Anda di halaman 1dari 400

Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di F icon.svg Facebook, Twitter bird logo 2012.

svg Twitter, Instagram


simple icon.svg Instagram, dan Telegram logo.svg Telegram

Pegadaian (perusahaan)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasi
Loncat ke pencarian
Untuk kegunaan lain, lihat Pegadaian dan Rumah gadai.
PT Pegadaian (Persero)Pegadaian new logo.png
Logo Pegadaian
Jenis
BUMN / Perseroan Terbatas
Industri Jasa Keuangan
Didirikan 01 April 1901 di Sukabumi, Hindia Belanda
Kantor
pusat Jakarta, Jakarta
, Indonesia
Wilayah operasi
Seluruh Indonesia
Tokoh
kunci
Kuswiyoto[1][2] (Direktur Utama)
Produk Konvensional: KCA, Kreasi, Krasida, Krista, Kucica, Investa
Syariah: Rahn, Arrum, Mulia, Tabungan Emas, Amanah (Kredit Kendaraan)
Pemilik Pemerintah Indonesia
Situs web www.pegadaian.co.id

Pegadaian adalah sebuah BUMN sektor keuangan Indonesia yang bergerak pada tiga lini bisnis
perusahaan yaitu pembiayaan, emas dan aneka jasa.
Daftar isi

1 Pengertian
2 Sejarah
2.1 Era Kolonial
2.2 Era kemerdekaan
3 Galeri logo
4 Layanan
4.1 Pembiayaan
4.2 Emas
4.3 Aneka jasa
4.4 Bisnis lain
5 Manfaat pegadaian
5.1 Bagi nasabah
5.2 Bagi Pegadaian
6 Pelayanan di hari libur
7 Pranala luar
8 Rujukan

Pengertian

Menurut kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150, gadai adalah hak yang diperoleh seorang
yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada
orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang
yang mempunyai utang. Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang
berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untung melunasi utang apabila
pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.

Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi
mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk
penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud dalam Kitab Undang-undang
Hukum Perdata Pasal 1150 di atas.
Sejarah
Era Kolonial

Sejarah pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Belanda (VOC) mendirikan Bank van Leening yaitu
lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di
Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.

Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-1816), Bank Van Leening
milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian
asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat ("liecentie stelsel"). Namun metode tersebut
berdampak buruk pemegang lisensi menjalankan praktik rentenir atau lintah darat yang dirasakan
kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu metode "liecentie stelsel"
diganti menjadi "pacth stelsel" yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu
membayar pajak yang tinggi kepada pemerintah daerah.

Pada saat Belanda berkuasa kembali, pacth stelsel tetap dipertahankan dan menimbulkan dampak yang
sama. Pemegang hak ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya.
Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan "cultuur stelsel" di mana
dalam kajian tentang pegadaian saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian
ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar
bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan
Staatsblad No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli
Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi, Jawa Barat.
Selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.

Pada masa pendudukan Jepang gedung kantor pusat Jawatan Pegadaian yang terletak di jalan Kramat
Raya 162, Jakarta dijadikan tempat tawanan perang dan kantor pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan
ke jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang baik
dari sisi kebijakan maupun struktur organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam bahasa
Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’, Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang
bernama Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M. Saubari.
Era kemerdekaan
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, kantor Jawatan Pegadaian sempat pindah ke
Karanganyar, Kebumen karena situasi perang yang kian memanas. Agresi Militer Belanda II memaksa
kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Pasca perang kemerdekaan kantor Jawatan
Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam
masa ini, Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1
Januari 1961, kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan
(Perjan), dan selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No.10/1990 (yang diperbaharui dengan
Peraturan Pemerintah No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (Perum). Kemudian pada
tahun 2011, perubahan status kembali terjadi yakni dari Perum menjadi Perseroan yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.51/2011 yang ditandatangani pada 13 Desember 2011.
Namun, perubahan tersebut efektif setelah anggaran dasar diserahkan ke pejabat berwenang yaitu pada
1 April 2012
Galeri logo

Logo Pegadaian sebelum 1 April 2013

Logo Pegadaian mulai 1 April 2013 Jl Buah Batu No.1 Samping YOGYA Buah Batu Bandung
www.pegadaian.co.id Event Bandung Music 2016

Layanan
Pembiayaan

KCA (Kredit Cepat Aman)


kredit dengan sistem hukum gadai yang di berikan kepada semua golongan nasabah. baik untuk
kebutuhan konsumtif maupun kebutuhan produktif, dengan jangka waktu kredit 4 bulan dan sistem
bunga per 15 hari.
Kreasi (Kredit Angsuran Fidusia)
kredit dengan angsuran bulanan yang diberikan kepada usaha mikro kecil dan menegah (UMKM)
untuk pengembangan usaha dengan sistem fidusia dengan sewa modal 1% perbulan secara flat
Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai)
kredit (pinjaman) angsuran bulanan yang diberikan kepada usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) untuk pengembangan usaha dengan sistem gadai dengan jaminan emas.

Emas

MULIA (Murabahah Mulia untuk investasi Abadi)


Merupakan pembelian logam mulia untuk investasi secara tunai / kredit. Berat per keping mulai 5
gr,10 gr, 25 gr, 50 gr sd 1000 gr
Tabungan Emas
Pembelian Logam mulia dengan sistem tabungan kelipatan 0.01 gr

Aneka jasa

Menerima pembayaran tagihan listrik, telepon, air, tv langganan, internet, finance, pulsa handphone,
pengiriman uang kedalam dan keluar negeri, tiket kereta.
Bisnis lain

Properti (Hotel Pessona).


Balai jasa lelang
Logam mulia

Manfaat pegadaian
Bagi nasabah

Manfaat utama yang diperoleh oleh nasabah yang meminjam dari Pegadaian adalah ketersediaan dana
dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila
dibandingkan dengan kredit perbankan. Disamping itu, mengingat jasa yang ditawarkan oleh Pegadaian
tidak hanya jasa pegadaian, maka nasabah juga dapat memperoleh manfaat antara lain:

a. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah berpengalaman dan dapat
dipercaya.

b. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.
Bagi Pegadaian

Manfaat yang diharapkan dari Pegadaian sesuai jasa yang diberikan kepada nasabahnya adalah:

a. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana.

b. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah memperoleh jasa tertentu
dari Perum Pegadaian.

c. Pelaksanaan misi Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang
pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur
dan cara yang relatif sederhana.

d. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh oleh Pegadaian
digunakan untuk:

Dana pembangunan semesta (55%)


Cadangan umum (20%)
Cadangan tujuan (5%)
Dana sosial (20%)

Pelayanan di hari libur

Pegadaian membuka layanan di hari Minggu. Jam buka dari pukul 10.00 - 14.00. Daftar lokasi yang buka
di hari minggu sebagai berikut:[3]

Mal Artha Gading


Mal Ambasador
Tamini Square
Sarinah Thamrin
ITC Cempakamas
Pasar Seni Ancol
Bekasi Square Mall
Cibubur Junction Mall

Pranala luar

www.pegadaian.co.id Situs web resmi

Rujukan

^ Menteri BUMN Tunjuk Kuswiyoto Menjadi Dirut Pegadaian


^ Kuswiyoto Jadi Dirut Pegadaian
^ (Indonesia) Pegadaian buka di hari Minggu (diakses pada taggal 17 Juli 2011

[tampilkan]

lbs

Bendera Indonesia Badan Usaha Milik Negara Indonesia (daftar)


Kategori:

Badan usaha milik negara di IndonesiaPerusahaan jasa keuangan IndonesiaPerusahaan yang didirikan
tahun 1901Pendirian tahun 1901 di Hindia Belanda

Menu navigasi

Belum masuk log


Pembicaraan
Kontribusi
Buat akun baru
Masuk log

Halaman
Pembicaraan

Baca
Sunting
Sunting sumber
Versi terdahulu

Pencarian

Halaman Utama
Perubahan terbaru
Peristiwa terkini
Halaman baru
Halaman sembarang

Komunitas
Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan

Wikipedia

Tentang Wikipedia
Pancapilar
Kebijakan
Menyumbang
Hubungi kami
Bak pasir

Bagikan

Facebook
Twitter
Google+

Dalam proyek lain

Wikimedia Commons

Cetak/ekspor

Buat buku
Unduh versi PDF
Versi cetak

Perkakas

Pranala balik
Perubahan terkait
Halaman istimewa
Pranala permanen
Informasi halaman
Item di Wikidata
Kutip halaman ini
Pranala menurut ID

Bahasa lain

English

Sunting interwiki

Halaman ini terakhir diubah pada 8 Mei 2019, pukul 02.37.


Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan
mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

Kebijakan privasi
Tentang Wikipedia
Penyangkalan
Pengembang
Penyataan kuki
Tampilan seluler

Wikimedia Foundation
Powered by MediaWiki
Skip to content
0819 1151 6119|solusi@finansialku.com
FacebookTwitterPinterestGoogle+LinkedInYouTubeInstagram

 Keuangan
o




o





 Investasi
o
o
o
o
o
o
o
 Asuransi
o
o
o
o
o
o
o
o
 Lifestyle
o
o
o
o
o
o
 Produk
o



o
o


o
o
o
o
 DAFTAR APPS

Definisi Pegadaian Adalah









Pegadaian adalah suatu badan yang melaksanakan kegiatan keuangan dalam
hal gadai.
Perum pegadaian merupakan lembaga resmi yang mempunyai izin dalam
pengelolaan keuangan gadai yang dasar hukumnya terdapat dalam Undang-undang
Hukum Perdata Pasal 1150.
Perum pegadaian melaksanakan usaha gadai, dimana suatu barang atau surat
berharga dapat digunakan sebagai jaminan untuk meminjam sejumlah uang.
Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Pegadaian?

Definisi Pegadaian Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)


No. 10 Tahun 1990
Pegadaian merupakan kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada
pihak tertentu, guna mendapatkan sejumlah uang senilai barang yang dijaminkan
yang akan ditebus sesuai dengan kesepakatan antara nasabah dengan lembaga
gadai.

Definisi Pegadaian Berdasarkan Undang-Undang Hukum


Perdata (KUHP) Pasal 1150
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang
bergerak yang diserahkan kepadanya oleh seorang yang memiliki utang atau
seorang lain atas namanya dan memberikan kekuasaan kepada orang yang
berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut diprioritaskan
daripada orang yang berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya untuk
melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan
setelah barang itu digadaikan.

[Baca Juga: Pilih Kredit Emas atau Nabung Emas? Belinya di Pegadaian Atau
Bank Syariah?]

Mengenal Perseroan Terbatas (PT) Pegadaian


VISI: Sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu menjadi
market leader dan mikro berbasis fidusia selalu menjadi yang terbaik untuk
masyarakat menengah ke bawah.

MISI:
1. Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman dan selalu
memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi.
2. Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang memberikan
kemudahan dan kenyamanan di seluruh Pegadaian dalam mempersiapkan
diri menjadi pemain regional dan tetap menjadi pilihan utama masyarakat.
3. Membantu Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
golongan menengah kebawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka
optimalisasi sumber daya perusahaan.

[Baca Juga: Gadai Emas di Pegadaian dan Bank Syariah, Bagaimana


Caranya? Apakah Untung?]

Tata Kelola Perseroan Terbatas (PT) Pegadaian


Dalam melakukan tata kelola yang baik atau Good Corporate Governance, PT
Pegadaian (persero) berharap agar dapat melakukannya secara sistematis dan
konsisten.
Dalam website-nya, PT Pegadaian (persero) menjelaskan bahwa tata kelola (Good
Corporate Governance) dijabarkan dari:
 Kaidah-kaidah Good Corporate Governance,
 Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-01/MBU/2011
tanggal 1 Agustus 2011 tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik
(Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara,
 Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
 Regulasi di bidang Pasar Modal,
 Anggaran Dasar Perseroan,
 Visi dan Misi Perseroan, serta
 Praktik-Praktik terbaik dalam Good Corporate Governance.

[Baca Juga: Cara Menghitung Keuntungan Investasi Emas Dengan Aplikasi


Finansialku]

Selain itu, dalam rangka mewujudkan Good Corporate Governance secara


konsisten, PT Pegadaian (Persero) menyusun Board Manual.
Board Manual bertujuan untuk memberikan panduan dalam mempermudah Dewan
Komisaris dan Direksi untuk memahami peraturan-peraturan yang terkait dengan
tata kerja Dewan Komisaris dan Direksi.
Pengembangan Board Manual harus selalu dilakukan sesuai dengan kebutuhan
Perusahaan. Perubahan-perubahan yang dilakukan harus didasarkan pada peraturan
yang berlaku dan tidak melanggar ketentuan dalam Anggaran Dasar serta
berdasarkan kesepakatan Dewan Komisaris dengan Direksi.

Sejarah Pegadaian di Era Kolonial


Pegadaian di Indonesia dimulai ketika zaman Pemerintahan Belanda (VOC). ‘
Kala itu, Bank Van Leening yang bertugas sebagai lembaga keuangan memberikan
kredit dengan sistem gadai. Lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada
tanggal 20 Agustus 1746.
Saat kekuasaan Belanda (1811-1816) diambil alih oleh Inggris, Bank Van Leening
milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan
usaha pegadaian, asal mendapatkan lisensi dari Pemerintah Daerah setempat atau
disebut sebagai “liecentie stelsel“.
Namun, metode tersebut malah berdampak buruk, dimana pemegang lisensi
menjalankan praktik rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang
menguntungkan bagi pemerintah Inggris.
Oleh sebab itu, “liecentie stelsel” diganti menjadi “patch stelsel” yakni pendirian
pegadaian diberikan kepada khalayak umum yang mampu membayar pajak tinggi
kepada pemerintah daerah.

[Baca Juga: Pasar Modal Syariah, Apakah Ada Perdagangan Saham yang
Syariah? Ini Aturannya!]

Pada saat Belanda berkuasa kembali, patch stelsel tetap dipertahankan dan
menimbulkan dampak yang sama merugikannya bagi pihak pemerintah kolonial.
Berbagai penyelewengan banyak dilakukan oleh pemegang hak dalam
menjalankan bisnisnya.
Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan
“cultuur stelsel“.
“Cultuur stelsel” merupakan peraturan dimana kegiatan pegadaian sebaiknya
ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan
manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan
Staatsblad No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian
merupakan monopoli Pemerintah.
Alhasil, pada tanggal 1 April 1901, didirikan Pegadaian Negara pertama di
Sukabumi, Jawa Barat yang selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai
hari ulang tahun Pegadaian.

[Baca Juga: Bagaimana Perencanaan Biaya Umroh Masa Kini? Benarkah Bisa
Umroh dengan Emas?]

Pada masa pendudukan Jepang, gedung kantor pusat Jawatan Pegadaian yang
terletak di jalan Kramat Raya 162, Jakarta dijadikan tempat tawanan perang dan
kantor pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke jalan Kramat Raya 132.
Tidak banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang baik dari sisi
kebijakan maupun struktur organisasi Jawatan Pegadaian.
Jawatan Pegadaian dalam bahasa Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’, dimana
Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San
bersama wakilnya orang pribumi yang bernama M. Saubari.

Sejarah Pegadaian di Era Kemerdekaan


Pada masa awal kemerdekaan Republik Indonesia, kantor Jawatan Pegadaian
sempat pindah ke Karanganyar, Kebumen karena situasi perang yang kian
memanas pada masa itu.
Agresi Militer Belanda II memaksa kantor Jawatan Pegadaian dipindahkan lagi ke
Magelang. Pasca perang kemerdekaan kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke
Jakarta dan Pegadaian dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Dalam perkembangannya, Pegadaian sudah beberapa kali berubah status.

[Baca Juga: 7 Pelajaran Cara Berbisnis Walt Disney yang Perlu Diikuti Semua
Wirausaha Sukses]

Sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan


Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1969 menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan).
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1990 (yang
diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah No.103 Tahun 2000) berubah lagi
menjadi Perusahaan Umum (Perum).
Kemudian pada tahun 2011, perubahan status kembali terjadi yakni dari Perum
(Perusahaan Umum) menjadi Perseroan yang telah ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No. 51 Tahun 2011 yang ditandatangani pada 13 Desember 2011.
Namun, perubahan tersebut efektif setelah anggaran dasar diserahkan ke pejabat
berwenang yaitu pada 1 April 2012.

Fungsi Pegadaian Secara Umum


Adapun fungsi pegadaian adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang menguntungkan
bagi pegadaian maupun kepada masyarakat.
2. Mengelola penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dengan cara
mudah, cepat, aman dan hemat.
3. Mengelola keuangan, perlengkapan, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.
4. Melakukan penelitian dan pengembangan serta mengawasi pengelolaan
pegadaian.
5. Mengelola organisasi, tata kerja dan tata laksana pegadaian.
6. Membina pola perkreditan agar benar-benar terarah dan bermanfaat, bila
perlu memperluas daerah operasinya.
7. Berperan serta dalam mencegah adanya pemberian yang tidak wajar,
pegadaian gelap dan praktik riba.

[Baca Juga: 3 + 1 Prinsip Investasi Syariah yang Harus Diketahui oleh Calon
Investor. Sudah Tahukah Anda Apa yang Dimaksud Riba?]

8 Produk Pegadaian
Sebagai sebuah lembaga pelayanan gadai, pegadaian memiliki sejumlah produk
yang ditawarkan kepada masyarakat yang memerlukan, diantaranya sebagai
berikut:

#1 Produk Pegadaian Konvensional


Produk ini paling dikenal di masyarakat karena memberikan kemudahan layanan
untuk mendapatkan dana cair dengan cara menjaminkan suatu barang ke
Pegadaian.
Sebagai informasi, bunga yang diberlakukan untuk produk pegadaian ini relatif
rendah, yakni berkisar 0,75 – 1,15% per 15 hari.

#2 Produk Gadai Syariah (Rahn)


Produk yang satu ini tidak jauh berbeda dengan produk gadai konvensional,
dimana keduanya sama-sama membutuhkan jaminan berupa barang dari peminjam.
Yang membedakan adalah prinsip syariah, dimana produk ini tidak mengenal sewa
modal yang sama dengan bunga pinjaman.
Sebagai gantinya, produk gadai syariah memperlakukan sewa tempat (ujrah)
kepada tiap peminjam.

#3 Produk Berbasis Fidusia


Berbagai sektor usaha kecil menengah atau UKM juga dapat memanfaatkan
fasilitas dari produk yang satu ini.
Produk ini ditujukan untuk menyediakan dana bagi usaha produktif di segala sektor
dengan benda bergerak maupun tidak bergerak yang tidak dapat dibebani
tanggungan.

[Baca Juga: Yuk Simak Hal Penting Ini Sebelum Investasi Emas untuk
Mahasiswa!]

Adapun peraturan mengenai jaminan fidusia terdapat dalam Undang-undang


Nomor 42 tahun 1999.

#4 Produk Gadai Sistem Angsuran


Secara konsep, produk yang satu ini tidak jauh berbeda dengan produk gadai
konvensional, dimana peminjam akan memperoleh dana segar dari hasil gadai
barang dagangannya.
Perbedaannya terletak pada peminjam melakukan pembayaran pinjaman dengan
cara dicicil.

#5 Produk Investasi Emas


Produk investasi gadai ini ditujukan bagi para masyarakat yang memiliki logam
mulia berupa emas dengan cara tunai maupun mengangsur.
Emas yang dijual oleh pegadaian berbentuk lempengan logam mulia dengan berat
1 gram hingga 1000 gram.
Selain itu, pegadaian juga mengadakan arisan emas agar tiap orang dapat membeli
produk ini. Hal ini dilakukan untuk mengakomodasi kebutuhan dan gaya hidup
masyarakat.
Apakah Anda tertarik untuk berkebun emas di pegadaian?
Simak artikel berikut ini: cara investasi emas batangan dengan berkebun emas,
apakah menguntungkan atau tidak?
Jika Anda tertarik untuk berinvestasi emas, miliki secara gratis ebook panduan
berinvestasi emas bagi pemula dari Finansialku.
Gratis Download Ebook Investasi Emas untuk Pemula
Download Ebook Sekarang

#6 Jasa Taksiran
Pegadaian juga memiliki produk jasa taksiran yang menyediakan layanan jasa
pengujian nilai terhadap barang bergerak.
Produk ini berguna bagi masyarakat yang ingin menjual barang berharga, seperti
emas agar tidak dipermainkan atau ditipu oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab.
#7 Jasa Titipan
Produk yang satu ini sangat menolong bagi mereka yang begitu khawatir akan
keamanan barang berharga milikinya.
Hanya dengan membayar biaya jasa penyimpanan barang berharga, maka
konsumen akan sangat diuntungkan melalui produk jasa ini.
[Baca Juga: Tahukah Anda 7 Hal ini Mempengaruhi Harga Emas Antam Lho
Ini Sebabnya Harga Emas Berubah Setiap Hari]

#8 Jasa Sertifikasi Batu Mulia


Oleh karena begitu, maraknya penipuan akan batu mulia, pegadaian mengadakan
layanan yang produknya disebut sebagai G-Lab.
Layanan ini merupakan bentuk pengujian dan penilaian untuk melihat keaslian
batu permata, logam mulia atau pun jenis batuan lainnya.
Apabila batu logam mulia terbukti asli, maka Pegadaian akan menerbitkan
sertifikasi bagi batu logam mulia tersebut.

Kelebihan dari Menggunakan Pegadaian


1. Persyaratan kredit yang terbilang ringan.
2. Tidak ada prosedur pembukaan rekening giro dan lainnya.
3. Tidak ada beban biaya administrasi.
4. Jumlah angsuran yang disesuaikan dengan kemampuan.
5. Penetapan sistem bunga menurun.
6. Dapat memperpanjang masa pengembalian pinjaman.
7. Bisa menggadaikan barang apa saja.
[Baca Juga: Mengetahui Pilar Keuangan Syariah dan Prinsip Dasar Keuangan
Syariah]

Kekurangan dari Menggunakan Pegadaian


1. Jumlah dana yang dapat dicairkan terbatas. Misalnya, harga emas saat ini
adalah Rp500.000 per gramnya, ketika Anda mencairkan dana di pegadaian,
mungkin saja harganya akan jauh dibawah harga Rp500.000 per gramnya.
2. Jaminan harus berupa barang yang memiliki nilai.
3. Bunga alias sewa modal yang ditawarkan oleh pegadaian relatif lebih tinggi
daripada bunga dari bank.
4. Barang yang digadaikan tidak bisa kita gunakan dan harus disimpan oleh
pihak pegadaian.

Bagi Anda yang merasa artikel di atas bermanfaat, Anda dapat membagikan
artikel tersebut kepada rekan-rekan atau kenalan Anda yang membutuhkan.
Bagikan juga tanggapan serta komentar Anda pada kolom yang tersedia di bawah
ini.
Sumber Referensi:
 Uang Teman. 16 November 2015. 7 Kelebihan Mengajukan Kredit Pegadaian.
Uangteman.com – https://goo.gl/erHBws
 Angelina Donna. 19 Oktober 2015. Ini 8 Produk Pegadaian yang Bisa Anda Gunakan.
Suara.com – https://goo.gl/VT9Nvb
 Admin. 8 Manfaat Pegadaian Bagi Masyarakat. Manfaat.co.id –
https://goo.gl/GkaBuU
 Mas Min. 22 Februari 2017. Pengertian, Fungsi, Peran, Manfaat Jenis dan Prinsip
Pengadaian Terlengkap. Pelajaran.co.id – https://goo.gl/zD7Azg
 Pegadaian.co.id – https://goo.gl/a2y4i1

Sumber Gambar:
 Definisi Pegadaian – https://goo.gl/8hKmtG
 Pegadaian – https://goo.gl/jKb4wN

Gratis Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 30 an

Download Ebook Sekarang









By Finansialku|October 5th, 2017|Categories: Istilah Keuangan|Tags: Definisi Pegadaian,
KamusFinansialku, KamusFinansialkuP, Pegadaian|0 Comments
Share This Story, Choose Your Platform!
FacebookTwitterLinkedInGoogle+PinterestEmail
About the Author: Finansialku

Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan independen yang berkompeten,


berpengalaman dan tersertifikasi professional. Finansialku menyediakan layanan konsultasi
perencanaan keuangan (financial planning) individu dan keluarga, seminar dan pelatihan terkait
perencanaan keuangan.
Related Posts


Definisi Cheque atau Cek Adalah
Gallery
Definisi Cheque atau Cek Adalah

Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK Adalah
Gallery
Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK Adalah


Definisi Anggaran Pendapatan dan Anggaran Belanja Negara APBN Adalah
Gallery
Definisi Anggaran Pendapatan dan Anggaran Belanja Negara APBN Adalah

Definisi Fidusia Adalah
Gallery
Definisi Fidusia Adalah


Definisi Murabahah Adalah
Gallery
Definisi Murabahah Adalah
Leave A Comment
Comment

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.
Cari Info
Search for:

 Recent


Hoax Investasi: Informasi Berlimpah dan Pentingnya Mekanisme Second Opinion
July 1st, 2019


Apa Saja Program Investasi Mahasiswa yang Mudah dan Menguntungkan?
July 1st, 2019


Harga Emas Hari Ini 01 Juli 2019 adalah Rp699.000 per gram
July 1st, 2019
Podcast Tebaru

Finansialku Podcast Eps 31 – Halusinasi Financial Freedom, Masih Muda Sudah


Mikir Financial Freedom?

Finansialku Podcast Eps 30 – 3 Jenis Perbudakan Modern yang Menghantui


Milenial

Selengkapnya
Video Tebaru

 VIDEO : 5 Cara Mengatur Keuangan Saat Mudik Supaya Tidak Over Budget
#KETUPAT Eps 3

 VIDEO : 3 Kiat Jitu Mengelola THR Dengan Baik dan Bijak #KETUPAT Eps 2
Event Terdekat

1.
Finansialku x TrustIQ: Make Money Work For You Now (Roadshow Mataram)
4 July @ 18:00 - 20:00
View All Events
Gabung dengan Social Media Finansialku
Cek Kesehatan Keuangan Keluarga Anda!
Finansialku
Tentang Finansialku
Aplikasi Finansialku
Seminar dan Pelatihan
Hubungi Kami
Press Kit

Resources
Komunitas
Guest Writer
Reksa Dana Online by Bareksa
Berita saham dan IHSG hari ini
Harga Emas Hari Ini
FAQ Perencanaan Keuangan
Contact Info
Jalan Sumber Mekar 26 Bandung
Phone:
022 2056 5890
Mobile:
0819 1151 6119
Email: Solusi@Finansialku.com
Web: Finansialku.com
Like dan Follow Finansialku

Copyright 2019 Finansialku.com | All Rights Reserved | Site Map | Privacy Policy | Redaksi |
Pedoman Siber
 Kartu Kredit
 Pinjaman
 Asuransi
 Simpanan
 E-Money
 Artikel
 Lainnya
 Masuk | Daftar

 Kartu Kredit
 Pinjaman
 Asuransi

 Masuk Daftar

Kredit Multiguna

Berbagai Jenis Pinjaman di Pegadaian dan


Syarat Pengajuannya
Edited by Cermati.com • 31 Mei 2019

Lagi bingung cari pinjaman? Selain pinjaman online resmi dan terpercaya maupun perbankan,
Anda juga dapat memanfaatkan fasilitas pinjaman dari Pegadaian, Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak di bidang penyaluran kredit untuk masyarakat berdasarkan hukum gadai.

Pegadaian pertama kali berdiri di daerah Sukabumi pada tahun 1901. Sampai
sekarang perusahaan pelat merah ini telah memiliki berbagai macam jenis produk pinjaman yang
bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan Anda.

Baca Juga: Biaya Nikah Dari Pinjaman? Perhatikan Hal Ini

Anda Bingung Cari Produk Kredit Multi Guna Terbaik? Cermati punya solusinya!

Berikut jenis dan cara memperoleh pinjaman di Pegadaian:

1. Produk KCA (Kredit Cepat dan Aman)


Kredit Cepat dan Aman (KCA) via pegadaian.co.id

Produk KCA ini merupakan sistem gadai yang diperuntukkan ke semua nasabah, baik itu untuk
kebutuhan konsumtif ataupun produktif. KCA adalah solusi terpercaya bagi Anda yang ingin
mendapatkan pinjaman dengan cara mudah, aman, serta cepat. Untuk produk ini sendiri, nasabah
diharuskan untuk membawa agunan berupa barang berharga atau surat penting kendaraan, seperti
perhiasan emas, emas batangan, mobil, motor, laptop, ponsel, dan barang elektronik lain.

 Keunggulan Produk KCA

a. Layanan produk ini ada di lebih dari 4.400 outlet Pegadaian di seluruh pelosok Indonesia.

b. Prosedur yang dijalankan bisa dibilang sangat mudah, nasabah hanya cukup membawa agunan
atau jaminan ke outlet.

c. Proses pencairan tidak memakan waktu yang lama, kurang lebih 15 menit dana itu akan cair.

d. Pinjaman bisa dari Rp50 ribu hingga Rp500 juta lebih tergantung kepada agunan yang telah
diajukan pihak nasabah. Maksimal uang pinjaman Rp5 miliar.

e. Jangka waktu pinjaman paling lama hanya 4 bulan atau 120 hari, serta dapat diperpanjang
dengan hanya membayar sewa modal saja atau bisa disebut dengan mengangsur sebagian uang
pinjaman.

f. Pelunasan bisa dilakukan kapan saja tanpa adanya batasan waktu.

g. Tidak perlu membuka rekening.

h. Nasabah mendapatkan pinjaman berbentuk uang tunai.

i. Sewa modal (bunga) yang diberikan mulai dari 0,75% per 15 hari.
j. Biaya administrasi Rp2.000-Rp125.000

 Syarat Mengajukan KCA

a. Menyerahkan agunan atau jaminan berupa barang berharga (misalnya emas).

b. Fotokopi KTP ataupun identitas diri lainnya.

c. Jika agunan tersebut berupa kendaraan, maka harus membawa BPKB dan STNK asli.

d. Nasabah harus menandatangani SBK (Surat Bukti Kredit).

2. Produk Krasida (Kredit Angsuran dengan Sistem Gadai)

Kredit Angsuran dengan Sistem Gadai (Krasida) via pegadaian.co.id

Produk Krasida (kredit angsuran bulanan) diperuntukkan bagi mereka pelaku Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk tujuan pengembangan usaha. Dengan adanya produk ini,
nasabah akan mendapatkan pinjaman berupa uang tunai dengan sistem gadai, namun
pembayarannya dengan sistem kredit.

 Keunggulan Produk Krasida

a. Proses mudah, kredit dapat cair dalam rentan waktu tidak lebih dari 1 minggu saja.

b. Membawa agunan berupa emas atau kendaraan bermotor, seperti mobil

c. Pinjaman mulai dari Rp1 juta hingga Rp250 juta (tergantung agunan). Maksimal Rp5 miliar.

d. Pinjaman mencapai 95% dari nilai taksiran agunan.

e. Tarif sewa modal (bunga) mulai 1,25% per bulan

f. Jangka waktu cukup fleksibel mulai dari 6, 12, 24, atau 36 bulan.

g. Pelunasan dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan pemberian diskon untuk sewa modal.

h. Krasida bisa diajukan di seluruh outlet pegadaian di kota Anda.

i. Biaya administrasi Rp10.000-Rp100.000

 Syarat Mengajukan Krasida

a. Fotokopi KTP dan KK (Kartu Keluarga).


b. Menyerahkan jaminan atau agunan.

c. Untuk agunan berupa kendaraan bermotor, dilengkapi dengan dokumen kepemilikan (BPKB
asli, fotokopi STNK dan faktur pembelian).

3. Produk Kreasi (Kredit Angsuran Sistem Fidusia)

Kredit Angsuran Sistem Fidusia (Kreasi) via pegadaian.co.id

Produk Kreasi merupakan kredit dengan asuransi bulanan bagi pelaku UKM untuk
pengembangan usaha dengan sistem fidusia. Sistem fidusia berarti agunan untuk pinjaman cukup
dengan BPKB, sehingga kendaraan masih bisa digunakan untuk usaha. Kreasi merupakan solusi
untuk mendapatkan fasilitas kredit yang cepat, mudah, dan murah.

 Keunggulan Produk Kreasi:

a. Agunan cukup BPKP kendaraan bermotor.

b. Pinjaman mulai dari Rp1 juta sampai Rp200 juta. Maksimal Rp400 juta

c. Jangka waktu fleksibel mulai dari 12, 18, 24, dan 36 bulan

d. Pelunasan dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan pemberian diskon untuk sewa modal

e. Proses kredit hanya butuh 3 hari, dan dana dapat segera cair.

f. Sewa Modal (bunga pinjaman) relatif murah dengan angsuran tetap per bulan.

 Syarat Mengajukan Kreasi:

a. Memiliki usaha yang memenuhi kriteria kelayakan serta telah berjalan 1 tahun

b. Fotokopi KTP, Kartu Keluarga, dan Surat Nikah (jika sudah menikah)

c. Menyerahkan dokumen yang sah

d. Menyerahkan dokumen kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB asli, fotokopi STNK,


dan faktur pembelian).

Baca Juga: Gunakan Cara Ini agar Terhindar dari Penipuan Pinjaman Online

4. Produk KCA Prima


Pegadaian KCA Prima via pegadaian.co.id

Adalah fitur kredit cepat dan aman yang menjadi solusi tepat untuk mendapatkan pinjaman
dengan bunga 0% dan jangka waktu hingga 60 hari. Tenor ini bisa diperpanjang

 Keunggulan:

a. Pinjaman bebas bunga 0%

b. Pinjaman mulai dari Rp50 ribu-Rp500 ribu

c. Agunan emas perhiasan, mobil, laptop, televisi, motor, ponsel, radio, dan kamera

d. Proses cepat, mudah, dan aman

e. Pinjaman jangka pendek dengan tenor 1-60 hari, dan dapat diperpanjang

4. Biaya administrasi dari Rp2.000-Rp5.000.

5. Bisa diperoleh di seluruh outlet Pegadaian

 Syarat mengajukan KCA Prima:

a. Melampirkan e-KTP/non e-KTP yang terdapa di Dukcapil

b. Tidak perlu Kartu Keluarga

c. Nasabah dalam satu KK yang sama hanya dapat memperoleh 1 kali periode kredit

d. Khusus pelajar atau mahasiswa kurang dari usia 30 tahun dapat mengajukan pinjaman sendiri.

5. Produk Kreasi Fleksi

Pegadaian Kreasi Fleksi

Memberi kemudahan layanan kredit dengan pola angsuran pembayaran fleksibel bagi nasabah
petani dan non-petani

 Keunggulan:

a. Agunan kendaraan bermotor, emas, alat produksi, persediaan

b. Pinjaman mulai dari Rp1 juta-Rp400 juta


c. Bunga mulai dari 5,5%-11-30%

d. Jangka waktu 3 bulan-36 bulan

e. Sistem pembayaran dapat dibayar 1 kali maupun angsuran secara berkala per 3, 4, 6 bulan.

f. Tersedia di seluruh outlet Pegadaian

 Syarat mengajukan Kreasi Fleksi:

a. Untuk masyarakat petani dan non-petani

b. Fotokopi KTP dan KK

c. Memiliki agunan kendaraan bermotor (BPKB asli, fotokopi STNK dan faktur pembelian) atau
bukti faktur pembelian barang.

6. Pegadaian Rahn

Pegadaian Rahn via pegadaian.co.id

Adalah gadai syariah untuk mendapatkan pinjaman dengan jaminan berupa emas perhiasan,
emas batangan, berlian, ponsel pintar, laptop, barang elektronik lain, motor, mobil atau barang
bergerak lain.

 Keunggulan:

a. Terdapat di lebih dari 600 outlet Pegadaian Syariah di seluruh Indonesia

b. Prosedur pinjaman cepat, hanya butuh 15 menit.

c. Pinjaman (Marhun Bih) mulai dari Rp50 ribu-Rp500 juta atau lebih

d. Tenor 4 bulan dan dapat diperpanjang berkali-kali

e. Tanpa harus membuka rekening

f. Pelunasan dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan perhitungan Mu’nah selama masa pinjaman

g. Pinjaman dalam bentuk tunai atau ditransfer ke rekening nasabah

h. Tarif ijaroh berkisar dari 5% (APR minimum) hingga 7% APR (APR maksmimum) per tahun.

 Syarat mengajukan Pegadaian Rahn:


a. Fotokopi KTP

b. Memiliki barang jaminan

c. Untuk agunan kendaraan bermotor, membawa BPKB dan STNK asli.

d. Nasabah menandatangani Surat Bukti Rahn (SBR).

Untuk informasi lengkap mengenai produk pinjaman dan non-pinjaman di Pegadaian,


Anda bisa menghubungi call center di nomor 1500569.

Pilih Sesuai Kebutuhan


Anda dapat memilih produk pinjaman mana yang paling cocok untuk kebutuhan Anda sekarang.
Selain di Pegadaian, fasilitas pinjaman lain, seperti Kredit Tanpa Agunan (KTA) maupun Kredit
Multiguna (KMG) bisa Anda ajukan melalui fintech yang menjadi marketplace produk
keuangan. Ada juga fasilitas pinjaman online yang ditawarkan fintech peer to peer lending resmi
dan terpercaya.

Disclaimer:
Kami akan menjaga informasi yang akurat dan terkini, namun Kami tidak dapat menjamin
keakuratan informasi. Silakan verifikasi informasi kartu kredit, dan tingkat suku bunga selama
proses aplikasi.

 IDN
 ENG

Cabang

Pengadaan

Karir

Kontak

 PPID
 Profil
 Produk
 Tata Kelola
 Kinerja
 CSR Pegadaian
 Berita

Syarat & Ketentuan


Beranda Syarat & Ketentuan

Syarat & Ketentuan ini merupakan bentuk kesepakatan antara Pengguna dengan PT Pegadaian
(persero).

Berikut ini adalah Syarat & Ketentuan penggunaan Website Pegadaian. Dengan menggunakan
dan/atau mendaftarkan diri pada Website Pegadaian, Pengguna dianggap telah membaca,
memahami dan menyetujui semua isi dalam Syarat & Ketentuan ini. Jika Pengguna tidak
menyetujui salah satu, sebagian, atau seluruh isi Syarat & Ketentuan, maka Pengguna tidak
diperkenankan menggunakan Website Pegadaian.

Definisi

 Pegadaian adalah PT Pegadaian (persero) yang merupakan perseroan terbatas yang


memiliki dan menyediakan situs elektronik Pegadaian dan Website Pegadaian untuk
memberikan informasi tentang Perusahaan
 Syarat & Ketentuan adalah kesepakatan antara Pengguna dan pengelola Website
Pegadaian yang mengatur hak, kewajiban, tanggung jawab Pengguna dan pengelola
Website Pegadaian
 Pengguna adalah pihak yang menggunakan situs elektronik Pegadaian dan/atau Website
Pegadaian, termasuk namun tidak terbatas pada pelamar ataupun pihak lain yang sekedar
berkunjung ke situs elektronik Pegadaian dan/atau Website Pegadaian.

Data Pengunjung

Dengan memasukkan data ke dalam Website Pegadaian, Pengguna menyatakan bahwa data yang
dimasukkan adalah benar dan dapat digunakan untuk diproses lebih lanjut serta bersedia
menerima konsekuensi hukum dan sanksi jika di kemudian hari diketahui adanya ketidakbenaran
data dan/atau informasi yang diberikan.
Batasan Tanggung Jawab

Pegadaian selalu berupaya untuk menjaga Website Pegadaian aman, nyaman, dan berfungsi
dengan baik. Data dan informasi dalam Website Pegadaian mungkin tidak tersedia pada waktu
nyata.

Pengguna setuju bahwa Pengguna menggunakan Website Pegadaian atas risiko Pengguna
sendiri, dan bahwa Website Pegadaian tersedia sebagaimana adanya.

Sejauh diizinkan oleh hukum yang berlaku, Pegadaian (termasuk anak-anak perusahaan,
manajemen, dan karyawan) tidak bertanggung jawab, dan Pengguna setuju untuk tidak menuntut
Pegadaian untuk bertanggung jawab atas segala kerusakan atau kerugian (termasuk namun tidak
terbatas pada hilangnya uang, reputasi, keuntungan, atau kerugian tak berwujud lainnya) yang
diakibatkan secara langsung atau tidak langsung dari :

 Kelalaian dan kerugian yang ditimbulkan oleh Pengguna terkait dengan penggunaan
Website Pegadaian.
 Virus atau perangkat lunak berbahaya lainnya yang diperoleh karena mengakses atau
terhubung ke Website Pegadaian.
 Gangguan, bug, keterlambatan, atau kesalahan apapun dalam Website Pegadaian.
 Tindakan peretasan yang dilakukan oleh pihak ketiga kepada akun Pengguna ataupun
pada Website Pegadaian.
 Kerusakan perangkat keras Pengguna akibat penggunaan Website Pegadaian.
 Hal-hal lainnya yang terkait dengan penggunaan situs elektronik Pegadaian dan/atau
Website Pegadaian.

Pembebasan Tanggung Jawab

Dalam hal Pengguna memiliki perselisihan atau sengketa dalam Website Pegadaian ataupun
pada proses selanjutnya baik pada tahap seleksi maupun setelah Pengguna diterima/tidak
diterima dalam proses seleksi, Pengguna membebaskan Pegadaian (termasuk anak-anak
perusahaan, manajemen, dan karyawan) dari klaim dan tuntutan atas setiap kerusakan dan
kerugian (aktual dan/atau tersirat) yang timbul dari sengketa tersebut termasuk namun tidak
terbatas pada biaya hukum. Dengan demikian, Pengguna setuju untuk melepaskan segala
perlindungan hukum (yang terdapat dalam undang-undang atau peraturan hukum yang lain) yang
akan membatasi cakupan ketentuan pembebasan ini.

Pembaharuan

Syarat & Ketentuan mungkin diubah dan/atau diperbarui dari waktu ke waktu tanpa
pemberitahuan sebelumnya. Pegadaian menyarankan agar Pengguna membaca secara seksama
dan memeriksa Syarat & Ketentuan ini dari waktu ke waktu untuk mengetahui adanya perubahan
tersebut, dan Pengguna dianggap menyetujui perubahan-perubahan dalam Syarat & Ketentuan
ini.
Pembaruan Terakhir : 17 April 2018

Terdaftar dan Diawasi Oleh:

QUICK LINKS

 Syarat & Ketentuan


 Kebijakan Privasi
 Pengadaan
 Pelaporan Pelanggaran

 Karir
 FAQ
 Lokasi Cabang
 Sitemap

HUBUNGI KAMI

Kantor Pusat: Jl. Kramat Raya 162 Jakarta Pusat


10430 INDONESIA

Form Kontak
0213155550 02180635162






Copyright © 2019 PT. Pegadaian - Persero. All Rights Reserved.

Kontak | Indonesia | English

 KEUANGANKU ▾
 SIMPANAN ▾
 INVESTASI ▾
 PINJAMAN ▾
 PROTEKSI ▾
 MATERI & ALAT ▾
 KEGIATAN ▾
 BERITA

Beranda > Keuanganku > Mengelola Keuanganku > Mengapa Diperlukan Perencanaan
Keuangan > Kenali Lembaga dan Produk Pegadaian Sebelum Membeli

Share

KENALI LEMBAGA DAN PRODUK


PEGADAIAN SEBELUM MEMBELI
Frans Padji nampaknya paham betul manfaat layanan jasa keuangan khusus gadai. Pasalnya, pria yang saat ini
bekerja lepas ini sering menggunakan jasa lembaga keuangan itu untuk mendapatkan dana tunai semasa kuliah.

Pusat gadai swasta, ujarnya, menjadi pilihan utama karena persyaratannya mudah dibanding perusahaan gadai milik
negara, PT Pegadaian. Jasa gadai swasta juga semakin banyak dan mudah ditemui, khususnya di Jakarta. “Bunganya
memang mencekik, tapi persyaratan adminstrasinya tidak ribet. Cukup tunjukkan KTP, serahkan barang dan duit-
nya cair,” ungkapnya.

Namun, Frans baru-baru ini menyadari ternyata proses administrasi layanan gadai di PT Pegadaian juga tidak rumit.
Calon nasabah BUMN itu pun cukup membawa agunan, baik berupa perhiasan maupun kendaraan dan alat
elektronik untuk memeroleh kredit secara cepat dan aman. “Saya baru tahu, Pegadaian juga bisa menerima barang
elektronik, tidak sebatas barang perhiasan dan sertifikat.”

Tidak hanya Frans, kurangnya pemahaman akan fungsi lembaga gadai resmi juga masih dialami sebagian besar
masyarakat.

Direktur Bisnis I PT Pegadaian, Harianto Widodo, mengakui masih banyak yang belum paham fungsi perseroan
secara umum. Akibatnya, manfaat yang ditawarkan perseroan belum dimaksimalkan oleh masyarakat. “Masyarakat
seringkali hanya mengenal Pegadaian sebagai BUMN yang menyediakan jasa gadai, padahal ada layanan lain yang
diberikan,” jelasnya.

Tiga Lini Bisnis Pegadaian

Dia menuturkan layanan jasa keuangan PT Pegadaian dibedakan dalam tiga lini bisnis, yakni pembiayaan,
perdagangan emas dan usaha lainya. Lini bisnis pembiayaan memiliki dua skema, yaitu berbasais gadai dan fidusia.
Pembiayaan berbasis gadai memungkinkan masyarakat untuk memperoleh kredit dengan agunan seperti emas,
kendaraan bermotor dan barang elektronik.

Pembiayaan berbasis fidusia mensyaratkan agunan benda bergerak, berupa surat bukti pemilikan kendaraan
bermotor (BPKP), sehingga kendaraan masih dapat digunakan debitur. “Masyarakat hanya tahunya gadai saja,
padahal ada pembiayaan berbasis gadai dan ada berbasis fidusia,” kata Harianto.
Sejumlah produk pada lini bisnis pembiayaan, antara lain kredit cepat aman (KCA), Krasida, Kreasi dan Kredit
Multi Guna. PT Pegadaian juga mengembangkan lini pembiayaan berbasis syariah dengan sejumlah produk, yakni
pembiayaan Rahn, Arrum dan Amanah.

“Layanan pembiayaan kami sangat ritel, dengan minimum satu juta rupiah dan maksimal Rp200 juta. Kami
menawarkan solusi pembiayaan dengan akses gampang, bunga kompetitif, serta memiliki banyak outlet,” tuturnya.

Lini bisnis lain PT Pegadaian adalah layanan jual dan titip emas. Usaha ini sebenarnya memfasilitasi masyarakat
yang ingin melakukan investasi dengan emas, baik individu maupun kolektif.

Lanjutnya, PT Pegadaian menawarkan layanan penjualan emas secara tunai atau angsuran melalui produk mulia.
Ada juga layanan titip-jual emas yang ditawarkan perseroan dalam produk Konsinyasi Emas.

Produk terbaru yang diluncurkan perseroan adalah Tabungan Emas. Proyek yang tengah diujicobakan di 78 kantor
PT Pegadaian itu menawarkan investasi emas yang sangat terjangkau bagi masyarakat.

Hanya dengan harga Rp5.000,00 kata Harianto, masyarakat dapat menjual dan membeli emas dengan fasilitas titipan
yang ditawarkan PT Pegadaian. Dia menyatakan dengan menabung setiap bulan, nasabah akan membeli emas dalam
satuan terkecil seperseratus gram.

Nilai emas dalam satuan gram akan diakumulasikan dalam saldo tabungan dan kemudian dicetak dengan nilai
minimal lima gram. “Ini masih piloting. Konsepnya adalah menabung emas, bukan menabung uang.”

Logam mulia itu menjadi salah satu instrumen investasi dengan nilai terjaga sehingga dapat diagunkan lagi untuk
memperoleh pembiayaan.

Menurut dia, pihaknya memiliki lini bisnis ketiga yakni Aneka Jasa yang menawarkan jasa keuangan khusus
lainnya, antara lain Kucica atau layanan pengiriman dan penerimaan uang dari dalam dan luar negeri, serta jasa
taksiran, titipan dan sertifikasi batu mulia.

Rating

Senang

41%

Puas

21%
Menginspirasi

26%

Tidak Peduli

12%

Daftar Perusahaan Fintech Yang Berizin dan Terdaftar di OJK Per Mei 2019

Selengkapnya >>

Bantulah S

Tips Terpopuler

Menjadi Millenial yang Cerdas Keuangan


Baca selengkapnya >>

SADARI, AMATI, IKUTI PERKEMBANGAN FINANCIAL TECHNOLOGY


Baca selengkapnya >>

CARA CERDAS MERENCANAKAN KEUANGAN


Baca selengkapnya >>

NGGA MAU PENGAJUAN KREDIT DITOLAK? BACA ARTIKEL INI!


Baca selengkapnya >>

Youth Finsight - Keuangan Inklusif Untuk Indonesia


Baca selengkapnya >>

Tips Terbaru
Hidup Dengan Gaji Yang Dimiliki
Baca selengkapnya >>

Sudah Mulai Merencanakan Pernikahan? Bicarakan Keuangan dengan Pasangan Wajib Hukumnya!
Baca selengkapnya >>

Evaluasi Keuangan Untuk Perencanaan Keuangan Yang Baik di Tahun 2019


Baca selengkapnya >>

Mungkinkah Milenial bisa Beli Rumah di Usia 25 Tahun?


Baca selengkapnya >>

Selamat Ulang Tahun yang Ketujuh Otoritas Jasa Keuangan!


Baca selengkapnya >>

Alat Edukasi

Aplikasi Ponsel

Kalkulator Keuangan

Permainan

Ingin bertanya, menyampaikan


informasi, atau pengaduan?

Klik disini >>


 Tentang Minisite OJK
 Disclaimer
 Tanya Jawab
 Hak Cipta
 Pengaduan Online
 Peta Situs

2018 © Hak Cipta Dimiliki Oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Sikapi Uangmu

Sikapi Uangmu

Kontak | Indonesia | English

 KEUANGANKU ▾
 SIMPANAN ▾
 INVESTASI ▾
 PINJAMAN ▾
 PROTEKSI ▾
 MATERI & ALAT ▾
 KEGIATAN ▾
 BERITA

Beranda > Keuanganku > Mengelola Keuanganku > Mengapa Diperlukan Perencanaan
Keuangan > Kenali Lembaga dan Produk Pegadaian Sebelum Membeli

Share

KENALI LEMBAGA DAN PRODUK


PEGADAIAN SEBELUM MEMBELI
Frans Padji nampaknya paham betul manfaat layanan jasa keuangan khusus gadai. Pasalnya, pria yang saat ini
bekerja lepas ini sering menggunakan jasa lembaga keuangan itu untuk mendapatkan dana tunai semasa kuliah.

Pusat gadai swasta, ujarnya, menjadi pilihan utama karena persyaratannya mudah dibanding perusahaan gadai milik
negara, PT Pegadaian. Jasa gadai swasta juga semakin banyak dan mudah ditemui, khususnya di Jakarta. “Bunganya
memang mencekik, tapi persyaratan adminstrasinya tidak ribet. Cukup tunjukkan KTP, serahkan barang dan duit-
nya cair,” ungkapnya.

Namun, Frans baru-baru ini menyadari ternyata proses administrasi layanan gadai di PT Pegadaian juga tidak rumit.
Calon nasabah BUMN itu pun cukup membawa agunan, baik berupa perhiasan maupun kendaraan dan alat
elektronik untuk memeroleh kredit secara cepat dan aman. “Saya baru tahu, Pegadaian juga bisa menerima barang
elektronik, tidak sebatas barang perhiasan dan sertifikat.”

Tidak hanya Frans, kurangnya pemahaman akan fungsi lembaga gadai resmi juga masih dialami sebagian besar
masyarakat.

Direktur Bisnis I PT Pegadaian, Harianto Widodo, mengakui masih banyak yang belum paham fungsi perseroan
secara umum. Akibatnya, manfaat yang ditawarkan perseroan belum dimaksimalkan oleh masyarakat. “Masyarakat
seringkali hanya mengenal Pegadaian sebagai BUMN yang menyediakan jasa gadai, padahal ada layanan lain yang
diberikan,” jelasnya.
Tiga Lini Bisnis Pegadaian

Dia menuturkan layanan jasa keuangan PT Pegadaian dibedakan dalam tiga lini bisnis, yakni pembiayaan,
perdagangan emas dan usaha lainya. Lini bisnis pembiayaan memiliki dua skema, yaitu berbasais gadai dan fidusia.
Pembiayaan berbasis gadai memungkinkan masyarakat untuk memperoleh kredit dengan agunan seperti emas,
kendaraan bermotor dan barang elektronik.

Pembiayaan berbasis fidusia mensyaratkan agunan benda bergerak, berupa surat bukti pemilikan kendaraan
bermotor (BPKP), sehingga kendaraan masih dapat digunakan debitur. “Masyarakat hanya tahunya gadai saja,
padahal ada pembiayaan berbasis gadai dan ada berbasis fidusia,” kata Harianto.

Sejumlah produk pada lini bisnis pembiayaan, antara lain kredit cepat aman (KCA), Krasida, Kreasi dan Kredit
Multi Guna. PT Pegadaian juga mengembangkan lini pembiayaan berbasis syariah dengan sejumlah produk, yakni
pembiayaan Rahn, Arrum dan Amanah.

“Layanan pembiayaan kami sangat ritel, dengan minimum satu juta rupiah dan maksimal Rp200 juta. Kami
menawarkan solusi pembiayaan dengan akses gampang, bunga kompetitif, serta memiliki banyak outlet,” tuturnya.

Lini bisnis lain PT Pegadaian adalah layanan jual dan titip emas. Usaha ini sebenarnya memfasilitasi masyarakat
yang ingin melakukan investasi dengan emas, baik individu maupun kolektif.

Lanjutnya, PT Pegadaian menawarkan layanan penjualan emas secara tunai atau angsuran melalui produk mulia.
Ada juga layanan titip-jual emas yang ditawarkan perseroan dalam produk Konsinyasi Emas.

Produk terbaru yang diluncurkan perseroan adalah Tabungan Emas. Proyek yang tengah diujicobakan di 78 kantor
PT Pegadaian itu menawarkan investasi emas yang sangat terjangkau bagi masyarakat.

Hanya dengan harga Rp5.000,00 kata Harianto, masyarakat dapat menjual dan membeli emas dengan fasilitas titipan
yang ditawarkan PT Pegadaian. Dia menyatakan dengan menabung setiap bulan, nasabah akan membeli emas dalam
satuan terkecil seperseratus gram.

Nilai emas dalam satuan gram akan diakumulasikan dalam saldo tabungan dan kemudian dicetak dengan nilai
minimal lima gram. “Ini masih piloting. Konsepnya adalah menabung emas, bukan menabung uang.”

Logam mulia itu menjadi salah satu instrumen investasi dengan nilai terjaga sehingga dapat diagunkan lagi untuk
memperoleh pembiayaan.

Menurut dia, pihaknya memiliki lini bisnis ketiga yakni Aneka Jasa yang menawarkan jasa keuangan khusus
lainnya, antara lain Kucica atau layanan pengiriman dan penerimaan uang dari dalam dan luar negeri, serta jasa
taksiran, titipan dan sertifikasi batu mulia.

Rating
Senang

41%

Puas

21%

Menginspirasi

26%

Tidak Peduli

12%

Daftar Perusahaan Fintech Yang Berizin dan Terdaftar di OJK Per Mei 2019

Selengkapnya >>

Bantulah S

Tips Terpopuler
Menjadi Millenial yang Cerdas Keuangan
Baca selengkapnya >>

SADARI, AMATI, IKUTI PERKEMBANGAN FINANCIAL TECHNOLOGY


Baca selengkapnya >>

CARA CERDAS MERENCANAKAN KEUANGAN


Baca selengkapnya >>

NGGA MAU PENGAJUAN KREDIT DITOLAK? BACA ARTIKEL INI!


Baca selengkapnya >>

Youth Finsight - Keuangan Inklusif Untuk Indonesia


Baca selengkapnya >>

Tips Terbaru

Hidup Dengan Gaji Yang Dimiliki


Baca selengkapnya >>

Sudah Mulai Merencanakan Pernikahan? Bicarakan Keuangan dengan Pasangan Wajib Hukumnya!
Baca selengkapnya >>

Evaluasi Keuangan Untuk Perencanaan Keuangan Yang Baik di Tahun 2019


Baca selengkapnya >>

Mungkinkah Milenial bisa Beli Rumah di Usia 25 Tahun?


Baca selengkapnya >>

Selamat Ulang Tahun yang Ketujuh Otoritas Jasa Keuangan!


Baca selengkapnya >>

Alat Edukasi

Aplikasi Ponsel
Kalkulator Keuangan

Permainan

Ingin bertanya, menyampaikan


informasi, atau pengaduan?

Klik disini >>

 Tentang Minisite OJK


 Disclaimer
 Tanya Jawab
 Hak Cipta
 Pengaduan Online
 Peta Situs

2018 © Hak Cipta Dimiliki Oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Sikapi Uangmu

Sikapi Uangmu

EKONOMI ISLAM
 Klasik
 Kartu Lipat
 Majalah
 Mozaik
 Bilah Sisi
 Cuplikan
 Kronologis

1.

May

Makalah INTEGRASI EKONOMI


(custom union dan area perdagangan
bebas)
Diposting 1st May oleh tessa_neechan

Lokasi: Sukarame, Bandar Lampung City, Lampung, Indonesia

Label: Mata Kuliah Ekonomi Internasional

Tambahkan komentar

2.

May

Makalah Proyeksi Neraca


Diposting 1st May oleh tessa_neechan
Lokasi: Sukarame, Bandar Lampung City, Lampung, Indonesia

Label: Mata Kuliah Penganggaran Bisnis

Tambahkan komentar

3.

May

Proposal Metopen Ekonomi Syariah BAB


I
Diposting 1st May oleh tessa_neechan

Lokasi: Sukarame, Bandar Lampung City, Lampung, Indonesia

Label: Mata Kuliah METOPEN Ekonomi

Tambahkan komentar

4.

May

Makalah Proyeksi Neraca


PROYEKSI NERACA

(diajukan sebagai tugas matakuliah penganggaran bisnis)

Dosen :

Disusun Oleh :

KELOMPOK 6

Diah Damayanti 1651010482

Dina Fatmawati 1651010483

Lina Susanti 1651010436

Raden Ayu Kartini 1651010449

Tessa Miltasari 1651010443


KELAS F

PRODI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG

T.A 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas khadirat allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini disusun sebagai tugas matakuliah Penganggaran Bisnis dengan judul “ Proyeksi Neraca ”.

kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar dalam makalah ini baik
dari segi kalimat maupun tata bahasa. Oleh karna itu kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Bandar Lampung,28 April 2019

Pemakalah
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... I

KATA PENGANTAR ........................................................................................................II

DAFTAR ISI ......................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Neraca................................................................................................................................. 2
B. Faktor yang Berpengaruh .................................................................................................... 4
C. Metode ................................................................................................................................ 5
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perushaan Dalam penyususnan dan penentuan komposisi dana banyak menggunakan


pendekatan neraca oleh karenanya proyeksi neraca adalah salah satu penyeesaian dari proses
penyusunan dan pelaporan komposisis dana tersebut. Dimana neraca merupakan Neraca
kadang-kadang disebut juga sebagai laporan posisi keuangan yang melaporkan aktiva,
kewajiban, dan ekuitas pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu.
Proyeksi neraca juga dapat mempermudah kita dalam menganalisis suatu keuanagan
perusahan, dan memudahkan akuntan tersebut dalam menganalisis seimbang atau tidaknya.
Sehingganya proyeksi neraca ini nantinya akan mengetahui apakah rencana strategis perushaan
akan menghasilkan manfaat seperti yang diharapkan oleh perushaan atau tidak nantinya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Neraca


2. Apasaja Faktor Yang Mempengaruhi Neraca
3. Bagaimana Metode Penyusunan Proyeksi Neraca

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Neraca


2. Untuk Mengetahui Faktor Apasaja Yang Mempengaruhi Neraca
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Metode Penyusunan Proyeksi Neraca
BAB II

PEMBAHASAN

A. Neraca
Akhir dari seluruh penyusunan anggaran komprehensif suatu perusahaan adalah
penyusunan proyeksi neraca. Proyeksi neraca merupakan tahap akhir dari seluruh tahap yang
harus dilalui untuk menyusun anggaran induk suatu badan usaha. Proyeksi neraca sendiri baru
akan dapat disusun jika anggaran parsial yang lain telah selesai disusun. Berdasarkan berbagai
anggaran parsial yang dimiliki suatu perusahaan, mulai dari anggaran penjualan, anggaran
produksi, berbagai anggaran biaya, anggaran kas, dan anggaran laba, perusahaan dapat menyusun
proyeksi neraca.
Proyeksi neraca adalah proyeksi jumlah dan rincian kekayaan yang akan dimiliki
perusahaan beserta seluruh kewajibannya, baik kepada kreditor maupun kepada pemegang saham,
pada suatu periode tertentu di masa mendatang.
Karena proyeksi neraca baru dapat disusun setelah semua anggaran parsial lainnya selesai
disusun, maka untuk menyusun proyeksi neraca harus memperhatikan setiap elemen yang ada
didalam neraca beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Maksudnya setiap elemen di dalam
aktiva dan pasiva pada neraca suatu perusahaan akan ditentukan faktor lain yang terlebih dulu
berpengaruh terhadap setiap anggaran parsial. Karena itu, bagian anggaran suatu perusahaa harus
sangat memperhatikan berbagai aktivitas yang mempengaruhi elemen-elemen didalam anggaran
neraca yang disusunnya.
Mengingat sangat dipengaruhinya proses penyusunan anggaran neraca oleh faktor-faktor
lain yang harus terjadi lebih dulu sebelum menyusun anggaran neraca, maka lebih tepat kalau
neraca yang direncanakan perusahaan di dalam suatu periode pada waktu mendatang disebut
dengan proyeksi neraca dari pada anggaran neraca. Karena proyeksi adalah taksiran apa yang
akan terjadi jika suatu kondisi atau situasi yang lain terjadi terlebih dulu. Dan proses
penyusunan neraca yang direncanakan sangat ditentukan oleh kondisi lain atau faktor lain yang
harus terjadi lebih dahulu. Perbedaan lain antara proyeksi neraca dan anggaran parsial yang lain
adalah, anggaran parsial lain, mulai dari anggaran penjualan produksi, anggaran pembelian
bahan, anggaran produksi, anggaran biaya-biaya, semuanya merupakan anggaran yang disusun
dan akan dikerjakan pada sepanjang periode anggaran tersebut, selama satu tahun. Sedangkan
anggaran neraca adalah anggara pada akhir suatu periode tertentu. Anggaran yang disusun setelah
semua anggaran lain diselesaikan.
Secara umum, neraca terdiri dari dua bagian besar, yaitu sisi aktiva dan sisi
pasiva/kewajiban. Sisi aktiva berisi daftar kekayaan prusahaan beserta rincian jenis dan
jumlahnya. Sedangkan sisi kewajiban berisi kewajiban perusahaan kepada pihak kreditor dan
kepada pemegang saham atau pemilik perusahaan.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menyusun neraca adalah urutan penyusunan
rekening. Rekening-rekening aktiva diususun berdasarkan urutan likuiditasnya, yaitu taksiran
kecepatan aktiva tersebut dapat dicairkan menjadi uang tunai. Semakin mudah dan semakin cepat
suatu aktiva tertentu menjadi uang tunai, maka semakin didahulukan posisi pencatatannya
didalam neraca. Pada sisi kewajiban, penyusunannya dimulai dengan kewajiban yang lebih dulu
jatuh tempo hingga yang paling lama jatuh tempo.
Tabel 9.1 Elemen Neraca
Kelompok Akun
Aktiva Lancar  Kas: uang tunai dan ekuivalen kas
Adalah semua harta perusahaan  Surat-surat berharga: investasi jangka
yang diharapkan dapat berubah pendek
menjadi uang dalam tempo satu  Piutang usaha dan piutang wesel
tahun  Piutang karyawan
 Persediaan: barang dagangan atau
bahan baku
 Biaya-biaya yang dibayar di muka:
sewa, asuransi,dll
 Perlengkapan usaha
 Dan lain-lain
Investasi Jangka Panjang  Investasi dalam surat berharga
Adalah dana yang ditanamkan pada  Investasi dalam anak perusahaan
berbagai jenis aktiva  Investasi dalam aktiva tetap berwujud:
yang
diharapkan memberikan tanah, dll
Aktiva penghasilan bagi perusahaan  Dan lain-lain
Aktiva Tetap Berwujud  Peralatan Kantor
Adalah semua aktiva yang berumur  Kendaraan
lebih dari satu tahun dan memiliki Mesin
wujud fisik  Tanah
Aktiva Tetap Tidak Berwujud  Goodwill
Adalah semua aktiva yang tidak  Hak Paten
memiki wujud fisik tetapi memiliki Merek Dagang
manfaat nyata bagi perusahaan  Hak Cipta
 Dan lain-lain
Aktiva Lain-lain  Titipan kepada penjual
Adalah aktiva yang tidak dapat  Bangunan dalam pengerjaan
dikelompokkan pada kelompok  Dan lain-lain
aktiva diatas
Utang Lancar  Utang Usaha
Adalah kewajiban perusahaan yang  Utang Wesel
akan jatuh tempo dalam waktu  Utang Pajak
setahun
Kewajiban Pendapatan Diterima Di Muka  Pendapatan Diterima Di Muka
Utang Jangka Panjang  Utang Bank
Adalah kewajiban yang jatuh tempo  Obligasi
lebih dari setahun  Dan lain-lain
Ekuitas Pemilik  Modal/Modal Saham
Adalah semua 
kewajiban Laba Ditahan
Ekuitas perusahaan kepada pemilik
perusahaan

B. Faktor Yang Berpengaruh


Seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa setiap elemen neraca, baik disis aktiva maupun
pasiva, dipengaruhi secara langsung oleh anggaran parsial yang lain atau oleh kondisi yang lain.
Karena itu, perlu diketahui dengan baik faktor-faktor yang mempengaruhi elemen-elemen di
dalam neraca.
Tabel 9.2 Faktor yang Mmepengaruhi Elemen Neraca
Akun Neraca Faktor yang mempengaruhi

Aktiva

 Kas Saldo awal kas pada suatu periode ditambah dengan penerimaan
kas dan dikurangi dengan pengeluaran kas pada suatu periode.
(sumber : anggaran kas)

 Piutang Usaha Saldo awal piutang usaha ditambah dengan penjualan kredit
pada satu periode dikurangi dengan penerimaan piutang usaha.
(sumber : anggaran kas)

 Persediaan Persediaan pengaman/ safety stock

 Perlengkapan Usaha Jumlah transaksi pembelian dan pemakaiannya pada suatu


periode tertentu

 Aktiva Tetap Nilai aktiva tetap pada awal suatu periode ditambah dengan
rencana pembelian aktiva tetap baru (investasi) dikurangi dengan
nilai aktiva tetap yang dijual pada suatu periode.

Kewajiban

 Utang Usaha Saldo utang usaha pada awal periode ditambah dengan
pembelian kredit yang direncanakan dikurangi dengan jumlah
utang usaha yang akan dibayar pada satu periode tersebut

 Utang Bank Saldo utang bank pada awal periode ditambah dengan jumlah
kredit baru yang akan diterima dari bank dikurangi dengan utang
bank yang jatuh tempo dan akan dibayar pada periode tersebut.

 Obligasi Saldo utang obligasi pada awal periode ditambah dengan jumlah
obligasi baru yang akan diterbitkan pada periode ini dikurangi
dengan obligasi yang jatuh tempo dan akan dibayar pada periode
tersebut.

 Modal Saham Jumlah lembar saham yang beredar pada awal periode ditambah
dengan jumlah lembar saham baru yang akan diterbitkan,
dikalikan dengan nilai nominalnya.

 Laba Ditahan Saldo laba ditahan pada awal periode ditambah dengan laba
usaha yang dianggarkan dikurangi dengan jumlah dividen yang
direncanakan akan dibagikan pada periode tersebut.

Dari tabel diatas terlihat bahwa proyeksi neraca pada akhir suatu periode tertentu sangat
dipengaruhi oleh saldo awal periode dari setiap elemen yang ada pada neraca. Itu berarti, neraca
pada awal tahun akan berpengaruh langsung pada proyeksi neraca pada akhir periode tersebut.
Setelah neraca pada awal periode diketahui, maka proyeksi neraca pada akhir periode akan
dipengaruhi dan ditentukan oleh berbagai hal yang mempengaruhi kenaikan dan penurunan setiap
elemen neraca tersebut.

C. Metode
Untuk menyusun proyeksi neraca, metode yang paling mudah adalah menggunakan
persamaan akuntansi dasar. Dimana didalam metode tersebut didasarkan pada persamaan
bahwa jumlah aktiva akan selalu sama dengan besarnya utang/kewajiban dan modal/ekuitas dari
suatu badan usaha tertentu.
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS

Setiap kali terjadi penambahan didalam salah satu komponen aktiva suatu badan usaha,
selalu akan disertai dengan penambahan didalam komponen kewajiban atau ekuitas atau
pengurangan pada salah satu komponen aktiva lainnya. Demikian pula, jika terjadi pengurangan
pada salah satu komponen aktiva, selalu akan disertai dengan pengurangan didalam komponen
kewajiban atau ekuitas atau penambahan pada salah satu komponen aktiva lainnya.

Transaksi-transaksi yang hanya melibatkan rekening-rekening aktiva, atau yang melibatkan


rekening aktiva dan kewajiban, mungkin lebih mudah dimengerti karena lebih jelas hubungannya.
Misalnya :
1. Transaksi penerimaan pinjaman uang dari bank (kredit bank). Transaksi ini jelas akan menambah
kas perusahaan (di sisi aktiva) dan menambah utang bank (di sisi kewajiban).
2. Sebaliknya, transaksi pembayaran utang usaha akan mengurangi kas perusahaan (di sisi aktiva)
dan mengurangi utang usaha (di sisi kewajiban).
3. Sedangkan transaksi pembelian kendaraan (aktiva tetap) secara tunai, akan mengurangi kas
perusahaan dan akan menambah rekening aktiva tetap (keduanya di sisi aktiva).
Tetapi transaksi yang melibatkan rekening penjualan dan biaya, sering kali
membingungkan bagi pihak yang tidak memiliki latar belakang pendidikan akuntansi. Misalnya :

a. Transaksi penjualan tunai akan menambah kas (di sisi aktiva) dan menambah rekening laba
ditahan (di sisi kewajiban).
b. Transaksi penjualan kredit akan menambah piutang usaha (di sisi aktiva) dan menambah rekening
laba ditahan (di sisi kewajiban).
c. Transaksi pembayaran biaya secara tunai akan mengurangi kas (di sisi kewajiban) dan
mengurangi rekening laba ditahan (di sisi kewajiban).
d. Transaksi pengakuan biaya secara kredit akan menambah utang usaha dan mengurangi rekening
laba ditahan (keduanya di sisi kewajiban).

Tabel 9.3 Pengaruh Transaksi pada Akun


Transaksi Aktiva Utang Laba Ditahan
Penjualan tunai Kas bertambah - Bertambah
Penjualan kredit Piutang bertambah - Bertambah
Pembayaran biaya tunai Kas berkurang - Berkurang
Pengakuan biaya kredit - Utang bertambah Bekurang

Berdasarkan mekanisme pencatatan transaksi dengan menggunakan persamaan akuntansi


tersebut, maka dapat dibuat proyeksi neraca dari suatu badan tertentu.

Iluatrasi 9.1 baerikut ini mungkin dapat memperjelas pemahaman tentang metode penyusunan
proyeksi neraca.

PT. Tintamas adalah sebuah sebuah produsen pulpen yang berlokasi di Jakarta. Berkaitan
dengan proses penyusunan proyeksi neraca perusahaan tersebut untuk akhir tahun 2009, tim
penyusun anggaran perusahaan tersebut mengumpulkan berbagai data berikut:
Neraca

Per 31 Desember 2018

Kas 1.625.000.000 Utang usaha 600.000.000

Putang usaha 550.000.000 Utan bank 700.000.000

Perlengkapan 4.000.000

Persediaan bahan baku 200.000.000

Persedaan baang jadi 150.000.000 Modal saham 2.000.000.000

aktiva tetap 1.200.000.000 Laba diterima 429.000.000

Total aktiva 3.729.000.000 Total kewajiban ekuitas 3.729.000.000


pemilik

Sedangkan dari berbagai anggaran parsial yang lain, diketahui data-data penunjang sebagai
berikut:

a) Diperkirakan, perusahaan akan melakukan penjualan secara kredit sebesar Rp 1.000.000.000


sepanjang tahun 2009.

b) Sedangkan jumlah piutang yang akan diterima sepanjang tahun 2009, diperkirakan sebesar Rp
700.000.000.

c) Perusahaan merencanakan pembelian perlengkapan kantor pada tahun 2009 sebesar Rp


40.000.000.

d) Diperkirakan, perlengkapan kantor yang akan digunakan sepanjang tahun 2009 sebesar Rp
36.000.000.

e) Berkaitan dengan aktiva tetap perusahaan, direncanakan 4 unit kendaraan perusahaan akan dijual
dengan harga taksiran sebesar Rp 75.000.000 per unit.

f) Pada tahun 2009, perusahaan merencanakan membeli 5 unit kendaraan baru seharga Rp
150.000.000. perusahaan merencanakan membeli 10 unit computer baru seharga Rp 6.000.000
per unit dan 10 unit printer baru seharga Rp 1.500.000 per unit. Perusahaan juga merencanakan
membeli 10 set meja tulis dan kursi dengan taksiran harga sebesar Rp 2.000.000 per set. Di
samping itu, dari seluruh pembelian aktiva tetap yang direncanakan, sebanyak Rp 400.000.000
direncanakan akan dibayar pada tahun 2009.

g) Perusahaan merencanakan melakukan pembelian bahan baku secara kredit di sepanjang tahun
2009 sebesar Rp 800.000.000.

h) Sementara itu, utang usaha yang direncanakan akan dibayar di tahun 2009 adalah sebesar Rp
550.000.000.

i) Perusahaan merencanakan membayar utang bank sebesar Rp 200.000.000 pada tahun 2009. Pada
tahun yang sama perusahaan tidak merencanakan untuk menambah utang bank.

j) Perusahaan merencanakan akan membagikan deviden sebesar Rp 350.000.000 pada tahun 2009.

k) Biaya produksi yang dikeluarkan sepnjang tahun 2009 adalah sebagai berikut:

- Biaya pemakaian bahan baku sebesar Rp 300.000.000.

- Biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 80.000.000.

- Biaya overhed pabrik sebesar Rp 170.000.000.

Dari seluruh biaya overhed pabrik tersebut, diperkirakan sebesar Rp 25.000.000 merupakan biaya
penyusutan aktiva tetap.

l. Biaya operasional yang dikeluarkan sepanjang tahun 2009 adalah sebagai berikut:

- Biaya pemasaran sebesar Rp 300.000.000.


- Biaya administrasi dan umum besar Rp 80.000.000.
Dari seluruh biaya opersional tersebut, diperkirakan sebesar Rp 20.000.000 merupakan biaya
penyusutan aktiva tetap.
m. Dari jumlah penjualan sepanajng tahun 2009 tersebut, diperkirakan harga pokok penjualannya
sebesar Rp 600.000.000.

Berdasarkan data dan keterangan tersebut, maka dapat disusun proyeksi neraca dengan
menggunkan persamaan akuntasi, sebagaiman terlihat berikut ini:

Proyeksi neraca 2009 (dalam jutaan)

Kas Piutang Perleng. Bahan Barang Aktiva Utang Utang Modal Laba
Usaha
Kantor Baku Jadi Tetap Usaha Bank Saham Ditahan
1.625 550 4 200 150 1.200 600 700 2000 429

a 1000 1000

b 700 (700)

c (40) 40

d (36) (36)

e 300 (300)

f 845 400
(445)

g 800 800

h
(550) (550)

i (200)
(200)

j (350)
(350)

k 550 (25)
(225) (300)

l (20) (380)
(360)

m (600) (600)

455 850 8 700 100 1.700 1.250 500 2.000 63

a) Transaksi penjualan kredit ini akan menambah akun piutang usaha dan menambah akun laba
ditahan sebesar Rp.1.000.000.000.
b) Transakasi penerimaan piutang ini akan menambah akun kas dan mengirangi akun piutang usaha
sebesar Rp. 700.000.000.
c) transaksi pembelian peralatan kantor ini akan menambah akun peralatan kantor dan mengurangi
akun kas sebesar Rp. 40.000.000.
d) Transaksi pemakaian peralatan kantor ini akan mengurangi akun peralatan kantor dan mengurangi
akun kas laba ditahan sebesar 36.000.000.
e) Transaksi penjualan kendaraan ini akan menambah akun kas dan mengurangi akun aktiva tetap
sebesar Rp. 300.000.000.
f) Transaksi pembelian kendaraan sebesar Rp.845.000.000 : dimana sebanyak Rp. 445.000.000
akan dibayar tunai dan sisanya akan dibayar kredit, akan menambah akun aktiva tetap sebesar Rp.
845.000.000 dan mengurangi akun kas sebesar Rp.445.000.000 serta menambah akun utang
usaha sebesar Rp. 400.000.000.
g) Transaksi pembelian bahan baku secara kredit ini akan menambah akun persediaan bahan baku
dan menambah akun utang usaha sebesar Rp.800.000.000.
h) Transaksi pembelian bahan baku secara kredit ini akan menambah akun persediaan bahan baku
kas sebsar Rp.550.000.000.
i) Transaksi pembayaran utang bank ini akan. Mengurangi akun utang bank dan mengurangi akun
kas sebesar Rp. 200.000.000.
j) Transaksi pembagian deviden ini akan mengurangi akun kas dan mengurangi akun laba ditahan
sebesar Rp. 350.000.000.
k) Transaksi pencatatan biaya produksi sebesar Rp.550.000.000 ini akan menambah akun
persediaan barang jadi sebesar Rp.550.000.000 dan mengurangi akun kas sebesar Rp.
225.000.000; mengurangi akun persediaan bhan baku sebesar Rp. 300.000.000 dan mengurangi
akun aktiva tetap (penyusutan) sebesar Rp.25.000.000.
l) Transaksi pencatatan biaya oprasi sebesar Rp.380.000.000. ini akan mengurangi akun kas sebesar
Rp.360.000.000 dan mengurangi akun kas sebesar Rp.225.000.000; dan mengurangi akun aktiva
tetap(penyusutan) sebesar Rp.20.000.000 serta mengurangi akun laba ditahan sebesar
Rp.380.000.000.
m) Transaksi pencatatan harga pokok penjualan sebesar Rp.600.000.000 ini akan mengurangi akun
persediaan barang jadi sebesar Rp.600.000.000 dan mengurangi akun laba ditahan sebesar
Rp.600.000.000.

Berdasarkan kertas kerja penyusunan proyeksi neraca tersebut diatas, maka dapat
disusun proyeksi neraca PT. Tintamas per 31 desember 2009, seperti berikut :1[1]

Proyeksi neraca

Per 31 Desember 2019

Kas 455.000.000 Utang usaha 1.250.000.000

Putang usaha 850.000.000 Utan bank 500.000.000

Perlengkapan 8.000.000

1[1] Rudianto,”PENGANGGARAN Konsep dan Teknik Penyusunan Anggaran”,


(Jakarta:Erlangga,2009),hal 182-188.
Persediaan bahan baku 700.000.000

Persedaan baang jadi 100.000.000 Modal saham 2.000.000.000

aktiva tetap 1.700.000.000 Laba diterima 63.000.000

Total aktiva 3.813.000.000 Total kewajiban 3.813.000.000


ekuitas pemilik

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proyeksi neraca adalah proyeksi jumlah dan rincian kekayaan yang akan dimiliki
perusahaan beserta seluruh kewajibannya, baik kepada kreditor maupun kepada pemegang saham,
pada suatu periode tertentu di masa mendatang.

Seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa setiap elemen neraca, baik disis aktiva maupun
pasiva, dipengaruhi secara langsung oleh anggaran parsial yang lain atau oleh kondisi yang lain.
Karena itu, perlu diketahui dengan baik faktor-faktor yang mempengaruhi elemen-elemen di
dalam neraca. Adapun faktor yang mempengaruhinya ialah :
1) Kas
2) Piutang usaha
3) Persediaan
4) Perlengkapan usaha
5) Aktiva tetap
DAFTAR PUSTAKA

Rudianto, PNGANGGARAN Konsep dan Teknik Penyusunan Anggaran, (Jakarta:Erlangga,2009).

Diposting 1st May oleh tessa_neechan

Lokasi: Gg. Budaya, Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung 35131, Indonesia

Label: Mata Kuliah Penganggaran Bisnis

Tambahkan komentar
5.

May

Makalah INTEGRASI EKONOMI


(Custom Union dan Area Perdagangan
Bebas)

INTEGRASI EKONOMI (COSTUM UNION DAN AREA PERDAGANGAN


BEBAS)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Internasional

Dosen : Vitria Susanti, M.A.,M.Ec.,Dev.


Disusun Oleh: KELAS F / KELOMPOK 6

Dina Fatmawati 1651010483

Kenanga Tri Putri 1651010418

Nur Hidayatullah 1651010478

Tessa Miltasari 6151010443

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2019

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Berkat limpahan
rahmat dan karunia nikmatnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Integrasi
Ekonomi (Custom Union Dan Area Perdagangan Bebas)” dengan lancar. Penyusunan makalah
ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Internasional yang diampu oleh Vitria
Susanti, M.A., M.ec.Dev.

Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai
pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam
penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis
secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca. Demikian apa yang dapat
kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk
kami sendiri khususnya.

Bandar Lampung, 23 April 2019

KELOMPOK6

DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................................I

KATA PENGANTAR ....................................................................................................II

DAFTAR ISI ................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Integrasi Ekonomi ...................................................................................................... 3


B. Teori Custom Union .......................................................................................................... 12
C. Teori Area Perdagangan Bebas (Free Trade Area) ............................................................... 16
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 22
B. Saran .................................................................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 25


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Era baru yang kini makin membuka kesempatan kerjasama antar negara adalah integrasi
ekonomi. Era ini ditandai maraknya kesepakatan integrasi bilateral, di mana dalam dua dekade
terakhir ditandai oleh pesatnya perkembangan integrasi dan proliferasi integrasi ekonomi antar
negara dan antar kawasan dunia. Pada tingkat regional, adanya Regional Integration Agreement
antara lain melalui pembentukan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di kawasan Asia
Pasifik, European Union (EU) di Eropa, Mercado Comun del Sur (MERCOSUR) di Amerika Latin,
dan North America Free Trade Area (NAFTA) di Amerika Utara. Pada negara-negara Asia
Tenggara (ASEAN), integrasi ekonomi dimulai sejak tahun 1967 dalam deklarasi di Bangkok.
Selanjutnya berlaku Asean Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2003.

Integrasi ekonomi dilandasi konsep memberikan manfaat ekonomi bagi negara-negara


anggota maupun non-anggota. Prinsip dasar integrasi ekonomi adalah mengurangi atau
menghilangkan semua hambatan perdagangan di antara negara anggota dalam kawasan
tertentu untuk dapat meningkatkan arus barang dan jasa dengan bebas ke luar masuk melintasi
batas negara masing-masing anggota, sehingga volume perdagangan semakin tinggi.
Peningkatan volume perdagangan ini mendorong peningkatan produksi, peningkatan efisiensi
produksi, peningkatan kesempatan kerja, dan penurunan cost production sehingga dapat
meningkatkan daya saing produk dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Integrasi ekonomi juga mendorong dan memperlancar aliran investasi dari satu negara
ke negara lainnya, baik di dalam negara-negara anggota integrasi maupun masuknya investasi
dari negara bukan anggota ke negara-negara anggota integrasi. Hal ini menyebabkan terjadi
peningkatan dan akumulasi investasi yang seterusnya mendorong peningkatan output negara
dan kawasan serta peningkatan perdagangan antarnegara.2[1]
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan mengenai teori integrasi ekonomi!

2[1] Jawa Pos. 12 Mei 2009. Data Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Depnakertrans
2009.Diakses di https://www.jawapos.com/ pada tanggal 09 april 2019 pada pukul 13:00 wib.
2. Jelaskan mengenai teori custom union !
3. Jelaskan mengenai area perdagangan bebas!

C. Tujuan Masalah
1. Untuk dapat menjelaskan mengenai teori integrasi ekonomi.
2. Untuk dapat menjelaskan mengenai teori custom union.
3. Untuk dapat menjelaskan mengenai area perdagangan bebas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Integrasi Ekonomi


Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

perekonomian internasional yang lebih bebas dengan jalan menghapuskan semua hambatan-

hambatan (barriers) bekerjanya perdagangan bebas dengan jalan mengintroduksi semua

bentuk-bentuk kerjasama dan unifikasi. Integrasi dapat dipakai sebagai alat untuk mengakses

pasar yang lebih besar dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi sebagai untuk meningkatkan

kesejahteraan nasional. Dalam integrasi ekonomi terjadi perlakuan diskriminatif antara negara-

negara anggota dengan negara-negara non-anggota dalam melakukan perdagangan, sehingga

dapat memberikan dampak penciptaan (trade creation) dan dampak pengalihan (trade

diversion) (Salvatore, 2000)3[2].

Tujuan yang paling mendasar dari integrasi ekonomi ini adalah untuk

meningkatkan volume perdagangan barang dan jasa, meningkatkan mobilitas kapital dan tenaga

kerja, meningkatkan produksi, meningkatkan efisiensi produksi serta meningkatkan daya saing

produk yang dihasilkan. Pembentukan integrasi ekonomi pada akhirnya akan menciptakan

dampak meningkatnya kesejahteraan negara-negara anggota secara keseluruhan karena akan

mengarah pada peningkatan spesialisasi produksi, yang didasarkan pada keuntungan komparatif

(Lapipi, 2005).

3[2] Kompas, 11 Nov 2008. Data pengangguran lulusan sekolah tinggi per Pebruari 2007 berdasarkan
jenjang.Diakses di https://www.kompas.com/ pada tanggal 09 april 2019 pada pukul 13:10 wib.
Secara teoritis, integrasi ekonomi regional selain menimbulkan dampak

penciptaan perdagangan (trade creation) bagi negara anggota dapat pula menimbulkan dampak

pengalihan perdagangan (trade diversion) bagi negara non-anggota, sebagai akibat perlakuan

diskriminatif kepada negara non-anggota yang dapat memproduksi barang lebih efisien daripada

produksi negara anggota untuk komoditi yang sama. Kerjasama perdagangan internasional

diharapkan membawa implikasi positif, tetapi dampak negatifnya tidak dapat dihindari.

Viner (1950) menyadari dampak dari adanya kerjasama perdagangan internasional

dapat menyebabkan trade diversion dan trade creation. Trade creation merupakan dampak

positif yang menjadi peluang bagi suatu negara akibat beralihnya konsumsi dari produk

domestik yang bersifat high-cost menjadi produk impor yang bersifat low-cost. Sebaliknya, trade

diversion merupakan perubahan orientasi perdagangan ke arah yang tidak efisien akibat adanya

pengalihan dari produk impor yang bersifat low-cost dari negara non-anggota, menjadi produk

yang bersifat high-cost dari negara anggota perjanjian.

Menurut Kindleger dan Linders (1978) dalam Prabowo dan Wardoyo (2004) ada bentuk lima

integrasi yaitu:

1) Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Area) adalah suatu bentuk integrasi ekonomi di mana

pembatasan kuantitatif dan hambatan tarif antara negara-negara anggota dihapuskan; dan

setiap negara tetap memberlakukan tarifnya sendiri-sendiri terhadap negara luar yang bukan

anggota.

2) Custom Union adalah integrasi ekonomi di mana tarif antara negara anggota dihapuskan dan

“tarif bersama eksternal” (common external tariff) tetap diberlakukan terhadap negara bukan

anggota.
3) Pasar Bersama (Common Market) adalah bentuk integrasi ekonomi yang memiliki ciri-ciri Custom

Union plus pengapusan pembatasan perdagangan dan penghapusan pembatasan lalu lintas

faktor-faktor produksi antar negara anggota.

4) Uni Ekonomi (Economic Union) adalah satu bentuk integrasi di samping memiliki ciri-ciri pasar

bersama juga ada penyeragaman kebijakan ekonomi dan sosial.

5) Uni Supranasional (Supranational Union) adalah bentuk integrasi ekonomi di mana

pemerintahan nasional menyerahkan kekuasaan dan sovereignity kebijaksanaan ekonomi dan

sosial kepada otoritas supranasional.

Pembentukan integrasi ekonomi akan menciptakan dampak meningkatnya kesejahteraan

negara-negara anggota secara keseluruhan karena akan mengarah pada peningkatan spesialisasi

produksi, yang di dasarkan pada keuntungan komparatif. Perdagangan adalah salah satu

jaringan utama untuk perwujudan keuntungan dari integrasi di satu sisi dan biaya-biaya

disintegrasi pada sisi lain. Integrasi ekonomi dalam wujud kawasan perdagangan bebas, custom

union yang menurunkan atau menghapuskan hambatan perdagangan seperti tarif dan non tarif,

biaya-biaya transaksi dan ketidakpastian nilai tukar. Disintegrasi, pada sisi lain membawa

pembatasan nasional baru, dan menciptakan hambatan perdagangan.

Berbagai bentuk kerjasama seperti perjanjian perdagangan bilateral, regional, dan

multilateral merupakan bentuk upaya untuk mengoptimalkan perdagangan internasional. Salah

satu jalan yang ditempuh kebanyakan negara adalah dengan membentuk perjanjian area

perdagangan bebas atau yang biasa disebut dengan Free Trade Area (FTA). Semakin banyaknya
negara-negara yang terlibat dalam beberapa perjanjian dagang, baik bilateral, regional, atau

multilateral, menunjukkan perkembangan FTA kearah yang positif.

Integrasi Ekonomi ASEAN

ASEAN merupakan organisasi kerjasama regional Asia Tenggara yang


dideklarasikan di Bangkok 8 Agustus 1967, atas inisiatif Indonesia, Malaysia, Philipina, Thailand
dan Singapura. Dasar pembentukan ASEAN adalah memperkuat stabilitas ekonomi dan sosial
dan menjamin stabilitas keamanan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan
ekonomi, sosial dan budaya. Dalam perkembangannya, masuk Brunai Darussalam tahun 1984;
Vietnam tahun 1994; Kamboja, Laos dan Myanmar tahun 1995 sehingga saat ini ASEAN menjadi
10 negara4[3].

Bentuk kerjasama ekonomi untuk negara-negara di Asia Tenggara tercermin dengan

dibentuknya ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tahun 1992 yang bertujuan untuk

meningkatkan kerjasama dibidang ekonomi dan perdagangan. Kerjasama ekonomi ASEAN

semakin kuat dan berkembang setelah disepakati jadwal penurunan tarif sejak tahun 1993 dan

realisasi perdagangan bebas yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2003. Kemudian pada

konferensi tingkat tinggi ASEAN tahun 1997 melahirkan visi untuk memperluas integrasi

ekonomi dengan membentuk ASEAN Economic Community (AEC) yang siap dilaksanakan pada

tahun 2020 dan telah disepakati pada KTT ke-9 di Bali pada Oktober 2003. AEC dimaksudkan

untuk menjadi pasar tunggal dan basis produksi, dengan pergerakan bebas barang, jasa,

investasi, tenaga kerja terampil dan aliran modal lebih bebas. AEC juga dapat membantu

perkembangan ekonomi yang merata di kawasan dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan

ekonomi-sosial pada tahun 2020. Pada bulan November 2002, para Kepala Pemerintahan ASEAN

merekomendasikan pembentukan AEC pada tahun 2020; yang kemudian dipercepat menjadi

4[3] Direktorat Kelembagaan Dikti. 2009. Pedoman Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis
dan PTS. diakes di https://kelembagaan.ristekdikti.go.id pada tanggal 09 april 2019 pada pukul 14:00 wib.
2015. Proposal ini didukung oleh berbagai pertimbangan, termasuk: (i) keinginan untuk

menciptakan agenda pasca AFTA, (ii) kebutuhan untuk memperdalam integrasi ekonomi di

kawasan ini dalam upaya peningkatan kawasan perdagangan bebas (FTA), (iii) kemungkinan

bahwa FTA bilateral, yang anggota bebas untuk terlibat, akan membahayakan integrasi ASEAN,

dan (iv) pasca-1997, pelajaran krisis keuangan Asia yang mengakui pentingnya kerjasama baik

dalam sektor riil dan keuangan, dan arus bebas tenaga kerja terampil.

Tabel 1. Nilai Pangsa Ekspor dan Impor Sepuluh Besar Partner Perdagangan ASEAN 2013

Pangsa Perdagangan ASEAN


Negara Partner Nilai (Juta US$)
(%)

Perdagangan
Ekspor Impor Total Ekspor ImporTotal

ASEAN 330.318,1 278.240,2 608.558,3 26,0 22,4 24,2

Tiongkok 152.545,5 197.962,8 350.508,4 12,0 16,0 14,0

EU-28 124.434,1 121.794,1 246.228,3 9,8 9,8 9,8

Japan 122.863,2 117.903,9 240.767,1 9,7 9,5 9,6

USA 114.509,7 92.345,7 206.855,4 9,0 7,4 8,2

Korea, Republic of 52.823,0 82.139,6 134.962,6 4,2 6,6 5,4

Taiwan 35.469,4 66.220,0 101.689,4 2,8 5,3 4,0

Hong Kong 82.084,8 13.135,9 95.220,7 6,5 1,1 3,8

Australia 45.526,1 22.531,4 68.057,5 3,6 1,8 2,7

India 41.935,2 25.926,7 67.861,9 3,3 2,1 2,7

Lain-lain 168.618,9 222.188,1 390.807,1 13,3 17,9 15,6


Total 1.271.128,1 1.240.388,4 2.511.516,5 100 100 100

Sumber: ASEAN Merchandise Trade Statistics Database

Perdagangan intra-regional adalah perdagangan yang dilakukan antar negara

dalam satu regional, sedangkan perdagangan Inter-regional ASEAN adalah perdagangan

yang dilakukan oleh suatu negara denganga negara di luar regionalnya. Tabel 1

menunjukkan sepuluh negara utama partner perdagangan ASEAN. Untuk perdagangan

intra-regional ASEAN memiliki pangsa sebesar 26 persen. Untuk perdagangan Inter-regional

ASEAN sendiri masih didominasi oleh negara Tiongkok yang berada di posisi pertama, dengan

pangsa pasar yang cukup tinggi sebesar 12 persen diikuti EU-28, Japan, dan USA masing-masing

berada di posisi kedua (9,8 persen), ketiga (9,7 persen) dan keempat (9 persen) dari sepuluh

besar negara partner dagang ASEAN.

Grafik 1. Tren Perdagangan Intra-regional ASEAN (Juta US$)


Sumber: ASEAN Secretariat (2015)

Grafik 1 menunjukkan tren perdagangan Intra-regional ASEAN yang meningkat

baik dari sisi ekspor, impor, dan trade balance nya dari tahun 1993-2013. Pada tahun 1998 dan

2009 terdapat penurunan dari ketiga indikator perdagangan Intra-regional ASEAN tersebut, hal

ini disebabkan oleh dampak dari krisis ASEAN pada tahun 1997-1998 dan krisis ekonomi Amerika

pada tahun 2008-2009 yang ikut mempengaruhi kondisi perdagangan Intra-regional ASEAN

(ASEAN International Merchandise Trade Statistics Yearbook 2014). Berdasarkan grafik di atas,

tercatat pada tahun 2013 Ekpor Intra-regional ASEAN di angka 330.318 Juta US$, meningkat dari

323.855 Juta US$ (2012). Untuk impor intra-regional ASEAN sedikit meningkat di angka 278.240

Juta US$ (2013) dan 278.193 Juta US$ (2012) serta trade balance intra-regional ASEAN sebesar

52.078 Juta US$ yang juga menigkat dari 45.662 Juta US$ (2012). Hal ini menunjukkan kondisi

perdagangan intra-regional ASEAN yang cukup baik, dan mengindikasikan dampak positif dari
ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang tercermin dari peningkatan indikator perdagangan Intra-

regional ASEAN.

Grafik 2. Tren Perdagangan Inter-regional ASEAN (Juta US$)

Sumber: ASEAN Secretariat (2015)

Di sisi lain, tren perdagangan inter-regional ASEAN menunjukkan tren yang meningkat di

sisi ekspor dan impor nya, masing-masing di angka 940.810 Juta US$ (2013) dan 962.148 Juta

US$ (2013) serta trade blance yang defisit pada tahun tersebut di angka -21.338 Juta US$ (2013).

Dari data tersebut, terdapat indikasi bahwa kondisi perdagangan inter-regional ASEAN masih di
dominasi oleh impor dibandingkan ekspor ke luar negara ASEAN, hal tersebut mengindikasikan

adannya pengalihan perdagangan yang cukup besar keluar dari bloc negara ASEAN.

Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina (ASEAN 5) merupakan negara yang

dipilih dalam penelitian ini. Alasannya adalah karena beberapa karakteristik yang serupa antar

negara tersebut. Karakteristik tersebut mencakup pertumbuhan ekonomi, potensi peluang dan

pengalihan perdagangan, dan ketersediaan data yang mendukung. Liberalisasi memiliki dampak

positif dan negatif bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal ini terutama diukur dari

kesiapan berbagai sektor domestik dalam menghadapi liberalisasi, khususnya liberalisasi

perdagangan. Negara-negara anggota ASEAN tentunya sangat berharap ASEAN Economic

Community (AEC) dapat menjadi mediasi bagi terciptanya interdependensi yang

menguntungkan bagi negara-negara anggota ASEAN.

AEC akan membentuk ASEAN sebagai pasar tunggal, basis produksi, dan

membuat ASEAN lebih dinamis serta menjadi daya tarik yang kuat dalam perekonomian global.

Kajian secara mendalam mengenai integrasi ekonomi ASEAN menjelang diterapkannya ASEAN

Economic Community (AEC) di akhir tahun 2015 menjadi penting dan menarik khususnya untuk

melihat penciptaan perdagangan (trade creation) dan pengalihan perdagangan (trade diversion)

yang ditimbulkan terutama bagi arus perdagangan dan kesejahteraan negara-negara ASEAN.

B. Teori Custom Union


1. Pengertian Custom Union
Suatu bentuk intregrasi ekonomi yang mengadakan pembebasan tarif perdagangan
dalam perdagangan di antara sesama anggota dan penentuan suatu tarif yang jumlahnya sama
dalam peerdagangan dengan negara non anggota. Dengan kata lain, dalam perdagangan sesama
negara anggota terdapat pembebasan bea cukai, sedangkan untuk negara yang bukan anggota
ada kebijaksaan bea cukai, yaitu penetapan tarif bea yang jumlahnya sama. 5[4]

Serikat pabean (Customs union) adalah persetujuan antara dua negara atau lebih untuk
menghilangkan hambatan perdagangan yang berupa pengurangan atau
peniadaan bea masuk. Serikat pabean berbeda dengan perdagangan bebas. Hal ini karena
negara di luar anggota serikat pabean akan dikenakan tarif umum. Persetujuan ini adalah
bentuk parsial dari integrasi ekonomi yang menawarkan langkah menengah antara zona
perdagangan bebas (yang memungkinkan perdagangan bebas tetapi tidak memiliki sistem tarif
umum) dan pasar umum (dikenakan tarif umum dan memungkinkan gerakan bebas dari sumber
daya seperti modal dan tenaga kerja antara negara-negara anggota). Sebuah zona perdagangan
bebas dengan tarif umum adalah serikat pabean.

2. Tujuan Custom Union


a. Meningkatkan efisiensi dan mendekatkan hubungan diplomatik (politik dan budaya) di antara
negara anggota.
b. Merangsang wilayah perdagangan yang luas, menghilangkan halangan untuk bersaing,
memungkinkan alokasi sumber-sumber bahan baku lebih ekonomis, sehingga mendorong
penambahan produksi dan menaikkan taraf hidup.
c. Mendorong adanya penerapan tarif umum eksternal dan kuota bersama dimana hal ini
memerlukan kerjasama yang lebih intens, mengingat pendapatan yang didapat dari impor non-
anggota akan dibagi secara rata bersama-sama.
d. Upaya menaikkan biaya yang lebih tinggi untuk konsumen baik di negara pengimpor atau
pengekspor.
e. Pemerintah berusaha melindungi produsen dan juga mengurangi biaya konsumen melaui serikat
pabean.
3. Sistem Custom Union

5[4] Heidjrachman, R.P. 1982. Wiraswasta Indonesia.Yogyakarta: BPFE. Hlm.23.


Negara anggota menerapkan kebijaksanaan perdagangan luar negeri bersama, tetapi
dalam kasus tertentu mereka menerapkan kuota impor yang berbeda. custom union ini adalah
bentuk antara dari integrasi ekonomi, yakni bentuk antara dari perdagangan bebas di antara
anggota, tetapi tidak ada sistem tarif bersama, dengan bentuk pasar bersama (common market),
yang menerapkan tarif bersama dan memperkenankan pergerakan bebas dari pada sumber
daya termasuk modal dan tenaga kerja di antara negara anggota.
Syarat-syarat kearah pembentukan custom union :
a. Harus memudahkan perdagangan bebas antara anggotanya dan bukan menimbulkan halangan
baru.
b. Pembentukan tidak boleh mengakibatkan pembatasan atau hambatan yang timbul lebih tinggi
dari pada situasi sebelumnya, yaitu pada waktu negara-negara yang bersangkutan masih secara
individual berhubungan dagang dengan negara lain
c. Penghapusan hambatan itu harus di tujukan untuk seluruh perdagangan antara negara yang
tergabung
d. Pembentukan custom union harus melalui proses, yaitu mewajibkan semua negara anggota
untuk tidak hanya menghilangkan semua bentuk hambatan perdagangan diantara mereka,
namun juga menyeragamkan kebijakan perdagangan mereka terhadap negara luar yang bukan
anggota.

4. Contoh Kerjasama Internasional


Uni Eropa (Europa union)
Uni Eropa yang merupakan nama baru bagi masyarakat Eropa, atau yang dahulu lebih
dikenal sebagai masyarakat Ekonomi Eropa, memiliki sejarah yang cukup panjang. Lembaga yang
menjadi cikal bakalnya, yakni Masyarakat Ekonomi Eropa (European economic community)
dibentuk melalui pakta Roma pada bulan Maret 1957. Adapun negara-negara yang
membentuknya adalah Jerman Barat, Prancis, Italia, Belgia, Belanda, dan Luxemburg. Secara
resmi lembaga tersebut mulai beroperasi pada tanggal 1 Januari1958. Pada saat itu, negara-
negara tersebut sepakat untuk menurunkan hambatan perdagangan di antara mereka dam
memberlakukan kebijakan tarif yang seragam untuk negara-negara non-anggota. Selanjutnya,
negara-negara tersebut sepakat untuk membebaskan arus perdagangan produk industri di
antara mereka dan menerapkan suatu harga yang seragam utuk produk-produk pertanian sejak
tahun 1968. Lebih jauh negara-negara Eropa tersebut mulai mengurangi berbagai macam
hambatan bagi berlangsungnya arus pergerakan faktor produksi tenaga kerja dan modal di
antara mereka sejak tahun 1970. Pada tahun 1973, sejumlah negara lainnya bergabung.
Denmark, dan Irlandia bergabung pada tahun 1973. Yunani menusul pada tahun 1981, diikuti
oleh Spayol dan Portugal pada tahun 1986.
Cacatan terakhir menunjukan jumlah anggota penuh Uni Eropa mencapai 12 negara, di
samping sejumlah negara Eropa lainnya yang menjadi pengamat atau calon anggota. Pada
tanggal 1 Januari 1993, secara resmi, Uni Eropa menghapuskan semua bentuk semua hambatan
yang masih tersisa demi menciptakan arus perdagangan barag dan jasa serta pergerakan
sunber-sumber daya secara bebas (termasuk tenaga kerja) di kalangan negara-negara
anggotanya. Dengan demikian, Uni Eropa merupakan pasar tunggal (integrasi ekonomi dalam
tahap pasaran bersama) yang pertama di dunia, dan sekaligus merupakan blok perdagangan
yang terbesar di dunia dewasa ini. Hubungan perdagangan di antara negara-negara Uni Eropa
terus berkembang dan di perkirakan telah mencapai peningkatan dua kali lipat berkat di
hilangkannya berbagai hambatan perdagangan itu. Lebih dari separuh peningkatan perdagangan
tersebut merupakan perdagangan intra-industri (intra-industri trade).
Pembentukan Uni Eropa tersebut juga mingkatkan perdagangan di antara negara-
negara anggota dengan pihak luar non-anggota. Adapun peningkatan perdagangan eksternal
Uni Eropa tersebut dikarenakan:
1. Tumbuhnya perekonomian Uni Eropa secara keseluruhan secara drastis sehinga meningkatkan
permintaanya terhadap impor atas berbagai produk industri dari negara-negara luar bukan
angota;
2. Turunnya tingkat tarif untuk berbagai produk industri impor diberbagai negara berkat
tercapainya kesepakatan penting seri perundingan multilateral dalam kerangka GATT, yakni
Putaran Kennedy dan Putaran Tokyo, yang dipelopori oleh Amerika Serikat (pemerintah di
Washington itu sendiri sengaja mendukung dan menyelenggarakan seri perundingan
perdagangan tersebut karena ia khawatir perkembangan di Uni Eropa akan mengakibatkan
diversi perdagangan yang merugikan kepentingan ekspornya). Akan tetapi di sisi lain,
pembentukan Uni Eropa ternyata juga mengakibatkan diversi perdagangan khususnya dalam
komoditi pertanian, terutama produk-produk musiman seperti biji-bijian yang biasa diimpor dari
Amerika Serikat.
Pada tahun 1986, negara-negara anggota Uni Eropa menyepakati dijadikannya
undang-undang Eropa Tungal (single European Act) sebagai amandemen terhadap fakta roma
(tready of rome) yang merupakan “konstitusi” Uni Eropa. Undang-undang itu sendiri
mewajibkan dihapuskannya semua hambatan yang masih tersisa bagi berlangsungnya
perdagangan barang dan jasa serta pergerakan faktor-faktor produksi (modal, tenaga kerja)
secara bebas di antara negara-negara anggota paling lambat pada awal 1993. Terlepas dari hal
itu, investasi dari berbagai negara mengalir deras ke eropa karena mereka khawatir begitu pasar
tunggal eropa benar-benar tidak sesuai dengan “program 1992”, maka proteksionalisme Uni
Eropa akan meningkat dan mereka mengalami kesulitan dalam memasuki pasarnya. Beberapa
perkembangan dan kelembagaan terpenting dari Uni Eropa yang patut kita ketahui pada saat itu
adalah:
1. Negara-negara anggota Uni Eropa telah sepakat memberlakukan suatu sistem pajak nilai
tamnah (value added tax) bersama. Pajak nilai tambah adalah suatu pajak untuk tahapan
produksi (dari bahan menjadi barang setengah jadi, dan dari barang setengah jadi menjadi
produk final, yang biasanya masingmasing terbagi lagi menjadi sejumlah yang banyaknya
tergantung pada kompleksitas produk yang bersangkutan) yang akhirnya akan dibebankan
kepada konsumen (dalam bentuk harga jual).
2. Komisi Eropa (European Commission), yakni lembaga eksekutif Uni Eropa yang berada di Brusel,
kian aktif menjalankan perannya. Belum lama ini Komisi Eropa telah merancang serangkaian
rancangan undang-undang yang jika diterapkan secara optimal akan mempercepat penyatuan
Eropa.
3. Dewan Menteri (The Courcil of Ministers) Uni Eropa, yang para anggotanya mewakili masing-
masing pemerintah nasional negara anggota, juga semakain berfungsi karena dewan ini
berwenang mengambil keputusan final.6[5]

C. Teori Area Perdagangan Bebas (Free Trade Area)

6[5] Imron rosyadi, “Strategi Pengembangan Usaha Mikro Milik Mahasiswa” ,(Jurnal,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Vol.17 No.2, 2013,Universitas Muhammadiyah Surakarta)
1. Pengertian Area Perdagangan Bebas
Ide penyatuan ekonomi kawasan dimunculkan oleh Mundell (1961). Ia
berpendapat bahwa beberapa kawasan dapat bergabung menjadi satu dan mengadopsi satu
mata uang yang sama (single currency). Mundell mengusulkan suatu sistem dimana mata uang
tidak digambarkan oleh karakter suatu negara, tetapi oleh suatu area dimana mobilitas faktor-
faktor produksi memiliki derajat mobilitas yang tinggi. Dalam kawasan perdagangan bebas
terjadi perlakuan diskriminatif antara negara-negara anggota dengan negara-negara diluar
anggota blok perdagangan dalam melakukan perdagangan, sehingga akan memberikan dampak
kreasi dan dampak diversi bagi negara-negara anggota.
Perkembangan terbaru tentang blok-blok perdagangan regional adalah dengan
banyaknya perjanjian kesepakatan baru yang ditandatangani sejak tahun 1990 tentang
kesepakatan perdagangan preferential (Preferential Trade Arragement/PTA). PTA adalah suatu
persetujuan diantara dua negara atau lebih dimana tarif yang berlaku diantara mereka adalah
lebih rendah dari produk yang diperdagangkan dengan negara luar.
Secara teoritis, Salvatore (1997:338) dan Grifin dan Pustay (2002) mendefinisikan
kawasan perdagangan bebas (Free Trade Area), yaitu dimana semua hambatan perdagangan
tarif maupun non-tarif diantara negara-negara anggota dihilangkan sepenuhnya, namun masing-
masing negara anggota tersebut masih berhak menentukan sendiri apakah mempertahankan
atau menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan yang diterapkan terhadap negara-
negara diluar negara.
Namun apabila dinegara anggota FTA tidak terjadi hubungan dagang yang insentif
dikawasan tersebut tetapi lebih banyak berdagang dengan negara diluar anggota FTA, akan
terjadi penurunan volume perdagangan sehingga akan menurunkan kesejahteraan masyarakat
negara anggota dalam kawasan FTA.
Secara umum, indikator yang digunakan untuk mengetahui integrasi ekonomi
internasional ada dua cara, yaitu dengan menggunakan 1) pendekatan yang memfokuskan pada
harga dan 2) pendekatan yang memfokuskan pada kuantitas.
Pendekatan yang memfokuskan pada harga, pengukuran integrasi ekonomi
berdasarkan harga lebih disukai oleh para cendikiawan untuk mempertimbangkan suatu ukuran
secara aksioma, yaitu pemenuhan dengan hukum satu harga (law of one price/LOP) didalam
pasar yang secara geografis berbeda. Asumsi dari LOP memungkinkankita untuk mengukur
kemampuan dari integrasi dengan cara menghapuskan perbedaan harga komoditas dan modal
(asset) di wilayah yang berbeda pada pasar persaingan sempurna. Akan tetapi, metode ini
terkadang menyesatkan karena banyaknya jenis barang yang beredar diantara satu wilayah
dengan wilayah lainnya (heterogenous goods) yang menimbulkan kesulitan dalam menentukan
harga. Pendekatan yang memfokuskan pada kuantitas. Cara yang paling umum atau cara yang
biasa digunakan untuk mengukur integrasi ekonomi berdasarkan kuantitas adalah tingkat
keterbukaan (degree of openness). Metode ini menggunakan total perdagangan antara satu
wilayah dan wilayah lainnya sebagai indikator keterbukaan dan dibagi dengan GNP (gross
domestic product). Walaupun metode ini menyediakan pendekatan yang sederhana, namun
metode ini tidak lepas dari kekurangan. Pertama, metode ini tidak memperdulikan adanya
perbedaan ukuran ekonomi. Misalnya suatu daerah yang luas pasti memiliki peranan sektor-
sektor ekonomi yang lebih besar terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) daripada daerah yang
memiliki wilayah yang kecil dimana peranan sektor-sektor ekonominya kecil terhadap PDB
(Produk Domestik Bruto). Kedua, tingkat keterbukaan menjadi lebih tepat ketika jumlah dan segi
penting dari koneksi perdagangan masing-masing negara dan mempunyai aspek integrasi yang
relevan dengan dunia lainnya, karena indikator keterbukaan tidak memperdulikan permasahan
ini.7[6]
2. Contoh Kerjasama Internasional
Amerika Serikat dan perdagangan bebas Amerika Utara
Perkembangan penting terjadi pada bulan november 1993, ketika Amerika
Serikat, Kanada, dan Meksiko menandatangani Perjanjian Perdagangan Bebas Utara (NAFTA,
North American Free Trade Agreement) yang mulai berlaku secara efektif tanggal 1 Januari 1994.
Diharapkan perjanjian tersebut akan dapat membebaskan perdagangan barang dan jasa
diseluruh kawasan Amerika Utara. NAFTA juga dapat menghilangkan barbagai bentuk hambatan
non-tarif seperti kuota impor.
Meksiko merupakan mitra dagang terbesar ketiga Amerika Serikat setelah
Kanada dan Jepang. Setiap tahunnya, Meksiko mengekspor produknya senilai 36 miliar dollar ke
Amerika Serikat, dan mengimpor berbagai produk tetangganya yang jauh lebih kaya itu hingga
senilai 40 miliar dollar. Dampak terbesar nampaknya akan terjadi pada hubungan dagang antara

7[6] Jumarddin La fua, “Memupuk Jiwa Kemandirian di Lingkungan Kampus melalui


pendidikan enterpreneurship sebagai modal menuju kompetisi dunia kerja”,(2008), (Jurnal
Dosen Talbiyah STAIN Sultan Qaimuddin Kendari)
Amerika Serikat dan Meksiko. Amerika Serikat sendiri kelihatannya tidak akan memperolah
banyak menfaat dari dibebaskannya perdagangan dengan Meksiko. Meskipun demikian,
Amerika Serikat tetap bergabung dalam NAFTA dan ingin memastikan kepentingan-kepentingan
bisnis terlindungi.
Akses perdagangan bebas ke Meksiko akan memungkinkan industri-industri
Amerika Serikat mengimpor berbagai komponen padat karya yang murah dari Meksiko sehingga
Amerika Serikat dapat melangsungkan kegiatan operasinya dan akan lebih mudah
mempertahankan lapangan kerja bagi penduduk Amerika. Sebenarnya, keuntungan berupa
pencipaan lapangan pekerjaan baru bagi Meksiko dalam jangka pendek tidak berasal dari
Amerika Serikat, melainkan dari negara-negara lain seperti sejumlah perekonomian industri
baru di Asia ( Korea Selatan, Taiwan, Hongkong, dan Singapura), yang tingkat upahnya kurang
lebih setara dengan yang ada di Meksiko. Meksiko berkesempatan memetik banyak keuntungan
dari NAFTA, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
1. NAFTA akan mendorong tumbuhnya sektor ekspor karena NAFTA membuka pasar yang sangat
besar bagi para pengusaha, khususnya para pengekspor di Meksiko.
2. NAFTA akan mencegah terjadinya pelarian modal dari Meksiko ke negara-negara tetangganya di
Utara. Tanpa adanya NAFTA, sejumlah besar modal dari Meksiko akan terbang ketempat-tempat
lain yang diaggap lebih aman dan menguntungkan, khususnya Amerika Serikat.
NAFTA juga akan mendorong reformasi struktural yang lebih cepat dalam perekonomian
domestik Meksiko. Struktur dasar perekonomian Meksiko memang perlu direformasi secara
besar-besaran setelah mengalami kelumpuhan sepanjang dasawarsa 1980-an akibat pukulan
krisis utang internasional dan melonjaknya proteksionisme diberbagai negara yang menjadi
pasar tujuan ekspornya.8[7]
ASEAN Free Trade Area (AFTA)

AFTA merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk


membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing

8[7] Lieli Suharti dan Hani Sirine,”Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Niat
Kewirausahaan (enterpreneurial intention) studi terhadap mahasiswa Universitas Kristen Satya
Wacana,( Jurnal Fakutas Ekonomi dan Bisnis Vol.13 No. ,2012, ISSN:1411-1438, Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga)
ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta
serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. ASEAN Free Trade Area (AFTA)
adalah kawasan perdagangan bebas ASEAN dimana tidak ada hambatan tarif (bea masuk 0-5%)
maupun hambatan non tarif bagi negara-negara anggota ASEAN.

Perkembangan terakhir AFTA adalah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea
masuk impor barang bagi Brunai Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia, Philippines,
Singapura,Thailand,Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015. Sebagai Contoh :
Vietnam menjual sepatu ke Thailand, Thailand menjual radio ke Indonesia, dan Indonesia
melengkapi lingkaran tersebut dengan menjual kulit ke Vietnam. Melalui spesialisasi bidang
usaha, tiap bangsa akan mengkonsumsi lebih banyak dibandingyang dapat diproduksinya
sendiri. Namun dalam konsep perdagang tersebut tidak ada hambatan tarif (bea masuk 0-5%)
maupun hambatan non-tarif bagi negara – negara ASEAN melalui skema CEPT-AFTA.

AFTA Sendiri dibentuk pada waktu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV
di Singapura tahun 1992. Pada pelaksanaan perdagangan bebas khususnya di Asia Tenggara
yang tergabung dalam AFTA proses perdagangan tersebut tersistem pada skema CEPT-AFTA.
Common Effective Preferential Tarif Scheme (CEPT) adalah program tahapan penurunan tarif
dan penghapusan hambatan non-tarif yang disepakati bersama oleh negara-negara ASEAN
sehingga dalam melakukan perdagangan sesama anggota, biaya operasional mampu di tekan
sehinnga akan menguntungkan.

Dalam skema CEPT-AFTA barang – barang yang termasuk dalam tarif scheme
adalah semua produk manufaktur, termasuk barang modal dan produk pertanian olahan, serta
produk-produk yang tidak termasuk dalam definisi produk pertanian. (Produk-produk pertanian
sensitive dan highly sensitive dikecualikan dari skema CEPT). Dalam skema CEPT, pembatasan
kwantitatif dihapuskan segera setelah suatu produk menikmati konsesi CEPT, sedangkan
hambatan non-tarif dihapuskan dalam jangka waktu 5 tahun setelah suatu produk menikmati
konsensi CEPT.9[8]

9[8] Mutaqin,”Peningkatan Spirit Jiwa Enterpreneurship pada mahasiswa LPTK Melalui


Pengembangan Kurikulum KWU Berbasis Teknologi”,(Jurnal,2017, Universitas Negeri
Yogyakarta).
Tujuan AFTA

Tujuan AFTA adalah meningkatkan daya saing ekonomi negara-negara ASEAN dengan
menjadikan ASEAN sebagai basis produksi pasar dunia, untuk menarik investasi (foreign direct
invesment) dan meningkatkan perdagangan antar anggota ASEAN.

Manfaat AFTA

Menurut Douglas irwin, seorang ekonomi terkemuka menyatakan bahwa manfaat


perdagangangan bebas ada tiga yaitu :

1. Manfaat langsung, Manfaat langsung lain dari perdagangan bebas adalah tersedianya barang
yang lebih beragam. Kesejahteraan sebuah masyarakat akan meningkat bila mereka memiliki
beragam jenis barang untuk dipilih. Selain itu, keragaman jenis barang juga menguntungkan
produsen karena ia membuka kesempatan bagi tumbuhnya produksi barang-barang yang
dibutuhkan untuk memproduksi jenis barang yang lebih beragam dan lebih murah ongkos
produksinya.

2. Manfaat tidak langsung, Manfaat tak langsung dari perdagangan bebas adalah memperbesar
dan memperluas cakupan bebas pasar, dan karena itu produktivitas pun meningkat. Dengan
meningkatnya produktivitas, meningkat pula standar hidup warga sebuah negara. Inilah manfaat
tak langsung dari perdagangan.

Manfaat moral dan intelektual. Sejumlah manfaat tersebut, diantaranya potensi perdagangan
bebas untuk membawa perdamaian dengan menciptakan kesalingtergantungan antar negara,
dan juga kesalingpemahaman dan kerjasama. Bagi negara berkembang, perdagangan
internasional nampaknya bisa mendorong tumbuhnya rezim dan lembaga negara yang
demokratis. Meski manfaat-manfaat ini sulit untuk diukur secara kuantitatif, semakin banyak
kajian kreatif yang menunjukkan manfaat non-materil dari perdagangan bebas.10[9]

10[9] Sri Maryanti,Rita wiyati,dan M Thamin,”Strategi Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur


Mahasiswa di Universitas Lancang Kuning”,( Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.3,
2017, ISSN:2085-5214, Universitas Lancang Kuning Riau).
Strategi mengahadapi perdagangan bebas

1. Meningkatkan daya saing, pengamanan perdagangan dalam negeri serta penguatan ekspor.

2. Strategi pengamanan pasar domestik akan difokuskan kepada pengawasan tingkat border
(pengamanan) serta peredaran barang di pasar local

3. Mengharuskan setiap barang impor yang masuk ke Indonesia harus lolos verifikasi Sucofindo

4. SNI harus diberlakukan terhadap produk-produk buatan pabrik milik perusahaan Cina yang ada
di Indonesia.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur perekonomian
internasional yang lebih bebas dengan jalan menghapuskan semua hambatan-hambatan
(barriers) bekerjanya perdagangan bebas dengan jalan mengintroduksi semua bentuk-bentuk
kerjasama dan unifikasi.
Menurut Kindleger dan Linders (1978) dalam Prabowo dan Wardoyo (2004) ada bentuk lima
integrasi yaitu:

1) Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Area)

2) Custom Union

3) Pasar Bersama (Common Market)

4) Uni Ekonomi (Economic Union)

5) Uni Supranasional (Supranational Union)

Berbagai bentuk kerjasama seperti perjanjian perdagangan bilateral, regional, dan multilateral
merupakan bentuk upaya untuk mengoptimalkan perdagangan internasional.

2. Serikat pabean (Customs union) adalah persetujuan antara dua negara atau lebih untuk
menghilangkan hambatan perdagangan yang berupa pengurangan atau
peniadaan bea masuk. Serikat pabean berbeda dengan perdagangan bebas.
Tujuan Custom Union
a. Meningkatkan efisiensi dan mendekatkan hubungan diplomatik (politik dan budaya) di antara
negara anggota.
b. Merangsang wilayah perdagangan yang luas, menghilangkan halangan untuk bersaing,
memungkinkan alokasi sumber-sumber bahan baku lebih ekonomis, sehingga mendorong
penambahan produksi dan menaikkan taraf hidup.
c. Mendorong adanya penerapan tarif umum eksternal dan kuota bersama dimana hal ini
memerlukan kerjasama yang lebih intens, mengingat pendapatan yang didapat dari impor non-
anggota akan dibagi secara rata bersama-sama.
Sistem Custom Union
Negara anggota menerapkan kebijaksanaan perdagangan luar negeri bersama,
tetapi dalam kasus tertentu mereka menerapkan kuota impor yang berbeda. Custom union ini
adalah bentuk antara dari integrasi ekonomi, yakni bentuk antara dari perdagangan bebas di
antara anggota, tetapi tidak ada sistem tarif bersama, dengan bentuk pasar bersama (common
market), yang menerapkan tarif bersama dan memperkenankan pergerakan bebas dari pada
sumber daya termasuk modal dan tenaga kerja di antara negara anggota.
Contoh Kerjasama Internasional
Uni Eropa (Europa union)
Uni Eropa yang merupakan nama baru bagi masyarakat Eropa, atau yang dahulu lebih dikenal
sebagai masyarakat Ekonomi Eropa, memiliki sejarah yang cukup panjang. Lembaga yang
menjadi cikal bakalnya, yakni Masyarakat Ekonomi Eropa (European economic community)
dibentuk melalui pakta roma pada bulan Maret 1957. Adapun negara-negara yang
membentuknya adalah Jerman Barat, Prancis, Italia, Belgia, Belanda, dan Luxemburg. Secara
resmi lembaga tersebut mulai beroperasi pada tanggal 1 Januari1958.

3. Secara teoritis, Salvatore (1997:338) dan Grifin dan Pustay (2002) mendefinisikan kawasan
perdagangan bebas (Free Trade Area), yaitu dimana semua hambatan perdagangan tarif
maupun non-tarif diantara negara-negara anggota dihilangkan sepenuhnya, namun masing-
masing negara anggota tersebut masih berhak menentukan sendiri apakah mempertahankan
atau menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan yang diterapkan terhadap negara-
negara diluar negara.
Contoh Kerjasama Internasional
Amerika Serikat dan perdagangan bebas Amerika Utara
Perkembangan penting terjadi pada bulan November 1993, ketika Amerika
Serikat, Kanada, dan Meksiko menandatangani Perjanjian Perdagangan Bebas Utara (NAFTA,
North American Free Trade Agreement) yang mulai berlaku secara efektif tanggal 1 Januari 1994.
Diharapkan perjanjian tersebut akan dapat membebaskan perdagangan barang dan jasa
diseluruh kawasan Amerika Utara. NAFTA juga dapat menghilangkan barbagai bentuk hambatan
non-tarif seperti quota impor.
ASEAN Free Trade Area (AFTA)

AFTA merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu
kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional
ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta serta menciptakan pasar
regional bagi 500 juta penduduknya. ASEAN Free Trade Area (AFTA) adalah kawasan
perdagangan bebas ASEAN dimana tidak ada hambatan tarif (bea masuk 0-5%) maupun
hambatan non tarif bagi negara-negara anggota ASEAN.

Perkembangan terakhir AFTA adalah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea
masuk impor barang bagi Brunai Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia, Philippines,
Singapura,Thailand,Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015.

B. SARAN
1. Pertama-tama penulis berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan / ilmu dan dapat
menjadi sumber referensi mengenai integrasi internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Apridar,Ekonomi Internasional,(Jakarta:All Rights Reserved,2007).

Diakses di www.kemenaggo.id/ pada tanggal 19 April 2019 pada pukul 08:00 wib.

Ekananda,Mahyus,Ekonomi Internasional,(Jakarta:Erlangga,2014).
Ridwan,Ridwan, “Dampak Integrasi Terhadap Investasi Dikawasan ASEAN:Analisis Model

Gravitasi”. Vol. 5 No. 2 ISSN:2442-9155, Universitas Hasanudin:2009.

Salvatore,Dominick,Ekonomi Internasional,(Jakarta:Salemba Empat,2000).

Sariwati,Yulia S, “Integrasi Ekonomi dan Kesiapan Indonesia dalam Pelaksanaan ASEAN

Economic Community 2015”. Vol. II No. 2, Bandung,Universitas BSI 2014.

Diposting 1st May oleh tessa_neechan

Lokasi: Gg. Budaya, Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung 35131, Indonesia

Label: Mata Kuliah Ekonomi Internasional

Tambahkan komentar

6.

May

Proposal Metopen Ekonomi Syariah BAB


I

STRATEGI PENGELOLAAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MENJADI MAHASISWA


PENGUSAHA SEBAGAI MODAL DALAM PELAKU USAHA BARU
Proposal:

Diajukan untuk melengkapi tugas matakuliah Metodologi Penelitian Ekonomi

Nama Dosen Pengampu:

Anggoro Sugeng., S.E.I, M.Sh.Ec.

Oleh:

Shopia Ananda 1651010453

Siti Umi Nur Aisyah 1651010469

Tessa Miltasari 1651010443

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2019

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kewirausahaan atau enterpreneurshipadalah suatu proses kreati-vitas dan inovasi yang


mempunyai resiko tinggi untuk menghasilkan nilai tambah bagi produk yang berman-faat bagi
masyarakat dan mendatangkan kemakmur-an bagi wirausahawan. Data Depnakertrans (2009),
menunjukkan bahwa per 1 Mei 2009 sebanyak 51.355 pekerja terkena PHK, 28.017 orang
direncanakan di PHK, 22.440 dirumahkan, dan 19.191 orang direncanakan akan dirumahkan
(Jawa Pos 12 Mei 2009). Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi,
memprediksi PHK bisa mencapai 500.000 orang tahun ini.11[1]

Di samping itu, menurut pengamat aktivitas kewirausahaan (Entrepreneurial activity)


yang relatif masih rendah. Entrepreneurial activity diter-jemahkan sebagai individu aktif dalam
memulai bisnis baru dan dinyatakan dalam persen total penduduk aktif bekerja. Semakin rendah
indek entrepreneurial ac-tivity maka semakin rendah level entrepreneurship suatu negara, dan
dampaknya pada tingginya pe-ngangguran. Kondisi di atas mengisaratkan betapa masalah
pengangguran menjadi masalah yang sangat serius. Beberapa pihak menyoalkan tentang
keberadaan lulusan pergurguan tinggi saat ini. Menurut Hendarman, Direktur Kelembagaan Dikti
Depdiknas menyatakan ”data pengangguran terdidik di Indonesia menunjukkan bahwa semakin
tinggi pendidikan seseorang, semakin rendah kemandirian dan semangat kewirausahaan-
nya.”12[2]

Pemerhati kewirausahaan menyatakan bahwa sebagian besar lulusan Perguruan Tinggi


adalah lebih sebagai pencari kerja (job seeker) daripada pencipta lapangan pekerjaan (job
creator). Hal ini disebabkan sistem pembelajaran yang diterapkan di berbagai per-guruan tinggi
saat ini, yang umumnya lebih terfokus pada ketepatan lulus dan kecepatan memperoleh
pekerjaan, dan memarginalkan kesiapan untuk menciptakan pekerjaan. Ciputra (dalam
Direktorat Kelembagaan Dikti, 2009) menyatakan: ”Mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu jangan
hanya diajarkan bagaimana bisa bekerja dengan baik, tetapi dipacu untuk bisa menjadi pemilik
dari usaha-usaha sesuai latar belakang ilmu mereka,”.13[3] Pendidikan harus dijalankan dengan
kreatif. Pendi-dikan kewirausahaan harusnya membekali mahasiswa untuk mandiri dan tidak
berorientasi menjadi pencari kerja ketika yang bersangkutan menyelesaikan studinya. Hal ini
menurut Bob Sadino (di Jakarta, 18 Nopember 2008) sebagai dampak dari sistem pendidikan
Indonesia yang kebanyakan masih menggunakan prinsip belajar untuk tahu, bukan untuk
melakukan sesuatu.14[4]

Salah satu strategi yang selalu digunakan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi
para mahasiswa/i nya agar dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia baik oleh
pemerintah maupun perguruan-perguruan tinggi yaitu dengan cara mengembangkan berbagai
kebijakan dan program untuk mendukung terciptanya lulusan perguruan tinggi yang lebih siap
bekerja dan menciptakan lapangan kerja program-program tersebut diantaranya dengan
mengadakan pelatihan maupun pendidikan mengenai kewirausahaan.
B. Rumusan Masalah

1. Apakah pendidikan dan pelatihan kewirausahaan berpengaruh terhadap meningkatnya jiwa


kewirausahaan bagi para mahsiswa/i sebagai modal dalam pelaku usaha baru?
2. Faktor-faktor apasajakah yang mendukung dan menghambat dalam kegiatan wirausaha bagi
para mahasiswa/i sebagai modal dalam pelaku usaha baru?
3. bagaimanakah solusi untuk mengatasi permasalahan atau hambatan dalam melakukan kebiatan
wirausaha bagi para mahasiswa/i demi untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan sebagai modal
dalam pelaku usaha baru?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pendidikan dan pelatihan kewirausahaan berpengaruh terhadap


meningkatnya jiwa kewirausahaan bagi para mahasiswa/I sebagai modal dalam pelaku usaha
baru.
2. Untuk mengetahui Fakto-faktor yang mendukung dan menghambat berwirausaha bagi para
mahasiswa/I sebagai modal dalam pelaku usaha baru.
3. Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi permasalahan atau hambatan dalam melakukan
kebiatan wirausaha bagi para mahasiswa/i demi untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan
sebagai modal dalam pelaku usaha baru?

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi mahasiswa

Untuk memperluas pengetahuan wirausaha, Kesempatan mengasah jiwa wirausaha,


meningkatkan soft skill dengan terlibat langsung dalam dunia kerja, meningkatkan keberanian
memulai usaha, mendapat dukungan modal dan pendampingan secara terpadu, untuk
memahami konsep dan karakteristik apa yang harus disiapkan untuk menjadi mahasiswa
pengusaha (entrepreneurship student).

2. Bagi UKM
Mendapatkan tenaga kerja terdidik walaupun dalam jangka pendek, adanya peluang merekrut
pekerja baru atau mitra bisnis dimasa mendatang, memberikan akses terhadap informasi dan
teknologi, mempererat hubungan UKM dengan dunia kampus, terbantunya permasalahan usaha
UKM karena adanya transfer of knowledge.

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan jududl penelitian diantaranya sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Imron Rosyadi dengan judul “Strategi pengembangan
usaha mikro milik mahasiswa” (2013). Hasil penelitian ini menjukkan bahwa banyak terdapat
strategi yang dilakukan oleh perguruan tinggi dalam mengembangkan usaha mikro milik
mahasiswa yang meliputi: (a) memformulasikan strategi pengembangan usaha mikro dan kecil
tersebut melalui: (i) pengajaran kewirausahaan dan manajemen usaha berbasis soft skill dan (ii)
menyelenggarakan pendidikan dan latihan secara intensif, sistematis dan terpadu tentang
manajemen usaha dan kewirausahaan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi; (b) perguruan
tinggi bersinergi dengan Bank dan HIPMI untuk keperluan evaluasi kelayakan business plan,
pendampingan usaha dan konsultan bisnis bagi mahasiswa pelaku usaha; (c) memberikan
kemudahan akses permodalan bagi mahasiswa pelaku usaha yang business plan-nya dinilai layak
oleh tim penilai.15[5]

Penelitian yang dilakukan oleh Jumarddin La Fua (2008) dengan judul “Memupuk jiwa
kemandirian dilingkungan kampus melalui pendidikan enterpreneurship sebagai modal menuju
kompetensi dunia kerja” . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengembangan keilmuan
pendidikan enterpreneurship di perguruan tinggi dapat didisain untuk mengetahui (to know),
melakukan (to do), dan menjadi (to be) entrepreneur. Tujuan pendidikan to know dan to do
terintegrasi di dalam kurikulum program studi, terdistribusi di dalam matakuliah keilmuan.
Implementasi dari pendidikan enterpreneurship ini dimaksudkan untuk menginternalisasikan
nilai-nilai entrepreneurship, dimana perguruan tinggi menyediakan matakuliah pendidikan
enterpreneurship yang ditujukan untuk bekal motivasi dan pembentukan sikap mental
entrepreneur, pelatihan keterampilan bisnis praktis dan merealisasikan inovasi teknologi ke
dalam praktek bisnis. Pembetukan karakter entrepreneur mahasiswa dapat diterapkan melalui
dua strategi yaitu strategi makro dan mikro. Strategi makro berada pada tataran kebijakan
perguruan tinggi yang menjadi tugas dan tanggung jawab untuk menumbuhkembangkan jiwa
dan karakter enterpreneurship melalui program-program nyata sehingga diharapkan mahasiswa
dapat menjadi pencipta lapangan kerja seperti mengintegrasikan pembelajaran
entrepreneurship ke dalam kurikulum; mengembangkan entrepreneurship center pada
perguruan tinggi; serta menciptakan gerakan nasional budaya dan pelatihan entrepreneurship
bagi mahasiswa. Strategi mikro berada pada tataran pembelajaran di kelas terutama
pembelajaran entrepreneurshipseperti pembelajaran yang membentuk manusia secara holistik;
2) pembelajaran yang membangkitkan kelima panca indera mahasiswa; 3) pembelajaran yang
experiential learning; 4) pembelajaran yang real- life; 5) pembelajaran berbasis life skill
membentuk karakter entrepreneur; dan 6) Pembelajaran entrepreneurship tidak hanya fokus
pada Business Plan.16[6]

Penelitian yang dilakukan Lieli Suharti dan Hani Sirine (2012) dengan judul “Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap niat kewirausahaan (entrepeneurial intention) (studi terhadap
mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga)”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat signifikansi dari faktor-faktor sikap, yaitu faktor otonomi dan otoritas, faktor
realisasi diri, faktor keyakinan, dan faktor jaminan keamanan, dalam mempengaruhi minat
berwirausaha mahasiswa. Lebih lanjut, penelitian ini juga membuktikan peran penting dari
faktor-faktor kontekstual, seperti dukungan akademik, dukungan sosial, terhadap niat
berwirausaha dikalangan mahasiswa.17[7]

Penelitian yang dilakukan Mutaqin (2017) dengan judul “Peningkatan spirit jiwa
enterepreneurship pada mahasiswa LPTK melalui pengembangan kurikulum KWU berbasis
teknologi”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Pendidikan kewirausahaan sangat
diperlukan untuk meningkatkan spirit jiwa kewirausahaan, yang dilakukan melalui kegiatan
pembelajaran secara reguler yang tertuang dalam kurikulum kewirausahaan. 2) Pendidikan
kewirausahaan yang dikembangkan disesuaikan dengan pendidikan teknologi dan kejuruan,
yakni pendidikan kewirausahaan teknologi. 3) Konsep pendidikan kewirausahaan teknologi
menanamkan dan mendorong mahasiswa sejak dini senantiasa memikirkan dan
mengembangkan ide-ide kreatif, merancang, membuat dan mengembangkan bisnis yang
didasarkan pada materi-materi kuliah yang pernah dipelajarinya. 4) pengembangan materi yang
diberikan dalam pendidikan kewirausahaan yang dikemas dalam kurikulum kewirausahaan
teknologi antara lain meliputi analisis kebutuhan pelanggan dan pengembangan produk, prinsip-
prinsip kewirausahaan, model bisnis dan perencanannya, strategi pemasaran, strategi inovasi
dan invensi, manajemen, teknologi dan disain produk dan pengemasannya. 5) metode
pembelajaran kurikulum kewirausahaan teknologi terdiri atas empat tahapan, yaitu
pembelajaran dilakukan di kelas, melalui pengamatan di lapangan, pembuatan rencana usaha
dan pendampingan inkubasi. 6) Model pengembangan dilakukan melelui pembuatan masterplan
program pengembangan kurikulum kewirausahaan teknologi dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian, yaitu, penyusunan masterplan (roadmap) program pengembangan kurikulum, dan
penerapan kurikulum.18[8]

Penelitian yang dilakukan Sri Maryanti, Rita Wiyati, dan M. Thamrin (2017) dengan judul
“Strategi menumbuhkan jiwa enterpreneur mahasiswa di Universitas Lancang Kuning”. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi mahasiswa dalam mengikuti kuliah kewirausahaan
lebih dominan mengutamakan lulus dengan nilai bagus. Kerjasama dengan home industri atau
UMKM, pelaksanaannya merupakan inkubator bisnis, ini juga merupakan peluang untuk
meningkatkan strategi bagi perguruan tinggi untu menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi
mahasiswa. Ancaman dalam strategi menumbuhkan jiwa kewirausahaan antara lain masih ada
mahasiswa jika dalam proses pembelajaran lebih menyukai tingkat kehadiran dan mencatat
saja, tidak adanya latihan dan tugas lebih disukai tanpa mempertimbangkan dapat ilmu atau
tidak, dan semakin banyaknya jumlah perguruan tinggi yang ada di Pekanbaru.19[9]

Penelitian yang dilakukan oleh Adi Nugroho (2016) dengan judul “ Strategi
pengembangan kewirausahaan masyarakat melalui home industry keripik pisang desa
Banjarwaru Kecamatan Bawang Kabupaten Batang”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa Home industri negeri ciki adalah usaha rumah tangga yang memproduksi ceriping pisang
dengan aneka rasa, home industri ini beroperasi di Desa Banjarwaru Kecamatan Bawang
Kabupaten Batang. Kelebihan atau keunggulan home industri ini adalah dari segi aneha rasa
yang diproduksi beraneka rasa dimana hal itu tidak dimiliki home industri lainnya. Selain itu
produksi keripik pisang menggunakan bahan baku pisang yang berkualitas tinggi sehingga
menghasilkan produk keripik pisang yang berkualitas juga. Namun, kelemahan home industri ini
adalah teknologi yang digunakan untuk memproduksi keripik pisang ini masih manual sehingga
terbatas waktu jika ada pesanan banyak dari konsumen.20[10]

Penelitian yang dilakukan oleh Doni Mardiyanto (2009) dengan judul “Analisis
pelaksanaan kegiatan wirausaha mahasiswa pendidikan ekonomi jurusan pendidikan ilmu sosial
fakutas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta”. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa Pelaksanaan kegiatan wirausaha yang baik menjadikan usaha
berjalan dengan lancar dan bisa berkembang. Pelaksanaan kegiatan usaha mahasiswa meliputi
beberapa hal yaitu: (1) Persiapan usaha, dalam tahap ini dilakukan beberapa kegiatan persiapan
seperti penguatan minat berwirausaha, penentuan tujuan berwirausaha, persiapan modal usaha
yang berupa uang dan jaringan usaha. (2) Pelaksanaan kegiatan usaha, dalam tahap ini ada
beberapa hal yang ditentukan dan diterapkan meliputi, jenis-jenis usaha yang dijalankan,
strategi promosi, dan sistem administrasi (pengelolaan administrasi). Jenis-jenis usaha yang
dijalankan antara lain ada usaha produksi barang, perdagangan dan jasa. Faktor yang

20[10] Adi Nugroho, “Strategi Pengembangan Kewirausahaan Masyarakat Melalui Home


Industry Keripik Pisang Desa Banjarwaru Kecamatan Bawang Kabupaten Batang” , (Jurnal
Pendidikan Luar Sekolah,2016, Universitas Negeri Semarang).
mendukung jalannya usaha mahasiswa pendidikan ekonomi antara lain (1) Kecintaan/kesukaan
terhadap usaha, dengan adanya kecintaan (hobi) terhadap usahanya dapat memunculkan
peluang untuk berwirausaha. (2) Kondisi pasar atau lingkungan yang baik ditambah adanya
peluang usaha, keberadaan lingkungan dekat kampus, dimana kalangan mahasiswa dan
masyarakat sekitar menjadi pasar yang baik serta adanya beberapa kegiatan mendorong
mahasiswa untuk berwirausaha. (3) Ketersediaan dana, modal uang yang digunakan untuk
berwirausaha tidak begitu besar. Dana diperoleh dari hasil tabungan mahasiswa, hasil investasi
bersama (patungan) dan meminjam pihak lain. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan
kegiatan wirausaha mahasiswa Pendidikan ekonomi yang belum dibayar. (2) Keterbatasan
sarana transportasi. (3) Persaingan usaha yang ketat disertai kurangnya inovasi (4) Kurang dapat
mengelola keuangan. (5) Kurang koordinasi antar anggota kelompok wirausaha. (6) Kurang fokus
dan sungguh-sungguh. Upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut dengan (1)
Mengurangi jumlah utang pembeli, dengan membuat peraturan dalam transaksi dan senantiasa
mengingatkan. (2) Menjalin kerja sama dengan pihak lain. (3) Melakukan inovasi, promosi dan
meningkatkan pelayanan. (4) Melakukan pengelolaan keuangan dengan baik. (5) Membuat
jadwal kegiatan usaha, terutama dalam pelaksanaan koordinasi. (6) berusaha untuk tetap fokus
dan sungguh-sungguh, dengan tetap meluangkan waktu untuk kegiatan usahanya.21[11]

Penelitian yang dilakukan oleh Gagan Ganjar Resmi (2013) dengan judul “Membangun
jiwa kewirausahaan melalui kegiatan pelatihan kewirausahaan dikalangan mahasiswa (sebuah
model pelatihan kewirausahaan di kalangan mahasiswa”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa: 1. Program-program kewirausahaan yang ditawarkan dalam kegiatan magang ini aantara
lain; kemampuan menanggung resiko, kemampuan pantang menyerah, dan kemampuan
motivasi berwirausaha. 2. Proses magang pelatihan kewirausahaan ini akan diawali dengan
pemberian workshop kemampuan berwirausaha, selanjutnyan akan dimagangkan di usaha-
usaha yang menjadi binaan pihak Universitas, setelah itu diharapkan akan menghasilkan lulusan
yang bermental wirausaha, dan berminat membuka usaha. 3. Hasil luaran yang diharapkan dari

21[11]Doni Mardiyanto, “Analisis Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha Mahasiswa


Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta”, (Jurnal Universitas Sebelas Maret, 2009, Surakarta).
kegiatan magang ini adalah menghasilkan lulusan yang bermental wirausaha dan mau membuka
usaha.22[12]

Penelitian yang dilakukan oleh DR.Ade Sofyan Mulazid,S.Ag.,M.H. (2013) dengan judul “
Menumbukan semangat dan jiwa wirausaha dikalangan mahasiswa perguruan tinggi berbasis
kompetensi”. Hasil dari peneitian ini menunjukkan bahwa Untuk menumbuhkan jiwa
kewirausahaan pada diri mahasiswa, banyak cara yang dapat dilakukan, misalnya melalui : (1)
pendidikan formal. Kini berbagai lembaga pendidikan, baik menengah maupun tinggi
menyajikan berbagai program atau paling tidak mata kuliah kewirausahaan; (2) seminar
kewirausahaan. Berbagai seminar kewirausahaan seringkali diselenggarakan dengan
mengundang pakar dan praktisi kewirausahaan, sehingga melalui media ini akan membangun
jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa; (3) pelatihan. Berbagai simulasi usaha biasanya
diberikan melalui pelatihan, sehingga keberanian dan ketanggapan mahasiswa terhadap
dinamika perubahan lingkungan akan diuji dan selalu diperbaiki dan dikembangkan; (4)
otodidak. Membaca biografi pengusaha sukses (sucess story), televisi, radio, majalah, koran dan
berbagai media lainnya yang dapat diakses, ternyata setiap orang dapat mempelajari dan
menumbuhkan jiwa wirausaha.23[13]

Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Mustaqim (2017) dengan judul “Membangun
intensi wirausaha mahasiswa : studi pada mahasiswa prodi MBS dan ES STAIN Kudus. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebutuhan
berprestasi dan persiapan instrumen tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi wirausaha,
baik mahasiswa Prodi ES maupun mahasiswa Prodi MBS. Sedangkan efikasi diri berpengaruh
signifikan terhadap intensi wirausaha, baik mahasiswa Prodi ES maupun mahasiswa Prodi MBS.

22[12] Gagan Ganjar Resmi,”Membangun Jiwa Kewirausahaan Melalui Kegiatan


Pelatihan Kewirausahaan Dikalangan Mahasiswa (Sebuah Model Pelatihan Kewirausahaan
Dikalangan Mahasiswa), (Jurnal Ekonomi dan Bisnis UNSOED Vol.3 No.1, 2013,Universitas
Jendral Soedirman Jawa Tengah).

23[13] DR.Ade Sofyan Mulazid,S.Ag.,M.H,”Menumbuhkan Semangat dan Jiwa Wirausaha


di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Berbasis Kompetensi”, ( Jurnal Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Malang, 2013, Universitas Negeri Malang Jawa Timur).
Sedangkan pada analisis korelasi berganda, menunjukkan bahwa kebutuhan berprestasi,
persiapan instrumen dan efikasi diri secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
intensi wirausaha mahasiswa Prodi ES dan MBS. Ketiga variabel independen berpengaruh
terhadap intensi wirausaha sebesar 21,6 %. Selebihnya, sebanyak 78,4% dipengaruhi oleh
variabel lain. Sedangkan pada mahasiswa MBS secara simultan ketiga variabel independen
berpengaruh terhadap intensi wirausaha sebesar 38,8 %. Selebihnya, sebanyak 61,2 %
dipengaruhi oleh variabel lain.24[14]

Berdasarkan hasil dari persamaan kesepuluh jurnal diatas yang telah dilakukan oleh para
peneliti terdahulu maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan
merupakan strategi terpenting untuk dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi
mahasiswa/i di perguruan tinggi sebagai modal dalam pelaku usaha baru disamping itu pula,
terdapat faktor-faktor yang mendukung terjadinya suatu kegiatan wirausaha tersebut
diantaranya adalah kecintaan / hobi, kondisi pasar/lingkungan. Sedangkan faktor
pengahmbatnya yaitu: adanya utang, Keterbatasan sarana Transportasi, dan persaingan yang
ketat.Upaya atau solusi untuk menghindari unsur penghambat diatas adalah :Melakukan
inovasi, melakukan pengelolaan keuangan yang baik, menjalin kerjasama dengan pihak lain, dsb.

No Nama Tahun Judul Pembahasan


1. Imron Rosyadi 2013 Strategi Hasil penelitian ini
pengembangan usaha menjukkan bahwa banyak
mikro milik terdapat strategi yang
mahasiswa dilakukan oleh perguruan
tinggi dalam
mengembangkan usaha
mikro milik mahasiswa
yang meliputi:(a)
memformulasikan strategi

24[14] Muhammad Mustaqim,”Membangun Intensi Wirausaha Mahasiswa Studi Pada


Mahasiswa Prodi MBS dan ES STAIN Kudus”,( Jurnal Ekonomi Syariah Vol.5 No.1, 2017, P.134-
149 ISSN:2502-8316, Pascasarjana STAIN Kudus Jawa Tengah).
pengembangan usaha
mikro dan kecil. (b)
perguruan tinggi
bersinergi dengan Bank
dan HIPMI untuk
keperluan evaluasi
kelayakan business plan,
pendampingan usaha dan
konsultan bisnis bagi
mahasiswa pelaku usaha;
(c) memberikan
kemudahan akses
permodalan bagi
mahasiswa pelaku usaha
yang business plan-nya
dinilai layak oleh tim
penilai.
2. Jumarddin La Fua 2008 Memupuk jiwa Hasil penelitian ini
kemandirian menunjukkan bahwa
dilingkungan kampus Pengembangan keilmuan
melalui pendidikan pendidikan
enterpreneurship enterpreneurship di
sebagai modal perguruan tinggi dapat
menuju kompetensi didisain untuk mengetahui
dunia kerja (to know), melakukan (to
do), dan menjadi (to be)
entrepreneur.
Pembetukan karakter
entrepreneur mahasiswa
dapat diterapkan melalui
dua strategi yaitu strategi
makro dan mikro.

3. Lieli Suharti dan 2012 Faktor-faktor yang Hasil dari penelitian ini
Hani Sirine berpengaruh menunjukkan bahwa
terhadap niat terdapat signifikansi dari
kewirausahaan faktor-faktor sikap, yaitu
(entrepeneurial faktorotonomi dan
intention) (studi otoritas, faktor realisasi
terhadap mahasiswa diri, faktor keyakinan, dan
Universitas Kristen faktor jaminan keamanan,
Satya Wacana, dalam mempengaruhi
Salatiga) minat berwirausaha
mahasiswa.

4. Mutaqin (2017) Peningkatan spirit Hasil dari penelitian ini


jiwa menunjukkan bahwa :
enterepreneurship Pendidikan
pada mahasiswa LPTK kewirausahaan sangat
melalui diperlukan untuk
pengembangan meningkatkan spiritjiwa
kurikulum KWU kewirausahaan,
berbasis teknologi Pendidikan
kewirausahaan yang
dikembangkan
disesuaikan dengan
pendidikan teknologi dan
kejuruan. Konsep
pendidikan
kewirausahaan teknologi
menanamkan dan
mendorong mahasiswa
sejak dini. Pengembangan
materi yang diberikan
dalam pendidikan
kewirausahaan yang
dikemas dalam kurikulum
kewirausahaan teknologi.

5. Sri Maryanti, Rita 2017 Strategi Hasil dari penelitian ini


Wiyati, dan M. menumbuhkan jiwa menunjukkan bahwa
Thamrin enterpreneur motivasi mahasiswa
mahasiswa di dalam mengikuti kuliah
Universitas Lancang kewirausahaan lebih
Kuning”. dominan mengutamakan
lulus dengan nilai bagus.
6. Adi Nugroho 2016 Strategi Hasil dari penelitian ini
pengembangan menunjukkan bahwa
kewirausahaan Home industri negeri ciki
masyarakat melalui adalah usaha rumah
home industry keripik tangga yang memproduksi
pisang desa ceriping pisang dengan
Banjarwaru aneka rasa, home industri
Kecamatan Bawang ini beroperasi di Desa
Kabupaten Batang. Banjarwaru Kecamatan
Bawang Kabupaten
Batang.

7. Doni Mardiyanto 2009 Analisis pelaksanaan Hasil dari penelitian ini


kegiatan wirausaha menunjukkan bahwa
mahasiswa Pelaksanaan kegiatan
pendidikan ekonomi wirausaha yang baik
jurusan pendidikan menjadikan usaha
ilmu sosial fakutas berjalan dengan lancar
keguruan dan ilmu dan bisa berkembang.
pendidikan
Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
8. Gagan Ganjar 2013 Membangun jiwa Hasil dari penelitian ini
Resmi kewirausahaan menunjukkan bahwa:
melalui kegiatan Program-program
pelatihan kewirausahaan yang
kewirausahaan ditawarkan dalam
dikalangan kegiatan magang ini
mahasiswa (sebuah aantara lain; kemampuan
model pelatihan menanggung resiko,
kewirausahaan di kemampuan pantang
kalangan mahasiswa. menyerah, dan
kemampuan motivasi
berwirausaha. Proses
magang pelatihan
kewirausahaan diawali
dengan pemberian
workshop kemampuan
berwirausaha.

9. DR.Ade Sofyan 2013 Menumbukan Hasil dari peneitian ini


Mulazid,S.Ag.,M.H. semangat dan jiwa menunjukkan bahwa
wirausaha dikalangan Untuk menumbuhkan jiwa
mahasiswa perguruan kewirausahaan pada diri
tinggi berbasis mahasiswa, cara yang
kompetensi. dilakukan yang pertama
yaitu pendidikan formal.
Yang kedua seminar
kewirausahaan. Yang
ketiga pelatihan. Yang ke
empat otodidak.

10. Muhamad 2017 Membangun intensi Hasil penelitian ini


Mustaqim wirausaha mahasiswa menunjukkan bahwa
: studi pada kebutuhan berprestasi
mahasiswa prodi MBS dan persiapan instrumen
dan ES STAIN Kudus. tidak berpengaruh
signifikan terhadap intensi
wirausaha, baik
mahasiswa Prodi ES
maupun mahasiswa Prodi
MBS. Sedangkan efikasi
diri berpengaruh
signifikan terhadap intensi
wirausaha, baik
mahasiswa Prodi ES
maupun mahasiswa Prodi
MBS. Sedangkan pada
analisis korelasi berganda,
menunjukkan bahwa
kebutuhan berprestasi,
persiapan instrumen dan
efikasi diri secara
bersama-sama
berpengaruh signifikan
terhadap intensi
wirausaha mahasiswa
Prodi ES dan MBS.
F. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan bentuk kualitatif.
Strategi penelitian ini menggunakan strategi penelitian tunggal terpancang. Dalam penelitian ini
sumber data yang digunakan adalah melalui dokumen. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, observasi dan analisis dokumen. Penentuan sampel dilakukan
dengan cara purposive snowball sampling. Validitas data dengan menggunakan triangulasi
sumber, triangulasi teori dan triangulasi metode. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis model kualitatif .

G. Sistematika Penulisan
Secara garis besar, Sistematika penilisan ini terdiri dari lima bab, yang setiap babnya
memiliki sub pembahasan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan pendahuluan yang memperkenalkan secara metodologis penelitian ini,
yakni terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, Telaah atau tinjauan pustaka, hipotesis penelitian, metodologi penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Yakni berisi landasan teori yang sesuai dengan pembahasan yang akan dibahas terkait dengan
objek penelitian yaitu mengenai definisi jiwa kewirausahaan, metode untuk meningkatkan jiwa
kewirausahaan bagi para mahasiswa/i, contoh kegiatan kewirausahaan, faktor pendukung dan
penghambat dalam berwirausaha serta solusi untuk mengatasinya.
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
Pada bab ini terdiri dari deskripsi mengenai jiwa kewirausahaan bagi para mahsiswa/i demi
untuk menjadi modal dalam pelaku usaha baru.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini berisi tentang analisis dan pembahasan. Bab ini menjelaskan tentang metodologi analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang penutup yang didalamnya terdapat kesimpulan dan saran yang diberikan oleh
peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Adi Nugroho, “Strategi Pengembangan Kewirausahaan Masyarakat Melalui Home Industry


Keripik Pisang Desa Banjarwaru Kecamatan Bawang Kabupaten Batang” , (Jurnal Pendidikan
Luar Sekolah,2016, Universitas Negeri Semarang).

Direktorat Kelembagaan Dikti. 2009. Pedoman Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan
PTS. diakes di https://kelembagaan.ristekdikti.go.id pada tanggal 09 april 2019 pada pukul 14:00
wib.
DR.Ade Sofyan Mulazid,S.Ag.,M.H,”Menumbuhkan Semangat dan Jiwa Wirausaha di Kalangan
Mahasiswa Perguruan Tinggi Berbasis Kompetensi”, ( Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Malang, 2013, Universitas Negeri Malang Jawa Timur).

Gagan Ganjar Resmi,”Membangun Jiwa Kewirausahaan Melalui Kegiatan Pelatihan


Kewirausahaan Dikalangan Mahasiswa (Sebuah Model Pelatihan Kewirausahaan Dikalangan
Mahasiswa), (Jurnal Ekonomi dan Bisnis UNSOED Vol.3 No.1, 2013,Universitas Jendral
Soedirman Jawa Tengah).

Heidjrachman, R.P. 1982. Wiraswasta Indonesia.Yogyakarta: BPFE.

Imron rosyadi, “Strategi Pengembangan Usaha Mikro Milik Mahasiswa” ,(Jurnal, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Vol.17 No.2, 2013,Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Jawa Pos. 12 Mei 2009. Data Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Depnakertrans 2009.Diakses di
https://www.jawapos.com/ pada tanggal 09 april 2019 pada pukul 13:00 wib.

Jumarddin La fua, “Memupuk Jiwa Kemandirian di Lingkungan Kampus melalui pendidikan


enterpreneurship sebagai modal menuju kompetisi dunia kerja”,(2008), (Jurnal Dosen Talbiyah
STAIN Sultan Qaimuddin Kendari)

Kompas, 11 Nov 2008. Data pengangguran lulusan sekolah tinggi per Pebruari 2007 berdasarkan
jenjang.Diakses di https://www.kompas.com/ pada tanggal 09 april 2019 pada pukul 13:10 wib.

Lieli Suharti dan Hani Sirine,”Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan
(enterpreneurial intention) studi terhadap mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana,( Jurnal
Fakutas Ekonomi dan Bisnis Vol.13 No. ,2012, ISSN:1411-1438, Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga)

Muhammad Mustaqim,”Membangun Intensi Wirausaha Mahasiswa Studi Pada Mahasiswa Prodi


MBS dan ES STAIN Kudus”,( Jurnal Ekonomi Syariah Vol.5 No.1, 2017, P.134-149 ISSN:2502-
8316, Pascasarjana STAIN Kudus Jawa Tengah).
Mutaqin,”Peningkatan Spirit Jiwa Enterpreneurship pada mahasiswa LPTK Melalui
Pengembangan Kurikulum KWU Berbasis Teknologi”,(Jurnal,2017, Universitas Negeri
Yogyakarta).

Sri Maryanti,Rita wiyati,dan M Thamin,”Strategi Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur Mahasiswa


di Universitas Lancang Kuning”,( Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.3, 2017,
ISSN:2085-5214, Universitas Lancang Kuning Riau).

Doni Mardiyanto, “Analisis Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha Mahasiswa Pendidikan Ekonomi


Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta”, (Jurnal Universitas Sebelas Maret, 2009, Surakarta).

Diposting 1st May oleh tessa_neechan

Lokasi: Gg. Budaya, Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung 35131, Indonesia

Label: Metopen Ekonomi

Tambahkan komentar
7.

Dec

24

Review 15 jurnal (metopen)

Nama : Tessa Miltasari

Npm :1651010443

M.Kuliah : Metodologi Penelitian

Dosen : Prof.Dr.Tulus Suryanto,M.M.,C.A.,Akt.

Tema : Lembaga Keuangan

REVIEW JURNAL

No Judul Jurnal Sumber Jurnal Volu

PengaruhKualitasPelayanan Dan ProdukPembiayaan Terhadap Minat


1. Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta Vol.
Dan Keputusan Menjadi Nasabah Di Bank Syariah

Persepsi Nasabah Tentang Ketanggapan, Keramahan,


Jurnal Universitas Negeri Surabaya Vol
2. Kehandalan, Komunikasi, Dan Mengerti Nasabah
Terhadappelayanan Bagian Prioritas Pt. Bank Central Asia (Unesa) 130
Surabaya

Pengaruh Persepsi Nasabah Tentang Tingkat Suku Bunga,


3. Promosi Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta VOL
Menabung Nasabah
4. Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Bank Jurnal Institut Agama Islam Negeri
Muamalat Cabang Palangka Raya Palangka Raya

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah


5. Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Jurnal POLITEKNIK NEGERI MANADO
Politeknik

Hubungan Service Quality Terhadap Loyalitas Pelanggan Jurnal Universitas Dr. Soetomo
6. Di Pt Pegadaian Syariah (Persero) Cabang Babakan Vol.
Surabaya
Surabaya

Analisis Pengaruh Komitmen Afektif, Komitmen Jurnal Universitas Narotama


7. Berkelanjutan, Dan Komitmen Normatif Terhadap Kinerja Vol.
Surabaya
Karyawan Pada Pt.Pegadaian (Persero) Cabang Ketapang

Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Lamanya Bekerja


Jurnal Universitas Islam Negeri
8. Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Pegadaian Syariah
Raden Fatah Palembang
Simpang Patal Palembang

Jurnal Universitas Sam Ratulangi


9. Pengaruh Stres Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Vol.
Pada Pt.Pegadaian (Persero) Kanwil V Manado Manado

Analisis Potensi Dan Kendala Pengembangan Pegadaian


Syariah Di Kota Medan
10. Jurnal Universitas Sumatera Utara

Analisis Kualitas Layanan Asuransi Dalam Proses Ganti Rugi


Kendaraan (Klaim) Nasabah PT. Asuransi Mitra Pelindung Jurnal Universitas Katolik
11. Mustika Bandung Vol.
Parahyangan

Pengaruh Harga Kualitas Pelayanan Dan Brand Image


Terhadap Keputusan Pemegang Polis Dalam Memilih
12. Jurnal Universita Diponegoro Vol.
Asuransi (Studi Kasus Pada Asuransi Jiwasraya Semarang
Barat Branch Office)
Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan
13. Laba Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.

Pada BPR Di Indonesia

Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi Dan Nilai Tukar


Dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama Krisis
14. Ekonomi Jurnal Universitas Surabaya Vol.

15. Permasalahan Hukum Pembiayaan Leasing Di Indonesia Jurnal Universitas Padjajaran Vol.

JUDUL RUMUSAN MASALAH ANALISIS

1. Pengaruh Kualitas Berdasarkan latar belakang Penelitian ini merupakan penelitian


masalah tersebut maka dapat kausal. Penelitian ini menggunakan simple
Pelayanan Dan
dirumuskan masalah yang hendak sampling dan kuota sampling, sedangkan ana
Produk Pembiayaan dianalisis dan dikaji dalam menggunakan analisis jalur. Hasil p
Terhadap Minat Dan penelitian ini adalah :” untuk menunjukkan bahwa ada pengaruh positif

Keputusan Menjadi mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat menjadi nasabah
pelayanan terhadap minat pelayanan juga berpengaruh positif
Nasabah Di Bank
menjadi nasabah, pengaruh keputusan menjadi nasabah. Penelitian
Syariah kualitas pelayanan terhadap menemukan bahwa produk pembiaya
keputusan menjadi nasabah, berpengaruh positif terhadap minat menjadi
pengaruh produk pembiayaan Produk pembiayaan juga berpengaruh
terhadap minat menjadi nasabah terhadap keputusan menjadi nasabah. S
dan pengaruh produk pembiayaan minat menjadi nasabah juga berpengaru
terhadap keputusan menjadi terhadap keputusan menjadi nasabah.
nasabah”.
2. Persepsi Nasabah Berdasarkan latar belakang Desain penelitian menggunakan studi p
Tentang Ketanggapan, penulisan, maka perumusan hipotesis (Silalahi, 2003:55) yang m
Keramahan, masalahnya adalah : penelitian tentang fenomena yang diamat
Kehandalan, cara menjelaskan dalam bentuk hubung
Apakah kualitas pelayanan Bagian
Komunikasi, Dan variabel.
Prioritas yang terdiri dari
Mengerti Nasabah
kehandalan, ketanggapan, Variabel bebas dalam penelitian in
Terhadappelayanan
keramahan, komunikasi, dan kualitas pelayanan (X) yang terdiri dari
Bagian Prioritas Pt.
mengerti nasabah dipersepsikan
Bank Central Asia kehandalan (X1), ketanggapan (X2), Kerama
berbeda oleh nasabah dalam
Surabaya Komunikasi (X4), dan mengerti nasabah (X5).
menerima layanan tersebut pada
PT. Bank Central Asia Tbk Variabel terikat dalam penelitian in
Surabaya ? kepuasan nasabah (Y).

“Metode sampel non probabilitas


metode pemilihan sampel secara tidak ac
nasabah yang memiliki tabungan Rp. 500.000

Penggolongan sumber data yang d


dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Data primer, adalah data yang diperoleh


penyebaran kuesioner di tempat penelitian
BCA Surabaya.

2. Data sekunder, adalah data yang diperole


tidak langsung dari PT. Bank Central A
Surabaya yang didapat yaitu profil perusah
beberapa jurnal ilmiah yang berkaitan den
serta dari majalah info BCA.

Teknik pengumpulan data dengan mengguna


observasi, dokumentasi dan kuisioner.

Berdasar hasil analisa di atas,


signifikansi uji Friedman nilainya 0,764 > 0,0
sesuai hipotesa yang telah di ajukan di dep
Ho diterima dan Ha di tolak, artinya Perseps
terhadap pelayanan

(kehandalan, keramahan, komunikasi, keta


dan mengerti nasabah) yang diberikan
prioritas adalah identik / tidak berbeda. M
adalah kehandalan, keramahan, ko
ketanggapan dan mengerti nasabah dipe
sama oleh nasabah dalam menerima pelaya
diberikan oleh PT. Bank Central Asia Tbk Sura
3. Pengaruh Persepsi Berdasarkan latar belakang Populasi dalam penelitian ini adalah
Nasabah Tentang masalah tersebut maka dapat nasabah penyimpan di BRI Cabang Sleman se
Tingkat Suku Bunga, dirumuskan masalah yang hendak sampel yang digunakan sebanyak 100 re
Promosi Dan Kualitas dianalisis dan dikaji dalam dengan teknik pengambilan sampel men
Pelayanan Terhadap penelitian ini adalah :” untuk: 1) metode random. Teknik pengumpulan d
Minat Menabung mengetahui Pengaruh Persepsi digunakan yaitu menggunakan kuisioner se
Nasabah Nasabah tentang Tingkat Suku teknik analisis data menggunakan analisi
Bunga terhadap Minat Menabung linier berganda, uji prasyarat (uji norma
Nasabah, 2) mengetahui multikolinieritas, uji linearitas) dan uji statis
Pengaruh Persepsi Nasabah uji F dan koefisien determinasi).
tentang Promosi terhadap Minat
Hasil dari penelitian ini menunjukka
Menabung Nasabah, 3)
uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirn
mengetahui Pengaruh Persepsi
secara keseluruhan distribusi data bersifat
Nasabah tentang Kualitas
Untuk uji multikolinieritas diperoleh nilai
Pelayanan terhadap Minat
lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 sehing
Menabung Nasabah dan 4)
regresi tidak ada masalah multikolineari
mengetahui Pengaruh Persepsi
analisis regresi diperoleh hasil: 1)Persepsi
Nasabah tentang Tingkat Suku
tentang Tingkat Suku Bunga berpengaruh p
Bunga, Promosi dan Kualitas
signifikan terhadap Minat Menabung Nasaba
Pelayanan terhadap Minat
nilai korelasi sebesar 0,406 dan t-hitung
Menabung Nasabah di BRI Cabang
4,394; 2)Persepsi Nasabah tentang
Sleman”.
berpengaruh positif dan signifikan terhada
Menabung Nasabah dengan hasil nilai
sebesar 0,571dan t-hitung sebesar 6,892; 3
Nasabah tentang Kualitas Pelayanan ber
positif dan signifikan terhadap Minat M
Nasabah dengan nilai korelasi 0,503 dan
5,755; 4) secara keseluruhan Persepsi
tentang Tingkat Suku Bunga, Promosi dan
Pelayanan berpengaruh positif dan
terhadap Minat Menabung Nasabah di BR
Sleman dengan F-hitung sebesar 26,374 dan
sebesar 0,452 yang artinya variabel depend
dijelaskan oleh variabel independen sebesa
sedangkan sisanya sebesar 54,8 % dijelas
variabel lain diluar model regresi.

4. Kualitas Pelayanan Berdasarkan latar belakang di Penelitian ini merupakan penelitian


Terhadap Kepuasan atas, maka rumusan masalah dengan pendekatan kualitatif. Objek dalam p
Nasabah Bank dalam penelitian ini adalah: ini adalah Bank Muamalat Cabang Palang
Muamalat Cabang Sedangkan subjeknya adalah nasabah Bank M
1. Bagaimana
Palangka Raya Cabang Palangka Raya yang berjumlah 5 (lim
kualitas pelayanan terhadap
dengan 1 (satu) orang informan dari pih
kepuasan nasabah Bank
Muamalat Cabang Palangka Raya.
Muamalat Cabang Palangka Raya?
pengumpulan datanya dengan cara o
2. Faktor-faktor apa wawancara dan dokumentasi. Untuk pen
saja yang menentukan kualitas data menggunakan trianggulasi sumber
pelayanan terhadap kepuasan analisis data ada tiga yaitu: 1.Reduk
nasabah Bank Muamalat Cabang 2.Penyajian Data, 3.Menarik Kesimpul
Palangka Raya? verifikasi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahw


pelayanan Bank Muamalat Cabang Palang
sudah cukup memuaskan bagi para nasabah
masih terdapat beberapa faktor yang bisa
seperti jaringan ATM yang sering offline da
kantor serta mesin ATM yang perlu ditamba
dengan diiringi tingkat promosi yang lebih lu
pihak,Bank Muamalat Cabang Palangka Ra
melakukan perbaikan setiap tahunnya
fasilitas dan pelayanan yang diberikan
nasabah seperti penambahan fitur layana
bangking. Faktor-faktor yang sangat me
kualitas pelayanan perbankan ada 6
komponen faktor, diantaranya k
(compliance) berupa penerapan produk Is
bagi hasil serta tidak adanya pemunguta
bukti langsung (tangible) berupa fasilitas f
dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh
merupakan poin utama yang dapat men
persepsi positif dibenak nasabah, k
(realibility) berupa kemampuan
menyelenggarakan jasa dengan akurat, kons
dapat diandalkan, daya tanggap (respon
berupa kebijakan untuk membantu dan
pelayanan yang tepat kepada pelanggan,
menyampaikan informasi yang jelas,
(assurance) berupa pengetahuan dan ke
karyawan perusahaan untuk menjaga kep
dan terakhir faktor empati (empathy)
perhatian yang tulus dan bersifat individ
pribadi yang diberikan kepada nasabah
berupaya memahami keinginan nasabah.

5. Pengaruh Kualitas Pelayanan adalah faktor yang Metode yang yang digunakan dalam p
Pelayanan Terhadap ini adalah metode observasi, kuesioner d
Kepuasan Nasabah penting dan pelayanan juga suatu pustaka dengan menggunakan skala lik
Pada Pt. Bank Rakyat pendukung dari kegiatan metode penentuan sampel yang digunaka
Indonesia (Persero) purposive sampel non probabilitas seba
pemasaran produk dari responden. Metode analisis yang digunaka
Tbk. Unit Politeknik
perbankan berupa jasa yang metode analisis deskriptif. Hasil p
diberikan pada nasabah. Setiap menunjukkan bahwa dimensi kualitas pelaya
terdiri atas Tangible, Emphaty, R
bank bersaing untuk
Responsiveness dan Assurance memiliki
mendapatkan nasabah dengan terhadap kepuasan nasabah. Hal ini dapat d
meningkatkan kualitas pelayanan. persentase jawaban yang diberikan respond
masing-masing indikator kualitas pelayanan
Berdasarkan uraian diatas maka
kuesioner yang disebarkan kepada nasab
dirumuskan masalah sebagai diperoleh rata-rata skor Tangibles 3,22, Emp
berikut: Reliability 2,64, Responsiveness 3,06 dan A
3,24. Rata-rata skor yang tertinggi adalah T
1. Bagaimana Responsiveness dan Assurance yang berarti ta
responden terhadap ketiga dimensi terse
kualitas pelayanan pada PT. Bank
sedangkat rata-rata skor terendah adalah
Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk. dan Reliability yang menunjukkan ta
Unit Politeknik. responden terhadap kedua dimensi
termasuk dalam kategori cukup baik. Dengan
2. Bagaimana PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) T
Politeknik harus memperbaiki dan meni
tingkat kepuasan nasabah pada
kualitas pelayanan terutama pada dimensi
PT. Bank Rakyat Indonesia dan Reliability.
(PERSERO) Tbk. Unit Politeknik.

3. Bagaimana
pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan nasabah pada
PT. Bank Rakyat Indonesia
(PERSERO) Tbk. Unit Politeknik.

6. Hubungan Service Berdasarkan latar belakang Peneliti menggunakan bentuk p


Quality Terhadap
Loyalitas Pelanggan Di masalah tersebut maka dapat deskriptif dengan menggunakan pe
Pt Pegadaian Syariah dirumuskan masalah yang hendak kualitatif. Penelitian deskriptif akan menyaji
(Persero) Cabang
dianalisis dan dikaji dalam menganalisa, dan menginterpretasikan, da
Babakan Surabaya
penelitian ini adalah :” untuk juga bersifat komparatif dan korelatif. Ole
mengetahui apa hubungan antara itu, di dalam penelitian ini penulis mengu
kualitas pelayanan (service data tentang permasalahan yang dite
quality) dan loyalitas pelanggan diuraikan, digambarkan, diinterpretasikan
(customer loyalty) di perusahaan, rasional dan diambil kesimpulan dari p
khususnya di PT. Pegadaian tersebut.
Syariah (Persero) Babakan
Peneliti dalam hal ini mengam
Surabaya sebagai tempat
penelitian deskriptif kualitatif karen
penelitian penulis”.
mendeskripsikan/menggambarkan hubungan
pelayanan (service excellent) dan loyalitas p
(customer loyalty) di PT Pegadaian Syariah
Cabang Babakan Surabaya.
7. Analisis Pengaruh Berdasarkan latar belakang Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantit
Komitmen Afektif, masalah tersebut maka dapat menggunakan format eksplanasi. Format e
Komitmen dirumuskan masalah yang hendak digunakan untuk menggambarkan suatu ge
Berkelanjutan, Dan dianalisis dan dikaji dalam atau menjelaskan hubungan suatu variabe
Komitmen Normatif penelitian ini adalah :” untuk variabel lainnya. Karena itu penelitian e
Terhadap Kinerja menganalisis dan menguji menggunakan hipotesis dan untuk menguji
Karyawan Pada pengaruh komitmen afektif tersebut digunakan statistik inferensial.
PT.Pegadaian terhadap kinerja karyawan pada dalam penelitian ini adalah seluruh
(Persero) Cabang PT. Pegadaian (Persero) Cabang PT.Pegadaian (Persero) Cabang Ketapan
Ketapang Ketapang: berjumlah 54 orang sehingga seluruh
penelitian sebagai unit observasi biasa.

Hasil penelitian menunjukan pengaruh


komitmen afektif, menunjukkan hasil yan
dengan taraf signifikansi sebesar 0.011 yan
variabel Komitmen Afektif (X1) secara
berpengaruh signifikan terhadap variabe
Karyawan (Y).Variabel Komitmen Berk
(X2)dengan hasil taraf signifikansi
0.211.menunjukkan bahwa variabel K
Berkelanjutan (X2) secara parsial ber
signifikan terhadap variabel Kinerja K
Variabel Komitmen Normatif (X3) deng
signifikansi sebesar 0.002 menunjukkan
variabel Komitmen Normatif (X3) secara
berpengaruh signifikan terhadap variabe
Karyawan (Y) pada PT. Pegadaian (Persero
Ketapang.Nilai Fhitung > Ftabel yaitu 24.83
atau nilai signifikansi sebesar 0.000
menunjukkan bahwa Variable Komitmen Afe
Komitmen Berkelanjutan (X2), dan K
Normatif (X3) secara simultan berpengaruh
terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y)
Pegadaian (Persero) Cabang Ketapang.

8. Pengaruh Tingkat 1. Apakah tingkat pendidikan Metode pengumpulan data yang digunaka
Pendidikan Dan berpengaruh terhadap kinerja penelitian ini adalah dengan menggunakan k
Lamanya Bekerja karyawan pada PT. Pegadaian yang menggunakan skala likert. Popula
Terhadap Kinerja Syariah Cabang Simpang Patal digunakan dalam penelitian ini adalah karya
Karyawan Pada Pt. Palembang? bekerja di PT. Pegadaian Syariah Simpa
Pegadaian Syariah Palembang sebanyak 30 orang dan
2. Apakah lamanya bekerja
Simpang Patal penentuan sampel yang digunakan adalah
berpengaruh terhadap kinerja
Palembang jenuh semua anggota dijadikan sebagai
karyawan pada PT. Pegadaian
Metode analisis yang digunakan adalah
Syariah Cabang Simpang Patal
analisis regresi linear berganda.
Palembang?
Hasil penelitian menunjukan pengaruh
Apakah tingkat pendidikan dan
komitmen afektif, menunjukkan hasil yan
lamanya bekerja secara
dengan taraf signifikansi sebesar 0.011 yan
bersamaan berpengaruh terhadap
variabel Komitmen Afektif (X1) secara
kinerja karyawan pada PT.
berpengaruh signifikan terhadap variabe
Pegadaian Syariah Cabang
Karyawan (Y).Variabel Komitmen Berk
Simpang Patal Palembang ?
(X2)dengan hasil taraf signifikansi
0.211.menunjukkan bahwa variabel K
Berkelanjutan (X2) secara parsial ber
signifikan terhadap variabel Kinerja K
Variabel Komitmen Normatif (X3) deng
signifikansi sebesar 0.002 menunjukkan
variabel Komitmen Normatif (X3) secara
berpengaruh signifikan terhadap variabe
Karyawan (Y) pada PT. Pegadaian (Persero
Ketapang.Nilai Fhitung > Ftabel yaitu 24.83
atau nilai signifikansi sebesar 0.000
menunjukkan bahwa Variable Komitmen Afe
Komitmen Berkelanjutan (X2), dan K
Normatif (X3) secara simultan berpengaruh
terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y)
Pegadaian (Persero) Cabang Ketapang.

9. Pengaruh Stres Kerja Berdasarkan latar belakang Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh
Dan Disiplin Kerja masalah tersebut maka dapat Pendidikan dan lamanya Bekerja Terhada
Terhadap Prestasi dirumuskan masalah yang hendak Karyawan pada PT. Pegadaian Syariah Simp
Pada Pt.Pegadaian dianalisis dan dikaji dalam Palembang simpulannya adalah sebagai berik
(Persero) Kanwil V penelitian ini adalah :” untuk
1. Hasil regresi memperoleh persamaan Y
Manado mengetahui pengaruh Stres Kerja
0,547 X1 + 0,125 X2 yang artinya kinerja
dan Disiplin Kerja terhadap
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan
prestasi kerja di PT. Pegadaian
bekerja. Hasil analisis regresi juga memper
(Persero) Kanwil V Manado”.
nilai koefisien determinasi (R2) Square sebe
atau 82,7% (koefisien determinasi) dengan
dapat disimpulkan bahwa variabel dependen
menjelaskan variabel dependen sebesar 82
17,3% dijelaskan variabel lain yang tidak dim
dalam model ini (tidak diteliti).

2. Tingkat pendidikan berpengaruh positif


kinerja karyawan PT. Pegadaian Simpa
Palembang. Hal ini terbukti dari hasil uj
memperoleh thitungX2 sebesar 4,997 diterim
taraf signifikansi 5%.

3. Lamanya bekerja berpengaruh positif


kinerja karyawan PT. Pegadaian Simpa
Palembang. Hal ini terbukti dari hasil uj
memperoleh thitung X2 sebesar 2,266 diterim
taraf signifikansi 5%.

Tingkat pendidikan dan lamanya bekerj


bersamaan berpengaruh positif terhadap
karyawan PT. Pegadaian Simpang Patal Pa
Hal ini terbukti dari hasil uji F yang men
nilai 64,716 dengan tingkat probabilitas 0,
jauh dibawah Alpha 5%.

10. Analisis Potensi Dan Berdasarkan latar belakang Jenis penelitian yang digunakan ada
Kendala masalah tersebut maka dapat penelitian deskriptif dengan pendekata
Pengembangan dirumuskan masalah yang hendak kualitatif. Penelitian ini adalah peneliti
Pegadaian Syariah Di dianalisis dan dikaji dalam dilakukan untuk menggambarkan fakta- f
Kota Medan penelitian ini adalah :” untuk masalah yang kemudian diinterpretasikan
potensi dan kendala rasional dan akurat sehingga dapat
pengembangan pegadaian syariah kesimpulan. Tempat penelitian dilakukan
di kota medan”. Medan dan subjek penelitian adalah PT P
Syariah yang ada dikota Medan. Pene
dilakukan dalam kurun waktu lebih kurang
yaitu dimulai dari tanggal 6 Januari 2014

– 24 Februari 2014.

Metode analisis yang digunakan


penelitian ini adalah dengan metode
kualitatif yaitu salah satu prosedur penelit
menghasilkan data deskriptif berupa ucap
tulisan dan prilaku orang orang yang
Perkembangan Pegadaian Syariah
berkembang dari tahun ke tahun dilihat dar
meningkatnya laba dan juga semakin dimi
masyarakat pola pegadaian berbasis syariah
pada tahun 2014 ini (sekarang), dari k
pegadaian syariah yang ada di Kota Medan
berjumlah 17.016 nasabah dengan perincian
tiap-tiap kantor cabang pegadaian syaria
kantor cabang pegadaian syariah Jalan Kerta
berjumlah 1823 nasabah, AR. Hakim Syar
nasabah, Setia Budi Syariah 5093 nasabah da
Syariah 700 nasabah, dan terus bertambah
ke hari.
11. Analisis Kualitas Berdasarkan latar belakang Jenis penelitian yang digunakan peneli
Layanan Asuransi masalah tersebut maka dapat mengetahui dan menganalisis kualitas laya
Dalam Proses Ganti dirumuskan masalah yang hendak menilai adanya kesenjangan kualitas layana
Rugi Kendaraan dianalisis dan dikaji dalam perbaikan kendaraan dan juga kepuasan p
(Klaim) Nasabah Pt. penelitian ini adalah :” Penelitian PT. Asuransi MPM yaitu menggunakan p
Asuransi Mitra ini bertujuan untuk mengetahui deskriptif.
Pelindung Mustika gap kualitas layanan yang diberi
Metode pengumpulan data yang digunaka
Bandung PT.Asuransi Mitra Pelindung
memperoleh informasi yang rele-van, ak
Mustika serta untuk mengetahui
reliable yaitu sebagai berikut:obsevasi, w
strategi apa saja y dapat dilakukan
dan kuisioner.
berdasarkan tingkat kepentingan
dan performansinya”. Populasi dalam penelitian ini yaitu para peng
klaim asu pada tahun 2′14 yaitu sebanyak 5
Pengambilan populasi dila menggunakan
jenuh yaitu teknik bila semua anggota popu
sampel, dengan kata lain adalah sensus.
dalam pen semua pelanggan yang pernah m
jasa klaim kendaraan di PT.As Pelindung Mus

Dari hasil pengolahan data menggunakan


SERVQUAL, diperoleh nilai rata-rata total Ser
Q) yaitu sebesar -0.702. Nilai rata-rata total
tersebut menunjukan bahwa adanya ga
harapan konsumen dengan apa yang sudah
oleh penyedia jasa yaitu PT.Asuransi Mitra P
Mustika Bandung, karena nilai angkanya d
(negative). Dengan adanya gap tersebu
diperlukan adanya perbaikan-perbaikan
meningkatkan kualitas layanan dari 5 dime
diukur.

Data tersebut diperoleh dengan cara mem


kuesioner kepada 58 kon-sumen klaim PT
MPM. Data yang diperoleh dari pembagian k
tersebut kemudian diolah menggunakan
SERVQUAL untuk mengetahui dan menguku
layanan yang diberikan PT.Asuransi Mitra P
Mustika (MPM) Bandung.

12. Pengaruh Harga Berdasarkan latar belakang Tipe penelitian yang digunakan
Kualitas Pelayanan masalah tersebut maka dapat eksplanatori riset. Dengan sampel 95 re
Dan Brand Image dirumuskan masalah yang hendak melalui teknik non probabiliti sampling yaitu
Terhadap Keputusan dianalisis dan dikaji dalam sampling. Teknik analisis menggunakan uji
Pemegang Polis Dalam penelitian ini adalah :” untuk uji reliabilitas, regresi linear sederhana, regr
Memilih Asuransi mengetahui pengaruh dari harga, berganda, uji T dan uji F dengan alat bantu
kualitas pelayanan dan brand Hasil penelitian ini menunjukkan harga,
(Studi Kasus Pada
image terhadap keputusan pelayanan, dan brand image asuransi jiwasra
Asuransi Jiwasraya
pembelian”. dikatakan cukup baik. Keputusan pembe
Semarang Barat
termasuk dalam kategorisasi baik. besarnya
Branch Office)
harga terhadap keputusan pembelian
35,9%.Besarnya pengaruh kualitas p
terhadap keputusan pembelian sebesar
Besarnya pengaruh brand image terhadap k
pembelian sebesar 50,5%. Secara simultan,
pengaruh harga, kualitas pelayanan dan bra
sebesar 58,5%. Hal ini berarti semakin ba
kualitas pelayanan dan brand image ma
mengakibatkan semakin tinggi pula k
pembelian. Berdasarkan hasil analisa da
disimpulkan secara parsial maupun secara
bahwa harga, kualitas pelayanan dan bran
berpengaruh signifikan terhadap k
pembelian dan mempunyai tingkat
hubungan yang kuat.
13. Pengaruh Tingkat Berdasarkan latar belakang Dari pengamatan dalam penelitian i
Kesehatan Bank masalah tersebut maka dapat sebanyak 56 data yang dimulai pada bula
Terhadap dirumuskan masalah yang hendak tahun 2008 sampai Agustus tahun 2012.
Pertumbuhan Laba dianalisis dan dikaji dalam
Dari hasil penelitian diperoleh
penelitian ini adalah :” untuk
Pada BPR Di Indonesia koefisien regresi untuk Non Performing Lo
mengetahui pengaruh tingkat
sebesar 9,02 dengan nilai signifikan sebe
kesehatan bank terhadap
dimana nilai ini signifikan pada tingkat signifi
pertumbuhan laba pada BPR di
Dengan demikian hipotesis kedua yang me
Indonesia”.
Non Performing Loan (NPL) berpengaru
signifikan terhadap Pertumbuhan laba dapat
Hipotesis minor ketiga yang diajukan dalam p
ini menyatakan bahwa BOPO berpengaru
signifikan terhadap Pertumbuhan laba. D
penelitian diperoleh bahwa koefisien regre
BOPO sebesar -11,81 dengan nilai signifikan
0,000 dimana nilai ini signifikan pada
signifikan 0,05 . Dengan demikian hipotes
ketiga yang menyatakan BOPO berpengaru
signifikan terhadap Pertumbuhan laba dapat
Hipotesis minor keeempat yang diajuka
penelitian ini menyatakan bahwa Loan to
Ratio (LDR) berpengaruh secara signifikan
Pertumbuhan laba. Dari hasil penelitian
bahwa koefisien regresi untuk Loan to Depo
(LDR) sebesar -3,471 dengan nilai signifikan
0,010, dimana nilai ini signifikan pada
signifikan 0,05 . Dengan demikian hipotes
keempat yang menyatakan Loan to Depo
(LDR) berpengaruh secara signifikan
Pertumbuhan laba dapat diterima.

14. Peranan Profitabilitas, Berdasarkan fakta tersebut di Pemilihan sampel dalam penelitian ini
Suku Bunga, Inflasi atas, maka permasalahan dalam dengan purposive sampling .
Dan Nilai Tukar Dalam penelitian ini adalah:
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa p
Mempengaruhi Pasar
1. Apakah profitabilitas, suku bunga, profitabilitas, suku bunga, inflasi dan ni
Modal Indonesia
inflasi, dan nilai tukar rupiah mempunyai pengaruh secara signifikan
Selama Krisis Ekonomi
terhadap dollar Amerika secara perubahan harga saham badan usaha selam
bersama-sama mempengaruhi krisis ekonomi. Secara parsial hanya suku b
harga saham badan usaha selama nilai tukar mempunyai pengaruh secara
krisis ekonomi terjadi di terhadap harga saham selama periode krisis
Indonesia? tersebut.

Apakah profitabilitas, suku bunga,


inflasi, dan nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika secara
parsial mempunyai pengaruh
terhadap harga saham badan
usaha selama terjadi krisis
ekonomi di Indonesia?

15. permasalahan hukum Ada dua permasalahan yang akan Metode yang digunakan dalam penelitian i
pembiayaan leasing di dikemukakan dalam tulisan ini, metode kualitatif dengan menggunakan
indonesia yaitu: 1). Bagaimana pengambilan sampel berupa teknik purpose
perkembangan leasing di hingga menghasilkan kesimpulan yaitu:
Indonesia? 2). Apa saja kendala
Permasalahan leasing terjadi karena: a)
pembiayaan leasing di Indonesia?
adanya ketersediaan peraturan perundang-u
yang memadai; b). Keterbatasan pe
perusahaan leasing di Indonesia; c).
tersediaan sistem data lessee sebagai da
pertimbangan pemberian pembiayaan ole
atau perusahaan leasing.

Diposting 24th December 2018 oleh tessa_neechan

Lokasi: Jl. Endro Suratmin, Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung 35131, Indonesia

Label: Mata Kuliah METOPEN

1
Lihat komentar

8.

Dec

24

ESSAI KORELASI ANTARA SISTEM


INFORMASI MANAJEMEN,
EKONOMI GLOBAL, LAHIRNYA
PROFESI “JAMAN NOW”, DAN
KARAKTER LULUSAN PERGURUAN
TINGGI YANG BERDAYA SAING DI
ERA ‘’JAMAN NOW”

NAMA : TESSA MILTASARI

MATKUL :SISTEM EKONOMI MANAJEMEN

NPM :1651010443

KELAS/JUR :F/5/EKONOMI ISLAM

N.DOSEN : Nina Rahmadhani Wulandari.S.Kom.,MM

ESSAI
KORELASI ANTARA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN, EKONOMI GLOBAL, LAHIRNYA PROFESI
“JAMAN NOW”, DAN KARAKTER LULUSAN PERGURUAN TINGGI YANG BERDAYA SAING DI ERA
‘’JAMAN NOW”

Seiring perkembangan zaman (globalisasi/ jaman now) memepengaruhi segala bidang. Seperti
perubahan ekonomi industrial, perubahan perusahaan, perubahan teknologi kominikasi yang
kian canggih. Perkembangan teknologi itu sendiri perpengaruh pada perkembanga sistem
informasi manajemen yang sangat signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang diambil
oleh manajemen.

Alvin Toffler pernah mempredikasi bahwa setelah melewati era pertanian kemudian industri
maka selanjutnya adalah era dimana teknologi informasi memiliki peranan yang sangat penting
yang disebut era Informasi. Dengan semakin meningkatnya transportasi dan komunikasi antar
negara menyebabkan hubungan dan ketergantungan antar bangsa melalui perdagangan,
pariwisata, dan investasi menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya antar
negara menjadi bias. Hal ini menjadi proses alamiah yang membawa seluruh bangsa dan negara
di dunia semakin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru yang bersifat
universal atau global yang di identifikasi sebagai Era Globalisasi.

Tanpa disadari, pengaruh teknologi semakin besar dalam kehidupan kita. Sudah banyak
pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia digantikan oleh keberadaan mesin-mesin
canggih, bahkan robot. Adanya Internet juga mengubah cara banyak bisnis dijalankan. Saat ini
kita bisa melihat munculnya banyak online shop yang memungkinkan semua orang untuk
memulai bisnis dengan modal kecil, tanpa perlu menyewa tempat dan memperkerjakan
karyawan. Fenomena ini mengakibatkan lowongan kerja dalam bidang tertentu berkurang,
sekaligus membuka beberapa lapangan pekerjaan baru yang sebelumnya tidak ada, atau bahkan
tidak pernah muncul dalam bayangan kita.

salah satu dampak dari meningkatnya teknologi didunia maka banyak perguruan
perguruantinggi yang menerapkan pendidikan karakter dalam bebarapa tahun ini, sekolah-
sekolah maupun perguruan tinggi mulai menerapkannya bagi siswa-siswinya maupun
mahasiswanya di sekolah maupun di perguruan tinggi (PT). Memang pendidikan karakter sudah
mulai di gencarkan, walaupun hasilnaya belum kita lihat dan rasakan sekarang. Program
pendidikan karakter yang telah berkembang sudah bagus, namun bagaimanapun juga harus
tetap ada evaluasi.

Oleh karena itu, pendidikan karakter ini harus benar-benar ditanamkan pada anak-anak sebagai
bekal ketika meraka bertindak ataupun bersikap didalam lingkungan masyarakat dan tidak
melenceng dari agama yang diyakininya. Dan akan mewujudkan bangsa Indonesia yang
berkarakter, sehingga bisa menjadi panutan bagi Negara-negara yang ada di seluruh dunia.
Selain itu, dengan pendidikan karakter dapat menjadikan generasi muda lebih berkarater lagi,
dan dengan pendidikan karakter itu generasi muda dapat memilih kebudayaan, pengetahuan,
dll yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Diakses di https://www.academia.edu/10127866/Sistem_Informasi_Manajemen pada tanggal
14 desember 2018 pada pukul 08:00 wib.

Diakses di https://www.hotcourses.co.id/study-abroad-info/subject-info/10-pekerjaan-baru-
generation-y/ pada tanggal 14 desember 2018 pada pukul 09:00 wib.

Diakses di https://www.kompasiana.com/betyindraj/552c4c976ea8344e4b8b459a/pendidikan-
karakter-bagi-generasi-muda-di-era-globalisai pada tanggal 14 Desember 2018 pada pukul 09:55
wib.

Diakses di https://www.kompasiana.com/fachrudin/5652bfc4397b61bb076e630c/essay-on-the-
spot-globalisasi pada tanggal 14 Desember 2018 pada pukul 10:15 wib.

Diakses di http://120910201085.blogspot.com/2014/04/sistem-informasi-manajemen-pada-
era.html pada tanggal 14 Desember 2018 pada pukul 10:44 wib.

Diposting 24th December 2018 oleh tessa_neechan

Lokasi: Jl. Letnan Kolonel H, Jl. Endro Suratmin, Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung
35131, Indonesia

Label: Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

Tambahkan komentar

9.

Dec

24

PROPOSAL ANALISIS MENGENAI


FAKTOR UTAMA YANG MENJADI
KENDALA PADA LEMBAGA
KEUANGAN DI INDONESIA BAIK
TERHADAP KEPUASAN NASABAH
MAUPUN KINERJA PARA
KARYAWANNYA

METODOLOGI PENELITIAN

Di Susun Oleh:

Tessa Miltasari 1651010443

Kelas / Smt / Prodi : F / 5 / Ekonomi Islam


PRODI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

T.A 2018/2019

PROPOSAL
ANALISIS MENGENAI FAKTOR UTAMA YANG MENJADI KENDALA PADA LEMBAGA KEUANGAN
DI INDONESIA BAIK TERHADAP KEPUASAN NASABAH MAUPUN KINERJA PARA
KARYAWANNYA

(STUDI PADA BANK SYARIAH, BANK BRI, BANK MUAMALAT, BANK BCA, PEGADAIAN,
ASURANSI, BANK BPR, PASAR MODAL DAN PERUSAHAAN LEASING)

Latar Belakang Masalah

Lembaga keuangan merupakan suatu badan atau lembaga yang melakukan segala
kegiatan di bidang keuangan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Lembaga
Keuangan di Indonesia terbagi atas 2 jenis yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan
non bank. Menurut UU No 10 tahun 1998 yang di syahkan pada tanggal 10 november 1998
tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Secara umum ada 3 jenis bank di Indonesia yaitu:

1. Bank Sentral contohnya adalah Bank Indonesia


2. Bank Umum contonya adalah Bank BRI, Bank BCA, Bank Muamalat, Bank Mandiri, dsb.
3. Bank Pengkreditan Rakyat atau BPR

Sedangkan Lembaga keuangan non bank adalah semua badan yang melakukan kegiatan
di bidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana terutama
dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkan dalam masyarakat terutama guna
membiayai investasi perusahaan untuk mendapatkan kemakmuran dan keadilan masyarakat.
Aadapun jenis-jenis dari Lembaga Keuangan non Bank di Indonesia saat ini ialah : Perusahaan
Asuransi, Dana Pensiun, Koperasi Simpan Pinjam, Pasar Modal, Perusahaan Anjak Piutang,
Modal Ventura, Pegadaian, Leasing / Sewa Guna Usaha, Perusahaan Kartu Plastik, Pasar Uang
dan Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur.
Setiap badan ataupun lembaga pastinya memiliki kendala / masalah yang dihadapi, hal
ini tidak terkecuali pada lembaga keuangan di Indonesia karena kita tahu bahwa pasti tidak ada
yang sempurna di dunia ini. Tingkat kepuasan tidak memiliki ukuran yang mutlak, namun hal ini
dapat dianalisis dan di jelaskan melalui pendekatan kualitatif berdasarkan teori-teori para ahli
maupun penyempurnaan dari penelitian serupa yang pernah diteliti sebelumnya.

Tri Astuti (2013) mengemukakan bahwa persepsi nasabah terhadap kualitas pelayanan
berpengaruh posisif dan signifikan terhadap minat menabung nasabah di BRI Cabang Sleman.
Penelitian yang cendering mendukung behwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap
lembaga keuangan di Indonesia antara lain; Bagja Sumantri (2014), Mustaqim (2016), Lorry
Priska Klavert (2015), Nitya Satwasti Winanto dan Sri Roekminiati (2013), Alfina Hidayah (2015)
dan Rine Mitrasari, Wahyu Hidayat, Reni Shinta Dewi (2013)

Penelitian serupa dilakukan oleh Arasy Alimudin dan I Putu Artaya (2009) namun dalam
penelitian mereka, hanya meneliti bahwa Persepsi nasabah terhadap pelayanan (kehandalan,
keramahan, komunikasi, ketanggapan dan mengerti nasabah) yang diberikan bagian prioritas
adalah identik / tidak berbeda. Maknanya adalah kehandalan, keramahan, komunikasi,
ketanggapan dan mengerti nasabah dipersepsikan sama oleh nasabah dalam menerima
pelayanan yang diberikan oleh PT. Bank Central Asia Tbk Surabaya. Ini berarti bahwa mereka
hanya meneliti mengenai kesamaan atau keidentikan antara kehandalan, keramahan,
komunikasi, ketanggapan dan mengerti nasabah terhadap persepsi nasabah namun tidak
menjelaskan mengenai pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan para nasahnya.

Ternyata tidak hanya kualitas pelayanan seja yang berpengaruh terhadap kepuasan
konsumen maupun karyawan pada lembaga keuangan di Indonesia. Hal ini seperti yang
dikemukakan oleh para peneliti lain diantaranya yaitu: Robertro Goga Parinding ( 2017) yang
meneliti bahwa variabel komitmen afektif berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT.
Pegadaian, Mifta Septarina (2017) menjelaskan bahwa tingkat pendidikan dan lamanya bekerja
berpengaruh positif terhadap kinerja keryawan PT.Pegadaian Simpang Patai Palembang, Sinta L
kiling (2016) menjelaskan bahwa secara simultan stress kerja, disiplin kerja dan kualitas kerja
berpengaruh terhadap prestasi kerja pada PT.Pegadaian (persero) Kanwil V Manado, Rendi
Saputra dan Kasyful Mahalli (2015) mengemukakan bahwa Kekuatan yang dimiliki pegadaian
syariah kota Medan terdiri dari: 1. Adanya dukungan umat Islam kota Medan. 2. Persyaratan
yang mudah dan murah yaitu hanya membawa barang jaminan dan KTP. 3. Prosedur yang cepat
dan sederhana hanya 15 menit saja. 4. Cukup dipungut biaya adm dan biaya ijarah (sewa
tempat). 5. Barang jaminan yang diasuransikan apabila kehilangan. 6. Tempat yang strategis
yang dekat dengan perumahan penduduk. 7. Produk – produk yang variatif dan terjangkau dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 8. Waktu pinjaman dapat diperpanjang tanpa harus
membayar biaya adm lagi. Kelemahan terdiri dari: 1. Cabang pegadaian syariah yang terbatas
dan masih sedikit. 2. Karyawan yang merangkap tugas sehingga menyebabkan tidak efektifnya
kinerja karyawan. 3. Tidak semua SDM nya memahami betul tentang perbedaan konvensional
dengan syariah. 4. Kurang adanya tenaga profesional yang handal karena dalam perhitungan
syariah membutuhkan ketelitian dalam memperhitungkan keuntungan. 5. Harus adanya barang
jaminan untuk memperoleh pinjaman. 6. Masih banyak nasabah yang merasa malu untuk
datang ke pegadaian syariah. 7. Belum memiliki visi dan misi sendiri. 8 Kurangnya tempat
penyimpanan barang jaminan atau tempat yang masih terbatas. Peluang terdiri dari: 1.
Anggapan dari masyarkat khusunya umat Islam bahwa bunga adalah haram baik bagi penerima
maupun pemberi. 2. Lokasi kantor yang cukup strategis dan dekat keramaian penduduk. 3.
Banyak nasabah yang cenderung memilih produk syariah karena sesuai dengan syariat Islam. 4.
Nasabah pegadaian syariah bukan hanya dari umat Islam saja. 5. Adanya peluang ekonomi dari
berkembangnya pegadaian syariah baik bagi pegadaian syariah sendiri maupun bagi nasabah. 6.
Pegadaian umum yang saat ini tidak sejalan dengan syariat Islam. Ancaman terdiri dari: 1. Usaha
gadai syariah sudah mulai dilirik oleh pihak lain. 2. Adanya tindak kriminal seperti perampokan.
3. Citra lembaga keuangan syariah belum mapan dimata masyarakat. 4. Anggapan bahwa
lembaga pegadaian syariah berkaitan dengan fanatisme agama. 5. Ancaman dari orang yang
merasa terusik kenikmatannya mengeruk kekayaan rakyat seperti rentenir. 6. Susah untuk
menghilangkan mekanisme bunga yang sudah mengakar pada masyarakat,

Anisa Lubis (2013) mengemukakan pendapat mengenai penelitiannya bahwa


Pertumbuhan Laba menunjukan bahwa CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing
Loan), BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasioanal) dan LDR (Loan to Deposit
Ratio) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan laba di Bank
Perkreditan Rakyat yang artinya bahwa kesehatan bank berpengaruh terhadap pertumbuhan
laba pada BPR di Indonesia, Mudji Utami dan Mudjilah Rahayu (2003) menjelaskan bahwa Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa perubahan profitabilitas, suku bunga, inflasi dan nilai tukar
mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham badan usaha selama
periode krisis ekonomi. Secara parsial hanya suku bunga dan nilai tukar mempunyai pengaruh
secara signifikan terhadap harga saham selama periode krisis ekonomi tersebut, Nahrowi (2013)
menjelaskan bahwa Permasalahan leasing terjadi karena: a). Belum adanya ketersediaan
peraturan perundang-undangan yang memadai; b). Keterbatasan permodalan perusahaan
leasing di Indonesia; c). Ketidak tersediaan sistem data lessee sebagai data untuk pertimbangan
pemberian pembiayaan oleh lessor atau perusahaan leasing.

Rumusan Masalah

1. Jelaskan mengenai permasalahan yang terjadi pada Lembaga Keuangan di Indonesia!


2. Jelaskan mengenai faktor utama yang menjadi kendala pada lembaga keuangan di Indonesia
baik terhadap kepuasan nasabah maupun kinerja para karyawannya!

Tujuan Penelitian

1. Untuk dapat mengetahui mengenai permasalahan yang terjadi pada Lembaga Keuangan di
Indonesia.
2. Untuk dapat mengetahui mengenai faktor utama yang menjadi kendala pada lembaga keuangan
di Indonesia baik terhadap kepuasan nasabah maupun kinerja para karyawannya.

Metode Penelitian
Untuk dapat membantu dalam proses penelitian, menggunakan metode kuailitatif deskriptif
dengan menggunakan teknik purpose sampling yaitu dengan cara meneliti penelitian serupa
yang telah diteliti sebelumnya dan membaginya menjadi variabel X dan variabel Y.

Kesimpulan

Tri Astuti (2013) mengemukakan bahwa persepsi nasabah terhadap kualitas pelayanan
berpengaruh posisif dan signifikan terhadap minat menabung nasabah di BRI Cabang Sleman.
Penelitian yang cendering mendukung behwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap
lembaga keuangan di Indonesia antara lain; Bagja Sumantri (2014), Mustaqim (2016), Lorry
Priska Klavert (2015), Nitya Satwasti Winanto dan Sri Roekminiati (2013), Alfina Hidayah (2015)
dan Rine Mitrasari, Wahyu Hidayat, Reni Shinta Dewi (2013).

Lalu penelitian serupa dilakukan kembali oleh Arasy Alimudin dan I Putu Artaya (2009)
namun dalam penelitian mereka, hanya meneliti bahwa Persepsi nasabah terhadap pelayanan
(kehandalan, keramahan, komunikasi, ketanggapan dan mengerti nasabah) yang diberikan
bagian prioritas adalah identik / tidak berbeda. Maknanya adalah kehandalan, keramahan,
komunikasi, ketanggapan dan mengerti nasabah dipersepsikan sama oleh nasabah dalam
menerima pelayanan yang diberikan oleh PT. Bank Central Asia Tbk Surabaya. Ini berarti bahwa
mereka hanya meneliti mengenai kesamaan atau keidentikan antara kehandalan, keramahan,
komunikasi, ketanggapan dan mengerti nasabah terhadap persepsi nasabah namun tidak
menjelaskan mengenai pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan para nasahnya. Dari
penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi faktor utama dalam kepuasan
konsumen dari lembaga keuangan di Indonesia ialah kualitas pelayanan.

DAFTAR PUSTAKA
Bagja Sumantri (2014).JURNAL ECONOMIA Kajian Ilmiah Ekonomi & Bisnis . Pengaruh Kualitas
Pelayanan Dan Produk Pembiayaan Terhadap Minat Dan Keputusan Menjadi Nasabah Di Bank Syariah, 10(2),
2460-1152. Diakses di https://journal.uny.ac.id/index.php/economia/article/view/7540 pada
tanggal 18 November 2018 pada puku 16:00 wib.

Arasy Alimudin & I Putu Artaya. (2009).BISMA (Bisnis dan Manajemen). Persepsi Nasabah
Tentang Ketanggapan, Keramahan, Kehandalan, Komunikasi, Dan Mengerti Nasabah
Terhadappelayanan Bagian Prioritas Pt. Bank Central Asia Surabaya, 01(2), 119-130. Diakses di
https://journal.unesa.ac.id/index.php/bisma/article/view/2891 pada tanggal 20 November 2018
pada pukul 16:00 wib.

Tri Astuti. (2013).Nominal Barometer Riset Akuntansi & Manajemen Indonesia . Pengaruh
Persepsi Nasabah Tentang Tingkat Suku Bunga, Promosi Dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Minat Menabung Nasabah, 02(1). Diakses di
https://journal.uny.ac.id/index.php/nominal/article/view/1655 pada tanggal 20 November 2018
pada pukul 15:00 wib.

Mustaqim (2016). Digital Library IAIN Palangkaraya. Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Nasabah Bank Muamalat Cabang Palangka Raya. Diakses di http://digilib.iain-
palangkaraya.ac.id/467/ pada tanggal 19 November 2018 pada pukul 19:33 wib.

Lorry Priska Klavert (2015). Repository Politeknik Negeri Manado. Pengaruh Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Nasabah Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Politeknik.
Diakses di http://repository.polimdo.ac.id/140/ pada tanggal 19 November pada tanggal 19:00
wib.

Nitya Satwasti Winanto dan Sri Roekminiati (2017). Hubungan Service Quality Terhadap
Loyalitas Pelanggan Di Pt Pegadaian Syariah (Persero) Cabang Babakan Surabaya. Hubungan
Service Quality Terhadap Loyalitas Pelanggan Di Pt Pegadaian Syariah (Persero) Cabang
Babakan Surabaya, 01(01). Diakses di
https://www.researchgate.net/publication/320392144_HUBUNGAN_SERVICE_QUALITY_TERHA
DAP_LOYALITAS_PELANGGAN_DI_PT_PEGADAIAN_SYARIAH_PERSERO_CABANG_BABAKAN_SU
RABAYA pada tanggal 20 November 2018 pada pukul 09:00 wib.

Roberto Goga Parinding (2017).MAGISTRA Jurnal Ilmu Manajmen. Analisis Pengaruh Komitmen
Afektif, Komitmen Berkelanjutan, Dan Komitmen Normatif Terhadap Kinerja Karyawan Pada
Pt.Pegadaian (Persero) Cabang Ketapang, 01(2). Diakses di
https://jurnal.narotama.ac.id/index.php/mgs/article/view/477 pada tanggal 20 November 2018
pada pukul 08:30 wib.

Mifta Septarina (2017). Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Lamanya Bekerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pada Pt. Pegadaian Syariah Simpang Patal Palembang. Diakses di
http://www.onesearch.id/Record/IOS3545.982 pada tanggal 20 November 2018 pada pukul
08:22 wib.

Sinta L Kiling. (2016). Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Pengaruh Stres Kerja Dan Disiplin Kerja
Terhadap Prestasi Pada Pt.Pegadaian (Persero) Kanwil V Manado, 03(16). Diakses di
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/view/13098 pada tanggal 20 November
2018 pada pukul 08:00 wib.

Randi Saputra & Kasyful Mahalli. (2015).Ekonomi dan Keuangan. Analisis Potensi Dan Kendala
Pengembangan Pegadaian Syariah Di Kota Medan. Diakses di
https://jurnal.usu.ac.id/edk/article/view/11682 pada tanggal 19 November 2018 pada pukul
17:25 wib.

Alfina Hidayah. (2015). Jurnal Administrasi Bisnis (Jurna Ilmiah Ilmu Administrasi Bisnis). Analisis
Kualitas Layanan Asuransi Dalam Proses Ganti Rugi Kendaraan (Klaim) Nasabah PT. Asuransi
Mitra Pelindung Mustika Bandung, 11(01). Diakses di
http://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalAdministrasiBisnis/article/view/1703 pada tanggal
19 November 2018 pada pukul 17:00 wib.

Rine Mitrasari , Wahyu Hidayat , Reni Shinta Dewi (2013). Jurnal Administrasi Bisnis Jurnal Ilmu
Administrasi Bisnis. Pengaruh Harga Kualitas Pelayanan Dan Brand Image Terhadap Keputusan
Pemegang Polis Dalam Memilih Asuransi (Studi Kasus Pada Asuransi Jiwasraya Semarang Barat
Branch Office), 02(02). Diakses di
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jiab/article/view/2499 pada tangal 19 November 2018
pada pukul 16:00 wib.

Anisah Lubis (2013). Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap
Pertumbuhan Laba, 01(04). Diakses di https://jurnal.usu.ac.id/index.php/edk/article/view/9138
pada tanggal 19 November 2018 pada pukul 15:55 wib.

Mudji Utami dan Mudjilah Rahayu (2003). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Peranan
Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi Dan Nilai Tukar Dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia
Selama Krisis Ekonomi, 05(02). Diakses di
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/view/15639 pada tanggal 19
November 2018 pada pukul 15:44 wib.

Nahrowi (2013).Jurnal Cita Hukum. Permasalahan Hukum Pembiayaan Leasing Di Indonesia


01(01). Diakses di http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/citahukum/article/view/2978 pada
tanggal 19 November 2018 pada pukul 15:00wib.

Diposting 24th December 2018 oleh tessa_neechan

Lokasi: Jl. Pulau Sebesi No.56b, Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung 35131, Indonesia

Label: Mata Kuliah METOPEN

Tambahkan komentar

10.

Nov

13
Makalah Kemiskinan dan Kesenjangan
Pendapatan

MAKALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN

Nama kelompok 2 : 1. Gita Saputri 1651010434

2. M Deswan Seperly 1651010462

3. Tessa Miltasari 1651010443


Kelas / Smt / Prodi : F / 5 / Ekonomi Islam

Mata kuliah : Perekonomian Indonesia

Dosen Pengampu : Muhammad Kurniawan,S.E.,M.E.Sy.

PRODI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

T.A 2018/2019

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Berkat limpahan
rahmat dan karunia nikmatNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kemiskinan
dan Kesenjangan Pendapatan” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi
tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia yang diampu oleh bapak Muhammad
Kurniawan,S.E.,M.E.Sy.
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai
pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam
penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis
secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca. Demikian apa yang dapat
saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk
kami sendiri khususnya.

Bandar Lampung, 05 November 2018

Kelompok 2

DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................................I

KATA PENGANTAR ....................................................................................................II

DAFTAR ISI ................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang...................................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................................... 2
C. Tujuan penulisan ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi Kemiskinan ............................................................................................................ 2


2. Faktor-Faktor Penentu Ketimpangan Dan Kemiskinan Di Indonesi.................................... 6
3. Indikator Dan Ukuran Ketimpangan Serta Kemiskinan .................................................... 11

4. Potret Kemiskinan Indonesia Pada Tahun 1998-2014 ..................................................... 16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 34

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 35

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia dikenal sebagai Negara agraris, atau yang biasa dikenal sebagai
Negara yang sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang pertanian. Dalam Pembukaan
UUD 1945 mengamanatkan pemerintah Indonesia agar memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun dalam kenyataannya pemerintah tidak mempunyai
kepekaan yang serius terhadap kaum miskin.
Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang mendunia dan hingga kini
masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual,
kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh negara-negara
berkembang melainkan juga negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat.
Jika kita lihat dari dampak yang ditimbulkan oleh korupsi ini, hampir semua lapisan
masyarakat merasakannya. Bagi kalangan pengusaha korupsi menyebabkan persaingan yang
tidak kompetitif antar pengusaha karena semua proses harus melalui uang pelicin dan
memerlukan waktu yang lama. Bagi masyarakat bawah korupsi justru menimbulkan biaya hidup
yang lebih tinggi, harga-harga menjadi mahal akhirnya muncul banyak pengemis.
Pengangguran, pemerasan, hingga pembunuhan yang sumber utamanya adalah uang, hanya
dengan satu alasan untuk hidup dan munculnya Undang-Undang Korupsi dan Undang-Undang
Komisi Pemberantasan Korupsi bisa dijalankan dengan baik. Namun pada kenyataannya kinerja
KPK ini belum memuaskan hati publik, karena banyak kasus korupsi yang penanganannya belum
tuntas. Diantaranya kasus korupsi pajak dan kasus yang dialami dari beberapa anggota Partai
Demokrat belakangan ini.
Pada hal ini penyusun mencoba memaparkan kemiskinan di Negara Indonesia.
Kemiskinan merupakan hal yang kompleks kerana menyangkut berbagai macam aspek seperti
hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya. Agar
kemiskinan di Indonesia dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja sama dari pihak
masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini.
Kemiskinan merupakan masalah multidimensi dan lintas sektor yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain : tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan,
akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.
Bila kita melihat sebenarnya kesejahteraan itu milik pemerintah, atau para pegawai
negeri. Dan orang – orang yang bergerak dalam organisasi pemerintah tingkat atas. Dan
sebagian besar juga bagi para pengusaha – pengusaha yang ruang lingkupnya besar. Golongan
orang-orang kelas atas inilah yang akan selalu menjadi penguasa, dan monopoli terhadap
golongan kelas menengah ke bawah.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan mengenai pengertian dari kemiskinan!


2. Jelaskan mengenai faktor-faktor penentu dari ketimpangan dan kemiskinan di
Indonesia!
3. Jelaskan mengenai indikator dan ukuran ketimpangan dan kemiskinan!
4. Jelaskan mengenai potretKemiskinan Indonesia pada tahun 1998-2014!

C. Tujuan Masalah

1. Untuk dapat menjelaskan mengenai pengertian dari kemiskinan.

2. Untuk dapat menjelaskan mengenai faktor-faktor penentu dari ketimpangan dan kemiskinan di
Indonesia.

3. Untuk dapat menjelaskan mengenai indikator dan ukuran ketimpangan dan kemiskinan.

4. Untuk dapat menjelaskan mengenai potret Kemiskinan Indonesia pada tahun 1998-2014.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Kemiskinan

Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang atau sekelompok orang tidak mampu
mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagai kebutuhan minimal dari
standar hidup tertentu. Dalam arti sempit, kemiskinan (proper) dipahami sebagai keadaan
kekurangan uang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup. Dalam arti luas, Chambers
(dalam Chriswardani Suryawati, 2005), mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu konsep
terpadu (intergrated concept) yang memiliki 5 dimensi, yaitu :

a. Kemiskinan (proper)

b. Ketidakberdayaan (powerless)

c. Kerentanan menghadapi situasi darurat (state of emergency)

d. Ketergantungan (dependence)

e. Keterasingan (isolation)

Menurut Mudrajat Kuncoro (2003:123), kemiskinan didefinisikan sebagai


ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup minimum, di mana pengukuran kemiskinan
tidak didasarkan pada konsumsi. Berdasarkan konsumsi ini, garis kemiskinan terdiri dari dua
unsur yaitu (1) pengeluaran yang diperlukan untuk membeli standar gizi minimum dan
kebutuhan mendasar lainnya, dan (2) jumlah kebutuhan lain yang sangat bervariasi, yang
mencerminkan biaya partisipasi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Ewnowski menggunakan indikator-indikator sosial untuk mengukur tingkat indeks


kehidupan (the level of living index). menurutnya terdapat tiga tingkatan kebutuhan untuk
menentukan tingkat kehidupan seseorang :
(a). Kehidupan fisik dasar (basic fisical needs), yang meliputi gizi/nutrisi,
perlindungan/perumahan (shelter/housing), dan kesehatan.

(b). Kebutuhan budaya dasar (basic cultural needs), yang meliputi pendidikan, penggunaan
waktu luang dan rekreasi, serta jaminan sosial (social security).

(c). High income, yang meliputi surplus pendapatan atau melebihi takarannya. Menurut Amartya
Sen (Bloom dan Canning: 2001) seseorang dapat dikatakan miskin bila mengalami "capability
deprivation" sehingga mengalami kekurangan kebebasan yang substansif. menurut Amartya
Sen, kebebasan substance memiliki dua sisi kesempatan dan rasa aman/keamanan. Kesempatan
membutuhkan pendidikan dan rasa aman atau keamanan membutuhkan kesehatan.

Menurut Bachtiar Chamsyah (2006:45), Kemiskinan merupakan keadaan ketertutupan,


yaitu tertutup dari segala bentuk pemenuhan kebutuhan diri yang bersifat fisik atau non fisik.
Menurut Suparlan, kemiskinan adalah keadaan serba kekurangan harta benda dan benda
berharga yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang yang hidup dalam lingkungan
serba miskin atau serba kekurangan modal, uang, pengetahuan, kekuatan sosial, fisik, hukum,
maupun akses ke fasilitas pelayanan umum, kesempatan kerja, dan berusaha. (Suparlan, 2000).

Menurut Friedman kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk


memformulasikan kekuasaan sosial berupa aset, sumber keuangan, organisasi sosial politik,
jaringan sosial, barang atau jasa, pengetahuan dan keterampilan, serta informasi.

Badan Pusat Statistik mendefinisikan kemiskinan dengan menetapkan beberapa


kriteria kemiskinan yang mengacu pada besarnya pengeluaran tiap orang per harinya. Kriteria
statistik dari BPS adalah sebagai berikut :

(a) Tidak miskin, yaitu mereka yang pengeluaran perbulan nya lebih dari Rp. 350.610.

(b) Hampir tidak miskin, yaitu orang dengan pengeluaran perbulan pada kepala antara Rp
280.488 sampai dengan Rp 350.610, atau sekitar antara Rp 9.350 sampai dengan Rp 11.687 per
orang dalam 1 hari.
(c) Hampir miskin, ya itu orang dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 233.740
sampai dengan Rp 280.488 atau sekitar antara Rp 7.780 sampai dengan Rp Rp9.350 per orrang
dalam 1 hari.

(d) Miskin, dengan pengeluaran per orang per bulan per kepala Rp. 233.740 ke bawah atau
sekitar Rp 7.780 ke bawah per orang dalam satu hari.

(e) Sangat miskin (kronis), tidak ada kriteria berapa pengeluaran per orang dalam 1 hari. Tidak
diketahui Berapa jumlah pastinya.

Uni Eropa umumnya mendefinisikan Penduduk miskin sebagai mereka yang


mempunyai pendapatan perkapita di bawah 50% dari median (rata-rata) pendapatan. ketika
median/rata-rata pendapatan meningkat, garis kemiskinan relatif juga meningkat.

Dua ukuran kemiskinan yang digunakan oleh Bank Dunia adalah :

1) US$ 1 per kapita per hari dimana diperkirakan ada sekitar 1,2 miliar penduduk dunia yang hidup
di bawah ukuran tersebut.

2) US$ 2 per kapita per hari di mana lebih dari 2 miliar penduduk yang hidup kurang dari batas
tersebut. US Dollar yang digunakan adalah US$ PPP (Purchasing Power Parity), bukan nilai tukar
resmi (exchange rate) kedua batas ini adalah garis kemiskinan absolut.

Berdasarkan pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kemiskinan


merupakan keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuhan kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses ke
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global, di mana sebagian orang
memahami istilah ini secara subjektif dan komparatif, sementara yang lain melihatnya dari segi
moral dan evaluatif, serta sebagian lainnya memahami dari sudut pandang ilmiah yang telah
mapan.
2. Faktor-faktor Penentu Ketimpangan dan Kemiskinan di Indonesia.

Disparitas atau lebih dikenal dengan kesenjangan, khususnya kesenjangan ekonomi,


merupakan fenomena yang terjadi dalam perekonomian nasional di mana terdapat perbedaan
atau jurang pemisah di antara setiap anggota masyarakat dalam kegiatan ekonomi, termasuk
perbedaan antara kegiatan ekonomi di suatu daerah dan daerah lainnya.

Fenomena disparitas ini merupakan fenomena dunia, karena terjadi pada semua
negara, baik negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Jadi, sudah wajar apabila
pada suatu negara terdapat beberapa wilayah terbelakang dibandingkan dengan wilayah
lainnya, dan hal ini juga berlaku bagi Indonesia. Walaupun fenomena disparitas terjadi di seluruh
dunia, umumnya kesenjangan antar kelompok masyarakat, ataupun daerah, lebih tajam terjadi
di negara-negara sedang berkembang karena kelakuan sosial ekonomi (social economic
rigidities) dan immobility factor (faktor imobilitas).

Studi tentang disparitas antar daerah di antara negara berkembang pada beberapa
tahun terakhir sudah banyak dilakukan baik melalui pendekatan pertumbuhan seimbang
(balanched-growth) maupun pertumbuhan tidak seimbang (unbalanced growth).

Berikut adalah faktor-faktor penentu ketimpangan dan kemiskinan di Indonesia :

(a). Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Penduduk (EDU)

Hasil penelitian Cameron (2000:175-176) tentang kemiskinan di Jawa menyimpulkan


bahwa pengurangan kemiskinan diasosiasikan dengan meningkatnya pencapaian pendidikan
dan peningkatan pendapatan dan tenaga kerja terdidik. Hasil penelitian Suherman (2001:47-64)
juga menunjukkan kemiskinan di Jawa Barat dipengaruhi oleh besarnya persentase angka melek
huruf.

(b). Pendapatan Per Kapita Penduduk (PC)

Hasil penelitian Iradian (2005:1-39) yang dilakukan pada 82 negara untuk tahun 1965-
2003 menunjukkan bahwa tingginya pertumbuhan pendapatan per kapita tidak akan terlalu
berdampak apabila tidak disertai dengan perbaikan distribusi pendapatan. Perubahan
pendapatan per kapita mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kemiskinan. Hasil penelitian
ini mengisyaratkan bahwa peningkatan pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi yang
telah dicapai oleh Indonesia hanya dinikmati oleh sebagian kecil penduduk. Sementara itu,
sebagian besar penduduk yang saat ini hidup dalam kemiskinan tidak menikmati pencapaian
tersebut. Dengan kata lain, meskipun ekonomi tumbuh dengan baik, tetapi mereka tetap berada
dalam kemiskinan. Peningkatan kontra prestasi (gaji, honor, upah, dan bentuk lain) yang selama
ini terjadi di Indonesia hanya dinikmati oleh sebagian orang. Peningkatan kontra prestasi
tersebut tidak sampai menyentuh kelompok yang berada pada garis kemiskinan.

(c). Rasio Ketergantungan Penduduk

Faktor penyebab munculnya rasio ketergantungan adalah adanya tingkat kelahiran


(fertilitas) yang tinggi. World Bank (1978) menyatakan bahwa penyebab kemiskinan adalah
adanya ledakan penduduk (population Growth) yang tidak terkendali karna hal itu akan
menyebabkan rasio ketergantungan (dependency ratio) yang tinggi. Sementara itu, Malthus
(1798) dalam Todaro (2000:268) menyatakan bahwa ledakan penduduk akan menimbulkan pola
hidup yang serba pas-pasan (subsisten). Sedangkan pemikiran neo-Malthus menyatakan bahwa
bangsa-bangsa yang miskin tidak akan pernah berhasil mencapai taraf hidup yang lebih tinggi
dari tingkat subsisten, kecuali bangsa itu mengadakan pemeriksaan preventif (preventif checks)
terhadap pertumbuhan populasinya, atau dengan menerapkan pengendalian kelahiran. Nilai
rata-rata Total Vertility Rate (TVR) Indonesia pada tahun 2010 adalah 2,5. Artinya, setiap
keluarga memiliki tiga orang anak sehingga dalam satu keluarga akan terdiri dari lima jiwa.
Semakin besar jumlah anak, semakin besar jumlah tanggungan yang harus ditanggung oleh
kepala keluarga. Selanjutnya, semakin besar jumlah penduduk yang berusia tidak produktif
semakin besar tanggungan yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif.

(d) Pertumbuhan Ekonomi (GRW)

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang selama ini dicapai oleh Indonesia ternyata tidak
mampu mengurangi faktor penyebab kemiskinan. Pesatnya pertumbuhan ekonomi tersebut
hanya bisa dinikmati oleh sebagian kecil orang di Indonesia. Hal itu akan menimbulkan
kemiskinan struktural dimana pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya bisa dinikmati oleh
sebagian kecil orang kaya, sementara sebagian besar masyarakat tetap miskin. Keadaan ini
sesuai dengan teori "trade-off between growth and equity" yang menyatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menimbulkan ketimpangan yang semakin besar dalam
pembagian pendapatan, atau semakin tidak merata, dan sebaliknya upaya pemerataan dapat
terwujud dalam pertumbuhan yang rendah (Todaro, 2000:206).

(e) Persentase Tenaga Kerja Di Sektor Pertanian (TKP)

Penelitian Ritonga (2006) juga menyatakan bahwa penduduk miskin di Indonesia


umumnya bekerja di sektor pertanian dan mempunyai tingkat pendidikan SD ke bawah. Karena
itu, program pengentasan kemiskinan di sektor pertanian perlu diprioritaskan. Pembangunan
sektor pertanian melalui revitalisasi pertanian, perikanan, dan kehutanan, serta pembangunan
masyarakat pedesaan perlu menjadi pijakan demi membawa masyarakat Indonesia keluar dari
permasalahan kemiskinan.

(f) Persentase Tenaga Kerja Di Sektor Industri (TKI)

Peran penting sektor industri dalam mengurangi faktor penyebab kemiskinan salah
satunya ditunjukkan oleh hasil penelitian Skoufias (2000), yang menyatakan bahwa konsumsi
tenaga kerja di sektor industri lebih besar dari konsumsi tenaga kerja sektor pertanian. Hal ini
mengindikasikan bahwa pendapatan pekerja usaha kecil yang bekerja di sektor industri non
pertanian lebih besar daripada penghasilan tenaga kerja usaha kecil yang bekerja di sektor
industri yang bergerak di sektor pertanian.

Sharp (1996:173-191) mencoba mengidentifikasi penyebab kemiskinan dipandang dari


sisi ekonomi. Pertama, secara mikro kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola
kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk
miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah. Kedua,
kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya
manusia yang rendah berarti produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya upah menjadi
rendah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia ini karena rendahnya pendidikan, nasib yang
kurang beruntung, adanya diskriminasi, atau karena keturunan. Ketiga, kemiskinan muncul
akibat perbedaan akses ke modal.
Ketiga, penyebab kemiskinan ini pada dasarnya bermuara pada teori lingkaran
kemiskinan (vicious circle of poverty) yang dikemukakan oleh Nurkse pada tahun 1953, bahwa
"a poor country is poor because it is poor" (negara miskin itu miskin karena memang miskin).
Skema lingkaran kemiskinan ini dapat digambarkan pada Gambar 1.

Ketidaksempurnaan
KekuranganModal
pasar,Keterbelakangan,Ketertinggalan.

InvestasiRendah ProduktivitasRendah

TabunganRendah PendapatanRendah
Gambar 1. Lingkaran Setan Kemiskinan

empat madzhab :

(a) Individual Explanation. Diakibatkan oleh karakteristik orang miskin itu sendiri : malas, pilihan
yang salah, gagal dalam bekerja, cacat bawaan, belum siap memiliki anak, dan sebagainya.

(b) Familial Explanation. akibat faktor keturunan, dimana antargenerasi terjadi ketidak
beruntungan yang berulang, terutama akibat pendidikan.

(c) Subcultural Explanation. akibat karakteristik perilaku suatu lingkungan yang berakibat pada
moral masyarakat.

(d) Structural Explanation. menganggap kemiskinan sebagai produk dari masyarakat yang
menciptakan ketidakseimbangan dengan pembedaan status atau hak.

Faktor penyebab kemiskinan menurut Bank Dunia sebagai berikut :

(a) Terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar dan prasarana.

(b) Kebijakan pembangunan yang bias perkotaan dan bias sektor.

(c) Adanya perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat dan sistem yang kurang
mendukung.

(d) Adanya perbedaan sumber daya manusia dan perbedaan di antara sektor ekonomi (ekonomi
tradisional versus ekonomi modern).
(e) Rendahnya produktivitas dan tingkat pembentukan modal dalam masyarakat.

(f) Budaya hidup yang dikaitkan dengan kemampuan seseorang mengelola sumber daya alam
dan lingkungannya.

(g) Tidak adanya tata kelola yang bersih dan baik (good governance).

(h) Pengelolaan sumber daya alam yang berlebihan dan tidak berwawasan lingkungan.

Jika dikaitkan dengan ketimpangan yang terjadi di Indonesia, maka berdasarkan uraian
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor dominan yang dapat menyebabkan
ketimpangan ekonomi pada dasarnya terbagi ke dalam 2 golongan besar : Anugerah awal (initial
endowment) di antara para pelaku ekonomi dan dampak negatif dari pembangunan yang
berorientasi pada strategi pertumbuhan.

3. Indikator dan Ukuran Ketimpangan serta Kemiskinan

Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori, yaitu Kemiskinan


absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang
konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran
absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang
kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).

Terdapat beberapa indikator dan ukuran untuk melihat potret perekonomian


Indonesia yang ditinjau berdasarkan tingkat ketimpangan dan kemiskinan yang ada di Indonesia.
Berikut ini adalah indikator dan ukuran ketimpangan serta kemiskinan :

(a) Indikator dan Ukuran Absolut

Bank Dunia mendefinisikan kemiskinan absolut sebagai hidup dengan pendapatan


dibawah US$1/hari dan kemiskinan menengah dengan pendapatan di bawah US$2/hari.
Berdasarkan batasan ini diperkirakan pada tahun 2011 sebanyak 1,1 miliar orang di dunia
mengkonsumsi kurang dari US$1/hari dan 2,7 miliar orang di dunia mengkonsumsi kurang dari
US$2/hari.[1]
Indikator kemiskinan yang lain dikemukakan oleh Bappenas (2004) dalam Sahdan
(2005) berupa :

1. Kurangnya pangan, sandang, dan perumahan yang tidak layak;

2. Terbatasnya kepemilikan tanah dan alat-alat produktif;

3. Kurangnya kemampuan membaca dan menulis;

4. Kurangnya jaminan dan kesejahteraan hidup;

5. Kerentanan dan keterpurukan dalam bidang sosial dan ekonomi;

6. Ketidakberdayaan atau daya tawar yang rendah;

7. Akses ke ilmu pengetahuan yang terbatas.

(b) Indikator dan Ukuran Relatif

Kemiskinan relatif merupakan kondisi masyarakat karena kebijakan pembangunan


yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga menyebabkan
ketimpangan distribusi pendapatan. Kemiskinan absolut ditentukan berdasarkan
ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum. Kemiskinan struktural dan
kultural merupakan kemiskinan yang disebabkan oleh kondisi struktur dan faktor-faktor adat
budaya suatu daerah tertentu yang membelenggu seseorang (Sudantoko, 2009:43-46).

Konsep Koefisien Gini

Koefisien Gini adalah ukuran ketimpangan distribusi. Ukuran Ini pertama kali
dikembangkan oleh ahli statistik dan ahli sosiologi Italia bernama Corrado Gini dan
dipublikasikan pada tahun 1912 dalam makalahnya yang berjudul "variability and mutability"
(dalam bahasa Italia: variabilita e mutabilita).

Koefisien gini dinyatakan dalam bentuk rasio yang nilainya antara 0 dan 1, nilai 0
menunjukkan pemerataan yang sempurna di mana semua nilai adalah sama, sedangkan nilai 1
menunjukkan ketimpangan yang paling tinggi yaitu satu orang menguasai semuanya dan yang
lainnya nihil. Menurut definisinya, koefisien gini adalah perbandingan luas daerah antara Kurva
Lorenz dan garis lurus 45° terhadap luas daerah dibawah garis lurus 45 derajat tersebut.

Indeks atau rasio gini merupakan koefisien yang berkisar antara 0 hingga 1, yang
menjelaskan kadar kemerataan (ketimpangan) distribusi pendapatan nasional, semakin kecil
koefisiennya semakin merata, dan semakin besar angka koefisiennya atau mendekati angka 1
maka semakin besar ketimpangan. Angka rasio gini dapat ditaksir langsung secara visual melalui
Kurva Lorenz, yaitu perbandingan antara luas area yang terletak di antara Kurva Lorenz dan
diagonal terhadap luas area segitiga OBC. Semakin melengkung maka semakin meluas area yang
dibagi sehingga semakin besar nilai dan semakin besar pula ketimpangannya. Rasio gini dapat
dihitung secara matematik dengan rumus 1.1 :

Rumus 1.1

0<G<1

Keterangan :

G = rasio gini

fi = proprosi jumlah rumah tangga dalam kelas-i

Xi + 1 = proporsi jumlah kumulatif rumah tangga dalam kelas-i


Yi + 1 = proporsi jumlah pendapatan rumah tangga dalam kelas-i

Tingkat pemerataan pendapatan akan terjadi jika semua orang mendapatkan distribusi
pendapatan yang sama rata atau, dengan kata lain, rasio gininya adalah sama dengan nol (Gini
Ratio = 0). Jadi, rasio Gini adalah rasio tentang distribusi pendapatan dengan angka kisaran 0
sampai dengan 1. Jika G mendekati 0, berarti distribusi pendapatan yang diterima hampir sama
dengan banyaknya penduduk. Berikut adalah arti nilai dari besaran rasio gini :

G < 0,3 artinya ketimpangan rendah

0,3 ≤ G ≤ 0,5 artinya ketimpangan sedang

G > 0,5 artinya ketimpangan tinggi

GK (Garis Kemiskinan)

Garis kemiskinan (GK) adalah persentase penduduk miskin yang berada dibawah
garis kemiskinan, yang secara sederhana mengukur proporsi penduduk yang dikategorikan
miskin. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep Kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach). Konsep ini tidak hanya digunakan oleh BPS, tetapi juga
oleh negara-negara lain seperti Armenia, Senegal, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Sierra Leone
dan Gambia. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan nonmakanan yang diukur dari sisi
pengeluaran yang dikonseptualisasikan dengan garis kemiskinan (GK). GK merupakan
representasi dari jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok
minimum makanan yang setara dengan 2100 kilo kalori per kapita per hari, dan kebutuhan
pokok non makanan. GK yang digunakan oleh BPS terdiri dari dua komponen, yaitu Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) dan garis kemiskinan non makanan (GKNM), sehingga GK
merupakan penjumlahan dari GKM dan GKNM.
Distribusi Pendapatan
Disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan atau kesenjangan, dan tingkat
kemiskinan merupakan masalah besar yang dihadapi negara berkembang termasuk Indonesia.
Distribusi pendapatan mencerminkan merata atau timpangnya pembagian hasil pembangunan
suatu negara dikalangan penduduknya. Tidak meratanya distribusi pendapatan akan memicu
ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari munculnya masalah kemiskinan. Masalah
kesenjangan tidak hanya dialami oleh negara berkembang tetapi juga oleh negara maju.
Perbedaannya terletak pada proporsi atau besar kecilnya tingkat kesenjangan dan Angka
kemiskinan yang terjadi, serta kesulitan mengatasinya yang dipengaruhi oleh luas wilayah dan
jumlah penduduk suatu negara. Semakin besar angka kemiskinan, semakin tinggi tingkat
kesulitan mengatasinya. Negara maju mengalami tingkat kesenjangan pendapatan yang relatif
lebih kecil dibandingkan negara sedang berkembang, dan untuk mengatasinya tidak terlalu sulit
karena GNP dan GDP negara maju relatif tinggi.
Perbedaan pendapatan timbul karena adanya perbedaan kepemilikan sumber daya
dan faktor produksi, terutama kepemilikan barang modal (capital stock). Kelompok masyarakat
yang memiliki faktor produksi yang lebih banyak juga akan memperoleh pendapatan yang lebih
banyak. Menurut pandangan Neoklasik, perbedaan pendapatan dapat dikurangi melalui proses
penyesuaian otomatis, yaitu “penetapan” hasil pembangunan ke bawah (Trickle Down) dan
kemudian menyebarnya sehingga menimbulkan keseimbangan baru. Apabila proses
terotomatisasi tersebut belum mampu menurunkan tingkat perbedaan pendapatan yang
timpang, maka dapat dilakukan melalui sistem perpajakan dan subsidi. Penetapan pajak
pendapatan/penghasilan akan mengurangi pendapatan penduduk berpenghasilan tinggi, begitu
juga sebaliknya subsidi akan membantu penduduk berpenghasilan rendah asalkan tidak salah
sasaran dalam pengalokasiannya. Pajak yang telah dipungut dengan menggunakan sistem tarif
progresif (semakin tinggi pendapatan semakin besar persentase tarifnya) oleh pemerintah akan
digunakan untuk membiayai roda pemerintahan subsidi dan proyek pembangunan. Dari sinilah
terjadi proses redistribusi pendapatan yang akan mengurangi ketimpangan.

4. Potret Kemiskinan Indonesia pada Tahun 1998-2014


Untuk melihat potret kemiskinan di Indonesia pada tahun 1998 sampai 2014 digunakan
indikator rasio Gini, distribusi pendapatan, dan garis kemiskinan, antara masyarakat perkotaan
dan masyarakat pedesaan.

Potret Rasio Gini Indonesia Pasca reformasi


Cara pengukuran kemiskinan mempunyai standar yang berbeda-beda, salah satunya
perhitungan kemiskinan berdasarkan proporsi pendapatan. kemiskinan jenis ini dikatakan relatif
karena berkaitan dengan distribusi pendapatan antar lapisan sosial. Ketimpangan distribusi
pendapatan dapat diketahui dari indeks atau rasio gini. Berikut adalah Tabel data rasio gini di
Indonesia.

Tabel 1.1

Tahun Rasio Gini (Y)


1998 0,32
1999 0,31
2000 0,29
2001 0,23
2002 0,33
2003 0,33
2004 0,32
2005 0,36
2006 0,35
2007 0,36
2008 0,35
2009 0,37
2010 0,38
2011 0,41
2012 0,41
2013 0,41
2014 0,43
Rata-rata 0,36

Untuk membahas secara lebih jelas mengenai fluktuatif perkembangan rasio gini dapat
digambarkan melalui gambar grafik 1.2
Gambar grafik 1.2 menunjukkan bahwa rasio gini di Indonesia pada periode 1998
sampai 2014 rata-rata 0,36. Ini berarti bahwa ketimpangan yang terjadi di Indonesia termasuk
kriteria sedang karena angka koefisien gini berada di antara 0,35 dan 0,50. Kesenjangan terbesar
terjadi pada tahun 2014 karena pada tahun tersebut pertumbuhan ekonomi tidak berkualitas,
sehingga laju pendapatan orang miskin tidak bisa mengejar kecepatan tumbuhnya harta orang
kaya. Di samping itu, besarnya rasio gini tersebut juga disebabkan oleh melambungnya harga
komoditas, dimana hal ini terlihat dari data 40 orang terkaya di Indonesia pada tahun ini berasal
dari bisnis berbasis komoditas.

Gambar grafik 1.1


Potret Distribusi Pendapatan Indonesia Pasca Reformasi

Potret kemiskinan di Indonesia pada tahun 1958 sampai 2014 berdasarkan distribusi
pendapatan dapat dilihat di gambar 1.2 berikut ini :

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun
1997 tidak begitu mempengaruhi distribusi pendapatan. Namun, kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) pada tahun 2006 diindikasikan sebagai salah satu penyebab porsi pendapatan
kelompok 40% penduduk terendah menurun menjadi 21,4%. Penurunan ini terus terjadi hingga
tahun 2014, yaitu menjadi 17,1%. Walaupun terjadi penurunan dari beberapa tahun
sebelumnya, distribusi pendapatan pada tahun 2014 masih dikategorikan ke dalam tingkat
ketidakmerataan "rendah" (low inequality). Jika di bandingkan antara daerah perkotaan dan
pedesaan, terlihat bahwa pada tahun 2014 ketimpangan distribusi pendapatan di daerah
perkotaan lebih tinggi dibandingkan ketimpangan yang terjadi di daerah pedesaan.
Potret garis kemiskinan Indinesia pasca reformasi
Berdasarkan metode garis kemiskinan (GK), persentase penduduk miskin di Indonesia periode
1998-2014 rata-rata tumbuh sebesar 3,18%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 11.22,
11.3, 11.4, dan 11.5.

Tabel 11.3 Jumlah penduduk miskin dan persentase penduduk miskin pada tahun 1998-2014

Jumlah penduduk miskin (juta) Persentase penduduk miskin

Tahun Perkotaan Perkotaan


Perkotaan Pedesaan dan Perkotaan Pedesaan dan
pedesaan Pedesaan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1998 17,6 31,9 49,5 21,92 25,72 24,2

1999 15,64 32,33 47,97 19,41 26,03 23,43

2000 12,31 26,43 38,74 14,6 22,38 19,14

2001 8,6 29,27 37,87 9,79 22,84 18,41

2002 13,32 25,08 38,39 14,46 21,1 18,2

2003 12,26 25,08 37,34 13,57 20,23 17,42

2004 11,37 2,78 36,15 12,13 20,11 16,66

2005 12,4 22,7 35,1 11,68 19,98 15,97

2006 14,49 24,81 39,3 13,47 21,81 17,75

2007 13,56 23,61 37,17 12,52 20,37 16,58


2008 12,77 22,19 34,96 11,65 18,93 15,42

2009 11,91 20,62 32,53 10,72 17,35 14,15

2010 11,1 19,93 31,02 9,87 16,56 13,33

2011 11,08 19,04 30,12 9,23 15,72 12,49

2012 10,71 18,54 29,25 8,79 15,1 19,96

2013 10,39 17,78 28,17 8,42 14,28 11,36

2014 10,51 17,77 2,28 8,34 14,17 11,25

Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan persentase penduduk miskin diperkotaan,
pedesaan, dan secara keseluruhan di Indonesia pada tahun 1998-2014:

Grafik 11.2 Persentase penduduk miskin di Indonesia tahun 1998-2014 ( persen)


Grafik 11.3 Persentase kemiskinan perkotaan dan pedesaan periode 1998-2014

Grafik 11.4 Persentase kemiskinan pedesaan periode 1998-2014


Grafik 11.5 Garis kemiskinan

Garis kemiskinan naik sebesar 5,72% selama maret 2009 hingga maret 2010. Aambang
batas kemiskinan yang semula berada diangka Rp. 200.262 per kapita perbulan naik ke angka
Rp. 211.726 per kapita per bulan. Sumbangan terbesar berasal dari beras, biaya perumahan, dan
rokok kretek. Dalam keterangan pers di kantornya, kamis (1/7/2010), Kepala Badan Pusat
Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan bahwa ketiganya merupakan kebutuhan yang
tampak terus diupayakan oleh masyarakat miskin untuk dipenuhi. “ini dilematis ya, penerimaan
negara juga berasal dari cukai dan lapangan kerja industri rokok tetapi buat orang miskin, ini
rugi”, ungkapnya. Data BPS menujukkan rokok kretek masuk dalam kategori komoditi makanan
yang memberi sumbangan besar pada garis kemiskinan sebagai ambang batas menentukan
miskin atau tidaknya seseorang. Kontribusinya mencapai 7,93% diperkotaan dan 5,9% di
pedesaan. Kontribusi beras ditempat pertama sebesar 25,2%. Artinya orang miskin akan lebih
mengutamakan makan ketimbang hal lainnya. Sementara itu, kontribusi komoditi bukan
makanan juga tidak kalah besarnya. Biaya perumahan memberikan kontribusi terbesar untuk
garis kemiskinan, yaitu 8,43% di perkotaan dan 6,11% di pedesaan. Besaran kontribusinya diikuti
oleh biaya listrik sebesar 3,3% di perkotaan dan 1,87% di pedesaan.

Analisis Growth and Share Kemiskinan dan Ketimpangan di Indonesia periode 1998-2014
Berdasarkan analisis growth and share, potret kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia pada
tahun 1998-2014 dapat dilihat pada tabel 11.4, 11.5, dan 11.6 berikut ini:

Tabel 11.4 Perhitungan growth and share untuk kemiskinan diIndonesia secara keseluruhan
secara periode 1998-2014

Jumlah Penduduk Tingkat Pertumbuhan Kontribusi


Tahun Miskin Penduduk Miskin Penduduk Miskin Kuadran
(Growth) (share)

1998 49,5 - 8,10 I

1999 47,97 -3,09 7,85 I

2000 38,7 -19,32 6,34 II

2001 37,9 -2,07 6,21 I

2002 38,4 1.32 6,29 I

2003 37,3 -2,86 6,11 I

2004 36,1 -3,22 5,91 IV

2005 35,1 -2,77 5,75 IV

2006 39,3 11,97 6,43 I

2007 37,17 -5,42 6,09 II

2008 34,96 -5,95 5,72 II

2009 32,53 -6,95 5,33 III

2010 31,02 -4,64 5,08 III

2011 29,89 -3,64 4,89 III

2012 29,13 -2,54 4,77 IV


2013 28,06 -3,67 4,59 III

2014 27,73 -1,18 4,54

Total 610,8 -54 100

Rata-rata 35,93 -3,18 5,88

TABEL 11.5 Perhitungan Growth and Share untuk kemiskinan di Indonesia daerah perkotaan paa
periode 1998-2014

Tingkat
Kontribusi
Jumalah Pertumbuhan
Tahun Penduduk Miskin Kuadran
Penduduk Miskin Penduduk Miskin
(Share)
(Growth)

1998 17,60 - 8,15 I

1999 15,64 -11,14 7,24 II

2000 12,31 -21,29 5,70 II

2001 8,60 -30,14 3,98 III

2002 13,32 54,88 6,17 I

2003 12,26 -7,96 5,68 II

2004 11,37 -7,26 5,27 III

2005 12,40 9,06 5,74 I

2006 14,49 16,85 6,71 I

2007 13,56 -6,42 6,28 II


2008 12,77 -5,83 5,91 II

2009 11,91 -6,73 5,52 III

2010 11,10 -6,80 5,14 III

2011 11,04 -0,54 5,11 IV

2012 10,51 -4,80 4,87 IV

2013 10,63 1,14 4,92 IV

2014 16,36 53,90 7,58 I

Total 210,87 26,92 100,00

Rata-rata 12,70 1,58 6,25

Tabel 11.6 Perhitungan Growth and Share untik kemiskinan di Indonesia daerah pedesaan pada
periode 1998-2014

Tingkat
Kontribusi
Jumlah Penduduk Pertumbuhan
Tahun Penduduk Miskin Kuadran
Miskin Penduduk Miskin
(Share)
(Growth)

1998 31,90 - 7,95 I

1999 32,33 1,35 8,06 II

2000 26,43 -18,25 6,59 II

2001 29,27 10,75 7,30 III

2002 25,08 -14,31 6,25 I


2003 25,08 0,00 6,25 II

2004 24,78 -1,20 6,18 III

2005 22,70 -8,39 5,66 I

2006 24,81 9,30 6,18 I

2007 23,61 -4,84 5,87 II

2008 22,19 -6,01 5,53 II

2009 20,62 -7,08 5,14 III

2010 19,93 -3,35 4,97 III

2011 18,97 -4,82 4,73 IV

2012 18,09 -4,64 4,51 IV

2013 17,92 -0,94 4,47 IV

2014 17,37 -3,07 4,33 III

Total 401,08 -55,5 100,00

Rata-rata 23,59 -3,26 6,25

Berdasarkan gambar 11.4, tampak bahwa kondisi penduduk miskin di Indonesia yang
terendah growth dan share-nya terjadi pada tahun 2013 yang berada di kuadran III sebesar
28,06 juta, yaitu mengalami penurunan dari tahun 2012 sebesar 29,13 juta. Ini berarti kondidi
kemiskinan di Indonesia pada tahun 2013 berada pada kondisi baik, dengan tingkat
pertumbuhan penduduk miskin -3,67%. Hal ini didukung oleh fakta angka buta huruf mengalami
penurunan dari 7,03 juta menjadi 6,08 juta. Tingkat partisipasi kemiskinan pada tahun 2013
mengalami penurunan akibat menurunnya angka buta huruf dan meningkatnya upah. Angka
indeks pembangunan manusia naik dari 73,29 menjadi 73,81. Sementara itu, kondisi penduduk
miskin di Indonesia yang tertinggi growth dan share-nya terjadi pada tahun 2006 yang berda di
kuadran IV, yang berarti jumlah penduduk miskin di Indonesia berada pada kondisi buruk yaitu
sebesar 39,3 juta, suatu peningkatan jumlah penduduk miskin yang cukup drastis. Pada tahun
itu angka kemiskinan justru meningkat dari 31,1 juta jiwa pada tahun 2005 menjadi 39,3 juta
jiwa pada tahun 2006. Demikian pula, inflasi mengalami kenaikan tajam sebesar 17,75% pada
tahun 2006. Di sisi industri, kenaikan harga BBM untuk kedua kalinya pada tahun 2005 telah
mendorong percepatan deindustrialisasi. Jika pada tahun 2004 sektor manufaktur masih
tumbuh 7,2%, maka pada tahun 2007 hanya tumbuh sebasar 5,1%. Hal ini terjadi karena industri
di tekan dari 2 sisi, yakni peningkatan biaya produksi dan merosotnya permintaan akibat
menurunnya daya beli masyarakat. penambahan jumlah pengangguran dari 9,9% pada tahun
2004 menjadi 10,3% pada tahun 2005 dan 10,4% pada tahun 2006 pun akhirnya tidak
terelakkan.

Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 1999,200,2002,2003,2004, dan 2007


berda di kuadran I, yang berarti jumlah penduduk miskin di Indonesia berada pada kondisi buruk
karena meroketnya harga-harga komoditas baik makanan maupun non-makanan. Jumlah
penduduk miskin di indonesia pada tahu 2001, 2006, dan 2009 berada di kuadran II, yang berarti
jumlah penduduk miskin pada kuadran tersebut kurang baik tetapi kondisi ini tidak terlalu
buruk. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2010, 2011,2012, dan 2014 berada
pada kuadran III, yang berarti dapat dikatakan berada pada kondisi baik. Sementara jumlah
penduduk miskin pada tahun 2005,2006, dan 2013 berada di kuadran IV.

Pada tahun 2001, kondisi kemiskinan di perkotaan berda pada posisi sangat baik, yaitu
terjadi penurunan jumlah penduduk miskin dikota jika dilihat dari jumlah masyarakat miskin
pada tahun 2000 yang mencapai 12,30 juta dan penurunan pada tahun 2001 menjadi 8,60 juta.
Hal ini disebabkanoleh tersalurnya pinjaman dana kredit kepada masyarakat, yang bertujuan
meningkatkan produktifitas demi mengurangi jumlah kemiskinan di Indonesia. Akan tetapi,
jumlah penduduk miskin di pedesaan justru meningkat, yaitu mencapai angka 29,30 juta.
Kurangnya pemerataan lapangan pekerjaan telah membuat banyak penduduk desa yang
mengadu nasib kekota sehingga angka kemiskinan desa menurun pada tahun 2002, sementara
angka kemiskinan dikota jadi meningkat lagi menjadi 13,30 juta. Walaupun demikian, kondisi ini
tidak dianggap parah karena masih dilakukan perbaikan atau pemulihan diberbagai sektor yang
menunjang penurunan jumlah penduduk miskin pasca krisis.
Berdasarkan data bank dunia jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2002
bukanlah 10% sampai 20%, tetapi telah mencapai 60% dari jumlah penduduk Indonesia yang
berjumlah 215 juta. Hal ini diakibatkan oleh ketidakmampuan mengakses sumber-sumber
permodalan, dan infrastruktur yang juga belum mendukung untuk dimanfaatkan masyarakat
demi memperbaki kehidupannya. Selain itu, juga karena SDA,SDM, sistem, dan tidak terlepas
dari sosok pemimpinnya. Kemiskinan memang harus diakui terus menjadi masalah fenomenal
sepanjang sejrah Indonesia sebagai negara, bahkan hampir seluruh energi dihabiskan hanya
untuk mengurus persoalan kemiskinan. Pertanyaannya sekrang ini adalah: Mengapa masalah
kemiskinan seakan tidak pernah habis, sehingga di negara ini rasanya tidak ada persoalan yang
lebih besar selain persoalan kemiskinan? Kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa
mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan
dan tidak adanya investasi, kurangnya akses pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan,
kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga, menguatnya arus perpindahan
dari desa ke kota dengan tujuan memperbaiki kehidupan, dan lebih parah, kemiskinan
menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang, serta papan secara
terbatas. Kemiskinan menyebabkan masyarakat desa rela mengorbankan apasaja demi
keselamatan hidup; kemiskinan menyebabkan banyak orang melakukan perilaku menyimpang,
diman harga diri diperjualbelikan hanya untuk mendapatkan makan. Si miskin rela memberikan
tenaga untuk mengahasilkan keuntungan bagi mereka yang memiliki uang yan memegang
kendali atas sektor perekonomian lokal serta menerima upah yang tidak sepadan dengan biaya
dan tenaga yang dikeluarkan. Para buruh bekerja sepanjang hari, tetapi hanya menerima upah
yang sangat sedikit. Lebih parah lagi, kemiskinan telah membuat masyarakat kita terjebak
dalam budaya malas, budaya mengemis, dan menggantungkan harapan pada budi baik
pemerintah melalui pemberian bantuan. Kemiskinan juga dapat meningkatkan angka
kriminalitas. Mengapa penulis mengatakan bahwa kemiskinan dapat meningkatkan angka
kriminalitas? Jawabannya adalah karena mereka (si miskin) akan rela melakukan apa saja untuk
mempertahankan hidupnya, baik itu mencuri, membunuh, mencopet, bahkan jika ada hal yang
lebih keji dari itu ia akan tega dan berani melakukannya demi hidupnya. Jika sudah seperti ini,
siapa yang harus kita salahkan. Kemiskinan seakan menjadi fenomena atau persoalan yang tidak
ada habis-habisnya. Pemerintah terkesan tidak serius dalam menangani persoalan kemiskinan,
pemerintah seakan membiarkan mereka mengemis dan mencuri ketimbang memikirkan cara
untuk menanggulangi tingkat kemiskinan dan membebaskan negara dari para pengemis jalanan
karena kemiskinan.

Perkembangan tingkat kemiskianan pada periode maret 2009-maret 2010. Jumlah


penduduk miskin di Indonesia pada maret 2010 sebanyak 31,02 juta orang atau 13,33%. Jika
dibandingkan dengan penduduk miskin pada maret 2009 yang berjumlah 32,53 juta orang atau
14,15%, ternyata jumlah penduduk miskin berkurang 1,51 juta jiwa. Jumlah penduduk miskin di
daerah perkotaan turun lebih besar ketimbang daerah pedesaan . Selama periode maret 2009-
maret 2010, penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,81 juta orang, sementara di
darah pedesaan berkurang 0,69 juta orang (tabek 2). Persentase penduduk miskin antara daerah
perkotaan dan pedesaan tidak banyak berubah dari maret 2009 hingga maret 2010. Pada maret
2009, sebagian besar atau 63,38% penduduk miskin berada didaerah pedesaan, sementara pada
maret 2010 sebesar 64,23%. Penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin selama
periode maret 2009-maret 2010 nampak berkaitan dengan faktor-faktor berikut:

a) Selama periode maret 2009-maret 2010 inflasi umum relatif rendah, yaitu sebesar
3,43%. Menurut kelompok pengeluaran, kenaikan harga selama periode tersebut terjadi pada
kelompok bahan makanan sebesar 4,11%; kelompok makanan jadi, minuman, roko dan
tembakau sebesar 8,04%;kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebasar 3,85%;kelompok
kesehatan sebesar 3,18%;kelompok sandang sebesar 0,78%;kelompok perumahan, air, listrik,
gas, dan bahan bakarsebesar 2,08%; serta kelompok transportasi dan kominikasi srta jasa
keuangan sebesar 1,38%.
b) Rata-rata upah harian bruh tani dan buruh banguanan masing-masing naik sebesar
3,27% dan 3,86% selama periode maret 2009 – maret 2010.
c) Produksi pada tahun 2010 (hasil angka ramalan /ARAM II) mecapai 65,15 juta ton
GKG, naik sekitar 1,17% dari produksi pada tahun 2009 sebesar 64,40 juta ton GKG.
d) Sebagian besar penduduk miskin (64,64% pada tahun 2009) bekerja disektor
Pertanian. NTP (Nilai Tukar Petani) naik 2,45% dari 97,78 pada maret 2009 menjadi 1010,20
pada maret 2010.
e) Perekonomian Indonesia Triwulan I 2010 tumbuh sebesar 5,7% terhadap Triwulan I
2009, sedangkan pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat sebesar 3,9% pada periode
yang sama.
Tabel 11.7 Perhitungan tren data kemiskinan di Indonesia tahun 1998-2014
Tahun X N Y X2 YX

1998 -14 1 49,50 196 -693

1999 -12 2 47,97 144 -575,64

2000 -10 3 38,70 100 -387

2001 -8 4 37,90 64 -303,2

2002 -6 5 38,40 36 -230,4

2003 -4 6 37,30 16 -149,2

2004 -2 7 36,10 4 -72,2

2005 -1 8 35,10 1 -35,1

2006 0 9 39,30 0 0

2007 1 10 37,17 1 37,17

2008 2 11 34,96 4 69,92

2009 4 12 32,53 16 130,12

2010 6 13 31,02 36 186,12

2011 8 14 29,89 64 239,12

2012 10 15 29,13 100 291,3

2013 12 16 28,06 144 336,72

2014 14 17 27,73 196 388,22

Total 610,8 1.122 -767,05


ɑ= = = 35,93

b= = = -0,68

Jadi, dari analisis tren diperoleh persamaan Y = 35,93- 0,68X

Untuk memprediksi jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2045, maka:

Y = 35,93 – 0,68X

Y= 35,93 – 0,68(79)

Y= 36,45 – 54,01

Y = -17,56

Dari hasil analisis perhitungan tren kemiskinan di peroleh bahwa prediksi mengenai jumlah
penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2045 adalah sebanyak -17,56 juta jiwa[2].
Jun

MAKALAH PEGADAIAN DI INDONESIA

MAKALAH EKONOMI ISLAM


PEGADAIAN DI INDONESIA
NAMA DOSEN: Muhammad Sofyan K.S.,M.Si

KELAS F

NAMA KELOMPOK 11:

SELA INDAH PAMELA 1651010464

SELVI YANA 1651010429

SHOPIA ANANDA 1651010453


PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2017

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan nama Allah yang maha Pengasih lagi maha Penyayang. Puji syukur penulis panjatkan
kepada-Nya, serta salawat dan salam penulis persembahkan kepada Nabi Muhammad SAW. sehingga
penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul “PEGADAIAN DI INDONESIA”.
Uraian setiap topik dalam tulisan ini penulis sajikan dengan materi-materi yang menerangkan
tentang segala hal yang menyangkut tentang Pegadaian di Indonesia. Sedang untuk penelusuran yang
lebih jauh dan mendalam pembaca dapat mengadakan kajian pada artikel maupun refensi lainnya yang
menyangkut masalah Pegadaian di Indonesia yang dianggap relevan dengan topik bahasan ini.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, mudah-mudahan makalah ini dapat sedikit menambah
wawasan dan berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 5 Juni 2017


Kelompok 11

DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................................ I

KATA PENGANTAR ................................................................................................ II

DAFTAR ISI .............................................................................................................. III

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH ................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH ................................................................... 1
C. TUJUAN MASALAH ........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN

1. SEJARAH PERKEMBANGAN PEGADAIAN DIINDONESIA.... 3


2. PENGERTIAN PEGADAIAN ............................................................ 4
3. MANFAAT TUJUAN DAN KEUNTUNGAN PEGADAIAN .......... 5
4. BARANG JAMINAN DAN SUMBER PENDANAAN
PEGADAIAN ........................................................................................ 8
5. PRODUK DAN JASA SITEM KONVENSIONAL DAN SYARIAH. 9
6. MEKANISME PRODUK PEGADAIAN SYARIAH .......................... 14
7. PERBEDAAN PEGADAIAN KONVENSIONAL DAN SYARIAH.. 15
8. PERBEDAAN PEGADAIAN DAN BANK ..........................................16
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN .......................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................18


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Dalam kegiatan sehari- hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau membayar
berbagai keperluan. Dan yang menjadi masalah terkadang kebutuhan yang ingin dibeli tidak dapat
dicukupi dengan uang yang dimilikinya. Kalau sudah demikian, mau tidak mau kita mengurangi untuk
membeli berbagai keperluan yang dianggap tidak penting, namun untuk keperluan yang sangat penting
terpaksa harus dipenuhi dengan berbagai cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana yang ada.

Porum pegadaian sebagai satu- satunya perusahaan diindonesia yang menyelenggarakan bisnis
gadai dan sarana pendanaan alternative telah ada sejak lama dan banyak dikenal masyarakat Indonesia,
terutama dikota kecil. Selama ini pegadaian selalu identik dengan kesusahan dan kesengsaraan, orang
yang dating biasanya berpenampilan lusuh dengan wajah tertekan, tetapi hal itu kini semua berubah.
Porum pegadaian telah berubah diri dengan membangun citra baru. Cukup membawa agunan,
seseorang terbuka peluang untuk mendapatkan pinjaman sesuai dengan nilai taksiran barang tersebuta.
Agunan dapat berbentuk apa saja asalokan berupa benda bergerak dan bernilai ekonomis. Disamping
itu, pemohon juga perlu menyerahkan surat atau bukti kepemilikan dan identitas diri, selain itu, kini
porum pegadaian banyak menawarkan produk lain selain hanya gadai tradisional.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah perkembangan pegadaian di Indonesia?
2. Apa yang dimaksud dengan pegadaian?
3. Sebutkan dan jelaskan manfaat, tujuan, keuntungan dari pegadaian!
4. Sebutkan dan jelaskan barang jaminan dan sumber pendanaan dari pegadaian!
5. Apa saja produk dan jasa pegadaian sistem konvensional dan syariah?
6. Bagaimana mekanisme produk dalam pegadaian syariah?
7. Sebutkan perbedaan antara pegadaian konvesional dan syariah!
8. Sebutkan perbedaan antara pegadaian dan bank!
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk dapat mengetahui sejarah perkembangan pegadaian di Indonesia.
2. Untuk dapat mengetahui pengertian dari pegadaian.
3. Untuk dapat mengetahui manfaat, tujuan dan keuntungan dari pegadaian.
4. Untuk dapat mengetahui barang jaminan dan sumber pendanaan dari pegadaian.
5. Untuk dapat mengetahui produk dan jasa dari pegadaian konvensional dan syariah.
6. Untuk dapat mengetahui mekenisme produk dalam pegadaian syariah.
7. Untuk dapat mengetahui perbedaan antara pegadaian konvensional dan syariah.
8. Untuk dapat mengetahui perbedaan pegadaian dan bank.
BAB II

PEMBAHASAN

1. SEJARAH PERKEMBANGAN PEGADAIAN DI INDONESIA


Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan BANK
VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini
pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.
Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-1816) Bank Van
Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha
pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat (liecentie stelsel).Namun metode
tersebut berdampak buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang
dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu, metode liecentie
stelsel diganti menjadi pacth stelsel yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu
membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel tetap dipertahankan dan
menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak ternyata banyak melakukan penyelewengan
dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut
dengan ‘cultuur stelsel’ dimana dalam kajian tentang pegadaian, saran yang dikemukakan adalah
sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan
dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah
Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa
usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara
pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang
tahun Pegadaian.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian yang terletak di Jalan
Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke
Jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari
sisi kebijakan maupun Struktur Organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam Bahasa Jepang
disebut ‘Sitji Eigeikyuku’, Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-
San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M. Saubari.
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan Pegadaian sempat pindah ke
Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang kian terus memanas. Agresi militer Belanda yang
kedua memaksa Kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya, pasca perang
kemerdekaan Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali dikelola oleh
Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu
sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi
Perusahaan Jawatan (PERJAN), selanjutnya berdasarkan PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan
PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) hingga sekarang.
Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin dirasakan oleh masyarakat,
meskipun perusahaan membawa misi public service obligation, ternyata perusahaan masih mampu
memberikan kontribusi yang signifikan dalam bentuk pajak dan bagi keuntungan kepada Pemerintah,
disaat mayoritas lembaga keuangan lainnya berada dalam situasi yang tidak menguntungkan.

2. PENGERTIAN PEGADAIAN
Menurut kitab Undang- Undang Hukum perdata pasal 1150 disebutkan bahwa gadai adalah
suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, dan yang menberikan
kekuasaan kepada orang berpiutang itu utuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara
didahulukan daripadaorang yang berpiutang lainya; dengan pengecualian biaya untuk melelang barang
tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang itu setelah digadaikan, biaya-
biaya mana yang harus didahulukan.

Secara umum usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang- barang berharga kepada
kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus
kembali sesuai perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai. Pegadaian terdiri dari dua macam,
yaitu pegadaian konvensional dan pegadaian syariah. Pegadaian adalah lembaga yang melakukan
pembiayaan dengan bentuk penyaluran kredit atas dasar hukum kredit. Dengan demikian, dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa usaha gadai memiliki cirri- cirri diantaranya:

1. Terdapat barang- barang berharga yang digadaikan;


2. Nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang yang digadaikan;

3. Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali.25[1]

Sedangkan pegadaian ialah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi
mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk
penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud dalam Kitab Undang-undang
Hukum Perdata Pasal 1150 di atas . Tugas Pokoknya adalah memberi pinjaman kepada masyarakat atas
dasar hokum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga keuangan informal yang
cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat.Hal ini didasari pada fakta yang
terjadi di lapangan bahwa terdapat lembaga keuangan yang seperti lintah darat dan pengijon yang
dengan melambungkan tingkat suku bunga setinggi-tingginya.26[2]

3. MANFAAT, TUJUAN, DAN KEUNTUNGAN PEGADAIAN


a. Manfaat Pegadaian
1. Bagi Nasabah

Manfaat utama yang diperoleh nasabah yang meminjam dari perum pegadaian adalah ketersediaan
dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila
dibandingkan dengan kredit perbankan. Disamping itu mengingat itu jasa yang ditawarkan oleh Perum
Pegadaian tidak hanya jasa pegadaian, nasabah juga memperolah manfaat sebagai berikut:

a. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari dari pihak atau institusi yang telah
berpengalaman dan dapat dipercaya.

b. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya

25[1] Veithza Rivai, Andria Permata, Ferry, Bank and financial Institution Managemen, PT RajaGrafindo
Persada,2007, hlm 1323

26[2] sunarto.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/1695/makalah-pegadaian.doc. diakses pada tanggal 01


juni 2017 pada pukul 08:00 WIB
Nasabah yang akan berpergian, merasa kurang aman menempatkan barang bergeraknya ditempat
sendiri, atau tidak mempunyai sarana penyimpanan suatu barang bergerak dapat menitipkan suatu
barang bergerak dapat menitipkn barangnya di Perum Pegadaian.

2. Bagi Perusahaan Pegadaian

Manfaat yang diharapkan Perum Pegadaian sesuai jasa yang diberikan kepada nasabahnya adalah:

a. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana;

b. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah memperoleh jasa tertentu
dari Perum Pegadaian;

c. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak
dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dana
dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana;

d. Berdasarkan Beraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh oleh Perum
Pegadaian digunakan untuk:

1) Dana pembangunan semesta (55%);

2) Cadangan umum (5%);

3) Cadangan tujuan (5%);

4) Dana sosial (20%).

b. Tujuan Pegadaian
1. Membantu orang- orang yang membutuhkan pinjaman dengan syarat mudah

2. Untuk masyarakat yang ingin mengetahui barang yang dimilikinya, pegadaian


memberikan jasa taksiran untuk mengetahui nilai barang

3. Menyediakan jasa pada masyarakat yang ingin menyimpan barangnya

4. Memberikan kredit kepada masyarakat yang mempunyai penghasilan tetap seperti


karyawan
5. Menunjang pelaksana kebijakan dan program pemerintah dibinang ekonomi dan
pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pinjaman atas dasar hokum gadai

6. Mencega praktik ijon, pegadaian gelap, riba dan pinjaman tidak wajar lainya

7. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama golongan menengah kebawa melalui


penyediaan dana atas dasar hokum gadai, dan jasa dibidang keuangan lainya berdasarkan
ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku

8. Membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar hukum gadai
kepada masyarakat

9. Di samping penyaluran kredit, maupun usaha- usaha lainya yang bermanfaat


terutama bagi pemerintah dan masyarakat

10. Membina pola pengkreditan supaya benar- benar terarah dan bermanfaat, terutama
mengenai kredit yang bersifat produktif dan bila perlu memperluas daerah
operasionalnya.27[3]

c. Keuntungan pegadaian
Tujuan utama usaha pegadaian adalah untuk mengatasi agar masyarakat yang sedang
membutuhkan uang tidak jatuh ke tangan para pelepas uang atau tukang ijon atau tukang rentenir yang
bunganya relatif tinggi. Perusahaan pegadaian menyediakan pinjaman uang dengan jaminan barang-
barang berharga. Meminjam uang ke perum pegadaian bukan saja karena prosedurnya yang mudah dan
cepat, tetapi karena biaya yang dibebankan lebih ringan jika dibandingkan dengan para pelepas uang
atau tukang ijon. Hal ini dilakukan sesuai dengan salah satu tujuan dari perum pegadaian dalam
pemberian pinjaman kepada masyarakat dengan moto “meyelesaikan masalah tanpa masalah”.

Jika seseorang membutuhkan dana sebenarnya dapat diajukan ke berbagai sumber dana, seperti
meminjam uang ke bank atau lembaga keuangan lainnya. Akan tetapi, kendala utamanya adalah
prosedurnya yang rumit dan memakan waktu yang relatif lebih lama. Kemudian disamping itu,
persyaratan yang lebih sulit untuk dipenuhi seperti dokumen yang harus lengkap, membuat masyarakat

27[3] Veithza Rivai, Andria Permata, Ferry, Bank and financial Institution Managemen, PT RajaGrafindo
Persada,2007, hlm 1326
mengalami kesulitan untuk memenuhinya. Begitu pula dengan jaminan yang diberikan harus barang-
barang tertentu, karena tidak semua barang dapat dijadikan jaminan di bank.

Namun, di perusahaan pegadaian begitu mudah dilakukan, masyarakat cukup datang ke kantor
pegadaian terdekat dengan membawa jaminan barang tertentu, maka uang pinjaman pun dalam waktu
singkat dapat terpenuhi. Jaminannya pun cukup sederhana sebagai contoh adalah jaminan dengan jam
tangan saja sudah cukup untuk memperoleh sejumlah uang dan hal ini hampir mustahil dapat diperoleh
di lembaga keuangan lainnya.

Keuntungan lain di pegadaian adalah pihak pegadaian tidak mempermasalahkan untuk apa uang
tersebut digunakan dan hal ini tentu bertolak belakang dengan pihak perbankan yang harus dibuat
serinci mungkin tentang penggunaan uangnya. Begitu pula dengan sangsi yang diberikan relatif ringan,
apabila tidak dapat melunasi dalam waktu tertentu. Sangsi yang paling berat adalah jaminan yang
disimpan akan dilelang untuk menutupi kekurangan pinjaman yang telah diberikan.

Jadi keuntungan perusahaan pegadaian jika dibandingkan dengan lembaga keuangan bank atau
lembaga keuangan lainnya adalah:

1. Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu paada hari itu juga, hal ini
disebabkan prosedurnyayang tidak berbelit-belit;

2. Persyaratan yang sangat sederhana sehingga memudahkan konsumen untuk


memenuhinya;

3. Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan untuk apa,


jadi sesuai dengan kehendak nasabahnya.28[4]

4. BARANG JAMINAN DAN SUMBER PENDANAAN PEGADAIAN


a. Barang Jaminan Pegadaian

28[4] Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, (Jakarta: Raja Grapindo Persada,2008), Edisi Revisi, hlm 263.
Jenis barang yang dapat diterima sebagai barang jaminan pada prinsipnya adalah barang bergerak,
antara lain:

a. Barang dan perhiasan : yaitu semua perhiasan yang dibuat dari emas, perhiasan perak, platina, baik yang
berhiaskan intan, mutiara.

b. Barang-barang elektronik: laptop, TV, kulkas, radio, tape recorder,vcd/dvd, radio kaset.

c. Kendaran : sepeda, sepeda motor, mobil.

d. Barang-barang rumah tangga

e. Mesin,mesin jahit, mesin motor kapal.

f. Tekstil

g. Barang-barang lain yang dianggap bernilai seperti surat-surat berharga baik dalam bentuk saham,
obligasi, maupun surat-surat berharga lainnya.29[5]

b. Sumber Pendanaan Pegadaian


Pegadaian sebagai lembaga keuangan tidak diperkenankan menghimpun dana secara langsung
dari masyarakat dalam bentuk simpanan, misalnya giro, deposito, dan tabungan. Untuk memenuhi
kebutuhan dananya, perum pegadaian memiliki sumber-sumber dana sbb:

1. Modal sendiri

2. Penyertaan modal pemerintah

3. Pinjaman jangka pendek dari perbankan

4. Pinjaman jangka panjang yang berasal dari kredit lunak bank indonesia

29[5] Andri soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,(Jakarta: Kencana Media Group,2009), hlm 393.
5. Dari masyarakat melalui penerbitan obligasi

Aspek syariah tidak hanya menyentuh bagian operasionalnya saja, pembiayaan kegiatan
pendanaan bagi nasabah, harus diperoleh dari sumber yang benar-benar terbebas dari unsur riba.
Dalam hal ini, seluruh kegiatan pegadaian syariah termasuk dana yang kemudian disalurkan kepada
nasabah, murni berasal dari modal sendiri ditambah dana pihak ketiga dari sumber yang dapat
dipertanggung jawaban. Pegadaian telah melakukan kerja sama dengan bank muamalat sebagai
pundernya, ke depan pegadaian jaga akan melakukan kerja sama dengan lembaga keuangan syariah lain
untuk mem-back up modal kerja.

5. PRODUK DAN JASA SISTEM KONVENSIONAL DAN SYARIAH


a. Produk dan Jasa Sistem Konvensional
1. Jasa Taksiran

Layanan Pegadaian untuk memberikan penilaian berbagai jenis dan kualitas emas dan berlian, para
penaksir akan bergerak atau bertindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Jasa Titipan

Bagi nasabah yang ingin manyimpan barangnya yang berharga, dapat menyimpan dipegadaian dengan
layanan tititpan, dengan prosedur mudah, layanan murah, dan barang akan dijamin oleh pegadaian.
Selain itu, jika nasabah akan meninggalkan rumah dalam jangka waktu yang lama, nasabah dapat
manitipkan barang- barang dipegadaian.

3. Penjualan Koin Emas ONH

Koin emas ONH adalah emas yang berbentuk koin yang dapat digunakan untuk tujuan persiapan dana
pergi menunaikan ibadah haji bagi pembelinya. Nasabah hanya cukup membeli sejumlah koin emas ONH
(yang tersedia dalam pilihan berat), baik sekali saja maupun secara rutin. Setelah koin emas ONH milik
nasabah telah mencapai sekitar 250-300 gram, secara otomatis nasabah akan didaftarkan sebagai calon
jamaah haji melalui Sistem Haji Terpadu (Siskoat). Selain untuk haji, dapat pula dibeli untuk tujuan
investasi.

4. Unit Toko Emas “Galeri 24”

5. Krasida

Kredit angsuran system gadai merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro kecil
(dalam rangka mengembangkan usaha) atas dasar gadai yang pengembalian pinjamannya dilakukan
melalui angsuran. Dengan janka waktu maksimal tiga tahun dan jaminan bergerak,seperti: perhiasan,
kendaraan bermotor, dan barang bergerak lainya.

6. Kreasi

Kreasi adalah pemberian pinjaman uang yang ditujukan kepada pengusaha kecil dengan menggunakan
konstruksi penjaminan kredit atas dasar fidusia. Kredit atas dasar fidusia merupakan pengikatan jaminan
dengan lembaga pengikatan jaminan yang sempurna dan memberikan hak yang preferent kepada
kreditor, dalam hal ini adalah lembaga jamin atau fidusia. Kredit pada fitur fidusia, bagi kreditor dan
debitur merupakan jaminan yang ideal.

7. Kresna

Kresna merupakan pemberian pinjaman kepada pegawai atau karyawan dalam rangka kegiatan
produktif /konsumtif dengan pengembalian secara angsuran. Sampai saat ini kresna baru bisa diambil
oleh pegawai pegadaian. Kresna dimasa mendatang akan dikembangkan menjadi produk yang bisa
dimanfaatkan untuk cicilan kendaraan bermotor.

8. Jasa gadai (Kredit Cepat Aman/KCA)

Proses pemberian system gadai hanya memakan waktu 15 menit, selain itu, aman dan prosedurnya
mudah, yaitu dengan jaminan barang bergerak.

9. Usaha Sewa Gedung


Perum pegadaianjuga menyediakan sewa gedung, seperti : Gedung Langen Palikrama, Gedung
Serbaguna, dan Harco Pasar Baru, serta Kenari Baru.

10. Kredit Tunda Jual Komoditas Pertanian

Kredittunda jual komoditas pertanian ini diberikan kepada petani degan jaminan gabah kering giling.
Layanan kredit ini ditujuhkan untuk membantu para petani pasca panen terhindardari tekanan akibat
fluktuasi harga pada saat panen dan permainan para tengkulak. Sasaran utama gadai gabah adalah
membantu petani agar dapat menjual gabah yang dimilikinya sesuai dengan harga dasar yang
ditetapkan pemerintah.

11. Kredit Kelayakan Usaha

Suatu bentuk pengembangan dari kredit gadai yang diperuntukkan bagi para pengusaha kecil dan mikro
agar tidak lagi menggadaikan alat- alat produksinya. Dengan melihat kelayakan usahanya, mereka tetap
memperoleh kredit dan barang jaminanya tetap dapat digunakan untukmenjalankan usahanya.

12. Lelang Barang Jaminan

Jika sampai batas waktu tertentu, nasabah tidak melunasi, mencicil atau memperpanjang pinjaman,
barang akan dilelang pada bulan ke-5. Pelelangan akan di dilaksanakan oleh pegadaian sendiri. Tanggal
lelang akan diumumkan pada papan pengumuman dan media radio. Dalam hal barang jaminan akan
dilelang, nasabah masih berhak menerimah uang kelebihan yaitu hasil penjualan dalam lelang setelah
setelah dikurangi uang pinjaman + sewa modal, biaya lelang. Apabila kredit belum dapat dikembalikan
dalam waktunya dapat diperpanjang dengan cara dicicil atau gadai ulang. Kedua cara ini secara otomatis
akan memperpanjang jangka waktu kredit.30[6]

b. Produk dan Jasa Sistem Syariah


Pengertian

Gadai dilihat dari sisi fiqih disebut “Ar- Rahn” yaitu suatu akad (perjanjian) pinjam- meminjam
dengan menyerahkan barang milik sebagai tanggungan utang. Perjanjian Gadai pada prinsipnya

30[6] Veithza Rivai, Andria Permata, Ferry, Bank and financial Institution Managemen, PT RajaGrafindo
Persada,2007, hlm 1332
diterimah dan diakui dalam Islam, berdasarkan firman Allah Swt. Dalam transaksi rahn (gadai syariah)
dikenal beberapa istilah yang harus dipahami oleh setiap individu yang melaksanakan transaksi. Rahn
dalam pengertian hukum perdata adalah sama dengan gadai, tetapi dalam pengertian Syariah (Islam)
terdapat hal- hal yang spesifik yang tidak terdapat pada pengertian gadai , yaitu sebagai berikut.

a. Rahn artinya tetap, kekal, dan jaminan . Menurut beberapa mazhab, rahn berarti perjanjian penyerahan
harta yang oleh pemiliknya dijadikan jaminan utang yang nantinya dapat dijadikan sebagai pembayar
hak piutang tersebut, baik seluruhnya maupun sebagian.

b. Rahn adalah produk jasa berupa pemberian pinjaman menggunakan system gadai dengan berlandaskan
prinsip- prinsip syariat islam, di mana: tidak menentukan tarif jasa dari besarnya uang pinjaman.

c. Rahn dalam hokum islam dilakukan secara sukarela atas dasar tolong menolong dan tidak untuk semata-
mata mencari keuntungan.

2. Landasan hukum pegadaian syariah

Sebagai referensi atau landasan hukum pinjam-meminjam dengan jaminan (borg) adalah firman
Allah Swt. Berikut.

ٌ‫سفَرٌ َولَ ٌْم ت َ ِجدُوا كَاتِبًا فَ ِر َهانٌ َم ْقبُوضَة‬ َ ‫ن ٌُك ْنت ُ ٌْم‬
َ ‫علَى‬ ٌْ ِ‫َوإ‬

Apabila kamu dalam perjalanan dan tidak ada orang yang menuliskan utang, maka hendaklah
dengan rungguhan yang diterima ketika itu 31[7].

Diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari, Nasai, dan Ibnu Majah dari Anas r.a. ia berkata:

“Rasulullah Saw. Merungguhkan baju besi kepada seorang yahudi di Madinah ketika beliau
mengutangkan gandum dari seorang yahudi”.

31[7] QS.Al-baqarah:283
Dari hadist di atas dapat dipahami bahwa agama islam tidak membeda-bedakan antara
orang muslim dan non-muslim dalam bidang muamalah, maka seorang muslim tetap wajib membayar
utangnya sekalipun kepada non-muslim.32[8]

3. Mekanisme Operasional Pegadaian Islam

Dari landasan islam tersebut ,maka mekanisme operasional pegadaian islam dapat digambarkan
sebagai berikut;Melalui akad rahn,nasabah menyerahkan barang bergerak dan kemudian dan kemudian
penggadaian menyimpan dan merawatnya di tempat yang telah disediahkan oleh penggadaian.Akibat
yang timbul dari proses penyimpanan adalah timbulnya biaya-biaya yang meliputi nilai investasi tempat
penyimpanan,biaya perawatan,dan keseluruhan proses kegiatannya. Atas dasar ini di benarkan bagi
pegadaian mengenakan biaya sewa kepada nasabah sesuai jumlah yang di sepakati oleh kedua belah
pihak.

Penggadaian islam akan memperoleh keuntungan hanya dari beasewa tempat yang di pungut
bukan tambahan berupa bunga atau sewa modal yang di perhitungkan dari uang pinjaman. Sehingga di
sini dapat dikatakan proses pinjam meminjam uang hanya sebagai “lipstick” yang akan menarik minat
konsumen untuk menyimpan barangnya di pegadaian

Adapun ketentuan atas persyaratan yang menyertai akad tersebut meliputi :

a. Akad. Akad tidak mengandung syarat fasik /batil seperti murtahin mensyaratkan barang jaminan dapat di
manfaatkan tanpa batas.

b. Marhun Bih ( pinjaman ). Pinjaman merupakan hak yang wajib di kembalikan kepada murtahin dan bisa
di lunasi dengan barang yang di rahn-kan tersebut. Serta, pinjaman itu jelas dan tertentu.

c. Marhun ( barang yang di rahn kan ). Marhun bisa di jual dan nilainya seimbang dengan pinjaman,
memiliki nilai, jelas ukurannya, milik sah penuh dari rahin, tidak terkait dengan hak orang lain, dan bisa
di serahkan baik materi maupun manfaatnya

d. Jumlah maksimum dana rahn dan nilai likuidasi barang yang di rahn kan serta jangka waktu rahn di
tetapkan dalam prosedur.

32[8] Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, Rajawali Pers 2002, Hlm 170
e. Rahin dibebani jasa manajemen atas barang berupa : biaya asuransi, penyimpanan,keamanan,dan
pengolahan serta administrasi.

Untuk dapat memperoleh layanan dari pegadaian, masyarakat hanya cukup menyerahkan harta
geraknya (emas,berlian,kendaraan,dll ) untuk di titipkan disertai dengan copy tanda pengenal. Kemudian
staf penaksir akan menentukan nilai taksiran barang bergerak tersebut yang akan di jadikan sebagai
patokan perhitungan pengenaan sewa simpanan ( jasa simpanan ) dan pelapon uang pinjaman yang
dapat di berikan. Taksiran barang yang ditentukan berdasarkan nilai instrinsik dan harga pasar yang
telah di tetapkan oleh forum pagadaian. Maksimum uang pinjaman yang dapat di berikan adalah
sebesar 90% dari nilai taksiran barang.

Setelah melalui tahapan ini, pegadaian islam dan nasabah melakukan akad dengan kesepakatan:

1. Jangka waktu penyimpanan barang dan pinjaman ditetapkan selama maksimum 4 bulan

2. Nasabah bersedia membayar jasa simpanan sebesar Rp 90,-( Sembilan puluh rupiah) dari kelipatan
taksiran Rp 10.000,-per sepuluh hari yang di bayar bersamaan pada saat melunasi pinjaman.

3. Membayar biaya administrasi yang besarnya ditetapka oleh pegadaian pada saat pencaiaran uang
pinjaman.33[9]

6. MEKANISME PRODUK PEGADAIAN SYARIAH


1. produk gadai ( Ar-Rahn )

Untuk mengajukan permohonan permintaan gadai, calon nasabah harus terlebih dahulu memenuhi
kebutuhan berikut:

1. Membawa fotokopi KTP atau identitas lainnya ( SIM, paspor, dan lain-lain )

33[9] Nurul Huda dan Mohamad Heykal,Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis,(Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010), Edisi Pertama, hlm 280.

Bonus video bisa di subscribe, like, comment, and sharenya ya...!!


2. Mengisi permulir permintaan rahn

3. Menyerahkan barang jaminan ( marhun ) bergerak, seperti:

a. Perhiasan emas, berlian

b. Kendaraan bermotor

c. Barang-barang elektronik

Selanjutnya, presedur pemberian pinjaman ( Marhun Bih)dilakukan melalui tahapan berikut:

1. Nasabah mengisi fermulir permintaan rahn

2. Nasabah menyerahkan formulir permintaan rahn yang dilampiri dengan fotokopi; idenditas serta
barang jaminan ke loket.

3. Petugas pegadaian menaksir ( marhun ) agunan yang diserahkan

4. Besarnya pinjaman / marhun bih adalah sebesar 90% dari taksiran marhun.

5. Apabila disepakati besarnya pinjaman, nasabah menandatangani akad dan menerima uang
pinjaman.

7. PERBEDAAN PEGADAIAN KONVENSIONAL DAN SYARIAH


Pegadaian Konvensional Pegadaian Syariah

Didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor Didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor
103 tahun 2000 103 tahun 2000 dan Hukum Agama Islam

Biaya administrasi berdasarkan prosentase Biaya administrasi menurut ketetapan


berdasarkan golongan barang berdasarkan golongan barang

Bila lama pengembalian pinjaman lebih dari Bilamana lama pengembalian pinjaman lebih
perjanjian barang gadai dilelang kepada dari akad, barang gadai nasabah dijual kepada
masyarakat masyarakat

Sewa modal dihitung dengan: Prosentase x uang Jasa simpanan dihitung dengan: konstanta x
pinjaman (UP) taksiran

Maksimal jangka waktu 4 bulan Maksimal jangka waktu 3 bulan

Uang Kelebihan (UK)= hasil lelang- (uang Uang kelebihan (UK) = hasil penjualan - (uang
pinjaman + sewa modal + biaya lelang) pinjaman + jasa penitipan + biaya penjualan)

Bila dalam satu tahun uang kelebihan tidak Bila dalam satu tahun uang kelebihan tidak
diambil, uang kelebihan tersebut menjadi milik diambil, diserahkan kepada Lembaga ZIS
pegadaian

1 hari dihitung 15 hari 1hari dihitung 5 hari

Mengenakan bunga (sewa modal) terhadap Tidak mengenakan bunga pada nasabah yang
nasabah uang memperoleh pinjaman mendapatkan pinjaman

Istilah- istilah yang digunakan: Istilah- istilah yang digunakan:

 Gadai  Rahn

 Pegadaian  Murtahin

 Nasabah  Rahin

 Barang Pinjaman  Marhun

 Pinjaman  Marhun Bih

9. PERBEDAAN PEGADAIAN DAN BANK


Pegadaian Bank

Prosedur pemberian dana mudah dan cepat dan Prosedur sulit dan lama
tidak berbelit-belit
Untuk masyarakat yang meminjam dana kecil Hanya peminjam besar dan terpercaya
karena pegadaian merambah ke kalangan
masyarakat atas

Dengan jaminan barang sehari- hari seperti emas Barang jaminan bernilai tinggi karena pinjaman
dan barang elektronik lainya dalam jumlah besar

Bunga rendah dan sesuai dengan kesepakatan Bunga pasar dan berfluktuasi

Bila tidak bisa dibayar, barang yang digadaikan Bila tidak membayar didatangi debt collector,
akan disita untuk dilelang sebelum diusut ke pengadilan

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari makalah diatas dapat kita simpulkan bahwa pegadaian diIndonesia sebenarnya sudah ada
sejak jaman penjajahan Belanda tepatnya pada tanggal 20 Agustus 1746 yang saat itu berada di Batavia
(Jakarta). Pegadaian ialah lembaga yang melakukan pembiayaan dengan bentuk penyaluran kredit atas
dasar hukum kredit sedangkan gadai ialah kegiatan menjaminkan barang- barang berharga kepada
kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus
kembali sesuai perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai.
Manfaat utama yang diperoleh nasabah yang meminjam dari perum pegadaian adalah
ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat
terutama apabila dibandingkan dengan kredit perbankan. Salah satu tujuan utama dari pegadaian yaitu
untuk mengatasi agar masyarakat yang sedang membutuhkan uang tidak jatuh ke tangan para pelepas
uang atau tukang ijon atau tukang rentenir yang bunganya relatif tinggi.
Hal utama yang membedakan antara pegadaian konvensional dan syariah ialah sumber hukum,
produk yang ditawarkan, serta pelaksanaannya di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA
Kasmir.2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Huda, Nurul dan Heykal Mohamad. 2010. Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Suhendi, Hendi.2008. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

QS. Al-Baqarah ayat 283

Soemitra, Andri.2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana Media Group
Rivai, Adriana Permata Viethzal dan Ferry N. Idroes.2007. Bank and Fincial Institution Management.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

sunarto.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/1695/makalah-pegadaian.doc. Diakses pada tanggal 01

juni 2017 pada pukul 08:00 WIB

Diposting 3rd June 2017 oleh tessa_neechan

Lokasi: Bandar Lampung, Kota Bandar Lampung, Lampung, Indonesia

Label: MAKALAH EKONOMI ISLAM

Lihat komentar

EKONOMI ISLAM

 Klasik
 Kartu Lipat
 Majalah
 Mozaik
 Bilah Sisi
 Cuplikan
 Kronologis

1.

May

1
Makalah INTEGRASI EKONOMI
(custom union dan area perdagangan
bebas)
Diposting 1st May oleh tessa_neechan

Lokasi: Sukarame, Bandar Lampung City, Lampung, Indonesia

Label: Mata Kuliah Ekonomi Internasional

Tambahkan komentar

2.

May

Makalah Proyeksi Neraca


Diposting 1st May oleh tessa_neechan

Lokasi: Sukarame, Bandar Lampung City, Lampung, Indonesia

Label: Mata Kuliah Penganggaran Bisnis

Tambahkan komentar

3.

May
1

Proposal Metopen Ekonomi Syariah BAB


I
Diposting 1st May oleh tessa_neechan

Lokasi: Sukarame, Bandar Lampung City, Lampung, Indonesia

Label: Mata Kuliah METOPEN Ekonomi

Tambahkan komentar

4.

May

Makalah Proyeksi Neraca

PROYEKSI NERACA

(diajukan sebagai tugas matakuliah penganggaran bisnis)

Dosen :

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6

Diah Damayanti 1651010482

Dina Fatmawati 1651010483

Lina Susanti 1651010436

Raden Ayu Kartini 1651010449

Tessa Miltasari 1651010443

KELAS F

PRODI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG


T.A 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas khadirat allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini disusun sebagai tugas matakuliah Penganggaran Bisnis dengan judul “ Proyeksi Neraca ”.

kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar dalam makalah ini baik
dari segi kalimat maupun tata bahasa. Oleh karna itu kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Bandar Lampung,28 April 2019

Pemakalah
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... I

KATA PENGANTAR ........................................................................................................II

DAFTAR ISI ......................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Neraca................................................................................................................................. 2
B. Faktor yang Berpengaruh .................................................................................................... 4
C. Metode ................................................................................................................................ 5
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perushaan Dalam penyususnan dan penentuan komposisi dana banyak menggunakan


pendekatan neraca oleh karenanya proyeksi neraca adalah salah satu penyeesaian dari proses
penyusunan dan pelaporan komposisis dana tersebut. Dimana neraca merupakan Neraca
kadang-kadang disebut juga sebagai laporan posisi keuangan yang melaporkan aktiva,
kewajiban, dan ekuitas pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu.
Proyeksi neraca juga dapat mempermudah kita dalam menganalisis suatu keuanagan
perusahan, dan memudahkan akuntan tersebut dalam menganalisis seimbang atau tidaknya.
Sehingganya proyeksi neraca ini nantinya akan mengetahui apakah rencana strategis perushaan
akan menghasilkan manfaat seperti yang diharapkan oleh perushaan atau tidak nantinya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Neraca


2. Apasaja Faktor Yang Mempengaruhi Neraca
3. Bagaimana Metode Penyusunan Proyeksi Neraca

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Neraca


2. Untuk Mengetahui Faktor Apasaja Yang Mempengaruhi Neraca
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Metode Penyusunan Proyeksi Neraca
BAB II

PEMBAHASAN

A. Neraca
Akhir dari seluruh penyusunan anggaran komprehensif suatu perusahaan adalah
penyusunan proyeksi neraca. Proyeksi neraca merupakan tahap akhir dari seluruh tahap yang
harus dilalui untuk menyusun anggaran induk suatu badan usaha. Proyeksi neraca sendiri baru
akan dapat disusun jika anggaran parsial yang lain telah selesai disusun. Berdasarkan berbagai
anggaran parsial yang dimiliki suatu perusahaan, mulai dari anggaran penjualan, anggaran
produksi, berbagai anggaran biaya, anggaran kas, dan anggaran laba, perusahaan dapat menyusun
proyeksi neraca.
Proyeksi neraca adalah proyeksi jumlah dan rincian kekayaan yang akan dimiliki
perusahaan beserta seluruh kewajibannya, baik kepada kreditor maupun kepada pemegang saham,
pada suatu periode tertentu di masa mendatang.
Karena proyeksi neraca baru dapat disusun setelah semua anggaran parsial lainnya selesai
disusun, maka untuk menyusun proyeksi neraca harus memperhatikan setiap elemen yang ada
didalam neraca beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Maksudnya setiap elemen di dalam
aktiva dan pasiva pada neraca suatu perusahaan akan ditentukan faktor lain yang terlebih dulu
berpengaruh terhadap setiap anggaran parsial. Karena itu, bagian anggaran suatu perusahaa harus
sangat memperhatikan berbagai aktivitas yang mempengaruhi elemen-elemen didalam anggaran
neraca yang disusunnya.
Mengingat sangat dipengaruhinya proses penyusunan anggaran neraca oleh faktor-faktor
lain yang harus terjadi lebih dulu sebelum menyusun anggaran neraca, maka lebih tepat kalau
neraca yang direncanakan perusahaan di dalam suatu periode pada waktu mendatang disebut
dengan proyeksi neraca dari pada anggaran neraca. Karena proyeksi adalah taksiran apa yang
akan terjadi jika suatu kondisi atau situasi yang lain terjadi terlebih dulu. Dan proses
penyusunan neraca yang direncanakan sangat ditentukan oleh kondisi lain atau faktor lain yang
harus terjadi lebih dahulu. Perbedaan lain antara proyeksi neraca dan anggaran parsial yang lain
adalah, anggaran parsial lain, mulai dari anggaran penjualan produksi, anggaran pembelian
bahan, anggaran produksi, anggaran biaya-biaya, semuanya merupakan anggaran yang disusun
dan akan dikerjakan pada sepanjang periode anggaran tersebut, selama satu tahun. Sedangkan
anggaran neraca adalah anggara pada akhir suatu periode tertentu. Anggaran yang disusun setelah
semua anggaran lain diselesaikan.
Secara umum, neraca terdiri dari dua bagian besar, yaitu sisi aktiva dan sisi
pasiva/kewajiban. Sisi aktiva berisi daftar kekayaan prusahaan beserta rincian jenis dan
jumlahnya. Sedangkan sisi kewajiban berisi kewajiban perusahaan kepada pihak kreditor dan
kepada pemegang saham atau pemilik perusahaan.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menyusun neraca adalah urutan penyusunan
rekening. Rekening-rekening aktiva diususun berdasarkan urutan likuiditasnya, yaitu taksiran
kecepatan aktiva tersebut dapat dicairkan menjadi uang tunai. Semakin mudah dan semakin cepat
suatu aktiva tertentu menjadi uang tunai, maka semakin didahulukan posisi pencatatannya
didalam neraca. Pada sisi kewajiban, penyusunannya dimulai dengan kewajiban yang lebih dulu
jatuh tempo hingga yang paling lama jatuh tempo.
Tabel 9.1 Elemen Neraca
Kelompok Akun
Aktiva Lancar  Kas: uang tunai dan ekuivalen kas
Adalah semua harta perusahaan  Surat-surat berharga: investasi jangka
yang diharapkan dapat berubah pendek
menjadi uang dalam tempo satu  Piutang usaha dan piutang wesel
tahun  Piutang karyawan
 Persediaan: barang dagangan atau
bahan baku
 Biaya-biaya yang dibayar di muka:
sewa, asuransi,dll
 Perlengkapan usaha
 Dan lain-lain
Investasi Jangka Panjang  Investasi dalam surat berharga
Adalah dana yang ditanamkan pada  Investasi dalam anak perusahaan
berbagai jenis aktiva  Investasi dalam aktiva tetap berwujud:
yang
diharapkan memberikan tanah, dll
Aktiva penghasilan bagi perusahaan  Dan lain-lain
Aktiva Tetap Berwujud  Peralatan Kantor
Adalah semua aktiva yang berumur  Kendaraan
lebih dari satu tahun dan memiliki Mesin
wujud fisik  Tanah
Aktiva Tetap Tidak Berwujud  Goodwill
Adalah semua aktiva yang tidak  Hak Paten
memiki wujud fisik tetapi memiliki Merek Dagang
manfaat nyata bagi perusahaan  Hak Cipta
 Dan lain-lain
Aktiva Lain-lain  Titipan kepada penjual
Adalah aktiva yang tidak dapat  Bangunan dalam pengerjaan
dikelompokkan pada kelompok  Dan lain-lain
aktiva diatas
Utang Lancar  Utang Usaha
Adalah kewajiban perusahaan yang  Utang Wesel
akan jatuh tempo dalam waktu  Utang Pajak
setahun
Kewajiban Pendapatan Diterima Di Muka  Pendapatan Diterima Di Muka
Utang Jangka Panjang  Utang Bank
Adalah kewajiban yang jatuh tempo  Obligasi
lebih dari setahun  Dan lain-lain
Ekuitas Pemilik  Modal/Modal Saham
Adalah semua 
kewajiban Laba Ditahan
Ekuitas perusahaan kepada pemilik
perusahaan

B. Faktor Yang Berpengaruh


Seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa setiap elemen neraca, baik disis aktiva maupun
pasiva, dipengaruhi secara langsung oleh anggaran parsial yang lain atau oleh kondisi yang lain.
Karena itu, perlu diketahui dengan baik faktor-faktor yang mempengaruhi elemen-elemen di
dalam neraca.
Tabel 9.2 Faktor yang Mmepengaruhi Elemen Neraca
Akun Neraca Faktor yang mempengaruhi

Aktiva

 Kas Saldo awal kas pada suatu periode ditambah dengan penerimaan
kas dan dikurangi dengan pengeluaran kas pada suatu periode.
(sumber : anggaran kas)

 Piutang Usaha Saldo awal piutang usaha ditambah dengan penjualan kredit
pada satu periode dikurangi dengan penerimaan piutang usaha.
(sumber : anggaran kas)

 Persediaan Persediaan pengaman/ safety stock

 Perlengkapan Usaha Jumlah transaksi pembelian dan pemakaiannya pada suatu


periode tertentu

 Aktiva Tetap Nilai aktiva tetap pada awal suatu periode ditambah dengan
rencana pembelian aktiva tetap baru (investasi) dikurangi dengan
nilai aktiva tetap yang dijual pada suatu periode.

Kewajiban

 Utang Usaha Saldo utang usaha pada awal periode ditambah dengan
pembelian kredit yang direncanakan dikurangi dengan jumlah
utang usaha yang akan dibayar pada satu periode tersebut

 Utang Bank Saldo utang bank pada awal periode ditambah dengan jumlah
kredit baru yang akan diterima dari bank dikurangi dengan utang
bank yang jatuh tempo dan akan dibayar pada periode tersebut.

 Obligasi Saldo utang obligasi pada awal periode ditambah dengan jumlah
obligasi baru yang akan diterbitkan pada periode ini dikurangi
dengan obligasi yang jatuh tempo dan akan dibayar pada periode
tersebut.

 Modal Saham Jumlah lembar saham yang beredar pada awal periode ditambah
dengan jumlah lembar saham baru yang akan diterbitkan,
dikalikan dengan nilai nominalnya.

 Laba Ditahan Saldo laba ditahan pada awal periode ditambah dengan laba
usaha yang dianggarkan dikurangi dengan jumlah dividen yang
direncanakan akan dibagikan pada periode tersebut.

Dari tabel diatas terlihat bahwa proyeksi neraca pada akhir suatu periode tertentu sangat
dipengaruhi oleh saldo awal periode dari setiap elemen yang ada pada neraca. Itu berarti, neraca
pada awal tahun akan berpengaruh langsung pada proyeksi neraca pada akhir periode tersebut.
Setelah neraca pada awal periode diketahui, maka proyeksi neraca pada akhir periode akan
dipengaruhi dan ditentukan oleh berbagai hal yang mempengaruhi kenaikan dan penurunan setiap
elemen neraca tersebut.

C. Metode
Untuk menyusun proyeksi neraca, metode yang paling mudah adalah menggunakan
persamaan akuntansi dasar. Dimana didalam metode tersebut didasarkan pada persamaan
bahwa jumlah aktiva akan selalu sama dengan besarnya utang/kewajiban dan modal/ekuitas dari
suatu badan usaha tertentu.
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS

Setiap kali terjadi penambahan didalam salah satu komponen aktiva suatu badan usaha,
selalu akan disertai dengan penambahan didalam komponen kewajiban atau ekuitas atau
pengurangan pada salah satu komponen aktiva lainnya. Demikian pula, jika terjadi pengurangan
pada salah satu komponen aktiva, selalu akan disertai dengan pengurangan didalam komponen
kewajiban atau ekuitas atau penambahan pada salah satu komponen aktiva lainnya.

Transaksi-transaksi yang hanya melibatkan rekening-rekening aktiva, atau yang melibatkan


rekening aktiva dan kewajiban, mungkin lebih mudah dimengerti karena lebih jelas hubungannya.
Misalnya :
1. Transaksi penerimaan pinjaman uang dari bank (kredit bank). Transaksi ini jelas akan menambah
kas perusahaan (di sisi aktiva) dan menambah utang bank (di sisi kewajiban).
2. Sebaliknya, transaksi pembayaran utang usaha akan mengurangi kas perusahaan (di sisi aktiva)
dan mengurangi utang usaha (di sisi kewajiban).
3. Sedangkan transaksi pembelian kendaraan (aktiva tetap) secara tunai, akan mengurangi kas
perusahaan dan akan menambah rekening aktiva tetap (keduanya di sisi aktiva).
Tetapi transaksi yang melibatkan rekening penjualan dan biaya, sering kali
membingungkan bagi pihak yang tidak memiliki latar belakang pendidikan akuntansi. Misalnya :

a. Transaksi penjualan tunai akan menambah kas (di sisi aktiva) dan menambah rekening laba
ditahan (di sisi kewajiban).
b. Transaksi penjualan kredit akan menambah piutang usaha (di sisi aktiva) dan menambah rekening
laba ditahan (di sisi kewajiban).
c. Transaksi pembayaran biaya secara tunai akan mengurangi kas (di sisi kewajiban) dan
mengurangi rekening laba ditahan (di sisi kewajiban).
d. Transaksi pengakuan biaya secara kredit akan menambah utang usaha dan mengurangi rekening
laba ditahan (keduanya di sisi kewajiban).

Tabel 9.3 Pengaruh Transaksi pada Akun


Transaksi Aktiva Utang Laba Ditahan
Penjualan tunai Kas bertambah - Bertambah
Penjualan kredit Piutang bertambah - Bertambah
Pembayaran biaya tunai Kas berkurang - Berkurang
Pengakuan biaya kredit - Utang bertambah Bekurang

Berdasarkan mekanisme pencatatan transaksi dengan menggunakan persamaan akuntansi


tersebut, maka dapat dibuat proyeksi neraca dari suatu badan tertentu.

Iluatrasi 9.1 baerikut ini mungkin dapat memperjelas pemahaman tentang metode penyusunan
proyeksi neraca.

PT. Tintamas adalah sebuah sebuah produsen pulpen yang berlokasi di Jakarta. Berkaitan
dengan proses penyusunan proyeksi neraca perusahaan tersebut untuk akhir tahun 2009, tim
penyusun anggaran perusahaan tersebut mengumpulkan berbagai data berikut:
Neraca

Per 31 Desember 2018

Kas 1.625.000.000 Utang usaha 600.000.000

Putang usaha 550.000.000 Utan bank 700.000.000

Perlengkapan 4.000.000

Persediaan bahan baku 200.000.000

Persedaan baang jadi 150.000.000 Modal saham 2.000.000.000

aktiva tetap 1.200.000.000 Laba diterima 429.000.000

Total aktiva 3.729.000.000 Total kewajiban ekuitas 3.729.000.000


pemilik

Sedangkan dari berbagai anggaran parsial yang lain, diketahui data-data penunjang sebagai
berikut:

a) Diperkirakan, perusahaan akan melakukan penjualan secara kredit sebesar Rp 1.000.000.000


sepanjang tahun 2009.

b) Sedangkan jumlah piutang yang akan diterima sepanjang tahun 2009, diperkirakan sebesar Rp
700.000.000.

c) Perusahaan merencanakan pembelian perlengkapan kantor pada tahun 2009 sebesar Rp


40.000.000.

d) Diperkirakan, perlengkapan kantor yang akan digunakan sepanjang tahun 2009 sebesar Rp
36.000.000.

e) Berkaitan dengan aktiva tetap perusahaan, direncanakan 4 unit kendaraan perusahaan akan dijual
dengan harga taksiran sebesar Rp 75.000.000 per unit.

f) Pada tahun 2009, perusahaan merencanakan membeli 5 unit kendaraan baru seharga Rp
150.000.000. perusahaan merencanakan membeli 10 unit computer baru seharga Rp 6.000.000
per unit dan 10 unit printer baru seharga Rp 1.500.000 per unit. Perusahaan juga merencanakan
membeli 10 set meja tulis dan kursi dengan taksiran harga sebesar Rp 2.000.000 per set. Di
samping itu, dari seluruh pembelian aktiva tetap yang direncanakan, sebanyak Rp 400.000.000
direncanakan akan dibayar pada tahun 2009.

g) Perusahaan merencanakan melakukan pembelian bahan baku secara kredit di sepanjang tahun
2009 sebesar Rp 800.000.000.

h) Sementara itu, utang usaha yang direncanakan akan dibayar di tahun 2009 adalah sebesar Rp
550.000.000.

i) Perusahaan merencanakan membayar utang bank sebesar Rp 200.000.000 pada tahun 2009. Pada
tahun yang sama perusahaan tidak merencanakan untuk menambah utang bank.

j) Perusahaan merencanakan akan membagikan deviden sebesar Rp 350.000.000 pada tahun 2009.

k) Biaya produksi yang dikeluarkan sepnjang tahun 2009 adalah sebagai berikut:

- Biaya pemakaian bahan baku sebesar Rp 300.000.000.

- Biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 80.000.000.

- Biaya overhed pabrik sebesar Rp 170.000.000.

Dari seluruh biaya overhed pabrik tersebut, diperkirakan sebesar Rp 25.000.000 merupakan biaya
penyusutan aktiva tetap.

l. Biaya operasional yang dikeluarkan sepanjang tahun 2009 adalah sebagai berikut:

- Biaya pemasaran sebesar Rp 300.000.000.


- Biaya administrasi dan umum besar Rp 80.000.000.
Dari seluruh biaya opersional tersebut, diperkirakan sebesar Rp 20.000.000 merupakan biaya
penyusutan aktiva tetap.
m. Dari jumlah penjualan sepanajng tahun 2009 tersebut, diperkirakan harga pokok penjualannya
sebesar Rp 600.000.000.

Berdasarkan data dan keterangan tersebut, maka dapat disusun proyeksi neraca dengan
menggunkan persamaan akuntasi, sebagaiman terlihat berikut ini:

Proyeksi neraca 2009 (dalam jutaan)

Kas Piutang Perleng. Bahan Barang Aktiva Utang Utang Modal Laba
Usaha
Kantor Baku Jadi Tetap Usaha Bank Saham Ditahan
1.625 550 4 200 150 1.200 600 700 2000 429

a 1000 1000

b 700 (700)

c (40) 40

d (36) (36)

e 300 (300)

f 845 400
(445)

g 800 800

h
(550) (550)

i (200)
(200)

j (350)
(350)

k 550 (25)
(225) (300)

l (20) (380)
(360)

m (600) (600)

455 850 8 700 100 1.700 1.250 500 2.000 63

a) Transaksi penjualan kredit ini akan menambah akun piutang usaha dan menambah akun laba
ditahan sebesar Rp.1.000.000.000.
b) Transakasi penerimaan piutang ini akan menambah akun kas dan mengirangi akun piutang usaha
sebesar Rp. 700.000.000.
c) transaksi pembelian peralatan kantor ini akan menambah akun peralatan kantor dan mengurangi
akun kas sebesar Rp. 40.000.000.
d) Transaksi pemakaian peralatan kantor ini akan mengurangi akun peralatan kantor dan mengurangi
akun kas laba ditahan sebesar 36.000.000.
e) Transaksi penjualan kendaraan ini akan menambah akun kas dan mengurangi akun aktiva tetap
sebesar Rp. 300.000.000.
f) Transaksi pembelian kendaraan sebesar Rp.845.000.000 : dimana sebanyak Rp. 445.000.000
akan dibayar tunai dan sisanya akan dibayar kredit, akan menambah akun aktiva tetap sebesar Rp.
845.000.000 dan mengurangi akun kas sebesar Rp.445.000.000 serta menambah akun utang
usaha sebesar Rp. 400.000.000.
g) Transaksi pembelian bahan baku secara kredit ini akan menambah akun persediaan bahan baku
dan menambah akun utang usaha sebesar Rp.800.000.000.
h) Transaksi pembelian bahan baku secara kredit ini akan menambah akun persediaan bahan baku
kas sebsar Rp.550.000.000.
i) Transaksi pembayaran utang bank ini akan. Mengurangi akun utang bank dan mengurangi akun
kas sebesar Rp. 200.000.000.
j) Transaksi pembagian deviden ini akan mengurangi akun kas dan mengurangi akun laba ditahan
sebesar Rp. 350.000.000.
k) Transaksi pencatatan biaya produksi sebesar Rp.550.000.000 ini akan menambah akun
persediaan barang jadi sebesar Rp.550.000.000 dan mengurangi akun kas sebesar Rp.
225.000.000; mengurangi akun persediaan bhan baku sebesar Rp. 300.000.000 dan mengurangi
akun aktiva tetap (penyusutan) sebesar Rp.25.000.000.
l) Transaksi pencatatan biaya oprasi sebesar Rp.380.000.000. ini akan mengurangi akun kas sebesar
Rp.360.000.000 dan mengurangi akun kas sebesar Rp.225.000.000; dan mengurangi akun aktiva
tetap(penyusutan) sebesar Rp.20.000.000 serta mengurangi akun laba ditahan sebesar
Rp.380.000.000.
m) Transaksi pencatatan harga pokok penjualan sebesar Rp.600.000.000 ini akan mengurangi akun
persediaan barang jadi sebesar Rp.600.000.000 dan mengurangi akun laba ditahan sebesar
Rp.600.000.000.

Berdasarkan kertas kerja penyusunan proyeksi neraca tersebut diatas, maka dapat
disusun proyeksi neraca PT. Tintamas per 31 desember 2009, seperti berikut :34[1]

Proyeksi neraca

Per 31 Desember 2019

Kas 455.000.000 Utang usaha 1.250.000.000

Putang usaha 850.000.000 Utan bank 500.000.000

Perlengkapan 8.000.000

34[1] Rudianto,”PENGANGGARAN Konsep dan Teknik Penyusunan Anggaran”,


(Jakarta:Erlangga,2009),hal 182-188.
Persediaan bahan baku 700.000.000

Persedaan baang jadi 100.000.000 Modal saham 2.000.000.000

aktiva tetap 1.700.000.000 Laba diterima 63.000.000

Total aktiva 3.813.000.000 Total kewajiban 3.813.000.000


ekuitas pemilik

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proyeksi neraca adalah proyeksi jumlah dan rincian kekayaan yang akan dimiliki
perusahaan beserta seluruh kewajibannya, baik kepada kreditor maupun kepada pemegang saham,
pada suatu periode tertentu di masa mendatang.

Seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa setiap elemen neraca, baik disis aktiva maupun
pasiva, dipengaruhi secara langsung oleh anggaran parsial yang lain atau oleh kondisi yang lain.
Karena itu, perlu diketahui dengan baik faktor-faktor yang mempengaruhi elemen-elemen di
dalam neraca. Adapun faktor yang mempengaruhinya ialah :
1) Kas
2) Piutang usaha
3) Persediaan
4) Perlengkapan usaha
5) Aktiva tetap
DAFTAR PUSTAKA

Rudianto, PNGANGGARAN Konsep dan Teknik Penyusunan Anggaran, (Jakarta:Erlangga,2009).

Diposting 1st May oleh tessa_neechan

Lokasi: Gg. Budaya, Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung 35131, Indonesia

Label: Mata Kuliah Penganggaran Bisnis

Tambahkan komentar
5.

May

Makalah INTEGRASI EKONOMI


(Custom Union dan Area Perdagangan
Bebas)

INTEGRASI EKONOMI (COSTUM UNION DAN AREA PERDAGANGAN


BEBAS)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Internasional

Dosen : Vitria Susanti, M.A.,M.Ec.,Dev.


Disusun Oleh: KELAS F / KELOMPOK 6

Dina Fatmawati 1651010483

Kenanga Tri Putri 1651010418

Nur Hidayatullah 1651010478

Tessa Miltasari 6151010443

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2019

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Berkat limpahan
rahmat dan karunia nikmatnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Integrasi
Ekonomi (Custom Union Dan Area Perdagangan Bebas)” dengan lancar. Penyusunan makalah
ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Internasional yang diampu oleh Vitria
Susanti, M.A., M.ec.Dev.

Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai
pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam
penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis
secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca. Demikian apa yang dapat
kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk
kami sendiri khususnya.

Bandar Lampung, 23 April 2019

KELOMPOK6

DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................................I

KATA PENGANTAR ....................................................................................................II

DAFTAR ISI ................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Integrasi Ekonomi ...................................................................................................... 3


B. Teori Custom Union .......................................................................................................... 12
C. Teori Area Perdagangan Bebas (Free Trade Area) ............................................................... 16
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 22
B. Saran .................................................................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 25


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Era baru yang kini makin membuka kesempatan kerjasama antar negara adalah
integrasi ekonomi. Era ini ditandai maraknya kesepakatan integrasi bilateral, di mana dalam
dua dekade terakhir ditandai oleh pesatnya perkembangan integrasi dan proliferasi integrasi
ekonomi antar negara dan antar kawasan dunia. Pada tingkat regional, adanya Regional
Integration Agreement antara lain melalui pembentukan Asia Pacific Economic Cooperation
(APEC) di kawasan Asia Pasifik, European Union (EU) di Eropa, Mercado Comun del Sur
(MERCOSUR) di Amerika Latin, dan North America Free Trade Area (NAFTA) di Amerika
Utara. Pada negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), integrasi ekonomi dimulai sejak tahun
1967 dalam deklarasi di Bangkok. Selanjutnya berlaku Asean Free Trade Area (AFTA) pada
tahun 2003.

Integrasi ekonomi dilandasi konsep memberikan manfaat ekonomi bagi negara-


negara anggota maupun non-anggota. Prinsip dasar integrasi ekonomi adalah mengurangi
atau menghilangkan semua hambatan perdagangan di antara negara anggota dalam
kawasan tertentu untuk dapat meningkatkan arus barang dan jasa dengan bebas ke luar
masuk melintasi batas negara masing-masing anggota, sehingga volume perdagangan
semakin tinggi. Peningkatan volume perdagangan ini mendorong peningkatan produksi,
peningkatan efisiensi produksi, peningkatan kesempatan kerja, dan penurunan cost
production sehingga dapat meningkatkan daya saing produk dan pada akhirnya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Integrasi ekonomi juga mendorong dan memperlancar aliran investasi dari satu
negara ke negara lainnya, baik di dalam negara-negara anggota integrasi maupun masuknya
investasi dari negara bukan anggota ke negara-negara anggota integrasi. Hal ini
menyebabkan terjadi peningkatan dan akumulasi investasi yang seterusnya mendorong
peningkatan output negara dan kawasan serta peningkatan perdagangan antarnegara.35[1]
B. Rumusan Masalah

35[1] Jawa Pos. 12 Mei 2009. Data Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Depnakertrans
2009.Diakses di https://www.jawapos.com/ pada tanggal 09 april 2019 pada pukul 13:00
wib.
1. Jelaskan mengenai teori integrasi ekonomi!
2. Jelaskan mengenai teori custom union !
3. Jelaskan mengenai area perdagangan bebas!

C. Tujuan Masalah
1. Untuk dapat menjelaskan mengenai teori integrasi ekonomi.
2. Untuk dapat menjelaskan mengenai teori custom union.
3. Untuk dapat menjelaskan mengenai area perdagangan bebas.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Integrasi Ekonomi


Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan

struktur perekonomian internasional yang lebih bebas dengan jalan menghapuskan semua

hambatan-hambatan (barriers) bekerjanya perdagangan bebas dengan jalan mengintroduksi

semua bentuk-bentuk kerjasama dan unifikasi. Integrasi dapat dipakai sebagai alat untuk

mengakses pasar yang lebih besar dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi sebagai untuk

meningkatkan kesejahteraan nasional. Dalam integrasi ekonomi terjadi perlakuan

diskriminatif antara negara-negara anggota dengan negara-negara non-anggota dalam

melakukan perdagangan, sehingga dapat memberikan dampak penciptaan (trade creation)

dan dampak pengalihan (trade diversion) (Salvatore, 2000)36[2].

Tujuan yang paling mendasar dari integrasi ekonomi ini adalah untuk

meningkatkan volume perdagangan barang dan jasa, meningkatkan mobilitas kapital dan

tenaga kerja, meningkatkan produksi, meningkatkan efisiensi produksi serta meningkatkan

daya saing produk yang dihasilkan. Pembentukan integrasi ekonomi pada akhirnya akan

menciptakan dampak meningkatnya kesejahteraan negara-negara anggota secara

keseluruhan karena akan mengarah pada peningkatan spesialisasi produksi, yang didasarkan

pada keuntungan komparatif (Lapipi, 2005).

Secara teoritis, integrasi ekonomi regional selain menimbulkan dampak

penciptaan perdagangan (trade creation) bagi negara anggota dapat pula menimbulkan

dampak pengalihan perdagangan (trade diversion) bagi negara non-anggota, sebagai akibat

perlakuan diskriminatif kepada negara non-anggota yang dapat memproduksi barang lebih

36[2] Kompas, 11 Nov 2008. Data pengangguran lulusan sekolah tinggi per Pebruari 2007 berdasarkan
jenjang.Diakses di https://www.kompas.com/ pada tanggal 09 april 2019 pada pukul 13:10 wib.
efisien daripada produksi negara anggota untuk komoditi yang sama. Kerjasama

perdagangan internasional diharapkan membawa implikasi positif, tetapi dampak negatifnya

tidak dapat dihindari.

Viner (1950) menyadari dampak dari adanya kerjasama perdagangan internasional

dapat menyebabkan trade diversion dan trade creation. Trade creation merupakan dampak

positif yang menjadi peluang bagi suatu negara akibat beralihnya konsumsi dari produk

domestik yang bersifat high-cost menjadi produk impor yang bersifat low-cost. Sebaliknya,

trade diversion merupakan perubahan orientasi perdagangan ke arah yang tidak efisien

akibat adanya pengalihan dari produk impor yang bersifat low-cost dari negara non-anggota,

menjadi produk yang bersifat high-cost dari negara anggota perjanjian.

Menurut Kindleger dan Linders (1978) dalam Prabowo dan Wardoyo (2004) ada bentuk lima

integrasi yaitu:

1) Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Area) adalah suatu bentuk integrasi ekonomi di

mana pembatasan kuantitatif dan hambatan tarif antara negara-negara anggota dihapuskan;

dan setiap negara tetap memberlakukan tarifnya sendiri-sendiri terhadap negara luar yang

bukan anggota.

2) Custom Union adalah integrasi ekonomi di mana tarif antara negara anggota dihapuskan dan

“tarif bersama eksternal” (common external tariff) tetap diberlakukan terhadap negara

bukan anggota.

3) Pasar Bersama (Common Market) adalah bentuk integrasi ekonomi yang memiliki ciri-ciri

Custom Union plus pengapusan pembatasan perdagangan dan penghapusan pembatasan

lalu lintas faktor-faktor produksi antar negara anggota.


4) Uni Ekonomi (Economic Union) adalah satu bentuk integrasi di samping memiliki ciri-ciri pasar

bersama juga ada penyeragaman kebijakan ekonomi dan sosial.

5) Uni Supranasional (Supranational Union) adalah bentuk integrasi ekonomi di mana

pemerintahan nasional menyerahkan kekuasaan dan sovereignity kebijaksanaan ekonomi

dan sosial kepada otoritas supranasional.

Pembentukan integrasi ekonomi akan menciptakan dampak meningkatnya kesejahteraan

negara-negara anggota secara keseluruhan karena akan mengarah pada peningkatan

spesialisasi produksi, yang di dasarkan pada keuntungan komparatif. Perdagangan adalah

salah satu jaringan utama untuk perwujudan keuntungan dari integrasi di satu sisi dan biaya-

biaya disintegrasi pada sisi lain. Integrasi ekonomi dalam wujud kawasan perdagangan

bebas, custom union yang menurunkan atau menghapuskan hambatan perdagangan seperti

tarif dan non tarif, biaya-biaya transaksi dan ketidakpastian nilai tukar. Disintegrasi, pada sisi

lain membawa pembatasan nasional baru, dan menciptakan hambatan perdagangan.

Berbagai bentuk kerjasama seperti perjanjian perdagangan bilateral, regional, dan

multilateral merupakan bentuk upaya untuk mengoptimalkan perdagangan internasional.

Salah satu jalan yang ditempuh kebanyakan negara adalah dengan membentuk perjanjian

area perdagangan bebas atau yang biasa disebut dengan Free Trade Area (FTA). Semakin

banyaknya negara-negara yang terlibat dalam beberapa perjanjian dagang, baik bilateral,

regional, atau multilateral, menunjukkan perkembangan FTA kearah yang positif.

Integrasi Ekonomi ASEAN

ASEAN merupakan organisasi kerjasama regional Asia Tenggara yang


dideklarasikan di Bangkok 8 Agustus 1967, atas inisiatif Indonesia, Malaysia, Philipina,
Thailand dan Singapura. Dasar pembentukan ASEAN adalah memperkuat stabilitas ekonomi
dan sosial dan menjamin stabilitas keamanan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
kemajuan ekonomi, sosial dan budaya. Dalam perkembangannya, masuk Brunai Darussalam
tahun 1984; Vietnam tahun 1994; Kamboja, Laos dan Myanmar tahun 1995 sehingga saat ini
ASEAN menjadi 10 negara37[3].

Bentuk kerjasama ekonomi untuk negara-negara di Asia Tenggara tercermin dengan

dibentuknya ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tahun 1992 yang bertujuan untuk

meningkatkan kerjasama dibidang ekonomi dan perdagangan. Kerjasama ekonomi ASEAN

semakin kuat dan berkembang setelah disepakati jadwal penurunan tarif sejak tahun 1993

dan realisasi perdagangan bebas yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2003. Kemudian pada

konferensi tingkat tinggi ASEAN tahun 1997 melahirkan visi untuk memperluas integrasi

ekonomi dengan membentuk ASEAN Economic Community (AEC) yang siap dilaksanakan

pada tahun 2020 dan telah disepakati pada KTT ke-9 di Bali pada Oktober 2003. AEC

dimaksudkan untuk menjadi pasar tunggal dan basis produksi, dengan pergerakan bebas

barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil dan aliran modal lebih bebas. AEC juga dapat

membantu perkembangan ekonomi yang merata di kawasan dan mengurangi kemiskinan

dan kesenjangan ekonomi-sosial pada tahun 2020. Pada bulan November 2002, para Kepala

Pemerintahan ASEAN merekomendasikan pembentukan AEC pada tahun 2020; yang

kemudian dipercepat menjadi 2015. Proposal ini didukung oleh berbagai pertimbangan,

termasuk: (i) keinginan untuk menciptakan agenda pasca AFTA, (ii) kebutuhan untuk

memperdalam integrasi ekonomi di kawasan ini dalam upaya peningkatan kawasan

perdagangan bebas (FTA), (iii) kemungkinan bahwa FTA bilateral, yang anggota bebas untuk

terlibat, akan membahayakan integrasi ASEAN, dan (iv) pasca-1997, pelajaran krisis

keuangan Asia yang mengakui pentingnya kerjasama baik dalam sektor riil dan keuangan,

dan arus bebas tenaga kerja terampil.

37[3] Direktorat Kelembagaan Dikti. 2009. Pedoman Program Mahasiswa Wirausaha Bagi
Kopertis dan PTS. diakes di https://kelembagaan.ristekdikti.go.id pada tanggal 09 april 2019 pada
pukul 14:00 wib.
Tabel 1. Nilai Pangsa Ekspor dan Impor Sepuluh Besar Partner Perdagangan ASEAN 2013

Pangsa Perdagangan ASEAN


Negara Partner Nilai (Juta US$)
(%)

Perdagangan
Ekspor Impor Total Ekspor ImporTotal

ASEAN 330.318,1 278.240,2 608.558,3 26,0 22,4 24,2

Tiongkok 152.545,5 197.962,8 350.508,4 12,0 16,0 14,0

EU-28 124.434,1 121.794,1 246.228,3 9,8 9,8 9,8

Japan 122.863,2 117.903,9 240.767,1 9,7 9,5 9,6

USA 114.509,7 92.345,7 206.855,4 9,0 7,4 8,2

Korea, Republic of 52.823,0 82.139,6 134.962,6 4,2 6,6 5,4

Taiwan 35.469,4 66.220,0 101.689,4 2,8 5,3 4,0

Hong Kong 82.084,8 13.135,9 95.220,7 6,5 1,1 3,8

Australia 45.526,1 22.531,4 68.057,5 3,6 1,8 2,7

India 41.935,2 25.926,7 67.861,9 3,3 2,1 2,7

Lain-lain 168.618,9 222.188,1 390.807,1 13,3 17,9 15,6

Total 1.271.128,1 1.240.388,4 2.511.516,5 100 100 100

Sumber: ASEAN Merchandise Trade Statistics Database

Perdagangan intra-regional adalah perdagangan yang dilakukan antar

negara dalam satu regional, sedangkan perdagangan Inter-regional ASEAN adalah

perdagangan yang dilakukan oleh suatu negara denganga negara di luar regionalnya.

Tabel 1 menunjukkan sepuluh negara utama partner perdagangan ASEAN. Untuk


perdagangan intra-regional ASEAN memiliki pangsa sebesar 26 persen. Untuk

perdagangan Inter-regional ASEAN sendiri masih didominasi oleh negara Tiongkok yang

berada di posisi pertama, dengan pangsa pasar yang cukup tinggi sebesar 12 persen diikuti

EU-28, Japan, dan USA masing-masing berada di posisi kedua (9,8 persen), ketiga (9,7

persen) dan keempat (9 persen) dari sepuluh besar negara partner dagang ASEAN.

Grafik 1. Tren Perdagangan Intra-regional ASEAN (Juta US$)


Sumber: ASEAN Secretariat (2015)

Grafik 1 menunjukkan tren perdagangan Intra-regional ASEAN yang

meningkat baik dari sisi ekspor, impor, dan trade balance nya dari tahun 1993-2013. Pada

tahun 1998 dan 2009 terdapat penurunan dari ketiga indikator perdagangan Intra-regional

ASEAN tersebut, hal ini disebabkan oleh dampak dari krisis ASEAN pada tahun 1997-1998

dan krisis ekonomi Amerika pada tahun 2008-2009 yang ikut mempengaruhi kondisi

perdagangan Intra-regional ASEAN (ASEAN International Merchandise Trade Statistics

Yearbook 2014). Berdasarkan grafik di atas, tercatat pada tahun 2013 Ekpor Intra-regional

ASEAN di angka 330.318 Juta US$, meningkat dari 323.855 Juta US$ (2012). Untuk impor

intra-regional ASEAN sedikit meningkat di angka 278.240 Juta US$ (2013) dan 278.193 Juta

US$ (2012) serta trade balance intra-regional ASEAN sebesar 52.078 Juta US$ yang juga

menigkat dari 45.662 Juta US$ (2012). Hal ini menunjukkan kondisi perdagangan intra-

regional ASEAN yang cukup baik, dan mengindikasikan dampak positif dari ASEAN Free Trade

Area (AFTA) yang tercermin dari peningkatan indikator perdagangan Intra-regional ASEAN.

Grafik 2. Tren Perdagangan Inter-regional ASEAN (Juta US$)


Sumber: ASEAN Secretariat (2015)

Di sisi lain, tren perdagangan inter-regional ASEAN menunjukkan tren yang

meningkat di sisi ekspor dan impor nya, masing-masing di angka 940.810 Juta US$ (2013)

dan 962.148 Juta US$ (2013) serta trade blance yang defisit pada tahun tersebut di angka -

21.338 Juta US$ (2013). Dari data tersebut, terdapat indikasi bahwa kondisi perdagangan

inter-regional ASEAN masih di dominasi oleh impor dibandingkan ekspor ke luar negara

ASEAN, hal tersebut mengindikasikan adannya pengalihan perdagangan yang cukup besar

keluar dari bloc negara ASEAN.

Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina (ASEAN 5) merupakan negara

yang dipilih dalam penelitian ini. Alasannya adalah karena beberapa karakteristik yang

serupa antar negara tersebut. Karakteristik tersebut mencakup pertumbuhan ekonomi,

potensi peluang dan pengalihan perdagangan, dan ketersediaan data yang mendukung.

Liberalisasi memiliki dampak positif dan negatif bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Hal ini terutama diukur dari kesiapan berbagai sektor domestik dalam menghadapi

liberalisasi, khususnya liberalisasi perdagangan. Negara-negara anggota ASEAN tentunya

sangat berharap ASEAN Economic Community (AEC) dapat menjadi mediasi bagi terciptanya

interdependensi yang menguntungkan bagi negara-negara anggota ASEAN.

AEC akan membentuk ASEAN sebagai pasar tunggal, basis produksi, dan

membuat ASEAN lebih dinamis serta menjadi daya tarik yang kuat dalam perekonomian
global. Kajian secara mendalam mengenai integrasi ekonomi ASEAN menjelang

diterapkannya ASEAN Economic Community (AEC) di akhir tahun 2015 menjadi penting dan

menarik khususnya untuk melihat penciptaan perdagangan (trade creation) dan pengalihan

perdagangan (trade diversion) yang ditimbulkan terutama bagi arus perdagangan dan

kesejahteraan negara-negara ASEAN.

B. Teori Custom Union

1. Pengertian Custom Union


Suatu bentuk intregrasi ekonomi yang mengadakan pembebasan tarif perdagangan
dalam perdagangan di antara sesama anggota dan penentuan suatu tarif yang jumlahnya
sama dalam peerdagangan dengan negara non anggota. Dengan kata lain, dalam
perdagangan sesama negara anggota terdapat pembebasan bea cukai, sedangkan untuk
negara yang bukan anggota ada kebijaksaan bea cukai, yaitu penetapan tarif bea yang
jumlahnya sama. 38[4]

Serikat pabean (Customs union) adalah persetujuan antara dua negara atau lebih untuk
menghilangkan hambatan perdagangan yang berupa pengurangan atau
peniadaan bea masuk. Serikat pabean berbeda dengan perdagangan bebas. Hal ini karena
negara di luar anggota serikat pabean akan dikenakan tarif umum. Persetujuan ini adalah
bentuk parsial dari integrasi ekonomi yang menawarkan langkah menengah antara zona
perdagangan bebas (yang memungkinkan perdagangan bebas tetapi tidak memiliki sistem
tarif umum) dan pasar umum (dikenakan tarif umum dan memungkinkan gerakan bebas dari
sumber daya seperti modal dan tenaga kerja antara negara-negara anggota). Sebuah zona
perdagangan bebas dengan tarif umum adalah serikat pabean.

38[4] Heidjrachman, R.P. 1982. Wiraswasta Indonesia.Yogyakarta: BPFE. Hlm.23.


2. Tujuan Custom Union
a. Meningkatkan efisiensi dan mendekatkan hubungan diplomatik (politik dan budaya) di
antara negara anggota.
b. Merangsang wilayah perdagangan yang luas, menghilangkan halangan untuk bersaing,
memungkinkan alokasi sumber-sumber bahan baku lebih ekonomis, sehingga mendorong
penambahan produksi dan menaikkan taraf hidup.
c. Mendorong adanya penerapan tarif umum eksternal dan kuota bersama dimana hal ini
memerlukan kerjasama yang lebih intens, mengingat pendapatan yang didapat dari impor
non-anggota akan dibagi secara rata bersama-sama.
d. Upaya menaikkan biaya yang lebih tinggi untuk konsumen baik di negara pengimpor atau
pengekspor.
e. Pemerintah berusaha melindungi produsen dan juga mengurangi biaya konsumen melaui
serikat pabean.
3. Sistem Custom Union
Negara anggota menerapkan kebijaksanaan perdagangan luar negeri bersama,
tetapi dalam kasus tertentu mereka menerapkan kuota impor yang berbeda. custom
union ini adalah bentuk antara dari integrasi ekonomi, yakni bentuk antara dari
perdagangan bebas di antara anggota, tetapi tidak ada sistem tarif bersama, dengan bentuk
pasar bersama (common market), yang menerapkan tarif bersama dan memperkenankan
pergerakan bebas dari pada sumber daya termasuk modal dan tenaga kerja di antara negara
anggota.
Syarat-syarat kearah pembentukan custom union :
a. Harus memudahkan perdagangan bebas antara anggotanya dan bukan menimbulkan
halangan baru.
b. Pembentukan tidak boleh mengakibatkan pembatasan atau hambatan yang timbul lebih
tinggi dari pada situasi sebelumnya, yaitu pada waktu negara-negara yang bersangkutan
masih secara individual berhubungan dagang dengan negara lain
c. Penghapusan hambatan itu harus di tujukan untuk seluruh perdagangan antara negara yang
tergabung
d. Pembentukan custom union harus melalui proses, yaitu mewajibkan semua negara anggota
untuk tidak hanya menghilangkan semua bentuk hambatan perdagangan diantara mereka,
namun juga menyeragamkan kebijakan perdagangan mereka terhadap negara luar yang
bukan anggota.
4. Contoh Kerjasama Internasional
Uni Eropa (Europa union)
Uni Eropa yang merupakan nama baru bagi masyarakat Eropa, atau yang dahulu
lebih dikenal sebagai masyarakat Ekonomi Eropa, memiliki sejarah yang cukup panjang.
Lembaga yang menjadi cikal bakalnya, yakni Masyarakat Ekonomi Eropa (European economic
community) dibentuk melalui pakta Roma pada bulan Maret 1957. Adapun negara-negara
yang membentuknya adalah Jerman Barat, Prancis, Italia, Belgia, Belanda, dan Luxemburg.
Secara resmi lembaga tersebut mulai beroperasi pada tanggal 1 Januari1958. Pada saat itu,
negara-negara tersebut sepakat untuk menurunkan hambatan perdagangan di antara
mereka dam memberlakukan kebijakan tarif yang seragam untuk negara-negara non-
anggota. Selanjutnya, negara-negara tersebut sepakat untuk membebaskan arus
perdagangan produk industri di antara mereka dan menerapkan suatu harga yang seragam
utuk produk-produk pertanian sejak tahun 1968. Lebih jauh negara-negara Eropa tersebut
mulai mengurangi berbagai macam hambatan bagi berlangsungnya arus pergerakan faktor
produksi tenaga kerja dan modal di antara mereka sejak tahun 1970. Pada tahun 1973,
sejumlah negara lainnya bergabung. Denmark, dan Irlandia bergabung pada tahun 1973.
Yunani menusul pada tahun 1981, diikuti oleh Spayol dan Portugal pada tahun 1986.
Cacatan terakhir menunjukan jumlah anggota penuh Uni Eropa mencapai 12 negara,
di samping sejumlah negara Eropa lainnya yang menjadi pengamat atau calon anggota. Pada
tanggal 1 Januari 1993, secara resmi, Uni Eropa menghapuskan semua bentuk semua
hambatan yang masih tersisa demi menciptakan arus perdagangan barag dan jasa serta
pergerakan sunber-sumber daya secara bebas (termasuk tenaga kerja) di kalangan negara-
negara anggotanya. Dengan demikian, Uni Eropa merupakan pasar tunggal (integrasi
ekonomi dalam tahap pasaran bersama) yang pertama di dunia, dan sekaligus merupakan
blok perdagangan yang terbesar di dunia dewasa ini. Hubungan perdagangan di antara
negara-negara Uni Eropa terus berkembang dan di perkirakan telah mencapai peningkatan
dua kali lipat berkat di hilangkannya berbagai hambatan perdagangan itu. Lebih dari separuh
peningkatan perdagangan tersebut merupakan perdagangan intra-industri (intra-industri
trade).
Pembentukan Uni Eropa tersebut juga mingkatkan perdagangan di antara negara-
negara anggota dengan pihak luar non-anggota. Adapun peningkatan perdagangan eksternal
Uni Eropa tersebut dikarenakan:
1. Tumbuhnya perekonomian Uni Eropa secara keseluruhan secara drastis sehinga
meningkatkan permintaanya terhadap impor atas berbagai produk industri dari negara-
negara luar bukan angota;
2. Turunnya tingkat tarif untuk berbagai produk industri impor diberbagai negara berkat
tercapainya kesepakatan penting seri perundingan multilateral dalam kerangka GATT, yakni
Putaran Kennedy dan Putaran Tokyo, yang dipelopori oleh Amerika Serikat (pemerintah di
Washington itu sendiri sengaja mendukung dan menyelenggarakan seri perundingan
perdagangan tersebut karena ia khawatir perkembangan di Uni Eropa akan mengakibatkan
diversi perdagangan yang merugikan kepentingan ekspornya). Akan tetapi di sisi lain,
pembentukan Uni Eropa ternyata juga mengakibatkan diversi perdagangan khususnya dalam
komoditi pertanian, terutama produk-produk musiman seperti biji-bijian yang biasa diimpor
dari Amerika Serikat.

Pada tahun 1986, negara-negara anggota Uni Eropa menyepakati


dijadikannya undang-undang Eropa Tungal (single European Act) sebagai amandemen
terhadap fakta roma (tready of rome) yang merupakan “konstitusi” Uni Eropa. Undang-
undang itu sendiri mewajibkan dihapuskannya semua hambatan yang masih tersisa bagi
berlangsungnya perdagangan barang dan jasa serta pergerakan faktor-faktor produksi
(modal, tenaga kerja) secara bebas di antara negara-negara anggota paling lambat pada
awal 1993. Terlepas dari hal itu, investasi dari berbagai negara mengalir deras ke eropa
karena mereka khawatir begitu pasar tunggal eropa benar-benar tidak sesuai dengan
“program 1992”, maka proteksionalisme Uni Eropa akan meningkat dan mereka mengalami
kesulitan dalam memasuki pasarnya. Beberapa perkembangan dan kelembagaan terpenting
dari Uni Eropa yang patut kita ketahui pada saat itu adalah:
1. Negara-negara anggota Uni Eropa telah sepakat memberlakukan suatu sistem pajak nilai
tamnah (value added tax) bersama. Pajak nilai tambah adalah suatu pajak untuk tahapan
produksi (dari bahan menjadi barang setengah jadi, dan dari barang setengah jadi menjadi
produk final, yang biasanya masingmasing terbagi lagi menjadi sejumlah yang banyaknya
tergantung pada kompleksitas produk yang bersangkutan) yang akhirnya akan dibebankan
kepada konsumen (dalam bentuk harga jual).
2. Komisi Eropa (European Commission), yakni lembaga eksekutif Uni Eropa yang berada di
Brusel, kian aktif menjalankan perannya. Belum lama ini Komisi Eropa telah merancang
serangkaian rancangan undang-undang yang jika diterapkan secara optimal akan
mempercepat penyatuan Eropa.
3. Dewan Menteri (The Courcil of Ministers) Uni Eropa, yang para anggotanya mewakili masing-
masing pemerintah nasional negara anggota, juga semakain berfungsi karena dewan ini
berwenang mengambil keputusan final.39[5]

C. Teori Area Perdagangan Bebas (Free Trade Area)


1. Pengertian Area Perdagangan Bebas
Ide penyatuan ekonomi kawasan dimunculkan oleh Mundell (1961). Ia
berpendapat bahwa beberapa kawasan dapat bergabung menjadi satu dan mengadopsi satu
mata uang yang sama (single currency). Mundell mengusulkan suatu sistem dimana mata
uang tidak digambarkan oleh karakter suatu negara, tetapi oleh suatu area dimana mobilitas
faktor-faktor produksi memiliki derajat mobilitas yang tinggi. Dalam kawasan perdagangan
bebas terjadi perlakuan diskriminatif antara negara-negara anggota dengan negara-negara
diluar anggota blok perdagangan dalam melakukan perdagangan, sehingga akan
memberikan dampak kreasi dan dampak diversi bagi negara-negara anggota.
Perkembangan terbaru tentang blok-blok perdagangan regional adalah dengan
banyaknya perjanjian kesepakatan baru yang ditandatangani sejak tahun 1990 tentang
kesepakatan perdagangan preferential (Preferential Trade Arragement/PTA). PTA adalah
suatu persetujuan diantara dua negara atau lebih dimana tarif yang berlaku diantara mereka
adalah lebih rendah dari produk yang diperdagangkan dengan negara luar.
Secara teoritis, Salvatore (1997:338) dan Grifin dan Pustay (2002) mendefinisikan
kawasan perdagangan bebas (Free Trade Area), yaitu dimana semua hambatan perdagangan
tarif maupun non-tarif diantara negara-negara anggota dihilangkan sepenuhnya, namun
masing-masing negara anggota tersebut masih berhak menentukan sendiri apakah
mempertahankan atau menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan yang diterapkan
terhadap negara-negara diluar negara.
Namun apabila dinegara anggota FTA tidak terjadi hubungan dagang yang insentif
dikawasan tersebut tetapi lebih banyak berdagang dengan negara diluar anggota FTA, akan

39[5] Imron rosyadi, “Strategi Pengembangan Usaha Mikro Milik Mahasiswa”


,(Jurnal, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Vol.17 No.2, 2013,Universitas Muhammadiyah
Surakarta)
terjadi penurunan volume perdagangan sehingga akan menurunkan kesejahteraan
masyarakat negara anggota dalam kawasan FTA.
Secara umum, indikator yang digunakan untuk mengetahui integrasi ekonomi
internasional ada dua cara, yaitu dengan menggunakan 1) pendekatan yang memfokuskan
pada harga dan 2) pendekatan yang memfokuskan pada kuantitas.
Pendekatan yang memfokuskan pada harga, pengukuran integrasi ekonomi
berdasarkan harga lebih disukai oleh para cendikiawan untuk mempertimbangkan suatu
ukuran secara aksioma, yaitu pemenuhan dengan hukum satu harga (law of one
price/LOP) didalam pasar yang secara geografis berbeda. Asumsi dari LOP
memungkinkankita untuk mengukur kemampuan dari integrasi dengan cara menghapuskan
perbedaan harga komoditas dan modal (asset) di wilayah yang berbeda pada pasar
persaingan sempurna. Akan tetapi, metode ini terkadang menyesatkan karena banyaknya
jenis barang yang beredar diantara satu wilayah dengan wilayah lainnya (heterogenous
goods) yang menimbulkan kesulitan dalam menentukan harga. Pendekatan yang
memfokuskan pada kuantitas. Cara yang paling umum atau cara yang biasa digunakan untuk
mengukur integrasi ekonomi berdasarkan kuantitas adalah tingkat keterbukaan (degree of
openness). Metode ini menggunakan total perdagangan antara satu wilayah dan wilayah
lainnya sebagai indikator keterbukaan dan dibagi dengan GNP (gross domestic product).
Walaupun metode ini menyediakan pendekatan yang sederhana, namun metode ini tidak
lepas dari kekurangan. Pertama, metode ini tidak memperdulikan adanya perbedaan ukuran
ekonomi. Misalnya suatu daerah yang luas pasti memiliki peranan sektor-sektor ekonomi
yang lebih besar terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) daripada daerah yang memiliki
wilayah yang kecil dimana peranan sektor-sektor ekonominya kecil terhadap PDB (Produk
Domestik Bruto). Kedua, tingkat keterbukaan menjadi lebih tepat ketika jumlah dan segi
penting dari koneksi perdagangan masing-masing negara dan mempunyai aspek integrasi
yang relevan dengan dunia lainnya, karena indikator keterbukaan tidak memperdulikan
permasahan ini.40[6]
2. Contoh Kerjasama Internasional
Amerika Serikat dan perdagangan bebas Amerika Utara

40[6] Jumarddin La fua, “Memupuk Jiwa Kemandirian di Lingkungan Kampus melalui


pendidikan enterpreneurship sebagai modal menuju kompetisi dunia kerja”,(2008), (Jurnal
Dosen Talbiyah STAIN Sultan Qaimuddin Kendari)
Perkembangan penting terjadi pada bulan november 1993, ketika Amerika
Serikat, Kanada, dan Meksiko menandatangani Perjanjian Perdagangan Bebas Utara (NAFTA,
North American Free Trade Agreement) yang mulai berlaku secara efektif tanggal 1 Januari
1994. Diharapkan perjanjian tersebut akan dapat membebaskan perdagangan barang dan
jasa diseluruh kawasan Amerika Utara. NAFTA juga dapat menghilangkan barbagai bentuk
hambatan non-tarif seperti kuota impor.
Meksiko merupakan mitra dagang terbesar ketiga Amerika Serikat setelah
Kanada dan Jepang. Setiap tahunnya, Meksiko mengekspor produknya senilai 36 miliar
dollar ke Amerika Serikat, dan mengimpor berbagai produk tetangganya yang jauh lebih
kaya itu hingga senilai 40 miliar dollar. Dampak terbesar nampaknya akan terjadi pada
hubungan dagang antara Amerika Serikat dan Meksiko. Amerika Serikat sendiri kelihatannya
tidak akan memperolah banyak menfaat dari dibebaskannya perdagangan dengan Meksiko.
Meskipun demikian, Amerika Serikat tetap bergabung dalam NAFTA dan ingin memastikan
kepentingan-kepentingan bisnis terlindungi.
Akses perdagangan bebas ke Meksiko akan memungkinkan industri-industri
Amerika Serikat mengimpor berbagai komponen padat karya yang murah dari Meksiko
sehingga Amerika Serikat dapat melangsungkan kegiatan operasinya dan akan lebih mudah
mempertahankan lapangan kerja bagi penduduk Amerika. Sebenarnya, keuntungan berupa
pencipaan lapangan pekerjaan baru bagi Meksiko dalam jangka pendek tidak berasal dari
Amerika Serikat, melainkan dari negara-negara lain seperti sejumlah perekonomian industri
baru di Asia ( Korea Selatan, Taiwan, Hongkong, dan Singapura), yang tingkat upahnya
kurang lebih setara dengan yang ada di Meksiko. Meksiko berkesempatan memetik banyak
keuntungan dari NAFTA, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
1. NAFTA akan mendorong tumbuhnya sektor ekspor karena NAFTA membuka pasar yang
sangat besar bagi para pengusaha, khususnya para pengekspor di Meksiko.
2. NAFTA akan mencegah terjadinya pelarian modal dari Meksiko ke negara-negara
tetangganya di Utara. Tanpa adanya NAFTA, sejumlah besar modal dari Meksiko akan
terbang ketempat-tempat lain yang diaggap lebih aman dan menguntungkan, khususnya
Amerika Serikat.
NAFTA juga akan mendorong reformasi struktural yang lebih cepat dalam perekonomian
domestik Meksiko. Struktur dasar perekonomian Meksiko memang perlu direformasi secara
besar-besaran setelah mengalami kelumpuhan sepanjang dasawarsa 1980-an akibat pukulan
krisis utang internasional dan melonjaknya proteksionisme diberbagai negara yang menjadi
pasar tujuan ekspornya.41[7]
ASEAN Free Trade Area (AFTA)

AFTA merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk


membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing
ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia
serta serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. ASEAN Free Trade Area
(AFTA) adalah kawasan perdagangan bebas ASEAN dimana tidak ada hambatan tarif (bea
masuk 0-5%) maupun hambatan non tarif bagi negara-negara anggota ASEAN.

Perkembangan terakhir AFTA adalah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea
masuk impor barang bagi Brunai Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia,
Philippines, Singapura,Thailand,Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015.
Sebagai Contoh : Vietnam menjual sepatu ke Thailand, Thailand menjual radio ke Indonesia,
dan Indonesia melengkapi lingkaran tersebut dengan menjual kulit ke Vietnam. Melalui
spesialisasi bidang usaha, tiap bangsa akan mengkonsumsi lebih banyak dibandingyang
dapat diproduksinya sendiri. Namun dalam konsep perdagang tersebut tidak ada hambatan
tarif (bea masuk 0-5%) maupun hambatan non-tarif bagi negara – negara ASEAN melalui
skema CEPT-AFTA.

AFTA Sendiri dibentuk pada waktu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke
IV di Singapura tahun 1992. Pada pelaksanaan perdagangan bebas khususnya di Asia
Tenggara yang tergabung dalam AFTA proses perdagangan tersebut tersistem pada skema
CEPT-AFTA. Common Effective Preferential Tarif Scheme (CEPT) adalah program tahapan
penurunan tarif dan penghapusan hambatan non-tarif yang disepakati bersama oleh negara-
negara ASEAN sehingga dalam melakukan perdagangan sesama anggota, biaya operasional
mampu di tekan sehinnga akan menguntungkan.

41[7] Lieli Suharti dan Hani Sirine,”Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Niat
Kewirausahaan (enterpreneurial intention) studi terhadap mahasiswa Universitas Kristen
Satya Wacana,( Jurnal Fakutas Ekonomi dan Bisnis Vol.13 No. ,2012, ISSN:1411-1438,
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga)
Dalam skema CEPT-AFTA barang – barang yang termasuk dalam tarif scheme
adalah semua produk manufaktur, termasuk barang modal dan produk pertanian olahan,
serta produk-produk yang tidak termasuk dalam definisi produk pertanian. (Produk-produk
pertanian sensitive dan highly sensitive dikecualikan dari skema CEPT). Dalam skema CEPT,
pembatasan kwantitatif dihapuskan segera setelah suatu produk menikmati konsesi CEPT,
sedangkan hambatan non-tarif dihapuskan dalam jangka waktu 5 tahun setelah suatu
produk menikmati konsensi CEPT.42[8]

Tujuan AFTA

Tujuan AFTA adalah meningkatkan daya saing ekonomi negara-negara ASEAN dengan
menjadikan ASEAN sebagai basis produksi pasar dunia, untuk menarik investasi (foreign
direct invesment) dan meningkatkan perdagangan antar anggota ASEAN.

Manfaat AFTA

Menurut Douglas irwin, seorang ekonomi terkemuka menyatakan bahwa manfaat


perdagangangan bebas ada tiga yaitu :

1. Manfaat langsung, Manfaat langsung lain dari perdagangan bebas adalah tersedianya
barang yang lebih beragam. Kesejahteraan sebuah masyarakat akan meningkat bila mereka
memiliki beragam jenis barang untuk dipilih. Selain itu, keragaman jenis barang juga
menguntungkan produsen karena ia membuka kesempatan bagi tumbuhnya produksi
barang-barang yang dibutuhkan untuk memproduksi jenis barang yang lebih beragam dan
lebih murah ongkos produksinya.

2. Manfaat tidak langsung, Manfaat tak langsung dari perdagangan bebas adalah memperbesar
dan memperluas cakupan bebas pasar, dan karena itu produktivitas pun meningkat. Dengan
meningkatnya produktivitas, meningkat pula standar hidup warga sebuah negara. Inilah
manfaat tak langsung dari perdagangan.

42[8] Mutaqin,”Peningkatan Spirit Jiwa Enterpreneurship pada mahasiswa LPTK


Melalui Pengembangan Kurikulum KWU Berbasis Teknologi”,(Jurnal,2017, Universitas Negeri
Yogyakarta).
Manfaat moral dan intelektual. Sejumlah manfaat tersebut, diantaranya potensi
perdagangan bebas untuk membawa perdamaian dengan menciptakan
kesalingtergantungan antar negara, dan juga kesalingpemahaman dan kerjasama. Bagi
negara berkembang, perdagangan internasional nampaknya bisa mendorong tumbuhnya
rezim dan lembaga negara yang demokratis. Meski manfaat-manfaat ini sulit untuk diukur
secara kuantitatif, semakin banyak kajian kreatif yang menunjukkan manfaat non-materil
dari perdagangan bebas.43[9]

Strategi mengahadapi perdagangan bebas

1. Meningkatkan daya saing, pengamanan perdagangan dalam negeri serta penguatan ekspor.

2. Strategi pengamanan pasar domestik akan difokuskan kepada pengawasan tingkat border
(pengamanan) serta peredaran barang di pasar local

3. Mengharuskan setiap barang impor yang masuk ke Indonesia harus lolos verifikasi Sucofindo

4. SNI harus diberlakukan terhadap produk-produk buatan pabrik milik perusahaan Cina yang
ada di Indonesia.

43[9] Sri Maryanti,Rita wiyati,dan M Thamin,”Strategi Menumbuhkan Jiwa


Entrepreneur Mahasiswa di Universitas Lancang Kuning”,( Jurnal Pendidikan Ekonomi dan
Bisnis Vol.9 No.3, 2017, ISSN:2085-5214, Universitas Lancang Kuning Riau).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur
perekonomian internasional yang lebih bebas dengan jalan menghapuskan semua
hambatan-hambatan (barriers) bekerjanya perdagangan bebas dengan jalan mengintroduksi
semua bentuk-bentuk kerjasama dan unifikasi.
Menurut Kindleger dan Linders (1978) dalam Prabowo dan Wardoyo (2004) ada bentuk lima
integrasi yaitu:

1) Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Area)

2) Custom Union

3) Pasar Bersama (Common Market)

4) Uni Ekonomi (Economic Union)

5) Uni Supranasional (Supranational Union)

Berbagai bentuk kerjasama seperti perjanjian perdagangan bilateral, regional, dan


multilateral merupakan bentuk upaya untuk mengoptimalkan perdagangan internasional.

2. Serikat pabean (Customs union) adalah persetujuan antara dua negara atau lebih untuk
menghilangkan hambatan perdagangan yang berupa pengurangan atau
peniadaan bea masuk. Serikat pabean berbeda dengan perdagangan bebas.
Tujuan Custom Union
a. Meningkatkan efisiensi dan mendekatkan hubungan diplomatik (politik dan budaya) di
antara negara anggota.
b. Merangsang wilayah perdagangan yang luas, menghilangkan halangan untuk bersaing,
memungkinkan alokasi sumber-sumber bahan baku lebih ekonomis, sehingga mendorong
penambahan produksi dan menaikkan taraf hidup.
c. Mendorong adanya penerapan tarif umum eksternal dan kuota bersama dimana hal ini
memerlukan kerjasama yang lebih intens, mengingat pendapatan yang didapat dari impor
non-anggota akan dibagi secara rata bersama-sama.
Sistem Custom Union
Negara anggota menerapkan kebijaksanaan perdagangan luar negeri
bersama, tetapi dalam kasus tertentu mereka menerapkan kuota impor yang berbeda.
Custom union ini adalah bentuk antara dari integrasi ekonomi, yakni bentuk antara dari
perdagangan bebas di antara anggota, tetapi tidak ada sistem tarif bersama, dengan bentuk
pasar bersama (common market), yang menerapkan tarif bersama dan memperkenankan
pergerakan bebas dari pada sumber daya termasuk modal dan tenaga kerja di antara negara
anggota.
Contoh Kerjasama Internasional
Uni Eropa (Europa union)
Uni Eropa yang merupakan nama baru bagi masyarakat Eropa, atau yang dahulu lebih
dikenal sebagai masyarakat Ekonomi Eropa, memiliki sejarah yang cukup panjang. Lembaga
yang menjadi cikal bakalnya, yakni Masyarakat Ekonomi Eropa (European economic
community) dibentuk melalui pakta roma pada bulan Maret 1957. Adapun negara-negara
yang membentuknya adalah Jerman Barat, Prancis, Italia, Belgia, Belanda, dan Luxemburg.
Secara resmi lembaga tersebut mulai beroperasi pada tanggal 1 Januari1958.

3. Secara teoritis, Salvatore (1997:338) dan Grifin dan Pustay (2002) mendefinisikan kawasan
perdagangan bebas (Free Trade Area), yaitu dimana semua hambatan perdagangan tarif
maupun non-tarif diantara negara-negara anggota dihilangkan sepenuhnya, namun masing-
masing negara anggota tersebut masih berhak menentukan sendiri apakah
mempertahankan atau menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan yang diterapkan
terhadap negara-negara diluar negara.
Contoh Kerjasama Internasional
Amerika Serikat dan perdagangan bebas Amerika Utara
Perkembangan penting terjadi pada bulan November 1993, ketika Amerika
Serikat, Kanada, dan Meksiko menandatangani Perjanjian Perdagangan Bebas Utara (NAFTA,
North American Free Trade Agreement) yang mulai berlaku secara efektif tanggal 1 Januari
1994. Diharapkan perjanjian tersebut akan dapat membebaskan perdagangan barang dan
jasa diseluruh kawasan Amerika Utara. NAFTA juga dapat menghilangkan barbagai bentuk
hambatan non-tarif seperti quota impor.
ASEAN Free Trade Area (AFTA)

AFTA merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk
suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi
kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta serta
menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. ASEAN Free Trade Area (AFTA)
adalah kawasan perdagangan bebas ASEAN dimana tidak ada hambatan tarif (bea masuk 0-
5%) maupun hambatan non tarif bagi negara-negara anggota ASEAN.

Perkembangan terakhir AFTA adalah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea
masuk impor barang bagi Brunai Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia,
Philippines, Singapura,Thailand,Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015.

B. SARAN
1. Pertama-tama penulis berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan / ilmu dan
dapat menjadi sumber referensi mengenai integrasi internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Apridar,Ekonomi Internasional,(Jakarta:All Rights Reserved,2007).

Diakses di www.kemenaggo.id/ pada tanggal 19 April 2019 pada pukul 08:00 wib.
Ekananda,Mahyus,Ekonomi Internasional,(Jakarta:Erlangga,2014).

Ridwan,Ridwan, “Dampak Integrasi Terhadap Investasi Dikawasan ASEAN:Analisis Model

Gravitasi”. Vol. 5 No. 2 ISSN:2442-9155, Universitas Hasanudin:2009.

Salvatore,Dominick,Ekonomi Internasional,(Jakarta:Salemba Empat,2000).

Sariwati,Yulia S, “Integrasi Ekonomi dan Kesiapan Indonesia dalam Pelaksanaan ASEAN

Economic Community 2015”. Vol. II No. 2, Bandung,Universitas BSI 2014.

Diposting 1st May oleh tessa_neechan

Lokasi: Gg. Budaya, Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung 35131, Indonesia

Label: Mata Kuliah Ekonomi Internasional

Tambahkan komentar

6.

May

Proposal Metopen Ekonomi Syariah


BAB I
STRATEGI PENGELOLAAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MENJADI
MAHASISWA PENGUSAHA SEBAGAI MODAL DALAM PELAKU USAHA
BARU

Proposal:

Diajukan untuk melengkapi tugas matakuliah Metodologi Penelitian Ekonomi

Nama Dosen Pengampu:

Anggoro Sugeng., S.E.I, M.Sh.Ec.

Oleh:

Shopia Ananda 1651010453

Siti Umi Nur Aisyah 1651010469

Tessa Miltasari 1651010443


PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2019

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kewirausahaan atau enterpreneurshipadalah suatu proses kreati-vitas dan inovasi


yang mempunyai resiko tinggi untuk menghasilkan nilai tambah bagi produk yang berman-
faat bagi masyarakat dan mendatangkan kemakmur-an bagi wirausahawan. Data
Depnakertrans (2009), menunjukkan bahwa per 1 Mei 2009 sebanyak 51.355 pekerja
terkena PHK, 28.017 orang direncanakan di PHK, 22.440 dirumahkan, dan 19.191 orang
direncanakan akan dirumahkan (Jawa Pos 12 Mei 2009). Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia
(Apindo) Sofyan Wanandi, memprediksi PHK bisa mencapai 500.000 orang tahun ini.44[1]

Di samping itu, menurut pengamat aktivitas kewirausahaan (Entrepreneurial activity)


yang relatif masih rendah. Entrepreneurial activity diter-jemahkan sebagai individu aktif
dalam memulai bisnis baru dan dinyatakan dalam persen total penduduk aktif bekerja.
Semakin rendah indek entrepreneurial ac-tivity maka semakin rendah level entrepreneurship
suatu negara, dan dampaknya pada tingginya pe-ngangguran. Kondisi di atas mengisaratkan
betapa masalah pengangguran menjadi masalah yang sangat serius. Beberapa pihak
menyoalkan tentang keberadaan lulusan pergurguan tinggi saat ini. Menurut Hendarman,
Direktur Kelembagaan Dikti Depdiknas menyatakan ”data pengangguran terdidik di
Indonesia menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin rendah
kemandirian dan semangat kewirausahaan-nya.”45[2]

Pemerhati kewirausahaan menyatakan bahwa sebagian besar lulusan Perguruan


Tinggi adalah lebih sebagai pencari kerja (job seeker) daripada pencipta lapangan pekerjaan
(job creator). Hal ini disebabkan sistem pembelajaran yang diterapkan di berbagai per-
guruan tinggi saat ini, yang umumnya lebih terfokus pada ketepatan lulus dan kecepatan
memperoleh pekerjaan, dan memarginalkan kesiapan untuk menciptakan pekerjaan. Ciputra
(dalam Direktorat Kelembagaan Dikti, 2009) menyatakan: ”Mahasiswa dari berbagai disiplin
ilmu jangan hanya diajarkan bagaimana bisa bekerja dengan baik, tetapi dipacu untuk bisa
menjadi pemilik dari usaha-usaha sesuai latar belakang ilmu mereka,”.46[3] Pendidikan
harus dijalankan dengan kreatif. Pendi-dikan kewirausahaan harusnya membekali
mahasiswa untuk mandiri dan tidak berorientasi menjadi pencari kerja ketika yang
bersangkutan menyelesaikan studinya. Hal ini menurut Bob Sadino (di Jakarta, 18 Nopember
2008) sebagai dampak dari sistem pendidikan Indonesia yang kebanyakan masih
menggunakan prinsip belajar untuk tahu, bukan untuk melakukan sesuatu.47[4]

Salah satu strategi yang selalu digunakan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan
bagi para mahasiswa/i nya agar dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia baik
oleh pemerintah maupun perguruan-perguruan tinggi yaitu dengan cara mengembangkan
berbagai kebijakan dan program untuk mendukung terciptanya lulusan perguruan tinggi
yang lebih siap bekerja dan menciptakan lapangan kerja program-program tersebut
diantaranya dengan mengadakan pelatihan maupun pendidikan mengenai kewirausahaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pendidikan dan pelatihan kewirausahaan berpengaruh terhadap meningkatnya jiwa
kewirausahaan bagi para mahsiswa/i sebagai modal dalam pelaku usaha baru?
2. Faktor-faktor apasajakah yang mendukung dan menghambat dalam kegiatan wirausaha bagi
para mahasiswa/i sebagai modal dalam pelaku usaha baru?
3. bagaimanakah solusi untuk mengatasi permasalahan atau hambatan dalam melakukan
kebiatan wirausaha bagi para mahasiswa/i demi untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan
sebagai modal dalam pelaku usaha baru?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pendidikan dan pelatihan kewirausahaan berpengaruh terhadap


meningkatnya jiwa kewirausahaan bagi para mahasiswa/I sebagai modal dalam pelaku usaha
baru.
2. Untuk mengetahui Fakto-faktor yang mendukung dan menghambat berwirausaha bagi para
mahasiswa/I sebagai modal dalam pelaku usaha baru.
3. Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi permasalahan atau hambatan dalam melakukan
kebiatan wirausaha bagi para mahasiswa/i demi untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan
sebagai modal dalam pelaku usaha baru?

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi mahasiswa

Untuk memperluas pengetahuan wirausaha, Kesempatan mengasah jiwa wirausaha,


meningkatkan soft skill dengan terlibat langsung dalam dunia kerja, meningkatkan
keberanian memulai usaha, mendapat dukungan modal dan pendampingan secara terpadu,
untuk memahami konsep dan karakteristik apa yang harus disiapkan untuk menjadi
mahasiswa pengusaha (entrepreneurship student).

2. Bagi UKM

Mendapatkan tenaga kerja terdidik walaupun dalam jangka pendek, adanya peluang
merekrut pekerja baru atau mitra bisnis dimasa mendatang, memberikan akses terhadap
informasi dan teknologi, mempererat hubungan UKM dengan dunia kampus, terbantunya
permasalahan usaha UKM karena adanya transfer of knowledge.
E. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan jududl penelitian diantaranya sebagai
berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Imron Rosyadi dengan judul “Strategi pengembangan
usaha mikro milik mahasiswa” (2013). Hasil penelitian ini menjukkan bahwa banyak terdapat
strategi yang dilakukan oleh perguruan tinggi dalam mengembangkan usaha mikro milik
mahasiswa yang meliputi: (a) memformulasikan strategi pengembangan usaha mikro dan
kecil tersebut melalui: (i) pengajaran kewirausahaan dan manajemen usaha berbasis soft
skill dan (ii) menyelenggarakan pendidikan dan latihan secara intensif, sistematis dan
terpadu tentang manajemen usaha dan kewirausahaan berbasis ilmu pengetahuan dan
teknologi; (b) perguruan tinggi bersinergi dengan Bank dan HIPMI untuk keperluan evaluasi
kelayakan business plan, pendampingan usaha dan konsultan bisnis bagi mahasiswa pelaku
usaha; (c) memberikan kemudahan akses permodalan bagi mahasiswa pelaku usaha yang
business plan-nya dinilai layak oleh tim penilai.48[5]

Penelitian yang dilakukan oleh Jumarddin La Fua (2008) dengan judul “Memupuk
jiwa kemandirian dilingkungan kampus melalui pendidikan enterpreneurship sebagai modal
menuju kompetensi dunia kerja” . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengembangan
keilmuan pendidikan enterpreneurship di perguruan tinggi dapat didisain untuk mengetahui
(to know), melakukan (to do), dan menjadi (to be) entrepreneur. Tujuan pendidikan to know
dan to do terintegrasi di dalam kurikulum program studi, terdistribusi di dalam matakuliah
keilmuan. Implementasi dari pendidikan enterpreneurship ini dimaksudkan untuk
menginternalisasikan nilai-nilai entrepreneurship, dimana perguruan tinggi menyediakan
matakuliah pendidikan enterpreneurship yang ditujukan untuk bekal motivasi dan
pembentukan sikap mental entrepreneur, pelatihan keterampilan bisnis praktis dan
merealisasikan inovasi teknologi ke dalam praktek bisnis. Pembetukan karakter
entrepreneur mahasiswa dapat diterapkan melalui dua strategi yaitu strategi makro dan
mikro. Strategi makro berada pada tataran kebijakan perguruan tinggi yang menjadi tugas
dan tanggung jawab untuk menumbuhkembangkan jiwa dan karakter enterpreneurship
melalui program-program nyata sehingga diharapkan mahasiswa dapat menjadi pencipta
lapangan kerja seperti mengintegrasikan pembelajaran entrepreneurship ke dalam
kurikulum; mengembangkan entrepreneurship center pada perguruan tinggi; serta
menciptakan gerakan nasional budaya dan pelatihan entrepreneurship bagi mahasiswa.
Strategi mikro berada pada tataran pembelajaran di kelas terutama pembelajaran
entrepreneurshipseperti pembelajaran yang membentuk manusia secara holistik; 2)
pembelajaran yang membangkitkan kelima panca indera mahasiswa; 3) pembelajaran yang
experiential learning; 4) pembelajaran yang real- life; 5) pembelajaran berbasis life skill
membentuk karakter entrepreneur; dan 6) Pembelajaran entrepreneurship tidak hanya
fokus pada Business Plan.49[6]

Penelitian yang dilakukan Lieli Suharti dan Hani Sirine (2012) dengan judul “Faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap niat kewirausahaan (entrepeneurial intention) (studi
terhadap mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga)”. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat signifikansi dari faktor-faktor sikap, yaitu faktor otonomi dan
otoritas, faktor realisasi diri, faktor keyakinan, dan faktor jaminan keamanan, dalam
mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa. Lebih lanjut, penelitian ini juga
membuktikan peran penting dari faktor-faktor kontekstual, seperti dukungan akademik,
dukungan sosial, terhadap niat berwirausaha dikalangan mahasiswa.50[7]

Penelitian yang dilakukan Mutaqin (2017) dengan judul “Peningkatan spirit jiwa
enterepreneurship pada mahasiswa LPTK melalui pengembangan kurikulum KWU berbasis
teknologi”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Pendidikan kewirausahaan
sangat diperlukan untuk meningkatkan spirit jiwa kewirausahaan, yang dilakukan melalui
kegiatan pembelajaran secara reguler yang tertuang dalam kurikulum kewirausahaan. 2)
Pendidikan kewirausahaan yang dikembangkan disesuaikan dengan pendidikan teknologi
dan kejuruan, yakni pendidikan kewirausahaan teknologi. 3) Konsep pendidikan
kewirausahaan teknologi menanamkan dan mendorong mahasiswa sejak dini senantiasa
memikirkan dan mengembangkan ide-ide kreatif, merancang, membuat dan
mengembangkan bisnis yang didasarkan pada materi-materi kuliah yang pernah
dipelajarinya. 4) pengembangan materi yang diberikan dalam pendidikan kewirausahaan
yang dikemas dalam kurikulum kewirausahaan teknologi antara lain meliputi analisis
kebutuhan pelanggan dan pengembangan produk, prinsip-prinsip kewirausahaan, model
bisnis dan perencanannya, strategi pemasaran, strategi inovasi dan invensi, manajemen,
teknologi dan disain produk dan pengemasannya. 5) metode pembelajaran kurikulum
kewirausahaan teknologi terdiri atas empat tahapan, yaitu pembelajaran dilakukan di kelas,
melalui pengamatan di lapangan, pembuatan rencana usaha dan pendampingan inkubasi. 6)
Model pengembangan dilakukan melelui pembuatan masterplan program pengembangan
kurikulum kewirausahaan teknologi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu,
penyusunan masterplan (roadmap) program pengembangan kurikulum, dan penerapan
kurikulum.51[8]

Penelitian yang dilakukan Sri Maryanti, Rita Wiyati, dan M. Thamrin (2017) dengan
judul “Strategi menumbuhkan jiwa enterpreneur mahasiswa di Universitas Lancang Kuning”.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi mahasiswa dalam mengikuti kuliah
kewirausahaan lebih dominan mengutamakan lulus dengan nilai bagus. Kerjasama dengan
home industri atau UMKM, pelaksanaannya merupakan inkubator bisnis, ini juga merupakan
peluang untuk meningkatkan strategi bagi perguruan tinggi untu menumbuhkan jiwa
kewirausahaan bagi mahasiswa. Ancaman dalam strategi menumbuhkan jiwa
kewirausahaan antara lain masih ada mahasiswa jika dalam proses pembelajaran lebih
menyukai tingkat kehadiran dan mencatat saja, tidak adanya latihan dan tugas lebih disukai
tanpa mempertimbangkan dapat ilmu atau tidak, dan semakin banyaknya jumlah perguruan
tinggi yang ada di Pekanbaru.52[9]

Penelitian yang dilakukan oleh Adi Nugroho (2016) dengan judul “ Strategi
pengembangan kewirausahaan masyarakat melalui home industry keripik pisang desa
Banjarwaru Kecamatan Bawang Kabupaten Batang”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa Home industri negeri ciki adalah usaha rumah tangga yang memproduksi ceriping
pisang dengan aneka rasa, home industri ini beroperasi di Desa Banjarwaru Kecamatan
Bawang Kabupaten Batang. Kelebihan atau keunggulan home industri ini adalah dari segi
aneha rasa yang diproduksi beraneka rasa dimana hal itu tidak dimiliki home industri lainnya.
Selain itu produksi keripik pisang menggunakan bahan baku pisang yang berkualitas tinggi
sehingga menghasilkan produk keripik pisang yang berkualitas juga. Namun, kelemahan
home industri ini adalah teknologi yang digunakan untuk memproduksi keripik pisang ini
masih manual sehingga terbatas waktu jika ada pesanan banyak dari konsumen.53[10]

Penelitian yang dilakukan oleh Doni Mardiyanto (2009) dengan judul “Analisis
pelaksanaan kegiatan wirausaha mahasiswa pendidikan ekonomi jurusan pendidikan ilmu
sosial fakutas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta”. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa Pelaksanaan kegiatan wirausaha yang baik menjadikan
usaha berjalan dengan lancar dan bisa berkembang. Pelaksanaan kegiatan usaha mahasiswa
meliputi beberapa hal yaitu: (1) Persiapan usaha, dalam tahap ini dilakukan beberapa
kegiatan persiapan seperti penguatan minat berwirausaha, penentuan tujuan berwirausaha,
persiapan modal usaha yang berupa uang dan jaringan usaha. (2) Pelaksanaan kegiatan
usaha, dalam tahap ini ada beberapa hal yang ditentukan dan diterapkan meliputi, jenis-
jenis usaha yang dijalankan, strategi promosi, dan sistem administrasi (pengelolaan
administrasi). Jenis-jenis usaha yang dijalankan antara lain ada usaha produksi barang,
perdagangan dan jasa. Faktor yang mendukung jalannya usaha mahasiswa pendidikan
ekonomi antara lain (1) Kecintaan/kesukaan terhadap usaha, dengan adanya kecintaan
(hobi) terhadap usahanya dapat memunculkan peluang untuk berwirausaha. (2) Kondisi
pasar atau lingkungan yang baik ditambah adanya peluang usaha, keberadaan lingkungan
dekat kampus, dimana kalangan mahasiswa dan masyarakat sekitar menjadi pasar yang baik
serta adanya beberapa kegiatan mendorong mahasiswa untuk berwirausaha. (3)
Ketersediaan dana, modal uang yang digunakan untuk berwirausaha tidak begitu besar.
Dana diperoleh dari hasil tabungan mahasiswa, hasil investasi bersama (patungan) dan
meminjam pihak lain. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan wirausaha
mahasiswa Pendidikan ekonomi yang belum dibayar. (2) Keterbatasan sarana transportasi.
(3) Persaingan usaha yang ketat disertai kurangnya inovasi (4) Kurang dapat mengelola
keuangan. (5) Kurang koordinasi antar anggota kelompok wirausaha. (6) Kurang fokus dan

53[10] Adi Nugroho, “Strategi Pengembangan Kewirausahaan Masyarakat Melalui


Home Industry Keripik Pisang Desa Banjarwaru Kecamatan Bawang Kabupaten Batang” ,
(Jurnal Pendidikan Luar Sekolah,2016, Universitas Negeri Semarang).
sungguh-sungguh. Upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut dengan (1)
Mengurangi jumlah utang pembeli, dengan membuat peraturan dalam transaksi dan
senantiasa mengingatkan. (2) Menjalin kerja sama dengan pihak lain. (3) Melakukan inovasi,
promosi dan meningkatkan pelayanan. (4) Melakukan pengelolaan keuangan dengan baik.
(5) Membuat jadwal kegiatan usaha, terutama dalam pelaksanaan koordinasi. (6) berusaha
untuk tetap fokus dan sungguh-sungguh, dengan tetap meluangkan waktu untuk kegiatan
usahanya.54[11]

Penelitian yang dilakukan oleh Gagan Ganjar Resmi (2013) dengan judul
“Membangun jiwa kewirausahaan melalui kegiatan pelatihan kewirausahaan dikalangan
mahasiswa (sebuah model pelatihan kewirausahaan di kalangan mahasiswa”. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Program-program kewirausahaan yang ditawarkan
dalam kegiatan magang ini aantara lain; kemampuan menanggung resiko, kemampuan
pantang menyerah, dan kemampuan motivasi berwirausaha. 2. Proses magang pelatihan
kewirausahaan ini akan diawali dengan pemberian workshop kemampuan berwirausaha,
selanjutnyan akan dimagangkan di usaha-usaha yang menjadi binaan pihak Universitas,
setelah itu diharapkan akan menghasilkan lulusan yang bermental wirausaha, dan berminat
membuka usaha. 3. Hasil luaran yang diharapkan dari kegiatan magang ini adalah
menghasilkan lulusan yang bermental wirausaha dan mau membuka usaha.55[12]

Penelitian yang dilakukan oleh DR.Ade Sofyan Mulazid,S.Ag.,M.H. (2013) dengan


judul “ Menumbukan semangat dan jiwa wirausaha dikalangan mahasiswa perguruan tinggi
berbasis kompetensi”. Hasil dari peneitian ini menunjukkan bahwa Untuk menumbuhkan
jiwa kewirausahaan pada diri mahasiswa, banyak cara yang dapat dilakukan, misalnya
melalui : (1) pendidikan formal. Kini berbagai lembaga pendidikan, baik menengah maupun
tinggi menyajikan berbagai program atau paling tidak mata kuliah kewirausahaan; (2)

54[11]Doni Mardiyanto, “Analisis Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha Mahasiswa


Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta”, (Jurnal Universitas Sebelas Maret, 2009, Surakarta).

55[12] Gagan Ganjar Resmi,”Membangun Jiwa Kewirausahaan Melalui Kegiatan


Pelatihan Kewirausahaan Dikalangan Mahasiswa (Sebuah Model Pelatihan Kewirausahaan
Dikalangan Mahasiswa), (Jurnal Ekonomi dan Bisnis UNSOED Vol.3 No.1, 2013,Universitas
Jendral Soedirman Jawa Tengah).
seminar kewirausahaan. Berbagai seminar kewirausahaan seringkali diselenggarakan dengan
mengundang pakar dan praktisi kewirausahaan, sehingga melalui media ini akan
membangun jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa; (3) pelatihan. Berbagai simulasi
usaha biasanya diberikan melalui pelatihan, sehingga keberanian dan ketanggapan
mahasiswa terhadap dinamika perubahan lingkungan akan diuji dan selalu diperbaiki dan
dikembangkan; (4) otodidak. Membaca biografi pengusaha sukses (sucess story), televisi,
radio, majalah, koran dan berbagai media lainnya yang dapat diakses, ternyata setiap orang
dapat mempelajari dan menumbuhkan jiwa wirausaha.56[13]

Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Mustaqim (2017) dengan judul


“Membangun intensi wirausaha mahasiswa : studi pada mahasiswa prodi MBS dan ES STAIN
Kudus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kebutuhan berprestasi dan persiapan instrumen tidak berpengaruh signifikan terhadap
intensi wirausaha, baik mahasiswa Prodi ES maupun mahasiswa Prodi MBS. Sedangkan
efikasi diri berpengaruh signifikan terhadap intensi wirausaha, baik mahasiswa Prodi ES
maupun mahasiswa Prodi MBS. Sedangkan pada analisis korelasi berganda, menunjukkan
bahwa kebutuhan berprestasi, persiapan instrumen dan efikasi diri secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap intensi wirausaha mahasiswa Prodi ES dan MBS. Ketiga
variabel independen berpengaruh terhadap intensi wirausaha sebesar 21,6 %. Selebihnya,
sebanyak 78,4% dipengaruhi oleh variabel lain. Sedangkan pada mahasiswa MBS secara
simultan ketiga variabel independen berpengaruh terhadap intensi wirausaha sebesar 38,8
%. Selebihnya, sebanyak 61,2 % dipengaruhi oleh variabel lain.57[14]

Berdasarkan hasil dari persamaan kesepuluh jurnal diatas yang telah dilakukan oleh
para peneliti terdahulu maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan
merupakan strategi terpenting untuk dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi
mahasiswa/i di perguruan tinggi sebagai modal dalam pelaku usaha baru disamping itu pula,

56[13] DR.Ade Sofyan Mulazid,S.Ag.,M.H,”Menumbuhkan Semangat dan Jiwa


Wirausaha di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Berbasis Kompetensi”, ( Jurnal Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Malang, 2013, Universitas Negeri Malang Jawa Timur).

57[14] Muhammad Mustaqim,”Membangun Intensi Wirausaha Mahasiswa Studi


Pada Mahasiswa Prodi MBS dan ES STAIN Kudus”,( Jurnal Ekonomi Syariah Vol.5 No.1, 2017,
P.134-149 ISSN:2502-8316, Pascasarjana STAIN Kudus Jawa Tengah).
terdapat faktor-faktor yang mendukung terjadinya suatu kegiatan wirausaha tersebut
diantaranya adalah kecintaan / hobi, kondisi pasar/lingkungan. Sedangkan faktor
pengahmbatnya yaitu: adanya utang, Keterbatasan sarana Transportasi, dan persaingan
yang ketat.Upaya atau solusi untuk menghindari unsur penghambat diatas adalah
:Melakukan inovasi, melakukan pengelolaan keuangan yang baik, menjalin kerjasama
dengan pihak lain, dsb.

No Nama Tahun Judul Pembahasan


1. Imron Rosyadi 2013 Strategi Hasil penelitian ini
pengembangan menjukkan bahwa
usaha mikro milik banyak terdapat
mahasiswa strategi yang dilakukan
oleh perguruan tinggi
dalam mengembangkan
usaha mikro milik
mahasiswa yang
meliputi:(a)
memformulasikan
strategi pengembangan
usaha mikro dan kecil.
(b) perguruan tinggi
bersinergi dengan Bank
dan HIPMI untuk
keperluan evaluasi
kelayakan business
plan, pendampingan
usaha dan konsultan
bisnis bagi mahasiswa
pelaku usaha; (c)
memberikan
kemudahan akses
permodalan bagi
mahasiswa pelaku
usaha yang business
plan-nya dinilai layak
oleh tim penilai.
2. Jumarddin La Fua 2008 Memupuk jiwa Hasil penelitian ini
kemandirian menunjukkan bahwa
dilingkungan kampus Pengembangan
melalui pendidikan keilmuan pendidikan
enterpreneurship enterpreneurship di
sebagai modal perguruan tinggi dapat
menuju kompetensi didisain untuk
dunia kerja mengetahui (to know),
melakukan (to do), dan
menjadi (to be)
entrepreneur.
Pembetukan karakter
entrepreneur
mahasiswa dapat
diterapkan melalui dua
strategi yaitu strategi
makro dan mikro.

3. Lieli Suharti dan 2012 Faktor-faktor yang Hasil dari penelitian ini
Hani Sirine berpengaruh menunjukkan bahwa
terhadap niat terdapat signifikansi
kewirausahaan dari faktor-faktor sikap,
(entrepeneurial yaitu faktorotonomi
intention) (studi dan otoritas, faktor
terhadap mahasiswa realisasi diri, faktor
Universitas Kristen keyakinan, dan faktor
Satya Wacana, jaminan keamanan,
Salatiga) dalam mempengaruhi
minat berwirausaha
mahasiswa.

4. Mutaqin (2017) Peningkatan spirit Hasil dari penelitian ini


jiwa menunjukkan bahwa :
enterepreneurship Pendidikan
pada mahasiswa kewirausahaan sangat
LPTK melalui diperlukan untuk
pengembangan meningkatkan spiritjiwa
kurikulum KWU kewirausahaan,
berbasis teknologi Pendidikan
kewirausahaan yang
dikembangkan
disesuaikan dengan
pendidikan teknologi
dan kejuruan. Konsep
pendidikan
kewirausahaan
teknologi menanamkan
dan mendorong
mahasiswa sejak dini.
Pengembangan materi
yang diberikan dalam
pendidikan
kewirausahaan yang
dikemas dalam
kurikulum
kewirausahaan
teknologi.

5. Sri Maryanti, Rita 2017 Strategi Hasil dari penelitian ini


Wiyati, dan M. menumbuhkan jiwa menunjukkan bahwa
Thamrin enterpreneur motivasi mahasiswa
mahasiswa di dalam mengikuti kuliah
Universitas Lancang kewirausahaan lebih
Kuning”. dominan
mengutamakan lulus
dengan nilai bagus.
6. Adi Nugroho 2016 Strategi Hasil dari penelitian ini
pengembangan menunjukkan bahwa
kewirausahaan Home industri negeri
masyarakat melalui ciki adalah usaha rumah
home industry tangga yang
keripik pisang desa memproduksi ceriping
Banjarwaru pisang dengan aneka
Kecamatan Bawang rasa, home industri ini
Kabupaten Batang. beroperasi di Desa
Banjarwaru Kecamatan
Bawang Kabupaten
Batang.

7. Doni Mardiyanto 2009 Analisis pelaksanaan Hasil dari penelitian ini


kegiatan wirausaha menunjukkan bahwa
mahasiswa Pelaksanaan kegiatan
pendidikan ekonomi wirausaha yang baik
jurusan pendidikan menjadikan usaha
ilmu sosial fakutas berjalan dengan lancar
keguruan dan ilmu dan bisa berkembang.
pendidikan
Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
8. Gagan Ganjar 2013 Membangun jiwa Hasil dari penelitian ini
Resmi kewirausahaan menunjukkan bahwa:
melalui kegiatan Program-program
pelatihan kewirausahaan yang
kewirausahaan ditawarkan dalam
dikalangan kegiatan magang ini
mahasiswa (sebuah aantara lain;
model pelatihan kemampuan
kewirausahaan di menanggung resiko,
kalangan mahasiswa. kemampuan pantang
menyerah, dan
kemampuan motivasi
berwirausaha. Proses
magang pelatihan
kewirausahaan diawali
dengan pemberian
workshop kemampuan
berwirausaha.

9. DR.Ade Sofyan 2013 Menumbukan Hasil dari peneitian ini


Mulazid,S.Ag.,M.H. semangat dan jiwa menunjukkan bahwa
wirausaha Untuk menumbuhkan
dikalangan jiwa kewirausahaan
mahasiswa pada diri mahasiswa,
perguruan tinggi cara yang dilakukan
berbasis yang pertama yaitu
kompetensi. pendidikan formal. Yang
kedua seminar
kewirausahaan. Yang
ketiga pelatihan. Yang
ke empat otodidak.

10. Muhamad 2017 Membangun intensi Hasil penelitian ini


Mustaqim wirausaha menunjukkan bahwa
mahasiswa : studi kebutuhan berprestasi
pada mahasiswa dan persiapan
prodi MBS dan ES instrumen tidak
STAIN Kudus. berpengaruh signifikan
terhadap intensi
wirausaha, baik
mahasiswa Prodi ES
maupun mahasiswa
Prodi MBS. Sedangkan
efikasi diri berpengaruh
signifikan terhadap
intensi wirausaha, baik
mahasiswa Prodi ES
maupun mahasiswa
Prodi MBS. Sedangkan
pada analisis korelasi
berganda, menunjukkan
bahwa kebutuhan
berprestasi, persiapan
instrumen dan efikasi
diri secara bersama-
sama berpengaruh
signifikan terhadap
intensi wirausaha
mahasiswa Prodi ES dan
MBS.

F. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan bentuk kualitatif.
Strategi penelitian ini menggunakan strategi penelitian tunggal terpancang. Dalam penelitian
ini sumber data yang digunakan adalah melalui dokumen. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, observasi dan analisis dokumen. Penentuan sampel dilakukan
dengan cara purposive snowball sampling. Validitas data dengan menggunakan triangulasi
sumber, triangulasi teori dan triangulasi metode. Sedangkan teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis model kualitatif .

G. Sistematika Penulisan
Secara garis besar, Sistematika penilisan ini terdiri dari lima bab, yang setiap babnya
memiliki sub pembahasan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan pendahuluan yang memperkenalkan secara metodologis penelitian ini,
yakni terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, Telaah atau tinjauan pustaka, hipotesis penelitian, metodologi penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Yakni berisi landasan teori yang sesuai dengan pembahasan yang akan dibahas terkait
dengan objek penelitian yaitu mengenai definisi jiwa kewirausahaan, metode untuk
meningkatkan jiwa kewirausahaan bagi para mahasiswa/i, contoh kegiatan kewirausahaan,
faktor pendukung dan penghambat dalam berwirausaha serta solusi untuk mengatasinya.
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
Pada bab ini terdiri dari deskripsi mengenai jiwa kewirausahaan bagi para mahsiswa/i demi
untuk menjadi modal dalam pelaku usaha baru.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini berisi tentang analisis dan pembahasan. Bab ini menjelaskan tentang metodologi
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang penutup yang didalamnya terdapat kesimpulan dan saran yang diberikan oleh
peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Adi Nugroho, “Strategi Pengembangan Kewirausahaan Masyarakat Melalui Home Industry


Keripik Pisang Desa Banjarwaru Kecamatan Bawang Kabupaten Batang” , (Jurnal Pendidikan
Luar Sekolah,2016, Universitas Negeri Semarang).

Direktorat Kelembagaan Dikti. 2009. Pedoman Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis
dan PTS. diakes di https://kelembagaan.ristekdikti.go.id pada tanggal 09 april 2019 pada
pukul 14:00 wib.

DR.Ade Sofyan Mulazid,S.Ag.,M.H,”Menumbuhkan Semangat dan Jiwa Wirausaha di


Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Berbasis Kompetensi”, ( Jurnal Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Malang, 2013, Universitas Negeri Malang Jawa Timur).

Gagan Ganjar Resmi,”Membangun Jiwa Kewirausahaan Melalui Kegiatan Pelatihan


Kewirausahaan Dikalangan Mahasiswa (Sebuah Model Pelatihan Kewirausahaan Dikalangan
Mahasiswa), (Jurnal Ekonomi dan Bisnis UNSOED Vol.3 No.1, 2013,Universitas Jendral
Soedirman Jawa Tengah).

Heidjrachman, R.P. 1982. Wiraswasta Indonesia.Yogyakarta: BPFE.

Imron rosyadi, “Strategi Pengembangan Usaha Mikro Milik Mahasiswa” ,(Jurnal, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Vol.17 No.2, 2013,Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Jawa Pos. 12 Mei 2009. Data Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Depnakertrans 2009.Diakses
di https://www.jawapos.com/ pada tanggal 09 april 2019 pada pukul 13:00 wib.

Jumarddin La fua, “Memupuk Jiwa Kemandirian di Lingkungan Kampus melalui pendidikan


enterpreneurship sebagai modal menuju kompetisi dunia kerja”,(2008), (Jurnal Dosen
Talbiyah STAIN Sultan Qaimuddin Kendari)

Kompas, 11 Nov 2008. Data pengangguran lulusan sekolah tinggi per Pebruari 2007
berdasarkan jenjang.Diakses di https://www.kompas.com/ pada tanggal 09 april 2019 pada
pukul 13:10 wib.
Lieli Suharti dan Hani Sirine,”Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan
(enterpreneurial intention) studi terhadap mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana,(
Jurnal Fakutas Ekonomi dan Bisnis Vol.13 No. ,2012, ISSN:1411-1438, Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga)

Muhammad Mustaqim,”Membangun Intensi Wirausaha Mahasiswa Studi Pada Mahasiswa


Prodi MBS dan ES STAIN Kudus”,( Jurnal Ekonomi Syariah Vol.5 No.1, 2017, P.134-149
ISSN:2502-8316, Pascasarjana STAIN Kudus Jawa Tengah).

Mutaqin,”Peningkatan Spirit Jiwa Enterpreneurship pada mahasiswa LPTK Melalui


Pengembangan Kurikulum KWU Berbasis Teknologi”,(Jurnal,2017, Universitas Negeri
Yogyakarta).

Sri Maryanti,Rita wiyati,dan M Thamin,”Strategi Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur


Mahasiswa di Universitas Lancang Kuning”,( Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol.9
No.3, 2017, ISSN:2085-5214, Universitas Lancang Kuning Riau).

Doni Mardiyanto, “Analisis Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha Mahasiswa Pendidikan Ekonomi


Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta”, (Jurnal Universitas Sebelas Maret, 2009, Surakarta).

Diposting 1st May oleh tessa_neechan


Lokasi: Gg. Budaya, Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung 35131, Indonesia

Label: Metopen Ekonomi

Tambahkan komentar

7.

Dec

24

Review 15 jurnal (metopen)

Nama : Tessa Miltasari

Npm :1651010443

M.Kuliah : Metodologi Penelitian

Dosen : Prof.Dr.Tulus Suryanto,M.M.,C.A.,Akt.

Tema : Lembaga Keuangan

REVIEW JURNAL

No Judul Jurnal Sumber Jurnal

PengaruhKualitasPelayanan Dan ProdukPembiayaan Terhadap Minat


1. Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta
Dan Keputusan Menjadi Nasabah Di Bank Syariah

Persepsi Nasabah Tentang Ketanggapan, Keramahan,


Jurnal Universitas Negeri Surabaya
2. Kehandalan, Komunikasi, Dan Mengerti Nasabah
Terhadappelayanan Bagian Prioritas Pt. Bank Central Asia (Unesa)
Surabaya

3. Pengaruh Persepsi Nasabah Tentang Tingkat Suku Bunga, Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta
Promosi Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat
Menabung Nasabah

4. Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Bank Jurnal Institut Agama Islam Negeri
Muamalat Cabang Palangka Raya Palangka Raya

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah


5. Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Jurnal POLITEKNIK NEGERI MANADO
Politeknik

Hubungan Service Quality Terhadap Loyalitas Pelanggan Jurnal Universitas Dr. Soetomo
6. Di Pt Pegadaian Syariah (Persero) Cabang Babakan
Surabaya
Surabaya

Analisis Pengaruh Komitmen Afektif, Komitmen Jurnal Universitas Narotama


7. Berkelanjutan, Dan Komitmen Normatif Terhadap Kinerja
Surabaya
Karyawan Pada Pt.Pegadaian (Persero) Cabang Ketapang

Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Lamanya Bekerja


Jurnal Universitas Islam Negeri
8. Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Pegadaian Syariah
Raden Fatah Palembang
Simpang Patal Palembang

Jurnal Universitas Sam Ratulangi


9. Pengaruh Stres Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi
Pada Pt.Pegadaian (Persero) Kanwil V Manado Manado

Analisis Potensi Dan Kendala Pengembangan Pegadaian


Syariah Di Kota Medan
10. Jurnal Universitas Sumatera Utara

Analisis Kualitas Layanan Asuransi Dalam Proses Ganti Rugi


Kendaraan (Klaim) Nasabah PT. Asuransi Mitra Pelindung Jurnal Universitas Katolik
11. Mustika Bandung
Parahyangan

Pengaruh Harga Kualitas Pelayanan Dan Brand Image


Terhadap Keputusan Pemegang Polis Dalam Memilih
12. Jurnal Universita Diponegoro
Asuransi (Studi Kasus Pada Asuransi Jiwasraya Semarang
Barat Branch Office)
Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan
13. Laba Jurnal Ekonomi dan Keuangan

Pada BPR Di Indonesia

Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi Dan Nilai Tukar


Dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama Krisis
14. Ekonomi Jurnal Universitas Surabaya

15. Permasalahan Hukum Pembiayaan Leasing Di Indonesia Jurnal Universitas Padjajaran

JUDUL RUMUSAN MASALAH ANALISIS

1. Pengaruh Kualitas Berdasarkan latar belakang Penelitian ini merupakan peneli


masalah tersebut maka dapat kausal. Penelitian ini menggunakan sim
Pelayanan Dan
dirumuskan masalah yang hendak sampling dan kuota sampling, sedangkan
Produk Pembiayaan dianalisis dan dikaji dalam menggunakan analisis jalur. Hasil
Terhadap Minat Dan penelitian ini adalah :” untuk menunjukkan bahwa ada pengaruh po

Keputusan Menjadi mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat menjadi nasa
pelayanan terhadap minat pelayanan juga berpengaruh posit
Nasabah Di Bank
menjadi nasabah, pengaruh keputusan menjadi nasabah. Peneliti
Syariah kualitas pelayanan terhadap menemukan bahwa produk pembi
keputusan menjadi nasabah, berpengaruh positif terhadap minat men
pengaruh produk pembiayaan Produk pembiayaan juga berpenga
terhadap minat menjadi nasabah terhadap keputusan menjadi nasabah
dan pengaruh produk pembiayaan minat menjadi nasabah juga berpeng
terhadap keputusan menjadi terhadap keputusan menjadi nasabah.
nasabah”.
2. Persepsi Nasabah Berdasarkan latar belakang Desain penelitian menggunakan stu
Tentang Ketanggapan, penulisan, maka perumusan hipotesis (Silalahi, 2003:55) yang
Keramahan, masalahnya adalah : penelitian tentang fenomena yang dia
Kehandalan, cara menjelaskan dalam bentuk hub
Apakah kualitas pelayanan Bagian
Komunikasi, Dan variabel.
Prioritas yang terdiri dari
Mengerti Nasabah
kehandalan, ketanggapan, Variabel bebas dalam penelitian
Terhadappelayanan
keramahan, komunikasi, dan kualitas pelayanan (X) yang terdiri dari
Bagian Prioritas Pt.
mengerti nasabah dipersepsikan
Bank Central Asia kehandalan (X1), ketanggapan (X2), Kera
berbeda oleh nasabah dalam
Surabaya Komunikasi (X4), dan mengerti nasabah (
menerima layanan tersebut pada
PT. Bank Central Asia Tbk Variabel terikat dalam penelitian
Surabaya ? kepuasan nasabah (Y).

“Metode sampel non probabil


metode pemilihan sampel secara tidak
nasabah yang memiliki tabungan Rp. 500
Penggolongan sumber data yan
dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Data primer, adalah data yang diper


penyebaran kuesioner di tempat penelit
BCA Surabaya.

2. Data sekunder, adalah data yang dipe


tidak langsung dari PT. Bank Centra
Surabaya yang didapat yaitu profil per
beberapa jurnal ilmiah yang berkaitan d
serta dari majalah info BCA.

Teknik pengumpulan data dengan mengg


observasi, dokumentasi dan kuisioner.

Berdasar hasil analisa di ata


signifikansi uji Friedman nilainya 0,764 >
sesuai hipotesa yang telah di ajukan di
Ho diterima dan Ha di tolak, artinya Pers
terhadap pelayanan

(kehandalan, keramahan, komunikasi,


dan mengerti nasabah) yang diber
prioritas adalah identik / tidak berbed
adalah kehandalan, keramahan,
ketanggapan dan mengerti nasabah d
sama oleh nasabah dalam menerima pe
diberikan oleh PT. Bank Central Asia Tbk S

3. Pengaruh Persepsi Berdasarkan latar belakang Populasi dalam penelitian ini ad


Nasabah Tentang masalah tersebut maka dapat nasabah penyimpan di BRI Cabang Slema
Tingkat Suku Bunga, dirumuskan masalah yang hendak sampel yang digunakan sebanyak 100
Promosi Dan Kualitas dianalisis dan dikaji dalam dengan teknik pengambilan sampel m
Pelayanan Terhadap penelitian ini adalah :” untuk: 1) metode random. Teknik pengumpulan
Minat Menabung mengetahui Pengaruh Persepsi digunakan yaitu menggunakan kuisione
Nasabah Nasabah tentang Tingkat Suku teknik analisis data menggunakan an
Bunga terhadap Minat Menabung linier berganda, uji prasyarat (uji no
Nasabah, 2) mengetahui multikolinieritas, uji linearitas) dan uji s
Pengaruh Persepsi Nasabah uji F dan koefisien determinasi).
tentang Promosi terhadap Minat
Hasil dari penelitian ini menunju
Menabung Nasabah, 3)
uji normalitas dengan Kolmogorov-S
mengetahui Pengaruh Persepsi
secara keseluruhan distribusi data ber
Nasabah tentang Kualitas
Untuk uji multikolinieritas diperoleh ni
Pelayanan terhadap Minat
lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 seh
Menabung Nasabah dan 4)
regresi tidak ada masalah multikolin
mengetahui Pengaruh Persepsi
analisis regresi diperoleh hasil: 1)Perse
Nasabah tentang Tingkat Suku
tentang Tingkat Suku Bunga berpengaru
Bunga, Promosi dan Kualitas
signifikan terhadap Minat Menabung Nas
Pelayanan terhadap Minat
nilai korelasi sebesar 0,406 dan t-hit
Menabung Nasabah di BRI Cabang
4,394; 2)Persepsi Nasabah tentan
Sleman”.
berpengaruh positif dan signifikan terh
Menabung Nasabah dengan hasil n
sebesar 0,571dan t-hitung sebesar 6,89
Nasabah tentang Kualitas Pelayanan
positif dan signifikan terhadap Minat
Nasabah dengan nilai korelasi 0,503
5,755; 4) secara keseluruhan Persep
tentang Tingkat Suku Bunga, Promosi
Pelayanan berpengaruh positif dan
terhadap Minat Menabung Nasabah di
Sleman dengan F-hitung sebesar 26,374
sebesar 0,452 yang artinya variabel dep
dijelaskan oleh variabel independen seb
sedangkan sisanya sebesar 54,8 % dij
variabel lain diluar model regresi.

4. Kualitas Pelayanan Berdasarkan latar belakang di Penelitian ini merupakan peneliti


Terhadap Kepuasan atas, maka rumusan masalah dengan pendekatan kualitatif. Objek dala
Nasabah Bank dalam penelitian ini adalah: ini adalah Bank Muamalat Cabang Pa
Muamalat Cabang Sedangkan subjeknya adalah nasabah Ba
1. Bagaimana
Palangka Raya Cabang Palangka Raya yang berjumlah 5
kualitas pelayanan terhadap
dengan 1 (satu) orang informan dari
kepuasan nasabah Bank
Muamalat Cabang Palangka Ray
Muamalat Cabang Palangka Raya?
pengumpulan datanya dengan cara
2. Faktor-faktor apa wawancara dan dokumentasi. Untuk
saja yang menentukan kualitas data menggunakan trianggulasi sum
pelayanan terhadap kepuasan analisis data ada tiga yaitu: 1.Re
nasabah Bank Muamalat Cabang 2.Penyajian Data, 3.Menarik Kesim
Palangka Raya? verifikasi.

Hasil penelitian ini menunjukan ba


pelayanan Bank Muamalat Cabang Pa
sudah cukup memuaskan bagi para nasa
masih terdapat beberapa faktor yang b
seperti jaringan ATM yang sering offline
kantor serta mesin ATM yang perlu ditam
dengan diiringi tingkat promosi yang lebi
pihak,Bank Muamalat Cabang Palangka
melakukan perbaikan setiap tahunny
fasilitas dan pelayanan yang diberi
nasabah seperti penambahan fitur lay
bangking. Faktor-faktor yang sangat
kualitas pelayanan perbankan ada
komponen faktor, diantaranya
(compliance) berupa penerapan produk
bagi hasil serta tidak adanya pemung
bukti langsung (tangible) berupa fasilit
dapat dilihat dan dirasakan langsung o
merupakan poin utama yang dapat m
persepsi positif dibenak nasabah,
(realibility) berupa kemampua
menyelenggarakan jasa dengan akurat, k
dapat diandalkan, daya tanggap (res
berupa kebijakan untuk membantu d
pelayanan yang tepat kepada pelang
menyampaikan informasi yang jela
(assurance) berupa pengetahuan dan
karyawan perusahaan untuk menjaga
dan terakhir faktor empati (empat
perhatian yang tulus dan bersifat ind
pribadi yang diberikan kepada nasa
berupaya memahami keinginan nasabah.

5. Pengaruh Kualitas Pelayanan adalah faktor yang Metode yang yang digunakan dala
Pelayanan Terhadap penting dan pelayanan juga suatu ini adalah metode observasi, kuesione
Kepuasan Nasabah pustaka dengan menggunakan skala
pendukung dari kegiatan metode penentuan sampel yang digun
Pada Pt. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) pemasaran produk dari purposive sampel non probabilitas s
Tbk. Unit Politeknik perbankan berupa jasa yang responden. Metode analisis yang digun
metode analisis deskriptif. Hasil
diberikan pada nasabah. Setiap
menunjukkan bahwa dimensi kualitas pe
bank bersaing untuk terdiri atas Tangible, Emphaty,
mendapatkan nasabah dengan Responsiveness dan Assurance memili
terhadap kepuasan nasabah. Hal ini dapa
meningkatkan kualitas pelayanan.
persentase jawaban yang diberikan resp
Berdasarkan uraian diatas maka masing-masing indikator kualitas pelaya
dirumuskan masalah sebagai kuesioner yang disebarkan kepada na
diperoleh rata-rata skor Tangibles 3,22,
berikut:
Reliability 2,64, Responsiveness 3,06 da
3,24. Rata-rata skor yang tertinggi adala
1. Bagaimana
Responsiveness dan Assurance yang bera
kualitas pelayanan pada PT. Bank responden terhadap ketiga dimensi te
Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk. sedangkat rata-rata skor terendah ada
dan Reliability yang menunjukkan
Unit Politeknik. responden terhadap kedua dimen
termasuk dalam kategori cukup baik. Den
2. Bagaimana PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero
tingkat kepuasan nasabah pada Politeknik harus memperbaiki dan m
kualitas pelayanan terutama pada dime
PT. Bank Rakyat Indonesia dan Reliability.
(PERSERO) Tbk. Unit Politeknik.

3. Bagaimana
pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan nasabah pada
PT. Bank Rakyat Indonesia
(PERSERO) Tbk. Unit Politeknik.

6. Hubungan Service Berdasarkan latar belakang Peneliti menggunakan bentuk


Quality Terhadap masalah tersebut maka dapat deskriptif dengan menggunakan
Loyalitas Pelanggan Di
dirumuskan masalah yang hendak kualitatif. Penelitian deskriptif akan men
Pt Pegadaian Syariah
(Persero) Cabang dianalisis dan dikaji dalam menganalisa, dan menginterpretasikan
Babakan Surabaya penelitian ini adalah :” untuk juga bersifat komparatif dan korelatif.
mengetahui apa hubungan antara itu, di dalam penelitian ini penulis me
kualitas pelayanan (service data tentang permasalahan yang
quality) dan loyalitas pelanggan diuraikan, digambarkan, diinterpretas
(customer loyalty) di perusahaan, rasional dan diambil kesimpulan da
khususnya di PT. Pegadaian tersebut.
Syariah (Persero) Babakan
Peneliti dalam hal ini meng
Surabaya sebagai tempat
penelitian deskriptif kualitatif ka
penelitian penulis”.
mendeskripsikan/menggambarkan hubun
pelayanan (service excellent) dan loyalit
(customer loyalty) di PT Pegadaian Syar
Cabang Babakan Surabaya.
7. Analisis Pengaruh Berdasarkan latar belakang Jenis penelitian ini adalah penelitian kua
Komitmen Afektif, masalah tersebut maka dapat menggunakan format eksplanasi. Forma
Komitmen dirumuskan masalah yang hendak digunakan untuk menggambarkan suatu
Berkelanjutan, Dan dianalisis dan dikaji dalam atau menjelaskan hubungan suatu vari
Komitmen Normatif penelitian ini adalah :” untuk variabel lainnya. Karena itu penelitia
Terhadap Kinerja menganalisis dan menguji menggunakan hipotesis dan untuk meng
Karyawan Pada pengaruh komitmen afektif tersebut digunakan statistik inferensi
PT.Pegadaian terhadap kinerja karyawan pada dalam penelitian ini adalah seluru
(Persero) Cabang PT. Pegadaian (Persero) Cabang PT.Pegadaian (Persero) Cabang Ket
Ketapang Ketapang: berjumlah 54 orang sehingga selur
penelitian sebagai unit observasi biasa.

Hasil penelitian menunjukan pengar


komitmen afektif, menunjukkan hasil
dengan taraf signifikansi sebesar 0.011
variabel Komitmen Afektif (X1) se
berpengaruh signifikan terhadap vari
Karyawan (Y).Variabel Komitmen B
(X2)dengan hasil taraf signifikan
0.211.menunjukkan bahwa variabel
Berkelanjutan (X2) secara parsial
signifikan terhadap variabel Kinerja
Variabel Komitmen Normatif (X3) d
signifikansi sebesar 0.002 menunjuk
variabel Komitmen Normatif (X3) se
berpengaruh signifikan terhadap vari
Karyawan (Y) pada PT. Pegadaian (Pers
Ketapang.Nilai Fhitung > Ftabel yaitu 2
atau nilai signifikansi sebesar 0.00
menunjukkan bahwa Variable Komitmen
Komitmen Berkelanjutan (X2), dan
Normatif (X3) secara simultan berpengar
terhadap variabel Kinerja Karyawan (
Pegadaian (Persero) Cabang Ketapang.

8. Pengaruh Tingkat 1. Apakah tingkat pendidikan Metode pengumpulan data yang digun
Pendidikan Dan berpengaruh terhadap kinerja penelitian ini adalah dengan menggunak
Lamanya Bekerja karyawan pada PT. Pegadaian yang menggunakan skala likert. Po
Terhadap Kinerja Syariah Cabang Simpang Patal digunakan dalam penelitian ini adalah ka
Karyawan Pada Pt. Palembang? bekerja di PT. Pegadaian Syariah Sim
Pegadaian Syariah Palembang sebanyak 30 orang d
2. Apakah lamanya bekerja
Simpang Patal penentuan sampel yang digunakan ada
berpengaruh terhadap kinerja
Palembang jenuh semua anggota dijadikan seba
karyawan pada PT. Pegadaian
Metode analisis yang digunakan ada
Syariah Cabang Simpang Patal
analisis regresi linear berganda.
Palembang?
Hasil penelitian menunjukan pengar
Apakah tingkat pendidikan dan
komitmen afektif, menunjukkan hasil
lamanya bekerja secara dengan taraf signifikansi sebesar 0.011
bersamaan berpengaruh terhadap variabel Komitmen Afektif (X1) se
kinerja karyawan pada PT. berpengaruh signifikan terhadap vari
Pegadaian Syariah Cabang Karyawan (Y).Variabel Komitmen B
Simpang Patal Palembang ? (X2)dengan hasil taraf signifikan
0.211.menunjukkan bahwa variabel
Berkelanjutan (X2) secara parsial
signifikan terhadap variabel Kinerja
Variabel Komitmen Normatif (X3) d
signifikansi sebesar 0.002 menunjuk
variabel Komitmen Normatif (X3) se
berpengaruh signifikan terhadap vari
Karyawan (Y) pada PT. Pegadaian (Pers
Ketapang.Nilai Fhitung > Ftabel yaitu 2
atau nilai signifikansi sebesar 0.00
menunjukkan bahwa Variable Komitmen
Komitmen Berkelanjutan (X2), dan
Normatif (X3) secara simultan berpengar
terhadap variabel Kinerja Karyawan (
Pegadaian (Persero) Cabang Ketapang.

9. Pengaruh Stres Kerja Berdasarkan latar belakang Berdasarkan hasil penelitian Pengar
Dan Disiplin Kerja masalah tersebut maka dapat Pendidikan dan lamanya Bekerja Terh
Terhadap Prestasi dirumuskan masalah yang hendak Karyawan pada PT. Pegadaian Syariah S
Pada Pt.Pegadaian dianalisis dan dikaji dalam Palembang simpulannya adalah sebagai b
(Persero) Kanwil V penelitian ini adalah :” untuk
1. Hasil regresi memperoleh persamaan
Manado mengetahui pengaruh Stres Kerja
0,547 X1 + 0,125 X2 yang artinya kine
dan Disiplin Kerja terhadap
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan d
prestasi kerja di PT. Pegadaian
bekerja. Hasil analisis regresi juga mem
(Persero) Kanwil V Manado”.
nilai koefisien determinasi (R2) Square s
atau 82,7% (koefisien determinasi) deng
dapat disimpulkan bahwa variabel depen
menjelaskan variabel dependen sebesa
17,3% dijelaskan variabel lain yang tidak
dalam model ini (tidak diteliti).

2. Tingkat pendidikan berpengaruh pos


kinerja karyawan PT. Pegadaian Sim
Palembang. Hal ini terbukti dari hasi
memperoleh thitungX2 sebesar 4,997 dite
taraf signifikansi 5%.

3. Lamanya bekerja berpengaruh posi


kinerja karyawan PT. Pegadaian Sim
Palembang. Hal ini terbukti dari hasi
memperoleh thitung X2 sebesar 2,266 dite
taraf signifikansi 5%.

Tingkat pendidikan dan lamanya bek


bersamaan berpengaruh positif terha
karyawan PT. Pegadaian Simpang Patal
Hal ini terbukti dari hasil uji F yang m
nilai 64,716 dengan tingkat probabilitas
jauh dibawah Alpha 5%.

10. Analisis Potensi Dan Berdasarkan latar belakang Jenis penelitian yang digunakan
Kendala masalah tersebut maka dapat penelitian deskriptif dengan pende
Pengembangan dirumuskan masalah yang hendak kualitatif. Penelitian ini adalah pen
Pegadaian Syariah Di dianalisis dan dikaji dalam dilakukan untuk menggambarkan fakta
Kota Medan penelitian ini adalah :” untuk masalah yang kemudian diinterpretas
potensi dan kendala rasional dan akurat sehingga da
pengembangan pegadaian syariah kesimpulan. Tempat penelitian dilak
di kota medan”. Medan dan subjek penelitian adalah P
Syariah yang ada dikota Medan. P
dilakukan dalam kurun waktu lebih kur
yaitu dimulai dari tanggal 6 Januari 2014

– 24 Februari 2014.

Metode analisis yang digun


penelitian ini adalah dengan metod
kualitatif yaitu salah satu prosedur pen
menghasilkan data deskriptif berupa
tulisan dan prilaku orang orang ya
Perkembangan Pegadaian Syariah
berkembang dari tahun ke tahun dilihat
meningkatnya laba dan juga semakin d
masyarakat pola pegadaian berbasis sya
pada tahun 2014 ini (sekarang), dar
pegadaian syariah yang ada di Kota Me
berjumlah 17.016 nasabah dengan perin
tiap-tiap kantor cabang pegadaian sy
kantor cabang pegadaian syariah Jalan K
berjumlah 1823 nasabah, AR. Hakim S
nasabah, Setia Budi Syariah 5093 nasabah
Syariah 700 nasabah, dan terus bertam
ke hari.
11. Analisis Kualitas Berdasarkan latar belakang Jenis penelitian yang digunakan pe
Layanan Asuransi masalah tersebut maka dapat mengetahui dan menganalisis kualitas
Dalam Proses Ganti dirumuskan masalah yang hendak menilai adanya kesenjangan kualitas la
Rugi Kendaraan dianalisis dan dikaji dalam perbaikan kendaraan dan juga kepuasa
(Klaim) Nasabah Pt. penelitian ini adalah :” Penelitian PT. Asuransi MPM yaitu menggunaka
Asuransi Mitra ini bertujuan untuk mengetahui deskriptif.
Pelindung Mustika gap kualitas layanan yang diberi
Metode pengumpulan data yang digu
Bandung PT.Asuransi Mitra Pelindung
memperoleh informasi yang rele-van,
Mustika serta untuk mengetahui
reliable yaitu sebagai berikut:obsevasi,
strategi apa saja y dapat dilakukan
dan kuisioner.
berdasarkan tingkat kepentingan
dan performansinya”. Populasi dalam penelitian ini yaitu para p
klaim asu pada tahun 2′14 yaitu sebanya
Pengambilan populasi dila menggunak
jenuh yaitu teknik bila semua anggota p
sampel, dengan kata lain adalah sens
dalam pen semua pelanggan yang perna
jasa klaim kendaraan di PT.As Pelindung M

Dari hasil pengolahan data mengguna


SERVQUAL, diperoleh nilai rata-rata total
Q) yaitu sebesar -0.702. Nilai rata-rata t
tersebut menunjukan bahwa adanya
harapan konsumen dengan apa yang sud
oleh penyedia jasa yaitu PT.Asuransi Mit
Mustika Bandung, karena nilai angkany
(negative). Dengan adanya gap ters
diperlukan adanya perbaikan-perba
meningkatkan kualitas layanan dari 5 d
diukur.

Data tersebut diperoleh dengan cara


kuesioner kepada 58 kon-sumen klaim
MPM. Data yang diperoleh dari pembagi
tersebut kemudian diolah mengguna
SERVQUAL untuk mengetahui dan meng
layanan yang diberikan PT.Asuransi Mit
Mustika (MPM) Bandung.

12. Pengaruh Harga Berdasarkan latar belakang Tipe penelitian yang digunak
Kualitas Pelayanan masalah tersebut maka dapat eksplanatori riset. Dengan sampel 95
Dan Brand Image dirumuskan masalah yang hendak melalui teknik non probabiliti sampling y
Terhadap Keputusan dianalisis dan dikaji dalam sampling. Teknik analisis menggunakan
Pemegang Polis Dalam penelitian ini adalah :” untuk uji reliabilitas, regresi linear sederhana,
Memilih Asuransi mengetahui pengaruh dari harga, berganda, uji T dan uji F dengan alat ba
kualitas pelayanan dan brand Hasil penelitian ini menunjukkan ha
(Studi Kasus Pada
image terhadap keputusan pelayanan, dan brand image asuransi jiw
Asuransi Jiwasraya
pembelian”. dikatakan cukup baik. Keputusan pem
Semarang Barat
termasuk dalam kategorisasi baik. besarn
Branch Office)
harga terhadap keputusan pembel
35,9%.Besarnya pengaruh kualitas
terhadap keputusan pembelian seb
Besarnya pengaruh brand image terhada
pembelian sebesar 50,5%. Secara simult
pengaruh harga, kualitas pelayanan dan
sebesar 58,5%. Hal ini berarti semakin
kualitas pelayanan dan brand image
mengakibatkan semakin tinggi pula
pembelian. Berdasarkan hasil analisa
disimpulkan secara parsial maupun sec
bahwa harga, kualitas pelayanan dan
berpengaruh signifikan terhadap
pembelian dan mempunyai tingka
hubungan yang kuat.

13. Pengaruh Tingkat Berdasarkan latar belakang Dari pengamatan dalam peneliti
Kesehatan Bank masalah tersebut maka dapat sebanyak 56 data yang dimulai pada b
Terhadap dirumuskan masalah yang hendak tahun 2008 sampai Agustus tahun 2012.
Pertumbuhan Laba dianalisis dan dikaji dalam
Dari hasil penelitian dipero
penelitian ini adalah :” untuk
Pada BPR Di Indonesia koefisien regresi untuk Non Performing
mengetahui pengaruh tingkat
sebesar 9,02 dengan nilai signifikan s
kesehatan bank terhadap
dimana nilai ini signifikan pada tingkat sig
pertumbuhan laba pada BPR di
Dengan demikian hipotesis kedua yang
Indonesia”.
Non Performing Loan (NPL) berpeng
signifikan terhadap Pertumbuhan laba da
Hipotesis minor ketiga yang diajukan dala
ini menyatakan bahwa BOPO berpeng
signifikan terhadap Pertumbuhan laba
penelitian diperoleh bahwa koefisien r
BOPO sebesar -11,81 dengan nilai signif
0,000 dimana nilai ini signifikan p
signifikan 0,05 . Dengan demikian hip
ketiga yang menyatakan BOPO berpen
signifikan terhadap Pertumbuhan laba da
Hipotesis minor keeempat yang diaj
penelitian ini menyatakan bahwa Loan
Ratio (LDR) berpengaruh secara signifik
Pertumbuhan laba. Dari hasil penelitia
bahwa koefisien regresi untuk Loan to D
(LDR) sebesar -3,471 dengan nilai signif
0,010, dimana nilai ini signifikan p
signifikan 0,05 . Dengan demikian hip
keempat yang menyatakan Loan to D
(LDR) berpengaruh secara signifika
Pertumbuhan laba dapat diterima.
14. Peranan Profitabilitas, Berdasarkan fakta tersebut di Pemilihan sampel dalam penelitian i
Suku Bunga, Inflasi atas, maka permasalahan dalam dengan purposive sampling .
Dan Nilai Tukar Dalam penelitian ini adalah:
Hasil penelitian ini membuktikan bahw
Mempengaruhi Pasar
1. Apakah profitabilitas, suku bunga, profitabilitas, suku bunga, inflasi dan
Modal Indonesia
inflasi, dan nilai tukar rupiah mempunyai pengaruh secara signifika
Selama Krisis Ekonomi
terhadap dollar Amerika secara perubahan harga saham badan usaha se
bersama-sama mempengaruhi krisis ekonomi. Secara parsial hanya suk
harga saham badan usaha selama nilai tukar mempunyai pengaruh seca
krisis ekonomi terjadi di terhadap harga saham selama periode k
Indonesia? tersebut.

Apakah profitabilitas, suku bunga,


inflasi, dan nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika secara
parsial mempunyai pengaruh
terhadap harga saham badan
usaha selama terjadi krisis
ekonomi di Indonesia?
15. permasalahan hukum Ada dua permasalahan yang akan Metode yang digunakan dalam penelitia
pembiayaan leasing di dikemukakan dalam tulisan ini, metode kualitatif dengan menggun
indonesia yaitu: 1). Bagaimana pengambilan sampel berupa teknik purp
perkembangan leasing di hingga menghasilkan kesimpulan yaitu:
Indonesia? 2). Apa saja kendala
Permasalahan leasing terjadi karena:
pembiayaan leasing di Indonesia?
adanya ketersediaan peraturan perunda
yang memadai; b). Keterbatasan
perusahaan leasing di Indonesia;
tersediaan sistem data lessee sebagai
pertimbangan pemberian pembiayaan
atau perusahaan leasing.

Diposting 24th December 2018 oleh tessa_neechan

Lokasi: Jl. Endro Suratmin, Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung 35131, Indonesia

Label: Mata Kuliah METOPEN

Lihat komentar

8.

Dec

24

ESSAI KORELASI ANTARA SISTEM


INFORMASI MANAJEMEN,
EKONOMI GLOBAL, LAHIRNYA
PROFESI “JAMAN NOW”, DAN
KARAKTER LULUSAN
PERGURUAN TINGGI YANG
BERDAYA SAING DI ERA ‘’JAMAN
NOW”

NAMA : TESSA MILTASARI

MATKUL :SISTEM EKONOMI MANAJEMEN

NPM :1651010443

KELAS/JUR :F/5/EKONOMI ISLAM

N.DOSEN : Nina Rahmadhani Wulandari.S.Kom.,MM

ESSAI

KORELASI ANTARA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN, EKONOMI GLOBAL, LAHIRNYA


PROFESI “JAMAN NOW”, DAN KARAKTER LULUSAN PERGURUAN TINGGI YANG BERDAYA
SAING DI ERA ‘’JAMAN NOW”

Seiring perkembangan zaman (globalisasi/ jaman now) memepengaruhi segala bidang.


Seperti perubahan ekonomi industrial, perubahan perusahaan, perubahan teknologi
kominikasi yang kian canggih. Perkembangan teknologi itu sendiri perpengaruh pada
perkembanga sistem informasi manajemen yang sangat signifikan dalam pola pengambilan
keputusan yang diambil oleh manajemen.
Alvin Toffler pernah mempredikasi bahwa setelah melewati era pertanian kemudian industri
maka selanjutnya adalah era dimana teknologi informasi memiliki peranan yang sangat
penting yang disebut era Informasi. Dengan semakin meningkatnya transportasi dan
komunikasi antar negara menyebabkan hubungan dan ketergantungan antar bangsa melalui
perdagangan, pariwisata, dan investasi menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan
budaya antar negara menjadi bias. Hal ini menjadi proses alamiah yang membawa seluruh
bangsa dan negara di dunia semakin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan
kehidupan baru yang bersifat universal atau global yang di identifikasi sebagai Era
Globalisasi.

Tanpa disadari, pengaruh teknologi semakin besar dalam kehidupan kita. Sudah banyak
pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia digantikan oleh keberadaan mesin-
mesin canggih, bahkan robot. Adanya Internet juga mengubah cara banyak bisnis dijalankan.
Saat ini kita bisa melihat munculnya banyak online shop yang memungkinkan semua orang
untuk memulai bisnis dengan modal kecil, tanpa perlu menyewa tempat dan
memperkerjakan karyawan. Fenomena ini mengakibatkan lowongan kerja dalam bidang
tertentu berkurang, sekaligus membuka beberapa lapangan pekerjaan baru yang
sebelumnya tidak ada, atau bahkan tidak pernah muncul dalam bayangan kita.

salah satu dampak dari meningkatnya teknologi didunia maka banyak perguruan
perguruantinggi yang menerapkan pendidikan karakter dalam bebarapa tahun ini, sekolah-
sekolah maupun perguruan tinggi mulai menerapkannya bagi siswa-siswinya maupun
mahasiswanya di sekolah maupun di perguruan tinggi (PT). Memang pendidikan karakter
sudah mulai di gencarkan, walaupun hasilnaya belum kita lihat dan rasakan sekarang.
Program pendidikan karakter yang telah berkembang sudah bagus, namun bagaimanapun
juga harus tetap ada evaluasi.

Oleh karena itu, pendidikan karakter ini harus benar-benar ditanamkan pada anak-anak
sebagai bekal ketika meraka bertindak ataupun bersikap didalam lingkungan masyarakat dan
tidak melenceng dari agama yang diyakininya. Dan akan mewujudkan bangsa Indonesia yang
berkarakter, sehingga bisa menjadi panutan bagi Negara-negara yang ada di seluruh dunia.
Selain itu, dengan pendidikan karakter dapat menjadikan generasi muda lebih berkarater
lagi, dan dengan pendidikan karakter itu generasi muda dapat memilih kebudayaan,
pengetahuan, dll yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Diakses di https://www.academia.edu/10127866/Sistem_Informasi_Manajemen pada


tanggal 14 desember 2018 pada pukul 08:00 wib.

Diakses di https://www.hotcourses.co.id/study-abroad-info/subject-info/10-pekerjaan-baru-
generation-y/ pada tanggal 14 desember 2018 pada pukul 09:00 wib.

Diakses di
https://www.kompasiana.com/betyindraj/552c4c976ea8344e4b8b459a/pendidikan-
karakter-bagi-generasi-muda-di-era-globalisai pada tanggal 14 Desember 2018 pada pukul
09:55 wib.

Diakses di https://www.kompasiana.com/fachrudin/5652bfc4397b61bb076e630c/essay-on-
the-spot-globalisasi pada tanggal 14 Desember 2018 pada pukul 10:15 wib.

Diakses di http://120910201085.blogspot.com/2014/04/sistem-informasi-manajemen-pada-
era.html pada tanggal 14 Desember 2018 pada pukul 10:44 wib.
Diposting 24th December 2018 oleh tessa_neechan

Lokasi: Jl. Letnan Kolonel H, Jl. Endro Suratmin, Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung
35131, Indonesia

Label: Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

Tambahkan komentar

9.

Dec

24

PROPOSAL ANALISIS MENGENAI


FAKTOR UTAMA YANG MENJADI
KENDALA PADA LEMBAGA
KEUANGAN DI INDONESIA BAIK
TERHADAP KEPUASAN NASABAH
MAUPUN KINERJA PARA
KARYAWANNYA

METODOLOGI PENELITIAN

Di Susun Oleh:

Tessa Miltasari 1651010443

Kelas / Smt / Prodi : F / 5 / Ekonomi Islam


PRODI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

T.A 2018/2019
PROPOSAL

ANALISIS MENGENAI FAKTOR UTAMA YANG MENJADI KENDALA PADA LEMBAGA


KEUANGAN DI INDONESIA BAIK TERHADAP KEPUASAN NASABAH MAUPUN KINERJA PARA
KARYAWANNYA

(STUDI PADA BANK SYARIAH, BANK BRI, BANK MUAMALAT, BANK BCA, PEGADAIAN,
ASURANSI, BANK BPR, PASAR MODAL DAN PERUSAHAAN LEASING)

Latar Belakang Masalah

Lembaga keuangan merupakan suatu badan atau lembaga yang melakukan segala
kegiatan di bidang keuangan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Lembaga
Keuangan di Indonesia terbagi atas 2 jenis yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga
keuangan non bank. Menurut UU No 10 tahun 1998 yang di syahkan pada tanggal 10
november 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Secara umum ada 3 jenis bank di Indonesia yaitu:

1. Bank Sentral contohnya adalah Bank Indonesia


2. Bank Umum contonya adalah Bank BRI, Bank BCA, Bank Muamalat, Bank Mandiri,
dsb.
3. Bank Pengkreditan Rakyat atau BPR

Sedangkan Lembaga keuangan non bank adalah semua badan yang melakukan
kegiatan di bidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana
terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkan dalam masyarakat
terutama guna membiayai investasi perusahaan untuk mendapatkan kemakmuran dan
keadilan masyarakat. Aadapun jenis-jenis dari Lembaga Keuangan non Bank di Indonesia
saat ini ialah : Perusahaan Asuransi, Dana Pensiun, Koperasi Simpan Pinjam, Pasar Modal,
Perusahaan Anjak Piutang, Modal Ventura, Pegadaian, Leasing / Sewa Guna Usaha,
Perusahaan Kartu Plastik, Pasar Uang dan Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur.

Setiap badan ataupun lembaga pastinya memiliki kendala / masalah yang dihadapi,
hal ini tidak terkecuali pada lembaga keuangan di Indonesia karena kita tahu bahwa pasti
tidak ada yang sempurna di dunia ini. Tingkat kepuasan tidak memiliki ukuran yang mutlak,
namun hal ini dapat dianalisis dan di jelaskan melalui pendekatan kualitatif berdasarkan
teori-teori para ahli maupun penyempurnaan dari penelitian serupa yang pernah diteliti
sebelumnya.

Tri Astuti (2013) mengemukakan bahwa persepsi nasabah terhadap kualitas


pelayanan berpengaruh posisif dan signifikan terhadap minat menabung nasabah di BRI
Cabang Sleman. Penelitian yang cendering mendukung behwa kualitas pelayanan
berpengaruh terhadap lembaga keuangan di Indonesia antara lain; Bagja Sumantri (2014),
Mustaqim (2016), Lorry Priska Klavert (2015), Nitya Satwasti Winanto dan Sri Roekminiati
(2013), Alfina Hidayah (2015) dan Rine Mitrasari, Wahyu Hidayat, Reni Shinta Dewi (2013)

Penelitian serupa dilakukan oleh Arasy Alimudin dan I Putu Artaya (2009) namun
dalam penelitian mereka, hanya meneliti bahwa Persepsi nasabah terhadap pelayanan
(kehandalan, keramahan, komunikasi, ketanggapan dan mengerti nasabah) yang diberikan
bagian prioritas adalah identik / tidak berbeda. Maknanya adalah kehandalan, keramahan,
komunikasi, ketanggapan dan mengerti nasabah dipersepsikan sama oleh nasabah dalam
menerima pelayanan yang diberikan oleh PT. Bank Central Asia Tbk Surabaya. Ini berarti
bahwa mereka hanya meneliti mengenai kesamaan atau keidentikan antara kehandalan,
keramahan, komunikasi, ketanggapan dan mengerti nasabah terhadap persepsi nasabah
namun tidak menjelaskan mengenai pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan para
nasahnya.

Ternyata tidak hanya kualitas pelayanan seja yang berpengaruh terhadap kepuasan
konsumen maupun karyawan pada lembaga keuangan di Indonesia. Hal ini seperti yang
dikemukakan oleh para peneliti lain diantaranya yaitu: Robertro Goga Parinding ( 2017)
yang meneliti bahwa variabel komitmen afektif berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan PT. Pegadaian, Mifta Septarina (2017) menjelaskan bahwa tingkat pendidikan dan
lamanya bekerja berpengaruh positif terhadap kinerja keryawan PT.Pegadaian Simpang
Patai Palembang, Sinta L kiling (2016) menjelaskan bahwa secara simultan stress kerja,
disiplin kerja dan kualitas kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja pada PT.Pegadaian
(persero) Kanwil V Manado, Rendi Saputra dan Kasyful Mahalli (2015) mengemukakan
bahwa Kekuatan yang dimiliki pegadaian syariah kota Medan terdiri dari: 1. Adanya
dukungan umat Islam kota Medan. 2. Persyaratan yang mudah dan murah yaitu hanya
membawa barang jaminan dan KTP. 3. Prosedur yang cepat dan sederhana hanya 15 menit
saja. 4. Cukup dipungut biaya adm dan biaya ijarah (sewa tempat). 5. Barang jaminan yang
diasuransikan apabila kehilangan. 6. Tempat yang strategis yang dekat dengan perumahan
penduduk. 7. Produk – produk yang variatif dan terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. 8. Waktu pinjaman dapat diperpanjang tanpa harus membayar biaya adm lagi.
Kelemahan terdiri dari: 1. Cabang pegadaian syariah yang terbatas dan masih sedikit. 2.
Karyawan yang merangkap tugas sehingga menyebabkan tidak efektifnya kinerja karyawan.
3. Tidak semua SDM nya memahami betul tentang perbedaan konvensional dengan syariah.
4. Kurang adanya tenaga profesional yang handal karena dalam perhitungan syariah
membutuhkan ketelitian dalam memperhitungkan keuntungan. 5. Harus adanya barang
jaminan untuk memperoleh pinjaman. 6. Masih banyak nasabah yang merasa malu untuk
datang ke pegadaian syariah. 7. Belum memiliki visi dan misi sendiri. 8 Kurangnya tempat
penyimpanan barang jaminan atau tempat yang masih terbatas. Peluang terdiri dari: 1.
Anggapan dari masyarkat khusunya umat Islam bahwa bunga adalah haram baik bagi
penerima maupun pemberi. 2. Lokasi kantor yang cukup strategis dan dekat keramaian
penduduk. 3. Banyak nasabah yang cenderung memilih produk syariah karena sesuai dengan
syariat Islam. 4. Nasabah pegadaian syariah bukan hanya dari umat Islam saja. 5. Adanya
peluang ekonomi dari berkembangnya pegadaian syariah baik bagi pegadaian syariah sendiri
maupun bagi nasabah. 6. Pegadaian umum yang saat ini tidak sejalan dengan syariat Islam.
Ancaman terdiri dari: 1. Usaha gadai syariah sudah mulai dilirik oleh pihak lain. 2. Adanya
tindak kriminal seperti perampokan. 3. Citra lembaga keuangan syariah belum mapan
dimata masyarakat. 4. Anggapan bahwa lembaga pegadaian syariah berkaitan dengan
fanatisme agama. 5. Ancaman dari orang yang merasa terusik kenikmatannya mengeruk
kekayaan rakyat seperti rentenir. 6. Susah untuk menghilangkan mekanisme bunga yang
sudah mengakar pada masyarakat,

Anisa Lubis (2013) mengemukakan pendapat mengenai penelitiannya bahwa


Pertumbuhan Laba menunjukan bahwa CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing
Loan), BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasioanal) dan LDR (Loan to
Deposit Ratio) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan
laba di Bank Perkreditan Rakyat yang artinya bahwa kesehatan bank berpengaruh terhadap
pertumbuhan laba pada BPR di Indonesia, Mudji Utami dan Mudjilah Rahayu (2003)
menjelaskan bahwa Hasil penelitian ini membuktikan bahwa perubahan profitabilitas, suku
bunga, inflasi dan nilai tukar mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap perubahan
harga saham badan usaha selama periode krisis ekonomi. Secara parsial hanya suku bunga
dan nilai tukar mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham selama
periode krisis ekonomi tersebut, Nahrowi (2013) menjelaskan bahwa Permasalahan leasing
terjadi karena: a). Belum adanya ketersediaan peraturan perundang-undangan yang
memadai; b). Keterbatasan permodalan perusahaan leasing di Indonesia; c). Ketidak
tersediaan sistem data lessee sebagai data untuk pertimbangan pemberian pembiayaan oleh
lessor atau perusahaan leasing.

Rumusan Masalah

1. Jelaskan mengenai permasalahan yang terjadi pada Lembaga Keuangan di Indonesia!


2. Jelaskan mengenai faktor utama yang menjadi kendala pada lembaga keuangan di Indonesia
baik terhadap kepuasan nasabah maupun kinerja para karyawannya!

Tujuan Penelitian

1. Untuk dapat mengetahui mengenai permasalahan yang terjadi pada Lembaga Keuangan di
Indonesia.
2. Untuk dapat mengetahui mengenai faktor utama yang menjadi kendala pada lembaga
keuangan di Indonesia baik terhadap kepuasan nasabah maupun kinerja para karyawannya.

Metode Penelitian
Untuk dapat membantu dalam proses penelitian, menggunakan metode kuailitatif deskriptif
dengan menggunakan teknik purpose sampling yaitu dengan cara meneliti penelitian serupa
yang telah diteliti sebelumnya dan membaginya menjadi variabel X dan variabel Y.

Kesimpulan

Tri Astuti (2013) mengemukakan bahwa persepsi nasabah terhadap kualitas


pelayanan berpengaruh posisif dan signifikan terhadap minat menabung nasabah di BRI
Cabang Sleman. Penelitian yang cendering mendukung behwa kualitas pelayanan
berpengaruh terhadap lembaga keuangan di Indonesia antara lain; Bagja Sumantri (2014),
Mustaqim (2016), Lorry Priska Klavert (2015), Nitya Satwasti Winanto dan Sri Roekminiati
(2013), Alfina Hidayah (2015) dan Rine Mitrasari, Wahyu Hidayat, Reni Shinta Dewi (2013).

Lalu penelitian serupa dilakukan kembali oleh Arasy Alimudin dan I Putu Artaya (2009)
namun dalam penelitian mereka, hanya meneliti bahwa Persepsi nasabah terhadap
pelayanan (kehandalan, keramahan, komunikasi, ketanggapan dan mengerti nasabah) yang
diberikan bagian prioritas adalah identik / tidak berbeda. Maknanya adalah kehandalan,
keramahan, komunikasi, ketanggapan dan mengerti nasabah dipersepsikan sama oleh
nasabah dalam menerima pelayanan yang diberikan oleh PT. Bank Central Asia Tbk
Surabaya. Ini berarti bahwa mereka hanya meneliti mengenai kesamaan atau keidentikan
antara kehandalan, keramahan, komunikasi, ketanggapan dan mengerti nasabah terhadap
persepsi nasabah namun tidak menjelaskan mengenai pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan para nasahnya. Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
yang menjadi faktor utama dalam kepuasan konsumen dari lembaga keuangan di Indonesia
ialah kualitas pelayanan.

DAFTAR PUSTAKA
Bagja Sumantri (2014).JURNAL ECONOMIA Kajian Ilmiah Ekonomi & Bisnis . Pengaruh Kualitas
Pelayanan Dan Produk Pembiayaan Terhadap Minat Dan Keputusan Menjadi Nasabah Di Bank Syariah, 10(2),
2460-1152. Diakses di https://journal.uny.ac.id/index.php/economia/article/view/7540 pada
tanggal 18 November 2018 pada puku 16:00 wib.

Arasy Alimudin & I Putu Artaya. (2009).BISMA (Bisnis dan Manajemen). Persepsi Nasabah
Tentang Ketanggapan, Keramahan, Kehandalan, Komunikasi, Dan Mengerti Nasabah
Terhadappelayanan Bagian Prioritas Pt. Bank Central Asia Surabaya, 01(2), 119-130. Diakses
di https://journal.unesa.ac.id/index.php/bisma/article/view/2891 pada tanggal 20
November 2018 pada pukul 16:00 wib.

Tri Astuti. (2013).Nominal Barometer Riset Akuntansi & Manajemen Indonesia . Pengaruh
Persepsi Nasabah Tentang Tingkat Suku Bunga, Promosi Dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Minat Menabung Nasabah, 02(1). Diakses di
https://journal.uny.ac.id/index.php/nominal/article/view/1655 pada tanggal 20 November
2018 pada pukul 15:00 wib.

Mustaqim (2016). Digital Library IAIN Palangkaraya. Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Nasabah Bank Muamalat Cabang Palangka Raya. Diakses di http://digilib.iain-
palangkaraya.ac.id/467/ pada tanggal 19 November 2018 pada pukul 19:33 wib.

Lorry Priska Klavert (2015). Repository Politeknik Negeri Manado. Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit
Politeknik. Diakses di http://repository.polimdo.ac.id/140/ pada tanggal 19 November pada
tanggal 19:00 wib.

Nitya Satwasti Winanto dan Sri Roekminiati (2017). Hubungan Service Quality Terhadap
Loyalitas Pelanggan Di Pt Pegadaian Syariah (Persero) Cabang Babakan Surabaya. Hubungan
Service Quality Terhadap Loyalitas Pelanggan Di Pt Pegadaian Syariah (Persero) Cabang
Babakan Surabaya, 01(01). Diakses di
https://www.researchgate.net/publication/320392144_HUBUNGAN_SERVICE_QUALITY_TER
HADAP_LOYALITAS_PELANGGAN_DI_PT_PEGADAIAN_SYARIAH_PERSERO_CABANG_BABAKA
N_SURABAYA pada tanggal 20 November 2018 pada pukul 09:00 wib.
Roberto Goga Parinding (2017).MAGISTRA Jurnal Ilmu Manajmen. Analisis Pengaruh
Komitmen Afektif, Komitmen Berkelanjutan, Dan Komitmen Normatif Terhadap Kinerja
Karyawan Pada Pt.Pegadaian (Persero) Cabang Ketapang, 01(2). Diakses di
https://jurnal.narotama.ac.id/index.php/mgs/article/view/477 pada tanggal 20 November
2018 pada pukul 08:30 wib.

Mifta Septarina (2017). Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Lamanya Bekerja Terhadap
Kinerja Karyawan Pada Pt. Pegadaian Syariah Simpang Patal Palembang. Diakses di
http://www.onesearch.id/Record/IOS3545.982 pada tanggal 20 November 2018 pada pukul
08:22 wib.

Sinta L Kiling. (2016). Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Pengaruh Stres Kerja Dan Disiplin Kerja
Terhadap Prestasi Pada Pt.Pegadaian (Persero) Kanwil V Manado, 03(16). Diakses di
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/view/13098 pada tanggal 20 November
2018 pada pukul 08:00 wib.

Randi Saputra & Kasyful Mahalli. (2015).Ekonomi dan Keuangan. Analisis Potensi Dan
Kendala Pengembangan Pegadaian Syariah Di Kota Medan. Diakses di
https://jurnal.usu.ac.id/edk/article/view/11682 pada tanggal 19 November 2018 pada pukul
17:25 wib.

Alfina Hidayah. (2015). Jurnal Administrasi Bisnis (Jurna Ilmiah Ilmu Administrasi
Bisnis). Analisis Kualitas Layanan Asuransi Dalam Proses Ganti Rugi Kendaraan (Klaim)
Nasabah PT. Asuransi Mitra Pelindung Mustika Bandung, 11(01). Diakses di
http://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalAdministrasiBisnis/article/view/1703 pada
tanggal 19 November 2018 pada pukul 17:00 wib.

Rine Mitrasari , Wahyu Hidayat , Reni Shinta Dewi (2013). Jurnal Administrasi Bisnis Jurnal
Ilmu Administrasi Bisnis. Pengaruh Harga Kualitas Pelayanan Dan Brand Image Terhadap
Keputusan Pemegang Polis Dalam Memilih Asuransi (Studi Kasus Pada Asuransi Jiwasraya
Semarang Barat Branch Office), 02(02). Diakses di
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jiab/article/view/2499 pada tangal 19 November
2018 pada pukul 16:00 wib.

Anisah Lubis (2013). Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank
Terhadap Pertumbuhan Laba, 01(04). Diakses di
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/edk/article/view/9138 pada tanggal 19 November 2018
pada pukul 15:55 wib.

Mudji Utami dan Mudjilah Rahayu (2003). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Peranan
Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi Dan Nilai Tukar Dalam Mempengaruhi Pasar Modal
Indonesia Selama Krisis Ekonomi, 05(02). Diakses di
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/view/15639 pada tanggal 19
November 2018 pada pukul 15:44 wib.

Nahrowi (2013).Jurnal Cita Hukum. Permasalahan Hukum Pembiayaan Leasing Di Indonesia


01(01). Diakses di http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/citahukum/article/view/2978 pada
tanggal 19 November 2018 pada pukul 15:00wib.

Diposting 24th December 2018 oleh tessa_neechan

Lokasi: Jl. Pulau Sebesi No.56b, Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung 35131, Indonesia

Label: Mata Kuliah METOPEN

Tambahkan komentar

10.

Nov

13

Makalah Kemiskinan dan Kesenjangan


Pendapatan
MAKALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN

Nama kelompok 2 : 1. Gita Saputri 1651010434

2. M Deswan Seperly 1651010462

3. Tessa Miltasari 1651010443

Kelas / Smt / Prodi : F / 5 / Ekonomi Islam

Mata kuliah : Perekonomian Indonesia

Dosen Pengampu : Muhammad Kurniawan,S.E.,M.E.Sy.


PRODI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

T.A 2018/2019

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Berkat limpahan
rahmat dan karunia nikmatNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam
rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia yang diampu oleh bapak
Muhammad Kurniawan,S.E.,M.E.Sy.

Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di
dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga
penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca. Demikian apa
yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat
umumnya, dan untuk kami sendiri khususnya.
Bandar Lampung, 05 November 2018

Kelompok 2

DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................................I

KATA PENGANTAR ....................................................................................................II

DAFTAR ISI ................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang...................................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................................... 2
C. Tujuan penulisan ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi Kemiskinan ............................................................................................................ 2


2. Faktor-Faktor Penentu Ketimpangan Dan Kemiskinan Di Indonesi.................................... 6
3. Indikator Dan Ukuran Ketimpangan Serta Kemiskinan .................................................... 11

4. Potret Kemiskinan Indonesia Pada Tahun 1998-2014 ..................................................... 16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 34

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia dikenal sebagai Negara agraris, atau yang biasa dikenal sebagai
Negara yang sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang pertanian. Dalam
Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan pemerintah Indonesia agar memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun dalam kenyataannya
pemerintah tidak mempunyai kepekaan yang serius terhadap kaum miskin.
Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang mendunia dan hingga kini
masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual,
kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh negara-negara
berkembang melainkan juga negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat.
Jika kita lihat dari dampak yang ditimbulkan oleh korupsi ini, hampir semua lapisan
masyarakat merasakannya. Bagi kalangan pengusaha korupsi menyebabkan persaingan yang
tidak kompetitif antar pengusaha karena semua proses harus melalui uang pelicin dan
memerlukan waktu yang lama. Bagi masyarakat bawah korupsi justru menimbulkan biaya
hidup yang lebih tinggi, harga-harga menjadi mahal akhirnya muncul banyak pengemis.
Pengangguran, pemerasan, hingga pembunuhan yang sumber utamanya adalah uang, hanya
dengan satu alasan untuk hidup dan munculnya Undang-Undang Korupsi dan Undang-
Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bisa dijalankan dengan baik. Namun pada
kenyataannya kinerja KPK ini belum memuaskan hati publik, karena banyak kasus korupsi
yang penanganannya belum tuntas. Diantaranya kasus korupsi pajak dan kasus yang dialami
dari beberapa anggota Partai Demokrat belakangan ini.
Pada hal ini penyusun mencoba memaparkan kemiskinan di Negara Indonesia.
Kemiskinan merupakan hal yang kompleks kerana menyangkut berbagai macam aspek
seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya.
Agar kemiskinan di Indonesia dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja sama dari
pihak masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini.
Kemiskinan merupakan masalah multidimensi dan lintas sektor yang dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain : tingkat pendapatan, kesehatan,
pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi
lingkungan.
Bila kita melihat sebenarnya kesejahteraan itu milik pemerintah, atau para pegawai
negeri. Dan orang – orang yang bergerak dalam organisasi pemerintah tingkat atas. Dan
sebagian besar juga bagi para pengusaha – pengusaha yang ruang lingkupnya besar.
Golongan orang-orang kelas atas inilah yang akan selalu menjadi penguasa, dan monopoli
terhadap golongan kelas menengah ke bawah.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan mengenai pengertian dari kemiskinan!


2. Jelaskan mengenai faktor-faktor penentu dari ketimpangan dan kemiskinan di
Indonesia!
3. Jelaskan mengenai indikator dan ukuran ketimpangan dan kemiskinan!
4. Jelaskan mengenai potretKemiskinan Indonesia pada tahun 1998-2014!

C. Tujuan Masalah

1. Untuk dapat menjelaskan mengenai pengertian dari kemiskinan.

2. Untuk dapat menjelaskan mengenai faktor-faktor penentu dari ketimpangan dan kemiskinan
di Indonesia.
3. Untuk dapat menjelaskan mengenai indikator dan ukuran ketimpangan dan kemiskinan.

4. Untuk dapat menjelaskan mengenai potret Kemiskinan Indonesia pada tahun 1998-2014.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Kemiskinan

Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang atau sekelompok orang tidak mampu
mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagai kebutuhan minimal dari
standar hidup tertentu. Dalam arti sempit, kemiskinan (proper) dipahami sebagai keadaan
kekurangan uang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup. Dalam arti luas,
Chambers (dalam Chriswardani Suryawati, 2005), mengatakan bahwa kemiskinan adalah
suatu konsep terpadu (intergrated concept) yang memiliki 5 dimensi, yaitu :

a. Kemiskinan (proper)

b. Ketidakberdayaan (powerless)

c. Kerentanan menghadapi situasi darurat (state of emergency)

d. Ketergantungan (dependence)

e. Keterasingan (isolation)
Menurut Mudrajat Kuncoro (2003:123), kemiskinan didefinisikan sebagai
ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup minimum, di mana pengukuran
kemiskinan tidak didasarkan pada konsumsi. Berdasarkan konsumsi ini, garis kemiskinan
terdiri dari dua unsur yaitu (1) pengeluaran yang diperlukan untuk membeli standar gizi
minimum dan kebutuhan mendasar lainnya, dan (2) jumlah kebutuhan lain yang sangat
bervariasi, yang mencerminkan biaya partisipasi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Ewnowski menggunakan indikator-indikator sosial untuk mengukur tingkat indeks


kehidupan (the level of living index). menurutnya terdapat tiga tingkatan kebutuhan untuk
menentukan tingkat kehidupan seseorang :

(a). Kehidupan fisik dasar (basic fisical needs), yang meliputi gizi/nutrisi,
perlindungan/perumahan (shelter/housing), dan kesehatan.

(b). Kebutuhan budaya dasar (basic cultural needs), yang meliputi pendidikan, penggunaan
waktu luang dan rekreasi, serta jaminan sosial (social security).

(c). High income, yang meliputi surplus pendapatan atau melebihi takarannya. Menurut
Amartya Sen (Bloom dan Canning: 2001) seseorang dapat dikatakan miskin bila mengalami
"capability deprivation" sehingga mengalami kekurangan kebebasan yang substansif.
menurut Amartya Sen, kebebasan substance memiliki dua sisi kesempatan dan rasa
aman/keamanan. Kesempatan membutuhkan pendidikan dan rasa aman atau keamanan
membutuhkan kesehatan.

Menurut Bachtiar Chamsyah (2006:45), Kemiskinan merupakan keadaan


ketertutupan, yaitu tertutup dari segala bentuk pemenuhan kebutuhan diri yang bersifat
fisik atau non fisik. Menurut Suparlan, kemiskinan adalah keadaan serba kekurangan harta
benda dan benda berharga yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang yang hidup
dalam lingkungan serba miskin atau serba kekurangan modal, uang, pengetahuan, kekuatan
sosial, fisik, hukum, maupun akses ke fasilitas pelayanan umum, kesempatan kerja, dan
berusaha. (Suparlan, 2000).

Menurut Friedman kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk


memformulasikan kekuasaan sosial berupa aset, sumber keuangan, organisasi sosial politik,
jaringan sosial, barang atau jasa, pengetahuan dan keterampilan, serta informasi.
Badan Pusat Statistik mendefinisikan kemiskinan dengan menetapkan beberapa
kriteria kemiskinan yang mengacu pada besarnya pengeluaran tiap orang per harinya.
Kriteria statistik dari BPS adalah sebagai berikut :

(a) Tidak miskin, yaitu mereka yang pengeluaran perbulan nya lebih dari Rp. 350.610.

(b) Hampir tidak miskin, yaitu orang dengan pengeluaran perbulan pada kepala antara Rp
280.488 sampai dengan Rp 350.610, atau sekitar antara Rp 9.350 sampai dengan Rp 11.687
per orang dalam 1 hari.

(c) Hampir miskin, ya itu orang dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 233.740
sampai dengan Rp 280.488 atau sekitar antara Rp 7.780 sampai dengan Rp Rp9.350 per
orrang dalam 1 hari.

(d) Miskin, dengan pengeluaran per orang per bulan per kepala Rp. 233.740 ke bawah atau
sekitar Rp 7.780 ke bawah per orang dalam satu hari.

(e) Sangat miskin (kronis), tidak ada kriteria berapa pengeluaran per orang dalam 1 hari.
Tidak diketahui Berapa jumlah pastinya.

Uni Eropa umumnya mendefinisikan Penduduk miskin sebagai mereka yang


mempunyai pendapatan perkapita di bawah 50% dari median (rata-rata) pendapatan. ketika
median/rata-rata pendapatan meningkat, garis kemiskinan relatif juga meningkat.

Dua ukuran kemiskinan yang digunakan oleh Bank Dunia adalah :

1) US$ 1 per kapita per hari dimana diperkirakan ada sekitar 1,2 miliar penduduk dunia yang
hidup di bawah ukuran tersebut.

2) US$ 2 per kapita per hari di mana lebih dari 2 miliar penduduk yang hidup kurang dari batas
tersebut. US Dollar yang digunakan adalah US$ PPP (Purchasing Power Parity), bukan nilai
tukar resmi (exchange rate) kedua batas ini adalah garis kemiskinan absolut.

Berdasarkan pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kemiskinan


merupakan keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuhan kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses ke
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global, di mana sebagian orang
memahami istilah ini secara subjektif dan komparatif, sementara yang lain melihatnya dari
segi moral dan evaluatif, serta sebagian lainnya memahami dari sudut pandang ilmiah yang
telah mapan.

2. Faktor-faktor Penentu Ketimpangan dan Kemiskinan di Indonesia.

Disparitas atau lebih dikenal dengan kesenjangan, khususnya kesenjangan ekonomi,


merupakan fenomena yang terjadi dalam perekonomian nasional di mana terdapat
perbedaan atau jurang pemisah di antara setiap anggota masyarakat dalam kegiatan
ekonomi, termasuk perbedaan antara kegiatan ekonomi di suatu daerah dan daerah lainnya.

Fenomena disparitas ini merupakan fenomena dunia, karena terjadi pada semua
negara, baik negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Jadi, sudah wajar
apabila pada suatu negara terdapat beberapa wilayah terbelakang dibandingkan dengan
wilayah lainnya, dan hal ini juga berlaku bagi Indonesia. Walaupun fenomena disparitas
terjadi di seluruh dunia, umumnya kesenjangan antar kelompok masyarakat, ataupun
daerah, lebih tajam terjadi di negara-negara sedang berkembang karena kelakuan sosial
ekonomi (social economic rigidities) dan immobility factor (faktor imobilitas).

Studi tentang disparitas antar daerah di antara negara berkembang pada beberapa
tahun terakhir sudah banyak dilakukan baik melalui pendekatan pertumbuhan seimbang
(balanched-growth) maupun pertumbuhan tidak seimbang (unbalanced growth).

Berikut adalah faktor-faktor penentu ketimpangan dan kemiskinan di Indonesia :

(a). Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Penduduk (EDU)

Hasil penelitian Cameron (2000:175-176) tentang kemiskinan di Jawa menyimpulkan


bahwa pengurangan kemiskinan diasosiasikan dengan meningkatnya pencapaian pendidikan
dan peningkatan pendapatan dan tenaga kerja terdidik. Hasil penelitian Suherman (2001:47-
64) juga menunjukkan kemiskinan di Jawa Barat dipengaruhi oleh besarnya persentase
angka melek huruf.

(b). Pendapatan Per Kapita Penduduk (PC)


Hasil penelitian Iradian (2005:1-39) yang dilakukan pada 82 negara untuk tahun
1965-2003 menunjukkan bahwa tingginya pertumbuhan pendapatan per kapita tidak akan
terlalu berdampak apabila tidak disertai dengan perbaikan distribusi pendapatan. Perubahan
pendapatan per kapita mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kemiskinan. Hasil
penelitian ini mengisyaratkan bahwa peningkatan pendapatan per kapita dan pertumbuhan
ekonomi yang telah dicapai oleh Indonesia hanya dinikmati oleh sebagian kecil penduduk.
Sementara itu, sebagian besar penduduk yang saat ini hidup dalam kemiskinan tidak
menikmati pencapaian tersebut. Dengan kata lain, meskipun ekonomi tumbuh dengan baik,
tetapi mereka tetap berada dalam kemiskinan. Peningkatan kontra prestasi (gaji, honor,
upah, dan bentuk lain) yang selama ini terjadi di Indonesia hanya dinikmati oleh sebagian
orang. Peningkatan kontra prestasi tersebut tidak sampai menyentuh kelompok yang berada
pada garis kemiskinan.

(c). Rasio Ketergantungan Penduduk

Faktor penyebab munculnya rasio ketergantungan adalah adanya tingkat kelahiran


(fertilitas) yang tinggi. World Bank (1978) menyatakan bahwa penyebab kemiskinan adalah
adanya ledakan penduduk (population Growth) yang tidak terkendali karna hal itu akan
menyebabkan rasio ketergantungan (dependency ratio) yang tinggi. Sementara itu, Malthus
(1798) dalam Todaro (2000:268) menyatakan bahwa ledakan penduduk akan menimbulkan
pola hidup yang serba pas-pasan (subsisten). Sedangkan pemikiran neo-Malthus
menyatakan bahwa bangsa-bangsa yang miskin tidak akan pernah berhasil mencapai taraf
hidup yang lebih tinggi dari tingkat subsisten, kecuali bangsa itu mengadakan pemeriksaan
preventif (preventif checks) terhadap pertumbuhan populasinya, atau dengan menerapkan
pengendalian kelahiran. Nilai rata-rata Total Vertility Rate (TVR) Indonesia pada tahun 2010
adalah 2,5. Artinya, setiap keluarga memiliki tiga orang anak sehingga dalam satu keluarga
akan terdiri dari lima jiwa. Semakin besar jumlah anak, semakin besar jumlah tanggungan
yang harus ditanggung oleh kepala keluarga. Selanjutnya, semakin besar jumlah penduduk
yang berusia tidak produktif semakin besar tanggungan yang harus ditanggung oleh
penduduk usia produktif.

(d) Pertumbuhan Ekonomi (GRW)

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang selama ini dicapai oleh Indonesia ternyata
tidak mampu mengurangi faktor penyebab kemiskinan. Pesatnya pertumbuhan ekonomi
tersebut hanya bisa dinikmati oleh sebagian kecil orang di Indonesia. Hal itu akan
menimbulkan kemiskinan struktural dimana pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya bisa
dinikmati oleh sebagian kecil orang kaya, sementara sebagian besar masyarakat tetap
miskin. Keadaan ini sesuai dengan teori "trade-off between growth and equity" yang
menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menimbulkan ketimpangan
yang semakin besar dalam pembagian pendapatan, atau semakin tidak merata, dan
sebaliknya upaya pemerataan dapat terwujud dalam pertumbuhan yang rendah (Todaro,
2000:206).

(e) Persentase Tenaga Kerja Di Sektor Pertanian (TKP)

Penelitian Ritonga (2006) juga menyatakan bahwa penduduk miskin di Indonesia


umumnya bekerja di sektor pertanian dan mempunyai tingkat pendidikan SD ke bawah.
Karena itu, program pengentasan kemiskinan di sektor pertanian perlu diprioritaskan.
Pembangunan sektor pertanian melalui revitalisasi pertanian, perikanan, dan kehutanan,
serta pembangunan masyarakat pedesaan perlu menjadi pijakan demi membawa
masyarakat Indonesia keluar dari permasalahan kemiskinan.

(f) Persentase Tenaga Kerja Di Sektor Industri (TKI)

Peran penting sektor industri dalam mengurangi faktor penyebab kemiskinan salah
satunya ditunjukkan oleh hasil penelitian Skoufias (2000), yang menyatakan bahwa konsumsi
tenaga kerja di sektor industri lebih besar dari konsumsi tenaga kerja sektor pertanian. Hal
ini mengindikasikan bahwa pendapatan pekerja usaha kecil yang bekerja di sektor industri
non pertanian lebih besar daripada penghasilan tenaga kerja usaha kecil yang bekerja di
sektor industri yang bergerak di sektor pertanian.

Sharp (1996:173-191) mencoba mengidentifikasi penyebab kemiskinan dipandang


dari sisi ekonomi. Pertama, secara mikro kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan
pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang.
Penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya
rendah. Kedua, kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia. Kualitas
sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya
upah menjadi rendah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia ini karena rendahnya
pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi, atau karena keturunan.
Ketiga, kemiskinan muncul akibat perbedaan akses ke modal.

Ketiga, penyebab kemiskinan ini pada dasarnya bermuara pada teori lingkaran
kemiskinan (vicious circle of poverty) yang dikemukakan oleh Nurkse pada tahun 1953,
bahwa "a poor country is poor because it is poor" (negara miskin itu miskin karena memang
miskin). Skema lingkaran kemiskinan ini dapat digambarkan pada Gambar 1.

Ketidaksempurnaan
KekuranganModal
pasar,Keterbelakangan,Ketertinggalan.

InvestasiRendah ProduktivitasRendah

TabunganRendah PendapatanRendah
Gambar 1. Lingkaran Setan Kemiskinan

empat madzhab :

(a) Individual Explanation. Diakibatkan oleh karakteristik orang miskin itu sendiri : malas,
pilihan yang salah, gagal dalam bekerja, cacat bawaan, belum siap memiliki anak, dan
sebagainya.

(b) Familial Explanation. akibat faktor keturunan, dimana antargenerasi terjadi ketidak
beruntungan yang berulang, terutama akibat pendidikan.

(c) Subcultural Explanation. akibat karakteristik perilaku suatu lingkungan yang berakibat
pada moral masyarakat.

(d) Structural Explanation. menganggap kemiskinan sebagai produk dari masyarakat yang
menciptakan ketidakseimbangan dengan pembedaan status atau hak.

Faktor penyebab kemiskinan menurut Bank Dunia sebagai berikut :

(a) Terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar dan prasarana.

(b) Kebijakan pembangunan yang bias perkotaan dan bias sektor.

(c) Adanya perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat dan sistem yang kurang
mendukung.

(d) Adanya perbedaan sumber daya manusia dan perbedaan di antara sektor ekonomi
(ekonomi tradisional versus ekonomi modern).

(e) Rendahnya produktivitas dan tingkat pembentukan modal dalam masyarakat.


(f) Budaya hidup yang dikaitkan dengan kemampuan seseorang mengelola sumber daya
alam dan lingkungannya.

(g) Tidak adanya tata kelola yang bersih dan baik (good governance).

(h) Pengelolaan sumber daya alam yang berlebihan dan tidak berwawasan lingkungan.

Jika dikaitkan dengan ketimpangan yang terjadi di Indonesia, maka berdasarkan


uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor dominan yang dapat menyebabkan
ketimpangan ekonomi pada dasarnya terbagi ke dalam 2 golongan besar : Anugerah awal
(initial endowment) di antara para pelaku ekonomi dan dampak negatif dari pembangunan
yang berorientasi pada strategi pertumbuhan.

3. Indikator dan Ukuran Ketimpangan serta Kemiskinan

Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori, yaitu Kemiskinan


absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang
konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari
pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup
menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki
dewasa).

Terdapat beberapa indikator dan ukuran untuk melihat potret perekonomian


Indonesia yang ditinjau berdasarkan tingkat ketimpangan dan kemiskinan yang ada di
Indonesia. Berikut ini adalah indikator dan ukuran ketimpangan serta kemiskinan :

(a) Indikator dan Ukuran Absolut

Bank Dunia mendefinisikan kemiskinan absolut sebagai hidup dengan


pendapatan dibawah US$1/hari dan kemiskinan menengah dengan pendapatan di bawah
US$2/hari. Berdasarkan batasan ini diperkirakan pada tahun 2011 sebanyak 1,1 miliar orang
di dunia mengkonsumsi kurang dari US$1/hari dan 2,7 miliar orang di dunia mengkonsumsi
kurang dari US$2/hari.[1]

Indikator kemiskinan yang lain dikemukakan oleh Bappenas (2004) dalam Sahdan
(2005) berupa :

1. Kurangnya pangan, sandang, dan perumahan yang tidak layak;


2. Terbatasnya kepemilikan tanah dan alat-alat produktif;

3. Kurangnya kemampuan membaca dan menulis;

4. Kurangnya jaminan dan kesejahteraan hidup;

5. Kerentanan dan keterpurukan dalam bidang sosial dan ekonomi;

6. Ketidakberdayaan atau daya tawar yang rendah;

7. Akses ke ilmu pengetahuan yang terbatas.

(b) Indikator dan Ukuran Relatif

Kemiskinan relatif merupakan kondisi masyarakat karena kebijakan


pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga
menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan. Kemiskinan absolut ditentukan
berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum. Kemiskinan
struktural dan kultural merupakan kemiskinan yang disebabkan oleh kondisi struktur dan
faktor-faktor adat budaya suatu daerah tertentu yang membelenggu seseorang (Sudantoko,
2009:43-46).

Konsep Koefisien Gini

Koefisien Gini adalah ukuran ketimpangan distribusi. Ukuran Ini pertama kali
dikembangkan oleh ahli statistik dan ahli sosiologi Italia bernama Corrado Gini dan
dipublikasikan pada tahun 1912 dalam makalahnya yang berjudul "variability and mutability"
(dalam bahasa Italia: variabilita e mutabilita).

Koefisien gini dinyatakan dalam bentuk rasio yang nilainya antara 0 dan 1, nilai 0
menunjukkan pemerataan yang sempurna di mana semua nilai adalah sama, sedangkan nilai
1 menunjukkan ketimpangan yang paling tinggi yaitu satu orang menguasai semuanya dan
yang lainnya nihil. Menurut definisinya, koefisien gini adalah perbandingan luas daerah
antara Kurva Lorenz dan garis lurus 45° terhadap luas daerah dibawah garis lurus 45 derajat
tersebut.

Indeks atau rasio gini merupakan koefisien yang berkisar antara 0 hingga 1, yang
menjelaskan kadar kemerataan (ketimpangan) distribusi pendapatan nasional, semakin kecil
koefisiennya semakin merata, dan semakin besar angka koefisiennya atau mendekati angka
1 maka semakin besar ketimpangan. Angka rasio gini dapat ditaksir langsung secara visual
melalui Kurva Lorenz, yaitu perbandingan antara luas area yang terletak di antara Kurva
Lorenz dan diagonal terhadap luas area segitiga OBC. Semakin melengkung maka semakin
meluas area yang dibagi sehingga semakin besar nilai dan semakin besar pula
ketimpangannya. Rasio gini dapat dihitung secara matematik dengan rumus 1.1 :

Rumus 1.1

0<G<1

Keterangan :

G = rasio gini

fi = proprosi jumlah rumah tangga dalam kelas-i

Xi + 1 = proporsi jumlah kumulatif rumah tangga dalam kelas-i

Yi + 1 = proporsi jumlah pendapatan rumah tangga dalam kelas-i

Tingkat pemerataan pendapatan akan terjadi jika semua orang mendapatkan


distribusi pendapatan yang sama rata atau, dengan kata lain, rasio gininya adalah sama
dengan nol (Gini Ratio = 0). Jadi, rasio Gini adalah rasio tentang distribusi pendapatan
dengan angka kisaran 0 sampai dengan 1. Jika G mendekati 0, berarti distribusi pendapatan
yang diterima hampir sama dengan banyaknya penduduk. Berikut adalah arti nilai dari
besaran rasio gini :

G < 0,3 artinya ketimpangan rendah

0,3 ≤ G ≤ 0,5 artinya ketimpangan sedang

G > 0,5 artinya ketimpangan tinggi

GK (Garis Kemiskinan)

Garis kemiskinan (GK) adalah persentase penduduk miskin yang berada


dibawah garis kemiskinan, yang secara sederhana mengukur proporsi penduduk yang
dikategorikan miskin. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep Kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Konsep ini tidak hanya digunakan oleh
BPS, tetapi juga oleh negara-negara lain seperti Armenia, Senegal, Pakistan, Bangladesh,
Vietnam, Sierra Leone dan Gambia. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan
nonmakanan yang diukur dari sisi pengeluaran yang dikonseptualisasikan dengan garis
kemiskinan (GK). GK merupakan representasi dari jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang setara dengan 2100 kilo kalori
per kapita per hari, dan kebutuhan pokok non makanan. GK yang digunakan oleh BPS terdiri
dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan garis kemiskinan non
makanan (GKNM), sehingga GK merupakan penjumlahan dari GKM dan GKNM.

Distribusi Pendapatan
Disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan atau kesenjangan, dan tingkat
kemiskinan merupakan masalah besar yang dihadapi negara berkembang termasuk
Indonesia. Distribusi pendapatan mencerminkan merata atau timpangnya pembagian hasil
pembangunan suatu negara dikalangan penduduknya. Tidak meratanya distribusi
pendapatan akan memicu ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari munculnya
masalah kemiskinan. Masalah kesenjangan tidak hanya dialami oleh negara berkembang
tetapi juga oleh negara maju. Perbedaannya terletak pada proporsi atau besar kecilnya
tingkat kesenjangan dan Angka kemiskinan yang terjadi, serta kesulitan mengatasinya yang
dipengaruhi oleh luas wilayah dan jumlah penduduk suatu negara. Semakin besar angka
kemiskinan, semakin tinggi tingkat kesulitan mengatasinya. Negara maju mengalami tingkat
kesenjangan pendapatan yang relatif lebih kecil dibandingkan negara sedang berkembang,
dan untuk mengatasinya tidak terlalu sulit karena GNP dan GDP negara maju relatif tinggi.
Perbedaan pendapatan timbul karena adanya perbedaan kepemilikan sumber
daya dan faktor produksi, terutama kepemilikan barang modal (capital stock). Kelompok
masyarakat yang memiliki faktor produksi yang lebih banyak juga akan memperoleh
pendapatan yang lebih banyak. Menurut pandangan Neoklasik, perbedaan pendapatan
dapat dikurangi melalui proses penyesuaian otomatis, yaitu “penetapan” hasil
pembangunan ke bawah (Trickle Down) dan kemudian menyebarnya sehingga menimbulkan
keseimbangan baru. Apabila proses terotomatisasi tersebut belum mampu menurunkan
tingkat perbedaan pendapatan yang timpang, maka dapat dilakukan melalui sistem
perpajakan dan subsidi. Penetapan pajak pendapatan/penghasilan akan mengurangi
pendapatan penduduk berpenghasilan tinggi, begitu juga sebaliknya subsidi akan membantu
penduduk berpenghasilan rendah asalkan tidak salah sasaran dalam pengalokasiannya. Pajak
yang telah dipungut dengan menggunakan sistem tarif progresif (semakin tinggi pendapatan
semakin besar persentase tarifnya) oleh pemerintah akan digunakan untuk membiayai roda
pemerintahan subsidi dan proyek pembangunan. Dari sinilah terjadi proses redistribusi
pendapatan yang akan mengurangi ketimpangan.

4. Potret Kemiskinan Indonesia pada Tahun 1998-2014


Untuk melihat potret kemiskinan di Indonesia pada tahun 1998 sampai 2014
digunakan indikator rasio Gini, distribusi pendapatan, dan garis kemiskinan, antara
masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.

Potret Rasio Gini Indonesia Pasca reformasi


Cara pengukuran kemiskinan mempunyai standar yang berbeda-beda, salah satunya
perhitungan kemiskinan berdasarkan proporsi pendapatan. kemiskinan jenis ini dikatakan
relatif karena berkaitan dengan distribusi pendapatan antar lapisan sosial. Ketimpangan
distribusi pendapatan dapat diketahui dari indeks atau rasio gini. Berikut adalah Tabel data
rasio gini di Indonesia.
Tabel 1.1

Tahun Rasio Gini (Y)


1998 0,32
1999 0,31
2000 0,29
2001 0,23
2002 0,33
2003 0,33
2004 0,32
2005 0,36
2006 0,35
2007 0,36
2008 0,35
2009 0,37
2010 0,38
2011 0,41
2012 0,41
2013 0,41
2014 0,43
Rata-rata 0,36

Untuk membahas secara lebih jelas mengenai fluktuatif perkembangan rasio gini
dapat digambarkan melalui gambar grafik 1.2
Gambar grafik 1.2 menunjukkan bahwa rasio gini di Indonesia pada periode 1998
sampai 2014 rata-rata 0,36. Ini berarti bahwa ketimpangan yang terjadi di Indonesia
termasuk kriteria sedang karena angka koefisien gini berada di antara 0,35 dan 0,50.
Kesenjangan terbesar terjadi pada tahun 2014 karena pada tahun tersebut pertumbuhan
ekonomi tidak berkualitas, sehingga laju pendapatan orang miskin tidak bisa mengejar
kecepatan tumbuhnya harta orang kaya. Di samping itu, besarnya rasio gini tersebut juga
disebabkan oleh melambungnya harga komoditas, dimana hal ini terlihat dari data 40 orang
terkaya di Indonesia pada tahun ini berasal dari bisnis berbasis komoditas.

Gambar grafik 1.1

Potret Distribusi Pendapatan Indonesia Pasca Reformasi

Potret kemiskinan di Indonesia pada tahun 1958 sampai 2014 berdasarkan distribusi
pendapatan dapat dilihat di gambar 1.2 berikut ini :
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun
1997 tidak begitu mempengaruhi distribusi pendapatan. Namun, kenaikan harga bahan
bakar minyak (BBM) pada tahun 2006 diindikasikan sebagai salah satu penyebab porsi
pendapatan kelompok 40% penduduk terendah menurun menjadi 21,4%. Penurunan ini
terus terjadi hingga tahun 2014, yaitu menjadi 17,1%. Walaupun terjadi penurunan dari
beberapa tahun sebelumnya, distribusi pendapatan pada tahun 2014 masih dikategorikan ke
dalam tingkat ketidakmerataan "rendah" (low inequality). Jika di bandingkan antara daerah
perkotaan dan pedesaan, terlihat bahwa pada tahun 2014 ketimpangan distribusi
pendapatan di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan ketimpangan yang terjadi di
daerah pedesaan.
Potret garis kemiskinan Indinesia pasca reformasi
Berdasarkan metode garis kemiskinan (GK), persentase penduduk miskin di Indonesia
periode 1998-2014 rata-rata tumbuh sebesar 3,18%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
grafik 11.22, 11.3, 11.4, dan 11.5.

Tabel 11.3 Jumlah penduduk miskin dan persentase penduduk miskin pada tahun 1998-2014
Jumlah penduduk miskin (juta) Persentase penduduk miskin

Tahun Perkotaan Perkotaan


Perkotaan Pedesaan dan Perkotaan Pedesaan dan
pedesaan Pedesaan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1998 17,6 31,9 49,5 21,92 25,72 24,2

1999 15,64 32,33 47,97 19,41 26,03 23,43

2000 12,31 26,43 38,74 14,6 22,38 19,14

2001 8,6 29,27 37,87 9,79 22,84 18,41

2002 13,32 25,08 38,39 14,46 21,1 18,2

2003 12,26 25,08 37,34 13,57 20,23 17,42

2004 11,37 2,78 36,15 12,13 20,11 16,66

2005 12,4 22,7 35,1 11,68 19,98 15,97

2006 14,49 24,81 39,3 13,47 21,81 17,75

2007 13,56 23,61 37,17 12,52 20,37 16,58

2008 12,77 22,19 34,96 11,65 18,93 15,42

2009 11,91 20,62 32,53 10,72 17,35 14,15

2010 11,1 19,93 31,02 9,87 16,56 13,33

2011 11,08 19,04 30,12 9,23 15,72 12,49

2012 10,71 18,54 29,25 8,79 15,1 19,96

2013 10,39 17,78 28,17 8,42 14,28 11,36

2014 10,51 17,77 2,28 8,34 14,17 11,25


Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan persentase penduduk miskin diperkotaan,
pedesaan, dan secara keseluruhan di Indonesia pada tahun 1998-2014:

Grafik 11.2 Persentase penduduk miskin di Indonesia tahun 1998-2014 ( persen)

Grafik 11.3 Persentase kemiskinan perkotaan dan pedesaan periode 1998-2014


Grafik 11.4 Persentase kemiskinan pedesaan periode 1998-2014

Grafik 11.5 Garis kemiskinan

Garis kemiskinan naik sebesar 5,72% selama maret 2009 hingga maret 2010. Aambang
batas kemiskinan yang semula berada diangka Rp. 200.262 per kapita perbulan naik ke
angka Rp. 211.726 per kapita per bulan. Sumbangan terbesar berasal dari beras, biaya
perumahan, dan rokok kretek. Dalam keterangan pers di kantornya, kamis (1/7/2010),
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan bahwa ketiganya
merupakan kebutuhan yang tampak terus diupayakan oleh masyarakat miskin untuk
dipenuhi. “ini dilematis ya, penerimaan negara juga berasal dari cukai dan lapangan kerja
industri rokok tetapi buat orang miskin, ini rugi”, ungkapnya. Data BPS menujukkan rokok
kretek masuk dalam kategori komoditi makanan yang memberi sumbangan besar pada garis
kemiskinan sebagai ambang batas menentukan miskin atau tidaknya seseorang.
Kontribusinya mencapai 7,93% diperkotaan dan 5,9% di pedesaan. Kontribusi beras
ditempat pertama sebesar 25,2%. Artinya orang miskin akan lebih mengutamakan makan
ketimbang hal lainnya. Sementara itu, kontribusi komoditi bukan makanan juga tidak kalah
besarnya. Biaya perumahan memberikan kontribusi terbesar untuk garis kemiskinan, yaitu
8,43% di perkotaan dan 6,11% di pedesaan. Besaran kontribusinya diikuti oleh biaya listrik
sebesar 3,3% di perkotaan dan 1,87% di pedesaan.

Analisis Growth and Share Kemiskinan dan Ketimpangan di Indonesia periode 1998-2014

Berdasarkan analisis growth and share, potret kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia
pada tahun 1998-2014 dapat dilihat pada tabel 11.4, 11.5, dan 11.6 berikut ini:

Tabel 11.4 Perhitungan growth and share untuk kemiskinan diIndonesia secara keseluruhan
secara periode 1998-2014

Jumlah Penduduk Tingkat Kontribusi


Miskin Pertumbuhan Penduduk
Tahun Kuadran
Penduduk Miskin Miskin (share)
(Growth)

1998 49,5 - 8,10 I

1999 47,97 -3,09 7,85 I

2000 38,7 -19,32 6,34 II

2001 37,9 -2,07 6,21 I

2002 38,4 1.32 6,29 I

2003 37,3 -2,86 6,11 I


2004 36,1 -3,22 5,91 IV

2005 35,1 -2,77 5,75 IV

2006 39,3 11,97 6,43 I

2007 37,17 -5,42 6,09 II

2008 34,96 -5,95 5,72 II

2009 32,53 -6,95 5,33 III

2010 31,02 -4,64 5,08 III

2011 29,89 -3,64 4,89 III

2012 29,13 -2,54 4,77 IV

2013 28,06 -3,67 4,59 III

2014 27,73 -1,18 4,54

Total 610,8 -54 100

Rata-
35,93 -3,18 5,88
rata

TABEL 11.5 Perhitungan Growth and Share untuk kemiskinan di Indonesia daerah perkotaan
paa periode 1998-2014

Tingkat
Kontribusi
Jumalah Pertumbuhan
Tahun Penduduk Kuadran
Penduduk Miskin Penduduk Miskin
Miskin (Share)
(Growth)

1998 17,60 - 8,15 I

1999 15,64 -11,14 7,24 II


2000 12,31 -21,29 5,70 II

2001 8,60 -30,14 3,98 III

2002 13,32 54,88 6,17 I

2003 12,26 -7,96 5,68 II

2004 11,37 -7,26 5,27 III

2005 12,40 9,06 5,74 I

2006 14,49 16,85 6,71 I

2007 13,56 -6,42 6,28 II

2008 12,77 -5,83 5,91 II

2009 11,91 -6,73 5,52 III

2010 11,10 -6,80 5,14 III

2011 11,04 -0,54 5,11 IV

2012 10,51 -4,80 4,87 IV

2013 10,63 1,14 4,92 IV

2014 16,36 53,90 7,58 I

Total 210,87 26,92 100,00

Rata-rata 12,70 1,58 6,25

Tabel 11.6 Perhitungan Growth and Share untik kemiskinan di Indonesia daerah pedesaan
pada periode 1998-2014

Tingkat Kontribusi
Jumlah Penduduk
Tahun Pertumbuhan Penduduk Kuadran
Miskin
Penduduk Miskin Miskin (Share)
(Growth)

1998 31,90 - 7,95 I

1999 32,33 1,35 8,06 II

2000 26,43 -18,25 6,59 II

2001 29,27 10,75 7,30 III

2002 25,08 -14,31 6,25 I

2003 25,08 0,00 6,25 II

2004 24,78 -1,20 6,18 III

2005 22,70 -8,39 5,66 I

2006 24,81 9,30 6,18 I

2007 23,61 -4,84 5,87 II

2008 22,19 -6,01 5,53 II

2009 20,62 -7,08 5,14 III

2010 19,93 -3,35 4,97 III

2011 18,97 -4,82 4,73 IV

2012 18,09 -4,64 4,51 IV

2013 17,92 -0,94 4,47 IV

2014 17,37 -3,07 4,33 III

Total 401,08 -55,5 100,00

Rata-rata 23,59 -3,26 6,25

Berdasarkan gambar 11.4, tampak bahwa kondisi penduduk miskin di Indonesia yang
terendah growth dan share-nya terjadi pada tahun 2013 yang berada di kuadran III sebesar
28,06 juta, yaitu mengalami penurunan dari tahun 2012 sebesar 29,13 juta. Ini berarti
kondidi kemiskinan di Indonesia pada tahun 2013 berada pada kondisi baik, dengan tingkat
pertumbuhan penduduk miskin -3,67%. Hal ini didukung oleh fakta angka buta huruf
mengalami penurunan dari 7,03 juta menjadi 6,08 juta. Tingkat partisipasi kemiskinan pada
tahun 2013 mengalami penurunan akibat menurunnya angka buta huruf dan meningkatnya
upah. Angka indeks pembangunan manusia naik dari 73,29 menjadi 73,81. Sementara itu,
kondisi penduduk miskin di Indonesia yang tertinggi growth dan share-nya terjadi pada
tahun 2006 yang berda di kuadran IV, yang berarti jumlah penduduk miskin di Indonesia
berada pada kondisi buruk yaitu sebesar 39,3 juta, suatu peningkatan jumlah penduduk
miskin yang cukup drastis. Pada tahun itu angka kemiskinan justru meningkat dari 31,1 juta
jiwa pada tahun 2005 menjadi 39,3 juta jiwa pada tahun 2006. Demikian pula, inflasi
mengalami kenaikan tajam sebesar 17,75% pada tahun 2006. Di sisi industri, kenaikan harga
BBM untuk kedua kalinya pada tahun 2005 telah mendorong percepatan deindustrialisasi.
Jika pada tahun 2004 sektor manufaktur masih tumbuh 7,2%, maka pada tahun 2007 hanya
tumbuh sebasar 5,1%. Hal ini terjadi karena industri di tekan dari 2 sisi, yakni peningkatan
biaya produksi dan merosotnya permintaan akibat menurunnya daya beli masyarakat.
penambahan jumlah pengangguran dari 9,9% pada tahun 2004 menjadi 10,3% pada tahun
2005 dan 10,4% pada tahun 2006 pun akhirnya tidak terelakkan.

Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 1999,200,2002,2003,2004, dan 2007


berda di kuadran I, yang berarti jumlah penduduk miskin di Indonesia berada pada kondisi
buruk karena meroketnya harga-harga komoditas baik makanan maupun non-makanan.
Jumlah penduduk miskin di indonesia pada tahu 2001, 2006, dan 2009 berada di kuadran II,
yang berarti jumlah penduduk miskin pada kuadran tersebut kurang baik tetapi kondisi ini
tidak terlalu buruk. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2010, 2011,2012, dan
2014 berada pada kuadran III, yang berarti dapat dikatakan berada pada kondisi baik.
Sementara jumlah penduduk miskin pada tahun 2005,2006, dan 2013 berada di kuadran IV.

Pada tahun 2001, kondisi kemiskinan di perkotaan berda pada posisi sangat baik, yaitu
terjadi penurunan jumlah penduduk miskin dikota jika dilihat dari jumlah masyarakat miskin
pada tahun 2000 yang mencapai 12,30 juta dan penurunan pada tahun 2001 menjadi 8,60
juta. Hal ini disebabkanoleh tersalurnya pinjaman dana kredit kepada masyarakat, yang
bertujuan meningkatkan produktifitas demi mengurangi jumlah kemiskinan di Indonesia.
Akan tetapi, jumlah penduduk miskin di pedesaan justru meningkat, yaitu mencapai angka
29,30 juta. Kurangnya pemerataan lapangan pekerjaan telah membuat banyak penduduk
desa yang mengadu nasib kekota sehingga angka kemiskinan desa menurun pada tahun
2002, sementara angka kemiskinan dikota jadi meningkat lagi menjadi 13,30 juta. Walaupun
demikian, kondisi ini tidak dianggap parah karena masih dilakukan perbaikan atau
pemulihan diberbagai sektor yang menunjang penurunan jumlah penduduk miskin pasca
krisis.

Berdasarkan data bank dunia jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2002
bukanlah 10% sampai 20%, tetapi telah mencapai 60% dari jumlah penduduk Indonesia yang
berjumlah 215 juta. Hal ini diakibatkan oleh ketidakmampuan mengakses sumber-sumber
permodalan, dan infrastruktur yang juga belum mendukung untuk dimanfaatkan masyarakat
demi memperbaki kehidupannya. Selain itu, juga karena SDA,SDM, sistem, dan tidak
terlepas dari sosok pemimpinnya. Kemiskinan memang harus diakui terus menjadi masalah
fenomenal sepanjang sejrah Indonesia sebagai negara, bahkan hampir seluruh energi
dihabiskan hanya untuk mengurus persoalan kemiskinan. Pertanyaannya sekrang ini adalah:
Mengapa masalah kemiskinan seakan tidak pernah habis, sehingga di negara ini rasanya
tidak ada persoalan yang lebih besar selain persoalan kemiskinan? Kemiskinan telah
membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan
membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan tidak adanya investasi, kurangnya akses
pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan
perlindungan terhadap keluarga, menguatnya arus perpindahan dari desa ke kota dengan
tujuan memperbaiki kehidupan, dan lebih parah, kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat
memenuhi kebutuhan pangan, sandang, serta papan secara terbatas. Kemiskinan
menyebabkan masyarakat desa rela mengorbankan apasaja demi keselamatan hidup;
kemiskinan menyebabkan banyak orang melakukan perilaku menyimpang, diman harga diri
diperjualbelikan hanya untuk mendapatkan makan. Si miskin rela memberikan tenaga untuk
mengahasilkan keuntungan bagi mereka yang memiliki uang yan memegang kendali atas
sektor perekonomian lokal serta menerima upah yang tidak sepadan dengan biaya dan
tenaga yang dikeluarkan. Para buruh bekerja sepanjang hari, tetapi hanya menerima upah
yang sangat sedikit. Lebih parah lagi, kemiskinan telah membuat masyarakat kita terjebak
dalam budaya malas, budaya mengemis, dan menggantungkan harapan pada budi baik
pemerintah melalui pemberian bantuan. Kemiskinan juga dapat meningkatkan angka
kriminalitas. Mengapa penulis mengatakan bahwa kemiskinan dapat meningkatkan angka
kriminalitas? Jawabannya adalah karena mereka (si miskin) akan rela melakukan apa saja
untuk mempertahankan hidupnya, baik itu mencuri, membunuh, mencopet, bahkan jika ada
hal yang lebih keji dari itu ia akan tega dan berani melakukannya demi hidupnya. Jika sudah
seperti ini, siapa yang harus kita salahkan. Kemiskinan seakan menjadi fenomena atau
persoalan yang tidak ada habis-habisnya. Pemerintah terkesan tidak serius dalam menangani
persoalan kemiskinan, pemerintah seakan membiarkan mereka mengemis dan mencuri
ketimbang memikirkan cara untuk menanggulangi tingkat kemiskinan dan membebaskan
negara dari para pengemis jalanan karena kemiskinan.

Perkembangan tingkat kemiskianan pada periode maret 2009-maret 2010. Jumlah


penduduk miskin di Indonesia pada maret 2010 sebanyak 31,02 juta orang atau 13,33%. Jika
dibandingkan dengan penduduk miskin pada maret 2009 yang berjumlah 32,53 juta orang
atau 14,15%, ternyata jumlah penduduk miskin berkurang 1,51 juta jiwa. Jumlah penduduk
miskin di daerah perkotaan turun lebih besar ketimbang daerah pedesaan . Selama periode
maret 2009-maret 2010, penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,81 juta orang,
sementara di darah pedesaan berkurang 0,69 juta orang (tabek 2). Persentase penduduk
miskin antara daerah perkotaan dan pedesaan tidak banyak berubah dari maret 2009 hingga
maret 2010. Pada maret 2009, sebagian besar atau 63,38% penduduk miskin berada
didaerah pedesaan, sementara pada maret 2010 sebesar 64,23%. Penurunan jumlah dan
persentase penduduk miskin selama periode maret 2009-maret 2010 nampak berkaitan
dengan faktor-faktor berikut:

a) Selama periode maret 2009-maret 2010 inflasi umum relatif rendah, yaitu
sebesar 3,43%. Menurut kelompok pengeluaran, kenaikan harga selama periode tersebut
terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 4,11%; kelompok makanan jadi, minuman,
roko dan tembakau sebesar 8,04%;kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebasar
3,85%;kelompok kesehatan sebesar 3,18%;kelompok sandang sebesar 0,78%;kelompok
perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakarsebesar 2,08%; serta kelompok transportasi dan
kominikasi srta jasa keuangan sebesar 1,38%.
b) Rata-rata upah harian bruh tani dan buruh banguanan masing-masing naik
sebesar 3,27% dan 3,86% selama periode maret 2009 – maret 2010.
c) Produksi pada tahun 2010 (hasil angka ramalan /ARAM II) mecapai 65,15 juta
ton GKG, naik sekitar 1,17% dari produksi pada tahun 2009 sebesar 64,40 juta ton GKG.
d) Sebagian besar penduduk miskin (64,64% pada tahun 2009) bekerja disektor
Pertanian. NTP (Nilai Tukar Petani) naik 2,45% dari 97,78 pada maret 2009 menjadi 1010,20
pada maret 2010.
e) Perekonomian Indonesia Triwulan I 2010 tumbuh sebesar 5,7% terhadap
Triwulan I 2009, sedangkan pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat sebesar 3,9%
pada periode yang sama.
Tabel 11.7 Perhitungan tren data kemiskinan di Indonesia tahun 1998-2014

Tahun X N Y X2 YX

1998 -14 1 49,50 196 -693

1999 -12 2 47,97 144 -575,64

2000 -10 3 38,70 100 -387

2001 -8 4 37,90 64 -303,2

2002 -6 5 38,40 36 -230,4

2003 -4 6 37,30 16 -149,2

2004 -2 7 36,10 4 -72,2

2005 -1 8 35,10 1 -35,1

2006 0 9 39,30 0 0

2007 1 10 37,17 1 37,17

2008 2 11 34,96 4 69,92

2009 4 12 32,53 16 130,12

2010 6 13 31,02 36 186,12

2011 8 14 29,89 64 239,12

2012 10 15 29,13 100 291,3

2013 12 16 28,06 144 336,72

2014 14 17 27,73 196 388,22

Total 610,8 1.122 -767,05


ɑ= = = 35,93

b= = = -0,68

Jadi, dari analisis tren diperoleh persamaan Y = 35,93- 0,68X

Untuk memprediksi jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2045, maka:

Y = 35,93 – 0,68X

Y= 35,93 – 0,68(79)

Y= 36,45 – 54,01

Y = -17,56

Dari hasil analisis perhitungan tren kemiskinan di peroleh bahwa prediksi mengenai
jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2045 adalah sebanyak -17,56 juta jiwa[2].
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kemiskinan merupakan keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi


kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuhan kebutuhan dasar, ataupun
sulitnya akses ke pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global, di mana
sebagian orang memahami istilah ini secara subjektif dan komparatif, sementara yang lain
melihatnya dari segi moral dan evaluatif, serta sebagian lainnya memahami dari sudut
pandang ilmiah yang telah mapan.

Berikut adalah faktor-faktor penentu ketimpangan dan kemiskinan di


Indonesia :

(a). Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Penduduk (EDU)

(b). Pendapatan Per Kapita Penduduk (PC)

(c). High income

Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori, yaitu Kemiskinan


absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang
konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari
pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup
menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki
dewasa).

Untuk melihat potret kemiskinan di Indonesia pada tahun 1998 sampai 2014
digunakan indikator rasio Gini, distribusi pendapatan, dan garis kemiskinan, antara
masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
i
PROSEDUR P
EMBERIAN KREDIT
GADAI PADA
PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG KEBUMEN
TUGAS AKHIR
RIANY
130204000
1
PROGRAM STUDI AKU
NTANSI DIPLOMA III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2016
ii
PROSEDUR
PEMBERIAN KREDIT
GADAI PADA
PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG KEBUMEN
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar
Ahli Madya Diploma
RIANY
130204000
1
PROGRAM STUDI AKU
NTANSI DIPLOMA III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2016
iii
Prosedur
Pemberian
Kredit...,
Riany,
Fakultas
Ekonomi
dan
Bisnis
UMP,
2016
iv
Prosedur
Pemberian
Kredit...,
Riany,
Fakultas
Ekonomi
dan
Bisnis
UMP,
2016
v
Prosedur
Pemberian
Kredit...,
Riany,
Fakultas
Ekonomi
dan
Bisnis
UMP,
2016
vi
Prosedur
Pemberian
Kredit...,
Riany,
Fakultas
Ekonomi
dan
Bisnis
UMP,
2016
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala
rahmat dan
kesempatannya untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Segala syukur
kepada-Mu
yang telah menghadirkan mereka yang selalu memberikan
dukungan, doa dan
semangat untukku. Karena-Mu mereka ada dan karena-Mu juga
tugas akhir ini
s
elesai. Ku persembahkan tugas akhir ini untuk orang tercinta dan
tersayang :
1.
Bapak dan ibuku tercinta, tiada kata yang bisa menggantikan
segala doa, kasih
sayang dan dukungan yang telah dicurahkan untukku. Terimakasih
yang
s
etulusnya atas segala jerih payah dan pengorbanan untukku
selama ini.
2.
Afiany yang memberi dukungan dan motivasi. Terimakasih adikku
atas semua
semangatnya.
3.
Teman
-teman seperjuangan akuntansi D III, yang usil, berisik, baik dan
menyenangkan.
4.
Teman
-teman Faira Kos ( Uppi, mba Sulis, mba Diah, mba Sari, Kiki, Dinar
)
terimakasih untuk bantuannya selama ini. Maaf jika ada perkataan
dan
kesalahan yang pernah melukai perasaan kalian.
5.
Om Tanto dan Tante Susi selaku pemilik Faira Kos, terimakasih
sudah sangat
baik, menjaga dan memperhatikanku. Maaf jika ada tindakan atau
perkataan
yang menyakiti perasaan Om dan Tante.
Prosedur Pemberian Kredit..., Riany, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Tahap Penaksiran dan Pemberian Pinjaman Pada
Pegadaian ` ...
13
G
ambar 3.1
.
Logo PT. Pegadaian (Persero) ....................................................
24
G
ambar 3.2. Struktur Organisasi PT. Pegadaian (Persero) Cabang
Kebumen
25
G
amba
r 4.1
.
Prosedur Pemberian Pinjaman .................................................
41
G
ambar 4.2. Prosedur Pelunasan Pinjaman
....................................................
47
Prosedur Pemberian Kredit..., Riany, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Contoh Formulir Permintaan Kredit (FPK)
Lampiran 2. Contoh Formulir Data Nasabah
Lampiran 3. Tampilan
“PASSION” (Pegadaian Application Support System
Integrated Online)
Lampiran 4.
Con
toh Surat Bukti Kredit (SBK)
Lampiran 5. Contoh Daftar Pencairan
Lampiran 6. Contoh Daftar Pelunasan
Lampiran 7. Contoh Daftar Perpanjangan
Lampiran 8. Contoh Daftar Serah Terima Barang Jaminan
Lampiran 9. Contoh Daftar Pengambilan Barang Jaminan
Prosedur Pemberian Kredit..., Riany, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
54
(PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi
Perusahaan Jawatan (PERJAN), sela
njutnya berdasarkan PP.No.10/1990 (yang
diperbaharui dengan PP.No.103/2000) beruba
h lagi menjadi Perusahaan Umum
(PERUM). Kemudian pada tahun 2011, pe
rubahan status kembali terjadi yakni
dari Perum menjadi Perseroan yang
telah ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No. 51 tahun 2011.
Kini usia Pegadaian telah lebih
dari seratus tahun, manfaat semakin
dirasakan oleh masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi
public service
obligation
, ternyata perusahaan masih ma
mpu memberikan kontribusi yang
signifikan dalam bentuk pajak dan bagi
keuntungan kepada Pe
merintah, disaat
mayoritas lembaga keuangan lainnya be
rada dalam situasi yang tidak
menguntungkan.
4.2 Visi dan Misi PT Pegadaian (Persero)
Visi PT Pegadaian (Persero) adalah se
bagai solusi bisnis terpadu terutama
berbasis gadai yang selalu menjadi
market leader
dan mikro berbasis fidusia
selalu menjadi yang terbaik untuk masyarakat menengah kebawah.
Misi PT Pegadaian (Persero) adalah:
1.
Memberikan pembiayaan yang ter
cepat, termudah, aman dan selalu
memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
55
2.
Memastikan pemerataan pelayanan da
n infrastruktur yang memberikan
kemudahan dan kenyamanan di selur
uh Pegadaian dalam mempersiapkan
diri menjadi pemain regional dan teta
p menjadi pilihan utama masyarakat.
3.
Membantu Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
golongan menengah kebawah dan melaks
anakan usaha la
in dalam rangka
optimalisasi sumber daya perusahaan.
4.3 Struktur Organisasi PT Pegadaian (Persero)
Struktur Organisasi PT
Pegadaian (Persero) terdiri dari Direktur Utama,
dibantu oleh lima direktur lainnya yaitu Di
rektur Bisnis I, Di
rektur Bisnis II,
Direktur Bisnis III, Direktur Keuang
an, dan Direktur Umum dan SDM. Setiap
anggota direksi dibantu oleh pegawai
dengan tugas dan fungsi masing-masing.
56
Gambar 4.1. Struktur Organisa
si PT Pegadaian (Persero)
Sumber : PT Pegadaian (Persero)
4.4 Kegiatan Usaha PT Pegadaian (Persero)
PT Pegadaian (Persero) adalah
satu-satunya lembaga keuangan
pemerintah yang bergerak di bidang ja
sa penyaluran uang
pinjaman kepada
masyarakat umum atas dasar hukum gadai dengan jaminan barang
bergerak.
PT
Pegadaian (Persero) mempunyai kegiatan
usaha diantaranya sebagai berikut :
57
1.
Penghimpunan Dana
Dana yang diperoleh oleh PT Pegadaian (Persero) untuk melakukan
kegiatan usahanya berasal dari:
1.
Pinjaman jangka pendek dari Perbankan
2.
Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya
3.
Penerbitan obligasi
4.
Modal sendiri
2.
Pengguna Dana
Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk
mendanai kegiatan usaha Pegadaian. Da
na tersebut antara lain digunakan
untuk hal-hal berikut ini:
1.
Uang kas dan dana likuid lain
2.
Pembelian dan pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan
inventaris.
3.
Pendanaan kegiatan operasional
4.
Penyaluran Dana
Penggunaan dana yang utama adalah untuk disalurkan dalam
bentuk pembiayaan atas dasar huku
m gadai. Lebih dari 50 % dana
yang telah dihimpun oleh Pegadaia
n tertanam dalam bentuk aktiva
ini, karena memang ini merupaka
n kegiatan utamanya. Penyaluran
dana ini diharapkan akan dapat menghasilkan penerimaan dari
bunga yang dibayarkan oleh nasa
bah. Penerimaan inilah yang
58
merupakan penerimaan utama bagi
Pegadaian dalam menghasilkan
keuntungan.
5. Investasi lain
Kelebihan dana atau
idle fund
, yang belum diperlukan untuk
mendanai kegiatan operasional maupun penyaluran dana belum
dapat disalurkan kepada masyarak
at, dapat ditanam dalam berbagai
macam bentuk investasi jangka pend
ek dan menengah. Investasi ini
dapat menghasilkan penerimaan bagi Pegadaian, namun penerimaan
ini bukan merupakan penerimaan
utama yang diharapkan oleh
Pegadaian.
4.5 Produk dan Jasa PT Pegadaian (Persero)
Dengan perkembangan jaman dan teknologi, serta meningkatnya
kebutuhan masyarakat, PT Pegadaian (Per
sero) selalu memberikan alternatif
produk dan jasa yang bervariasi guna
memberikan pelayanan yang terbaik
kepada nasabahnya. Saat ini pegadaian telah memiliki 17 jenis produk
yang
ditawarkan kepada masyarakat, namun
ada beberapa produk yang masih dalam
tahap coba, karena hanya ditawarkan
pada beberapa lokasi yang memang
benar-benar sangat mem
butuhkan produk tersebut.
a. KCA (Kredit Cepat Aman)
Kredit gadai adalah pemberian pi
njaman dalan jangka waktu tertentu
kepada nasabah atas dasar hukum gada
i dengan jaminan barang bergerak.
Sasaran dari produk ini adalah masy
arakat yang membutuhkan dana tunai
59
dalam waktu cepat. Barang jaminan ya
ng dapat diterima sebagai barang
jaminan adalah barang jaminan emas perhiasan, kendaraan, elektronik,
barang rumah tangga dan kain.
b. RAHN
Pembiayaan RAHN dari Pegadaian Syariah adalah solusi tepat
kebutuhan dana cepat yang sesuai
syariah. Barang jaminan yang dapat
diterima sebagai barang jaminan adal
ah barang jaminan perhiasan, barang
elektronik atau kendaraan bermotor
. Lima belas menit dana pun cair.
Jangka waktu kredit ini adalah maskim
al 120 hari atau 4 bulan dan dapat
diperpanjang sesuai dengan keinginan nasabah.
c. KREASI (Kredit An
gsuran Sistem Fidusia)
KREASI adalah Kredit dengan a
ngsuran bulanan yang diberikan
kepada Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM) untuk
pengembangan usaha dengan sistem Fidusia. Sistem Fidusia berarti
agunan untuk pinjaman cukup dengan BPKB sehingga kendaraan masih
bisa digunakan untuk usaha. KREASI
merupakan solusi terpercaya untuk
mendapatkan fasilitas kredit yang
cepat, mudah dan murah. Sasaran
kredit kreasi ini adalah pengusaha
mikro/kecil baik perorangan maupun
berbadan hukum yang membutuhkan modal. Kredit diberikan
berdasarkan analisis kelayakan usaha dan analisi barang jaminan, dengan
jangka waktu pelunasan 12, 18, 24
dan 36 bulan dan angsuran
flat
(tetap).
60
d. KRASIDA (Kredit Angsuran Sistem Gadai)
Krasida adalah suatu bentuk skim kredit bagi para pengusaha
mikro/kecil yang memerlukan bantua
n kredit untuk keperluan usaha
produktif pada semua sector ekon
omi dengan jaminan dikuasai oleh
pegadaian. Pada prinsip
nya krasida ini hamper sama dengan kredit kreasi,
hanya saja agunan yang diserahka
n (dijaminkan) dikuasai sepenuhnya
oleh pegadaian. Pelunasan pinjaman
dengan cara angsuran tiap bulan
dengan sewa modal tetap dan jangka waktu 12,18,24 atau 36 bulan.
Keunggulan produk ini adalah proses cep
at hanya dalam hitungan menit,
sewa modal ringan, pinjaman mula
i dari 20 juta hingga 250 juta.
e. KRISTA (Kredit Angsuran Rumah Tangga)
Krista adalah pinjaman (kredit)
lunak yang diberikan oleh PT
Pegadaian (Persero) kepada kelompok wanita pengusaha rumah tangga
yang membutuhkan dana dalam bentuk
pinjaman modal
kerja dengan
pola tanggung renteng. Sistem tan
ggung renteng adalah suatu system
dimana setiap anggota kelompok harus saling bertanggung jawab
terhadap segala sesuatu ya
ng akan mengganggu dan mengancam
keberlangsungan angsuran dari
masing-masing anggota kelompok.
Sasaran produk ini adalah kelompok wanita pengusaha yang anggota
kelompoknya terdiri dari pengusaha sangat mikro dan memiliki seorang
ketua kelompok, seretaris dan bendahara.
61
Produk ini diberikan dengan jami
nan agunan alat produksi dengan
nilai minimal 20% dari uang pinjaman, status agunan dikuasai oleh
nasabah, pelunasan dengan angusran tetap dan jangka waktu 12, 18, 24
dan 36 bulan.
f. AMANAH
Program AMANAH pembiayaan berp
rinsip syariah dari Pegadaian
melayani karyawan swasta atau pegawai negeri untuk memiliki motor
atau mobil idaman.
g. ARRUM
Pembiayaan ARRUM dari Pegada
ian Syariah memudahkan para
pengusaha kecil untuk mendapatkan m
odal usaha dengan jaminan BPKB
dan emas. Kendaraan tetap pada
pemiliknya sehingga dapat digunakan
untuk mendukung usaha sehari-hari.
h. KREMADA (Kredit Perumahan Rakyat)
KREMADA adalah pinjaman (kred
it) lunak yang diberikan kepada
masyarakat berpenghasilan renda
h untuk kebutuhan renovasi atau
pembangunan rumah.Nasabah yang tergolong masyarakat berpenghasilan
rendah adalah yang memiliki penghasilan kurang dari 2 juta perbulan.
Nasabah tergabung dalam suatu kelompok usaha.
i. KAGUM (Kredit Aneka Guna Untuk Umum)
KAGUM adalah kredit (pinjaman) a
ngsuran bulanan dengan sistem
fidusia yang diperuntukkan bagi pega
wai atau karyawan suatu instansi
62
yang telah memiliki penghasilan teta
p. Layanan KAGUM dapat diperoleh
di perusahaan atau instansi yang
telah menjalin kerjasama dengan
Pegadaian KAGUM dapat digunaka
n untuk membiayai berbagai
kegunaan seperti membangun dan merenovasi rumah, biaya sekolah,
biaya pengobatan, pernikahan dan lain sebagainya. KAGUM merupakan
solusi pembiayaan yang cepat dan tepat bagi karyawan.
j. INVESTA (Investasi Ha
rta Berharga Milik Anda)
INVESTA adalah pinjaman dengan
system gadai yang diberikan
kepada nasabah perseorangan maupun institusi dalam jangka waktu
tertentu dengan jaminan berbentuk saham dan obligasi yang tercatat dan
diperdagangkan di Bursa Efek Indo
nesia. Layanan INVESTA bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan likuiditas
jangka pendek para pelaku pasar
modal secara cepat, aman dan terpercaya
k. KTJG (Kredit Tunda Jual Gabah)
KTJG adalah pinjaman atau talanga
n dana cepat kepada petani saat
panen raya dengan jaminan gabah
kering giling (GKG)
untuk digunakan
menutup biaya hidup dan modal budidaya. Dengan penyediaan modal
budidaya yang cukup diharapkan para petani dapat memperoleh modal
lebih cepat untuk usaha pertanian pa
da periode musim tanam berikutnya.
Selanjutnya dengan usaha yang be
rsifat lindung nila
i gabah ini,
diharapkan mereka dapat memperoleh daya saing dipasar domestik
sehingga memberikan peluang tambahan pendapatan dan sekaligus
63
memberikan pendidikan bagi para pe
tani untuk menjadikan hasil panenan
sebagai komoditas bisnis.
l. MULIA
Layanan penjualan logam mulia kepada
masyarakat secara tunai atau
angsuran dengan proses cepat dan
dalam jangka waktu yang fleksibel
logam mulia bisa menjadi alternatif pilihan investasi yang aman untuk
mewujudkan kebutuhan masa mendatang
seperti menunaikan ibadah haji,
mempersiapkan biaya pendidikan an
ak, memiliki rumah idaman serta
kendaraan pribadi.
m. Multi Pembayaran Online
Layanan pembayaran berbagai ta
gihan bulanan seperti Listrik,
Telepon, PDAM dan lain sebagainya s
ecara online di outlet Pegadaian di
seluruh Indonesia. Merupakan solu
si pembayaran cepat yang memberi
kemudahan nasabah dalam bertransaksi tanpa harus memiliki rekening di
bank.
n. Persewaan Gedung
Pegadaian memiliki Langen Palikrama yaitu auditorium yang dikelola
oleh Pegadaian untuk disewakan kepada masyarakat luas guna keperluan
berbagai kegiatan acara dan serem
oni. Auditorium dengan arsitektur
Belanda yang dipadukan dengan interi
or elegan nan artistik serta
dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai, dapat menjadi tempat
ideal guna mensukseskan setiap momen berharga anda.

vi
M
OTTO
..........................................................................................................
vii
HALAMAN
PERSEMBAHAN.....................................................................
viii
KATA PENGANTAR
....................................................................................
ix
ABSTRACT
....................................................................................................
xi
ABSTRAK
......................................................................................................
xii
DAFTAR ISI
...................................................................................................
x
iii
DAFTAR TABEL
..........................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR
......................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
..................................................................................
xvii
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ................................................................
1
B.
P
erumusan Masalah ......................................................................
2
C.
Tujuan Kerja Praktik .....................................................................
2
D.
M
anfaat Kerja Praktik ...................................................................
2
E.
M
etode Pengumpulan Data ...........................................................
3
Prosedur Pemberian Kredit..., Riany, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016

Friday, 18 December 2015


MAKALAH BANK DAN PEGADAIAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kegiatan sehari-hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau membayar
berbagai keperluan. Dan yang menjadi masalah, terkadang kebutuhan yang ingin dibeli tidak
dapat mencukupi dengan uang yang dimilikinya. Kalau sudah demikian maka mau tidak mau
kita mengurangi untuk memebeli berbagai keperluan yang dianggap tiodak penting, namun
untuk keperluan yang sangat penting terpaksa harus dipenuhi dengan berbagai cara seperti
meminjam dari berbagai sumber dana yang ada.

Jika kebutuhan dana jumlahnya besar, maka dalam jangka pendek sulit untuk dipenuhi,
apalagi jika harus dipenuhi lewat lembaga perbankan. Namun jika dana yang dibutuhkan relatif
kecil tidak jadi masalah, karena banyak tersedia sumber dana yang murah dan cepat, mulai dari
pinjaman ke tetangga, Lintah darat, sampai pinjaman dari lembaga keuangan lainnya.

Bagi mereka yang memiliki barang-barang berharga kesulitan dana dapat segera dipenuhi
dengan cara menjual barang berharga tersebut, sehingga sejumlah uang yang diinginkan
sehingga dapat terpenuhi.

B. Rumusan masalah
1. Jelaskan pengertian bank dan jenisnya ?
2. Apa itu pegadaian ?
3. Apa saja kah jenis-jenis pegadaian ?
4. Bagaimana mekanisme kerja pada pegadaian ?

BAB II

PEMBAHASAN

A. BANK

1. Pengertian Bank

Kata bank berasal dari bahasa Italia, banca yang berarti meja. Menurut UU Nomor 10
Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Beberapa pengertian bank yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut.

a. Macleod, tugas bank adalah menciptakan kredit, sedangkan bankir adalah


pengusaha yang membeli uang dan peminjam dengan cara menciptakan pinjaman
lainnya.
b. R.G. Hawtery, pengusaha bank adalah pedagang yang mengadakan transaksi
kredit, yang berupa penerimaan dan pengeluaran kredit.
c. A. Hann, tugas bank terletak pada pemberian pinjaman dengan cara menciptakan
pinjaman dari simpanan yang dipercayakan.
2. Jenis-Jenis Bank

Dalam praktiknya, di Indonesia terdapat beberapa jenis perbankan. Menurut Undang-


Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, perbankan di Indonesia dalam melakukan
usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian,
sehingga fungsi utama perbankan di Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur
dana masyarakat.

Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu segi fungsi,
kepemilikan, status, dan cara menentukan harga.

a. Dilihat dari Segi Fungsi

Menurut UU Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, jenis bank menurut fungsinya
adalah sebagai berikut.

 Bank umum, yaitu bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
 Bank Perkreditan Rakyat, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b. Dilihat dari Segi Kepemilikan

Jenis bank berdasarkan kepemilikannya dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Bank milik pemerintah


Bank milik pemerintah merupakan bank yang akte pendiriannya maupun modal bank ini
sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga keuntungannya dimiliki oleh pemerintah
pula. Contoh bank milik pemerintah adalah Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI),
Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Tabungan Negara (BTN). Contoh bank milik
pemerintah daerah antara lain Bank DKI, Bank Jabar, Bank Jateng, Bank Jatim, Bank DIY,
Bank Riau, Bank Sulawesi Selatan, dan Bank Nusa Tenggara Barat.

2. Bank milik swasta nasional


Bank milik swasta nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar
sahamnya dimiliki oleh swasta nasional, sehingga keuntungannya menjadi milik
swasta pula. Contoh bank milik swasta nasional antara lain Bank Central Asia,
Bank Lippo, Bank Mega, Bank Danamon, Bank Bumi Putra, Bank Internasional
Indonesia, Bank Niaga, dan Bank Universal.
3. Bank milik koperasi
Bank milik koperasi merupakan bank yang kepemilikan saham-sahamnya oleh
perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh bank milik koperasi adalah
Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin).
4. Bank milik asing
Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, atau
seluruh sahamnya dimiliki oleh pihak asing (luar negeri). Contoh bank milik asing
antara lain ABN AMRO Bank, American Express Bank, Bank of America, Bank
of Tokyo, Bangkok Bank, City Bank, Hongkong Bank, Deutsche Bank dan
Standard Chartered Bank

5. Bank milik campuran


Bank milik campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh pihak asing
dan pihak swasta nasional dan secara mayoritas sahamnya dipegang oleh warga
Negara Indonesia. Contoh bank campuran adalah Bank Finconesia, Bank
Merincorp, Bank PDFCI, Bank Sakura Swadarma, Ing Bank, Inter Pacifik Bank,
dan Mitsubishi Buana Bank.
c. Dilihat dari Segi Status

Jenis bank dilihat dari segi status adalah sebagai berikut.

 Bank devisa

 Bank nondevisa

d. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga

Berdasarkan cara menentukan harga, bank dapat dibedakan dalam dua jenis.

1. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional (Barat)


2. Bank yang berdasarkan prinsip syariah (Islam)
Penjelasan mengenai jenis-jenis bank :

a. Bank Sentral

Bank sentral di Indonesia dipegang oleh Bank Indonesia (BI). Menurut UU Nomor 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang
independen bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak-pihak lainnya, kecuali
untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang tersebut.

b. Bank Umum

Bank umum sering disebut juga sebagai bank komersial (commercial bank). Bank umum
merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran

c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.

d. Bank Syariah

Bank Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatannya dengan aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana dan
atau pembayaran kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan
syariah Islam.

B. Pegadaian
1) Sejarah Pegadaian
a) Era Kolonial
Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Belanda (VOC) mendirikan Bank van
Leening yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini
pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.
Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-1816),
Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk
mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat
("liecentie stelsel"). Namun metode tersebut berdampak buruk pemegang lisensi menjalankan
praktek rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa
(Inggris). Oleh karena itu metode "liecentie stelsel" diganti menjadi "pacth stelsel" yaitu
pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu membayar pajak yang tinggi
kepada pemerintah daerah.
b) Era Kemerdekaan
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, kantor Jawatan Pegadaian sempat
pindah ke Karanganyar, Kebumen karena situasi perang yang kian memanas. Agresi Militer
Belanda II memaksa kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Pasca perang
kemerdekaan kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian dikelola oleh
Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini, Pegadaian sudah beberapa kali berubah
status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian
berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), dan
selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No.10/1990 (yang diperbaharui dengan
Peraturan Pemerintah No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (Perum).
Kemudian, pada tahun 2011, perubahan status kembali terjadi yakni dari Perum menjadi
Perseroan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.51/2011 yang
ditandatangani pada 13 Desember 2011. Namun demikian, perubahan tersebut efektif setelah
anggaran dasar diserahkan ke pejabat berwenang yaitu pada 1 April 2012.

2. Pengertian Pegadaian
a) Pengertian Usaha Gadai
Menurut kitab Undang- Undang Hukum perdata pasal 1150 disebutkan bahwa gadai
adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, dan
yang menberikan kekuasaan kepada orang berpiutang itu utuk mengambil pelunasan dari
barang tersebut secara didahulukan daripada orang yang berpiutang lainya, dengan
pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk
menyelamatkan barang itu setelah digadaikan, biaya- biaya mana yang harus didahulukan.
Secara umum usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang- barang berharga
kepada kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan
akan ditebus kembali sesuai perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai. Pegadaian
terdiri dari dua macam, yaitu pegadaian konvensional dan pegadaian syariah. Pegadaian
adalah lembaga yang melakukan pembiayaan dengan bentuk penyaluran kredit atas dasar
hukum kredit. Dengan demikian, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa usaha gadai
memiliki ciri- ciri diantaranya:
1.Terdapat barang- barang berharga yang digadaikan.
2. Nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang yang digadaikan.
3. Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali.
Nah, di atas merupakan pengertian usaha gadai secara menyeluruh atau secara umum.
Seperti disebutkan di atas bahwa terdapat dua macam pegadaian, yaitu pegadaian
konvensional dan pegadaian syariah. Untuk lebih jelasnya mengenai keduanya, maka akan
kami bahas hal tersebut di bawah ini.

a. Pegadaian Konvensional dan Pegadaian Syariah


1. Pengertian
1.1 Pegadaian Konvensional
- Pengertian pegadaian meurut ahli adalah :
menurut Susilo (1999). Pegadaian dalah suatu hak yang diperoleh oleh
seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak.
Perusahaan Umum Pegadaian. Pegadaian adalah suau badan usaha di
Indonesia yang secara resmi mempunyai ijin untuk melaksanakan kegiatan
lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana
masyarakat atas dasar hukum gadai.
- Gadai menurut Undang – undang Hukum Perdata (Burgenlijk
Wetbiek) Buku II Bab XX pasal 1150, adalah : suatu hak yang diperoleh
seorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan
kepadanya oleh seorang berutang atau orang lain atas namanya dan yang
memberikan kekuasaan kepada yang berpiutang itu untuk mengambil
pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang – orang
berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya untuk melelang barang
tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk mennyelamatkannya
setelah barang tersebut digadaikan, biaya – biaya mana harus didahulukan.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa gadai adalah suatu hak yang
diperoleh oleh orang yang orang yang berpiutang atas suatu barang yang
bergerak yang diserahkan oleh orang yang berpiutang sebagai jaminan
utangnya dan barang tersebut dapat dijual oleh yang berpiutang bila yang
berutang tidak dapat melunasi kewajibannyapada saat jatuh tempo.

1.2 Pegadaian Syariah


- Definisi Ar-Rahn
Dalam fiqh muamalah, perjanjian gadai disebut rahn. Istilah rahn
secara bahasa berarti “menahan”. Maksudnya adalah menahan sesuatu
untuk dijadikan jaminan hutang. Sedangkan pengertian gadai menurut
hukum syara adalah:
Menjadikan sesuatu barang yang mempunyai nilai harta dalam
pandangan syara sebagai jaminan hutang, yang memungkinkan untuk
mengambil seluruh atau sebagian utang dari orang tersebut.
Istilah rahn memiliki akar yang kuat dalam al-Quran sebagaimana
firman Allah:
Tiap diri terikat (tergadai) dengan apa yang telah diperbuatnya (Q.S
Mudatsir : 38)
- Ar-Rahn Menurut Para Ahli
Istilah rahn menurut Imam Ibnu Mandur diartikan apa-apa yang
diberikan sebagai jaminan atas suatu manfaat barang yang diagunkan.
Ulama Mazhab Maliki mendefinisikan rahn sebagai “harta yang
dijadikan pemiliknya sebagai jaminan hutang yang bersifat mengikat“,
Ulama Mazhab Hanafi mendefinisikan rahn dengan “menjadikan suatu
barang sebagai jaminan terhadap hak (piutang) yang mungkin dijadikan
sebagai pembayar hak tersebut, baik seluruhnya maupun sebagiannya“.
Ulama Syafii dan Hambali dalam mengartikan rahn dalam arti akad
yakni menjadikan materi (barang) sebagai jaminan utang, yang dapat
dijadikan pembayar utang apabila orang yang berhutang tidak bisa
membayar hutangnya.
- Ar-Rahn Menurut Undang-Undang
Hukum
Tidak semua orang memiliki kepercayaan untuk memberikan
pinjaman/utang kepada pihak lain. Untuk membangun suatu kepercayaan,
diperlukan adanya jaminan (gadai) yang dapat dijadikan pegangan.
Jumhur ulama menyepakati kebolehan status hukum gadai. Agar gadai
tersebut dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, maka diperlukan
adanya petunjuk (fatwa) dari institusi yang berwenang. Di Indonesia,
lembaga yang mempunyai kewenanagan untuk memberikan fatwa adalah
Dewan Syariah nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Terkait
dengan gadai, fatwa-fatwa yang telah dikeluarkan adalah:
- Fatwa Dewan Syariah nasional-Majelis Ulama Indonesia
no.25/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn.
- Fatwa Dewan Syariah nasional-Majelis Ulama Indonesia
no.26/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn emas.
- Fatwa Dewan Syariah nasional-Majelis Ulama Indonesia no
09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan ijarah
- Fatwa Dewan Syariah nasional-Majelis Ulama Indonesia
no.10/DSN-MUI/IV/2000 tentang wakalah
- Fatwa Dewan Syariah nasional-Majelis Ulama Indonesia
no.43/DSN-MUI/VII/2004 tentang ganti rugi.
Dan fatwa-fatwa tersebut agar berlaku mengikat, maka perlu ditindak
lanjuti oleh pemerintah melalui otoritas yang terkait menjadi produk hokum
yang berlaku formal.
Fatwa Dewan Syariah Nasional no 25/DSN-MUI/III/2002 tanggal 26 Juni
2002 bahwa pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang
dalam bentuk Rahn dibolehkan dengan ketentuan sebagai berikut.

3. Tujuan Usaha Pegadaian


1. Membantu orang- orang yang membutuhkan pinjaman dengan syarat mudah.
2. Untuk masyarakat yang ingin mengetahui barang yang dimilikinya, pegadaian
memberikan jasa taksiran untuk mengetahui nilai barang.
3. Menyediakan jasa pada masyarakat yang ingin menyimpan barangnya.
4. Memberikan kredit kepada masyarakat yang mempunyai penghasilan tetap seperti
karyawan.
5. Menunjang pelaksana kebijakan dan program pemerintah dibinang ekonomi dan
pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pinjaman atas
dasar hokum gadai.
6. Mencega praktik ijon, pegadaian gelap, riba dan pinjaman tidak wajar lainya
7. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama golongan menengah kebawah
melalui penyediaan dana atas dasar hokum gadai, dan jasa dibidang keuangan
lainya berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku
8. Membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar
hukum gadai kepada masyarakat.
9. Di samping penyaluran kredit, maupun usaha- usaha lainya yang bermanfaat
terutama bagi pemerintah dan masyarakat.
10. Membina pola pengkreditan supaya benar- benar terarah dan bermanfaat, terutama
mengenai kredit yang bersifat produktif dan bila perlu memperluas daerah
operasionalnya.

4. Jenis-jenis Barang yang bisa digadaikan


Barang dan perhiasan : yaitu semua perhiasan yang dibuat dari emas, perhiasan perak,
platina, baik yang berhiaskan intan, mutiara.

a. Barang-barang elektronik: laptop, TV, kulkas, radio, tape recorder,vcd/dvd, radio


kaset.
b. Kendaran : sepeda, sepeda motor, mobil.
c. Barang-barang rumah tangga
d. Mesin,mesin jahit, mesin motor kapal.
e. Tekstil
f. Barang-barang lain yang dianggap bernilai seperti surat-surat berharga baik dalam
bentuk saham, obligasi, maupun surat-surat berharga lainnya.

5. Manfaat Pegadaian
1. Bagi Nasabah
Manfaat utama yang diperoleh nasabah yang meminjam dari perum pegadaian
adalah ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam
waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit perbankan.
Disamping itu mengingat itu jasa yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian tidak
hanya jasa pegadaian, nasabah juga memperolah manfaat sebagai berikut:
a. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari dari pihak atau institusi yang telah
berpengalaman dan dapat dipercaya.
b. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya
Nasabah yang akan berpergian, merasa kurang aman menempatkan barang
bergeraknya ditempat sendiri, atau tidak mempunyai sarana penyimpanan
suatu barang bergerak dapat menitipkan suatu barang bergerak dapat
menitipkn barangnya di Perum Pegadaian.
2. Bagi Perusahaan Pegadaian
Manfaat yang diharapkan Perum Pegadaian sesuai jasa yang diberikan kepada
nasabahnya adalah:
a. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh
peminjam dana;
b. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah
memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian;
c. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai salah satu Badan Usaha Milik
Negara yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan
kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang
relatif sederhana;
d. Berdasarkan Beraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh
oleh Perum Pegadaian digunakan untuk:
1) Dana pembangunan semesta (55%);
2) Cadangan umum (5%);
3) Cadangan tujuan (5%);
4) Dana sosial (20%).

BAB III
KESIMPULAN
Kata bank berasal dari bahasa Italia, banca yang berarti meja. Menurut UU Nomor 10 Tahun
1998 tentang Perbankan, yang dimaksud bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Pegadaian itu sendiri terdapat dua (2) macam, yaitu pegadaian konvensional dan pegadaian
syariah.

Sedangkan istilah-istilah pada keduanya pun memiliki perbedaan, seperti gadai pada
konvensional dan rahn pada syariah.

Prosedur peminjaman pada pegadaian pun lebih cepat dan biaya yang dikenakan relative
kecil sehingga mampu menarik perhatian nasabah atau rahin.

Untuk sekarang ini, pegadaian konvensional lebih marak atau lebih banyak beredar di
masyarakat luas dan lebih banyak diketahui dibandingkan pegadaian syariah dikarenakan
keberadaan komponen-komponen pendukung produkrahn yang terbatas, seperti sumberdaya
penafsir, alat untuk menafsir, dan gudang penyimpanan barang jaminan. Oleh karena itu, tidak
semua bank mampu memfasilitasi keberadaan rahn ini, tetapi jika keberadaan rahn sangat
dibutuhkan dalam sistem pembiayaan bank, maka bank tersebut memiliki ketentuan sendiri
mengenai rahn, misalnya dalam hal barang jaminan ukurannya dibatasi karena alasan kapasitas
gudang penyimpanan barang jaminan terbatas.

Dan juga produk dari pegadaian syariah itu sendiri yang belum dikenal oleh masyarakat luas.

DAFTAR PUSTAKA

Modul Bank Dan Lembaga Keuangan Non Bank Semester 5 Terbitan Politeknik Negeri Samarinda

http://Pegadaian%20(perusahaan)%20-
%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.html
http://Pegadaian%20syariah%20%20pegadaian%20syariah%20lengkap.html
http://pegadaiansyariahlala.blogspot.com/2013/05/pegadaian-syariah-lengkap.html
http://pegadaiansyariah.com/produk-pegadaian-syaria
http://pegadaian/Mekanisme%20Kerja%20Pegadaian%20Konvensional%20dan%20Syariah.
html
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kemiskinan merupakan keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi


kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuhan kebutuhan dasar, ataupun
sulitnya akses ke pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global, di mana
sebagian orang memahami istilah ini secara subjektif dan komparatif, sementara yang lain
melihatnya dari segi moral dan evaluatif, serta sebagian lainnya memahami dari sudut
pandang ilmiah yang telah mapan.

Berikut adalah faktor-faktor penentu ketimpangan dan kemiskinan di


Indonesia :

(a). Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Penduduk (EDU)

(b). Pendapatan Per Kapita Penduduk (PC)

(c). High income

Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori, yaitu Kemiskinan


absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang
konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari
pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup
menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki
dewasa).

Untuk melihat potret kemiskinan di Indonesia pada tahun 1998 sampai 2014
digunakan indikator rasio Gini, distribusi pendapatan, dan garis kemiskinan, antara
masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.

Sebuah Coretan
Thursday, 11 December 2014
MAKALAH TENTANG PEGADAIAN SEBAGAI LEMBAGA KEUANGAN
NON BANK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kegiatan sehari- hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau
membayar berbagai keperluan. Dan yang menjadi masalah terkadang kebutuhan yang ingin
dibeli tidak dapat dicukupi dengan uang yang dimilikinya. Kalau sudah demikian, mau tidak
mau kita mengurangi untuk membeli berbagai keperluan yang dianggap tidak penting, namun
untuk keperluan yang sangat penting terpaksa harus dipenuhi dengan berbagai cara seperti
meminjam dari berbagai sumber dana yang ada.

Pegadaian sebagai satu-satunya perusahaan diindonesia yang menyelenggarakan bisnis


gadai dan sarana pendanaan alternatif telah ada sejak lama dan banyak dikenal masyarakat
Indonesia, terutama dikota kecil. Selama ini Pegadaian selalu identik dengan kesusahan dan
kesengsaraan, orang yang datang biasanya berpenampilan lusuh dengan wajah tertekan, tetapi
hal itu kini semua berubah. Pegadaian telah berubah diri dengan membangun citra baru.
Cukup membawa agunan, seseorang terbuka peluang untuk mendapatkan pinjaman sesuai
dengan nilai taksiran barang tersebuta. Agunan dapat berbentuk apa saja asalokan berupa
benda bergerak dan bernilai ekonomis. Disamping itu, pemohon juga perlu menyerahkan
surat atau bukti kepemilikan dan identitas diri, selain itu, kini porum pegadaian banyak
menawarkan produk lain selain hanya gadai tradisional.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud Pegadaian ?


2. Bagaimana terbentuknya Pegadaian ?
3. Apa saja kegiatan usaha pegadaian ?
4. Bagaimana proses pinjaman atas dasar gadai ?
5. Apa Kelebihan dan kekurangan serta perbedaan antara Pegadaian dengan lembaga keuangan
lain ?
6. Apa manfaat adanya Pegadaian itu?

1.3 Tujuan Masalah

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya sebagai berikut :


1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, diharapkan makalah ini dapat menambah khasanah
dinamika keilmuan apa itu Pegadaian.
2. Makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan
informasi mengenai Pegadaian.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pegadaian


Gadai. Menurut kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150, gadai adalah hak
yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang
bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai
utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seorang yang berutang
tersebut memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang untuk menggunakan barang
bergerak yang telah diserahkan untung melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak
dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang
secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa
pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti
dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150 di atas.
2.2 Sejarah Pegadaian
Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC)
mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit
dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus
1746.
Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-1816)
Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk
mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat
(liecentie stelsel).Namun metode tersebut berdampak buruk, pemegang lisensi menjalankan
praktek rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa
(Inggris). Oleh karena itu, metode liecentie stelsel diganti menjadi pacth stelsel yaitu
pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu membayarkan pajak yang tinggi
kepada pemerintah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel tetap dipertahankan
dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak ternyata banyak melakukan
penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda
menerapkan apa yang disebut dengan ‘cultuur stelsel’ dimana dalam kajian tentang
pegadaian, saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri
oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi
masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan
Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian
merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara
pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari
ulang tahun Pegadaian.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian yang terletak
di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan Kantor Pusat Jawatan
Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan yang terjadi
pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi kebijakan maupun Struktur Organisasi
Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam Bahasa Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’,
Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan
wakilnya orang pribumi yang bernama M. Saubari.
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan Pegadaian sempat
pindah ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang kian terus memanas. Agresi
militer Belanda yang kedua memaksa Kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang.
Selanjutnya, pasca perang kemerdekaan Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta
dan Pegadaian kembali dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini
Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1
Januari 1961, kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN),
selanjutnya berdasarkan PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan PP.No.103/2000)
berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) hingga sekarang.
Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin dirasakan oleh
masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi public service obligation, ternyata
perusahaan masih mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam bentuk pajak dan
bagi keuntungan kepada Pemerintah, disaat mayoritas lembaga keuangan lainnya berada
dalam situasi yang tidak menguntungkan.
2.3 Kegiatan Usaha Pegadaian
Pegadaian tentunya memiliki kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan keuangan
yaitu :
1. Penghimpunan Dana
Dana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk melakukan kegiatan usahanya
berasal dari :
a) Pinjaman jangka pendek dari perbankan

b) Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk ini (sekitar 80% dari total dana
jangka pendek yang dihimpun)

c) Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (utang kepada rekanan, utang kepada nasabah,
utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan diterioma dimuka, dan lain-lain)

d) Penerbitan obligasi

e) Sampai dengan tahun 1994, Perum Pegadaian sudah 2 (dua) kali menerbitkan obligasi yang
jangka waktunya masing-masing 5 tahun. Penerbitan pertama adalah pada tahun 1993 sebesar
Rp 25 miliardan penerbitan yang kedua kalinya adalh pada tahun 1994 juga sebesar Rp 25
miliar, sehingga sampai tahun 1994 total nilai obligasi yang telah diterbitkan adalah Rp 50
miliar.

f) Modal sendiri

Modal sendiri yang dimiliki oleh Perum Pegadaian terdiri dari:


1) Modal awal: kekayaan Negara diluar APBN sebesar Rp 205 miliar

2) Penyertaan modal pemerintah

3) Laba ditahan: laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak perusahaan pegadaian inio
berdiri pada masa Hindia Belanda.

2. Penggunaan Dana

Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai kegiatan
usaha Perum Pegadaian. Dana tersebut antara lain digunakan untuk hal-hal berikut:
a. Uang kas dan dana likuid lain
Perum Pegadaian memerlukan dana likuid untuk berbagai kebutuhan seperti:kewajiban yang
jatuh tempo, penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan atas dasar hukum gadai, pembayaran
pajak, dan lain-lain.
b. Pembelian dan pengadaan berbagai bentuk aktiva tetap dan inventaris
Aktiva tetap berupa tanah dan bangunan serta inventaris ini tidak secara langsung dapat
menghasilkan penerimaan bagi perum pegadaian namun sangat penting agar kegiatan
usahanya dapat dijalankan dengan baik. Aktiva tetap dan peralatan ini antara lain adalah
berupa tanah, kantor atau bangunan, computer, kendaraan, meubel, brankas, dan lain-lain.
c. Pendanaan kegiatan operasional
Kegiatan operasional Perum Pegadaian memerlukan dana yang tidak kecil. Dana ini antara
lain digunakan untuk: gaji pegawai, honor, perawatan peralatan, dan lain-lain.
d. Penyaluran dana
Pengunaan dana yang utama adalah untuk disalurkan dalam bentuk pembiayaan datas dasar
hukum gadai. Lebih dari 50% dana yang telah dihimpun oleh Perum Pegadaian tertanam
dalam bentuk aktiva ini, karena memang ini merupakan kegiatan utamanya. Penyaluran dana
ini diharapkan akan dapat menghasilkan keuntungan, meskipun tetap dimungkinkan untuk
mendapatkan penerimaan dari bunga yang dibayarkan oleh nasabah. Penerimaan inilah yang
merupakan penerimaan utama bagi Perum Pegadaian dalam menghasilkan keuntungan,
meskipun tetap ,dimungkinkan untuk mendapatkan penerimaan dari sumber yang lain seperti
investasi surat berharga dan pelelangan jaminan gadai.
e. Investasi lain
Kelebihan dana (idle fund) yang belum diperlukan untuk mendanai kegiatan operasional
maupun belum dapat disalurkan kepada masyarakat, dapat ditanamkan dalam berbagai
macam bentuk investasi jangka pendek dan menengah. Investasi ini dapat menghasilkan
penerimaan bagi Perum Pegadaian, namun penerimaan ini bukan merupakan penerimaan
utama yang diharapkan oleh Perum Pegadaian. Sebagai contoh, Perum Pegadaian dapat
memanfaatkan dananya untuk investasi dibidang property, seperti kantor dan took.
Pelaksanaan investasi ini biasanya bekerja sama dengan pihak ketiga seperti pengembang
(developer), kontraktor, dan lain-lain.

3. Produk dan Jasa Perum Pegadaian

a. Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai


Hal ini berarti mensyaratkan pemberian pinjaman atas dasar penyerahan barang bergerak oleh
penerima pinjaman.
b. Penaksiran nilai barang
Jasa ini dapat diberikan oleh Perum Pegadaian karena perusahaan ini mempunyai peralatan
penaksir serta petugas-petugas yang sudah berpengalaman dan terlatih dalam menaksir nilai
suatu barang yang akan digadaikan.
c. Penitipan barang
Perum Pegadaian dapat menyelenggarakan jasa ini karena perusahaaan ini mempunyai
tempat penyimpanan barang bergerak yang cukup memadai.
d. Jasa lain
Kantor Perum Pegadaian tertentu juga menawarkan jasa lain seperti:
a) Penjualan Koin Emas ONH

Koin emas ONH adalah emas yang berbentuk koin yang bisa digunakan untuk tujuan
persiapan dana pergi haji bagi pembelinya.
b) Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai)

Krasida merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan kecil (dalam
rangka mengembangkan usaha) atas dasar gadai yang pengembalian pinjamannya dilakukan
melalui angsuran.
c) Kreasi (Kredit Angsuran Fidusia)

Kreasi merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan kecil dengan
konstruksi penjaminan secara fidusia (pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar
kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut
tetap dalam penguasaan pemilik benda) dan pengembalian pinjamannya dilakukan melalui
angsuran.
d) Kresna (Kredit Serba Guna)

Merupakan pemberian pinjaman kepada pegawai/karyawan dalam rangka kegiatan


produktif/konsumtif dengan pengembalian secara angsuran.
e) Galeri 24

Galeri 24 yaitu toko emas yang khusus merancang desain dan menjual perhiasan emas
dengan Sertifikat Jaminan sesuai karatase perhiasan emas.

2.4 Proses Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai

 Barang yang dapat digadaikan


Pada dasarnya, hampir semua barang bergerak dapat digadaikan di pegadaian dengan
pengecualian untuk barang-barang tertentu. Barang-barang yng dapat digadaikan meliputi:
a. Barang perhiasan

b. Perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara, dan batu mulia.

c. Kendaraan

d. Mobil, sepeda motor, sepeda,dan lain-lain

e. Barang elektronik

f. Kamera, refrigerator, freezer, radio, tape recorder, video player, televise, dan lain-lain

g. Barang rumah tangga

h. Perlengkapan dapur, perlengkapan makan, dan lain-lain

i. Mesin-mesin

j. Tekstil

k. Barang lain yang dianggap bernilai oleh Perum pegadaian.

Namun mengingat keterbatasan tempat penyimpanan, keterbatasan sumber daya


manusia di pegadaian, perlunya meminimalkan resiko yang ditanggung oleh Perum
Pegadaian, serta memperhatikan peraturan yang berlaku, maka ada barang-barang tertentu
yang tidak dapat digadaikan. Barang-barang yang tidak dapat digadaikan meliputi :
a. Binatang ternak, karena memerlukan tempat penyimpanan khusus dan memerlukan cara
pemeliharaan khusus.

b. Hasil bumi, karena mudah busuk atau rusak

c. Barang dagangan dalam jumlah besar, karena memerlukan tempat penyimpanan sangat besar
yang tidak dimiliki oleh pegadaian.

d. Barang yang cepat rusak, busuk, atau susut

e. Barang yang amat kotor

f. Kendaraan yang sangat besar


g. Barang-barang seni yang sulit ditaksir

h. Senjata api, amunisi, dan mesiu

i. Barang yang disewabelikan

j. Barang milik pemerintah

k. Barang ilegal

 Penaksiran
Pinjaman atas dasar hukum gadai mensyaratkan penyerahan barang bergerak sebagai
jaminan pada loket yang telah ditentukan pada kantor.pegadaian setempat. Mengingat
besarnya jumlah pinjamna sangat tergantung pada nilai barang yang akan digadaikan, maka
barang yang diterima dari calon peminjam terlebih dahulu harus ditaksir nilainya oleh
petugas penaksir. Petugas penaksir adalah orang-orang yang sudah mendapatkan pelatihan
khusus dan berpengalaman dalam melakukan penaksiran barang-barang yang akan
digadaikan. Pedoman dasar penaksiran telah ditetapkan oleh Perum Pegadaian agar
penaksiran atas suatu barang bergerak dapat sesuai dengan nilai sebenarnya. Pedoman
penaksiran yang dikelompokkan atas dasar jenis barang adalah sebagai berikut :
a. Barang berkantong

1) Emas

a) Petugas menaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dan standar taksiran logam yang telah
ditetapkan oleh kantor pusat. Harga pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu
disesuaikan dengan perkembangan harga yang terjadi.

b) Petugas penaksir melakukan pengujian karatase dan berat.

c) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran

2) Permata

a) Petugas penaksir melihat standar taksiran permata yang telah ditetapkan oleh kantor pusat.
Standar ini selalu disesuaikan dengan perkembangan pasar permata yang ada.

b) Petugas penaksir melakukan pengujian kualitas dan berat permata


c) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran

3) Barang gudang (mobil, mesin, barang elektronik, tekstil, dan lain-lain)

a) Petugas penaksir melihat Harga Pasar Setempat (HPS) dari barang. Harga pedoman untuk
keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan perkembangan harga yang terjadi.

b) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran

Nilai taksiran terhadap suatu objek barang yang akan digadaikan tidak ditentukan
sebesar harga pasar, melainkan setelah dikalikan dengan presentase tertentu. Sebagai contoh,
emas yang menurut harga pasar adalah senilai Rp 100.00, nilai taksirannya tidak sebesar Rp
100.000. Nilai taksiran emas tersebut adalah sebesar Rp 88.000. angka pengali sebesar 88%
ditentukan oleh Perum Pegadaian, dan angka ini bukanlah angka baku yang tetap sepanjang
masa, dengan kata lain angka ini bisa mengalami perubahan. Perum pegadaian sudah
menetapkan pengali untuk berlian adalah 45%, angka pengali untuk tekstil adalah 83%, dan
seterusnya. Nilai taksiran inilah yang dijadikan acuan untuk menentukan besarnya pinjaman
yang akan diberikan kepada nasabah.

 Pemberian Pinjaman
Nilai taksiran atas barang yang akan digadaikan tidak sama dengan besarnya pinjaman
yang diberikan. Setelah itu ditentukan, maka petugas menentukan jumlah uang pinjaman
yang dapat diberikan. Penentuan jumlah uang pinjaman ini juga berdasarkan persentase
tertentu terhadap nilai taksiran, dan presentase ini juga telah ditentukan oleh Perum
Pegadaian berdasarkan golongan yang besarnya berkisar antara 80-90%.
 Pelunasan
Sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan pada waktu pemberian pinjaman,
nasabah mempunyai kewajiban melakukan pelunasan pinjaman yang telah diterima. Pada
dasarnya nasabah dapat melunasi kewajibannya setiap saat tanpa harus menunggu waktu
jatuh tempo. Pelunasan pinjaman beserta sewa modalnya (bunga) dibayarkan langsung ke
kasir disertai surat gadai. Setelah adanya pelunasan atau penebusan yang disertai dengan
pemenuhan kewajiban nasabah yang lain, nasabah dapat mengambil kembali barang yang
digadaikan.
 Pelelangan
Penjualan barang yang digadaikan melalui suatu pelelangan akan dilakukan oleh Perum
Pegadaian pada saat yang telah ditentukan dimuka apabila terjadi hal-hal berikut:
1) Pada saat masa habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa menebus barang yang digadaikan
dan membayar kewajiban lainnya karena berbagai alasan, dan

2) Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak memperpanjang batas waktu
pinjamannya karena berbagai alasan

Hasil pelelangan barang yang digadaikan akan digunakan untuk melunasi seluruh
kewajiban nasabah kepada Perum pegadaian yang terdiri dari :
1) Pokok pinjaman

2) Sewa modal atau bunga

3) Biaya lelang

Apabila barang yang digadaikan tidak laku dilelang atau terjual dengan harga yang
lebih rendah daripada nilai taksiran yang telah dilakukan pada wal pemberian pinjaman
kepada nasabah yang bersangkutan, maka barang yang tidak laku dilelang tersebut dibeli oleh
negara dan kerugian yang timbul ditanggung oleh perum pegadaian.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Serta Keuntungan Pegadaian Dibandingkan Dengan


Lembaga Keuangan Bank

Pegadaian sebagai lembaga pengkreditan milik pemerintah tentunya mempunyai


kelebihan maupun kekurangan dibandingkan dengan bank.

a. kelebihan-kelebihan tersebut yaitu:


1. Persyaratan mudah dan murah
2. Prosedurnya sederhana
3. Tidak dipungut biaya administrasi
4. Tidak perlu membuka rekening seperti tabungan, deposito, ataupun giro
5. Suatu saat uang dibutuhkan, saat itu juga uang diperoleh
6. Keanekaragaman barang yang dapat dijadikan jaminan
7. Angsuran ringan karena tidak ditentukan besarnya, sehingga dapat diangsur sesuai
kemampuan
8. Penetapan bunga dengan sistem bunga menurun, jadi bunga dibebanka atas dasar sisa
pinjaman
9. Apabila jatuh tempo pinjamannya dan hutang pokok belum dapat dibayar, maka jangka
waktu pinjaman dapat diperpanjang, dengan membayar bunga terlebih dahulu
10. Memperoleh tenggang waktu pelunasan dua minggu setelah jatuh tempo tanpa dibebani
bunga (masa tunggu lelang)

b. Adapun kelemahan pegadaian yaitu:


1. Sewa modal pegadaian relatif lebih tinggi dari tingkat suku bunga perbankan
2. Harus ada jaminan berupa barang bergerak yang mempunyai nilai
3. Barang bergerak yang digadaikan harus diserahkan ke pegadaian, sehingga barang tersebut
tidak dapat dimanfaatkan selama digadaikan
4. Jumlah kredit gadai yang dapat diberikan masih terbatas

Pegadaiaan menyediakan pinjaman uang dengan jaminan barang berharga, meminjam


uang kepegadaian bukan saja prosedurnya mudah dan cepat, tetapi biaya yang dibebankan
juga lebih ringan. Hal ini dilakukan sesuai dengan salah satu tujuan dari pegadaian, dalam
pemberian pinjaman kepada masyarakat dengan motto “mengatasi masalah tanpa masalah”.
Hal tersebut berbeda dengan meminjam uang dibank, yang membutuhkan prosedur
yang rumit, dan waktu yang relatif lama, persyaratan administrasi juga sulit dipenuhi. Seperti
dokumen harus lengkap, jaminan harus barang tertentu, karena tidak semua barang bisa
dijadikan jaminan di bank.
Pihak penggadai juga tidak menanyakan untuk apa meminjam uang, hal ini tentu
bertolak belakang dengan pihak perbankan yang menanyakan terlebih dahulu untuk apa uang
dipinjam sebelum mengabulkan pinjaman kepada nasabah. Sanksi yang diberikan juga
ringan, karena apabila tidak dapat melunasi maka barang akan dilelang untuk menutupi
kekurangan pinjaman yang telah diperolehnya.
Jadi keuntungan perusahaan pegadaian apabila dibandingkan dengan lembaga
keuangan bank atau lembaga keuangan lainnya yaitu:
1. Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari itu juga, hal ini
disebabkan prosedurnya yang sederhana
2. Persyaratan yang sangat sederhana, sehingga memudahkan konsumen untuk untuk
memenuhinya
3. Pihak pegadaian tidak mempersalahkan uang tersebut digunakan untuk apa, jadi sesuai
dengan kehendak masyarakat atau nasabahnya

3.6 Manfaat Pegadaian

1. Bagi Nasabah

Manfaat utama yang diperoleh oleh nasabah yang meminjam dari Perum Pegadaian
adalah ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam waktu yang
lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit perbankan. Disamping itu,
mengingat jasa yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian tidak hanya jasa pegadaian, maka
nasabah juga dapat memperoleh manfaat antara lain:
a. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah berpengalaman
dan dapat dipercaya.
b. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.

2. Bagi Perum Pegadaian

Manfaat yang diharapkan dari Perum Pegadaian sesuai jasa yang diberikan kepada
nasabahnya adalah:
a. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana.
b. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah memperoleh jasa
tertentu dari Perum Pegadaian.
c. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak
dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan
dana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana.
d. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh oleh Perum
Pegadaian digunakan untuk:
1) Dana pembangunan semesta (55%)

2) Cadangan umum (20%)

3) Cadangan tujuan (5%)


4) Dana sosial (20%)

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut.
1. Perum Pegadaian adalah suatu lembaga keuangan non bank yang memusatkan kegiatan
usahanya di bidang penyaluran kredit dengan menggunakan system gadai, dalam upaya untuk
membantu menunjang kestabilan perekonomian pemerintah dan
mensejahterakan kehidupan masyarakat terutama masyarakat dengan golongan ekonomi
menengah kebawah.
2. Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan
BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem
gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.
3. Pegadaian tentunya memiliki kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan keuangan
4. Pegadaian sebagai lembaga pengkreditan milik pemerintah tentunya mempunyai kelebihan
maupun kekurangan dibandingkan dengan bank
5. Banyak manfaat yang diperoleh dengan adanya pegadaian baik bagi nasabah maupun bagi
pegadaian itu sendiri

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. 2006.
Sholikul Hadi, Muhammad, Pegadaian Syariah, Salemba Diniyah, 2003.

2. Peraturan Perundang - undangan


a. KUHPerdata

3. Media Elektronik

a. Sjifa Aulia , Bank dan Bukan lembaga keuangan lain :pegadaian,


http://ampundeh.wordpress.com/2013/06/24/bank-dan-lembaga-keuangan-lain-pegadaian/
b. Putri Nazha, Pegadaian http://putrinazha.blogspot.com/2013/05/makalah-pegadaian_1.html
c. Zuriana, Pegadaian Umum dan
Syariah http://zuriana05011993.blogspot.com/2013/01/pegadaian-umum-dan-syariah.html
d. Arianisiti, Bank dan Lembaga Keuangan
http://ariyanisiti.wordpress.com/2012/10/16/makalah-mata-kuliah-bank-dan-lembaga-
keuangan/

Posted by Unknown at 11:08


Labels: KEUANGAN, PEGADAIAN
8 comments:

1.

AMISHA27 October 2018 at 22:13

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya
bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa
membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-
orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati,
karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa
saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di
internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini
bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman
tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48
jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya
akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa
stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email:
(Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika
memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda


memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

Reply

2.

muis ramadhan6 December 2018 at 21:41

Masa si semudah itu pinjamannya

Reply

3.

Angga Annisa7 December 2018 at 03:31

Ini luar biasa saat saya mengira semua telah selesai dengan saya Ibu Iskandar datang
untuk menyelamatkan saya. Saya sangat berhutang sejauh orang-orang yang saya
pinjam uang dari geng melawan saya dan kemudian membuat saya ditangkap sebagai
akibat dari hutang saya. ditahan selama berbulan-bulan maka masa rahmat diberikan
kepada saya saat saya dipulangkan dan dibebaskan untuk pergi dan mencari uang
untuk membayar semua hutang yang saya terima sehingga saya diberitahu bahwa ada
beberapa kreditur sah online sehingga saya harus mencari Karena melalui blog saya
berualang kali tertipu tapi ketika saya menemukan Ibu Iskandar CEO ISKANDAR
LESTARI LOAN FIRM, Tuhan mengarahkAan saya ke iklannya melalui blog karena
daya tarik saya terhadapnya adalah benar-benar mukjizat mungkin karena Tuhan telah
melihat bahwa saya memiliki banyak menderita karena itulah dia mengarahkan saya
kepadanya. Jadi saya menerapkannya dengan antusias setelah beberapa jam pinjaman
saya disetujui oleh Dewan dan dalam dua hari saya dikreditkan dengana jumlah pasti
yang saya berikaan untuk semua ini tanpa jaminan tambahan Kredit Tanpa Agunan
(KTA) sama seperti saya berbicara dengan Anda sekarang saya telah dapat
menghapus semua hutang saya dan sekarang saya memiliki supermarket sendiri, saya
tidak memerlukan bantuan orang lain sebelum saya memberi makan atau mengambil
keuangan apa pun keputusan saya tidak punya urusan dengan Polisi lagi saya
sekarang adalah wanita merdeka. Anda ingin mengalami kemandirian finansial seperti
saya silahkan hubungi Ibu melalui BBM-nya: {D8980E0B} atau melalui email
perusahaan: (iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com) Anda tidak dapat
memperdebatkan fakta bahwa di dunia kesulitan ini Anda memerlukan seseorang
untuk membantu Anda mengatasi gejolak keuangan dalam hidup Anda dengan satu
atau lain cara, jadi saya memberi Anda mandat untuk mencoba dan menghubungi Ibu
Iskandar di alamat di atas sehingga bisa mengatasi kemerosotan keuangan dalam
hidup Anda. Anda bisa menghubungi saya melalui email berikut:
(anggaannisa1979@gmail.com)) selalu bersikap positif dengan Ibu Iskandar dia akan
melihat Anda melalui semua tantangan finansial Anda dan kemudian memberi Anda
sebuah tampilan baru finansial.

Detail Kontak Penuh:

Perusahaan: ISKANDAR LESTARI LOAN FIRM (ISKANDAR LENDERS)


Email: {iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com}
BBM INVITES: {D8980E0B}
: {4424AA}
Alamat Facebook: {www.facebook.com/iskandar.lesteri.7}
Website: {iskandarlestari.wordpress.com}

TESTIMONI OLEH
Penerima Manfaat: Angga Annisa
Email: {anggaannisa1979@gmail.com}

Reply

4.

Fatma Fatma6 February 2019 at 12:21

KABAR BAIK!!! KABAR BAIK!!! KABAR BAIK!!!


Nama saya fatma. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua
pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana,
mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan
mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka iseng, karena mereka
kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi atau biaya garansi dan biaya
transfer, jadi berhati-hatilah dengan perusahaan pinjaman mereka yang curang.

Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah
dibodohi oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan
sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman
yang sangat andal bernama ibu Theresa, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan
dari USD100.000 dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau tekanan dan
tingkat bunganya hanya 2%,

Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan
bahwa jumlah yang saya ajukan, dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa
penundaan.

Karena saya berjanji akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan
pinjaman dengan mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam
bentuk apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata:
theresaloancompany@gmail.com dan dengan rahmat Tuhan ia tidak akan
mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda patuh.

Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: feyzilfatma@gmail.com dan Sety
diperkenalkan dan berbicara tentang Ny. Theresa, dia juga mendapat pinjaman baru
dari Ny. Theresa, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email:
martinimarais1986@gmail.com sekarang, yang akan saya lakukan adalah mencoba
memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya kirim langsung ke rekening mereka
setiap bulan.

Sepatah kata cukup untuk orang bijak

Reply

5.

Fatma Fatma7 February 2019 at 20:43

KABAR BAIK!!! KABAR BAIK!!! KABAR BAIK!!!

Nama saya fatma. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua
pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana,
mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan
mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka iseng, karena mereka
kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi atau biaya garansi dan biaya
transfer, jadi berhati-hatilah dengan perusahaan pinjaman mereka yang curang.

Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah
dibodohi oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan
sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman
yang sangat andal bernama ibu Theresa, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan
dari USD100.000 dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau tekanan dan
tingkat bunganya hanya 2%,

Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan
bahwa jumlah yang saya ajukan, dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa
penundaan.

Karena saya berjanji akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan
pinjaman dengan mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam
bentuk apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata:
theresaloancompany@gmail.com dan dengan rahmat Tuhan ia tidak akan
mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda patuh.

Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: feyzilfatma@gmail.com dan Sety
diperkenalkan dan berbicara tentang Ny. Theresa, dia juga mendapat pinjaman baru
dari Ny. Theresa, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email:
martinimarais1986@gmail.com sekarang, yang akan saya lakukan adalah mencoba
memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya kirim langsung ke rekening mereka
setiap bulan.

Sepatah kata cukup untuk orang bijak

Reply

6.

Mira Binti Muhammed10 February 2019 at 08:07

Saya ingin memberikan semua kemuliaan kepada Allah SWT untuk apa yang Dia
gunakan Bunda Rossa lakukan dalam hidup saya, nama saya Mira Binti Muhammad
dari kota bandung di Indonesia, saya seorang janda dengan 2 anak, suami saya
meninggal dalam kecelakaan mobil dan Sejak saat itu hidup menjadi sangat kejam
bagi saya dan keluarga saya dan saya telah berusaha beberapa kali untuk mendapatkan
pinjaman dari bank-bank di Indonesia dan saya ditolak dan ditolak karena saya tidak
memiliki jaminan dan tidak bisa mendapatkan pinjaman dari bank dan saya sangat
sedih
Pada hari yang penuh pengabdian ini ketika saya pergi melalui internet, saya melihat
kesaksian ibu Annisa bekerja tentang bagaimana dia mendapatkan pinjaman dari Ny.
Rossa dan saya menghubunginya untuk bertanya tentang ibu perusahaan pinjaman
Rossa dan seberapa benar pinjaman dari ibu Rossa dan dia mengatakan kepada saya
itu benar dan saya menghubungi Ibu Rossa dan setelah mengajukan permohonan
pinjaman saya dan pinjaman saya diproses dan disetujui dan dalam waktu 24 jam saya
mendapatkan uang pinjaman saya di rekening bank saya dan ketika saya memeriksa
akun saya, uang pinjaman saya masih utuh dan saya sangat senang dan saya telah
berjanji bahwa saya akan membantu untuk bersaksi kepada orang lain tentang
perusahaan pinjaman ibu rossa, jadi saya ingin menggunakan media ini untuk
menyarankan siapa pun yang membutuhkan pinjaman untuk menghubungi Ibu Rossa
melalui email: rossastanleyloancompany@gmail.com dan Anda Dapat juga hubungi
saya melalui email saya: mirabintimuhammed@gmail.com untuk informasi serta
teman-teman saya Annisa Barkarya melalui email: annisaberkarya@gmail.com

Reply

7.

Mira Binti Muhammed10 February 2019 at 08:18

Saya ingin memberikan semua kemuliaan kepada Allah SWT untuk apa yang Dia
gunakan Bunda Rossa lakukan dalam hidup saya, nama saya Mira Binti Muhammad
dari kota bandung di Indonesia, saya seorang janda dengan 2 anak, suami saya
meninggal dalam kecelakaan mobil dan Sejak saat itu hidup menjadi sangat kejam
bagi saya dan keluarga saya dan saya telah berusaha beberapa kali untuk mendapatkan
pinjaman dari bank-bank di Indonesia dan saya ditolak dan ditolak karena saya tidak
memiliki jaminan dan tidak bisa mendapatkan pinjaman dari bank dan saya sangat
sedih
Pada hari yang penuh pengabdian ini ketika saya pergi melalui internet, saya melihat
kesaksian ibu Annisa bekerja tentang bagaimana dia mendapatkan pinjaman dari Ny.
Rossa dan saya menghubunginya untuk bertanya tentang ibu perusahaan pinjaman
Rossa dan seberapa benar pinjaman dari ibu Rossa dan dia mengatakan kepada saya
itu benar dan saya menghubungi Ibu Rossa dan setelah mengajukan permohonan
pinjaman saya dan pinjaman saya diproses dan disetujui dan dalam waktu 24 jam saya
mendapatkan uang pinjaman saya di rekening bank saya dan ketika saya memeriksa
akun saya, uang pinjaman saya masih utuh dan saya sangat senang dan saya telah
berjanji bahwa saya akan membantu untuk bersaksi kepada orang lain tentang
perusahaan pinjaman ibu rossa, jadi saya ingin menggunakan media ini untuk
menyarankan siapa pun yang membutuhkan pinjaman untuk menghubungi Ibu Rossa
melalui email: rossastanleyloancompany@gmail.com dan Anda Dapat juga hubungi
saya melalui email saya: mirabintimuhammed@gmail.com untuk informasi serta
teman-teman saya Annisa Barkarya melalui email: annisaberkarya@gmail.com

Reply

8.

GARY REYMOLDS15 February 2019 at 20:39

BERITA BAGUS UNTUK ANDA


Apakah Anda telah ditolak akses ke pinjaman keuangan untuk membeli rumah, mobil,
untuk membiayai diri sendiri atau mendirikan bisnis.
Jangan khawatir lagi ... Cepat dan ajukan pinjaman lunak cepat Anda di
PERUSAHAAN PINJAMAN GARY REYMOLDS.
Kami memberikan semua jenis pinjaman kepada individu dan perusahaan dengan
tingkat bunga rendah 2%.
Hubungi kami melalui E-mail: garyreymolds36loanfirm@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai