Anda di halaman 1dari 5

CARA MEMBINA PRAMUKA

I. PENDAHULUAN
Membina Pramuka merupakan kegiatan memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing
dan mengembangkan:
a. Kepribadian
b. Pengetahuan dan keterampilan
c. Kecendrungan/keinginan serta kemampuan, peserta didik sehingga menjadi manusia
yang : kreatif, inovatif, pelopor dan mandiri.

II. MATERI POKOK

A. Pengetahuan tentang Membina Pramuka


Kalau kita simak pengertian “membina” maka:
a. Membina itu subjeknya adalah manusia.
b. Membina itu adalah upaya pendidikan, upaya peningkatan kualitas, upaya mengubah
perilaku peserta didik ke arah yang diharapkan (education is the change of behavior
– the change of knowledge, skill & attitude).
c. Membina itu dapat dilaksanakan secara formal, non-formal bahkan informal secara
sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggung-jawab, dsn berkesinambungan.
d. Membina itu sebagai proses upaya pendidikan berisi kegiatan memperkenalkan,
menumbuhkan, membimbing dan mengembangkan :
1) suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh dan selaras.
2) pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan bakat.
3) kecenderungan/keinginan serta kemampuan - kemampuan yang merupakan
bekal dalam hidup dan kehidupan manusia yang dibina.

Dalam Gerakan Pramuka membina/melatih Pramuka untuk jadi apa, bukan melatih
Pramuka untuk tahu apa.

Melalui kepramukaan Pramuka disiapkan menjadi kader bangsa yang bermoral


Pancasila yang memiliki:
a. Sikap dan moral Pancasila ; dengan jalan melatihkan = Penghayatan &
Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka.
b. Keterampilan manajerial ; dengan jalan melatihkan = Kepemimpinan, Manajemen
satuan, Hubungan insani, Hubungan masyarakat.
c. Ketrampilan Kepramukaan ; dengan jalan melatihkan = Survival, Pengembaraan,
Pengabdian.
d. Keterampilan teknologi ; dengan jalan melatihkan = Kewirausahaan.

Pramuka harus dibina sesuai dengan MINATnya untuk MENGABDI dan


BERKARYA melalui proses:
a. Learning by doing
b. Learning to earn
c. Earning to live
d. Living to serve
e. Learning by teaching

Kegiatan yang disajikan hendaknya disusun bersama peserta didik dengan


memperhatikan 3 pilar / soko guru kepramukaan yaitu:
a. Azas Modern
kegiatan kepramukaan hendaknya menyesuaikan dengan perkembangan jaman,
selalu bervariasi dan baru sehingga tidak membosankan.
b. Azas Manfaat
kegiatan kepramukaan hendaknya disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta
didik, masyarakat dan lingkungannya.
c. Azas Taat
kegaitan kepramukaan hendaknya manjadi media untuk mendidikan pelaksana /
pengamalan Kode Kehormatan Pramuka.

Agar Pembina Pramuka dapat berperan dengan baik dalam membina, Pembina perlu :
a. Mempuyai sikap laku sesuai dengan sistem among
1) rasa cinta kasih, rasa keadilan, rasa kepantasan dan rasa kesanggupan
berkorban.
2) rasa disiplin disertai inisiatif
3) rasa tanggungjawab terhadap Tuhan YME, masyarakat dan dirinya sendiri.
b. Mengetahui dan dapat melaksanakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan dalam kegiatan kepramukaan.
c. Memahami bahwa metode yang akan diterapkan sesuai dengan keadaan, waktu dan
tempat peserta didik dibinanya. Dengan kata lain sebelum melaksanakan
pembinaan, hendaknya terlebih dahulu mengerti bakat, minat, keadaan,
kemampuan dan kebutuhan kaum muda/peserta didik disamping itu, bahan latihan
yang akan diberikan dalam kegiatan hendaknya sesuai dengan rencana, tujuan dan
sasaran kegiatan yang sudah ditentukan.
d. Menciptakan keikut sertaan Peserta didik dalam kegiatan kepramukaan dilakukan
secara sukarela.
e. Memperlakukan peserta didik sebagai subjek pendidikan, yaitu sebagai pribadi
yang mempunyai cipta, rasa dan karsa yang perlu dikembangnkan.
f. Macam kegiatan yang disajikan hendaknya disesuaikan dengan perkembangan
jasmani dan rohani peserta didik, sehingga kegiatan pada tiap golongan usia
peserta didik berbeda.
g. Memperhatikan faktor lingkungan pendidikan karena faktor lingkungan besar
sekali pengaruhnya terhadap perkembangan peserta didik.

Pembina Pramuka harus berusaha menguasai bahan latihan kegiatan, meskipun tidak
menutup kemungkinan untuk mengunakan tenaga orang lain yang lebih menguasai dan
menghayati bahan-bahan dalam membina peserta didik, Penguasaan bahan latihan perlu
ditunjang dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan kepentingannya.

Bagaimana Membina Anggota Pramuka


1. Syarat penting dalam membina adalah:
a. Mengetahui sifat kejiwaan peserta didik. Sifat-sifat anak usia Siaga, Penggalang,
Penegak, dan Pandega.
b. Mengetahui keinginan / kebutuhan peserta didik.
c. Mengetahui latar belakang (budaya, sosial, ekonomi) peserta didik.
d. Pembinaan harus menarik minat peserta didik. Di sini materi pembinaan dapat
dibungkus dengan lagu, tari, gerak, permainan, perlombaan, ceritera, penugasan,
bakti yang sesuai dengan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik.
e. Materi latihan hendaknya disesuaikan dengan a, b, c di atas.

2. Sifat-sifat anggota Pramuka Siaga.


a. Senang meniru
b. Senang berdendang, menari dan bernyanyi
c. Suka dipuji, mudah merajuk
d. Senang menceriterakan dan mengadukan apa yang diketahui dan dialaminya.
e. Rata-rata masih manja
f. Suka berbekal
g. Sangat senang bermain – termasuk memainkan alat vitalnya, misalnya pada waktu
pipis Siaga (laki-laki) suka menggoyang-goyangkan, bahkan menggambar angka
atau yang lan dengan air seninya.

3. Cara membina Siaga


a. Dilakukan dengan penuh kasih sayang dan lemah lembut.
b. Membina Siaga adalah phase awal dalam pendidikan maka sifat-sifat Pembina
Siaga yang tidak tidak bisa dicontoh oleh anak usia Siaga harus tidak dimunculkan
di permukaan. Misalnya Pembina merokok, membentak-bentak, berkata agak
jorok, dsb.
c. Materi pembinaan banyak dibungkus, sehingga menarik (misalnya menceriterakan
sifat-sifat kepahlawanan yang perlu dicontoh, dengan sosio drama).
d. Sesuatu yang khayal, baik untuk mempuk imajinasi Siaga, tetapi jangan dilebih-
lebihkan. Ceritera tentang fabel, farabel baik untuk Siaga. Dalam abad modern ini
baik apabila imajinasi tersebut dipadukan dengan teknologi.
e. Permainan perang-perangan tidakcocok untuk kejiwaan Siaga.
f. Siaga harus sudah diperkenalkan secara “nyata” bagaimana setiap hari berbuat
kebaikan. Baik dalam latihan, maupun melalui pesan Pembina untuk
melaksanakannya di rumah.
g. Untuk melatih kreativitas Siaga (otak belahan kanan), maka akan sangat baik
mereka ditugasi membuat lagu sederhana (jinggle), tarian, menulis pengalaman,
atau mengarang, atau membuat yel-yel yang menyemarakkan kasih sayang.
h. Kehidupan Siaga itu ada di Perindukan, oleh karena itu tradisi “Pemilihan Barung
Juara”, baik selalu dihidupkan dalam setiap upacara pembukaan latihan.
Kepemimpinan, kebersatuan, perindukan menjadi prioritas utama.
i. Pembina lebih banyak “ing ngarso sung tulodo”.

4. Sifat-sifat Pramuka Penggalang


a. Sebagian sifat-sifat Siaga masih ada (variatif masing-masing anak).
b. Senang bergerak, senang mengembara
c. Usil, lincah, senang mencoba-coba
d. Mulai menyukai lawan jenis
e. Suka dengan sifat-sifat kepahlawanan
f. Suara sudah mulai pecah/ parau bagi penggalang putra

5. Cara membina Penggalang:


a. Dapat menggunakan sebagian cara-cara membina Siaga (sifatnya situasional)
b. Kegiatan yang menantang, pengembaraan (hiking, climbing, camping, ) paling
disukai penggalang. Namun demikian harus dipersiapkan dengan teliti faktor
keamanannya, dan tidak boleh terlalu sering dilakukan.
c. Kegiatan yang mengacu kedisiplinan sangat penting diberikan (misalnya berjenis-
jenis PBB dan upacara).
d. Rewards dan punishment mutlak harus dilakukan, dan ditegakkan.
e. Kehidupan penggalang ada di Regu, oleh karena itu kekompakan, kreativitas, dan
disiplin beregu harus dipelihara.
f. Pembina lebih banyak “ing madyo mangun karso” (di tengah-tengah
membangkitkan kehendak & semangat belajar/ bekerja).

6. Sifat-sifat Penegak
a. Sudah mengenal cinta, mulai romantis.
b. Suka melantunkan syair, puisi, dan lambang-lambang ungkapan-ungkapan hati.
c. Agresif mendekati lawan jenis (terutama usia Penegak awal).
d. Sosialisasi diri dengan lingkungan dan tanggung-jawab sosial mulai tumbuh dengan
cepat.
e. Mulai mencari identitas diri.
f. Keinginan kelompok sulit dirintangi.
g. Suka berdiskusi, bermusyawarah.
h. Pendapat sendiri kadang mulai dipertahankan sampai mati-matian.
i. Pengaruh teman sebaya sangat kuat.

7. Cara membina Penegak


a. Perangkat struktur kepenegakan ditertibkan, bila belum ada dibentuk lebih dahulu.
Dewan Ambalan, dibentuk dengan benar, tidak main tunjuk.
b. Dimulai bertanggung-jawab atas keputusan musyawarah, dan menjalankan
keputusan Dewan Ambalan.
c. Keinginan Penegak yang kuat tidak dipatahkan, tetapi dijalurkan (on the track).
d. Memberikan kondisi lingkungan yang baik.
e. Pada tingkat Bantara, Penegak mulai dikondisikan untuk memperbaiki lingkungan
yang kurang baik, semampunya.
f. Pada tingkat Laksana, Penegak dikondisikan untuk mengembangkan lingkungan
ke arah yang lebih baik.
g. Penegak sudah mulai dikenalkan bagaimana “learning by doing”; “Learning to
earn”; “Learning to serve”.
h. Untuk mempertahankan satuan terpisah di perkemahan sebaiknya Pembina
menyerahkan tanggung-jawab kepada Pradana dan Pemuka Sangga, namun harus
tetap mengkontrol.
i. Cara memberikan kritik dengan sistem atau etika PIN, kepada Penegak
diupayakan hanya sampai PI saja, yakni sebutkan “Positif”-nya kelebihan-
kelebihan atas program atau kegiatan yang telah dilakukan – kemudian di
“Interpretasikan” secara detail program atau kegiatan tersebut secara rasional,
biasanya Penegak sudah tahu kelemahannya. Namun biala Penegak terpaksa belum
tahu kelemahannya baru dikemukakan “Negatif” nya.
j. Contoh kegiatan pendidikan bagi Penegak dan Pandega yang paling lengkap
adalah: Perkemahan Wirakarya.
k. Pembina lebih banyak “tut wuri handayani”.

8. Sifat-sifat Pandega
Sebagian besar sifat Penegak ada pada Pandega:
a. Pandega lebih terkonsentrasi pada kelompok dyadic atau triadic (kelompok duaan,
atau tigaan). Jarang sekali (hampir tidak pernah ada) mereka secara bersama-sama
melakukan kegiatan kemana-mana dalam jumlah 5 orang sampai 10 orang secara
bersama-sama. Oleh karena itu “Reka” itu dibentuk cukup dengan 2 atau 3 orang
sudah bisa.
b. Dalam berhubungan dengan lain jenis Pandega tidak seagresif Penegak, tetapi lebih
terbuka dibandingkan dengan Penegak.
c. Untuk mempertahankan satuan terpisah di perkemahan Pembina cukup
menyerahkan tanggung-jawab kepada Pradana dan penyadaran umum dalam apel
pagi, atau apel malam menjelang tidur. Biasanya mereka sudah saling mengkontrol,
tapi sering terjadi kalau ada penyimpangan di antara mereka saling melindungi –
pada norma atau nilai yang dianggap sebagai nilai baru.

9. Cara Membina Pandega


Sebagian besar cara membina Penegak dapat diterapkan untuk membina Pandega.
a. Fungsi kontrol Pembina pada Pandega harus jauh lebih kecil dibandingkan
terhadap Penegak.
b. Fungsi memberi motivasi kepada Pandega untuk berkarya, menciptakan sesuatu
yang baru dan bermanfaat lebih banyak.
c. Program hasil keputusan Majelis Pandega, adalah harga mutlak. Pembina tak perlu
“sok tahu” untuk memperbaiki atau menyalahkan.

III. PENUTUP
Membina merupakan tugas pengabdian bagi Pembina Pramuka oleh karena itu membina
merupakan seni. Tehnik membina bagaimana yang tepat itu akan didapat dari
pengalamannya dalam kegiatan dengan peserta didik. Semboyan kita dalam melaksanakan
tugas pembinaan " Ikhlas bakti bina bangsa ber budi bawa laksana "

KEPUSTAKAAN
1. Powell, Lord Baden. SCOUTING FOR BOYS. MEMANDU UNTUK PRAMUKA. Kwarnas Gerkan Pramuka. Jakarta,
1988)
2. Joesoef. Soelaiman. Prof Drs. KONSEP DASAR PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Bumi Aksara. Jakarta, 1992
3. AD & ART. Kwarnas Gerakan Pramuka. Jakarta, 1999
4. Pengalaman membina Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega selama 35 tahun di Gugus Depan dari Kalemdikanas tahun
2007.

Edit..... husink

Anda mungkin juga menyukai