
aksi perubahan;
Sulitnya merubah mindset para Secara perlahan membudayakan
staf pelaksana dalam pemikiran dan pola baru dalam
pelaksanan aksi perubahan; bekerja dan beraktivitas di kantor
sehingga cara-cara manual yang
sebelumnya dilakukan beralih
kepenggunaan sistem online;
Menurunnya semangat kerja Tim Memberikan dan menumbuhkan
Pokja dalam melaksanakan aksi semangat kerja Tim Pokja dalam
perubahan mengimplementasikan aksi
perubahan yang dilakukan antara
lain kumpul bersama dan
pemberian penghargaan kepada
tim pokja

2. Faktor Kunci Keberhasilan

46
a. Dukungan dan komitmen dari Kepala Dinas, yang tinggi
terhadap inovasi aksi perubahan;
b. Dukungan dan komitmen dari para Sekretaris dan Kepala
Bidang lain yang ada di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu, selaku mitra kerja yang
mendukung terhadap aksi perubahan;
c. Dukungan dan partisifasi dari SKPD teknis sebagai narasumber
dari kegiatan yang dilaksanakan;
d. Dukungan dan partisifasi dari programer selaku mitra kerja yang
terlibat langsung dalam perancangan dan pembuatan sistem;
e. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dalam
mendukung pelaksana aksi perubahan.

D. Rencana Strategi Pengembangan Kompetensi


Dari hasil Adapun hasil Pemetaan Sikap Perilaku
Kepemimpinan dan rekomendasi pengembangan potensi diri
sebagaimana tersebut diatas dapat direncanakan Strategi
Pengembangan Potensi Diri peserta pelatihan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4. Rencana Strategi Pengembangan Potensi Diri


No. Pihak Terdampak Perubahan Kompetensi Cara Pengembangan
Yang Dibutuhkan Kompetensi (Klasikal/Non
Klasikal)

1. Mentor Kompetensi 1. Pengembangan idealized


kepemimpinan influence
transformasional 2. Pengembangan inspirational
motivation
3. Pengembangan
individualized consideration

2. Peserta Pelatihan 1. Kompetensi 1. Penerapan komunikasi


komunikasi efektif
organisasi 2. Penerapan cara berpikir
2. Kompetensi orientasi kinerja
manajemen kinerja

3. Kepala Seksi 1. Kompetensi 1. Memahami dan


membangun jejaring mendayagunakan jejaring
kerja kerja mulai dari tahapan

47
2. Kompetensi analisa purpose, design, grow, and
perubahan perform
lingkungan 2. Berpikir positif menerima
perubahan

4. Staf Kompetensi bekerja Menerima pembelajaran baru


adaptif dan kolaboratif dan meninggalkan ego sectora
F. Indikator Keberhasilan dan Ouput Kunci
1. Indikator Keberhasilan
Sebagaimana termuat dalam rancangan aksi perubahan
yang telah disusun, aksi perubahan terbagi kedalam 3 tahapan
utama (persiapan, pelaksanaan dan evaluasi) yang terdiri dari 12
kegiatan yang secara keseluruhan dapat terlaksana sesuai dengan
yang direncanakan, dengan hasil capaian kinerja aksi perubahan
pada tabel berikut ini :

Tabel 4.5. Rencana Capaian Aksi Perubahan


Tujuan Sasaran Indikator Satuan Kinerja
Sekarang Yang Akan
Datang

Menyiapkan Konsultasi dan Berita acara dok 0 1


dan menerima arahan konsultasi
membentuk dari Mentor;
tim efektif; Pembuatan SK. Tim SK Tim Aksi dok 0 1
Pokja; Perubahan

Melaksanakan Rapat kerja dan Hasil kali 0 1


koordinasi, koordinasi dengan kesepahaman
penyusunan, tim dan pihak terkait; rapat
pembuatan Pembuatan Rancangan dok 0 1
sistem; rancangan sistem Simata
sesuai keperluan;
Pembuatan Sistem Simata paket 0 1
Informasi Tenaga
Kerja Tanah Bumbu;
Uji coba Sistem Simata paket 0 1
Informasi Tenaga
Kerja Tanah Bumbu;;
Pembuatan SOP; Prosedur kerja dok 0 1
Melaksanakan Sosialisasi Sistem Publikasi kali 0 1
publikasi, Informasi Tenaga keberadaan
operasional Kerja Tanah Bumbu;; Simata
sistem dan Operasional dan Layanan dok 0 1
supervisi; pengelolaan Sistem Simata
Informasi Tenaga
Kerja Tanah Bumbu;;
Supervisi bersama Keberlanjutan dok 0 1
pihak terkait; aksi

48
perubahan
Melaksanakan Evaluasi hasil Evaluasi dok 0 1
evaluasi dan pelaksanaan aksi pelaksanaan
pelaporan. perubahan; aksi
perubahan
Pembuatan laporan Penyusunan dok 0 1
aksi perubahan. laporan aksi
perubahan
2. Output Kunci
Berikut ini merupakan output kunci dari pelaksanaan aksi
perubahan, sebagai berikut :

Tabel 4.6. Output Kunci Aksi Perubahan


No. Output Kunci Diskripsi

1. Tim Aksi Merupakan pelaksana seluruh aksi


Perubahan perubahan yang telah disusun, beriringan
dengan pelaksanaan tugas-tugas rutin
kedinasan
2. Informasi Tenaga Merupakan kegiatan yang dilakukan
Kerja untuk menghimpun, mengolah dan
mmpublikasikan informasi dan data
tenaga kerja ke dalam sistem yang dibuat
3. Simata Sistem Informasi Tenaga Kerja Tanah
Bumbu yang dibuat sebagai media yang
menyediakan informasi lowongan
pekerjaan, jumlah pencari kerja yang
dapat diakses secara online

5. Evaluasi Sebagai bentuk untuk mengetahui


jalannya aksi perubahan yang dibuat
selama pelaksanaan aksi perubahan
untuk dilakukan perbaikan kembali jika
ada yang tidak sesuai dengan rencana
kerja yang dibuat
6. Pelaporan Pembuatan laporan untuk
pertanggungjawaban dari pelaksanaan
aksi perubahan selama implementasi aksi
perubahan di tempak kerja

49
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi


Publik;

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik;

Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan


Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik;

Peraturan Bupati Tanah Bumbu Nomor 22 Tahun 2022 Tentang Tugas,


Fungsi, Uraian Tugas Dan Tata Kerja Unsur-Unsur Organisasi
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi pada Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi

50
TAHAPAN KEGIATAN (MILESTONE)
TAHUN
BULAN Okt Nopember Desember
MINGGU M-1 M-2 M-3 M-4 M-5 M-6 M-7
HARI S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J
TANGGAL 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
PERSIAPAN
1. Konsultasi dan menerima arahan dari
Mentor;
2. Pembuatan SK. Tim Pokja;
PELAKSANAAN
3. Rapat kerja dan koordinasi dengan tim
dan pihak terkait;
4. Pembuatan rancangan sistem sesuai
keperluan;
5. Pembuatan Sistem Informasi Tenaga
Kerja Tanah Bumbu;
6. Uji coba Sistem Informasi Tenaga Kerja
Tanah Bumbu;;
7. Pembuatan SOP;
8. Sosialisasi Sistem Informasi Tenaga
Kerja Tanah Bumbu;
9. Operasional dan pengelolaan Sistem
Informasi Tenaga Kerja Tanah Bumbu;;
10. Supervisi bersama pihak terkait;
EVALUASI
11. Evaluasi hasil pelaksanaan aksi
perubahan;
12. Pembuatan laporan aksi perubahan.

51

Anda mungkin juga menyukai