Konsep Dan Teori CSR PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Landasan Teori

2.1.1. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility -


CSR)

Kumalahadi (2000: 59) menyatakan pertanggungjawaban sosial bukan

merupakan fenomena yang baru, tetapi merupakan akibat dari semakin meningkatnya

isu lingkungan di akhir tahun 1980-an. Pertanggungjawaban sosial merupakan

manisfestasi kepedulian terhadap tanggung jawab sosial dari perusahaan. Sejarah

telah mencatat perkembangan hubungan organisasi dengan masyarakat yang

merupakan dasar pemikiran akuntansi untuk pertanggungjawaban sosial. Pada sisi

lain ikatan profesi belum menetapkan standar-standar yang berkaitan dengan

akuntansi pertanggungjawaban sosial. Namun demikian, akuntansi untuk

pertanggungjawaban sosial telah mengarah pada proses komunikasi pengaruh sosial

dan lingkungan kegiatan ekonomi organisasi kepada kelompok kepentingan tertentu

dalam masyarakat dan kepada masyarakat luas (Gray, et al dalam Kumalahadi, 2000:

59).

Akuntansi untuk pertanggungjawaban sosial merupakan perluasan

pertanggungjawaban organisasi (perusahaan) di luar batas-batas akuntansi keuangan

tradisional, yaitu menyediakan laporan keuangan tidak hanya kepada pemilik modal

khususnya pemegang saham. Perluasan ini didasarkan pada anggapan bahwa

pdfMachine
Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
Universitas Sumatera Utara
nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now!
perusahaan memiliki tanggung jawab yang yang lebih luas dan tidak sekedar mencari

uang untuk para pemegang saham.

Menurut Darwin (2004) dalam Hasibuan (2001) pertanggungjawaban sosial

perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)) adalah mekanisme bagi suatu

organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan

sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi

tanggung jawab organisasi di bidang hukum. Dengan konsep ini, kendati secara

moral tujuan perusahaan untuk mengejar keuntungan adalah sesuatu yang baik, tetapi

tidak dengan sendirinya perusahaan dibenarkan untuk mencapai keuntungan itu

dengan mengorbankan kepentingan pihak-pihak lain.

Dauman dan Hargreaves (1992) dalam Hasibuan (2001) membagi areal

tanggung jawab perusahaan dalam tiga level yang digambarkan sebagai berikut:

Basic Responsibility

Organizational Responsibility

Societal Responses

Sumber: Dauman dan Hargreaves (1992, dalam Hasibuan (2001)

Gambar 2.1. Tingkat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

pdfMachine
Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
Universitas Sumatera Utara
nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now!
a. Basic Responsibility

Level ini menghubungkan tanggung jawab awal dari suatu perusahaan yang

muncul karena keberadaan perusahaan tersebut, seperti: membayar pajak, mematuhi

hukum, memenuhi standar pekerjaan dan memuaskan pemegang saham. Bila pada

level ini tanggung jawab tidak terpenuhi maka akan timbul dampak yang sangat

serius.

b. Organizational Responsibility

Level ini menunjukkan tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan stakeholder seperti pekerja, konsumen, pemegang saham dan

masyarakat sekitar.

c. Societal Responses

Level ini menjelaskan tahap ketika interaksi antara bisnis dan kekuatan lain

dalam masyarakat yang demikian kuat sehingga perusahaan dapat tumbuh dan

berkembang secara berkesinambungan, terlibat dengan apa yang terjadi dalam

lingkungannya secara keseluruhan.

2.1.3. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial

Akuntansi adalah bahasa bisnis karena akuntansi memberikan informasi

mengenai suatu entitas. Akuntansi memungkinkan terjadi komunikasi antara pihak-

pihak yang berkepentingan dalam entitas tersebut. Pihak-pihak yang berkepentingan

(stakeholders) menggunakan laporan akuntansi sebagai sumber informasi utama

untuk pengambilan keputusan karena pihak-pihak yang berkepentingan juga

menggunakan informasi lain untuk pengambilan keputusan mengenai perusahaan.

pdfMachine
Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
Universitas Sumatera Utara
nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now!
Dari uraian di atas jelaslah bahwa dunia bisnis mempunyai hubungan erat

dengan akuntansi, sedangkan akuntansi mempunyai hubungan erat dengan

lingkungannya yang dapat menyebabkan nilai positif atau nilai negatif tergantung

pada individunya bagaimana cara menggunakan akuntansi tersebut. Jadi jelaslah

bahwa dunia bisnis merupakan lingkungan sosial yang membentuk akuntansi, dan

akuntansi tersebut dibentuk dan tergantung pada lingkungan sosialnya dari sebagian

berinteraksi sebagai faktor dan pembentukan lingkungan sosial yang berdampak dari

kegiatannya terhadap lingkungan sosial dan orang lain (Hidayat, 2002).

Tidak ada kesepakatan di antara para ahli mengenai definisi yang tepat untuk

menggambarkan akuntansi pertanggungjawaban sosial. Bahkan dalam penggunaan

istilah pun belum ada keseragaman. Sebagian menyebut akuntansi pertanggung-

jawaban sosial dan sebagian lagi menggunakan istilah akuntansi sosial.

2.1.4. Pengungkapan

2.1.3.5. Definisi pengungkapan

Menurut Hendriksen (1996) dalam Zuhroh dan Pande (2003) pengungkapan

(disclosure) didefinisikan sebagai penyediaan sejumlah informasi yang dibutuhkan

untuk pengoperasian secara optimal pasar modal efisien. Wolk dan Tearney (1980)

dalam Marwata (2000: 7) menyatakan ungkapan mencakup penyediaan informasi

yang diwajibkan oleh badan berwenang maupun yang secara sukarela dilakukan

perusahaan, yang berupa laporan keuangan, informasi tentang kejadian setelah

tanggal laporan, analisis manajemen atas operasi perusahaan yang akan datang,

prakiraan keuangan dan operasi pada tahun yang akan datang, dan laporan keuangan

pdfMachine
Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
Universitas Sumatera Utara
nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now!
tambahan yang mencakup ungkapan menurut segmen dan informasi lainnya di luar

harga perolehan.

2.1.3.6. Tujuan pengungkapan

Tujuan pengungkapan menurut Belkaoui (2000: 219) adalah:

1. Untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan ukuran

yang relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam laporan keuangan.

2. Untuk menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk menyediakan

ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut.

3. Untuk menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditor dalam

menentukan resiko dan item-item yang potensial untuk diakui dan yang belum

diakui.

4. Untuk menyediakan informasi penting yang dapat digunakan oleh pengguna

laporan keuangan untuk membandingkan antarperusahaan dan antartahun.

5. Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar di masa

mendatang.

6. Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya.

2.1.3.7. Luas pengungkapan

Keluasan pengungkapan adalah salah satu bentuk kualitas pengungkapan.

Hendriksen (1997: 204) menyatakan bahwa tingginya kualitas informasi akuntansi

sangat berkaitan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan. Ada tiga konsep

mengenai luas pengungkapan yaitu adequate, fair dan full disclosure. Konsep yang

paling sering dipraktekkan adalah pengungkapan yang cukup (adequate disclosure),

pdfMachine
Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
Universitas Sumatera Utara
nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now!
yaitu pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku, di mana

pada tingkat pengungkapan ini investor dapat menginterpretasikan angka-angka

dalam laporan keuangan dengan benar. Pengungkapan yang fair (fair disclosure)

mengandung sasaran etis dengan menyediakan informasi yang layak terhadap

pembaca (investor) potensial. Pengungkapan penuh (full disclosure) merupakan

pengungkapan atas semua informasi yang relevan.

Menurut Meek, Roberts dan Gray (1950) dalam Suripto (1998) ada dua jenis

pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan oleh standar.

Pertama adalah pengungkapan wajib (mandatory disclosure), yaitu pengungkapan

informasi yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Jika perusahaan tidak

bersedia untuk mengungkap informasi secara sukarela, pengungkapan wajib akan

memaksa perusahaan untuk mengungkapkannya. Kedua adalah pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure), merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan

untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan

untuk pembuatan keputusan oleh pemakai laporan tahunannya.

2.1.3.8. Kategori pengungkapan

Kategori pengungkapan yang dikembangkan dalam wacana akuntansi

pertanggungjawaban sosial adalah kategori yang terkait dengan stakeholders.

Menurut Hackston dan Milne (1996) dalam Sembiring (2003) kategori pengungkapan

pertanggungjawaban sosial dibagi menjadi tujuh kategori yang meliputi lingkungan,

energi, produk/konsumen, masyarakat, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-

lain tenaga kerja dan umum. Ketujuh kategori pada awalnya ini terdiri dari 90 item

pdfMachine
Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
Universitas Sumatera Utara
nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now!
pengungkapan (sub kategori). Setelah melakukan penyesuaian dengan kondisi

di Indonesia, 12 item dihapuskan sehingga tersisa 78 item pengungkapan.

2.1.8. Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan

Guthrie dan Parker (1990) dalam Sayekti dan Wondabio (2007) menyatakan

pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara

perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi

perusahaan dari sisi ekonomi dan politis. Banyak teori yang menjelaskan mengapa

perusahaan cenderung untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan

aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut. Ada tiga teori

yang mendukung pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan, yaitu teori

agensi, teori legitimasi dan teori stakeholder (Sembiring, 2003: 2).

a. Agency Theory (Teori Agensi), menganalogikan manajemen sebagai agen dari

suatu principal, dan pada umumnya principal diartikan sebagai pemegang

saham atau traditional users lain. Namun pengertian principal tersebut meluas

menjadi seluruh interest group perusahaan yang bersangkutan. Teori ini

menjelaskan agen (manajemen) bekerja untuk stakeholder, dan salah satu

pekerjaan mereka adalah memberikan informasi yang terkait dengan usaha

yang dijalankan.

b. Legitimacy Theory (Teori Legitimasi), dengan melakukan social disclosure,

perusahaan merasa keberadaan dan aktivitasnya terlegitimasi. Dalam

perspektif ini, perusahaan akan menghindarkan adanya peregulasian suatu

pdfMachine
Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
Universitas Sumatera Utara
nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now!
aspek, yang dirasakan akan lebih berat dari sisi cost karena mereka melakukan

secara sukarela.

c. Stakeholders Theory (Teori Stakeholder), mengasumsikan bahwa eksistensi

perusahaan ditentukan oleh para stakeholders. Perusahaan berusaha mencari

pembenaran dari para stakeholders dalam menjalankan operasi

perusahaannya. Semakin kuat posisi stakeholders, semakin besar pula

kecendrungan perusahaan mengadaptasi diri terhadap keinginan para

stakeholdersnya.

Deegan dan Blomquist (2001) dalam Sayekti dan Wondabio (2007)

menyatakan berbagai alasan perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi

CSR secara sukarela, diantaranya adalah karena untuk menaati peraturan yang ada,

untuk memperoleh keunggulan kompetitif melalui penerapan CSR, untuk memenuhi

ketentuan kontrak pinjaman dan untuk memenuhi ekspektasi masyarakat, untuk

melegitimasi tindakan perusahaan, dan untuk menarik investor (Marwata, 1999)

pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang

sifatnya sukarela, karenanya perusahaan memiliki kebebasan untuk mengungkapkan

informasi yang tidak diharuskan oleh badan penyelenggara pasar modal. Keluasan

tersebut menyebabkan terjadinya keragaman dalam kualitas pengungkapan di antara

perusahaan publik.

2.1.9. Koefisien Respon Laba (Earning Response Coefficient (ERC))

Lev (1989) dalam Sayekti dan Wondabio (2007) menyatakan laba diyakini

sebagai informasi utama yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Palupi

pdfMachine
Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
Universitas Sumatera Utara
nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now!
(2007) menyatakan, laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang

mendapat banyak perhatian dan banyak penelitian yang membuktikan adanya

hubungan yang sangat erat antara laba dengan tingkat return saham perusahaan.

Besaran yang menunjukkan hubungan antara laba dan return saham ini yang disebut

dengan koefisien respon laba (Earning Response Coefficient- ERC), yang merupakan

besarnya koefisien slope dalam regresi yang menghubungkan laba sebagai salah satu

variabel bebas dan return saham sebagai variabel terikat.

Menurut Cho dan Jung (1991) dalam Suaryana (2005) ERC mengukur

pengaruh dari satu dolar laba kejutan terhadap return saham, dan diukur sebagai slope

dalam regresi return abnormal saham dan unexpected earnings. Penman (1992)

dalam Palupi (2007) mendeskripsikan koefisien respon laba sebagai koefisien respon

laba dalam regresi return terhadap laba. Lev (1989) dalam Sayekti dan Wondabio

(2007) menyatakan banyak model equity valuation yang hanya menggunakan

expected earnings sebagai variabel eksplanatori. Namun demikian, earning itu sendiri

memiliki keterbatasan yang mungkin dipengaruhi oleh asumsi perhitungan dan juga

kemungkinan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, sehingga

dibutuhkan informasi lain selain laba untuk memprediksi return saham perusahaan.

Menurut Scott (2007) dalam Sayekti dan Wondabio, (2007) Earning

Response Coefficient (ERC) merupakan koefisien yang mengukur respon abnormal

returns sekuritas terhadap unexpected accounting earnings perusahaan-perusahaan

yang menerbitkan sekuritas. Widiastuti, 2006 (dalam Sayekti dan Wondabio, 2007)

menyatakan berbagai penelitian telah menguji perbedaan Earning Response

pdfMachine
Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
Universitas Sumatera Utara
nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now!
Coefficient (ERC) terhadap pengumuman laba dengan didasarkan pada premis bahwa

tingkat keinformasian laba (informativenes of earnings) akan semakin besar ketika

terdapat ketidakpastian mengenai prospek perusahaan di masa datang. Scott (2000)

dalam Sayekti dan Wondabio (2007) menyatakan beberapa hal yang menyebabkan

respon pasar yang berbeda-beda terhadap laba, yaitu persistensi laba, beta, struktur

permodalan perusahaan, kualitas laba, peluang pertumbuhan (growth opportunities),

dan informasi harga (informativeness of price).

2.1.10. BETA

Sebelum melakukan investasi seorang investor pasti akan menghitung dahulu

tingkat pengembalian yang akan diterima berdasarkan tingkat risiko yang ada dalam

investasi tersebut. Setiap orang mempunyai definisi untuk risiko menurut pengertian

masing-masing. Menurut Jogiyanto (2003: 266) “Risiko merupakan penyimpangan

yang terjadi antara actual return dari yang telah diperkirakan sebelumnya yaitu imbal

hasil yang diharapkan sebelumnya (expected return). Jenis-jenis resiko pada

umumnya hanya dibagi menjadi dua yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis

(Tandelilin, 2003).

Risiko sistematis adalah risiko yang tidak bisa dihilangkan. Dengan kata lain

risiko yang pasti terjadi pada semua portofolio. Risiko sistematis biasanya terkait

dengan kondisi yang terjadi dengan kondisi yang terjadi di pasar secara umum,

misalnya perubahan dalam perekonomian secara makro, risiko tingkat bunga, risiko

politik, risiko inflasi, risiko nilai tukar dan risiko pasar. Beta adalah parameter yang

digunakan dalam mengukur risiko sistematis. Menurut Suharli (2005) beta dapat

pdfMachine
Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
Universitas Sumatera Utara
nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now!
disimpulkan sebagai pengukur volatilitas suatu risiko sistematis pada sekuritas.

Sedangkan menurut Tandelilin (2001: 102) beta merupakan indeks risiko sistematis

suatu aktiva atau suatu portofolio aktiva.

Penelitian Collins dan Kothari (1989) dalam Palupi (2007) menunjukkan

bahwa risiko berhubungan secara negatif dengan koefisien respon laba. Palupi (2007)

menyatakan investor akan mengurangi tingkat risiko yang diterimanya dengan

mempertimbangkan risiko spesifik suatu perusahaan dalam keputusan investasinya.

Sensivitas investor terhadap informasi mengenai perusahaan beresiko kecil akan lebih

besar karena perusahaan dengan risiko kecil lebih dipercaya.

Menurut Scott (2000) dalam Sayekti dan Wondabio (2007) investor akan

menilai laba sekarang untuk memprediksi laba dan return di masa yang akan datang.

Jika future return tersebut semakin berisiko, maka reaksi investor terhadap

unexpected earnings perusahaan juga semakin rendah. Dengan kata lain jika beta

semakin tinggi, maka Earning Response Coefficient (ERC) akan semakin rendah.

2.1.11. Price to Book Value

Darmadji (2001: 141) Price to Book Value atau PBV menggambarkan

seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Price to Book

Value adalah rasio yang menunjukkan apakah harga saham (harga pasarnya)

diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku saham tersebut. Istilah teknisnya

apakah saham tersebut overvalued atau undervalued. Makin tinggi rasio ini berarti

pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini Price to Book

Value digunakan untuk memproksi growth opportunities (kesempatan bertumbuh).

pdfMachine
Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
Universitas Sumatera Utara
nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now!
Penelitian Collins dan Kothari (1989) dalam Palupi (2007) menyimpulkan bahwa

terdapat korelasi yang positif antara kesempatan bertumbuh dan koefisien respon

laba. Scott (2000) dalam Sayekti dan Wondabio (2007) menyatakan ERC akan lebih

tinggi untuk perusahaan yang memiliki growth opportunities. Foster (1986) dalam

Setiati (2004) menyatakan, perusahaan bertumbuh mempunyai aliran laba atau kas

masa depan yang dinilai sekarang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang

tidak bertumbuh. Hal ini menunjukkan bahwa investor yang melakukan investasi

pada perusahaan yang bertumbuh mendapatkan return lebih besar. Palupi, (2007)

menyatakan penilaian pasar (investor/pemegang saham) terhadap kemungkinan

bertumbuh suatu perusahaan nampak dari harga saham yang akan diperolehnya.

Pemegang saham akan memberi respon yang lebih besar kepada perusahaan dengan

kemungkinan bertumbuh lebih tinggi. Hal ini terjadi karena perusahaan yang

mempunyai kemungkinan bertumbuh lebih tinggi akan memberikan manfaat yang

lebih tinggi di masa depan investor.

2.4. Review Peneliti Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ERC

perusahaan sangat banyak dilakukan. Berbagai penelitian yang melihat faktor-faktor

yang mempengaruhi ERC dapat kita lihat dalam review terhadap penelitian-penelitian

terdahulu berikut.

Dalam penelitian yang dilakukan Palupi (2007), Koefisien respon laba

dipengaruhi oleh resiko sistematik dan persistensi laba berpengaruh positif.

pdfMachine
Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
Universitas Sumatera Utara
nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now!
Sedangkan prediksi laba, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan dan resiko

kegagalan memberikan pengaruh negatif. Penelitian ini menggunakan metode regresi

berganda.

Dalam penelitian yang dilakukan Suryana (2005), perbedaan koefisien respon

laba perusahaan yang membentuk komite audit dan perusahaan yang tidak

membentuk komite audit. Pengujian yang dilakukan menggunakan metode FSCM

dan CRSM menunjukkan hasil yang sama bahwa koefisien respon laba perusahaan

yang membentuk komite audit secara statistik lebih besar daripada perusahaan yang

tidak membentuk komite audit.

Dalam penelitian yang dilakukan Riyanto (2007), peneliti mengukur apakah

ukuran kantor akuntan publik sebagai proxy kualitas audit berpengaruh terhadap

koefisien respon laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran kantor akuntan

publik berpengaruh terhadap koefisien respon laba di mana kantor akuntan publik

besar memberikan keyakinan lebih kepada investor. Nilai koefisien respon laba

perusahaan yang diaudit kantor akuntan publik besar tidak berbeda secara signifikan

dengan nilai koefisien respon laba perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan

publik kecil.

Penelitian ini menggunakan metode uji beda dengan model regresi pooled

cross-section model (CRSM).

Penelitian yang dilakukan Suryana (2008) berikutnya coba melihat apakah

perusahaan yang menerapkan prinsip akuntansi konservatif memiliki daya prediksi

laba dan ERC yang lebih rendah dari pada perusahaan yang tidak menerapkan prinsip

pdfMachine
Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
Universitas Sumatera Utara
nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now!
akuntansi konservatif. Dan hasil penelitian mendukung hipotesis penelitian tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda dena uji beda.

Penelitian terakhir yang menjadi acuan dalam penelitian ini ditulis oleh

Sayekti dan Wondobio (2007), menuliskan bahwa CSR disclosure berpengaruh

negatif terhadap ERC. Penelitian ini menggunakan model regresi ordinary least

square (OLS) cross sectional dengan memasukkan varibel control untuk mengontrol

variabel pencemar yakni BETA dan Price to Book Value. Penelitian yang akan

dilakukan mereplikasi penelitian ini dengan menggunakan data dari tahun yang

berbeda dan variabel BETA dan Price to Book Value sebagai variabel moderating.

pdfMachine
Is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across
Universitas Sumatera Utara
nearly all Windows platforms, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now!

Anda mungkin juga menyukai