Anda di halaman 1dari 21

PENGENDALIAN DAN EVALUASI DAKWAH

Disusun guna memenuhi tugas


Mata kuliah : Manajemen Dakwah
Dosen Pengampu : Saerozi, S.Ag, M.Pd

Di susun oleh :

Suci wulansari (1601036020)


Puspa Dewi Fitriyani (1701016042)
Cindy Eldina Fitri (1701016045)
Eka Purwati Putri (1701016058)
Faif Nur Ma'fiyah ( 1701016072)
Yuni Khuril Zannah (1701016079)
Sumini Resanofa (1701016146)
Annisa nuha nabilah (1701046055)
Choffah Aulia (1701046063)
Mutammimah Azzahro (1701046074)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2018
1
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya pengawasan merupakan tindak lanjut dari tiga
fungsi Managemen terdahulu (planning, organizing, dan actuating). Tanpa adanya ketiga
fungsi tersebut tidak perlu ada pengawasan. Controlling (pengawasan) merupakan fungsi
yang keempat dan yang terakhir daripada Manajemen, George R. Terry Ph. D. berpendapat
bahwa bila ketiga fungsi manajemen yang terdahulu telah dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya, maka hanya sedikit saja yang diperlukan pengawasan (controlling). Tetapi
sebaliknya ia berpendapat, bahwa dalam kenyataan memang tidak pernah terjadi planning,
organizing, maupun actuating tersebut dilakukan secara 100% efektif. Dapat dipastikan
adanya kekurangan-kekurangan, kesalahan-kesalahan, penyimpangan-penyimpangan dan
sebagainya yang tak mungkin di elakkan. Karena itulah pengawasan senantiasa sangat
diperlukan, justru agar tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya benar-benar dapat
dicapai secara efisien dan efektif.

II. RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian pengendalian dalam dakwah?
2. Apa saja unsur pengendalian dalam dakwah?
3. Bagaimana proses pengendalian dalam manajemen dakwah?
4. Apa saja fungsi pengendalian dalam dakwah?
5. Bagaimana efektifitas manajerial dalam MD?
6. Bagaimana produktifitas organisasi dalam MD?
7. Bagaimana evaluasi daalam manajemen dakwah?
8. Bagaimana evaluasi perencanaan dalam dakwah?
9. Bagaimana implementasi MD didalam ormas Muhammadiyah?

2
PEMBAHASAN

A. Pengendalian Menejemen Dakwah


Pengendalian merupakan salah satu fungsi manajemen, yang dibutuhkan untuk
menjamin agar semua keputusan, rencana dan pelaksanaan kegiatan mencapai tujuan
dengan hasil yang baik dan efisien. Fungsi pengendalian meliputi pemantauan
terhadap kegiatan untuk memastikan semua orang yang terlibat dalam manajemen
telah melakukan hal yang sesuai dengan ketentuan. Degan demikian segala
penyimpangan yang terjadi akan dapat dikoreksi secara signifikan.
Pengendalian menejemen dakwah lebih bersifat komprehensif dimana lebih
mengarah pada upaya yang dilakukan menejemen agar tujuan tercapai. Dalam hal ini
unsur-unsur yang terkait, meliputi detector, selector,
efektor, dan, komunuikator. Unsur-unsur tersebut satu sama lain akan saling berkaitan
yang akan membentuk suatu jalinan proses kerja. Bagi organisasi dakwah dalam
melakukan pengendalian perlu adanya sebuah acuan normatif yang berdasarkan Al-
Quran dan as-Sunah. Dalam konteks ini Islam melakukan koreksi terhadap kekeliruan
berdasarkan atas:
1. Tawa shau bi al-haqqi (saling menasehati atas dasar kebenaran dan norma yang
jelas). Tidak mungkin sebuah pengendalian berlangsung dengan baik tanpa norma
yang baik. Norma dan etika itu tidak bersifat individual, melainkan harus
disepakati bersama dengan aturan-aturan yang jelas.
2. Tawa shau bi shabri (saling menasehati atas dasar kesabaran). Pada umumnya,
seorang manusia saling mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan. Oleh
karena itu, diperlukan kesabaran atau berwasiat dengan kesabaran. Koreksi yang
diberikan tidak cukup sekali, namun harus dilakukan secara berulang-ulang.
Dalam konteks ini diperlukan sebuah kesabaran.

3. Tawa shau bi al-markhamah (saling menasehati atas dasar kasih sayang). Tujuan
dilkukan pengendalian dan koreksi adalah untuk mencegah seseorang jatuh
terjerumus kepada sesuatu yang salah. Hal ini sesuai dengan yang terkandung
didalam surat al-balad1

1 Muhammad Munir & Wahyu Ilahi, Menejemen Dakwah,(Jakarta: KENCANA, 2006) hlm. 171-172
3
ِ‫ص ْو ا ب ِ الْ َم ْر َح َم ة‬
َ ‫ص بْرِ َو ت َ َو ا‬ َ ‫ان ِم َه ال َّ ِذ‬
َ ‫يه آ َم ن ُوا َو ت َ َو ا‬
َّ ‫ص ْو ا ب ِ ال‬ َ ‫ث ُ َّم َك‬

“Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk
bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang”(QS Al-Balad 17)

Program untuk pengendalian dan peningkatan mutu dakwah dapat dilaksanakan


dengan beberapa cara antara lain:
1. Menentukan operasi program pengendalian dan perbaikan aktivitas dakwah.
2. Menjelaskan mengapa operasi program itu dipilih.
3. Mengkaji situasi pemantauan yang kondusif.
4. Melaksanakan agresi data.
5. Menentukan rencana perbaikan.
6. Melakukan program perbaikan dalam jangka waktu tertentu.
7. Mengevaluasi program perbaikan tersebut.
8. Melakukan tindakan koreksi jika terjadi penyimpangan atas standar yang ada.
Pengendalian dakwah pada sisi lain juga membantu seorang manajer dakwah untuk
memonitor keefektifan aktivitas perencanaan, pengorganisasian, serta kepemimpinan
mereka. Pengendalian manajemen dakwah lebih bersifat komprehensif di mana lebih
mengarah pada upaya yang dilakukan manajemen agar tujuan organisasi tercapai. Dalam
hal ini unsure-unsur yang terkait, meliputi detector, selector, efektor, dan komunikator.
Bagi organisasi dakwah dalam melakukan pengendalian perlu adanya sebuah acuan
normative yang berdasarkan Al-Qur’ an dan as-Sunnah. Dalam konteks ini, Islam
melakukan koreksi terhadap kekeliruan berdasarkan atas:2
Pengendalian manajemen dakwah dikonsentrasikan pada pelaksanaan aktivitas
tugas-tugas dakwah yang sedang berlangsung maupun yang telah selesai dilakukan. Dari
sini kinerja para da’ i bisa dibandingkan dengan kinerja yang didengarkan. Hal ini
dimaksudkan sebagai umpan balik, apakah para pekerja dakwah sudah mencapai tingkat
kinerja yang diharapkan atau belum. Pada sisi lain pengendalian ini juga dimaksudkan
untuk membantu para manjer dakwah dalam memonitor perubahan mad’ u, perubahan

2 Ida Andhayani, Tesis Skripsi: Manajemen Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia


(Ddii) Propinsi Lampung Dalam Peningkatan
Kualitas Da’ i, Lampung: IAIN Raden Intan, 2017. Hlm 35-37
4
lingkungan, dan pengaruhnya terhadap kemajuan organisasi. Secara spesifik
pengendalian dakwah ini dibutuhkan untuk:
1. Menciptakan suatu mutu dakwah yang lebih baik, dengan pengendalian dakwah ini
dapat ditemukan suatu proses yang salah satu menyimpang dan kemudian dapat
dikoreksi. Para da’ i diberikan wewenang penuh untuk memeriksa dan memperbaiki
tugas mereka.
2. Dapat menciptakan sebuah siklus yang lebih cepat. Dari sini dapat diketahui
permintaan atau keinginan dari mad’u untuk kemudian didesain sehingga efisiensi
dapat tercapai.
Untuk mempermudah pendelegasian da‟i dan kerja tim. Pada proses pengendalian
atau penilaian ini dimaksudkan untuk mempermudah penempatan para da’i di lapangan
dengan dilakukan penilaian terhadap prestasi kerja mereka.3

B. UNSUR PENGENDALIAN DALAM DAKWAH


Pengendalian manajemen dakwah lebih bersifat komprehensif dimana lebih
mengarah pada upaya yang dilakukan manajemen agar tujuan organisasi tercapai.
Dalam hal ini unsur-unsur yang terkait, meliputi detektor, selektor, efektor, dan
komunikator. Unsur-unsur tersebut satu sama lain akan saling berkaitan yang akan
membentuk suatu jalinan proses kerja. Bagi organisasi dakwah dalam melakukan
pengendalian perlu adanya sebuah acuan normatif yang berdasarkan Al Qur’ an dan
As-Sunnah.4

C. PROSES PENGENDALIAN DALAM MANAJEMEN DAKWAH


Dalam hal ini unsur-unsur yang terakait meliputi, detektor, selektor, efektor,
dan komunikator. Unsur-unsur tersebut satu sama lain saling berkaitan yang akan
membentuk suatu jalinan proses kerja. Acuan normatif dalam organisasi dakwah yang
berdasarkan Al Quran dan as-sunnah.
Pada dasarnya proses pengendalian manajemen dakwah yang efektif itu
bersifat normal, namun pada realitasnya pengendalian informatif lebih dominan.
Tahapan dalam manaajemen pengendalian diri terdiri atas, pengetahuan dan
penganggaran.

3
Ibid. Ida Andhayani. Hlm 37-38
4
M. Munir, Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2006), hlm. 171-172.
5
Tidak tercapainya tujuan dakwah sesuai dengan standar disebabkan oleh
beberapa faktor diantarang adalah faktor kurangnya dukungan finansial, tidak
tersedianya waktu,situasi d an kondisi yang memadai dan menyelesaikan aktivitas
dakwahnya dan kurangnya sumber daya manusia yang memadai.

D. FUNGSI PENGENDALIAN DALAM DAKWAH


Pengendalian manajemen dakwah dikonsentrasikan pada kativitas tugas-tugas
dakwah yang sedang berlangsung maupun yang telah selesei dilakukan. Pada sisi lain
pengendalian ini juga membantu manaker dakwah dalam memonitoring perubahan
mad’ u, perubahan lingkungan, dan pengarunya terhadap kemajuan organisasi. Secara
spesifik pengendalian dakwah dibentuk untuk, 1) menciptakan suatu mutu dakwah
yang lebih baik, 2) dapat menciptakan sebuah siklus yang lebih cepat, 3) unruk
mempermudah pendelegasian da’ i atau kerja tim. Sedangkan elemen untuk
peningkatan strategi dan efektivitas organisasi dakwah meliputi pengembang
peofesionalitas dan hubungan interpersonal.

E. EFEKTIFITAS MANAJERIAL DALAM MD


Secara umum menajemen dakwah yang efektif harus dapat melakukan hal-hal
sebagai berikut :
1. Dapat menentukan visi, misi dan sarana jangka panjang dakwah,
2. Membuat rencana pelaksanaan misi dakwah,
3. Menggambarkan kreativitas dan daya inovasi sumber daya manusia,
4. Meningkatkan strategi sumber daya manusia merupakan strategi dakwah yang
terpadu,
5. Proses pengambilan keputusan dilaksanakan dengan memerhatikan aspirasi mad’u.5

F. Produktifitas organisasi
Dapat diartikan sebagai kualitas strategi dakwah yang perlu ditingkatkan guna mendorong
gerak dinamika organisasi itu sendiri. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan adalah :
1. Fokus utama dari usaha dakwah harus diorientasikan pada mad’u
2. Kualitas dari kepemimpinan yang qualified
3. Falsafah sudah diintergrasikan dalam strategi dakwah
4. Membina kerja sama yang baik dalam tim

5
http://miftakhulhuda64.blogspot.com/2012/12/manajemen-dakwah.html ( diakses pada 21 april 2019 pukul 20.30)
6
5. Pemberdayaan sebuah pendelegasian dan wewenang.

G. EVALUASI DALAM MANAJEMEN DAKWAH


Pengertian Evaluasi adalah Menurut istilah evaluasi berarti kegiatan yang
terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrument
dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur tertentu guna memperoleh kesimpulan.
Dalam sebuah buku yang berjudul teknik evaluasi pendidikan karya M.Chabib Thoha,
beliau mengatakan bahwa Evaluasi berasal dari kata evaluation yang berarti suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu, apakah sesuatu itu
mempunyai nilai atau tidak. 6
Pengertian evaluasi dakwah Salah satu hal yang penting diperhatikan dalam
mengelola sebuah organisasi dakwah adalah dengan melakukan langkah evaluasi.
Evaluasi dakwah adalah suatu proses pengumpulan data menganalisis informasi
tentang efektifitas dan dampak dari suatu tahap atau keseluruhan program.7
Evaluasi dakwah ini dilaksanakan dengan tujuan memberikan penilaian kepada orang
yang dinilai juga kepada pemimpin dakwah tentang informasi mengenai kenerhasilan
dilapangan. Oleh karena itu, pembahasan terakhir tentang komponen penting dakwah
adalah evaluasi, atau penilaian terhadap apa yang telah dilakukan, apa yang sedang
dilakukan dan perencanaan untuk tindakan yang akan dilakukan oleh dakwah. Semua
itu memerlukan penilaian, agar dapat mencapai sasaran yang tepat.
Menurut Munir dan Wahyu, bahwa evaluasi dakwah adalah meningkatkan
pengertian manajerial dakwah dalam sebuah program formal yang mendorong para
manajer atau pemimpin dakwah untuk mengamati perialku anggotanya, lewat
pengamatan yang lebih mendalam yang dapat dihasilkan melalui saling pengertian
diantara kedua bela pihak.8
a. Fungsi evaluasi
1) Fungsi evaluasi formatif
Mengenal kelemahan dan keunggulan suatu proses lebih kepada untuk
memberi perbaikan.

6
M.Chabib thoha. teknik evaluasi pendidikan.Jakarta : rajawali press, 2001

7
http://tari-dakwah.blogspot.com/2010/06/evaluasi-dakwah.html ( 20/4/2019 6:25)
8
M. Munir, Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Bandung: Prenada Media, 2006), hlm. 183

7
2) Fungsi evaluasi sumatif
Menentukan tingkat keberhasilan yang tercapai
3) Fungsi prognostic
Meramalkan sesuatu dalam menghadapi langkah selanjutnya
b. Tujuan
Secara spesifik tujuan dari evaluasi dakwah itu adalah:
1) Untuk mengidentifikasi sumber daya da’ i yang potensial dalam sebuah
spesifikasi pekerjaan manajerial.

2) Untuk menentukan kebutuhan pelatihan dan pengambangan bagi individu


dan kelompok dalam sebuah lembaga atau organisasi.

3) Untuk mengidentifikasi para anggota yang akan dpromosikan dalam


penempatan posisi tertentu. 9

H. Evaluasi Perencanaan
Perencanaan dakwah adalah proses pemikiran dan pengambilan keputusan yang
matang atau sistematis, mengenai tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada masa
yang akan datang dalam rangka menyelengarakan dakwah Perencanaan sangatlah
penting ketika kita akan melakukan kegiatan dakwah, dengan adanya perencanaan,
kegiatan dakwah yang akan kita laksanakan berjalan sesuai dengan tujuan, konsep dan
apa yang kita inginkan tidak bergeser jauh. Bagus tidaknya suatu dakwah juga
dipengaruhi dari persiapan dan perencanaan, maka dari itu ketika kita akan melakukan
kegiatan dakwah kita harus mempersiapkan dengan sebaik-baiknya.
- Rencana evaluasi
setalah menentukan standar atau alat ukur langkah selanjutnya yang harus
diambil dalam proses evaluasi adalah menentukan rencana evaluasi yang akan
dijal;ankan tersebut. Dalam melakukan evaluasi biasanya dikaitkan dengan
model-model evaluasi yang akan di gunakan. Dan didalam makalah ini kami
mengambil tiga model evaluasi menurut arikunto yang meliputi :

9
M. Munir, Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Bandung: Prenada Media, 2006), hlm. 184

8
- Evaluasi input
Evaluasi ini dilakukan pada berbagai unsure yang masuk dalam pelaksanaan
suatu program. Setidaknya ada tiga variabel utama yang terkait dengan
evaluasi input ini yaitu :
a) Peserta program meliputi mad’ u
b) Tim or staff, meliputi da’ I dan amanjerial
c) Program, meliputi : lama(waktu) pelaksanaan program dan sumber-
sunber rujukan yang tersedia.
Terkait dengan input ini ada 4 kriteria yang dapat dikaji :
a) Tujuan program/ tujuan dakwa
b) Penilaian terhadap kebutuhan komunitas
c) Standar dari suatu praktek yang terbaik
d) Biaya untuk pelaksanaan program
- Evaluasi proses
evaluasi ini dilakukan untuk menilai bagaimana proses kegiatan yang telah
dilakukan telah sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan, evaluasi ini
memfokuskan pada aktifitas program yang melibatkan interaksi langsung
antara mad’ u dengan da’ i. tipe ini diawali dengan analisis terhadap system
pemberian bantuan atau kegiatan program. Yang menjad kata kunci dalam
evaluasi proses ini adalah apa yang dilakukan dan seberapa baik itu dilakukan.
- Evaluasi Akhir

Evaluasi ini dilakukan untuk menilai seberapa jauh tujun tujuan yang sudah
direncanakan telah tercapai. Dengan demikian evaluasi ini diarahkan pada
keseluruhan dampak dari suatu program terhadap penerimaan ( masyarakat
peserta program/ mad’u).

I. IMPLEMENTASI MD DIDALAM ORMAS MUHAMMADIYAH


1. Sejarah Berdirinya Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyyah Kota
Semarang
Keberadaan Muhammadiyah kota Semarang sebagai sebuah organisasi
keagamaan yang mengelola dan membawahi manajemen Majelis Tabligh di tingkat
kota Semarang. Berdirinya Majelis Tabligh tidak bisa lepas dari organisasi
Muhammadiyah secara nasional, Muhammadiyah secara nasional adalah sebuah

9
jam‟iyah keagamaan yang didirikan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta
pemrakasa lahirnya organisasi Muhammadiyah ini adalah K.H. AHMAD DAHLAN
(Pendiri Muhammadiyah).
Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah Amar Ma’ruf Nahi
Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al- Quran dan As-Sunnah, bercita-cita
dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang di ridhai Allah
SWT. Untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah
Allah di muka bumi.
Muhammadiyah berkeyakian bahwa Islam adalah agama Allah yang
diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Idris, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan
seterusnya sampai kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah
kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan
spiritual, duniawi dan ukhrawi.
Arti Bahasa (Etimologis) Muham-Madiyah berasal dari kata bahasa Arab
"Muhammad", yaitu nama Nabi dan Rasul Allah yang terakhir. Kemudian
mendapatkan "ya" nisbiyah, yang artinya menjeniskan. Jadi, Muhamadiyah berarti
"umat Muhammad SAW." atau "pengikut Muhammad SAW.", yaitu semua orang
Islam yang mengakui dan meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba dan
Nabi Allah yang terakhir.
Secara tepat berdirinya Muhammadiyah Kota Semarang tidak diketahui, tetapi
awal mula berkembang dan berdirinya Muhammadiyah Kota Semarang bisa dilihat
dan dimulai sekitar tahun 1926. Para perintis berdirinya Muhammadiyah Semarang
antara lain :
a. K.H. Dzulkarnain (Kudus)
b. Abdul Rahman Machrus (Semarang)
c. Ahmad Machrus (Solo)
d. Ust. Bastam Muslie (Semarang)
e. Ali Barkan (Semarang)

Muhammadiyah dalam melaksanakan dan menjalankan dakwahnya melalui


berbagai lembaga maupun organisasi salah satunya berupa dakwah melalui organisasi
Majelis Tabligh. Dalam Majelis Tabligh mempunyai banyak program yang telah
dilaksanakan juga yang akan dilaksanakan untuk mengembangkan mutu kualitas
dakwah Muhammadiyah, seperti halnya pengajian. Pengajian adalah sebagai media
10
bagi umat Islam untuk belajar sepanjang hayat tanpa batas.Melalui pengajian pula
fungsi Muhammadiyah untuk mengantarkan ummat Islam ke gerbang pintu surga
jannatun na‟im dapat dilaksanakan.

2. Visi - Misi Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Semarang.


Pada dasarnya lembaga Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
a. Al-Quran: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.
b. Sunnah Rasul: penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al- Quran yang
diberikan kepada Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran
sesuai dengan jiwa ajaran Islam
1) Visi
Menjadi penyebar utama agama Islam yang berdasar Al Qur‟an dan As-Sunnah”,
didukung oleh :penerbitan yang mencerahkan dan membimbing, jaringan
muballigh purnawaktu (fulltimer) di lebih dari 50% cabang Muhammadiyah di
seluruh Indonesia.
2) Misi
Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber kepada Al Qur‟an dan As-Sunnah,
membimbing kehidupan beragama anggota dan simpatisanmuhammadiyah,
merekrut dan membina muballigh, mensistematisasi dan menyiapkan bahan
Tabligh.
3) Tujuan
Berlakunya ajaran Islam yang menganut Amar Ma’ruf Nahi Nunkar untuk
terwujudnya tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan demi
kemaslahatan dan kesejahteraan umat.
Dalam menerapkan visi dan misinya Majelis Tabligh PDM kota Semarang membagi
sasaran menjadi dua, yaitu dari segi internal organisasi dan eksternal organisasi. Dari
segi internal organisasi dapat diklarifikasikan menjadi :
a. Pimpinan Daerah Muhammadiyah
b. Pimpinan Cabang Muhammadiyah
c. Pimpinan ranting Muhammadiyah
d. Pengurus Muhammadiyah diberbagai tingkatan
e. Kelompok jama‟ah yang berhaluan Amar Ma’ruf Nahi Munkar

11
f. Universitas-universitas Muhammadiyah, sekolah sekolah Muhammadiyah di
berbagai tingkatan
g. Yayasan-yayasan Muhammadiyah
h. Warga Muhammadiyah
Sedangkan kelompok-kelompok lain dari eksternal yang menjadi sasarannya adalah
semua pihak-pihak lain yang menjadi Stake Holder Muhammadiyah Kabupaten Kudus.

3. ARTI LAMBANG MUHAMMADIYAH

Logo Muhammadiyah memiliki ciri khas berbentuk matahari yang memancarkan dua belas
sinar putih mengarah ke segala penjuru. Di tengah-tengah matahari terdapat tulisan dengan
huruf Arab : Muhammadiyah.

Pada lingkaran yang mengelilingi tulisan huruf Arab berwujud kalimat syahadat tauhid
: asyhadu anal ila,ha illa Allah (saya bersaksi bahwasannya tidak ada Tuhan kecuali Allah);
di lingkaran sebelah atas dan pada lingkaran bagian bawah tertulis kalimat syahadat Rasul
: wa asyhadu anna Muhammaddar Rasulullah (dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
utusan Allah).Seluruh Gambar matahari dengan atributnya berwarna putih dan terletak di atas
warna dasar hijau daun.

Arti Logo Muhammadiyah

 Matahari merupakan titik pusat dalam tata surya dan merupakan sumber kekuatan
semua makhluk hidup yang ada di bumi. Jika matahari menjadi kekuatan cikal bakal

12
biologis, Muhammadiyah diharapkan dapat menjadi sumber kekuatan spiritual dengan
nilai-nilai Islam yang berintikan dua kalimat syahadat.
 Duabelas sinar matahari yang memancar ke seluruh penjuru diibaratkan sebagai tekad
dan semagat warga Muhammadiyah dalam memperjuangkan Islam, semangat yang
pantang mundur dan pantang menyerah seperti kaum Hawari (sahabat nabi Isa yang
berjumlah 12)
 Warna Putih pada seluruh gambar matahari melambangkan kesucian dan keikhlasan
 Warna Hijau yang menjadi warna dasar melambangkan kedamaian dan dan
kesejahteraan.10
4. Struktur Organisasi Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Semarang
Tahun 2016.
Untuk mengkaji tentang manjemen dakwah Majelis Tabligh PDM kota Semarang
dalam mengembangkan dakwahnya. Disini perlu kita ketahui Majelis tabligh PDM kota
Semarang, sehingga dari struktur tersebut dapat diketahui wilayah kerja atau job
description masing-masing unit di dalam penyelenggaraaan dakwahnya. Berikut struktur
Majelis Tabligh PDM kota Semarang periode Muktamar ke 47 Tahun 2016 :
Dan berikut penetapan pembagian tugas pimpinan daerah muhammadiyah kota semarang
periode muktamar ke 47 Tahun 2016.

10
http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-53-det-ciri-khas.html (14/5/2019 21:35)

13
Ketua ( M. Zainuri )

Sekretaris ( Nur Aziz )

Bendahara ( Budi
Wahyono)

Anggota ( Aang Khunaifi )

Anggota ( Hasan Taufiq )

Anggota ( Sri Setyo Dono


)

Anggota ( Aris Yunianto )

Anggota ( Syaiful )

14
No. Nama Jabatan Membidangi

1. Drs. H. Fachrur Ketua Koordinasi Internal dan

Rozi, M.g Eksternal

2. Drs. H. Wakil ketua 1. Majelis Tabligh & Dakwah


Khusus
Machasin, M.Si
2. Lembaga Bimbingan

Manasik Haji

3. Lembaga Pembinaan

&Pengawasan Keuangan

3. Dr. H. Sarwoko Wakil ketua 1) Majelis pelayanan

Oetomo, MMR Kesehatan Umum

2) Majelis pelayanan

Sosial

4. Drs. H. Yusuf Hidayat Wakil Ketua a) Majlis Tarjih PDM

Kota Semarang

b) Lembaga Amil

Zakat

Muhammadiyah

c) Lembaga Hukum

dan HAM

d) Lembaga Hikmah

dan kebijakan Publik

5. Drs. H. Danusiri, M.Ag Wakil Ketua a.Majlis Pustak dan

Informasi

b. Lembaga Seni

Budaya dan olah

Raga

6. Prof. Dr. H. Kasmadi, M.Sc Wakil Ketua 1. Majelis Ekonomi dan

kewirausahaan

2. Majelis Pemberdayaan

Masyarakat

3.Majelis Lingkungan

Hidup

7. Drs. H. Aan Jumeno, MM Wakil Ketua a. Majelis Pendidikan

Kader

15
b. Lembaga Pembinaan

dan Pengembangan

Cabang dan Ranting

c. Organisasi Otonom

Muhammadiyah

8. Dr. dr. H. Shofa Chasani, SpPD, Wakil ketua Lembaga Penanggulangan


KGH
bencana

9. Drs. H. Warsito Wakil Ketua 1) Majelis Wakaf dan

Kehartabendaan

2) Majelis Pendidikan Dasar dan


Menegah

10. Prof. Dr. Ir. H. Budiyono, M.Si Sekretaris 1. Koordinator

Administrasi

2. Tertib Perkantoran dan SDM

11. Suparno BM, S. Ag. M.Si. Wakil Sekretaris Kearsipan dan Laporan

12. Drs. H. Nurbini, M.SI Bendahara Pencatatan dan Laporan

13. Achid Rusiyanto, SH Wakil Bendahara Penggalian dana

5. Program Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Semarang Tahun 2016.
a. Menghidupkan dan mengembangkan berbagai jenis pengajian di lingkungan
Persyarikatan dan umat Islam disertai pengembangan materi, pendekatan, metode
yang menarik dan tepat sasaran, serta meningkatkan keyakinan, pemahaman, dan
pengamalan Islam yang lebih mendalam/substantif yang menghadirkan Islam
berwajah rahmatan lil-„alamin.
b. Mengoptimalkan pengelolaan masjid dan musholla sebagai sarana pembinaan
keislaman dan aktivitas keumatan yang sensitif terhadap masalah serta dinamika
kehidupan masyarakat setempat.
c. Meningkatkan kuantitas dan kualitas mubaligh yang dapat menjangkau multistrata,
multietnis, dan multimedia di berbagai lingkungan kehidupan masyarakat termasuk di
televisi melalui berbagai kursus, pelatihan, dan kegiatan kegiatan yang meningkatkan
kapasitas mubaligh di tengah tuntutan kehidupan yang semakin memerlukan acuan
Islam.
d. Mengoptimalkan pengadaan dan pengiriman mubaligh untuk masyarakat suku
terasing dan daerah tertinggal disertai usaha-usaha pembinaan dan
pengorganisasiannya yang lebih tersistem.

16
e. Mengusahakan peningkatan sarana dan sumber dana untuk mempermudah
pengembangan fungsi tabligh dan peran mubaligh dalam kehidupan masyarakat.
f. Peningkatan fungsi media dakwah seperti buletin, leaflet, website, tabligh seluler, dan
media lainnya yang menyajikan materi/pesan tabligh yang bersifat membimbing,
meneguhkan, menggembirakan, dan mencerahkan yang mencerminkan
Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan tajdid sehingga ajaran Islam semakin
diterima oleh dan menjadi pedoman sehari-hari dalam kehidupan masyarakat luas.
g. Pembentukan dan pembinaan imam masjid Muhammadiyah serta pembinaan imam
dan mubaligh guna memenuhi lembaga dan masjid atau mushola dilingkungan.
h. Membudayakan dakwah Muhammadiyah lewat Pengajian diamal usaha
Muhammadiyah (TK, SD, SMP, SMA/SMK) Muhammadiyah, Rumah Sakit dll,
karena orang bekerja diamal usaha Muhammadiyah bertanggung jawab untuk
berdakwah dilingkungan.
i. Membuat pengajian umum yang bisa didatangi warga Muhammadiyah, simpatisan
Muhammadiyah dan umat Islam secara umum baik ditengah kota maupun ditingkat
Pimpinan Cabang Muhammadiyah.
j. Membuat aturan khusus tentang bimbingan calon haji, dengan cara koordinasi dengan
Lembaga Bimbingan Haji & Umroh ( LBHU) PDM kota Semarang.
k. Mencetak kader mubaligh Muhammadiyah yang handal.
l. Mengoptimalkan peran para Kyai dan Pinisepuh dan mantan pejabat struktural
Muhammadiyah dalam berbagai gerakan dakwah Muhammadiyah guna
mempermudah jalannya kegiatan dan mengoptimalkan untuk mengisi pengajian di
PCM dan Ranting Muhammadiyah.

6. Tugas dan Fungsi Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Semarang
Tahun 2016.
Dalam pengorganisasian terdapat suatu tugas, setiap anggota ataupun pengurus akan di
bebankan dengan yang namanya tugas masing-masing. Berikut Tugas dari pada Majelis
tabligh PDM kota Semarang
a. Tugas
Majelis Tabligh di tingkat kotasama seperti dengan manajemen tingkat pusat, bertugas
melaksanakan program bidang tabligh dan sesuai kebijakan Persyarikatan meliputi:
- Pembinaan ideologi Muhammadiyah

17
- Perencanaan, pengorganisasian, pembimbingan, pengkoordinasian dan
pengawasan program dan kegiatan.
- Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga professional.
- Penelitian dan pengembangan bidang tabligh dan dakwah khusus.
- Penyampaian masukan kepada pimpinan persyarikatan sebagai bahan
pertimbangan dalam penetapan kebijakan bidang tabligh dan dakwah khusus.
b. Fungsi
Dengan adanya fungsi maka orang-orang, alat alat dan tugas tugas, merupakan suatu
pengelompokan tanggung jawab sedemikian rupa, sehingga dapat tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai
suatu tujuan yang diinginkan.

7. MANAJEMEN DAKWAH
Di dalam Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Semarang
mempunyai berbagai rencana dalam menjalankan dakwah, khususnya kalangan umat
muslim di wilayah Semarang. Oleh sebab itu dalam berdakwah juga memerlukan
pengelolaan manajemen yang baik, sesuai dengan pengelolaan manajemen yang baik
dan rapi pihak Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah mengelola dengan:
- Masing-masing pengurus saling berkoordinasi
- Diadakan rapat 1 bulan sekali
- Jumlah anggota kepengurusan seimbang dan sesuai dengan bidangnya contoh:
pengajian ahad pagi: panitia bidang koordinasi dengan ustadz sebelum
pelaksanaan kegiatan, panitia bidang penanggung jawab (PJ)/moderator dan
MC, Bidang konsumsi dan bidang kelengkapan lainnya, seperti proyektor,
speaker dll. Juga bidang pembersihan.
Majelis Tabligh tertata dengan manajemen yang rapi dan tertib, oleh sebab itu
sesuai dengan fungsi manajemen pengelolaan Majelis Tabligh Pimpinan Daerah
Muhammadiyah Semarang antara lain:
a) Perencanaan
Setiap tahun membentuk program kerja yang efektif dan efisien, demi
berjalannya kegiatan yang rapi dan tertib, dan untuk mempermudah jalannya dakwah
dalam Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Semarang tahun 2016
serta meningkatkan mutu kualitas dakwah Islam untuk kalangan Muhammadiyah dan

18
masyarakat Islam lainnya. Setiap bulan diadakan rapat Pimpinan Majelis Tabligh
(PMT) guna mengevaluasi jalannya kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya, dan
mencari solusi jikalau ada permasalah dalam pelaksanaan kegiatan agar selanjutnya
tidak terjadi hal seperti berikut.Kemudian selain evaluasi juga diadakan rapat dengan
pembahasan program selanjutnya sesuai rencana awal guna memperlancar jalannya
kegiatan. Majelis Tabligh PDM dalam menyusun kegiatan dalam periode muktamar
ke-47 yang dirumuskan dalam penetapan pembagian tugas Majelis Tabligh PDM kota
Semarang dimana planning ini disusun secara matang pada saat musta (Musyawarah
Kerja Tahunan) ataupun musba (Musyawarah Rapat Bulanan) Majelis Tabligh PDM
telah membuat rencana yang matang dan pertimbangan yang terorganisir melalui
pengurus mingguan, bulanan, maupun anggota Majelis yang ikut berpartisipasi dan
pengurus mengenai hal sarana dan prasarana yang dikelola, pendanaan maupun aspek
lain dalam merumuskan Anggaran dasar/Anggaran Rumah Tangga dan lain lain.
Adapun rencana jangka pendek Majelis Tabligh PDM kota semarang
adalah:Mengajak anggota dari kalangan internal untuk berkontribusi atau aktif dalam
kegiatan berdakwah. Sedangkan untuk rencana jangka menengah adalah: bersama
sama anggota melaksanakan kegiatan dakwah di limgkungan masyarakat ataupun di
daerah lingkup Semarang. Dan untuk rencana jangka penajangnya adalah: dakwah
dilakukan cara dari satu kota ke kota lainnya daerah satu ke daerah lainnya hingga
menyeluruh keseluruh kota yang ada di Indonesia.
b) Pengorganisasian
Pengorganisasian disusun sebagai mana stuktur organisasi pada umumnya, ada
ketua, sekretaris, bendahara dan anggota lainnya.Mereka berjalan sesuai bidangnya
dan sesuai dengan pelaksanaan kegiatan. Berkaitan dengan pengorganisasian dakwah,
maka langkah yang ditempuh oleh Majelis Tabligh PDM kota Semarang yaitu
menyususn dan membentuk organisasi kerja baik secara struktural maupun
fungsional. Dengan demikian , hal yang mendasar dan penting dalam
pengorganisasian dakwah yang telah ditempuh oleh majelis tabligh PDM kota
semarang adalah penetapan susunan organisasi berdasarkan tugas pokok dan fungsi
dari masing masing lajnah atau bidang yang ada, artinya hal ini dapat dilihat dari
rugas fungsi wewenang dan tanggung jawab darir maisng-masing pengurus.

19
c) Pergerakan
Pergerakan dakwah Majelis Tabligh PDM kota Semarang merupakan gerak
tumbuhnya iman, sehingga dengan semakin banyak melakukan aktiitas semakin
tumbuh iman dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Oleh karena itu segala aktifitas
atau pengelolaan dakwah hanya didasarkan pada sasaran dan strategi dalam
mendekatkan atau ibadah kepada Allah SWT. Dalam hal ini pimpinan harus bisa
mengerakkan anggotanya untuk melaksanakan tugas yang diberikan sebagai bentuk
tanggung jawab.
d) Pengevaluasian
Evaluasi secara umum suatu proses untuk menentukan atau membuat
keputusan sajauh mana tujuan program yang telah tercapai. Dan penafsiran terhadap
kemajuan kearah tujuan dakwah, untuk mengetahuai hal tersebut di Majelis Tabligh.
Pengevaluasian di dalam organisasi Majelis Tabligh sangat dibutuhkan karena tanpa
adanya evaluasi suatu organisasi tidak akan berjalan dengan lancar begitupun dengan
Majelis Tabligh. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dan jika perlu memperbaiki apa
yang dikerjakan untuk mencapai hasil-hasil menurut rencana. Mengevaluasi
pelaksanaan kerja merupakan kegiatan untuk meneliti dan memeriksa pelaksanaan
tugas-tugas perencanaan mengetahui terjadinya kekurangan dalam melaksanakan
tugas-tugasnya. Implementasi fungsi evaluasi dalam Majelis Tabligh PDM kota
Semarang yaitu dengan cara mengadakan rapat, yaitu rapat pra kegiatan dan paska
kegaiatan.

20
PENUTUP
KESIMPULAN
Pengendalian merupakan salah satu fungsi manajemen, yang dibutuhkan untuk
menjamin agar semua keputusan, rencana dan pelaksanaan kegiatan mencapai tujuan dengan
hasil yang baik dan efisien. Fungsi pengendalian meliputi pemantauan terhadap kegiatan
untuk memastikan semua orang yang terlibat dalam manajemen telah melakukan hal yang
sesuai dengan ketentuan. Degan demikian segala penyimpangan yang terjadi akan dapat
dikoreksi secara signifikan.
Beberapa poin-poin dalam penggerakan dakwah
1. Pemberian motivasi
2. Melakukan bimbingan
3. Peyenggara komunikasi
4. Pengembangan dan peningkatan komunikasi
Evalusasi dakwah adalah meningkatkan pengertian manajerial dakwah dalam sebuah
program formal yang mendorong para manajer atau pimpinan dakwah untuk mengatasi
prilaku anggotanya, lewat pengamatan yang lebih mendalam yang dapat di hasilkan melalui
saling perhatian diantara kedua belah pihak.
Evaluasi harus di lakukan dengan perencanaan dakwah, baik diawal,ditengan dan di ahir.
Pada tahap analisis perlu evaluasi, materi yang disampaikan, metode, media dan lain
sebagainya

21

Anda mungkin juga menyukai