PA Secara INDUKTIF PDF
PA Secara INDUKTIF PDF
II. Mengapa Kita Perlu Menafsirkan Alkitab dengan Teliti dan Benar
1. Sifat dasar pembaca (the nature of reader): pembaca adalah seorang penafsir.
2. Sifat dasar Alkitab (the nature of Scripture): Ilahi dan manusiawi.
1
Training PA PMK UP 2010
Oleh Febyan MIrag Molle, S.Si.
Langkah-Langkah Penggalian
1) Pendekatan Kitab
Sebelum menggali suatu perikop yang kita PA-kan, perlu terlebih dahulu melakukan
PENDEKATAN KITAB, yaitu mempelajari kitab dari perikop tersebut, guna mendapatkan
gambaran dan pemahaman menyeluruh akan kitab itu, supaya nanti dapat menafsirkan
perikop secara tepat (kontekstual).
b) Di mana dan kapan kitab itu di tulis, di mana penerima tinggal, dan bagaimana kondisi
tempat tersebut.
c) Apa saja topik-topik yang muncul dan masalah-masalah yang dibahas, baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam kitab tersebut.
Untuk mendapatkan data-data yang tidak langsung ada dalam kitab tetapi kita perlukan untuk
dapat menafsirkan perikop secara kontekstual, gunakanlah alat-alat bantu yang baik, seperti
misalnya: Ensiklopedi Alkitab, Intisari Alkitab Perjanjian Lama/Perjanjian Baru, Study Bible,
dll.
2
Training PA PMK UP 2010
Oleh Febyan MIrag Molle, S.Si.
1. Observasi
Proses meneliti dengan seksama bagian-bagian yang menyusun keseluruhan perikop.
Ini kita lakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat pada tiap bagian
perikop, sehingga kita bisa mengetahui secara rinci tiap bagian yang menyusun
keseluruhan perikop itu.
Ini bisa disamakan dengan mengamati kepingan-kepingan puzzle satu per satu, sebelum
kita menyusunnya pada tempat yang tepat agar gambar puzzle dapat terbentuk dengan
sempurna.
Pertanyaan dasar yang biasa digunakan adalah Siapa, Di mana, Kapan, Apa, Mengapa
dan Bagaimana [ 5 W + 1 H; Who, Where, When, What, Why, How]. Dan kita bisa
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan dasar ini untuk mendapatkan data yang lebih
rinci.
Bila masih ada data yang dibutuhkan, dan tidak lagi bisa di dapat dari perikop, carilah
dari hasil Pendekatan Kitab (Latar Belakang Kitab).
b) Semakin banyak waktu yang kita pakai untuk mengamati perikop, membacanya lagi
dan membacanya lagi berkali-kali, maka PA kita akan makin kaya dengan hasil yang
baik dan berguna.
2. Interpretasi
Proses penyatuan setiap bagian, yang telah kita amati dalam proses observasi, menjadi
satu kesatuan; menjadi gambaran yang utuh akan apa yang disampaikan penulis kepada
penerimanya. Ini seperti menyatukan semua kepingan-kepingan puzzle, tanpa terkecuali,
pada tempatnya masing-masing, sehingga terbentuklahlah gambar yang lengkap dan
sempurna.
Ini kita lakukan dengan menyimpulkan semua fakta-fakta yang kita dapat dari observasi,
menjadi satu kesimpulan tentang pesan/ajaran yang hendak disampaikan penulis kepada
pembaca.
Kunci untuk mendapatkan interpretasi yang baik adalah mendapatkan semua data
selengkap dan serinci mungkin, dan kemudian menyusun serta menyimpulkannya dengan
tepat.
3. Aplikasi
Mencari relevansi antara pesan/ajaran yang didapat dari proses interpretasi dengan
kehidupan kita saat ini serta penerapannya dalam hidup kita saat ini sehari-hari.
3
Training PA PMK UP 2010
Oleh Febyan MIrag Molle, S.Si.
Aplikasi merupakan tujuan dari PA. Tidak cukup bagi kita untuk memahami perikop
(hanya sampai interpretasi saja); Allah ingin kita diubahkan oleh Fiman-Nya itu.
Ingat bahwa Alkitab diberikan “untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk
memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap
manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” (2 Tim 3:16-17).
Dalam langkah terakhir dari proses induktif ini, kita berpindah dari konteks aslinya ke
konteks kita di masa kini, berusaha mencari bagaimana hasil interpretasi kita
mempengaruhi sikap dan tindakan kita.
Dalam 2 langkah pertama, yaitu observasi dan interpretasi, kita mempelajari perikop;
dalam aplikasi, perikop yang mempelajari kita.
Aplikasi harus kita buat sespesifik mungkin, supaya kita benar-benar tahu apa yang harus
kita lakukan dan terdorong melakukannya serta bisa mengevaluasi dengan mudah apakah
kita sudah melakukannya atau belum. Untuk membuat aplikasi yang spesifik, kita juga
bisa menggunakan pertanyaan-pertanyaan dasar Indukti, yaitu Apa yang harus saya
lakukan? Bagaimana saya melakukannya? Di mana dan kapan saya harus melakukannya?
Kepada siapa saya harus melakukannya?
4
Training PA PMK UP 2010
Oleh Febyan MIrag Molle, S.Si.
Lampiran 1
Lembar Kerja Pendekatan Kitab Filemon
1. Siapa?
a) Penulis
Siapa :
Kondisi :
Hubungan dengan penerima :
Hubungan dengan tokoh-tokoh lain :
b) Penerima
Siapa :
Kondisi :
Hubungan dengan penulis :
Hubungan dengan tokoh-tokoh lain :
c) Tokoh-tokoh lain
Siapa :
Kondisi :
Hubungan dengan penulis :
Hubungan dengan penerima :
Hubungan dengan tokoh-tokoh lain :
b) Penerima
Di mana dia berada atau tinggal:
Kondisi lingkungan
(geografis, politik, sosial, budaya, ekonomi, dll.) :
3. Apa?
a) Topik-topik yang muncul:
4. Mengapa?
……………….….menuliskan…………untuk………..dengan tujuan……………………………………
………………………………………………………………………………………………………………….
5
Training PA PMK UP 2010
Oleh Febyan MIrag Molle, S.Si.
Filemon 1:4-7
Observasi
Apa yang dilakukan Paulus setiap kali mengingat Filemon dalam doanya?
Mengucap syukur kepada Allah (ayat 4).
Mengapa Paulus mengucap syukur kepada Allah setiap kali mengingat Filemon dalam doanya?
Karena Paulus mendengar tentang kasih Filemon kepada semua orang kudus dan tentang iman
Filemon kepada Tuhan Yesus (ayat 5).
Apa yang diperoleh Paulus dari kasih Filemon? Kegembiraan besar dan kekuatan (ayat 7a).
Mengapa? Sebab Filemon telah menghiburkan hati orang-orang kudus (ayat 7b).
Mengapa Paulus mengutarakan semua hal itu kepada Filemon? Tampaknya berkaitan dengan
permintaan yang akan diajukan Paulus kepada Filemon, yaitu menerima Onesimus berdasarkan
kaih kepada saudara seiman. Mungkin sekali Paulus hendak mengingatkan bahwa selama ini
Filemon telah berlaku benar yaitu mengasihi saudara-saudara seiman, kini ia diminta untuk
melakukannya pada Onesimus.
Catatatan:
Pertanyaan-pertanyaan di atas hanyalah contoh yang sederhana, yang dibuat agar mudah mendapatkan gambaran bagaimana
obsevasi dilakukan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut masih dapat dikembangkan lagi., sehingga bisa mendapatkan jawaban baik
dari perikop atau pun hasil pendekatan kitab.
Interpretasi
Dari obsevasi di atas, kita mendapatkan data-data berupa:
1) Paulus mengucap syukur setiap kali mengingat Filemon dalam doanya.
2) Hal itu karena Paulus mendengar kasih Filemon kepada semua orang kudus dan imannya kepada Tuhan
Yesus.
3) Paulus berdoa agar persekutuan Filemon di dalam iman turut mengerjakan yang baik di antara mereka
untuk Kristus.
4) Paulus memperoleh kegembiraan besar dan kekuatan dari kasih Filemon yang telah menghibur hati
orang-orang kudus.
5) Paulus hendak mengingatkan Filemon untuk terus menunjukkan kasih kepada saudara seiman dengan
menerima kembali Onesimus.
Aplikasi
Dari hasil interpretasi, aplikasi-aplikasi yang dapat saya ambil adalah:
Bersyukur, bergembira dan menjadikannya sebagai kekuatan, ketika mendengar kasih dan iman dari jemaat
yang saya layani.
Sebagai anggota jemaat, saya akan menunjukkan kasih kepada anggota jemaat yang lain,
yaitu…..berupa…..di…..pada waktu……
Saya akan mengadakan waktu doa secara khusus setiap….jam….untuk…….agar imannya kepada Tuhan
memberikan buah berupa…..
6
Training PA PMK UP 2010
Oleh Febyan MIrag Molle, S.Si.
Lampiran 1
Lembar Kerja Pendekatan Kitab Filemon
1. Siapa?
a) Penulis
Siapa : rasul Paulus (ay.1).
Kondisi : Dipenjara (ay.1); sudah tua (ay.9).
Hubungan dengan penerima : Rekan sekerja (ay.1); orang yg membuat Filemon
mengenal Tuhan (ay.19).
Hubungan dengan tokoh-tokoh lain : Bapa rohani Onesimus (ay.10).
b) Penerima
Siapa : Filemon (ay.1).
Kondisi : terkenal akan kasihnya kpd saudara seiman (ay.5-7)
Hubungan dgn penulis: Rekan sekerja (ay.1); orang yg ditolong Paulus mengenal Tuhan
(ay.19).
Hubungan dGn tokoh-tokoh lain: Tuan dari Onesimus (ay.16); saudara seiman (ay.16).
c) Tokoh-tokoh lain
Siapa: Onesimus (ay.10).
Kondisi: telah menjadi anak rohani Paulus (ay.10); dahulu “tidak berguna” bagi Filemon,
sekarang sangat berguna bagi Paulus (ay.11).
Hubungan dengan penulis: anak rohani (ay.10).
Hubungan dng penerima: budak Filemon, tetapi sekarang juga telah menjadi saudara
seiman (ay.16).
Hubungan dng tokoh-tokoh lain:
b) Penerima
Di mana dia berada/tinggal: di Kolose (melihat nama-nama yg berada di bagian akhir
Kolose tercantum di kitab Filemon ini).
Kondisi lingkungan (geografis, politik, sosial, budaya, ekonomi, dll.) :
Saat itu masih berlaku perbudakan.
7. Apa?
a) Topik-topik yang muncul: Kasih kepada saudara seiman (ay.5,7,9,16).
b) Kebutuhan (masalah) apa yg ada pada penerima:
Onesimus telah menjadi “tidak berguna”, yaitu mencuri dan melarikan diri dari Filemon.
Sebagai Tuannya, Filemon berhak menghukum Onesimus. Tetapi karena Onesimus telah
bertobat dan itu berarti telah menjadi saudara seiman Filemon, maka Filemon harus
menerimanya, bukan lagi sebagai hanya seorang budak, melainkan juga saudara seiman yg
harus dikasihi.
7
Training PA PMK UP 2010
Oleh Febyan MIrag Molle, S.Si.
8. Mengapa?
Paulusa menuliskan surat Filemon untuk Filemon dengan tujuan meminta Filemon untuk
menerima Onesimus, bukan lagi sebagai seorang budak, melainkan sebagai saudara seiman, melainkan
juga sebagai saudara seiman yg harus dikasihi.
8
Training PA PMK UP 2010
Oleh Febyan MIrag Molle, S.Si.
Sedang mengalami kemarau, serangan hama dan paceklik (3:10-11); ini merupakan
akibat mereka tidak memberikan persepuluhan.
Sudah pulang dari pembuangan dan sudah berhasil membangun kembali, termasuk hal-
hal utama yaitu Bait Allah & Tembok Yerusalem.