Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KERJA BULAN JANUARI 2017

INSTALASI REHABILITASI MEDIK

RSU RAJAWALI CITRA


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan
rakyat. Hal ini berpengaruh pada demografi dan transisi epidemiologi dimana
pola penyakit yang semula berupa penyakit infeksi menjadi penyakit kronik
degeneratif. Penambahan jumlah penderita disabilitas juga terjadi akibat berbagai
bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor atau tsunami di beberapa
wilayah di Indonesia.
Rumah sakit sebagai sarana kesehatan yang mempunyai fungsi rujukan
harus menyediakan pelayanan yang bermutu, tidak terkecuali pada mereka yang
memiliki gangguan fungsional, dengan meyediakan pelayanan Rehabilitasi
Medik.
Pelayanan Rehabilitasi medik ini sifatnya komprehensif mulai dari
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Paradigma pelayanan rehabilitasi
medik yang dianut saat ini dititik beratkan pada strategi rehabilitasi pencegahan,
artinya pencegahan ketidakmmapuan harus dilakukan sejak dini. Apabila tidk
dicegah, tetap diupayakan akan mencapai tingkat kemandirian seoptimal
mungkin, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Instalasi Rehabilitasi Medik RSU Rajawali Citra pada tahun 2017 ini
sudah memberikan beberapa layanan rehabilitasi medik yaitu Fisioterapi, terapi
wicara (TW) dan okupasi terapi (OT) yang dibagi kedalam tiga unit.
B. Tujuan
1. Memberi acuan bagi pelaksanaan pelayanan Rehabilitasi Medik di RSU
Rajawali Citra
2. Meningkatkan mutu pelayanan Rehabilitasi Medik di RSU Rajawali Citra
3. Menjadi acuan pengembangan pelayanan Rehabilitasi Medik di RSU
Rajawali Citra
C. Ruang Lingkup dan Batasan Operasional
Pelayanan Rehabilitasi Medik di RSU Rajawali Citra meliputi seluruh
upaya kesehatan pada umumnya, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.
1. Upaya promotif
Penyuluhan, informasi dan edukasi dan aktifitas yang tepat untuk mencegah
kondisi sakit.
2. Upaya preventif
Edukasi dan penanganan yang tepat pada kondisi sakit atau meminimalkan
gangguan fungsi atau resiko kecacatan.
3. Upaya kuratif
Penanganan melalui paduan intervensi medik, keterapian fisik (fisioterapi,
terapi wicara, dan okupasi terapi), dan upaya rehabilitatif untuk mengatasi
penyakit/kondisi sakit untuk mengembalikan dan mempertahankan
kemampuan fungsi.
4. Upaya rehabilitatif
Penanganan melalui paduan intervensi medik dan keterapian fisik, yang
bertujuan mengembalikan dan mempertahankan kemampuan fungsi,
meningkatkan aktifitas dan peran serta/partisipasi masyarakat.
D. Landasan Hukum
1. Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
2. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
3. Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
378/Menkes/SK/IV/2008 tentan Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di
Rumah Sakit
BAB II
LAPORAN

A. SDM
1. Kebutuhan
Kebutuhan tenaga dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi
medik (Sp.KFR) pada saat ini adalah 1 orang dan berpraktek seminggu tiga
kali. Meskipun demikian masih cukup dengan pengaturan jadwal yang dibuat
sedemikian rupa sehingga semua pasien mendapatkan layanan dari Sp.KFR
secara optimal.
Kebutuhan SDM fisioterapi pada Bulan Januari 2017 masih sama
dengan bulan sebelumnya yaitu 10 tenaga. Evaluasi selama Januari 2017 telah
dilakukan perubahan jam jaga untuk petugas yang bertugas pada ruang terapi
latihan dengan sistem 1 shift yaitu jam 09:00-16:00 WIB.
Tenaga Terapi Wicara pada bulan januari masih belum ada perubahan
baik penambahan maupun terapis yang resign. Jumlah kunjungan pasien pada
bulan Januari 2017 sebanyak 171, rata-rata kunjungan pasien tiap hari adalah
5 orang, mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya dari 119 kunjungan
menjadi 171 kunjungan. Jumlah SDM masih memadai tidak diperlukan
penambahan karena tenaga terapis wicara dapat menangani pasien rata-rata 6
orang/hari.
Tenaga okupasi terapi pada bulan Januari sejumlah satu orang dengan
sistem kerja paruh waktu. Pengaturan jadwal petugas okupasi terapi di
Instalasi Rehab Medik RS Rajawali Citra, yaitu setiap hari senin dan rabu jam
16.30 WIB dan hari jum’at jam 16.00 WIB.
2. Orientasi
SDM yang menjalani masa orientasi di Instalasi Rehabilitasi Medik hanya di
unit Fisioterapi yaitu ada 2 orang dimana 1 personil pada akhir Januari telah
selesai orientasi 2 bulan, dan satu personil selesai untuk masa orientasi bulan
ke 1 (detail indikator penilaian ada pada laporan unit fisioterapi). Untuk
tenaga okupasi terapi tidak dilakukan masa orientasi karena sebagai tenaga
paruh waktu yang sudah berpengalaman.
3. Pendidikan dan pelatihan
Pendidikan dan pelatihan yang dijalani oleh dokter Sp.KFR tidak ada pada
bulan Januari 2017. Demikian juga dengan tenaga terapi wicara pada bulan
Januari tidak ada pelatihan eksternal maupun internal.
Pendidikan dan pelatihan eksternal yang diikuti oleh Fisioterapist selama
bulan Januari 2017 belum merata pada semua kasus dikarenakan belum
adanya organisasi profesi yang mengadakan. Masih pada kasus pediatri dan
muskuloskeletal dan neuromuskuler.
Tabel Kegiatan pengembangan SDM FT ekstrenal Januari 2017
NAMA MITRA
NO KERJA JUDUL / TEMA PELAKSANAAN TEMPAT NO SKP
TANGGAL WAKTU
10,11,17,18
Introductory
Desember RSPAU dr. S
Rindi Andini New Bobath 2880 SK IFI : 185/KEP/PP-
1. 2016 & Hardjolukito
Putri Concept For Menit IFI/X/2016
7,8,14,15 Yogyakarta
Stroke Patient
Januari 2017

New Bobath
Concept For 28 & 29 Sarila Hotel, SK IFI : 250/KEP/PP-
2. Sri Mulyani 12 Jam
Neuropediatric Januari 2017 Solo IFI/XI/2016
Disorders
New Bobath
Concept For 28 & 29 Sarila Hotel, SK IFI : 250/KEP/PP-
3. Rini Setyowati 12 Jam
Neuropediatric Januari 2017 Solo IFI/XI/2016
Disorders
Pelatihan
Clinical Hotel Grand
SK IFI : 315/KEP/PP-
4. Rini Setyowati Educator 21-Jan-17 12 Jam HAP
IFI/I/2017
Profesi Surakarta
Fisioterapi

Berdasarkan tabel di atas bahwa jumlah SDM fisioterapi yang mengikuti


pelatihan eksternal sejumlah 3 orang dengan peminatan pada kasus
neuromuskuler dan pediatri. Untuk kegiatan in house training pada bulan
Januari tidak ada.
Rencana tindak lanjut :
1) Perlu perencanaan yang lebih baik, terutama untuk terapi wicara dan
okupasi terapi yang oenuh waktu.
2) Mengadakan in house training secara rutin setiap bulan atau tri wulan
untuk mencukup jumlah jam.
4. Evaluasi jadwal pelayanan
Jadwal pelayanan dokter Sp.KFR adalah pada hari Senin, Rabu dan Jumat
jam 16:00 sampai selesai.
Jadwal dalam 21 desember – 31
Jumlah izin
januari 2017
18 kali 2 hari (tanggal 1 &11januari)
Tabel Evaluasi Jadwal Fisioterapi bulan januari 2017
PROSENTASE MINGGUAN RATA - RATA
PROSENTASE
NO KETERANGAN
DALAM
MG 1 MG 2 MG 3 MG 4 BULANAN
1 Pergantian jaga 0 0% 0 10% 10 %
Kejadian ijin
2 sakit 0 0 0 0 0%
Kejadian ijin
3 mendadak 0 0 10 0 10%

Berdasar tabel diatas, untuk pergantian jadwal dengan prosentase 10 % terjadi


pada minggu ke-4 dikarenakan satu fisioterapist ijin acara keluarga, yang
bersangkutan adalah karyawan baru sehingga belum mempunyai perencanaan
yang baik. Pada minggu ke-3 juga demikian dimana dilakukanm oleh mitra
kerja baru
Pengaturan jadwal pelayanan Terapi wicara disesuaikan dengan jam
pelayanan yang ada di Instalasi Rehabilitasi Medis RS Rajawali Citra, yaitu
setiap hari Senin s.d Sabtu 08.00-15.00 dan Minggu serta hari libur nasional
LIBUR.
Pengaturan jadwal petugas okupasi terapi di Instalasi Rehab Medik RS
Rajawali Citra, yaitu setiap hari senin dan rabu jam 16.30 WIB dan hari
jum’at jam 16.00 WIB. Meskipun jadwal sudah jelas tetapi beberapa kendala
yang terjadi dalam pelaksannan masih sering terjadi. Hal ini dikarenakan
beberapa keadaan seperti ijin sakit, ijin ada acara mendadak, yang
menyebabkan terjadi pembatalan terapi karena waktu pelayanan terbanyak
pada malam hari.
Rencana tindak lanjut :
a. Rencana menambah jam pelayanan dokter Sp.KFR kalau memungkinkan
sehingga perlu koordinasi dengan dokter.
b. Mulai direncanakan menambah jam pelayanan terapi wicara dengan
menambah SDM
c. Mulai merencanakan pelayanan okupasi terapi yang penuh waktu
mengingat banyak kendala bagi pasien yang harus terapi pada malam hari,
sehingga perlu direncanakan ruangan khusus.
B. FASILITAS
Fasilitas yang ada pada ruang dokter Sp.KFR dimana sementara sebagai dokter
konsulen mempunyai beberapa alat yaitu :
Tabel Fasilitas Sp.KFR
No NamaAlat Standar
1 Stetoskop 1
2 Foto viever 1
3 Meteran gulung 1

1. Pemeliharaan
Modalitas yang ada di ruang dokter Sp.KFR masih menjadi satu dengan
dokter DPJP lain, sehingga pemeliharaan menjadi satu dengan tim lain.
Modalitas yang ada di unit fisioterapi dilakukan pemeliharaan sesuai dengan
jenis alat yang ada dan hanya memelihara kebersihan dan alat penunjang
seperti pad, kabel, dll.
Modalitas yang rusak masih alat SWD yang diserviskan sejak 25 Desember
2015 dan belum selesai sampai akhir tahun 2016.
2. Kalibrasi
Tidak ada kegiatan kalibrasi selama bulan Januari 2017 untuk modalitas yang
ada di Instalasi rehabilitasi Medik.
3. Penggantian
Tidak ada penggantian alat pada bulan Januari 2017
C. PENGEMBANGAN PELAYANAN
Pengembangan pelayanan Instalasi Rehabilitasi medik diterjemahkan ke
dalam upaya pengembangan di 3 unit yang ada yaitu Fisioterapi, terapi wicara,
dan Okupasi Terapi. Khusus untuk jumlah pasien konsulen dengan dokter
Sp.KFR sebagai berikut :
1. pasien rehab medik dari tanggal 21 desember- 20 Januari 2017
sejumlah 240 pasien
2. tiga besar diagnosa pasien rehab medik, sebagai berikut :
Speech delay 57 pasien
LBP 51 pasien
Down syndrom: 22 pasien

Untuk jumlah pelayanan terapi wicara sebagai berikut :


NO JENIS LAYANAN JML KUNJUNGAN KETERANGAN
1 Terapi wicara 171 Naik 52 (periode
40 hari)
2 Jumlah pasien 36 Naik 1

Jumlah pasien terapi Okupasi selama bulan januari sejumlah 48 pasien dengan
10 kali praktek.
Pengembangan pelayanan yang ada di unit Fisioterapi selama bulan Januari
2017 difokuskan pada beberapa jenis layanan yaitu : Fisioterapi pada ABK,
Fisioterapi pada dewasa, Pijat anak, pijat dewasa, tumbuh kembang anak,
hidroterapi, senam hamil, cukur bayi, rawat inap untuk kasus umum, dan rawat
inap pada kasus obsgin.
Tabel Jumlah Kunjungan pasien Fisioterapi
Januari 2017

RAWAT JALAN RAWAT INAP


JENIS LAYANAN JUMLAH JENIS LAYANAN JUMLAH
fisioterapi 670 umum 39
Terapi sentuh 780 obsgin 38
Pijat dewasa 17
Pijat anak 575
Hidroterapi 9
Senam Hamil 0
Cukur 6
Tumbuh Kembang Anak 34
Sub total 2091 77
total 2168

Pada bulan Januari 2017, jumlah pasien dihitung dari tanggal 21 Desember 2016-
31 Januari 2017, dimana ini dilakukaan karena adanya perubahan dalam
penetapan awal bulan pada setiap bulannya adalah setipa tanggal 1 (sebelumnya
awal bulan dihitung mulai tanggal 21 setiap bulannya). Hal ini mempengaruhi
terhadap jumlah pasien yang terkesan lebih banyak, namun untuk hitungan
tanggal 1-31 Januari sebagai berikut :
Tabel jumlah pasien fisioterapi bulan Januari (1-31 Januari 2017)
RAWAT JALAN RAWAT INAP
JENIS LAYANAN JUMLAH JENIS LAYANAN JUMLAH
fisioterapi 461 umum 39
Terapi sentuh 573 obsgin 38
Pijat dewasa 10
Pijat anak 408
Hidroterapi 7
Senam Hamil 0
Cukur 6
Tumbuh Kembang Anak 28
Sub total 1490 77
total 2168
Pada bulan sebelumnya yaitu Desember 2016 pasien adalah 1606 , sehingga pada
bulan Januari terjadi penurunan yang cukup signifikan yaitu 7 %. Hal ini
dimungkinkan adanya perubahan tarif di unit fisioterapi meskipun baru dimulai
pada 21 Januari 2017. Selain itu pasien dengan kasus yang berat pada pasien
dengan gangguan neurologis dirujuk oleh DPJP yaitu syaraf dikarenakan tidak
ada perubahan yang baik.
Rencana tindak lanjut
a. Meningkatkan fasilitas modalitas alat untukm pasien, sesuai yang diharapkan
oleh DPJP
b. Meningkatkan kompetensi fisioterapi, terapi wicara dan okupasi terapi
c. Meningkatkan upaya sosialisasi kepada masyarakat.

D. MUTU
Untuk meningkatkan mutu pelayanan Instalasi rehabilitasi Medik beberapa
indikator mutu dijadikan sebagai acuan mutu..
Tabel Pencapaian SPM Instalasi Rehabilitasi Medik Bulan Januari 2017

NU PENC
ME TARGE APAIA
NAMA DENU
N - STAN T N
INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL MERA
O RA DAR PENCAP
MUTU TOR
TO AIAN
R
1 Kejadian drop out Drop out pasien terhadap 23 187 <50% 10% 12,3 %
(DO) pasien pelayanan rehabilitasi yang
terhadap pelayanan direncanakan adalah pasien
rehabilitasi yang tidak bersedia meneruskan
direncanakan program rehabilitasi yang
direncanakan.
2 Tidak adanya Kesalahan tindakan 187 187 100,00 100,00% 100 %
kejadian kesalahan rehabilitasi medik adalah %
tindakan memberikan atau tidak
rehabilitasi medik memberikan tindakan
rehabilitasi medik yang
diperlukan yang tidak
sesuai dengan rencana
asuhan dan/atau tidak
sesuai dengan
pedoman/standar pelayanan
rehabilitasi medik.
3 Kepuasan Kepuasan pelanggan adalah - - - -
Pelanggan pernyataan kepuasan oleh
pelanggan terhadap
pelayanan fisioterapi
4 Angka pasien Pasien dengan stroke 5 129 >50% >50 % 3,8
stroke yang hemorrhagic maupun %%
dilakukan iskemik yang dilakukan
rehabilitasi di tindakan rehabilitasi
rawat jalan
Angka pasien Pasien dengan stroke 9 16 >50% >50% 56,25
stroke yang hemorrhagic maupun %
dilakukan iskemik yang dilakukan
rehabilitasi di tindakan rehabilitasi
rawat inap
Kejadian DO pada pasien fisioterapi adalah 20 pasien gagal dari 135 pasien yang
terprogram, 2 pasien gagal untuk terapi wicara dari 36 pasien terprogram TW, dan 1
pasien gagal dari 16 pasien terprogram OT. Kejadian DO untuk FT adalah 14,8 %,
TW 5,56 %, dan OT 6,25 %. Kejadian DO tertinggi adalah pasien terprogram
fisioterapi yang didominasi oleh pasien ABK dengan kendala sakit dan cuaca.
Rencana tindak lanjut:
a. Meningkatkan upaya edukasi kepada pasien
b. Meningkatkan upaya komunikasi yang lebih baik dengan pasien, terutama
pasien ABK berkaitan dengan penjadwalan.
E. KESELAMATAN KERJA
Upaya keselamatan Kerja sudah dilakukan dengan pemakaian APD. Namun
masih pada pasien dengan permasalahan pernafasan. Kejadian kecelakaan kerja
pada bulan Januari 2017 di Instalasi Rehabilitasi Medik adalah 0 (nol)
Rencana tindak lanjut
a. Selalu waspada saat melakukan tindakan
b. Meningkatkan pemakaian APD pada pasien pediatri yang terinfeksi virus
berbahaya.
F. KESELAMATAN PASIEN\
Tidak ada kejadian insiden pada bulan Januari 2017.
Rencana tindak lanjut:
a. Meningkatkan upaya keselamatan pasien
b. Edukasi harus ditingkatkan pada penggunaan alat dan efek yang didapatkan
pasien
G. PENCEGAHAN INFEKSI
Upaya pencegahan infeksi di Instalasi Rehabilitasi Medik belum terukur secara
kuantitatif, namun untuk upaya hand higyene pada pasien dan petugas sudah
cukup baik.
Rencana tindak lanjut:
Perlu uji kepatuhan secara riil untuk peningkatan mutu
BAB III
PENUTUP

Laporan kerja ini disusun sebagai upaya terhadap evaluasi pelayanan maupun
sarana pendukung pelayanan terhadap masyarakat. Perlunya evaluasi terhadap mutu
pelayanan juga merupakan hal mutlak yang harus dilakukan Instalasi Rehabilitasi
Medik untuk mendukung visi dan misi rumah sakit dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

Yogyakarta, 10 Februari 2017


Mengetahui
Kepala Pelayanan Medik Kepala Ka. Ins. Rehab Medik
RSU Rajawali Citra RSU Rajawali Citra

dr. Rifky Rumasatya dr. Zuwidatulhusna, Sp. KFR


NIK. 201409005 NIK. 201403001

Mengetahui
Direktur RSU Rajawali Citra

dr. Asri Priyani. M, MPH


NIK. 200610004

Anda mungkin juga menyukai