Anda di halaman 1dari 23

PASAR DAN LEMBAGA KEUANGAN

“Pegadaian dan Anjak Piutang”

Dosen Pengampu :

Dr. Ida Bagus Anom Purbawangsa, S.E., M.M.

Disusun oleh:

(Kelompok 9)

I Komang Dani Surya Miarta (2007521250/19)

I Putu Bagus Dharma Surya Nanda (2007521259/20)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

2021
POKOK BAHASAN

Pengertian Pegadaian......................................................................................2

Sejarah dan Organisasi Pegadaian..................................................................3

Kegiatan Usaha dan Mekanisme Kerja Pegadaian.........................................6

Manfaat Pegadaian..........................................................................................7

Pengertian Anjak Piutang...............................................................................8

Sejarah Anjak Piutang.....................................................................................10

Struktur Organisasi.........................................................................................11

Jenis dan Mekanisme Anjak Piutang..............................................................13

Manfaat Anjak Piutang...................................................................................18

Studi Kasus.....................................................................................................21

1
PEMBAHASAN

I. Pengertian Pegadaian
( I Komang Dani Surya Miarta / 19)

Lembaga keuangan bukan bank tidak hanya terbatas pada dana pension.
Ada juga lembaga lainnya yang juga termasuk dalam lembaga keuangan
bukan bank yaitu, pegadaian. Pegadaian adalah anak perusahaan Bank Rakyat
Indonesia yang bergerak pada tiga lini bisnis, yakni pembiayaan, emas dan
aneka jasa. Menurut kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150, gadai
adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang
bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang
oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang
yang mempunyai utang. Seorang yang berutang tersebut memberikan
kekuasaan kepada orang berpiutang untuk menggunakan barang bergerak
yang telah diserahkan untung melunasi utang apabila pihak yang berutang
tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Perusahaan umum
pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi
mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa
pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum
gadai seperti dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal
1150 di atas. Secara umum, ciri-ciri usaha gadai adalah terdapat barang-
barang berharga yang digadaikan, nilai jumlah pinjaman tergantung nilai
barang yang digadaikan, serta barang yang digadaikan dapat ditebus kembali.
Sementara itu, tujuan utama lembaga pegadaian adalah membantu masyarakat
yang membutuhkan uang dengan cara menyediakan prosedur peminjaman
uang yang mudah dan cepat. Adapun barang berharga yang bisa digadaikan
adalah perhiasan (emas, perak, berlian, mutiara), kendaraan (motor, mobil,
dan sepeda), sertifikat tanah dan rumah, serta barang-barang elektronik.

II. Sejarah dan Organisasi Pegadaian.

(I Komang Dani Surya Miarta / 19)

2
a) Sejarah Pegadaian

Sejarah pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Belanda (VOC)


mendirikan Bank van Leening yaitu lembaga keuangan yang memberikan
kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia
pada tanggal 20 Agustus 1746. Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan
Indonesia dari tangan Belanda (1811-1816), Bank Van Leening
milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk
mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah
Daerah setempat ("liecentie stelsel"). Namun metode tersebut berdampak
buruk pemegang lisensi menjalankan praktik rentenir atau lintah darat
yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris).
Oleh karena itu metode "liecentie stelsel" diganti menjadi "pacth stelsel"
yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu
membayar pajak yang tinggi kepada pemerintah daerah. Pada saat Belanda
berkuasa kembali, pacth stelsel tetap dipertahankan dan menimbulkan
dampak yang sama. Pemegang hak ternyata banyak melakukan
penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya
pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan "cultuur
stelsel" di mana dalam kajian tentang pegadaian saran yang dikemukakan
adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah
agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi
masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia
Belanda mengeluarkan Staatsblad No. 131 tanggal 12 Maret 1901
mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan
tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi,
Jawa Barat. Selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari
ulang tahun Pegadaian. Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia,
kantor Jawatan Pegadaian sempat pindah ke Karanganyar, Kebumen
karena situasi perang yang kian memanas. Agresi Militer Belanda II
memaksa kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Pasca
perang kemerdekaan kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta
dan Pegadaian dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam
masa ini, Pegadaian sudah

3
beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak
1 Januari 1961, kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7/1969
menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), dan selanjutnya berdasarkan
Peraturan Pemerintah No.10/1990 (yang diperbaharui dengan Peraturan
Pemerintah No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum
(Perum). Kemudian pada tahun 2011, perubahan status kembali terjadi
yakni dari Perum menjadi Perseroan yang telah ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah (PP) No.51/2011 yang ditandatangani pada 13
Desember 2011. Namun, perubahan tersebut efektif setelah anggaran dasar
diserahkan ke pejabat berwenang yaitu pada 1 April 2012. Pada tanggal 2
Juli 2021, Pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham
Pegadaian kepada Bank Rakyat Indonesia melalui Peraturan Pemerintah
nomor 73 tahun 2021, sebagai bagian dari pembentukan holding BUMN
yang bergerak di bidang ultra mikro.

b) Organisasi Pegadaian

Struktur organisasi komunikasi perusahaan yang terdiri atas organ-organ


sebagai berikut:

1. Atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (APPID)

Atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi

(APPID)
yang berkedudukan di Kantor Pusat dijabat oleh Direktur Utama,
sedangkan di Kantor Wilayah dijabat oleh Pemimpin Wilayah. APPID
dalam menjalankan tugas dan fungsinya bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Utama.

2. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) yang


berkedudukan di Kantor Pusat dijabat oleh Sekretaris Perusahaan dan di
Kantor Wilayah dijabatoleh Deputi Operasional.PPID dalam menjalankan
tugas dan fungsinya bertanggung jawab langsung kepada APPID.

3. Tim Pertimbangan Pengelola Informasi dan Dokumentasi (TPPID)

4
Tim Pertimbangan Pengelola Informasi dan Dokumentasi (TPPID)
Kantor Pusat, terdiri dari:

 Kepala Satuan Pengawas Internal sebagai Ketua

 Kepala Divisi Risk Management & Compliance sebagai Anggota

 Kepala Divisi Hukum sebagai

Anggota TPPID Kantor Wilayah,

terdiri dari:

 Inspektur Wilayah sebagai Ketua


 Fungsional Risk Management & Compliance sebagai Anggota
 Fungsional Hukum sebagai Anggota
4. Fungsional Pengelola Informasi dan Dokumentasi (FPID)

Fungsional Pengelola Informasi dan Dokumentasi (FPID) yang


berkedudukan di unit kerja PPID masing-masing untuk membantu
PPID dalam mejalankan tugas dan fungsi komunikasi perusahaan

III. Kegiatan Usaha dan Mekanisme Kerja


(I Komang Dani Surya Miarta / 19)
a) Kegiatan Usaha Pegadaian
Usaha pokok pegadaian adalah usaha peminjaman uang dengan sistem
gadai. Akan tetapi pegadaian juga memiliki usaha-usaha yang lain. Dalam
buku Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (2018) karya Kasmir,
dijelaskan beberapa usaha lain yang dilakukan oleh pegadaian, yaitu :
 Melayani jasa taksiran
Jasa taksiran adalah jasa yang diberikan pegadaian kepada
masyarakat yang ingin menaksir berapa nilai riil barang-barang
berharga yang dimilikinya. Jasa ini berguna bagi masyarakat yang
ingin menjual barang-barang berharganya atau hanya sekedar ingin
mengetahui jumlah kekayaannya.
5
 Melayani jasa titipan barang

Jasa titipan barang adalah jasa yang diberikan pegadaian kepada


masyarakat yang ingin menitipkan barang-barang berharganya. Jasa ini
diberikan untuk memberikan rasa aman kepada pemiliknya, terutama
bagi orang-orang yang akan meninggalkan rumah dalam kurun waktu
yang lama.

 Memberikan kredit
Kredit diberikan terutama bagi karyawan yang memiliki
penghasilan tetap. Pembayaran pinjaman dilakukan dengan memotong
gaji peminjam secara bulanan.
 Ikut serta dalam usaha tertentu bekerja sama dengan pihak ketiga
Misalnya dalam hal pembangunan perkantoran atau pembangunan
lainnya dengan sistem Build, Operate, and Transfer (BOT).
b) Mekanisme Kerja Pegadaian
Berdasarkan cara kerjanya, Pegadaian terbagi atas dua, yakni
konvensional dan syariah.
a. Pegadaian Konvensional
Cara kerja ini biasa dilakukan kebanyakan orang yang
membutuhkan dana ke Pegadaian dan menyerahkan barang yang akan
digadaikan. Selanjutnya, petugas Pegadaian akan menaksir harga
barang yang digadaikan dengan memberikan pinjaman uang dengan
jangka waktu maksimal empat bulan. Karena Pegadaian seperti halnya
bank, yang merupakan lembaga keuangan maka Pegadaian ini juga
menggenakan biaya jasa untuk jumlah nominal yang dipinjamkan dan
untuk mendapatkan kembali barang yang digadaikan, Anda harus
menebusnya. Di bank, biaya jasa ini disebut bunga.
b. Pegadaian Syariah
Di Pegadaian Syariah, prosesnya masih sama dengan konvensional,
begitu juga dengan jangka waktu pinjaman , yakni maksimal empat
bulan. Yang membedakan, biaya jasa diganti dengan biaya penitipan.
Biaya penitipan ini maksudnya, peminjam akan menitipkan barang
yang

6
nilainya juga akan ditaksir petugas. Misal untuk emas, nilai
peminjaman di Pegadaian Syariah sekitar 85% dari harga emas. Jika
emas ditaksir Rp1,5 juta maka nilai maksimal uang yang dipinjam
Rp1,275 juta. Setelah itu, barang tersebut harus dititipkan, sehingga
akan terkena biaya tempat penitipan yang disesuaikan dengan rate
barang, bukan persentase nilai barang.

IV. Manfaat Pegadaian


(I Komang Dani Surya Miarta / 19)
Manfaat utama yang diperoleh oleh nasabah yang meminjam dari
Pegadaian adalah ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih
sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan
dengan kredit perbankan. Disamping itu, mengingat jasa yang ditawarkan oleh
Pegadaian tidak hanya jasa pegadaian, maka nasabah juga dapat memperoleh
manfaat antara lain:
a) Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah
berpengalaman dan dapat dipercaya.
b) Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya.

Manfaat yang diharapkan dari Pegadaian sesuai jasa yang diberikan


kepada nasabahnya adalah:

a) Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh


peminjam dana.
b) Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah
memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian.
c) Pelaksanaan misi Pegadaian sebagai suatu anak usaha Badan Usaha Milik
Negara yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian
bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur dan
cara yang relatif sederhana.
d) Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang
diperoleh oleh Pegadaian digunakan untuk:
 Dana pembangunan semesta (55%)

7
 Cadangan umum (20%)
 Cadangan tujuan (5%)
 Dana sosial (20%)

V. Pengertian Anjak Piutang


(I Putu Bagus Dharma Surya Nanda/20)

Factoring dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi anjak


piutang. Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251 / KMK.013/
1988 tanggal
20 Desember 1988 . perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan
serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari
transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. Menurut Peraturan Presiden
Nomor 9 Tahun 2009 tanggal 18 Maret 2009, anjak piutang ( factoring )
adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka
pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut . Kedua
definisi tersebut menjelaskan bahwa jasa yang diberikan dalam suatu kegiatan
anjak piutang meliputi jasa pembiayaan atas piutang dan jasa nonpembiayaan
atas piutang. Pada kenyataannya , kedua jenis jasa tersebut tidak harus selalu
ada dalam suatu perjanjian anjak piutang , perjanjian anjak piutang ada yang
meliputi kedua jenis jasa tersebut dan ada juga yang hanya meliputi salah satu
jenis jasa tersebut . Pada dasarnya , pilihan atas jenis jasa yang akan diberikan
bergantung pada kesepakatan antara pihak factor dan pihak klien .

Keputusan Menteri Keuangan tersebut diperbarui dengan SK Menteri


Keuangan Nomor 448 / KMK.017 / 2000 yang menyatakan bahwa " kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan
piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi
perdagangan dalam atau luar negeri ". Pernyataan ini ditegaskan dengan SK
Menteri Keuangan Nomor 172 / KMK.06 / 2002 yang menyatakan bahwa "
Kegiatan anjak piutang dilakukan dalam bentuk pembelian dan atau
pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek dari transaksi
perdagangan dalam atau luar negeri ".

8
Pihak yang terkait dalam kegiatan anjak piutang meliputi :

a. Perusahaan jasa anjak piutang ( factor ) . Factor adalah pihak yang


memberikan jasa anjak piutang .
b. Klien ( client ) . Klien adalah pihak yang menerima jasa anjak piutang dan
menjual barang dan / jasa secara kredit kepada nasabah .
c. Nasabah ( customer ) . Nasabah adalah pihak yang membeli barang dan /
atau jasa dari klien dan mempunyai kewajiban berupa utang jangka pendek
kepada klien .

Anjak piutang merupakan perjanjian antara factor dengan klien yang


mewajibkan :

1. Pihak factor untuk memberikan jasa berupa :


 Pembiayaan atas piutang usaha yang dimiliki oleh klien
 Nonpembiayaan berupa antara lain penagihan piutang , dan
administrasi penjualan
2. Pihak klien untuk :
 Menjual atau menjaminkan piutangnya kepada pihak factor
 Memberikan balas jasa finansial kepada factor

VI. Sejarah Anjak Piutang


(I Putu Bagus Dharma Surya Nanda/20)

Sejarah Kegiatan anjak piutang mulai dikenal ketika perusahaan-


perusahaan manufaktur di Inggris berusaha menjual produknya ke Amerika .
Amerika pada waktu itu , sekitar 1880 - an. merupakan benua baru yang
banyak didatangi oleh orang - orang dari Eropa terutama dari Inggris. Ketika
perusahaan - perusahaan di Inggris akan memasarkan atau menjual produknya
ke orang - orang di Amerika , timbul masalah karena ternyata mereka tidak
saling mengenal . Risiko tidak terbayarnya penjualan secara kredit semakin
besar bukan hanya karena mereka tidak saling mengenal. tetapi juga karena
jarak yang sangat jauh . Kondisi ini mendorong perusahaan - perusahaan di
Inggris untuk menemukan suatu solusi mengenai sistem penjualan yang sesuai
.

9
Perusahaan - perusahaan tertentu mulai tertarik untuk menjembatani atau
sebagai perantara antara pihak penjual di Inggris dengan pihak pembeli di
Amerika, perusahaan-perusahaan ini selanjutnya dikenal sebagai factor atau
agen. Jasa yang ditawarkan oleh factor pada waktu itu masih berkisar terutama
pada pengurusan dan penagihan piutang saja .

Kegiatan anjak piutang di Indonesia mulai berkembang baik sejak


adanya Keputusan Presiden No. 61 dan Keputusan Menteri Keuangan No.
1251
/ KMK . 13/1988 tanggal 20 Desember 1988 dan ditegaskan kembali dengan
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tanggal 18 Maret 2009 tentang
Lembaga Pembiayaan. Peraturan ini terutama diterapkan untuk memberikan
alternatif pembiayaan usaha dari berbagai macam jenis lembaga keuangan,
termasuk perusahaan anjak piutang. Pembiayaan usaha diberikan keleluasaan
untuk mengembangkan usaha dengan modal yang hanya tidak bersumber dari
lembaga perbankan saja . Jasa anjak piutang dapat diberikan oleh suatu
lembaga keuangan sebagai salah satu kegiatan usahanya, dapat diberikan oleh
suatu bank, dan dapat diberikan oleh suatu lembaga keuangan yang secara
khusus memberikan jasa anjak piutang

VII. Struktur Organisasi


(I Putu Bagus Dharma Surya Nanda/20)

Perusahaan anjak piutang dapat dibedakan menjadi struktur organisasi


perusahaan anjak piutang berskala kecil dengan struktur organisasi perusahaan
anjak piutang berskala besar. Perusahaan jasa anjak piutang berskala kecil
biasanya hanya memberikan jasa - jasa pembiayaan dan jarang sekali yang
juga memberikan jasa - jasa nonpembiayaan seperti administrasi penjualan
dan lain
- lain . Perusahaan jasa anjak piutang berskala besar biasanya mampu
memberikan kedua jenis jasa tersebut.

A. Perusahaan anjak piutang kecil

10
1. Departemen Kredit adalah bagian dari perusahaan yang bertugas
melakukan analisis terhadap bonafiditas calon klien dan kolektibilitas
atau kualitas piutang yang akan dibiayai. Mengingat bidang usaha
calon klien sangat beragam , maka analisis pada bagian ini biasanya
sudah merujuk pada spesialisasi dalam bidang tertentu .
2. Departemen Faktur adalah bagian perusahaan yang bertugas
melakukan administrasi dokumen piutang agar dapat secara tepat dan
cepat digunakan untuk perhitungan biaya, diskonto, atau bunga dan
jatuh tempo .
3. Departemen Penyesuaian ( adjustment departement ) adalah bagian
perusahaan yang bertugas melakukan administrasi dan pengelolaan
perubahan - perubahan terhadap persyaratan perjanjian, jumlah
piutang, dan hal - hal lain yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban pihak - pihak terkait dalam anjak piutang
4. Departemen Penagihan adalah bagian perusahaan yang bertugas untuk
melakukan penagihan terhadap piutang yang jatuh tempo.
5. Departemen Rekening Klien adalah bagian dari perusahaan yang
bertugas melakukan seluruh pencatatan terhadap semua transaksi atau
kegiatan yang memengaruhi kewajiban dan hak klien.
6. Departemen Legal adalah bagian dari perusahaan yang bertugas
memberikan pertimbangan dan saran yuridis mengenai kegiatan-
kegiatan perusahaan .
B. Perusahaan Anjak Piutang Besar

11
Di samping memberikan jasa pembiayaan, perusahaan anjak
piutang berskala besar juga menawarkan jasa pembiayaan sehingga selain
bagian- bagian di atas, perusahaan anjak piutang berskala besar juga
memiliki bagian - bagian lain, seperti bagian umum, bagian komputer,
bagian freasury bagian relasi , bagian pengelolaan kredit, dan lain - lain .
Tanggung jawab yang dimiliki oleh masing - masing bagian cenderung
lebih spesifik sehingga secara umum jumlah bagian- bagiannya menjadi
lebih banyak. Bagian atau departemen yang menjadi sangat banyak
biasanya dikelompokkan menjadi hanya 3 sampai 5 divisi saja. Sebagai
contoh, perusahaan anjak putang besar ada yang mempunyai divisi
administrasi,divisi keuangan,divisi operasi,dan divisi pemasaran. Masing -
masing divisi terdiri atas beberapa bagian yang saling terkait .

VIII. Jenis dan Mekanismenya


(I Putu Bagus Dharma Surya Nanda/20)

Jenis dari jasa anjak piutang yang diberikan oleh factor dan yang akan
diterima oleh klien sangat bergantung pada formulasi dari perjanjian yang
dibuat oleh kedua pihak. Atas dasar hal tersebut jasa anjak piutang dapat
dibedakan atas dasar hal - hal berikut.

1. Jasa yang Ditawarkan


Atas dasar jasa yang diberikan oleh factor, anjak piutang dapat dibedakan
menjadi:

12
a) Full - service factoring, Anjak piutang jenis ini memberikan jasa
secara menyeluruh,baik jasa pembiayaan maupun nonpembiayaan.
b) Bulk factoring, Anjak piutang jenis ini memberikan jasa pembiayaan
dan pemberitahuan saat jatuh tempo pada nasabah, tanpa
memberikan jasa lain seperti proteksi risiko piutang, administrasi
penjualan,dan penagihan.
c) Maturity factoring, Anjak piutang jenis ini memberikan jasa proteksi
risiko piutang, administrasi penjualan secara menyeluruh, dan
penagihan . Proteksi risiko atas piutang diberikan oleh factor tanpa
melakukan pembiayaan atau pemberian uang muka atas pelunasan
piutang .
d) Invoice discounting, Anjak piutang jenis ini har.ya memberikan jasa
pembiayaan saja, sedangkan jasa nonpembiayaan sama sekali tidak
diberikan .
e) Advance Payment, Transaksi anjak piutang dengan memberikan
pembayaran di muka (prepayment financing) oleh perusahaan anjak
piutang kepada klien berdasarkan pada penyerahan faktur yang
besarnya berkisar 80 % dari nilai faktur.

2. Distribusi Risiko
Pada mekanisme penjualan tanpa adanya perusahaan anjak piutang,
risiko tidak terbayarnya piutang milik klien sepenuhnya ditanggung oleh
klien sendiri . Dengan adanya perusahaan anjak pintang, risiko tersebut
tidak harus selalu secara penuh ditanggung oleh klien. Atas dasar
distribusi risiko tidak terbayarnya piutang oleh nasabah, anjak piutang
dapat dibedakan menjadi hal - hal berikut.
a) With recourse factoring
Pada tahap awal factor memberikan uang muka proporsi tertentu
kepada klien atas piutang / faktur yang diserahkan. Pada saat piutang
jatuh tempo, apabila nasabah sama sekali tidak melunasi utangnya,
maka klien berkewajiban untuk mengembalikan sejumlah uang muka
yang telah diterimanya dari factor. Dengan demikian, risiko tidak

13
terbayarnya piutang seluruhnya ditanggung oleh klien, dan factor
sama sekali tidak menanggung risiko tidak terbayarnya piutang
tersebut. Mekanisme ini akan dijelaskan dengan contoh sebagai
berikut.
b) Without recourse factoring
Pada tahap awal factor memberikan uang muka sejumlah
proporsi tertentu kepada klien atas piutang / faktur yang diserahkan.
Pada saat piutang jatuh tempo, apabila nasabah sama sekali tidak
melunasi utangnya, maka klien tidak berkewajiban untuk telah
diterimanya dari factor. Dengan yang demikian, risiko tidak
terbayarnya piutang tidak seluruhnya ditanggung oleh klien. Klien
hanya menanggung risiko sebesar piutang yang tidak dibiayai atau
tidak diberi uang muka oleh factor, sedangkan factor sendiri
menanggung risiko sebesar uang muka atau pembiayaan yang telah
diberikan kepada kliennya. Mekanisme ini akan dijelaskan dengan
contoh sebagai berikut. mengembalikan sejumlah uang muka

3. Keterlibatan Nasabah dalam Perjanjian


Perjanjian utama yang dibuat untuk pelaksanaan kegiatan anjak
piutang adalah antara pihak klien dengan pihak factor. Perjanjian
tersebut dapat dibuat dengan atau tanpa persetujuan pihak nasabah. Atas
dasar ada atau tidaknya persetujuan pihak nasabah dalam perjanjian,
anjak piutang dapat dibedakan menjadi:
a. Disclosed factoring
Penyerahan atau penjualan piutang oleh klien kepada factor
dalam disclosed factoring adalah dengan sepengetahuan ( notifikasi
atau pemberitahuan ) pihak nasabah . Mengingat pihak nasabah
telah mengetahui adanya pengalihan piutang kepada factor, maka
hak penagihan piutang dapat dialihkan kepada factor sehingga pada
saat jatuh tempo nasabah dapat melunasi utangnya melalui factor.
Secara praktis, tipe disclosed factoring memungkinkan pemberian
jasa penagihan piutang kepada klien oleh factor.
b. Undisclosed factoring

14
Penyerahan atau penjualan piutang oleh klien kepada factor
dalam undisclosed factoring adalah tanpa sepengetahuan ( notifikasi
atau pemberitahuan ) pihak nasabah . Mengingat pihak nasabah
tidak mengetahui adanya pengalihan piutang kepada factor, maka
hak penagihan piutang tidak dapat dialihkan kepada factor sehingga
pada saat jatuh tempo nasabah tetap harus melunasi utangnya
langsung kepada klien. Secara praktis, tipe undisclosed factoring ini
tidak memungkinkan pemberian jasa penagihan piutang kepada
klien oleh factor , kecuali terjadi pelanggaran atau cedera janji yang
dilakukan oleh nasabah.

4. Lingkup Pelayanan
Apabila ditinjau atas dasar kedudukan geografis dari pihak - pihak
yang terlibat dalam proses anjak piutang tersebut , maka anjak piutang
dapat dibedakan menjadi :
a. Domestic factoring
Pihak - pihak yang terlibat dalam domestic factoring berkedudukan
dalam satu wilayah negara. Apabila dilakukan dalam lingkup domestik ,
prosesnya adalah sebagai berikut . Klien melakukan transaksi jual beli
dengan pihak konsumen. Penyerahan barang / jasa diikuti dengan
penagihan yang diwujudkan dalam dokumen berupa faktur ( invoice ).
Dokumen tersebut selanjutnya akan diserahkan kepada perusahaan anjak
piutang dan klien akan mendapatkan pembayaran setelah dikurangi
dengan diskonto. Bila telah jatuh tempo, konsumen akan langsung
melakukan pembayaran kepada pihak perusahaan anjak piutang secara
penuh. Kemudian, perusahaan anjak piutang akan menyerahkan kembali
dokumen yang telah dilunasi tersebut beserta dengan tagihan yang tidak
ikut dibiayai
.
b. International factoring
Pihak - pihak yang terlibat dalam international factoring
berkedudukan dalam wilayah negara yang berbeda, terutama perbedaan
kedudukan antara klien atau pemasok dengan kedudukan nasabah . Dalam

15
kegiatan anjak piutang dengan lingkup internasional, ada empat pihak
yang terkait dalam kegiatan tersebut: ekportir , importir, export factor dan
import factor . Prosesnya adalah sebagai berikut .Eksportir membuat
perjanjian dengan pihak perusahaan anjak piutang dan mengajukan limit
kredit sehubungan dengan rencana ekspor . Dalam proses tersebut ,
perusahaan anjak piutang melakukan kerja sama dengan perusahaan
serupa ( import factor ) di luar negeri, tempat negara tujuan ekspor . Pihak
perusahaan anjak piutang di luar negeri melakukan serangkaian verifikasi
terhadap calon importir. Apabila tidak ada permasalahan, eksportir
mengirimkan barang dan menyerahkan faktur dengan perintah bahwa
importir melakukan pembayaran kepada perusahaan anjak piutang yang
telah ditunjuk (import factor). Eksportir menyerahkan salinan faktur
kepada perusahaan anjak piutang di dalam negeri (export factor) dan akan
melakukan pembayaran kepada eksportir. Export factor kemudian
memberikan perintah kepada import factor untuk melakukan penagihan
kepada importir dan menerima pembayaran pada saat jatuh tempo.

5. Tipe Tagihan atau Piutang


Transaksi jual beli secara kredit antara penjual dengan pembeli
menimbulkan piutang atau tagihan bagi penjual dan menimbulkan
kewajiban atau utang bagi pihak pembeli . Hak dan kewajibann dari
penjual
- pembeli tersebut dapat diformalkan dalam bentuk piutang dagang biasa
dan dapat juga dalam bentuk promes.
a. Anjak piutang untuk tagihan biasa
Anjak piutang untuk tagihan biasa pada dasarnya hanya
melibatkan pihak klien, nasabah, dan factor. Pihak lain, biasanya
bank, tidak ikut serta secara langsung dalam proses anjak piutang
ini
. Pengalihan tagihan hanya sebatas dari pihak klien kepada pihak
factor, dan pada saat jatuh tempo factor dapat melakukan
penaginan kepada nasabah atau debitur.
b. Anjak piutang untuk promes

16
Anjak piutang untuk promes melibatkan pihak lain ,
biasanya bank, dalam proses penagihan piutang. Mekanismenya
menjadi sedikit lebih panjang karena bukti piutang dikonversikan
menjadi promes untuk kemudian didiskontokan ke pihak iain (
bank
) . Dasar dari proses anjak piutang untuk promes dapat
digambarkan dengan skema berikut .

IX. Manfaat Anjak Piutang


a. Bagi Klien
Manfaat yang dapat diterima klien terdiri atas ( 1 ) manfaat karena
menerima jasa pembiayaan dan ( 2 ) manfaat yang diterima karena
menerima jasa nonpembiayaan.
1. Jasa Pembiayaan penjualan
 Peningkatan penjualan. Adanya jasa pembiayaan memungkinkan
klien melakukan dengan cara kredit. Penjualan dengan cara kredit
ini sebenarnya sulit untuk dilakukan apabila klien mengalami
kesulitan modal. Namun dengan adanya jasa anjak piutang . klien
mampu menjual secara kredit . Penjualan secara kredit
meningkatkan kemampuan dan daya tarik bagi pembeli dengan
dana terbatas untuk melakukan pembelian pada klien.
 Kelancaran modal kerja. Jasa anjak piutang memungkinkan klien
untuk mengonversikan piutangnya yang belum jatuh tempo
menjadi dana tunai dengan prosedur yang relatif mudah dan cepat.
Tersedianya dana tunai yang lebih besar ini dapat dimanfaatkan
oleh klien untuk mendanai kegiatan operasional klien seperti
pembelian bahan baku, pembayaran gaji pegawai, pembayaran
tagihan listrik , dan lain lain.
 Pengurangan risiko tidak tertagihnya piutang. Pembiayaan dengan
skema without recourse memungkinkan adanya pengalihan
sebagian risiko tidak tertagihnya piutang kepada factor. Pengalihan
risiko ini sangat menguntungkan bagi kelancaran dan kepastian
usaha bagi pihak klien.

17
2. Jasa Nonpembiayaan
 Memudahkan penagihan piutang. Jasa penagihan piutang yang
diberikan oleh factor menyebabkan klien tidak perlu secara
langsung melakukan penagihan piutang kepada nasabah sehingga
waktu dan tenaga karyawan dapat dimanfaatkan untuk melakukan
kegiatan lain yang lebih produktif.
 Efisiensi usaha. Jasa administrasi penjualan memungkinkan klien
untuk mengelola kegiatan penjualannya secara lebih rapi dan
efisien karena administrasinya dikelola oleh pihak (factor) yang
sudah lebih berpengalaman.
 Peningkatan kualitas piutang. Jasa administrasi penjualan
memungkinkan pemberian fasilitas kredit kepada pembeli secara
lebih selektif sehingga kemungkinan tertagihnya piutang menjadi
lebih tinggi .
 Memudahkan perencanaan arus kas ( cash - flow ) . Jasa investigasi
kredit / piutang memungkinkan klien untuk melakukan perkiraan
waktu dan jumlah piutang yang dapat ditagih sehingga
memudahkan proyeksi arus kas usaha secara keseluruhan .
b. Bagi Factor
Manfaat utama yang diterima factor adalah penerimaan dalam bentuk fee
dari pihak kliem Fee tersebut terdiri atas :
1. Discount fee/ harge. Fee ini dibayarkan oleh klien karena factor
memberikan jasa pembiayaan (uang muka) atas piutang yang diberikan
oleh factor. Discount fee diperhitungkan sebesar persentase tertentu
terhadap besarnya pembiayaan yang diberikan atas dasar :
 risiko tertagihnya
 jangka waktu
 rata - rata tingkat bunga perbankan .
2. Service / charge . Fee ini dibayarkan oleh klien kepada factor karena
factor memberikan jasa nonpembiayaan yang nilainya ditentukan
sebesar persentase tertentu dari piutang atas dasar beban kerja yang
akan dilakukan oleh factor . Semakin besar volume penjualan , maka
fee ini

18
juga semakin besar . Semakin sulit penagihan piutang , maka fee ini
juga semakin besar .
c. Bagi Nasabah
Nasabah memperoleh manfaat berupa :
1. Kesempatan untuk melakukan pembelian secara kredit. Kehadiran jasa
pembiayaan memungkinkan klien untuk melakukan penjualan secara
kredit .
2. Layanan penjualan yang lebih baik. Jasa administrasi penjualan
memungkinkan klien melakukan penjualan dengan lebih cepat dan
tepat
.

19
STUDI KASUS

Studi Kasus di Pegadaian Syariah Kota Madiun

Pegadaian Syariah Kota Madiun merupakan lembaga keuangan syariah di


bawah naungan Perum Pegadaian yang berlokasi di Jalan Panglima Sudirman No.
185 Kota Madiun Jawa Timur yang berdiri pada tanggal 1 April 2010. Pegadaian
syari‟ah sebagai salah satu lembaga mandiri yang berlandaskan prinsip syari‟ah

Akad yang digunakan dalam pembiayaan usaha mikro Pegadaian Syariah


Kota Madiun adalah akad ijarah. Menurut Hanafiah, ijarah adalah akad atas
manfaat dengan imbalan berupa harta. Pada pelaksanaan di Pegadaian Syariah
Kota Madiun akad yang digunakan dalam pembiayaan usaha mikro adalah akad
ijarah. Tetapi tidak ada barang/jasa yang disewakan melainkan pihak Pegadaian
Syariah Kota Madiun hanya memberikan uang pinjaman kepada nasabah. Jadi
penerapan akad ijarah dalam pembiayaan usaha mikro di Pegadaian Syariah Kota
Madiun belum sesuai dengan aturan syariah.

Pada pelaksanaannya di Pegadaian Syariah Kota Madiun, objek jaminan


harus berupa BPKB asli sepada motor atau mobil untuk menentukan besarnya
pinjaman yang akan diterima oleh nasabah. Seharusnya objek jaminan bukan
untuk menentukan besarnya pinjaman yang diterima nasabah, melainkan agar
nasabah serius dengan tujuan akad tersebut. Jadi penentuan objek jaminan di
Pegadaian Syariah Kota Madiun belum sesuai dengan aturan syariah.

Pada pelaksanaannya di Pegadaian Syariah Kota Madiun denda yang


ditetapkan adalah sebesar 4% dari angsuran. Seharusnya denda dalam bentuk
nominal bukan dalam bentuk persentase untuk menghindari praktik riba.
Berdasarkan dasar hukum Al-Qur‟an dan pendapat dari madzhab Maliki, dalam
hal denda pihak Pegadaian Syariah Kota Madiun belum sesuai dengan ketentuan
syariah.

20
PERTANYAAN

1. Bagaimana kondisi ekonomi menjalankan sebuah took pegadaian?


2. Apa saja peran pemerintah dalam pegadaian?
3. Bagaimana mekanisme anjak piutang dalam domestic faktoring
4. Apa peran Lembaga ajak piutang dalam perekonomian

21
DAFTAR PUSTAKA

Budisantoso, Totok, dan Nuritomo, 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Jakarta Selatan

Kompas.com, 16 November 2020. Pegadaian.


https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/16/125209669/pegadaian-definisi-
dan-kegiatan-usahanya

22

Anda mungkin juga menyukai