Anda di halaman 1dari 14

1

Nama Sekolah : SMTK


Mata Pelajaran : Homelitika
Kelas/Program Keahlian : XII
Semester :1
Tahun Pelajaran : 2015/2016 (Genap)
Alokasi Waktu :2 Jam Pelajaran @ 45 menit
Standar Kompetensi : Menyusun Kotbah yang Sistematis, Apresisasif dan Inspiratif.
Pertemuan : 1,2 dan 3

Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi Dasar-Dasar Homelitika

Indikator
Menjelaskan kotbah kotbah bagi pemula

Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat memahami mengajarkan kotbah bagi pemula

Materi Ajar

Bahan Kotbah, Ekspositori, Naratif dan Puitis

Contoh-contoh yang akan kita gunakan diambil dari tiga genre utama dalam Alkitab: (1) teks
yang bersifat ekspositoris, (2) yang bersifat naratif, dan (3) yang bersifat puitis. Kita perlu
membahas sedikit tentang ini agar Anda bisa menggunakan dan mengajar bahan-bahan dari
genre yang berbeda ini.

BAHAN KOTBAH EKSPOSITORIS

Surat-surat para rasul adalah surat-surat yang bersifat ekspositoris yang dikirim kepada
jemaat-jemaat yang berbeda guna memperdalam pemahaman mereka tentang Tuhan, Kristus
dan karyaNya, Roh Kudus, dan hidup yang bermartabat bagi Tuhan. Surat-surat ini sengaja
tidak dalam bentuk cerita, meskipun sering berisi referensi cerita dari Perjanjian Lama
(misalnya Roma 4; 2 Kor 3). Surat-surat ini adalah tulisan-tulisan berisi pengajaran
ekspositoris yang maknanya biasanya bersifat langsung dan jelas jika dibandingkan dengan
tulisan yang bersifat naratif. Lebih mudah bagi kita untuk membuat garisbesar dan pikiran-
utama dalam surat-surat ini. Catatan: kadang-kadang bahan ekspositoris berada dalam
konteks naratif, sepertiYohanes 1:1-18 juga seperti kebanyakan ceramah pengajaran Kristus
dalam kitab-kitab injil. Dalam hal ini bahan-bahan tersebut harus dikaitkan dengan narasi
secara keseluruhan, meski harus dikerjakan sebagai bahan ekspositoris. Juga, perlu
diperhatikan bahwa ada beberapa bentuk puisi dalam sejumlah surat ekspositoris dalam
Perjanjian Baru.

Sebagai contoh: Dalam Pelajaran, “Bagaimana Belajar Alkitab: Untuk Pemula”, kita
membahas Efesus 2:1-10 secara rinci. Misalnya kita mengamati kata-kata kunci, dsb. dan
menggunakan metode tanya/jawab untuk bahan ini. Setelah itu kita membuat ringkasan dari
pesan bahan ini dengan mengembangkan subjek/pelengkap. Apakah Anda memperhatikan
adanya perbedaan saat menggunakan bahan yang diambil dari Yohanes 9:1-41? Dalam
Efesus 2:1-10 maknanya ada dipermukaan dan jelas. Ini tidak berarti bahwa beberapa
2

bagiannya tidak sukar untuk dipahami, akan tetapi pada umumnya maksud dan makna bahan
tersebut biasanya lebih jelas dibanding dengan teks-teks yang bersifat naratif dimana Anda
tidak pernah secara ekplisit diberitahu oleh penulisnya apa arti narasi itu. Ini juga berarti akan
lebih mudah dalam hal tertentu untuk mengajar bahan yang bersofat ekspositoris, karena
kebenaran yang termuat di dalamnya tidak terlalu membutuhkan banyak interpretasi untuk
pendengar kita sekarang. Biasanya makna kata-kata dalam bahan ekspositoris tidak bersifat
kiasan. Sedangkan bentuk naratif perlu diinterpretasi bagi pendengar pada masa sekarang
karena orang-orang dalam cerita Alkitab berada dalam kenyataan yang berbeda dengan
kenyataan yang kita alami sekarang dan karena makna dari satu cerita jarang diungkapkan
kepada kita. Mari kita melihat satu contoh singkat satu bahan naratif.

BAHAN KOTBAH NARATIF

Bahan naratif (atau cerita) bersifat tidak langsung dalam penyampaian pesannya, yang lebih
banyak menuntut panca indra, dibandingkan intelektual secara langsung seperti untuk
memahami tulisan-tulisan ekspositoris. Narasi mengundang Anda masuk ke dunia dan para
tokohnya dan mengundang Anda untuk mengalami apa yang mereka alami. Narasi dibentuk
oleh unsur-unsur seperti seting, tokoh cerita, dan alur cerita (yang biasanya berisi sejumlah
konflik, ujian, perjalanan, kehendak, dsb.) dan biasanya tidak terang-terangan menyatakan
kepada Anda apa arti ceritanya (misalnya cerita Orang Samaria yang Baik Hati). Jika kita
menggunakan narasi sebagai bahan PA, kita harus bisa mengungkapkan kepada pendengar
dunia dimana cerita itu terjadi dengan melukiskan suasana (seting) pada saat cerita itu terjadi
sedemikian rupa sehingga para pendengar merasa berada di dunia lain, yaitu di dunia dimana
cerita itu terjadi. Jadi diperlukan imajinasi yang banyak dan kreatif, misalnya untuk bisa
seolah-olah mencium bau angin pantai, mendengar anak-anak menangis, melihat orang
lumpuh melompat dalam kegirangan, seperti yang terjadi dalam cerita. Ini akan membantu
pendengar Anda untuk menghayati kehidupan dan perjuangan/kemenangan para tokoh cerita
dalam bahan kotbah Anda.

Struktur bahan kotbah bersifat naratif dibentuk oleh alur cerita tidak seperti struktur pada
surat-surat para rasul yang dibentuk dalam paragraf. Jadi dalam Yohanes 9, kita harus
membahas beberapa paragraf karena paragraf-paragraf itu membentuk alur cerita keseluruhan
tentang orang buta yang dipulihkan. Dan cerita ini merupakan bagian cerita yang lebih luas
tentang pelayanan Yesus yang ditulis Yohanes untuk pembacanya. Kesembuhan orang buta
itu mendemonstrasikan kuasa Kristus dalam mengatasi persoalan besar; oleh sebab itu Ia
layak dipercaya. Reaksi para pemimpin agama memang sesuai dengan kenyataan bahwa akan
selalu ada yang menolak kebenaran untuk menyelamatkan posisi dan status hidup mereka.

Pendeknya: kalau mengajar dengan bahan cerita Alkitab, bantulah pendengar Anda untuk
bisa menghayati tokoh-tokoh dalam cerita, khususnya yang memberi contoh baik. Bantu
mereka untuk merasakan seolah-olah mereka berada dalam cerita saat setiap peristiwa terjadi.
Jadi, reaksi pendengar penting dalam PA dengan bahan naratif.

BAHAN KOTBAH PUITIS


3

Ada banyak sekali bahan kotbah bersifat puitis dalam Alkitab, diantaranya adalah Mazmur,
Amsal, Pengkhotbah, sejumlah besar kitab para nabi, dan juga seperti yang disebutkan
sebelumnya beberapa bagian dalam surat-surat para rasul. Dari mazmur kita mengetahui
bahwa puisi Alkitab memuat gambaran-gambaran seperti tentang: (1) gembala; (2) padang;
(3) batu karang, (4) burung-burung; (5) air bah; (6) pedang; (7) kegelapan; (8) terang; (9)
kubur yang terbuka; (10) bintang-bintang, (11) madu; (12) empedu; dsb. Dengan
menggunakan metafora dan gambaran, kita akan menyadari bahwa penulis menuntut
kepekaan panca indra dari pembaca. Oleh sebab itu, dalam membaca dan mengajarkan
mazmur perlu kepekaan terhadap gambaran dengan menggunakan panca indra, perasaan, dan
imajinasi. Sebenarnya strukrtur kebanyakan puisi didasarkan pada susunan gambaran. Anda
bisa membuat garisbesar sejumlah puisi berdasarkan perkembangan pikiran dan gambaran
yang ada dalam puisi-puisi tersebut.

Dalam pelajaran kita sebelumnya tentang bagaimana belajar Alkitab, ada dua pertanyaan
yang harus kita tanyakan untuk memahami satu istilah kunci. Dua pertanyaan itu adalah: (1)
Referensi? Istilah ini mengacu pada apa? dan (2) Kesan? Apa kesannya? Positif/Negatif,
emosional, dsb. Pertanyaan yang terakhir sangatlah penting kalau mempelajari dan mengajar
tentang bahan kotbah puitis. Misalanya saat Daud mengatakan dirinya adalah “ulat” dan
bukan manusia, Anda seharusnya mencari tahu arti dibalik kata atau istilah ini (Mazmur
22:7). Apa kesan tentang Gunung Batu yang dipakai sebagai referensi untuk Tuhan dalam
Mazmur 78:35? Dalam Yesaya 40:31—ayat yang cukup dikenal—apa gambaran dan
perasaan yang ditimbulkan dalam pikiran pembaca tentang “rajawali yang naik terbang
dengan kekuatan sayapnya? Anda bisa mencari bantuan informasi dari komentari tentang
budaya yang berkaitan dengan gambaran ini. Anda harus tekun dan sabar dalam
merenungkan gambaran-gambaran puisi karena didalamnya terdapat penjelasan yang kuat
dan motivasi menarik.

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 1,2 dan 3 :

a. Kegiatan Awal : Apersepsi : Bagaimana mengajarkan kotbah bagi pemula


b. Kegiatan Inti :
1. Guru menjelaskan kotbah bagi pemula
2. Tanya jawab tentang kotbah bagi pemula
3. Diskusi kelompok untuk membuat kotbah untuk pemula

Penugasan dan penutup : Setiap kelompok diminta menyiapkan kelompoknya mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya di depan kelas.

Alat/Bahan/Sumber Belajar

A. Alat/Bahan
- Alkitab
- Buku Homelitika
B. Sumber Belajar
1. Buku Prinsip dan Metode Berkotbah, Hasan Sutanto, 2004
2. Buku Cara Mempersiapkan Kotbah, James Braga
4

Penilaian

a. Jenis/Bentuk : Membuat contoh kotbah sederhana


b. Contoh soal : Buatlah contoh kotbah yang sederhana

Mengetahui: Medan
Kepala SMTK Guru Bidang Studi
5

Nama Sekolah : SMTK


Mata Pelajaran : Homelitika
Kelas/Program Keahlian :X
Semester :1
Tahun Pelajaran : 2015/2016 (Genap)
Alokasi Waktu :2 Jam Pelajaran @ 45 menit
Standar Kompetensi : Menyusun Kotbah yang Sistematis, Apresisasif dan Inspiratif.
Pertemuan : 4,5 dan 6

Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi Dasar-Dasar Homelitika

Indikator

 Menjelaskan Pembuatan ilustasi kotbah


 Menjelaskan struktur kotbah
 Menjelaskan pembuatan penerapan kotbah

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat memahami ilustrasi kotbah


2. Siswa dapat memahami struktur kotbah
3. Siswa dapat memahami tentang penerapan kotbah

Materi Ajar
ILUSTRASI
1. ILUSTRASI ADALAH JENDELA KHOTBAH
Rumah tanpa jendela bukanlah rumah yang baik dan ideal, apakah itu dari segi estetika
maupun dari segi kesehatan. Demikian juga dengan ilustrasi, ia adalah bagian kecil dari
sebuah khotbah, namun dapat membuat khotbah lebih indah dan menarik, lebih
mengesankan, bahkan dapat membuat khotbah lebih mengena kepada pendengar.
Bahan-bahan Ilustrasi
Ilustrasi dapat berupa ceritera, analogi, kata-kata bijaksana, contoh- contoh kehidupan, puisi,
lagu, alat-alat peraga, dan sebagainya yang dapat diambil dari media audio visual, surat
kabar, majalah, buku, dan pengalaman- pengalaman yang terjadi dalam hidup ini.
2. FUNGSI ILUSTRASI
1. Membuat khotbah lebih jelas dan mudah dimengerti.
2. Membuat khotbah lebih indah dan mengesankan.
3. Membuat pesan khotbah lebih mudah untuk diterapkan dan dilakukan.
4. Menyatakan suatu contoh kebenaran yang hidup.
5. Sebagai penghubung antara ide khotbah dan penerapan.
6. Memberi saat “istirahat” supaya pendengar merasa senang dan tetap segar.
Ilustrasi bila disajikan dengan cara yang meyakinkan selalu menyegarkan.
3. SIFAT ILUSTRASI YANG BAIK
1. Jelas dan menarik.
2. Singkat dan tdak menghabiskan sebagian besar waktu khotbah.
3. Tepat dengan isi dan atau poin-poin khotbah.
4. Harus selalu ingat bahwa ilustrasi hanyalah “bumbu” khotbah.
(Yang utama adalah isi khotbah itu sendiri.)
STRUKTUR KHOTBAH
Struktur khotbah adalah garis besar khotbah yang dapat menjelaskan isi khotbah.
1. PENTINGNYA STRUKTUR KHOTBAH
6

a. Membantu pengkhotbah menyusun naskah khotbahnya dengan lebih baik.


b. Membantu untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk berkhotbah.
c. Membuat khotbah nampak lebih teratur, terencana, dan sistematis.
d. Membantu pendengar untuk mengikuti bahkan mengingat khotbah yang disampaikan.
2. STRUKTUR YANG BAIK
a. Tidak banyak pokok bahasan
b. Mudah diingat oleh pendengar.
c. Terdiri dari statement atau poin yang dapat mewakili isi yang hendak disampaikan.
d. Susunannya harus logis dan berkesinambungan.
3. MODEL-MODEL STRUKTUR
a. Struktur Tiga Bagian
 Pendahuluan
 Isi
 Penutup.
b. Struktur Lima Kalimat
 Mengemukakan kesulitan atau ide yang hendak dibahas (kebutuhan pendengar).
 Mengemukakan akibat-akibat dari kesulitan tersebut.
 Memberikan solusi atau jalan keluar atas kesulitan tersebut.
 Sampaikan konsekuensi logis dari solusi yang ditawarkan.
 Berikan tantangan atau dorongan untuk bertindak.
c. Struktur : What, Who, When, Where, How.

PENERAPAN
MEMBUAT KHOTBAH MENJADI RELEVAN
1. Tujuan khotbah bukan sekedar membagi pengetahuan tetapi kehidupan yang serupa
dengan Yesus.
2. Pengkhotbah harus membuat penerapan karena biasanya pendengar tidak membuat
penerapan bagi diri sendiri.
3. Penerapan tidak harus dalam penutup khotbah tapi bisa di sampaikan pada setiap akhir
bagian khotbah.
Ada Dua Aspek yang harus diperhatikan dalam Membuat Penerapan:
1. Apa yang harus dilakukan
Pendengar seringkali harus diberitahu tentang apa yang harus dilakukan setelah
mendengarkan khotbah. Seorang pengkhotbah jangan senang jika orang berkata khotbah
tersebut baik (mungkin pikiran, perasaan mereka puas dan disegarkan), tanpa mereka tahu
apa yang harus mereka lakukan. Alasan utama adalah karena khotbah harus sampai pada
perubahan dan peneguhan sikap dari pendengarnya.
2. Bagaimana melakukannya
Selain pendengar perlu diberitahu tentang apa yang harus dilakukan, mereka juga perlu
diberitahu bagaimana mereka melakukannya. Misalnya mereka dikhotbahkan tentang
pentingnya doa dan pembacaan Firman Allah. Kemudian mereka diberitahu bahwa
respon yang tepat untuk itu adalah Saat Teduh. Jika hanya berhenti sampai di situ
pendengar seringkali menjadi frustasi, sebab di sisi lain mereka ingin bersaat teduh, tapi
di sisi lain mereka tidak tahu bagaimana melakukan saat teduh. Mereka perlu diberitahu
berapa lama saat teduh, kapan menggunakan saat teduh, bagaimana melakukan saat teduh
yang baik, dan sebagainya.

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 4,5 :

a. Kegiatan Awal : Apersepsi : Bagaimana membuat ilustrasi kotbah


7

b. Kegiatan Inti :
1. Guru menjelaskan ilutrasi kotbah
2. Tanya jawab tentang ilustrasi
3. Diskusi kelompok untuk mecari ilustrasi

Pertemuan 6:

a. Kegiatan Awal: Struktur kotbah dan penerapan


b. Kegiatan Inti :
1. Guru menjelaskan bagaimaana struktur kotbah dan penerapan
2. Tanya jawab tentang struktur kotbah
4. Diskusi kelompok untuk membuat srtuktur kotbah dan penerapan

Penugasan dan penutup : Setiap kelompok diminta menyiapkan kelompoknya


mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
A. Alat/Bahan
- Alkitab
- Buku Homelitika
B. Sumber Belajar
1. Buku Prinsip dan Metode Berkotbah, Hasan Sutanto, 2004
2. Buku Cara Mempersiapkan Kotbah, James Braga

VI. Penilaian
a. Jenis/Bentuk : Membuat contoh kotbah sederhana
b. Contoh soal : Buatlah contoh kotbah yang sederhana

Mengetahui: Medan
Kepala SMTK Guru Bidang Studi
8

Nama Sekolah : SMTK


Mata Pelajaran : Homelitika
Kelas/Program Keahlian :X
Semester :1
Tahun Pelajaran : 2015/2016 (Genap)
Alokasi Waktu :2 Jam Pelajaran @ 45 menit
Standar Kompetensi : Menyusun Kotbah yang Sistematis, Apresisasif dan Inspiratif.
Pertemuan : 7,8 dan 9

Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi Dasar-Dasar Homelitika

Indikator

1. Membuat kalimat peralihan

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat kalimat peralihan

Materi Ajar

Membuat Kalimat Peralihan

Kalimat peralihan adalah sebuah kalimat yang akan menjembatani atau menjabarkan
tema khotbah ke dalam nas Alkitab. Dalam kalimat peralihan terdiri dari: tema khotbah +
kata bantu + kata kunci + kata tanya.
Memakai kalimat peralihan harus mempersiapkan jawabannya dari kata kunci tersebut di
dalam nas. Jika kata kunci syarat-syarat, pastikanlah Ialam nas berisi syarat-syarat. Jika kata
kunci langkah-langkah, pastikanlah bahwa dalam nas ada langkah-langkah. Kemudian
pakailah kata tanya. Dan, pastikanlah jawabannya ada di dalam nas.

Contoh membuat kalimat peralihan (1)

Contoh membuat kalimat peralihan (2)


9

Kata kunci selalu jamak, untuk diulang-ulang saat transisi dari pokok besar satu ke
pokok besar lainnya.
DAFTAR KATA KUNCI

Alasan-alasan Kebenaran-kebenaran Peraturan-peraturan

Bukti-bukti Keputusan-keputusan Prioritas-prioritas

Bahaya-bahaya Keuntungan-keuntungan Pelajaran-pelajaran

Berkat-berkat Kekurangan-kekurangan Peringatan-peringatan

Cara-cara Kesan-kesan Perintah-perintah

Ciri-ciri Kebutuhan-kebutuhan Syarat-syarat

Dosa-dosa Kesalahan-kesalahan Sikap-sikap

Faedah-faedah Langkah-langkah Tugas-tugas

Faktor-faktor Masalah-masalah Teguran-teguran

Janji-janji Nasihat-nasihat Unsur-unsur

Daftar kata kunci bisa ditambahkan sesuai kebutuhan

Dalam membuat kata tanya, pastikanlah Anda sudah memikirkan jawabannya di dalam
nas yang akan dikhotbahkan. Ada enam kata tanya. Dan, dalam satu khotbah hanya
10

menggunakan satu kata tanya. Contoh penggunaan kata tanya, dan kaitannya dengan kata
kunci.

Kata tanya Jawaban

Apakah langkah-langkahnya? Langkah-langkahnya: 1,2,3, dst.

Bagaimana cara menerapkan prinsip-


Prinsip-prinsipnya: 1,2,3, dst.
prinsip?

Mengapa rukun itu indah? Karena berkat-berkat: 1,2,3, dst.

Siapakah yang bijaksana? Yang memiliki nilai-nilai: 1,2,3, dst.

Di mana Gembala menjaga domba-Nya? Tempat-tempat: 1,2,3, dst.

Kapan Tuhan mengatur kita? Dalam waktu-waktu: 1,2,3, dst.

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 7,8 dan 9:

a. Kegiatan Awal : Apersepsi : Bagaimana membuat kalimat peralihan


b. Kegiatan Inti :
1. Guru menjelaskan laimat peralihan
2. Tanya jawab tentang kalimat peralihan
3. Diskusi kelompok untuk membuat kalimat peralihan

Penugasan dan penutup : Setiap kelompok diminta menyiapkan kelompoknya


mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
A. Alat/Bahan
- Alkitab
- Buku Homelitika
B. Sumber Belajar
1. Buku Prinsip dan Metode Berkotbah, Hasan Sutanto, 2004
2. Buku Cara Mempersiapkan Kotbah, James Braga

VI. Penilaian
a. Jenis/Bentuk : Membuat contoh kotbah sederhana

b.Contoh soal : Latihan membuat kalimat peralihan


Pilihlah tiga nas, misalnya dari Lukas 5:1-11, Yohanes 2:1-11, dan Mazmur 90. Buatlah
tema khotbah, dengan kalimat peralihan. Dan juga persiapkan kata tanyanya.
11

Mengetahui: Medan
Kepala SMTK Guru Bidang Studi

Nama Sekolah : SMTK


Mata Pelajaran : Homelitika
Kelas/Program Keahlian : XII
Semester :1
Tahun Pelajaran : 2015/2016 (Genap)
Alokasi Waktu :2 Jam Pelajaran @ 45 menit
Standar Kompetensi : Menyusun Kotbah yang Sistematis, Apresisasif dan Inspiratif.
Pertemuan : 10, 11 dan 12

Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi Dasar-Dasar Homelitika

Indikator

1. Membuat pokok besar

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat memahami membuat pokok besar

Materi Ajar

Membuat Pook Besar


Pokok besar adalah ide-ide dari bagian-bagian nas yang akan dibuat dalam bentuk
ringkasan yang disesuaikan dengan tema khotbah dan kata kunci (jamak). Pokok besar ini
juga menjadi jawaban dari kata tanya dalam langkah 3.
Pokok besar yang baik akan memperhatikan unsur-unsur:

1. Satu kata atau kalimat yang sejajar sesuai kata kunci. Jika kata kuncinya
perintah, pokok besarnya berisi perintah-perintah. Jika kata kuncinya langkah,
pokok besarnya berisi langkah-langkah.
2. Satu kata atau kalimat yang mudah dimengerti dan relevan.
12

3. Pilihlah yang unik (contoh: kesamaan huruf, bunyi), mudah diingat, relevan.
4. Kreatif dan bersumber dari bagian-bagian nas.
5. Setiap pokok besar harus dicantumkan asal ide, atau kutipan ayat dari nas.
Ingat! Kata kunci harus jamak, harus diulang-ulang saat transisi dari pokok besar satu ke
pokok besar lainnya.
Contoh membuat pokok-pokok besar (1)
Nas Alkitab : Nehemia 1
Tema khotbah : Doa yang Mengubah Keadaan
Kalimat peralihan : Doa yang mengubah keadaan dengan mengikuti langkah-langkah
dalam Nehemia 1:1-11. Apa langkah-langkahnya?

1. Doa dengan terbeban


"Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa
hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit" (Nehemia 1:4).
2. Doa dengan merendahkan diri
"Duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan
berdoa" (Nehemia 1:4). Juga, "Dengan mengaku segala dosa yang kami orang Israel
telah lakukan" (Nehemia 1:6).
3. Doa dengan berusaha
"'Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-
Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan
mendapat belas kasihan dari orang ini.' Ketika itu aku ini juru minuman raja" (Nehemia
1:11)
Contoh membuat pokok-pokok besar (2)
Nas Alkitab : Yohanes 2:1-11
Tema khotbah : Keluarga yang Diberkati Tuhan
Kalimat peralihan : Keluarga yang diberkati dengan mengikuti langkah-langkah
dalam Yohanes 2:1-11. Apa langkah-langkahnya?

1. Mengundang Yesus
"Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu" (Yohanes 2:2).
2. Menaati firman Tuhan
"Apa yang dikatakan kepadamu, lakukanlah [taatilah] itu" (Yohanes 2:5).
3. Memanfaatkan potensi
"Di situ ada enam tempayan ..." (Yohanes 2:6).
4. Melangkah dengan iman
"Kata Yesus kepada mereka, 'Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pernimpin pesta.'
Lalu mereka pun membawanya"
(Yohanes 2:8).
13

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 10,11 dan 12 :

a. Kegiatan Awal : Apersepsi : Bagaimana membuat pokok besar


b. Kegiatan Inti :
1. Guru menjelaskan pokok besar
2. Tanya jawab tentang pokok besar
3. Diskusi kelompok untuk mencari pokok besar

Penugasan dan penutup : Setiap kelompok diminta menyiapkan kelompoknya


mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
A. Alat/Bahan
- Alkitab
- Buku Homelitika
B. Sumber Belajar
1. Buku Prinsip dan Metode Berkotbah, Hasan Sutanto, 2004
2. Buku Cara Mempersiapkan Kotbah, James Braga

VI. Penilaian
a. Jenis/Bentuk : Membuat contoh kotbah sederhana

b. Contoh soal : Latihan membuat pokok besar


Pilihlah dua nas, misalnya Lukas 5:1-11 dan Yohanes 2:1-11. Buatlah pokok-pokok
besar. Buatlah mulai dari langkah pertama sampai langkah keempat (tema, kalimat peralihan,
pokok besar).

Mengetahui: Medan
Kepala SMTK Guru Bidang Studi
14

Anda mungkin juga menyukai