Dalam bahasa Latin Masehi itu disingkat AD Anno Dommini atau Tahun Tuhan. Kalender Masehi atau Anno Domini (AD)
adalah sebutan untuk penanggalan atau penomoran tahun yang digunakan pada kalender Julian dan Gregorian. Era kalender ini
didasarkan pada tahun tradisional yang dihitung sejak kelahiran Yesus dari Nazaret.
Tahun Baru 1 Januari itu sebagai tradisi dari orang yang menggunakan penanggalan tahun kalender itu. Sama seperti
penanggalan Tahun Baru Imlek di daratan Tiongkok sana. Atau juga penanggalan tahun Saka Hindu Bali yang merayakan Hari
Nyepi. Mereka setiap pergantian tahun pasti merayakannya. Yang gak pake penanggalan itu ya gak merayakan.
Nah masalahnya kamu pake penanggalan kalender apa? Kalo kamu gak pakai penanggalan kalender Masehi itu ya jangan
dirayakan. Tapi apa mungkin kamu gak pakai? Coba lihat KTP, SIM, Ijazah, surat hutang, surat lahir apakah ditulis tanggal bulan
dan tahun dengan penanggalan Masehi?
11 jam
TAUKAH KAMU..??
Taukah kamu,
Bahwa saat PT Freeport mendapat konsesi lahan pertambangan seluas 2,6 juta haktare antara 1991 - 1995, suku Amungme dan
suku Komoro harus pindah dari tanah leluhurnya dengan pergantian 0 Rupiah.
Taukah kamu,
Bahwa dimasa awal Freeport berproduksi pada 1973, dari 16.000 tenaga kerja, hanya 40 orang yg berasal dari Papua, khususnya
dari suku Amungme. Itupun sebatas tukang sapu, pembersih rumput dan mess karyawan. Upahnya pun sangat rendah, hanya
Rp40 per jam. Kadang2 hanya dibayar dengan barang kelontong seperti kornet, rokok, dan tembakau. Pembayaran dalam bentuk
barang ini, menurut PT Freeport, sesuai dengan permintaan pemerintah Indonesia sendiri.
Taukah kamu,
Bertahun2 warga Papua hanya bisa melihat hasil kekayaan alamnya dirampok asing sementara pemerintahan orba cukup senang
meski hanya diberi 9% saham oleh PT Freeport.
Taukah kamu,
Bahwa Prabowo masih ingin memberi kemudahan pada PT FI karena dianggap sudah berjasa bagi Indonesia. Bahkan melalui
adiknya yg juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, menjanjikan untuk tidak akan
menaikan pajak PT Freeport jika Prabowo terpilih menjadi Presiden. Janji tersebut diucapkan menjelang pilpres 2014, saat
berpidato di acara The United States-Indonesia (Usindo) Society Washington Special Open Forum Luncheon.
Taukah kamu
Bahwa kini Indonesia berhasil menguasai 51% saham PT FI dan Papua mendapat 10%. Dengan dikuasai Saham PT FI oleh PT
Inalum (BUMN), Indonesia nantinya akan memperoleh keuntungan 860 triliun hingga tahun 2041.
Taukah kamu
Bahwa itu semua adalah hasil kerja Presiden Jokowi serta Menteri2nya yg tidak mau tunduk dengan tekanan asing.
- Tyva -
Riza Iqbal
Kontrak karya Freeport sejatinya memang akan berakhir pada tahun 2021.
Tetapi pada saat-saat terakhir kepemimpinan SBY, SBY telah menekan MoU
dengan Freeport untuk memperpanjang kontrak karya tersebut hingga tahun
2041. Dan dengan MoU inilah kemudian Sudirman Said, waktu itu masih
menjabat sebagai Menteri ESDM menjanjikan kepada Freeport tetap akan
memperpanjang kontrak karya tersebut hingga 2041 nanti. Dan kemungkinan
inilah kenapa Presiden Jokowi memecat Sudirman Said menjadi Menteri ESDM
digantikan dengan Ignatius Jonan.
Jadi, Indonesia tidak bisa serta merta mengambil freeport Indonesia secara
gratis pada tahun 2021 seperti ketika Blok Rokan dan Blok Mahakam telah
habis masa kontraknya. Karena Freeport Indonesia dalam bentuk kontrak karya.
“(Freeport-4) Dgn sistem KK, maka utk mengubah perjanjian hrs diubah dgn
perjanjian baru dlm posisi yang sejajar antara Pemerintah dan Freeport. Tp ini
bermasalah krn, entah apa logikanya, ada materi yg disetujui oleh Pemerintah
dgn pengetahuan DPR yg menguntungkan Freeport.”
“(Freeport-5) Dgn sistem KK, Freeport selalu menolak utk divestasi saham 51%
utk Indonesia. Sulitnya, Pemerintah dgn sepengtahuan DPR dlm perjanjian bhw
jika masa kontrak habis Freeport dpt minta perpanjangan 2X10 thn dan
pemerintah Indonesia tdk menghalangi tanpa alasan rasional.”
“(Freeport-6) Krn sistemnya adl kontrak karya yg sah, maka Freeport selalu
mengancam akan membawa ke arbitrasi internasional jika dipaksa
mendivestasikan sahamn 51% kpd Indonesia. Meski bs dihadapi tpi tetap tdk
ada jaminan menang bg Indonesia jika diarbitrasikan, krn ini perdata.”
“(Freeport-8) Stlh keluar UU No. 4 Thn 2009 Freeport msh ngotot ingin
mempertahankan posisi kontraknya. Pemerintahan SBY sdh melakukan upaya2
tp gagal, selalu diancam akan diarbitasikan. Awalnya Pemerintahan Jkw pun
kesulitan jg, tp akhirnya bs selesai: 51% saham kita miliki.”
Dari kultwit tersebut yang menjadi sorotan oleh Rizal Ramli adalah
perpanjangan kontrak karya pada tahun 1991 lalu dengan materi yang aneh
karena tidak menguntungkan pihak Indonesia. Dan Rizal Ramli juga
mengatakan bahwa kontrak karya kedua Freeport tahun 1991 ini catat hukum
karena ada penyogokan terhadap Menteri Pertambangan Indonesia saat itu.
Jika menurut penalaran Rizal Ramli karena adanya cacat hukum pada kontrak
karya periode kedua tahun 1991 itu, Indonesia bisa mengambil alih Freeport
Indonesia secara cuma-cuma tanpa harus membayar saham Freeport sebanyak
Rp.56 triliun itu. Inilah yang dikritik Rizal Ramli kepada pemerintahan Jokowi.
“Sahabat saya Pak @mohmahfudmd hanya lihat dari luar dan secara normatif.
Kontrak Kedua Freeport 1991 cacat hukum, krn ada penyogokan thd Mentri
Pertambangan Indonesia.” Begitu cuitan Rizal Ramli kepada Prof Mahfud MD.
Karena Rizal Ramli mengatakan bahwa kultwit dari Prof Mahfud MD tersebut
hanya dilihat secara normatif saja, dan Mafud MD pun mengakui bahwa
cuitannya memang dilihat secara normatif saja. Tetapi sebagai seseorang yang
pernah di dalam kabinet baik pada masa pemerintahan Gus Dur dan Jokowi,
seharusnya Rizal Ramli membongkar cacat hukum tersebut.
Dan itulah yang dipermasalahkan oleh Mahfud MD. Kenapa ketika berada di
lingkaran pemerintahan Rizal Ramli tidak pernah bersuara mengenai hal
tersebut, tetapi ketika berada di luar lingkaran pemerintahan Rizal Ramli getol
mempermasalahkan hal tersebut. Karena menurut Mahfud MD, memang hal
tersebut tidak sesederhana yang kita pikirkan.
Jangan kita berpikir seperti pihak oposisi yang memang tidak pernah
menghargai kerja pemerintah. Kalau mereka memuji kinerja pemerintah,
mereka bukan lagi pihak oposisi.
Perhatikan, di Jogja belakangan ini sedang bertebaran aksara jawa di mana-mana dalam berbagai wujud. Dalam bentuk mural dan
coretan tembok pagar barikade Malioboro, di lubang-lubang jalan yang di-pylox aksara jawa, spanduk, poster, artwork, dan
bahkan di facebook banyak kawan mengganti profil picture mereka dengan ikon aksara jawa. Ada apa ini?
Gerakan ini ulah sekelompok kawan dalam mendukung calon walikota independen Jogja. Lagi-lagi politik, tapi tak apalah karena
menurut saya strategi politik dengan mengusung ikon aksara Jawa ini adalah sebuah kebaruan dan kayaknya layak didukung.
Kemudian saya menelisik lebih jauh, kenapa kok aksara Jawa yang dijadikan gacuk pergerakan? Jawabannya kira-kira
“memanggil roh kejawaan agar orang kembali mempelajari aksara Jawa’.
Aksara, dari bahasa sansekerta (a berarti ‘tidak’, ksar berarti ‘musnah/lebur’) artinya adalah “sesuatu yang tidak mati, abadi”.
Kurang lebih begitu etimologisnya mengacu pada sifat aksara (baik sansekerta maupun jawa) yang silabial atau abugida, dimana
aksara jawa tidak pernah mati berdiri sendiri (ha, na, ca, ra, ka = konsonan+vokal), tidak seperti alphabet dimana a b c d e bisa
berdiri sendiri tanpa teman konsonan atau vocal.
Sebagai seorang yang “menggemari” aksara jawa lahir batin tentunya hal ini menarik perhatian saya, bahkan anak pertama
sayapun bernama Aksara karena saking “gemarnya” bapaknya akan huruf jawa.
Kemudian masif tersebar berbagai “logo” aksara jawa beserta bunga-bunga filosofis tentang aksara ataupun kata dalam bahasa
Jawa.
Di situlah yang saya ndak sreg. Kenapa selalu harus ada embel-embel filosofis tentang aksara jawa (dan budaya jawa pada
umumnya)?
Contohnya begini yang saya temui di FB, aksara ha adalah “hana, hening, hurip…bla…bla…bla”. Buat apa sih? Kenapa harus
dengan kultus, mitos, filosofis yang digothak-gathukkan dengan aksara Jawa. Kalau mau nguri-nguri, ya sebatas belajar baca tulis
dan diaplikasikan saja dalam hidup. Ndak usah perlu kejeron mencari makna tidak logis di dalamnya.
Justru kultus dan mitologi yang menyelubungi aksara Jawa itulah yang selama ini menjadi senjata makan tuan kepunahan aksara
Jawa. Ketika kita sibuk mencari makna filosofis dalam setiap suku kata Jawa, di situlah terjadi gesekan persepsi dengan mitologi
lain yang lebih besar dan kuat, seperti dengan agama Islam misalnya. Predikat klenik, mistis, magis itulah penghambat lestarinya
aksara Jawa, bahkan saking parnonya, saat ada orang yang mengoleksi dan mempelajari kitab kuna dengan tulisan aksara Jawa,
serta-merta dicap klenik, kejawen, ghoib.
Itu cuma huruf dab, ndak usah cari sangkut paut apapun sama makna-makna ampuhnya. Ha na ca ra ka bukan diciptakan sehari
oleh Aji Saka dengan cara ajaib turun wahyu dari langit beserta kisah-kisah sakti yang jadi latar belakangnya. Aksara ini tercipta
melalui proses evolusi budaya ribuan tahun seperti aksara-aksara lain di dunia ini. Ndak ada yang spesial! Percayalah, saya
mendalami fungsi dan makna aksara jawa sampai njengking njempalik bahkan pernah mengejar akar Sansekerta-nya sampai ke
India sana juga ndak terus ujug-ujug bisa terbang kok, kena hujan juga tetep masuk angin, dan tetap ndak bisa ngirim santhet. Ora
marai piye-piye kecuali tambah ilmu akademis.
Apakah dengan mengupas tuntas filosofisnya kita bermimpi untuk membalikkan persepsi itu semua? Bahwa filosofi tentang
aksara jawa ini lebih adiluhung dibandingkan filosofi aksara budaya lain seperti arab atau latin misalnya? Tidak mungkin.
Era pengkulutusan aksara Jawa sudah berakhir kawan. Dahulu kala jaman pra-Demak memang pernah terjadi situasi dimana
aksara Jawa menempati posisi kira-kira seperti aksara Arab saat ini. Keadaan dimana konsep tentang kultus dan mitologi aksara
Jawa hidup asri di masyarakat, dan diimani. Anak-anak tiap hari mengkaji karya sastra Jawa (seperti TPA kalau sekarang ini
bayangannya). Tapi itu kan sudah jaman dulu, jaman di mana pendekatan mitologis adalah jalan pintas untuk menjelaskan
sesuatu yang belum berhasil dijabarkan oleh teknologi maupun pengetahuan. Jaman para filsuf Jawa memberikan makna mistis
di luar kekuatan manusia pada setiap kata dan suku kata bahasa Jawa, bukan dari kesepakatan masyarakat untuk mentera sesuatu
benda atau keadaan. Setiap kata dipandang sebagai akronim gaib, terlepas dari semantik, etimologi, dan makna kata itu sendiri.
Pramodya Ananta Toer menyebut ini dengan Javanisme dalam tetralogi Buru, untuk menjelaskan bangsa Jawa yang terhambat
oleh buaian kisah Ramayana dan Mahabharata untuk menelaah kehidupan sosial. Semua dihubung-hubungkan dengan ke-gaib-an
yang tidak terjangkau nalar bangsa Jawa waktu itu. Dan sisanya masih berlangsung sampai sekarang.
Pengkultusan bahasa adalah cara terbaik untuk melestarikan dan menyebarkannya. Namun setelah era itu bangsa Jawa digempur
kultus bahasa dan aksara baru yang menawarkan konsep mitologis yang lebih tidak ruwet dan cepat disepakati karena gejolak
politik. Yaitu masuknya aksara dan bahasa Arab dengan ide tentang indahnya surga bagi yang menguasainya dan teror api neraka
bagi siapa saja yang buta aksaranya. Lalu beberapa masa kemudian masuk alfabet Eropa yang sangat praktis sebagai sebagai
penunjang segala aspek kehidupan. Lalu aksara Jawa? Ya jalan pelan-pelan mendekati garis kematian. Tidak ada lagi ruang
untuk aksara Jawa dalam ke-iman-an maupun dalam komunikasi sosial masyarakat.
Maka, jika memang tujuannya adalah untuk menguri-uri aksara Jawa agar kanggo lagi, jangan mengambil strategi kultus-mitos-
filosofis dengan memerangi persepsi. Daripada buang energi dan mati konyol melawan budaya kebahasaan yang sudah terlanjur
mapan dan diterima masyarakat Jogja sampai detik ini, mendingan pakai strategi lain asalkan tujuannya utamnya tetap tercapai.
Kalau misal calon walkot indie Jogja dengan ikon aksara jawa ini nanti benar-benar terpilih dan tetap setia pada janji nguri-uri
aksara Jawa, gunakan saja strategi yang tidak ngoyo-woro dan praktis.
Misalnya dengan mewajibkan kurikulum aksara Jawa sampai tingkat SMA di Jogja, jangan cuma sampai tingkat SD, pasti lupa
nanti kalau sudah besar. Aculah buku Sapala dan Pepak Bahasa Jawa yang dicetak dengan kemasan menarik, bukan kertas buram
dan layout yang buruk. Pakai referensi 2 buku itu aja udah cukup kalau mau belajar bahasa Jawa dasar. Nek ndak bisa baca-tulis
Jawa ndak bisa lulus SMA, gitu. Murid yang dari luar Jogja juga diwajibkan kayak gitu, mudah banget kok belajar tulisan Jawa,
tak serumit variasi tulisan Arab atau Mandarin.
Berikan dana stimulus untuk para progamer dan ahli komputer untuk bikin software dan aplikasi aksara Jawa di komputer
maupun android / IOS yang baik, dan ciamik, bukan yang aplikasi abal-abal yang banyak bug dan sering hang. Order saja pada
para perupa yang jumlahnya ribuan di Jogja ini untuk bikin karya monumental aksara Jawa yang keren dan instagramable. Ragati
saja musisi dan film maker untuk bikin youtube lagu anak-anak Jawa seperti “menthok-menthok”, atau “cublak-cublak suweng”
dengan grafis animasi atau kemasan sinematik yang bagus dan menarik sehingga anak-anak kecil ndak males nontonnya, dan
ndak kalah sama kualitas musik dan video “twinkle-twinkle little star” dan “Barney”. Beri subsidi duit untuk para wartawan
terbitan bahasa jawa seperti Djoko Lodhang sehingga mereka semangat kerja bikin artikel bahasa Jawa. Sudah bagus setiap
penunjuk jalan dan nama instansi pemerintah dikasih tulisan Jawa, tapi didesain yang nyeni dong, biar lebih caem kalau dipakai
selfie. Senimannya seabreg kok kalau cuma bikin typografi aksara Jawa gituan, keciiiiil…
Naikkan upah para ahli alih aksara dan penerjemah tulisan Jawa (ini titipan)
Sepraktis itu saja sebenarnya kalau mau nguri-nguri aksara jawa, hilangkan semua yang serba mitos, filosofis, ghoib, tentang
aksara Jawa, agar posisinya murni sebagai ilmu pengetahuan, selayaknya orang belajar bahasa Inggris, IPA, IPS, dll, jadi ndak
takut duluan. Dijamin, satu generasi anak-anak sekolah akan lancar baca-tulis Jawa.
Dekati ilmiahnya, jauhi unsur kleniknya.
Salam,
Paksi Raras Alit
Sarjana Sastra Jawa
Lahir dan punya KTP Jogja
ほら足元を見てごらん これがあなたの歩む道
ほら前を見てごらん あれがあなたの未来
Hora ashimoto wo mite goran kore ga anata no ayumu michi
Hora mae wo mite goran are ga anata no mirai
Coba lihatlah jejak langkahmu inilah jalan yang kau tempuh
Coba lihatlah ke depan itulah masa depanmu
母がくれた たくさんの優しさ
愛を抱いて 歩めと繰り返した
あの時はまだ幼くて 意味など知らない
そんなわたしの手を握り 一緒に歩んできた
Haha ga kureta takusan no yasashisa
Ai wo idaite ayume to kurikaeshita
Ano toki wa mada osanakute imi nado shiranai
Sonna watashi no te o nigiri issho ni ayunde kita
Ibu telah banyak memberikan kasih sayang padaku
Berulang kali dia mengatakan "melangkahlah dengan cinta di dada"
Saat itu aku masih kecil dan belum mengerti artinya
Tapi ibu menggengam tangan kecilku dan melangkah bersama
夢はいつも 空高くあるから
届かなくて怖いね だけど追い続けるの
自分のストーリー だからこそ 諦めたくない
不安になると手を握り 一緒に歩んできた
Yume wa itsumo sora takaku aru kara
Todokanakute kowai ne dakedo oitsudzukeru no
Jibun no story dakara koso akirametakunai
Fuan ni naru to te o nigiri issho ni ayunde kita
Kita selalu memiliki mimpi setinggi langit
Dan takut jika tak bisa meraihnya, meski begitu kita tetap harus mengejarnya
Karena ini adalah ceritaku, jadi aku tak ingin menyerah
Ketika ku merasa gelisah ibu menggenggam tanganku dan melangkah bersama
その優しさを時には嫌がり
離れた 母へ素直になれず
Sono yasashisa wo toki ni wa iyagari
Hanareta haha e sunao ni narezu
Terkadang aku tak menyukai kasih sayang itu
Tapi setelah tak tinggal bersama lagi aku tak bisa jujur ke ibu
ほら足元を見てごらん これがあなたの歩む道
ほら前を見てごらん あれがあなたの未来
Hora ashimoto wo mite goran kore ga anata no ayumu michi
Hora mae wo mite goran are ga anata no mirai
Coba lihatlah jejak langkahmu inilah jalan yang kau tempuh
Coba lihatlah ke depan itulah masa depanmu
その優しさを時には嫌がり
離れた 母へ素直になれず
Sono yasashisa wo toki ni wa iyagari
Hanareta haha e sunao ni narezu
Terkadang aku tak menyukai kasih sayang itu
Tapi setelah tak tinggal bersama lagi aku tak bisa jujur ke ibu
ほら足元を見てごらん これがあなたの歩む道
ほら前を見てごらん あれがあなたの未来
Hora ashimoto wo mite goran kore ga anata no ayumu michi
Hora mae wo mite goran are ga anata no mirai
Coba lihatlah jejak langkahmu inilah jalan yang kau tempuh
Coba lihatlah ke depan itulah masa depanmu
ほら足元を見てごらん これがあなたの歩む道
ほら前を見てごらん あれがあなたの未来
Hora ashimoto wo mite goran kore ga anata no ayumu michi
Hora mae wo mite goran are ga anata no mirai
Coba lihatlah jejak langkahmu inilah jalan yang kau tempuh
Coba lihatlah ke depan itulah masa depanmu
未来へ向かって
ゆっくりと 歩いてゆこう
Mirai e mukatte
Yukkuri to aruite yukou
Mari kita menuju masa depan
Melangkah dengan perlahan-lahan
Sayang Apa kowe krungu jerite ati ku
Mengharap engkau kembali
Sayang Nganti memutih rambutku Rabakal luntur trenaku
Wes tak coba ngelalekne jenengmu saka atiku
Sak tenane ra ngapusi isih tresna sliramu Duko pujane ati nanging kowe ora ngerti
Kowe wis tak wanti wanti Malah jebul saiki kowe mblenjani janji
Jare sehidup semati nanging apa bukti Kowe medot tresnaku demi wedokan liya Ya wis ra papa
insyaallah aku isa, lila
Meh sambat kaleh sinten nyen sampun mekaten
Merana uripku Aku welasna kangmas aku mesakna aku
Aku nangis, nganti metu eluh getih putih
Sayang Apa kowe krungu, jerite atiku
Mengharap engkau kembali