Anda di halaman 1dari 18

PEDOMAN PELAYANAN PSIKOLOGI

PUSKESMAS KECAMATAN SETIABUDI

DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA


PUSKESMAS KECAMATAN SETIABUDI
JALAN HALIMUN RAYA NO.13 RT.08 RW.02
GUNTUR – JAKARTA SELATAN
NOMOR TELEPON (021) 8295529
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang
signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO (2016),
terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar,
21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia,
dengan berbagai faktor biologis, psikologis, dan sosial dengan
keanekaragaman penduduk maka jumlah kasus gangguan jiwa terus
bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan
produktivitas manusia untuk jangka panjang.
Data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2013 memunjukkan
prevalensi ganggunan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-
gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar
14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan
prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000
orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk. Jadi sekitar 15% – 30%
penduduk Indonesia mengalami gangguan kejiwaan, termasuk gangguan
kecemasan dan depresi berat.
Berdasarkan fakta-fakta permasalahan kesehatan jiwa tersebut,
World Health Organization (WHO) dan World Federation for Mental
Health (WFMH) berupaya menekankan penyelesaian permasalahan
kesehatan jiwa dari akarnya, Adapun bentuk nyata perwujudan terhadap hal
tersebut tercermin dari sejak kecil berupa dukungan psikologis yang
diberikan keluarga kepada setiap anggota keluarganya. Kemudian
penghargaan terhadap hak-hak azasi manusia juga secara perlahan harus
mampu menghapus diskriminasi dan stigma terhadap anggota keluarga atau
siapapun yang memiliki gangguan jiwa sehingga mereka dapat tetap
dihargai selayaknya manusia bermartabat yang perlu dibantu untuk
mendapatkan kembali kehidupan yang berkualitas dan sejahtera.

2
Selain permasalahan kesehatan jiwa pada remaja dan dewasa, ada
pula permasalahan lain yang masih berhubungan dengan masalah dalam
perkembangan anak atau yang biasa disebut sebagai ABK (Anak
Berkebutuhan Khusus) untuk anak yang sudah mengalami gangguan dalam
perkembangannya. ABK masih kerap memunculkan anggapan negatif di
tengah masyarakat karena masih rendahnya pemahaman masyarakat
mengenai ABK (Pikiran Rakyat, 2016). Tak jarang ditemukan ABK yang
ditelantarkan hingga dikurung di kandang ayam dan perlakuan buruk
lainnya. Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik pada 2016
menunjukkan, dari 4,6 juta anak yang tidak sekolah, satu juta di antaranya
adalah anak-anak berkebutuhan khusus. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kesehatan jiwa atau mental seseorang masih belum terperhatikan dengan
baik.
Sebagai penyelenggara dan pelaksana pelayanan kesehatan di
masyarakat maka Puskesmas Kecamatan Setiabudi mewujudkannya dengan
cara membuka Poli Psikologi untuk meningkatkan kesehatan psikis atau
mental masyarakat secara menyeluruh.

1.2. Tujuan Pedoman


Tujuan dibuatnya pedoman pelayanan Poli Psikologi di Puskesmas
Kecamatan Setiabudi adalah sebagai berikut:
a. Agar terselenggaranya pelayanan Poli Psikologi di Puskesmas Kecamatan
Setiabudi yang aman dan bermanfaat, bermutu, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Sebagai acuan dalam pelaksanaan pelayanan Poli Psikologi di Puskesmas
Kecamatan Setiabudi.
c. Sebagai acuan untuk melaksanakan pembinaan, pemantauan, dan evaluasi
penyelenggaraan pelayanan Poli Psikologi Puskesmas Kecamatan
Setiabudi.

3
1.3. Sasaran Pedoman
Sasaran pedoman dari pelayanan psikologi adalah pihak-pihak yang
berkaitan dengan pelayanan psikologi, yaitu Psikolog dan klien pelayan
psikologi serta pelayanan internal yang merujuk klien ke pelayanan
psikologi.

1.4. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan pelayanan psikologi adalah sebagai berikut:
a. Prosedur pendaftaran klien ke pelayanan psikologi.
b. Prosedur rujukan klien dari pelayanan internal.
c. Prosedur pelayanan pelayanan psikologi
d. Prosedur pelaporan hasil pelayanan psikologi
e. Prosedur pemantauan dan evaluasi pelayanan psikologi.

1.5. Batasan Operasional


Batasan operasional dari pelaksanaan pelayanan psikologi, yaitu
a. Puskesmas Kecamatan Setiabudi adalah unit pelayanan kesehatan yang
bertanggung jawab di wilayah Kecamatan Setiabudi.
b. Pelayanan kesehatan psikis atau mental di Puskesmas Kecamatan
Setiabudi adalah upaya preventif, kuratif, dan interventif yang dilakukan
antara psikolog atau tenaga kesehatan lain dengan masyarakat yang
memerlukan.
c. Rekam medis adalah dokumen yang berisi catatan identitas klien,
anamnesa klien, dan hasil pemeriksaan klien (asesmen, diagnosa, dan
rencana penanganan).
d. Informed consent adalah persetujuan dari orang yang akan menjalani
proses pelayanan psikologi, yang meliputi kesediaan untuk mengikuti
proses tanpa paksaan, perkiraan waktu yang dibutuhkan, gambaran
tentang apa yang akan dilakukan, keuntungan dan/atau risiko yang
dialami selama proses tersebut, jaminan kerahasiaan selama proses
tersebut, dan orang yang bertanggung jawab jika terjadi efek samping
yang merugikan selama proses tersebut.

4
1.6. Landasan Hukum
Landasan hukum yang mengaturnya adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
b. Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
c. Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
d. Peraturan Menteri Kesehatan No. 45 Tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Psikolog Klinis.
e. Kode etik psikologi dari Himpunan Psikologi Indonesia.

5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN DAN FASILITAS

2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Psikolog, yaitu lulusan Sarjana Psikologi yang melanjutkan studi ke
Magister Profesi Psikologi Klinis. Yang memiliki SIPP (Surat Izin Praktik
Psikologi), SSP (Sertifikat Sebutan Psikolog), dan STR-PK (Surat Tanda
Registrasi Tenaga Kesehatan RI).

2.2. Distribusi Ketenagaan


Di Puskesmas Kecamatan Setiabudi ada satu psikolog yang melayani di
pelayanan psikologi. Yang bertugas untuk menangani klien dengan
melakukan asesmen dan intervensi kepada klien.

2.3. Jadwal Kegiatan


Jadwal praktek psikolog adalah setiap hari Senin – Jumat, pukul 07.30 –
14.00. Waktu istirahat pukul 12.00 – 13.00.

6
BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1. Denah Ruangan


Denah ruangan Poli Psikologi sebagai berikut:

a b

a
c

d d

Keterangan gambar:
a : Sofa
b : Meja kecil
c : Meja kerja
d : Kursi

3.2. Sarana dan Prasarana


Berikut sarana dan prasarana yang tersedia di pelayanan psikologi
Puskesmas Kecamatan Setiabudi:
(masih dalam perencanaan anggaran)
Uraian Nama Jumlah
No. Spesifikasi
Barang Satuan
WPPSI 1 Set alat tes (peraga) 1 Buah
1 (Wechsler Preschool Protokol (min. 10 lembar) 10 Lembar
and Primary School) Maze (min. 10 eks) 10 Lembar
WISC 1 Set alat tes (peraga) 1 Buah
(Wechsler
2
Intelligence Scale for Protokol (min. 10 lembar) 10 Lembar
Children)
IST Buku 1 Buah
3
(Intelligence Lembar jawab (min. 10 10 Lembar

7
Uraian Nama Jumlah
No. Spesifikasi
Barang Satuan
Structure Test) lembar)
Kunci jawaban + Norma 1 Lembar
1 Set alat tes (lengkap
4 Stanford Binet 1 Buah
dengan manual, protokol
CPM Buku 1 Buah
(Coloured Lembar jawab (min. 10
5 10 Lembar
Progressive lembar pembelian)
Matrices) Kunci jawaban 1 Buah
Lembar jawab (min. 10 eks 10
pembelian) Eksemplar
6 Frostig
Kunci 1 Lembar
Kartu 1 Lembar
Wanita (10 buku min.
RMIB 10 Buah
pembelian)
7 (Rothwell Miller
Pria (10 buku min.
Interest Blank) 10 Buah
pembelian)
Penggaris Pauli 1 Lembar
8 Pauli Lembar (min. 10 lembar) 10 Lembar
Grafik (min. 10 lembar) 10 Lembar
EPPS Buku soal (10 buku min.
10 Buah
(Edwards Personal pembelian)
9
Preference Lembar jawab (min. 10
10 Lembar
Schedule) lembar pembelian)
NST Lembar NST 10 Lembar
(Nijmeegse
10
Schoolbekwaamheid Buku manual 1 Buah
s Test)
Sack Sentence
Formulir FSCT (min. 10
11 Completion Test 10 Lembar
lembar pembelian)
(SSCT)
Forer Sentence Formulir FSCT (harga
12 Completion Test sudah termasuk min. 10 10 Lembar
(FSCT) lembar pembelian)
LK Anak (min. 10 lembar
10 Lembar
Data isian pembelian)
13
Lingkungan Hidup LK Pendidikan (min. 10
10 Lembar
lembar pembelian)
Buku Soal 1
Manual 1
Lembar Jawab (min. 10
10
14 CFIT 3A lembar)
Kunci Jawab 1
Norma (S1, Diploma,
3
SLTA)
Lembar Tes (min. 10
15 Wartegg 10 Lembar
lembar)
Dominance Influence Lembar Skoring (harga
16 Steadiness sudah termasuk min. 10 10 Lembar
Conscientiousness lembar pembelian)

8
Uraian Nama Jumlah
No. Spesifikasi
Barang Satuan
(DISC) Soal (harga sudah
termasuk min. 10 lembar 10 Lembar
pembelian)
Bahan pembuatan: Plastik
bowling
Dimensi: 1 Meja
17 Meja plastik bentuk U
P= 165 cm 2 Kursi
L= 90 cm
T= 52 cm
Dimensi
18 Karpet lantai P= 3.6 m 10.8 m2 Roll
L= 3 m
Dimensi
19 Wallpaper P= 3.6 m 10.8 m2 Roll
L= 3 m
Meronce huruf abjad
warna-warni
Berat 500 gr
20 Mainan meronce 1 Set
Dimensi 20x15x2 cm
Bahan kayu
SNI untuk anak
4 bentuk: lingkaran,
segitiga, persegi, dan
persegi panjang
21 Pasak Geometri Berat 500 gr 1 Set
Bahan kayu
Ukuran 15x15x16 cm
SNI untuk anak
Warna besar pra menulis
pre writing – mainan kayu
aika toys
22 Maze alur Berat 950 gr 1 Set
Bahan kayu solid dan mdf
Dimensi 30x30x4 cm
SNI untuk anak
Anatomi tubuh
Berat 300 gr
23 Puzzle Bahan kayu 1 Set
Dimensi 30x18 cm
SNI untuk anak
Jam kayu bongkar pasang
Berat 500 gr
24 Jam kayu 1 Set
Bahan kayu
SNI untuk anak
Palu pukul 6 pasak
Berat 800 gr
25 Puzzle Balok kayu 1 Set
Bahan dowel kayu MDF
SNI untuk anak
Puzzle kartun dari kayu
26 Puzzle 1 Set
spongebob (atau gambar

9
Uraian Nama Jumlah
No. Spesifikasi
Barang Satuan
lain)
Berat 700 gr
Dimensi 24x33x7 cm
SNI untuk anak
Warna, bentuk, huruf,
angka
Berat 350 gr
27 Flash Card Bahan art cartoon dengan 1 Set
finishing one side
lamination
Dimensi 8.8x12.3 cm
Benda, buah, transportasi
Berat 310 gr
28 Flash card 1 Set
Bahan art paper
Dimensi 12.5x9 cm
Hewan
Berat 310 gr
29 Flash card Bahan art paper glossy 1 Set
dan tebal
Dimensi 12.5x9 cm
30 Sofa Tiga dudukan 1 Set
Meja warna hitam dan
31 Meja dan kursi kerja 1 Set
kursi warna biru futura
Filing Cabinet 4 Drawers
32 Alba Filing Cabinet 1 Set
Warna hitam

10
BAB IV
TATA PELAKSANAAN PELAYANAN

4.1. Lingkup Kegiatan


Proses pelayanan pelayanan psikologi di Puskesmas Kecamatan Setiabudi
mencakup dari proses pendaftaran sampai klien mendapatkan penanganan
sesuai dengan masalahnya. Jika klien membutuhkan terapi dari bidang
keahlian lain maka klien akan dirujuk ke ahli lain sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

4.2. Metode
Klien yang baru pertama kali datang atau klien yang sudah pernah datang
sebelumnya ke Puskesmas Kecamatan Setiabudi tetap harus mendaftar
terlabih dahulu ke tempat pendaftaran. Kemudian klien langsung menuju ke
ruang konseling pelayanan psikologi. Lalu klien dipanggil untuk masuk ke
ruangan. Apabila pemeriksaan sudah selesai maka klien diperbolehkan
pulang, tetapi pada masalah tertentu klien diminta untuk datang kembali
sesuai dengan masalah dan rencana penanganannya. Untuk klien rujukan
dari pelayanan internal, dapat langsung menuju ke ruang konseling
pelayanan psikologi.
Apabila dibutuhkan, dapat melakukan rujuk internal ke pelayanan
internal di lingkungan Puskesmas Kecamatan Setiabudi, misalnya umum,
MTBS, IMS, dan lain-lain untuk penanganan klien dengan keluhan atau
kasus yang ditemukan tidak dapat ditangani di psikolog. Melakukan rujuk
eksternal ke Rumah Sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih
lengkap untuk penanganan klien dengan keluhan atau kasus yang ditemukan
tidak dapat ditangani oleh psikolog dan petugas di unit layanan Puskesmas
Kecamatan Setiabudi dan memerlukan penanganan yang spesialistik.

4.2. Langkah Kegiatan


Klien datang mendaftar terlebih dahulu tempat pendaftaran. Kemudian klien
langsung naik ke lantai 3 ruang konseling pelayanan psikologi. Klien akan

11
dipanggil namanya dan masuk ke ruang konseling. Psikolog
memperkenalkan diri terlebih dahulu lalu menanyakan keluhan kepada
klien. Setelah itu, psikolog menjelaskan mengenai kontrak dan informed
consent selama pemeriksaan psikologi. Lalu psikolog melakukan anamnesa
dan identifikasi masalah klien (asesmen psikologi). Setelah selesai, klien
dapat diberikan penjelasan mengenai keberlanjutan penanganan. Apabila
klien membutuhkan penanganan lanjutan maka klien akan diminta datang
kembali sampai klien dan psikolog setuju bahwa penanganannya sudah
selesai.
Apabila ada klien rujukan dari pelayanan internal maka dokter atau
ahli terkait menjelaskan dan meminta kepada klien untuk datang ke ruang
konseling pelayanan psikologi. Dokter atau ahli terkait dapat memberikan
keterangan mengenai klien tersebut melalui rekam medis atau surat rujukan.
Kemudian langkah-langkahnya sama seperti di atas.

12
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik untuk ruang konseling pelayanan psikologi meliputi


perencanaan, permintaan dan pengadaan, penggunaan, dan
pencatatan/inventarisasi.

5.1. Perencanaan
Petugas masing-masing pelayanan mengusulkan kebutuhan sarana dan
prasarana yang diperlukan dan mengajukan kebutuhan tersebut ke
unit/bagian pengadaan. Rencana kebutuhan berdasarkan pemakaian harian
kemudian diserahkan ke penanggung jawab di Puskesmas Kecamatan
Setiabudi.

5.2. Permintaan dan Pengadaan


Permintaan sarana dan prasarana berdasarkan rencana program yang
diajukan dari masing-masing unit pelayanan. Untuk sarana dan prasarana
yang penggunaannya secara terus-menerus maka akan dilakukan permintaan
secara insidentil.

5.3. Pencatatan/Inventarisasi
Setiap sarana dan prasarana yang ada pada ruang konseling pelayanan
psikologi merupakan tanggung jawab dari petugas pada pelayanan psikologi.
Pencatatan sarana dan prasarana dilakukan agar terdata dan dapat ditinjau
penggunaannya.

13
BAB VI
KESELAMATAN KLIEN

Psikolog dalam memberikan layanan psikologi, baik yang bersifat perorangan


atau kelompok harus sesuai dengan keahlian dan kewenangannya serta
berkewajiban untuk:
a. Mengutamakan dasar-dasar profesional.
b. Memberikan layanan kepada semua pihak yang membutuhkannya.
c. Melindungi pemakai layanan psikologi dari akibat yang merugikan sebagai
dampak layanan psikologi yang diterimanya.
d. Mengutamakan ketidakberpihakan dalam kepentingan pemakai layanan
psikologi serta pihak-pihak yang terkait dalam pemberian pelayanan tersebut.
e. Dalam hal pemakai layanan psikologi menghadapi kemungkinan akan terkena
dampak negatif yang tidak dapat dihindari akibat pemberian layanan psikologi
yang dilakukan oleh psikolog maka pemakai layanan psikologi tersebut harus
diberitahu.
Psikolog yang memberikan layanan psikologi kepada perorangan atau
kelompok memberikan informasi sepenuhnya tentang:
a. Sifat dan tujuan dari layanan psikologi yang diberikan
b. Penerima layanan psikologi
c. Individu yang menjalani layanan psikologi
d. Hubungan antara psikolog dengan perorangan atau kelompok yang menjalani
layanan psikologi
e. Batas-batas kerahasiaan yang harus dijaga

14
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

7.1. Penanganan Kecelakaan Kerja


Yang dimaksud kecelakaan kerja disini adalah kecelakaan yang terjadi dari
karyawan berangkat dari rumah ke tempat kerja, kejadian di tempat kerja,
dan dalam perjalanan dari tempat kerja ke rumah. Apabila terjadi kecelakaan
kerja, karyawan bersangkutan melaporkan kepada kepala unit kerja untuk
seterusnya dilaporkan kepada bagian SDM paling lambat 2x24 jam. Apabila
kecelakaan kerja terjadi di luar Puskesmas Kecamatan Setiabudi maka
penanganan dapat dilakukan di fasilitas kesehatan terdekat untuk selanjutnya
ditangani atau dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.

7.2. Mengatasi Isu Etika


Keselamatan kerja dalam bidang psikologi meliputi perlindungan secara
keprofesian menurut Kode Etik HIMPSI, yaitu (1) Majelis Psikologi adalah
penyelenggara organisasi yang memberikan pertimbangan etis, normatif
maupun keorganisasian dalam kaitan dengan profesi psikologi baik sebagai
ilmuwan maupun praktik psikologi kepada anggota maupun organisasi, (2)
Penyelesaian masalah pelanggaran Kode Etik Psikologi Indonesia oleh
Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi, dilakukan oleh Majelis Psikologi
dengan memperhatikan laporan yang masuk akal dari berbagai pihak dan
kesempatan untuk membela diri, (3) Apabila psikolog dan/atau Ilmuwan
Psikologi telah melakukan layanan Psikologi sesuai prosedur yang diatur
dalam Kode Etik dan tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah ilmiah serta
bukti-bukti empiris wajib mendapat perlindungan dari Himpunan Psikologi
Indonesia dalam hal ini Majelis Psikologi Indonesia, (4) Apabila terdapat
masalah etika dalam pemberian layanan psikologi yang belum diatur dalam
kode etik psikologi Indonesia maka Himpunan Psikologi Indonesia wajib
mengundang Majelis Psikologi untuk membahas dan merumuskannya,
kemudian disahkan dalam sebuah rapat yang dimaksudkan untuk itu.

15
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Untuk mengendalikan mutu pelayanan psikologis tersebut diperlukan indikator


kinerja. Indikator yang dapat digunakan dalam mengukur tingkat keberhasilan
pelayanan psikologis di Puskesmas adalah setiap pasien yang membutuhkan
pelayanan psikologis mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhannya.

Indikator mutu pelayanan psikologi adalah sebagai berikut:


Judul : Penurunan kecemasan klien sebesar 80% setelah intervensi
Indikator selesai dilakukan

Definisi : Klien mengalami penurunan tingkat kecemasan yang dialami


Operasional setelah intervensi selesai dilakukan

Bagian/Unit : Pelayanan Psikologi

Person In : Fathimatuzzahroh R.G., M.Psi., Psikolog


Charge

Visi dan Misi : Mewujudkan pelayanan kesehatan yang paripurna

Rasionalisasi : 1. Penurunan tingkat kecemasan klien


2. Pemulihan dari masalah yang klien hadapi
3. Perkembangan klien yang lebih terarah

Formula : Ʃ klien yang tingkat kecemasannya menurun setelah


Kalkulasi intervensi selesai X 100%
Ʃ klien yang mengisi formulir skala kecemasan klien
Numerator : Jumlah klien yang tingkat kecemasannya menurun setelah
intervensi
Denominator : Jumlah klien yang mengisi formulir skala kecemasan klien

Kriteria : Klien yang mengalami kecemasan


inklusi
Kriteria : Klien yang tingkat kecemasannya tidak menurun
Eksklusi
Metodologi : Retrospektif
Pengumpulan
data

16
Tipe : Outcome
Pengukuran

Sumber Data : Tim pelayanan psikologi

Waktu : Tgl 1 setiap bulannya


Pelaporan
Frekuensi : Tiap bulan
Pelaporan
Target : 80%
Kinerja
Jumlah : Jumlah klien yang mengisi formulir skala kecemasan klien
Sampel
Area : Pelayanan psikologi
Monitoring
Rencana : Saat minlok di kecamatan
Komunikasi
ke staf
Referensi : SK Ka Puskes No. Tentang

17
BAB IX
PENUTUP

Di era digital ini, masyarakat mudah sekali untuk mendapatkan informasi


mengenai hal-hal yang ingin diketahuinya. Namun hal itu berbanding lurus juga
dengan adanya kemungkinan semakin maraknya permasalahan perkembangan
pada anak ataupun gangguan psikologis yang dialami masyarakat. Oleh sebab itu,
sebagai tenaga psikologi klinis perlu memberikan pelayanan yang paripurna
dalam menangani klien. Hal tersebut dapat diukur melalui pertama klien datang
sampai dengan selesai dan indikator pengendalian mutu sehingga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan unit psikologi klinis.
Pedoman pelayanan psikologi klinis ini disusun untuk memberikan
informasi tentang hal-hal tersebut. Dengan adanya pedoman ini, diharapkan dapat
menjadi acuan dalam pelaksanaan pelayanan psikologi yang bermanfaat bagi
semua ataupun untuk ke depannya dapat menjadi standar dalam peningkatan
pelayanan psikologi. Oleh karena itu, pedoman standar pelayanan psikologi ini
dapat dievaluasi dan direvisi sesuai dengan kebutuhan.

18

Anda mungkin juga menyukai