Revisi Rancangan Aksi Perubahan Naker... 151023
Revisi Rancangan Aksi Perubahan Naker... 151023
PERUBAHAN
KINERJA ORGANISASI
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR
ANGKATAN VIII TAHUN 2023
Oleh :
Arianto Sani, ST., MM.
NDH : 22
ii
RANCANGAN AKSI PERUBAHAN
KINERJA ORGANISASI
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR
ANGKATAN VIII TAHUN 2023
Oleh :
Arianto Sani, ST., MM.
NDH : 22
POLA FASILITASI
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
DENGAN PEMERINTAH KAB/KOTA
BANJARBARU
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
NDH : 22
Mentor, Coach,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
NDH : 22
Mentor, Coach,
……………………………..
NIP. ……………………………..
iii
KATA PENGANTAR
iv
12. Rekan-rekan peserta PKA Angkatan VIII Tahun 2023 dan pihak-pihak
lain yang turut memberikan petunjuk dan motivasi;
13. Seluruh stakeholder aksi perubahan, atas segala dukungannya, saran,
dan kritik untuk perbaikan dan kesempurnaan rancangan aksi
perubahan.
14. Keluargaku tercinta, atas dukungan, pengertian dan kesabarannya
beserta pengorbanan waktu kebersamaan yang terlewati.
Semoga Allah SWT memberikan ganjaran kebaikan dan pahala
yang berlipat ganda kepada kita dan mereka semua. Amin Ya Rabbal
Alamin.
Demikian rancangan aksi perubahan ini dibuat dengan segala
keterbatasan dan kemampuan yang ada. Akhirnya hanya kepada Allah
SWT kami serahkan segala urusan dan semoga Rancangan Aksi
Perubahan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................ iii
KATA PENGANTAR........................................................................ iv
DAFTAR ISI .................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................... vii
DAFTAR TABEL.............................................................................. viii
GLOSSARY ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................
B. Tujuan ............................................................................
C. Manfaat...........................................................................
D. Ruang Lingkup................................................................
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
GLOSARI
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan undang-undang dasar Negara tahun 1945 pasal
27 ayat (2) yang menyatakan bahwa setiap warga Negara republik
Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Namun pada kenyataannya, hal tersebut masih menjadi
permasalahan yang disebabkan banyaknya jumlah tenaga kerja yang
tidak terserap oleh lapangan kerja yang tersedia. Pendirian
perusahaan besar adalah satu faktor penunjang yang amat berperan
dalam peroses pembangunan bangsa yang sedang dijalani.
Masalah ketenagakerjaan terus-menerus mendapat perhatian
dari berbagai pihak, yakni pemerintah, lembaga pendidikan, dan
masyarakat. Pemerintah melihat masalah ketenagakerjaan sabagai
salah satu bahkan sentral pembangunan, karena ketenagakerjaan itu
pada hakekatnya adalah tenaga pembangunan yang banyak
sumbangannya terhadap keberhasialan pembangunan daerah
termasuk pembangunan disektor ketenagakerjaan itu sendiri. Masalah
sumber daya manusia terus meningkat khususnya berkenaan dengan
supply tenaga kerja terampil.
Pembangunan ketenagakerjaan merupakan upaya yang
sifatnya menyeluruh di semua sektor, daerah dan ditujukan pada
perluasan lapangan kerja dan pemerataan kesempatan kerja,
peningkatan mutu dan kemampuan serta perlindungan kerja.
Pembangunan sektoral dan regional perlu selalu mengusahakan
terciptanya lapangan kerja yang seluas mungkin. Upaya perluasan
kesempatan kerja dilaksanakan melalui pertumbuhan ekonomi juga
dilaksanakan dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas
penempatan tenaga kerja.
Terbatasnya pengunaan tenaga kerja local di perusahaan-
perusahaan yang ada dapat dilihat dari banyaknya tenaga kerja luar
1
yang bekerja, yang mengisi lowongan dan jabatan diperusahaan.
Dalam upaya memanfaatkan tenaga kerja lokal oleh perusahaan perlu
diatur dan ditetapkan dalam suatu peraturan daerah.
Adanya otonomi daerah maka setiap daerah memiliki kewajiban
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah
dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan
pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sebagai konsekuensi dari pelaksanaan Otonomi Daerah
terlebih setelah ditetapkannya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, dimana Pemerintahan Daerah diberi
kewenangan yang demikian luas oleh pemerintah pusat untuk
mengatur rumah tangga daerahnya sendiri, termasuk didalamnya
adalah pemberian pelayanan kepada masyarakat di daerah.
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum,
juga sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang harus
diberdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan yang
lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam
mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang
ada didaerahnya masing-masing. Pelaksanaan otonomi daerah
merupakan titik fokus yang penting dalam rangka memperbaiki
kesejahteraan rakyat.
Permasalahan tenaga kerja merupakan salah satu masalah
pembangunan di Kabupaten Tanah Bumbu yang belum terpecahkan
dengan baik sampai saat ini, seperti penempatan tenaga kerja lokal
yang belum terlaksana secara optimal oleh berbagai perusahaan dan
unit-unit usaha yang beroperasi di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu.
Sektor Industri merupakan sektor utama Kabupaten Tanah Bumbu.
Guna mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja lokal dan
untuk melindungi hak-hak tenaga kerja lokal serta menghindari adanya
kecemburuan sosial. Untuk terlaksananya peraturan tentang
2
penempatan tenaga kerja lokal maka pemerintah Kabupaten Tanah
Bumbu telah menetapkan dinas tenaga kerja Kabupaten Tanah Bumbu
untuk menjalankan berbagai kewenangan agar tercapainya tujuan dari
ketentuan tersebut. Dalam hal ini dinas tenaga kerja Kabupaten Tanah
Bumbu akan menjalankan tugas dan fungsinya dibidangnya.
Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam penempatan
tenaga kerja lokal perusahaan-perusahaan yang ada untuk dituntut
untuk berpartisipasi dengan memanfaatkan tenaga kerja lokal dan bagi
tenaga kerja luar daerah. Penempatan tenaga kerja lokal dipandang
lebih efisien dalam segala hal, baik waktu, tenaga, pembiayaan
maupun birokrasinya lebih mudah karena ruang lingkupnya antar
kebupaten. Tenaga kerja lokal belum secara optimal dimanfaatkan
oleh perusahaan-perusahaan atau unit-unit usaha yang beroperasi di
Kabupaten Tanah Bumbu. Semakinmeningkatnya jumlah pencari kerja
yang terdaftar setiap tahunnya meningkat, ini menunjukkan bahwa
penempatan tenaga kerja ldi Kabupaten Tanah Bumbu masih belum
optimal dilakukan. Untuk itu tenaga kerja lokal agar diberdayakan
untuk mengisi lowongan dan jabatan pada perusahaan yang ada di
Kabupaten Tanah Bumbu, maka perusahaan berpartisipasi dalam
menggunakan tenaga kerja lokal.
Sesuai dengan kewenangan Bidang Tenaga Kerja pada Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu, dengan
tugas pokok, yaitu : ”mempunyai tugas melakukan penyiapan
perumusan kebijakan teknis dan penyelenggaraan kegiatan di
bidang tenaga kerja”, yang kemudian dijabarkan kedalam uraian
tugas yang menyangkut pengelolaan data ketenagakerjaan.
Berdasarkan hasil penilaian dalam Tabel USG tersebut dapat
disimpulkan bahwa isu strategis terpilih yang merupakan area
organisasi yang menjadi area perubahan berdasarkan ranking tertinggi
adalah ”Belum optimalnya informasi kerja kepada pencari kerja
dan pemberi kerja serta perluasan kesempatan kerja kepada
masyarakat“, berdasarkan isu strategis terpilih maka rancangan topik
3
aksi perubahan terhadap identifikasi permasalahan dihadapi oleh
Bidang Tenaga Kerja pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Tanah Bumbu, adalah: ”Penyediaan Informasi Tenaga
Kerja Melalui Sistem Informasi Tenaga Kerja Tanah Bumbu
(Simata) Oleh Bidang Tenaga Kerja Pada Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu”.
B. Tujuan
1. Tujuan Jangka Pendek
Terlaksananya pembuatan Sistem Informasi Tenaga Kerja
Tanah Bumbu (Simata) Oleh Bidang Tenaga Kerja Pada Dinas
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu, yang
dilaksanakan melalui :
a. Menyiapkan dan membentuk tim efektif;
b. Melaksanakan koordinasi, penyusunan, pembuatan sistem
informasi;
c. Melaksanakan publikasi, operasional sistem dan supervisi;
d. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan.
4
C. Manfaat
1. Manfaat Bagi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Tanah Bumbu :
a. Meningkatnya kinerja pelayanan dari Bidang Tenaga Kerja;
b. Menggantikan pelayanan informasi yang dulunya dilakukan
secara manual sekarang telah berbasis teknologi;
c. Mengurangi petugas lapangan yang harus menghimpun dan
mempublikasikan terkait dengan ketersesiaan tenaga kerja.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam pencapaian tujuan aktualisasi perubahan
ini adalah untuk memenuhi kompetensi manajerial administrasi pada
Bidang Tenaga Kerja pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Tanah Bumbu. Kegiatan aktualisasi perubahan dibuat
berlandaskan pada tugas dan fungsi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, instruksi dari atasan atau pimpinan dan kegiatan inovatif yang
5
dirancang oleh penulis sendiri sebagai solusi bagi permasalahan yang
dihadapi dari tema utama yang diangkat. Kegiatan tersebut yaitu :
1. Aksi perubahan akan dilaksanakan dalam jangka waktu 2 (dua)
bulan mulai Oktober s/d Desember 2023;
2. Pelaksanaan pembuatan Sistem Informasi Tenaga Kerja Tanah
Bumbu (Simata) Oleh Bidang Tenaga Kerja Pada Dinas Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu.
6
BAB II
ANALISIS MASALAH
A. Profil Organisasi
1. Tugas dan Fungsi
Peraturan Bupati Tanah Bumbu Nomor 22 Tahun 2022
Tentang Tugas, Fungsi, Uraian Tugas Dan Tata Kerja Unsur-Unsur
Organisasi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi pada Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, mempunyai tugas membantu
Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang tenaga kerja dan transmigrasi. Dinas
dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan daerah dibidang tenaga kerja dan
transmigrasi,
b. pelaksanaan kebijakan daerah dibidang tenaga kerja dan
transmigrasi,;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dibidang tenaga kerja dan
transmigrasi,;
d. pelaksanaan administrasi Dinas; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait
dengan tugas dan fungsinya.
Dalam menjabarkan tugas dan fungsi, Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi mempunyai uraian tugas sebagai berikut:
a. merumuskan kebijakan teknis dibidang Tenaga Kerja,
Transmigrasi, Koperasi dan Usaha Mikrosesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
b. menetapkan kebijakan teknis dibidang Tenaga Kerja dan
Transmigrasi,;
7
c. melaksanakan kebijakan, pembinaan, pengendalian,
pengawasandan pengaturan serta penyelenggaraan kegiatan
dibidang tenaga kerja;
d. melaksanakan kebijakan, pembinaan, pengendalian,
pengawasandan pengaturan serta penyelenggaraan kegiatan
dibidang transmigrasi dan hubungan industrial;
e. melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi
terkait;
f. membina dan mengoordinasikan pengelolaan Unit Pelaksana
Teknis Daerah;
g. mengendalikan pengelolaan kegiatan ketatausahaan;
h. mengoordinasikan dan membina unit pelaksana teknis;
i. mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan Jabatan Fungsional;
j. mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas; dan
k. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupatisesuai
bidang tugas.
2. Uraian Tugas
a. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan
pengoordinasian, pengendalian dan melaksanakan kegiatan
administrasi umum, rumah tangga, humas, protokol
kepegawaian, perencanaan, keuangan, dan penatausahaan
aset.
b. Bidang Transmigrasi dan Hubungan Industrial
Bidang Transmigrasi dan Hubungan Industrial
mempunyai tugas penyiapan perumusan kebijakan teknis dan
penyelenggaraan kegiatan di bidang transmigrasi dan hubungan
industrial.
c. Bidang Tenaga Kerja
8
Bidang Tenaga Kerja mempunyai tugas melakukan
penyiapan perumusan kebijakan teknis dan penyelenggaraan
kegiatan di bidang tenaga kerja.
3. Susunan Organisasi
Unsur-unsur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, terdiri dari:
a. Sekretariat;
b. Bidang Tenaga Kerja;
c. Bidang Transmigrasi dan Hubungan Industrial
d. Unit Pelaksana Teknis; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
4. Data Kepegawaian
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tanah
Bumbu dalam menjalankan tugasnya didukung sebanyak 43 orang
pegawai dari berbagai tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan
pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tanah
Bumbu Tahun 2022 dapat dilihat pada tabel berikut :
9
b. Misi Kepala Daerah
Dalam upaya perwujudan visi dimaksud Pemerintah
Kabupaten Tanah Bumbu menjalankan misi sebagai berikut:
1). Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas,
Produktif dan berakhlak Mulia;
2). Mewujudkan infrastruktur wilayah yang mantap untuk
menopang daya saing pelayan publik dan perekonomian;
3). Mewujudkan pengelolaan Sumber Daya Alam yang arif
dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan;
4). Mewujudkan Perekonomian daerah berbasis
pengembangan potensi maritim dan agroindustri;
5). Membangun tata kelola pemerintahan yang melayani,
sederhana dan akuntabel;
10
a. melaksanakan koordinasi penyelenggaraan pelatihan berbasis
kompetensi (PBK);
b. melakukan verifikasi informasi regulasi bidang pelatihan kerja
yang akan disebarluaskan kepada lembaga pelatihan kerja
swasta;
c. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
lembaga pelatihan kerja swasta;
d. melaksanakan pemberian izin kepada lembaga pelatihan kerja
swasta;
e. melakukan penyebarluasan informasi produktifitas kepada
perusahaan kecil;
f. melaksanakan koordinasi pemberian konsultasi produktifitas
kepada perusahaan kecil;
g. melaksanakan koordinasi pengukuran produktivitas tingkat
kabupaten/kota;
h. pelayanan antar kerja kepada pencari kerja dan pemberi kerja
serta perluasan kesempatan kerja kepada masyarakat;
i. melaksanakan koordinasi penyuluhan dan bimbingan jabatan
dalam pelayanan antar kerja serta perluasan kesempatan kerja
kepada masyarakat;
j. melaksanakan koordinasi perantaraan kerja dalam pelayanan
antar kerja serta perluasan kesempatan kerja kepada
masyarakat.
k. melaksankan verifikasi penerbitan izin kepada lembaga
penempatan tenaga kerja swasta;
l. melakukan promosi penyebarluasan informasi mekanisme
bekerja keluar negeri kepada masyarakat;
m. melaksanakan koordinasi pendaftaran, perekrutan dan seleksi
calon TKI;
n. melaksanakan koordinasi pelayanan dan verifikasi kelengkapan
dokumen ketenagakerjaan calon TKI keluar negeri;
11
o. melaksanakan koordinasi pelayanan penandatanganan
perjanjian kerja;
p. melaksanakan koordinasi penyelesaian permasalahan TKI pra
dan purna penempatan;
q. melaksanakan koordinasi pelayanan pemulangan dan
kepulangan TKI;
r. melaksanakan pemberdayaan TKI purna;
s. melaksanakan penerbitan perpanjangan ijin mempekerjakan
tenaga kerja asing (IMTA) yang lokasi kerja lebih dari 1 (satu)
daerah dalam 1(satu) daerah kabupaten;
t. melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi
terkait;
u. melaksanakanpemantauan, evaluasi dan laporan pelaksanaan
tugas; dan
v. melaksankan koordinasi pemantauan tingkat produktivitas;
w. melaksankan koordinasi pemberian dan penyebarluasan
informasi pasar kerja
x. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan bidang tugasnya
12
6). Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan
berbasis kompetensi
b. Indikator Kinerja Utama Kepala Bidang Tenaga Kerja, adalah
sebagai berikut :
1). Meningkatkan Kualitas Daya Saing Tenaga Kerja.
13
BAB III
ANALISIS MASALAH PELAYANAN
14
Tabel 3.1. Analisa AKPL
No Isu Aktual Nilai Total Ranking
A K P L Nilai
1 Belum optimalnya 2 3 3 3 11 III
peningkatan kompetensi
sumber daya manusia
lembaga pelatihan kerja
swasta;
2 Belum optimalnya pemberian 2 3 2 3 10 IV
izin kepada lembaga
pelatihan kerja swasta;
3 Belum optimalnya 4 3 4 4 15 II
penyebarluasan informasi
produktifitas kepada
perusahaan kecil;
4 Belum optimalnya koordinasi 2 1 2 1 8 V
pemberian konsultasi
produktifitas kepada
perusahaan kecil;
5 Belum optimalnya informasi 5 5 4 5 19 I
kerja kepada pencari kerja
dan pemberi kerja serta
perluasan kesempatan kerja
kepada masyarakat.
Keterangan : Keterangan Nilai :
A = Aktual 1 = Sangat Kurang
K = Kekhalayakan 2 = Kurang
P = Problematik 3 = Sedang
L = Layak/ Logis 4 = Baik
5 = Sangat Baik
15
Identifikasi terhadap akar masalah yang menjadi area
perubahan dilakukan terhadap area organisasi, sebagaimana menjadi
hasil penilaian Tabel AKPL, dengan menggunakan teknik analisis
USG, sebagai berikut :
16
lingkungan penyelesaian masalah, yang diuraikan pada pembahasan
selanjutnya.
D. Analisa Faktor Lingkungan Penyelesaian Masalah
1. Kendala : Internal dan Eksternal
17
Hal ini menunjukan bahwa seluruh faktor saling berinteraksi
dan bersinergi dengan segala kekuatannya dan kelemahannya
untuk dapat menangkap peluang dan mengatasi segala ancaman.
18
2. Matriks Urgensi Faktor Internal dan Eksternal
19
Tabel 3.4. Matriks Urgensi Faktor Internal Dan Eksternal
MATRIKS URGENSI FAKTOR INTERNAL
No Faktor Internal Faktor Lebih NU BF
Urgen
A b c d e f
Strenghts (Kekuatan) (S)
a Adanya program dan kegiatan a a a e a 4 26,67
yang mendukung dalam
pelaksanaan pengelolaan
ketenagakerjaan
b Dukungan dari atasan langsung a b b b f 3 20,00
untuk pelaksanaan aksi
perubahan
c Tersedianya anggaran untuk a b c c f 2 13,33
pelaksanaan program dan
kegiatan.
Weaknesses (Kelemahan) (W)
d Lemahnya pengawasan yang a b c d d 2 13,33
dilakukan oleh unsur pimpinan
secara berjenjang
e Terbatasnya jumlah pegawai e b c d e 2 13,33
yang melaksanakan pelayanan
ketenagakerjaan
f Belum optimalnya pelaksanaan a f f d e 2 13,33
koordinasi dan kerjasama
dengan bipihak terkait
TOTAL NILAI URGENSI (TNU) 15 100
No Faktor Eksternal Faktor Lebih NU BF
Urgen
A b c d E f
Opportunities (Peluang) (O)
a Dukungan dari instansi terkait a c d a a 3 20,00
untuk pengelolaan
ketenagakerjaan;
b Adanya pelatihan a c b e b 2 13,33
ketenagakerjaan oleh instansi
dan berbagai pihak terkait
c Pesatnya kemajuan teknologi c c c e c 4 26,67
dalam mendukung pelaksanaan
tugas
Threats (Tantangan) (T)
d Semakin banyaknya kebutuhan d b c d f 2 13,33
kerja oleh pencari kerja
e Tidak seimbangnnya kebutuhan a e e d f 2 13,33
kerja dengan ketersediaan kerja
f Belum terintegrasinya layanan a b c f f 2 13,33
data secara digital
ketenagakerjaan
TOTAL NILAI URGENSI (TNU) 15 100
20
Dapat dilihat dan tergambar faktor-faktor yang
mempengaruhi dan sangat menentukan keberhasilan suatu
organisasi untuk memanfaatkan kekuatan dan meraih peluang
dengan mengatasi kelemahan dan ancaman (faktor internal dan
faktor eksternal). Faktor internal dan eksternal ini dinilai lagi
kemampuan urgensinya (kepentingannya) berdasarkan personal
adjusment dengan jalan membandingkan antar faktor satu persatu
secara berurutan dan berhierarkhi dalam bentuk masing-masing
matrik urgensi internal dan eksternal sehingga didapat nilai
urgensinya (NU) beserta nilai bobot faktornya (BF dalam %).
Terdapat perbandingan pada faktor yang sama tidak diberi
nilai sedangkan perbandingan dengan faktor lainnya diberi nilai
sesuai besaran urgensinya yang dalam hal ini nilainya berupa huruf
dari faktor yang bersangkutan, yang dapat dilihat pada Tabel 3.4. di
atas. Dapat dijelaskan bahwa jumlah huruf dari masing-masing
faktor dijumlahkan pada baris maupun kolom nilainya harus sama.
Ketentuan lainnya adalah nilai total faktor internal dan
eksternal maksimal adalah 15 dengan nilai bobot diperoleh dari
perkalian jumlah nilai urgensi per 15 dan dikalikan 100%.
21
amat sangat terkait, sedangkan perbandingan faktor yang sama
tidak dinilai.
Selain itu terdapat nilai dukung (ND) yang merupakan nilai
dukungan suatu faktor berdasarkan personal adjusment terhadap
misi, tugas dan fungsinya Bidang Tenaga Kerja pada Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu.
Kisaran nilai dukung ini juga antara 1 sampai dengan 5, yang
berarti 1 = tidak mendukung, 2 = kurang mendukung, 3 = cukup
mendukung, 4 = mendukung, dan 5 = sangat mendukung suatu
faktor terhadap misi, tugas dan fungsi dari Bidang Tenaga Kerja
pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tanah
Bumbu, nilai dukung (ND) setidaknya sama dengan atau lebih kecil
dari nilai urgensi (NU).
Evaluasi faktor internal dan eksternal pada tabel 3.5. meliputi
antara lain :
a. Nilai Bobot Dukungan (NBD) adalah perkalian antara nilai
dukung (ND) dengan Bobot Faktor (BF%);
b. Nilai Rata-rata Keterkaitan (NRK) adalah Total Nilai Keterkaitan
(TNK) dibagi dengan jumlah faktor internal dan eksternal
dikurang 1.
c. Nilai Bobot Keterkaitan (NBK) merupakan perkalian antara Nilai
Rata-Rata Keterkaitan (NRK) dengan Bobot Faktor (BF%);
d. Total Nilai Bobot (TNB) adalah penjumlahan antara Nilai Bobot
Dukung (NBD) dengan Nilai Bobot Keterkaitan (NBK);
e. Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) didapat dengan mengambil
dua nilai terbesar dari masing-masing unsur kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman;
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka hasil
perhitungan penilaian kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
yang berupa evaluasi faktor internal dan eksternal dapat dilihat
pada Tabel.
22
Tabel 3.5. Evaluasi Faktor Internal Dan Eksternal
NO FAKTOR INTERNAL DAN NU BF ND NBD NILAI KETERKAITAN TNK NRK NBK TNB FKK
EKSTERNAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
FAKTOR INTERNAL
Strenghts (S)
1 Adanya program dan kegiatan yang
mendukung dalam pelaksanaan 4 0,267 4 1,07 5 4 5 5 4 5 4 4 4 3 3 46 2,83 0,76 1,82 1
pengelolaan ketenagakerjaan
2 Dukungan dari atasan langsung untuk
3 0,200 2 0,40 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 50 3,17 0,63 1,03 2
pelaksanaan aksi perubahan 4
3 Tersedianya anggaran untuk
2 0,133 2 0,27 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 46 2,83 0,38 0,64
pelaksanaan program dan kegiatan.
3,50
Weaknesses (W)
4 Lemahnya pengawasan yang dilakukan
2 0,133 2 0,27 5 5 4 5 5 4 4 3 4 5 5 49 3,08 0,41 0,68 2
oleh unsur pimpinan secara berjenjang
5 Terbatasnya jumlah pegawai yang
melaksanakan pelayanan 2 0,133 2 0,27 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 50 3,17 0,42 0,69 1
ketenagakerjaan
6 Belum optimalnya pelaksanaan
koordinasi dan kerjasama dengan bipihak 2 0,133 2 0,27 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 45 2,75 0,37 0,63
terkait
15 1,000 2,00
FAKTOR EKSTERNAL
Oppurtunities (O)
7 Dukungan dari instansi terkait untuk
3 0,200 3 0,60 5 4 4 4 5 4 5 3 4 3 3 44 2,67 0,53 1,13 2
pengelolaan ketenagakerjaan;
8 Adanya pelatihan ketenagakerjaan oleh
2 0,133 2 0,27 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 48 3,00 0,40 0,67
instansi dan berbagai pihak terkait
9 Pesatnya kemajuan teknologi dalam
4 0,267 3 0,80 4 4 4 3 5 4 3 4 5 4 4 44 2,67 0,71 1,51 1
mendukung pelaksanaan tugas
3,31
Threats (T)
10 Semakin banyaknya kebutuhan kerja
2 0,133 2 0,27 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 45 2,75 0,37 0,63 1
oleh pencari kerja
11 Tidak seimbangnnya kebutuhan kerja
2 0,133 2 0,27 3 5 4 5 4 3 3 4 4 4 3 42 2,50 0,33 0,60 2
dengan ketersediaan kerja
12 Belum terintegrasinya layanan data
2 0,133 2 0,27 3 4 4 5 4 3 3 4 4 3 3 40 2,33 0,31 0,58
secara digital ketenagakerjaan
15 1,000 1,81
23
Berdasarkan di atas dihasilkan Faktor Kunci Keberhasilan
(FKK) dengan mengambil dua nilai terbesar dari masing-masing
unsur kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka hasil
perhitungan penilaian kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
yang berupa evaluasi faktor internal dan eksternal dapat dilihat
pada Tabel 3.6. berikut ini.
24
S = 3,50
KW Y = 1,50
KW
II I
T = 1,81 O = 3,31
X = 1,50
KW KW
IV II
W = 1,81
25
Strategi untuk mengatasi kendala diformulasikan dengan
menggunakan analisis SWOT disajikan pada tabel berikut ini :
26
Tabel 3.8. Teori Tapisan
No. Strategi Efektifitas Kemudahan Biaya Total Rangking
1. Mengoptimalkan program 5 5 5 15 I
kegiatan dan penggunaan
teknologi saat ini dalam
mendukung pelaksanaan
penyediaan informasi
tenaga kerja melalui sistem
informasi tenaga kerja;
2. Mendayagunakan 5 4 4 13 II
dukungan dari pimpinan
dalam rangka pemanfaatan
teknologi untuk perbaikan
pelayanan kartu kerja;
3. Mengoptimalkan program 5 4 3 11 III
dan kegiatan dalam rangka
mengoptimalkan dukungan
dari instansi terkait dalam
memberikan pelatihan
ketenagakerjaan;
4. Mendayagunakan 4 3 3 10 IV
keberpihakan pimpinan
untuk bersama dukungan
instansi terkait dalam
upaya meningkatkan
kemampuan pegawai
dalam pengelolaan data
ketenagakerjaan.
* Alatenatif yang dipilih adalah nomor 1
27
Tabel 3.9. Strategi Pelaksanan
No. Strategi Pelaksanaan
A. TAHAPANPERSIAPAN
1. Konsultasi dan menerima arahan dari Jangka Pendek
Mentor;
2. Pembuatan SK. Tim Pokja; Jangka Pendek
B. TAHAPAN PELAKSANAAN
3. Rapat kerja dan koordinasi dengan tim dan Jangka Pendek
pihak terkait;
4. Pembuatan rancangan sistem informasi Jangka Pendek
sesuai keperluan;
5. Pembuatan Sistem Informasi Tenaga Kerja Jangka Pendek
Tanah Bumbu;
6. Uji coba Sistem Informasi Tenaga Kerja Jangka Pendek
Tanah Bumbu;;
7. Pembuatan SOP;
8. Sosialisasi Sistem Informasi Tenaga Kerja Jangka Pendek
Tanah Bumbu;;
9. Operasional dan pengelolaan Sistem Jangka Pendek
Informasi Tenaga Kerja Tanah Bumbu;;
10 Supervisi bersama pihak terkait; Jangka Pendek
C. TAHAPAN EVALUASI
11. Evaluasi hasil pelaksanaan aksi Jangka Pendek
perubahan;
12. Pembuatan laporan aksi perubahan. Jangka Pendek
13. Menambah fungsi menu lainnya untuk Jangka
meningkatkan performa Sistem Menengah
Informasi Tenaga Kerja Tanah Bumbu;
14. Melaksankan update datang yang terus Jangka
berkembang. Menengah
15. Melaksanakan monitoring dan evaluasi Jangka Panjang
terhadap pelaksanaan pelayanan dari
Simata;
16. Mengembangkan dan Jangka Panjang
mengintegrasikan Simata dengan
sistem pelayanan yang dilaksanakan
oleh Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi
28
Informasi Tenaga Kerja Melalui Sistem Informasi Tenaga Kerja
Tanah Bumbu Oleh Bidang Tenaga Kerja Pada Dinas Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu” dengan
urutan prioritas strategi jangka pendek, menengah dan panjang dari
aksi perubahan tersebut.
5. Dampak Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dampak masalah
”Belum optimalnya informasi kerja kepada pencari kerja dan
pemberi kerja serta perluasan kesempatan kerja kepada
masyarakat”, adalah sebagai berikut:
a. Tidak terkelolanya data pencari kerja yang dibutuhkan oleh
perusahaan;
b. Tidak tersedianya data lowongan kerja dari perusahaan yang
diperlukan pencari kerja;
c. Tidak terjalinnya kerjasama dengan perusahaan selaku pihak
yang menyediakan lapangan kerja;
d. Tidak tersalurkannya tenaga kerja produktif, pada perusahaan
yang memerlukan tenaga kerja sebagai salah satu foktor
produksi.
29
Tenaga Kerja Tanah Bumbu Oleh Bidang Tenaga Kerja Pada
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu,
adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan kinerja pelayanan Bidang Tenaga Kerja melalui
penyediaan data tenaga kerja
b. Menyediakan data peluang kerja dari pihak perusahaan;
c. Meningkatnya penyaluran tenaga kerja kemasing-masing
perusahaan yang memerlukan sesuai dengan speifikasi yang
diperlukan.
30
BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH
A. Terobosan Inovasi
Menyelaraskan ketersedian tenaga kerja dengan kebutuhan
industri menjadi hal yang paling krusial untuk menekan angka
pengangguran. Sayangnya, upaya ini menemui sejumlah kendala,
seperti kurangnya wadah informasi serta belum sesuainya
kemampuan para pencari kerja dengan kebutuhan industri. Oleh
karena itu untuk mendukung penyerapan tenaga kerja di Kabupaten
Tanah Bumbu, diperlukan upaya penyediaan informasi yang terkait
dengan pelayanan kepada pencari kerja; pelayanan kepada pemberi
kerja; pencarian lowongan pekerjaan; dan pencocokan antara pencari
kerja dengan lowongan pekerjaan, untuk kepentingan tersebut
diperlukan media infomasi yang to update, sehingga keterbukaan
informasi tersebut membuat ketersediaa pelluang kerja dapat lebih
trasnparan dan mampu menyalurkan tenaga kerja sesuai dengan
bidang dan keahlianya.
31
Tabel 4.1. Milestone Aksi Perubahan
No. Kegiatan Utama Aksi Tanggal Ouput
Perubahan Pelaksanan
A. PERSIAPAN
1. Konsultasi dan menerima 30 Oktober - Berita acara
arahan dari Mentor; 2023 konsultasi
- Dokumentasi
2. Pembuatan SK. Tim Pokja; 31 Oktober - SK. Tim Aksi
2023 - Dokumentasi
-
B. PELAKSANAAN
3. Rapat kerja dan koordinasi 1 Nopember - Surat Undangan
dengan tim dan pihak 2023 - Daftar Hadir
terkait; - Laporan
- Dokumentasi
4. Pembuatan rancangan 2-3 - Laporan
sistem sesuai keperluan; Nopember - Dokumentasi
2023
5. Pembuatan Sistem 6-13 - Laporan
Informasi Tenaga Kerja Nopember - Dokumentasi
Tanah Bumbu; 2023
6. Uji coba Sistem Informasi 14 Nopember - Laporan
Tenaga Kerja Tanah 2023 - Dokumentasi
Bumbu;;
7. Pembuatan SOP; 15-17 - Laporan
Nopember - Dokumentasi
2023 - Dokumen SOP
8. Sosialisasi Sistem 20-21 - Surat Undangan
Informasi Tenaga Kerja Nopember - Daftar Hadir
Tanah Bumbu;; 2023 - Laporan
- Dokumentasi
9. Operasional dan 22 - Laporan
pengelolaan Sistem Nopember-8 - Dokumentasi
Informasi Tenaga Kerja Desember
Tanah Bumbu;; 2023
10. Supervisi bersama pihak 4-8 - Laporan
terkait; Desember - Dokumentasi
2023
-
C. EVALUASI -
11. Evaluasi hasil pelaksanaan 11-12 - Laporan
aksi perubahan; Desember - Dokumentasi
2023
12. Pembuatan laporan aksi 12-15 - Laporan
perubahan. Desember - Dokumentasi
2023
32
Sesuai dengan tabel di atas, meunjukan aksi perubahan yaitu :
”Penyediaan Informasi Tenaga Kerja Melalui Sistem Informasi
Tenaga Kerja Tanah Bumbu Oleh Bidang Tenaga Kerja Pada
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu”,
didasarkan kepada tahapan kegiatan dan waktu pelaksanaan yang
telah disusun dalam tahapan kegiatan/Milestone aksi perubahan.
Untuk mengoptimalkan waktu pelaksanaan kegiatan aksi perubahan
juga memperhatikan perkembangan yang terjadi di tempat kerja
sehingga diperlukan beberapa penyesuaian yang tentunya telah
dikonsultasikan dengan Mentor, setelah mendapat persetujuan akan
disampaikan ke Coach sebagai pemberitahuan adanya penyesuaian
pelaksanaan aksi perubahan.
C. Sumberdaya Organisasi
Pada rencana kegiatan implementasi aksi perubahan,
diperlukan dukungan sumber daya yang saling berkaitan agar
pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, pelaksanaan aksi perubahan
harus berbarengan dengan tugas-tugas rutin kedinasan, untuk itu
diperlukan pengelolaan sumberdaya, adalah sebagai berikut :
1. Pemetaan Stakeholder
Pada implementasi aksi perubahan melalui : ”Penyediaan
Informasi Tenaga Kerja Melalui Sistem Informasi Tenaga Kerja
Tanah Bumbu Oleh Bidang Tenaga Kerja Pada Dinas Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu”, tentunya
tidak terlepas dari peran yang diberikan oleh Stakeholder baik yang
berasal dari dalam organisasi maupun di luar unit kerja, yang
tentunya akan memberikan andil dalam pelaksanaan aksi
perubahan, berikut ini dapat disajikan stakeholder internal dan
eksternal aksi perubahan sebagai berikut :
a. Stakeholder Internal :
1). Kepala Dinas
Sebagai mentor yang memberikan bimbingan, arahan, dan
dukungan atas aksi perubahan yang dilaksanakan;
33
2). Seluruh staf Bidang Tenaga Kerja sebagai pendukung
sekaligus pelaksana aksi perubahan, yang antara lain
melaksanakan tugas :
(a) Menyiapkan prasarana dan sarana kerja
(b) Menyiapkan bahan dan data
(c) Melaksanakan rapat dan koordinasi
(d) Membuat laporan
(e) Melaksanakan uji coba sistem
(f) Melaksanakan operasional sistem
(g) Menyiapkan undangan rapat
(h) Mendokumentasikan kegiatan
(i) Melaksanakan tugas lain yang diperlukan.
b. Stakeholder Eksternal
1). Sekretaris
Mitra kerja dalam pelaksanaan aksi perubahan, yang
memberikan saran dan masukan, dan dukungan dalam
pelaksanaan aksi perubahan
2). Bidang Transmigrasi dan Hubungan Industrial
Mitra kerja pada aksi perubahan, yang memberikan saran
dan masukan, dan dukungan dalam pelaksanaan aksi
perubahan
3). Diskominfo
Mitra kerja pada aksi perubahan terkait dengan sistem yang
dibuat, yang memberikan saran, masukan, dan dukungan
dalam pelaksanaan aksi perubahan
4). Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO)
Mitra kerja pada aksi perubahan terkait dengan pengusaha
yang ada di daerah, yang memberikan saran, masukan, dan
dukungan dalam pelaksanaan aksi perubahan
5). BPJS Ketenagakerjaan
34
Mitra kerja pada aksi perubahan terkait dengan organisasi
ketenagakaerjaan yang ada di daerah, yang memberikan
saran, masukan, dan dukungan dalam pelaksanaan aksi
perubahan
6). Serikat Pekerja
Mitra kerja pada aksi perubahan terkait dengan organisasi
tenaga kerja yang ada di daerah, yang memberikan saran,
masukan, dan dukungan dalam pelaksanaan aksi perubahan
7). Programer
Membantu dalam perencangan pembuatan dan
pemeliharaan sistem yang menjadi bagian dari aksi
perubahan yang dilaksanakan;
Melalui dukungan oleh berbagai pihak, akan menambah
semangat Project Leader dalam memimpin pelaksanaan aksi
perubahan khususnya dan seluruh Tim Efektif yang terlibat dalam
pelaksanaan aksi perubahan, melalui dukungan tersebut
diharapkan akan menambah kinerja dalam pencapaian target yang
telah ditetapkan, tentunya diperlukan kerja keras dari seluruh Tim
Efektif yang telah dibentuk.
Selanjutnya dapat diuraikan peranan masing-masing
stakeholder aksi perubahan sebagaimana gambar berikut ini :
35
Kepala Dinas/
Mentor
(+)
(+)
Diskominfo Sekretaris
(+)
(+)
Asosiasi Pengusaha
Indonesia (APINDO)
(+)
BPJS
Project Leader
Ketenagakerjaa
n
(+)
Serikat Pekerja
(+)
Tim Aksi
perubahan
Keterangan :
= Garis Komando
= Garis Koordinasi
= Stakeholder Internal
= Stakeholder Eksternal
36
Dalam menganalisa pemangku kepentingan dari aksi
perubahan ini, baik stakeholder internal dan eksternal, terlebih
dahulu dilakukan inventarisasi terhadap peran dan fungsi masing-
masing Stakeholder yang terkait dengan pelaksanaan aksi
perubahan yang didasarkan kepada peran dan fungsi masing-
masing pihak yang terlibat tersebut, berikut ini disajikan pengaruh
setiap stakeholders dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Stakeholder
Influence
Kategori
No
Interest
Potensi
Jenis
I Internal
1. Kepala Dinas Orang High High Promoters Mendukung
1. Tim Pokja Orang High High Promoters Mendukung
II Eksternal
1. Sekretaris Orang High High Defender Mendukung
2. Bidang Orang High High Defender Mendukung
Transmigrasi dan
Hubungan
Industrial
3. Diskominfo Orang High High Defender Mendukung
4. Asosiasi Pengusaha Orang High High Latents Mendukung
Indonesia
(APINDO)
5. BPJS Orang High High Latents Mendukung
Ketenagakerjaan
6. Serikat Pekerja Orang High High Latents Mendukung
7. Programer Orang Low Low Apathetics Mendukung
37
Latents : Promoter :
- Asosiasi Pengusaha - Kepala Dinas
Indonesia (APINDO) - Tim Pokja
- BPJS Ketenagakerjaan
- Serikat Pekerja
Apathetics : Defender :
- Programer - Sekretaris
- Bidang Transmigrasi dan
Hubungan Industrial
- Diskominfo
38
tujuan. Jadi dalam merumuskan strategi komunikasi, selain
diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama
memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak yang menjadi fokus
perhatian. Strategi komunikasi dalam aksi perubahan yang
dilaksanakan adalah memfasilitasi terjadinya perubahan dalam
perilaku. Strategi komunikasi yang tepat akan membangun
keterlibatan dan rasa memiliki dari seluruh pegawai dan juga para
pemangku kepentingan (Stakeholder) lainnya terhadap perubahan
untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Strategi Komunikasi yang dilakukan dalam pelaksanaan aksi
perubahan ini dapat diterangkan sebagai berikut :
1. Strategi Komunikasi dengan bawahan
Strategi komunikasi yang dilaksanakan adalah dengan
memberikan arahan dan petunjuk yang jelas melalui diskusi dan
konsultasi baik formal maupun informal.
2. Strategi komunikasi dengan mitra kerja selevel/sejawat
Strategi komunikasi yang dilaksanakan adalah dengan
berdiskusi dan berkoordinasi dalam menyampaikan rencana
dan implementasi aksi perubahan, sehingga dapat dipahami
dan diterima dengan baik.
3. Strategi komunikasi dengan atasan dan / atau level lebih tinggi.
Strategi komunikasi yang dilaksanakan adalah dengan
berkonsultasi dan menyampaikan pendapat secara langsung
rencana dan implementasi aksi perubahan.
Untuk melaksanakan aksi perubahan, strategi komunikasi
kepada para stakeholders dilakukan juga secara terbuka langsung
dengan memadukan strategi komunikasi assertive dan responsive
sebagai instrument dalarn negosiasi/pemecahan masalah, atau
resolusi komplit dan menjadikan metode komunikasi paling optimal,
yaitu :
39
a. Komunikasi assertive, yaitu bagaimana kita bersilat jujur dan
menunjukan ekspresi dengan dengan perasaan, opini maupun
kebutuhan yang kita miliki.
b. Komunikasi responsive, komunikasi yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang ada.
c. Komunikasi persuasive, yaitu komunikasi yang bersikap bujukan
yang dilakukan dengan pendekatan perorangan.
Untuk menganalisa para pihak terkait dilakukan dengan
pengumpulan data stakeholders dilakukan dengan cara langsung
melakukan sinergitas seluruh potensi stakeholders, yaitu dengan
koordinasi, konsultasi, sosialisasi, dan pendekatan lainnya yang
diperlukan sesuai dengan karakterstik Stakeholder tersebut,
sehingga dengan komunikasi yang terjalin baik tersebut akan dapat
memperlancar pelaksanaan aksi perubahan.
40
b. Defender:
1). Diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat.
2). Dilibatkan dalam proses aksi perubahan sesuai dengan
keperluan.
3). Tetap dijaga komunikasi terhadap tahap aksi perubahan
yang dilaksanakan agar dapat berjalan dengan baik.
c. Latens:
1). Diberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan;
2). Disampaikan hasil pelaksanaan aksi perubahan.
d. Apethetics:
1). Diberikan kesempatan untuk menyampaikan masukan atau
saran;
2). Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan.
41
rencana aksi perubahan ini, sumber daya manusia yang terlibat
yaitu unsur pimpinan, tim teknis, pelaksana, dan personal eksternal
yang masing-masing memberikan dukungan sesuai kompetensi
dan tugasnya. Berikut ini disampaikan bagan Tim Efektif
pelaksanaan aksi perubahan yang dibutuhkan sebagaimana tersaji
dalam gambar berikut:
D SPONSOR/MENTOR
(Kepala Dinas)
Project Leader
(Kepala Bidang Tenaga Kerja)
Coach
Keterangan :
Koordinasi
Instruksi/garis komando
Pembimbingan
42
a. Mentor :
1). Memberikan arahan terhadap aksi perubahan;
2). Memberikan bimbingan selama proses perencanaan
hingga pelaksanaan aksi perubahan;
3). Memberi dukungan serta masukan dalam setiap tahap
kegiatan;
4). Membantu menyelesaikan hambatan yang mungkin
muncul.
b. Pimpinan Aksi Perubahan/Project Leader :
1). Mempersiapkan/ merencanakan (dokumen/ instrument/
waktu) terkait dengan aksi perubahan;
2). Menggalang komunikasi dan kesepakatan dengan
stakeholder (internal dan ekternal);
3). Membuat rencana aksi (rancangan aksi perubahan);
4). Melaksanakan seluruh tahapan yang telah dirancang
dalam aksi perubahan;
5). Menggerakkan dan berikoordiansi dengan seluruh
stakeholder dalam menjalankan seluruh rangkaian kegitan
aksi perubahan (Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi);
6). Melakukan perekaman terhadap setiap perkembangan
yang dihasilkan dalam proses implementasi aksi
perubahan;
7). Melaporkan jalannya aksi perubahan kepada atasan
langsung.
c. Koordinator
1). Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
kelompok Tim Efektif yang dibentuk;
2). Membantu menyampaikan informasi aksi perubahan
kepada stakeholder;
3). Memberikan masukan untuk mempermudah pelaksanaan
rancangan aksi perubahan;
43
4). Membantu memonitor progres pelaksanaan tahapan aksi
perubahan;
5). Membantu penyusunan laporan;
6). Mendokumentasikan kegiatan;
7). Membantu mengatasi permasalahan dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan selama tahapan aksi perubahan
dilaksanakan.
d. Tim Efektif I
1). Melaksanakan tugas yang terkait administasi
2). Membuat jadwal
3). Membuat dan menyebarkan undangan
4). Membuat notulen rapat
5). Menyusun laporan
6). Mendokumentasikan kegiatan yang dilaksanakan;
7). Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan.
e. Tim Efektif 2
1). Melaksanakan tugas yang terkait dengan teknis kegiatan
2). Menyiapkan ruangan pertemuan;
3). Menyiapkan bahan pembuatan sistem;
4). Melaksanakan uji coba;
5). Melaksanakan operasional;
6). Mendokumentasikan kegiatan yang dilaksanakan;
7). Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan.
6. Anggaran
Pada rencana aksi perubahan ini, anggaran yang
dipergunakan antara lain untuk penyediaan website, penyediaan
dokumen, konsumsi dan dokumentasi, yang bersumber dari
swadana penulis, dan untuk agenda pengembangan website
selanjutnya diupayakan agar dapat dianggarkan pada DPA Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu.
44
Sementara itu biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan
aksi perubahan pada implementasi aksi perubahan jangka pendek
adalah sebesar Rp. 10.500.000,- dengan rincian adalah :
a. Pengadaan makan minum Rp. 2.500.000,-
b. Honor Programer Rp. 4.000.000,-
c. Mencetak banner dan cetak lainnya Rp. 1.000.000,-
d. Membeli ATK kegiatan Rp. 500.000,-
e. Memfotokopy bahan dan laporan Rp. 1.000.000,-
f. Biaya telp dan jaringan internet Rp. 1.000.000,-
g. Transport Rp. 1.000.000,-;
7. Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana kegiatan merupakan seluruh
peralatan dan perlengkapan penunjang lainnya yang dapat
memberikan kelancaran pada proses pelaksanaan kegiatan. Dalam
rencana aksi perubahan ini, peralatan yang digunakan adalah
barang-barang inventaris Kantor Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu, berupa yaitu :
a. Jringan internet;
b. ruangan pertemuan;
c. computer/leptop;
d. alat tulis kantor.
E. Manajemen Resiko
1. Potensi resiko dan strategi mengatasi kendala
Manajemen Resiko merupakan suatu proses tindakan yang
dilakukan untuk meminimalkan dan mencegah terjadinya resiko
dan masalah dalam pelaksanaan kegiatan. Resiko merupakan
kondisi tidak terduga yang menghambat proses pelaksanaan
kegiatan. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi sejak
awal hal-hal apa saja yang dapat menjadi potensi ancaman dan
resiko pada rencana pelaksanaan kegiatan. Dalam rencana aksi
45
perubahan ini, terdapat beberapa potensi resiko yang perlu disikapi
dan dihindari/dikurangi, yaitu:
46
a. Dukungan dan komitmen dari Kepala Dinas, yang tinggi
terhadap inovasi aksi perubahan;
b. Dukungan dan komitmen dari para Sekretaris dan Kepala
Bidang lain yang ada di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Tanah Bumbu, selaku mitra kerja yang
mendukung terhadap aksi perubahan;
c. Dukungan dan partisifasi dari SKPD teknis sebagai narasumber
dari kegiatan yang dilaksanakan;
d. Dukungan dan partisifasi dari programer selaku mitra kerja yang
terlibat langsung dalam perancangan dan pembuatan sistem;
e. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dalam
mendukung pelaksana aksi perubahan.
47
2. Kompetensi analisa purpose, design, grow, and
perubahan perform
lingkungan 2. Berpikir positif menerima
perubahan
48
perubahan
Melaksanakan Evaluasi hasil Evaluasi dok 0 1
evaluasi dan pelaksanaan aksi pelaksanaan
pelaporan. perubahan; aksi
perubahan
Pembuatan laporan Penyusunan dok 0 1
aksi perubahan. laporan aksi
perubahan
2. Output Kunci
Berikut ini merupakan output kunci dari pelaksanaan aksi
perubahan, sebagai berikut :
49
DAFTAR PUSTAKA
50
TAHAPAN KEGIATAN (MILESTONE)
TAHUN
BULAN Okt Nopember Desember
MINGGU M-1 M-2 M-3 M-4 M-5 M-6 M-7
HARI S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J
TANGGAL 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
PERSIAPAN
1. Konsultasi dan menerima arahan dari
Mentor;
2. Pembuatan SK. Tim Pokja;
PELAKSANAAN
3. Rapat kerja dan koordinasi dengan tim
dan pihak terkait;
4. Pembuatan rancangan sistem sesuai
keperluan;
5. Pembuatan Sistem Informasi Tenaga
Kerja Tanah Bumbu;
6. Uji coba Sistem Informasi Tenaga Kerja
Tanah Bumbu;;
7. Pembuatan SOP;
8. Sosialisasi Sistem Informasi Tenaga
Kerja Tanah Bumbu;
9. Operasional dan pengelolaan Sistem
Informasi Tenaga Kerja Tanah Bumbu;;
10. Supervisi bersama pihak terkait;
EVALUASI
11. Evaluasi hasil pelaksanaan aksi
perubahan;
12. Pembuatan laporan aksi perubahan.
51