Anda di halaman 1dari 16

TUGAS BESAR 1 PERILAKU KONSUMEN

PERSEPSI KONSUMEN
TERHADAP PELAYANAN JASA PEGADAIAN

DISUSUN OLEH:
VITA SARI
(43119110343)
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat, karunia, dan kasih-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas
Besar 1 Perilaku Konsumen berupa makalah yang berjudul “PERSEPSI
KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN JASA PT PEGADAIAN”, guna
memenuhi salah satu syarat untuk mata kuliah Perilaku Konsumen pada jurusan
Manajemen Universitas Mercu Buana.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini telah banyak mendapat bantuan
dan dukungan baik secara moril maupun materil. Untuk itu, melalui kesempatan
ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada pihak-
pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
demi perbaikan masa yang akan datang.

Jakarta, Maret 2022

Penulis:
DAFTAR ISI

Halaman Judul
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat PT. Pegadaian
B. Produk-Produk Pegadaian
C. Jaringan Usaha
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pegadaian terlalu sering dipersepsikan dengan kemiskinan. Umumnya,


masyarakat menghubungkan kegiatan pegadaian dengan pihak-pihak yang
membutuhkan uang dalam jumlah kecil, terdesak, dan tentunya mereka berasal
dari kelompok miskin atau kelompok marjinal. Pegadaian adalah sumber alternatif
pasokan dana jangka pendek untuk memperkuat usaha maupun memenuhi
kebutuhan biaya hidup.

Sebagai suatu lembaga perkreditan kecil yang memiliki fungsi membantu


masyarakat, hal tersebut sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor : KEP.39/MK/6/1/1971 pasal 2 (dua) ditetapkan
bahwa Pegadaian memiliki tugas membina perekonomian rakyat kecil dengan
menyalurkan kredit atas dasar gadai kepada para petani, nelayan, pedagang kecil,
industri kecil yang bersifat produktif, kaum buruh/Pegawai Negeri yang
ekonominya lemah yang bersifat konsumtif. Ikut serta mencegah adanya
pemberian pinjaman yang tidak wajar, ijon, Pegadaian gelap dan praktik riba
lainnya di samping menyalurkan kredit, maupun usaha-usaha lainnya yang
bermanfaat terutama bagi pemerintah dan masyarakat.

Manfaat utama yang diperoleh oleh konsumen atau nasabah yang


meminjam dari Pegadaian adalah ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif
lebih sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan
dengan kredit perbankan.

Fenomena yang terjadi dalam lingkungan masyarakat masih kurang paham


atau masih kurang memahami tentang apa itu pegadaian, bagaimana sistem gadai
yang ada pada pegadaian itu sendiri.. Berdasarkan fenomena tersebut mungkin
dikarenakan kurangnya sosialisasi antara pihak pegadaian dengan masyarakat
setempat maupun kurangnya rasa keingintahuan masyarakat tentang hal yang baru
yang ada di sekitarnya, dan kurang jangkauannya dengan pegadaian sehingga
membuat masyarakat tidak tahu apa saja kelebihan dari layanan yang diberikan
oleh PT Pegadaian.

B. Rumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang di atas, maka dapat diambil beberapa
pokok permasalahan yang selanjutnya akan menjadi objek pembahasan dalam
nakalah ini. Adapun rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Strategi Pemasaran pada PT Pegadaian agar konsumen atau calon
nasabah bisa mengenal produk-produk layanan dari PT Pegadaian
2. Pendekatan apa yang dilakukan oleh PT Pegadaian dalam menarik minat
konsumen atau calon nasabah untuk menggunakan produk-produk layanan
dari PT Pegadaian
3. Apa saja yang dilakukan oleh PT Pegadaian dalam meningkatkan awareness
konsumen terhadap PT Pegadaian.
BAB 2
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT. Pegadaian

Pegadaian adalah sebuah BUMN sektor keuangan Indonesia yang bergerak


pada tiga lini bisnis perusahaan yaitu pembiayaan, emas dan aneka jasa. Pada
awalnya pegadaian dimulai saat VOC mendirikan Bank Van Leening pada tahun
1746 sebagai lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai.
Sejak saat itu, usaha pegadaian mengalami beberapa perubahan sejalan dengan
berjalannya perubahan peraturan-peraturan. Pada mulanya usaha pegadaian di
Indonesia dilakukan oleh pihak swasta, kemudian pada tanggal 1 April 1901
didirikan pegadaian negara pertama di Sukabumi, Jawa Barat oleh gubernur
jendral Hindia Belanda melalui staatblad tahun 1901 No. 131. Dengan
dikeluarkannya peraturan tersebut, maka pelaksanaan gadai dilaksanakan oleh
pemerintah Hindia Belanda sebagaimana diatur dalam staatblad tahun 1901 No.
131. Selanjutnya, dengan staatblad 1930 No. 266 mendapatkan status dinas
pegadaian sebagai perusahaan negara dalam arti undang-undang perusahaan
Hindia Belanda.

Pada masa selanjutnya, pegadaian milik pemerintah tetap diberi fasilitas


monopoli atas kegiatan pegadaian di Indonesia. Dinas pegadaian mengalami
beberapa perubahan bentuk badan hukum, sehingga akhirnya pada tahun 2012
menjadi Perseroan Terbatas. Pada tahun 1960 dinas pegadaian diubah menjadi
perusahaan umum (perum) pegadaian melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 10
tahun 1990 tanggal 10 April 1990 selanjutnya pada tanggal 1 April 2012
merupakan tonggak sejarah bagi seluruh insan pegadaian. Pada tanggal tersebut,
perusahaan resmi berubah status badan hukum dari Perusahaan Umum ( Perum)
menjadi Perseroan Terbatas (PT). Perubahan status badan hukum tersebut tidak
sekedar perubahan struktur modal maupun mempengaruhi mekanisme pengolahan
perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Kantor pusat PT. Pegadaian
(Persero) berkedudukan di Jakarta dan dibantu oleh kantor daerah, kantor
perwakilan daerah dan kantor cabang.

B. Produk-Produk Pegadaian

Produk-produk layanan yang ada di PT. Pegadaian amat banyak dan


bervariasi, agar bisa memenuhi berbagai macam kebutuhan konsumen atau calon
nasabah, di antaranya adalah:
1. Kredit Cepat Aman (KCA) adalah nama produk untuk kredit dengan sistem
gadai dengan tujuan produktif maupun konsumtif.
2. Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) adalah penyaluran kredit sistem
gadai angsuran bulanan dengan barang jaminan khusus emas kepada pemilik
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk tujuan produktif dengan
pilihan jangka waktu yang disepakati oleh para pihak.
3. Kredit Angsuran Sistem Fidusia (KREASI)adalah kredit dengan angsuran
bulanan yang diberikan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk
pengembangan usaha dengan sistem Fidusia.
4. Kredit Serba Guna (KRESNA) adalah pemberian pinjaman kepada
pegawai/karyawan dalam rangka kegiatan produktif/konsumtif dengan
pengembalian secara angsuran dalam jangka waktu minimum 12 bulan dan
maksimum 60 bulan.
5. Amanah adalah pembiayaan berprinsip syariah kepada pegawai negeri sipil
dan karyawan swasta untuk memiliki motor atau mobil dengan cara angsuran.
6. Mulia/Cicilan Emas adalah layanan penjualan emas batangan kepada
masyarakat secara tunai atau angsuran dengan proses mudah dan jangka
waktu yang fleksibel.
7. Multi Pembayaran Online adalah solusi pembayaran cepat yang memberikan
kemudahan kepada nasabah dalam bertransaksi tanpa harus memiliki
rekening di Bank misalnya melayani Pembayaran berbagai tagihan seperti
listrik, telepon/pulsa ponsel, air minum, pembelian tiket kereta api dan
lainnya secara online.
8. Kredit Kreasi Ultra Mikro adalah program pinjaman dari pemerintah yang
ditujukan bagi pelaku usaha sangat kecil. Untuk pinjaman ini diberlakukan
maksimal pinjaman yang diberikan kepada nasabah sebesar
Rp.10.000.000,- dengan tarif sewa modal sebesar 0,98 % per bulan dan
jangka waktu mulai dari 12 bulan sampai 36 bulan.

C. Jaringan Usaha

Sebagai lembaga yang memberikan kemudahan terhadap perkreditan,


kegiatan yang dilakukan pegadaian harus berdasarkan hukum gadai yaitu
melakukan aktivitas-aktivitas pembiayaan dan menawarkan produk berupa
sejumlah jasa non-gadai. Saat ini pegadaian terus melakukan inovasi dan promosi
produk dengan mendekatkan diri kepada pelaku pasar serta mengembangkan
promosi-promosi produk dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.
Adapun jaringan usaha pada PT. Pegadaian (Persero) CP. Mandala, antara lain
1. Agen pemasaran, pegadaian bekerja sama dengan pelaku pasar seperti grosir
atau kedai dalam mempromosikan produk-produk pegadaian dengan
memasang banner/spanduk dan memberikan informasi kepada calon pembeli
tentang produk-produk tersebut.
2. Agen gadai, pegadaian melakukan inovasi dengan bekerja sama pada pemilik
toko emas. Calon pembeli pada toko mas tersebut bisa melakukan transaksi
gadai, selanjutnya emas/barang gadaian dibawa pemilik toko mas tersebut ke
pegadaian yang telah bekerja sama dengan toko mas tersebut, lalu untuk
transaksi berikut nasabah dapat memprosesnya di pegadaian bersangkutan.
3. Sahabat pegadaian, Salah satu promosi dengan memanfaatkan aplikasi
mobile. Sebelumnya aplikasi Sahabat Pegadaian di download di Playstore.
Lalu, calon pengguna mendaftar dengan membuat sebuah akun dan
selanjutnya pengguna tersebut mengajak calon nasabah baru pegadaian untuk
bertransaksi di pegadaian. Nantinya Pengguna memasukkan data-data calon
nasabah baru tersebut pada akun sahabat pegadaian miliknya. Dan setiap
transaksi pada calon nasabah baru tersebut, pengguna mendapatkan poin pada
aplikasi sahabat pegadaiannya dan nantinya poin-poin tersebut dapat ditukar
dengan hadiah-hadiah yang menarik.
4. Pegadaian Digital System (PDS), Bentuk Aplikasi via mobile yang dapat di
download di playstore. Fungsi dari PDS sendiri adalah aplikasi yang memberi
kemudahan kepada calon nasabah yang ingin bertransaksi gadai. Pertama
calon nasabah memasukkan data pribadinya, Lalu memasukkan jenis emas
yang akan digadai, misalnya memasukkan berat emas dan kadar emasnya.
Setelah itu, nasabah dapat melihat besarnya pinjaman yang dapat diambil lalu
menekan tombol OK pada perintah terakhir. Calon nasabah nantinya akan
mendapatkan nomor verifikasi dan setelah itu calon nasabah datang ke
pegadaian terdekat untuk verifikasi ulang datanya tanpa perlu melakukan
antrean.

D. Kegiatan Usaha Terkini

PT. Pegadaian terus berusaha mempertahankan nasabah yang sudah ada.


Hal itu dilakukan dengan mengadakan pendekatan kepada nasabah atau calon
nasabah dengan beberapa kegiatan, antara lain
1. Literasi produk, kegiatan promosi dengan menawarkan produk-produk
pegadaian kepada pelaku pasa serta membagikan brosur-brosur kepada
masyarakat sekitar.
2. Ngopi bareng, pegadaian menawarkan produk serta melakukan pendekatan di
warung kopi/cafe dengan bekerja sama pada pelaku usaha warung kopi/cafe
tersebut. Dalam hal ini pegadaian menawarkan dan menjelaskan produk-
produk pegadaian kepada pengunjung warung kopi.
3. Seminar luar biasa, promosi yang dilakukan bekerja sama dengan instansi
atau sekolah-sekolah, melakukan seminar dan menjelaskan serta menawarkan
produk yang dimiliki pegadaian.
BAB 3.
ISI MAKALAH

A. Strategi Pemasaran PT. Pegadaian

PT. Pegadaian (Persero), dalam memasarkan produk-produknya yaitu


mempunyai sosial media seperti Instagram dan Fanspage di Facebook:
sahabatpegadaian, memasang papan iklan seperti banner, mempunyai aplikasi
Pegadaian Digital untuk memudahkan transaksi para nasabah, agen agar
masyarakat bisa lebih kenal dan dekat dengan produk di pegadaian dan
mengetahui bahwa di pegadaian selain bisa gadai tetapi bisa untuk layanan jasa
dan mempunyai produk dan setiap karyawan yang bekerja selalu menerapkan
Cross Selling dan Up Selling di sela-sela melayani nasabah untuk memasarkan
produknya. Penerapan Cross Selling dan Up Selling pada PT. Pegadaian (Persero)
yaitu ada Relation Officer dan Kasir yang bertugas menjalankan 2 teknik
tersebut dengan menawarkan produk-produk atau menambah pinjaman kepada
nasabah juga mengenalkan bahwa pegadaian sekarang mempunyai aplikasi
Pegadaian Digital.

Cross-selling merupakan metode yang menjual produk-produk tambahan


dan jasa kepada pelanggan yang telah sepakat untuk membeli atau telah
membeli.

Sedangkan Up Selling adalah teknik penjualan dengan cara menawarkan


produk ke konsumen yang nilai produknya lebih mahal dari produk yang sedang
ingin dibeli konsumen.

B. Pendekatan PT. Pegadaian Dalam Menarik Minat Konsumen

Untuk meningkatkan minat masyarakat pada produk-produk layanannya,


PT. Pegadaian (Persero) telah mengonsep bauran pemasaran yang disebut dengan
4P yaitu product, price, place dan promotion
1. Product (produk)
Langkah pertama yang dilakukan PT. Pegadaian adalah dengan
memperhatikan akan kualitas pelayanan produk yang mereka berikan bahwa
mereka mengembangkan produk gadai prima ini dari Kredit Cepat Aman
biasa yang di mana KCA menawarkan jasa gadai tapi dikenakan sewa
modal/bunga sementara itu PT. Pegadaian kembali mengeluarkan gadai prima
jasa pinjaman tanpa sewa modal, tentu hal ini akan membuat minat
masyarakat meningkat dari pada sebelumnya.
2. Price (harga)
Langkah kedua yang PT. Pegadaian gunakan adalah dengan memperhatikan
tawaran harga pinjaman yang gadai prima tawarkan yaitu dengan maksimal
pinjaman sebesar RP.500.000 meskipun pinjaman yang ditawarkan gadai
prima ini tidak terlalu besar akan tetapi nasabah merasa puas dengan
pinjaman yang ditawarkan, di mana lagi bahwa tujuan PT. Pegadaian
(Persero) mengeluarkan gadai prima target pasarnya adalah masyarakat
ekonomi menengah ke bawah yang memerlukan dana cepat untuk memenuhi
kebutuhannya sehari-hari yang tidak terlalu besar akan tetapi juga cukup
untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Place (tempat)
Langkah ketiga yang dilakukan PT. Pegadaian adalah dengan memperhatikan
tempat dalam melakukan kegiatan promosi seperti yang telah katakan diatas
bahwa setiap bulannya bagian marketing akan terjun langsung kelapangan
untuk melakukan promosi dan juga mengikuti event-event yang telah bekerja
sama dengan pegadaian. Dan juga PT. Pegadaian meletakkan jasa gadai
prima pada seluruh cabang outlet yang ada di Indonesia, sehingga hal ini
tidak membuat masyarakat kesulitan apabila ingin menggunakan jasa gadai
prima. Dan tidak hanya itu PT. Pegadaian juga memberikan kemudahan
lainnya seperti layanan pegadaian digital service yang di mana dalam aplikasi
tersebut sangat memberikan bantuan kepada nasabah yang ingin mencicil atau
memperpanjang jangka waktu pinjaman akan tetapi tidak memiliki waktu
untuk datang ke outlet maka nasabah bisa melakukan transaksi memalui
aplikasi pegadaian digital service.
4. Promotion (promosi)
Langkah ke empat yang dilakukan PT. Pegadaian adalah dengan melakukan
promosi, media promosi yang digunakan oleh PT .Pegadaian adalah dengan
menggunakan brosur, spanduk, billboard surat kabar dan juga media sosial
seperti facebook dan instagram PT. Pegadaian juga bekerja sama dengan
beberapa media massa yaitu Tribun Medan dan Sinar Indonesia Baru dan
banyak lainnya. Hal ini dilakukan karena surat kabar memberikan cakupan
publisitas dan jangkauan pasar yang luas.
Selain surat kabar PT .Pegadaian juga menggunakan brosur untuk
meningkatkan minat masyarakat dengan cara flyering (kegiatan membagikan
brosur) yang dilakukan di tempat yang ramai seperti car free day dan tak lupa
pula PT. Pegadaian mengadakan games di sela kegiatan promosinya tersebut
dan menyiapkan beberapa suvenir seperti baju kaos, buku, pulpen dan
tabungan emas senilai Rp. 500.00 bagi pemenang kegiatan ini dilakukan
bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat.
Selain menggunakan media cetak PT. Pegadaian juga menggunakan media
yang berbasis internet untuk melakukan pemasaran. Saat ini media sosial
menjadi media yang paling sering digunakan karena kelebihan yang dimiliki,
dengan kecepatan dalam menyebarkan informasi yang dalam hitungan detik
dapat dilihat oleh jutaan pasang mata. Salah satu media sosial yang digunakan
PT. Pegadaian adalah media instagram , facebook dengan membuat iklan
yang berisi tentang keunggulan dari gadai prima.
5. AIDA
Kaitannya dengan teori AIDA yang terdiri dari Attention (Perhatian), Interest
(Tertarik), Desire (Hasrat), Action (Aksi) adalah setelah dilakukannya
komunikasi pemasaran seperti yang telah dijelaskan diatas, apakah ada
peningkatan terhadap jumlah nasabah contohnya seperti ada berapa orang
yang setiap harinya datang ke outlate pegadaian untuk bertanya tentang gadai
prima (Attention) maupun mereka yang mengambil brosur gadai prima
(Interest) hingga kemudian memutuskan untuk menjadi nasabah gadai prima
(Action). Hal itu dapat dibuktikan bahwa terdapat peningkatan jumlah
nasabah di PT. Pegadaian.

C. Langkah PT Pegadaian Dalam Meningkatkan Awareness Konsumen

PT Pegadaian (Persero) terus meningkatkan awareness konsumen di era


digital. Berbagai strategi khusus pun dikerahkan untuk bisa membangun image di
mata publik yang tentunya dapat juga mempengaruhi peningkatan kinerja
perusahaan.

Peran Public Relations (PR) menjadi hal yang sangat penting dalam
membangun citra atau image perusahaan di mata publik. Peran utama PR adalah
menyampaikan informasi secara transparan, benar, adil, dan bertanggung jawab
kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) sehingga citra PT. Pegadaian
tetap terjaga dan terus meningkat.

PT. Pegadaian, saat ini masih memanfaatkan media mainstream seperti


media cetak dan elektronik sebagai bagian dari strategi PR yang diterapkannya.
Sementara untuk digitalnya sendiri, PT. Pegadaian terus meningkatkan teknologi
informasi melalui media online, website, dan media digital lainnya. PT. Pegadaian
juga mengoptimalkan pemanfaatan media sosial seperti facebook, Instagram,
youtube, twitter dan sejenisnya. PT. Pegadaian juga terus menjalin hubungan yang
baik dengan media, influencer dan masyarakat pada umumnya.

Beberapa aspek yang merupakan unsur pembentuk citra dan reputasi PT.
Pegadaian, di antaranya kemampuan finansial, mutu produk dan pelayanan, fokus
pada pelanggan, keunggulan dan kepekaan SDM, reliability, inovasi, tanggung
jawab lingkungan, tanggung jawab sosial serta penegakan Good Corporate
Governance (GCG).

Sepanjang 2021, Pegadaian telah berhasil menorehkan kinerja yang sangat


positif dari berbagai aspek. Misalnya dari jumlah nasabah yang tercatat telah
tumbuh 30,3% dengan 13,86 juta dibanding tahun 2018 yang hanya 10,64 juta
jumlah nasabah. Begitu juga dari omset pembiayaan yang telah tumbuh 10,8%
mencapai Rp145,6 triliun pada 2019 dari Rp131,4 triliun pada 2018 lalu.
Sementara Out Standing Loan perseroan tumbuh 23,3% dengan Rp50,4 triliun
pada 2021 dari Rp40,9 triliun pada 2020. Terakhir dari segi aset dan laba bersih
yang dimana masing-masing mencatat pertumbuhan 23,7% dan 12,0% dengan
Rp65,3 triliun dan Rp3,1 triliun dari Rp52,8 triliun dan Rp2,8 triliun.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja perusahaan


meliputi; pengembangan fitur produk dan peluncuran produk baru, digitalisasi
proses bisnis dan administrasi, perluasan saluran distribusi dengan sistem
keagenan, penggunaan aplikasi pegadaian digital, sinergi dan kolaborasi bisnis
dengan instansi pemerintah, BUMN, swasta, perguruan tinggi, komunitas dan
asosiasi serta pelaksanaan program employee get customer.
BAB 4
KESIMPULAN DAN PENUTUP

PT Pegadaian termasuk dalam perusahaan BUMN yang


menyelenggarakan saluran kredit kepada masyarakat dengan berdasarkan hukum
gadai yang diberi hak untuk diadakan lelang apabila sudah jatuh tempo,
merupakan lembaga keuangan non bank menengah ke bawah dengan pembiayaan
yang bersegmentasi mulai dari petani atau nelayan, ibu rumah tangga, sampai
mahasiswa. Di era serba digital dan teknologi serba maju mengikuti
perkembangan teknologi merupakan strategi pemasaran untuk memasarkan
produk-produk yang dimiliki oleh Pegadaian, ini menunjukkan bahwa strategi
pemasaran yang telah dibuat oleh PT. Pegadaian (Persero) diterapkan dan
dilaksanakan sesuai dengan perkembangan zaman.

PT Pegadaian menerapkan Cross Selling dan Up Selling di sela-sela


melayani nasabah untuk memasarkan produknya. Penerapan Cross Selling dan Up
Selling pada PT. Pegadaian (Persero) yaitu ada Relation Officer dan Kasir yang
bertugas menjalankan 2 teknik tersebut dengan menawarkan produk-produk atau
menambah pinjaman kepada nasabah juga mengenalkan bahwa pegadaian
sekarang mempunyai aplikasi Pegadaian Digital

PT Pegadaian (Persero) terus meningkatkan awareness konsumen di era


digital. Berbagai strategi khusus pun dikerahkan untuk bisa membangun image di
mata publik yang tentunya dapat juga mempengaruhi peningkatan kinerja
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, Dita, 2019, Komunikasi Pemasaran PT. Pegadaian Dalam Meningkatkan


Minat Masyarakat Pada Program Gadai Prima, Medan, Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.

Maulana, Yana, 2019, Strategi Pemasaran di Pegadaian (Persero) Cabang Anjatan


Kabupaten Indramayu Jawa Barat, Bandung, Universitas Pasundan.

Ritonga, Indri Junita, 2018, Analisis Strategi Pemasaran Jasa Gadai Pada PT.
Pegadaian (Persero) CP. Mandala, Medan, Universitas Sumatera Utara.

Sumber Internet:

https://id.wikipedia.org/wiki/Pegadaian_(perusahaan) diakses pada tanggal 26


April 2022, jam 20.29

https://infobrand.id/strategi-pegadaian-membangun-image-di-mata-publik.phtml
(diakses pada tanggal 28 April 2022, jam 17.48)

Anda mungkin juga menyukai