BAB I
MENGAPA HARUS MENULIS
MAKALAH?
Dalam perkuliahan atau proses belajar mengajar di perguruan tinggi sudah lazim jika ada
tugas-tugas yang diwajibkan atau dianjurkan oleh dosen kepada para mahasiswanya. Tugas-tugas
tersebut salah satunya adalah menulis makalah dalam mata kuliah tertentu. Mengapa anda perlu
menulis makalah dalam sebuah perkuliahan? Ada beberapa alasan yang dapat diberikan, diantaranya
adalah: pertama, STTAAS menginginkan pola pendidikan yang kreatif, komunikatif secara dua arah,
kritis, dan mampu mengintegrasikan semua pengetahuan secara baik dan cermat.
Tidak baik rasanya dalam perkuliahan atau proses belajar di perguruan tinggi diibaratkan
sebuah tabungan berkala. Banyak deposito yang dimasukkan namun tidak diresponi secara baik.
Ilustrasi ini tidak akan mendidik daya kemampuan mahasiswa, untuk itu perlu adanya respons yang
baik dari mahasiswa. Dengan demikian baik adanya kalau respons itu dikristalisasikan dalam bentuk
karya ilmiah atau makalah yang terstruktur, selain ujian dan sejenisnya tentunya. Dalam hal ini
penalaran anda sangat dibutuhkan, dan jangan malu apalagi minder dalam mencoba memajukan daya
nalar anda dalam sebuah karya penulisan. Anda khas di hadapan Allah.
Kedua, sebuah penulisan itu membutuhkan waktu untuk berpikir dengan baik. Berpikir itu
juga membutuhkan energi tidak sedikit. Untuk itu jangan membuang waktu secara percuma tetapi
manfaatkan waktu anda dengan membaca banyak literatur dan diskusi yang membangun dengan
selutuh civitas akademika yang ada. Aktiflah dalam mengembangkan kualitas berpikir anda, Allah
akan menolong anda. Sebagai hamba Tuhan jangan bersikap “yang penting selesai dalam
mengerjakan tugas”, tetapi kembangkanlah dengan maksimal karunia dan talenta anda termasuk
dalam kemampuan berpikir dan menulis.Tugas dalam bentuk makalah itu sangat beraneka ragam.
Dosen dapat memberikan tugas makalah secara beraneka ragam.
1. REFLEKSI yaitu mengungkapkan pemahaman anda tentang sesuatu yang anda sendiri pikirkan.
Tugas ini sumber utamanya adalah diri anda sendiri, dapat berupa pengalaman, pengamatan, dan
pemahaman serta konsep diri sendiri. Yang harus diingat di sini adalah anda sudah dewasa dan
dapat mengaktualisasikan diri anda sendiri dengan baik. Dalam penuangan ini anda harus
PERCAYA DIRI dan DITULIS SECARA SISTEMATIK (tidak perlu footnote)
2. TINJAUAN BAB TERTENTU DARI SUATU BUKU atau TINJAUAN DARI
KESELURUHAN BUKU. Bacalah buku itu dan coba memahami secara teliti isi dan
argumentasi dari buku itu, logika berpikir si penulis. Setelah anda memahami secara keseluruhan
dari buku itu coba tuangkan kalimat asli anda. Anda juga boleh mengutip beberapa ungkapan
penting dari buku itu untuk mendukung gagasan anda. Dalam hal ini jangan hanya
MERINGKAS tetapi harus bersikap KRITIS DAN ANALITIS. Anda dapat MENYETUJUI
buku itu dan MENOLAKNYA tentunya juga DISERTAI DENGAN ARGUMENTASI YANG
KUAT. Untuk mempermudah makalah tinjauan buku atau bab sistematikanya adalah:
a. RINGKASAN
b. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN (DISERTAI DENGAN ARGUMENTASI)
c. KESIMPULAN
3. INTEGRATIF yaitu mengarang suatu topik tertentu; diberikan judul yang sesuai dengan pilihan
anda sendiri atau bisa yang diberikan oleh dosen anda. Dalam tugas ini anda harus aktif untuk
mengumpulkan evidensi atau data dan fakta yang ada dan sekreatif mungkin. Dalam tugas
integratif ini perhatikan:
a. Kemukakan LATAR BELAKANG dari topik yang akan dibahas dalam ± 2 paragraf atau
alinea.
3
b. Kemukakan PERSOALAN yang akan dibahas dalam satu paragraf atau alinea. Buatlah
pertanyaan yang baik dan kritis dalam bentuk RUMUSAN MASALAH supaya hasil tulisan
anda tidak mengambang.
c. Ungkapkanlah TUJUAN PENULISAN anda dalam makalah itu dalam satu alinea. Tujuan
yang jelas akan mengarahkan tulisan anda. Gunakanlah KATA KERJA KONKRIT dalam
tujuan itu misalnya: menerangkan, mengemukakan, menjelaskan, membandingkan, memberi
penilaian dan sejenisnya.
d. Gunakanlah METODOLOGI anda dalam satu paragraf. Kira-kira bagaimana anda akan
mengerjakan, kemudian anda akan mencari sumber dari mana saja, dan bagaimana juga anda
akan mengolahnya (BACA BUKU METODOLOGI PENELITIAN).
e. Terakhir tuangkanlah gagasan anda dalam tulisan yang sesuai dengan tujuan anda dan
menjawab pertanyaan yang telah anda ajukan sendiri. Biasakan diri anda untuk membuat peta
konsep atau skema berpikir anda sebelum menulis dalam bentuk karya ilmiah. Upaya ini akan
baik untuk menghindari anda dari keterangan bersifat repetitif (mengulang-ulang).
Dalam tulisan paper anda jangan lupa memperhatikan: jangan “terlalu banyak” salah tulis.
Berikan juga kesimpulan dari makalah anda. Selain itu tuangkan juga daftar pustaka dari semua
literatur yang anda gunakan. Untuk format penulisan judul, daftar isi dan sebagainya sama dengan
cara penulisan skripsi. Jadi untuk lebih mudah menulis paper integratif sistematikanya adalah
sebagai berikut:
1. BAB I: PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penulisan
d. Metodologi Penulisan
2. BAB II: PEMBAHASAN
3. BAB III: KESIMPULAN
4. DAFTAR PUSTAKA
4
BAB II
BERPIKIR DENGAN PETA KONSEP
Telah kita ketahui bahwa berpikir pada dasarnya merupakan pengolahan persepsi. Yang
dimaksud sebagai persepsi dalam hal ini adalah mencakup pemikiran, informasi, maupun berupa
kesan setelah membaca literatur, menyaksikan benda ataupun peristiwa tertentu. Persepsi muncul
pula dari perjumpaan (encounter) terhadap obyek atau benda yang dapat kita lihat, baca, raba,
rasa dan yang mungkin kita cium baunya. Persepsi juga muncul dari pengalaman, atau peristiwa
tertentu yang terjadi dalam kehidupan kita. Selanjutnya dari persepsi lahirlah konsep. Seterusnya
pula, dengan konsep yang ada pada benak dan hati kita membentuk proposisi, serta mengajukan
argumen guna menarik kesimpulan dan implikasi.
B. PEMBENTUKAN KONSEP
Konsep terbentuk dalam setiap kesempatan yang kita beri perhatian khusus. Dengan
perhatian khusus maksudnya kita memberi waktu untuk menanggapi kesan setelah
“berjumpa” dengan obyek tertentu. Karena itu ada dimensi waktu dan ruang serta energi
(material) dalam pembentukan konsep kita. Dengan kata lain konsep muncul dalam alam
pikiran kita karena mengalami perjumpaan atau interaksi baik yang bersifat pribadi maupun
tidak pribadi, seperti melalui angan maupun pengertian. Perjumpaan (encounter) yang
melahirkanj konsep bagi kita, terjadi antara lain melalui:
Pengamatan (observation) terjadap obyek: manusia, hewan, tumbuhan, barang, atau
lokasi.
Pengamatan (observation) terhadap peristiwa: sukacita, kesedihan, kecelakaan, bencana
alam, wabah, pemberontakan, dll.
Pembacaan (reading) literatur: artikel, buku teologis atau non-teologis.
Perenungan (meditation) terhadap firman Tuhan: membaca Alkitab dan tulisan rohani,
mendengan kotbah, mengafal ayat, dll.
5
C. PETA KONSEP
Penggambaran konsep ke dalam skema atau sketsa, sangat perlu untuk memperjelas
dan bahkan menguji pengertian (understanding) kita sendiri. Istilah “mengerti”, menurut
Baron dalam Thinking and Deciding pada dasarnya adalah keadaan mengalami (knowing),
dalam arti mampu melakukan perkara berikut: menjelaskan dan menggambarkan struktur dari
apa yang kita pahami,mengetahui tujuan dari struktur yang dapat kita ajukan, dan mengetahui
argumen yang dapat kita kemukakan untuk menopang tujuan struktur yang dimaksud.
Setiap yang lahir dari pemahaman atau pengertian kita membutuhkan pengujian.
Salah satu bentuk pengujian maupun penilaian itu adalah penggambaran, atau penuangan ke
dalam bentuk atau peta. Karena pentingnya bantuan pemetaan ini bagi kejelasan cara berpikir
kita, maka perlu kita perhatikan adanya beberapa sifat dari peta konsep itu sendiri. Pertama,
peta konsep berfungsi untuk menjeskan nama dan sifat dari konsep yang bersangkutan. Selain
itu peta perlu memperlihatkan proposisi, yakni konsep yang dihubungkan oleh preposisi.
Kedua, peta konsep memperlihatkan keterkaitan antara satu konsep dengan konsep lainnya.
Konsep dalam hal ini dapat berupa kata benda, kata sifat, proposisi. Peta konsep juga harus
memperlihatkan hierarki pemikiran, dan kategorisasinya.
E. MEMBUAT KARANGAN
Anne Howe dalam How to Study lebih jauh mengajukan sangat mendasarnya pola
belajar dengan concept mapping bagi mahasiswa di perguruan tinggi. Selain dari makna di
atas, Howe juga mengusulkan agar dalam perencanaan suatu karya ilmiah pun kita selalu
mulai dari pemetaan konsep.
Kita membuat rancangan kerja dari tulisan itu dengan terlebih dahulu
menggambarkan kerangka. Selanjutnya, kerangka itu terus menerus dipikirkan,
dipertanyakan, dijelaskan, diklasifikasikan, dan disistematisasikan. Kepada kerangka yang
ada kemudian dimasukkan informasi tambahan yakni hasil penyelidikan. Jika kerangka yang
6
ada matang dalam arti memadai, penulisan secara keseluruhan pun dapat kita mulai. Orang
yang merencanakan karya ilmiah tanpa dimulai dengan bagan akan cenderung menghasilkan
pikiran yang berputar-putar, kurang terarah, disamping kurang efektif dan efisien. Jadi kita
hendak membentuk peta konsep beberapa prinsip berikut perlu mendapat perhatian:
Tentukanlah konsep yang hendak dijabarkan.
Daftarkan semua kata yang berkaitan dengan konsep utama tadi. Daftarkan kata yang
sinonim maupun yang bertolak belakang.
Kategorikan setiap kata yang didaftarkan secara hierarkis, apakah termasuk sebagai
contoh umum atau spesifik.
Gambarkalah kaitan konsep dengan memakai preposisi yang tepat atau sesuai, sehingga
diantara konsep yang dihubungkan terjadi proposisi yang benar.
Periksa ulang keterkaitan antar konsep yang masih mungkin dibentuk.
Seumpurnakanlah peta konsep yang sudah ada itu.
Perhatikanlah beberapa contoh peta konsep terlampir. Simaklah sejauhmana peta konsep
itu mampu menjelaskan: proposisi, hierarki, differensi, kategori, spesifikasi dan universal.
LATIHAN (PR – PEKERJAAN RUMAH, pilih salah satu dari masing-masing
point) !!!
Buatlah peta konsep dari: iman, kasih, keselamatan, ketuhanan Yesus, kemanusiaan
Yesus, tritunggal.
Selidikilah perikop ini dan gambarkanlah hasil studi anda dalam bentuk kata konsep: Fil.
3:1-16; 4:1-10; Ef. 6:11-20; 1 Yoh. 1:1-10.
molekul
mempunyai
dapat
1
gerak
air
menentukan
Dapat berubah Terdapat dalam
Meningkat Tingkat Makhluk
karena wujud hidup
seperti seperti
panas
tumbuhan hewan
dapat dapat dapat
pengkotbah
Alkitab, Kliping,
berkotbah Leksikon, kamus, dll.
dimana
bagaimana
menyusun
menghasilkan
metoda
BAB III
PEDOMAN PENULISAN MAKALAH
INTEGRATIF
A. PENGERTIAN
1. Makalah adalah suatu karya ilmiah yang berisi hasil penelitian, baik penelitian lapangan
maupun penelitian pustaka yang dilakukan oleh seorang mahasiswa sebagai salah satu syarat
akademik.
2. Makalah harus disusun secara baik dengan syarat-syarat:
a. Susunan teratur mencakup semua unsur yang diperlukan sesuai ketentuan-ketentuan
dalam pedoman penulisan.
b. Bentuk dan pengetikan yang sesuai dengan tata penulisan yang lazim menurut ketentuan
dalam pedoman penulisan.
c. Pemakaian bahasa, kalimat, kata, ejaan dan tanda baca yang benar sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia.
d. Penalaran, pembuktian dan penyimpulan serta alur pemikiran seluruh muatan makalah
harus sistematis, logis, metodologis, dan koheren.
B. TUGAS DOSEN
Adapun tugas utama dosen pembimbing ialah memberikan pengarahan dan bimbingan
bagi mahasiswa dalam hal:
1. Pematangan perencanaan penelitian. Dosen perlu mengarahkan mahasiswanya dalam
pematangan penelitian yang berguna untuk penulisan makalah nantinya.
2. Pengarahan bagaimana melaksanakan riset sesuai dengan pertanyaan, tujuan, metodologi dan
prosedur yang ditetapkan. Dosen juga membimbing mahasiswa dalam pengolahan atau
penafsiran data.
3. Penuangan gagasan, apakah dilakukan secara sistematis, logis dan argumentatif. Apakah
tulisan itu bersifat konsisten dan koheren? Pembimbingan juga dilanjutkan dengan penulisan
draft awal, perbaikan selanjutnya, serta penulisan akhir (finalisasi). Dosen memberikan
arahan seperlunya dalam segi peredaksian, sistematika gagasan dan pembentukan serta
pengembangan kalimat dan alinea efektif. Kualitas karya ilmiah harus tetap menjadi milik
anda.
C. TUJUAN
1. Sebagai kegiatan penelitian, penyusunan makalah ditujukan untuk memberikan kesempatan
kepada mahasiswa guna mempraktekkan pengetahuannya sesuai dengan bidangnya.
2. Penyusunan makalah dimaksudkan sebagai sarana pembuktian tertinggi kemampuan
mahasiswa berpikir secara ilmiah, dengan daya ciptanya sebagai calon cendikiawan dan
kecerdasannya sebagai calon sarjana yang layak untuk lulus sebagai sarjana.
3. Menghasilkan karya ilmiah yang memuat buah pikiran mahasiswa yang cukup bernilai untuk
disampaikan dan diketahui oleh pihak lain.
4. Dengan penelitian dan penulisan karya ilmiah maka akan membentuk kemampuan
mahasiswa untuk berteologi secara alkitabiah dan kontekstual. Oleh karena itu makalah harus
dipandang sebagai media, proses dan hasil kemampuan berteologi (doing theology). Jika hal
ini ditekankan tentu lahirlah karya ilmiah yang kritis dan asli, tidak dibuat untuk mememuhi
persyaratan akademis semata (tradisi).
9
D. PEMILIHAN JUDUL
Judul makalah dan pokok/bidang penelitian yang hendak dilakukan oleh mahasiswa yang
hendak menulis skripsi dapat diperoleh dengan cara:
1. Ditentukan oleh mahasiswa sendiri.
2. Ditentukan oleh dosen yang bersangkutan.
Catatan: dalam menentukan judul dan pokok/bidang penelitian hendaknya memperhitungkan
kemampuan intelektual yang bersangkutan, dana, waktu, sumber-sumber, dukungan
pembinaan.
E. RENCANA KERJA
Rencana kerja ini dibagi dalam empat bagian, yakni:
1. Tahap perencanaan berupa studi awal (pendahuluan), inventarisasi literatur,wawancara atau
studi lapangan (pilot study) guna memperjelas masalah yang diselidiki lebih lanjut. Seringkali
mahasiswa menulis sumber data yang kurang memadai.
2. Tahap penelitian.
3. Tahap penulisan dari draft kasar hingga ke proof reading terakhir.
a. Pembuatan kerangka makalah secara terperinci sampai pada pembagian sub paragraf.
b. Penulisan naskah makalah yang pertama.
c. Pembacaan kembali seluruh naskah dan penyempurnaan.
d. Penyusunan daftar pustaka.
e. Pengetikan naskah makalah dalam bentuk terakhir.
f. Pembacaan ulang naskah secara teliti dan pembetulan salah ketik atau pembuatan ralat.
F. TEHNIK PENGETIKAN
Material dan ukuran makalah:
1. Makalah diketik pada kertas putih berukuran 70g (ukuran kwarto A4).
2. Isi makalah tergantung dosen yang bersangkutan.
3. Naskah diketik pada satu permukaan halaman dengan jarak antar baris 2 (dua) spasi.
4. Penulisan nomor pada sudut kanan atas dengan: Angka Arab mulai dari bagian inti sampai
selesai. Contoh: 1, 2, 55.
5. Pengaturan jarak spasi:
a. Pengetikan 1 spasi untuk kutipan panjang (lebih dari 40 kata) atau 4 baris atau lebih.
b. Pengetikan 2 spasi untuk seluruh naskah, nomor Bab dan Judul Bab, judul setiap sub bab
dengan paragraf dibawahnya.
c. Pengetikan 4 spasi untuk judul bab dengan baris pertama dari bab itu, setiap judul sub bab
dengan sub lainnya.
6. Pengetikan menggunakan komputer. Semua kalimat pada margin kiri dan kanan rata.
Komputer karya mahasiswa dengan size 12 pt untuk huruf Times New Roman.
G. PENOMORAN HALAMAN
1. Halaman judul tidak diberi nomor.
2. Halaman teks uraian diletakkan di kanan atas dengan angka Arab (1,2,3,....).
2. Sub judul pertama, ditempatkan di sebelah kiri, huruf besar, cetak tebal dan mulailah dengan
huruf besar (A). Kalimat dibawahnya langsung mulai setelah diberi jarak 2 spasi.
3. Sub judul kedua, tempatkan di sebelah kiri masuk satu tab atau tujuh ketuk, huruf kecil, cetak
tebal dan digaris bawah serta dimulai dengan angka Arab (1). Tempatkan judul 4 spasi dari
kalimat di atasnya. Kalimat di bawah sub judul kedua ini dimulai diberi jarak 2 spasi.
4. Sub judul ketiga, tempatkan di sebelah kiri mulai dari tujuh ketuk dari sub judul pertama atau
dua kali tab dari rata kiri, huruf kecil, tidak bercetak tebal dan harus bergaris bawah serta
dimulai dengan huruf kecil (a). Tempatkan setelah diberi jarak 4 spasi dari atas dan memulai
kalimat dibawahnya setelah diberi jarak 2 spasi.
5. Jika ada sub judul lagi maka ditulis dengan 2 spasi dari atas dan mulailah pengetikan dengan
2 spasi dibawahnya langsung. Tanda diberikan terserah pada penulis yang penting ada
perbedaan dengan sub judul di atas-atasnya.
K. PENULISAN BILANGAN
Tuliskan bilangan satu sampai seratus yang berdiri secara langsung. Daripada menulis
angka 2,3,4,5,..., lebih baik tuliskan dengan huruf seperti dua, tiga, limapuluh dua. Di atas
bilangan itu dapat dituliskan dalam bentuk angka. Contohnya: 101, 990, dst. Bilangan untuk
tahun dan abad boleh dalam bentuk angka. Contoh: Yesus lahir di Betlehem sekitar tahun 6 BC
(sebelum masehi). Injil Markus ditulis sekitar tahun 55-57 AD (sesudah masehi). Reformasi
terjadi di abad XVI atau tulis dalam bentuk abad ke-16. Prosentase dituliskan dalam bentuk kata.
Contoh: lima belas persen, dua puluh persen; bukan atau jangan ditulis 15% atau 20%. Angka
dalam tabel tentu ditulis sebagaimana mestinya. Angka ditulis sebagaimana mestinya, jangan
dalam bentuk huruf. Contoh: ½ bukan setengah, dst.
L. PENULISAN TABEL
Sebelum menuliskan tabel, berilah dahulu judul tabel itu dalam huruf besar dan tidak
tebal. Tempatkan di tengah. Apabila masih ada keterangan setelah tabel, maka berilah jarak dua
spasi sesudah tabel yang dimaksud. Jangan lupa mendaftarkan tabel pada daftar setelah daftar isi.
Tabel 1
Gambar 4
Gambar 2
Peta Dunia
12
BAB III
SISTEMATIKA PENULISAN
MAKALAH INTEGRATIF DAN SKRIPSI
Makalah tersusun atas tiga bagian utama yang terdiri dari bagian awal, bagian inti, dan bagian
referensi.
A. MAKALAH INTEGRATIF
1. Bagian Awal
Bagian awal terdiri dari:
a. Halaman Judul.
b. Pendahuluan; yang terdiri dari:
1) Latar Belakang Masalah.
2) Rumusan Masalah.
3) Tujuan.
4) Metodologi dan Prosedur Penelitian.
2. Bagian Inti
Bagian inti terdiri dari:
a. Pendahuluan (satu bab).
b. Laporan studi dan pembahasan dan (antara satu atau dua BAB atau juga tidak lebih dari
dua bab).
c. Penutup yang berisi kesimpulan (satu bab).
3. Bagian Referensi
Bagian referensi terdiri dari:
a. Daftar pustaka.
b. Lampiran-lampiran (jika ada).
8. Lampiran
C. SKRIPSI PENELITIAN LAPANGAN
1. Halaman Depan
2. Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penulisan
d. Pembatasan Masalah
e. Manfaat Penelitian
f. Metode Penelitian dan Prosedur Penelitian
g. Definisi Istilah
h. Sistematika Penulisan
3. Landasan Teori, Kerangka Berpikir, dan Hipotesis
4. Metodologi Penelitan
a. Pengertian Metodologi Penelitian
b. Tempat dan Waktu Penelitian
c. Metode Penelitian
d. Populasi dan Sampel
e. Tehnik Pengumpulan Data
f. Pengembangan Instrumen Penelitian
g. Validitas dan Reliabilitas
1) Definisi Konseptual
2) Definisi Operasional
h. Kisi-kisi Instrumen Validitas
i. Kalibrasi Instrumen
j. Tehnik Analisa Data
1) Prosedur Deskripsi Data
2) Prosedur Uji Hipotesis Analisis
3) Prosedur Uji Hipotesis Penelitian
a) Prosedur Uji Hipotesis Pertama
b) Prosedur Uji Hipotesis Kedua
c) Prosedur Uji Hipotesis Ketiga
k. Keterbatasan Penelitian
l. Pelaporan Data
5. Hasil Penelitian dan Pembahasan
a. Deskripsi Data
b. Indikator sebagai Moderator Variabel
c. Uji Prasyarat Analisis
1) Uji Normalitas
2) Uji Liniearitas
d. Uji Hipotesis
1) Uji Hipotesis Pertama
2) Uji Hipotesis Kedua
3) Uji Hipotesis Ketiga
4) Analisis Perbedaan
5) Interpretasi Data
6. Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
a. Kesimpulan
b. Implikasi
c. Saran
14
7. Daftar Pustaka
8. Lampiran
BAB IV
PENJELASAN SISTEMATIKA PENULISAN
MAKALAH INTEGRATIF
A. BAGIAN AWAL
Halaman judul merupakan halaman pertama makalah dimana dicantumkan judul, nama
mahasiswa, nomor induk. Pemilihan dan penetapan judul harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Judul adalah ungkapan tersingkat dari muatan makalah.
b. Bagi pembaca, judul merupakan inti yang harus dipenuhi oleh penulis, sedangkan bagi si
penulis, judul merupakan cermin untuk melihat apakah rencana penulisan telah
diwujudkan. Judul tidak boleh terlalu panjang atau terlalu pendek terlalu luas atau terlalu
sempit.
c. Judul harus merupakan kalimat pernyataan atau statement dan bukan dalam bentuk
pertanyaan. Konsep judul harus utuh dan lengkap sehingga tidak perlu dijelaskan lebih
lanjut.
d. Judul harus menggunakan kata-kata yang lugas, tepat dan bersifat netral. Kata-kata yang
digunakan dalam judul tidak boleh bersifat puitis, provokatif dan bombastis.
e. Judul harus tersusun secara logis dengan menempatkan istilah atau kata-kata yang pada
komposisi yang benar.
f. Judul tidak boleh diawali dengan ungkapan-ungkapan yang tidak relevan dan
mengandung generalisasi yang kabur, seperti:
Sebuah studi ilmiah....
Suatu penelitian mengenai....
Sedikit sumbangan dalam....
Satu-dua aspek tentang....
B. BAGIAN INTI
Untuk bagian ini dapat diberikan beberapa alternatif sistematika sesuai dengan model
pendekatan penulisan yang dipilih oleh mahasiswa. Metode penulisan Jurusan Teologi dan
Jurusan Pendidikan Agama Kristen ada dua yakni: Analisa Literatur (studi kepustakaan) dan
Survey (studi lapangan).
Untuk studi teologi dengan pendekatan analisa literatur sebaiknya berisikan hal-hal
berikut:
1. Pendahuluan.
a. Latar belakang masalah menjelaskan apa yang menjadi inti masalah dan mengapa hal itu
menjadi masalah; untuk hal ini perlu dukungan fakta atau gagasan secara ringkas. Uraian
ini harus singkat dan tepat (2 paragraf). Kalimat dalam bagian ini jangan bertele-tele,
berputar-putar, “basa-basi”. Rumuskan setiap pernyataan dengan jelas dan singkat.
Topanglah argumentasi anda dengan evidensi yang cukup memadai dan dapat dipercaya,
seperti fakta, kasus nyata, atau pandangan para pakar tertentu.
b. Rumusan masalah memuat pertanyaan problematik dan substansial yang akan diselidiki
dalam keseluruhan studi (beberapa pertanyaan). Jika anda dapat merumuskan suatu
masalah yang benar maka anda tahu mau kemana penulisan itu. Pertanyaan itu harus
15
Bahasan utama ini merupakan bagian yang paling penting dan dapat terdiri dari
beberapa bab, tergantung luasnya pokok bahasan makalah. Bagian utama dalam bahasan
utama ini adalah: Bab uraian teori data/atau telaah pustaka yang mengetengahkan teori-teori
ilmu pengetahuan yang diteliti. Teori-teori itu mencakup pula hasil-hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dalam bidang yang sama, yang telah diakui
keabsahannya.
3. Penutup (Kesimpulan)
Perlu diperhatikan bahwa kesimpulan dalam skripsi tidaklah sama dengan intisari.
Kesimpulan dalam skripsi haruslah memperhatikan interpretasi mengenai implikasi hubungan
dan akibat atau hasil dari segenap uraian yang mendahuluinya. Untuk mengecek ketetapan
dan kewajaran kesimpulan perlu dijawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a. Apakah kesimpulan diperkuat oleh bukti-bukti yang terdapat dalam uraian?
b. Apakah kesimpulan diperoleh dari hasil pertimbangan yang tidak memihak terhadap
data?
c. Apakah kesimpulan terbatas pada uraian yang ada ataukah penulis telah membuat
kesimpulan yang terlalu luas, melebihi batas-batas yang seharusnya?
d. Apakah seluruh kesimpulan merupakan jawaban langsung terhadap masalah dan tujuan
penelitian?
e. Apakah perumusan kesimpulan cukup jelas dan cermat sehingga setiap pembaca dapat
menangkapnya?
Saran harus memiliki keterkaitan dan kesesuaian dengan masalah, uraian dan
kesimpulan. Saran-saran harus merupakan manifestasi dari keinginan penulis untuk sesuatu
yang dianggapnya belum terjadi dan dilaksanakan dan dengan melaksanakan saran-saran itu
penulis mengharapkan bahwa sesuatu yang belum terjadi dapat terwujud. Oleh karena itu
saran-saran adalah hasil pengamatan dari si penulis yang melihat kelemahan-kelemahan yang
berhubungan dengan pokok bahasan.
C. BAGIAN REFERENSI
Bagian referensi biasanya terdiri dari: Daftar pustaka (bibliografi), lampiran
(appendiks) dan indeks.
1. Daftar Pustaka.
Yang dimaksud dengan daftar pustaka adalah suatu daftar yang terinci dan sistematis
menurut abjad semua karya ilmiah yang digunakan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Dalam penulisannya juga dipilah-pilah sesuai dengan kategori, misalkan bagian
buku, artikel, internet, wawancara, dll.
2. Lampiran (jika ada).
Yang dimaksud dalam lampiran ialah Formulir Surat Keterangan, Daftar Pertanyaan,
Daftar Angket, Contoh-contoh Peraturan, Akte Perjanjian, Anggaran Rumah Tangga dan
sebaginya, atau kutipan yang melampaui setengah halaman, peta wilayah penelitian lapangan.
Lampiran biasanya ditandai dengan angka romawi. Contohnya: Lampiran I, Lampiran II dan
seterusnya. Lampiran harus dibatasi.
17
BAB V
CARA MERUJUK KEPUSTAKAAN
c. Jika yang hendak ditekankan adalah penulis dari buku sumber yang digunakan dan bukan
sumber asli, maka pengetikannya harus dibalikkan dari petunjuk di atas, sedangkan
penghubung antara keduanya, untuk buku yang berbahasa asing adalah: “citing” dan
untuk buku yang berbahasa Indonesia ialah “mengutip”.
9. Menyingkat catatan kaki hanya dapat dilakukan bagi informasi kedua dan seterusnya.
Sedangkan untuk informasi pertama harus ditulis lengkap ketentuan yang berlaku bagi
pembuatan catatan kaki. Ada tiga cara menyingkat dengan menggunakan istilah Latin sebagai
berikut:
a. Ibid, dari kata ibidem yang berarti ”di tempat yang sama”. Ibid digunakan apabila sumber
kutipan pertama segera diikuti dengan kutipan berikut yang sumbernya sama (tanpa
diselingi sumber kutipan lain), terdapat pada halaman yang sama, jika tidak pada halaman
yang sama maka harus diikuti nomor halaman. Ibid harus diberi garis bawah.
b. Op.Cit. dari kata opera citato yang berarti “di dalam karya yang telah dikutip”. Op.Cit.
digunakan jika kutipan berasal dari sumber yang sama dengan sumber yang pernah
dikutip, tetapi telah diselingi kutipan dari sumber lain. Pengetikan harus didahului marga
(surname) pengarang, baru diikuti Op.Cit. dan nomor halaman, dan Op.Cit. diberi garis
bawah.
c. Loc.Cit. dari kata loco citato yang berarti “di tempat/bagian yang telah dikutip”, dibuat
sama dengan Op.Cit. tanpa nomor halaman, oleh karena Loc.Cit. berarti di halaman yang
sama dengan kutipan yang telah pernah dikutip. Kata Loc.Cit. diberi garis bawah.
d. Art. Cit. digunakan untuk kutipan dari majalah atau jurnal ini pun juga harus diberi garis
bawah.
2. Jurnal.
¹Johan Dharmawan, “Urea dan TSP di Indonesia dalam Analisis Permintaan
Kuantatif”, Jurnal Argo Ekonomi, No. 2 (1982) hlm. 25.
3. Majalah.
¹Dawam Rahardjo, “Dunia Bisnis di Persimpangan Jalan”, Prisma, Juli 1983, hlm.9.
²Norman O. Brown, “Apocalypse: The Place of Mystery in the Life of the Mind”,
Harper’s, May 1961, p.27.
4. Surat Kabar.
19
a. Berita, dsb.
¹”Angkutan Koran dan Majalah ke Irja Terlambat”, Berita, Suara Pembaruan, 16
Juli 1992, hlm. 1, kol. 9.
b. Tajuk Rencana.
²”Janji Perdamaian Partai Buruh Israel Mulai Mengecewakan”, Tajuk Rencana,
Kompas, 17 Juli 192, hlm. 4, kol. 1-2.
c. Artikel.
³Koentjaraningrat, “Kebudayaan Daerah, Kebudayaan Nasioanl dan Globalisasi”,
Artikel, Kompas, 17 Juli 1992, kol. 3,7.
5. Buku.
³Ibid.
¹D.J. Bogue, Principies of Demography (New York: John Wiley and Son, 1969),
p. 106.
³Bogue, Loc.Cit.
²Van den End, Sejarah Puritanisme (t.t.p.: C.V. Jemmars, t.th.), hlm. 89.
g. Beberapa Jilid.
¹Bambang Sulistyo, Kehidupan Yang Maksimal, 3 Jilid (Bandung: Kalam Hidup,
1999), hlm. 400.
6. Ensiklopedia.
7. Dokumen, dsb.
¹Biro Pusat Statistik Indonesia, Profil Statistik Anak dan Ibu di Indonesia 1977
(Jakarta: BPS, 1978), hlm. 16.
9. Wawancara.
¹Personal Interview With Edward Teller, July 12, 1962.
10. Internet.
¹http://www.microsoft.com/isapi/redir.dll?prd=ie&pver=6&ar=msnhome
C. DAFTAR KEPUSTAKAAN
Daftar kepustakaan atau bibliografi suatu daftar yang terperinci dan sistematis mengenai
buku, artikel dari majalah atau surat kabar, jurnal, buletin, terbitan berkala, hasil penelitian dan
sebagainya yang telah ditelaah untuk menyusun skripsi yang bersangkutan. Untuk bahan bacaan
yang berupa artikel dalam majalah dan surat kabar, juga kamus dan eksiklopedi, jika jumlahnya
sedikit, dapat didaftar menjadi satu dengan daftar buku. Jika jumlahnya banyak maka buku-buku
dibuat daftar sendiri, majalah dan surat kabar dibuat tersendiri, demikian pula untuk kamus dan
ensiklopedi. Daftar kepustakaan harus disusun secara alfabetis, dimulai dengan nama keluarga
penulis, misalnya:
Abineno, J.L. Ch., Liturgi.
Barth, Ch. Theologia Perjanjian Lama.
Tapi perhatikan untuk nama-nama Cina, Korea, Vietnam, nama keluarga biasanya ditulis
lebih dahulu, misalnya
Liem, Khiem Yang.
Kim, Yong-boek.
Beberapa penulis Cina menuliskan nama keluarganya di belakang, seperti nama-nama orang
barat, seperti:
Song, C.S., Allah yang Turut Menderita.
Penulisnya selaras dengan margin kiri dengan spasi tunggal. Jika lebih dari satu baris, maka
baris-baris berikutnya diketik lima ketukan huruf yang berarti dimulai pada ketukan keenam.
1. Buku-buku.
a. Satu Pengarang.
Hayes, William C.,
n.d. Most Ancient Egypt. Ed., Keith C. Seele. Chicago: Univ. Of Chicago Press.
Barth, Ch.,
1985 Teologi Perjanjian Lama. (jilid 3). Jakarta: BPK Gunung Mulia.
8. Jurnal.
Ro, Bong Rin
1995 “Urban Missions: Historical Perspective”. ATA Journal. Vol. 3. No. 2:30-48.
Dharmawan, Johan
1982 “Urea dan TSP di Indonesia dalam Permintaan Kuantitatif”. Jurnal Argo Ekonomi.
No.2
9. Majalah
Dawam, Raharfo M.,
1983 “Dunia Bisnis di Persimpangan Jalan”. Prisma. Juli.
1992 “Janji Perdamaian Partai Buruh Israel Mulai Mengecewakan”. Tajuk Rencana.
Kompas17 Juli
Koentjaraningrat
1992 “Kebudayaan Daerah Kebudayaan Nasional dan Globalisasi”. Artikel. Kompas. 17
Juli
11. Ensiklopedi.
Huygens, Christian
1997 Encyclopedia Britannica.
Bruce, F.F.,
1995 “Yohanes Pembaptis” dalam Douglas J.D., (ed.). Ensiklopedia Alkitab Masa Kini
(terjemahan). Jilid II (M-Z). hlm. 615. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF
12. Dokumen.
Biro Pusat Statistik
1978 Profil Statistik Anak dan Ibu di Indonesia. Jakarta: BPS.
23
14. Wawancara.
Santosa, Amir
1997 Wawancara dengan penulis. Bandung, 8 Agustus.
Teller, Edward,
1995 Personal Interview. USA. July 12.
15. Internet.
http://www.microsoft.com/isapi/redir.dll?prd=ie&pver=6&ar=msnhome
Sulistyo, Bambang
2007 “Kristologi”. Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu. Karanganyar.
18. Alkitab.
1992 Alkitab (terjemahan baru). Jakarta: LAI.
24
YANG HIDUP YANG KUDUS DAN YANG BERKENAN KEPADA ALLAH MENURUT
Skripsi
Skripsi ini diajukan kepada Sekolah Tinggi Teologi Anugerah Alianse Semarang
untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mencapai
gelar Sarjana Teologi
Oleh:
ROBERT JOHANES
NIM : 2017.1.000001
25
Dosen pembimbing telah menerima hasil penelitian yang berjudul MAKNA UNGKAPAN
KUDUS DAN YANG BERKENAN KEPADA ALLAH MENURUT ROMA 12:1 DAN
diserahkan oleh ROBERT JOHANES untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mencapai
SEMARANG
Dosen Pembimbing
Setelah memeriksa dan meneliti secara seksama serta mengetahui seluruh proses penelitian
dan cara penyusunan skripsi yang dilakukan oleh ROBERT JOHANES yang berjudul MAKNA
YANG KUDUS DAN YANG BERKENAN KEPADA ALLAH MENURUT ROMA 12:1 DAN
APLIKASINYA BAGI PENYEMBAHAN ORANG PERCAYA maka dengan ini dinyatakan bahwa
skripsi ini diterima dan disahkan sebagai bagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar
Ketua
27
CONTOH ABSTRAKSI
Abstraksi adalah gambaran secara ringkas dari keseluruhan isi skripsi. Judul skripsi ini
adalah: RELEVANSI CARA HIDUP SEORANG ISTRI MENURUT 1 PETRUS 3:1-6 BAGI IBU
RUMAH TANGGA KRISTEN.
Allah adalah inisiator dalam menyelenggarakan lahirnya keluarga manusia. sebagai inisiator
Allah dalam Firmannya memberikan aturan dan batasan yang tegas tentang kehidupan keluarga.
Aturan yang ada dalam Alkitab bertujuan untuk menciptakan dan melangsungkan keharmonisan
dalam berkeluarga.
Cara hidup 1 Petrus 3:1-6 disuguhkan oleh rasul Petrus dengan bantuan Silas khusus
ditujukan kepada para istri. Suami dalam tulisan ini dimunculkan Petrus sebagai dampak dari cara
hidup istri. Cara hidup yang benar dari tulisan Petrus jika diaplikasikan akan memiliki kuasa
mengubahkan perilaku suami. Perubahan perilaku suami dicantumkan dengan sangat tegas pada sisi
keselamatan dan moralitasnya. Indikasi ini jelas merupakan rumusan pasti dari Petrus untuk
membina keharmonisan keluarga. Berita Petrus ini mengindikasikan kepastian dalam perjalanan
sebuah keluarga yang harmonis.
Esensi atau hakikat cara hidup yang luar biasa ini terletak pada sisi moral istri. Moralitas istri
yang disebutkan sebagai perhiasan batiniah ini tidak dapat dilihat oleh orang lain termasuk suami.
Moralitas yang berkualitas ini akan dirasakan oleh suami ketika istrinya menrefleksikan dalam
bentuk cara hidup yang konkrit dan praktis di kehidupan sehari-hari. Cara hidup yang dimunculkan
itu berupa penghormatan istri pada otoritas suami. Ketetapan ini harus diterima istri secara sukarela
sebab Allah menentukan suami sebagai kepala keluarga. Istri juga harus bertindak murni dan bersih
yang mengindikasikan pada kualitas integritas yang baik. Kemurnian ini dipastikan akan membawa
hasil penghormatan dari suaminya. Istri juga harus merefleksikan tindakan yang sabar, lembut, halus,
dan tenang. Tindakan-tindakan ini lebih penting dan berkuasa dibandingkan dengan penampilan
lahiriah. Akhirya Petrus juga perlu memberikan nasihat seorang istri harus menunjukkan perbuatan
baiknya. Perbuatan baik istri akan menghasilkan keuntungan bagi seluruh anggota keluarga.
Cara hidup menurut 1 Petrus 3:1-6 masih relevan dengan kehidupan ibu rumah tangga
Kristen masa kini. Pergeseran nilai yang ada di dunia ini seakan-akan lebih mementingkan
penampilan lahiriah harus diantisipasi baik oleh ibu rumah tangga Kristen. Antisipasi yang sangat
diperlukan adalah ketekadan dan komitmen dari para ibu itu sendiri. Bentuk konkrit dari ketekadan
dan komitmen itu secara umum dapat dilakukan dalam konteks yang ada. Secara umum skripsi ini
memberikan relevansinya dalam bentuk hubungan seksual dengan suami, mendidik anak, mengatur
rumah tangga, komunikasi, dan pelayanan atau pekerjaan. Bentuk kaitan ini dipilih sebagai bagian
kehidupan ibu rumah tangga Kristen yang tidak dapat dihindari.
Kata Kunci: Relevansi, Cara Hidup, 1 Petrus 3:1-6, Ibu Rumah Tangga, Kristen.
28
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yesus atas semua berkat dan pertolongannya
selama mengerjakan skripsi ini. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah ambil
1. Dr. dr. Pik Jiang, M.Th. dan jararannya selaku Ketua Pengurus Yayasan Gereja Indonesia
2. Bambang Sulistyo, M.Div., M.Th. selaku Ketua, orangtua rohani, dan pembimbing.
7. Seluruh dosen dan staf yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis dan pengertiannya
8. Seluruh keluarga tercinta yang sering menjadi inspirasi serta semangat dalam menyelesaikan
skripsi ini.
9. Seluruh mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi Anugerah Alianse Semarang yang memberikan andil
dalam pengisian angket dan dorongannya sehingga sangat menolong dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis
Robert Johanes
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
31
Tabel Halaman
Gambar Halaman
Lampiran Halaman
A. BUKU
1997 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Arikunto, Suharsimi,
2005 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Bineka Cipta.
Baker, David L.
2003 Roh Dan Kerohanian. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Baker, Philip,
2005 Secrets of Super Achievers. Surabaya: Sangkakala Media Publising.
Blaimmeres, Herry,
1988 Recoering The Christian Mind Doluner. Grove, IL : Intervasity Press.
Browning, W. R. F.,
2007 Kamus Alkitab. Jakarta:Gunung Mulia.
Chan, Simon,
2002 Spiritual Theology. Jogjakarta: ANDI.
35
Chamblin, J. Knox,
2008 Paulus Dan Diri. Surabaya: Momentum.
Chapman, Adina,
T.th. Pengantar Perjanjian Baru. Bandung: Kalam Hidup.
Drane, John,
2001 Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Fengky, M.,
2001 Pencuri Tahta Allah. Surabaya: Galilea Ministri.
Gibbs, Eddie,
2010 Kepemimpinan Gereja Masa Mendatang. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Groenen, C.,
1984 Pengantar Ke Dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius.
Guthrie, Donald,
1995 Teologi Perjanjian Baru 1. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Hinckley, K.C.,
1996 Kehidupan Kristen. Bandung: Kalam Hidup.
Hardono, Timotius,
2000 Penginjilan. Jakarta: Bethany Bible College.
Juanda,
2006 Iman Yang Berwawasan. Bandung: Kalam Hidup.
36
Kartono, Kartini,
1988 Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta: CV Rajawali.
Ladd, George Eldon,
1999 Teologi Perjanjian Baru. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.
LaHaye, Tim,
2003 Temperamen Yang Diubahkan. Surabaya: YAKIN.
Lowery, T.L.,
2008 Bangkitnya Satu Kerajaan Dunia. Jakarta: Shofar Media Ministry.
Marxsen, Willi,
1996 Pengatar Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
McGrath, Alister E.
1997 Sejarah Pemikiran Reformasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Nazir, Mohammad,
2005 Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Noordegraaf, A.,
2004 Orientasi Diakonia Gereja (Teologi dalam Perspektif Reformasi. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Orton, David,
2005 Ular-ular Dalam Gereja. Jogjakarta: ANDI.
Piper, John,
2001 Jadikan Sekalian Bangs Bersuka Cita. Bandung: Lembaga Literatur Baptis.
Sidjabat, D.S.,
T.th. Menjadi Guru Profesional Sebuah Perspektif Kristiani. Bandung: Kalam Hidup.
37
Soedarmo, R.,
1996 Kamus Istilah Teologi. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Sulistyo, Bambang,
2010 Diktat Sekte-sekte Kristen. Karanganyar: STT Tawangmangu.
Susanto, A.Hasan,
2004 Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia. Jakarta: LAI.
Tomatala, Y.,
1993 Penatalayanan Gereja Yang Efektif Di Dunia Modern. Malang: Gandum Mas.
Tong, Stephen,
2005 Seni Membentuk Karakter Kristen. Surabaya: Momentum.
Tirtamiharja, Samuel,
2007 Pemimpin Adalah Pemimpi. Tanggerang: Yayasan Yaski.
Wahono, S. Wismoady,
1986 Di Sini Kutemukan. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Warren, Rick,
2004 The Purpose Driven Life. Malang: Gandum Mas.
Wongso, Peter,
T.th. Penjelasan Tentang pengakuan-Pengakuan Iman Kristen. Malang: SAAT.
B. ENSIKLOPEDI
38
Bruce, F.F.,
1995 Ensiklopedi Alkitab Masa Kini. Jilid 1. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih.
2008a Ensiklopedi Alkitab Masa Kini. Jilid 2. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih.
C. SURAT KABAR
D. INTERNET
http://www.sarapanpagi.org/kepemimpinan-imam-vt959.html
http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=penatua
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=44&chapter=20&verse=17
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=44&chapter=20&verse=17
E. AUDIO
F. ARTIKEL
Lampiran: Contoh Halaman Judul Makalah Reflektif, Integraftif, dan Tinjauan Buku.
BAB I
PENDAHULUAN