Anda di halaman 1dari 7

KASUS PENYIMPANGAN PEMERINTAH TERHADAP NILAI-NILAI PANCASILA

1. Penyimpangan sila ke-1 yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”


a. Amuk Massa di Kupang
Amuk Massa di Kupang terjadi pada tanggal 30 November 1998. Amuk massa
tersebut bermula dari aksi perkabungan dan aksi solidaritas warga Kristen NTT atas
peristiwa Ketapang, yaiti bentrok antara warga Muslim dan Kristen dengan disertai
perusakan berbagai tempat ibadah. Aksi perkabungan dan solidaritas itu sendiri
diprakarsai oleh organisasi-organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan Kristen, seperti
GMKI, PMKRI, Pemuda Katholik NTT, dan mahasiswa di Kupang.
b. Bom Bali I
Bom Bali 2002 atau bisa disebut Bom Bali I adalah rangkaian tiga peristiwa
pengeboman yang terjadi pada malam hari tanggal 12 Okteber 2012. Dua ledakan
pertama terjadi di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta,Bali. Sedangkan
ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat, walaupun jaraknya
cukup berjauhan. Rangkaian pengeboman ini merupakan pengeboman pertama yang
kemudian disusul oleh pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga
bertempat di Bali pada tahun 2005. Tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka
atau cedera, kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke
lokasi yang merupakan tempat wisata tersebut. Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa
terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.
c. Konflik Poso
Serangkaian kerusuhan yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah yang melibatkan
kelompok Muslim dan Kristen. Kerusuhan ini dibagi menjadi tiga bagian . Kerusuhan
Poso I (25 - 29 Desember 1998), Poso II ( 17-21 April 2000), dan Poso III (16 Mei - 15
Juni 2000). Pada 20 Desember 2001 Keputusan Malino ditandatangani antara kedua
belah pihak yang bertikai dan diinisiasi oleh Jusuf Kalla dan Susilo Bambang
Yudhoyono.

2. Penyimpangan sila ke-2 yaitu “Kemanusiaan yang adil dan beradab”


a. Tragedi Trisakti
Dua belas tahun lalu atau 12 Mei 1998, situasi Indonesia khususnya Ibu Kota
Jakarta sedang genting. Demonstrasi mahasiswa untuk menuntut reformasi dan
pengunduran diri Presiden Soeharto kian membesar tiap hari. Dan kita tahu, aksi itu
akhirnya melibatkan rakyat dari berbagai lapisan.
Salah satu momentum penting yang menjadi titik balik perjuangan mahasiswa
adalah peristiwa yang menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti, Elang Mulia
Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendrawan Sie
Mereka ditembak aparat keamanan saat melakukan aksi damai dan mimbar
bebas di kampus A Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa Grogol, Jakarta Barat. Aksi
yang diikuti sekira 6.000 mahasiswa, dosen, dan civitas akademika lainnya itu
berlangsung sejak pukul 10.30 WIB.
b. Hutang Ciptakan Ketidakadilan bagi Rakyat Miskin
Upaya pemerintah untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang yang dinilai
sudah mencapai taraf membahayakan telah memunculkan ketidakadilan bagi rakyat kecil
pembayar pajak. Pasalnya, saat ini, penerimaan pajak, baik dari pribadi maupun
pengusaha, digenjot untuk bisa membayar pinjaman, termasuk utang yang dikemplang
oleh pengusaha hitam obligor Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Hal ini berarti
rakyat kecil pembayar pajak seakan dipaksa menyubsidi pengusaha kaya pengemplang
BLBI. Akibatnya, kemampuan penerimaan negara dari pajak justru kian berkurang untuk
program peningkatan kesejahteraan pembayar pajak seperti jaminan sosial, pendidikan,
dan kesehatan.
c. Tragedi Kemanusiaan etnis Tionghoa (13-15 Mei 1998 )
Sebelas tahun sudah tragedi (13-15) Mei 1998 berlalu. Tragedi kemanusiaan ini
menyisakan banyak keprihatinan dan tanya bagi banyak orang, khususnya bagi para
keluarga korban yang harus kehilangan keluarga dengan cara paksa, perempuan yang
menjadi korban pemerkosaan dan etnis Tionghoa yang dijadikan korban
kekejaman para pihak yang tidak bertanggungjawab. Ratusan manusia menjadi
korban, dengan amat mengenaskan mereka terpanggang kobaran api di dalam
Yogya Plaza, Kleder, Jakarta Timur. Tragedi ini tidak hanya terjadi di Jakarta,
namun terjadi juga di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Tragedi ini merupakan
rentetan kejadian yang memilukan, dimana sehari sebelumnya (12 Mei 1998) empat
mahasiswa Universitas Trisakti menjadi korban penembakan oleh aparat TNI pada saat
menggelar aksi menuntut Reformasi. Kejadian 11 tahun silam tersebut adalah sejarah
kelam bangsa ini. Namun sampai dengan saat ini tak juga ada pertanggungjawaban
pemerintah atas terjadinya tragedi Mei 1998.

3. Penyimpangan sila ke-3 yaitu “Persatuan Indonesia”


a. Organisasi Papua Merdeka (OPM)
Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis yang
didirikan tahun 1965 yang bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian barat
dari pemerintahan Indonesia. Sebelum era reformasi, provinsi yang sekarang terdiri atas
Papua dan Papua Barat ini dipanggil dengan nama Irian Jaya.
OPM merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah dengan
bagian Indonesia yang lain maupun negara-negara Asia lainnya. Penyatuan wilayah
ini ke dalam NKRI sejak tahun 1969 merupakan buah perjanjian antara Belanda dengan
Indonesia dimana pihak Belanda menyerahkan wilayah tersebut yang selama ini
dikuasainya kepada bekas jajahannya yang merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut oleh
OPM dianggap sebagai penyerahan dari tangan satu penjajah kepada yang lain.
b. Gerakan Aceh Merdeka
GAM pertama kali di deklarasi pada 4 Desember 1976. Gerakan ini mengusung
nasionalisme Aceh secara jelas. Nasionalisme yang dibangun sebagai pembeda dengan
nasionalisme Indonesia yang sebelumnya telah ada.
c. Lepasnya Timor Timur dari NKRI
Republik Demokratik Timor Leste (juga disebut Timor Lorosa'e), yang sebelum
merdeka bernama Timor Timur, adalah sebuah negara kecil di sebelah utara Australia
dan bagian timur pulau Timor. Selain itu wilayah negara ini juga meliputi pulau Kambing
atau Atauro, Jaco, dan enklave Oecussi-Ambeno di Timor Barat. Sebagai sebuah negara
sempalan Indonesia, Timor Leste secara resmi merdeka pada tanggal 20 Mei 2002.
Sebelumnya bernama Provinsi Timor Timur, ketika menjadi anggota PBB, mereka
memutuskan untuk memakai nama Portugis "Timor Leste" sebagai nama resmi negara
mereka.

4. Penyimpangan sila ke-4 yaitu “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan”
a. Ulah memalukan para wakil rakyat kita yang harusnya berjuang untuk rakyat
Sering kali para wakil rakyat mempertontonkan perilaku yg mencemaskan
rakyat ketika menyelesaikan suatu masalah untuk kepentingan rakyat,perang
mulut sampai adu jotos itu diperagakan di depan kamera. itulah yang di sebut
kedewasaan di dalam demokrasi,kebebasan berekspresi dan berpendapat benar-benar di
terapkan oleh anggotra DPR,karena memang DPR itu adalah sebagai Wakil rakyat. itu
jelas-jelas menyimpang dari amanat rakyat.sama halnya dengan anggota DPR dan MPR
yang rapat di senayan dalam pembentukan undang-undang ataupun rapat tahunan selalu
banyak yang tidur. Dan biasanya keputusan yang diambil dewan perwakilan hanya
menguntungkan bagi beberapa pihak saja dan tidak berpihak pada rakyat.
b. Hukuman Antara Koruptor Dengan Pencuri Kakao, dan Semangka
Saya tidak tahu apakah Polisi dan Jaksa kita kekurangan pekerjaan
sehingga kasus pengambilan 3 biji kakao senilai Rp 2.100 harus dibawa ke
pengadilan. Begitu pula dengan kasus pencurian satu buah semangka, di mana
kedua tersangka disiksa dan ditahan polisi selama 2 bulan dan terancam hukuman 5 tahun
penjara. Sebaliknya untuk kasus hilangnya uang rakyat senilai rp 6,7 trilyun di Bank
Century, polisi dan jaksa nyaris tidak ada geraknya kecuali pak Susno Duadji yang ke
Singapura menemui Anggoro salah satu penerima talangan Bank Century. Ini juga
membuktikan bagaimana Indonesia yang kaya alamnya ini tidak memberi manfaat apa-
apa bagi rakyatnya. Pihak asing bebas mengambil minyak, gas, emas, perak, tembaga
senilai ribuan trilyun/tahun dari Indonesia. Tapi rakyat Indonesia mayoritas hidup miskin.
Baru mengambil 3 biji kakao saja langsung dipenjara. Itulah gambaran hukum yang
terjadi di Indonesia.
5. Penyimpangan sila ke-5 yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ”
a. Kemiskinan
Indonesia adalah sebuah negara yang penuh paradoks. Negara ini subur dan kekayaan
alamnya melimpah, namun sebagian cukup besar rakyat tergolong miskin. Hal ini
sebenarnya didasari oleh rendahnya kualitas SDM Karena latar belakang pendidikan
yang masih tergolong rendah dan kualitas moral para pemimpin yang tidak baik.
Maksudnya adalah ketidak merataan pembangunan dibeberapa daerah sehingga
beberapa wilayah di Indonesia memiliki nilai kemiskinan yang rendah sedangkan
daerah lainnya memiliki angka kemiskinan yang tinggi. Jadi ini adalah bukti tidak
adilnya pemerintah terhadap kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang menyebabkan
kemiskinan.
b. Ketimpangan dalam pendidikan
Banyak anak usia sekolah harus putus sekolah karena biaya, mereka harus bekerja dan
banyak yang menjadi anak jalanan. Walaupun sudah diberlakukannya beberapa program
untuk mengurangi biaya sekolah atau bahkan membebaskan biaya sekolah BOS (Biaya
Operasional Sekolah) tapi kenyataannya pembagiannya masih belum merata diseluruh
wilayah Indonesia dan masih banyak dipotong oleh pihak-pihak tertentu. Selain itu
program sekolah gratis 9 tahun yang berlaku diwilayah DKI Jakarta juga belum bisa
meratakan pendidikan di wilayah DKI Jakarta.
c. Ketimpangan dalam pelayanan kesehatan
Keadilan dalam kesehatan masih belum dirasakan oleh masyarakat miskin Indonesia.
Didalam hal ini maksudnya adalah belum dirasakan manfaat PJKMM (Program jaminan
kesehatan masyarakat miskin) atau ASKESKIN (Asuransi Kesehatan Masyarakat
Miskin) sehingga munculnya anggapan “orang miskin dilarang sakit” karena biaya
berobat di Indonesia bisa dikatakan cukup tinggi dan hanya untuk kalangan menengah ke
atas
d. Kehidupan Antara Warga Jakarta dengan Papua
Kehidupan masyarakat papua dengan masyarakat jakarta tentulah sangat berbeda, yang
penduduknya juga merupakan penduduk Indonesia juga, tetapi kehidupan mereka sangat
jauh berbeda. Masih banyak masyarakat papua yang memakai koteka, pembangunan di
derah tersebut juga tidak merata. Kita bandingkan saja dengan kehidupan masyarakat di
Jakarta, banyak orang-orang memakai pakaian yang berganti-ganti model, banyak
bangunan menjulang tinggi.
1. Pengertian chauvinisme adalah paham yang menganggap bahwa suku bangsa
sendiri atau bentuk perasaan cinta, bangsa, royalitas yang tinggi, fanatisme ataupun
kesetiaan terhadap negara tanpa mempertimbangkan pandangan dari orang lain.
Chauvinisme merupakan ajaran atau paham tentang fanatisme seseorang terhadap tanah
air yang berlebihan sehingga merendahkan kualitas negara lain atau juga bisa disebut
sebagai merendahkan bangsa lain dan menganggap bangsa tersebut tidak bagus
2. PASAL TENTANG AGAMA
a. Pasal 29
 Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
 Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
b. Pasal 28E ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (“UUD 1945”):
 Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak
kembali.”
 Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran
dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
3. PASAL 1
 Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik.
 Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar
 Negara Indonesia adalah negara hukum
4. Acara gotong royong di Maluku dinamakan babari sedangkan acara hajatan besok
harinya di sebut lelyan
5. Mengapa pi didirika di belanda? Karena pi sebelumnya merupan perhimpunan
mahasiswa hindia di belanda yang bertujuan untuk wadah berkumpul untuk bertukar
pendapat sesama pemuda rantauan. Yang lama kelamaan berubah menjadi pi karena ingin
meningkatkan semangat kemerdekaan bangsa Indonesia melalui artikel-artikel lewat surat
kabar, walaupun nereka d belanda tapi mereka tetap memperjuangkan kemerdekaan,
tokohnya yaitu Bung Hatta, Notodiningrat, R.P Sosrokartono, Sumitro Kolopaking
6. Alasan dilaksanakan kmb :
a. Meredam Segala Bentuk Kekerasan yang Dilakukan Belanda
b. Usaha Memperolah Kedaulatan
c. Menyelesaikan Sengketa Antara Indonesia dan Belanda
7. TRIKORA dilaksanakan karena Tindakan-tindakan ini timbul karena Belanda masih
mengklaim wilayah Papua bagian barat sebagai salah satu provinsinya. Padahal, disaat itu
Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya dan mengklaim seluruh wilayah
Hindia Belanda menjadi wilayah Indonesia, nah didalamnya ada Papua bagian barat.
onflik 2 tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian
barat. Pada tanggal 19 Desember 1961, Soekarno (Presiden Indonesia) mengumumkan
pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta.
8. Hasil siding ppki yaitu mengesahkan peraturan konstitusional berupa UUD 1945
9. BPUPKI di bentuk pada tanggal 1 Meret 1945 dan baru di resmikan pada tanggal 29
Mei 1945 setelah dua bulan kemudian.
10. PERBEDAAN SILA KE 2 4 5
a. Sila ke 2 : Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban antar sesama
manusia
b. Sila ke 4 : Setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama
c. Sila ke 5 : Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
d. INTINYO MENGAKUI, PASTI BERHAK DAK BISA DIGANGGU GUGAT,
HANYA MENJAGA
11. Kasus pencurian kakao yang terancam pidana selama 2 tahun sedangkan koruptor 200 jt
hanya pidana 1 th, penyimpangan Sila Ke 5
12. Kasus korupsi anggota pejabat negara, penyimpangan Sila Ke 5
13. Kasus mempekerjakan anak di bawah umur, Sila Ke 2
14. Kasus bom bali 1 penyimpangan sila ke 1
15. Kasus opm dan gam penyimpangan sila ke 3
16. Terjadinya perekrutan pegawai dari saudara atau teman dekat. Penyimpangan sila ke 5
17. Perbedaan antara pemukiman kumuh dan perumahan elite, termasuk penyimpangan sila
ke 5
18. Pencurian disertai pembunuhan termasuk penyimpangan sila ke 2
19. Manipulasi hasil pemilu, penyimpangan sila ke 4
20. Melantarkan anak yatim piatu termasuk penyimpangan ke sila ke 2
21. Kasus penistaan agama, termasuk penyimpangan sila ke 1
22. Menyebarkan fitnah atau hoaxs, termasuk penyimpangan sila ke 3
23. Kasus KDRT termasuk penyimpangan sila ke 2
24. Hidup foya-foya termasuk penyimpangan sila ke 5
25. Perlakuan yang berbeda antara anak pejabat dan petani dalam menggunakan fasilitas
umum termasuk peanggaran sila ke 5
26. Rohingya, penyimpangan sila ke 2
27. Buang sampah : sila ke 2
28. Hedonisme : sila ke 5
29. Korupsi : sila ke 5
30. Cinta tanah air : sila ke 3
31. Tawuran : sila ke 3
32. Musyawarah : sila ke 4
33. Gotong-royong & kekeluargaan : sila ke 5
34. Membantu korban bencana : sila ke 2

Anda mungkin juga menyukai