Anda di halaman 1dari 2

TES HIV ATAS INISIATIF PEMBERI LAYANAN

KESEHATAN DAN KONSELING (TIPK/PITC)


No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSUD WAMENA 622/445/SPO/RSUDWMX 00 1/2

Tanggal terbit Ditetapkan


STANDAR
15 Oktober 2018 Direktur RSUD Wamena
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Felly G. Sahureka, M.Kes, Sp.PK


NIP: 19700521 200212 2 002

TIPK adalah tes HIV yang diinisiasi oleh petugas kesehatan dan disertai konseling
Pengertian
kepada pasien pengguna layanan kesehatan sebagai komponen pelayanan
kesehatan yang standar di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Tujuan umum
dari TIPK adalah untuk melakukan diagnosis HIV secara lebih dini dan memfasilitasi
pasien untuk mendapatkan pengobatan HIV serta untuk memfasilitasi pengambilan
keputusan klinis atau medis terkait pengobatan Antiretroviral (ARV), yang dibutuhkan
dimana hal tersebut tidak mungkin diambil tanpa mengetahui status HIV.
Sebagai acuan pelaksanaan tes HIV atas inisiatif petugas kesehatan dan konseling
Tujuan
(TIPK/PITC)
Sesuai keputusan direktur Rumah Sakit Umum Daerah Wamena No.
Kebijakan 2119/445/SK/RSUD WMX tahun 2017 tentang Kebijakan Pelayanan HIV di RSUD
Wamena
1. Pelaksanaan kegiatan TIPK berpegang kepada 5 C, yaitu Consent (ijin);
Prosedur
Confidentiality (kerahasiaan); Counseling (konseling); Correct test result (hasil
tesharus akurat); dan Connect to care, support, treatment and prevention services
(rujukan ke layanan perawatan, dukungan, pengobatan, dan pencegahan)
2. Sasaran TIPK
a. Di daerah epidemi meluas, TIPK ditawarkan kepada semua pasien yangdatang
berkonsultasi/berobat, termasuk pasien rawat inap di semua fasilitas layanan
kesehatan
b. Di daerah epidemi rendah atau terkonsentrasi, TIPK ditawarkan kepada:
- Populasi kunci (Pengguna NAPZA suntik/Penasun, Pekerja Seks, Lelaki
Seks dengan Lelaki/LSL dan Waria)
- Pasien dewasa maupun anak dengan gejala dan tanda mengarah ke AIDS
- Ibu hamil
- Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang HIV positif
- Anak dengan kurang gizi yang tidak merespon terapi gizi
- Pasien IMS, pasien TB, pasien hepatitis B dan atau hepatitis C dan
- Pasien berisiko lainnya seperti warga binaan rutan dan lapas, lelaki berisiko
tinggi
- Pasangan Odha
3. Proses TIPK terdiri dari 3 tahap:
a. Pemberian informasi pra tes HIV
b. Tes HIV
c. Konseling pasca tes HIV
4. Petugas (medis, paramedis dan non medis terlatih) memberi informasi singkat
mengenai HIV dan manfaat bagi pasien jika menjalani tes HIV (standar rutin dan
penemuan kasus dini), kemudian menawarkan tes HIV kepada pasien.
5. Jika pasien setuju, mintalah Informed Consent (persetujuan) dari pasien baik
secara lisan atau secara tertulis. Persetujuan diminta setelah pasien
TES HIV ATAS INISIATIF PEMBERI LAYANAN
KESEHATAN DAN KONSELING (TIPK/PITC)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
622/445/SPO/RSUDWMX 00 2/2
RSUD WAMENA
Prosedur mendapat informasi dan memahami maksud, tujuan, serta risiko dan dampak
tes HIV.
a. Meminta informed consent dari pasien secara lisan, setelah menjelaskan
secara singkat maksud dan tujuan dilakukannya pemeriksaan HIV
b. Bila usia pasien masih dibawah 18 tahun (anak dan remaja), informed
consent diminta kepada orangtuanya/wali.
c. Bila karena sesuatu dan lain hal pasien tidak mampu dengan secara
sadarmemberi informed consent(misal: gangguan jiwa berat, kendala
kognitif, tidaksadar), informed consent dimintakan kepada keluarga terdekat
yang berhak mewakili secara hukum (isteri/suami/ayah atau ibu atau saudara
kandung/anak kandung yang sudah dewasa).
6. Jika pasien tidak setuju untuk menjalani pemeriksaan HIV, rujuk ke layanan
KTHIV untuk konseling lebih detil. Tidak boleh ada paksaan untuk tes HIV.
7. Pasien rawat jalan dirujuk ke laboratorium untuk diambil darahnya. Bagi pasien
rawat inap, perawat di ruangan yang mengambil darah dan mengirimkannya ke
laboratorium
8. Setelah hasil tes HIV dari laboratorium dikirim, buka dan sampaikan hasil tes
kepada pasien disertai konseling paska tes HIV
9. Semua pasien dengan hasil pemeriksaan indeterminate harus dilakukan
konseling dan minta pasien untuk tes ulang 2 minggu kemudian.
10. Semua pasien dengan hasil pemeriksaan negatif harus dilakukan konseling dan
minta pasien untuk tes ulang 3 bulan kemudian serta berikan kondom
11. Semua pasien dengan hasil pemeriksaan HIV (+) harus dilakukan konseling dan
harus dirujuk ke dokter yang bertanggung jawab untuk perawatan HIV

Rawat Jalan
Unit Terkait
Rawat Inap
Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai