Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
(Kelompok 9)
2021
POKOK BAHASAN
Pengertian Pegadaian......................................................................................2
Manfaat Pegadaian..........................................................................................7
Struktur Organisasi.........................................................................................11
Studi Kasus.....................................................................................................21
1
PEMBAHASAN
I. Pengertian Pegadaian
( I Komang Dani Surya Miarta / 19)
Lembaga keuangan bukan bank tidak hanya terbatas pada dana pension.
Ada juga lembaga lainnya yang juga termasuk dalam lembaga keuangan
bukan bank yaitu, pegadaian. Pegadaian adalah anak perusahaan Bank Rakyat
Indonesia yang bergerak pada tiga lini bisnis, yakni pembiayaan, emas dan
aneka jasa. Menurut kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150, gadai
adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang
bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang
oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang
yang mempunyai utang. Seorang yang berutang tersebut memberikan
kekuasaan kepada orang berpiutang untuk menggunakan barang bergerak
yang telah diserahkan untung melunasi utang apabila pihak yang berutang
tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Perusahaan umum
pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi
mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa
pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum
gadai seperti dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal
1150 di atas. Secara umum, ciri-ciri usaha gadai adalah terdapat barang-
barang berharga yang digadaikan, nilai jumlah pinjaman tergantung nilai
barang yang digadaikan, serta barang yang digadaikan dapat ditebus kembali.
Sementara itu, tujuan utama lembaga pegadaian adalah membantu masyarakat
yang membutuhkan uang dengan cara menyediakan prosedur peminjaman
uang yang mudah dan cepat. Adapun barang berharga yang bisa digadaikan
adalah perhiasan (emas, perak, berlian, mutiara), kendaraan (motor, mobil,
dan sepeda), sertifikat tanah dan rumah, serta barang-barang elektronik.
2
a) Sejarah Pegadaian
3
beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak
1 Januari 1961, kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7/1969
menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), dan selanjutnya berdasarkan
Peraturan Pemerintah No.10/1990 (yang diperbaharui dengan Peraturan
Pemerintah No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum
(Perum). Kemudian pada tahun 2011, perubahan status kembali terjadi
yakni dari Perum menjadi Perseroan yang telah ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah (PP) No.51/2011 yang ditandatangani pada 13
Desember 2011. Namun, perubahan tersebut efektif setelah anggaran dasar
diserahkan ke pejabat berwenang yaitu pada 1 April 2012. Pada tanggal 2
Juli 2021, Pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham
Pegadaian kepada Bank Rakyat Indonesia melalui Peraturan Pemerintah
nomor 73 tahun 2021, sebagai bagian dari pembentukan holding BUMN
yang bergerak di bidang ultra mikro.
b) Organisasi Pegadaian
(APPID)
yang berkedudukan di Kantor Pusat dijabat oleh Direktur Utama,
sedangkan di Kantor Wilayah dijabat oleh Pemimpin Wilayah. APPID
dalam menjalankan tugas dan fungsinya bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Utama.
4
Tim Pertimbangan Pengelola Informasi dan Dokumentasi (TPPID)
Kantor Pusat, terdiri dari:
terdiri dari:
Memberikan kredit
Kredit diberikan terutama bagi karyawan yang memiliki
penghasilan tetap. Pembayaran pinjaman dilakukan dengan memotong
gaji peminjam secara bulanan.
Ikut serta dalam usaha tertentu bekerja sama dengan pihak ketiga
Misalnya dalam hal pembangunan perkantoran atau pembangunan
lainnya dengan sistem Build, Operate, and Transfer (BOT).
b) Mekanisme Kerja Pegadaian
Berdasarkan cara kerjanya, Pegadaian terbagi atas dua, yakni
konvensional dan syariah.
a. Pegadaian Konvensional
Cara kerja ini biasa dilakukan kebanyakan orang yang
membutuhkan dana ke Pegadaian dan menyerahkan barang yang akan
digadaikan. Selanjutnya, petugas Pegadaian akan menaksir harga
barang yang digadaikan dengan memberikan pinjaman uang dengan
jangka waktu maksimal empat bulan. Karena Pegadaian seperti halnya
bank, yang merupakan lembaga keuangan maka Pegadaian ini juga
menggenakan biaya jasa untuk jumlah nominal yang dipinjamkan dan
untuk mendapatkan kembali barang yang digadaikan, Anda harus
menebusnya. Di bank, biaya jasa ini disebut bunga.
b. Pegadaian Syariah
Di Pegadaian Syariah, prosesnya masih sama dengan konvensional,
begitu juga dengan jangka waktu pinjaman , yakni maksimal empat
bulan. Yang membedakan, biaya jasa diganti dengan biaya penitipan.
Biaya penitipan ini maksudnya, peminjam akan menitipkan barang
yang
6
nilainya juga akan ditaksir petugas. Misal untuk emas, nilai
peminjaman di Pegadaian Syariah sekitar 85% dari harga emas. Jika
emas ditaksir Rp1,5 juta maka nilai maksimal uang yang dipinjam
Rp1,275 juta. Setelah itu, barang tersebut harus dititipkan, sehingga
akan terkena biaya tempat penitipan yang disesuaikan dengan rate
barang, bukan persentase nilai barang.
7
Cadangan umum (20%)
Cadangan tujuan (5%)
Dana sosial (20%)
8
Pihak yang terkait dalam kegiatan anjak piutang meliputi :
9
Perusahaan - perusahaan tertentu mulai tertarik untuk menjembatani atau
sebagai perantara antara pihak penjual di Inggris dengan pihak pembeli di
Amerika, perusahaan-perusahaan ini selanjutnya dikenal sebagai factor atau
agen. Jasa yang ditawarkan oleh factor pada waktu itu masih berkisar terutama
pada pengurusan dan penagihan piutang saja .
10
1. Departemen Kredit adalah bagian dari perusahaan yang bertugas
melakukan analisis terhadap bonafiditas calon klien dan kolektibilitas
atau kualitas piutang yang akan dibiayai. Mengingat bidang usaha
calon klien sangat beragam , maka analisis pada bagian ini biasanya
sudah merujuk pada spesialisasi dalam bidang tertentu .
2. Departemen Faktur adalah bagian perusahaan yang bertugas
melakukan administrasi dokumen piutang agar dapat secara tepat dan
cepat digunakan untuk perhitungan biaya, diskonto, atau bunga dan
jatuh tempo .
3. Departemen Penyesuaian ( adjustment departement ) adalah bagian
perusahaan yang bertugas melakukan administrasi dan pengelolaan
perubahan - perubahan terhadap persyaratan perjanjian, jumlah
piutang, dan hal - hal lain yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban pihak - pihak terkait dalam anjak piutang
4. Departemen Penagihan adalah bagian perusahaan yang bertugas untuk
melakukan penagihan terhadap piutang yang jatuh tempo.
5. Departemen Rekening Klien adalah bagian dari perusahaan yang
bertugas melakukan seluruh pencatatan terhadap semua transaksi atau
kegiatan yang memengaruhi kewajiban dan hak klien.
6. Departemen Legal adalah bagian dari perusahaan yang bertugas
memberikan pertimbangan dan saran yuridis mengenai kegiatan-
kegiatan perusahaan .
B. Perusahaan Anjak Piutang Besar
11
Di samping memberikan jasa pembiayaan, perusahaan anjak
piutang berskala besar juga menawarkan jasa pembiayaan sehingga selain
bagian- bagian di atas, perusahaan anjak piutang berskala besar juga
memiliki bagian - bagian lain, seperti bagian umum, bagian komputer,
bagian freasury bagian relasi , bagian pengelolaan kredit, dan lain - lain .
Tanggung jawab yang dimiliki oleh masing - masing bagian cenderung
lebih spesifik sehingga secara umum jumlah bagian- bagiannya menjadi
lebih banyak. Bagian atau departemen yang menjadi sangat banyak
biasanya dikelompokkan menjadi hanya 3 sampai 5 divisi saja. Sebagai
contoh, perusahaan anjak putang besar ada yang mempunyai divisi
administrasi,divisi keuangan,divisi operasi,dan divisi pemasaran. Masing -
masing divisi terdiri atas beberapa bagian yang saling terkait .
Jenis dari jasa anjak piutang yang diberikan oleh factor dan yang akan
diterima oleh klien sangat bergantung pada formulasi dari perjanjian yang
dibuat oleh kedua pihak. Atas dasar hal tersebut jasa anjak piutang dapat
dibedakan atas dasar hal - hal berikut.
12
a) Full - service factoring, Anjak piutang jenis ini memberikan jasa
secara menyeluruh,baik jasa pembiayaan maupun nonpembiayaan.
b) Bulk factoring, Anjak piutang jenis ini memberikan jasa pembiayaan
dan pemberitahuan saat jatuh tempo pada nasabah, tanpa
memberikan jasa lain seperti proteksi risiko piutang, administrasi
penjualan,dan penagihan.
c) Maturity factoring, Anjak piutang jenis ini memberikan jasa proteksi
risiko piutang, administrasi penjualan secara menyeluruh, dan
penagihan . Proteksi risiko atas piutang diberikan oleh factor tanpa
melakukan pembiayaan atau pemberian uang muka atas pelunasan
piutang .
d) Invoice discounting, Anjak piutang jenis ini har.ya memberikan jasa
pembiayaan saja, sedangkan jasa nonpembiayaan sama sekali tidak
diberikan .
e) Advance Payment, Transaksi anjak piutang dengan memberikan
pembayaran di muka (prepayment financing) oleh perusahaan anjak
piutang kepada klien berdasarkan pada penyerahan faktur yang
besarnya berkisar 80 % dari nilai faktur.
2. Distribusi Risiko
Pada mekanisme penjualan tanpa adanya perusahaan anjak piutang,
risiko tidak terbayarnya piutang milik klien sepenuhnya ditanggung oleh
klien sendiri . Dengan adanya perusahaan anjak pintang, risiko tersebut
tidak harus selalu secara penuh ditanggung oleh klien. Atas dasar
distribusi risiko tidak terbayarnya piutang oleh nasabah, anjak piutang
dapat dibedakan menjadi hal - hal berikut.
a) With recourse factoring
Pada tahap awal factor memberikan uang muka proporsi tertentu
kepada klien atas piutang / faktur yang diserahkan. Pada saat piutang
jatuh tempo, apabila nasabah sama sekali tidak melunasi utangnya,
maka klien berkewajiban untuk mengembalikan sejumlah uang muka
yang telah diterimanya dari factor. Dengan demikian, risiko tidak
13
terbayarnya piutang seluruhnya ditanggung oleh klien, dan factor
sama sekali tidak menanggung risiko tidak terbayarnya piutang
tersebut. Mekanisme ini akan dijelaskan dengan contoh sebagai
berikut.
b) Without recourse factoring
Pada tahap awal factor memberikan uang muka sejumlah
proporsi tertentu kepada klien atas piutang / faktur yang diserahkan.
Pada saat piutang jatuh tempo, apabila nasabah sama sekali tidak
melunasi utangnya, maka klien tidak berkewajiban untuk telah
diterimanya dari factor. Dengan yang demikian, risiko tidak
terbayarnya piutang tidak seluruhnya ditanggung oleh klien. Klien
hanya menanggung risiko sebesar piutang yang tidak dibiayai atau
tidak diberi uang muka oleh factor, sedangkan factor sendiri
menanggung risiko sebesar uang muka atau pembiayaan yang telah
diberikan kepada kliennya. Mekanisme ini akan dijelaskan dengan
contoh sebagai berikut. mengembalikan sejumlah uang muka
14
Penyerahan atau penjualan piutang oleh klien kepada factor
dalam undisclosed factoring adalah tanpa sepengetahuan ( notifikasi
atau pemberitahuan ) pihak nasabah . Mengingat pihak nasabah
tidak mengetahui adanya pengalihan piutang kepada factor, maka
hak penagihan piutang tidak dapat dialihkan kepada factor sehingga
pada saat jatuh tempo nasabah tetap harus melunasi utangnya
langsung kepada klien. Secara praktis, tipe undisclosed factoring ini
tidak memungkinkan pemberian jasa penagihan piutang kepada
klien oleh factor , kecuali terjadi pelanggaran atau cedera janji yang
dilakukan oleh nasabah.
4. Lingkup Pelayanan
Apabila ditinjau atas dasar kedudukan geografis dari pihak - pihak
yang terlibat dalam proses anjak piutang tersebut , maka anjak piutang
dapat dibedakan menjadi :
a. Domestic factoring
Pihak - pihak yang terlibat dalam domestic factoring berkedudukan
dalam satu wilayah negara. Apabila dilakukan dalam lingkup domestik ,
prosesnya adalah sebagai berikut . Klien melakukan transaksi jual beli
dengan pihak konsumen. Penyerahan barang / jasa diikuti dengan
penagihan yang diwujudkan dalam dokumen berupa faktur ( invoice ).
Dokumen tersebut selanjutnya akan diserahkan kepada perusahaan anjak
piutang dan klien akan mendapatkan pembayaran setelah dikurangi
dengan diskonto. Bila telah jatuh tempo, konsumen akan langsung
melakukan pembayaran kepada pihak perusahaan anjak piutang secara
penuh. Kemudian, perusahaan anjak piutang akan menyerahkan kembali
dokumen yang telah dilunasi tersebut beserta dengan tagihan yang tidak
ikut dibiayai
.
b. International factoring
Pihak - pihak yang terlibat dalam international factoring
berkedudukan dalam wilayah negara yang berbeda, terutama perbedaan
kedudukan antara klien atau pemasok dengan kedudukan nasabah . Dalam
15
kegiatan anjak piutang dengan lingkup internasional, ada empat pihak
yang terkait dalam kegiatan tersebut: ekportir , importir, export factor dan
import factor . Prosesnya adalah sebagai berikut .Eksportir membuat
perjanjian dengan pihak perusahaan anjak piutang dan mengajukan limit
kredit sehubungan dengan rencana ekspor . Dalam proses tersebut ,
perusahaan anjak piutang melakukan kerja sama dengan perusahaan
serupa ( import factor ) di luar negeri, tempat negara tujuan ekspor . Pihak
perusahaan anjak piutang di luar negeri melakukan serangkaian verifikasi
terhadap calon importir. Apabila tidak ada permasalahan, eksportir
mengirimkan barang dan menyerahkan faktur dengan perintah bahwa
importir melakukan pembayaran kepada perusahaan anjak piutang yang
telah ditunjuk (import factor). Eksportir menyerahkan salinan faktur
kepada perusahaan anjak piutang di dalam negeri (export factor) dan akan
melakukan pembayaran kepada eksportir. Export factor kemudian
memberikan perintah kepada import factor untuk melakukan penagihan
kepada importir dan menerima pembayaran pada saat jatuh tempo.
16
Anjak piutang untuk promes melibatkan pihak lain ,
biasanya bank, dalam proses penagihan piutang. Mekanismenya
menjadi sedikit lebih panjang karena bukti piutang dikonversikan
menjadi promes untuk kemudian didiskontokan ke pihak iain (
bank
) . Dasar dari proses anjak piutang untuk promes dapat
digambarkan dengan skema berikut .
17
2. Jasa Nonpembiayaan
Memudahkan penagihan piutang. Jasa penagihan piutang yang
diberikan oleh factor menyebabkan klien tidak perlu secara
langsung melakukan penagihan piutang kepada nasabah sehingga
waktu dan tenaga karyawan dapat dimanfaatkan untuk melakukan
kegiatan lain yang lebih produktif.
Efisiensi usaha. Jasa administrasi penjualan memungkinkan klien
untuk mengelola kegiatan penjualannya secara lebih rapi dan
efisien karena administrasinya dikelola oleh pihak (factor) yang
sudah lebih berpengalaman.
Peningkatan kualitas piutang. Jasa administrasi penjualan
memungkinkan pemberian fasilitas kredit kepada pembeli secara
lebih selektif sehingga kemungkinan tertagihnya piutang menjadi
lebih tinggi .
Memudahkan perencanaan arus kas ( cash - flow ) . Jasa investigasi
kredit / piutang memungkinkan klien untuk melakukan perkiraan
waktu dan jumlah piutang yang dapat ditagih sehingga
memudahkan proyeksi arus kas usaha secara keseluruhan .
b. Bagi Factor
Manfaat utama yang diterima factor adalah penerimaan dalam bentuk fee
dari pihak kliem Fee tersebut terdiri atas :
1. Discount fee/ harge. Fee ini dibayarkan oleh klien karena factor
memberikan jasa pembiayaan (uang muka) atas piutang yang diberikan
oleh factor. Discount fee diperhitungkan sebesar persentase tertentu
terhadap besarnya pembiayaan yang diberikan atas dasar :
risiko tertagihnya
jangka waktu
rata - rata tingkat bunga perbankan .
2. Service / charge . Fee ini dibayarkan oleh klien kepada factor karena
factor memberikan jasa nonpembiayaan yang nilainya ditentukan
sebesar persentase tertentu dari piutang atas dasar beban kerja yang
akan dilakukan oleh factor . Semakin besar volume penjualan , maka
fee ini
18
juga semakin besar . Semakin sulit penagihan piutang , maka fee ini
juga semakin besar .
c. Bagi Nasabah
Nasabah memperoleh manfaat berupa :
1. Kesempatan untuk melakukan pembelian secara kredit. Kehadiran jasa
pembiayaan memungkinkan klien untuk melakukan penjualan secara
kredit .
2. Layanan penjualan yang lebih baik. Jasa administrasi penjualan
memungkinkan klien melakukan penjualan dengan lebih cepat dan
tepat
.
19
STUDI KASUS
20
PERTANYAAN
21
DAFTAR PUSTAKA
Budisantoso, Totok, dan Nuritomo, 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Jakarta Selatan
22