Struktur Makroskopik Genitalia Feminina Masculina
Struktur Makroskopik Genitalia Feminina Masculina
GENITALIA MASCULINA
1. Genitalia interna masculina : ductus deferens, vesicula seminalis dan glandula prostat.
Ductus deferens atau vas deferens adalah suatu saluran berdinding tebal yang dilalui sperma.
Mulai dari anulus ingunalis medialis menuju lateral A. Epigastrica inferior kemudian turun ke
dorsocaudal pada dinding lateral pelvis, menyilang ureter di sisi medialnya dan menuju ke
mediocaudal pada permukaan dorsal vesica urinaria. Pada bagian ujung akhir ductus deferens
terdapat bagian yang melebar disebut ampulla ductus deferens. Ductus excretorius vas deferens
Vesicula seminalis atau glandula vesiculosa terdiri dari 2 gelembung lobus kanan kiri yang
berfungsi memproduksi cairan essential untuk makanan sperma, panjangnya kira-kira 5 cm. Pada
bagian ujung atas tertutup peritoneum. Pada bagian depan vesicula seminalis berhubungan
dengan permukaan dorsal vesica urinaria, pada bagian belakangnya berhubungan dengan rectum,
Glandula prostata merupakan suatu kelenjar eksokrin fibromuskular. Bentuk glandula prostata
menyerupai limas terbalik dengan puncak di caudal dengan panjang kurang lebih 3 cm. Glandula
prostata dilapisi oleh selaput fibrotik dan disebelah luar dilapisi jaringan ikat (lanjutan fascia
pelvis). Glandula prostata dibedakan menjadi basis dan apex. Basis meru[pakan bagian diatas
dan depan, sekitar collum vesica urinaria. Apex terletak pada diafragma urogenitale. Membran
glandula prostata dengan vas deferens dan vesicula seminalis. Glandula prostata dibedakan
menjadi beberapa lobus, yaitu : lobus anterior,lobus medius,lobus posterior dan lobus lateralis.
media, dan cabang-cabang a. Pudenda interna. Sedangkan aliran darah balik melalui plexus
venosus prostaticus. Aliran getah bening glandula prostata dialirkan ke nnll. Glandula prostata
dan akhirnya bermuara ke nnl. Illiaca interna. Glandula prostata dipersarafi oleh cabang-cabang
Penis dihubungkan pada symphisis pubis melalui suatu jaringan ikat yang disebut
lig.suspensorium penis. Penis dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu radix penis,corpus penis, dan
glans penis. Radix penis merupakan bagian penis yang melekat ke symphisis ossis pubis dan
terdiri dari 3 massa jaringa erektil yaitu : bulbus penis,crus penis dextra,dan crus penis sinistra.
Sedangkan corpus penis merupakan lanjutan radix penis ke arah distal. Pada permukaan dorsal
corpus penis, tepat pada garis tengah, dapat dijumpai v.dorsalis penis superficialis. Glans penis
terlteak pada ujung distal corpus penis. Pada glans penis dapat dijumpai alat-alat sebagai berikut
Frenulum, yaitu lipatan kulit yang terletak di caudal meatus urethra externa.
berkeriput dan ditutupi rambut-rambut kasar. Pada bagian tengah scrotum, dapat dijumpai suatu
Testis berasal dari bahasa Yunani orchis, sedangkan peradangan testis disebut orchitis. Testis
adalah organ reproduksi yang menghasilkan spermatozoa dan sebagai kelenjar endokrin yang
testis oval dengan konsistensi lunak. Testis dibungkus oleh tunica vaginalis propia dan terletak
dalam cavum scroti. Pada orang normal testis kiri lebih rndah daripada yang kanan. Sedangkan
pada situs inversus totalis dan orang kidal,testis kanan letaknya lebih rendah daripada testis kiri.
Pada testis dapat dijumpai sisa-sisa perkembangan ujung cranial ductus paramesonephros yang
extremitas inferior, facies lateralis, facies medialis, margo anterior (convex), dan margo posterior
(datar). Sedangkan pembungkus testis dari dalam keluar adalah tunica albugenia, tunica vaginalis
testis lamina visceralis dan lamina parietalis, fascia spermatica interna, m.cremaster, fascia
Testis dipendarahi olegh a.testicularis, cabang aorta abdominalis. Sedangkan aliran venannya
Epididymis merupakan suatu saluran berkelok-kelok yang panjangnya kurang lebih 6 meter.
Epididymis terletak disebelah dorsal testis. Epididymis dibedakan menjadi caput epididymis,
corpus epididymis dan cauda epididymis. Pada epididymis dapat dijumpai sisa-sisa
perkembangan ductus mesonephros yang disebut appendix epididymis. Disebelah medial
Plexus pampiniformis
A.testicularis
A.deferentialis
Ductus deferens
R.genitalis n.genitofemoralis
M.cremaster.
GENITALIA FEMININA
1. Genitalia interna, yang terdiri atas : uterus, tuba uterina, dan ovarium.
2. Genitalia externa, yang terdiri atas : vulva, labia majora, dan labia minora.
Uterus berbentuk oval, menyerupao telur ayam, dan konsistensinya kenyal. Uterus pada anak
ukurannya lebih kecil, dan akan membesar saat usia pubertas karena pengaruh hormon estrogen.
Pada saat hamil uterus juga membesar karena ada hipertrofi myometrium. Uterus dibedakan
menjadi :
merupakan bagian uterus yang membesar. Ke arah distal, korpus akan menciut/
3. Cervix uteri , yaitu bagian uteru sbagian bawah yang menyempit dan menembus
dinding vagina.
Corpus uteri dan cervix uteri dihubungkan oleh isthmus uteri. Pada kehamilan dan persalinan,
cervix uteri yang lemah dapat menyebabkan abortus. Permukaan dorsal uterus disebut facies
rectalis dan berbentuk agak cembung.sedangkan permukaan ventral uterus disebut facies rectalis
Ruangan / rongga dalam uterus dibedakan menjadi, cavum uteri dan canalis cervicis uteri /
canalis isthimica. Lapisan dinding uteru sterdiri atas endometirum, myometrium, dan
perimetrium. Letak uterus yang normal adalah anteversio 900 dan antefleksio 1700.
Dalam rongga pelvis, uterus difiksasi untuk mencegah terjadinya prolapsus uteri, yaitu
keadaaan dimana uterus masuk ke dalam vagina. Fiksasi uterus dibedakan menjadi :
1. Alat- alat penahan uterus, yaitu diaphragma pelvis ( m. Levator ani ) dan pars
2. Alat-alat penggantung uterus, yaitu : lig. Cardinale (Mackenrodt), lig. Teres uteri, dan
plica rectouterina.
Pada masa kehamilan, alat-alat fiksasi yang penting adalah lig. Teres uteri dan plica
rectouterina. Pada kehamilan uterus membesar dan menonjol ke dalam rongga perut sehingga
kedua alat diatas akan berjalan dari bawah ke atas. Pada waktu partus (persalinan) uterus
berkontraksi kuat, serabut-serabut otot polos kedua alat diatas juga berkontraksi, sedangkan
fundus uteri tidak dapat bergerak ke cranial. Akibat fiksasi fundus dan kontraksi uterus, isi uterus
Tuba uterina falopii dimulai dari fundus uteri sampai fimbriae. Muara tuba uterina pada
corpus uteri disebut ostium internum tuba uterina. Tuba uterina dibedakan menjadi bagian-
bagian berikut :
Ampulla tuba uterina : bagian tuba yang paling lebar dan merupakan tempat terjadinya
proses fertilisasi.
Tuba uterina berfungsi sebagai jalan yang dilalui sperma untuk mencapai ovum. Tuba uterina
dipendarahi oleh a. Uterina (cabang illiaca interna) dan a. Ovarica (cabang aorta abdominalis).
Ovarium mempunyai ukuran 4x2 cm. Ovarium melekat pada bagian belakang ligamentum
uteri. Penggantung ovarium pada dinding belakang panggul adalah mesovarium. Ovarium
terletak dalam fossa Waldeyer pada dinding lateral pelvis. Ovarium dipendarahi oleh a. Ovarica,
Vagina merupakan bumbung buntu di bagian sebelah cranial dan pada bagian caudalis
bermuara pada introitus vagina. Panjang vagina dari vulva sampai cervix kira-kira 8 cm. Jalan
vagina adalah vertikal dari craniodorsal ke arah ventrocaudal dan dinding depan vagina bagian
cranial ditembus oleh cervix uteri. Pada sekitar orificium vagina terdapat selaput tipis berbentuk
Vulva disebut juga rima pudendi adalah ruangan yang terletak antara labia majora kanan dan
kiri. Vulva bermuara pada vestibulum vagina. Disebelah distal frenulum labiorum pudendi
Labia majora adalah lipatan yang besar dari mons pubis ke arah peritoneum, bagian luar labia
majora berambut, sedangkan bagian dalam licin dan banyak mengandung kelenjar sebasea.
Bagian depan atas labia majora kanan dan kiri bertemu pada commisura labialis anterior,
Labia minora merupakan suatu lipatan kecil pada vulva. Ke arah distal kedua sisi labia minora
membentuk frenulum labiorum pudendi. Ke arah proximal labia minora berhubungan dengan
glandula clitoridis dan disebut preputium clitoridis. Glandula pada clitoridis pada wanita identik
Testis
Setiap testis dikeliling oleh simpai tebal jaringan ikat kolagen, yaitu tunika albuginea. Tunika
buginea menebal pada permukaan posterior testis dan membentuk mediastinum testis, tempat
penjuluran septa fibrosa ke dalam kelenjar, yang membagi kelenjar menjadi sekitar 250
kompartemen piramid yang disebut lobulus testis. Septa ini tidak kontinu, dan sering terbentuk
hubungan antar lobus. Setiap lobulus dihuni oleh 1-4 tubulus seminiferus, yang terpendam
dalam jaringan ikat longgar yang banyak mengandung pembuluh darah dan limfe, saraf, dan sel
interstisial (Leydig). Tubulus seminiferus menghasilkan sel kelamin pria yaitu spermatozoa,
Testis berkembang secara retroferitoneal dalam dinding dorsal rongga abdomen. Testis
bermigrasi selama perkembangan fetus dan akhirnya turun kedalam rongga skrotum pada ujung
funikulus spermatikus. Karena bermigrasi ke arah skrotum, setiap testis membawa serta kantung
serosa, yakni tunika vaginalis, yang berasal dari peritoneum. Tunika ini terdiri atas lapisan
parietal di luar dan lapisan viseral di sebelah dalam, yang membungkus tunika albuginea pada
sisi anterior dan lateral testis. Skrotum memiliki peran penting dalam memelihara testis pada
Tubulus Seminiferus
Spermatozoa dihasilkan di tubulus seminiferus. Setiap tubulus seminiferus dilapisi oleh epitel
berlapis majemuk; garis tengahnya lebih kurang 150-250 µm dan panjangnya 30-70 cm. Panjang
seluruh tubulus satu testis mencapai 250 m. Tubulus ini berkelok-kelok dan berawal sebagai
saluran buntu. Di ujung setiap lobulus, lumennya menyempit dan berlanjut ke dalam ruas
pendek yang dikenal sebagai tubulus rektus, atau tubulus lurus, yang menghubungkan tubulus
seminiferus dengan labirin saluran berlapis epitel yang beranastomosis, yaitu rete testis. Kira-
kira 10-20 duktuli duktuli eferentes menghubungkan rete testis dengan bagian sefalik
epididimis.
Tubulus seminiferus terdiri atas suatu lapisan jaringan ikat fibrosa, lamina basalis yang
berkembang baik, dan suatu epitel germinal, atau seminiferus, yang kompleks. Tunika propria
fibrosa yang membungkus tubulus seminiferus terdiri atas beberapa lapis fibroblas. Lapisan
terdalam yang melekat pada lamina basalis terdiri atas sel-sel mioid gepeng, yang
memperlihatkan ciri otot polos. Sel-sel interstisial menempati sebagian besar ruang di antara
tubuli seminiferus.
Epitel tubulus seminiferus terdiri atas dua jenis sel: sel Sertoli, atau sel penyokong dan sel-sel
disebut spermatogenesis, yakni suatu proses yang mencakup pembelahan sel melalui mitosis
Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan spermatozoa. Proses ini dimulai dengan sel
benih primitif, yaitu spermatogonium (Yun. sperma + gone, generasi), yang relatif kecil,
berdiameter 12 µm, dan berada dekat dengan lamina basal epitel. Pada saat terjadinya
pematangan sistem kelamin, sel ini mulai mengalami mitosis, dan menghasilkan generasi sel-sel
yang baru. Sel-sel yang baru dibentuk dapat mengikuti satu dari dua jalur:
Sel-sel ini dapat terus membelah sebagai sel induk, yang juga disebut spermatogonium tipe A,
atau dapat berdiferensiasi selama siklus mitosis yang progresif menjadi spermatogonium tipe B.
spermatosit primer. Spermatosit primer merupakan sel terbesar dalam garis keturunan
spermatogenik.
Dari pembelahan meiosis pertama ini timbul sel berukuran lebih kecil yang disebut spermatosit
sekunder. Spermatosit sekunder sulit diamati dalam sediaan testis karena merupakan sel berumur
transformasi spermatid menjadi spermatozoa. Tidak terjadi pembelahan sel selama proses ini
berlangsung.
Spermatid dapat dikenali dengan ukurannya yang kecil (garis tengah 7-8 µm). Letak spermatid di
dalam tubulus seminiferus adalah di dekat lumen. Spermiogenesis adalah suatu proses
perkembangan rumit yang mencakup pembentuan akrosom (Yun. akron, ekstremitas, + soma,
tubuh), pemadatan dan pemanjangan inti, pembentukan flagelum, dan hilangnya sebagian besar
sitoplasma. Hasil akhirnya adalah spermatozoa matang, yang kemudian dilepaskan ke dalam
Sel Sertoli
Sel Sertoli sangat penting untuk fungsi testis. Sel-sel ini merupakan sel piramid panjang yang
sebagian memeluk sel-sel dari garis keturunan spermatogenik. Dasar sel sertoli melekat pada
lamina basalis, sedangkan ujung apeksnya sering terjulur ke dalam lumen tubulus seminiferus.
Dengan mikroskop cahaya, bentuk sel Sertoli tidak jelas terlihat karena banyak juluran lateral
Sel Sertoli yang berdekatan diikat bersama oleh taut rekah yang terdapat pada bagian basolateral
sel, yang membentuk sawar testis-darah. Spermatogonia terletak di kompartemen basal, yang
menembus tautan ini dan masuk ke dalam kompartemen adluminal, yang terdapat di atas sawar.
Jaringan Interstisial
Jaringan interstisial testis merupakan tempat yang penting untuk produksi androgen. Celah di
antara tubulus seminiferus dalam testis diisi oleh jaringan ikat saraf, pembuluh darah dan limfe.
Selama pubertas, muncul jenis sel tambahan; Sel tersebut adalah sel interstisial, atau sel Leydig
testis, yang memiliki ciri sel pensekresi-steroid. Sel-sel ini menghasilkan hormon pria
Duktus genitalia intratestis adalah tubulus rektus (tubulus lurus), rete testis, dan duktuli
eferentes. Duktus-duktus tersebut membawa spermatozoa dan cairan dari tubulus seminiferus ke
duktus epididimis.
Kebanyakan tubulus seminiferus terdapat dalam bentuk lengkung, dan kedua ujungnya
berhubungan dengan rete testis denngan perantaraan struktur yang dikenal sebagai tubulus
rektus.
Tubulus rektus mencurahkan isinya ke dalam rete testis, yang terletak dalam mediastinum, yaitu
penebalan tunika albuginea. Rete testis merupakan jalinan saluran yang beranastomosis, yang
Dari rete testis muncul 10-20 duktuli eferentes. Duktuli eferentes memiliki epitel yang terdiri
atas kelompok sel kuboid tak bersilia yang diselingi sel bersilia yang melecut ke arah epididimis.
Hal ini memberikan epitel tersebut gambaran bergelombang yang khas. Sel tak bersilia
mengabsorpsi banyak cairan yang disekresi oleh tubulus seminiferus. Aktivitas sel bersilia dan
absorpsi cairan menimbulkan aliran cairan yang menyapu spermatozoa ke arah epididimis. Suatu
lapisan tipis sel otot polos sirkular tampak di luar lamina basal epitel. Duktuli eferentes
Saluran keluar genitalia yang mengangkut spermatozoa yang dihasilkan di testis sampai ke
meatus penis adalah duktus epididimis, duktus deferens (vas deferes), dan uretra.
Duktus epididimis adalah saluran tunggal yang sangat berkelok dengan panjang sekitar 4-6 m.
Bersama dengan jaringan ikat dan pembuluh darah di sekitarnya, saluran panjang ini membentuk
bagian badan dan ekor epididimis. Duktus ini dilapisi epitel bertingkat silidris bersilia yang
terdiri atas sel-sel basal berbentuk bulat dan sel silidris. Sel-sel ini ditunjang oleh lamina basalis
yang dikelilingi oleh sel otot polos dengan kontraksi peristaltik yang membantu mendorong
sperma di sepanjang saluran, dan dikelilingi oleh jaringan ikat longgar dengan banyak kapiler
darah. Permukaan sel epitel duktus ini ditutupi oleh mikrovili panjang yang bercabang dan tidak
Dari epididimis keluar duktus (vas) deferens, yaitu suatu saluran berdinding otot tebal, yang
berlanjut dan mencurahkan isinya ke dalam uretra pars prostatika. Duktus deferens ditandai
dengan lumen yang sempit dan lapisan otot polos tebal. Mukosanya membentuk lipatan
memanjang dan sebagian besar dilapisi epitel bertingkat silidris dengan stereosilia. Lamina
propria merupakan lapisan jaringan ikat dengan banyak serat elastin, dan lapisan otot tebalnya
terdiri atas lapisan longitudinal luar dan dalam yang dipisahkan oleh lapisan sirkular. Banyak
otot polos menghasilkan kontraksi peristaltik kuat yang ikut serta menyemprotkan spermatozoa
Duktus deferens merupakan bagian dari funikulus spermatikus, yang mencakup arteri
testikularis, pleksus pampiniformis, dan saraf. Sebelum memasuki prostat, duktus deferens
melebar, membentuk bagian yang disebut ampula. Di daerah ini, epitel menjadi lebih tebal dan
melipat-lipat. Pada bagian akhir ampula ini, vesikula seminalis bergabung dengan duktus. Dari
tempat ini, duktus deferens kemudian memasuki prostat, dan bermuara ke dalam uretra pars
Kelenjar kelamin tambahan menghasilkan sekret yang diperlukan untuk fungsi reproduksi pria.
Kelenjar kelamin tambahan meliputi vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar
bulbouretra.
Vesikula seminalis terdiri atas dua tabung sepanjang ±15 cm yang sangat berkelok. Mukosa
vesikula seminalis melipat-lipat, dan dilapisi epitel bertingkat silidris yang mengandung banyak
granula sekretoris. Granul ini memiliki ciri ultrastruktur yang mirip dengan sel pembuat protein.
Lamina propria di vesikula seminalis banyak mengandung serat elastin dan dikelilingi otot polos
tipis. Vesikula seminalis bukanlah tempat untuk menampung spermatozoa. Kelenjar ini
merupakan kelenjar yang menghasilkan sekret kuning kental yang mengandung substansi
Karbohidrat yang dihasilkan oleh kelenjar sistem reproduksi pria dan disekresikan dalam cairan
seminalis, merupakan sumber energi bagi pegerakan sperma. Golongan monosakarida, yakni
fruktosa adalah karbohidrat yang terbanyak. Tujuh puluh persen dari ejakulat manusia berasal
dari vesikula seminalis. Tinggi sel epitel vesikula seminalis dan derajat aktivitas proses sekresi
Prostat merupakan suatu kumpulan 30-50 kelenjar tubuloalveolar yang bercabang. Duktusnya
bermuara dalam uretra pars prostatika, yang menembus prostat. Prostat mempunyai tiga zona
yang berbeda: Yang pertama adalah zona sentral. Zona ini meliputi 25% dari volume kelenjar.
Tujuh puluh persen kelenjar dibentuk oleh zona ferifer, yang merupakan tempat predileksi
timbulnya kanker prostat. Zona ketiga, yakni zona transisional, mempunyai arti medis yang
penting karena merupakan tempat asal sebagian besar hiperplasia prostat jinak.
Kelenjar bulbouretra (kelenjar cowper) yang berdiameter 3-5 mm, terletak di sebelah
proksimal dari uretra pars membranasea dan bermuara ke dalam uretra ini. Kelenjar cowper
merupakan kelenjar tubuloalveolar yang dilapisi epitel selapis kuboid pensekresi-lendir. Mukus
PENIS
Komponen utama penis adalah tiga massa silidris dari jaringan erektil, dan uretra, yang
dorsal. Yang lain terletak di ventral dan disebut korpus kavernosum uretra, atau korpus
spongiosu, yang mengelilingi uretra. Korpus kavernosum uretra melebar di bagian ujung, yang
membentuk glans penis. Kelenjar Littre penyekresi-lendir terdapat di sepanjang uretra penis.
Prepusium merupakan lipatan kulit retraktil yang mengandung jaringan ikat dengan otot polos di
bagian dalamnya. Kelenjar sebasea terdapat di lipatan dalam dan di kulit yang menutupi glans.
Korpora kavernosa dibungkus oleh lapisan jaringan ikat padat kuat, yaitu tunika albuginea.
Korpora kavernosa penis dan uretra terdiri atas jaringan erekti, Jaringan ini mengandung
sejumlah besar lumen vena yang dilapisi sel-sel endotel utuh dan dipisahkan oleh trabekula yang
Pendarahan arteri penis diperoleh dari arteri pudenda interna, yang menjadi asal arteri profunda
dan arteri dorsalis penis. Arteri profunda bercabang-cabang menjadi arteri nutritif dan arteri
helicinae. Arteri nutritif menyuplai oksigen dan zat makanan ke trabekula, sedangkan arteri
helicinae bermuara langsung ke dalam ruang-ruang kavernosa (jaringan erektil). Terdapat pirau
C. Mekanisme Pubertas
REPRODUKSI PRIA
melakasanakan dua fungsi, yaitu menghasilkan sperma dan mengeluarkan testosteron. Sekitar
80% masa testis terdiri dari tubulus seminiferosa yang berkelok-kelok, yang di dalamnya
berlangsung spermatogenesis. Sel-sel endokrin yang mengeluarkan testosteron, sel leydig atau
sel interstitium, terletak di jaringan ikat antara tubulus-tubulus seminiferosa. Dengan demikian,
bagian testis yang menghasilkan dan mengeluarkan testosteron secara struktural dan fungsional
berbeda.
Sebagian besar tetapi tidak semua kerja testosteron akhirnya ditujukan untuk memastikan
penyaluran sperma pada wanita. Efek testosteron dapat dibagi menjadi lima kelompok, antara
lain ;
Efek pada sistem reproduksi sebelum lahir. Sebelum lahir, sekresi testosteron oleh testis
janin merupakan penyebab maskulinisasi saluran reproduksi dan genitalia eksterna serta
menurunnya testis ke dalam skrotum. Setelah lahir, sekresi testosteron berhenti, dan testis
serta sistem reproduksi lainnya tetap kecil dan nonfungsional sampai pubertas.
Efek pada jaringan spesifik seks setelah lahir. Pubertas mengacu pada periode
mengalami pubertas dua tahun lebih awal daripada pria. Pubertas biasanya berlangsung
tiga sampai lima tahun dan mencakup serangkaian perubahan endokrin, fisik dan perilaku
yang kompleks. Masa remaja (adolescence) adalah konsep yang lebih luas yang mengacu
pada keseluruhan masa transisi antara anak-anak menjadi dewasa, bukan hanya
pematanagan seksual.
Pada pubertas, sel-sel leydig mulai mengeluarkan testosteron kembali, dan untuk pertama
pengaruh lonjakan sekresi testosteron pada masa pubertas, testis membesar dan mampu
aktif mensekresi, sementara penis dan skrotum membesar. Sekresi testosteron yang
dorongan seks pada pria dewasa. Stimulasi perilaku ini oleh testosteron penting untuk
mempermudah penyaluran sperma pada wanita. Pada manusia, libido juga dipengaruhi
seks sekunder pria bergantung pada testoteron. Karakteristik pria nonreproduktif (yang
tidak berkaitan dengan reproduksi) yang dipicu oleh testosteron ini adalah ; pola
pertumbuhan rambut pria (misalnya rambut dada, kumis dan jambang serta janggut),
suara menjadi berat akibat pembesaran laring dan penebalan pita suara, penebalan kulit
dan konfigurasi tubuh pria (sebagai contoh, bahu lebar, otot lengan dan tungkai yang
REPRODUKSI WANITA
Sistem reproduksi wanita belum aktif sampai yang bersangkutan mencapai pubertas. Tidak
seperti testis janin, ovarium janin belum berfungsi karena feminisasi sistem reproduksi wanita
secara otomatis berlangsung jika tidak terdapat sekresi testosteron janin tanpa memerlukan
keberadaan hormon-hormon seks wanita. Sistem reproduksi wanita tetap inaktif sejak lahir
sampai pubertas, yang terjadi pada usia sekitar sebelas tahun, karena GnRH hipothalamus secara
aktif ditekan oleh mekanisme-mekanisme yang serupa dengan yang terjadi pada anak laki-laki
prapubertas. Seperti pada anak laki-laki, hilangnya pengaruh-pengaruh inhibitorik tersebut oleh
Ovarium melakukan fungsi ganda yang saling terkait, yaitu oogenesis (pembentukan ovum)
dan menghasilkan estrogen dan progesteron. Oogenesis dan sekresi estrogen berlangsung
didalam folikel ovarium selama separuh pertama siklus reproduksi ( fase folikel). Pada kira-kira
pertengahan siklus, folikel yang matang melepaskan sebuah ovum (ovulasi). Folikel yang kosong
tersebut kemudian diubah menjadi korpus luteum, yang menghasilkan estrogen dan progesteron
selama separuh terakhir siklus (fase luteal). Unit endokrin ini bertanggung jawab mempersiapkan
uterus sebagai tempat yang cocok untuk implantasi apabila ovum yang dilepaskan dibuahi.
Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum berdegenerasi. Akibat penarikan
hormon yang mendukung lapisan endometrium untuk menjadi sangat berkembang menyebabkan
disintegrasi dan terlepas, menghasilkan darah haid. Secara simultan, fase folikel baru dimulai
kembali.
Sekresi estrogen yang dihasilkan oleh ovarium aktif akan menginduksi pertumbuhan dan
pematangan saluran reproduksi wanita serta perkembangan karakteristik seks sekunder wanita.
Efek estrogen yang menonjol pada perkembangan karakteristik seks sekunder tersebut adalah
mendorong penimbunan lemak di lokasi-lokasi strategis, misalnya payudara, bokong, dan paha,
sehingga terbentuk sosok melekuk-lekuk khas wanita. Pembesaran payudara pada saat pubertas
terutama disebabkan oleh penimbunan lemak di jaringan payudara dan bukan disebabkan oleh
wanita ; pertumbuhan rambut ketiak dan pubis, lonjakan pertumbuhan pubertas, dan munculnya
libido disebabkan oleh lonjakan sekresi androgen adrenal pada pubertas, bukan akibat estrogen.
Namun, peningkatan estrogen pada masa pubertas memang menyebabkan lempeng epifisis
menutup. Sehingga tidak lagi terjadi pertambahan tinggi tubuh, serupa dengan efek testosteron
pada pria5.
REPRODUKSI PRIA
LH dan FSH, kedua hormon gonadotropik hipofise anterior, yang mengontrol sekresi
testosteron dan spermatogenesis. Kedua hormon ini bekerja pada komponen-komponen tetis
yang berbeda. Luteinizing hormone bekerja pada sel leydig untuk mengatur sekresi testosteron,
sehingga pada pria hormon ini juga memiliki nama interstitial cell stimulating hormone (ICSH).
FSH bekerja pada tubulus seminiferosa, terutama di sel sertoli, untuk meningkatkan
spermatogenesis. Sebaliknya, sekresi LH dan FSH dari hipofise anterior dirangsang oleh sebuah
Setiap dua sampai tiga jam sekali, GnRH dikeluarkan dari hipothalamus dalam letupan-
letupan sekretorik, tanpa terjadi sekresi di antara letupan-letupan itu. Karena GnRH merangsang
sel-sel sekretorik hormon gonadotropik di hipofise anterior, pola sekresi hipothalamus yang
pulsatif ini menyebabkan sekresi LH dan FSH juga berlangsung secara periodik.
Testosteron, produk stimulasi LH pada sel leydig, bekerja secara umpan balik negatif untuk
menghambat sekresi LH melalui dua cara. Efek umpan balik negatif testosteron yang
hipothalamus, sehingga secara tidak langsung menurunkan pengeluaran LH dan FSH dari
hipofise anterior. Kedua, testosteron bekerja secara langsung pada hipofise anterior untuk
Sinyal inhibitorik testis yang secara spesifik ditujukan untuk mengontrol sekresi FSH adalah
hormon peptida inhibin, yang disekresikan oleh sel sertoli. Inhibin diperkirakan bekerja secara
langsung pada hipofise anterior untuk menghambat sekresi FSH. Inhibisi umpan balik terhadap
FSH oleh produk sel sertoli ini sesuai, karena FSH merangsang spermatogenesis dengan bekerja
REPRODUKSI WANITA
Siklus ovarium diatur oleh interaksi kompleks berbagai hormon dari hipothalamus, hipofisis
Ovarium memiliki dua unit endokrin terkait ; folikel penghasil estrogen selama paruh pertama
siklus, dan korpus luteum, yang mengeluarkan progesteron dan estrogen selama paruh terakhir
siklus. Unit-unit ini secara sekuensial dipicu oleh hubungan hormonal siklis yang rumit antara
Seperti pada pria, fungsi gonad pada wanita secara langsung dikontrol oleh hormon-hormon
gonadotrofik hipofise anterior, FSH, dan LH. Kedua hormon ini, pada gilirannya diatur oleh
GnRH hipothalamus yang sekresinya pulsatif serta efek umpan balik hormon-hormon gonad.
Namun, berbeda dengan pria, kontrol gonad wanita diperumit oleh fungsi ovarium yang sifatnya
siklis. Sebagai contoh, efek FSH dan LH pada ovarium bergantung pada stadium siklus ovarium.
Juga berbeda dengan pria, FSH tidak semata-mata bertanggung jawab untuk gametogenesis dan
1. Hipogonadism.
Gambaran klinik hipogonadism pada pria bergantung pada ; saat terjadinya hipofungsi,
hipofungsi endokrin atau reproduksi sajaatau kedua-duanya. Bila terjadi pada dewasa,
sifat seks sekunder mengalami kemunduran secara perlahan-lahan. Bila terjadi pada
Cryptochism ; testis tidak turun ke skrotum, tetap tinggal di ruang abdomen. terjadi
hambatan spermatogenesis.
2. Hiperfungsi
Tidak ditemukan pada orang dewasa. Pada anak sebelum usia pubertas menimbulkan
3. Hipergonadism
Tumor sel leydig pada anak. Ciri seks berkembang berlebihan. Tulang dan otot
berkembang sangat cepat dan epifisis cepat menutup. Tumor epith germinal lebih sering
terjadi dan sering dalam bentuk teratoma, produksi gonadotropin berlebihan dan produksi
1. Kelainan Haid
- Siklus tanpa telur (anovulatory cycles). Siklus haid cukup teratur, tapi tanpa
ovulasi, biasa terjadi selama 1-2 tahun setelah menarche dan menjelang
menopause.
- Amenorhea (tidak ada haid) ; 1) amenorhea primer: belum pernah mendapat haid
- Oligomenerhea : haid dengan pendarahan yang sedikit dalam siklus haid normal.
3. Tumor-tumor ovarium
Daftar Pustaka
3. Guyton, arthur C : Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit, ed 8.alih bahasa, Petrus
4. Junqueria LC, Carneiro J : Histologi dasar:teks & atlas, 10 ed. Jakarta :EGC, 2007.