Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS STUDI KASUS

“AKULAKU”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategi

Dosen Pengampu: Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA.

Disusun Oleh

KELOMPOK 4

Novika Pramudiana 11160810000091


Jihan Sifana 11170810000073
Bella Septiyana 11170810000077
Em Naufal Hilmy M 11170810000013

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang Maha kasih atas segala limpahan rakhmat,
bimbingan, dan kekuatan kepada penyusun sehingga dapat menyelesikan tugas analisis studi
kasus “AKULAKU” dengan lancar.

Tugas ini telah disusun sebaik mungkin oleh penyusun. Dalam makalah ini tentunya tidak
akan memberikan hasil yang terbaik tanpa adanya dukungan dari pihak-pihak lain. Oleh karena
itu penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu demi tersusunnya
tugas ini.

Penyusun menyadari bahwa tugas ini masih terdapat kekurangan, sehingga kritik dan
saran yang membangun sangat kami butuhkan guna lebih sempurnanya tugas ini dan kinerja
penyusun.

Semoga dengan tersusunnya tugas ini dapat bermanfaat serta menginspirasi bagi pihak-
pihak yang membutuhkan.

Jakarta, 3 April 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAGIAN A............................................................................................................................1

STUDI KASUS.....................................................................................................................1

A. Sejarah Perusahaan Akulaku......................................................................................1


B. Sejarah Keberhasilan Perusahaan..............................................................................2
C. Masalah dan Tantangan..............................................................................................2

BAGIAN B............................................................................................................................8

ANALISIS.............................................................................................................................8

A. Executive Summary (Ringkasan Eksekutif)...............................................................8


B. What Is The Case (Inti Kasus)...................................................................................8
C. Analysis of Existing Key Issue and Strategis.............................................................9
D. Objectives and Influence of Major Stakeholders.......................................................10
E. Analisis Internal dan Eksternal..................................................................................11
F. Analisis Alternatif Strategi untuk Masa Depan.........................................................16
G. Isu Implementasi Sukses............................................................................................17
H. Simpulan....................................................................................................................19
I. Saran..........................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................20

2
BAGIAN A

STUDI KASUS

A. Sejarah Akulaku
Layanan startup fintech lending masih
menjadi favorit sebagian masyarakat tanah air
untuk mencari pinjaman, terbukti dengan
jumlah peminjam yang telah mencapai seratus
ribu peminjam hingga pertengahan tahun
2018. Hal ini dikarenakan masih banyak
masyarakat Indonesia yang membutuhkan
pinjaman, namun tidak bisa mendapat
pinjaman dari bank atau lembaga pemberi pinjaman konvensional.
Sejak pertengahan 2016, sebuah layanan pinjaman online bernama Akulaku hadir di
tanah air. Layanan yang memiliki aplikasi mobile tersebut memungkinkan kita untuk
membeli berbagai barang, mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga alat elektronik, serta
membayarnya dengan cicilan tanpa memerlukan kartu kredit.
Akulaku didirikan oleh dua orang asal Cina, yaitu William Li dan Gordon Hu. Li
merupakan mantan Investment Manager di perusahaan asuransi Ping An Insurance Company
dengan latar belakang pendidikan bidang hukum. Sedangkan Hu merupakan Software
Engineer yang pernah bekerja di berbagai perusahaan besar, seperti Oracle, Tencent, HuaTai
Securities, dan CITIC Securities. Dari pengalaman bekerja di Ping An, Li kemudian
mempunyai ide untuk membuat layanan finansial pada negara berkembang di luar Cina.
Memadukan latar belakang di bidang hukum dan keuangan, serta keahlian Hu di bidang
teknis, mereka berdua membangun sebuah layanan pengiriman uang (remittance) lintas
negara di Hong Kong pada awal 2015.
Melalui perusahaan tersebut itulah, membuat William bisa bertemu dengan para nasabah
yang merupakan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Indonesia dan Filipina. Dari pertemuan itu,
William dapat mempelajari gaya hidup dan latar belakang dari mereka. Dari pengamatannya
itu, William Li mendapatkan ide untuk membuat perusahaan fintech yang memberikan
pelayanan finansial secara online di Indonesia. William Li memiliki peluang untuk bertukar
pikiran dan mendapat informasi dari para bankir besar di Indonesia, seperti Bank BRI, Bank
BNI hingga Bank Mandiri karena bisnisnya yang bergerak dalam bidang remitansi.
Menurutnya, ada banyak nasabah yang tidak terlayani dengan baik oleh setiap bank di
Indonesia. Karena orientasi bisnis bank pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan untung
dalam jumlah yang besar dari setiap sektor yang menjanjikan, seperti properti, sehingga
keuntungan mereka dalam posisi yang aman. Tak heran jika baru di tahun 2018, Akulaku
semakin berkembang dan bahkan sedang mengencangkan sabuk untuk berekspansi ke
Filipina dan Vietnam. Saham Akulaku dimiliki sebagian oleh Alibaba dan perusahaan fintech
online ini disokong oleh beberapa perusahaan e-commerce ternama diantaranya, PT Pintar

1
Inovasi Digital, PT Akulaku Silvrr Indonesia dan PT Akugrosir Indonesia, serta bisnis
pembiayaan atau multifinance lewat PT Akulaku Finance Indonesia.
Akulaku benar-benar laku hingga mampu mengakuisisi bank nasional Indonesia PT Bank
Yudha Bhakti Tbk (BBYB) dengan investasi dana sebesar Rp500 miliar dan bank kecil yang
masuk dalam kategori BUKU I (bank umum kelompok usaha) serta bank yang memiliki
modal tidak sampai Rp1 Triliun. Dilansir dari CNBC Indonesia, dana tersebut digunakan
untuk melakukan terobosan penyaluran pinjaman baru. Bank Yudha Bakti adalah bank fokus
pada kredit konsumer pegawai dan pensiunan. Pemegang saham Bank Yudha Bhakti
sebelumnya adalah PT Gozco Capital (42,16%), Asuransi Jiwa Adisaranawhanaartha
(5,95%), PT Asabri (23,89%) dan investor publik (28%). Masuknya setoran ini kemudian
dilanjutkan dengan penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(HMETD) atau rights issue yang akan dilakukan BBYB pada April 2019 silam.
Pada Agustus 2018, manajemen Akulaku sempat mengklaim nasabah mereka sudah
tembus 10 juta. Kini penggunanya sudah mencapai 15 juta, dan diklaim menjadi platform
peer-to-peer lending terbesar di Asia Tenggara. Hebatnya, fintech ini telah menyalurkan
kredit sebesar Rp 9,8 triliun. Director of Corporate Affairs and Public Relations Akulaku
Indonesia, Anggie Setia Ariningsih, mengatakan perusahaan membidik pertumbuhan
penyaluran dana mencapai 300% dan peningkatan pengguna hingga 3 kali lipat pada tahun
ini dari tahun sebelumnya. Setidaknya fintech besutan William Li ini sudah menggandeng
120.000 UMKM di Indonesia, dan tersedia di berbagai merchant offline dan online seperti
Bukalapak, Shopee, Blibli, JD.ID, dan beberapa lainnya.

B. Sejarah Keberhasilan Perusahaan


Pada Agustus 2018, manajemen Akulaku sempat mengklaim nasabah mereka sudah
tembus 10 juta. Kini penggunanya sudah mencapai 15 juta, dan diklaim menjadi platform
peer-to-peer lending terbesar di Asia Tenggara. Hebatnya, fintech ini telah menyalurkan
kredit sebesar Rp 9,8 triliun. Director of Corporate Affairs and Public Relations Akulaku
Indonesia, Anggie Setia Ariningsih, mengatakan perusahaan membidik pertumbuhan
penyaluran dana mencapai 300% dan peningkatan pengguna hingga 3 kali lipat pada tahun
ini dari tahun sebelumnya. Setidaknya fintech besutan William Li ini sudah menggandeng
120.000 UMKM di Indonesia, dan tersedia di berbagai merchant offline dan online seperti
Bukalapak, Shopee, Blibli, JD.ID, dan beberapa lainnya.

C. Masalah dan Tantangan


1. Masalah yang dihadapi
Pada tanggal 23 Agustus 2018, Komisioner Akulaku, Martha Adlina menyatakan
mereka kini mempunyai sekitar sepuluh juta nasabah di Indonesia dengan mayoritas
berada di Pulau Jawa. Akulaku sebagai startup pinjaman online yang telah berhasil
mendapat pendanan seri C dengan total hampir mencapai US$100 juta (sekitar 1.4
triliun), harusnya mampu memaksimalkan ekspansi pasar, model bisnis dan basis

2
pengguna yang lebih luas, bukan hanya sekitar Pulau Jawa. Pada tanggal 7 Desember
2018, Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum (Satgas Waspada
Investasi) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan telah menemukan 182
layanan peer to peer (P2P) lending yang beroperasi tanpa mengantongi ijin. Salah satu
layanan yang terkena tuduhan ini adalah Akulaku. Di daftar itu, mereka disebutkan
berada di bawah naungan PT. Silver Artha Indonesia. Padahal pada April 2018 lalu, OJK
mengumumkan telah memberi ijin usaha pada PT. Akulaku Finance Indonesia, termasuk
ijin operasional layanan. Menurut CEO Akulaku, William Li, masalah muncul karena
dalam kegiatan pembiayaan multiguna, mereka tidak boleh memberikan pinjaman dalam
bentuk uang tunai. Karena belakangan ini mereka menghadirkan layanan tersebut, OJK
lalu menilai startup ini sebagai perusahaan fintech yang tidak berijin.
Melalui hal ini, dapat dinilai bahwa terjadi ketidakkonsitenan layanan Akulaku,
yaitu Akulaku sendiri menyatakan bahwa mereka adalah layanan pinjaman online yang
memudahkan pengguna meminjam uang tanpa kartu kredit dan membayarkan cicilan
melalui virtual account masing-masing pengguna tetapi mereka juga mengeluarkan
pinjaman dalam bentuk tunai. Namun pada tanggal 10 September 2018 mereka mengaku
telah mengirimkan surat permohonan klarifikasi kepada Satgas Waspada Investasi.
Menanggapi surat tersebut, Satgas Waspada Investasi mengatakan akan menghapus nama
Akulaku dari daftar startup fintech P2P lending illegal. Di sisi lain, mereka juga
berencana memperbarui aplikasi agar sesuai dengan regulasi pemerintah. Aplikasi
Akulaku bisa didapatkan di Play Store untuk pengguna android, dan App Store untuk
pengguna iOS. Sedangkan pengguna Blackberry tidak dapat menggunakan aplikasi ini.
Pada Play Store, aplikasi Akulaku sendiri dapat diunduh sebesar 25MB. Bagi pengguna
yang memiliki kapasitas penyimpanan sedikit, hal ini dapat menjadi pertimbangan untuk
mengunduh aplikasi ini atau tidak. Untuk mengatasi hal ini, pihak Akulaku sendiri dapat
mengatasinya dengan cara menyediakan layanan dalam bentuk web sehingga pengguna
tidak perlu merasa kesulitan untuk mengunduh aplikasi Akulaku ini.
Untuk dapat menjadi pengguna aplikasi ini, calon pengguna harus mendaftar
terlebih dahulu. Calon pengguna akan diminta untuk membuat akun dan memenuhi
beberapa persyaratan seperti persyaratan usia, domisili, KTP, slip gaji atau bukti
penghasilan dan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Karena bisnis ini merupakan bisnis
yang bergerak di bidang fintech lending, pihakAkulaku sendiri harus mengenal
penggunanya dengan baik agar tidak terjadi kredit macet (NPL) yang tinggi. Pengenalan
ini dapat dilihat dengan prosedur pendaftaran pengguna dengan cara mengirim foto
memegang KTP, mengisi data pekerjaan , upload foto ID karyawan dan merekam suara
pengguna. Plafon pinjaman yang diberikan Akulaku tergantung dari persetujuan pihak
Akulaku karena akan dilihat dari segi penghasilan dan pekerjaan. Pinjaman berkisar dari
Rp. 2.000.000 hingga Rp.5.000.000. Sementara untuk masa tenor cicilan yang ditawarkan
mulai dari 3 bulan hingga 9 bulan dengan bunga yang digunakan 0.9% per hari dan biaya
keterlambatan 1% per hari. Cara penagihan pinjaman dapat dilakukan via telepon dan
door to door. Pengguna dapat melunasi/membayar pinjaman melalui Virtual Account

3
Number. Melalui metode pembayaran ini, pengguna tidak perlu melakukan konfirmasi
pembayaran pada pihak Akulaku.
Pihak Akulaku telah melakukan usaha untuk menangani masalah kurangnya
kepedulian masyarakat untuk dapat mengembalikan pinjaman yang telah diajukan.
Dilansir dari SELULAR.ID (Maret,2019), dalam tajuk “Akulaku Ingin Masyarakat
Cerdas Manfaatkan Pinjaman”, pada tanggal 16 hingga 17 Maret 2019 lalu Akulaku
menggelar karnaval di Bintaro Jaya Exchange yang dapat memanjakan pengunjungnya
dan mengadakan talkshowdengan menghadirkan pakar keuangan seperti Safir Senduk
untuk meningkatkan literasi keuangan khususnya di era digital ini dengan maraknya
platform pinjaman online. Akulaku perlu rutin untuk melakukan acara-acara seperti
karnaval, talkshow, dan kegiatan lainnya untuk meningkatkan kesadaran kepedulian
masyarakat untuk dapat melunaskan segala pinjaman tepat waktu.
Dilansir dari AKURAT.CO (13 Maret 2019) Direktur Corporate Affairs and
Public Relations Akulaku Indonesia, Anggie Setia Ariningsih mengatakan Akulaku
sebagai platform pemberi pinjaman memiliki target yang cukup ambisius di tahun politik
ini. Pasalnya, dirinya menargetkan Akulaku bisa tumbuh 2 sampai 3 kali lipat dari tahun
2018 kemarin yang mencapai Rp 9.8 triliun. Hal ini juga harus disertai dengan tindakan
nyata Akulaku dengan memperbanyak key partner seperti merchant-merchant lain
termasuk e-commerce dan platform digital untuk menambah nasabah pelanggan Akulaku.
Akulaku juga menggandeng perusahaan Fintech Peer to Peer Lending (P2PL) seperti
Asetku sebagai perusahaan yang menghubungkan pemberi pinjaman dengan Peminjam
dari segmen consumer lending. Setiap pendanaan di Asetku menggunakan fixed return
rate, sehingga pemberi pinjaman dapat melihat return rate pasti, estimasi jumlah
pengembalian beserta besaran return dan jelas waktu kembalinya. Asetku dapat menjadi
key partner yang “baik” karena meskipun Asetku pemain baru dalam dunia Fintech,
sejauh ini jumlah Non Performing Loan (NPL) perusahaan masih 0.00% (Detikfinance,
2019) sedangkan Angka Non Performing Loan (NPL) alias tagihan bermasalah di
platform peer to peer lending Akulaku saat ini berada di kisaran 5%. Hal ini disampaikan
Anggie Setia Ariningsih, Direktur Corporate Affairs and Public Relation Akulaku
Indonesia. Untuk menekan angka NPL tersebut, pihak Akulaku akan terus melakukan
literasi keuangan kepada masyarakat maupun pengguna Akulaku pada khusunya.
Menggandeng Asetku yang merupakan perusahaan peer to peer landing, Akulaku
membuat layanan yang dapat digunakan pengguna adalah pinjaman tunai (cash loan)
dengan dana bersumber dari para pemberi pinjaman Asetku yang sudah terdaftar. Untuk
proses collection, Asetku bermitra dengan Akulaku, namun pihak Asetku enggan
menjelaskan lebih detail kepemilikan saham Akulaku di Asetku. Perusahaan Asetku
berkomitmen untuk menjaga kualitas peminjam dengan rekam jejak yang jelas dari
Akulaku, agar investasi yang diberikan pemberi pinjaman tetap aman. Akses untuk
pemberi pinjaman hanya tersedia lewat aplikasi Asetku, sementara peminjam bisa
mengajukan pinjaman lewat Akulaku. Hal ini dapat meningkatkan pelayanan Akulaku
terhadap pengguna dan dapat juga meningkatkan kepercayaan pengguna Akulaku. Hal ini

4
dikarenakan Asetku sangat selektif terhadap peminjam tunai. Tidak sembarang pengguna
Akulaku yang bisa lolos menerima pinjaman dari Asetku. Pasalnya perusahaan ini
melakukan mitigasi risiko sendiri. Adapun nominal dana yang bisa dipinjam oleh
pengguna untuk layanan ini mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta dan tenor maksimal
30 hari.
Ketidakpuasan pengguna terhadap Akulaku dapat terjadi yaitu pelayanan yang
diberikan dan kecepatan pesanan, lamanya proses refund dan sulitnya melakukan
pembatalan pembelian produk ketika sudah membayar uang muka produk tersebut.
Pengguna Akulaku sering mengeluhkan hal ini dan membanding-bandingkannya dengan
pesaing Akulaku yaitu Kredivo. Kredivo sendiri merupakan layanan penyedia fasiltas
kredit online yang menawarkan kemudahan dalam pembayaran ketika pengguna
melakukan transaksi belanja online. Jika Akulaku memberi masa cicilan hingga 9 bulan
dan jumlah kredit hanya mencapai Rp 9 juta, Kredivo memberi massa cicilan hingga 12
bulan dan jumlah kredit mencapai Rp 20 juta. Hal ini sudah menunjukkan ketertinggalan
Akulaku dalam hal value preposition yang mereka berikan. Jauhnya perbandingan
Akulaku dan Kredivo dalam segi waktu masa cicilan dan jumlah kredit yang diberikan ini
dapat membuat pengguna enggan memilih Akulaku. Akulaku dapat mengatasi hal ini
dengan cara memperpanjang masa cicilan dan memperbesar jumlah kredit yang
diberikan.
Dilansir dari Mediakonsumen, pengguna jasa kredit Akulaku tampaknya memiliki
masalah yang sama yaitu jangka waktu pengirimannnya lama ketika DP sudah
dibayarkan. Hal ini dapat diakibatkan karena barang yang dipesan harus diteruskan dari
took/marchent ke gudang Akulaku lalu bisa diteruskan ke ekspedisi yang ditunjuk. Hal
ini dapat memperlama waktu pengiriman. Pada aplikasi Akulaku sendiri sudah dituliskan
ekspedisi yang digunakan, namun format resinya sediri tidak dapat dilacak karena tidak
ada standar yang digunakan. Adapun beberapa nama ekspedisi pengiriman yang
digunakan Akulaku adalah Raja Kirim, aCommerce, J&T Express, Ark Express, dan
ekspedisi sendiri yaitu memakai logistic Akulaku sendiri dengan format resi ALK tidak
menggunakan jasa pengiriman barang terkenal seperti JNE. Kelebihan metode ini adalah
menjadikan pengguna hanya akan berurusan dengan Akulaku mulai dari proses
pemesanan, packing, hingga barang tiba pada konsumen. Namun kelemahan metode ini
dapat terjadi apabila terjadi kurangnya pelayanan Akulaku seperti barang yang lama tiba
pada konsumen, sulit dihubunginya kurir Akulaku tersebut. Konsumen akan langsung
menghubungi dan menyalahkan pihak Akulaku saja. Hal ini dapat dilihat pada
MediaKonsumen yaitu banyaknya ketidakpuasan pengguna terhadap pelayanan kurir
pengantaran Akulaku.
Pertumbuhan P2P Fintech juga didukung oleh Akulaku yang dikabarkan akan
mengakusisi bank Yudha Bhakti Tbk yang bertujuan untuk mengawal Bank Yudha Bhakti
menjadi Bank modern dan handal dalam penguasaan teknologi. Hal ini menunjukkan
kepedulian Akulaku untuk dapat terus meningkatkan peforma layanan mereka untuk
masyarakat Indonesia.

5
2. Tantangan yang dihadapi
Masalah yang timbul tentunya akan melahirkan suatu tantangan yang harus
dihadapi agar dapat melewati masalah-masalah yang ada. Oleh sebab itu, Akulaku
mempunyai tantangan tersendiri untuk melewati permasalahan yang ada. Berikut ada
tantangan yang harus di hadapi oleh Akulaku :

a. Menciptakan inovasi terus menerus


Akulaku harus terus menginovasi bisnisnya agar masyarakat nantinya tidak akan
jenuh dengan produk-produk yang ditawarkan. Akhirnya mereka memperbarui aplikasi
agar sesuai dengan regulasi pemerintah, aplikasi Akulaku bias didapatkan di Play Store
untuk pengguna android, dan App Store untuk pengguna ios. Sedangkam pengguna
Blackberry tidak dapat menggunakan aplikasi ini. Pada Play Store, aplikasi Akulaku
sendiri dapat diunduh sebesar 25GB. Bagi pengguna yang memiliki kapasitas
penyimpangan sedikit, hal ini menjadi pertimbangan untuk mengunduh aplikasi ini atau
tidak.
Untuk dapat menjadi pengguna aplikasi ini, calon pengguna harus mendaftar
terlebih dahulu. Calon pengguna akan diminta untuk membuat akun dan memenuhi
beberapa persyaratan seperti persyaratan usia, domisili, KTP, slip gaji atau bukti
penghaislan dan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Karena bisnis ini merupakan bisnis
yang bergerak dibidang fintech lending, pihak Akulaku sendiri harus mengenal
penggunanya dengan baik agar tidak terjadi kredit macet (NPL) yang tinggi.

b. Selektif dalam memilih mitra usaha


Dilansir dari AKURAT.CO (13 Maraet 2019) Direktur Corporate Affairs and
Public Relation Akulaku Indonesia, Anggie Setia Ariningsih mengatakan Akulaku
sebagai platform pemberi pinjaman memiliki target yang cukup ambisius di tahun politik
ini. Pasalnya, dirinya menargetkan Akulaku bis tumbuh 2 sampai 3 kali lipat dari tahun
2018 kemarin yang mencapai Rp 9,8 triliun.
Hal ini juga harus disertai dengan tindakan nyata Akulaku dengan memperbanyak
key parthner seperti merchant-merchant lain termasuk e-commerce dan platform digital
untuk menambah nasabah pelanggan Akulaku. Akulaku juga menggandeng perusahaan
Fintech Peer to Peer Lending (P2PL) aeperti Asetku sebagai perusahaan yang
menghubungkan pemberi pinjaman dengan peminjam dari segmen consumer lending.
Setiap pendanaan di Asetku menggunakan fixed return rate, sehingga pemberi
pinjaman dapat melihat return rate pasti, estiminasi jumlah pengembalian beserta besaran
return dan jelas waktu kembalinya. Asetku dapat menjadi key parthner yang “baik”
karena meskipun Asetku pemain baru dalam dunia Fintech, sejauh ini jumlah Non
Performing Loan (NPL) perusahaan masih 0,00% (Detikfinance,2019) sedangkan Angka
Non Performing Loan (NPL) alias tagihan bermasalah di platform peer to peer lending
Akulaku saat ini berada di kisaran 5%. Menggandeng Asetku yang merupakan peer to
peer lending, Akulaku membuat layanan yang dapat digunakan pengguna adalah

6
pinjaman tunai (cash loan) dengan dana bersumber dari para pemberi pinjaman Asetku
yang sudah terdaftar.

BAGIAN B
ANALISIS

7
A. Executive Summary (Ringkasan Eksekutif)
Akulaku didirikan oleh dua orang yang berasal
dari Cina, yakni William Li dan Gordon Hu. William
merupakan mantan Investmen Manager disebuah
perusahaan asuransi bernama Ping An Insurance
Company. Akulaku sendiri berada dibawah naungan
PT. Akulaku Finance Indonesia. Selain itu, Akulaku
juga memiliki anak perusahaan bernama PT. Akulaku Silvrr Indonesia yang bergerak
dibidang Market Place dan PT. Akugrosir Indonesia di bidang B2B Ecommerce. Sejarah
Akulaku dimulai ketika pertama kali didirikan di Malaysia yang kemudian mulai melebarkan
sayapnya ke Indonesia. Akulaku beralamatkan di PT Silvrr Artha Indonesia, Gedung Graha
Lestari Lantai 11 Zona 5, Jl Kesehatan Raya 48 / Jl. Petojo Sabangan No. 2A Cideng, Jakarta
Pusat 10160. Akulaku juga menyediakan customer service yang memberikan layanan bagi
para pelanggan terkait perbelanjaan hingga transaksi pembayaran. Akulaku menyediakan
layanan pembiayaan dan perkreditan yang telah terdaftar dan diawasi oleh OJK dengan
Tanda Bukti Terdaftar No.KEP-436/NB.11/2018.
Akulaku juga memiliki perusahaan investasi P2P Landing dengan nama PT. Pintar
Inovasi Digital. Akulaku tidak hanya bergerak dibidang pembiayaan online saja, namun juga
investasi hingga marketplace. Sebagai aplikasi kredit yang cukup terkenal di Asia tenggara,
terutama Indonesia dan Malaysia, Akulaku memiliki merchant yang peran penting dalam
meningkatkan penyaluran pembayaran baik secara tunai maupun kredit. Saat ini merchant
yang bekerjasama dengan Akulaku sudah cukup banyak, dan rata-rata merupakan toko online
serta market place ternama.

B. What is The Case (Inti Kasus)


Pada awalnya Akulaku hadir di Indonesia pada tahun 2016. CEO Akulaku, William Li,
kepada Tech in Asia Indonesia, mengatakan bahwa ide mengembangkan Akulaku datang dari
keinginan membuat layanan finansial di negara berkembang di luar China. Li berpengalaman
sebagai manajer investasi di perusahaan asuransi Ping An Insurance Company. Berdasarkan
latar belakang ini beliau meneguhkan komitmennya untuk membangun Akulaku. William Li
bersama rekannya mengembangkan sebuah layanan pengiriman uang (remitansi) lintas
negara di Hong Kong pada awal 2015.
Lalu, pada akhir 2014, seperti dikutip Tech in Asia, Li berhasil mendapat pendanaan
tahap awal sebesar US$ 1 juta atau sekitar Rp 12,4 miliar dari IDG Capital untuk bisnis
tersebut. Dana itu kemudian digunakan untuk biaya operasional dan merekrut karyawan.
Lewat layanan pengiriman uang buatannya, Li bisa bertemu dengan para nasabah yang
merupakan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Indonesia dan Filipina. Dari pertemuan itu, Li
mulai mempelajari gaya hidup dan latar belakang mereka. Dari hal ini, Li mendapat ide
membuat layanan finansial berbasis internet di Indonesia. Karena bisnisnya bergerak di
remitansi, Li diuntungkan karena mempunyai akses untuk berbincang dengan bankir-bankir
besar tanah air, mulai dari Bank BRI, Bank Negara Indonesia (BNI), hingga Bank Mandiri.

8
Selama 2 tahun menjekakkan kaki di tanah air, Akulaku mampu mencatat penyaluran
pinjaman kepada 2 juta orang dengan nilai transaksi rata-rata Rp50.000-Rp500.000.
Melihat bisnisnya yang terus berkembang, Akulaku melebarkan sayap bisnis ke Filipina
dan Vietnam. Saat ini, saham Akulaku dimiliki sebagian oleh Alibaba, raksasa e-commerce
global yang berbasis di China. Selain bisnis pinjam meminjam melalui PT Pintar Inovasi
Digital, Akulaku punya didukung bisnis lain yakni e-commerce melalui PT Akulaku Silvrr
Indonesia dan PT Akugrosir Indonesia, serta bisnis pembiayaan atau multifinance lewat PT
Akulaku Finance Indonesia.
Pencapaian lain yang berhasil Akulaku dapatkan ialah ketika Akulaku berhasil
mengakuisisi bank nasional di Indonesia, Akulaku menginvestasikan dana sebesar Rp 500
miliar ke PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB), bank kecil yang masuk kategori BUKU I
(bank umum kelompok usaha), bank dengan modal di bawah Rp 1 triliun.
Komisioner Akulaku, Martha Adlina menyatakan mereka kini mempunyai sekitar sepuluh
juta nasabah di Indonesia dengan mayoritas berada di pulau Jawa. Karena itu, mereka
berencana menggaet lebih banyak pengguna dari luar Pulau Jawa. Dalam sebulan, total
transaksi pengguna Akulaku mencapai 1,5 juta transaksi dengan nominal sebesar US$50 juta
(sekitar Rp730 miliar). Sebagian besar transaksi tersebut digunakan untuk membeli gadget
dan perangkat elektronik.

C. Analysis of Existing Key Issues and Strategies


1. William Li Melihat Peluang Pasar
Melihat potensi pasar, William Li mengamati dan mempelajari gaya hidup serta
latar belakang para nasabahnya ketika ia melakukan layanan pengiriman uang. Dari
pengamatannya itu, William Li mendapatkan ide untuk membuat perusahaan fintech yang
memberikan pelayanan finansial secara online di Indonesia.

2. Menyiapkan rencana offshore loan


Akulaku memiliki target untuk memenuhi pembiayaan sebesar Rp 6 triliun.
Offshore loan sendiri adalah pinjaman yang pembiayaannya berasal dari luar negeri.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Akulaku sedang membidik investor dari Hongkong.
Melalui target pembiayaan tersebut, Akulaku akan mengembangkan kredit produktif
berupa:
a) Pemberian pinjaman bagi para pelaku usaha merchant online yang ada di
marketplace Akulaku dan di platform e-commerce lain, terutama yang berada di wilayah
Jabodetabek, dengan memberikan layanan pinjam sebesar Rp 50 juta hingga Rp100 juta
b) Kredit kendaraan bermotor, dengan nilai Rp 50 juta hingga Rp 300 juta
dan tenor 1-5 tahun serta bunga sekitar 12 persen
c) Rencana untuk menggarap bisnis syariah yang potensial
Selama ini perusahaan Akulaku hanya fokus pada kredit konsumtif yang telah
menyalurkan dana hingga Rp 4 triliun pada 2019. Di mana jumlah penggunanyanya

9
mencapai 3 juta orang, dengan nilai wanprestasi di bawah 1 persen dan tumbuh sebesar
116 persen dari tahun ke tahun.

3. Memiliki merchant sebagai partner bisnis


Akulaku memiliki strategi pemasaran sendiri dengan menggaet kerja sama toko
online sebagai merchant. Merchant yang bekerjasama dengan Akulaku, diantaranya
adalah Shopee, Bukalapak, Blibli, JD.id, dan lainnya. Semua market place dan toko
online tersebut menyediakan metode pembayaran Akulaku bagi yang ingin kredit barang,
tapi tidak memiliki kartu kredit. Akulaku dapat menjadi solusi untuk kredit barang, tanpa
kartu kredit sehingga memudahkan semua orang membeli barang yang diinginkan.

4. Inovasi yang akan dilakukan tahun ini


Akulaku Finance akan mengeluarkan produk terbaru yakni kredit kendaraan
bermotor. Produk kredit tersebut menyediakan fasilitas tunai dengan agunan BPKB mobil
yang dapat digunakan untuk kebutuhan modal kerja, rumah tangga, dan lainnya.
Maksimal kredit yang diberikan adalah Rp 500 juta dengan pencairan dana sampai 85%
dari harga kendaraan dengan tenor 1 tahun-3 tahun dengan bunga flat 12% dan tenor 4
tahun-5 tahun dengan bunga flat 12,5%.

D. Objectives and Influence of Major Stakeholders


1. Internal
a. Pemilik atau owner
Peran pemilik atau owner merupakan hal yang vital dalam perusahaan dimana
kebijakan dan kekuasaan dikendalikan olehnya. Pemilik serta inisiator Akulaku yaitu
William Li dan Gordon Hu. Li yang memiliki latar belakang hukum dan keuangan
serta Hu yang memiliki keahlian teknis menjadikan mereka dapat bekerjasama untuk
mewujudkan perusahaan fintech konsep kredit pertama di Indonesia.

b. Pemegang saham
Sebagai penyokong terbesar dalam hal dana peran pemegang sahan tidak dapat
dianggap remeh bahkan dikebanyakan perusahaan pemegang kuasa tertinggi yaitu
Rapat Pemegang Saham. Akulaku sebagai anak usaha dari Alibaba, sebuah e-
commerce ternama yang dimiliki oleh Jack Ma, sebab itu saham Akulaku dimiliki
sebagian oleh Alibaba.

c. Karyawan
Aset terpenting dari sebuah perusahaan yaitu memiliki sumber daya manusia yang
unggul dan dapat bersaing guna membantu tercapainya tujuan perusahaan. Akulaku

10
memiliki kurang lebih 1000 karyawan yang membantunya dalam menjalani bisnis.
Karyawan memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai dengan posisi kerja mereka
masing-masing namun semua memiliki tujuan yang sama yaitu mewujudkan visi
perusahaan.

2. Eksternal
a. Pemerintah
Melalui OJK pemerintah memiliki salah satu tugas dan tanggung jawab yaitu
mengawasi perusahaan fintech di Indonesia termasuk Akulaku. Sehingga legalitas
perusahaan telah dikantonginya. OJK telah memiliki regulasi terkait finansial
technology yang harus dipatuhi oleh setiap pebisnis fintech di Indonesia. Sebab itu
seluruh perusahaan fintech di Indonesia termasuk Akulaku berada dibawah
pengawasan dan intervensi dari OJK yang berarti perusahaan tidak dapat
sembarangan dalam melakukan aktivitas usahanya.

b. Investor
Investor menjadi salah satu pihak yang memiliki kontribusi besar dalam perusahaan.
Perusahaan fintech online ini disokong oleh beberapa perusahaan e-commerce
ternama diantaranya, PT Pintar Inovasi Digital, PT Akulaku Silvrr Indonesia dan
bisnis pembiayaan atau multifinance lewat PT Akulaku Finance Indonesia.

c. Merchant atau Mitra


Sebagai perusahaan aplikasi kredit virtual finansial online, Akulaku menggaet sekitar
120.000 UMKM di Indonesia sebagai mitra nya. Mulai dari jenis barang kebutuhan
harian hingga jenis elektronik dapat disediakan oleh Akulaku. Para mitra ini menjadi
kerabat perusahaan karena merekalah ketersediaan barang dapat dipenuhi dan
membantu berjalannya bisnis ini.

d. Pelanggan
Hingga saat ini Akulaku berhasil memiliki nasabah kurang lebih 10 juta dan
penggunanya sampai 20 juta. Sebab itu mereka dapat mengklaim bahwa Akulaku
merupakan perusahaan Aplikasi kredit virtual finansial online terbesar di pasar Asia
Tenggara; Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Filipina.

E. Analisis Internal dan Eksternal


1. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam
organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus
pada perusahaan.

11
a. Struktur
Menurut Steers (1997), “Struktur menyatakan cara organisasi mengatur sumber
daya manusia bagi kegiatan-kegiatan ke arah tujuan. struktur merupakan cara yang
selaras dalam menempatkan manusia sebagai bagian organisasi pada suatu hubungan
yang relatif tetap, yang sangat menentukan pola-pola interaksi, koordinasi dan
tingkah laku yang berorientasi pada tugas”.
1. Kekuatan (Strenght)
Kekuatan yang dimiliki oleh Akulaku yaitu kerjasama tim yang baik. Akulaku
menggunakan jenis stuktur horizontal dan fungsional dimana para karyawan mudah
bertemu dengan pimpinannya dan dengan mudah bertukar pikiran serta pembagian
tugas karyawannya sesuai dengan fungsi divisinya masing-masing. Akulaku memiliki
puluhan divisi seperti HRD, bagian merchant, bagian IT, bagian Anti-Fraud, dan
sebagainya dimana mereka siap membantu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
2. Kelemahan (Weakness)
Sama dengan kebanyakan startup lainnya dalam hal structural perusahaan ini
lebih bersifat tertutup dimana para mitra atau merchant yang bekerjasama dengan
Akulaku tidaklah masuk dalam struktural melainkan hanya sebagai pendukung atau
penyokong ketersediaan barang yang dibutuhkan pelanggan.

b. Budaya
Budaya organisasi adalah kumpulan asumsi dan nilai baik yang disadari maupun
tidak yang dapat mengintegrasikan organisasi. Asumsi dan nilai tersebut menjadi
penentu tingkah laku anggota organisasi
1. Kekuatan (Strenght)
Sebagai model bisnis baru Akulaku memiliki sistem yang kekinian yang
kebanyakan bersifat fleksibilitas. Dimana perusahaan tidak memiliki peraturan yang
ketat terkait cara berpakaian karyawan dan cara bekerja karyawannya. Sehingga
karyawan merasa nyaman bekerja dengan gayanya sendiri asalkan pekerjaan yang
dibebankan dapat diselesaikan tepat waktu.

2. Kelemahan (Weakness)
Dengan budaya yang dianut oleh kebanyakan startup hal ini menimbulkan
kurangnya sisi disiplin dari setiap karyawannya. Akulaku menerapkan peraturan jam
kerja yang berbeda dari startup kebanyakan, biasanya startup membebaskan
karyawannya datang dan pulang jam berapa saja asal mereka bekerja 8 jam penuh
setiap harinya. Sedangkan Akulaku menerapkan jam kerja yang tetap yaitu masuk
pada pukul 9 pagi dan pulang pada pukul 6 sore.

c. Sumber Daya Organisasi


Sumber daya organisasi merupakan aset sumber daya organisasi. Sumber daya
organisasi merupakan sumber daya, seperti mesin, paten, merek dan modal manusia.
1. Kekuatan (Strenght)

12
Akulaku memiliki asset berupa aset fisik dan nonfisik. Secara fisik aset yang
dimiliki Akulaku berupa kantor yang beralamat di Gedung Syahid Sudirman Center,
peralatan operasional dan fasilitas kerja bagi para karyawannya. Secara nonfisik aset
yang dimiliki Akulaku berupa hak paten merek dan legalitas perusahaan.
2. Kelemahan (Weakness)
Mitra atau merchant yang bekerjasama dengan Akulaku tidak memiliki kekuatan
dalam menentukan harga produk karena dalam konsepnya pihak akan membeli
produk yang pelanggan butuhkan dengan cash dan dijual kembali kepada pelanggan
secara kredit dengan harga baru dan bunga yang telah perusahaan tentukan.

2. Lingkungan Tugas
Lingkungan Tugas (task environment) adalah lapisan lingkungan luar yang paling
dekat dengan organisasi. Ia termasuk sektor-sektor yang melakukan transaksi harian
dengan organisasi dan punya pengaruh langsung pada kinerja dan operasi sehari-hari
perusahaan. Termasuk ke dalam lingkungan ini adalah kompetitor, supplier,
pelanggan (customer), dan pasar tenaga kerja. Untuk itu lingkungan tugas dapat
dianalisis menggunakan Porter’s 6 Force.

a. Hambatan bagi pendatang baru (Potential Entrants)


Untuk masuk pasar fintech tidaklah mudah karena butuh banyak kesiapan
baik modal maupun legalitas pemerintah. Berdasarkan data statistik per februari
2020 di Indonesia baru terdapat 161 startup yang terdaftar di OJK. Hal ini
disebabkan memang karena tidaklah mudah membangun usaha dengan skala
startup ini. Beberapa hambatan bagi pendatang baru yaitu seperti memerlukan dana
atau modal yang tinggi, teknologi yang tinggi, hak paten, merek dagang,
peraturan/perizinan pemerintah.

b. Daya tawar pemasok (Bargaining power of suppliers)


Dalam bisnisnya Akulaku memiliki pemasok atau supplier ketersediaan
barang melalui para merchantnya. Perusahaan akan membeli produk merchant
yang dibutuhkan pelanggan secara cash dengan kemudian barang tersebut dijual
oleh perusahaan dengan harga jual baru yang dapat dibeli dengan cara cash
ataupun dicicil beserta tingkat bunga yang telah ditentukan. Hingga saat ini telah
ada 120.000 UMKM yang mendaftar sebagai merchant dari Akulaku.

c. Daya tawar pembeli (Bargaining power of buyyers)


Dengan kemudahan yang diberikan oleh Akulaku hal ini yang membuat
daya tawar pembeli tinggi terhadap barang-barang yang disediakan oleh Akulaku.
Sistem cicilan yang diterapkan oleh bank sangat rumit dan besar maka Akulaku

13
hadir dengan konsep mencicil tanpa kartu kredit sehingga ini yang menarik minat
pelanggan untuk menggunakan layanan Akulaku.

d. Hambatan bagi produk pengganti (Threat of subtituties)


Aplikasi penyedia cicilan di Indonesia baru berjumlah tiga perusahaan
yaitu Akulaku, Kredivo, dan Cicil. Namun yang benar-benar memiliki layanan
kredit seluruh barang hanyalah Akulaku. Kredivo hanya menyediakan dana yang
diberikan kepada pelanggan dan akan dikembalikan nantinya dengan sistem cicil
sedangkan cicil merupakan startup baru yang hanya merambah kebutuhan dari
mahasiswa saja.

e. Tingkat persaingan dengan competitor (Rivalry among existing competitiors)


Jika dilihat dari segi fintech Akulaku memang bukanlah startup yang
memiliki posisi kuat di pasar. Terdapat Amartha, Cek Aja, Bareksa, Doku, Go-
Pay, Midtrans, Finansialku, T-Cash, Uang Teman dan Modalku yang menduduki
posisi top ten fintech di Indonesia. Namun dalam segi layanan Akulaku memiliki
kekuatan dalam bersaing di pasar yaitu dengan adanya layanan kredit tanpa kartu
kredit dan kredit tanpa anggunan yang disedikan oleh Akulaku.

f. Stakeholder lain (Other stakeholders)


Untuk masuk dalam struktur stakeholder Akulaku tidaklah mudah terlebih
dari segi investor karena Akulaku tidak membuka jalur secara sembarangan untuk
investor masuk dalam perusahaannya. Modal yang dimiliki oleh Akulaku
sebagian besar memang berasal dari Alibaba Grup yang menjadi induk
perusahaannya.

3. Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal mencakup pemahaman berbagai faktor di luar
perusahaan yang mengarah pada munculnya kesempatan bisnis / bahkan ancaman
bagi perusahaan. Di dalam analisis lingkungan eksternal berupaya memilah
permasalahan global yang dihadapi perusahaan dalam bentuk, fungsi dan keterkaitan
antar bagian. Bagi pengembangan strategic, analisis ini di butuhkan tidak hanya
terbatas pada rincian analisis kesempatan dan ancaman saja tetapi juga untuk
menentukan dari mana dan untuk apa hasil analisis itu di pergunakan.

a. Kekuatan Sosiokultural
1. Kesempatan (Opportunity)
Masyakat Indonesia itu gemar melakukan kredit baik itu barang maupun
uang. Namun ketersediaan layanan kredit yang dilakukan oleh bank-bank di
Indonesia tidak dapat menjaring seluruh lapisan. Proses yang ribet dan harus

14
adanya jaminan saat mengajukan kredit membuat banyak masyarakat enggan
melakukannya. Akulaku mengambil peluang itu dengan menyediakan layanan
kredit tanpa kartu kredit dengan melakukan pengajuan limit. Hal ini
memberikan kemudahan bagi masyarakat Indonesi yang ingin membeli
kebutuhannya secara kredit.

2. Ancaman (Threat)
Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam tidak sedikit
masyarakat muslimnya yang memiliki prinsip syariah dalam setiap
bertransaksi sehingga mereka tidak menggunakan layanan ini karena terdapat
bunga dalam setiap cicilannya yang berarti termasuk perbuatan riba.

b. Kekuatan Ekonomi
1. Kesempatan (Opportunity)
Untuk melakukan transaksi pembayaran pelanggan dapat membayar
melalui transfer bank, Indomart, dan Alfamart. Hal ini memberi pelanggan
kemudahan karena media pembayarannya mudah untuk ditemukan. Hingga
saat ini Akulaku telah memberikan pinjaman hingga 1,5 Triliun setiap
bulannya dan mencapai 9,8 Triluin dalam satu tahun.

2. Ancaman (Threat)
Sebagai penyedia layanan kredit secara online hal yang menjadi tantangan
yaitu adanya kredit macet dan rawan atas penipuan ataupun manipulasi data
yang dilakukan oleh pelanggan. Namun hal ini telah diantisipasi oleh Akulaku
dengan adanya divisi khusus yang menangani hal tersebut yaitu divisi
collection yang menangani masalah kredit macet dan Akulaku memiliki tim
anti-fraud dan divisi disaster system. Tim ini, selain bertujuan untuk menjaga
ketahanan sistem TI dari ancaman siber juga berperan untuk mengidentifikasi
profil pengguna, ketika hendak meminjam melalui aplikasi.

c. Kekuatan Teknologi
1. Kesempatan (Opportunity)
Aplikasi ini dapat di download di Play Store untuk pengguna Android dan
App store untuk pengguna IOS.Untuk memperluas jaringan bisnis di bidang
Online Shop dan ketersediaan produk ,akulaku bermitra bisnis dengan
JD.ID ,Buka Lapak, Lazada, Elevania dll sehingga produknya sampai saat ini
sudah mencapai ribuan item mulai dari kategori fashion, pulsa HP, voucher
listrik, handphone/tablet komputer/laptop, elektronik,perabotan rumah tangga,
hingga yang terbaru voucher makan, taman hiburan,hotel, voucher
Indomaret /Alfamaret hingga tiket pesawat terbang dll.

15
2. Ancaman (Threat)
Terdapat beberapa keluhan terkait pelayanan dalam aplikasi Akulaku yaitu
seringnya perbaikan sistem, respon dari customer service yang lama
menjawab keluhan pelanggan, dan terkadang produk habis belum terupdate
sehingga uang DP di refund.

d. Kekuatan Politik-Legal
1. Kesempatan (Opportunity)
Legalitas Akulaku tidaklah perlu diragukan lagi. Perusahaan ini telah
terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dengan Tanda Bukti Terdaftar
No.KEP-436/NB.11/2018. Salah satu syarat perusahaan pembiayaan online di
Indonesia adalah harus terdaftar di OJK. Pasalnya OJK akan melakukan
pengawasan secara integritas agar dapat melindungi seluruh kepentingan
konsumen. Tanpa adanya pengawasan dari OJK, maka perusahaan kredit
online bisa sewena-wena terhadap konsumennya, seperti menagih hutang
dengan ancaman hingga membocorkan data pribadi.

2. Ancaman (Threat)
Sebagai perusahaan yang dibawah pengawasan pemerintah terkhususnya
OJK maka situasi politik dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. Jika situasi
politik sedang panas maka tak jarang banyak sector mendapat dampaknya
mungkin termasuk dengan perusahaan fintech ini.

F. Analisis Alternatif Strategi untuk Masa Depan


 Matriks SWOT

Menggambarkan bagaimana manajemen dapat mencocokkan peluang dan ancaman


eksternal yang dihadapi suatu perusahaan tertentu dengan kekuatan dan kelemahan
internalnya untuk menciptakan empat rang,aian strategis. Berikut ini adalah analisis hasil
matrik SWOT dilihat dari sudut pandang analisis terhadap PT. Akulaku Finance Indonesia

IFAS Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)


a. Akulaku sudah a. Akulaku masih
terdaftar di OJK dan mematok bunga yang
memiliki citra yang relatif tinggi
bagus b. Tidak tersedia layanan
b. Proses pinjaman uang pada website, semua
secara kilat, tidak masih by apliaksi
sampai 24 jam c. Akan ada denda
c. Persyaratan dan tambahan jika telat
prosesnya mudah, dalam angsuran
semua via aplikasi
d. Akulaku menerapkan

16
banyak fitur dan
promo yang menarik
EFAS bagi konsumen
Peluang (Opportunity) STRATEGI SO STRATEGI WO
a. Semakin maraknya e- Kedepan Akulaku lebih a. Akulaku sebagai
commerce yang ada di memperbanyak kerjasama produk digital dan
Indoensia, menjadi dengan e-commerce, guna ditengah maraknya e-
pasar strategis yang untuk memperluas pasar commerce diharapkan
dapat menjadi peluang aplikasi kerdit digital dibidang untuk dapat juga
b. Akulaku sebagai e-commerce membuka layanan via
produk aplikasi kredit website
digital akan menarik b. Agar pangsa pasar
pelanggan untuk terus tejaga, untuk dapat
menggunakan ditengah mengurangi jumlah
maraknya e-commerce bunga yang terbilang
tinggi
Ancaman (Threats) STRATEGI ST STRATEGI WT
a. Akan adanya pesaing Menambah fitur lain yang Membuat sistem teknologi
potensial yang menarik dan menambah informasi (TI) yang dapat
menggerus market promo demi menjaga market menangkal mitigasi ancaman
share Akulaku share untuk menghadapi siber
b. Adanya siber yang pesaing potensial
dapat mengacak-acak
base data karena
Akulaku ini berbasis
aplikasi

Empat startegi diatas yang telah dianalisa dapat digunakan oleh PT. Akulaku Finance
Indonesia salah satunya yang tepat adalah ST, menggunakan kekuatan untuk mengatasi
ancaman. Strategi ST yang kami sarankan yaitu memperbanyak promo atau menambah fitur
yang menarik bagi pengguna aplikasi akulaku. Kita mengetahui banyak jasa yang
menawarkan cicilan tanpa kartu kredit seperti Credivo, Home credit, Awan Tunai, Gojek
PayLater, Ovo PayLater, dan lainnya yang mana itu dapat menjadi pesaing potensial yang
dihadapi oleh Akulaku.

17
G. Isu Implementasi Sukses
Sebagai suatu perusahaan, tentunya harus melakukan strategi yang baik untuk
menjalankan usahanya. Dari berbagai strategi yang dilakukan, tidak selamanya strategi
terbilang sukses. Terkadang strategi yang direncanakan tidak sesuai dengan ekspetasi. Begitu
juga dengan perusahaan Akulaku ini.
Namun pada Agustus 2018, manajemen Akulaku sempat mengklaim nasabah mereka
sudah tembus 10 juta. Kini penggunanya sudah mencapai 15 juta, dan diklaim menjadi
platform peer-to-peer lending terbesar di Asia Tenggara. Hebatnya, fintech ini telah
menyalurkan kredit sebesar Rp 9,8 triliun. Director of Corporate Affairs and Public Relations
Akulaku Indonesia, Anggie Setia Ariningsih, mengatakan perusahaan membidik
pertumbuhan penyaluran dana mencapai 300% dan peningkatan pengguna hingga 3 kali lipat
pada tahun ini dari tahun sebelumnya. Setidaknya fintech besutan William Li ini sudah
menggandeng 120.000 UMKM di Indonesia, dan tersedia di berbagai merchant offline dan
online seperti Bukalapak, Shopee, Blibli, JD.ID, dan beberapa lainnya.
Implementasi kesuksesan tersebut tidak terlepas dari pihak manajemen PT. Akulaku
Silvrr yang berhasil mengatur dan menerapkan strateginya dengan baik. Dalam situasi dan
kondisi mewabahnya pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, dikutip dari
wartaekonomi.co.id, Akulaku Finance Indonesia dan Bank Yudha Bhakti menyerahkan
bantuan berupa alat kesehatan guna membantu pemerintah dalam menangani Covid-19.
Alat kesehatan tersebut terdiri dari alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis, yakni
100 coverall, 14.450 surgical mask, 450 safety google, 15.500 medical gloves, 500 shoes
cover beserta 82 galon hand sanitizer.
Bantuan alat kesehatan tersebut juga terwujud atas kerja sama dengan Bank Yudha
Bhakti, partner kerja sama pembiayaan channeling Akulaku Finance Indonesia yang telah
terjalin sejak Mei 2019. Hingga saat ini, Bank Yudha Bhakti telah menyalurkan kredit
pembiayaan kepada nasabah melalui channeling dengan Akulaku Finance Indonesia lebih
dari Rp470 miliar dengan total 400 ribu nasabah kredit dengan NPL di bawah 0,5%. Ini
menjadi salah satu langkah digitalisasi Bank Yudha Bhakti setelah PT Akulaku Silvrr
Indonesia menjadi salah satu pemegang sahamnya.

18
Sementara, Direktur Utama Akulaku Finance, Efrinal Sinaga mengatakan, mitigasi risiko
yang dilakukan sementara ini karena mewabahnya Covid-19 antara lain dengan
meningkatkan kualitas scoring, asuransi atas objek pembiayaan, dan Asuransi jiwa bagi
nasabah.

H. Simpulan
Layanan startup fintech lending
masih menjadi favorit sebagian
masyarakat tanah air untuk mencari
pinjaman, terbukti dengan jumlah
peminjam yang telah mencapai
seratus ribu peminjam hingga
pertengahan tahun 2018. Hal ini
dikarenakan masih banyak
masyarakat Indonesia yang
membutuhkan pinjaman, namun
tidak bisa mendapat pinjaman dari
bank atau lembaga pemberi
pinjaman konvensional.
Akulaku didirikan oleh dua orang asal Cina, yaitu William Li dan Gordon Hu. Li
merupakan mantan Investment Manager di perusahaan asuransi Ping An Insurance Company
dengan latar belakang pendidikan bidang hukum. Sedangkan Hu merupakan Software
Engineer yang pernah bekerja di berbagai perusahaan besar, seperti Oracle, Tencent, HuaTai
Securities, dan CITIC Securities. Dari pengalaman bekerja di Ping An, Li kemudian
mempunyai ide untuk membuat layanan finansial pada negara berkembang di luar Cina.
Memadukan latar belakang di bidang hukum dan keuangan, serta keahlian Hu di bidang
teknis, mereka berdua membangun sebuah layanan pengiriman uang (remittance) lintas
negara di Hong Kong pada awal 2015.
Sejak pertengahan 2016, sebuah layanan pinjaman online bernama Akulaku hadir di
Indonesia. Layanan yang memiliki aplikasi mobile tersebut memungkinkan kita untuk

19
membeli berbagai barang, mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga alat elektronik, serta
membayarnya dengan cicilan tanpa memerlukan kartu kredit.

I. Saran
Berdasarkan analisis-analisis yang telah dilakukan maka kami memiliki beberapa saran
yang sebaiknya dilakukan oleh PT Akulaku Finance Indonesia :
1. Membuka jalur kerjasama lebih luas lagi dengan berbagai mitra atau merchant produk
sebagai bentuk perluasan usaha guna mendapatkan pelanggan yang lebih besar lagi.
2. Lebih tanggap dalam melayani keluhan pelanggan agar pelayanan yang diberikan dapat
lebih optimal.
3. Segera meresmikan produk terbaru yakni SME Loan dan Car Loan dengan tujuan
memberikan layanan yang lebih luas dan menciptakan berbagai peluang dan kemudahan
bagi masyarakat Indonesia.
4. Memperluas cakupan layanan BukaCicilan sampai ke luar Pulau Jawa. Seperti menyasar
konsumen di Sumatera, Kalimantan, dan Bal
DAFTAR PUSTAKA

Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L. 2012. Strategic Management and Business Policy.
Thirteenth edition. New York: Pearson
https://www.viralorchard.com/merchant-yang-bekerjasama-dengan-akulaku/

https://marketing.co.id/strategi-akulaku-tingkatkan-literasi-keuangan/

https://www.kompasiana.com/akulakuindonesia/5c2c30eebde575762505f06e/jatuh-bangun-
william-li-dalam-membangun-akulaku?page=1

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20190420140900-37-67775/gebrakan-akulaku-pesan-laten-
buat-bank-konvensional

https://id.techinasia.com/akulaku-pendanaan-seri-c

https://www.ekrut.com/media/akulaku-siapkan-offshore-loan

https://keuangan.kontan.co.id/news/akulaku-finance-optimistis-hadapi-tahun-2020

https://jojonomic.com/blog/sumber-daya-manusia/

https://jurnalmanajemen.com/budaya-organisasi/

https://cyberthreat.id/read/1045/Akulaku-Punya-Tim-Anti-Fraud-untuk-Mitigasi-Ancaman-Siber

https://www.finansialku.com/akulaku/

https://kalimantan.bisnis.com/read/20180222/251/741430/financial-technology-peran-ojk-dalam-
membangun-ekosistem-fintech-

20
https://www.droidlime.com/fitur/tiga-aplikasi-penyedia-cicilan-smartphone-tanpa-kartu-kredit/

https://www.folderbisnis.com/perusahaan-fintech-indonesia

https://marketing.co.id/strategi-akulaku-tingkatkan-literasi-keuangan/

https://dailysocial.id/post/bukalapak-akulaku-bukacicilan-kemitraan

https://www.wartaekonomi.co.id/read279620/akulaku-finance-bank-yudha-bhakti-salurkan-
bantuan-covid-19-ke-pemprov-dki-jakarta

21

Anda mungkin juga menyukai