A. Latar Belakang
Salah satu masalah yang terjadi pada lansia adalah gangguan tidur. Gangguan
tidur (Insomnia) adalah suatu keadaan yang menyebabkan individu tidak mampu
mendapatkan tidur yang adekuat, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga
individu tersebut hanya tidur sebentar atau susah tidur (Darma et al, 2014). Menurut
studi penelitian yang telah dilakukan University of California 40-50% orang dengan
usia lebih dari 60 tahun telah mengalami gangguan tidur (Roepke & Ancoli, 2010).
Prevalensi insomnia di Indonesia pada lansia tergolong tinggi yaitu sekitar
67% dari populasi yang berusia diatas 65 tahun. Hasil penelitian didapatkan insomnia
sebagian besar dialami oleh perempuan yaitu sebesar 78,1% dengan usia 60-74 tahun
insomnia di Aceh adalah 43 lansia (69,4%) (Khairani, 2010). Insomnia yang dialami
lansia disebabkan oleh berbagai faktor seperti pensiunan, kematian pasangan atau
insomnia pada lansia dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok penyakit fisik atau
gejala : nyeri jangka panjang, masalah pada kandung kemih atau prostat, penyakit
obat pada penyakit kronis dan keompok dengan penyakit mental atau gejala seperti :
cemas, depresi, kehilangan identitas pribadi dan persepsi kesehatan yang buruk (Tsou,
2013).
Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui metode kuesioner dan dengan
Kabupaten Aceh Besar, dari 48 lansia didapatkan 31 lansia (64,6%) yang mengeluh
mengalami kesulitan tidur. Hal ini menjadi permasalahan dimana ketika lansia sulit
tidur, lansia mengatakan badannya menjadi lemas dan tidak segar ketika bangun tidur
adalah dengan merendam kaki dengan air hangat. Kristyarini & Kristanti (2012)
menjelaskan bahwa manfaat dari rendam air hangat pada kaki adalah meningkatkan
peredaran darah, terjadinya vasodilatasi pada kulit disebabkan adanya bradikinin dari
kelenjar hormon dan terjadi dilatasi pada otot dan pembuluh darah ketika terkena
perangsangan hangat. Rendam kaki dengan air hangat juga dapat menimbulkan efek
ingin tidur. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang dijelaskan oleh Guyton (2000,
dalam Khotimah, 2011) hal ini berdasarkan fisiologi bahwa didaerah kaki terdapat
medula spinalis dan masuk ke batang otak tepatnya di daerah rafe bagian bawah pons
lansia. Air menjadi media yang tepat untuk pemulihan cidera dan meringankan gejala-
gejala reguler gangguan persendian kronis. Rendam air hangat pada kaki dapat
menimbulkan efek ingin tidur dan dapat mempercepat lansia untuk tertidur serta tidur
lebih lama. Rendam air hangat pada kaki membantu individu untuk rileks dan nyaman
serta dapat mengurangi rasa sakit. Hasil penelitian menujukkan bahwa setelah
dilakukan rendam air hangat pada kaki dengan suhu 37-39 C pada malam hari,
rendaman air hangat pada kaki sebelum tidur terhadap insomnia di Panti Sosial Tresna
lansia, setelah diberikan intervensi rendaman air hangat pada kaki sebelum tidur
didapatkan hasil lansia yang tidak lagi mengalami insomnia sebanyak 11 orang
(55%). Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Maruti dan Nita (2015) mengenai
efektivitas rendam air hangat pada kaki terhadap kualitas tidur lansia di panti Wredha
Harapan Ibu Semarang didapatkan hasil, dari 18 lansia yang dilibatkan kedalam
penelitian, terdapat 10 lansia yang mengalami kualitas tidur buruk sebelum diberikan
terapi dan sesudah dilakukan rendam air hangat pada kaki jumlah responden dengan
kualitas tidur baik meningkat menjadi 10 orang (55,6%) dan responden dengan
melaksanakan kegiatan Penyuluhan & Demonstrasi terapi rendam air hangat pada
kaki untuk mengatasi gangguan tidur Di Desa Tanjung Deah Kecamatan Darussalam
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Defisiensi kesehatan komunitas mengenai gangguan tidur pada lansia di Desa
Tanjung Deah
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan dan demonstrasi, gangguan tidur pada
4. Waktu
Hari/Tanggal : Rabu, 3 April 2019
Pukul : 10.30 s/d 11.00 WIB
5. Tempat : Gedung serba guna Desa Tanjung Deah Kecamatan
kaki
d. Memotivasi masyarakat
kegiatan
c. Mengucapkan salam
d. Sesi foto bersama
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Laporan pendahuluan telah dikonsulkan kepada pembimbing
b. Undangan kegiatan telah disebarkan kepada masyarakat sebagai sasaran kegiatan
c. Media dan peralatan telah tersedia
d. Tempat kegiatan telah tersedia
2. Evaluasi proses
a. Kegiatan diharapkan dapat terlaksana selama 30 menit
b. Masyarakat dan peserta kegiatan berperan aktif selama kegiatan berlangsung
c. Tidak ada gangguan selama kegiatan
d. Media yang digunakan dapat dipahami oleh peserta kegiatan
3. Evaluasi Hasil
a. 80% peserta kegiatan dapat menjelaskan pengertian terapi rendam air hangat
b. 80% peserta kegiatan dapat menyebutkan 2 dari 5 manfaat dari terapi rendam air
hangat
c. 80% peserta kegiatan dapat menyebutkan cara melakukan terapi rendam air
E. Pengorganisasian Kelompok
1. Penanggung Jawab Umum : Sri Intan Khairunnisa, Renny Octaviani
2. Supervisor : Ns. Rachmalia, MNS
3. Pemateri : Hayaturrahmi
4. Moderator : Evi Afri Yani
5. Observer/operator : Atika
6. Dokumentasi : Yuni Shelma, Muhammad Maulidan
7. Konsumsi : Wiliza Umami, Ema Putri, Fitri Yanti
8. Fasilitator : Driska Agustina, Desy Rahmiyanti, Nur
Fikri, Rizka
Darma, E. A. dkk. (2014). Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dan Kejadian Demensia Pada
Lansia Di Upt Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember. Ejournal Pustaka Kesehatan.
Kristyarini, D & Kristanti, E. E. (2012). Pengaruh rendam air hangat pada kaki terhadap
kuantitas tidur pada lansia yang mengalami gangguan tidur di panti wredha santo yoseph
Khairani. (2010). Hubungan Perubahan Eliminasi Urine dengan Gangguan Tidur pada
Lansia di Gampong Lambaro Sukon, Darussalam, Aceh Besar. Idea Nursing Jurnal. 2(2) 103-
110
Khotimah, (2011). Pengaruh rendam air hangat pada kaki dalam meningkatkan kuantitas
2019
Maruti, E. W., & Nita M. (2015). Efektivitas Air Hangat Pada Kaki Terhadap Kualitas Tidur
Lansia di Panti Wredha Harapan Ibu Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan.
Putra, I. D. (2015). Pengaruh Rendaman Air Hangat pada Kaki Sebelum Tidur Terhadap
Insomnia.
Roepke, S. K., & Ancoli, S. (2010). Sleep Disorders in the Elderly. Indian J Med Res, 302-
310.
Sulistyarini, T., & Santosa, D. (2016). Gambaran Karakteristik Lansia Dengan Gangguan
Vol.2, 150-155
Tsou, M.-T. (2013). Prevalence and Risk Factors for Insomnia in Community-dwelling