Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Bank Dan Lembaga non Bank

PENGGADAIAN KONVENSIONAL

Disusun oleh :

Fadilatul khoiroh (21602021007)

Ahmad Khoirul Fanani (21602021019)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG

2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum wr.wb
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT yang Maha Pengasih dan
Penyayang. Beliau memberikan kepada hamba-hamba-Nya rahmat dan karunia-Nya
berupa kesediaan dan kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Kami
berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Sholawat dan salam kita
panjatkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang menjadi syafaat kita
di hari kiamat nanti. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mengikuti mata kuliah
“Bank dan Lembaga Non Bank”. Dibawah bimbingan dosen kami Ibu Dosen NABILA
ADENINA ZIDNI MAULIDA M.E yang akan digunakan sebagai tugas kelompok untuk
mata kuliah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan -
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Mengingat kemampuan yang
dimiliki penulis. Olehkarena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,maka kritik
dan saran yang membangun senantiasakami harapkan semoga makalah inidapat berguna
bagi pihak lainyang berkepentingan pada umumnya.

Malang, 2 OKTOBER 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover…………………………………………………….………………………… l

Kata Pengantar …………………………………………………………………….ll

Daftar Isi………………………………………………………………………….. lll

BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah…………….………………………………….. 1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………… 2
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………. 3

BAB 11 Pembahasan

2.1 Sejarah Pegadaian ……………………………………………………….. 3


2.2 Pengertian Penggadaian ………………………………………………… 4
2,6 Tujuan dan Manfaat Penggadaian Syariah……………..………………... 6
2.8 Sifat-Sifat Penggadaian Syariah…………………………..…………….. 7
2.9 Persamaan Penggadaian Syariah…………………………..…………..... 9
2.10 Perbedaan Penggadaian Syariah …………………………..………….. 10
2.11 Sistem yang dijalankan pegadaian konvensional.……………..………. 11
2.7 Tugas pegadaian………………………………………………………... 12
2.8 Model perhiyungan laba pegadaian konvensioanl……………………... 12

BAB 111 Penutup

3.1 Kesimpulan………………………………………………………..……. 15

Daftar Pustaka………………………………………………………………………. 16

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

PT Pegadaian sampai saat ini merupakan satu-satunya lembaga formal di


Indonesia yang berdasarkan hukum dibolehkan melakukan pembiayaan dengan bentuk
penyaluran kredit atas dasar hukum gadai. Tugas pokok PT Pegadaian adalah
menjembatani kebutuhan dana masyarakat dengan memberikan peminjaman berdasarkan
hukum gadai. Tugas tersebut dimaksudkan untuk membantu masyarakat agar tidak
terjerat dalam praktik-praktik lintah darat.

Pegadaian adalah lembaga keuangan yang secara resmi mempunyai izin untuk
melaksanakan kegiatan operasionalnya berupa pembiayaan kredit kepada masyarakat dalam
bentuk penyaluran dana dengan jumlah yang relatif kecil maupun jumlah yang besar atas dasar
gadai, juga sebagai jasa titipan, jasa taksiran.Barang yang digadaikan harus memiliki nilai
ekonomis sehingga dapat di jadikan nilai taksiran oleh pihak gadai. Pegadaian merupakan
kegiatan menjamin barang-barang berharga untuk memproleh uang dan barang yang
dijaminkan akan di tebus kembali oleh nasabahnya sesuai perjanjian kedua belah pihak

Barang yang dijadikan agunan dapat di tebus dan dapat di perpanjang waktu
pinjamannya jika belum mampu untuk menebusnyaoleh nasabah sesuai jatuh tempo yang telah
di tentukan. Namum, barang akan dilelang pada saat nasabah tidak mampu melunasi barang
agunannya tersebut serta pihak gadai akan memberikan sisa uang lelang jika ada kepada
nasabah yang bersangkutan. Kontribusi pegadaian sebagai lembaga keuangan bagi
perekonomian indonesia khusunya dalam layanan keuangan melalui penyaluran dana pinjaman
dengan sistem gadai sangat membantu masyarakat juga pelaku usaha mikro kecil dan

1
menengah (UMKM) dalam memenuhi kebutuhan dana tunai serta akses pendanaan secara
cepat, mudah dan administrasi yang sederhana 1

1.2 Rumusan Masalah

1. Sejarah Pegadaian Syariah


2. Perngertian Pegadaian Syariah
3. Akad Dalam Pegadaian Syariah
4. Visi dan Misi Pegadaian Syariah
5. Produk dalam Pegadaian Syariah

1.3 Tujuan Penulisan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Penggadaian

1
Wahyu aji Wijaya,2019,pegadaian syariah, hal 3

2
A, Sejarah Penggadaian Secara Umum

Meurut sejarah, Lembaga penggadaian dikenal di indonesia sejak 1746 yang


ditandai dengan Gubernur Jenderal VOC Van Imhoff mendirikan Bank Van Leening.
Namun diyakini oleh bangsa Indonesia bahwa jauh sebelum itu, masyarakat Indonesia
telah mengenal transaksi gadai dengan menjalakan praktik utang piutang dengan jaminan
barang bergerak. Oleh karena itu, perum pegadaian merupakan sarana alternatif pertama
dan sudah sejak lama serta sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Lembaga kredit dengan sistem gadai pertama kali hadir di Indonesia pada saat
Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) datang di nusantara ini dan berkuasa.
Institusi yang menjalankan usaha dimaksud adalah Bank Van Leening. Bank ini
didirikan oleh Gubernur Jenderal Van Imhoff melalui surat keputusan tertanggal 28
Agustus 1746, dengan modal awal 7.500.000, yang terdiri dari 2/3 modal milik VOC dan
sisanya milik swasta. Namun ketika VOC bubar di Indonesia pada tahun 1800 maka
usaha pegadaian dimaksud, diambil alih oleh Pemerintah Hindia-Belanda. Di masa
pemerintahan Daendels, dikeluarkan peraturan tentang barang yang dapat diterima
sebagai jaminan gadai, seperti kain, dan lain-lain. Beberapa misi penggadaian:2
a) Misi sosial, yang dalam praktiknya adalah membantu warga masyarakat untuk
mendapatkan akses terhadap sektor keuangan. Pegadaian menjadi sasaran
utama yang dicari oleh warga masyarakat, misalnya menjelang perayaan hari
raya.
b) Misi bisnis, yang merupakan perwujudan dasar sebagai lembaga keuangan.

B, Sejarah Penggadaian Secara Khusus

Cikal bakal lembaga gadai berasal dari itali yang kemudian berkembang ke
seluruh Dataran Eropa. Di Indonesia terbitnya PP/10 Tanggal 1 April 1990 dapat
dikatakan menjadi tonggak awal kebangkitan pegadaian, satu hal yang perlu dicermati
bahwa PP/20 menegaskan misi yang harus diemban oleh pegadaian untuk mencegah

2
Jefri tarantang,et.al,2019,regulasi dan implementasi pegadaian syariah di indinesua,Yogyakarta,penerbit k-
media,hal 6

3
praktik riba. Banyak pihak yang berpendapat bahwa operasional pegadaian pra fatwa
MUI Tanggal 16 Desember 2003 tentang bunga Bank, telah sesuai dengan konsep islam
meskipun harus diakui belakangan bahwa terdapat beberapa aspek yang menepis
anggapan itu.

pihak pemerintah mengeluarkan peraturan perundang-undangan untuk


melegitimasi secara hukum positif pelaksanaan praktik bisnis sesuai dengan syariah,
slaah satunya yaitu gadai syariah. Konsep operasional pegadaian islam mengacu pada
sistem administrasi modern yaitu asas rasionalitas, efesiensi dan efektivitas yang
diselaraskan dnegan nilai islam. Fungsi operasional pegadaian islam itu sendiri
dijalankan oleh kantorkantor cabang pegadaian islam/ Unit Layananan Gadai islam
(ULGS) sebagai satu organisasi unit dibawah binaaan Divisi Usaha Lain Perum
Pegadaian. ULGS ini merupakan unit bisnis mandiri yang secara struktural terpisah
pengelolaan dari 3usaha gadai konvensional. Pegadaian islam pertaman kali berdiri di
Jakarta dengan Unit Layanan Gadai Islam (ULGS) Cabang Dewi Sartika dibulaan Januari
2003.

2.2 Pengertian Penggadaian

Pegadaian merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia yang menjalankan


bisnis gadai dan sarana pembiayaan alternatif yang sudah lama berdiri dan dikenal
masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota kecil. Tujuan utama dari usaha pegadaian
adalah untuk mengatasi suatu masalah keuangan agar masyarakat yang membutuhkan
uang tidak berada di tangan rentenir atau buruh ijon atau rentenir yang bunganya relatif
tinggi.
Menurut Pasal 1150 KUHPerdata, pengertian hipotek adalah suatu hak yang
diperoleh kreditur atas barang bergerak atau tidak berbadan yang diberikan kepadanya
oleh seorang debitur atau orang lain atas namanya untuk menjaminkan suatu utang, dan
yang memberikan kewenangan kreditur untuk mengembalikan barang lebih awal dari

3
Jefri tarantang,et.al,2019,regulasi dan implemestasi pegadaian syariah di Indonesia Yogyakarta,penerbit k-
media,hal 6

4
kreditur lain kecuali biaya pelelangan barang dan biaya yang dikeluarkan untuk
memelihara objek, yang biayanya harus didahulukan.
Gadai memiliki beberapa unsur dasar, yaitu:
1. Gadai lahir karena adanya perjanjian penyerahan kuasa atas barang gadai
kepada kreditur pegadaian
2. Penyerahan dapat dilakukan oleh debitur atau orang lain atas nama
debitur;
3. Barang yang digadaikan hanyalah barang bergerak, baik berupa benda
maupun benda;
4. Kreditur pemegang gadai berhak melakukan pelunasan atas barang
gadainya di hadapan kreditur lainnya.

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 31/POJK.05/2016 Pasal 1


angka 10 tentang Usaha Pegadaian, hipotek adalah hak yang diperoleh Perusahaan
Pegadaian atas barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh nasabah atau kuasanya.
, sebagai jaminan atas pinjamannya, dan yang mengesahkan Hipotek

Perseroan mengambil pinjaman dari barang tersebut terlebih dahulu dari kreditur
lain, dengan pengecualian biaya pelelangan atau penjualan barang dan biaya
penyelamatan barang yang dikeluarkan setelah barang diserahkan sebagai hak
tanggungan, yang biayanya harus

Dalam masyarakat Indonesia, selain istilah utang, Gadai juga dikenal dengan
istilah kredit pada perbankan konvensional dan istilah pembiayaan pada perbankan
syariah. Utang biasanya digunakan oleh masyarakat dalam rangka pemberian pinjaman
kepada pihak lain. Seseorang yang meminjamkan hartanya kepada orang lain dapat
dianggap telah memberikan hutang kepadanya. Istilah kredit atau pembiayaan lebih
banyak digunakan oleh masyarakat dalam transaksi perbankan dan pembelian itu tidak
dibayar tunai. Pada hakekatnya antara utang dengan kredit atau pembiayaan tidak jauh
berbeda maknanya di masyarakat

2.3. Tujuan dan Manfaat Penggadaian

5
Sifat usaha pegadaian pada prinsipnya menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan
masyarakat umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan
yang baik. Oleh karena itu perum pegadaian bertujuan sebagai berikut :4

a) Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program


pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya
melalui penyaluran uang pembiayaan/pinjaman atas dasar hukum gadai
b) Membantu orang-orang yang membutuhkan pinjaman dengan syarat mudah.

Adapun manfaat pengadaian, antara lain :

i. Bagi nasabah
Tersedianya dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam waktu yang
lebih cepat dibandingkan dengan pembiayaan/kredit perbankan. Di samping itu, nasabah
juga mendapat manfaat penaksiran nilai suatu barang bergerak secara professional.
Mendapatkan fasilitas penitipan barang bergerak yang aman dan dapat dipercaya.
ii. Bagi perusahaan penggadaian
 Penghasilan yang bersumber dari sewa mobil yang dibayarkan oleh
peminjam dana.
 Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh
nasabah memperoleh jasa tertentu. Bagi bank syariah yang
mengeluarkan produk gadai dapat mendapat keuntungan dari
pembebanan biaya administrasi dan biaya sewa tempat
penyimpanan emas.
 Pelaksanaan misi perum pegadaian sebagai BUMN yang bergerak
di bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada
masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur yang relatif
sederhana.

4
Wahyu aji Wijaya,2019,jurnal pegadaian syariah, (agustus 2022), hal 18

6
 Berdasarkan PP No. 10 tahun 1990, laba yang diperoleh digunakan
untuk: (1) dana pembangunan semesta (55%); (2) cadangan umum
(20%); (3) cadangan tujuan (5%); (4) dana sosial (20%).

2.4 Sifat-sifat Gadai.

1. Gadai adalah Hak Kebendaan.

Hak kebendaan dari hak gadai bukanlah hak untuk menikmati suatu benda, hak
pakai dan sebagainya. Memang benda gadai harus diserahkan kepada kreditor tetapi tidak
untuk dinikmati, melainkan untuk mejamin piutangnya dengan mengambil, penggantian
dari benda tersebut guna membayar piutangnya.

2. Hak Gadai Bersifat Accessories.

kreditor tetapi tidak untuk dinikmati, melainkan untuk mejamin piutangnya


dengan mengambil, penggantian dari benda tersebut guna membayar piutangnya.

3. Hak Gadai Tidak Dapat DIbagi=bagi

Pada Pasal 1160 KUHPerdata disebutkan bahwa: “Tak dapatnya hak gadai dan
bagi-bagi dalam hal kreditor, atau debitur meninggal dunia dengan meinggalkan beberapa
ahli waris.” Ketentuan ini tidak merupakan ketentuan hukum memaksa, sehingga para
pihak dapat dibagi-bagi dalam gadai ini dapat disimpangi apabila telah diperjanjikan
lebih dahulu oleh para pihak.5

4. Hak Gadai adalah Hak yang Didahulukan

Hak gadai adalah hak yang didahulukan. Ini dapat diketahui dari ketentuan Pasal
1133 dan 1150 KUHPerdata karena piutang dengan hak gadai mempunyai hak untuk
didahulukan daripada piutang-piutang lainnya, maka kreditor pemegang gadai
mempunyai mendahulu (droit de preference).

5
Jefri tarantang,et.al,2019,regulasi dan implementasi pegadaian syariah di Indonesia,Yogyakarta,penerbit k-media,
hal 18

7
2.5. Persamaan Akad Gadai Konvensional dan Gadai Syariah

No Persamaan Gadai Konvensional Gadai Syariah

1 Pemberi gadai Debitur atau pihak lll Debitur

2 Penerima gadai Orang/perseorangan,Bank Orang/perseorangan,Bank

3 Pemanfaatan barang Tidak boleh mengambil Tidak boleh mengambil


gadai manfaat barang yang manfaat barang yang
digadaikan. digadaikan.

4 Hak penerima gadai Hak menjual/lelang untuk Hak menjual/lelang untuk


mengambil pelunasan apabila mengambil pelunasan apabila
waktu peminjaman uang telah waktu peminjaman uang telah
habis. habis

5 Kewajiban penerima a) Memelihara dan A). Memelihara dan


Gadai menyimpan benda menyimpan benda gadai.
gadai.
B). Memberi tahu debitur agar
b) Memberi tahu debitur
segera melunasi hutangnya.
agar segera melunasi
hutangnya.
C).Mengembaliakn uang sisa
c) Mengembaliakn uang
eksekusi.
sisa eksekusi.

6 Hak pemberi gadai a). Menerima pengembalian a). Menerima pengembalian


uang sisa eksekusi uang sisa eksekusi

b). Menerima ganti rugi kalua b). Menerima ganti rugi kalua
benda gadai hilang/rusak. benda gadai hilang/rusak.

7 Kewajiaban pemberi 1) Wajib melunasi pinjaman 1) Wajib melunasi pinjaman

8
gadai yang telah diterimanya dalam yang telah diterimanya dalam
tenggang waktu yang tenggang waktu yang
ditentukan, termasuk biaya- ditentukan, termasuk biaya-
biaya yang ditentukan oleh biaya yang ditentukan oleh
penerima gadai. penerima gadai.

2) Menjamin bahwa benda 2) Menjamin bahwa benda


gadai adalah milik emberi adai. gadai adalah milik emberi
adai6.

2.6. Perbedaan penggadaian konvensional dan syariah

No Pegadaian Konvensional Pegadaian Syariah

1 Gadai menurut hukum perdata disamping Ranh dalam hukum islam dilakukan
berprinsip tolong menolong juga menarik secarasukarela atas dasar tolong menolong
keuntungan dengan cara menarik bunnga tanpa mencari keuntungan yang sewajarnya
atau sewa awal.

2 Dalam hukum perdata hak gadai hanya Rahn berlaku pada seluruh benda baik yang
berlaku pada benda yang bergerak bergerak maupun yang tidak bergerak

3 Adanya istilah bunga(memungut biaya Dalam rahn tidak ada istilah bunya (biaya

6
Febri gunawan,raha bahari,sainul,studi komperatif antara gadai konvensional dan gadai syariah,mu’amalah jurnal
hukum ekonomi syariah, vol.2,no.1,2022,(agustus 20222), Hal 61

9
dalam benyuk bunga yang bersifat penitipan,pemeliharaan,penjagaan,dan
akumulatif dan berkelipatan ganda) penaksiran) singkatnya hanya biaya gadai
syariah lebih kecil hanya sekali dikenakan.

4 Daal hukum perdata gadai dilaksanakn Rahn menurut hukum islam dapat
melalui suatu Lembaga yang ada di dilaksanakan tanpa melalui suatu Lembaga.
Indonesia disebut PT. Pegadaian

5 Menarik bunga 10%-14% untuk jangka Hanya memungut biaya (termaasuk ausransi
waktu 4 bulan, plus asuransi sebesar 1,5% barag0 sebesar 4% untuk jangka waktu 2
dari jumlah pinjaman jangka waktu 4 bulan, bila lewat 2 bulan nasabah tak mampu
bulan itu bisa terus diperpanjang selama menebus barangnya, masa gadai bisa
nasabah mampu membayar bunga. diperpanjang dua periode. Tidak ada tembahan
pemumngutan biaya.

6 Bila pinjaman tidak dilunasi, barang Bila pinjaman tidak dilunasi barang jaminan
jaminan akan dijual kepada masyarakat. dilelang kepada masyarakat

7 Kelebihan uang hasil lelang tidak diambil Kelebihan uang hasil lelang tidak diambil oleh
oleh nasabah,tetapi menjadi milik pegadai tetapi diserahkan Kembali kepada
penggadai nasabah.7

2.7 Sistem yang Dijalankan pada Pegadaian Konvensional

1. Barang yang digadaikan adalah barang berharga, baik barang bergerak maupun tidak
bergerak.

7
Febri gunawan,raha bahari,sainul,studi komperatif antara gadai konvensional dan gadai syariah,mu’amalah jurnal
hukum ekonomi syariah, vol.2,no.1,2022,(agustus 20222), Hal 62

10
2. Dana yang dipinjamkan nkepada nasabah akan disesuaikan dengan barang yang
dijaminkan oleh nasabah terhadapa pihak pegadaian.
3. Pinjaman tersebut akan dikenakan bunga, semakin banyak dana yang dipinjam maka
bunga yang akan ditetapkan akan semakin besar.
4. Perhitungan bunga tersebut akan meningkat setiap setelah 15 hari.
5. Masa pinjaman atas gadai tersebut selama 4 bulan, dan akan diperpanjang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku atau disepakati.
6. Atas pinjaman tersebut, ditetapkan tanggal jatuh tempo oleh pihak pegadaian saat akan
pelunasan.
7. Apabila pinjaman tidak dilunasi, maka barang yang digadaiakn akan dilelang sesuai
kesepakatan yang telah ada.8

2.8 Tugas Penggadaian

Ditegaskan dalam keputusan Menteri Keuangan No. Kep 39/MK/6/1/1971


tanggal 20 Januari 1970 dengan tugas sebagai berikut:

1. Membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar hukum
gadai kepada:
a. Para petani, nelayan, pedagang kecil, industri kecil, yang bersifat produktif.
b. Kaum buruh/pegawai negeri yang ekonomi lemah dan bersifat konsumtif.
2. Disamping menyalurkan kredit, maupun usaha-usaha lainnya yang bermanfaat
terutama bagi pemerintah dan masyarakat.
3. Membina pola perkreditan supaya benar-benar terarah, bermanfaat dan bila perlu
memperluas daerah operasi.

8
Ilmi Zainal, Sejarah pegadaian syariah di Indonesia serta mengetahui system yang berjalan pada pegadaian syariah
dan konvensional, Hal 9

11
Pelaksanaan gadai yang berlangsung selama ini di perum pegadaian, merupakan
gadai sebagaimana yang dimaksud dalam KUH Perdata, yaitu objek jaminan pada
lembaga penjamin berada dalam kuasa kreditor. Dan atas peminjaman dana dengan
sistem gadai ini, kreditor mendapatkan keuntungan dalam bentuk bunga.9

2.9 Model Perhitungan Laba Pegadaian Konvensional

Nilai taksiran atas barang yang akan digunakan tidak sama dengan besarnya
pinjaman yang diberikan. Setelah nilai taksiran dicantumakn, petugas menentukan jumlah
uang pinjaman yang dapat diberikan. Penentuan uang pinajamn ini juga ditentukan oleh
perum pegadaian berdasarkan golongan yang besarnya berkisar antara 80-92%.

Pinjaman kemudian digolongkan atas dasar jumlah untuk menentukan syarat-


syarat pinjaman seperti besarnya sewa mosal, jangka waktu pelunasan, jadwal atau waktu
pelelangan. Adapun tarif sewa modal per 15 hari adalah sebagai berikut:

Jangka waktu kredit yang diberikan oleh perum pegadaian adalah 120 hari atau 4
bulan, jika nasabah belum dapat mengenbalikan pinjaman atau menebus maka dapat
diperpanjang atau digadai ulang. Permintaan atau perbaharui kredit dikenakan biaya

9
Jefri tarantang,et.al,2019,regulasi danimplemestasi pegadaian syariah di Indonesia,Yogyakarta,penerbit k-media,
hal 21

12
administrasi pada bank konvensional adalah sebesar 1% dari uang pinjaman. Pemberian
uang pinjaman dan pelunasan dapat digambarkan sebagai berikut:10

10
Lgito Arman, Studi perbandingan model perhitungan laba antara pegadaian syariah dengan pegadaian
konvensioanal, Fakultas ekonomi Universitas Negeri Suarbaya,Hal 16

13
14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

15
Lgito Arman, Studi perbandingan model perhitungan laba antara pegadaian syariah dengan pegadaian
konvensioanal, Fakultas ekonomi Universitas Negeri Suarbaya,

Jefri tarantang,et.al,2019,regulasi dan implementasi pegadaian syariah di Indonesia,Yogyakarta,penerbit k-media.

Febri gunawan,raha bahari,sainul,studi komperatif antara gadai konvensional dan gadai syariah,mu’amalah jurnal
hukum ekonomi syariah, vol.2,no.1,2022,(agustus 20222),

Wahyu aji Wijaya,2019,jurnal pegadaian syariah, (agustus 2022),

Ilmi Zainal, Sejarah pegadaian syariah di Indonesia serta mengetahui system yang berjalan pada
pegadaian syariah dan konvensional, Hal 9

Soemitra,andi,2009,bank dan Lembaga keuangan syariah,Jakarta

Rahmat ilyas vol,16,nomor1,2019,,pawnshops in the perspective of Islamic


law.dol,https;//dol,org/10.24042/adalah.vl611.3579.(agustus 2022)

16

Anda mungkin juga menyukai