Iodinasi Aseton
Iodinasi Aseton
1. Tujuan:
- Setelah melakukan percobaan kita dapat
menerangkan kelakuan gas pada volume konstan dengan kondisi tekanan
dan temperatur yang berbeda.
- Kita dapat mengerti prinsip kerja Hg-U
manometer dan termometer gas.
- Kita dapat membedakan antara skala Celcius dan
skala Kelvin, dan memperkirakan temperatur nol absolut.
2. Perincian kerja:
- Menyelidiki kelakuan gas pada berbagai kondisi
tekanan dan temperatur (Hukum gas).
- Menggunakan Hg – U manometer.
- Menentukan koefisisen ekspansi untuk udara.
- Menentukan/memperkirakan temperatur titik nol
absolut.
- Menggunakan termometer digital dan termokopel.
3. Alat dan bahan:
A. Alat:
- Gelas kimia 5000 ml 1 Buah
- Labu leher bulat 1000 ml 1 Buah
- Termometer 3 Buah
- Manometer Hg – U 1 Buah
- Pipa kaca dan pengaduk 1+1 Buah
- Sumbat labu leher bulat 1 Buah
- Klem + Selang 2+3 Buah
- Heater Spiral 1 Buah
B. Bahan
- Air
4. Dasar teori:
Hukum-hukum gas :
- Hukum Boyle
Penenmuan bahwa tekanan udara dapat diukur dalam bentuk tinggi
kolom cairan segera mendorong pengkajian yang cermat mengenai
perubahan volume contoh-contoh gas dengan berubahnya tekanan.
Perilaku yang dibuktikan oleh eksperimen yang serupa bersifat khas
dari semua gas. Pada temperatur konstan apa saja, makin besar
tekanan suatu contoh gas, makin kecil volumeny. Karena semua gas
bertindak seperti ini disebut suatu hukum alam. Pertama kali
diperagakan kira-kira dalam tahun 1660 oleh Robert Boyle, hukum ini
dikenal dengan hukum Boyle. Jika temperatur tetap konstan, volume
suatu massa tertentu berbanding terbalik dengan tekanan. Secara
matematis :
I
V
P
Dengan menggunakan data dari contoh khusus nampak bahwa
perkalian tekanan dan volume adalah konstan:
1,480 mm x 50 ml = 74,000 mm.ml
740 mm x 100 ml = 74,000 mm.ml
Artinya : v = Konstan jika dinyatakan secara matematis dengan cara
lain.
P1.V2 = P2.V2 atau V1/V2 = P2/P1
Ekstrapolasi putus-putus
menunjukkan bagaimanan gas itu
diharapkan berperilaku seandainya
dapat didinginkan terus tanpa
100 mencair
0
-273 -200 -100 0 100 200
0
Temperatur C
Gambar 4.3 suatu grafik daripada data dalam tabel 4-1 yang menunjukkan bahwa pada tekanan
konstan, perubahan volume suatu gas berbanding lurus dengan perubahan temperatur
Untuk T = 270C
V = Vlabu – π / 4 . d2 . t
= 1140 cm3 - π / 4 . 0,82 . 0
= 1140 cm3
P27 .V27 P .V
1 1
T27 T1
Untuk T = 360 C
V = Vlabu + π / 4 . d2 . t
= 1140 cm3 + π / 4 . 0,82 . 2,75 cm3
= 1140 cm3 + 1,3816 cm3
= 1141,3816 cm3
P1 .V1 .T36 747mmHg.1140cm 3 .309K
P36 = = = 768,4787 mmHg
T1 .V36 303K .1141,3816cm 3
Untuk T = 450 C
V = Vlabu + π / 4 . d2 . t
= 1140 cm3 + π / 4 . 0,82 . 3,6 cm3
= 1140 cm3 + 1,80864 cm3
= 1141,80864 cm3
P1 .V1 .T45 747mmHg.1140cm 3 .318K
P45 = = = 790,566 mmHg
T1 .V45 300 K .1141,80864cm 3
Untuk T = 600 C
V = Vlabu + π / 4 . d2 . t
= 1140 cm3 + π / 4 . 0,82 . 5,45 cm3
= 1140 cm3 + 2,73808 cm3
= 1142,73808 cm3
P1 .V1 .T60 747mmHg.1140cm 3 .333K
P60 = = = 827,183 mmHg
T1 .V60 300 K .1142,73808cm 3
Pt 2 Pt1
827,183 680,925 mmHg
Pt1 t 2 Pt 2 t1 680,925mmHg 306K 827,183mmHg 300K
146,258mmHg
= 0,003675 K 1
39791,85
9. Kesimpulan:
Dari hasil percobaan disimpulkan bahwa Koefisien
ekspansi dari udara adalah 0,003675 K-1
10. Saran:
- Hati-hati dalam menggunakan pipa U yang berisi Hg karena bila
pecah, Hg akan menguap dan bersifat racun.
- Serempaklah dalam melakukan pembacaan data.
- Amati dengan seksama jangan sampai terdapat kebocoran pada tutup
labu maupun pada selang.
11. Daftar pustaka:
Sienko M.J, Experimental Chemistry, MC Graw-Hill, Singapore, 1985.