Modul Askeb Komunitas
Modul Askeb Komunitas
DISUSUN OLEH
TIM
DAFTAR ISI
Pendahuluan ........................................................................................................ 3
Daftar Pustaka..................................................................................................... 87
Tujuan Umum
Mahasiswi diharapkan memahami konsep dan teori mengenai kebidanan
komunitas, terutama keterkaitannya dengan isu hak asasi manusia dan
gender, sehingga mampu menerapkannya dalam menjalankan peranan
kesehariannya di masyarakat.
Pelajaran 1
Budaya
(Agama & Suku)
Sisi Pandang
Gender
Aktualisasi penghargaan
hak-hak perempuan
Sosial sebagai hak asasi Ekonomi
(Kelas & manusia: pandangan (Kelas)
Usia) hak-hak reproduksi
sebagai hak perempuan
Sensitif Gender
Politik
Lingkungan dalam:
Aktualisasi penghargaan hak-hak perempuan sebagai hak asasi
perempuan dan memandang hak-hak reproduksi sebagai hak-hak
perempuan karena kita ingin menghasilkan bidan yang sensitif gender.
Lingkungan tengah:
Bidan dengan kacamata/sensitif gender
Hak-hak perempuan adalah hak-hak manusia, dan hak-hak reproduksi
adalah hak-hak perempuan. Bidan yang sensitif gender melihat
pasiennya dari konteks kehidupan sosialnya di masyarakat.
Lingkungan luar:
Dalam memberikan pelayanan kepada perempuan, pertimbangkan:
pluralitas, etnis, usia, dan sebagainya. Toleransi dan sifat sensitif terhadap
elemen agama merupakan kunci keberhasilan sebuah program kesehatan.
Sayangnya materi dan masa pendidikan BDD tidak memberikan bekal yang
cukup untuk bisa berperan maksimal.
Gerakan sayang ibu (GSI) saat Departemen Kesehatan merupakan
inisiatif safe motherhood malah diprakarsai oleh Kantor Mentri
Pemberdayaan Perempuan tahun 1996 dengan tujuan meningkatkan
partisipasi masyarakat untuk menurunkan AKI. Pada tahun yang sama
(1996), Ikatan Bidan Indonesia (IBI) melakukan advokasi pada pemerintah
yang melahirkan program pendidikan Diploma III Kebidanan (singkat
akademi). Program baru ini memasukkan lebih banyak materi yang dapat
membekali bidan untuk bisa menjadi agen pembaharu di masyarakat, tidak
hanya di fasilitas klinis.
Kegiatan Pembelajaran
1. Bedakan peran bidan di masyarakat dengan bidan di praktik swasta dan
klinik
2. Telusuri sejaran bidan/kebidanan di kota asalmu.
Pelajaran 2
Asuhan Kebidanan di
Komunitas
Upaya Mengatasi
1. Kunjungan rumah.
2. Berusaha memperoleh informasi : alasan tidak datang ke
Poliklinik.
3. Jika ada masalah, mencoba untuk mencari pemecahannya.
Persiapan Persalinan
Pada hakikatnya, antenatal care yang dilakukan seorang bidan adalah
agar bersama – sama dengan semua ibu hamil dan suami/keluarganya
membuat perencanaan dan persiapan persalinan untuk menjamin
terlaksananya persalinan yang bersih dan aman. Dalam perencanaan
tersebut perlu juga disertakan perencanaan menggunakan alat
kontrasepsi pasca persalinan.
Ada 5 (lima) hal yang penting yang perlu didiskusikan dengan ibu dan
keluarganya, yaitu :
1. Membuat perencanaan persalinan yang perlu di tetapkan :
Tempat persalinan
Tenaga penolong persalinan terlatih
Bagaimana menjangkau tempat persalinan.
Siapa yang akan menjadi pendamping persalinan.
Besarnya biaya persalinan yang di butuhkan dan cara
memperolehnya.
Siapa yang akan mengurus keluarga saat ibu tidak di rumah.
Apakah rencana metode kontrasepsi pasca persalinan.
2. Membuat rencana pengambilan keputusan penanganan kasus
gawat darurat, jika pengambilan keputusan utama dalam keluarga
tidak ada di tempat.
Yang perlu dibicarakan :
Siapa yang membuat keputusan tentang rujukan ibu kalau
diperlukan.
baju, sabun dan pakaian mandi yang bersih, kain untuk bayi dan
disimpan sebagai persiapan untuk persalinan.
B. PERTOLONGAN PERSALINAN
1. Domino ( Domiciliary In And Out )
Pelayanan kombinasi antara rumah pasien dan unit kebidanan
Bidan dipanggil saat ada/mulai tanda persalinan
Pertolongan persalinan dilakukan di rumah sakit
Bila ada penyimpangan segera dapat ditangani
Bila persalinan tanpa komplikasi, ibu boleh pulang dalam 2-6 jam
postpartum
KEUNGGULAN KELEMAHAN
1. Pelayanan berkesinambungan 1. Risiko tertunda ke RS
2. Kurang kontak dengan kegiatan karena jarak yang jauh
rutin RS 2. Merepotkan waktu pulang
3. Gangguan kehidupan keluarga RS
minimal
4. Mudah memperoleh fasilitas
untuk pertolongan emergency
5. Pilihan alternative untuk ibu
yang tidak memenuhi
persyaratan untuk bersalin di
rumah
6. Bidan tetap dpat
mempertahankan
Keterampilan menolong
persalinan
3. Persalinan Di Rumah
Pertimbangan :
Setiap ibu mempunyai hak kepuasan atas dirinya
Ada beberapa kondisi ibu yang mengharuskan bersalin di RS
Mengharapkan kualitas yang lebih tinggi
Anak lebih mendapatkan kasih saying, ayah lebih bebas
mengekspresikan perasaanya
Bidan harus mengembangkan hubungan antar keluarga, saling
percaya
Keunggulan Persalinan di Rumah
1. Kepuasan yang unik bagi ibu, keluarga dan bidan
2. Setiap ibu mempunyai hak untuk mempertimbangkan
pendapatnya
3. Meningkatkan control
4. Meminimalkan penggunaan obat dan intervensi pada ibu maupun
bayi
5. Anak tetap mendapatkan perhatian dan kasih saying
6. Suami dapat mengekspresikan perasaan sayangnya
C. PERSALINAN DI RUMAH
1. Persiapan
a. Keluarga
1) Keluarga bersedia pertolongan persalinan dilakukan di
rumah, memberikan ide untuk persalinan di rumah dan
bersedia serta mampu memberikan dukungan yang
diperlukan
2) Keluarga menginginkan pertolongan persalinan dilakukan di
rumah
3) Kegiatan rumah tangga secara detail perlu dibahas
membentuk jaringan kerja, siapa yang mengurus anak-anak
2. Perlengkapan
a. Untuk pertolongan persalinan seperti: Waskom, sabun cuci,
handuk, gayung, selimut, pakaian ganti, pembalut, kain pel,
lampu
b. Untuk bayi: handuk lembut, tempat tidur untuk bayi, botol air
panas untuk menghangatkan alas, handuk dan pakaian
f. Beri tahu dokter saat bersalin, jika tidak ada, beri tahu dokter
lain.
g. Rujuk segera ke RS bila terjadi fatal distres atau persalinan
macet
D. ASUHAN POSTPARTUM
Ibu yang baru pulang dari RS
1. Keputusan diambil oleh ibu, berdasarkan hasil konsultasi dengan RS
dan bidan
2. Bidan memberikan informasi rinci tentang ringkasan proses
persalinan hasil dan informasi lain relawan
3. Jika perlu mengunjungi pada sore hari atau esok harinya
Kunjungan Postpartum
1. Kunjungan rumah dilakukan pada hari ke 3, 7, 14, dan 40 hari
Pelajaran 3
Lantai Rumah
Lantai rumah berupa tanah merupakan indikator kurang sehat, sebab lantai
rumah dari tanah memiliki resiko terkena penyakit ISPA dan diare. Data
tentang lantai rumah menjadi penting untuk menberi gambran kondisi
kemiskinan warga. Namun demikian da beberapa masyaraka memandang
Sampah
Sampah merupakan produk sisa dari suatu proses produksi yang setiap hari
di hasilkan baik di rumah tangga, pambrik, pasar, kandang dan lain-lain.
Jenis sampah ini yang perlu diketahui, apa yang diakibatkannya jika
sampah tidak dikelola dengan baik. Jika pegelolaan tidak baik akan
berpengaruh pada penyakit ISPA dan juga diare. Dengan megenali jenis
sampah, jumlah yang di hasilkan maka akan memudahkan melakukan
penyelesaian berkait dengan sampah.
Sarana Pembuangan Sampah masing-masing Rumah Tangga
= peserta
dan
penonton
yang
menyataka
n
memerluka
n KB
Kegiatan Pembelajaran
Pelajaran 4
Analisis Sosial
Definisi Analisis Sosial
Usaha memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang sebuah
situasi sosial dengan menggali hubungan-hubungan historis dan
strukturalnya. Serangkaian kegiatan membedah sesuatu masalah dari
berbagai sudut pandang, memetakan situasi yang berhubungan dengan
masalah dan selanjutnya mengidentifikasi dasar-dasar penyelesaian
masalah
Cara
Pandang/Teori
Refleksi Menetukan
Situasi
Ipoleksosbud
Aksi
Menetukan
Strategi Menetukan Masalah
Akar Sosial
Masakah
Kegiatan pembelajaran
1. Analisis kasus henayah di bawah ini, tentukan faktor
determinannya
2. Bagaimana cara mengatasi masalah yang di hadapi henayah
agar tidak terulang lagi pada perempuan lain?
henayah masih kelihatan bagus, segar dan tidak terlalu gemuk. Suaminya
merasa senang dan bangga akan punya anak lagi, dari seorang perempuan
yang cantik.
Lama kelamaan tubuh Henayah menjadi gemuk dan gembrot karena
kehamilannya. Seperti yang terjadi biasanya atau sering ditemui di daerah
itu, suami suadah merasa tidak tertarik dengan tubuh yang dimiliki istrinya,
gembrot tidak membuat nafsu.sudah pasti, suami melirik ke perempuan
yang lebih memberikan gairah birahinya, ketika istri-istri terdahulu juga
sudah
Tidak menarik ditinggalkan pasti mencari lain. Istri istri akan mudah
diceraiakan. Jika tidak menyetujui tindakan suaminya untuk menikah lagi.
Dan ini menjadi suatu dalilyang kuat ketika suami bertahan dengan
berbagai alasantermasuk menggunakan dalh agama.
Henayah, dengan naluri yang dimiliki sebagaiperempuan yang berani
bicara, mulai protes. Mulai dari menyalahkandirinya sendiri, “kenapa aku
kawin dan hamil”, sampai memprotes kekuasaan lelaki dan legitimasi
agama. Dengan keberaniannya, henayah menantang suaminya dan
menuntut apa yang menjadi haknya dan tidak menyetujui suaminya nikah
lagi. Tapi apa yang didapat, Henayah dicerai.
Kenyataan telah terjadi, Henayah mau menggugurkan anaknya, tidak
mungkin, DOSA. Kalaupun mau nekad, dia tidak tahu caranya atau dimana.
Henayah mengurung diri, sambil meratapi tubuhnya yang sedang
mengandung besar. Dia tidak pernah memeriksa kandungannya, hatinya
galau, uang sudah tidak diberi lagi oleh suami,malu kepada orang
tuanya.henayah stres
Henayah akhirnya melahirkan dengan perdarahan yang cukup banyak dan
posisi bayi yang terlilit, tetangga hanya bisa menolong dengan cara
sederhana, dengan memberi “asapan”(upaya untuk memberi kehangatan)
pada henayah. Akhirnya bayi yang lahir meninggal. Menyesalkah henayah
dengan kematian bayinya? Tidak semuanya. Henayah bersyukur tidak
memelihara anak yang membawa aib, dan anak yang meninggal belum
ternodai oleh dosa,diyakini akan membawa ibunya kelak kesurga.
Pelajaran 5
05.00 Bangun
05.30 Memasak
06.00 Mencuci
06.30 Makan
Pagi
07.00 Ke kebun
……….
……….
……….
Melalui profil kegiatan akan dapat diketahui kapan dan berapa banyak
waktu senggang yang dimiliki laki-laki dan perempuan, selanjutnya dapat
disusun perencanaan untuk memanfaatkan waktu senggang tersebut. Bila
dikritisi lebih lanjut, ternyata program yang dirancang untuk memanfaatkan
waktu senggang ini kadang justru menimbulkan beban ganda bagi
perempuan, yang notabene waktunya telah banyak tersita untuk kegiatan
kerumahtanggaan (reproduktif).
Kerangka Moser
Model analisis ini dikembangkan oleh Caroline Moser yang mencoba untuk
membawa satu agenda pemberdayaan perempuan ke dalam proses
perencanaan dengan cara menyusun perencanaan berbasis perspektif
gender. Konsep-konsep yang terdapat dalam kerangka Moser ini adalah:
a. Tiga peran.
b. Kebutuhan-Kebutuhan gender strategis dan praktis.
c. Pendekatan gender dan pembangunan.
Pelajaran 6
Perencanaan Partisipasi
Berperspektif Gender
Konsep Partisipasi
BEBERAPA PENGERTIAN PARTISIPASI
a. Partisipasi adalah konstribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek
tanpa ikut serta dalam prngambilan keputusan.
b. Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak masyarakat untuk
meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi
proyek-proyek pembangunan.
c. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa
orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif, dan
menggunakan kebebasan untuk melakukan hal itu.
d. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat
dengan para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring
proyek, agar supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan
dampak-dampak sosial.
e. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam
perubahan yang di tentukannya sendiri.
f. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,
kehidupan dan lingkungan mereka.
g. Partisipasi adalah konstribusi, partisipasi sama dengan organisasi atau
sama dengan proses penguatan.
Berdasarkan suatu kajian mengenai proyek kayu bakar untuk perempuan
di Kenya, di temukan ada 2 difinisi kata partitipasi dalam proyek ini yaitu
partisipasi instrumental dan partisipasi transformasional. Partisipasi
instrumental terjadi ketika partisipasi dilihat sebagai suatu cara untuk
mencapai suatu sasaran tertentu – partisipasi masyarakat setempat dalam
proyek-proyek yang dilakukan oleh orang luar. Sedangkan partisipasi
transformasional terjadi ketika partisipasi itu pada dirinya sendiri di pandang
sebagai tujuan dan sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi
lagi, misalnya menjadi swadaya dan dapat berkelanjutan.
PRINSIP-PRINSIP PARTISIPASI
a. Mengutamakan masyarakat
b. Berbasis pengetahuan masyarakat
c. Melibatkan perempuan
TIPOLOGI/TINGKAT PARTISIPASI
8 = mendorong/mempercepat terjadinya perubahan
7 = mobilisasi diri sendiri
6 = terlibat dalam suatu pekerjaan bersama dan saling mendorong satu
sama lain
5 = terlibat dalam bekerja
4 = terlibat untuk memberikan dukungan materi
3 = terlibat dalam konsultasi
2 = terlibat dalam memberikan informasi
1 = terlibat tapi pasif
15. Persatuan
16. Kepemilikan kelompok
17. Jaringan dan hubungan
18. Melihat gambar yang labih besar
Pelajaran 7
Pemberdayaan Masyarakat
dalam Pelayanan Kebidanan
Komunitas
Pengembangan Masyarakat
“Program pengembangan masrayakat yang merupakan membangun atau
memperkuat struktur masyarakat yang merupakan membangun atau
komunitas menjadi suatu entitas yang otonom dan bisa menyelenggarakan
kehidupannya serta melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan manusia
9hukum needs)”
Sasaran yang dicapai oleh program pengembangan masyarakat adalah
pengembangan kapasitas masyarakat dan peningkatan kesejahteraan
masuyarakat. Dan dilakukan dengan upaya pemberdayaan (empowerment)
masyarakat agar mereka dapat melakukan transformasi ekonomi,
teknologi, dan social budaya.
PRINSIP PENGEMBANGAN
1. Merupakan kegiatan terpadu, mempertimbangkan seluruh aspek
kehidupan masyarakat.
Merujuk tujuan keempat dan kelima MDGs yang telah disepakati oleh
Pemerintah, sangat terkait dengan fungsi dan tugas utama bidan dalam
bekerja di komunitas. Oleh sebab itu dalam membuat perencanaan
program dan implementasinya harus dikaitkan dengan tujuan dan target
MDGs
Pelajaran 8
MONITORING
Monitoring atau pemantauan adalah upaya sistematis yang bersifat
periodik atau terus menerus (berkesinambungan) untuk mengetahui sedini
mungkin apakah pelaksanaan program sesuai atau menyimpang dari
rencana semula dengan memanfaatkan sekumpulan indikator terpilih.
Monitoring bertujuan untuk menjawab dua pertanyaan penting, berikut ini:
1. Apakah pogram telah mencapai populasi atau target yang diinginkan?
2. Apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang direncanakan?
EVALUASI
Evaluasi merupakan proses periodik dan sistematis untuk menilai seluruh
fungsi organisasi dengan cara menilai hasil yang dicapai kemudian
dibandingkan dengan tujuan/harapan/target yang ingin dicapai. Evaluasi
melihat hasil dari proses kegiatan secara keseluruhan. Hal terpenting
bahwa data evaluasi yang digunakan tidak hanya dari monitoring tetapi
perlu didukung dengan data lain seperti survei, review dokumen untuk
memperkuat hasil evaluasi.
Tujuan Evaluasi adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut ini:
1. Apakah tujuan-tujuan telah tercapai?
2. Beberapa besar pengaruh program?
3. Apa saja hasil atau akibat yang tidak diharapkan dari program?
4. Bagian program man yang paling atau kurang berhasil?
MONITORING VS EVALUASI
Monitoring: melihat kemajuan kinerja program (performance) secara
periodik untuk tindakan korektif
Evaluasi: menilai hasil program (outcomes) untuk perbaikan program
selanjutnya
Output Impact
Untilisasi pelayanan Penurunan fertilitas (TFR)
Kualitas pelayanan
Kontak
Akses Pelayanan
∑ persalinan terakhir
Pencapaian program
Ini berarti cakupan 65% (3.250/5000 *100) atau lebih rendah 15% di
bawah target atau program yang dilaksanakan baru mencapai 81% dari
target.
Pelajaran 9
TUJUAN
Tujuan, berisi tujuan yang akan dicapai berdasar prioritas permasalahan
kesehatan yang dihadapi.
Tujuan khusus, berisi upaya untuk mencapai tujuan antara yang telah
tertuang dalam upaya penyelesaian masalah. Tujuan khusus sudah
mengarah pada program kegiatan yang akan ditetapkan. Dalam
menetapkan tujuan, tunjukkan indikator kuantitatif.
PROGRAM KESEHATAN
Program kesehatan ini merupakan cara intervensi dalam menyelesaikan
masalah. Contoh program kegiatan dan masalah Gizi buruk di atas adalah
kegiatan penyuluhan dan Pemberian makanan Tambahan (PMT) balita:
1. Program Prioritas, merupakan program untuk menyelesaikan masalah
prioritas. Metode yang diterapkan hendaknya mempunyai daya ungkit
tinggi, inovatif dan punya akselerasi penyelesaian masalah.
ANGGARAN
Anggaran program kesehatan adalah anggaran untuk seluruh program baik
prioritas, rutin dan lainnya. Perhitungan besarnya anggaran tergantung
pada unit cost dan volume masing-masing kegiatan. Biaya program
meliputi:
1. Biaya Operasional
a) Penemuan kasus
b) Pemeriksaan
c) Pemberian obat
d) Pengadaan obat
e) Pengadaan alat
2. Biaya manajemen
a) Rapat koordinasi
b) Perencanaan
c) Monitoring
d) Evaluasi
3. Biaya investasi
a) Pelatihan
b) Perbaikan system
c) Renovasi Polindes
Kegiatan Pembelajaran
1. Mengapa mahasiswa perlu melakukan praktik bekerja di masyarakat
sebelum mereka benar-benar menjadi bidan ?
2. Apa dampak positif dan negarif dari praktik bekerja di masyarakat ?
DAFTAR PUSTAKA
Amal, Siti Hidayati. “Beberapa Perspektif Feminis Dalam Menganilisis
Permasalahan Wanita,” dalam Kajian Wanita dan pembangunan.
Jakarta: Yayasan Obor, 1995. Hal.83-109
Bemmelen, Sita van, “Gender dan Pembangunan; Apakah yang baru?”
dalam Kajian Wanita dan pembangunan, Jakarta Yayasan Obor,
1995, hal.175-226
Bemmelen, Sita van. Alat Analisis Gender hand-out materi TOT Gender
and Development. Netherland, 2000
Bertrand, Jane T, Robert J. Magnani, James C. Knowles. Handbook of
indicators For Family Planing Program Evaluation. The Evaluation
Project, 1994.
BPS, BKKBN, Depkes, MEASURE/DHS. Survei Demografi Kesehatan
Indonesia. Jakarta : BPS, BKKBN, Depkes, MEASURE/DHS, 2003.
Brindley, B. “Gender Analysis and Forestry,” dalam How to Use Rapid
Rural Appraisal (RRA) to Develop Case Studies, 1995.
Center for Health Research, University of Indonesia. 2001. “Economic
Analysis of the Bidan di Desa (BDD) Program Anticipation of the
Policy Changing in the Future.”
Cronk Mary, Flint Caroline, Comunity Midwifery A Practical Guide,
Butterworth-Heinemann itd, Oxford, 1989
Dallabeta, Gina dan Susan Hassig (eds). Indicators for Reproduvtive
Health Program Evaluation. Final Report of the Subcommitte on
STD/HIV. Chapel hill: Carolina Population Center – Univ. Of Nort
Carolina, December 1995.
Depkes. Dasar dasar Penilaian Kesehatan Reproduksi bagi masyarakat
Kepulauan.” Makalah disajikan pada Lokakarya Kesehatan dalam
Era Desentralisasi, Tanjung Pinang, 26 juli 2003
Djohani, Rianingsih (ed). “Pengertian Participatory Rural Apraisal (PRA)
Berdimensi Gender dan teknik – teknik Participatory Rural Apraisal