Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit Muji
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit Muji
UNIT GIZI
RS MUJI RAHAYU
SURABAYA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas berkah dan rahmat Nya, sehingga
tersusunlah buku Pedoman Pelayanan Unit Gizi RS.Muji Rahayu ini.
Saat ini kebutuhan akan standar pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting,
khususnya di Unit Gizi, buku ini akan menjadi acuan bagi petugas untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan batasan dan tanggung jawab masing –
masing. Disamping itu, dalam rangka meningkatkan mutu rumah sakit dan melaksanakan visi
dan misinya, diperlukan Pedoman Pelayanan Gizi agar senantiasa dapat menjaga mutu
pelayanan yang diberikan kepada pasien.
Buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan dan saran dari berbagai
pihak sangat kami harapkan untuk revisi dikemudian hari.
Tim Penyusun
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat
dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan semakin meningkat dan sudah mengarah
pada spesialisasi dan subspesialisasi. Semakin pesat laju pembangunan, semakin besar pula
tuntutan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Perlu disadari bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat,
tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu pun semakin meningkat. Di lain pihak
pelayanan rumah sakit yang memadai, baik di bidang gizi maupun pengobatan semakin
dibutuhkan. Sejalan dengan itu maka pelayanan gizi yang diselenggarakan oleh gizi rumah
sakit sangat perlu menerapkan sebuah standar mutu untuk menjamin kualitas pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat.
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
bagi masyarakat. Salah satu yang tertuang dalam Undang – undang No.36 Tahun 2009
tentang kesehatan bertujuan melindungi pemberi dan penerima jasa pelayanan kesehatan serta
memberi kepastian hukum dalam rangka meningkatkan, mengarahkan dan memberi dasar
bagi pembangunan kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan. Dalam pembangunan
kesehatan perlu dilakukan peningkatan pelayanan kesehatan termasuk peningkatan Pelayanan
Gizi di Rumah Sakit.
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan dengan
keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolism tubuh. Keadaan
gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses
perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi
pasien yang semakin buruk karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk perbaikan
organ tubuh. Selain itu, masalah gizi lebih dan obesitas erat hubungannya dengan penyakit
degenerative, seperti diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan penyakit
kanker, memerlukan terapi gizi untuk membantu penyembuhannya.
Direktur
Tim PPI
Instalasi Gizi
C. Visi
Memberikan pelayanan gizi prima dan meningkatkan profesionalisme tenaga gizi.
D. Misi
1. Melaksanakan Pelayanan Gizi sesuai standart pelayanan dan terintergrasi dengan
profesi kesehatan lain meliputi pra hospital, hospital daan pos hospital.
2. Terselenggaranya dukungan dan pelayanan makanan bagi konsumen Rumah
Sakit, asuhan nutrisi, penelitian dan pengembangan yang prima dan profesional.
3. Pelayanan Gizi yang efektif dan efisien.
4. Terpenuhinya Sumber Daya Manusia yang sesuai kompetensi.
5. Mengembangkan penelitian sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) terapan.
E. TUJUAN
Pedoman ini dibuat sebagai acuan pelayanan gizi di RS.Muji Rahayu, hal ini
karena pelayanan gizi adalah salah satu komponen penting dalam penatalaksanaan
pasien yang dapat berperan meningkatkan mutu gizi, sehingga pengobatan terhadap
pasien menjadi lebih terarah.
Tujuan Khusus :
1. Tersedianyan Makanan untuk pasien dan pegawai sesuai standart dan kebijakan
direktur.
2. Terlaksananya pelayanan Asuhan Gizi di ruang Rawat Inap.
3. Terlaksananya pelayanan Asuhan Gizi di Rawat Jalan.
4. Terlaksananya penyuluhan / konsultasi dan rujukan gizi bagi pasien,
G. Jenis Pelayanan
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut instalasi gizi memberikan
pelayanan :
1. Pelayanan makanan untuk pasien dan pegawai
2. Pelayanan asuhan gizi pasien rawat inap.
3. Pelayanan asuhan gizi pasien rawat jalan.
4. Pelayanan penyuluhan konsultasi dan rujukan gizi.
5. Pelayanan pendidikan kepada mahasiswa dan siswa
3. Tenaga Profesional / Formal Gizi adalah tenaga yang mencakup : Tenaga Gizi yang
telah lulus pendidikan di bidang gizi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
5. Ruangan
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung semua kegiatan yang
dipergunakan sesuai dengan standar ruangan gizi, aktifitas dan jumlah petugas yang
berhubungan dengan pasien untuk kebutuhan penyediaan makan pasien. Semua
ruangan harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan sesuai
dengan peraturan sarana dan prasarana rumah sakit.
6. Bahan Gizi
a. Spesifikasi bahan makanan adalah standar bahan makanan yang ditetapkan oleh
unit gizi sesuai dengan ukuran dan bentuk.
7. Metode Pemeriksaan
Tujuan melakukan suatu pemeriksaan antara lain untuk meningkatkan mutu
pelayanan gizi. Tiap tujuan pemeriksaan memerlukan sensitivitas dan spesifitas yang
berbeda – beda, sehingga perlu dipilih metode yang sesuai karena setiap metode
mempunyai sensitivitas dan spesifitas yang berbeda – beda pula.
8. Pemantapan Mutu ( quality assurance ) gizi adalah semua kegiatan yang ditujukan
untuk menjamin mutu pelayanan terutama dibidang gizi. Pemantapan Mutu terbagi
menjadi 3 indikator :
a. Indicator proses : indicator yang mengukur elemen pelayanan yang disediakan
oleh institusi yang bersangkutan.
b. Indicator struktur : indicator yang menilai ketersediaan dan penggunaan fasilitas,
peralatan, kualifikasi professional, struktur organisasi yang berkaitan dengan
pelayanan yang diberikan.
c. Indicator outcome : indicator untuk menilai keberhasilan intervensi gizi yang
diberikan.
I. Landasan Hukum
1. UU No. 36 / 2009 tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang kuat untuk
pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
2. Departemen Kesehatan RI. 2013. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI
6
BAB II
Untuk menjalankan pelayanan gizi didukung oleh tenaga profesional gizi dan tenaga
penunjang gizi.
a. Memimpin dan mengelola Unit Gizi untuk pencapaian Visi dan Misi RS Muji Rahayu
b. Mengembangkan pelayanan Unit Gizi sehingga mampu memberikan pelayanan yang
unggul dan berperan optimal sebagai revenue center
c. Memimpin dan mengembangkan SDM Unit Gizi
d. Mengatur, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan rutin dan berkala manajemen dan
administrasi Unit Gizi
e. Mengembangkan fungsi pengawasan dan evaluasi terhadap pengelolaan diet pasien
f. Membina hubungan baik intern dan ekstern RS
g. Penyelenggaraan tugas-tugas lain agar pelayanan gizi berjalan baik dan lancar
2. Administrasi Gizi
Administrasi Gizi adalah staf dibawah kepala unit gizi yang memiliki uraian tugas
sebagai berikut :
Juru Masak adalah staf dibawah kepala unit gizi yang memiliki uraian tugas sebagai
berikut :
4. Juru saji
Juru saji adalah staf dibawah kepala unit gizi yang memiliki uraian tugas sebagai berikut :
Tabel 1.1
NAMA
URAIAN TUGAS KUALIFIKASI
JABATAN
Kepala Unit Gizi a. Memimpin dan mengelola Unit Gizi untuk 1. Memiliki
pencapaian Visi dan Misi RS Muji Rahayu persyaratan
b. Mengembangkan pelayanan Unit Gizi sehingga kemampuan
mampu memberikan pelayanan yang unggul dan dibidang teknis,
berperan optimal sebagai revenue center manajerial dan
c. Memimpin dan mengembangkan SDM Unit Gizi fisik
d. Mengatur, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan 2. Memiliki
rutin dan berkala manajemen dan administrasi Unit pengetahuan
Gizi dan
e. Mengembangkan fungsi pengawasan dan evaluasi pengalamam
terhadap pengelolaan diet pasien dibidangnya
f. Membina hubungan baik intern dan ekstern RS minimal 2 tahun
g. Penyelenggaraan tugas-tugas lain agar pelayanan dengan
gizi berjalan baik dan lancar pendidikan
minimal
diploma gizi
3. Memiliki
persyaratan
mental yang
baik
Administrasi a. Mencatat pengeluaran bahan basah D3 Gizi/SMU
gizi b. Mencatat pengeluaran bahan kering
c. Mencatat jumlah pasien
d. Mencatat permintaan ke logistic
e. Mencatat tambahan menu
Juru Masak a. Memasak nasi, nasi tim, bubur sesual jumlah SMU/SMK
Jika waktu kerja shift adalah 7 jam, maka petugas gizi yang di butuhkan adalah :
4) Pengaturan Jaga
Gizi merupakan salah satu penunjang medis terpenting di dalam rumah sakit,
sehingga Gizi harus ada sewaktu – waktu pada jam makan, sehingga gizi dibuat 17
jam untuk memenuhi kebutuhan tersebut. untuk pembagian dinas, gizi dibuat 3 shift
untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut :
a. Dinas pagi 7 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 1 orang kepala unit, 2 orang
juru masak
b. Dinas siang 7 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 2 orang petugas gizi.
c. Dinas malam 10 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 2 orang petugas gizi.
d. Untuk karyawan gizi yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka
karyawan tersebut dapat mengajukan permintaan dinas sebelum jadual diterbitkan.
Dan apabila tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan,
maka permintaan akan disetujui dan disesuaikan dengan kebutuhan teanga yang
ada.
e. Jadwal dinas terbagi atas : dinas pagi, dinas siang, dinas malam, libur dan cuti
f. Apabila ada karyawan gizi karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai
jadwal yang telah ditetapkan, maka karyawan yang bersangkutan harus
memberitahukan sebelumnya kepada Kepala Unit Gizi.
Jenis pendidikan dan pelatihan di Unit Gizi RS Muji Rahayu ini hanya mencakup
pendidikan dan pelatihan non formal (internal maupun eksternal) saja, yaitu
sebagai berikut :
Orientasi Karyawan baru
Tujuan :
Mempersiapkan calon karyawan gizi dalam mengenal lingkungan tempat
bekerja, sistem yang ada di pelayanan gizi, serta tugas yang akan
diembannya sehingga diharapkan calon karyawan gizi dapat menghayati hal-
hal yang akan dihadapi termasuk yang berkaitan dengan tugasnya dan tujuan
unit pelayanan gizi.
Seminar
Tujuan :
Meningkatkan kapasitas dan wawasan keilmuan karyawan gizi agar menjadi
tenaga yang lebih profesional sehingga mampu meningkatkan kinerja
pelayanan gizi di tempatnya bekerja. Selain itu juga akan mempengaruhi
jenjang karier yang sesuai dengan keprofesiannya.
B. Fasilitas
Instalasi Gizi memiliki fasilitas ruangan yang terdiri dari :
Ruang penyimpanan bahan makanan
Digunakan sebagai penerimaan bahan makanan yang didalamnya memiliki
fasilitas :
a. Rak bahan makanan
Ruang produksi
Digunakan sebagai tempat persiapan bahan makanan, pengolahan dan pencucian
bahan makanan yang didalamnya memiliki fasilitas :
a. Meja persiapan
b. Bak cuci bahan makanan
c. Peralatan memasak
d. Tempat sampah
Ruang pemorsian
Digunakan sebagai tempat membagi makanan yang telah diolah dan disesuaikan
dengan etiket pasien yang didalamnya memiliki fasilitas
a. Meja pemorsian
Petugas gizi memasak bahan makanan yang sudah disiapkan sesuai dengan
standar menu dan standar diet.
Setelah makanan matang diletakan dalam wadah bersih
Petugas gizi memeriksa kelayakan kondisi fisik dan kebersihan makanan.
Menguji rasa makanan sesuai standar resep.
Memperhatikan kebutuhan gizi masing-masing pasien sesuai diet.
Petugas gizi mengantar makanan keruang perawatan sesuai dengan formulir daftar
diet pasien untuk didistribusikan.
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan
keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status metabolisme
tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakti,
sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien.
Sering terjadi kondisi pasien semakin buruk karena tidak diperhatikan keadaan
gizinya. Pengaruh tersebut bisa berjalan timbal balik. Hal tersebut diakibatkan karena
tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi tubuh untuk perbaikan organ tubuh. Fungsi organ
yang terganggu akan lebih terganggu lagi dengan adanya penyakit dan kekurangan gizi.
Disamping itu, masalah gizi lebih obesitas yang erat hubungannya dengan penyakit
degeneratif seperti diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, darah tinggi dan penyakit
kanker memerlukan terapi gizi medis untuk membantu penyembuhannya.
Terapi gizi yang menjadi salah satu faktor penunjang utama penyembuhan tentunya
harus diperhatikan agar pemberian tidak melebihi kemampuan organ tubuh untuk
melaksanakan fungsi metabolisme.
Terapi gizi harus selalu disesuaikan seiring dengan perubahan fungsi organ tubuh
selama proses penyembuhan, oleh karena itu pemberian diet pasien harus dievaluasi dan
diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium,
baik pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Distirbusikan makanan sesuai dengan status gizi dan kebutuhan pasien yang
tertuan dalam etiket makan masing-masing pasien yang berisi nama jelas,
kamar, diet serta permintaan khusus pasien sesuai dengan diet pesanan dan
pola kebiasaan makannya.
A) Pengertian
Suatu kegiatan sebagai proses komunikasi 2 (dua) arah untuk menanmkan dan
meningkatkan pengertian, sikap dan prilaku sehingga membantu pasien mengatasi
masalah gizinya.
A) Tujuan
Mengembangkan dan menerapkan standar dan tata laksana baru.
B) Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian di Unit Gizi RS Muji Rahayu meliputi :
1) Daya Terima Makanan Pasien Rawat Inap
2) Asupan Makanan Pasien Rawat Inap
C) Langkah-langkah
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan gizi terapan :
1) Membuat proposal penelitian
2) Melaksanakan penelitian
3) Menganalisa data yang diperoleh
4) Membuat pelaporan penelitian dan dokumen hasil penelitian
5) Sosialisasi penelitian
LOGISTIK
Keperluan logistik di unit gizi meliputi bahan medis dan non medis yang dipenuhi
seperti : handscoon, masker, alcohol gel, bahan – bahan reagensia dan ATK (Alat Tulis
Kantor ) dipenuhi melalui bagian pengadaan / logistik .
Medis ke Logistik
Farmasi
Permintaan
Ka.Gizi
Barang Non Medis ke
Logistik Umum
Non Medis ke
Logistik ATK
Unit Gizi
B. Perencanaan
Pengadaan bahan gizi harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :
a) Tingkat Persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah
persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety stock.
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk
memenuhi kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari
pembekal atau ruang penyimpanan umum.
Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan
– bahan yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima
dari pemasok.
Buffer stock adalah stock penyangga kekurangan bahan makanan di gizi.
Reserve stock adalah cadangan bahan makanan/sisa.
b) Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau
pembelian bahan dalam periode 6-12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah
C. Permintaan
Permintaan barang tersebut dilakukan sesuai kebutuhan permintaan, kebagian
logistic farmasi (untuk barang medis) dan logistic umum (untuk barang non medis)
atau kebagian pengadaan dengan menggunakan formulir bon permintan barang.
Dalam keadaan mendesak dan stock barang di gizi kosong, maka permintaan
barang bisa dilakukan sewaktu – waktu pada jam kerja sesuai kebutuhan.
D. Penyimpanan
Bahan makanan gizi yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan
mempertimbangkan :
a) Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :
Pertama masuk – petama keluar ( FIFO – first in – first out ), yaitu bahwa
barang yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu.
Masa kadarluarsa pendek dipakai dahulu ( FEFO – first expired – first out )
Hal ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang
terlalu lama.
b) Tempat penyimpanan
Harus terhindar dari kemungkinan kontaminasi baik oleh bakteri, serangga, tikus
dan hewan lainnya maupun bahan berbahaya.
E. Penggunaan
Penggunaan bahan makanan yang lebih dahulu masuk persediaan harus
digunakan lebih dahulu.Sedangkan yang memiliki Masa kadarluarsa pendek juga
dipakai terlebih dahulu.
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien ( patient safety ) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem
tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.
Keselamatan pasien dari unit gizi meliputi : Ketepatan pemberian diet sesuai
pasien, diagnosis penyakit dan diagnosis gizi, pencegahan keracunan pada makanan,
atau penurunan angka sakit yang diakibatkan dari makanan, pengendalian tertularnya
penyakit dari peralatan makan pasien.
B. Tujuan
1) Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2) Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3) Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
4) Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan
KESELAMATAN KERJA
A. Pedoman Umum
Kesehatan dan Keselamatn Kerja ( K3 ) gizi merupakan bagian dari
pengelolaan gizi secara keseluruhan. Gizi melakukan berbagai tindakan dan kegiatan
terutama berhubungan dengan penyajian makanan pasien dan alat-alat memasak. Bagi
petugas gizi yang selalu kontak dengan makanan dan pasien, maka berpotensi
terinfeksi kuman patogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas
lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi,
perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan gizi dan
tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan
sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SPO, serta mengontrol bahan makanan
secara baik menurut pelayanan gizi yang benar.
1) Petugas / Tim K3 gizi
Pengamanan kerja di gizi pada dasarnya menjadi tanggung jawab setiap
petugas terutama yang berhubungan langsung dengan penyajian makanan. Untuk
mengkoordinasikan, menginformasikan, memonitor dan mengevaluasi
pelaksanaan keamanan gizi, terutama untuk gizi yang melakukan berbagai jenis
pelayanan dan kegiatan pada satu sarana, diperlukan suatu Tim fungsional
keamanan gizi.
Kepala gizi adalah penanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan K3 gizi.
Dalam pelaksanaannya kepala gizi dapat menunjuk seorang petugas atau
membentuk tim K3 gizi.
Petugas atau tim K3 gizi mempunyai kewajiban merencanakan dan memantau
pelaksanaan K3 yang telah dilakukan oleh setiap petugas gizi, dengan tujuan :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c. Mencegah, mengurangi bahaya ledakan
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian lain yang berbahaya
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan
f. Member perlindungan pada pekerja
3) Sarana dan Prasarana K3 gizi umum yang perlu disiapkan di gizi adalah :
a. Baju kerja, celemek, dan topi terbuat dari bahan yang tidak panas, tidak licin
dan enak dipakai, sehingga tidak mengganggu gerak pegawai sewaktu kerja
b. Menggunakan alas kaki yang tidak licin bila berada dilingkungan dapur
(jangan menggunakan sepatu yang berhak tinggi)
c. Menggunakan cempal/serbet pada tempatnya
d. Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih dan
jumlah yang cukup, sabun, alat pengering dsb
e. Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik ditempat yang mudah
dijangkau
f. Tersedia alat/obat P3K yang sederhana
C. Penanganan Limbah
Gizi dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan gas
yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu pengolahan limbah harus
dilakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak negatif.
a. Penanganan
Prinsip pengolahan limbah adalah : pemisahan dan pengurangan volume.
Jenis limbah harus diidentifikasi dan dipilah – pilah dan mengurangi keseluruhan
volume limbah secara kontinue.
PENGENDALIAN MUTU
Agar upaya peningkatan mutu di RS.Muji Rahayu dapat dilaksanakan secara efektif
dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang konsep dasar upaya peningkatan
mutu pelayanan.
A. Mutu Pelayanan
1) Pengertian mutu
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa
b. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan ( komitmen ) yang selalu
dicurahkan pada pekerjaan
c. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar
d. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan
2) Pihak yang berkepentingan dengan Mutu
a. Konsumen
b. Pembayar / perusahaan / asuransi
c. Manajemen
d. Karyawan
e. Masyarakat
f. Pemerintah
g. Ikatan profesi
Setiap kepentingan yang disebut diatas berbeda sudut pandang dan
kepentingannya terhadap mutu. Karena itu mutu adalah multi dimensional.
3) Dimensi Mutu
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan Pasien
d. Kepuasan Pasien
e. Aspek sosial budaya
4) Mutu terkait dengan Input, Proses, Output
Menurut Dinadebian, pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur
dengan menggunakan 3 variable,yaitu :
PENUTUP
Pedoman organisasi Unit Gizi yang sudah kita susun bersama, hendaknya menjadi
dasar setiap SDM di Unit Gizi khususnya dan SDM RS.Muji Rahayu dan menjalankan
organisasi demi tercapainya kinerja yang optimal.